BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Islam, setiap orang diwajibkan untuk mengikuti dua pedoman dalam hidup agar menjadi manusia yang baik dan bermanfaat bagi lingkungannya. Dua pedoman tersebut terdiri dari Al-Qur an, kitab suci umat Islam dan As-Sunnah, segala sesuatu yang dilakukan oleh nabi Muhammad mulai sikap, tindakan, dan ucapannya terhadap hal yang terjadi dan dialami sehari hari. Berdasarkan beberapa ayat dalam Al-Qur an seperti Q.S. 4:59 dan Q.S. 7:158 menyatakan bahwa seorang muslim diwajibkan untuk mengikuti Sunnah nabi Muhammad, maka sangat penting untuk seorang muslim untuk mempelajari dan memahami hal tersebut. Cara yang dilakukan untuk mempelajari dan memahami Sunnah sangat beragam, di antaranya adalah melalui pendidikan. Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ustadz Dr. Khalid Basalamah, MA, seorang pendakwah yang masyhur di kalangan penuntut ilmu agama Islam yang juga ketua umum Yayasan Ats Tsabat Jakarta Timur, dalam salah satu kajiannya tentang anak menyatakan bahwa pemberian pemahaman atau pendidikan anak perlu dilakukan, jadikan anak suka dengan ilmu agama sehingga dia terbiasa dan mencintai agamanya agar di masa depannya tidak terjerumus pada hal hal yang buruk. Gagalnya pendidikan agama sejak usia dini dapat berakibat fatal terhadap masa depan sang anak, misalnya saja terus meningkatnya kejahatan yang dilakukan anak. Dari berita tanggal 3 Februari 2016 di Kompas.com, Kapolres Palu AKBP Basya Radyananda mengatakan bahwa 80 persen pelaku pencurian dengan kekerasan atau 1

2 begal dilakukan oleh anak di bawah umur. Kejadian yang sama juga terjadi di Madiun, dikutip dari portal berita Radar Madiun sekitar 16 kasus kriminal yang melibatkan anak-anak tercatat sampai bulan juni 2016 hampir melampaui total keseluruhan kasus kriminal pada tahun sebelumnya yaitu 22 kasus. Selain itu salah satu contoh lain bahaya gagalnya pendidikan agama adalah kurangnya pemahaman sang anak mana hal yang baik dan buruk, sehingga jelas pendidikan agama sangat diperlukan. Cara mendidik anak tentang agama khususnya Sunnah bisa dilakukan dengan berbagai cara di antaranya adalah menyampaikan dengan cara yang menarik agar anak mau belajar dan tidak merasa bosan. Cara penyampaian atau media pembelajaran yang paling umum digunakan di Indonesia di berbagai tingkatan pendidikan adalah buku. Namun, berdasarkan survei pada tahun 2011 yang dilakukan UNESCO nilai minat baca orang Indonesia adalah 0,001 persen. Hanya ada 1 orang dalam setiap 1000 orang yang memiliki minat baca. Survei pada tahun 2016 juga masih memperlihatkan hal yang tergolong sama, Central Connecticut State University merilis data peringkat negara berdasarkan literasi atau tingkat baca masyarakat dan Indonesia berada di urutan ke-60 dari total 61 negara yang didata. Bahkan hasil riset yang dilakukan oleh APISI (Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia) tahun 2016, penurunan minat baca ini sudah terjadi di rentang usia sekolah. Minat baca anak sangat dipengaruhi oleh suasana yang belum ramah untuk membaca, Menurut Ary Nilandari, seorang penulis buku anak yang sudah berpengalaman di Indonesia, dalam banyak kasus, anak tidak suka membaca buku karena diberikan buku yang tidak bisa membuat anak terhubung dengan dunianya. Kebanyakan buku sebagai media pembelajaran lebih menyajikan materi yang dikemas dengan sangat serius. Ustadz Dr. Khalid Basalamah, MA juga menyampaikan bahwa cara mengajak anak agar mau mengikuti proses pendidikan agama adalah dengan cara menjadikannya terlihat sebagai sebuah hiburan bukan beban. Melihat isu tesebut, beberapa media pembelajaran dewasa ini mulai mengalami evolusi dengan mengadaptasi teknologi yang ada sekarang. Misalnya saja 2

3 munculnya berbagai aplikasi khusus untuk belajar anak berupa game atau e-book cerita di Google Playstore dan Apple Appstore. Teknologi Augmented Reality atau AR juga mulai diterapkan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian anak. Aplikasi dan game tersebut memang dapat mengasah kecerdasan dan daya pikir anak namun pada sisi lain proses pembuatannya kadang cukup sulit dan biaya yang diperlukan serta dampak penggunaan gadget tanpa kontrol yang cukup berbahaya untuk anak. Menurut Annelia Sari Sani, seorang psikolog dari rumah konsultasi TigaGenerasi, pemaparan gadget pada usia perkembangan dengan kontrol yang kurang dari orang tua dapat berdampak anak menjadi kurang interaksi, pasif dan terputus dari lingkungan. Ketiga dampak tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan anak misalnya, kurangnya interaksi dan pasif dapat membuat anak tidak banyak bergerak dan lebih terpaku pada gadget sehingga dapat memunculkan masalah kesehatan fisik. Dilihat dari dampak di atas, maka pemanfaatan buku sebagai media pembelajaran perlu lebih dikembangkan lagi. Beberapa contoh pengembangannya adalah buku cerita bergambar, buku aktivitas, ensiklopedia anak, dan sebagainya. Dadan Ramadhan, penulis buku anak yang telah merilis banyak judul buku cerita, mengatakan bahwa diperlukannya sebuah media pembelajaran atau buku yang menarik untuk anak seperti buku pop-up. Pop-up bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dapat berarti menyembul maka, buku pop-up adalah buku yang berisi konten informatif yang biasanya dikemas dalam ilustrasi yang umumnya berupa karakter dan latar yang menyembul keluar setiap membuka halamannya sehingga terlihat tiga dimensi dan tidak membosankan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan ilustrasi sebagai gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya. Ilustrasi sangat berperan penting dalam menarik perhatian dan dalam menyampaikan pesan secara visual sehingga menjadi elemen utama dalam setiap buku pop-up. Buku pop-up merupakan salah satu alternatif media pembelajaran yang sudah dikembangkan untuk menarik minat anak untuk membaca, belajar sekaligus 3

4 bermain. Dengan harga yang relatif terjangkau untuk kalangan menengah ke atas, buku pop-up dapat memberikan informasi kepada anak sekaligus menghibur anak dengan cara yang tergolong interaktif karena adanya interaksi timbal balik antara buku dan pembaca dengan adanya konten. Berdasarkan observasi di beberapa toko buku, media pembelajaran agama untuk anak terbatas pada buku cerita bergambar dengan teks yang mendominasi keseluruhan konten. 42 Kisah Pilihan Hadist Arba in untuk anak karya Muhamad Yasir, Lc dan 79 Pesan Nabi Muhammad SAW untuk anak oleh Ryu Tri berisi kumpulan cerita pendek yang berhubungan dengan hadist yang disampaikan. Secara keseluruhan gambar yang disajikan cukup menarik namun masih dapat dikembangkan lagi dengan variasi yang interaktif. Dilihat dari beberapa pendapat dan permasalahan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya melakukan pendidikan agama untuk anak dengan membuat sebuah media pembelajaran yang dapat menarik perhatian sang anak. Buku pop-up merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendidik anak tentang agama sekaligus meningkatkan minat baca tanpa harus merasa bosan atau tidak suka. Maka dari beberapa hal tersebut penulis tertarik untuk membuat perancangan buku pop-up bergambar untuk anak-anak tentang sunnah sehari hari. 1.2 Identifikasi Masalah a) Tingginya tingkat kriminalitas yang dilakukan oleh anak di bawah umur dapat terjadi karena anak tidak mendapatkan pendidikan agama yang baik b) Minat baca masyarakat masih tergolong sangat rendah karena suasana yang belum ramah membaca c) Dampak penggunaan gadget terus menerus tanpa kontrol orang tua akan berpengaruh buruk untuk anak d) Kurangnya media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar sekaligus minat baca anak 4

5 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana merancang buku pop-up islami bergambar untuk anak-anak tentang Sunnah sehari hari sebagai media pembelajaran yang menarik? 1.4 Ruang Lingkup Perancangan berfokus pada bagaimana ilustrasi dapat diterapkan sebagai sarana komunikasi visual yang menjadi bagian dari media pembelajaran pendidikan agama islam yang dijelaskan pada poin berikut: a. Media pembelajaran yang dimaksud terbatas hanya pada buku, lebih khususnya buku pop-up bergambar. Pendidikan agama yang dipilih difokuskan kepada agama Islam, dan materi yang akan diilustrasikan kedalam buku pop-up adalah Sunnah nabi Muhammad tentang amalan yang dilakukan sehari hari. b. Waktu perancangan buku pop-up ini dilakukan pada bulan februari sampai dengan juni c. Penelitian ini akan dilakukan di daerah kota Bandung dan kabupaten Bandung. d. Target audience yang diharapkan adalah anak anak sekolah dasar yang sudah bisa membaca atau masih belajar membaca yang berusia 6 sampai 8 tahun sedangkan Target market-nya adalah kelas ekonomi keluarga menengah keatas. e. Buku pop-up ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang bisa membantu orang tua untuk melakukan pendidikan agama pada anaknya. 1.5 Tujuan Perancangan a. Perancangan ditujukan untuk memenuhi tugas akhir program studi desain komunikasi visual Telkom University b. Sebagai salah satu upaya penulis dalam pemenuhan kewajiban dakwah islam c. Sebagai solusi media pembelajaran yang dikemas secara menarik untuk anak d. Agar menjadi tambahan sebagai salah satu media pembelajaran agama yang tidak membosankan 5

6 1.6 Metode Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Studi Pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari berbagai macam buku terkait desain komunikasi visual, ilustrasi, tipografi, layout, pendidikan anak, psikologi anak, hadist dan sunnah untuk anak dan juga referensi buku pop up yang sudah ada di pasaran untuk diambil teori dan datanya. b. Observasi Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terinci, dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara (Rohidi, 2011:87). Metode observasi dilakukan dengan cara mempelajari buku cerita bergambar untuk anak, buku islami untuk anak, buku pop-up dan berbagai buku interaktif lainnya. c. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu. (Rohidi, 2011:208). Metode wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang telah direncanakan sebelumnya, diajukan kepada setiap narasumber dengan urutan yang sama (Soewardikoen, 2013:22). Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber yang berpengalaman dengan pendidikan agama untuk anak, seperti psikolog anak dan juga ustadz atau ustadzah yang mengajar anak anak serta ahli desain dan layout buku dan penulis buku cerita anak. 6

7 d. Kuesioner Suatu daftar pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang, yang harus diisi secara tertulis oleh responden, yakni orang yang merespon pertanyaan (Soewardikoen, 2013:25). Kuesioner akan dibagikan kepada orang tua anak yang bisa mewakili respon anak dan mengetahui bagaimana kebutuhan media pembelajaran agama untuk anak. 1.7 Metode Analisis Data a. Analisis Kuesioner Pengolahan data hasil kuesioner akan dilakukan dengan cara analisis kuesioner dan pengaitannya kepada teori yang ada. Penafsiran terhadap hasil hitungan yang signifikan dari suatu variabel jika dihubungkan dengan gejala yang terjadi dapat diperbandingkan menjadi suatu sebab akibat (Soewardikoen, 2013:45). b. Analisis Matriks Analisis Matriks adalah jukstaposisi atau membandingkan dengan cara menjajarkan menggunakan tolak ukur yang sama sehingga terlihat perbedaannya (Soewardikoen, 2013:50). Analisis ini akan membandingkan beberapa buku referensi sehingga dapat dilihat masing masing keunggulannya. Dalam analisis matriks ini biasanya digunakan juga analisis konten didalamnya. Analisis konten merupakan teknik penelitian untuk membuat kesimpulan yang valid dan dapat diulangi dari data berkaitan dengan konteksnya (Soewardikoen, 2013:35). Analisis konten dilakukan pada beberapa media pembelajaran untuk anak dan juga dilakukan pada referensi buku pop up yang ada di pasaran sekarang. 7

8 1.8 Kerangka Perancangan LATAR BELAKANG Diperlukannya media pembelajaran agama yang dapat meningkatkan minat belajar sekaligus minat baca anak IDENTIFIKASI MASALAH Tingginya tingkat kriminalitas yang dilakukan oleh anak dibawah umur dapat terjadi karena anak tidak mendapatkan pendidikan agama yang baik Minat baca masyarakat masih tergolong sangat rendah karena suasana yang belum ramah membaca Dampak penggunaan gadget terus menerus tanpa kontrol orang tua akan berpengaruh buruk untuk anak Kurangnya media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar sekaligus minat baca anak RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang buku pop-up islami bergambar untuk anak-anak tentang sunnah sehari hari sebagai media pembelajaran yang menarik IDE Membuat buku pop-up islami bergambar untuk anak anak tentang sunnah sehari hari. DATA Observasi Wawancara ANALISIS DATA Analisis Matriks TEORI Desain Komunikasi Visual Ilustrasi Warna Buku bergambar Buku pop up KONSEP PERANCANGAN Konsep Pesan Konsep Kreatif Konsep Visual Konsep Media HASIL PERANCANGAN Buku pop-up islami bergambar untuk anak anak tentang sunnah sehari hari 8

9 1.9 Pembabakan a. Bab I: Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dari perancangan, teknik-teknik pengumpulan data dan proses analaisis yang dilakukan, kerangka perancangan dan pembabakan dari bab-bab dalam laporan tugas akhir ini. b. Bab II: Dasar Pemikiran Bab ini menjelaskan teori atau dasar pemikiran apa yang akan dipakai sebagai pijakan untuk menganalisis atau menguraikan masalah dan merancang c. Bab III: Data dan Analisis Masalah Bab ini berisi pemaparan data-data yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner dan sumber lainnya. Analisis yang terdapat dalam bab ini diperoleh setelah mensintesis data yang didapat dan digunakan untuk menghasilkan konsep perancangan. d. Bab IV: Konsep dan Hasil Perancangan Bab ini berisi kesimpulan dari laporan penelitian yang dibuat oleh penyusun. Penyusun juga menyertakan saran apabila ada ide atau solusi dari permasalahan. Di akhir bab ini, disertakan pula daftar pustaka. 9