MEDIA SENI PERTUNJUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEDIA SENI PERTUNJUKAN"

Transkripsi

1 MEDIA SENI PERTUNJUKAN 1. PEMETAAN SENI 5. TUJUH KOMPONEN SENI PERTUNJUKAN. 2. DEFINISI SENI PERTUNJ. 6. SENI PERTUNJUKAN DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT 3. PENGARUH AGAMA THD SENI PERTUNJUKAN. 7. MENGENALI SENI PERTUNJ. DALAM SEBARAN WIL.IND. 4. PENGARUH ASING THD. SENI TRADISI. 8. MENDISKRIPSIKAN KEARIFAN LOKAL SENI PERTUNJUKAN.

2 MEDIA SENI PERTUNJUKAN 9. SENI PERTUNJUKAN DI MASA PERADABAN IND. 13. SENI PERTUNJUKAN DAN PERSO. ALIH GENERASI. 10. MANAJEMEN PERTUNJ. DALAM INDUSTRI HIBURAN 15. PERSOALAN SENI PERTUNJUKAN 11. SENI PERTUNJUKAN DALAM INDUSTRI PARIWISATA. 17. MEMILIH MEDIA INFORMASI PUBLIK 12. SENI PERTUNJUKAN DALAM INDUSTRI TELEVISI. 18. TOKOH SENI DAN MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN

3 MEDIA SENI PERTUNJUKAN

4 S E N I Ki Hajar Dewantara yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.

5 Encycklopedia Seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena dorongan kebutuhan spiritual.

6 Thomas Munro Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan, imajinasi, yang rasional maupun emosional.

7 Pengertian Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan adalah: Suatu bentuk karya seni yang menggabungkan elemenelemen bentuk seni lain, seperti lukisan, film, musik, tari, drama, yang dalam penyajiannya melibatkan pelaku/artis, dengan berbagai tema. Karya seni yang dipertontonkan dengan didukung oleh elemen lain yaitu musik, gerak, suara, gambar, kostum, rupa untuk menghibur dan menyampaikan pesan kepada khalayak atau penonton.

8 Seni pertunjukan adalah : Seni di mana tindakan-tindakan individu atau kelompok, di tempat tertentu dan pada waktu tertentu merupakan pekerjaan yang bisa terjadi di mana saja, kapan saja, atau untuk waktu yang lama. Seni pertunjukan dapat dilakukan di setiap situasi, yang melibatkan empat elemen dasar: waktu, ruang, tubuh si artis dan hubungan antara penampil dan penonton. (Hal ini bertentangan dengan lukisan atau patung misalnya, yang merupakan suatu obyek pekerjaan).

9 KINERJA Berbeda dengan seni pertunjukan tradisional, seni pertunjukan yang tidak konvensional (tidak berpakem pada aturan umum), kinerja seniman sering menantang para penonton untuk berpikir dalam cara-cara baru dan tidak konvensional tentang teater dan pertunjukan, melanggar konvensi pada seni pertunjukan tradisional. Dengan demikian, meskipun dalam kebanyakan kasus, kinerja di depan audiens, dalam beberapa kasus, para penonton menjadi pemain. Mungkin kinerja scripted (penulis), atau improvisasi dengan menggabungkan musik, gerak, lagu, atau diam.

10 RoseLee Goldberg (penulis dan kritikus seni dari Amerika) menulis sebuah studi tentang seni pertunjukan: Kinerja telah menjadi cara menarik langsung ke publik yang besar, peninjauan kembali mengejutkan penonton ke pengertian mereka sendiri, seni dan hubungannya dengan budaya. Sebaliknya kepentingan umum dalam jangka menengah, khususnya di tahun 1980-an, berasal dari keinginan yang jelas bahwa masyarakat untuk mendapatkan akses ke dunia seni, untuk menjadi penonton dari ritual dan masyarakat yang berbeda, dan menjadi terkejut oleh yang tidak terduga.

11 Pekerjaan dapat disajikan sendiri, kelompok /group, dengan pencahayaan, musik atau gambar yang dibuat oleh artis sendiri, atau bekerja sama, dan dilakukan di tempat-tempat mulai dari sebuah galeri seni atau museum untuk sebuah "ruang alternatif", sebuah teater, kafe, bar atau sudut jalan. Tidak seperti teater, para artis adalah seniman, seorang tokoh seperti seorang aktor, dan konten jarang mengikuti alur cerita tradisional.

12 BEBERAPA PENDAPAT Seni pertunjukan adalah: Sebuah media yang digunakan untuk mengekspresikan/menyampaikan pesan moral dsb kepada penonton dalam bentuk dialog maupun gerak. (Anantarfi) Sebuah media untuk mengekspresikan rasa dan karsa manusia. (Malaranganjaya) Sebuah media untuk mengekspresikan cipta, rasa dan karsa. (Muhyani)

13 Komponen pertunjukan Pengirim pesan (intention) Isi (muatan) pesan Penerima pesan (attention)

14 PERTUNJUKAN Adalah sebuah proses komunikasi saat satu orang atau lebih mengirim pesan secara bertanggungjawab kepada penerima pesan dan kepada sebuah tradisi yang dipahami secara bersama melalui perangkat tingkah laku yang khas (a subset of behavior). Komponen pertunjukan: pengirim pesan (intension), Isi/muatan pesan, penerima pesan (attention).

15 Pertunjukan mencakup : - pemain (performer) - penonton (audience) - pesan ( idea) dalam jalinan interaksi yang disengaja dan disadari.

16 PERTUNJUKAN ADALAH SEBUAH PROSES YANG MEMERLUKAN RUANG DAN WAKTU, MEMPUNYAI POLA/STRUKTUR SAJIAN AWAL, TENGAH, AKHIR. MENGANDUNG TAHAPAN PENYAJIAN PERSIAPAN, PEMENTASAN, PENYELESAIAN/AFTERMATCH

17 FUNGSI SENI PERTUNJUKAN Sarana ritual Hiburan pribadi Presentasi Estetis

18 1. Sebagai Sarana Ritual Dengan ciri-ciri: a. Diperlukan hari, waktu, tempat khusus dan terpilih, yang dianggap sakral. b. Diperlukan pemain yang terpilih pula, yang mereka anggap suci atau membersihkan diri secara spiritual. c. Diperlukan seperangkat sesaji yang banyak jenisnya. d. Tujuan lebih dipentingkan dari pada penyajian estetisnya. e. Diperlukan busana yang khas.

19 2. Sebagai Hiburan Pribadi Fungsi ini biasa tidak ada penonton, karena penikmat seni pertunjukan hiburan pribadi melibatkan diri di dalam pertunjukan bersama penari/pemain putri, Jadi pihak pria sebagai penikmat, sedangkan pihak putri sebagai penghibur. 3. Sebagai presentasi estetis Biasanya pertunjukan dilakukan dengan pendanaan produksi yang disandang oleh penonton dengan cara membeli tiket untuk menonton (pendanaan komersial) seperti wayang orang Sri Wedari, Ketoprak, Ludruk, Tari modern, Musik modern dan Sendratari Ramayana.

20 JENIS SENI PERTUNJUKAN (sebagai tontonan) T a r i M u s I k D r a m a

21 T A R I Tari adalah: Gerak yang ritmis (Curt Sahch) Gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. (Pangeran Suryodiningrat) Ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah dan berbudaya. (Soedarsono)

22 FUNGSI Sebagai sarana upacara keagamaan. (di Bali upacara keagamaan yang ditujukan kepada leluhur). Sebagai sarana dalam upacara adat. (kelahiran, potong gigi, potong rambut, perkawinan maupun kematian). Sebagai sarana ungkapan kegembiraan atau pergaulan. (ungkapan rasa gembira: tari lenso, tari serampang duabelas, tari maengket, dsb). Sebagai seni tontonan atau performing art. (lebih mengarah pada santapan estetis, lebih banyak memberi hiburan kepada penonton).

23 D R A M A Drama adalah cabang dari seni pertunjukan yang bersangkutan dengan tindakan keluar cerita-cerita di depan penonton menggunakan kombinasi dari pidato, gerakan, musik, gerak, suara dan pemandangan. Drama adalah suatu aksi atau perbuatan. Menurut Ferdinan Brunetiere, drama adalah kesenian yang melukiskan sifat manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Menurut Moulton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.

24 JENIS DRAMA Drama yang dipentaskan Drama yang dibaca saja (Closet Drama) Pada jaman Romawi Kuno: - Tragedi - Komedi - Satir - Dsb.

25 UNSUR- UNSUR DRAMA Menurut Sapardi Djoko Damono (1983:149): Sutradara. Pemain. Penonton.

26 DUA BAGIAN BESAR UNSUR DRAMA AGAR DAPAT DIPENTASKAN MENJADI SATU SENI PERTUNJUKAN 1. UNSUR UTAMA Naskah Sutradara. Pemain. Teknisi (pekerja panggung) untuk tata panggung Penonton. 2. SARANA PENDUKUNG Pentas dan komposisi. Tata busana. Tata rias. Pencahayaan. Tata suara dan ilustrasi musik.

27 M U S I K Musik adalah bunyi yang dikeluarkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dihasilkan oleh individu yang berbeda-beda berdasarkan sejarah, budaya, lokasi dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam: Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

28 Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

29 Alat-alat musik Alat musik tradisional: Alat musik petik: gitar, kecapi, sasando, banjo ukulele, mandolin, harpa, gabus Alat musik gesek: biola, rebab, cello Alat musik ketuk: organ, piano, harpsichord Alat musik tiup: seruling, terompet, trombone, harmonica, pianika, recorder sopran Alat musik pukul: tamborin, jidor, rebana, gamelan Alat musik moderen: gitar listrik, organ, akordeon, drum.

30 PERTUNJUKAN DALAM PENGARUH AGAMA Pertunjukan Dalam Pengaruh Hindu Adanya relief-relief yang terdapat pada candi Hindu dan Budha: Borobudur, Prambanan, Mendut, Dieng, Sewu, dan lainlain. Dari relief-2 tari yang ada dapat dilacak bahwa seni pertunjukan Istana di Jawa masih sangat kental pengaruh Indianya terutama seni gerak (tari). Sumber cerita berasal dari Ramayana dan Mahabarata, (bukti bisa dicermati lewat nama-nama tempat seperti Situbanda, jelas meminjam nama galangan yang menghubungkan antara daratan India dengan Pulau Sri Langka).

31 Bisa dicermati dalam Tari Bedhaya yang berjumlah 9 orang penari yang bisa dihubungkan dengan kosmologi Hindu, bahwa angka 9 dianggap sakral karena melambangkan sembilan arah mata angin. Maksud utama penyelenggaraan Tari Bedhaya adalah untuk menjaga keseimbangan alam antara mikro kosmos dengan makrokosmos. Pengaruh Hindu memudar sejak abad 10 hingga akhir abad 15, Pada relief-relief candi-candi di Jawa Timur sudah tidak tampak lagi adanya pengaruh tari dan musik India. Relief-relief candi mulai menampilkan cerita-cerita Jawa seperti Panji dan Calon Arang.

32 Pertunjukan dalam pengaruh Islam Proses pembentukan produk budaya pada umumnya melewati proses akulturasi, wilayah Indonesia yang seni dan budaya islamnya sangat kuat adalah Sumatera dan daerah pesisir. Bentuk seni pertunjukan yang ada adalah Seudati, saman dari Aceh, randai, tari piring dan musik rebana dari pesisir.

33 Seni pertunjukan wayang: - Wayang Adam Ma rifat untuk media berkhotbah - Wayang Wahyu ciptaan baru umat katolik - Wayang kulit purwa menampilkan cerita sejarah Wayang orang menampilkan lakon dari Mahabarata dan Ramayana.

34 Seni Pertunjukan dalam pengaruh Cina Wayang po the hi selalu dipentaskan di dalam kuil karena untuk kepentingan ritual. Musik Gambang Kromong (ensambel musik Bali, Jawa, Sunda. Kromong merupakan alat musik yang mirip dengan bonang yang dimainkan dengan duduk di atas kursi). Barogsai menampilkan binatang mitologi dilakukan oleh dua orang yang memiliki kemahiran gerak secara akrobatik terutama yang memainkan bagian kepala.

35 TUJUH KOMPONEN SENI PERTUNJUKAN 1. SUMBER CERITA /INFORMASI 2. PENCIPTA 3. PELAKU 4. PANGGUNG/ TEMPAT PERTUNJUKAN 5. PROPERTY 6. PENONTON 7. MANAJEMEN

36 SUMBER CERITA Seorang penata seni mendapatkan stimulus untuk menggarap pertunjukan bisa bermacam-macam: rangsang rupa, rungu, raba. Bisa pula berupa ide atau gagasan, apabila berupa ceritera sehingga mengarah kepada penataan seni pertunjukan drama atau drama tari/wayang orang Beberapa di antaranya: Mahabarata, Ramayana, Panji, Legenda, cerita sejarah serta cerita rakyat lainnya. Dalam proses penggarapan tidak harus mengikuti pola pembabakan seperti bentuk pertunjukan yang telah ada.

37 Yang dapat menjadi pertimbangan: bagaimana menentukan alur cerita yang memiliki kapabilitas untuk dituangkan dalam wujud pertunjukan. Untuk disadari bahwa dalam menetapkan alur cerita, gerak sangat terbatas kemampuannya untuk mewujudkan isi cerita/mengungkapkan maksud. Dialog dan akting akan lebih memungkinkan untuk dapat mewujutkan isi cerita dalam menggarap ide/gagasan.

38 PENCIPTA/PENATA PERTUNJUKAN Seorang pencipta pertunjukan telah mencapai kesempurnaan dalam melahirkan karya seninya adalah mereka yang penuh dengan ilham akan imaji dan visi, berbakat dan menguasai ketrampilan serta memiliki pengalaman. Empat (4) hal yang saling mempengaruhi terhadap penata pertunjukan: 1. Imajinasi. 2. Pengetahuan materi gerak, suara, action. 3. Pengetahuan metode konstruksi. 4. Pengalaman bentuk melalui pengalaman estetis lainya.

39 PELAKU Pelaku Merupakan motor penggerak dalam mengungkapkan ide yang telah dibingkai dalam ruang dan waktu. Pelaku dan pencetus ide harus saling kerjasama dan menyatu dalam memberikan kwalitas karya, proses berjalan pada saat latihan yang berkesinambungan, terarah dan teratur.

40 Pelaku harus memiliki kemampuan dalam memberikan kwalitas pada karya seni, agar dapat menjadi pengungkap yang baik dengan ketrampilan dan keluwesan dalam membawakan tubuhnya sebagai sarana atau media.

41 PANGGUNG/ TEMPAT PENYAJIAN Panggung /tempat memiliki peran penting dalam sebuah seni pertunjukan, karena di tempat inilah suatu bentuk seni pertunjukan disajikan dan diekspresikan. Panggung sebagai tempat pertunjukan seni tradisi berisi elemen-elemen pendukung berupa setting(penataan) dekorasi. Seperti: tata lampu, tempat music, tempat penonton, dan lainnya.

42 Panggung/tempat pertunjukan terkesan dinamis,(bergerak, berbeda dari waktu ke waktu), pencahayaan bisa berubah-ubah, pemusik dan penonton bisa berpindah-pindah sehingga akan berpengaruh terhadap rasa ruang/tempat penyajian.

43 Sifat panggung: 1. Sementara (non permanen). 2. Semi permanen (setengah-setengah). 3. Permanen.

44 1. Panggung nonpermanen Panggung nonpermanen dibuat unuk sementara saja, setelah pertunjukan usai, panggung tersebut dibongkar. Biasanya menggunakan bahan-bahan (kayu-kayu bambu) yang dipinjam dari sesama warga. Ukuran tidak ada standar

45 2. Panggung semi permanen Panggung yang dibuat bukan hanya untuk keperluan ketika saat itu saja, melainkan bisa dipakai untuk berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Ukuran waktunya tidak bisa ditentukan untuk berapa lama bangunan itu bisa bertahan. Bangunan bisa dibongkar, sebagian besar bekas bangunan bisa dipindahkan atau dipakai lagi.

46 3. Panggung permanen Panggung/bangunan yang didirikan, dibangun untuk jangka waktu yang lama dan tidak dapat dipindahkan. Tata ruang dirancang sebagai gedung pertunjukan, di dalamnya terdapat beberapa ruang yang harus ada di antaranya: 1. Ruang pementasan (panggung atau arena). 2. Ruang penonton (auditorium). 3. Ruang rias dan busana. 4. Ruang orkes/musik. 5. Ruang operator tata suara dan tata lampu.

47 DENAH PANGGUNG PROSENIUM TAMPAK ATAS KETERANGAN : A = Back drop (layar belakang) B = Area pentas (panggung pts) C = Side wing (sisi kanan dan kiri panggung) D = Bingkai Prosenium E = Tempat musik F = Tempat duduk penonton G = Lobby (ruang tunggu penonton sebelum memasuki auditorium)

48 DENAH PANGGUNG ARENA TAMPAK ATAS KETERANGAN: A = Ruang rias B = Tempat musik C = Arena pentas D = Tempat duduk penonton E = Ruang pengatur tata suara dan tata cahaya

49 Property Suatu alat yang digunakan (digerakkan) dalam pertunjukan di atas pentas/panggung, bisa berupa alat tersendiri, bisa pula bagian dari tata busana. Beberapa bagian kostum yang dipakai atau menempel pada tubuh ketika digerakkan ketika action, dengan demikian maka bagian kostum tersebut menjadi property pemain/pelaku/penari.

50 Penonton Penonton sesungguhnya menjadi bagian dari yang ditonton, yang membuat suasana tontonan /pertunjukan menjadi hidup. Penonton suatu saat kadang-kadang bisa menjadi tontonan singkatnya, peran penonton dan yang ditonton bisa berubah dari saat ke saat.

51 Manajemen Struktur organisasi penyelenggaraan seni pertunjukan biasanya terdiri atas: a. Ketua umum, manajer umum, direktur utama, dan lain sebagainya. b. Bendahara. c. Sekretaris. d. Direktur artistik. e. Manajer produksi.

52 a. Ketua umum, manajer umum, direktur utama dan lain sebagaiya. Orang yang paling bertanggung jawab untuk mengatur dan mengendalikan jalannya organisasi. Ia adalah orang yang merancang segala aktivitas dari mulai prakegiatan (perencanaan, persiapan), pementasan (berlangsungnya pementasan), dan pasca pementasan (penyelesaian segala hal yang menyangkut tugas dan kewenangan, dan evaluasi).

53 b. Sekretaris Orang yang bertanggung jawab pada bidang administrasi secara umum seperti surat menyurat, undangan, dokumentasi dan hal-hal yang bersinggungan dengan administrasi.

54 c. Bendahara Orang yang bertanggung jawab pada hal-hal yang bersifat keuangan, yakni orang yang mengatur system keluar-masuknya dana. Merencanakan besarnya anggaran yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan perbidang. Membantu ketua dalam hal penanganan keuangan, termasuk kelebihan dan kekurangan dana yang mungkin terjadi.

55 d. Direktur Artistik Orang yang bertanggung jawab pada materi dan kualitas seni yang akan dipentaskan. Ia bertanggung jawab secara artistik dan melaksanakan koordinasi dengan seniman-seniman yang terlibat di dalamnya, baik koreografer, penata musik, pemain maupun pemusik, sejak perencanaan, latihan-latihan, kesiapan pementasan sampai pelaksanaan pementasan. Kelancaran pelaksanaan pementasan di atas panggung merupakan tanggung jawabnya.

56 e. Manajer Produksi Orang yang bertanggung jawab pada hal-hal yang bersifat umum dan menyeluruh untuk terlaksananya suatu kegiatan. Misalnya, tempat latihan dan gedung pementasan/pertunjukan, sekretariat, logistik, pemasaran, dan sebagainya.

57 Seni Pertunjukan di masa perubahan Indonesia Seni Pertunjukan tradisi. Seni pertunjukan tontonan. Seni pertunjukan ritual. Seni pertunjukan ritual semu. Seni pertunjukan komersial.

58 SENI PERTUNJUKAN TRADISI Tradisi adalah kebiasaan yang telah ada secara turun temurun, berulang-ulang dari generasi ke generasi berikutnya dalam rentang waktu yang cukup panjang, di dalamnya terdapat norma-norma yang mengikat. Seni tradisi adalah seni yang tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan, (Sunda, Jawa, Bali, Kalimantan,

59 KATEGORI SENI PERTUNJUKAN Seni Pertunjukan istana (klasik). Seni Pertunjukan rakyat.

60 1. SENI PERTUNJUKAN ISTANA Adalah seni yang hidup di kalangan istana Bentuk seni tersebut berbeda dengan yang hidup di kalangan rakyat umum di desa. Corak kebudayaan istana umumnya merujuk pada nilai-nilai monarki, dengan struktur social yang mengacu pada system atau kekuasaan.

61 2. SENI PERTUNJUKAN RAKYAT Adalah seni yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat /masyarakat umum. Lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan kepemilikan secara kolektif. Berfungsi sebagai seni pertunjukan upacara, sebagai penguat sistem sosial-kekeluargaan, sebagai upacara ritual dan hiburan masyarakat.

62 BEBERAPA SARAN/PENDAPAT 1.Dr. Udi Rosadi MS (dalam pengantar sarasehan pengembangan media tradisional): Seni pertunjukan tradisional harus memiliki nilai atau pesan-pesan di dalamnya, yang berupa nilai pribadi, nilai individu, nilai kelompok kecil, nilai masyarakat hingga nilai negara. Agar ada nilai hubungan/kepentingan rakyat dengan negara bagaimana seni pertunjukan rakyat bisa digunakan untuk hal itu namun tidak merusak pakem.

63 2.Dr. Ibnu Hamad (praktisi dari UI) Untuk memahami Media Pertunjukan Rakyat perlu dibicarakan dahulu Media Tradisionalnya, untuk memahami Media Tradisional perlu dibicarakan dahulu Seni Pertunjukan Rakyat. Dalam mengemas seni pertunjukan rakyat harus kreatif dengan memanfaatkan unsur-unsur kesenian rakyat seperti cerita rakyat (naskah), nyanyian (hiburan), tarian (daya tarik), banyolan (penyegaran suasana) dan pakaian (kostum).

64 Hal penting yang harus diperhatikan adalah: Bahwa dalam seni pertunjukan rakyat harus tetap memperhatikan etika dan estetika, pelaksanaannya harus diserahkan kepada seniman setempat, karena dengan demikian media pertunjukan rakyat terbentuk bukan saja bermanfaat tetapi juga indah.

65 JENIS SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL 1. Wayang - Wayang beber - Wayang Orang - Wayang Gedhog - Wayang Suluh - Wayang Golek Menak - Wayang Wahyu - Wayang Krucil - Wayang Kancil - Wayang Kulit Purwa - Wayang Potehi 2. Ketoprak 3. Sendratari 4.Ludruk

66 Gambar 1: Semar, Gareng, Bagong, Petruk

67 Gambar 2. Tokoh Punakawan Wayang Bali, dari kiri ke kanan, Sangut, Delem,Tualen dan Merdah

68 Karakter/watak a) Semar Pengasuh para Pandawa, ia juga bernama Hyang Ismaya. Meskipun berwujud manusia jelek, namun memiliki kesaktian yang sangat tinggi bahkan melebihi para dewa. b) Gareng Putra Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng adalah seorang yang tidak pandai bicara, apa yang dikatakannya kadang-kadang serba salah. Tetapi sangat lucu dan menggelikan. Pernah menjadi raja di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Diangkat sebagai raja atas nama Dewi Sumbadra, kesaktiannya hanya bisa dikalahkan oleh Petruk.

69 c) Petruk Putra Semar yang bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, pandai berbicara dan juga sangat lucu. Petruk suka menyindir ketidakbenaran dengan lawakan-lawakannya. Pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana dengan bernama Helgeduelbek. Dikisahkan bahwa Petruk pernah melarikan ajimat Kalimasada dan tidak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng. Pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana dengan bernama Helgeduelbek. Dikisahkan bahwa Petruk pernah melarikan ajimat Kalimasada dan tidak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng. D) Bagong Bagong berarti bayangan Semar. Ketika diturunkan ke dunia Dewa bersabda pada Semar bahwa bayangannyalah yang akan menjadi temannya. Seketika itu juga bayangannya berubah wujud menjadi Bagong, yang memiliki sifat lancang dan berlagak bodoh, tapi sangat lucu.

70 Dari karakter yang dimiliki Punakawan tersebut, maka Punakawan merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan dan dengan sifatnya yang komunikatif serta fleksibel, diharapkan mampu untuk berkomunikasi dengan audience.

71 Gambar 3. Tokoh Punakawan yang ikut meramaikan pesta demokrasi 2004, diproduksi dalam bentuk T-Shirt, sticker dan barang cetakan yang lain oleh Dagadu Jogja

72 2. Ketoprak Adalah salah satu jenis kesenian rakyat tradisional jawa yang dipentaskan di atas panggung yang dilengkapi dengan dekor: - Setting atau penataan dekor yang berupa layar lebar berbentuk gambar yang memberikan suasana atau nuansa tertentu (kelir).

73 Gambar 4: Ketoprak

74

75 3. Sendratari Seni pertunjukan tari yng bercerita (drama dan tari) yang diungkapkan melalui gerak tari dan iringan gamelan, serta vokal, dalam penyajiannya tanpa menggunakan dialog apapun oleh pemainnya.

76 4. Ludruk Ludruk adalah seni pertunjukan drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah kelompok kesenian di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan.

77 Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penonton tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski terkadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkotan, etc).

78 Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan "Pak Sakera", seorang jagoan Madura. Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.

79 3. SENI PERTUNJUKAN RITUAL Seni pertunjukan yang disajikan untuk sarana kebutuhan dan harapan akan keselamatan serta kesejahteraan hidup, di dalamnya terdapat: - simbol-simbol - mantera-mantera - gerak yang ditarikan - pakaian dan rias - tempat dan waktu penyelenggaraan - warna-warni sesaji tari hudoq.

80 4. SENI PERTUNJUKAN PRESENTASI ESTETIS Menurut Soedarsono adalah: Jenis-jenis dan bentuk-bentuk yang dinikmati nilai keindahannya, semata-mata dengan mengabaikan kepentingan yang lain. Misal: - Orkestra musik - Tari kreasi baru - Wayang kulit

81 Oleh karena itu Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana ritual, hiburan pribadi, dan presentasi estetis seperti dikemukakan oleh Soedarsono mengajarkan bagaimana selayaknya manusia berperilaku sosial. Aspek-aspek pembentuk sosok seni pertunjukan mengetengahkan norma-norma dan nilai-nilai yang dapat menjaga kesinambungan pembangunan moral bangsa.

82 . Kejernihan mencerna seni pertunjukan diharapkan mampu membangunkan kearifan yang banyak tertumpang oleh kepentingan individu atau kelompok.

83 Arti Penting seni bagi kehidupan manusia: Seni sebagai media untuk meraih penghargaan yang diharapkan. Mengajarkan bagaimana selayaknya manusia berperilaku sosial. Salam yang bermakna untuk saling menghormati dapat dilakukan melalui musik dan gamelan, gerak-2 tari.

84 Tubuh dan anggota tubuh yang digerakkan dan dalam sikap tertentu merupakan instrumen penghantar berkomunikasi. Anggota tubuh yang paling utama digunakan sebagai jembatan untuk berkomunikasi, dikemukakan oleh Desmond Morris, adalah tangan. Gesture atau gerak isyarat yang dilakukan dengan tangan merupakan bagian yang penting untuk penyampaian salam.

85 Kedua belah tangan dengan jari jemari tegak vertikal yang ditangkupkan di atas dahi, di depan dahi, di depan wajah, atau di depan dada dapat dimengerti sebagai salam tanda penghormatan. Menggerak-gerakkan kedua belah tangan dengan sikap satu tangan menggenggam tangan lainnya juga dimaksudkan untuk memberi penghormatan.

86 PENGELOLAAN DAN PEMENTASAN PERTUNJUKAN 1. Unsur Pokok Organisasi - Struktur organisasi - Organisasi permanen dan non permanen. - Amatir dan profesional.

87 PENGELOLAAN DAN PEMENTASAN PERTUNJUKAN 2. Sistem Pengelolaan - Sistem tanggapan - Festival desa - Sistem barangan - Sistem Modern

88 PENGELOLAAN DAN PEMENTASAN PERTUNJUKAN 3. Pelaksanaan Pertunjukan - Pemanggungan Keberhasilan suatu pertunjukan ditentukan oleh tiga unsur utama: - Materi - Penonton - Tempat

89 Produksi Drama Naskah Drama Aktor Aktris Tata Panggung Tata Lampu dan audio Properti Wardrobe/make up Musik

90 DUA BAGIAN BESAR UNSUR DRAMA AGAR DAPAT DIPENTASKAN MENJADI SATU SENI PERTUNJUKAN 1.UNSUR UTAMA Sutradara. Pemain. Teknisi (pekerja panggung). Penonton. 2. SARANA PENDUKUNG Pentas dan komposisi. Tata busana. Tata rias. Pencahayaan. Tata suara dan ilustrasi musik.

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM.

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM. RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM. 8106118082 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI INFORMASI PUBLIK (KIP) KONSENTRASI STUDI PRODUKSI MEDIA INFORMASI PUBLIK SEKOLAH TINGGII MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTAA 2012 MEDIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Punakawan merupakan tokoh dalam wayang yang merupakan bagian dari dunia

BAB V PENUTUP. Punakawan merupakan tokoh dalam wayang yang merupakan bagian dari dunia BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1) Tokoh Punakawan Dalam Wayang Punakawan merupakan tokoh dalam wayang yang merupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia. Punakawan adalah tokoh yang khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian LONGSER KETOPRAK Longser merupakan salah satu jenis teater rakyat yang hidup dan berkembang di daerah Priangan, khususnya di daerah Bandung. Pada tahun 1915 di Bandung terdapat sebuah pertunjukan rakyat

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia sepanjang sejarah mencakup berbagai macam kegiatan,di antaranya adalah seni yang di dalamnya termasuk seni tari. Batasan seni tari sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang mementaskan cerita tentang Ramayana dan Mahabarata yang dimainkan oleh aktor dengan memerankan tokoh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa BAB V KESIMPULAN Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa topeng (meski sebagian tokoh mengenakan topeng, terminologi ini digunakan untuk membedakannya dengan wayang topeng) yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.

Lebih terperinci

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) BAB III TATA DEKORASI STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) KOMPETENSI DASAR : Menyebutkan pengertian Dekorasi Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Dekorasi Menyebutkan

Lebih terperinci

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar. Pewayangan Pada Desain Undangan Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 Paket 4 P... DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2017 SENI

Lebih terperinci

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK BAB II MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK 2.1. SENI 2.1.1. PENGERTIAN SENI Seni berasal dari kata ars yang artinya keahlian, yaitu merupakan keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian skripsi yang telah penulis bahas tersebut maka dapat diambil kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus menjadi inti sari daripada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang

Lebih terperinci

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Oleh: Dyah Kustiyanti Tradisi biasanya didefinisikan sebagai cara mewariskan pemikiran, pandangan hidup, kebiasaan,

Lebih terperinci

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI A. Pengertian Tari Batasan konsep tetang tari banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, tetapi perlu diingat bahwa batasan yang dikemukakan seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teater berasal dari kata Theatron, yang artinya Tempat di ketinggian sebagai tempat meletakkan sesajian persembahan bagi para dewa pada zaman Yunani Kuno. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Manusia adalah makhluk budaya, dan penuh simbol-simbol. Dapat dikatakan bahwa budaya manusia diwarnai simbolisme, yaitu suatu tata pemikiran atau paham yang menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banten sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki keanekaragaman bentuk dan jenis seni pertujukan. Seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA 2.1. Pengertian Seni Pengertian Seni sering dikaitkan dengan keindahan atau kesenangan tertentu. Batasan yang diketahui ataupun kesenangan tertentu. Batasan yang diketahui pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama DRAMA A. Definisi Drama Kata drama berasal dari kata dramoi (Yunani), yang berarti menirukan. Aristoteles menjelaskan bahwa drama adalah tiruan manusia dalam gerak-gerik. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting

Lebih terperinci

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif 2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH Hetty Purnamasari FKIP Universitas Dr. Soetomo Surabaya hettypurnamasari@unitomo.ac.id Abstrak: Pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Ferdi Junanda 1*, Ahmad Syai 1, Tengku Hartati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk BAB I Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk 1.1 Bagaimana Kabar Seni Pertunjukan Dulmuluk Dewasa Ini? Seni adalah bagian dari kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, sebagai perwujudan keberakalan manusia,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP : VIII (Delapan) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kegiatan 1.1 Mengidentifikasi jenis karya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya SILABUS PEMBELAJARAN Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

Seleksi Siswa Berprestasi Seni

Seleksi Siswa Berprestasi Seni Seleksi Siswa Berprestasi Seni KATA PENGANTAR Membangun masa depan masyarakat, bangsa dan negara tidak bias lepas dari membangun dan menyiapkan anak-anak agar menjadi sumber daya manusia yang handal mampu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas lima hal sesuai dengan hasil penelitian. Lima hal tersebut yaitu 1) pembahasan terhadap upaya menyikapi kompetensi dasar tentang drama pada kurikulum 2013,

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser 1 ABSTRAK Film pendek memiliki banyak genre mulai drama cerita, documenter, kartun, bisu, animasi, boneka, stop-motion, dll, dengan waktu yang pendek. Film ANTOMIME bergenre bisu atau silent movie. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang merupakan representasi kehidupan manusia yang memuat nilai, norma, etika, estetika, serta aturan-aturan dalam berbuat dan bertingkah laku yang baik. Wayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wayang wong merupakan suatu khasanah budaya yang penuh dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wayang wong merupakan suatu khasanah budaya yang penuh dengan nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang orang atau yang dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah wayang wong merupakan suatu khasanah budaya yang penuh dengan nilai-nilai kesopanan dan

Lebih terperinci

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan Pusat Seni Tradisional Jogjakarta BAB II KESENIAN TRADISIONAL JOGJAKARTA 2.1. DEFINISI SENI TRADISIONAL Seni dapat diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung di dalam hati setiap orang, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seni Wayang Jawa sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke indonesia. Wayang merupakan kreasi budaya masyarakat /kesenian Jawa yang memuat berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Sebuah konsep adalah ide utama suatu desain untuk mengkomunikasikan suatu strategi desain secara visual (Marianne & Sandra, 2007: 194). Konsep akan menggambarkan perspektif segar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer di Jawa Tengah, namun terdapat juga di Jawa Timur. Masyarakat Jawa Tengah/Timur umumnya sangat mengenal

Lebih terperinci

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga termasuk kaya akan keragaman budaya. Beraneka ragam budaya dapat dijumpai di Negara ini. Keragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pertunjukkan dan Pendidikan 5.1.1 Pengertian Pertunjukkan Pertunjukkan atau seni pertunjukkan (perfomance art). adalah karya seni yang melibatkan aksi individu

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap segi kehidupan manusia tidak terlepas dari kesenian. Dan kesenian itu sendiri tidak pernah mati dan menghilang atau pun habis termakan zaman/waktu. Baik

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci