LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN"

Transkripsi

1

2

3

4

5 LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN

6 LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 BANGUNAN JALAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN 1

7 LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 BANGUNAN JALAN A. LATAR BELAKANG Periode RPJPN ke-3 tahun merupakan periode yang sangat menentukan dalam pencapaian target pembangunan RPJPN Pelaksanaan RPJPN ke-3 sedang ditindaklanjuti oleh RPJMN , yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun RPJM ke-3 ( ) lebih fokus pada upaya pemantapan pembangunan secara menyeluruh berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Program sektor transportasi bidang infrastruktur jalan dalam RPJMN menargetkan pembangunan jalan sepanjang 2650 km. Nawacita Presiden Jokowi-JK juga mengagendakan program yang terkait dengan pembangunan dan pengembangan infrastruktur jalan yaitu agenda pembangunan dan pengembangan transprotasi jalan mendukung produktivitas rakyat dan daya saing internasional. Pemerintah juga telah menetapkan rencana percepatan pembangunan infratstruktur strategis melalui Peraturan Presiden Nomor 03 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang termasuk didalamnya pembangunan infrastrutkur jalan nasional strategis Kebijakan percepatan pembangunan, khususnya pembangunan infrastrukur jalan yang telah ditetapkan, menuntut pengambil kebijakan harus bekerja secara cepat, tepat dan akurat agar target percepatan pembangunan jalan tersebut dapat tercapai. Pengambilan kebijakan secara cepat, tepat dan akurat sangat baik jika didukung oleh sebuah tools yang mempertimbangkan aspek readiness criteria (kriteria kesiapan), aspek teknis, aspek spasial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek polhankam. Pemilihan program prioritas pembangunan jalan dengan menggunakan software E-Program Pembangunan Jalan dapat memberikan perubahan yang sangat signifikan terutama perubahan terhadap efisiensi pergerakan penyelenggara jalan yang saat ini masih sangat massif. Selain itu, Penerapan E- Program Pembangunan Jalan yang handal dan teruji dapat menjadi sebuah inovasi yang sangat baik karena dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur jalan secara nyata dan memiliki justifikasi yang bersifat komprehensif yang mempertimbangkan aspek teknis, aspek spasial, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek polhankam. 2

8 LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 BANGUNAN JALAN Dengan pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan tersebut di atas, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Penyusunan Program Prioritas Pembangunan Jalan B. MAKSUD Panduan ini dimaksudkan sebagai acuan dalam menentukan program prioritas pembangunan jalan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. C. SASARAN Terwujudnya penyusunan program prioritas pembangunan jalan yang lebih akurat sesuai kebutuhan lapangan yang mempertimbangkan berbagai kriteria secara lebih komprehensif. D. MANFAAT Manfaat yang diharapkan dari penerapan metode teknis pemilihan program prioritas pembangunan jalan nasional dalam rangka capaian Renstra Ditjen Bina Marga yang efektif dan efisien, adalah: 1. Pengalokasian dana pembangunan jalan nasional dapat dilakukan lebih obyektif dengan bantuan metode penilaian rangking kebutuhan program prioritas dengan analisis multikriteria (teknis, spasial, ekonomi, sosial budaya, polhankam, dan lingkungan), serta ketersediaan, kelengkapan dan legalitas dokumen Readiness Criteria yang didukung data teknis yang akurat. 2. Pengalokasian dana pembangunan jalan nasional pada tiap provinsi sesuai kebutuhan program prioritas (money follow programme) bukan money follow function, yang mempertimbangkan analisis multikriteria. 3. Perencanaan cost program pembangunan jalan nasional dapat ditentukan lebih akurat. E. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dalam Petunjuk Teknis Penyusunan Program Prioritas Pembangunan Jalan menjelaskan tentang : 1. Tata cara penilaian kuantitatif kelengkapan readiness criteria (kriteria tingkat kesiapan pembangunan jalan); (Lampiran I) 2. Tata cara penilaian kuantitatif multi criteria (teknis, spasial/keruangan, ekonomi, sosial, lingkungan, dan polhankam); (Lampiran II) 3. Tata cara penerapan aplikasi E-program prioritas pembangunan jalan; (Lampiran III) 3

9 LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 BANGUNAN JALAN 4. Aplikasi E-Program dalam penentuan prioritas pembangunan jalan; (Lampiran IV) Sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini. 4

10 LAMPIRAN I TATA CARA PENILAIAN KUANTITATIF KELENGKAPAN READINESS CRITERIA (KRITERIA TINGKAT KESIAPAN PEMBANGUNAN JALAN)

11 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 TATA CARA PENILAIAN KUANTITATIF KELENGKAPAN READINESS CRITERIA (KRITERIA TINGKAT KESIAPAN PEMBANGUNAN JALAN) Tata cara penilaian kelengkapan readiness criteria (dokumen kesiapan pendukung) melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Penetapan jenis dokumen yang masuk dalam kategori dokumen readiness criteria (tingkat kesiapan). Dokumen yang ditetapkan sebagai dokumen readiness criteria terdiri dari 10 jenis dokumen yang antara lain: (a) Ketersediaan Renstra Ditjen. Bina Marga yang berlaku (b) Ketersediaan dokumen studi Pra-FS dan/atau FS (c) Ketersediaan dokumen Detail Engineering Design (DED) (d) Ketersediaan dokumen hasil Audit Keselamatan Jalan (AKJ) (e) Ketersediaan dokumen lingkungan (f) Ketersediaan dokumen pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan (g) Ketersediaan dokumen izin pemanfaatan kawasan untuk pembangunan jalan (h) Ketersediaan dokumen RKAKL (i) Ketersediaan dokumen hasil review perkiraan biaya pelaksanaan (j) Ketersediaan dokumen lelang 2. Penentuan bobot tiap readiness criteria di 34 provinsi untuk mendukung proses penentuan program prioritas pembangunan jalan dapat dilihat dalam aplikasi e- program. 3. Penetapan indikator untuk penilaian kelengkapan dokumen readiness criteria dalam bentuk indikator kuantitatif. Indikator kuantitatif tiap dokumen readiness criteria sebagaimana dapat dilihat pada Tabel Penilaian kuantitatif kelengkapan readiness criteria (dokumen kesiapan pendukung) dengan memilih skor dengan skala 1 (satu) sampai 4 (empat) disesuaikan dengan indikator skor dalam Tabel 1. Penilaian kuantitatif kelengkapan readiness criteria diikuti dengan pembuktian secara fisik terhadap dokumen readiness criteria. 5

12 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 1. Indikator skor tiap readiness criteria No. Readiness Criteria Indikator Skor Penilaian Readiness Criteria 1 Ketersediaan Renstra Ditjen. Bina Marga yang berlaku (1) Rencana jalan baru tidak terprogram dalam RENSTRA Ditjen Bina Marga yang berlaku (2) Rencana jalan baru terprogram prioritas ketiga (tahun ke-5) dalam program RENSTRA Ditjen Bina Marga yang berlaku (3) Rencana jalan baru terprogram prioritas kedua (tahun ke-3/ke-4) dalam program RENSTRA Ditjen Bina Marga yang berlaku (4) Rencana jalan baru terprogram prioritas utama (tahun ke-1/ke-2) program RENSTRA Ditjen Bina Marga yang berlaku (1) Rencana jalan baru belum dilengkapi studi Pra-FS dan/atau studi FS Ketersediaan (2) Rencana jalan baru sedang diusulkan untuk studi Pra-FS dan/atau studi FS 2 dokumen studi Pra- (3) Rencana jalan baru sedang proses dilakukan studi Pra-FS dan/atau studi FS FS dan/atau FS (4) Rencana jalan baru telah dilengkapi dokumen Pra-FS dan/atau FS Ketersediaan (1) Rencana jalan baru belum diusulkan dalam penyusunan DED 3 dokumen Detail (2) Rencana jalan baru sedang diusulkan untuk pelaksanaan penyusunan DED Engineering Design (3) Rencana jalan baru sedang dilakukan proses penyusunan DED (DED) (4) Rencana jalan baru sudah dilengkapi dokumen DED Ketersediaan (1) Rencana jalan baru belum memiliki dokumen hasil audit keselamata DED 4 dokumen hasil Audit (2) Rencana jalan baru sedang diusulkan untuk pelaksanaan audit keselamatan DED Keselamatan Jalan (3) Rencana jalan baru sedang dilakukan proses audit keselamatan jalan DED (AKJ) (4) Rencana jalan baru sudah dilengkapi dokumen hasil audit keselamatan DED 6

13 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 1. Indikator skor tiap readiness criteria No. Readiness Criteria Indikator Skor Penilaian Readiness Criteria (1) Rencana jalan baru belum memiliki dokumen AMDAL (ANDAL, RKL, RPL) 5 Ketersediaan (2) Rencana jalan baru sedang diusulkan untuk penyusunan studi AMDAL dokumen AMDAL (3) Rencana jalan baru sedang dilakukan proses penyusunan studi AMDAL (4) Rencana jalan baru sudah dilengkapi dokumen AMDAL 6 Ketersediaan dokumen pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan (1) Rencana jalan baru belum memiliki dokumen pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan (2) Rencana jalan baru sedang diusulkan untuk pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan (3) Rencana jalan baru sedang dilakukan proses pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan (4) Rencana jalan baru telah dilengkapi dokumen pembebasan lahan dan ganti rugi bangunan (1) Rencana jalan baru belum memiliki dokumen izin pemanfaatan kawasan untuk pembangunan jalan Ketersediaan (2) Rencana jalan baru sedang dalam persiapan pengajuan izin pemanfaatan kawasan untuk pembangunan dokumen izin jalan 7 pemanfaatan (3) Rencana jalan baru sedang dalam proses pengajuan izin pemanfaatan kawasan untuk pembangunan kawasan untuk jalan pembangunan jalan (4) Rencana jalan baru telah dilengkapi dokumen izin pemanfaatan kawasan untuk pembangunan jalan (1) Rencana jalan baru tidak terprogram dalam dokumen RKAKL 8 Ketersediaan (2) Rencana jalan baru terprogram prioritas ketiga (tahun ke-5) dalam dokumen RKAKL dokumen RKAKL (3) Rencana jalan baru terprogram prioritas kedua (tahun ke-3/ke-4) dalam dokumen RKAKL (4) Rencana jalan baru terprogram prioritas utama (tahun ke-1/ke-2) dalam dokumen RKAKL 9 Ketersediaan (1) Rencana jalan baru belum dilengkapi dokumen hasil review perkiraan biaya pelaksanaan dokumen hasil (2) Rencana jalan baru sedang diusulkan untuk pelaksanaan review perkiraan biaya pelaksanaan 7

14 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 1. Indikator skor tiap readiness criteria No. Readiness Criteria Indikator Skor Penilaian Readiness Criteria review perkiraan biaya pelaksanaan (3) Rencana jalan baru sedang proses dilakukan review perkiraan biaya pelaksanaan (4) Rencana jalan baru sudah dilengkapi dokumen hasil review perkiraan biaya pelaksanaan (1) Rencana jalan baru belum dilengkapi dokumen lelang 10 Ketersediaan (2) Rencana jalan baru diusulkan untuk penyiapan dokumen lelang dokumen lelang (3) Rencana jalan baru sedang proses penyiapan dokumen lelang (4) Rencana jalan baru telah dilengkapi dokumen lelang 8

15 LAMPIRAN II TATA CARA PENILAIAN KUANTITATIF MULTI CRITERIA (TEKNIS, SPASIAL/KERUANGAN, EKONOMI, SOSIAL, LINGKUNGAN DAN POLHANKAM)

16 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 TATA CARA PENILAIAN KUANTITATIF MULTI CRITERIA (TEKNIS, SPASIAL/ KERUANGAN, EKONOMI, SOSIAL, LINGKUNGAN, DAN POLHANKAM) Tata cara penilaian kuantitatif multi criteria (teknis, spasial/keruangan, ekonomi, sosial, lingkungan, dan polhankam melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Penetapan jenis kriteria dan sub kriteria tingkat kebutuhan yang dipertimbangkan dalam menentukan dan memilih program prioritas pembangunan jalan yaitu: (a) kriteria teknis, yang terdiri dari 8 (delapan) sub kriteria berikut: (1) Kondisi geometrik rencana rute jalan baru (2) Kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru (3) Kondisi potensi kegempaan koridor jaringan jalan baru (4) Kondisi ketersediaan quarry terhadap rencana rute jalan baru (5) Integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting (6) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap travel time jaringan jalan eksisting (7) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap V/C ratio jaringan jalan eksisting (8) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap kemantapan jaringan jalan eksisting (b) kriteria tata ruang, yang terdiri dari sub kriteria: (1) Fungsi ruas jalan baru sebagai JAP/JKP-1 yang menghubungkan antar super node (2) Keterhubungan rute jalan baru terhadap simpul transportasi nasional (3) Kesesuaian rute jalan baru terhadap RTRW (4) Peran rute jalan baru terhadap pengembangan KSPN (5) Peran rute jalan baru terhadap pengembangan KEK (6) Peran rute jalan baru terhadap pengembangan daerah pinggiran (c) kriteria ekonomi, yang terdiri dari sub kriteria: (1) Indikasi risiko pembebasan lahan trase jalan baru (2) Indikasi risiko ganti rugi bangunan rencana trase jalan baru (3) Indikasi pembiayaan pembangunan konstruksi jalan baru (4) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap Biaya Operasional Kendaraan (BOK) (5) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap peningkatan harga lahan di luar rumija 9

17 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (6) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap distribusi komoditi pertanian (d) kriteria sosial, yang terdiri dari sub kriteria: (1) Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap solusi konflik social (2) Indikasi pengaruh jalan baru terhadap pengembangan kawasan sentra seni dan budaya (3) Indikasi sinergitas pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap kebijakan dan kearifan local (4) Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap pengurangan kantong kemiskinan (5) Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap restorasi karakter bangsa dan peningkatan IPM (e) kriteria lingkungan, yang terdiri dari sub kriteria: (1) Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap kualitas udara (2) Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap fungsi lahan (3) Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan hutan lindung (4) Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan konservasi sumber daya alam (5) Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan cagar budaya dan suaka alam (6) Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan sempadan sungai dan danau (f) kriteria polhankam, yang terdiri dari sub kriteria: (1) Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap Kebijakan Pemerintah (2) Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap kesepakatan geopolitik (3) Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan (4) Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupaten/ kota) 10

18 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/ Penentuan bobot tiap kriteria (teknis, spasial/keruangan, ekonomi, sosial, lingkungan, dan polhankam) di 34 provinsi untuk mendukung proses penentuan program prioritas pembangunan jalan dalam aplikasi E-Program Pembangunan. 3. Penetapan indikator penilaiansub kriteriadalam tiap kriteria (teknis, spasial/ keruangan, ekonomi, sosial, lingkungan, dan polhankam) dinyatakan dalam bentuk indikator kuantitatif sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2sampaiTabel 7. 11

19 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 2. Indikator skor tiap sub kriteria dalam teknis No Sub Kriteria Teknis Kondisi geometrik rencana rute jalan baru Kondisi fisiografi wilayah koridor jaringan jalan baru Kondisi potensi kegempaan koridor jaringan jalan baru Kondisi ketersediaan quarry terhadap rencana rute jalan baru Integrasi rencana rute jalan baru terhadap jaringan jalan eksisting Indikator Skor Sub-Kriteria (1) > 7 lokasi tanjakan kritis (grade >10%) tiap 10 km; > 10 lokasi tikungan kritis (R < 80 m) tiap 10 km (2) 5-7 lokasi tanjakan kritis (grade >10%) tiap 10 km; 6-10 lokasi tikungan kritis (R < 80 m) tiap 10 km (3) 1-4 lokasi tanjakan kritis (grade > 0%) tiap 10 km; 1-5 lokasi tikungan kritis (R < 80 m) tiap 10 km (4) Tidak terdapat lokasi tanjakan kritis (grade >10%); tidak terdapat lokasi tikungan kritis (R < 80 m) (1) < 25% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar (2) 25% - 50% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar (3) 50% - 75% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar (4) > 75% koridor jaringan jalan baru melintasi medan datar (1) < 25% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat kegempaan < 0,7 g (skala PGA) (2) 25% - 50% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat kegempaan < 0,7 g (skala PGA) (3) 50% - 75% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat kegempaan < 0,7 g (skala PGA) (4) > 75% koridor jaringan jalan baru melintasi kawasan dg tingkat kegempaan < 0,7 g (skala PGA) (1) Jarak quarry terhadap lokasi jalan baru >100 km (2) Jarak quarry terhadap lokasi jalan baru km (3) Jarak quarry terhadap lokasi jalan baru km (4) Jarak quarry terhadap lokasi jalan baru < 20 km (1) Tidak terintegrasi terhadap jaringan jalan eksisting (2) Terintegrasi terhadap jar. jln eksisting tetapi mendukung peningkatan konektivitas lokal (3) Terintegrasi terhadap jaringan jalan eksisting dan mendukung peningkatan konektivitas wilayah (4) Terintegrasi terhadap jar. jln eksisting dan mendukung peningkatan konektivitas nasional 12

20 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 2. Indikator skor tiap sub kriteria dalam teknis No Sub Kriteria Teknis Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap travel time jaringan jalan eksisting Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap V/C ratio jaringan jalan eksisting Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap kemantapan jaringan jalan eksisting Indikator Skor Sub-Kriteria (1) Tidak menurunkan travel time jaringan jalan eksisting (2) Menurunkan travel time < 10% travel time jaringan eksisting (3) Menurunkan travel time 10%-25% travel time jaringan eksisting (4) Menurunkan travel time > 25% travel time jaringan eksisting (1) Jalan baru berperan mengakses kawasan terisolir dan/atau terpencil, tetapi tidak menurunkan V/C ratio jaringan jalan eksisting (2) Jalan baru berperan sebagai lintas alternatif terhadap jalan lama, sehingga dapat menurunkan V/C ratio jaringan jalan eksisting (3) Jalan baru berperan menghubungkan missing link pada lintas penting, sehingga dapat menurunkan V/C ratio jaringan jalan eksisting (4) Jalan baru berperan sebagai By Pass dan/atau Ring Road, sehingga menurunkan V/C ratio jaringan jalan eksisting sangat signifikan (1) Jalan baru berperan mengakses kawasan terisolir atau daerah pinggiran, tetapi tidak menguraikan lalu lintas kendaraan berat pada jaringan jalan eksisting dan tidak berpengaruh terhadap kemantapan jaringan jalan eksisting (2) Jalan baru berperan sebagai lintas alternatif terhadap jalan lama, sehingga dapat menguraikan volume kendaraan berat dan sangat berpotensi menurunkan laju kerusakan struktural jalan (3) Jalan baru berperan menghubungkan missing link pada lintas penting, sehingga dapat menguraikan volume kendaraan berat dan berpotensi menurunkan laju kerusakan struktural jaringan jalan eksisting (4) Jalan baru berperan sebagai By Pass dan/atau Ring Road, sehingga dapat menguraikan volume kendaraan berat dan menurunkan laju kerusakan struktural jaringan jalan eksisting 13

21 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 3. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria spasial No Sub Kriteria Spasial Fungsi ruas jalan baru sebagai JAP/JKP-1 yang menghubungkan antar super node Keterhubungan rute jalan baru terhadap simpul transportasi nasional Kesesuaian rute jalan baru terhadap RTRW Peran rute jalan baru terhadap pengembangan Indikator Skor Sub-Kriteria (1) Tidak menghubungkan antar pusat kegiatan nasional/wilayah maupun simpul transportasi (2) JAP: Menghubungkan antara PKW dan Pelabuhan Utama/Pengumpul, antara PKW dan Bandara Pengumpul Primer/ Sekunder/Tersier (3) JKP-1: Menghubungkan antara PKSN dan pusat kegiatan lainnya (4) JAP: Menghubungkan antara PKN dan Pelabuhan Utama/Pengumpul, antara PKN dan Bandara Pengumpul Primer/Sekunder/Tersier, dan antar ibukota provinsi (5) JKP-1: Menghubungkan antara PKN dan/atau PKW dengan Kawasan Strategis Nasional (KEK, KI, KSPN, WPS); antar PKSN dalam satu kawasan perbatasan negara; dan menghubungkan antar PKW (6) Menghubungkan antar PKN, antara PKN dan PKW (1) Tidak mendukung akses menuju simpul transportasi (2) Mendukung akses menuju pelabuhan pengumpan dan/atau bandara pengumpul tersier (3) Mendukung akses menuju pelabuhan pengumpul dan/atau bandara pengumpul sekunder (4) Mengakses langsung pelabuhan utama dan/atau bandara pengumpul primer (1) Tidak sesuai RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kab/Kota (2) Tidak sesuai RTRWN tetapi sesuai RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kab/Kota (3) Sesuai RTRWN tetapi kurang didukung RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kab/Kota (4) Sesuai RTRWN, RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kab/Kota (1) Belum mendukung pengembangan KSPN (2) Mendukung akses alternatif menuju KSPN (3) Mendukung akses utama menuju KSPN 14

22 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 3. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria spasial No. 5 6 Sub Kriteria Spasial KSPN Peran rute jalan baru terhadap pengembangan KEK Peran rute jalan baru terhadap pengembangan daerah pinggiran Indikator Skor Sub-Kriteria (4) Mengakses langsung menuju KSPN (1) Tidak mendukung pengembangan KEK (2) Mendukung akses alternatif menuju KEK (3) Mendukung akses utama menuju KEK (4) Mengakses langsung KEK (1) Tidak mendukung pengembangan daerah pinggiran (kawasan perbatasan, kawasan terisolir, dan pulau terluar) (2) Mendukung akses alternatif menuju kawasan perbatasan dan/ataukawasan terisolir (3) Mendukung akses utama menuju kawasan perbatasan dan/atau kawasan terisolir (4) Mengakses langsung kawasan perbatasan dan/atau kawasan terisolir serta pulau terluar Tabel 4. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria ekonomi No. 1 2 Sub Kriteria Aspek Ekonomi Indikasi risiko pembebasan lahan trase jalan baru Indikasi risiko ganti rugi bangunan rencana trase jalan baru Indikator Skor Sub-Kriteria (1) Estimasi biaya pembebasan lahan > 75% dari biaya konstruksi jalan (2) Estimasi biaya pembebasan lahan 50%-75% dari biaya konstruksi jalan (3) Estimasi biaya pembebasan lahan 25%-50% dari biaya konstruksi jalan (4) Estimasi biaya pembebasan lahan < 25% dari biaya konstruksi jalan (1) Estimasi biaya ganti rugi bangunan > 75% dari biaya konstruksi jalan (2) Estimasi biaya ganti rugi bangunan 50%-75% dari biaya konstruksi jalan (3) Estimasi biaya ganti rugi bangunan25%-50% dari biaya konstruksi jalan (4) Estimasi biaya ganti rugi bangunan < 25% dari biaya 15

23 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 4. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria ekonomi No Sub Kriteria Aspek Ekonomi Indikasi pembiayaan pembangunan konstruksi jalan baru Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap peningkatan harga lahan di luar rumija Indikator Skor Sub-Kriteria konstruksi jalan (1) Sangat mahal : HPS tiap km panjang jalan baru dengan lebar 7,0 m > 20 M (2) Mahal : HPS tiap km panjang jalan baru dengan lebar 7,0 m : 15 M - 20 M (3) Cukup mahal : HPS tiap km panjang jalan baru dengan lebar 7,0 m : 10 M - 15 M (4) Belum mahal : HPS tiap km panjang jalan baru dengan lebar 7,0 m < 10 M (1) Jalan baru berperan sebagai lintas alternatif terhadap jalan lama, sehingga dapat menguraikan volume lalu lintas jaringan eksisting dan berpotensi menurunkan BOK jaringan jalan eksisting (2) Jalan baru berperan menghubungkan missing link pada lintas penting, sehingga dapat menguraikan volume lalu lintas jaringan eksisting dan berpotensi menurunkan BOK jaringan jalan eksisting (3) Jalan baru berperan sebagai By Pass dan/atau Ring Road yang dapat menguraikan volume lalu lintas jaringan jalan eksisting, sehingga menurunkan BOK jaringan jalan eksisting (4) Jalan baru berperan mengakses kawasan terisolir atau daerah pinggiran yang sebelumnya diakses jalan tanah dan/atau jalan lingkungan, sehingga berpengaruh signifikan dalam menurunkan BOK jaringan jalan eksisting (1) Harga pasar lahan mengalami peningkatan < 100% terhadap NJOP-nya (2) Harga pasar lahan mengalami peningkatan % terhadap NJOP-nya (3) Harga pasar lahan mengalami peningkatan % terhadap NJOP-nya (4) Harga pasar lahan mengalami peningkatan > 500% terhadap NJOP-nya 16

24 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 4. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria ekonomi No. 6 Sub Kriteria Aspek Ekonomi Indikasi pengaruh pengoperasian jalan baru terhadap distribusi komoditi pertanian Indikator Skor Sub-Kriteria (1) Jalan baru tidak mengakses kawasan pertanian produktif dan distribusi komoditi pertanian tidak mengalami percepatan (2) Jalan baru terintegrasi dengan jalan daerah yang mengakses kawasan pertanian produktif, sehingga distribusi komoditi pertanian dengan jalan baru mengalami percepatan. (3) Jalan baru mengakses secara langsung kawasan pertanian produktif, yang sebelumnya telah terhubung dengan jalan daerah, sehingga distribusi komoditi pertanian dengan jalan baru mengalami percepatan yang cukup signifikan (4) Jalan baru sangat berperan mengakses kawasan pertanian produktif, yang sebelumnya tidak memiliki jalan akses, sehingga distribusi komoditi pertanian mengalami percepatan. Tabel 5. Indikator skor tiap sub kriteria dalam tiap kriteria soasial No. Sub Kriteria Sosial Indikator Skor Sub-Kriteria Indikasi pengaruh (1) Jalan baru berdampak terjadinya konflik sosial pada saat prakonstruksi, pembangunan pelaksanaan konstruksi, dan pasca konstruksi dan (2) Jalan baru berdampak terjadinya konflik sosial pada saat 1 pengoperasian pasca konstruksi jalan baru (3) Jalan baru berdampak terjadinya konflik sosial pada saat prakonstruksi terhadap solusi dan pelaksanaan konstruksi konflik sosial (4) Jalan baru tidak berdampak terjadinya konflik sosial (1) Jalan baru tidak mendukung akses menuju kawasan sentra Indikasi pengaruh seni dan budaya jalan baru (2) Jalan baru mendukung akses alternatif menuju kawasan sentra 2 terhadap seni dan budaya pengembangan (3) Jalan baru mendukung akses utama menuju kawasan sentra kawasan sentra seni dan budaya seni dan budaya (4) Jalan baru mengakses langsung kawasan sentra seni dan budaya 3 Indikasi (1) Jalan baru bertentangan dengan kebijakan pemerintah daerah 17

25 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 5. Indikator skor tiap sub kriteria dalam tiap kriteria soasial No. 4 5 Sub Kriteria Sosial sinergitas pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap kebijakan dan kearifan lokal Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap pengurangan kantong kemiskinan Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap restorasi karakter bangsa dan peningkatan IPM Indikator Skor Sub-Kriteria dan kearifan lokal (2) Jalan baru tidak didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan kearifan lokal (3) Jalan baru didukung oleh kebijakan pemerintah daerah atau kearifan lokal (4) Jalan baru didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan kearifan lokal (1) Jalan baru tidak mendukung akses kawasan terisolir dan kantong kemiskinan (2) Jalan baru kurang terintegrasi dengan kawasan terisolir dan kantong kemiskinan (3) Jaalan baru terintegrasi langsung dg akses kawasan terisolir dan kantong kemiskinan (4) Jalan baru mengakses langsung kawasan terisolir dan kantong kemiskinan (1) Jalan baru tidak mendukung akses kawasan yang belum memiliki infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan fasilitas sosial budaya (2) Jalan baru kurang terintegrasi dengan kawasan yang belum memiliki infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan fasilitas sosial budaya (3) Jalan baru terintegrasi langsung dg akses kawasan yang belum memiliki infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan fasilitas sosial budaya (4) Jalan baru berakses langsung dengan kawasan yang belum memiliki infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan fasilitas sosial budaya 18

26 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel6. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria lingkungan No Sub Kriteria Lingkungan Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap kualitas udara Indikasi pengaruh pembangunan dan pengoperasian jalan baru terhadap fungsi lahan Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan hutan lindung Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap Indikator Skor Sub-Kriteria (1) Tidak berperan dalam mendistribusikan volume lalu lintas khususnya angkutan barang dari jalan eksisting ke ruas jalan baru (2) Mendistribusikan <20% volume lalu lintas terutama kendaraan angkutan barang di jalan eksisting ke ruas jalan baru yang berdampak signifikan meningkatkan kualitas udara (3) Mendistribusikan 20%-40% volume lalu lintas terutama kendaraan angkutan barang di jalan eksisting ke ruas jalan baru yang berdampak signifikan meningkatkan kualitas udara (4) Mendistribusikan 40% volume lalu lintas terutama kendaraan angkutan barang di jalan eksisting ke ruas jalan baru yang berdampak signifikan meningkatkan kualitas udara (1) Jalan baru melintasi lahan konservasi sehingga berdampak langsung merusak fungsi lahan (2) Jalan baru berada pada jarak < 100 m dari lahan konservasi, berpotensi merusak fungsi lahan (3) Jalan baru berada pada jarak 100 m m dari lahan konservasi, belum berpotensi merusak fungsi lahan (4) Jalan baru berada pada jarak > 500 m dari lahan konservasi, tidak berpotensi merusak fungsi lahan (1) Jalan baru melintasi hutan lindung sehingga berdampak langsung merusak fungsi htn (2) Jalan baru berada pada jarak < 250 m dari hutan lindung, berpotensi merusak fungsi hutan (3) Jalan baru berada pada jarak 250 m m dr hutan lindung, blm berpotensi merusak fungsi htn (4) Jalan baru berada pada jarak > 500 m dari hutan lindung, tidak berpotensi merusak fungsi hutan (1) Jalan baru melintasi kawasan konservasi sumber daya alam sehingga berdampak langsung merusak potensi alam (2) Jalan baru berada pada jarak < 250 m dari kawasan konservasi sumber daya alam, berpotensi merusak potensi 19

27 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel6. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria lingkungan No. 5 6 Sub Kriteria Lingkungan kawasan konservasi sumber daya alam Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan cagar budaya dan suaka alam Indikasi pengaruh pengembangan jalan baru terhadap kawasan sempadan sungai dan danau Indikator Skor Sub-Kriteria alam (3) Jalan baru berada pada jarak 250 m m dari kawasan konservasi sumber daya alam, belum berpotensi merusak potensi alam (4) Jalan baru berada pada jarak > 750 m dari kawasan konservasi sumber daya alam, tidak berpotensi merusak potensi alam (1) Jalan baru melintasi kawasan cagar budaya dan suaka alam sehingga berdampak langsung merusak fungsi cagar budaya dan suaka alam (2) Jalan baru berada pada jarak < 250 m dari kawasan cagar budaya dan suaka alam, berpotensi merusak fungsi cagar budaya dan suaka alam (3) Jalan baru berada pada jarak 250 m m dari kawasancagar budaya dan suaka alam, belum berpotensi merusak fungsi cagar budaya dan suaka alam (4) Jalan baru berada pada jarak > 750 m dari kawasan cagar budaya dan suaka alam, tidak berpotensi merusak fungsi cagar budaya dan suaka alam (1) Jalan baru melintasi sempadan sungai dan danau sehingga berdampak langsung merusak fungsi sungai dan danau (2) Jalan baru berada pada jarak < 50 m dari sempadan sungai dan danau, berpotensi merusak fungsi sungai dan danau (3) Jalan baru berada pada jarak 50 m m dari sempadan sungai dan danau, belum berpotensi merusak fungsi sungai dan danau (4) Jalan baru berada pada jarak > 100 m dari sempadan sungai dan danau, tidak berpotensi merusak fungsi sungai dan danau 20

28 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 7. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria polhankam No Sub Kriteria Polhankam Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap Kebijakan Pemerintah Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap kesepakatan geopolitik Indikasi konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap strategi pertahanan dan keamanan Indikator Skor Sub-Kriteria (1) Jalan baru tidak mendukung kebijakan pemerintah (2) Jalan baru belum mendukung kebijakan pemerintah tetapi berperan mendukung pengembangan kawasan pinggiran dan perbatasan serta pembangunan desa dan kabupaten (3) Jalan baru terintegrasi langsung dengan rencana pengembangan jaringan jalan sesuai kebijakan pemerintah (4) Jalan baru merupakan bagian dari sasaran strategis kebijakan pemerintah (1) Jalan baru tidak didukung kesepakatan lembaga legislatif maupun usulan masyarakat dalam pengembangan jaringan jalan (2) Jalan baru belum didukung kesepakatan lembaga legislatif maupun usulan masyarakat tetapi berperan penting dalam pengembangan kawasan desa dan kota (3) Jalan baru berintegrasi langsung dengan rencana pengembangan jaringan jalan yang disepakati lembaga legislatif maupun usulan masyarakat (4) Jalan baru merupakan bagian terpenting dari usulan masyarakat yang telah disetujui lembaga legislatif (1) Jalan baru tidak mendukung perkuatan strategi pertahanan dan keamanan kawasan perbatasan dan daerah pinggiran (2) Jalan baru interkoneksi dengan jalan akses kawasan perbatasan dan/atau kawasan terisolir yang berpotensi mendukung perkuatan strategi pertahanan dan keamanan daerah pinggiran (3) Jalan baru mengakses kawasan terisolir yang mendukung perkuatan strategi pertahanan dan keamanan daerah pinggiran (4) Jalan baru mengakses kawasan perbatasan untuk mendukung perkuatan strategi pertahanan dan keamanan kawasan perbatasan. 4 Indikasi (1) Jalan baru tidak mendukung keserasian pengembangan 21

29 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 7. Indikator skor tiap sub kriteria dalam kriteria polhankam No. Sub Kriteria Polhankam konsekuensi pembangunan jalan baru terhadap pengembangan wilayah pemekaran (provinsi/kabupaten/ kota) Indikator Skor Sub-Kriteria jaringan jalan antar wilayah provinsi/kabupaten/kota (2) Jalan baru kurang mendukung pengembangan akses menuju wilayah pemekaran provinsi/kabupaten/kota (3) Jalan baru berintegrasi langsung dengan jaringan jalan akses wilayah pemekaran provinsi/kabupaten/kota (4) Jalan baru mengakses langsung wilayah pemekaran provinsi/kabupaten/kota 22

30 LAMPIRAN III TATA CARA APLIKASI E-PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN

31 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tata Cara Aplikasi E-Program Prioritas Pembangunan Jalan 1. Penyiapan Data Pemilihan program prioritas pembangunan jalan dengan software E-Program Pembangunan memerlukan beberapa data pendukung yang antara lain sebagai berikut: (a) Data daftar rencana usulan ruas jalan baru (b) Data koordinat dan rute rencana usulan ruas jalan baru (c) Dokumen Pra-FS, Dokumen FS, Dokumen DED, Dokumen AMDAL, Dokumen Izin Pemanfaatan Lahan, Dokumen Audit Keselamatan DED, Dokumen RKAKL, Dokumen Review Perkiraan Biaya Pelaksanaan, dan Dokumen Lelang. 2. Login Langkah pertama untuk melakukan pemilihan program prioritas pembangunan jalan dengan software E-Program pembangunan jalan yaitu dengan login ke Beberapa tahapan untuk dapat login dan menggunakan software e-program pembangunan jalan antara lain sebagai berikut: (a) Capture halaman depan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1. (b) Masuk halaman login dengan mengklik tombol yang dilingkari merah pada Gambar 1. (c) Capture halaman login sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2. (d) Login dapat dilakukan setelah memasukkan username (nama pengguna) dan password (kata kunci) ke dalam kolom yang tersedia pada halaman login. (e) Username dan password untuk login untuk masing-masing provinsi (P2JN) sebagaimana disajikan dalam Tabel 16. (f) Setelah memasukkan username dan password maka anda telah login dan masuk pada halaman beranda sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3. Tabel 8. Daftar username dan password login tiap provinsi No Provinsi Username (Nama Pengguna) Pasword (Kata Kunci) 1 Aceh Banda Aceh p2jnxx p2jnxx 2 Sumatera Utara Medan p2jnxx p2jnxx 3 Sumatera Barat Padang p2jnxx p2jnxx 4 Riau PekanBaru p2jnxx p2jnxx 5 Kepulauan Riau Tanjung Pinang p2jnxx p2jnxx 23

32 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Tabel 8. Daftar username dan password login tiap provinsi No Provinsi Username (Nama Pengguna) Pasword (Kata Kunci) 6 Jambi Jambi p2jnxx p2jnxx 7 Sumatera Selatan Palembang p2jnxx p2jnxx 8 Kep. Bangka Belitung Pangkal Pinang p2jnxx p2jnxx 9 Bengkulu Bengkulu p2jnxx p2jnxx 10 Lampung Bandar Lampung p2jnxx p2jnxx 11 D.K.I. Jakarta Jakarta p2jnxx p2jnxx 12 Banten Serang p2jnxx p2jnxx 13 Jawa Barat Bandung p2jnxx p2jnxx 14 Jawa Tengah Semarang p2jnxx p2jnxx 15 D.I. Yogyakarta Yogyakarta p2jnxx p2jnxx 16 JawaTimur Surabaya p2jnxx p2jnxx 17 Bali Denpasar p2jnxx p2jnxx 18 Nusa Tenggara Barat Mataram p2jnxx p2jnxx 19 Nusa Tenggara Timur Kupang p2jnxx p2jnxx 20 Kalimantan Barat Pontianak p2jnxx p2jnxx 21 Kalimantan Tengah Palangkaraya p2jnxx p2jnxx 22 Kalimantan Selatan Banjarmasin p2jnxx p2jnxx 23 Kalimantan Timur Samarinda p2jnxx p2jnxx 24 Kalimantan Utara TanjungSelor p2jnxx p2jnxx 25 Sulawesi Utara Manado p2jnxx p2jnxx 26 Gorontalo Gorontalo p2jnxx p2jnxx 27 Sulawesi Tengah Palu p2jnxx p2jnxx 28 Sulawesi Barat - Mamuju p2jnxx p2jnxx 29 Sulawesi Tenggara Kendari p2jnxx p2jnxx 30 Sulawesi Selatan Makassar p2jnxx p2jnxx 31 Maluku Ambon p2jnxx p2jnxx 32 Maluku Utara Ternate p2jnxx p2jnxx 33 Papua Barat Manokwari p2jnxx p2jnxx 34 Papua Jayapura p2jnxx p2jnxx Keterangan: 2 huruf terakhir xx pada username dan pasword diganti dengan nomor urut provinsi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri PUPR 248 tahun

33 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 1.Capture halaman depan Gambar 2. Capture halaman login 25

34 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 3. Capture halaman beranda 3. Input Lokasi Tahapan untuk melakukan pemilihan program prioritas pembangunan jalan dengan software e-program ketika telah login (masuk pada halaman) yaitu Input Lokasi Ruas yang akan diusulkan dalam program pembangunan jalan. Beberapa langkah input lokasi Ruas yang akan diusulkan dalam program pembangunan jalan antara lain sebagai berikut: (a) Memilihpetadasarpada menu peralatan, sebagaimanaditampilkanpadagambar 4. (b) Melihatkoridorproyekpada menu lapisan-lapisan (layer), sebagaimanaditampilkanpadagambar 5. (c) MulaiDigitasiPada menu Input Lokasi sebagaimana disajikan pada Gambar 5.Langkahuntukmemulaimendigitasiantara lain sebagaiberikut: (1) klikkotakperalatandikananataslalu hover kekoridorproyekhinggamuncul icon pensil (2) Setelahmunculaktifkanpensildenganmengklik icon pensiluntukmemulaimendigitasi (3) KetikaPensilsudahaktif proses digitasidapatdimulaidenganmengkliktitikawalhinggatitikakhirpadapeta. (4) Seletahdigitasiruasselesaidibuat, klik 2 kali hinggamunculisisannamaproyekruas yang barusaja di digitasi (sebagaimana ditampilkan pada Gambar 6.) (5) Masukannamaruassesuaiusulanruasjalan, kemudiansimpanruas yang barusajaselesai di digitasitersebut. 26

35 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 4. Tampilan beberapa alternatif peta dasar Gambar 5. koridor proyek pada menu lapisan-lapisan (layer) 27

36 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 6. Tampilan jika digitasi ruas selesai dibuat 4. Pembobotan Ruas (a) Klik menu pembobotanruassebagaimanaditampilkanpadagambar 7. (b) Cariruas yang barusajadibuatuntukmemulaipembobotanruasjalantersebut (c) Klikruas yang tampilpadahalamanpembobotan (d) Setelahmengklikruasdipilih, makahalamanakanberpindahkeprofilusulanpembangunansebagaimanaditampilkanpada Gambar 8. (e) Isi beberapa informasi umum rencana pembangunan jalan seperti: judul (nama project), keterangan, label, panjang dan satuan, jumlah jembatan, biaya konstruksi, umur rencana, nilai BCR, status, jenis pekerjaan, flag, tahun layak, progres (%), dan provinsi, pada kolom yang disediakan dalam info umum sebagaimana ditampilkan pada Gambar 8. (f) Klik kolom kriteria tingkat kesiapan, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 9. (g) Isi atau pilih jawaban pada tiap indikator kriteria tingkat kesiapan dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 9. (h) Setelah semua indikator kriteria tingkat kesiapan dipilih, maka klik tombol simpan pada bagian bawah halaman kriteria tingkat kesiapan. (i) Klik kolom kriteria tingkat kebutuhan, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 10. (j) Klik kolom kriteria teknis sebagaimana ditampilkan pada Gambar 10. (k) Isi atau pilih jawaban pada tiap sub kriteria teknis dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampikan pada Gambar

37 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (l) Klik kolom kriteria spasial sebagaimana ditampilkan pada Gambar 11. (m) Isi atau pilih jawaban pada tiap sub kriteria spasial dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampikan pada Gambar 11. (n) Klik kolom kriteria ekonomi sebagaimana ditampilkan pada Gambar 12. (o) Isi atau pilih jawaban pada tiap sub kriteria ekonomi dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 12. (p) Klik kolom kriteria sosial sebagaimana ditampilkan pada Gambar 13. (q) Isi atau pilih jawaban pada tiap sub kriteria sosial dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 13. (r) Klik kolom kriteria lingkungan sebagaimana ditampilkan pada Gambar 14. (s) Isi atau pilih jawaban pada tiap sub kriteria lingkungan dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 14. (t) Klik kolom kriteria polhankam sebagaimana ditampilkan pada Gambar 15. (u) Isi atau pilih jawaban pada tiap sub kriteria polhankam dengan mengklik pada kolom pilihan jawaban/skor, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 15. (v) Setelah semua indikator kriteria tingkat kebutuhan dipilih, maka klik tombol simpan pada bagian bawah halaman kriteria tingkat kebutuhan sebagaimana ditampilkan pada Gambar 15. (w) Klik kolom dokumen, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 16. (x) Upload beberapa dokumen wajib dan dokumen pendukung pada masing-masing kolom upload yang tersedia sebagaimana ditampilkan pada Gambar 16. (y) Setelah semua indikator skor pada masing-masing kriteria dan semua dokumen di upload pada halaman pembobotan ruas maka tahapan pembobotan ruas telah selesai dan dapat dilanjutkan pada langkah skenario program. 29

38 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 / Gambar 7. Tampilan menu pembobotan ruas Gambar 8. Tampilan profil usulan pembangunan dan informasi umum 30

39 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 9. Tampilan kriteria tingkat kesiapan Gambar 10. Tampilan kriteria tingkat kebutuhan dan indikator skor kriteria teknis 31

40 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 11. Tampilan halaman kriteria spasial dan indikator skor Gambar 12. Tampilan halaman kriteria ekonomi dan indikator skor 32

41 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 13. Tampilan halaman kriteria sosial dan indikator skor Gambar 14. Tampilan halaman kriteria lingkungan dan indikator skor 33

42 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 15. Tampilan halaman kriteria polhankam dan indikator skor Gambar 16. Tampilan halaman upload dokumen 5. Skenario Program dan Penentuan Ranking Prioritas Program Pembangunan Jalan 34

43 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Beberapa langkah pada tahapan skenario program dan penentuan rangking prioritas program pembangunan jalan antara lain sebagai berikut: (a) Klik menu skenario program dan klik kolom buat skenario sebagaimana ditampilkan pada Gambar 17. (b) Setelah mengklik kolom buat skenario maka halaman akan berpindah ke halaman buat skenario sebagaimana ditampilkan pada Gambar 18. (c) Isi berbagai informasi yang diperlukan pada kolom yang tersedia, seperti: nama skenario, wilayah, filter data, tahun dasar, dan nilai inflasi (%), serta batasan biaya (budget constrain), sebagaimana ditampilkan pada Gambar 18. (d) Setelah berbagai informasi yang diperlukan diisi, maka klik kolom simpan pada bagian bawah halaman buat skenario, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 18. (e) Klik excercise skenario pada skenario yang telah dibuat, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 19. (f) Untuk mencari skenario yang telah diexercise, tuliskan kata kunci kedalam kotak yang disediakan, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 21. (g) Setelah muncul skenario yang telah dibuat dan diexercise, terdapat pilihan tombol peta dan daftar sebagaimana ditampilkan pada Gambar 21. (h) Setelah proses exercise selesai daftar skenario juga dapat dilihat hasil berdasarkan prioritas dan juga dapat di unduh kedalam format excel dengan mengklik tombol daftar pada skenario yang telah di exercise lalu mengklik tombol export. Tampilan daftar ranking prioritas rencana usulan jalan baru sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 22. (i) Peta Hasil Skenario berdasarkan bobot yang telah ditentukan, serta dapat dilihat berdasarkan besaran biaya dan panjang ruas berikut tahun dimulai hingga selesai, sebagaimana ditampilkan pada Gambar

44 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 17. Tampilan halaman skenario program Gambar 18. Halaman buat skenario 36

45 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 19. Halaman exercise skenario Gambar 20. Halaman daftar skenario 37

46 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 21. Halaman hasil pencarian skenario yang diexcercise Gambar 22. Daftar ranking prioritas rencana usulan ruas jalan baru 38

47 LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 23. Peta hasil skenario yang diexercise 39

48 LAMPIRAN IV APLIKASI E-PROGRAM DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN

49 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 APLIKASI E-PROGRAM DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN Simulasi penerapan aplikasi E-Program dalam penentuan prioritas pembangunan jalan dilakukan pada 6 (enam) ruas yang tersebar di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Banjarmasin. 1. Penyiapan Data Data awal yang harus disiapkan dalam penerapan aplikasi e-program untuk menentukan prioritas pembangunan jalan yaitu daftar ruas jalan yang diusulkan dan peta lokasi serta koordinat rencana ruas jalan yang diusulkan. Daftar dan data rencana ruas jalan baru yang disiapkan dalam simulasi penerapan aplikasi e-program antara lain sebagai berikut: (a) Peta lokasi dan/atau Data Koordinat ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 (Kalbar) (b) Peta lokasi dan/atau Data Koordinat ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong (Kalbar) (c) Peta lokasi dan/atau Data Koordinat ruas Nanga Ela - Batas Kalteng (Kalbar) (d) Peta lokasi dan/atau Data Koordinat ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar- Tumbang Senamang (Kalteng) (e) Peta lokasi dan/atau Data Koordinat ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran- Tumbang Samba (Kalteng) (f) Peta lokasi dan/atau Data Koordinat ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang- Tumbang Hiran (Kalteng) 2. Input Lokasi Input lokasi berdasarkan data koordinat yang telah disiapkan pada 6 (enam) ruas rencana pembangunan jalan baru yang antara lain sebagai berikut: (a) Input lokasi ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 di Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana disajikan dalam Gambar 24. (b) Input lokasi ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong di Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana disajikan dalam Gambar 25. (c) Input lokasi ruas Nanga Ela - Batas Kalteng di Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana disajikan dalam Gambar 26. (d) Input lokasi ruas Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang di Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana disajikan dalam Gambar 27. (e) Input lokasi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Sambadi Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana disajikan dalam Gambar 28. (f) Input lokasi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran di Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana disajikan dalam Gambar

50 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 24. Hasil input lokasi ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 Gambar 25. Hasil input lokasi ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong 41

51 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 26. Hasil input lokasi ruas Nanga Ela - Batas Kalteng Gambar 27. Hasil input lokasi ruas Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang 42

52 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 28. Hasil input lokasi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba Gambar 29. Hasil input lokasi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran 3. Pembobotan Ruas (a) Pengisian layer informasi umum rencana pembangunan jalan seperti: judul (nama project), keterangan, label, panjang dan satuan, jumlah jembatan, biaya konstruksi, umur rencana, nilai BCR, status, jenis pekerjaan, flag, tahun layak, progres (%), dan provinsi: (1) Pengisian layer informasi umum pada ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 (Kalbar) sebagaimana disajikan pada Gambar

53 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 30. Hasil pengisian informasi umum ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 (2) Pengisian layer informasi umum pada ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong sebagaimana disajikan pada Gambar 31. Gambar 31. Hasil pengisian informasi umum ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong (3) Pengisian layer informasi umum pada ruas Nanga Ela - Batas Kalteng sebagaimana disajikan pada Gambar

54 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 32. Hasil pengisian informasi umum ruas Nanga Ela - Batas Kalteng (4) Pengisian layer informasi umum pada ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar- Tumbang Senamang sebagaimana disajikan pada Gambar 33. Gambar 33. Hasil pengisian informasi umum ruaspembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang (5) Pengisian layer informasi umum pada ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran- Tumbang Samba sebagaimana disajikan pada Gambar

55 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 34. Hasil pengisian informasi umum ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran- Tumbang Samba (6) Pengisian layer informasi umum pada ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran sebagaimana disajikan pada Gambar 35. Gambar 35. Hasil pengisian informasi umum ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran (a) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian readiness criteria (kriteria tingkat kesiapan), yang antara lain sebagai berikut: 46

56 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (1) Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 35. Gambar 36. Hasil pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 dalam aplikasi e-program (2) Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 36. Gambar 37. Hasil Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Bts Kec.Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program 47

57 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (3) Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 37. Gambar 38. Hasil Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Nanga Ela - Batas Kalteng dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifreadiness criteria pada ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 38. Gambar 39. Hasil Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program 48

58 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (5) Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 39. Gambar 40. Hasil Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e-program (6) Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 40. Gambar 41. Hasil Pengisian skor kuantitatif readiness criteria pada ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program (b) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian kriteria teknis,yang antara lain sebagai berikut : 49

59 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (1) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria teknis ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 41. Gambar 42. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria teknis ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 dalam aplikasi e-program (2) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria teknis ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 42. Gambar 43. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria teknis ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program 50

60 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (3) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria teknis ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 43. Gambar 44. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria teknis ruas Nanga Ela - Batas Kalteng dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria teknis ruaspembangunan JalanBts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 44. Gambar 45. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria teknis ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program 51

61 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (5) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria teknis ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 45. Gambar 46. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria teknis ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e-program (6) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria teknis ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 46. Gambar 47. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria teknis ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program (c) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian kriteria spasial/keruangan,yang antara lain sebagai berikut : 52

62 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (1) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria spasial/keruangan ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 47. Gambar 48. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria spasial/keruangan ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 dalam aplikasi e-program (2) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria spasial/keruangan ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 48. Gambar 49. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria spasial/keruangan ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program 53

63 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (3) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria spasial/keruangan ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 49. Gambar 50. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria spasial/keruangan ruas Nanga Ela - Batas Kalteng dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria spasial/keruangan ruaspembangunan JalanBts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 50. Gambar 51. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria spasial/keruangan ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program 54

64 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (5) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria spasial/keruangan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 51. Gambar 52. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria spasial/keruangan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e- program (6) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria spasial/keruangan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 52. Gambar 53. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria spasial/keruangan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program 55

65 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (d) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian kriteria ekonomi,yang antara lain sebagai berikut : (1) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria ekonomi ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 53. Gambar 54. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria ekonomi ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 dalam aplikasi e-program (2) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria ekonomi ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 54. Gambar 55. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria ekonomi ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program 56

66 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (3) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria ekonomi ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 55. Gambar 56. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria ekonomi ruas Nanga Ela - Batas Kalteng dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria ekonomi ruaspembangunan JalanBts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 56. Gambar 57. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria ekonomi ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program 57

67 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (5) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria ekonomi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 57. Gambar 58. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria ekonomi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e-program (6) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria ekonomi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 58. Gambar 59. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria ekonomi ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program (e) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian kriteria sosial,yang antara lain sebagai berikut : 58

68 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (1) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria sosial ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 59. Gambar 60. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria sosial ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 dalam aplikasi e-program (2) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria sosial ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar

69 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 61. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria sosial ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program (3) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria sosial ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 62. HasilPengisian skor kuantitatif pada kriteria sosial ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria sosial ruaspembangunan JalanBts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 62. Gambar 63. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria sosial ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program 60

70 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (5) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria sosial ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 63. Gambar 64. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria sosial ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e-program (6) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria sosial ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 64. Gambar 65. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria sosial ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program 61

71 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (f) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian kriteria lingkungan,yang antara lain sebagai berikut : (1) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria lingkungan ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 65. Gambar 66. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria lingkungan ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 (2) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria lingkungan ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 66. Gambar 67. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria lingkungan ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikais e-program 62

72 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 (3) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria lingkungan ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 67. Gambar 68. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria lingkungan ruas Nanga Ela - Batas Kalteng dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria lingkungan ruaspembangunan JalanBts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 68. Gambar 69. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria lingkungan ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program (5) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria lingkungan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar

73 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 70. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria lingkungan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e-program (6) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria lingkungan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 70. Gambar 71. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria lingkungan ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program (g) Pengisian skor kuantitatif untuk penilaian kriteria polhankam,yang antara lain sebagai berikut : (1) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria polhankam ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar

74 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 72. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria polhankam ruas Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2 (2) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria polhankam ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 72. Gambar 73. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria polhankam ruas Bts Kec. Siding/Seluas - Bts Kec. Sekayan/Entikong dalam aplikasi e-program (3) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria polhankam ruas Nanga Ela - Batas Kalteng, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar

75 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 74. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria polhankam ruas Nanga Ela - Batas Kalteng dalam aplikasi e-program (4) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria polhankam ruaspembangunan JalanBts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 74. Gambar 75. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria polhankam ruas Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang dalam aplikasi e-program (5) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria polhankam ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar

76 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 76. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria polhankam ruas Pembangunan Jalan Tumbang Hiran-Tumbang Samba dalam aplikasi e-program (6) Pengisian skor kuantitatifpada kriteria polhankam ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran, dengan skala penilaian skor 1 (satu) sampai 4 (empat) sebagaimana disajikan dalam Gambar 76. Gambar 77. Hasil Pengisian skor kuantitatif pada kriteria polhankam ruas Pembangunan Jalan Tumbang Sanamang-Tumbang Hiran dalam aplikasi e-program (h) Hasil analisis aplikasi e-program terhadap total nilai readiness criteria dan total nilai kriteria tingkat kebutuhan (teknis, spasial, ekonomi, sosial, lingkungan, dan polahnkam) yang diperoleh berdasarkan hasil perkalian skor dan bobot sebagaimana disajikan dalam Gambar

77 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 78. Hasil penilaian readiness criteria dan multi kriteria (i) Penyusunan skenario untuk melakukan exercise e-program dalam mendapatkan ranking prioritas rencana ruas pembangunan jalan sebagaimana disajikan dalam Gambar 78. Gambar 79. Penyusunan skenario dalam aplikasi e-program (j) Daftar hasil exercise e-program berupa ranking prioritas rencana ruas pembangunan jalan sebagaimana disajikan dalam Gambar 79 dan Gambar 80. Skenario analisis disusun dengan total anggaran pembangunan di lingkungan BBPJN XI Banjarmasin untuk Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah tahun 2018 sebesar 307,07 68

78 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Milyar dan skenario anggaran pembangunan tahun 2019 dengan skenario unconstraint budget. Berdasarkan Gambar 79 dapat dilihat urutan ranking prioritas ke-6 ruas yang diexercise, mulai dari prioritas pertama (Bts Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2), sampai prioritas ke-6 (Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang). Selain itu, terdapat 5 (lima) ruas jalan yang dapat dilaksanakan pada tahun 2018 sesuai dengan ketersediaan anggaran tahun Ke-5 ruas tersebut adalah ruas dengan ranking prioritas ke-1 sampai ke-6, sedangkan ruas yang dibangun pada tahun 2019 adalah ruas dengan ranking prioritas ke-6 (Pembangunan Jalan Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Senamang). Gambar 80. Rekapitulasi daftar ranking prioritas rencana pembangunan jalan hasil excercise dalam aplikasi e-program 69

79 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA NOMOR: /SE/Db/2017 Gambar 81. Rekapitulasi data dan peta rencana pembangunan jalan hasil excercise aplikasi e-program 70

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-61/K/SU/2012 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-06.00.00-286/K/2001

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN NOMOR: KEP-06.00.00-286/K/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/Menhut-II/2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 6188/KPTS-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan No.1864, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Perwakilan. Orta. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016 PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016 Jakarta, Maret 2016 DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN Nomor SE- 7 /PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 914/KPTS/M/2017

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 914/KPTS/M/2017 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 914/KPTS/M/2017 TENTANG PENETAPAN UNIT LAYANAN PENGADAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENYELENGGARA SELEKSI CALON DAN PENILAIAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 36 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.538,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 03 /PER/M.KOMINFO/03/2011

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN NomorSE- 2./PB/2018 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA No.1058, 2014 BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR REGIONAL XIII DAN KANTOR REGIONAL XIV

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I No.1273, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. ORTA. UPT Monitor Frekuensi Radio. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.6/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada acara: RAKERNAS KEMENTERIAN KUKM Jakarta,

Lebih terperinci

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

SATUAN BIAYA UANG HARIAN LUAR DAERAH / DALAM DAERAH LUAR KOTA

SATUAN BIAYA UANG HARIAN LUAR DAERAH / DALAM DAERAH LUAR KOTA LAMPIRAN I BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH DAN LUAR DAERAH UNTUK GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, PIMPINAN/ANGGOTA DPRD/PNS/TOKOH MASYARAKAT/ANGGOTA MASYARAKAT DAN PEGAWAI TIDAK TETAP SATUAN BIAYA UANG HARIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 16:00 WIB FIX)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 16:00 WIB FIX) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Belum Lengkap - 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap tgl 31 Januari 2017 via ) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT

Lebih terperinci

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016.

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016. 1 KATA PENGANTAR Pemantauan dan Evaluasi Kinerja diatur melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.22/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10)

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10) 1 PT Banda Aceh - tgl 26 Januari 2017 via ) 2 PT Medan (Lengkap) 3 PT Padang (Lengkap) 4 PT Pekanbaru 5 PT Jambi - 6 PT Palembang (Lengkap) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT Bangka Belitung 8 PT Bengkulu

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2017)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2017) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Belum Lengkap - 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap 7 PT Bangka Belitung Belum Lengkap - - 8 PT Bengkulu Belum

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.05.21.3592 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 05018/SK/KBPOM TAHUN 2001 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : PER- 955/K/SU/2011 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-06.00.00-286/K

Lebih terperinci

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 16 FEBRUARI 2017)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 16 FEBRUARI 2017) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Lengkap Notulen dikirim tanggal 2 Februari 2017 jam 16:58 WIB 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap 7 PT Bangka

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan nasional.sistem

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2016

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA 2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.79/MENLHK/SETJEN/OTL.0/9/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P. 10/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM (dalam ribuan rupiah) RUPIAH MURNI NO. SATUAN KERJA NON PENDAMPING PNBP PINJAMAN

Lebih terperinci

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012 No Kode PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012 Nama Satuan Kerja Pagu Dipa 1 4497035 DIREKTORAT BINA PROGRAM 68,891,505.00 2 4498620 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JATENG 422,599,333.00

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 03 /PER/M.KOMINFO/03/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2016

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1390, 2015 KEMENAG. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

Proposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional 2012 Tingkat SMA

Proposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional 2012 Tingkat SMA Proposal Olimpiade Pasar Modal Nasional 2012 Tingkat SMA 1 PROPOSAL OLIMPIADE PASAR MODAL NASIONAL 2012 TINGKAT SMA Latar Belakang Singkat: Kegiatan sosialisasi, edukasi dan kompetisi pada bidang pasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara. No.337, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/PMK.06/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.12/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN ENTERI PENDIDIKAN BLIK INDONESI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

Proposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional Tingkat SMA

Proposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional Tingkat SMA Proposal Olimpiade Pasar Modal Nasional 2012 Tingkat SMA 1 PROPOSAL OLIMPIADE PASAR MODAL NASIONAL 2012 TINGKAT SMA Latar Belakang Singkat: Kegiatan sosialisasi, edukasi dan kompetisi pada bidang pasar

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le No.208, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengelolaan. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.12/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 27 JANUARI 2017 )

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 27 JANUARI 2017 ) 1 PT Banda Aceh Email Informasi - 2 PT Medan Email Helpdesk - - - - - 3 PT Padang tgl 26 Januari 2017 via Email Berupa Pemberitahuan telah melakukan sosialisasi (Kekurangan sudah diberitahukan via Email

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VI SD NEGERI BACIRO OLEH : ULFAH KHUMAYASARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VI SD NEGERI BACIRO OLEH : ULFAH KHUMAYASARI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VI SD NEGERI BACIRO OLEH : ULFAH KHUMAYASARI 13108241151 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1997 Tentang : Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh, Pakanbaru, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya, Palu, Kendari, Yogyakarta, Mataram, Dan Dili Oleh : PRESIDEN

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAW ASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPALA BADAN PENGAW ASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP-06.00.00-286/K/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPALA BADAN PENGAW ASAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.10/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI, DAN DI KUPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI, DAN DI KUPANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI, DAN DI KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Dalam rangka pengembangan kapasitas pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tahun 2015, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

Dalam rangka pengembangan kapasitas pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tahun 2015, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: ~ OOai Iskandar A I NIP 19600124{981121002 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL GEDUNG SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA IlLANTAI 9 SELATAN

Lebih terperinci

Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum 2014

Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum 2014 KATA PENGANTAR Penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi statistik infrastruktur pekerjaan umum dalam berbagai bentuk penyajian dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan dan pengembangan infrastruktur

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

NAMA DAN ALAMAT DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Nama Dinas. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NAD. Alamat Kantor

NAMA DAN ALAMAT DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Nama Dinas. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NAD. Alamat Kantor NAMA DAN ALAMAT DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. PROVINSI NANGRO Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NAD Jl. T Nyak Arief 105 Banda Aceh 23114 0651-7551773 1 / 42 0651-7553080 2. PROVINSI SUMATE

Lebih terperinci

PROPOSAL. Olimpiade Pasar Modal Nasional 2013 Tingkat SMA/MA

PROPOSAL. Olimpiade Pasar Modal Nasional 2013 Tingkat SMA/MA PROPOSAL Olimpiade Pasar Modal Nasional 2013 Tingkat SMA/MA 0 Month Day Year PROPOSAL OLIMPIADE PASAR MODAL NASIONAL (OPMN) 2013 Tingkat SMA/MA Latar Belakang Kegiatan sosialisasi, edukasi, dan kompetisi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 6170-4200-6854-7766 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang No.211, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang a. bahwa untuk

Lebih terperinci

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men No.979, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Penetapan Format Nomor Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS 148 Statistik Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Deskriptif Statistik Guru PAIS A. Tempat Mengajar Pendataan Guru PAIS Tahun 2008 mencakup 33 propinsi. Jumlah

Lebih terperinci

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desa Hijau Untuk Indonesia Hijau dan Sehat Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-15.9-/215 DS689-2394-8-376 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100), Umum Banda Aceh 216,59 246,43 278,90 295,67 112,07 139,01 172,41 190,86 109,37 115,47 119,06 124,90 127,19 Lhokseumawe 217,73 242,90 273,06 295,55 111,38 124,28 143,10 154,71 108,33 116,24 121,61 130,52

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI

KEPUTUSAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI KEPUTUSAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Panduan Pelaksanaan Pra Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016

Panduan Pelaksanaan Pra Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Panduan Pelaksanaan Pra Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2016 Draft #4 Medan 4-5 Feb Yogyakarta 11-12 Feb Denpasar 17-18 Feb Makassar 25-26 Feb

Lebih terperinci

CATATAN PENUTUP EVALUASI AKHIR TAHUN KEGIATAN TA 2017 DAN PERSIAPAN KEGIATAN TA. 2018

CATATAN PENUTUP EVALUASI AKHIR TAHUN KEGIATAN TA 2017 DAN PERSIAPAN KEGIATAN TA. 2018 CATATAN PENUTUP EVALUASI AKHIR TAHUN KEGIATAN TA 2017 DAN PERSIAPAN KEGIATAN TA. 2018 KEGIATAN TA. 2017 1. Prognosis Direktorat PKP hingga saat ini sebesar 92,29% dan masih butuh penyesuaian pada sistem

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Bimbingan Teknis Ujian Dinas Tingkat I dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Tahun 2017 Jakarta, 18 Juli 2017 DASAR HUKUM, TUGAS,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras No.808, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. UPT. ORTA. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Berikut tempat uji kompetensi pelaksanaan seleksi CPNS Tahun 2014 di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berikut tempat uji kompetensi pelaksanaan seleksi CPNS Tahun 2014 di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tabel Wilayah Tempat Uji Kompetensi Berikut tempat uji kompetensi pelaksanaan seleksi CPNS Tahun 2014 di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Wila yah Unit Kerja TUK Provinsi Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN IKATAN DINAS DAN POLA PEMBIBITAN DALAM SELEKSI PENERIMAAN CALON TARUNA (SIPENCATAR) DIKLAT PEMBENTUKAN TA 2018/2019 Jakarta, Maret 2018 AGENDA FORMASI IKATAN

Lebih terperinci

S- t 7 /PB.1/2012 SlZ Pebruari (satu) berkas Segera Pendataan User SPkH pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN

S- t 7 /PB.1/2012 SlZ Pebruari (satu) berkas Segera Pendataan User SPkH pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI 2 JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 2-4 JAKARTA 10710

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. : 45/M-DAG/PER/9/2009 TANGGAL : 16 September 2009

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. : 45/M-DAG/PER/9/2009 TANGGAL : 16 September 2009 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TANGGAL : 16 September 2009 A. LAMPIRAN I : Formulir Isian untuk Memperoleh Angka Pengenal Importir Umum (Dinas Provinsi)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

Lebih terperinci

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri C. BIAYA PERJALANAN DINAS 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri a. Perjalanan Dinas Luar DIY dan dalam DIY lebih dari 8 Jam Besaran Dalam DIY No. Provinsi Satuan Uang Harian Lebih Dari 8 Diklat

Lebih terperinci

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.210, 2016 KEMEN-LHK. Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

BADAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT PROPINSI YANG TELAH MEMBENTUK BADAN

BADAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT PROPINSI YANG TELAH MEMBENTUK BADAN BADAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT PROPINSI YANG TELAH MEMBENTUK BADAN 1 SUMATERA UTARA Badan Ketahanan Pangan Perda No.4 Thn.2001 Jl. Jend. Besar Dr. Abd. Haris Nasution No. 24 Medan 20143 Telp. ( 061) 7865366-7863636

Lebih terperinci

2016, No pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi pada Unit Pelaksana Teknis Dae

2016, No pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi pada Unit Pelaksana Teknis Dae BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1259, 2016 BKN. PNS Provinsi pada BPKB. Pengalihan. Pelaksanaan. Kemendikbud. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGALIHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

KEMENTERIAN AGAMA R.I. KEMENTERIAN AGAMA R.I. DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Jalan M. H. Thamrin No. 6, Jakarta 10340 Hunting : (+6221) 3812871 Telepon : (+6221) 31924509-3193056 - 3920774 Ext. : 376 Fax : 3800175

Lebih terperinci