PENGUKURAN RISIKO MAKALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN RISIKO MAKALAH"

Transkripsi

1 PENGUKURAN RISIKO MAKALAH Oleh Kelompok 2 MANAJEMEN RISIKO KELAS D PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2015

2 PENGUKURAN RESIKO A. DEFINISI PENGUKURAN RESIKO Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang umumnya sudah dipahami secara intuitif. Tetapi pengertian secara ilmah dari risiko sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain : Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M.H). Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A. Abas Salim). Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto). Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Herman Darmawi). Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan (Herman Darmawi). Jadi, pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya risiko yang akan terjadi. Hal ini di lakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang akan di hadapi oleh perusahaan. Dengan pengukuran risiko seorang manajer mampu memprediksi resiko apa saja yang akan di hadapi oleh perusahaan, dampaknya terhadap perusahaan, serta melakukan prioritisasi risiko. Pengukuran risiko merupakan tahap lanjutan mengindentifikasi risiko. Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/tidak diinginkan. Dengan demikian risiko mempunyai karakteristik : Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian.

3 Wujud dari risiko itu dapat bermacam-macam, antara lain : -Berupa kerugian atas harta milik / kekayaan atau penghasilan, misalnya diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran, dan sebagainya. -Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugikan orang lain. -Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit / cacat karena kecelakaan. -Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadinya perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya. Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam cara, antara lain : 1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan ke dalam : a. Risiko yang tidak sengaja (risiko murni), adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan, dan sebagainya. b. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, misalnya risiko utang-piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging), dan sebagainya. c. Risiko fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan, dan sebagainya. d. Risiko khusus, adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal tandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil, dana sebagainya. e. Risiko dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keusangan, risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya disebut risiko statis, seperti risiko hari tua, risiko kematian dan sebagainya. 2. Dapat-tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain, maka risiko dapat dibedakan ke dalam :

4 a. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak perusahaan asuransi. b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan); umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif. 3. Menurut sumber / penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam : a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena ulah karyawan sendiri, kecelakaan kerja, kesalahan manajemen dan sebagainya. b. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya. B. MANFAAT PENGUKURAN RESIKO Manfaat Pengukuran Risiko antara lain adalah sebagai berikut: 1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi 2. Untuk mendapat informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima atau paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko Dimensi yang harus diukur antara lain adalah sebagai berikut: 1. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi 2. Tingkat kegawatan atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak dapat diketahui : 1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran

5 2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu 3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi pengukuran tersebut, antara lain : 1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya 2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi financial perusahaan 3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril 4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi financial perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung 5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya C. METODE PENGUKURAN RESIKO Beberapa metode yang dapat di gunakan untuk mengukur resiko adalah sebagai berikut ini: 1. Pengukuran resiko dengan distribusi probabilitas. Di gunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi. Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, di ukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas di lambangkan dengan angka 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti. Probabilitas merupakan kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau kemungkinan jangka panjang terjadinya sesuatu.

6 Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian bagi masing-masing outcome yang mungkin. Karena outcome itu merupakan mutually exclusive, maka semua probabilitas jika dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan satu. 3 macam distribusi probabilitas : a) Total kerugian pertahun b) Banyaknya kejadian pertahun c) Kerugian per kejadian Kerugian biasanya meliputi : a) Harta termasuk laba bersih b) Tanggung gugat c) Personil Konsep probabilitas : a) Sample Space : Suatu set dari kejadian tertentu yang diamati (S) b) Event : Merupakan segmen atau bagian dari Sample Space (E) Tanpa Bobot : P (E) = E Dengan Bobot : P (E) = W (E) W (S) Dimana : P(E) = probabilitas terjadinya event S E S W = sub set atau event = sample space atau set = bobot dari masing-masing event Asumsi dalam Probabilitas a) Bahwa kejadian atau event tersebut akan terjadi b) Bahwa kejadian-kejadian tersebut adalah mutually exclusive, artinya dua peristiwa tidak akan terjadi secara bersamaan c) Bahwa pemberian bobot pada masing-masing peristiwa dalam set adalah positif, sebab besarnya probabilitas akan berkisar antara 1 dan 0, di mana peristiwa yang pasti terjadi probabilitasnya 1, sedangkan peristiwa yang pasti tidak terjadi probabilitasnya 0 Aksioma Definisi Probabilitas a) Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang besarnya terletak antara 0 dan 1, yang diberikan pada masing-masing peristiwa

7 0 P (A) 1 b) Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari peristiwa-peristiwa yang mutually exclusive dalam sample space adalah 1 c) Probabilitas suatu peristiwa yang terdiri dari sekelompok peristiwa yang mutually exclusive dalam suatu set (sample space) merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probabilitas yang terpisah Sifat Probabilitas Probabilitas adalah aproksimasi. Jarang sekali terjadi atau bahkan tidak mungkin dapat diketahui besarnya probabilitas secara mutlak (pasti sama dengan kenyataan). 2. Notional Risiko diukur berdasarkan nilai eksposur Contohnya, pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp 2 milyar, maka besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan notional adalah Rp 2 milyar. 3. Sensitivitas Risiko diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu eksposur terhadap perubahan faktor penentu. Contoh paling populer adalah risiko aset keuangan atau sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap perubahan tingkat pengembalian pasar. Ukuran ini dikenal sebagai Beta Pasar. Contoh lain adalah degree of operating leverage (DOL), yang mengukur sensitivitas laba operasi terhadap perubahan penjualan. DOL digunakan sebagai ukuran risiko bisnis. 4. Volatilitas Risiko diukur berdasarkan seberapa besar nilai eksposur berfluktuasi. Ukuran yang umum adalah standar deviasi. Semakin besar standar deviasi suatu eksposur, semakin berfluktuasi nilai eksposur tersebut, yang berarti semakin beresiko eksposur atau aset tersebut. 5. Pendekatan VaR ( value at risk ), risiko diukur berdasarkan kerugian maksimum yang bisa terjadi pada suatu aset atau investasi selama periode tertentu, dengan tingkat keyakinan ( level of confidence ) tertentu. Untuk mengukur risiko dengan pendekatan VaR, diperlukan data standar deviasi dan skor Z dari tabel distribusi normal. Contoh: diketahui standar deviasi dari suatu aset bernilai Rp 1 juta adalah 2,4%. Pada tingkat

8 keyakinan 95%, skor Z-nya adalah 1,645. Maka besarnya risiko (dalam nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 = 0,040. Jika nilai Z tersebut dikembalikan ke nilai awalnya menjadi 0,040 x Rp 1 juta = Rp 40 ribu. 6. Matriks frekuensi dan signifikansi risiko. Teknik pengukuran yang cukup sederhana ( tidak terlalu melibatkan kuantifikasi yang rumit ) adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi dan signifikansi. Terdapat 2 hal dalam proses tersebut yaitu : 1. Mengembangkan standar risiko 2. Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi 3. Analisis scenario. Kemampuan manajer/perusahaan untuk memprediksi apa yang akan terjadi, dan berapa besarnya kerugian yang diperoleh. Example: Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat kuantifikasi ), dalam artian beda tipe resiko beda juga tekhnik yang digunakan. D. CONTOH KASUS PENGUKURAN RESIKO A. Identifikasi dan simulasi distribusi frekuensi Hasil identifikasi dan penyesuaian (fitting) distribusi frekuensi data input menunjukkan distribusi data tergolong pada dalam distribusi Poisson. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1. Distribusi poisson menurut Walpole (1993: 173) merupakan distribusi yang menggambarkan distribusi peluang bilangan X yang menyatakan banyaknya hasil percobaan dalam suatu percobaan poisson. Nilai peluang distribusi Poisson hanya bergantung pada nilai tengahnya (μ), yaitu rata-rata banyaknya hasil percobaan yang terjadi selama selang waktu atau daerah yang diberikan. Lebih lanjut, hasil penyesuain menunjukkan nilai mean distribusi Poisson sebesar 1,95 dan nilai standar deviasinya sebesar 1,40. Nilai skewness distribusi Poisson sebesar 0,72 yang berarti distribusi ini memiliki distribusi data yang condong ke kiri dan memiliki ekor memanjang ke kanan. Menurut Lewis (2004: 51) analisa nilai skewness sangat penting bagi sebuah distribusi operasional karena mencerminkan tingkat kejadian yang ekstrem pada sebuah distribusi data. Nilai skewness yang kurang dari dari satu menandakan distribusi ini tidak memiliki likelihood data ekstrim yang besar. Nilai skewness positif juga mengindikasikan

9 banyaknya data positif dalam sebuah distribusi. Sehingga, pada distribusi data ini, nilai positifnya lebih banyak dari nilai negatifnya. Nilai kurtosis sebuah distribusi mencerminkan bobot ekor yang dimiliki oleh distribusi tersebut. Nilai kurtosis distribusi Poisson sebesar 3,51, menandakan distribusi data Poisson memiliki bentuk leptokurtic. Distribusi leptokurtic merupakan distribusi yang memiliki nilai kurtosis lebih dari tiga (Lewis, 2004: 55). Artinya, distribusi Poisson ini memiliki bobot ekor (weight tail) yang tinggi dan bisa dikatan ekor distribusi semakin jauh dari nilai tengah (mean). Uji statistik Goodness of Fit (GoF) distribusi Poisson sebesar 98,69 yang ditandai dengan nilai chi-square. Sedangkan, nilai critical value distribusi Poisson pada selang kepercayaan 99,9% sebesar 18,47 dan pada selang kepercayaan 99% sebesar 13,28. Sementara itu, tujuan dilakukannya simulasi distribusi frekuensi kejadian adalah mendapatkan angka yang tepat sebagai angka acuan jumlah simulasi yang dibutuhkan distribusi severitas. Fitting distribusi akan menghasilkan DNA data kejadian yang kemudian akan disimulasikan menggunakan Simulasi dilakukan sebanyak kali. Hasil simulasi data kejadian dikumpulkan dalam sebuah tabel akumulasi data untuk mendapatkan jumlah total akumulasi. Jumlah total akumulasi ini yang nantinya akan digunakan untuk mensimulasikan data kerugian severitas. Hasil simulasi data kejadian dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Simulasi Distribusi Frekuensi Kejadian Kejadian Per Jumlah Hari Akumulasi Hari Jumlah Tabel 2 menunjukkan hasil simulasi distribusi frekuensi kejadian kerugian operasional per hari. Simulasi dilakukan sebanyak kali dengan nilai maksimal kejadian dalam satu hari sebanyak delapan kali kejadian. Jumlah hari tanpa adanya kejadian yang merugikan sebanyak 143 hari. Sementara jumlah hari yang dalam satu hari ada satu kejadian sebanyak 277 hari. Delapan kali (nilai maksimum) kejadian

10 yang merugikan hanya pernah terjadi sekali dalam sehari. Jadi, hasil simulasi distribusi frekuensi menunjukkan ada kejadian secara akumulasi selama hari. Sehingga jumlah jumlah simulasi yang dibutuhkan untuk mensimulasikan distribusi severitas sebanyak B. Identifikasi dan simulasi distribusi severitas Distribusi severitas kerugian merupakan distribusi yang menggambarkan pola penyebaran data kerugian dalam kurun waktu tertentu. Distribusi severitas juga memiliki sifat yang kontinu. Distribusi severitas juga bisa menjelaskan pola data yang berbentuk pecahan. Bentuk dari distribusi severitas yang biasa ditemuakan antara lain distribusi beta, distribusi eksponensial, distribusi lognormal, distribusi Gamma, distribusi Pareto, distribusi Earlang, dan distribusi Rayleigh (Muslich, 2007: 68). Pemodelan Value at Risk (VaR) kerugian operasional dengan pendekatan Advanced Measurement Approach (AMA) menuntut ketepatan dalam menentukan jenis distribusi severitas kerugian operasional selain juga distribusi frekuensi. Menurut Muslich (2007: 67), ketepatan menuntukan karakteristik distribusi severitas menentukan ketepatan dalam menetukan parameter distribusi data. Sehingga pemodelan pengukuran risiko menjadi lebih tepat dan akurat. Testing karakteristik distribusi severitas kerugian operasional dapat menggunakan pendekatan tes Chi- Square, Kolmogorov Smirnov (KS), atau Anderson Darling. Identifikasi distribusi severitas kerugian dilakukan dengan cara memblok data kerugian operasional pada periode penelitian, kemudian dilakukan fitting distribusi menggunakan Hasil fitting menunjukkan distribusi data kerugian memiliki karakteristik jenis distribusi lognormal. Hasil fitting distribusi severitas ditampilkan dalam gambar 2. Pada penelitian ini, pendekatan Goodnes of Fit yang digunakan adalah uji statistik chi-square. Nilai maksimum data input senilai ,02. Nilai minimum data input senilai 8.663,91 dan nilai minimum distribusi lognormal sebesar 7.839,47. Nilai ratarata (mean) data input sebesar ,68, sedangkan standar deviasi data input senilai ,24. Nilai standar deviasi yang besar mengindikasikan data input memiliki penyebaran data yang beragam. Derajat skewness data input senilai 4,55, menandakan distribusi data input memiliki likelihood atas kejadian ekstrim yang tinggi karena memliki derajat skewness yang lebih besar dari satu. Nilai ini juga menandakan pola distribusi data input cenderung condong ke kiri dengan ekor memanjang ke kanan. Nilai kurtosis distribusi input 28,13, menandakan distribusi ini memiliki bobot ekor peluang distribusi yang semakin jauh dari nilai tengah distribusi data. Nilai kurtosis

11 yang lebih dari tiga menjadikan distribusi data input tergolong dalam distribusi leptokurtic. Hasil fitting distribusi severitas menyebutkan distribusi logaritma normal (lognormal) sebagai distribusi yang paling cocok dengan jenis distribusi data input. Menurut informasi pada tabel 4.4, nilai mean distribusi lognormal sebesar ,49. Nilai maksimal distribusi lognormal infinity ( ) dan nilai minimalnya 7.839,47. Standar deviasi distribusi lognormal senilai ,73 mengindikasikan data pada distribusi ini tersebar secara beragam dan ragam penyebrannya lebih tinggi dari distribusi data input. Distribusi lognormal memiliki derajat skewness 26,07 yang berarti distribusi ini berpola condong ke kiri dan memiliki ekor memanjang ke kanan serta memiliki kemungkinan terjadinya (likelihood) kejadian ekstrim yang tinggi. nilai kurtosis-nya 5.100,16 menjadikan distribusi lognormal tergolong dalam distribusi leptokurtic. Nilai kurtosis tersebut juga mengindikasikan distribusi lognormal memiliki bobot ekor yang jauh dari nilai tengahnya. Chi-square distribusi lognormal sebesar 3,33 dengan nilai robabilitas 85%. Hal ini mengindikasikan nilai goodness of fit yang baik. Distribusi lognormal memiliki critical value pada selang kepercayaan 99% senilai 18,48 dan critical value pada selang kepercayaan 24,32. Simulasi distribusi severitas dilakukan untuk mengetahui ekspektasi nominal kerugian perusahaan dimasa mendatang. Simulasi disusun berdasarkan data distribusi frekuensi dan data distribusi severitas. Penelitian ini hanya menggabungkan probabilita terjadinya kegagalan sistem per bulan dengan pendekatan distribusi Poisson dan besarnya kerugian severitas risiko operasional dengan pendekatan distribusi Log Normal dengan iterasi sebanyak Angka didapat dari akumulasi frekuensi kejadian setelah mensimulasikan distribusi frekuensi (lihat tabel 3). Hasil simulasi distribusi severitas kehilangan menunjukkan nilai maksimal hasil simulasi sebesar ,07 dan nilai minimal senilai 7.877,37. Hasil simulasi distribusi severitas kehilangan kemudian akan digabungkan dengan distribusi frekuensi kejadian untuk mendapatkan distribusi kerugian agregat kehilangan. Tabel 3. Hasil Simulasi Distribusi Severitas Iterasi ke Nilai Rp , , , ,483.08

12 5 18, , , , C. Identifikasi distribusi kerugian agregat Distribusi kerugian agregat merupakan gabungan dari distribusi frekuensi kejadian dan distribusi severitas kehilangan. Pendekatan distribusi kerugian agregat membantu pihak bank atasu sebuah instansi untuk mengestimasi risiko sebuah bisnis yang dilakukan instansi, menghitung probabilitas nominal kerugian (severitas) dalam satu tahun, serta mengestimasi frekuensi kejadian merugikan selama satu tahun (Frachot, et al., 2001: 2). Penggabungan distribusi frekuensi dan distribusi severitas dilakukan dengan memasukkan nilai hasil simulasi distribusi severitas kedalam tabel yang jumlah kolom dan cell nya sesuai dengan hasil simulasi distribusi frekuensi. Data gabungan hasil simulasi distribusi severitas dan hasil simulasi distribusi frekuensi kemudian diidentifikasi pola distribusinya menggunakan Fitting distribusi juga dilakukan untuk melihat persentil data 0,1%. Pola distribusi data gabungan hasil fitting distribusi dilihat pada gambar 3. Pola distribusi data hasil fitting pada gambar 3 menunjukkan sebuah distribusi yang memiliki ekor panjang ke kanan. Dari gambar pula dapat diketahui jenis distribusi data adalah distribusi InvGauss. Distribusi data input memiliki nilai maksimum sebesar ,06 sedangkan niiai maksimum distribusi InvGauss tidak terhingga (infinity). Distribusi InvGauss memiliki nilai minimum ,7 sedangkan data input memiliki nilai minimum senilai 8.492,93. Kedua distribusi (baik data input dan InvGauss) memiliki nilai tengah (mean) yang sama sebesar ,27. Standar deviasi distribusi InvGauss senilai ,15 dan standar deviasi data input senilai ,09. Nilai standar deviasi distribusi data input lebih kecil dari distribusi InvGauss, sehingga dapat disimpulkan penyebaran data distribusi InvGauss lebih beragam dari distribusi data input. Distribusi data input memiliki derajat skewness dan kurtosis yang lebih besar dari distribusi InvGauss. Nilai Skewness distribusi data input 5,23 dan skewness distribusi InvGauss sebesar 4,39. Menurut Lewis (2004: 54) jika sebuah distribusi memiliki nilai skewness lebih besar dari satu, maka distribusi tersebut tergolong pada distribusi yang memiliki nilai likelihood yang lebih tinggi. Artinya meskipun kedua

13 distribusi ini memiliki ekor memanjang ke kanan, akan tetapi distribusi data input memiliki ekor ke kanan yang lebih panjang dari pada distribusi InvGauss. Nilai skewness penting dalam perumusan model ataupun pengukuran risiko (terutama risiko operasional) karena nilai skewness memberikan informasi tingkat likelihood dari kondisi ekstrim sebuah distribusi (Lewis, 2004: 51). Kurtosis merupakan sebuah tolak ukur bobot ekor sebuah ditribusi peluang kejadian. Nilai kurtosis distribusi data input sebesar 46,99 dan kurtosis distribusi InvGauss senilai 35,06. Kedua distribusi ini tergolong kepada distribusi leptokurtic. Disebut sebagai distribusi leptokurtic karena memiliki nilai kurtosis yang lebih besar dari tiga (Lewis, 2004: 55). Artinya, kedua distribusi ini memiliki bobot ekor (weight tail) yang tinggi atau ekor peluang distribusi semakin jauh dari titik tengah (mean). Nilai goodness of fit (chi square) distribusi InvGauss sebesar 31,42 dengan nilai probabilitasnya sebesar 21%. Critical value pada selang kepercayaan 99% senilai 45,64 dan pada selang kepercayaan 99,9% sebesar 54,05. D. Hasil penghitungan Value at Risk (VaR) Value at risk (VaR) Risiko operasional merupakan potensi kerugian pada periode tertentu dengan tingkat keyakinan (convidence level) tertentu dan dalam kondisi pasar yang normal. Nilai Value at Risk bisa dapat digunakan sebagai ukuran biaya modal (capital charge) yang harus dialokasikan oleh sebuah instansi untuk menutupi potensi kerugian akibat kegiatan bisnisnya (Lewis, 2004: 109). Capital charge risiko operasional merupakan kerugian tidak terduga (unexpected loss) yang mana merupakan selisih kerugian terduga (Expected Loss) dengan Value at Risk (VaR) aktivitas operasional pada selang kepercayaan tertentu. Sebelum menghitung unexpected loss harian, terlebih dahulu dibutuhkan identifiksi nilai expected loss dan Value at Risk. Expected loss merupakan nilai dalam kurva distribusi kerugian agregat yang besarnya senilai 0 sampai nilai tengah (mean) distribusi agregat. Sedangkan unexpected loss nilainya berada didaerah antara nilai tengah (mean) distribusi agregat sampai titik P 99,9. Nilai 99,9% merupakan nilai selang kepercayaan pada distribusi agregat. Sehingga P 99,9 ialah titik VaR dalam persentil yang dihitung pada selang kepercayaan 99,9%. Hasil penghitungan Value at Risk harian Bank Syariah X dituliskan pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Penghitungan Value at Risk (VaR) Harian Value at Risk P 99,9 4,071,550, Expected Loss 213,805, Unexpected Loss 3,857,744,791.90

14 Pada tabel 4. dapat dilihat nilai Value at Risk (VaR) P 99,9 sebesar Rp ,70 yang didapatkan dari nilai maksimal pada distribusi kerugian agregat dengan selang kepercayaan sebesar 99,9%. Nilai expected loss harian sebesar Rp ,80 yang didapatkan dari nilai tengah (mean) distribusi kerugian agregat. Sedangkan nilai unexpected loss harian bank syarian X senilai Rp ,90. Setelah didapatkan nilai capital charge harian, kini bisa dihitung capital charge tahunan. Capital charge atau unexpected loss tahunan didapat dari hasil perkalian nilai masing-masing angka pada tabel 4.6 dengan akar 365. Langkah ini dilakukan karena terdapat 365 hari dalam satu tahun. Setelah melakukan penghitungan, akar 365 adalah 19,10. Hasil penghitungan capital charge risiko operasional tahunan dan Value at Risk (VaR) tahunan ditulisan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Penghitungan Value at Risk (VaR) Tahunan Value at Risk P ,786,854, Expected Loss 4,084,743, Unexpected Loss 73,702,110, Tabel 5. diatas menerangkan nilai Value at Risk tahunan pada selang kepercayaan 99,9% sebesar Rp ,38 yang merupakan hasil perkalian VaR harian dikaliakan 19,10. Sedangkan nilai expected loss sebesar Rp ,89 yang didapat dari hasil perkalian expected loss harian dikalikan 19,10. Sehingga nilai unexpected loss tahunan senilai Rp ,48 didapatkan dari hasil pengurangan VaR tahunan dikurangi expected loss tahunan. Dengan demikian, bank syariah X harus menyediakan cadangan modal senilai Rp 73,7 milliar sebagai capital charge untuk mengantisipasi potensi terjadi kerugian akibat risiko operasional. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, dapat diperoleh kesimpulan bahwasanya bank syariah X memiliki potensi kerugian akibat risiko operasional di tahun mendatang senilai Rp ,48. Sehingga mengharuskan bank tersebut untuk mencadangkan modal senilai Rp 73,7 milliar atau senilai dengan 0,28% dari total modalnya pada tahun 2011 dan 0,25% dari modalnya pada tahun Penghitungan potensi kerugian agregat menggunakan pendekatan Loss Distribution Aggregate masih memiliki kekurangan, mengingat metode ini belum menghitung potensi kerugian dengan frekuensi kejadian rendah tetapi berdampak

15 signifikan terhadap berjalannya bisnis yang dilakukan perusahaan. Sehingga diperlukan penghitungan menggunakan metode lain untuk melengkapi kekurangan metode Loss Distribution Aggregate. E. PENUTUP A. Kesimpulan a. Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan. Tekhnik pengukuran resiko: 1. Pengukuran probabilitas., 2. Notional resiko. 3. Sensitivitas resiko. 4. Vilatilitas resiko. 5. Pendekatan VAR. 6. Matriks frekuensi dan signifikansi resiko. 7. Analisis skenario. Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu: 1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi. 2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko. B. Saran Kepada pembaca :

16 1. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, semoga bermanfaat. 2. Kami akui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami harap kritikan yang sifatnya membangun. 3. Terkhusus anda yang ENTERPRENEUR pintar-pintarlah mengatur resiko, sekecil apapun itu, karena ini menyangkut kesuksesan usaha anda. F. DAFTAR PUSTAKA Drs D.Herman, Manajemen resiko,cet.12; Jakarta: Bumi Aksara Bank Indonesia, Home: Publikasi: Laporan Keuangan Publikasi Bank. [Online] Available at : [Accessed 16 Juli 2013]. Basel Committe on Banking Supervision, International Convergence of Capital Meausurement and Capital Standard: A Revised Framework Comprehensive Version, Basel: s.n. Basel Committee on Banking Supervision, International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards, Basle: s.n. Shevchenko, P. V., Estimation of Operational Risk Capital Charge Under Parameter Uncertainty. The Journal of Operational Risk 3, 1(2), pp Wahyudi, I. et al., Manajemen Risiko Bank Islam. I ed. Jakarta: Salemba Empat. Walpole, R. E., Pengnar Statistik penerj. Bamabang Sumantri. 3 ed. Jakarta: PT Gramedia. Wealth Indonesia, n.d. Investasi: Kasus Penipuan Capital Market: Bangkrutnya Enron Corp.. [Online] Available at: kasuspenipuan-capital-market/bangkrutnya-enron-corp.html [Accessed 5 April 2013].

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO DIMENSI YANG DIUKUR

PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO DIMENSI YANG DIUKUR PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO 1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi. 2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya

Lebih terperinci

PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO DIMENSI YANG DIUKUR

PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO DIMENSI YANG DIUKUR PENGUKURAN RISIKO MANFAAT PENGUKURAN RISIKO 1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi. 2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya

Lebih terperinci

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan,

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir dimusim hujan dan sebagainya, dapat

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM.

Andri Helmi M, SE., MM. Andri Helmi M, SE., MM. 1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi, 2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh manajer risiko dalam upaya menentukan cara dan

Lebih terperinci

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi.

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. PENGERTIAN INVESTASI Semua pengorbanan sumberdaya (finansial/ non finansial) saat ini untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Pada Bab ini akan dilakukan pembahasan untuk menetapkan beban overbooking melalui model penghitungan. Untuk dapat melakukan penghitungan tersebut, terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang ebrbeda dengan yang diharapkan.

Lebih terperinci

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com ASPEK RESIKO Istilah resiko dalam manajemen mempunyai berbagai makna. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan cek. Bank perlu di

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 Nama : Gerardus Alrianto NPM : 0706169940

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian Hasil Analisis dengan Back Testing (LR) - Tentukan nilai T, V dan α - Hitung nilai - Bandingka LR dengan CV pada α tertentu - Kesimpulan uji Membandingkan Actual Loss dengan Metode Standar dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dianalisis dan dibahas tentang pengukuran risiko operasional klaim asuransi kesehatan pada PT. XYZ menggunakan metode EVT. Pengukuran risiko operasional

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI DAN DATA PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI DAN DATA PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI DAN DATA PENELITIAN 3.1 Pengantar Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian kasus karena dengan rancangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang mendalam, akurat, lengkap

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Kerugian yang tidak diharapkan Risiko Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan Bank ABC pada mulanya didirikan dengan menggunakan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Perusahaan mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis dan investasi ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh investor yaitu modal, objektif dan risiko. Hal yang sering menjadi pusat perhatian investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia perbankan sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dalam karya akhir ini dilakukan melalui studi pustaka, pengumpulan data dan analisa kuantitatif. Studi pustaka digunakan untuk menyusun landasan

Lebih terperinci

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 04PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Manajemen Risiko Operasional.1.1 Definisi Manajemen risiko operasional merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM.

ANDRI HELMI M, SE., MM. ANDRI HELMI M, SE., MM. SILABUS MANAJEMEN RISIKO 1. GENERAL OVERVIEW 2. DASAR-DASAR RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO 3. FUNGSI MANAJEMEN RISIKO 4. PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO DAN KERUGIAN POTENSIAL 5. PRINSIP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat inheren yang muncul sebelum risiko yang lainnya (Muslich, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat inheren yang muncul sebelum risiko yang lainnya (Muslich, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko secara umum didefinisikan sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa baik yang diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan dan dapat menimbulkan dampak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X 51 BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK + Dalam Bab 4 secara lebih mendalam akan dibahas analisis mengenai pengukuran risiko kredit konsumtif pada bank X dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dunia semakin cepat dan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan investasi (Tahir, 01). Masyarakat melakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh

Lebih terperinci

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengantar Di dalam penelitian ini akan dijelaskan secara detil mengenai data penelitian dan hal-hal yang terkait dengan data-data yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Catastrophe risk atau resiko bencana alam merupakan kerugian yang ditimbulkan dari bencana alam seperti gempa bumi, angin badai atau angin topan dan banjir, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dasar Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Terdapat tiga karakteristik risiko, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data penelitian ini diambil dari situs Bank Indonesia (http://www.bi.go.id), referensi jurnal, buku yang menunjang serta situs web lainnya yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang termasuk dalam kelompok LQ45 selama periode penelitian ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran Penelitian

3. METODE. Kerangka Pemikiran Penelitian 18 3. METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu parameter kinerja jangkauan layanan LKM mencakup adalah luasnya jangkauan kepada nasabah berupa besarnya jumlah nasabah yang dilayani LKM. Untuk menjangkau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Risiko Operasional Basel II Capital Accord secara khusus mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko kerugian yang timbul dari kegagalan atau tidak memadainya proses

Lebih terperinci

Bab 5 Pengambilan Risiko

Bab 5 Pengambilan Risiko Bab 5 Pengambilan Risiko Tujuan Pembelajaran Menjelaskan konsep resiko Menjelaskan bagaimana pengambilan resiko dilakukan Mengidentifikasi resiko-resiko yang potensial terjadi ketika memulai usaha Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi lingkungan internal dan eksternal perbankan mengalami perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, hampir semua investasi mengandung ketidakpastian atau resiko. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

Pemodelan Data Besar Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Menggunakan Distribusi Mixture Erlang

Pemodelan Data Besar Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Menggunakan Distribusi Mixture Erlang Statistika, Vol. 17 No. 1, 45 51 Mei 2017 Pemodelan Data Besar Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Menggunakan Distribusi Mixture Erlang Indah permatasari, aceng komarudin mutaqin, lisnur wachidah Program

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab 4 ini akan dibahas mengenai, analisis pengukuran risiko kredit consumer khususnya mortgage (KPR) pada Bank X dengan menggunakan Internal Model CreditRisk+. Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dianalisis dalam karya akhir ini adalah mengenai pengukuran risiko kredit di bagian Consumer Banking, khususnya untuk kredit

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan pemecahan masalah dalam mengukur risiko kredit dengan menggunakan metode Credit Risk +. Dimana pemecahan masalah tersebut akan sesuai mengikuti metodologi

Lebih terperinci

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk. Modul ke: Pengambilan Risiko Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan UU No. 21 Pasal 38 Tahun 2008 Tentang UU Perbankan Syariah disebutkan bahwa bank syariah dan UUS wajib menerapkan manajemen risiko,

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini akan memberikan penjelasan secara deskriptif mengenai hasil perhitungan statistik dalam mengukur risiko kredit menggunakan metode CreditRisk

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data penelitian ini diambil dari situs Bank Indonesia (http://www.bi.go.id), referensi jurnal, buku yang menunjang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Risiko Investasi Pada Saham, pernah dilakukan oleh Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan Properti yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam tesis ini akan dilakukan analisis stress testing terhadap posisi portofolio PT DA tanggal 31 Mei 2010. Urutan pembahasan adalah: (i) menentukan nilai VaR aset individual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pendekatan Perhitungan Risiko Operasional

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pendekatan Perhitungan Risiko Operasional BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pendekatan Perhitungan Risiko Operasional Basel II Accord membolehkan bank untuk menggunakan salah satu dari tiga pendekatan untuk menghitung modal risiko operasional. Suatu bank memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk).

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Risiko menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena manusia selalu dihadapkan dengan risiko baik risiko itu besar maupun kecil. Menurut Kountur, (2004)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik manajemen risiko menjadi mengemuka setelah terjadi banyak kejadian yang menyebabkan kerugian pada perusahaan. Depresi tajam dan cepat terhadap rupiah (krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif untuk mencapai tujuan dari penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik manajemen risiko menjadi mengemuka setelah terjadi banyak kejadian tidak terantisipasi yang menyebabkan kerugian perusahaan. Depresi tajam dan cepat terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Dalam Bab 4 secara lebih mendalam akan dibahas seacara deskriptif mengenai hasil pengukuran risiko kredit pada segmen Kredit Tanpa Agunan pada bank XYZ dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014. B. Teknik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai beberapa teori dan metode yang mendukung serta mempermudah dalam melakukan perhitungan dan dapat membantu di dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian untuk karya akhir ini akan dilakukan perhitungan risiko Kartu Kredit dengan menggunakan metode CreditRisk dalam mengukur nilai risiko kredit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. KERANGKA PENELITIAN Dalam penelitian ini, kerangka berpikir (penelitian) dilakukan dalam beberapa tahapan sebagaimana diagram alur tersebut dibawah ini : Perumusan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko ANDRI HELMI M, SE., MM. Pengertian Risiko Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott Kans kerugian the change of loss

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Belakang Topik manajemen risiko menjadi mengemuka setelah terjadi banyak kejadian yang menyebabkan kerugian pada perusahaan. Depresi tajam dan cepat terhadap rupiah (krisis moneter),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asuransi merupakan suatu kegiatan pemindahan atau pengalihan risiko untuk mencegah terjadinya kerugian besar yang disebabkan oleh risiko-risiko tertentu. Risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu propinsi dari 35 propinsi di wilayah Indonesia. DI Yogyakarta terletak di Pulau Jawa bagian tengah sehingga memiliki batas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: RENGGANIS PURWAKINANTI

SKRIPSI. Oleh: RENGGANIS PURWAKINANTI APLIKASI METODE MOMEN MOMEN PROBABILITAS TERBOBOTI UNTUK ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI PARETO TERAMPAT PADA DATA CURAH HUJAN (Studi Kasus Data Curah Hujan Kota Semarang Tahun 2004-2013) SKRIPSI Oleh: RENGGANIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah kegiatan penanaman sejumlah tertentu dana pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau keuntungan di masa yang

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Metode Kernel Density Estimation pada Loss Distribution Approach untuk Risiko Operasional

Analisis Penggunaan Metode Kernel Density Estimation pada Loss Distribution Approach untuk Risiko Operasional Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 12 No 1, April 2016, pp 11 18 Analisis Penggunaan Metode Kernel Density Estimation pada Loss Distribution Approach untuk Risiko Operasional Erwan Setiawan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan dari Bab III adalah nilai minimum capital requirement Divisi Usaha Menengah PT. Bank X, selama tahun tahun 2007 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Minimum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang diambil yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR 7 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Tinjauan Konsep Risiko Operasional Pengelolaan risiko operasional merupakan bagian integral dari manajemen risiko perusahaan. Risiko-risiko yang terkait dengan akivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktuaria adalah suatu disiplin ilmu yang menerapkan metode-metode statistika maupun matematika dalam menentukan price dan resiko pada industri asuransi dan keuangan.

Lebih terperinci

Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko

Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko Makalah Ekonomi Manajerial Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Beresiko Disusun oleh: Kelompok 13 Nama Anggota : Dimas Widyotomo (125020207111048) Rizkie Imadudien L ( 125020205111004) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh investor, yaitu capital (modal), objective (objektif), dan risk (risiko).hal yang sering menjadi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan

Lebih terperinci