SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA KOTA DEPOK ( ) Skripsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA KOTA DEPOK ( ) Skripsi"

Transkripsi

1 SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA KOTA DEPOK ( ) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Disusun Oleh : Nur Muhamad Zaky PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

2

3 Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Anggota Penguji I

4 Ciputat, 3 November 2017 Nur Muhamad Zaky

5 ABSTRAK Pondok Pesantren adalah lembaga yang mewujudkan perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman tapi juga keaslian (indigenous) Indonesia. Sejak akhir abad ke-20 keadaan pondok pesantren berubah menjadi modern, pendidikan pesantren tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan agama Islam saja melainkan juga ilmu pengetahuan umum dan penguasaan bahasa asing terutama bahasa Arab dan Inggris. Pondok Pesantren Qotrun Nada merupakan salah satu pondok yang menerapkan sistem modern tapi tidak terlepas dari sistem asli pondok pesantren biasanya yakni tradisioanl (salaf). Dalam skripsi ini penulis akan menjelaskan hal pokok mengenai profil wilayah dan Pondok Pesantren Qotrun Nada secara menyeluruh, serta upayaupaya yang dilakukan pondok pesantren dalam memajukan Pondok Pesantren Qotrun Nada dalam berbagai bidang seperti bidang pendidikan, dakwah, dan sosial keagamaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu merekontruksi kembali sosok sejarah dan perkembangan Pesantren Qotrun Nada, melalui tahapan heuristik, kritik, interprertasi, histografi, sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah melalui telaah pustaka, wawancara, dan observasi langsung di lokasi. Dan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebuah lembaga keagamaan yang terletak di Kota Depok yang didirikan pada tahun 1996, hingga saat ini Qotrun Nada melakukan perkembangan baik dibidang Pendidikan yang tidak hanya menyelenggarakan pendidikan agama saja tetapi juga menyelenggarakan pendidikan yang modern, dan dibidang dakwah dengan menggunakan dakwah bil lisan dan bil hal serta bidang sosial keagamaan yang berupa santunan kepada anak yatim piatu, pembagian zakat dan juga pemotongan hewan qurban. Kata kunci: Sejarah, Perkembangan, dan Pondok Pesantren Qotrun Nada. iv

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan selain rasa syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam menulis skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan tantangan. Namun, berkat usaha dan bantuan serta kerja sama dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis berterimakasih kepada mereka yang telah membantu, membimbing, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui skripsi ini. 2. Bapak H. Nurhasan M.A, selaku ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memproses demi kelancaran skripsi ini. 3. Ibu Sholikhatu sa diyah, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memproses demi kelancaran skripsi ini. 4. Bapak Drs. H. Azhar Sholeh, M.A, selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan nasihat, petunjuk, dan bimbingan yang berharga di tengah-tengah kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 5. Para Bapak dan Ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terutama dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak memberikan ilmunya selama penulis mengikuti kuliah. 6. Drs. K. H Burhanuddin Marzuki, selaku pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta seluruh pengurus pesantren Qotrun Nada yang telah berkenan memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk menulis skripsi ini. 7. Staf pemerintahan Kecamatan Cipayung dan staf Kelurahan Cipayung Jaya yang telah mengizinkan penulis untuk menulis skripsi di daerah setempat. 8. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah menyediakan fasilitas dalam penulisan skripsi ini. v

7 9. Orang tuaku tercinta Ibu Siti Nurhayati, almarhum Ayahanda H. Muhasyim Zein dan kakak-kakakku yang telah mendidik, mengasuh, membimbing dengan kasih sayang yang tulus dan suci sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya sampai ke perguruan tinggi. 10. Sahabat-sahabat Angkatan 2013 Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang telah menemani selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian penulis ucapan terimakasih, semoga amal baik semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapat imbalan dan pahala sebesar-besarnya dari Allah SWT. Akhirnya, jika ada kesalahan dan kekurangan penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini menjadi manfaat bagi almamater khususnya bagi pembaca pada umumnya. vi

8 DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN... i LEMBARAN PENGESAHAN UJIAN... ii LEMBARAN PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan... 5 D. Tinjauan Pustaka... 6 E. Metode Penelitian... 7 F. Kerangka Teori G. Sistematik Penulisan BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA DEPOK A. Profil Kota Depok B. Letak Geografis Kondisi Topografi Kondisi Demografi Kondisi Iklim C. Gambaran Umum Kecamatan Cipayung Kondisi Geografi Kondisi Demografi Mata Pencaharian D. Kondisi Keagamaan Cipayung E. Kondisi Pendidikan Masyarakat Cipayung BAB III : PROFIL PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada vii

9 1. Struktur Organisasi Sarana dan Prasarana Sistem Pendidikan Program Qotrun Nada B. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada C. Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada D. Visi, Misi Pondok Pesantren Qotrun Nada BAB IV : PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA A. Dalam Bidang Pendidikan B. Dalam Bidang Dakwah C. Dalam Bidang Sosial Keagamaan BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang menjadi basis cabang ilmu pengetahuan agama Islam. Pesantren lembaga tradisioanl asli Indonesia. 1 Pesantren yang merupakan institusi pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat luas Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pesantren tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan (sekolah memiliki berbagai macam kegiatan yang berada di luar jam sekolah, sama halnya dengan pesantren, misalnya: nasyid, kesenian musik dan lain sebagainya), tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan agama. 2 Pondok pesantren merupakan rangkaian kata yang disusun terdiri dari suku kata Pondok dan Pesantren. Kata pondok berasal dari bahasa Arab funduk yang artinya ruang tempat tidur atau wisma sederhana. Pada umumnya pondok merupakan suatu tempat untuk menampung atau penampungan sederhana bagi para pelajar atau pengembara yang dari jauh asalnya. Sedangkan kata pesantren berasal dari kata santri yang diberikan imbuhan awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri atau pelajar. 3 Pondok pesantren ini dapat diartikan sebagai wadah bagi para santri untuk menimba ilmu agama dari seorang kiai atau ulama yang kompoten dalam bidangnya. Di samping sebagai tempat menuntut ilmu, pondok pesantren juga sebagai salah satu wadah untuk pemberdayaan masyarakat. h Amin Haidar, Masa Depan Pesantren, (Jakarta:IRD Press,2004), h. 2 2 Mastuki HS, Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustak, 2006), h. 7 3 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986) Cet, ke-1, 1

11 2 Dilihat dari aspek pendidikan yang diterapkan, pesantren di Indonesia setidak-tidaknya dapat diketahui dalam bentuk salaf murni, yaitu pesantren yang semata-mata hanya mengajarkan pengajian kitab kuning, dengan menggunakan sistem Sorogan dan Bandongan. 4 Pesantren di Indonesia mulai berkembang sejalan dengan perkembangan zaman di negara-negara yang mayoritas beragama Islam. Pesantren ini mendidik generasi-generasi yang Islami, yang mampu menghadapi perubahan sosial. 5 Pondok pesantren yang berkembang di Indonesia terus mengalami transformasi di berbagai sisi, baik dari segi pengelolaan pondok pesantren, kurikulum yang ditawarkan, metode pengajaran yang diberikan, maupun fasilitasfasilitas yang disediakan agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang dibutuhkan para santri, baik kebutuhan pendidikan kepesantrenan maupun pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah. Kehadiran pesantren di tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga dakwah. Pesantren memiliki integrasi yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya dan menjadikan rujukan moral bagi kehidupan umum. Masyarakat umum memandang pesantren sebagai komunitas khusus yang ideal terutama kehidupan moral keagamaan. 6 Pada umumnya berdirinya pondok pesantren diawali dari adanya pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau kiai ataupun ulama. 7 Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok merupakan salah satu pondok pesantren yang berdiri di Indonesia. Pondok Pesantren Qotrun Nada sebagai pondok pesantren yang mulai terwujud sejak tahun Pada awalnya Qotrun Nada adalah sebuah Majlis Ta lim yang hanya digunakan oleh masyarakat Cipayung untuk kegiatan belajar Al Qur an yang dipimpin oleh seorang alumnus 4 Sorogan merupakan system pengajian yang dilakukan oleh santri secara perorangan. sistem ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri secara bersama-sama. Biasanya di maksudkan untuk santri-santi tingkat menengah, tinggi. Lihat Zamahsyari, Tradisi Pesantren, h Mohamad Said dan Junimar Affan, Mendidik Dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Jemmars, 1978), h Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur Dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 128

12 3 Darurrahman, bernama K.H. Burhanudin Marzuki. Namun, tanpa disangka lambat laun Majlis Ta lim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya, hingga akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab di luar jam sekolah atau sebutan masyarakat Cipayung adalah santri kalong. Santri kalong adalah santri yang mengikuti kegiatan pengajian kitab kuning 8 pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang ke rumah masing-masing. Seiring berjalannya waktu peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan wali santri agar pengajian yang selama ini diadakan lebih dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim di Majlis Ta lim. 9. Pesantren Qotrun Nada sama hal dengan pesantren lainnya, pada tahap awal berdirinya, pesantren hanya menerapkan sistem salafy (metodologi pendidikan tradisional), yang melestarikan pesantren dahulu. Namun seiring berjalannya waktu, setelah santri atau siswa yang belajar setiap tahunnya mengalami peningkatan, maka pesantren Qotrun Nada dalam waktu singkat, mulai menerapkan klasikal. Para santri belajar di kelas-kelas menurut tingkatan pendidikannya. Suatu keharusan, pendidikan melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian dengan arus modern, sebab pendidikan itu sendiri tidak ubahnya sebagainya suatu social thing (ikhtiar social). Prolog tersebut terkupas secara panjang lebar di dalam teori-teori pendidikan modern, di antaranya tokoh yang tajam mendiagnosis masalah pendidikan adalah Emile Duerkheim ( ). Ia menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan beserta masing-masing lingkungan di dalamnya, merupakan penentu cita-cita dilaksanakan pendidikan. 8 Kitab kuning adalah kitab keagamaan berbahasa Arab yang ditulis oleh ulama dan pemikiran masa lampau (al salaf) dari Timur Tengah dan Indonesia dengan penulisan format khusus, yaitu matan (teks inti) dan syarah (teks penjelas), warna kertasnya kuning, kitab kuning disebut juga dengan kitab gundul atau kitab kuno. Azyumardy Azra, Pendidikan Islam Tradisional & Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 2000). 9 Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanudin, Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)..

13 4 Dengan terujinya teori bahwa pendidikan adalah suatu social thing atau the individual dengan self dan sosial self, maka dengan bijak para tokoh pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada membuat langkah baru yang diharapkan cukup mengena dalam membuat metode pendidikan yang baik. Program pendidikan yang dikembangkan oleh pendiri pondok pesantren Qotrun Nada adalah program terpadu yaitu belajar selama enam tahun yang meliputi Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA). Namun, Pondok Pesantren Qotrun Nada juga membuka program pendidikan yang agak singkat meliputi program Takhassus/intensif, setingkat Aliyah yaitu hanya tiga tahun bagi para lulusan MTS dan SLTP yang ingin melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini. Qotrun Nada ingin mengembangkan berbagai macam organisasi, baik organisasi dalam lingkup besar (Majlis Guru) maupun dalam lingkup yang masih kecil seperti ISQN (Ikatan Santri Qotrun Nada), GPQN ( Gerakan Pramuka Qotrun Nada) dan CBIL ( Central Basic Improving Of Language ). Organisasiorganisasi tersebut saling bekerja sama dalam melaksanakan kewajibannya demi terwujudnya sebuah kedisiplinan yang senantiasa dijaga oleh para santrinya. Pondok pesantren Qotrun Nada mengembangkan kolaborasi pendidikan salafy dan modern di satu sisi sebagai respon terhadap perkembangan zaman dan di sisi lain juga mempunyai tujuan untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan ide-ide ulama terdahulu. Tradisi kajian kitab-kitab kuning, karya para ulama adalah satu sisi yang harus dipertahankan. 10 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan kajian tentang sejarah perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada. Disamping itu, sebagai suatu lembaga pendidikan dan dakwah Islam, pondok pesantren juga mempunyai peranan bagi pengembangan ajaran agama Islam, khususnya pada masyarakat sekitar pondok pesantren. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 10 Wawancara Pribadi Dengan Ustd Anwar Zainuddin, sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)..

14 5 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan penjelasan yang tertuang pada latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan kajian dan merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan dibahas agar arah tujuan dan sasaran yang hendak disampaikan lebih jelas dan terarah. Dengan demikian, penelitian masalah hanya difokuskan pada sejarah perkembangan Pondok Pesantren Qotrun Nada di Kota Depok. Penulis menyadari bahwa kajian tentang Podok Pesantren Qotrun Nada tidak akan dibahas secara keseluruhan, sebab Pondok Pesantren Qotrun Nada merupakan yayasan pendidikan yang memiliki ruang lingkup yang luas untuk dibahas, antara lain: mengenai awal berdirinya, tujuan berdirinya, perkembangannya baik dalam bidang pendidikan, bidang dakwah, dan bidang sosial keagamaan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada? b. Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Qotrun Nada? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada. 2. Untuk mengetahui perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan menjadi pemikiran bagi wahana keilmuan, terutama dalam hal deskriptif analitis atau gambaran serta menjadi tambahan referensi mengenai pondok pesantren. Selain itu penelitian ini merupakan suatu

15 6 penelitian yang hasilnya dapat dijadikan sebagai pelengkap referensi untuk studistudi selanjutnya. b. Manfaat praktis Data yang di dapat dari penelitian ini di harapkan akan dapat memberikan manfaat dan menambah khazanah pengetahuan yang pada akhirnya menjadi dokumentasi mengenai pondok pesantren. Selain itu, untuk mendapatkan atau mencapai gelar Sarjanah Humaniora di Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. D. Tinjauan Pustaka Sebelum mengadakan dan meneliti sebuah penelitian, peneliti melihat tinjauan terdahulu, agar tidak terjadi kesamaan yang konkrit. Untuk melihat tinjaun tersebut, peneliti mengunjungi ke Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun maksud dari penelitian ini untuk mengetahui bahwa permasalahan yang penulis teliti berbeda dengan yang diteliti sebelumnya. Setelah penulis mengadakan kajian pustaka, penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Skripsi tersebut antara lain adalah skripsi karya Nurmaniyah Tahun 2006 berjudul Penerapan Retorika KH. Burhanuddin Marzuki Dalam Dakwah Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok. Penelitian pada skripsi karya Nurmaniyah memfokuskan pada penerapan retorika seorang KH. Burhanuddin Marzuki dalam dakwahnya di pondok pesantren Qotrun Nada. 11 Selanjutnya apa yang ditulis oleh saudari Sri Rahayu, Jurusan KPI, lulusan tahun 2011 yang mengangkat tentang Aktivitas Dakwah Santri Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok. Penelitian yang dilakukan saudari Sri Rahayu adalah menguraikan aktivitas yang dilakukan santri di pondok pesantren Qotrun Nada dalam berdakwah Nurmaniyah, Penerapan Retorika KH. Burhanuddin Marzuki Dalam Dakwah Di Pondok Pesantren)antren Qotrun Nada Depok. ( Jakarta: UIN Jakarta, 2006). 12 Sri Rahayu, Aktivitas Dakwah Santri Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok. (Jakarta: UIN Jakarta, 2011).

16 7 Di dalam tulisan-tulisan di atas berbeda dengan apa yang akan penulis teliti, peneliti akan membahas sejarah perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada. Dalam penelitian ini, diuraikan mengenai gambaran umum gambaran umum letak Geografis Pondok Pesantren Qotrun Nada di wilayah Kota Depok, sejarah berdirinya pondok pesantren Qotrun Nada, serta perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada yang meliputi bidang pendidikan, dakwah, dan sosial keagamaan. E. Metode Penelitan Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini merupakan penelitian sejarah, yang meliputi proses menganalisis secara kritis informasi peristiwa sejarah. Yang dinamakan metode sejarah disini adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 13 Berdasarkan pengertian diatas, para ahli ilmu sejarah sepakat untuk menetapkan empat kegiatan pokok didalam cara meneliti sejarah. istilah-istilah yang dipergunakan bagi keempat langkah itu berbeda-beda, tetapi makna serta maksudnya sama. Secara lebih ringkas, setiap langkah ini berturut-turut biasa juga diistilahkan dengan: heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi atau (analisis fakta sejarah), dan historiografi (penulisan) Heuristik (Tahapan Pencarian Sumber) Heuristik merupakan tahapan pertama, yaitu tahapan pengumpulan sumber. Pengumpulan sumber dilakukan oleh penulis melalui survei lapangan dari data tertulis berupa dokumen, arsip Pondok Pesantren Qotrun Nada dan wawancara langsung. Untuk itu penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan suatu alat pengumpulan data penelitian berupa: Library Research ( Penelitian Kepustakaan) adalah penulis mengadakan penelusuran terhadap data-data tertulis, berupa buku-buku dan skripsi-skripsi 13 Luis Gottschalk, Mengerti Sejarah Ter. Nugroho Notosusanto (Jakarta: Logoso Wacana Ilmu, 1995). h Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logoso Wacana Ilmu, 1999). h. 103

17 8 yang berhubungan dengan tema skripsi, terkait dengan pencarian sumber penulis mencarinya di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Adab dan Humaniora dan dokumen-dokumen pribadi milik Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok. Field Research (Penelitian Lapangan) yaitu, dengan mengunjungi kantor Kecamatan Cipayung, kantor Kelurahan Cipayung Jaya dan sekretariat Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya. Untuk memperoleh data dilapangan dilakukan dengan wawancara (iinterview) dengan empat narasumber, di antaranya yaitu, KH. Burhanudin Marzuki (pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada), Ustd. Anwar Zainuddin (Sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada), Ustd. Achyanudin Syakier dan Ustd. Bahrudin Marzuki (kepala sekolah MTS dan MA Pondok Pesantren Qotrun Nada). a. Observasi Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan, pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan dengan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang ada. Setelah itu penulis menyimpulkan ringkasan sejarah yang terjadi di Pondok Pesantren Qotrun Nada. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data dengan melakukan wawancara secara langsung ke beberapa informasi. Wawancara langsung dengan saksi atau pelaku peristiwa dapat dianggap sebagai sumber primer manakala sama sekali tidak dijumpai data tertulis. Namun begitu, wawancara itu sebagai bahan penjelas atas kesamaran data atau apa yang diamati oleh peneliti dirasa belum lengkap. 15 c. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari dokumendokumen yang ada pada benda-benda tertulis. Benda-benda tertulis dapat berupa buku-buku, surat-surat, majalah, dan sebagainya. 15 Ibid. h.107.

18 9 2. Verifikasi (Kritik Sumber) Pada tahapan ini dilakukan verifikasi terhadap data yang ada untuk diuji keabsahan data dan kebenarannya. Sumber yang dikritik secara eksteren dan intern melalui langkah sebagai berikut: a. Kritik Ekstren (Otentisitas) Kritik ekstern digunakan untuk membuktikan keaslian dan kebenaran sumber sejarah, asli atau tidak. Kritik ekstern yang peneliti lakukan adalah dengan melihat sumber tersebut baik buku dan arsip maupun dokumen tertulis yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang dapat dipercaya dan dapat memberikan keterangan sesuai dengan permasalahan yang dikaji. b. Kritik Intern (Kredibilitas) Langkah ini dilakukan guna menguji sumber yang dapat dipercaya atau yang tidak dapat dipercaya untuk sumber tertulis, peneliti membandingkan isi sumber tersebut dengan karya lain, untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara atau sumber lisan peneliti membandingkan dari kondisi fisik dan informasi yang diungkapkan oleh responden terkait hubungannya dengan Pondok Pesantren Qotrun Nada. 3. Interpretasi (penafsiran sejarah) Interpretasi adalah penafsiran sejarah dan sering disebut dengan analisis sejarah. 16 Interpretasi atau penafsiran sejarah adalah menguraikan data yang saling berhubungan dengan pokok persoalan yang diteliti melalui kajian ilmiah sehingga menjadi sebuah kesimpulan. Tahapan pertama yaitu analisis terdapat fakta-fakta sejarah yang tercerai-berai. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang menyeluruh secara obyektif dari data sejarah dengan menggunakan teori sosiologi tentang perubahan sosial. 4. Historiografi (penulisan sejarah) Historiografi merupakan langkah perumusan cerita sejarah ilmiah, yang disusun secara logis menurut urutan kronologis dan tematis yang jelas dan mudah dimengerti, pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat menggabungkan urutan 16 Ibid., h. 114.

19 10 kronologis dan tematis. 17 Hal ini disebabkan penelitian sejarah sekurang kurangnya harus memenuhi empat hal yaitu, fakta yang akurat, struktur yang logis dan penyajian yang terang dan halus. Tahapan ini merupakan bagian terakhir dari metode sejarah. Apabila peneliti sudah membangun ide-ide tentang hubungan fakta satu dengan fakta lain melalui proses interpretasi, maka langkah akhir dari penelitian adalah penulisan atau menyusun cerita sejarah F. Kerangka Teori Setiap masyarakat mengalami apa yang dimaksud dengan perubahan. Adanya perubahan tersebut dapat dilihat apabila melakukan suatu perbandingan dengan meneliti suatu masyarakat pada masa tertentu dan kemudian dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lain. Proses perubahan yang terjadi secara terus menerus oleh Sartono Kartodirjo dinamakan gejala sejarah. Di dalam pemikiran analitis lazimnya suatu gejala sejarah hendak didefinisikan tempatnya dalam suatu proses sejarah serta sekaligus melihat hubungan kausalnya dengan gejala sejarah yang lain, yaitu yang terjadi sebelumnya atau sesudahnya atau ada hubungan fungsional dalam konteks suatu sistem. 18 Dilihat dari perspektif di atas, maka gejala sejarah dapat diartikan sebagai suatu momentum gerakan historis atau lazim disebut dengan perubahan sosial. Menurut Sartono konsep perubahan sosial terdiri dari dua referensi, yaitu. 1. Dinamika masyarakat memajukan pergerakan dari tingkat perkembangan yang terdahulu ke yang lebih maju, unsur-unsur mana yang berubah dan faktor-faktor apakah yang menyebabkan perubahan. 2. Dalam berbagai teori, perubahan sosial mempunyai arah, yaitu dari yang sederhana bentuknya ke yang lebih kompleks, berarti yang lebih baik fungsinya. Artinya perubahan sosial yang terjadi sering kali mengarah ke arah yang lebih baik Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Seajarah, (Yogyakarta: Tiawa Wacana, 2013), h Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h Ibid.

20 11 Pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1996, tetap memiliki perannya sebagai lembaga pendidikan, yang mencetak kader-kader, memiliki andil dan peran besar di Depok, khususnya dalam dunia pendidikan Islam, sosial keagamaan, dan dakwah. Untuk melihat berbagai perubahan yang terjadi di pondok pesantren Qotrun Nada, di bidang pendidikan khususnya, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan sosiologi. Pendekatan sosiologi maksudnya yaitu menggunakan teori-teori sosiologi, untuk melihat perubahan masyarakat Cipayung Jaya dan Pondok Pesantren Qotrun Nada. Berkaitan dengan teori perubahan sosial tersebut, peneliti menggunakan teori fungsionalisme struktural yang dikembangkan oleh Talcot Parson dari Emile Durkheim. Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain. Asumsi dasarnya adalah dalam setiap struktur sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak berfungsi maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. 20 Teori fungsionalisme struktural dipakai oleh peneliti untuk menganalisis dan memaparkan keberadaan Pondok Pesantren Qotrun Nada sesuai dengan fungsi yang dijalankan dan dipenuhinya. Permasalahan ini dapat dimulai dari adanya sebuah adaptasi atau penyesuaian diri yang mengarahkan pada satu tujuan yang sama dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan di Cipayung Jaya ini. G. Sistematik Penulisan Untuk lebih mempermudah penulisan, penulis mebagi skripsi ini dalam 5 bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, 20 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 21.

21 12 tinjauan pustaka, metode penelitian, kerangka teori,dan sistematika penulis. BAB II BAB III BAB IV BAB V Membahas gambaran umum wilayah Kota Depok yang meliputi: profil Kota Depok, letak geografis, gambaran umu Kecamatan Cipayung, kondisi keagamaan dan kondisi pendidikan masyarakat Cipayung Membahas tentang profil Pondok Pesantren Qotrun Nada yang meliputi: sejarah berdirinya, tokoh pendiri, tujuan, serta visi-misi Pondok Pesantren Qotrun Nada. Membahas tentang perkembangan Pondok Pesantern Qotrun Nada: membahas tentang bentuk perkembangan Pondok Pesantren baik bidang pendidikan, bidang dakwah dan bidang sosial keagamaan. Penutup meliputi kesimpulan dan sarana.

22 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA DEPOK A. Profil Kota Depok Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang ada di lingkungan Keradenan (pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor. Kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan jasa yang semakin pesat, sehingga diperlukan kecepatan pelayanan. Pada tahun 1981 pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982, status Pemerintahannya semula Kecamatan menjadi Kota Administrative Depok Kabupaten Bogor yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tuju belas) Desa, yaitu: Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Beji, Kecamatan Sukmajaya. 21 Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat dalam bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khusus bidang pemerintahan, semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan, Depok akhirnya terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan, sebagai baerikut: 1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu, Desa Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru. 2. Kecamatan Beji, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu: Desa Beji, Desa Beji Timur, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan. 21 Muhsin,Mumuh, Depok Masa Pendudukan Jepang Hingga Masa Orde Baru, (Depok:Kantor Arsip Dan Perpustakaan, 2015), h

23 14 3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Desa, yaitu: Desa Mekar jaya, Desa Sukmajaya, Desa Sukamaju, Desa Mekarjaya, Desa Abadi Jaya, Desa Baktijaya, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya, Desa Kali Jaya, Desa Cilodong 22 Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan masyarakat yang mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimal, sisi lain pemerintah Kabupaten Bogor bersama-sama pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tersebut, maka di usulkannya kepada pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakya agar Depok menjadi Kota Administratif. Kemudian berdasarkan Undang-Undang No. 15 tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok yang membawahi enam wilayah Kecamatan meliputi 63 kelurahan. 23 Kemudian pemerintah membuat Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) manjadi 11 (sebelas) Kecamatan yang merupakan implementasi dari perda Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008 tentang pembentukan Kecamatan di Kota Depok yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyakarat. 24 Dengan bertambahnya jumlah Kecamatan tersebut, maka semakin mendekatkan pelayanan, sehingga memudahkan masyarakat mengurus berbagai keperluannya yang membutuhkan layanan aparatur pemerintah di Kecamatan. Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap Kecamatan hanya akan membawahi empat hingga tujuh Kelurahan saja, dimana sebelumnya 6 hingga 22 Wahidin R. Bulan, Depok Merajut Asa Membangun Kota, (Depok: Pokja Wartawan Depok, 2005), h Bunga Rampai Kota Depok, (Depok: Pamdu Karya,2002), h Profil Kota Depok, Sejarah Singkat Kota Depok 2006 ( Perpustakaan Umum Kota Depok, Dilihat 26 Juli 2017 Pukul, 12:38 Wib), h. 5.

24 15 14 Kelurahan. Adapun nama-nama Kecamatan dan Kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1) Kecamatan Beji Meliputi: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru. 2) Kecamatan Pancoran Mas meliputi: Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang. 3) Kecamatan Cipayung meliputi: Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya. 4) Kecamatan Sukma jaya meliputi: Kelurahan Sukma jaya, Kelurahan Mekar jaya, Kelurahan Bakti jaya, Kelurahan Abadi jaya, Kelurahan Tirta jaya, dan Kelurahan Cisalak. 5) Kecamatan Cilodong meliputi: Kelurahan Sukma jaya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya dan Kelurahan Jatimulya. 6) Kecamatan Limo meliputi: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut. 7) Kecamatan Cinere meliputi: Kelurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru. 8) Kecamatan Cimanggis meliputi: Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti dan Kelurahan Curug. 9) Kecamatan Tapos meliputi: Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukma Jaya Baru, Kelurahan Jati jajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun. 10) Kecamatan Sawangan meliputi: Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kedung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.

25 16 11) Kecamatan Bojongsari meliputi: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu. Kota Depok selain merupakan pusat pemerintahan yang berbatasan langsung dengan wilayah khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penopang Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk Kota pemukiman, Kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, Kota pariwisata dan Kota resapan air. 25 B. Letak Geografis Wilayah Kota Depok yang memiliki luas sekitar 20.50,54 ha atau 200,29 km2 dan berada tepat di Selatan Kota Jakarta secara geografis, terletak pada koordinat sampai LS dan sampai BT. Dilihat bentang alamnya dari Selatan ke Utara, wilayah Kota Depok berupa dataran rendah sampai perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi antara 50 sampai 140 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lereng kurang dari 15%. Selain itu, wilayah Kota Depok juga memiliki puluhan setu (danau kecil) yang letaknya tersebar hampir di seluruh Kecamatan, serta dibelah oleh beberapa sungai besar yang mengalirkan air dari Selatan ke Utara, diantaranya yang sangat terkenal adalah sungai Ciliwung. Dari 11 Kecamatan di Kota Depok, Kecamatan Tapos memiliki wilayah terluas 32,24 km 2, sedangkan Kecamatan yang luas wilayahnya tersempit adalah Cinere dengan luas 10,68 km 2. Secara keseluruhan, wilayah Kota Depok dikelilingi dan berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kotamadya Tangerang Selatan Provinsi Banten dan Kota Administratif Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kotamadya Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan 25 (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib).

26 17 Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan Kota-Kota lainnya Kondisi Topografi secara umum topografi wilayah Kota Depok di bagian Utara merupakan dataran rendah antara mdpl meliputi Kecamatan Beji, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cinere, Kecamatan Limo, Kecamtana Sukma jaya, Kecamatan Pancoran mas, dan Kecamatan Sawangan. Sedangkan di bagian Tengah memiliki ketinggian mdpl berada di Kecamatan Tapos, Kecamatan Beji, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cinere, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Limo, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sawangan, dan Kecamatan Sukma jaya dan di bagian Selatan merupakan perbukitan, bergelombang lemah dengan elevasi 110 mdpl meliputi Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cilodong, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Sukma jaya dan Kecamatan Tapos. 2. Kondisi Demografis Sebagai Kota yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara, Kota Depok menghadapi berbagai permasalahan perkotaan, termasuk masalah kependudukan. Sebagai penopang Kota Jakarta, Kota Depok memperoleh dampak penekanan migrasi penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kawasan permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa Kota Depok Dalam Angka 2015, (Depok: Badan Pusat Statistik), 2015.h (diakses, 26 Juli 2017 pukul, 12:38 Wib).

27 18 Jumlah penduduk Kota Depok pada Tahun 2016 sebanyak jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa (50,63%) dan penduduk perempuan sebesar jiwa (49,36%). Kecamatan Sukma jaya merupakan Kecamatan yang paling banyak penduduknya dibandingkan dengan Kecamatan di Kota Depok, yaitu ( jiwa). Kecamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatan ( jiwa), sedangkan kepadatan terendah adalah Kecamatan Sawangan (5.580 jiwa). Kota Depok termasuk Kota terpadat sehingga tidak heran apabila tiap tahun penduduk di Kota Depok terus bertambah, dari angka sebelumnya hingga tahun 2016 terus bertambah Begitu juga dengan pembangunan fisik, kian berkembang mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman. Jumlah penduduk disetiap kecamatan cukup padat walaupun wilayah kecamatannya cukup luas. Pertumbuhan penduduk yang demikian tinggi ini dipengaruhi oleh tingginya arus imigrasi yang masuk ke Kota Depok, mengingat Kota Depok dinilai sebagai daerah yang sangat strategis dilihat dari seluruh fungsi Kota, terutama jasa, perdagangan, dan permukiman. 3. Kondisi Iklim Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau anatar bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret. Iklim Depok yang trofis mendukung pemanfaatan lahan pertanian, apalagi ditambah dengan kadar curah hujan yang cukup tinggi di sepanjang tahun. Permasalahan mendasar, walaupun di satu sisi didukung oleh iklim tropis yang baik akan tetapi disisi lain lokasi tata guna lahan harus mempertimbangkan sektor permukiman (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib) (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib).

28 19 C. Gambaran Umum Kecamatan Cipayung Kecamatan Cipayung merupakan salah satu Kecamatan di Depok yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, tepatnya dengan Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede. Kecamatan Cipayung adalah satu dari 11 Kecamatan di Depok yang dibentuk pada tanggal 30 oktober 2009, berdasarkan peraturan Daerah Nomor 08 tahun 2007, tentang pembentukan Kecamatan di Depok. Adapun Visi pemerintahan Kecamatan Cipayung adalah profesional dalam pelayanan serta mewujudkan masyarakat Cipayung yang bermartabat. Sedangkan Misi yang dijalankan dalam rangka mencapai Visi tersebut adalah a. Meningkatkan mutu pelayanan dengan mengembangkan iklim melayani. b. Mengupayakan terbangunnya hubungan yang makin sinergis antara pemerintah Kecamatan Cipayung dengan masyarakat dalam kegiatan pembangunan di Kecamatan Cipayung. c. Mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Adapun struktur organisasi Kecamatan Cipayung terdiri dari Camat, Sekretaris Camat, Kasi Pemerintah, Kasi Trantibum dan Kasi PM. Adapun struktur tersebut yaitu: Camat : Drs. Asep Rahmat, M.Si Sekretaris Camat : H. Ade Effendi, S.Sos Kasi Pemerintah : Muhti Wahyudi, SE Kasi Trantibum : Nurakhadiat, SE Kasi PM : Rm. Haryadi, S.Sos 1. Kondisi Geografis Batas Kecamatan Cipayung adalah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancoran Mas, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Sukma jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sawangan. Kecamatan Cipayung mempunyai 5 Kelurahan, yaitu terdiri dari 5 Lurah, 53 Rukun Warga (RW), dan 337 Rukun Tetangga (RT).

29 20 2. Kondisi Demografis Jumlah Penduduk Kecamatan Cipayung sampai dengan Desember 2016 sebanyak Jiwa, terdiri dari laki-laki Jiwa, perempuan Jiwa dengan jumlah KK sebanyak wilayah Kecamatan Cipayung sama halnya dengan Kecamatan lainnya. Sehingga tidak heran apabila tiap tahun jumlah penduduk di Kecamatan Cipayung terus bertambah, begitu juga dengan pembangunan fisik pun kian berkembang sebagaimana mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman. 3. Luas Penggunaan Tanah Luas wilayah Kecamatan Cipayung adalah l1.091,718 Ha. Penggunaanya terdiri atas perumahan atau permukiman 730,810 Ha, pertanian 112,300 Ha, setu atau danau 7 Ha, sungai 12,96 Ha, sarana olah raga 3,240 Ha, sarana ibadah 5,520 Ha, sarana umum 101,540 Ha Mata Pencaharian Mata pencarian masyarakat Kecamatan Cipayung adalah petani dan pengrajin konveksi. Namun dalam bidang pertanian, masyarakat Cipayung sudah mulai berkurang, dikarenakan sebagian lahan pertanian berganti fungsi dan penggunaan, sejalan dengan berdirinya bangunan perumahan, bahkan hampir diseluruh Kelurahan menjamur penjualan kavling atau rumah yang dikelola secara tradisional. Di bidang konveksi terdapat pengrajin konveksi pakaian anak di Kelurahan Cipayung dan Bojong Pondok Terong, usaha konveksi pakaian dalam, di Kelurahan Cipayung Jaya. Tercatat lebih dari 255 pengusaha konveksi di Kecamatan Cipayung, hal ini menjadi mata pencaharian masyarakat Cipayung, yang dikenal sebagai Kecamatan pengusaha konveksi di Depok Laporan tahunan 2016, Kecamatan Cipayung, h Ibid., h. 9.

30 21 Berdasarkan data di kantor Kecamatan Cipayung, saat ini petani berjumlah jiwa, wiraswasta jiwa, pengrajin industri kecil jiwa, buruh jiwa, pedagang jiwa, pegawai negeri sipil jiwa, TNI/POLRI jiwa, pensiunan purnawirawan jiwa, dan lain-lain jiwa. Total pekerja di Kecamatan Cipayung dari semua profesi berjumlah jiwa. D. Kondisi Keagamaan Cipayung Hubungan antara umat beragama di Depok sangat baik antara satu dengan yang lainnya, saling menghormati dan menghargai adanya perbedaan tersebut. Uka Tjandrasasmita, mengatakan bahwa kerukunan antara umat beragama diupayakan agar senantiasa terbina dengan baik demi terlaksananya kesinambungan pembangunan serta kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. sehinggadapatsebagai membentengi diri seseorang dari dampak buruk perkembangan modernisasi dan globalisasi. 32 Pemeluk agama di Kecamatan Cipayung, mayoritas beragama Islam dan selebihnya penganut Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Kehidupan beragama di tengah- tengah masyarakat sangat penting, karena agama merupakan unsur mutlak dalam mencapai keadaan masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram dalam membina masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. kehidupan beragama di Kecamatan Cipayung dapat berjalan lancar dan baik sebagai mana mestinya. Hal ini dikarenakan penduduk setempat mayoritas beragama Islam. Dalam menunjang pendidikan di bidang keagamaan telah diupayakan pembinaan melalui pengajian, baik untuk anak-anak dan remaja, maupun orang dewasa yang diadakan di mushollamusholla, masjid dan majlis ta lim yang diadakan setiap minggu atau sebulan sekali. Hampir di seluruh Depok kegiatan pengajian dilaksanakan secara merata. Dampaknya, hubungan antara umat beragama di Depok berjalan dengan baik 32 Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Nuslim di Indonesi, (Kudus: Menara Kudus, 2000), h. 1-2.

31 22 sehingga tercipta suasana yang kondusif terjalinnya hubungan yang harmonis antara Ulama dan Umaro. Berikut rincian pendududuk menurut agama sebagai berikut: Islam berjumlah jiwa, Protestan jiwa, Katolik jiwa, Hindu 644 jiwa, Budha 373 jiwa, Konghuchu 197 jiwa, dan lain-lain 4 jiwa. Total jumlah penduduk beragama di Kecamatan Cipayung jiwa. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan Cipayung sebanyak 166 terdiri dari masjid berjumlah 48 unit dan musholla 118 unit. 33 E. Kondisi Pendidikan Masyarakat Cipayung Sarana pendidikan di Kecamatan Cipayung tumbuh dan berkembang pesat. Berikut lembaga pendidikan di Kecamatan Cipayung Sekolah Dasar Negeri berjumlah 15 unit, Sekolah Dasar Swasta 10 unit, Madrasah Ibtidaiyah 14 unit, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 unit, Sekolah Menengah Pertama Swasta 13 unit, Madrasah Tsanawiyah 6 unit Sekolah, Sekolah Menengah Atas Swasta 7 unit, Madrasah Aliyah 3 unit, Perguruan Tinggi 2 unit, dan Pondok Pesantren 8 unit. 34 Peningkatan pendidikan Islam di Cipayung meningkat terlihat dari munculnya beberapa pesantren dan tempat-tempat pendidikan agama, seperti pondok pesantren. Secara umum pondok pesantren mempunyai tujuan dan fungsi sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam, serta membentuk manusia yang mempunyai kesadaran tinggi akan pentingnya ajaran-ajaran agama Islam. Dari data di atas dapat diketahui bahwa sarana pendidikan di Kecamatan Cipayung cukup memadai bagi perkembangan intelektual masyarakat, lantaran di Kecamatan Cipayung terdapat sarana pendidikan dari jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 14, Perguruan Tinggi 2 buah, dan pondok pesantren 8 buah. Jadi pembinaan spiritual dan sosial keagamaan di wilayah Kecamatan Cipayung sangat terpelihara dan maju. 33 Ibid., h Ibid., h. 14.

32 BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional Islam yang berperan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup. Secara umum, pondok pesantren mempunyai tujuan dan fungsi sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam, untuk membentuk manusia yang mempunyai kesadaran tinggi akan pentingnya ajaran-ajaran agama Islam, untuk memajukan umat Islam sebagai umat yang berpengetahuan luas dan untuk melestarikan ajaran-ajaran agama Islam guna diwariskan, diajarkan dan disebarkan lagi oleh generasi berikutnya. Keberhasilan pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya pada zaman kolonial, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sangat berjasa bagi umat Islam dalam kemajuannya. 30 Pada masa perkembangan Islam di Indonesia, pesantren menjadi basis sentral dalam penyebaran agama Islam di Nusantara dan menjadikan pusat masyarakat dalam menentang penjajahan pada masa pra-kemerdekaan. Akan tetapi esensi dari berdirinya pesantren adalah sebagai sebuah lembaga yang berorientasi pada pendidikan dan pengajaran agama Islam, bukan lembaga pergerakan sosial dan politik. Sejarah mencatat bahwa pesantren adalah benteng pertahanan terakhir dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau basis umat Islam di negeri ini pada era sebelum, dan sesudah kemerdekaan. Bagaimanapun juga, berdirinya Republik ini tidak bisa dilepaskan dari peranan serta jasa para ulama. 31 Dewasa ini, pesantren terbagi ke dalam dua jenis, yaitu pesantren Salaf (masih menggunakan sistem pendidikan sederhana tradisional) dan pesantren Modern (sudah mengadopsi sistem pendidikan modern atau umum). Nurcholish 30 Mastuhu,Op,Cit. h Saefullah Ma shum, ed, Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan Pesantren saat ini, Cet. I, (Jakarta: Yayasan Islam al-hamidiyah), 1998, h

33 24 Madjid mensinyalir bahwa pesantren mengandung makna Islam sekaligus keaslian masyarakat Islam Indonesia. 32 A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebuah lembaga keagamaan yang terletak di Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok. Kelurahan Cipayung Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pabuaran, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cipayung, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pasir Putih, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojong Pondok Terong. Pondok pesantren Qotrun Nada merupakan salah satu sarana pendidikan agama yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat luas. Sampai saat ini, pesantren yang dipimpin oleh KH.Burhanuddin Marzuki berupaya melebarkan sayapnya di berbagai tempat untuk memelihara dan mensyi arkan Islam. Sejarah terbentuknya pondok pesantren Qotrun Nada terjadi pada tahun Pada awalnya Qotrun Nada adala sebuah majlis Ta lim yang hanya digunakan masyarakat Cipayung untuk kegiatan belajar Al-Qur an yang dipimpin oleh KH.Burhanuddin Marzuki di sekitar tempat beliau tinggal. Namun, tanpa disangka lambat laun majlis ta lim ini semakin diminati masyarakat Cipayung dan sekitarnya, hingga akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat, maka pada tahun 1996 mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab di luar jam sekolah atau masyarakat Cipayung menyebut dengan santri kalong. 33 Santri kalong adalah santri yang mengikuti kegiatan pengajian kitab kuning pada waktu-waktu tertentu saja dan setelah selesai pengajian santri pulang ke rumahnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu, peminat santri kalong semakin banyak dan atas permintaan wali santri, maka pengajian yang selama ini diadakan lebih dimaksimalkan lagi, sehingga sejak saat itu santri diwajibkan untuk bermukim di teras dekat rumah orang tua KH. 32 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), h Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

34 25 Burhanuddin, santri putri ditempatkan di sebelah Timur dan santri putra ditempatkan di sebelah Barat. 34 Dari pengajian itu, kemudian berkembang pemikiran untuk mendirikan pendidikan formal guna menolong masyarakat yang terbelengguh oleh kebodohan dalam bidang ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum. Oleh karena itu, pada tanggal 09 September 1996 KH. Burhanuddin mengajak Jama ah majlis ta lim dan kerabat dekatnya untuk meelakukan peletakan batu pertama bangunan gedung sekolah permanen di atas tanah milik pribadi orang tuanya, yang berlokasi di jalan Cipayung Jaya dengan luas tanah 1500 m 2. Dengan dibangunnya gedung tersebut, maka KH. Ahmad Zaini meresmikan Majlis Ta lim dan memberikan nama Qotrun Nada. Qotrun Nada adalah nama sebuah kitab Nahwu (Gramatikal Bahasa Arab) yang disusun oleh seorang muallif kitab yang bernama Imam Abu Roja Muhammad Yuhyiddin Bin Syaikh Abdul Hamid Bin Syaikh Ibrohim. Qotrun Nada merupakan gabungan dua kata Qotrun dan Nada yang keduanya mempunyai arti (Tetesan Embun Pagi) sedangkan makna filosofinya adalah Tetesan embun di pagi hari yang menyegarkan dan menyejukkan dalam upaya melestarikan nilai-nilai ajaran Islam Ahlussunah Wal Jamaah melalui peran khidmatnya untuk ummat. 35 Pada akhir tahun 1996 telah selesai di bangun sebanyak 3 local, yang kemudian menjadi cikal bakal dan titik permulaan perjalanan Qotrun Nada. Pada tahun 1997/1998 mulai menerima murid baru untuk Madrasah Tsanawiyah (MTS) sebanyak 25 orang dan 25 orang untuk Madrasah Aliyah (MA), mereka semua merupakan santri mukim. 36 Pada tahun 1998 dibangun kembali 1 blok bangunan terdiri dari 3 ruangan di area yang sama seluas m 2, untuk ruang kelas, karena animo wali santri pada tahun kedua ternyata begitu besar, terbukti dengan bertambahnya jumlah santri pada tahun pelajaran baru 1998/1999, sebanyak 100 santri putra/ putri. 34 Ibid. 35 Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanudi Marzuki, Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 36 Arsip Pondok Pesantren Qotrun Nada, Profil Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Dilihat 15 Agustus 2017).

35 26 Dari tahun ke tahun, Pondok Pesantren Qotrun Nada semakin berkembang dan semakin pesat, yang hingga saat ini tercatat lebih dari 1600 santri yang menimba ilmu di pondok pesantren Qotrun Nada, mereka seluruhnya mukim di pondok. Mereka berasal dari berbagai daerah antara lain Jambi, Padang, Pekalongan, Gresik, Tangerang, Jakarta, Bogor, Bekasi, Medan dan masyarakat sekitar pondok pesantren itu sendiri. Sejak itulah kegiatan di pesantren berjalan secara rutin untuk membentuk pribadi santri yang memiliki kecakapan mental, spritual dan intelektual. Disamping itu para santri dengan beberapa keterampilan baik dalam bidang teknologi, keorganisasian dan ketangkasan dalam menyampaikan gagasan yang semuanya itu dibutuhkan kelak ketika terjun kemasyarakat. Dimana dengan harapan supaya santri dikemudian hari dapat menjadi kader-kader di tengahtengah masyarakat yang melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu dalam mensyiarkan Islam. 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu pranata yang tidak dapat diabaikan dalam suatu kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Susunan ini dibentuk supaya terdapat pembagian kerja, pelimpahan wewenang dan kewajiban yang jelas antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebagai berikut: Pengasuh : Drs. KH. Burhanuddin Marzuki Direktur : Drs. H. Syamwari Kepala Sekolah MTS : Drs. Bahrudin Marzuki Kepala Sekolah MA : Ust. Achyanuddin Syakier Sekretaris : Ust. Anwaz Zainuddin Straf Sekretaris : Ust Humaidi Mufa Ust Ahmad Fauzi B, S.Pd.I Ust Musthofa Fadhil Bendahara : Hj. Yayah Ummu Adiya, S.Ag Staf Bendahara : Ustdz Raudhatul Milla, S.Pd.I Ustdz Nilam Purnama Sari

36 27 Ustdz Melatussa adah Pembina ISQN : Ust Sandy Meylaz S.Pd.I Ust Wisnu Pranoto Ustdz Farida Ust Muhamad Fahmi Pembina Pramuka : Ust. Jemi Sidrotul Muntaha Ust Nisyfa Rahmada Ustdz Siti Sa diyah Pembina Bahasa : Ust Andi Sofyan Ust Ready Gunawan Ustdz Ulfah Nauriyah Koor Komputer : Ust. Saipul Hidayat Koor Tahfiz : Ust. Willy Albert F Ust Habibi Hasan Ust Ummi Kultsum Koor Sarana : Ust. Adussahlan Ust Juli Iskandar Ustdz Alfiyah Ustdz Syifa Fauziah Koor Kutubuturros : Ust Ayub Solihin Ust Nadhirul Fata Ust Alfiyan Haikal 2. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di pondok pesantren Qotrun Nada hingga saat ini banyak mengalami kemajuan. Pada awal berdirinya, pada tahun 1996, pesantren ini belum memiliki sarana yang memadai untuk proses belajar dan mengajar. KH. Burhanuddin hanya mengajarkan ilmu agama Islam di Majelis taklim yang dibangunnya. Kemudian pada tahun 1996 didirikan bangunan sekolah di atas tanah wakaf orang tuanya bernama KH. Marzuki. Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebagai berikut:

37 Blok bangunan untuk asrama putra dan fasilitas MCKnya Blok bangunan untuk asrama putri dan fasilitas MCKnya 3. 3 Ruang Kantor 4. 2 Masjid untuk kegiatan ibadah khusus santri putra dan putri 5. 4 Ruang untuk laboratorium komputer 6. 2 ruang asrama ustadza 7. 2 ruang asrama ustad 8. 1 ruang dapur umum ruang kelas permanen ruang kelas semu permanen/ darurat ruang kantor organisasi santri plus asrama pengurus ruang kantin santri aula serba guna kantor administrasi keuangan 15. Lapangan futsal Adapun Kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren Qotrun Nada anatara lain: 1. Pendidikan Formal memakai kurikulum departemen agama dan kementrian pendidikan nasional. a. Madrasah Tsanawiyah b. Madrasah Aliyah 2. Pendidikan Pesantren a. Menekankan pada kitab kuning b. dan juga bahasa Arab dan Inggris. 3. Extra kulikuler a. Pramuka b. Olah raga c. Marawis, hadrah, dan rabana d. Beladiri e. Muhadhoro (latihan pidato) f. Kaligrafi g. Nasyid

38 29 h. Tari saman i. Angklung (Putri) Sistem Pendidikan Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Qotrun Nada merupakan perpaduan antara kurikulum dari Kementerian Agama (MTS dan MA) sesuai Sisdiknas dengan kurikulum pondok modern dan Pesantren salaf. Sistem pendidikan modern terutama terkait kemampuan bahasa Asing yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris, sementara sistem pendidikan salaf adalah terkait masalah ibadah dan pengkajian kitab-kitab klasik/ kitab kuning. Materi-materi yang dipelajari di Pondok Pesantren Qotrun Nada terbagi menjadi dua, yaitu materi umum yang mencakup bahas Indonesia, Matematika, Ips, Fisika, Biologi, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Seni. Sedangkan materi pondok mencangkup Nahwu, Shorof, Fiqih, Mustholahul Hadits, Tauhid, Balagoh, Akhlaq, Mantiq, Tarikh Islam, Ulumul Qur an, dan Qiroat. Dengan sistem pendidikan yang diterapkan, diharapkan santri dapat menjadi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mulia dan kepribadian tangguh dan mandiri Program Qotrun Nada Program khas yang ada pada Qotrun Nada adalah: a. Praktek Mengajar (Amaliyah Tadris) Khusus santri tingkat akhir b. Praktek Pengabdian Masyarakat (PPM) khusus santri tingkat akhir c. Program pemberdayaan alumni dalam manajemen Pondok Pesantren Qotrun Nada d. Program beasiswa kuliah bagi alumni berprestasi e. Program pengalaman organisasi santri f. Program cepat penguasaan kitab kuning metode amtsilaty g. Penempatan Alumni dalam Masa Pengabdiannya Pada Tenaga Teknis dan Penunjang 37 Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Qotrun Nada T.A 2016/2017 Tsanawiyah dan Aliyah (dilihat 16 Agustus 2017). 38 Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Achyanudin Syakir, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

39 30 h. Dan lain sebagainya yang terumuskan dalam rencana strategis pengembangan Qotrun Nada. 39 B. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada Berdirinya sebuah pesantren tidak terlepas oleh pemimpin pondok yaitu kiai yang mengatur, mengendalikan, menggerakkan dan menggiatkan keseluruhan kehidupan pondok, baik keluar maupun ke dalam. Kepemimpinan kiai menjadikan penentu keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dalam kelembagaan sebuah organisasi. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan faktor penentu produktifitas dan efektifitas, serta keberhasilan lembaga tersebut secara keseluruhan. 40 Perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada tidak terlepas dari seorang pimpinan dan jajarannya yang dengan gigih memajukan pendidikan dan mengembangkan dunia pendidikan, sosial kemasyarakatan. Tokoh pendiri Qotrun Nada adalah KH. Burhanuddin Marzuki Bin KH. Marzuki. KH. Dr. Burhanuddin Marzuki, dilahirkan di Bogor 1 Februari Namanya disandarkan kepada ayahnya KH. Marzuki. Ia tumbuh berkembang dari keluarga yang religius dan cinta kepada para alim ulama. Namanya sangat dikenal oleh masyarakat Depok, khusunya Cipayung Jaya, karena perannya dalam dunia pendidikan dan kemasyarakatan. Ia adalah putra dari KH. Marzuki dan Ibu Hj. Hasanah. KH. Burhanuddin Marzuki memiliki 10 saudara kandung, yaitu: H. Bahrudin, H. Komarudin (kakak), Hj Azizah, Bahriyah, Tuti Alawiyah, Nursaidah, Marwiyah, Ahmad Safari, dan Syamsul Rizal (adik). 41 Latar belakang pendidikan KH. Burhanuddin Marzuki dimulai di Sekolah Dasar pada pagi hari dan setelah selesai dilanjutkan di sekolah diniyah untuk mendalamkan ilmu agama pada siang hari. Tidak hanya di sekolah diniyah ia mendalami ilmu pengetahuan agama bersama ayahnya KH. Burhanuddin dengan 39 Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Achyanudin Syakir, Kepala sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 40 Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor Cet. 2, (Ponorogo: Trimurti Press, 2005) h Wawancara Pribadi Dengan Ustd. Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

40 31 mengaji kitab di majelis ta lim yang dipimpin para Habaib dan Alim Ulama yang berada di Jakatra dan Bogor. Setelah lulus Sekolah Dasar, pada tahun 1984 KH. Burhanuddin melanjutkan sekolahnya ke pondok pesantren Darurrahman Jakarta yang dipimpin oleh KH. Syukron Ma mun. Ia belajar di Darurrahman selama 7 tahun, enam tahun untuk belajar dan satu tahun untuk mengabdi di pondok Darurrahman 2 Leuwiliyang Bogor. 42 Setelah tujuh tahun lamanya menuntut ilmu dan mengabdikan diri di Darurrahman, K.H. Burhanuddin kemudian meminta izin kepada pimpinan pondok pesantren Darurrahman untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Pada tahun 1990 KH. Burhanuddin mendaftarkan diri ke IAIN yang sekarang sekarang menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Jurusan Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA) Fakultas Dakwah. Walaupun sudah masuk perguruan tinggi, ia tidak lepas untuk mengkaji kitab-kitab kepada Habaib dan Alim Ulama seperti kepada KH. Zaini, KH. Syafi i Azami, Habib Abdurrahman, Habib Umar, Habib Ali, Habib Abu Bakar, dan KH. Ahmad Zaini. Di samping menuntut ilmu IA juga berdakwah pada hari-hari besar Islam dan mengisi Khutbah Jum at di daerah Depok dan Cileduk Tangerang. 43 Pada tahun 1994 KH. Burhanuddin menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Dari bekal belajar di perguruan tinggi dan kepada para guruguru yang mengajarkan kitab, kini ia kembali memberikan ilmunya kepada masyarakat luas dengan menjadi pengajar di sekolah dan di majlis ta lim wilayah Depok. C. Tujuan Didirikan Pondok Pesantren Qotrun Nada Adapun tujuan pendiri lembaga pendidikan pesantren adalah untuk mempertahankan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama ah dan tujuan lain didasarkan 42 Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Achyanudin Syakir, Kepala sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 43 Wawancara Pribadi Dengan Ustd. Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

41 32 pada ucapan yang sering diungkapkannya secara lisan pada setiap kesempatan. Pemikiran K.H Burhanudin Marzuki didasarkan pada wahyu Allah. 44 K.H Burhanudin Marzuki di dalam ungkapannya tidak menghendaki santri menjadi seorang muslim yang semata-mata hanya mengejar kenikmatan akhirat atau sebaliknya, hanya menikmati kenikmatan dunia saja, tetapi menghendaki agar santri menjadi seorang muslim yang seimbang hidupnya dalam mengejar kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Ungkapannya didasarkan pada wahyu Allah bahwa dalam menjalani hidup, manusia yang diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi harus dapat menciptakan, membina dan menjalani tiga derajat hubungan secara harmonis, yakni hablun min al-allah (hubungan dengan Allah) hablun min an-naas (hubungan dengan manusia) dan hablun min al-alam (hubungan dengan alam). Ketiga komponen hubungan tersebut harus terintegrasi dalam kesatuan yang sangat utuh. Hal ini berarti bahwa setiap anak didik dalam konsep pendidikan Islam harus dipersiapkan dan diarahkan untuk mencapai tiga komponen tersebut. Ketiga komponen tersebut, bila diuraikan dalam subyek mata pelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: komponen hablun min al-allah, adalah subyek-subyek yang mengungkapkan pengenalan kepada Allah melalui ayat-ayat tanziliyah. penjabarannya dalam bentuk mata pelajaran meliputi Tauhid, Fiqih, Tafsir, Hadits, Akhlaq, dan Tasawuf. Adapun komponen hablun min an-naas adalah subyek-subyek yang masuk ke dalam kelompok ilmu-ilmu sosial, sedangkan hablun min al-alam adalah subyek-subyek mata pelajaran yang menguraikan hubungan manusia dengan alam, termasuk ke dalam kelompok ini adalah Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika. Begitu juga tujuan yang ditanamkan tertuang di dalam panca jiwa Pondok Pesantren Qotrun Nada sebagai berikut: 1. Keikhlasan 44 Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)

42 33 Jiwa ini berarti melakukan segala perbuatan tanpa pamrih atau tanpa mengharapkan imbalan sesuatu dari manusia. Segala pekerjaan dilakukan sematamata dengan niat ibadah Lillah. Guru ikhlas dalam mendidik, murid ikhlas dididik, orang tua ikhlas menitipkan anaknya di pesantren. Faktor keikhlasanlah yang menjadi salah satu wasilah ilmu mudah untuk disampaikan. 2. Kesederhanaan Kehidupan di dalam Pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif tidak juga miskin. Kesederhanaan itu berarti sesuai dengan kebutuhan dan kewajaran. Kesederhanaan mengandung nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan, penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. 3. Berdikari Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri tidak saja dalam arti santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, secara tidak langsung Qotrun Nada melatih para santri untuk lebih mandiri sehingga tidak menyandarkan hidupnya kepada bantuan dari orang lain. 4. Ukhuwah Islamiyah Kehidupan di pondok diliputi suasana persaudaraan yang akrab, segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan sesama muslim. 5. Bejiwa Bebas Bebas didalam berfikir dan berbuat selama semua itu tidak menyalahi koridor kesopanan dan keagamaan. Yakni bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negative dari luar. Kebebasan ini tidak boleh disalah gunakan menjadi terlalu bebas sehingga kehilangan arah dan tujuan atau prinsip. 45 D. Visi dan Misi Pondok Pesantren Qotrun Nada Adapun visi dan misi pondok pesantren Qotrun Nada yaitu: Visi : Menyiapkan generasi yang berakhlakul karimah serta menguasai berbagai disiplin ilmu untuk peran khidmadnya di masyarakat. 45 Arsip Pondok Pesantren Qotrun Nada, Profil Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Dilihat 15 Agustus 2017).

43 34 المحافظة على القديم الصالح واألخذ بالجديد األصلح Misi: (Melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik). 46 Visi misi tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari para santri Qotrun Nada, seperti kegiatan belajar mengajar dengan tujuan tercapainya visi Pondok Pesantren Qotrun Nada. Kemudian dalam Pondok Pesantren melestarikan nilai-nilai klasikal, tetapi melestarikan pembelajaran tentang kitabkitab salafy, serta mempelajari nilai-nilai yang baik seperti pembelajaran Bahasa Inggris, komputer dan ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh seluruh santri. 46 Ibid.

44 BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA KOTA DEPOK A. Dalam Bidang Pendidikan Menurut pendapat Atiyah al-ibrasyi pendidikan adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, bertolong menolong dengan orang lain, manis tutur bahasanya, baik dengan lisan atau tulisannya. Sementara Al-Attas mendefinisikan pendidikan sebagai proses menanamkan adab kepada manusia. 45 Lembaga pendidikan pesantren di Indonesia memiliki sejarah yang panjang sama halnya dengan pendidikan nasional. Keduanya memiliki ciri khas sistem pendidikan pengajaran sendiri-sendiri. Pendidikan pesantren memulainya dengan sorogan, namun dalam perkembangan selanjutnya, tampaknya pendidikan di pesantren mulai mengikuti perkembangan zaman, dengan melakukan pembaharuan dalam sistem dan metode pendidikannya, sehingga berdirilah lembaga pendidikan madrasah di lingkungan pondok pesantren, dengan menggunakan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Pondok pesantren Qotrun Nada sebagai lembaga pendidikan Islam, dalam kiprahnya tidak hanya menyelenggarakan pendidikan agama saja, tetapi juga menyelenggarakan pendidikan umum dan agama dalam menghadapi masa depan. Dengan pendirian pondok pesantren ini, secara tidak langsung pesantren Qotrun Nada telah memainkan peran dalam bidang pendidikan dan lambat laun berkembang menjadi pesantren yang terorganisir dengan didirikannya sekolah di lingkungan pesantren. 46 Untuk itu, pondok pesantren Qotrun Nada telah menyediakan sarana dan fasilitas guna menunjang keberhasilan program pembinaan tersebut. Pondok pesantren Qotrun Nada menerapkan dua jenis pendidikan yaitu pendidikan Pesantren dan pendidikan formal. Pendidikan 45 Abdullah Syukri Zarkasyi,Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), h Wawancara Pribadi Dengan Ustdz H. Bahrudin Marzuki, Kepala Ssekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 35

45 36 pesantren meliputi kegiatan pengajian kitab kuning dan muhadhoroh, sedangkan pendidikan formal mengikuti sisdiknas Kementerian Agama. Tenaga pengajar yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada, hampir semuanya alumni pondok pesantren yang mengabdikan dirinya kepada pondok pesantren dan alumni juga berpengaruh dalam pengembangan awal berdirinya pondok pesantren. Selain itu, tenaga pengajar di pondok pesantren Qotrun Nada juga lulusan dari berbagai Universitas di Indonesia dan Luar Negri. Perkembangan pembangunan infastruktur di Pondok pesantren Qotrun Nada mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya bangunan dari tahun ke tahun. Artinya peran pondok pesantren memberikan pengaruh yang cukup besar bila ditinjau dari infrastruktur lembaga pendidikan di Kota Depok. Bila ditinjau dari output (alumni) pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat pesat sangat secara kuantitas dengan banyaknya alumni yang keluar tiap tahunnya. 47 Pondok pesantren Qotrun Nada adalah lembaga terstruktur mempunyai bentuk perkembangan pertama di bidang pendidikan, pendidikan formal. pendidikan pesantren, pendidikan ekstrakulikuler, kedua bidang dakwah dan ketigabidang sosial keagamaan. Organisasi yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada meliputi Ikatan Santri Qotrun Nada (ISQN) dan di kenal di sekolahan umum dengan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Organisasi ISQN ini menerapkan peraturan dan disiplin sebagai rambu dan batas dalam proses pembiasaan kepada santri agar disiplin dan mentaati peraturan yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada. CBIL (Central Basic Improving Language) adalah organisasi yang mengurusi tentang bahasa yang di pondok pesantren Qotrun Nada, sedangkan GPQN (Gerakan Pramuka Pondok Pesantren Qotrun Nada) adalah organisasi yang mengurusi tentang kepramukaan yang ada di pondok 47 Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Achyanuddin Syakir, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)

46 37 peantren Qotrun Nada. Ketiga organisasi tersebut berada di bawah bimbingan dewan majlis guru. 48 Pondok pesantren Qotrun Nada yang dirintis oleh Abuya KH. Burhanuddin Marzuki banyak mencetak para generasi penerus yang dapat mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu yang didapat di pesantren, terbukti para alumninya menjadi orang-orang yang berguna di masyarakat. Kegiatan pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada dapat diklasifikasikan menjadi tiga: 1. Pendidikan Formal Pendidikan sekolah yang dilaksanakan pondok pesantren Qotrun Nada menggunakan kurikulum Kementerian Agama dan lembaga pendidikan yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada terdiri dari Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). 49 Madrasah Tsanawiyah dan Madrsah Aliyah Qotrun Nada mempunyai kegiatan yang sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya dan telah lama dikembangkan metode pengajaran kepada murid secara variatif. Artinya bahwa sistem yang digunakan adalah pendekatan kepada murid dalam mengantarkan pada suatu materi yang benar-benar yang sesuai dengan cara belajar yang baik. Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya fenomena atau suasana berbeda yang dihadapi lembaga pendidikan Pondok Pesantren Qotrun Nada, maka para guru diberikan kelonggaran dalam menerapkan metode-metode mengajar sesuai yang diperlukan, diantaranya diskusi kelas atau kelompok, dan metode pemberian tugas. Mata pelajaran yang diajarkan mengikuti kurikulum Kementrian Agama dan Sisdiknas yakni Al Qur an hadits, Aqidah Ahlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Ppkn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Matematika. 48 Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Achyanuddin Syakir, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30) 49 Wawancara Pribadi Dengan Ustd Anwar Zainudin, sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

47 38 Pondok pesantren Qotrun Nada didirikan untuk mendidik murid agar memperoleh tambahan ilmu agama dan pengetahuan umum sebagai bekal untuk memainkan perannya di dalam masyarakat. Pendidikan yang diterapkan pondok pesantren Qotrun Nada selain untuk menjamin penguasaan materi yang disajikan juga mempertahankan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama ah. 2. Pendidikan Pesantren Pada mulanya pendidikan pesantren memakai sistem pendidikan salaf. Pendidikan salaf adalah sistem pendidikan yang tetap mempertahankan materi pembelajaran yang bersumber dari kitab-kitab Islam klasik. sistem pengajaran yang dilakukan dipesantren menggunakan metode sorogan dan bondongan. Tinggi rendahnya ilmu seseorang diukur dari penguasaannya kepada kitab-kitab tersebut. 50 Pondok Pesantren Qotrun Nada dalam menggunakan kitab pelajarannya sama dengan pesantren yang lainnya menggunakan kitab-kitab klasik, hasil karya dari ulama-ulama terdahulu berbagai disiplin ilmu seperti: Nahwu, Shorof, Tafsir, Fiqih, Mustholahul Hadits, Tauhid, Aqidah, Ushul Fiqh dan lain-lain. Biasanya pengajian kitab ini dilakukan mulai dari setelah sholat subuh hingga sampai malem hari dengan diselingi waktu istirahat. Adapun sistem pengajaran dan penyampaian materi pelajaran adalah sebagai berikut: a). Mengulang dan mengulas kembali pelajaran yang lalu terlebih dahulu disetiap memulai pengajian atau pelajaran, b). Memberi arti pada setiap kata di bawah kalimat sehingga melalui cara ini diharapkan santri mengetahui tata bahasa Arab secara benar, c). Memberi terjemahan bebas terhadap kalimat yang telah diterjemahkan, d). Menjelaskan materi dalam bentuk ceramah dengan menguraikan materinya dengan sumber lain yang ada relevensinya dengan materi pembahasan tersebut. 3. Ekstrakulikuler Pondok pesantren Qotrun Nada dalam mengantisipasi persaingan bebas khususnya dalam pendidikan formal mengadakan berbagai kegiatan extrakulikuler 50 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007), h. 50

48 39 sebagai wadah dalam mengembangkan bakat dan minat santri dalam hal pendidikan keterampilan. Ada beberapa kegiatan yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada yaitu: pramuka, marawis, hadrah, kaligerafi, letter, dekorasi, latihan pidato memakai tiga bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris, olahraga (Futsal,Tenis meja,volly dll), angklung, tari, rabana, nasyid, beladiri dan komputer. Program komputer dilakukan pesantren dengan mewajibkan santrinya mengikuti kegiatan komputer agar dapat menguasai mengoperasikannya karena memang sudah menjadi kebutuhan dasar di masa sekarang dan akan datang. Hampir semua lembaga pendidikan maupun non pendidikan memanfaatkan layanan komputer. Kemampuan komputer sudah menjadi kebutuhan yang harus dimiliki oleh semua santri dan menghadapi teknologi yang semakin berkembang. B. Dalam Bidang Dakwah Pondok pesantren Qotrun Nada selain berperan sebagai lembaga pendidikan, juga berperan sebagai pusat dakwah Islam. Kedua lembaga disatukan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa Arab, dari kata da a-yad u-da watan, artinya mengajak, memanggil. 51 Sedangkan menurut Toha Yahya, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah swt untuk kebaikan di dunia dan di akhirat. 52 Tujuan utama dakwah adalah menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat dengan selalu mejaga syariat yang telah digariskan oleh Allah swt, terutama ketaqwaan manusia terhadap Tuhan-Nya. Dari ungkapa di atas dapat dipahami bahwa dakwah pada hakikatnya adalah segala aktifitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islam kepada nilai kehidupan yang Islami. Aktifitas kegiatan tersebut dilakukan dengan mengajak, menyeru, tanpa tekanan, paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan bujukan Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), h. 52 Toha Yahya Oemar, Ilmu Da wah, (Jakarta, Widjaya, 1983), h. 1.

49 40 dan rayuan pemberian sembako. 53 Selain sebagai lembaga pendidikan, Pesantren juga sebagai pusat dakwah. Dalam bidang dakwah ponndok pesantren Qotrun Nada berperan sangat aktif, kegiatan dakwah yang ada dipondok pesantren Qotrun Nada anatara lain: a. Dakwah Bil Lisan Dakwah bil lisan adalah penyampaian informasi atau pesan melalui lisan ( Ceramah). 54 Dakwah bi lisan mempunyai beberapa cara seperti: khutbah, ceramah, pidato. Dakwah bi lisan yang dikembangkan oleh pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu melalui pengajian atau Majlis ta lim dan pada harihari besar Islam. Kegiatan ta lim yang dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada pada setiap bulan sekali. Dalam pengajian bulanan ini dihadiri oleh wali santri para masyarakat sekitar daerah Cipayung Jaya. pengajian ini dilaksanakan pada hari minggu pertama pada pukul 09:00 sampai dengan 12:00 WIB. Dalam pengajian bulanan pembahasan mengenai tentang masalah fiqih dalam pengajian kitab ini dipimpin oleh KH. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada). 55 Sebelum pengajian dimulai, pengajian diisi dengan membaca Sholawat Nabi SAW diteruskan dengan pembacaan Dzikir, pembacaan maulid Simtudduror dan di selingi dengan hadrah untuk menunggu wali murid dan masyarakat Cipayung berdatangan untuk dimulainya pengajian tersebut. Dengan adanya sebuah pengajian yang diadakan sebulan sekali oleh pondok pesantren Qotrun Nada ini banyak sekali yang didapat oleh para jamaah yang hadir salah satunya mendapatkan wawasan ilmu agama yang mereka dapat terutama dalam masalahmasalah ilmu fiqih. b. Dakwah bil Hal 53 Munzir Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet ke-3, h.xi. 54 Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)

50 41 Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata, Dakwah dalam bentuk ini dapat dilakukan oleh setiap orang dimanapun berada dengan profesi apapun. merupakan usaha merintis dan memperaktekan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 56 Dakwah bil hal yang dikembangkan oleh KH. Burhanuddin Marzuki adalah mendirikan pondok pesantren. Adanya pondok pesantren yang didirikan oleh beliau telah memberikan kontribusi terhadap masyarakat setempat dan khusunya masyarakat Kota Depok. Tidak hanya itu saja, pondok pesantren dalam menjalankan dakwah bil hal dengan cara memberikan santunan kepada anak yatim dan janda yang berada di sekitar pondok pesantren Qotrun Nada pada malam Nuzulul Qur an. Selain itu Qotrun Nada juga memberikan hewan qurban pada setiap bulan Dzulhijjah. Dalam dakwah bil hal lainnya Qotrun Nada memberikan keringanan biaya pendidikan bagi para santri dengan tujuan untuk membantu yang kurang mampu agar tetap bisa melanjutkan pendidikan. C. Dalam Bidang Sosial Keagamaan Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat sekitar sangat berbedabeda, sesuai dengan fungsi dan peranan pondok pesantren tersebut serta kegiatankegiatan yang dilakukan. Pondok pesantren Qotrun Nada tidak berfungsi sebagai lembaga agama saja tetapi juga sebagai lembaga sosial yang berusaha memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Untuk itu pondok pesantren Qotrun Nada sangat menanggapi akan persoalan-persoalan yang ada dimasyarakat, pondok pesantren yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga. Sebagai mahluk sosial pastilah saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, maka pesantren berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang serta merta ditunjukkan untuk mencari ridho Allah SWT, dan untuk meningkatkan kerukunan antara sesama masyarakat. 57 Peran pondok di dalam masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, melainkan juga sebagai lembaga mebawa paham-paham tentang 56 Munir, Op. Cit, h Wawancara Pribadi Dengan Ustdz H. Bahrudin Marzuki, Kepala Ssekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

51 42 agama Islam. 58 Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, keberadaannya hingga kini masih terus memperlihatkan perkembangan dan berusaha untuk memenuhi serta meningkatkan fungsi dan perannya sebagai wadah untuk membina umat Islam sekitarnya. Dalam usaha ini, pondok pesantren telah melakukan segala tindakan dan perbuatan yang membawa aktivitas secara intensif, sebagai suatu pembinaan yang dilakukan untuk mencapai hasil memuaskan. Kebanyakan pondok pesantren di samping memaikan peran atau fungsi tradisionalnya, juga memaikan peran atau fungsi sosial. Dengan fungsi ini pesantren diharapkan lebih berkompeten terhadap fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Hubungan pesantren dengan masyarakat sekitarnya tentu sangat bervariasi, sesuai dengan kebutuhan fungsi dan peranan pesantren-pesantren itu sendiri serta kegiatan yang dilakukan. Untuk itu, peran pondok pesantren Qotrun Nada dalam masyarakat, dilakukannya mengadakan suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan keagamaan yaitu: a. Pemotongan dan pembagian hewan qurban Kegiatan ini dilakukan setiap hari raya idul adha. Pondok pesantren Qotrun Nada mengadakan pembagian hewan qurban kemasyarakat khususnya kalangan menengah kebawah dan panitia sosial lainnya. Pembinaan yang dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada adalah adanya kepedulian sosial rasa tanggung jawab dari orang-orang yang mampu untuk menyisihkan sebagian hartanya dengan memberikan hewan qurban kepada orang-orang yang lebih membutuhkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dengan pemberiaan hewan qurban ini diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup rukun, tidak membeda-bedakan kelas atau kedudukan akan tercipta serta harmonis sebagai wujud pengalaman ajaran agama setiap individu masyarakat Hasbullah, Kapital Selekta Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta: Rajawali Press, h Wawancara Pribadi Dengan Ustdz H. Bahrudin Marzuki, Kepala Ssekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

52 43 Dalam teknisi pembagian daging qurban, biasanya pembagian ini dibantu oleh beberapa panitia yakni para ustad yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada agar dalam pelaksanaan pembagian daging qurban berjalan dengan tertib. Sistem pembagiannya dengan cara memberikan kupon kepada masyarakat, yang mana kupon itu sudah diberikan oleh panitia yang ada di pondok Pesantren Qotrun Nada kepada masyarakat setempat. Selain dibagikan untuk masyarakat setempat, santri Qotrun Nada juga berhak untuk menicipi hasil dari penyembelihan hewan qurban tersebut karena dari penyembelihan tersebut ada sebagian hak para santri Qotrun Nada. b. Santunan kepada anak yatim piatu Dalam kegiatan ini pemberdayaan anak yatim piatu merupakan salah satu kegiatan sosial Pondok Psantren Qotrun Nada yang dilakukan untuk meringankan beban anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya, serta hidup yang tidak mencukupi dari segi materil. Dengan harapan agar santri pondok pesantren Qotrun Nada terus belajar walaupun mereka yatim dan piatu. Kegiatan santunan yang dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada pada anak yatim yaitu ketika pada malam Nuzulul Qur an. acara diisi dengan pembacaan dzikir, maulid, sholawat dan ceramah agama. Pondok pesantren Qotrun Nada memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak yatim piatu atau anak-anak yang kurang mampu yang membutuhkan dan ingin belajar dipondok pesantren Qotrun Nada. c. Menerima titipan zakat, infaq, shodaqoh Adapun zakat fitrah dilakukan setahun sekali bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Zakat, infaq, dan shodaqoh ini kemudian disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Dalam hal ini pondok pesantren hanya bertindak sebagai koordinator.

53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan, mempelajari, meneliti, berbagai macam permasalahan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul Perkembangan Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Kota Depok Akhirnya penulis pada tahapan kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Pondok pesantren Qotrun Nada dalam sejarahnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat bahkan sejak berdirinya tahun Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebuah lembaga keagamaan yang terletak di Keluraha Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok. Pondok pesantren Qotrun Nada yang mempunyai luas tanah 2000 M 2. Peran pondok pesantren Qotrun Nada dan KH. Burhanuddin Marzuki dapat dikatakan berhasil bahkan berkembang dengan pesat di Kota Depok. Keberhasilan pondok pesantren Qotrun Nada dilihat dari semakin bertambahnya jumlah infrastruktur lembaga pendidikan dan juga input dan output santri yang semakin bertambah. 2. Perkembangan tersebut terletak dalam bidang pendidikan yang tidak hanya menyelenggarakan pendidikan agama saja tetapi juga menyelenggarakan pendidikan yang modern yaitu agama dan umum untuk menghadapi masa depan, dalam bidang dakwah dengan menggunakan dakwah bil lisan dan bil hal, dan dalam bidang sosial agama berupa santunan yatim piatu, pembagian zakat dan juga pemotongan hewan qurban. B. Saran Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pondok pesantren Qotrun Nada penulis memberikan saran-saran sebagai berikit: a. Diharapkan ada peneliti yang meneruskan penelitian lebih lanjut terkait dengan perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada. 44

54 45 b. Diharapkan kepada seluruh santri baik laki-laki maupun perempuan mutlak mengikuti peraturan atau tata tertib dan program yang sudah disusun oleh pengurus pondok pesantren.

55 DAFTAR PUSTAKA Data Tertulis Azra, Azyumardy. Pendidikan Islam Tradisional & Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logoso Wacana Ilmu, Arsip, Pondok Pesantren Qotrun Nada. Profil Pondok Pesantren Qotrun Nada, Dilihat 15 Agustus Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Qotrun Nada T.A 2016/2017 Tsanawiyah dan Aliyah. dilihat 16 Agustus Bunga Rampai Kota Depok. Depok: Pamdu Karya,2002. Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007. Dhofier, Zamaksyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, Gottschalk, Luis. Mengerti Sejarah Ter. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press, Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Hasbullah, Kapital Selekta Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta: Rajawali Press, Haidar, Amin. Masa Depan Pesantren. Jakarta: IRD Press, 2004 Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Kota Depok Dalam Angka 2015, Depok: Badan Pusat Statistik, Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Seajarah. Yogyakarta: Tiawa Wacana, Laporan tahunan 2016, Kecamatan Cipayung, Madjid, Nurcholis. Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina,

56 47 Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur Dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, Mastuki HS, Intelektualisme Pesantre. Jakarta: Diva Pustak, Ma shum, Saefullah. ed, Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan Pesantren saat ini, Cet. I. Jakarta: Yayasan Islam al-hamidiyah,1998. Munir, Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, Mumuh, Muhsin. Depok Masa Pendudukan Jepang Hingga Masa Orde Baru. Depok:Kantor Arsip Dan Perpustakaan, Oemar, Toha Yahya. Ilmu Da wah. Jakarta, Widjaya, Profil Kota Depok, Sejarah Singkat Kota Depok Perpustakaan Umum Kota Depok, Dilihat 26 Juli 2017 Pukul, 12:38 Wib. R. Bulan, Wahidin. Depok Merajut Asa Membangun Kota. Depok: Pokja Wartawan Depok, Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Said, Mohamad dan Junimar Affan. Mendidik Dari Zaman ke Zaman. Bandung: Jemmars, Suparta, Munzir. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al- Ikhlas, Tjandrasasmita, Uka. Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Nuslim di Indonesi. Kudus: Menara Kudus, Zarkasyi, Abdullah Syukri. Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor Cet. 2. Ponorogo: Trimurti Press, Zarkasyi, Abdullah Syukri. Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005. Ziemek, Manfred. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M, 1986.

57 48 Data Elektronik (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib). (diakses, 26 Juli 2017 pukul, 12:38 Wib). (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib). Data Wawancara Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanudin, Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). Wawancara Pribadi Dengan Ustd Anwar Zainuddin, sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Achyanudin Syakir, Kepala sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). Wawancara Pribadi Dengan Ustd. Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).

58 LAMPIRAN DOKUMENTASI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA Foto bersama KH. Burhanudin Marzuki Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada Foto Bersama Ustd Anwar Zainudin Sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada 49

59 50 Ustad & Ustadzah Pondok Pesantern Qotrun Nada Kantor guru Pondok Pesantren Qotrun Nada

60 51 Acara Upacara 17 agustus santri dan santriwati PPQN Pasukan khusus gerakan Pramuka Pondok Pesantren Qotrun Nada Pelepasan Praktek Pengabdian Masyarakat santri akhir sanah (PPM)

61 52 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pondok Pesantren Qotrun Nada Peringatan Malam Isra Mi raj Peringatan Malem Nuzulul Qur an PPQN

62 53 Masjid Putri PPQN Masjid Putra PPQN sebelum di renovasi Bangunan Baru Masjid Putra dalam tahap renovasi

63 54 Belajar Formal santriwati Pondok Pesantren Qotrun Nada Belajara Non formal santri Pondok Pesantren Qotrun Penyembelihan Hewan Qurban Pondok Pesantren Qotrun Nada

64 55 Pembukaan LDK Pondok Pesantren Qotrun Nada Peserta LDK santri Putra Pondok Pesantren Qotrun Nada

65 56 DATA PENGAJAR PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA NO NAMA GURU PROGRAM STUDI 1 Ust. Drs. H. Abdillah Hasani, MM Ilmu hadits 2 Ust. H. Mahfuzin Noor, Lc Dirasah Arabiyah I 3 Ustzh. Yayah Ummu Adiyah, S.Ag, MM Dirasah Arabiyah II 4 Ust. Ahmad Suja'i, S.Pd. Bahasa Indonesia 5 Ust. Drs. Mukri Ilmu pengetahuan sosial 6 Ustzh. Hj. Oon Haeronah, S.Pd.I Ilmu pengetahuan Alam 7 Ust. H. Zaenal Arifin, S.Ag Aqidah Ahklaq 8 Ustzh. Nani Prihatini, S.Pd.I Dirasah Arabiyah I 9 Ust. H. Abdul Choir, S.Ag Sejarah Kebudayaan Islam 10 Ust. H. Samulloh, S.Ag, M.Pd. fiqih & Ilmu Tafsir 11 Ust. Musa Abadi Wahab, S.Pd.I Aqidah Ahklaq 12 Ust. Komaruddin, S.Pd.I Aqidah Ahklaq Ust. Ayub Sholihin, S.Pd.I Ust. Muhammad Ali, S.Pd.I Fiqih & Alfiyah Ibnu malik Sejarah Kebudayaan Islam 15 Ustzh. Rostiawati, S.Pd. Matematika Ustzh. Raudhatul Millah, S.Pd.I Ust. Hendra Hidayat, S.H.I, M.Pd. Insya & Dirasah Arabiyah I Pendidikan Pancasila dan Kewargaan 18 Ust. Mulyadi, SS Bahasa Inggris 19 Ust. Pepen Apendi, M.Hum Pendidikan Pancasila dan

66 57 Kewargaan 20 Ust. Saipul Hidayat, S.H.I Insya 21 Ust. Andi Shofian Efendi, S.H.I Bahasa Inggris 23 Ust. Muhammad Fitri Yadi, S.H.I Al Qur an Hadits 25 Ust. Ahmad Fauzi Bahtiar, S.Pd.I Sejarah Kebudayaan Islam 26 Ustzh. Eni Fitriyah, S.Pd.I Al Qur an Hadits 27 Ust. Ahmad Tobari, S.Pd Pendidikan Pancasila & Kewargaan 29 Ust. Sandy Meylaz, S.Pd.I Dirasah Arabiyah 30 Ust. Habibi Hasan, S.Pd. Bahasa Indonesia Ust. Humaidi Mufa, S.Pd.I Ustzh. Liana Sari, S.Pd.I Ust. Alfian Haikal, S.Pd.I Ustzh. Nilam Purnama Sari, S.Pd.I Bahasa Indonesia dan Ilmu Tafsir Sejarah Kebudayaan Islam & Tarikh Khulafah Al Qur an Hadits & Jurumiyah Grammar, Bahasa Inggris, & Jurumiyah 35 Ustzh. Maswanih, S.Pd. Matematika 36 Ustzh. Farida, S.Pd.I Dirasah Arabiyah & Insya 37 Ust. Muhammad Fahmi, S.Pd.I Siroh Nabawiyah 38 Ustzh. Alfiyah, S.Pd.I Bahasa Indonesia 39 Ust. H. Redi Gunawan, S.Pd.I Dirasah Arabiyah I 40 Ust. Juli Iskandar, S.Pd.I Fikih 41 Ust. Ryan Darusman, S.Sy. Grammar

67 58 42 Ustzh. Nur Jannah Matematika & Dirasah Arabiyah II 43 Ust. Willy Albert Fauzi, S.Pd.I Ilmu Kalam & Tassawuf 44 Ustzh. Ade Subarkah, S.Pd Bahasa Inggris 45 Ust. Rizki Hermawan, S.Sos.I Ilmu Pengetahuan Sosial 46 Ustzh. Hani Zakiyah Siroh Nabawiyah & Jurumiyah 47 Ustzh. Melatussa'adah Matan Jurumiyah 48 Ust. Iqbal Fikri Maulana Insya 49 Ust. Miftah Abdul Latif Ilmu Pengetahuan Alam 50 Ustzh. Elisa Nurahmah, S.Pd Matematika 51 Ust. Abdussahlan Bahasa Inggris 52 Ustzh. Siti Labibah, S.Pd. Matematika & Jurumiyah 53 Ustzh. Neni Nafisatunnisa Jurumiyah & Dirasah Arabiyah II 54 Ust. Muhammad Imaduddin Balagho 55 Ust. Hoirul Umam Jurumiyah 56 Ust. M. Luthfy Hidayat Pendidikan Pancasila dan Kewargaan 57 Ust. Muhammad Syada'i Dirasah Arabiyah II Ustzh. Aniyatur Rohmah Ustzh. Hani Sa'id Ustzh. Baqiyyatus Sholihah Dirasah Arabiyah II & Alfiyah Ibn Malik Ushul Fiqih & Alfiyah Ibn Malik Dirasah Arabiyah II & Imrithi 61 Ustzh. Sulaihatunnuroh Ilmu Hadits

68 59 62 Ustzh. Iffatul Maula Faroidh 63 Ustzh. Siti Maryam Imrithi 64 Ust. Faizal Rizki Ilmu Tafsir & Jurumiyah 65 Ustzh. Kholifatun Nisa Fiqih 66 Ust. Muhammad Wildan Ilmu Kalam, Fiqih, & Ilmu Hadits 67 Ustzh. Mutmainnah Fiqih 68 Ust. Ahmad Satibi Matan Jurumiyah 69 Ust. Dirham Muhammad Bahasa Indonesia & Mtana Jurumiyah 70 Ust. Ibnu Ruslan Abdul Ghani Matan Jurumiyah 71 Ust. Syahru Robbi'ul Awwal Bahasa Inggris & Grammar 72 Ustzh. Halimatussadiyah Matan Jurumiyah 73 Ustzh. Robiah Bahasa Inggris & Grammar (English Structure) 74 Ustzh. Siti Khoerunnisa Insya 75 Ustzh. Siti Sofiah Dirasah Arabiyah Ustzh. Titin Nurjanah Ustzh. Ifah Zulaifah, S.Pd. Ust. Ahmad Junaidi Ust. Nurul Ambiya Bahasa Inggris & Grammar (English Structure Ilmu Pengetahuan Alam & Matan Jurumiyah Imrithi &Dirasah Arabiyah II Ushul Fiqih, Dirasah Arabiyah II, & Tarbiyah

69 60 WaTa lim 80 Ust. Alamsyah Matan Jurumiyah 81 Ust. Bilal Mushab Dirasah Arabiyah I 82 Ust. Muspik Amrulloh Matan Jurumiyah 83 Ust. Muhammad Yusuf Abdul Aziz Aqidah Ahklaq 84 Ustzh. Apriyanti Insya 85 Ustzh. Ayu Wandira Insya 86 Ustzh. Laila Anjani Insya 87 Ust. Haikal Fikri Dirasah Arabiyah Ust. Badruzzaman Ust. Agus Riyadi Ustzh. Farhatun Mardiyah Ustzh. Nur Azizah Faroidh, Alfiyah Ibn Malik & Imrithi Tarikh Khulafah & Tasawwuf Dirasah Arabiyah II & Imrithi Ilmu Hadits & Dirasah Arabiyah II 92 Ust. Ansori Muftri Sahara, S.Pd.I imrithi & Ushul Fiih Ust. Fahmi Rizqi Ustzh. Zulfatul Achfadz Dirasah Arabiyah II, Ilmu Hadits, Tasawwuf, & Jurumiyah Alqur an Hadits & Aqidah Ahklaq 95 Ustzh. Yayah Umi Masfiyah Jurumiyah 96 Ustzh. Iim Himmayah Aqidah Ahklaq & Bahasa Indonesia 97 Ustzh. Lisa Ameliani Balaghoh, Jurumiyah &

70 61 Ushul Fiqih 98 Ustzh. Siti Syuaibah, S.Pd.I Insya 99 Ustzh. Nurul Bahiyah Siroh Nabawiyah 100 Ust. Syamsuddin, S.H.I Tarbiyah Amaliyah 101 Ust. Ryan Darusman, S.H.I Insya

71 62 Tanskip Wawancara Berikut ini adalah daftara pertanyaan dan jawaban hasil wawancara antara penulis dengan pihak internal yaitu pengurus pondok pesantren Qotrun Nada. Wawancara Pertama Nama : KH. Burahanudin Marzuki, Selaku Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada. Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017 T: pada tanggal dan tahun brapakah pondok pesantren Qotrun Nada Berdiri? J: pada tanggal 9 September T: Bagaimana sejarah awal berdirinya pondok pesantren Qotun Nada? J: pada walnya hanyalah sebuah majlis ta alim yang belajar iqra dan Al Qur an tidak disangka pengajian ini banyak diminati masyarakat cipayung dan sekitarnya akhirnya pada tahun 1996 mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah atau pada bahasa masyarakat cipayung santri kalong. Pada waktu-waktu tertentu dan selesai pengajian santri pulang kerumahnya masing-masing. Dengan seiring berjalannya waktu peminat santri kalong semakin banyak, kemudian wali santri meminta agar pengajian yang selama ini diadakan agar lebih dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah santri diwajibkan untuk bermukim dimajlis taklim. T: Kenapa dinamakan Qotrun Nada? J: Qotrun Nada ini adalah pemberian nama dari guru saya Alm. KH. Ahmad Zaini yang pada saat itu saya ingin mendirikan pesantren dan sowan kerumah beliau. Qotrun Nada yang memiliki arti Tetesan Embun Pagi, dengan nama Qotrun Nada-lah kami selalu berharap bahwa nantinya santri kami akan menjadi generasi penerus yang memiliki pemikiran kreatif, Inovatif, Serta Positif dan dengan landasan yang berdasarkan Al- Quran dan Hadits, seperti halnya tetesan

72 63 embun yang senantiasa Allah turunkan dari langit yang membawa pencerahan untuk alam disekelilingnya. T: apa tujuan didirikan lembaga pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada? J: adapun tujuan didirikannya lembaga pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada adalah untuk menjaga dan mempertahannkan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama ah dan juga tujuan lainnya tidak menghendaki santri menjadi seorang muslim yang semata-mata hanya mngejar kenikmatan akhira atau sebaliknya, atau menikmati kenikmatan dunia saja. Tetapi menghendaki agar seorang muslim itu seimbang hidupnya `dalam `mengejar kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. T: apa yang menjadi problem utama dari pengembangan pesantren? J: Masalah yang di hadapi adalah tentu saya sadari pembiayaan, karena maaf saya termasuk orang yang tidak mau mudah membuat proposal untuk pembangunan pesantren, saya yakin dengan prinsip keberkahan yang diajarkan oleh guru-guru saya, dan juga dalam al-quran di jelaskan siapa yang menolong agama Allah, Allah akan menolongnya, jadi itu yang saya pegang secara Itiqomah. T: mnurut abuya, apa yang menjadi rahasia sehingga pesantren tetap survive dalam menerapkan sistem salafy dan modern? J: itu yang td saya bilang keberkahan dan juga saya tanamkan kepada guru-guru disini untuk menambahkan keikhlasan dalam menanamkan ilmu, tetapi bukan berarti kami mengabaikan apa yang menjadi hak guru, dan juga saya yakin berkah dari doa orang tua saya dan guru-guru saya.

73 64 Wawancara ke -2 Nama : Ustd Achyanudin Syakir, Selaku Kepala Sekolah Qotrun Nada. Pondok Pesantren Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017 T: Bagaimana kurikulum pondok pesantren Qotrun Nada? J: kurikulum yang digunakan pondok pesantren Qotrun Nada yaitu perpaduan antara kurikulum dari kementrian agama sesuai dengan sisdiknas dengan kurikulum pondok modern dan pesantren salafiyah yang diselaraskan dengan satu kesatuan menjadi kurikulum PPQN. T: metode apakah yang diterapkan dipondok pesantren Qotrun Nada? J: biasanya pesantren menerapkan metode yang sering dipakai atau yang dikenal adalah metod sorogan, wetonan dan bandongan tetapi yang diterapkan selain beberapa metode tersebut, Qotrun Nada juga menerapkan metode keteladanan. Ini adalah metode yang paling efektif dan efesien. T: bagaimana perkembangan organisasi Qotrun Nada? J: Pondok pesantren Qotrun Nada mempunyai 3 organisasi yaitu terdiri dari ISQN, CBIL, dan GPQN. ISQN ini menerapkan peraturan dan disiplin sebagai rambu dan batas dalam proses pembiasaan kepada santri agar berdisiplin dan mentaati peraturan yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada, CBIL adalah organisasi yang mengurus tentang basa yang berada dipondok pesantren Qotrun Nada, sedangkan GPQN adalah organisasi yang mengurus tentang kepramukaan yang berada di pondok peantren Qotrun Nada. T: Apa yang menjadi program atau kegiatan unggulan pondok pesantren Qotrun Nada sehingga menjadi beda dengan pondok lain? J: Praktek Pengabdian terhadap masyarakat program ini adalah yang menjadi pembeda pondok pesantren Qotrun Nada dengan pesantren-pesantren lain.

74 65 Praktek pengabdian masyarak ini (PPM) di khususkan bagi santri akhir untuk mengamalkan ilmunya yang telah didapat selama berajar dipondok pesantren kepada masyarakat.

75 66 Wawancara ke-3 Nama : Ustd Bahrudin Marzuki, Selaku Kepala Sekolah MTS Pondok Pesantren Qotrun Nada. Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017 T: KH. Burhannudin keturunan siapa dan berapa saudara? J: KH. Burhanuddin Marzuki adalah anak dari pasangan KH. Marzuki dan Ibu Hj. Hasanah. Beliau memiliki 10 keluarga T: Waktu Muda KH. Burhannudin Belajar dimana dan siapa Guru-Gurunya? J: Pada waktu muda KH. Burhanuddin belajr di Pondok Pesantren Darurrahman Jakarta yang di pimpin oleh KH. Syukron Ma mun selama 7 tahun setelah selesai beliau meneruskan keperguruan tinggil dan mendalami ilmu agama kepada para Habaib dan Ulama-ulam yang berada di jakarta Bogor dan Depok T: sejak kapan KH. Burhanuddin mulai berdakwah? J: Beliau mulai berdakwah setelah selesai belajar dari perguruan tinggi yang pada saat itu beliau membuka majlis taklim di daerah ciayung dan juga diberikan jadwal kepada KH. Manarul untuk mengantikan jadwalnya pada acara-acara Hari Besar Islam dan juga Khutbah di Masjid. T: Bagaimana Perkembangan Pesantren Qotrun dalam bidang pendidikan. Bidang dakwah dan bidang sosial? J: Perkembangan Qotrun Nada dalam bidang pendidikan yang pada awalnya sebuah pondok pesantren yang mengajarkan ilmu non formal saja dan blum terorganisasi, kemudian dengan lambat laun pendidikan pesantren ini mulai berkembang menjadi terorganisasi dan juga didirikannya sekolah dilingkungan pesantren. Dalam bidang dakwah Qotrun Nada berperan aktif dalam mengembangkan pesantren dengan Dakwah Bil Lisan dan Dakwah Bil Hal. dakwah bil lisan yang diterapkan oleh Qotrun Nada yaitu KH. Burhanuddin

76 67 Mengadakan pengajian untuk walisantri dan masyarakat setempat dengan ceramah dan juga pengajian kitab. Dakwah bil hal yang dilakukan KH. Burhanuddin yaitu mendirikan pondok pesantren dengan didirikan pondok pesantren yaitu sebagai kontribusi untuk masyarakat setempat dan juga masyarakat depok. Dalam bidang sosial Qotrun Nada memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu untuk belajar di pesantren, memeberikan daging hewan qurban kepada masyarakat setempat pada hari raya idhul adha dan memberika santunan kepada yatim piatu dan juga janda yang berada dilingkungan pondok pesantren Qotrun Nada.

77 68 Wawancara ke-4 Nama : Ustd Anwar Zaenuddin, S. Kom, Selaku Sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada. Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017 T: Apa yang anda ketahui tentang pondok pesantren Qotrun Nada? J: saya disini sebagai alumni yang kebetulan diangkat oleh pimpinan, Qotrun Nada yang saya ketahui adalah pondok yang menerapkan sistem pendidikan modern dan salafy juga dengan kedisiplinannya. T: bagaimana pandangan anda terhadap penerapan yang dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada Salafy dan Modern? J: pandangan saya penerapan ini bagus sekali buat santri, karena tidak hanya agamayang mereka ketahui begitu juga umum. Sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. T: berapa jumlah santri pada saat ini? Jumlah santri pada saat ini berjumlah 1600 santri putra putri dengan unit Mts dan MA. T: menurut ustd bagaimana cara mengetahui gambaran dan rahasia agar pesantren tetap surveive pendidikan Modern dan Salafy? J: Dengan cara kurikulum pendidikan yang bisa dilihat dari muatan mata pelajatran yang tidak hanya menekankan dari mata pelajaran nasional, akan tetapi terdapat muatan pelajaran-pelajaran salafy seperti kitab-kitab kuning, sedangkan dipesantren tidak mengembangkan daya hafal. Dan ukuran untuk dapat naik kelas atau tidaknya, sentric cukup menghafal materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang ditulis didalam kitab. Sehingga dengan adanya integrasi pendidikansalafy dan modern, secara relatif mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Antara lain secara sosiologis minat dari masyarakat yang begitu banyak untuk memasukan

78 69 anak-anaknya kepesantren Qotun Nada dengan harapan menjadi manusia yang mampu mengamalkan syariat Islam secara lebih baik, disamping intu santri tidak hanya mampu didalamnya menguasai kitab kuning saja akan tetapi mampu juga menguasai ilmu umum terbukti dari alumni yang bisa bersaing di pesantrenpesantren lain khususnya di kota depok. T: apa yang ustd ketahui tentang upaya Kyai Burhanuddin dalam upaya pengembangan pendidikan Islam dan pesantren? J: Beliau istiqomah dalam melakukannya dan secara sabar beliau melakukannya, dan juga beliau suka melakukan dakwah-dakwa. T: Ide atau hal apaka saja yaang dilakukan dalam upaya mengembangkan pondok pesantre? J: terus meningkatkan kualitas guru-guru dan menyalurkan para alumni kepada jenjang pendidikan selanjutnya, karena besarnya pesantren juga dipegang oleh para alumninya, menggabungkan dua kurikulum yang digunakan dipesantren, yakni kurikulum dinas dan kurikulum pesantren itu sendiri.

79

80

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang Undang No. 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 40 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT

Lebih terperinci

KOTA DEPOK TH NO. 08 TENTANG PEMBENTU. Menimbang. Pemerintahan. di wilayah. dan. dengan. Mengingat. Lembaran. Negara. Nomor 3828); Negara

KOTA DEPOK TH NO. 08 TENTANG PEMBENTU. Menimbang. Pemerintahan. di wilayah. dan. dengan. Mengingat. Lembaran. Negara. Nomor 3828); Negara LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTU UKAN KECAMATAN DI KOTA DEPOK TH. 2007 Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 19 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 19 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 19 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Sekilas tentang Kota Depok 4.1.1 Dinamika Sejarah Lokal Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 06 TH. 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 06 TH. 2010 LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 06 TH. 2010 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kota Depok 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 19 06 28 Lintang Selatan dan 106 43 BT-106 55 Bujur Timur.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Kota Depok 5.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19 00 sampai 6 o 28 00 Lintang Selatan dan 106 o 43 00 sampai 106

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok KEADAAN UMUM Gambaran Umum Kota Depok Kota Depok pada mulanya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bogor, mengingat perkembangannya yang relatif pesat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

Lebih terperinci

KONTRIBUSI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH(UMKM) DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DEPOK

KONTRIBUSI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH(UMKM) DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DEPOK JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL, NO., DESEMBER 011 : 19-16 19 KONTRIBUSI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH(UMKM) DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DEPOK Sudarno Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE 5.1 Sejarah Kota Depok Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN 43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam itu ditandai dengan adanya hubungan yang erat antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Pemerintah Kota Depok Pemerintah Kota Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang 1. Geografis Desa Rimbo Panjang adalah sebuah Desa di Kecamatan Tambang yang sekarang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA DEPOK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DEPOK DAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan bagi kepentingan hidup manusia, bukan hanya untuk kepentingan hidup pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala menurunnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di pesantren. Karenanya, penulis mencari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari 15 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA A. Gambaran Umum Masyarakat Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir

Lebih terperinci

BAB III. Setting Penelitian

BAB III. Setting Penelitian BAB III Setting Penelitian A. Kondisi Geografis dan Keadaan Pulau Madura. 1. Geografi Posisi geografis Madura terletak ditimur laut Pulau Jawa, kurang lebih 7 sebelahselatan dari katulistiwa di antara

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

Indeks: PEMERINTAH DAERAH. Propinsi/Daerah Tingkat I. Jawa Barat. Kabupaten/Daerah Tingkat II. Bogor. Kota Administratif. Depok. Pembentukan.

Indeks: PEMERINTAH DAERAH. Propinsi/Daerah Tingkat I. Jawa Barat. Kabupaten/Daerah Tingkat II. Bogor. Kota Administratif. Depok. Pembentukan. Bentuk: Oleh: PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43 TAHUN 1981 (43/1981) Tanggal: 24 NOPEMBER 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/62 Tentang: PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF DEPOK Indeks:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF DEPOK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF DEPOK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF DEPOK PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan yang pesat dalam Wilayah Propinsi Daerah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH A. Latar belakang berdirinya kelurahan Paradigma Pemerintah Daerah yang mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 telah merubah peran lembaga

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN PADA DINAS KESEHATAN Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Gambaran Umum Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 97 perumahan mulai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ma had Walisongo Semarang merupakan unsur penunjang pendidikan di lingkungan UIN Walisongo yang bersifat komplementer. Ma had tidak memberikan gelar khusus, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN 46 BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambar 3 Peta Kabupaten S idoarjo Gambar 4 Peta Lokasi TPST Janti Berseri 47 A. Kondisi Geografis Letak geografis Desa Janti terletak di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi Desa laksamana merupakan desa yang ada di kecamatan Sabak Auh yang ibu kota nya Kabupaten Siak dengan luas wilayah lebih kurang 918,44 km2. jarak antara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Kulim Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis, luas wilayah dan kependudukan Desa Petaonan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. Ayat Al-Quran yang pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad berisi seruan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA DEPOK.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA DEPOK. 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK 12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016

BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016 BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. YTH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penggunaan metode kuantitatif dalam penelitian ini sesuai dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA 53 BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA A. Gambaran Umum Masyarakat Pegirian Kecamatan Semampir 1.

Lebih terperinci

[Type text] PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KOTA SERANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG

[Type text] PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KOTA SERANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG [Type text] PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KOTA SERANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG TERHADAP RAPERDA TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOK PESANTREN DI KOTA SERANG; DISAMPAIKAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON

MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Cipete Kec. Pinang Kota Tangerang Banten Desa Cipete merupakan bagian dari Kota Tangerang Provinsi Banten,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Kota Sepang 1. Sejarah Singkat Kelurahan Kota Sepang Kelurahan Kota Sepang berasal dari kata kuto dan Sepang.. Kuto berarti pagar. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional

Lebih terperinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci 15 BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Ukui 1. Geografis Kecamatan Ukui Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAN PERSYARATAN JARAK BEBAS BANGUNAN SERTA PEMANFAATAN PADA DAERAH SEMPADAN

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAN PERSYARATAN JARAK BEBAS BANGUNAN SERTA PEMANFAATAN PADA DAERAH SEMPADAN LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAN PERSYARATAN JARAK BEBAS BANGUNAN SERTA PEMANFAATAN PADA DAERAH SEMPADAN GARIS SEMPADAN BANGUNAN DENGAN TEPI JALAN DI WILAYAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan adalahsalah satu dari 12 Kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial

Lebih terperinci

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ciri-ciri kependudukan di Indonesia selain jumlah penduduk yang besar, adalah bahwa kepadatan penduduk di perkotaan tinggi, penyebaran penduduk desa kota dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Merak Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang Provinisi Banten Tertulis atau terdengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian aras mikro yang hanya meliput sejumlah kecil

Lebih terperinci