STUDI KINERJA GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR UBRUG SUKABUMI
|
|
- Agus Suparman Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KINERJA GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR UBRUG SUKABUMI Fitrah Alamsyah 1), Didik Notosudjono 2), Hasto Soebagia 3) ABSTRAK Energi listrik adalah energi yang sangat dibutuhkan pada masa saat ini, perkembangan dalam desain kepembangkitan energi listrik semakin ditingkatkan dari skala pembangkitan kecil hingga skala pembangkitan besar. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu sumber energi listrik bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug Sukabumi dibangun pada tahun 1923 dengan daya terpasang dengan kapasitas masing-masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,94 MW serta unit #3 sebesar 6,48 MW. dengan total daya sebesar 18,36 MW. Potensi daya yang dapat dibangkitkan dengan kapasitas masing-masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,000 MW serta unit #3 sebesar 5,045 MW dengan total daya sebesar 15,045 MW lebih kecil dari daya yang terpasang pada PLTA Ubrug dikarenakan debit air yang berkurang. Dari data di lapangan daya hasil pengukuran lebih rendah terhadap beban potensi dan daya terpasang, ada juga daya hasil pengukuran yang sama dengan hasil daya potensi. Hal ini disebabkan mesin yang sudah tua dan hutan dihulu sungai yang berfungsi sebagai sumber resapan air banyak yang dialih fungsikan sebagai pemukiman warga, kawasan industri dan paling utama masalah sampah yang terbawa oleh aliran air sungai Cicatih ikut masuk bersama aliran air di saluran penghantar. Kata kunci: Generator, Kinerja Pembangkit, PLTA. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug dibangun pada tahun 1923 dengan daya terpasang MW dengan tiga unit generator. Tiga unit generator tersebut digerakan oleh tiga buah turbin air Tujuan Penulisan Menganalisa karakteristik generator di PLTA tersebut, mengkaji beban generator di PLTA tersebut dan menghitung Estimasi potensi daya listrik yang dihasilkan pada PLTA tersebut Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai yaitu studi literatur dan Analisa data di lapangan. Studi literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dilakukan dengan membaca buku-buku pendukung yang ada, serta beberapa referensi bacaan dari internet yang komprehensif. Sedangkan Analisa, dalam hal ini penelitian ditekankan bagaimana menganalisa sistem dengan menggunakan persamaan-persamaan dan data-data yang telah diperoleh dari studi literatur yang ada dengan menerapkan pada studi kasus. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Generator Generator AC atau arus bolak-balik (juga disebut generator sinkron/serempak atau alternator) adalah sumber utama dari semua energi listrik yang kita pakai. Mesin tersebut adalah konverter energi terbesar di dunia. Generator adalah mesin yang menggunakan magnet untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator dengan sederhana dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor digerakkan pada medan magnet sehingga memotong garis gaya. Generator digerakkan oleh beberapa mesin mekanis (uap, turbin air, mesin bensin atau motor listrik). Generator AC memerlukan energi mekanis untuk operasinya. 1
2 2.2. Pengertian Daya Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi listrik yang digunakan usaha. Untuk penggunaan sistem arus Ae tiga fasa, dikenal 3 daya yaitu: - Daya semu (apparent power) Daya semu merupakan hasil perjumlahan secara vektoris antara daya aktif dengan daya reaktif. - Daya aktif (active power) Daya aktif merupakan daya listrik yang terpakai yang dapat diubah menjadi daya termis dan mekanis yang langsung dipakai oleh konsumen yang membutuhkan satuan adalah Watt (W) Kilo Watt (KW) Mega Watt (MW), dan seterusnya. Daya Aktif untuk sistem tiga fasa adalah: = x (W... (1) - Daya reaktif (reactive power) Daya reaktif merupakan daya yang diperlukan oleh rangkaian magnetisasi untuk suatu peralatan listrik dan tidak langsung dipakai tetapi hanya untuk magnetisasi saja. Satuannya adalah Volt-ampere-reaktif (var), Kilovolt-ampere-reaktif (kvar), Megavoltampere-reaktif (mvar) Prinsip Kerja PLTA Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Berikut adalah cara perhitungan potensi daya di bawah ini: P = η. g. q. h... (2) P = Kapasitas daya pembangkit (kw) η = Efisiensi peralatan Elektromekanik (0,95) g = Percepatan gravitasi (9,8 m/detik 2 ) q = Debit air (m 3 /detik) h = Tinggi jatuh (m) Debit Air Yang dimaksud dengan debit adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya, oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan lain-lain, di sebelah hulu sungai. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari hari ke hari. Berikut adalah cara perhitungan debit air di bawah ini: Q = V x A... (3) Q = debit air (m 3 /detik) V = kecepatan aliran air (m/detik) A = luas penampang sungai (m 2 ) Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A) saluran/aliran dengan kecepatan (V) aliran air yang dapat dilihat pada persamaan:... (4) Keterangan: V = Kecepatan aliran pelampung (m/det) S = jarak dari titik A, ke titik B (m) T = Waktu tempuh pelampung (det) 2.4. Konstruksi Sipil PLTA Bendungan Gambar 1. Prinsip Kerja PLTA Run off River (Ir. Djiteng Marsudi; 2005; 88) Potensi Daya Pengertian potensi disini adalah gambaran besaran kapasitas pembangkit listrik yang mungkin dapat dikembangkan di suatu rencana lokasi tertentu. Sesuai dengan sifat dasar dan proses/mekanisme dari terbangkitkannya energi listrik yang bersumber dari tenaga air, ada 2 (dua) komponen utama yang menjadi dasar dari terjadinya proses pembangkitan tersebut. Dua komponen tersebut adalah: Debit air dan tinggi jatuh air (head). Bendungan adalah tembok yang dibangun melintasi sebuah sungai. Bendungan dapat dibuat dari tanah, batu, atau beton. Struktur ini menghambat aliran sungai, sehingga menciptakan danau buatan yang dinamakan waduk Bangunan Ambil Air (intake) Bangunan ambil air dapat dibuat bersambung dengan atau dekat bendungan, atau terpisah sama sekali, tergantung pada keadaan geografi atau saluran airnya. Pada pokoknya saluran air yang berhubungan dengan bangunan ambil air merupakan terowongan tekanan (pressure 2
3 tunnel), dan bangunan pelengkapnya, seperti pintu ambil air, saringan, dan lain-lain, Saluran Pembawa (water way) selanjutnya dapat mengetahui jumlah kumulatif dari rata-rata dalam tiap dua puluh empat jam. Berikut adalah gambar kurva beban seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Tempat-tempat pengambilan air ditempatkan pada bagian pemasukan dari saluran-saluran atau terowongan-terowongan atau pipa-pipa melalui mana air disalurkan ke pusat tenaga. Untuk menentukan luas penampang saluran dapat menggunakan persamaan 2.16 berikut ini : A = ( b + m. h ) h... (5) A = luas penampang saluran (m 2 ) b = lebar dasar (m) h = tinggi air (m) m = kemiringan talud (nilai m = 1,5) Kolam Pengendap Lumpur Apabila air dialirkan dari bendungan ambil air (intake dam) maka perlu dibangun kolam pengendap lumpur di dekat bendungan tersebut, untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir ke dalam saluran air. Akan tetapi, apabila kolam pengendap tidak dapat dibangun di sekitar bendungan mengingat keadaan geografis atau sebab-sebab lainnya, maka kolam tersebut dapat dibuat sedikit lebih jauh dari bendungan tersebut Saluran Atas Sipon (syphon) Sipon adalah bangunan yang membawa air lewat bawah jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam. Antara saluran dan sipon pada pemasukan dan pengeluaran diperlukan pengaliran yang cocok. Agar sipon dapat berfungsi dengan baik maka sipon tidak boleh di masuki oleh udara. Mulut sipon sebaiknya di bawah permukaan air hulu. Kedalaman air di atas sisi atas sipon dari permukaan air, tergantung dari kemirigan dan ukuran sipon Kolam Tando Harian Kolam tando harian atau waduk pengimbang berfungsi untuk melayani fluktuasi jangka pendek, pada umumnya dilengkapi dengan semacam penyimpan mikro dalam kolam dekat pembangkit tenaga. Perhitungan mengenai kapasitas kolam untuk bermacam-macam kondisi aliran yang masuk bergaris sejajar dengan perhitungan mengenai penyimpanan air. Jika sudah diketahui kebiasaan aliran yang masuk dari jam ke jam setiap harinya, dapatlah kita menghitung kebutuhan jam rata-rata dan Gambar 2. Kurva Beban (M. M. Dandekar; 1991; 147) Saringan sampah Untuk mencegah sampah memasuki mulut saluran, dipasanglah pos-pos penyaringan sampah pada saluran pembawa air (water way) ada 2 (dua) cara penyaringan sampah pada saluran, yaitu: a. Menggunakan garpu/garukan sampah (manual) b. Menggunakan automatic trash rake (ATR) Pipa Pesat (penstock) Pipa tekan yang dipakai untuk mengalirkan air dari tangki atas (head tank) atau langsung dari bangunan ambil air ke turbin air disebut pipa pesat (penstock). Saluran pipa tekan adalah nama umum bagi dasar atau terowongan yang dipakai untuk menempatkan pipa pesat, blok angker (anchor block) dan pelana (saddle), yang akan menahan pipa pesat tersebut. Untuk menentukan luas penampang pipa pesat dapat digunakan persamaan: A n =... (6) A n = Luas penampang pipa pesat (m 2 ) D = Diameter pipa (m) Untuk menentukan Kecepatan dalam aliran pipa pesat dapat digunakan persamaan berikut: V =... (7) V = Kecepatan dalam aliran (m/det) Q = Debit aliran (m 3 /det) D = Diameter pipa pesat (m) 3
4 Losses (kehilangan inggi tekan) pada saluran penstok akibat saringan (trashrack) dapat digunakan persamaan berikut: h s = k t ( ) 4/3 Sin... (8) h s = kehilangan tinggi tekan akibat saringan (m) k t = koefisien kehilangan energi karena bentuk kisi (0,5 untuk bentuk persegi/ tegak, 0,05 untuk bentuk yang dibulatkan) t k = tebal kisi (m) b k = jarak kisi (m) = sudut pemasangan v = kecepatan aliran (m/s) g = gravitasi (9,8 m/s 2 ) Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstok akibat pemasukan dapat digunakan persamaan berikut: h p = K x... (9) h p = Kehilangan tinggi tekan akibat pemasukan (m) K = Koefisien kecepatan (0,95) Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstok akibat belokan dapat digunakan persamaan berikut: h b = K b x... (10) h b = Kehilangan tinggi tekan akibat belokan (m) K b =Koefisien belokan (0,67 dengan belokan 50 o ) Bangunan sentral (power house) Bangunan sentral (power house) adalah nama umum bagi fasilitas yang berisikan turbin air, generator dan mesin-mesin pembantu lainnya. Ada berbagai macam bangunan sentral menurut bagiannya yang terletak di atas tanah dan menurut bentuk pondasi turbin air dan generator. Pada umumnya apabila bangunan sentral direncanakan pemilihan lokasi dan bentuk bangunan atas tanahnya (super structure) penting sekali Penggerak Mula (Prime Mover) Turbin Turbin-turbin hidraulik, berhubungan erat dengan generator, fungsi utamanya adalah mengubah energi air menjadi tenaga listrik. Air mengalir melalui turbin, memberi tenaga pada penggerak (runner) dari turbin dan membuatnya berputar. Corong dari penggerak berhubungan langsung dengan generator, asalkan tenaga mekanik yang penting tersalur pada generator. Jadi, turbin-turbin menempati posisi kunci dalam bidang teknik hidroelectric (hidrolistrik) dan membentuk suatu bagian besar dari seluruh pembangkitan. Gambar 3. Diagram Aplikasi Berbagai Jenis Turbin ( 8/water-turbine) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kecepatan Aliran Air Pengukuran kecepatan aliran air, dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran pada masing-masing titik, dengan jarak pengukuran 10 meter sehingga diperoleh kecepatan aliran air saluran penghantar (V) dari hasil pengukuran dapat dihitung dengan persamaan (2.13), misalnya pada saluran penghantar di titik A dengan 3 kali percobaan, contoh pada percobaan 1 dengan jarak (S) sepanjang 10 meter dengan waktu (T) 14,56 detik maka: V 1 = = 0,686 m/det Jadi waktu kecepatan air dititik A pada percobaan 1 adalah 0,686 m/det, dengan cara yang sama dapat dihitung kecepatan air dititik A pada percobaan 2 dan percobaan 3 sebagai berikut: V 2 = V 3 = = 0,678 m/det = 0,682 m/det Jadi waktu kecepatan air di titik A pada percobaan 2 dan 3 adalah 0,678 m/det dan 0,682 m/det. Dengan cara yang sama dapat dihitung kecepatan aliran pada titik B dan titik C yang dapat dilihat pada tabel 4.1 hasil perhitungan kecepatan air berikut: 4
5 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kecepatan Aliran Air pada Saluran Terbuka Kecepatan aliran Percobaan Jarak (m/detik) (m) Titik Titik Titik A B C ,686 0,683 0, ,678 0,666 0, ,682 0,674 0,691 Kecepatan rata-rata disetiap titik dapat dihitung sebagai berikut: V ra = V rb = V rc = = 0,682 m/det = 0,674 m/det = 0,681 m/det kecepatan rata-rata aliran air di saluran penghantar dapat dihitung sebagai berikut : V rtotal = = 0,678 m/det Jadi kecepatan rata-rata aliran air di saluran penghantar adalah 0,678 m/det Analisa Penampang Aliran Air Luas penampang aliran air saluran penghantar dengan lebar dasar (b) 2 meter, tinggi air (h) 2,2 meter dan kemiringan (m) 1,5 dapat dihitung dengan persamaan 2.5 berikut : A = ( b + m. h ) h = ( 2 + 1,5. 2,2 ) 2,2 = 11,66 m 2 Jadi dari hasil analisa tersebut didapat luas aliran air disaluran penghantar sebesar 11,66 m 2, dengan kedalaman air 2,2 meter Analisa Debit Air Saluran Penghantar Setelah didapatkan luas penampang pada saluran air (A) yaitu 11,66 m 2 dan kecepatan rata-rata aliran air saluran penghantar (V) yaitu 0,678 m/det maka debit air saluran penghantar (Q) dapat dihitung dengan persamaan (2.14) berikut: Q = V x A (m 3 /det) = 0,678 x 11,66 = 7,905 m 3 /det Jadi dari hasil analisa tersebut didapat debit air saluran penghantar sebesar 7,905 m 3 /det. Berdasarkan data diperoleh bahwa debit yang digunakan adalah 10,25 m 3 /det, sehingga terlihat adanya penyusutan debit air, hal ini disebabkan hulu sungai banyak beralih fungsi Tinggi Jatuh Air Efektif Untuk luas penampang penstock dapat dihitung dengan persamaan berikut. Diameter penstock) (D) memiliki ukuran 1,7 m untuk unit #1 dan unit #2, yang dapat dilihat pada data teknis penstock. Maka dari itu, dilakukan perhitungan dengan persamaan (2.17) sebagai berikut: A n = = = 2,268 m 2 Jadi luas penampang penstock dengan diameter penstock 1,7 m adalah 2,268 m 2 Untuk kecepatan air dalam aliran penstock dengan debit (Q) 7,905 m 3 /det dan diameter penstock 1,7 m dapat dihitung dengan persamaan (2.18) sebagai berikut: V = = = = 3,485 m/det. Jadi kecepatan air dalam ailiran penstock adalah 3,485 m/det. Untuk losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat saringan (trashrack) dengan koefisien kehilangan energi karena bentuk kisi sebesar 0,5, tebal kisi 0,01 m, jarak antar kisi 0,028 m, sudut pemasangan 45 o dapat dihitung dengan persamaan (2.19) sebagai berikut: h t = k t Sin = 0,5 Sin 45 = 0,5 x 0,253 x 0,7 x 0,619 = 0,0548 m Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat saringan (trashrack) adalah 0,0548 m. Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstock akibat pemasukan pada pipa dengan koefisien kecepatan 0,95 dapat dihitung dengan persamaan (2.20) sebagai berikut: h p = K x = 0,95 x = 0,95 x 0,619 = 0,5880 m Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat pemasukan pada pipa adalah 0,588 m. 5
6 Losses (kehilangan tinggi tekan) pada saluran penstock akibat belokan dengan koefisien belokan 0,67 dapat dihitung dengan persamaan (2.21) sebagai berikut: h b = K b x = 0,67 x = 0,67 x 0,619 = 0,4147 m Jadi losses (kehilangan energi) pada saluran penstock akibat belokan pada pipa adalah 0,4147 m. Kehilangan tinggi tekan total dapat dihitung sebagai berikut: h total = 0, , ,4147 = 1,0575 m Jadi tinggi jatuh efektif yang tersedia dengan tinggi total 69 m adalah: H eff = 69 1,0575 = 67,9425 m sedangkan unit #3 memiliki ukuran 1,8 m yang dapat dilihat pada data teknis penstock. Kehilangan tinggi tekan total dapat dihitung sebagai berikut: h total = 0, , ,3296 = 0,8405 m Jadi tinggi jatuh efektif yang tersedia dengan tinggi total 69,4 m adalah: H eff = 69,4 0,8405 = 68,5595 m 3.5. Potensi Daya Unit #1 Dengan memasukan nilai efisiensi turbin bersama generator sebesar 0,95 maka potensi daya output unit #1 adalah: P t = 9,8 m/detik 2 x 7,905 m 3 /detik x 67,9425 m x 0,95 x 1000 kg/m 3 = ,656 kg m 2 /detik 3 = ,656 Joule/detik = ,656 Watt = 5.000,265 kw = 5,000 MW Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh turbin generator unit #1 sebesar 5,000 MW Potensi Daya Unit #2 Dengan memasukan nilai efisiensi turbin bersama generator sebesar 0,95 maka potensi daya output unit #2 adalah: P t = 9,8 m/detik 2 x 7,905 m 3 /detik x 67,9425 m x 0,95 x 1000 kg/m 3 = ,656 kg m 2 /detik 3 = ,656 Joule/detik = ,656 Watt = 5.000,265 kw = 5,000 MW Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh turbin generator unit #2 sebesar 5,00 MW Potensi Daya Unit #3 Dengan memasukan nilai efisiensi turbin bersama generator sebesar 0,95 maka potensi daya output unit #3 adalah: P t = 9,8 m/detik 2 x 7,905 m 3 /detik x 68,5595 m x 0,95 x 1000 kg/m 3 = ,11 kg m 2 /detik 3 = ,11 Joule/detik = ,11 Watt = 5.045,674 kw = 5,045 MW Jadi potensi daya yang dibangkitkan oleh turbin generator unit #3 sebesar 5,045 MW. Total potensi daya yang dibangkitkan di PLTA Ubrug adalah sebagai berikut: P total = unit #1 + unit #2 + unit #3 = 5, , ,045 = 15,045 MW Jadi total potensi daya yang dapat dibangkitkan di PLTA Ubrug sebesar 15,045 MW Analisa Daya Terpasang Secara teoritis output daya terpasang yang dibangkitkan oleh PLTA Ubrug dapat dihitung dengan persamaan (2.7) dengan melihat nameplate atau data teknis yang ada pada masing-masing generator dan turbin yang ada pada PLTA Ubrug. maka output daya terpasang adalah sebagai berikut: Daya Terpasang Unit #1 Dengan memasukan data yang diperoleh dari nameplate atau data teknis turbin dan generator unit #1 maka daya terpasang adalah sebagai berikut: P #1 = x V x 605 A x 0,9 = kw = 5,94 MW Jadi output daya yang terpasang oleh generator sebesar 5,94 MW Daya Terpasang Unit #2 Dengan memasukan data yang diperoleh dari nameplate atau data teknis turbin dan generator unit #2 maka daya terpasang adalah sebagai berikut: 6
7 P #2 = x V x 605 A x 0,9 = kw = 5,94 MW Jadi output daya yang terpasang oleh generator sebesar 5,94 MW Daya Terpasang Unit #3 Dengan memasukan data yang diperoleh dari nameplate atau data teknis turbin dan generator unit #3 maka daya terpasang adalah sebagai berikut: P #3 = x V x 660 A x 0,9 = kw = 6,48 MW Jadi output daya yang terpasang oleh generator sebesar 6,48 MW Total daya terpasang di PLTA Ubrug adalah sebagai berikut: P total = unit #1 + unit #2 + unit #3 = 5,94 + 5,94 + 6,48 = 18,36 MW Jadi total output daya yang terpasang di PLTA Ubrug sebesar 18,36 MW Karakteristik Beban Pada analisa sebelumnya telah diketahui bahwa debit air saluran penghantar sebesar 7,905 m 3 /s hanya mampu membangkitkan potensi daya dengan kinerja sebesar 15,045 MW. Berdasarkan data diperoleh bahwa debit yang digunakan adalah 10,25 m 3 /s mampu membangkitkan daya dengan kinerja sebesar 18,36 MW, sehingga terlihat adanya penyusutan debit air. Hal ini disebabkan oleh hutan dihulu sungai yang berfungsi sebagai sumber resapan air banyak yang dialih fungsikan sebagai pemukiman warga, kawasan industri dan paling utama masalah sampah yang terbawa oleh aliran air sungai Cicatih ikut masuk bersama aliran air di saluran penghantar yang merupakan kendala Operasi Unit Pembangkit PLTA Ubrug. Akibat dari penyusutan debit air, PLTA Ubrug Sukabumi mengalami penurunan kinerja karena debit air yang digunakan untuk menggerakkan turbin air berkurang, akibatnya daya yang dihasilkan PLTA Ubrug Sukabumi juga berkurang. Berdasarkan data yang diambil pada tanggal 03 Nopember 2016 beban puncak terjadi pada jam WIB sebesar 9,5 MW. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan debit air pada jam tersebut, dengan dioperasikan nya 2 (dua) unit generator, dan beban terendah pada jam WIB. Berikut adalah gambar grafik karakteristik beban harian seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 4.Grafik Karakteristik Beban Harian Berdasarkan data yang diambil dari hari senin, 14 Nopember 2016 sampai dengan hari minggu, 20 Nopember 2016, beban terendah terjadi hari selasa sebesar 152,5 MW. Hal ini disebabkan oleh tidak beroperasinya unit #1 dan Unit #2 berhenti beroperasi pada jam WIB, dengan dioperasikan nya 1 (satu) unit generator, maka beban menjadi rendah, sedangkan beban tertinggi terjadi pada hari senin sebesar 229,5 MW. Hal ini disebabkan oleh debit air yang mencukupi dan beroperasinya unit #2 dan Unit #3. Berikut adalah gambar grafik karakteristik beban mingguan seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 5. Grafik Karakteristik Beban Mingguan Berdasarkan data yang diambil dari hari selasa, 01 Nopember 2016 sampai dengan hari rabu, 30 Nopember 2016, beban terendah terjadi kamis 01 Nopember 2016 sebesar 77,5 MW. Hal ini disebabkan oleh tidak beroperasinya unit #1 dan Unit #3, dengan dioperasikan nya 1 (satu) unit generator, maka beban menjadi rendah, sedangkan beban tertinggi terjadi pada hari senin, 14 Nopember 2016 sebesar 229,5 MW. Hal ini disebabkan oleh debit air yang mencukupi dan beroperasinya unit #2 dan Unit #3. Berikut adalah gambar grafik karakteristik beban bulanan seperti terlihat pada gambar di bawah ini: 7
8 Gambar 6. Grafik Karakteristik Beban Bulanan Studi Kinerja PLTA Ubrug Dalam analisa untuk perhitungan kinerja PLTA Ubrug, dilakukan perbandingan antara daya potensi yang dapat dibangkitkan, hasil pengukuran kinerja turbin generator dan daya yang terpasang pada unit pembangkit seperti yang dimuat pada tabel perbandingan beban. Berikut adalah perbandingan beban masingmasing unit pembangkit. KTH (Kolam Tandon Harian) dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya sebesar 4 MW bertahan sampai jam WIB. Pada jam WIB daya meningkat menjadi 4,5 MW, dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya sebesar 4,5 MW bertahan sampai jam WIB. Pada jam WIB daya menurun kembali menjadi 4 MW karena tinggi muka air di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut bertahan sampai dengan jam WIB. Berdasarkan gambar 4.4 grafik perbandingan beban harian unit #1 di PLTA Ubrug Sukabumi kinerja turbin generator kurang maksimal karena ada potensi yang kurang dimanfaatkan. Berikut adalah gambar grafik perbandingan beban bulanan Unit #1 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Perbandingan Kinerja Unit #1 Berdasarkan data tabel perbandingan beban dilakukan perbandingan kinerja antara daya terpasang, daya pengukuran dan daya potensi. Daya hasil pengukuran lebih rendah dibandingkan dengan daya potensi dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh debit air yang kurang dan kondisi mesin unit #1 yang hanya digunakan sebagai cadangan.berikut adalah gambar grafik perbandingan beban harian Unit #1 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 7. Grafik Perbandingan Beban Harian Unit #1 Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban harian unit #1 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada 19 Desember 2016, hanya unit #1 yang beroperasi, sedangkan unit #2 dan unit #3 tidak beroperasi. Kondisi daya pada jam WIB sebesar 4 MW. karena tinggi muka air di Gambar 8. Grafik Perbandingan Beban Bulanan Unit #1 Berdasarkan gambar 4.5 grafik perbandingan beban bulanan unit #1 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada bulan Desember 2016, unit #1 hanya beroperasi pada tanggal 18 Desember 2016 sampai dengan tanggal 22 Desember Beban tertinggi terjadi pada tanggal 21 Desember 2016 sebesar 101,5 MW dan beban terendah terjadi pada tanggal 18 Desember 2016 sebesar 53 MW. Berdasarkan gambar 4.5 grafik perbandingan beban bulanan unit #1 kinerja turbin generator unit #1 kurang maksimal karena ada potensi yang kurang dimanfaatkan dan kinerja turbin generator unit #1 hanya bekerja sebagai unit cadangan Perbandingan Kinerja Unit #2 Berdasarkan data tabel perbandingan beban diambil pada hari rabu, 23 Nopember 2016, daya hasil pengukuran fluktuatif terhadap daya potensi dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh debit air yang dipengaruhi oleh cuaca dan 8
9 kondisi mesin yang sudah tua sehingga mengurangi kinerja dari unit itu sendiri. Berikut adalah gambar perbandingan beban harian Unit #2 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 10. Grafik Perbandingan Beban Bulanan Unit #2 Gambar 9. Grafik Perbandingan Beban Harian Unit #2 Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban harian unit #2 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada 23 Nopember Kondisi daya pada jam WIB sebesar 2,5 MW. karena tinggi muka air di KTH (Kolam Tandon Harian) terjadi penurunan. Pada jam WIB daya beban meningkat menjadi 4,5 MW, dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya sebesar 4,5 MW bertahan sampai jam WIB. Pada jam WIB daya menurun menjadi 3 MW karena tinggi muka air di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut bertahan sampai dengan jam WIB. Pada jam WIB daya menurun kembali menjadi 2,5 MW karena tinggi muka air di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut bertahan sampai dengan jam WIB. Pada jam WIB daya menurun kembali menjadi 2,5 MW karena tinggi muka air di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut bertahan sampai dengan jam WIB. Pada jam WIB daya meningkat menjadi 5 MW, dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya sebesar 5 MW bertahan sampai jam WIB. Berikut adalah gambar grafik perbandingan beban bulanan Unit #2 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban bulanan unit #2 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada bulan Nopember 2016, unit #2 beroperasi 1 (satu) bulan penuh. Daya tertinggi terjadi pada tanggal 09 Nopember 2016 sebesar 123 MW dan daya terendah terjadi pada tanggal 16 Nopember 2016 sebesar 42,5 MW. Berdasarkan gambar 4.7 grafik perbandingan beban bulanan unit #2 kinerja turbin generator unit #2 kurang maksimal karena ada potensi yang kurang dimanfaatkan tetapi pada tanggal 09 Nopember 2016 daya pengukuran sama dengan daya potensi Perbandingan Kinerja Unit #3 Berdasarkan data perbandingan beban diambil pada hari rabu, 15 Desember 2016, daya hasil pengukuran lebih rendah terhadap daya potensi dan daya terpasang. Hal ini disebabkan oleh debit air yang dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi mesin yang sudah tua sehingga mengurangi kinerja dari unit itu sendiri. Berikut adalah gambar perbandingan beban harian Unit #3 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 11. Grafik Perbandingan Beban Harian Unit #3 9
10 Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban harian unit #2 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada 23 Nopember Kondisi daya pada jam WIB sebesar 3 MW, keadaan daya sebesar 3 MW bertahan sampai jam WIB. Pada jam WIB daya menurun menjadi 2,5 MW karena tinggi muka air di KTH yang mengalami pengurangan. Kondisi tersebut bertahan sampai dengan jam WIB. Pada jam WIB daya meningkat menjadi 3 MW, dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya sebesar 3 MW bertahan sampai jam WIB. Pada jam WIB daya meningkat menjadi 4 MW, dikarenakan tinggi muka air di KTH dirasa cukup untuk menaikkan daya yang dihasilkan turbin generator, keadaan daya sebesar 4 MW bertahan sampai jam WIB. Berikut adalah gambar grafik perbandingan beban bulanan Unit #3 seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 12. Grafik Perbandingan Beban Bulanan Unit #3 Berdasarkan gambar grafik perbandingan beban bulanan unit #3 di PLTA Ubrug Sukabumi yang diambil pada bulan Nopember 2016, unit #3 beroperasi 1 (satu) bulan dan pada tanggal 9 Nopember 2016 unit #3 tidak beroperasi. Daya tertinggi terjadi pada tanggal 28 Nopember 2016 sebesar 124,5 MW dan daya terendah terjadi pada tanggal 10 Nopember 2016 sebesar 6,5 MW. Berdasarkan gambar 4.9 grafik perbandingan beban bulanan unit #2 kinerja turbin generator unit #2 kurang maksimal karena ada potensi yang kurang dimanfaatkan tetapi pada tanggal 28 Nopember 2016 daya pengukuran sama daya potensi. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi kinerja generator Pembangkit Listrik Tenaga Air Ubrug Sukabum, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan data di lapangan daya terpasang dengan kapasitas masingmasing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,94 MW serta unit #3 sebesar 6,48 MW. dengan total daya sebesar 18,36 MW Tetapi hanya 2 (dua) unit yang dioperasikan secara terpisah karena keterbasan air. Dari hasil perhitungan potensi daya, daya yang dapat dibangkitkan dengan kapasitas masing-masing unit #1 dan Unit #2 sebesar 5,000 MW serta unit #3 sebesar 5,045 MW dengan total daya sebesar 15,045 MW lebih kecil dari daya yang terpasang pada PLTA yang digunakan yaitu sebesar 18,36 MW, karena debit air yang berkurang. Secara analisa debit air yang ada di sungai Cicatih hanya cukup menggerakkan 2 (dua) unit pembangkit yang ada di PLTA Ubrug. Dari hasil analisa kinerja, daya hasil pengukuran lebih rendah terhadap beban potensi dan daya terpasang, ada juga daya hasil pengukuran yang sama dengan hasil daya potensi. Hal ini disebabkan mesin yang sudah tua dan hutan di hulu sungai yang berfungsi sebagai sumber resapan air banyak yang dialihfungsikan sebagai pemukiman warga, kawasan industri dan paling utama masalah sampah yang terbawa oleh aliran air sungai Cicatih ikut masuk bersama aliran air di saluran penghantar. 5. DAFTAR PUSTAKA Akbar tajilapak.wordpress.com. Turbin. Diakses kembali pada tanggal 09 Desember Alfatih, Moery fadhilsttpln07.blogdetik.com. Penggunaan Turbin Cross-Flow Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Diakses kembali pada tanggal 09 Desember 2016 Almahali, Jalaludin Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug Sukabumi. Bogor: Universitas Pakuan. 10
11 Arismunandar, Artono Kuwahara Susumu Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Pembangkitan Dengan Tenaga Air. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Arismunandar, Wiranto Penggerak Mula, Turbin. Bandung: Insitut Teknologi Bandung. Dandekar, M.M. dan Sharma. K.N Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Universitas Indonesia. Hasbi, yokealjauza.wordpress.com Mesin Konversi Energi Water Turbine. Diakses kembali pada tanggal 09 Desember Ismanto, Ardi konservasibidang1ntt.blogspot.co.id Pengukuran Debit Air Secara Sederhana. Diakses kembali pada tanggal 09 Desember Jonsen Pemodelan Hidrograf Menggunakan Pendekatan Geomorfologi (Studi Kasus Sub Daerah Aliran Sungai Cicatih). Bogor: Institut Pertanian Bogor (IPB). Sedya Sebayang Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro. Bandung. Sidharta, S.K Irigasi Dan Bangunan Air. Jakarta: Gunadarma. Suyitno M Pembangkit Energi Listrik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wijaya, Mochtar Dasar Dasar Mesin Listrik. Jakarta: Djambatan. RIWAYAT HIDUP 1. Fitrah Alamsyah, S.T, Alumni Tahun 2017 Program Studi Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2. Prof. Dr. Rer. Pol. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc, Guru Besar dan Staf Dosen Program Studi Elektro - Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 3. Dr. Ir. Hasto Soebagia, M.Eng. Staf Dosen Program Studi Elektro - Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. Marsudi, Djiteng Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga. Permatasari, R eprints.undip.ac.id Pembangkit Listrik Tenaga Air. Diakses kembali pada tanggal 23 Oktober 2016 Petruzella, Frank D Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi. Pramana, Kurniawan kurniawanpramana.wordpress.com. Generator Sinkron. (Diakses kembali pada tanggal 15 Oktober 2016) Profil Pembangkit Lisrrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug Sukabumi. Indonesia Power. Sukabumi. Putro, Yogi Suryo Setyo, Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Di Sungai Atei desa Tumbang Atei Kecamatan Sanamang Mantikai Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Malang: Universitas Brawijaya. 11
HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous
HYDRO POWER PLANT Prepared by: anonymous PRINSIP DASAR Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengambil air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Faris Azhar, Abdullah
Lebih terperinciSESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA
SESSION 8 HYDRO POWER PLANT 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA 6. Kelebihan dan Kekurangan PLTA 1. POTENSI PLTA Teoritis Jumlah potensi tenaga air di permukaan
Lebih terperinciMakalah Pembangkit listrik tenaga air
Makalah Pembangkit listrik tenaga air Di susun oleh : Muhamad Halfiz (2011110031) Robi Wijaya (2012110003) Alhadi (2012110093) Rari Ranjes Noviko (2013110004) Sulis Tiono (2013110008) Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 3.1. PLTMH Cinta Mekar Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH Cinta Mekar (Sumber IBEKA) PLTMH Cinta Mekar
Lebih terperinciSurvei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur
5 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 5.1. Pengertian PLTMH PLTMH pada prinsipnya sama dengan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) seperti Jati Luhur dan Saguling di Jawa Barat. Masyarakat di
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Saluran Irigasi Mataram PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM Titis Haryani, Wasis Wardoyo, Abdullah Hidayat SA.
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT. Teknik Elektro FPTK UPI, 2009
KONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI, 2009 LATAR BELAKANG Total pembangkit kelistrikan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah sebesar 25.218 MW, yang terdiri atas 21.769 MW milik
Lebih terperinciSTUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO
STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO S. Warsito, Abdul Syakur, Agus Adhi Nugroho Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Lebih terperinciPRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG
PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Pengembangan Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik
Lebih terperinciSIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI Fulgensius Odi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciSTUDI AWAL PERENCANAAN S
STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO (PLTMH) DI DESA UMPUNGENG DUSUN BULU BATU KECAMATAN LALA BATA KABUPATEN SOPPENG M. Ahsan S. Mandra Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )
PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,
BAB 2 LANDASAN TEORI Pusat listrik memiliki berbagai macam sumber tenaga, diantaranya adalah: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik
Lebih terperinciListrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai
Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai Sardi Salim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo sardi@ung.ac.id Abstrak Pembangkit listrik mikrohidro adalah
Lebih terperinciBAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK
BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK Perangkat elektro mekanik merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan oleh suatu PLTMH untuk menghasilkan energi listrik Proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Air dalam skala kecil dimana daya yang dihasilkan < 1 Mega Watt, yang merupakan bentuk
Lebih terperinciOptimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)
Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro) Oleh: ASROFUL ANAM, ST., MT. Jurusan Teknik Mesin S-1 Institut Teknologi Nasional Malang Hydropower klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTH) Big Dam Small
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ANDI SUSANTO NIM : D200 080
Lebih terperinciANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK
ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK W.G. Suharthama, 1 I W.A Wijaya, 2 I G.N Janardana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen
Lebih terperinciTahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
I. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama dalam pemuatan PLTMH yaitu air (sebagai sumber energi), turbin, dan generator. Air yang mengalir
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban
TUGAS AKHIR Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu (S1) Di susun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT Oleh : Sulaeman 1 dan Ramu Adi Jaya Dosen Teknik Mesin 1 Mahasiswa Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III UMUM
III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM Sebagai langkah awal sebelum menyusun Tugas Akhir secara lengkap, terlebih dahulu disusun metodologi untuk mengatur urutan pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir. Metodologi
Lebih terperinciGALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT
PEMANFAATAN KEHILANGAN ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (studi kasus bangunan terjun (BT2 BT4) pada saluran primer Padi Pomahan, D.I Padi Pomahan, Desa Padi, Kecamatan
Lebih terperinciABSTRAK. energi listrik, khususnya di pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. PLTMH merupakan alternatif yang sangat potensial bila
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10 No. 0, September 017 :44-50 STUDI PIPA PESAT PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) Marlina Kamis*, Ruslan Amir** Dosen prodi teknik sipil UMMU Ternate* Alumni
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dapat dibangun apabila terdapat debit air dan tinggi jatuh yang cukup sehingga kelayakannya dapat tercapai.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
NASKAH PUBLIKASI APLIKASI GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) MENGGUNAKAN KINCIR AIR TIPE PELTON Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO
DESAIN DAN ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO Sunardi 1*, Wahyu Sapto Aji 2*, Hernawan Aji Nugroho 3 1,2,3 Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Soepomo Janturan Yogyakarta * Email: sunargm@gmail.com
Lebih terperinciPEMANFAATAN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMh) MENGGUNAKAN KINCIR TIPE OVERSHOT Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO
Vol. 3, No. 2, Desember 2017 36 PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO Hernawan Aji Nugroho, Sunardi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR 2.1 Dasar Hukum Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Banyak perusahaan swasta telah memulai usaha di bidang pembangkitan atau lebih dikenal dengan IPP
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO BANTAL PADA PABRIK GULA ASSEMBAGOES KABUPATEN SITUBONDO
EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO BANTAL PADA PABRIK GULA ASSEMBAGOES KABUPATEN SITUBONDO PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Disusun Oleh : Febriananda Mulya Pratama NIM. 0910633048-63 KEMENTERIAN
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA Agung Suharwanto (L2F008102) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA
EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Lebih terperinciSURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI
2016 SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI PT PLN (PERSERO) PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN 2016 Halaman : 2 dari 16 Kegiatan : Pelaksanaan Pekerjaan Survey Potensi PLTM Kananggar & Nggongi
Lebih terperinciKAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT
KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT Engkos Koswara 1*, Dony Susandi 2, Asep Rachmat 3, Ii Supiandi 4 1 Teknik Mesin
Lebih terperinciPERANCANGAN INSTALASI ALIRAN AIR PLTA RENUN GUNA PENINGKATAN DAYA KELUARAN GENERATOR SINKRON
PERANCANGAN INSTALASI ALIRAN AIR PLTA RENUN GUNA PENINGKATAN DAYA KELUARAN GENERATOR SINKRON Richard Manumpak Batubara, Eddy Warman Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Penelitian Lokasi Penelitian terletak di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan kecamatan Kampar kiri Kabupaten Kampar. Pada penelitian ini, peneliti menguraikan langkahlangkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang mempunyai peranan penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciSTUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PIPA PENSTOCK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO PADA DESA PENYANDINGAN KAB.
STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PIPA PENSTOCK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO PADA DESA PENYANDINGAN KAB. OKU SELATAN H. Azharuddin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian... iii Lembar Pengesahan Penguji... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - TE STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO
TUGAS AKHIR - TE091398 STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO ARDHA SANDY P NRP 2206 100 132 Dosen pembimbing Ir. Sjamsjul Anam,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO
BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO 2.1. Pengertian PLTA Skala Piko Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas : 1. Large-hydro : lebih dari
Lebih terperinciPRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT
PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan
Lebih terperinciLAPORAN PERJALANAN EKSKURSI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR
LAPORAN PERJALANAN EKSKURSI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perancangan Infrastruktur Keairan Dosen Pengampu: Dr. Ing. Ir. Dwita Sutjiningsih, Dipl. HE Evi Anggraheni,
Lebih terperinciPERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO
TUGAS AKHIR RC 09 1380 PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO Taufan Andrian Putra NRP 3109 100 078 Dosen Pembimbing: Prof.
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBAHASAN
BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum perkotaan maupun pedesaan. Segala macam aktifitas manusia pada saat ini membutuhkan energi listrik untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Saat ini, listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Listrik dibutuhkan tidak hanya untuk penerangan, melainkan juga untuk melakukan aktivitas
Lebih terperinciLAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK
LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Informasi Umum Pembangkit 3. Informasi Finansial Proyek 4. Titik Interkoneksi 1. Definisi
Lebih terperinciEVALUASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) KAPASITAS 40 kva DESA RIRANG JATI KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU
EVALUASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) KAPASITAS 40 kva DESA RIRANG JATI KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU Asyad Nugroho 1 ), H.Ismail Yusuf 2 ), Kho Hie Kwee 3 ) 1,2,3) Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara
Lebih terperinciANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL
ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL Purnomo 1 Efrita Arfah Z 2 Edi Suryanto 3 Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN MENGENAI DIAMETER PIPA PESAT (PENSTOCK) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)
TUGAS AKHIR KAJIAN MENGENAI DIAMETER PIPA PESAT (PENSTOCK) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (STUDI KASUS DESAIN PLTMH DI SUNGAI KAYAN, KECAMATAN KAYAN SELATAN, KABUPATEN MALINAU, PROVINSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas
BAB IV HASIL ANALISIS 4.1 Perhitungan Ketinggian (head) Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas ketinggian yang merupakan awal dari jatuhnya air horizontal bagian yang
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciPERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum PLTMH Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun Mikro
Lebih terperinciEnergi dan Ketenagalistrikan
PENGEMBANGAN PLTMH TURBIN SIPHON : PROSPEK DAN HAMBATANNYA DI INDONESIA Widhiatmaka Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan widhi_wise@yahoo.com S A
Lebih terperinciMAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT LEMBAGA PENGKAJIAN TEKNOLOGI 1 MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
Lebih terperinciPotensi Tenaga Air di Indonesia Selama ini telah beberapa kali dilakukan studi potensi tenaga air di negara kita. Pada tahun 1968 Lembaga Masalah Ketenagaan- PLN (LMK) mencatat potensi tenaga air sebesar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 69-74 KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO Mulyono, Suwarti Program Studi Teknik Konversi Energi,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan
ANALISIS PENGARUH BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK DAN EFISIENSI GENERATOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON KUMULATIF DAN KOMPON DIFERENSIAL (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Syahrizal
Lebih terperinciPembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono
Pembangkit Listrik Tenaga Air BY : Sulistiyono Pembangkit listrik tenaga air Tenaga air bahasa Inggris: 'hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Air merupakan sumber energi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA
BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT
ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinci58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!
TURBIN AIR 1. Jelaskan secara singkat tentang sejarah diketemukannya turbin air sebagai tenaga penggerak mula? 2. Jelaskan perbedaan antara pembangkit tenaga listrik dengan tenaga air dan tenaga diesel?
Lebih terperinciREVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A)
REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A) Indra Bagus Kristiarno 1, Lutfi Chandra Perdana 2,Rr. Rintis Hadiani 3 dan Solichin 4 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air. Banyaknya sungai dan danau air
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang ratarata 6% per tahun. Setiap tahun
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga Oleh: Andi Prasetiyanto, Nizar Mahrus, Sri Sangkawati, Robert
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Diajukan oleh : ARI WIJAYANTO D 400 100 014 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciHUBUNGAN TENAGA AIR TERHADAP KELUARAN DAYA LISTRIK DAN ASPEK EKONOMIS DI PLTMH GUNUNG SAWUR 2 LUMAJANG
HUBUNGAN TENAGA AIR TERHADAP KELUARAN DAYA LISTRIK DAN ASPEK EKONOMIS DI PLTMH GUNUNG SAWUR 2 LUMAJANG MAKALAH SEMINAR HASIL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciLAMPIRAN B BATASAN TEKNIS
LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Ketersediaan Debit Sungai 3. Batasan Bangunan Sipil 4. Kapasitas Desain dan Produksi Energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1 Latar Belakang Dalam sistem PLTA, turbin air tergolong mesin konversi energi yang mengubah energi translasi gerak lurus menjadi energi gerak rotasi. Energi air tergolong energi terbarukan atau
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU
PKMT-2-16-1 RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU Pamungkas Irwan N, Franciscus Asisi Injil P, Karwanto, Samodra Wasesa Jurusan Teknik
Lebih terperinciUJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI
UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI (Test of Blade Number of Irrigation Water Power Plant Equipment) Amanda Buna Satria Siregar 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Sulastri Panggabean
Lebih terperinciKata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi
ABSTRAK Ketergantungan pembangkit listrik terhadap sumber energi seperti solar, gas alam dan batubara yang hampir mencapai 75%, mendorong dikembangkannya energi terbarukan sebagai upaya untuk memenuhi
Lebih terperinciScheduling Energi Pembangkitan di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman
Scheduling Energi Pembangkitan di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman SCHEDULING ENERGI PEMBANGKITAN DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN BRANTAS PLTA SIMAN I Made Barata Danajaya S1 Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciIHFAZH NURDIN EKA NUGRAHA, WALUYO, SYAHRIAL Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Bandung
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Oktober 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.4 Penerapan dan Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro dengan Turbin Propeller
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 lalu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 mengenai Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO. 2.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro
BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian PLTMH Dan Perbedaan PLTA Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga mikrohidro semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah
Lebih terperinciGambar 2.1. Simulasi pembangkit listrik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Listrik Pembangkit adalah sesuatu yang membangkitkan atau alat untuk membangkitkan sesuatu. Dengan demikian dalam suatu sistem tenaga listrik yang dimaksud dengan
Lebih terperinciOKTOBER 2011. KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq
OKTOBER 2011 KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR A. KAPASITAS MICRO-HYDRO SD 100 KW MINI-HYDRO 100 KW 1 MW SMALL-HYDRO 1
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NURSALIM NIM : D200 08 0104 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis energi yang melanda dunia khususnya di Indonesia, telah membuat berbagai pihak mencari solusi dan melakukan penelitian untuk mencari sumber energi
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari
BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH 3.1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN PLTMH
BB V PERENCNN PLTMH 5. UMUM nalisa terhadap alternatif pemilihan alat dan jenis turbin, memperoleh kesimpulan bahwa untuk perencanaan PLTMH di Desa Sadang, Kecamatan Jekulo, menggunakan jenis turbin kayu
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Irma Wirantina Kustanrika ABSTRAK Terbatasnya pasokan
Lebih terperinciBAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus
Lebih terperinci