FITOREMEDIASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN KOMBINASI ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) DENGAN ALIRAN BATCH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FITOREMEDIASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN KOMBINASI ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) DENGAN ALIRAN BATCH"

Transkripsi

1 FITOREMEDIASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN KOMBINASI ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) DENGAN ALIRAN BATCH Ahmad Zubair 1, Ardi Arsyad 1, Rosmiati 2 ABSTRAK. Studi tentang fitoremediasi logam berat kadmium (Cd) menggunakan kombinasi eceng gondok (Eichnornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) dengan aliran batch telah dilakukan untuk menganalisis besarnya penurunan konsentrasi Cd dalam air limbah setelah proses fitoremediasi dan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi awal dan waktu tinggal terhadap penyerapan logam berat Cd. Penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu : kombinasi tanaman, konsentrasi logam, serta waktu tinggal. Variasi kombinasi yang digunakan yaitu perlakuan KT 1 (perbandingan Eichornia crassipes dan Pistia stratiotes 75 : 25), perlakuan KT 2 (perbandingan Eichornia crassipes dan Pistia stratiotes 50 : 50) dan perlakuan KT 3 (perbandingan Eichornia crassipes dan Pistia stratiotes 25 : 75). Penelitian dilakukan selama 9 hari (setelah sebelumnya dilakukan aklimatisasi selama 7 hari) dengan rentang pengambilan sampel setiap 3 hari sekali, yang kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Air limbah yang digunakan merupakan air limbah artifisial mengandung logam berat kadmium (Cd) dengan konsentrasi awal sebesar 5 ppm dan 10 ppm. Setelah perlakuan fitoremediasi, konsentrasi Cd pada air limbah mengalami penurunan secara signifikan, kecuali pada kontrol. Penurunan konsentrasi tertinggi terdapat pada perlakuan KT 1 (75 % EG : 25 % KA) yaitu pada waktu tinggal 9 hari menurun hingga 0,111 ppm (97,76 %) dari konsentrasi awal 5 ppm dan 1,091 ppm (89,04 %) untuk konsentrasi awal 10 ppm. Besarnya konsentrasi awal yang terdapat pada air limbah berpengaruh terhadap tingkat penyerapan kadar Cd dan kondisi fisik tanaman, hal ini terkait dengan kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat dan memanfaatkannya untuk pertumbuhan. Persentase penyerapan Cd pada air limbah yang semakin meningkat seiiring bertambahnya waktu tinggal dikarenakan tanaman masih mampu menyerap kadar logam Cd hingga hari ke-9 karena belum melewati titik jenuh. Kata kunci : Fitoremediasi, Cd, Kombinasi, Eceng gondok (Eichornia crassipes), Kayu apu (Pistia stratiotes). ABSTRACT. Study about phytoremediation heavy metal cadmium (Cd) by using combination Eichornia crassipes and Pistia stratiotes with batch flow that have done to get analysis concentration Cd decrease left in wastewater after phytoremediation process and to get analysis the influence of the first concentration and the residence time for absorption heavy metal Cd. The research consisted of the three variables : plant combination, metal concentration, and recidence time. The various of combination used the treatment of KT1 (the comparison Eichornia crassipes and Pistia stratiotes 75 : 25), the the treatment of KT2 (the comparison Eichornia crassipes and Pistia stratiotes 50 : 50), and the treatment of KT3 (the comparison Eichornia crassipes and Pistia stratiotes 25 : 75). The research was done for nine days (before was done aklimitisation for 7 days) with the length sample each 3 times once and the next analyse by using Atomic Absorbtion Spectrofotometer (AAS). The wastewater that used artificial wastewater contained cadmium metal (Cd) with the first concentration 5 ppm and 10 ppm. After treatment phytoremediation, the concentration Cd in wastewater get decrease significantly expect control variabel. The decrease high concentration in treatment KT1 (75 % EG : 25 % KA) in length 9 days to decrease until 0,111 ppm (97,76 %) from the first concentration 5 ppm and 1,091 ppm (89,04) for the first concentration 10 ppm. The high of the first concentration contained wastewater influence level absorption Cd and the condition of plant. It correlated with the potential of plant to absorp metal and to get its growth. The percentage of absorption Cd in metal the more progress while adding residence time. It caused to adsorp Cd till 9 days because it hasn t passed saturation point. Keywords: Phytoremediation, Cd, Combination, Eichornia crassipes, Pistia stratiotes. 1 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 1

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan, limbah logam berat dapat masuk ke dalam perairan, mengendap di dasar perairan dan terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme akuatik. Selain itu, polutan yang dibuang ke perairan dapat terserap oleh tanah yang akan menyebabkan pencemaran pada air tanah. Salah satu logam berat yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran pada beberapa kasus adalah kadmium (Cd). Logam kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang banyak digunakan dalam berbagai kegiatan industri kimia diindonesia, seperti : industri pelapisan logam, industri baterai nikel-kadmium, industri cat, industri PVC atau plastik dan industri lainnya. Kadmium dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri kimia tersebut karena sifat kadmium yang lunak dan tahan korosi (Darmono, 2001). Kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah, kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal (Palar, 2004). Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan diperlukan tindakan pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan serta upaya pemulihan terhadap badan air yang tercemar oleh logam berat kadmium agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Salah satu metode pengolahan yang dapat digunakan adalah teknologi fitoremediasi yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan yang dapat menurunkan dan menghilangkan bahan-bahan berbahaya baik organik maupun anorganik dari lingkungan. Dalam penelitian ini tanaman yang akan digunakan adalah eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes). Pemilihan jenis tanaman ini didasari oleh penelitian Suryati T dan Budhi (2003) bahwa dari tiga jenis tanaman air yang digunakan kemampuan untuk menurunkan konsentrasi Cd dari air yang paling efektif adalah eceng gondok dan kayu apu. Selain itu eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) memiliki kelebihan yaitu : sifat pertumbuhan yang mudah dan relatif cepat, mudah ditemukan di perairan tawar, dan memiliki kemampuan untuk menyerap unsur-unsur organik yang ada di perairan sebagai nutrisi untuk hidupnya. Penelitian tentang penggunaan tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) dalam fitoremediasi sudah pernah dilakukan seperti penelitian yang dilakukan Suryati T dan Budhi (2003) bahwa pada konsentrasi awal 0,2 ppm, tanaman eceng gondok mampu menurunkan konsentrasi Cd hingga 73,52 % pada hari ke-3 dan 100 % pada hari ke-6 sedangkan tanaman kayu apu mampu menurunkan konsentrasi Cd hingga 86,6 % pada hari ke-3 dan 97,79 % pada hari ke- 8. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ulfin (2001) diperoleh hasil bahwa penyerapan optimum untuk menurunkan kadar logam Cd terjadi pada waktu tinggal 6 hari. Dengan melihat hal tersebut, maka peneliti bermaksud untuk mengkombinasikan dua jenis tanaman yaitu eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) pada konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 5 ppm dan 10 ppm dengan waktu tinggal selama 9 hari. Diharapkan dengan adanya keberadaan eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) yang ditanam dalam tempat yang sama maka penyerapan logam Cd yang ada dalam air limbah akan bertambah. Penelitian ini dilakukan dengan perlakuan sistem aliran batch atau fitoremediasi statis yaitu air yang difitoremediasi dalam keadaan diam dan tidak mengalir. Hal ini didasarkan karena sistem ini biasa dilakukan jika aliran 1 2

3 sedikit dan kualitas buangan cukup tinggi (Siregar, 2005). Selain itu sistem aliran batch dinilai lebih mudah pengoperasiannya dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian tentang Fitoremediasi Logam Berat Kadmium (Cd) Menggunkan Kombinasi Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kayu Apu (Pistia stratiotes) dengan Aliran Batch perlu dilakukan. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Berapa besar penurunan konsentrasi Cd setelah proses fitoremediasi menggunakan kombinasi eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) dengan sistem aliran batch? 2. Bagaimana pengaruh konsentrasi awal dan waktu tinggal terhadap penyerapan logam berat kadmium (Cd) melalui proses fitoremediasi dengan aliran batch menggunakan kombinasi eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes)? METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014 di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, Jl. Dr. Ratulangi Kabupaten Maros. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skala laboratorium dengan metode penelitian eksperimental, yaitu mengadakan percobaan untuk melihat pengaruh variabel yang diteliti. Adapun variabel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kombinasi Tanaman (KT) : a) Kontrol (KT 0 ), perlakuan tanpa tanaman b) Kombinasi 75 : 25 (KT 1 ), dengan perbandingan penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) sebanyak 75 % dan kayu apu (Pistia stratiotes) sebanyak 25 % c) Kombinasi 50:50 (KT 2 ), dengan perbandingan eceng gondok (Eichornia crassipes) sebanyak 50 % dan sebanyak kayu apu (Pistia stratiotes) 50 % d) Kombinasi 25 : 75 (KT 3 ), dengan perbandingan eceng gondok (Eichornia crassipes) sebanyak 25 % dan kayu apu (Pistia stratiotes) sebanyak 75 % 2. Konsentrasi Logam Cd (KL) a) KL1 = 5 ppm b) KL2 = 10 ppm 3. Waktu Tinggal (T) a) T1 = 0 hari b) T2 = 3 hari c) T3 = 6 hari d) T4 = 9 hari Tahapan Penelitian 1. Persiapan alat dan bahan Alat yang digunakan yaitu : Reaktor penelitian (bak plastik berukuran diameter 46 cm dan tinggi 30 cm dengan kapasitas volume 40 liter), SSA (Spektrofotometer Serapan Atom),timbangan analitik, erlenmeyer dan pipet ukur untuk keperluan pengambilan sampel. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu : eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) sebagai tanaman uji, larutan Cd murni dan air bersih (air tanah). 2. Aklimatisasi tanaman Sampel tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) diaklimatisasi agar tanaman dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Aklimatisasi dilakukan selama 7 hari dengan air bersih pada bak berdiameter 46 cm. Aklimatisasi selama 7 hari mengacu pada penelitian Suryati T. dan Budhi (2003). 3. Pemilihan sampel tanaman Setelah aklimatisasi selama 7 hari selanjutnya dilakukan pemilihan sampel 3

4 tanaman kayu apu dan eceng gondok untuk digunakan sebagai fitoremediator. Sampel tanaman dipilih yang berdaun hijau segar dan memiliki ukuran yang relatif sama untuk setiap jenis tanaman air. Tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) yang digunakan memiliki spesifikasi dengan kriteria :jumlah daun 3-6 helai, daun yang masih segar dan tidak menguning, tinggi tanaman cm. Sedangkan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) yang digunakan memiliki spesifikasi : jumlah daun 5-7 helai, daun yang masih segar, tinggi 8-12 cm. Adapun variasi kombinasi yang digunakan yaitu : untuk perlakuan KT 1 (75 : 25) jumlah eceng gondok (Eichornia crassipes) yang digunakan sebanyak 562,5 gram dan kayu apu (Pistia stratiotes) sebanyak 187,5 gram, untuk perlakuan KT 2 (50 % : 50 %) digunakan kayu apu (Pistia stratiotes) sebanyak 375 gram dan eceng gondok (Eichornia crassipes) sebanyak 375 gram, sedangkan untuk perlakuan KT 3 (25 : 75) jumlah eceng gondok (Eichornia crassipes) yang digunakan sebanyak 187,5 gram sedangkan penggunaan kayu apu (Pistia stratiotes) sebanyak 562,5 gram. Secara keseluruhan jumlah tanaman yang digunakan pada setiap kombinasi tanaman adalah sebanyak 750 gram. 4. Perlakuan Fitoremediasi Sampel tanaman yang telah dipilih dari ketiga variasi kombinasi tanaman masing-masing dimasukkan ke dalam rekator penelitian berisi air limbah artifisial Cd dengan konsentrasi 5 ppm dan 10 ppm sebanyak 25 liter untuk setiap perlakuan. Fitoremediasi yang dilakukan adalah fitoremediasi dengan aliran batch (fitoremediasi statis) dimana air yang difitoremediasi dalam keadaaan diam dan tidak bergerak. Proses fitoremediasi dilakukan selama 9 hari. Lama perlakuan fitoremediasi yang akan dilakukan mengacu pada penelitian Ulfin (2001), yang memanfaatkan kayu apu untuk menurunkan kadar logam Cd dan Pb dimana hasil penyerapan optimum terjadi pada waktu detensi 6 hari. Waktu tinggal yang digunakan dalam penelitian ini diperpanjang hingga 9 hari untuk mengetahui titik jenuh tanaman dalam fitoremediasi atau batas waktu maksimum yang dapat ditolerir oleh tanaman. Setiap perlakuan ditempatkan di green house, hal ini karena tanaman kayu apu dan eceng gondok merupakan tanaman air yang membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Selain itu perlakuan fitoremediasi juga harus terhindar dari air hujan yang dapat mempengaruhi konsentrasi air limbah akibat proses pengenceran. 5. Pengukuran Cd dalam Air limbah Pengukuran kadar logam berat Cd pada air limbah dilakukan dengan mengambil sampel pada hari 0, 3, 6, dan 9 hari. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil ml air limbah dari masing-masing perlakuan dengan menggunakan pipet. Selanjutnya, kadar logam berat Cd dari sampel untuk masingmasing perlakuan diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Cara uji kadar logam berat kadmium dilakukan berdasarkan SNI : Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data hasil pengukuran yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan perangkat lunak (software) EXCEL untuk melihat tingkat efektivitas fitoremediasi menggunakan kombinasi kayu apu (Pistia stratiotes) dan eceng gondok (Eichornia crassipes) dalam penyerapan logam berat kadmium (Cd) dengan aliran batch. Setelah terbentuk grafik, selanjutnya dibuatkan persamaan regresi yang digunakan untuk menguji apakah hubungan antar variabel y dan x tersebut kuat atau malah tidak ada korelasi, dapat dilakukan dengan perhitungan koefisien regresi atau koefisien korelasi yaitu (R²) yang merupakan perbandingan antara varian y terhadap varian x. 4

5 konsentrasi Cd (ppm) konsentrasi Cd (ppm) Bilai nilai R² mendekati angka 1, terdapat hubungan yang sangat kuat antara y dan x. Hubungan kategori sedang bila nilai R² antara 0,4-0,6, sedangkan bila regresi R² < 0,4 hubungan antara y dengan x sangat lemah (Purwanto, 2003). HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan Konsentrasi Kadmium (Cd) pada Air Limbah Setelah Fitoremediasi Penurunan konsentrasi kadmium (Cd) pada air limbah untuk masing-masing kombinasi dapat dilihat pada Tabel 1, Gambar 1 dan Gambar 2. Tabel 1. Penurunan Konsentrasi Kadmium (Cd) pada Air Limbah Waktu Tinggal Konsentrasi Awal Cd Kombinasi Tanaman (KT) (hari) (ppm) KT 0 KT 1 KT 2 KT ,918 4,959 4,918 4, ,959 9,959 9,918 9, ,840 0,864 1,038 1, ,840 4,060 4,140 4, ,918 0,531 0,687 1, ,198 2,613 2,860 3, ,794 0,111 0,226 0, ,979 1,091 1,173 1,691 Sumber : Hasil Penelitian waktu tinggal (hari) KT1 (75 % EG : 25 % KA) KT2 (50 % EG : 50 % KA) KT3 (25 % EG : 75 % KA) Gambar 1. Hubungan Waktu Tinggal dan Penurunan Konsentrasi Cd pada Konsentrasi Awal 5 ppm waktu tinggal (hari) KT1 (75 % EG : 25 % KA) KT2 (50 % EG : 50 % KA) KT3 (25 % EG : 75 % KA) Gambar 2. Hubungan Waktu Tinggal dan Penurunan Konsentrasi Cd pada Konsentrasi Awal 10 ppm Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 1. dan Gambar 2 dapat diketahui bahwa konsentrasi Cd menurun drastis pada hari ke-3 untuk semua kombinasi. Untuk konsentrasi awal 5 ppm pada perlakuan KT 1 pada hari ke-3 menurun hingga 0,864 ppm, perlakuan KT 2 menurun hingga 1,038 ppm dan perlakuan KT 3 hingga 1,238 ppm. Untuk konsentrasi awal 10 ppm di hari ke-3 pada perlakuan KT 1 menurun hingga 4,060 ppm, perlakuan KT 2 sebesar 4,140 ppm dan perlakuan KT 3 sebesar 4,350. Hal ini dikarenakan kemampuan tanaman pada awal percobaan dalam menyerap logam berat masih sangat tinggi. Penurunan kadar Cd disebabkan karena tanaman mampu menyerap dan mengakumulasi logam berat dalam jaringan akar dan daun. Proses absorpsi Cd pada tanaman dapat dikategorikan sebagai fitoremediasi. Menurut Khiji and Bareen (2008) salah satu proses penting dalam fitoremidiasi adalah rhizofiltrasi. Rhizofiltrasi merupakan pengendapan zat kontaminan seperti logam berat oleh akar dengan bantuan zat pengkhelat. Penyerapan logam berat oleh tanaman dilakukan jika konsentrasi logam dalam media cukup tinggi. Selanjutnya, kadar logam berat Cd pada air limbah semakin menurun sampai pada hari ke-9. Hal ini menunjukkan tanaman masih mampu menyerap kadar logam Cd pada air limbah karena belum 5

6 melewati titik jenuh. Titik jenuh adalah batas waktu maksimum yang dapat ditolerir tanaman dalam menyerap kontaminan. Setelah melewati titik jenuh, kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat menurun bahkan konsentrasi logam berat dalam air limbah dapat meningkat karena tanaman dapat melepaskan kembali logam yang telah diserap. Kejenuhan tersebut diduga karena tanaman telah menyerap sebagian besar logam yang berada dalam air limbah dimana semakin banyak logam yang terserap maka semakin banyak logam yang terakumulasi dalam jaringan tanaman dan menyebabkan kejenuhan sehingga penyerapan akan terhambat. Kemampuan menyerap tanaman yang masih berlangsung hingga pada hari ke-9 menunjukkan bahwa pengaruh efek kombinasi telah mampu meningkatkan penyerapan Cd pada air limbah dibandingkan dengan hanya menggunakan tanaman kayu apu saja, karena menurut penelitian Ulfin (2001) yang memanfaatkan kayu apu untuk menurunkan kadar Cd penyerapan optimum terjadi pada konsentrasi 10 ppm dengan waktu tinggal 6 hari. Sementara dalam penelitian ini diperoleh bahwa semua perlakuan dengan konsentrasi awal 10 ppm terbukti mampu menyerap logam Cd pada air limbah hingga waktu tinggal 9 hari. Selain itu, kondisi tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) pada hari ke-9 sebagian masih terlihat segar walaupun terdapat beberapa yang telah mengalami gejala toksisitas. Hal ini menunjukkan bahwa hingga pada hari ke-9 tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) masih memungkinkan untuk menyerap kadar logam Cd pada air limbah. Perlakuan fitoremediasi yang hanya menggunakan tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) pada penelitian yang dilakukan oleh Suryati T dan Budhi (2003) terbukti mampu menyerap konsentrasi Cd pada air limbah sebesar 100 % dari konsentrasi awal yang hanya 0,2 ppm dalam waktu 6 hari. Sementara itu, pada penelitian ini, perlakuan dengan adanya kombinasi eceng gondok dan kayu apu (perlakuan KT 1) mampu menyerap Cd hingga 89,3 % dari konsentrasi awal 5 ppm dan untuk konsentrasi awal 10 ppm mampu menurunkan hingga 73,70 % dengan waktu tinggal 6 hari. Hal ini membuktikan bahwa, pada waktu tinggal yang sama efek kombinasi dengan konsentrasi awal yang lebih tinggi dapat menyerap Cd dengan persentasi penyerapan berbeda jauh bila dibandingkan dengan penggunaan eceng gondok sebanyak 100 % yang konsentrasi awalnya sangat kecil (50 x lipat) dari penggunaan kombinasi. Dari semua perlakuan, tingkat penurunan konsentrasi terbesar terjadi pada perlakuan KT 1 untuk semua variasi konsentrasi dengan penurunan hingga sebesar 0,111 ppm dari konsentasi awal 5 ppm sedangkan untuk konsentrasi awal 10 ppm konsentrasi Cd dalam air limbah menurun hingga 1,091 ppm. Tingkat penurunan konsentrasi Cd yang signifikan pada perlakuan KT 1 dikarenakan pada perlakuan tersebut persentase penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) lebih banyak yaitu sebanyak 75 % dibandingkan kayu apu (Pistia stratiotes) yaitu sebanyak 25 %. Penurunan terbesar kedua terjadi pada perlakuan KT 2 dengan penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) sebanyak 50 % dan kayu apu (Pistia statiotes) sebanyak 50 %. Perlakuan KT 3 dengan penggunaan 25 % eceng gondok (Eichornia crassipes) dan sebanyak 75 % kayu apu (Pistia statiotes) merupakan kombinasi dengan tingkat penurunan terkecil. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa dari semua perlakuan, kombinasi tanaman dengan penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) yang lebih banyak merupakan kombinasi terbaik dengan tingkat penyerapan yang tinggi, yang berarti bahwa kemampuan menyerap kontaminan oleh eceng gondok (Eichornia crassipes) lebih tinggi dibandingkan dengan kayu apu (Pistia stratiotes). Hal ini 6

7 persentase penyerapan (%) persentase penyerapan (%) persentase penyerapan (%) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryati T dan Budhi (2003) bahwa dari tiga jenis tanaman air yang digunakan untuk fitoremediasi logam berat kadmium (Cd) yang paling efektif berturut-turut : eceng gondok, kayu apu dan kayambang. Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2011) yang menggunakan tanaman air sebagai agen fitoremediator logam berat Cr pada air limbah batik, dan hasil yang didapatkan bahwa diantara 3 tumbuhan air yang dicobakan, Eichornia crassipes merupakan tumbuhan yang paling mampu menurunkan kadar Cr air limbah batik diikuti Pistia stratiotes dan Hydrilla verticillata. Pengaruh Konsentrasi Awal dan Waktu Tinggal Terhadap Penyerapan Logam Berat Kadmium (Cd) pada Air Limbah Konsentrasi awal logam digunakan untuk melihat batas paparan logam sehingga tanaman mampu menyerap secara maksimal. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi awal logam Cd sebesar 5 dan 10 ppm dengan waktu tinggal selama 3, 6 dan 9 hari. Pengaruh waktu tinggal dan konsentrasi awal terhadap penurunan logam Cd dalam air limbah pada masingmasing konsentrasi dapat dilihat dari besarnya persentase penyerapan dari setiap perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 2. berikut. Waktu Tinggal (hari) Tabel 2. Persentase Penyerapan Fitoremediasi Konsentrasi Logam Cd (ppm) Kombinasi Tanaman (KT) KT 1 KT 2 KT ,5 78,89 74, ,23 58,25 53, ,3 86,03 75, ,76 71,16 63, ,76 95,40 94, ,04 88,17 82,06 Sumber : Hasil Perhitungan Dari Tabel 2. dapat diketahui tingkat persentase penyerapan fitoremediasi untuk semua perlakuan dan dibuatkan grafik seperti gambar di bawah ini y = x x R² = 1 y = x x R² = Gambar 3. Persentase Penyerapan Kadmium pada Perlakuan KT waktu tinggal (hari) y = x x R² = 1 perlakuan KT1 5 ppm y = x x R² = Gambar 4. Persentase Penyerapan Kadmium pada Perlakuan KT perlakuan KT2 5 ppm perlakuan KT2 10 ppm waktu tinggal (hari) y = x x R² = 1 y = x x R² = 1 perlakuan KT3 5 ppm perlakuan KT3 10 ppm waktu tinggal (hari) Gambar 5. Persentase Penyerapan Kadmium pada Perlakuan KT 3 Dari hasil analisa regresi dapat diketahui bahwa hubungan antara persentase penyerapan kadmium pada air limbah dengan waktu tinggal menunjukkan 7

8 hubungan yang sangat kuat, di mana nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah R² = 1. Menurut Purwanto (2003) bilai nilai R² mendekati angka 1, terdapat hubungan yang sangat kuat antara y dan x. Hubungan kategori sedang bila nilai R² antara 0,4-0,6, sedangkan bila regresi R² < 0,4 hubungan antara y dengan x sangat lemah. Grafik diatas memperlihatkan bahwa pada waktu tinggal 3 hari telah terjadi penyerapan logam Cd, akan tetapi penyerapan optimum terjadi pada waktu tinggal 9 hari untuk semua kombinasi, dimana semakin lama tanaman ditanam, semakin besar logam yang terserap oleh tanaman. Semakin lama waktu tinggal dalam fitoremediasi semakin tinggi pula tingkat penyerapan kadar logam Cd dalam air limbah. Hal ini terlihat pada semua perlakuan kombinasi, namun hal berbeda terlihat pada kontrol dimana tingkat penurunan konsentrasi tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada perlakuan kontrol tidak terdapat tanaman yang mampu menyerap kadar logam berat Cd pada air limbah. Persentase penyerapan Cd pada air limbah yang semakin meningkat seiiring bertambahnya waktu tinggal dikarenakan tanaman masih mampu menyerap kadar logam Cd pada air limbah hingga hari ke-9 karena belum melewati titik jenuh. Titik jenuh adalah batas maksimum yang dapat ditolerir tanaman dalam menyerap kontaminan. Setelah melewati titik jenuh, kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat menurun bahkan konsentrasi logam berat dalam air limbah dapat meningkat karena tanaman dapat melepaskan kembali logam yang telah diserap. Dari hasil yang didapatkan (Tabel 2.) dapat diketahui bahwa perlakuan KT 1 (75 % eceng gondok : 25 % kayu apu) merupakan kombinasi paling efektif dalam menurunkan konsentrasi logam berat Cd pada air limbah dengan tingkat penyerapan sampai 97,76 % di hari ke-9 dari konsentrasi awal 5 ppm. Sedangkan pada perlakuan KT 1 (75 % eceng gondok : 25 % kayu apu) dengan konsentrasi awal 10 ppm mampu menurunkan konsentrasi Cd hingga 89,04 % pada hari ke-9. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa semakin rendah konsentrasi awal air limbah tingkat efektifitas semakin meningkat. Hal ini terkait dengan kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat dan dapat memanfaatkannya untuk pertumbuhan. Logam berat yang diberikan pada tanaman dalam jumlah tertentu dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman sebagai suatu respon positif, namun pada tingkatan tertentu justru dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan kematian tumbuhan sebagai bentuk respon negatif tumbuhan (Mangkoedihardjo dan Samudro, 2010). Persentase penyerapan konsentrasi logam Cd yang semakin tinggi menyebabkan toksisitas pada tanaman semakin meningkat. Adanya perbedaan konsentrasi juga memberikan pengaruh terhadap perubahan kondisi fisik tanaman. Hal ini dapat dilihat pada kondisi fisik tanaman pada hari ke-9 yang semakin layu bahkan menunjukkan gejala kematian seperti pada gambar berikut. Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 6. Perlakuan KT1 Gambar 7. Perlakuan KT1 5 ppm hari ke-9 10 ppm hari ke-9 Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 8. Perlakuan KT2 Gambar 9. Perlakuan KT2 5 ppm hari ke-9 10 ppm hari ke-9 8

9 Tabel 3. Perubahan Morfologi Tanaman Selama Fitoremediasi Cd 5 ppm Waktu tinggal (hari) Perlakuan KT1 Konsentrasi Cd 5 ppm Perlakuan KT2 Perlakuan KT3 Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 10. Perlakuan KT2 Gambar 11. Perlakuan KT2 5 ppm hari ke-9 10 ppm hari ke-9 Secara umum, kondisi tanaman untuk tiap perlakuan dengan konsentrasi awal yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda jauh. Namun, berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi awal telah memberikan pengaruh terhadap kondisi fisik tanaman setelah melalui proses fitoremediasi. Pada perlakuan dengan konsentrasi awal 5 ppm, tanaman terlihat masih segar hingga hari ke-9 bila dibandingkan dengan kondisi tanaman pada perlakuan dengan konsentrasi awal 10 ppm yang telah banyak mengalami gejala toksisitas. Perlakuan KT 1 dengan konsentrasi awal 10 ppm (Gambar 7.) merupakan kombinasi tanaman yang paling banyak mengalami perubahan fisik, yaitu timbulnya bercak dan warna kekuningan pada bagian daun hingga daun tanaman eceng gondok yang tampak mengering (berwarna coklat), sedangkan kayu apu pada perlakuan ini tampak berkurang jumlahnya karena toksisitas logam berat menyebabkan terjadinya kematian lebih awal pada tanaman ini. Hasil Pengamatan Morfologi Tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kayu Apu ( Pistia stratiotes) Setelah Fitoremediasi Perubahan kondisi fisik (morfologi) tanaman selama fitoremediasi dapat dilihat pada Tabel 3. dan Tabel 4. berikut ini Tabel 4. Perubahan Morfologi Tanaman Selama Fitoremediasi Cd 10 ppm Waktu tinggal (hari) Perlakuan KT1 Konsentrasi Cd 10 ppm Perlakuan KT2 Perlakuan KT3 Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi fisik tanaman (Tabel 4.8. dan Tabel 4.9.) dapat dilihat adanya 9

10 perubahan morfologi tanaman dari awal penelitian sampai pada hari ke-9, baik pada eceng gondok (Eichornia crassipes) maupun kayu apu ( Pistia stratiotes). Pada hari ke-0, tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) pada ketiga kombinasi terlihat berwarna hijau dan masih segar. Hal ini berlaku untuk semua variasi konsentrasi. Seiring bertambahnya waktu, dimana konsentrasi Cd pada air limbah semakin menurun (Tabel 4.1), warna tanaman pun berubah terutama pada konsentrasi 10 ppm. Pada hari ke-3, tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) pada masing-masing kombinasi banyak yang menguning dan layu sedangkan pada tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) terlihat lebih segar bila dibandingkan dengan kayu apu (Pistia stratiotes), walaupun ada beberapa perubahan warna daun menjadi kuning. Pencemaran logam berat pada tanaman menunjukkan gejala seperti klorosis, nekrosis pada ujung dan sisi daun serta busuk daun yang lebih awal. Sedangkan, gejala toksisitas pada kedua tanaman diduga akibat tanaman mengalami kekurangan nutrisi. Perubahan warna daun pada tanaman menunjukkan gejala klorosis yang diduga tanaman mengalami toksisitas logam Cd dari air limbah. Hal ini sesuai dengan pendapat Maier et al.,( 2003) dan Smeets et al., (2005) bahwa fitotoksisitas Cd dapat menyebabkan klorosis, nekrosis, layu serta gangguan fotosintesis dan transpirasi sehingga menghambat pertumbuhan. Menurut Darmono (1995) klorosis adalah degenerasi klorofil (tidak terbentuk/ kurang berkembangnya klorofil) sehingga daun menjadi kuning atau terjadi mozaik dengan warna campuran hijau, kuning dan hitam. Selain klorosis, gejala lain yang terjadi pada tanaman yaitu nekrosis. Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan pada organ hidup sehingga timbul bercak dan warna kecoklatan pada tepi dan ujung daun (Darmono, 1995). Pada hari ke-6, jumlah tanaman yang menguning dan layu semakin bertambah. Hal ini diakibatkan karena tumbuhan terpapar logam Cd dalam waktu yang semakin lama sehingga penghambatan sintetis klorofil juga semakin tinggi. Pada semua kombinasi tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) lebih banyak yang mengalami gejala toksisitas dibandingkan tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes). Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi fisik tanaman, Pistia stratiotes lebih cepat menunjukkan gejala toksisitas yang ditandai dengan daun tanaman yang tampak menguning dan akhirnya lepas dari batang. Kondisi tersebut menunjukkan tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) lebih efektif dalam fitoremediasi air limbah mengandung logam berat Cd dibandingkan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suryati T dan Budhi (2003) bahwa kemampuan untuk menurunkan logam Cd dari air yang paling efektif adalah eceng gondok dibandingkan dengan kayu apu dan kayambang. Pada hari ke- 9, tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) pada semua kombinasi semakin layu. Perubahan kondisi fisik tanaman pada konsentrasi 10 ppm lebih besar daripada konsentrasi 5 ppm. Perubahan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan tanaman dalam beradaptasi pada kondisi tertentu. Pada konsentrasi 5 ppm, tanaman masih lebih bisa beradaptasi dengan kadar logam berat Cd pada air limbah dibandingkan dengan konsentrasi 10 ppm, walaupun keduanya menimbulkan gejala toksisitas pada tanaman. Mekanisme Fitoremediasi pada Tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kayu Apu ( Pistia stratiotes) Terjadinya perubahan fisik pada tanaman disebabkan adanya perpindahan logam dari limbah ke dalam tanaman, yaitu melalui mekanisme penyerapan dalam 10

11 tanaman. Mekanisme fitoremediasi yang mungkin terjadi pada eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) adalah fitoekstraksi dan rhizofiltrasi. Fitoekstraksi adalah proses absorbsi (penyerapan) kontaminan berupa logam berat oleh akar dan diikuti dengan translokasi melalui xylem dan diakumulasi di vakuola sel batang dan daun (Choudary, 1998). Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman terlihat perubahan pada bagian batang dan daun baik pada tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes) maupun pada tanaman kayu apu ( Pistia stratiotes), dimana daun yang berwarna kuning dan layu. Selanjutnya, proses penting dalam fitoremediasi adalah rhizoflitrasi. Rhizofiltrasi adalah pengendapan zat kontaminan seperti logam berat oleh akar dengan bantuan zat pengkhelat (Lestari, 2011). Menurut Siswoyo (2006), tanaman mempunyai mekanisme tertentu untuk mencegah keracunan logam terhadap sel salah satunya dengan menimbun logam dalam organ tertentu seperti akar. Selanjutnya, Salisbury dan Ross (19950 menyatakan bahwa spesies tanaman yang tumbuh di lingkungan tercemar logam akan mengalami stress metal dengan membentuk zat fitokhelatin khususnya dibagian akar sebagai mekanisme toleransi yang penting. Fitokhelatin merupakan peptide kecil yang kaya asam amino sistein yang mengandung belerang. Atom belerang dalam sistem ini yang akan mengikat logam berat dari media tumbuh. Senyawa fitokhelatin yang terdapat pada akar tanaman berfungsi untuk mengikat unsur logam dan membawanya ke dalam sel melalui proses transport aktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes), maka tingkat efektifitas pengolahan semakin meningkat yang berarti kemampuan menyerap kontaminan pada eceng gondok (Eichornia crassipes) lebih tinggi dibandingkan dengan kayu apu (Pistia statiotes). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryati T dan Budhi (2003) bahwa dari tiga jenis tanaman air yang digunakan untuk fitoremediasi logam berat kadmium (Cd) yang paling efektif berturut-turut : eceng gondok, kayu apu dan kayambang. Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2011) yang menggunakan tanaman air sebagai agen fitoremediator logam berat Cr pada air limbah batik, dan hasil yang didapatkan bahwa diantara 3 tumbuhan air yang dicobakan, Eichornia crassipes merupakan tumbuhan yang paling mampu menurunkan kadar Cr air limbah batik diikuti Pistia stratiotes dan Hydrilla verticillata. Kemampuan menyerap logam yang lebih tinggi pada Eichornia crassipes dimungkinkan karena penyerapan yang terjadi dalam dua cara yaitu secara aktif dan pasif (Puspita.dkk, 2011). Penyerapan secara pasif yaitu dengan bantuan sinar matahari dan secara pasif dengan cara transpirasi. Penyerapan aktif tergantung pada anoin dan kation yang terdapat pada tumbuhan. Proses inilah yang melibatkan zat khelat yang terdapat pada akar sehingga ion logam dapat terserap. Eichornia crassipes akan mendepositkan logam berat ke dinding sel dalam vakuola dan berikatan dengan senyawa organik lainnya. Struktur spons yang dimiliki oleh Eichornia crassipes juga mampu menyerap unsur - unsur pencemar dalam air limbah (Puspita.dkk, 2011). Tingginya akumulasi logam di akar ini disebabkan tumbuhan menyerap unsur hara beserta logam yang ada dari air melalui akar. Akar berfungsi sebagai organ penyerap dan penyalur unsur-unsur hara ke bagian lain. Sehubungan dengan fungsi tersebut maka akar akan banyak menyerap unsur hara sehingga akumulasi logam akan lebih tinggi di akar dibandingkan dengan batang dan daun. 11

12 Menurut Susilaningsih (1992), fungsi akar bagi tumbuhan sebagai alat pertautan tumbuhan dengan substrat dan berfungsi sebagai penyerap unsur unsur hara serta mengalirkannya ke batang dan daun. Proses penyerapan logam berat oleh kayu apu (Pistia stratiotes) juga terjadi pada bagian akar dan daun. Selain itu, penyerapan pada kayu apu (Pistia stratiotes) terjadi karena proses difusi yaitu bergeraknya ion logam dari konsentrasi yang lebih tinggi (konsentrasi media) ke konsentrasi rendah yaitu dalam membran sel tanaman (Ulfin dan Widya, 2005). Kemampuan penyerapan Pistia stratiotes yang lebih rendah bila dibandingkan dengan Eichornia crassipes dimungkingkan karena ukurannya yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Lidiawati (2009) bahwa tumbuhan yang berukuran lebih kecil memiliki kemampuan yang kurang baik dalam mengolah kontaminan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1. Penurunan konsentrasi tertinggi terdapat pada perlakuan KT 1 (75 % EG : 25 % KA) yaitu hingga 0,111 ppm (97,76 %) dari konsentrasi awal 5 ppm dan 1,091 ppm (89,04 %) untuk konsentrasi awal 10 ppm. Kombinasi dengan penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) lebih banyak merupakan kombinasi paling efektif dalam menurunkan konsentrasi Cd pada air limbah. 2. Besarnya konsentrasi awal yang terdapat pada air limbah berpengaruh terhadap tingkat penyerapan kadar Cd dan kondisi fisik tanaman, hal ini terkait dengan kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat dan memanfaatkannya untuk pertumbuhan.. Persentase penyerapan Cd pada air limbah yang semakin meningkat seiiring bertambahnya waktu tinggal dikarenakan tanaman masih mampu menyerap kadar logam Cd pada air limbah hingga hari ke-9 karena belum melewati titik jenuh. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional SNI : 2009, Cara Uji Kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)- nyala. Jakarta Choudary, I. M, Phenolic and other Constituent of fresh water Fern Salvinia molesta. Phytochemistry, Karachi Pakistan Darmono Logam dalam Sistem Mahluk Hidup. UI Press, Jakarta. Darmono Lingkungan Hidup dan Pencemarannya. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta Ernawati Kerang bulu (Anadara inflata) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) di Muara Sungai Asahan. Tesis. Program Studi Magister Biologi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara. Fahruddin Bioteknologi Lingkungan. Penerbit Alfabeta, Bandung. Kelly. E. B Ground Water Polution : Phytoremediation. Downloading available at rogram_areas/enviromental/teach/ gwprimer/phyto/hyto/html. Khiji, S and F.E Bareen Rhizofiltration of Heavy Metals from the Tannery Sludge by the Anchored Hydrophyte, Hydrocotyle umbellate L.African Journal of Biotechnology 7 (20). Lestari, S., Slamet Santoso dan Sulastri A Efektivitas Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dalam Penyerapan Kadmium (Cd) pada Leachate TPA Gunung Tugel. Jurnal Molekul Vol.6. No.1. 12

13 Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Lidiawati, Tuani Penurunan Konsentrasi Warna Limbah Tekstil dengan Menggunakan Tumbuhan Air. Prosiding Nasional Teknik Kimia Indonesia. Bandung. Maier, E.A., R.D. Matthews, J.A. McDowell, R.R. Walden, and B.A. Ahner Environmental cadmium levels increase phytochelatin and glutathione in lettucengrown in a chelatorbuffered nutrient solution. J. Environ. Qual. 32: Mangkoedihardjo, S. dan Samudro, G Fitoteknologi Terapan. Edisi Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta Murdhiani Penurunan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kolam Biofiltrasi Air Irigasi dengan Menggunakan Tanaman Air (Aquatic Plant). Tesis. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Palar H Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit PT. Rieneka Cipta. Jakarta. Purwanto Pemodelan Rekayasa Proses dan Lingkungan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Puspita, UR., A.S. Siregar dan N.V. Hidayati Kemampuan Tumbuhan Air Sebagai Agen Fitoremediator Logam Berat Kromium (Cr) yang Terdapat pada Limbah Cair Industri Batik. Jurnal Penelitian Berkala Perikanan Terubuk, vol. 39 no.1. Himpunan Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Salisbury, FB dan CW. Ross Fisiologi Tanaman. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Salundik Pengolahan Limbah Cair Usaha Peternakan Sapi Perah dengan Eceng Gondok. Tesis. Program Pascasarjana Magister Sains. Institut Pertanian Bogor. Siregar, Sakti A Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Siswoyo, E Fitoremediasi Logam Berat Khrom (Cr) Menggunakan Tanaman Kiapu (Pistia stratiotes). Jurnal Teknik Lingkungan Edisi Khusus 1 : Suryati, T. dan Budhi Priyanto Eliminasi Logam Berat Kadmium dalam Air Limbah Menggunakan Tanaman Air. Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Susilaningsih, D Pemanfaatan Tumbuhan Hydrilla verticilatta dan Eichornia crassipes sebagai Salah satu Usaha Pengendalian Pencemaran Logam Kromium (Cr) dari Limbah Pelapisan Logam. Skripsi. Fakultas Biologi. Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Ulfin I dan Widya W Studi Penyerapan Kromium dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L). Akta Kimia Indonesia Vol. 1 No.1. Kimia-FMIPA, ITS, Surabaya. Ulfin, I Penurunan Kadar Cd dan Pb dalam Larutan dengan Kayu Apu : Pengaruh ph dan Jumlah Kayu Apu (Pistia stratiotes, L). Prosiding Senaki III, Kimia- FMIPA, ITS, Surabaya. 13

Efektivitas Eceng Gondok (Echhornia crassipes) Dalam... (Sri Lestari, dkk)

Efektivitas Eceng Gondok (Echhornia crassipes) Dalam... (Sri Lestari, dkk) Efektivitas Eceng Gondok (Echhornia crassipes) Dalam... (Sri Lestari, dkk) EFEKTIVITAS ECENG GONDOK (Echhornia crassipes) DALAM PENYERAPAN KADMIUM (Cd) PADA LEACHATE TPA GUNUNG TUGEL Sri Lestari, Slamet

Lebih terperinci

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta) SIDANG TUGAS AKHIR SB 091358 Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta) TEGUH WIDIARSO 1507 100 001 Dosen Pembimbing : Aunurohim, S.Si, DEA Tutik Nurhidayati,

Lebih terperinci

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN:

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN: Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman 073 079 ISSN: 2085 1227 Penurunan Logam Timbal (Pb) pada Limbah Cair TPA Piyungan Yogyakarta dengan Constructed Wetlands Menggunakan

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO SIDANG TUGAS AKHIR SB 1358 FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO ATIKA AYU PERMATASARI 1505100032 Dosen Pembimbing : Aunurohim, S.Si.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan beragamnya kegiatan manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah dapat berasal dari kegiatan

Lebih terperinci

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KIAMBANG (Pistia stratiotes) SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI LOGAM KROM (Cr) ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KIAMBANG (Pistia stratiotes) SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI LOGAM KROM (Cr) ABSTRAK Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 KIAMBANG (Pistia stratiotes) SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI LOGAM KROM (Cr) Isratul Izzah 1), Supriatno 2) dan Wardiah 3) 1,2,3) Program Studi

Lebih terperinci

Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L)*

Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L)* Akta Kimindo Vol. 1 No. 1 Oktober 2005: 41-48 AKTA KIMIA INDONESIA Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L)* Ita Ulfin** dan Widya W. Jurusan Kimia, FMIPA Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Kemampuan Fitoremediasi Typha latifolia dalam Menurunkan Kadar Logam Kadmium (Cd) Tanah yang Tercemar Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo

Kemampuan Fitoremediasi Typha latifolia dalam Menurunkan Kadar Logam Kadmium (Cd) Tanah yang Tercemar Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo ISSN: 2252-3979 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Kemampuan Fitoremediasi Typha latifolia dalam Menurunkan Kadar Logam Kadmium (Cd) Tanah yang Tercemar Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo

Lebih terperinci

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm ISSN Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm 58 64 ISSN 0126-4265 Vol. 39. No.1 58 Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm 58 64 ISSN 0126-4265 Vol. 39. No.1 KEMAMPUAN TUMBUHAN AIR SEBAGAI AGEN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) Emi Erawati dan Harjuna Mukti Saputra Program Studi Teknik Kimia Jl. A.Yani. Tromol Pos I Pabelan, Kartasura,

Lebih terperinci

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) (Ariqah Khoirunnisa )53 PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae THE INFLUENCE

Lebih terperinci

POTENSI TANAMAN GENJER (Limnocharis flava) SEBAGAI FITOREMEDIATOR ION TIMBAL (II)

POTENSI TANAMAN GENJER (Limnocharis flava) SEBAGAI FITOREMEDIATOR ION TIMBAL (II) POTENSI TANAMAN GENJER (Limnocharis flava) SEBAGAI FITOREMEDIATOR ION TIMBAL (II) Indri Oktoviana 1, Tengku Abu Hanifah 2, Ganis Fia Kartika 2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau 2 Dosen

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM Cr DENGAN TUMBUHAN AKAR WANGI PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM Cr DENGAN TUMBUHAN AKAR WANGI PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM Cr DENGAN TUMBUHAN AKAR WANGI PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS Moh. Prayudi T.A. 1 D 121 10 275 Achmad Zubair 2 Iskandar Maricar 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)

FITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) FITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) Imbar Agusetyadevy, Sri Sumiyati, Endro Sutrisno ABSTRACT Heavy metal contamination

Lebih terperinci

Oleh: Hernayanti dan Elly Proklamasiningsih Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Oktober 2004, disetujui: 6 Nopember 2004)

Oleh: Hernayanti dan Elly Proklamasiningsih Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Oktober 2004, disetujui: 6 Nopember 2004) FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR BATIK MENGGUNAKAN KAYU APU (Pistia stratiotes L.) SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PHYTOREMEDIATION OF BATIK LIQUID WASTE USING WATER LETTUCE (Pistia stratiotes L.)

Lebih terperinci

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.) SIDANG TUGAS AKHIR Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Oleh Senja Ike Rismawati 1507 100 033 Dosen Pembimbing: Aunuroim, S.Si, DEA Dini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dibuang ke lingkungan, keberadaan suatu limbah membutuhkan pengolahan dan pengendalian agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang tidak terkendali. Sehingga, setiap

Lebih terperinci

Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT

Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT 9- November PENGGUNAAN ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes (Mart) Solms) DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk ) DALAM PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU Natalina dan Hardoyo ) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Cekaman Kromium pada Limbah Cair Batik terhadap Pertumbuhan Eichornia crassipes dan Salvinia molesta

Pengaruh Cekaman Kromium pada Limbah Cair Batik terhadap Pertumbuhan Eichornia crassipes dan Salvinia molesta ISSN: 2252-3979 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Pengaruh Cekaman Kromium pada Limbah Cair Batik terhadap Pertumbuhan Eichornia crassipes dan Salvinia molesta The Effect of Chromium in

Lebih terperinci

Eko Siswoyo, Kasam, Dian Widyanti

Eko Siswoyo, Kasam, Dian Widyanti Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 1 No. 1 Januari 2009 ISSN: 2085-1227 PENURUNAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA LIMBAH CAIR LABORATORIUM KUALITAS LINGKUNGAN UII DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN ECENG

Lebih terperinci

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan industri yang beraneka ragam sudah barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari berbagai macam kegiatan

Lebih terperinci

Waterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter

Waterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter EFEKTIVITAS PENURUNAN BAHAN ORGANIK DAN ANORGANIK PADA LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN TUMBUHAN KAYU APU ( (Pistia statiotes L.) SEBAGAI BIOFILTER Decreasing Effectiveness of Organic and Inorganic

Lebih terperinci

Penyisihan Konsentrasi Pb Menggunakan Typha Latifolia dengan Metode Sub- Surface Flow Constructed Wetland

Penyisihan Konsentrasi Pb Menggunakan Typha Latifolia dengan Metode Sub- Surface Flow Constructed Wetland Penyisihan Konsentrasi Pb Menggunakan Typha Latifolia dengan Metode Sub- Surface Flow Constructed Wetland Sanny Amir Arasy 1), Shinta Elystia 2), David Andrio 2) 1) Mahasiswa Teknik Lingkungan S1 2) Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA (Cu) TERHADAP JUMLAH TRAKEA AKAR ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Anita Munawwaroh, S.Si., M. Si. IKIP Budi Utomo Malang E-mail : munawwarohanita86@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci :Fitoremediasi, Ni, Air terkontaminasi Nikel, Ki Ambang (Salvinia molesta), Faktor Transfer (FT)

Kata kunci :Fitoremediasi, Ni, Air terkontaminasi Nikel, Ki Ambang (Salvinia molesta), Faktor Transfer (FT) Fitoremediasi Air Terkontaminasi Nikel dengan Menggunakan Tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta) Nama Mahasiswa : Teguh Widiarso NRP : 1507 100 001 Jurusan Dosen Pembimbing : Biologi FMIPA-ITS : Aunurohim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi terutama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-233 Fitoremediasi Air yang Tercemar Limbah Laundry dengan Menggunakan Kayu apu (Pistia stratiotes) Dea Ghiovani Raissa dan Bieby

Lebih terperinci

JURNAL BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

JURNAL BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 DESEMBER 2015 ISSN 2442-2606 JURNAL BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/jbbi FITOREMEDIASI KANDUNGAN KROMIUM PADA LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang

Lebih terperinci

Persentase Penurunan Berat Tanaman

Persentase Penurunan Berat Tanaman Stigma Journal of science 8(2): 1 5; September 2015 ISSN: 1412 1840 STIGMA Journal of Science UNIPA Surabaya Journal Homepage: http://digilib.unipasby.ac.id PENGHILANGAN LIMBAH PESTISIDA TEBUKONAZOL DENGAN

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

: liquid waste of batik, phytoremediation,salvinia molesta, contact time, the cadmium level

: liquid waste of batik, phytoremediation,salvinia molesta, contact time, the cadmium level PENGARUH VARIASI LAMA KONTAK FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (SALVINIA MOLESTA) TERHADAP KADAR KADMIUM (Cd) PADA LIMBAH CAIR HOME INDUSTRY BATIK X MAGELANG Zulfa Oktavia, Budiyono, Nikie Astorina Yunita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa meluapnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa meluapnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa meluapnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah menyebabkan tergenangnya kawasan

Lebih terperinci

Kemampuan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica) dalam Menyerap Logam Berat Kadmium (Cd) Berdasarkan Konsentrasi dan Waktu Pemaparan Yang Berbeda

Kemampuan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica) dalam Menyerap Logam Berat Kadmium (Cd) Berdasarkan Konsentrasi dan Waktu Pemaparan Yang Berbeda ISSN: 2252-3979 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Kemampuan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica) dalam Menyerap Logam Berat Kadmium (Cd) Berdasarkan Konsentrasi dan Waktu Pemaparan Yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun pada prosesnya banyak yang menggunakan proses konvensional baik secara fisik

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM BESI (Fe) DAN KOBALT (Co) DENGAN TANAMAN AKAR WANGI (Vetiveria Zizanioides) PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM BESI (Fe) DAN KOBALT (Co) DENGAN TANAMAN AKAR WANGI (Vetiveria Zizanioides) PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS JURNAL TUGAS AKHIR FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM BESI (Fe) DAN KOBALT (Co) DENGAN TANAMAN AKAR WANGI (Vetiveria Zizanioides) PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS OLEH : GISELA PERADA D121 10 252 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang berhubungan dengan pembangunan di bidang industri banyak memberikan keuntungan bagi manusia, akan tetapi pembangunan di bidang

Lebih terperinci

Efektivitas Kombinasi Salvinia molesta dengan Hydrilla verticillata dalam Remediasi Logam Cu pada Limbah Elektroplating

Efektivitas Kombinasi Salvinia molesta dengan Hydrilla verticillata dalam Remediasi Logam Cu pada Limbah Elektroplating JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E-240 Efektivitas Salvinia molesta dengan Hydrilla verticillata dalam Remediasi Logam Cu pada Limbah Elektroplating Abstrak

Lebih terperinci

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Zn dan Cu Dengan Menggunakan Tanaman Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides)

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Zn dan Cu Dengan Menggunakan Tanaman Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides) JURNAL TUGAS AKHIR Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Zn dan Cu Dengan Menggunakan Tanaman Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides) Oleh : ANISAH AS AD D121 10 288 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT (Cu, Fe, Zn) KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN DENSITAS AIR SUNGAI GAUNG DI DESA SEMAMBU KUNING KECAMATAN GAUNG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Dahlia Segeryanti *, Riad Syech, Usman

Lebih terperinci

Oleh: Afina Kibtiyah Hidayati Dosen Pembimbing: IDAA. Warma Dewanti, S.T., M.T., Ph.D

Oleh: Afina Kibtiyah Hidayati Dosen Pembimbing: IDAA. Warma Dewanti, S.T., M.T., Ph.D Oleh: Afina Kibtiyah Hidayati 3307 100 026 Dosen Pembimbing: IDAA. Warma Dewanti, S.T., M.T., Ph.D Latar Belakang Intrusi Air Laut pada Lokasi TPA Benowo Lindi TPA Benowo memiliki salinitas tinggi 6552

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, zat cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga kualitas air menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIVITAS FITOREMEDIASI TANAMAN PAPYRUS PAYUNG GUNA MEREDUKSI LOGAM BESI DAN MANGAN PADA AIR LIMBAH PABRIK KULIT

STUDI EFEKTIVITAS FITOREMEDIASI TANAMAN PAPYRUS PAYUNG GUNA MEREDUKSI LOGAM BESI DAN MANGAN PADA AIR LIMBAH PABRIK KULIT STUDI EFEKTIVITAS FITOREMEDIASI TANAMAN PAPYRUS PAYUNG GUNA MEREDUKSI LOGAM BESI DAN MANGAN PADA AIR LIMBAH PABRIK KULIT Firdha Catur Yuniasari 1, Tri Budi Prayogo 2, Prasetyo Rubiantoro 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016) PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL (Ni) TOTAL DAN COD MENGGUNAKAN TUMBUHAN KAYU APU (Pistia stratiotes L.) PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING Maulina Cahyani *), Pertiwi Andarani **), Badrus Zaman **), Program Studi

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR POLUTAN AMONIAK DENGAN MEMANFAATKAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES)

FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR POLUTAN AMONIAK DENGAN MEMANFAATKAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR POLUTAN AMONIAK DENGAN MEMANFAATKAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) Fariez, Chairul, dan Said, ZA Laboratorium Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran Lingkungan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan kandungan bahan-bahan berbahaya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu pengolahan sebelum dibuang

Lebih terperinci

: phytoremediation, water lettuce (Pistia stratiotes), Cd

: phytoremediation, water lettuce (Pistia stratiotes), Cd PENGARUH VARIASI LAMA WAKTU KONTAK DAN JUMLAH TANAMAN KAYU APU (Pistia stratiotes) TERHADAP PENURUNAN KADAR CADMIUM (Cd) LIMBAH CAIR BATIK HOME INDUSTRY X DI MAGELANG Amalia Jamil, Yusniar Hanani Darundiati,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) D 03 Putut Har Riyadi*, Apri Dwi Anggo, Romadhon Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Rivaldo Herianto*, M. Arsyik Kurniawan S a Program Studi Kimia,

Lebih terperinci

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan perumahan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR (Azolla microphylla)

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR (Azolla microphylla) FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR (Azolla microphylla) Kurnia Puspa Dewi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan, IST AKPRIND Yogyakarta Jalan Bimasakti

Lebih terperinci

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK Efektivitas Eceng Gondok Terhadap Penurunan Kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Industri Kembang Gula Lunak Mega Masittha, Dra. Ani Iryani, M.Si dan Farida Nuraeni, M.Si. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik. Limbah anorganik menurut Mukhtasor (2007) merupakan bahan yang tidak dapat terurai atau termasuk dalam senyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pengolahan limbah terutama limbah cair sering mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). Salah satu cara yang

Lebih terperinci

Evaluasi Penggunaan Air Irigasi yang Tercemar Logam Berat Kadmium (Cd) pada Ambang Batas terhadap Kadar kadmium (Cd) Tanaman Bayam (Amaranthus sp)

Evaluasi Penggunaan Air Irigasi yang Tercemar Logam Berat Kadmium (Cd) pada Ambang Batas terhadap Kadar kadmium (Cd) Tanaman Bayam (Amaranthus sp) Evaluasi Penggunaan Air Irigasi yang Tercemar Logam Berat Kadmium (Cd) pada Ambang Batas terhadap Kadar kadmium (Cd) Tanaman Bayam (Amaranthus sp) OLEH Siska Mitria Nova 07 118 068 Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air, tanah, dan udara. Banyak industri yang tidak menyadari bahwa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ZAT PENYERAP WARNA PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN AIR

PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ZAT PENYERAP WARNA PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN AIR PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ZAT PENYERAP WARNA PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN AIR Ummi Kalsum Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

DITUMBUHKAN PADA LIMBAH IPA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK

DITUMBUHKAN PADA LIMBAH IPA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK EKSPLORASI TANAMAN FITOREMEDIATOR ALUMINIUM (Al) YANG DITUMBUHKAN PADA LIMBAH IPA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Dery Diah Santriyana 2, Ir. Rita Hayati, M.Si 1, Ibu Isna Apriani, ST. M.Si 2 1

Lebih terperinci

STUDI PERTUMBUHAN PASTIA STRATIOTES L. TERHADAP BEBERAPA JENIS LOGAM

STUDI PERTUMBUHAN PASTIA STRATIOTES L. TERHADAP BEBERAPA JENIS LOGAM Pertumbuhan Pastia stratiotes L.Terhadap Beberapa Jenis Logam (Yoga Aji Handoko dkk) STUDI PERTUMBUHAN PASTIA STRATIOTES L. TERHADAP BEBERAPA JENIS LOGAM Yoga Aji Handoko, Ika Putri Riani, Lusia Laurita,

Lebih terperinci

ELIMINASI LOGAM BERAT KADMIUM DALAM AIR LIMBAH MENGGUNAKAN TANAMAN AIR

ELIMINASI LOGAM BERAT KADMIUM DALAM AIR LIMBAH MENGGUNAKAN TANAMAN AIR ELIMINASI LOGAM BERAT KADMIUM DALAM AIR LIMBAH MENGGUNAKAN TANAMAN AIR Tuti Suryati dan Budhi Priyanto Peneliti di Balai Tekonologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Abstract Aquatic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil selain menghasilkan suatu produk juga menghasilkan produk sampingan berupa air limbah, yang sering kali mencemari lingkungan terutama perairan.

Lebih terperinci

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air terutama disebabkan oleh aktivitas manusia dan dipicu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESIPITASI DAN FITOREMIDIASI UNTUK PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT DAN COD

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESIPITASI DAN FITOREMIDIASI UNTUK PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT DAN COD PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESIPITASI DAN FITOREMIDIASI UNTUK PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT DAN COD Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016 Pengaruh Perendaman Larutan Tomat (Solanum lycopersicum L.) Terhadap Penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah (Anadara granosa) The Effect of Soaking Solution Tomato (Solanum

Lebih terperinci

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Harry Agusnar, Irman Marzuki Siregar Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI ABSTRAK

PENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI ABSTRAK Pengolahan Limbah Loundry dengan Tanaman kayu Apu, (Rido dan Rudy Laksmono) 60 PENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI RidoWandana dan Rudy

Lebih terperinci

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti

Lebih terperinci

PEMANFAATAN Azolla pinnata R. Br DALAM PENYERAPAN Zn DARI LIMBAH CAIR PABRIK KARET SEBAGAI FITOREMEDIATOR

PEMANFAATAN Azolla pinnata R. Br DALAM PENYERAPAN Zn DARI LIMBAH CAIR PABRIK KARET SEBAGAI FITOREMEDIATOR PEMANFAATAN Azolla pinnata R. Br DALAM PENYERAPAN Zn DARI LIMBAH CAIR PABRIK KARET SEBAGAI FITOREMEDIATOR Citra Arimby 1, Wahyu Lestari 2, Yelmida Azis 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Evi Setiawati Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan penelitian transfer 134 Cs dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes) Pada mulanya tumbuhan kayu apu hanya dikenal sebagai tumbuhan penggangguan di danau. Akar tanaman berupa akar serabut, terjurai

Lebih terperinci

ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Ita Emilia

ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Ita Emilia ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG Ita Emilia e-mail : itaemilia@rocketmail.com Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang ABSTRACT Research

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIFITAS KAYU APU (Pistia stratiotes L.) DALAM MEREDUKSI N-TOTAL SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

KAJIAN EFEKTIFITAS KAYU APU (Pistia stratiotes L.) DALAM MEREDUKSI N-TOTAL SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU KAJIAN EFEKTIFITAS KAYU APU (Pistia stratiotes L.) DALAM MEREDUKSI NTOTAL SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Irma Yuni, Wahyu Lestari, Yelmida Mahasiswa Program S1 Biologi Bidang

Lebih terperinci

Decreasing of Lead Heavy Metal (Pb) in Biofiltration Pool of Water Irrigation by Using Aquatic Plant

Decreasing of Lead Heavy Metal (Pb) in Biofiltration Pool of Water Irrigation by Using Aquatic Plant Penurunan Logam Berat Timbal (Pb) pada Kolam Biofiltrasi Air Irigasi Dengan Menggunakan Tanaman Air (Aquatic Plant) Decreasing of Lead Heavy Metal (Pb) in Biofiltration Pool of Water Irrigation by Using

Lebih terperinci

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik MODUL 5 Bioremediasi Polutan Organik POKOK BAHASAN : Bioremediasi limbah cair organik dengan tanaman air dan bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami dan mampu merancang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

penyamakan kulit melebihi ambang batas. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada

penyamakan kulit melebihi ambang batas. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Konsentrasi Awal Logam Khrom Dalam Limbah Cair Penyamakan Kulit Konsentrasi awal logam mempakan konsentrasi yang menunjukkan kemampuan daya serap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enceng gondok (Eichhornia Crassipes) merupakan salah satu jenis tanaman air yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat (Ingole, 2003). Tumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah binatu mengandung sisa deterjen, pewangi, pelembut, pemutih, dan senyawa aktif metilen biru yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan lingkungan. Hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan industri yang dapat mengubah kulit mentah menjadi kulit yang memiliki nilai ekonomi tinggi melalui proses penyamakan, akan tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung terletak di bagian ujung selatan Pulau Sumatera. Secara geografis, Propinsi Lampung

Lebih terperinci