Profil Kemampuan Guru IPA SMP dalam Memahami Materi Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
|
|
- Deddy Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Profil Kemampuan Guru IPA SMP dalam Memahami Materi Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). LENI MARLINA 1), LILIASARI 2,*), BAYONG TJASYONO 2), SUMAR HENDAYANA 3) 1) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. liliasari@upi.edu sumar.hendayana@gmail.com 2) Institut Teknologi Bandung. Jl. Ganesa No. 10 Bandung. bajongtjas@gmail.com 3) Universitas Sriwijaya. Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Inderalaya Ogan Ilir. Sumatera Selatan leni_fisika@yahoo.co.id Abstrak Guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan misi pendidikan di lapangan merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pendidikan formal yang bermutu dan efisien. Guru IPA di SMP yang mengajar materi IPBA kebanyakan dari jurusan selain pendidikan fisika, seperti pendidikan kimia dan biologi. Hal ini menyebabkan terjadinya mismatch (ketidaksesuaian) baik ditinjau dari kualifikasi guru maupun dari penguasaan materi. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji tentang Kebumian dan Antariksa. Pelajaran IPBA sudah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di Indonesia mulai jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Namun sayangnya kemampuan guru untuk mentransfer ilmu ini kepada siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan guru sains/ipba tidak terlepas dari proses penyiapan guru itu sendiri oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian disertasi dengan desain penelitian mixed method (campuran). Dari hasil studi pendahuluan 18 orang guru IPA SMP di salah satu MGMP di Provinsi Sumatera Selatan, latar belakang pendidikan guru IPA berasal dari pendidikan fisika 56%, biologi 39%, dan pertanian 5%. Sebagian besar guru memiliki pengalaman mengajar 6-10 tahun (67%), tahun (16%), dan tahun (17%). Sedangkan pengalaman guru IPA yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan IPA sebanyak 33% sedangkan 67% belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan. Adapun materi IPBA yang dianggap sulit menurut guru adalah gerak edar matahari, bumi, dan satelit; proses di litosfer dan atmosfer; serta hubungan proses di litosfer dan atmosfer dengan lingkungan. Kata-kata Kunci: Profil, Kemampuan Guru, Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). PENDAHULUAN Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pendidikan bermutu hanya akan diperoleh melalui proses pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru yang profesional dan mempunyai komitmen mutu. Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan misi pendidikan di lapangan merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pendidikan formal yang bermutu dan efisien. Berbagai penelitian tentang guru IPA dan hasil belajar siswa memberikan sejumlah implikasi pentingnya berbagai strategi, sistem pembinaan profesionalitas guru untuk peningkatan mutu dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran (Susilawati, 2014). Sains termasuk di dalamnya Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA), dikembangkan oleh manusia dengan tujuan untuk memahami gejala alam (National PPG-1
2 Research Council, 1996; Btotosiswoyo, 2000). Menurut Hungerford dalam Pujani (2011) sains mengandung tiga pengertian, yaitu (1) proses memperoleh informasi melalui metode empiris, (2) informasi yang diperoleh melalui penyelidikan yang telah di tata secara logis dan sistematis, dan (3) suatu kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid. Lebih lanjut Hungerford dalam Pujani (2011) menjelaskan bahwa sains mengandung tiga unsur utama yaitu produk, proses dan sikap. Sains sebagai produk meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Sains sebagai proses merupakan rangkaian kegiatan ilmiah fenomena alam yang menghasilkan pengetahuan ilmiah. Sedangkan sains sebagai sikap dapat berkembang karena adanya rasa ingin tahu, kerendahan hati, keraguan, tekad, terbuka, tekun, teliti, dan jujur. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji tentang Kebumian dan Antariksa. Pelajaran IPBA sudah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di Indonesia mulai jenjang SD hingga Perguruan Tinggi. Namun sayangnya kemampuan guru untuk mentransfer ilmu ini kepada siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan guru sains/ipba tidak terlepas dari proses penyiapan guru itu sendiri oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Dalam rangka menyiapkan siswa sebagai masyarakat yang memiliki literasi sains, guru sains juga harus dipersiapkan dengan baik. Karena sains memiliki dasar pengetahuan yang cepat berubah dan memperluas relevansinya pada permasalahan sosial, guru perlu terus diberikan kesempatan untuk membangun pemahaman dan kemampuan mereka serta harus terus up to date permasalahan sains yang perlu diketahui siswa (National Research Council, 1996). Guru IPA SMP di salah satu MGMP di Provinsi Sumatera Selatan yang mengajar materi IPBA kebanyakan dari jurusan selain pendidikan fisika, seperti pendidikan kimia dan biologi. Hal ini menyebabkan terjadinya mismatch (tidak sesuai) baik ditinjau dari kualifikasi guru maupun dari penguasaan materi. Hasil observasi lebih lanjut cakupan materi IPBA dalam kurikulum SMP dan SMA menemukan bahwa IPBA sebagai bagian konten dari kurikulum di sekolah menengah mengalami pergeseran orientasi yang cukup signifikan. Hal ini terindikasi dari cakupan materi IPBA dalam kurikulum fisika mengalami pengurangan porsi cukup besar dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004 ke KTSP 2006, begitu juga di dalam Kurikulum Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Liliawati (2009), bahwa pengurangan porsi materi IPBA di kurikulum fisika SMP dan SMA disebabkan oleh adanya integrasi sebagian materi IPBA ke kurikulum IPS dan Geografi. Di sisi lain, materi IPBA seperti Astronomi dan Kebumian sangat sering dikompetisikan bagi siswa SMP dan SMA, baik tingkat nasional maupun internasional. Dari hasil wawancara dengan salah satu ketua MGMP di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan, sebagian besar SMP masih menerapkan kurikulum KTSP, hanya beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum Disamping itu juga, guru IPA SMP dituntut untuk lebih inovatif dalam merancang dan menerapkan kurikulum IPA khususnya materi IPBA dalam pembelajaran. Adapun tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui profil kemampuan guru IPA SMP dalam memahami konsep atau materi Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode campuran (Mixed Method). Dengan desain penelitian Embedded Design seperti gambar 1. Dengan pendekatan pemecahan masalah ( Problem Solving). Adapun sampel penelitian adalah guru IPA dan siswa SMP kelas VIII tahun ajaran 2016/2017 Salah Satu MGMP di PPG-2
3 SEMINAR N NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 Provinsi Sumatera Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : dokumentasi, observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Kualitatif sebelum intervensi : gambaran awal sikap guru dan siswa pembelajar an IPBA Kuantita tif Pretest (konsepkonsep IPBA) Intervensi ii Skor N-gain PK dan KBK Rancangan pembelajar an IPBA: Materi, RPP, LKS, Media Metode dan asesmen. Kuantit atif Postest (konsepkonsep IPBA) Kualitatif selama intervensi: penerapan PPGI untuk meningkatkan PK dan KBK Kualitatif setelah intervensii : Gambaran akhir sikap guru dan siswa pembelajar an IPBA Interpretasi data kualitatif dan kuantitatif: memberikan makna hasil implementasi berdasarkan uji statistik (penguasaan konsep dan KBK Siswa). Persepsi dan sikap guru penyusunan desain dan implementasi instruksional IPBA, persepsi dan sikap siswa pembelajaran IPBA Gambar 1. Desain Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Pendidikan Guru IPA Dari hasil studi pendahuluan, latar belakang pendidikan guru IPA SMP di salah satu MGMP di kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan berbeda-beda. Diantaranya pendidikan Fisika, Biologi, dan Pertanian. Adapun persentasenya dapat dilihat pada gambar 2. Latar belakang keilmuan 5% Fisika 39% 56% Biologi Pertanian/ /Biologi Gambar 2. Latar Belakang Pendidikan Guru IPA PPG-3
4 SEMINAR N NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 Dari gambar 1 di atas, terlihat bahwa latar belakang pendidikan guru IPA SMP adalah Sarjana S1 sebanyak 44% yang berasal dari Biologi dan Pertanian bukan dari pendidikan IPA atau fisika. Dari hasil wawancara dan angket Sebanyak 18 orang guru yang berasal dari 13 SMP, ada beberapa guru yang berasal dari fakultas MIPA Biologi dan fakultas Pertanian yang mengambil akta mengajar (angta IV) untuk menjadi guru IPA SMP. Hal ini akan berpengaruh kinerja mereka sebagai guru IPA SMP khususnya dalam mengajarkan materi IPBA, dimana mereka dituntut untuk lebih inovatif dalam merancang dan membelajarkan kepada siswa. Pengalaman Mengajar Guru IPA Adapun pengalamann mengajar guru IPA SMP MGMP Kabupaten Ogan Ilir seperti terlihat pada gambar 3. Pengalaman mengajar 0-5 tahun 0% tahun 16% tahun 17% 6-10 tahun 67% Gambar 3. Pengalaman Mengajar Guru IPA Dari gambar 3 di atas, pengalaman mengajar guru IPA SMP kabupaten Ogan Ilir adalah 6-10 tahun (67%), tahun (16%), dan tahun (17%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman mengajar guru IPA sebagian besar 10 tahun hanya beberapa orang yang di atas 10 tahun. Pelatihan Yang Pernah diikuti Guru Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru IPA SMP kabupaten Ogan Ilir seperti Gambar 4. PPG-4
5 Pengalaman pelatihan 2x 17% 3x 5% 1x 11% 0x 67% Gambar 4. Pengalaman Pelatihan Guru IPA Pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh guru IPA sebanyak 33%, dengan rincian pelatihan yang diikuti adalah pelatihan kepala laboratorium, instruktur nasional kurikulum 2013, pembuatan media ajar, implementasi kurikulum 2013, TOT IN Guru Pembelajar. Sedangkan sebanyak 67% guru IPA belum pernah mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. Tingkat Kesulitan dalam Memahami Konsep Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Materi IPBA yang dianggap sulit menurut guru IPA SMP Kabupaten Ogan Ilir seperti gambar % 80% 60% 40% 20% 0% Tingkat kesulitan dalam memahami konsep Tata surya Matahari sbg bintang, bumi sbg planet Gerak edar matahari, bumi, satelit Proses di litosfer & atmosfer Hub. proses di litosfer & atmosfer dgn lingkungan Sangat sulit Sulit Sedang Mudah Gambar 5. Tingkat kesulitan Guru IPA dalam memahami konsep IPBA Dari gambar 5 di atas, konsep atau materi IPBA yang dianggap sulit dipahami oleh guru IPA sebagian besar adalah gerak edar matahari, bumi, dan satelit; proses di litosfer dan atmosfer; serta hubungan proses di litosfer dan atmosfer dengan lingkungan. KESIMPULAN PPG-5
6 Guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan misi pendidikan di lapangan merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pendidikan formal yang bermutu dan efisien. Dari hasil studi pendahuluan profil guru IPA SMP di salah satu MGMP kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera sebanyak 18 orang guru yang berasal dari 13 SMP, latar belakang pendidikan guru IPA adalah Pendidikan fisika (56%), Biologi (39%), dan pertanian (5%). Dengan pengalaman mengajar guru IPA sebagian besar 6-10 tahun, sedangkan tahun hanya beberapa guru. Pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh guru IPA sebanyak 33%, Sedangkan sebanyak 67% guru IPA belum pernah mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. Konsep atau materi IPBA yang dianggap sulit dipahami oleh guru IPA sebagian besar adalah gerak edar matahari, bumi, dan satelit; proses di litosfer dan atmosfer; serta hubungan proses di litosfer dan atmosfer dengan lingkungan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing disertasi Ibu Prof. Dr. Liliasari, M.Pd selaku promotor, Bapak Prof. Dr. Bajong Tjasyono HK., DEA selaku ko-promotor, dan Bapak Dr. Sumar Hendayana, M.Sc selaku anggota promotor atas bimbingan dan motivasinya selama ini. Anggota MGMP, siswa SMP dan pihak terkait atas dukungan dan partisipasinya dalam penelitian ini. PPG-6
7 DAFTAR RUJUKAN Atkin, J. M., & Black, P Inside science education reform: A history of curricular and policy change. New York, NY: Teachers College Press. Brahmantyo, B. dkk Pengantar Ilmu dan Teknologi Kebumian. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB. Bandung Berwald, J. dkk Focus on Life Science Grade 7. Ohio : McGraw-Hill Companies. Borrero, F., Hess, F., Hsu, J., Kunze, G., Leslie, S., et al Earth Science: Geology, the Environment, and the Universe. USA: Glenco. Brotosiswoyo, B.S Hakekat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi dalam Hakekat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional. Creswell. W.J. & Clark. P.V Designing and Conducting Mixed Methods Research. Sage Publications. Thousand Oaks, London, New Delhi. Depdiknas a. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Fokus Media. Depdiknas b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Fokus Media. Liliasari, Agus Setiawan, Ari Widodo Pembelajaran Berbasis TI untuk Mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Tingkat Tinggi Pebelajar. Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana, Jakarta DIKTI. NSTA (National Science Teacher Association) Standards for Science Teacher Preparation. National Research Council (NRC) National Washington DC: National Press. Science Education Standard. National Research Council (NRC) Taking science to school: Learning and teaching science in grades K 8. Washington, DC: National Academies Press. Penuel, W. R., Gallagher, P.L., & Moorthy, S., Preparing teacher to design sequences of instruction in earth systems science: A comparison of three professional development program. Am Educ Res J. Vol:96 p Pujani, M.N Pembekalan Keterampilan Laboratorium IPBA Berbasis Kemampuan Generik Sains Bagi Calon Guru. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: SPs. Universitas Pendidikan Indonesia. Pujani, dkk Pembekalan Keterampilan Laboratorium untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains Calon Guru pada Bidang Astronomi. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei Sofiraeni, R Model Pengembangan Profesional Berkelanjutan Guru IPA Melalui Lesson Study Berbasis MGMP. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Susilawati. E. Sistem Pembinaan Profesional Guru IPA /#q=sistem+pembinaan+profesional+guru+ipa. Diakses tanggal 19 April PPG-7
Pelatihan Guru IPA dalam Mendesain Instruksional Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP
Pelatihan Guru IPA dalam Mendesain Instruksional Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Leni Marlina 1*, Liliasari 2, Bayong Tjasyono 3, dan
Lebih terperinciANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Prosiding Seminar Nasional Fisika 2008 ISBN : 978-979-98010-3-6 ANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Winny Liliawati dan Mimin Iryanti Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan produk yang dihasilkannya. Di bidang sains,
Lebih terperinciPROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP
ISSN: 1412-0917 Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008 PROFIL DAN ANALISIS MATERI IPBA DALAM KTSP Oleh : Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas
Lebih terperinciAnalisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Seminar Nasional Fisika ITB 5 6 Februari 2008 Winny Liliawati, S.Pd, M.Si Mimin Iryanti, M.Si Kurikulum 2004 Profil IPBA Untuk SMP,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan kemiringan sebesar 23,5 derajat. Perputaran Bumi yang konstan dan tenang menyebabkan benda dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. Menurut Trowbridge et.al (1973) : Sains adalah batang tubuh dari pengetahuan dan suatu proses. Batang
Lebih terperinciElok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA
PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA Rianti Cahyani, Nuryani Y, Rustaman, Mulyati Arifin, Yeni Hendriani Universitas Pendidikan Indonesia, Jl.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. pada Siswa SMP Kelass VIII. Tesis pada Universitas Negeri Semarang. [Online]. [9 Januari 2012].
76 DAFTAR PUSTAKA Amellia, D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Metode Pictorial Riddle terhadap Pemahaman Konsep Pemantulan Cahaya pada Siswa SMP Kelass VIII. Tesis pada Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Urutan pemberian materi IPBA pada jenjang SMA dalam kurikulum 1984
80 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Urutan pemberian materi IPBA pada jenjang
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
APRESIASI GURU IPA SMP SURABAYA TERHADAP IMPLEMENTASI LESSON STUDY Wisanti dan Achmad Lutfi FMIPA UNESA Email: endangsusantini@ymail.com ABSTRAK Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru seperti yang
Lebih terperinciD038 ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI DAN SIKAP CALON GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN PADA KONSEP ILMU PENGETAHUAN BUMI ANTARIKSA.
ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI DAN SIKAP CALON GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN PADA KONSEP ILMU PENGETAHUAN BUMI ANTARIKSA Rosnita 1, Ari Widodo 2, Enok Maryani 2, Bayong Tjasyono HK 3 1 Universitas
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP
Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP Taufik Ramlan Ramalis Abstrak. Pemberian materi IPBA di SMA mengalami perubahan dari mata pelajaran fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) dirasakan penting untuk dipelajari karena materi-materi tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciPENGUASAAN KONSEP DASAR IPA PADA MAHASISWA PGSD UNIMED MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
PENGUASAAN KONSEP DASAR IPA PADA MAHASISWA PGSD UNIMED MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES Lala Jelita Ananda, Khairul Anwar Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : ljananda@unimed.ac.id Abstrak
Lebih terperinciKEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN
KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN Abstrak Ana Ratna Wulan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Studi deskriptif telah dilakukan di Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki sumber daya manusia yang cerdas serta terampil. Hal ini dapat terwujud melalui generasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WORKSHEET IPBA BERBASIS SAINS LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.rnd.02 PENGEMBANGAN WORKSHEET IPBA BERBASIS SAINS LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA Erwina Oktavianty 1,a), Hamdani, Ika Sari Fitrina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUA N A.
1 BAB I PENDAHULUA N A. Latar Belakang Penelitian Sains memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan manusia, oleh karena itu sains diperlukan oleh seluruh masyarakat Indonesia (science
Lebih terperinciKeywords: kemampuan inkuiri, guru yang tersertifikasi.
ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI GURU YANG SUDAH TERSERTIFIKASI DAN BELUM TERSERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN SAINS SD Oleh: Ramdhan Witarsa ABSTRAK Pembelajaran sains yang sesuai dengan tuntutan kurikulum adalah
Lebih terperinciDESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA
DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA Sehat Simatupang, Togi Tampubolon dan Erniwati Halawa Jurusan Fisika
Lebih terperinci2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad 21 merupakan abad kompetitif di berbagai bidang yang menuntut kemampuan dan keterampilan baru yang berbeda. Perubahan keterampilan pada abad 21 memerlukan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki sumber daya yang cerdas dan terampil, yang hanya akan terwujud jika setiap anak bangsa
Lebih terperinciDoni Setiawan, Arum Setiawan, Mustafa Kamal, Erwin Nofyan, Nita Aminasih Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya ABSTRAK
PELATIHAN PENGUNAAN ALAT- ALAT LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PRAKTIKUM IPA-BIOLOGI BAGI GURU SMP DI KECAMATAN INDRALAYA UTARA, KABUPATEN OGAN ILIR Doni Setiawan, Arum Setiawan, Mustafa Kamal,
Lebih terperinciKONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA
KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciProfil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang
Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com
Lebih terperinciPELATIHAN MEKANIKA BENDA LANGIT BAGI GURU-GURU SMP/SMA DI KABUPATEN BULELENG
PELATIHAN MEKANIKA BENDA LANGIT BAGI GURU-GURU SMP/SMA DI KABUPATEN BULELENG Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha e-mail: pujanim@yahoo.co.id
Lebih terperinciPELATIHAN PRAKTIKUM IPBA BAGI GURU SMP/SMA DI KOTA SINGARAJA MENUJU OLIMPIADE ASTRONOMI Oleh: Ni Made Pujani dan Ni Ketut Rapi
PELATIHAN PRAKTIKUM IPBA BAGI GURU SMP/SMA DI KOTA SINGARAJA MENUJU OLIMPIADE ASTRONOMI Oleh: Ni Made Pujani dan Ni Ketut Rapi ABSTRAK Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Yetty Wadissa, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat menuntut harus memiliki sumber daya manusia yang cerdas serta terampil. Dapat diperoleh dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persentase Skor (%) 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasannya sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui ketercapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar
Lebih terperinci2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Literasi sains adalah kemampuan seseorang untuk memahami sains, dan kemampuan seseorang untuk menerapkan sains bagi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Indonesia, Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung
Pengaruh Integrasi Proses Reasearching Reasoning Reflecting (3R) pada Model Problem Basel Learning (PBL) terhadap Domain Literasi Saintifik Siswa SMA Kelas X A.I. Irvani 1*, A. Suhandi 2, L. Hasanah 2
Lebih terperinciPENILAIAN HASIL BELAJAR IPA
PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA Makalah disusun untuk Lingkungan Terbatas FPMIPA & Program Pascasarjana Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman NIP 130780 132 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2003 1 PENILAIAN HASIL
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)
PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) Oleh: Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Telah dilakukan
Lebih terperinciKorelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer
Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Lovy Herayanti dan Habibi Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Murni Setiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains bukan hanya kumpulan pengetahuan saja. Cain dan Evans (1990, dalam Rustaman dkk. 2003) menyatakan bahwa sains mengandung empat hal, yaitu: konten/produk, proses/metode,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA. Ni Made Pujani
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Tujuan dari
Lebih terperinciMeningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah
Suska Journal of Mathematics Education (p-issn: 2477-4758 e-issn: 2540-9670) Vol. 2, No. 2, 2016, Hal. 97 102 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah Mikrayanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, termasuk dosen yang merupakan agen sentral pendidikan di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASTRONOMI BERBASIS INKUIRI DAN EKSPLORASI SERTA BERORIENTASI PEMBERIAN CONTOH UNTUK CALON GURU FISIKA.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASTRONOMI BERBASIS INKUIRI DAN EKSPLORASI SERTA BERORIENTASI PEMBERIAN CONTOH UNTUK CALON GURU FISIKA Oleh Agus Suyatna, staf pengajar Jurusan PMIPA FKIP Unila ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang terjadi pada masyarakat, seperti dalam menghadapi bahaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia pada umumnya kurang memahami berbagai pengetahuan tentang kebumian dan astronomi. Hal ini ditunjukan oleh fenomena yang terjadi pada masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikatakan bahwa pembelajaran fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciKESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH
288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) UNTUK PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Ervan Johan Wicaksana (IKIP PGRI
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP
476 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.2, 2009, hlm 476-483 PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP Supartono, Saptorini, Dian Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Nurhada,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan yang paling penting dan meresap di sekolah adalah mengajarkan siswa untuk berpikir. Semua pelajaran sekolah harus terbagi dalam mencapai tujuan ini
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA TENTANG ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA) MELALUI KEGIATAN LAYANAN LABORATORIUM
Naskah Jurnal LPM UPI Tahun 7 No. 7 Oktober 2007. ISSN 1412-1891 PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA TENTANG ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA) MELALUI KEGIATAN LAYANAN LABORATORIUM Asep Sutiadi Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP UNIB msutarno_unib@yahoo.com,
Lebih terperinciSELF EFFICACY AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN IPA FMIPA UNY UNTUK MENJADI CALON GURU IPA SMP
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 SELF EFFICACY AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN IPA FMIPA UNY UNTUK MENJADI CALON
Lebih terperinciKETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Arini Rosa Sinensis Thoha Firdaus Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Email: thohaf@stkipnurulhuda.ac.id
Lebih terperinciPEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY
PEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY Oleh Masriyah, Kusrini, Endah B.R., dan Abadi *) Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini mengangkat tema mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab untuk membantu perkembangan kepribadian serta kemampuan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING PADA TOPIK OPTIKA BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Oleh: Dr. Eko Swistoro Warimun Email : eko_swistoro@yahoo.com Program
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 ANALISIS PERBANDINGAN LEVEL KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM STANDAR ISI (SI), SOAL UJIAN NASIONAL (UN), SOAL (TRENDS IN INTERNATIONAL
Lebih terperinciPROFIL KETERAMPILAN LABORATORIUM MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA BIDANG ASTRONOMI
PROFIL KETERAMPILAN LABORATORIUM MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA BIDANG ASTRONOMI Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Undiksha alamat: Jln. Udayana 11 Singaraja (81117); e-mail: pujanim@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik dari sisi individu maupun sosial. Hal tersebut menjadi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LABORATORIUM CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LABORATORIUM CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Undiksha, Singaraja, Indonesia alamat: Jln. Udayana 11 Singaraja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membangun bangsa. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut Puspendik (2012: 2), kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh oleh rakyatnya. Maju atau tidaknya suatu bangsa juga dapat dilihat dari maju atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam menjelajah dan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengetahuan tentang alam tidak terlepas dari kehidupan masyarakat sebagai makhluk hidup, sehingga pengetahuan alam menjadi suatu ilmu yang wajib dipelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP Fitha Yuniarita Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bangka Belitung ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Afifudin, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS
PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS Yuniawatika Ni Luh Sakinah Nuraeni Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5 Malang Email: yuniawatika.fip@um.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD
PENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD I Gede Margunayasa Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak
EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program yang secara efektif dapat membekali kemampuan calon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor
Lebih terperinciPembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM - 104 Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA Samsul Feri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memiliki tugas utama mendidik dan mengajar serta sebagai tenaga pengajar yang profesional, guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogi, profesional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI GURU KIMIA MELALUI PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI BANYUWANGI
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU KIMIA MELALUI PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI BANYUWANGI Oleh: Utiya Azizah 1, Suyono 2, Bertha Yonata 3 1,2,3 Jurusan Kimia FMIPA Unesa 1 utiyaazizah@unesa.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Depdiknas,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian berupa Research and Development (R&D) dengan model 3D, lokasi
47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian memaparkan tentang paradigma penelitian, metode penelitian berupa Research and Development (R&D) dengan model 3D, lokasi dan subjek penelitian. Diuraikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru
Lebih terperinciPAKET SUMBER BELAJAR (PSB) DENGAN ANALISIS FOTO KEJADIAN FISIKA (AFKF) PADA MATERI USAHA ENERGI. Fika Maulani Rahmah
PAKET SUMBER BELAJAR (PSB) DENGAN ANALISIS FOTO KEJADIAN FISIKA (AFKF) PADA MATERI USAHA ENERGI Fika Maulani Rahmah fikamaulani94@gmail.com Sutarto sutarto.prof.dr.mpd@gmail.com I Ketut Mahardika ketut.fkip@unej.ac.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan guru memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimental design). Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi sains merupakan salah satu ranah studi Programme for Internasional Student Assessment (PISA). Pada periode-periode awal penyelenggaraan, literasi sains belum
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 32-37 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM
Lebih terperinciUSING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT
0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY (LOI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami sains, menggunakan pengetahuan ilmiah dan membantu membuat keputusan tentang fenomena alam dan interaksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecakapan hidup atau life skills mengacu pada beragam kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan yang penuh kesuksesan dan kebahagiaan, seperti kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang penting untuk dipelajari (Sirhan, 2007). Memahami kimia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan salah satu pengetahuan yang penting untuk dipelajari (Sirhan, 2007). Memahami kimia merupakan jalan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Generik Sains Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sains meliputi Kimia, Biologi, Fisika, dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com
Lebih terperinci