OLEH DELVIYANTI KASAN NIM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH DELVIYANTI KASAN NIM:"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS EDITORIAL DENGAN MEMBACA INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 2 MAN MODEL GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL Diajukan Sebagai Prasyarat Mengikuti Ujian Sarjana pada Fakultas Sastra dan Budaya OLEH DELVIYANTI KASAN NIM: UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA GORONTALO 2013

2 KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS EDITORIAL DENGAN MEMBACA INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 2 MAN MODEL GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH DELVIYANTI KASAN NIM: UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA GORONTALO 2013 Anggota Penulis Delviyanti Kasan (Koordinator) Dr. Hj. Asna Ntelu, M.Hum (Anggota / Pembimbing I) Salam, S.Pd.,M.Pd (Anggota / Pembimbing II) ABSTRAK Delviyanti Kasan. Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013, Skripsi, Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Sastra dan Budaya, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia. Pembimbing I Dr. Hj. Asna Ntelu, M.Hum dan pembimbing II Salam, S.Pd.,M.Pd. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan, yaitu bagaimanakah kemampuan peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif dan bagaimanakah kemampuan peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni mendeskripsikan atau menggambarkan kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif, dan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan tes kemampuan. Teknik analisis data menggunakan teknik PAP. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan peserta didik termasuk kategori baik sekali berjumlah 2 orang atau 10%, kemudian jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik 2 orang atau 10%, dan jumlah peserta didik yang masuk pada kategori cukup 12 orang atau 45% serta jumlah peserta didik yang masuk pada kategori kurang 11 orang atau 35% dengan jumlah nilai rata-rata 67,77. Kata kunci: Kemampuan, fakta dan opini, teks editorial, membaca intensif.

3 PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa mencakup empat keterampilan berbahasa yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam menyajikan materi pelajaran di kelas. Keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kesemuanya itu memiliki keterkaitan satu sama lain. Dari kegempat keterampilan tersebut, penulis cenderung pada salah satu keterampilan yakni keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi topik dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu tujuan utamanya adalah agar peserta didik dapat memahami suatu teks yang dibaca. Salah satu bentuk pemahaman teks yang dibaca adalah peserta didik mampu memahami bahan bacaan yang disajikan dalam materi pembelajaran. Dari observasi yang dilakukan kepada peserta didik MAN Model Gorontalo bahwa sebagian besar peserta didik masih kurang mampu menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kemampuan peserta didik dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. nya kemampuan tersebut berdampak pada nilai ketuntasan minimal peserta didik yang ditetapkan oleh sekolah sebagai acuan dan tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar secara kognitif. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini sangat menuntut peserta didik agar gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Peserta didik yang gemar membaca akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru dalam meningkatkan kecerdasannya, dan lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Sebaliknya bagi peserta didik yang tidak memahami pentingnya membaca tidak akan memperoleh informasi serta pengetahuan yang dapat memperluas wawasannya, dan hal inilah yang banyak menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Khususnya pada keterampilan membaca, yang harus dikuasai peserta didik yaitu menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif dengan indikator peserta didik mampu menentukan fakta dalam teks editorial dan peserta didik mampu menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam Kompetensi Dasar (KD) tersebut adalah agar peserta didik mampu menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Melalui kajian ini, diharapkan peserta didik mampu menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Kenyataan seperti yang diharapkan di atas menunjukkan bahwa kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo masih relatif rendah, sehingga apa yang menjadi harapan guru belum terpenuhi. Jika hal ini dibiarkan akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah-masalah yaitu: (1) Peserta didik belum mampu menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif, (2) Peserta didik belum mampu membedakan ciri-ciri fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif, dan (3) Adanya faktor penghambat kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo dalam menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif dan mendeskripsikan kemampuan peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo dalam menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: (1) Bagi Peneliti, memperoleh pengalaman sekaligus untuk menambah wawasan pengetahuan penulis dalam mengkaji penelitian. (2) Bagi peserta didik, meningkatkan kemampuan dan wawasan peserta didik dalam menentukan fakta dan opini

4 dalam teks editorial dengan membaca intensif. (3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam upaya mencari strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan sekolah dalam mengelola kondisi belajar mengajar yang baik khususnya dalam pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia. METODE PENELITIAN Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA MAN Model Gorontalo dengan jumlah peserta didik 53 orang. Adapun sampel total dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo yang jumlah peserta didiknya 27 orang. Sampel adalah bagian populasi yang menjadi objek suatu penelitian. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik tes kemampuan. Adapun teknik yang digunakan adalah (1) Membagikan LKS kepada peserta didik dalam bentuk lembaran teks editorial. (2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca teks editorial dengan membaca intensif. (3) Setelah membaca, masing-masing peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. (4) Menilai hasil dari peserta didik sesuai dengan aspek-aspek yang dinilai. Setelah data terkumpul, maka peneliti menganalisis hasil pekerjaan peserta didik. Pada bagiam ini peneliti memberikan nilai kepada peserta didik sesuai dengan hasil dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Penilaian ini dianalisis berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Adapun penilaian acuan patokan (PAP) dapat dilihat tabel di bawah ini. Tabel 4 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat Interval Persentase Tingkat Penguasaan Nilai Ubahan Skala Empat 1-4 D-A 4 A 3 B 2 C 1 D Keterangan Baik Sekali Baik Untuk menganalisis data yang telah ada. Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut ini. (1) Peneliti memeriksa hasil pekerjan peserta didik dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. (2) Menyusun hasil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Kemampuan Menentukan Fakta dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Penelitian yang dilaksanakan di MAN Model Gorontalo kelas XI IPA 2 pada hari Jum at tanggal 03 Mei 2013, Jum at tanggal 10 Mei 2013, dan Jum at tanggal 17 Mei 2013 dengan jumlah peserta didik 27 orang yang terdiri atas 7 peserta didik berjenis kelamin lakilaki dan 20 peserta didik berjenis kelamin wanita. Dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial tersebut terdapat dua tahap yang harus diperhatikan yaitu; (1) menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif; (2) menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif.

5 Berikut adalah hasil belajar secara keseluruhan terhadap 27 peserta didik dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2013/2013. a) Kategori Baik 1. Karim Thalib No Fakta dalam teks editorial Bencana Alam Bukan Terberi. 1. Lima warga tewas terseret arus banjir. 2. Wilayah Indonesia luas dan sebagian besar berupa laut. 3. Penyebab anomali cuaca adalah terbentuknya kolam air hangat di Samudra Pasifik. 4. Banjir merupakan tanah pertanian dan memengaruhi cadangan pangan nasional. 5. Suhu permukaan air laut naik 0,8-1,3 derajat celcius di atas normal. 6. Hujan dan sinar matahari sepanjang tahun merupakan anugerah alam kawasan tropis basah. 7. Bencana alam bukan hanya menyengsarakan warga yang terkena longsor melainkan juga merugikan secara nasional. 8. Setelah berlakunya otonomi, pemerintah daerah menjadi penanggung jawab penanggulangan pencegahan bencana. Berdasarkan hasil analisis menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas dalam teks editorial 1 yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi yaitu jumlah seluruh fakta yang ditentukan dalam teks editorial di atas berjumlah 6 fakta yang terletak pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 8. b). Kategori 1. Gladys Monika Hanafi No Fakta dalam teks editorial Bencana Alam Bukan Terberi. 1. Di Sampang Madura, misalnya, luapan kali kemuning saat ini lebih besar dari biasa karena curah hujan tinggi. 2. Akibatnya, lima warga tewas terseret arus banjir. 3. Suhu permukaan air laut naik 0,8-1,3 derajat celcius di atas normal. 4. Di beberapa daerah, ada paguyuban warga yang membentuk sistem peringatan dini melalui cara yang akrab, seperti memakai kentongan. 5. Bencana alam bukan hanya menyengsarakan warga yang terkena longsor melainkan juga merugikan secara nasional. Banjir merusak tanah pertanian dan memengaruhi cadangan pangan nasional. 6. Hujan dan sinar matahari sepanjang tahun merupakan anugerah alam kawasan tropis basah seperti Indonesia. 7. Banjir merupakan tanah pertanian dan memengaruhi cadangan pangan nasional. Berdasarkan hasil analisis menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas dalam teks editorial 1 yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi yaitu jumlah seluruh fakta yang ditentukan dalam teks editorial di atas berjumlah 5 fakta yang terletak pada nomor 1, 2, 3, 4, dan 7. Kategori 1. Alfian Taliki No Fakta dalam teks editorial Bencana Alam Bukan Terberi. 1. Suhu permukaan air laut naik 0,8-1,3 derajat celcius di atas normal. 2. Di Sampang, Madura, misalnya, luapan kali kemuning saat ini lebih besar dari biasa karena curah hujan tinggi. 3. Hujan dan sinar matahari sepanjang tahun merupakan anugerah alam kawasan tropis basah seperti Indonesia. 4. Bencana alam bukan hanya menyengsarakan warga yang terkena longsor melainkan juga merugikan secara nasional.

6 5. Banjir merupakan tanah pertanian dan memengaruhi cadangan pangan nasional. Harga bahan pangan naik akan menyulitkan warga. Berdasarkan hasil analisis menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas dalam teks editorial 1 yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi yaitu jumlah seluruh fakta yang ditentukan dalam teks editorial di atas berjumlah 2 fakta yang terletak pada nomor 1 dan 2. Berdasarkan hasil analisis kerja peserta didik dalam menentukan fakta dalam teks editorial 1, 2, dan 3 dengan membaca intensif di atas dapat diuraikan dalam tabel 6 di bawah ini tentang menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif tiap-tiap aspek menentukan fakta dalam teks editorial berikut ini. Tabel 6 Menentukan Fakta dalam Teks Editorial 1, 2, dan 3 dengan Membaca Intensif Tiap-Tiap Aspek Menentukan Fakta dalam Teks Editorial No Nama Peserta Didik Skor Maksimal Menentukan Fakta dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Teks Editorial 1 Teks Editorial 2 Teks Editorial 3 Skor Kualifikasi 1. Alfian Taliki Dian Rizky Amalia Eva Rizkia Bagi Fitriyanti B. Mohamad Gladys Monika Hanafi Istiqomah Fauzian Kaluku Karim Thalib Baik 8. Khusnul Khatimah Duente Lidia Lestari Lutviah Mooduto Baik 11. Mahfudz Mahdang Marlina H. Mooduto Mohamad Yusuf Putra Novia Iyabu Nur Fadliya Adam Nurlaila Amara Nurulimansyah Purwoko Rahmat Ibrahim Rahmatia Usman Baik 20. Riska Octavia Habie Baik 21. Siti Apriani Noho Siti Nurhaliza Dotinggula Siti Raziah Nur Insyirah Puhi Susanti Abdullah Viadwi Anggraini Sabar Yasni Alsiani Yuslam M. Ismail Jumlah 1780 Rata-Rata 65,92 Berdasarkan isi tabel 6 di atas tentang kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas terutama menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi, peserta didik yang memperoleh skor 30, 10 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 17 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Prakarsa Perdamaian Timteng, peserta didik yang memperoleh skor 30, 9 orang dapat dikatakan kriteria sesuai dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 18 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca

7 intensif yang berjudul Pesan dari Papua Barat, peserta didik yang memperoleh skor 30, 7 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 20 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. Dari seluruh teks editorial yang menentukan fakta dapat di kualifikasi peserta didik yang termasuk kategori baik berjumlah 4 orang, kemudian peserta didik yang termasuk kategori cukup berjumlah 8 orang, dan peserta didik yang termasuk kategori kurang berjumlah 15 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif pada tahap menentukan fakta termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 65,92. Kemampuan Menentukan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Penelitian yang dilaksanakan di MAN Model Gorontalo kelas XI IPA 2 pada hari Jum at tanggal 03 Mei 2013, Jum at tanggal 10 Mei 2013, dan Jum at tanggal 17 Mei 2013 dengan jumlah peserta didik 27 orang yang terdiri atas 7 peserta didik berjenis kelamin lakilaki dan 20 peserta didik berjenis kelamin wanita. Dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial tersebut terdapat dua tahap yang harus diperhatikan yaitu; (1) menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif; (2) menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Berikut adalah hasil belajar secara keseluruhan terhadap 27 peserta didik dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2013/2013. a) Kategori Baik 1. Lutviah Mooduto No Opini dalam teks editorial Bencana Alam Bukan Terberi. 1. Sepanjang 2013 ini, bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah datang silih berganti karena curah hujan yang tinggi. 2. Karena itu, potensi banjir dan longsor harus diwaspadai. 3. Mungkin kita belum cukup puas dengan informasi yang disajikan karena dirasa belum cukup rinci dan akurat. 4. Meski begitu, kewajiban kita bersama bersikap waspada dengan adanya peringatan dini BMKG tersebut, terutama di daerah yang terpetakan rawan bencana. 5. Namun, pusat tidak bisa lepas tangan melalui peran pengangguran. 6. Lebih dari sekadar menanggulangi bencana yang terlanjur datang, tak kalah penting adalah mencegah datangnya bencana. 7. Bila kita dapat mengelola curah hujan, itu akan menjadi berkah kehidupan. 8. Daerah aliran sungai dikembangkan fungsinya dan perambah hutan lindung ditindak sesuai hukum. 9. Manusia masih mengembangkan pengetahuan untuk memahami gejala alam agar dapat lebih awal mengetahui datangnya bencana. 10. Namun, ada bencana yang dapat dihindari dengan mengubah perilaku kita. 11. Banjir dan longsor karena curah hujan salah satunya. 12. Pemerintah dan warga dapat bersama mengubah perilaku yang merusak atau alam kan menjawab melalui hukumnya sendiri. Berdasarkan hasil analisis menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas dalam teks editorial 1 yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi yaitu jumlah seluruh opini yang ditentukan dalam teks editorial di atas berjumlah 10 opini yang terletak pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, dan 12. c) Kategori 1. Gladys Monika Hanafi

8 No Opini dalam teks editorial Bencana Alam Bukan Terberi. 1. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperingatkan, meski Indonesia memasuki musim kemarau pada April, Mei, dan Juni, hujan masih turun dengan intensitas tinggi. Karena itu, potensi banjir dan longsor harus diwaspadai. 2. Mungkin kita belum cukup puas dengan informasi yang disajikan karena dirasa belum cukup rinci dan akurat. Meski begitu, kewajiban kita bersama bersikap waspada dengan adanya peringatan dini BMKG tersebut, terutama di daerah yang terpetakan rawan bencana. 3. Bila kita dapat mengelola curah hujan, itu akan menjadi berkah kehidupan. Artinya, kerusakan lingkungan harus diatasi, apalagi kehidupan di Jawa sudah melampaui daya dukung. Daerah aliran sungai dikembangkan fungsinya dan perambah hutan lindung ditindak sesuai hukum. 4. Manusia masih mengembangkan pengetahuan untuk memahami gejala alam agar dapat lebih awal mengetahui datangnya bencana. Namun, ada bencana yang dapat dihindari dengan mengubah perilaku kita. Banjir dan longsor karena curah hujan salah satunya. Pemerintah dan warga dapat bersama mengubah perilaku yang merusak atau alam kan menjawab melalui hukumnya sendiri. Berdasarkan hasil analisis menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas dalam teks editorial 1 yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi yaitu jumlah seluruh opini yang ditentukan dalam teks editorial di atas berjumlah 1 opini yang terletak pada nomor 2. Kategori 1. Alfian Taliki No Opini dalam teks editorial Bencana Alam Bukan Terberi. 1. Hujan lebat yang menyebabkan bencana di sejumlah tempat pada musim pancaroba ini menandakan manusia belum sepenuhnya memahami alam. 2. Penyebab anomali cuaca adalah terbentuknya kolam air hangat di Samudra Pasifik bagian barat. 3. Bila kita dapat mengelola curah hujan, itu akan menjadi berkah kehidupan. Artinya, kerusakan lingkungan harus diatasi, apalagi kehidupan di Jawa sudah melampaui daya dukung. Daerah aliran sungai dikembangkan fungsinya dan perambah hutan lindung ditindak sesuai hukum. Berdasarkan hasil analisis menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas dalam teks editorial 1 yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi yaitu jumlah seluruh opini yang ditentukan dalam teks editorial di atas berjumlah 1 opini yang terletak pada nomor 1. Berdasarkan hasil analisis kerja peserta didik dalam menentukan opini dalam teks editorial 1, 2, dan 3 dengan membaca intensif di atas dapat diuraikan dalam tabel 7 di bawah ini tentang menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif tiap-tiap aspek menentukan opini dalam teks editorial berikut ini. Tabel 7 Kemampuan Menentukan Opini dalam Teks Editorial 1, 2, dan 3 dengan Membaca Intensif No Nama Peserta Didik Skor Maksimal Menentukan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Teks Editorial 1 Teks Editorial 2 Teks Editorial 3 Skor Kualifikasi 1. Alfian Taliki Dian Rizky Amalia Eva Rizkia Bagi Fitriyanti B. Mohamad Baik 5. Gladys Monika Hanafi Istiqomah Fauzian Kaluku Karim Thalib

9 8. Khusnul Khatimah Duente Lidia Lestari Lutviah Mooduto Baik Sekali 11. Mahfudz Mahdang Baik 12. Marlina H. Mooduto Mohamad Yusuf Putra Novia Iyabu Nur Fadliya Adam Nurlaila Amara Nurulimansyah Purwoko Rahmat Ibrahim Baik 19. Rahmatia Usman Baik Sekali 20. Riska Octavia Habie Baik Sekali 21. Siti Apriani Noho Siti Nurhaliza Dotinggula Baik Sekali 23. Siti Raziah Nur Insyirah Puhi Susanti Abdullah Viadwi Anggraini Sabar Baik 26. Yasni Alsiani Yuslam M. Ismail Jumlah 1880 Rata-Rata 69,62 Berdasarkan isi tabel 7 di atas tentang kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas terutama menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi, peserta didik yang memperoleh skor 50, 1 orang dapat dikatakan kriteria sangat sesuai, kemudian peserta didik yang memperoleh skor 30, 5 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 21 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Prakarsa Perdamaian Timteng, peserta didik yang memperoleh skor 50, 2 orang dapat dikatakan kriteria sangat sesuai, kemudian peserta didik yang memperoleh skor 30, 8 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 17 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Pesan dari Papua Barat, peserta didik yang memperoleh skor 30, 7 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 20 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. Dari seluruh teks editorial yang menentukan opini dapat di kualifikasi peserta didik yang termasuk kategori baik sekali berjumlah 4 orang, kemudian peserta didik yang termasuk kategori baik berjumlah 4 orang, sedangkan peserta didik yang termasuk kategori cukup berjumlah 4 orang, dan peserta didik yang termasuk kategori kurang berjumlah 15 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada tahap menentukan opini termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 69,62. Berdasarkan hasil analisis kerja peserta didik dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial 1, 2, dan 3 dengan membaca intensif di atas dapat diuraikan dalam tabel 8 di bawah ini tentang kemampuan peserta didik kelas XI IPA 2 menentukan fakta dan opini dalam teks editorial berikut ini. Tabel 8 Kemampuan Peserta Didik Kelas XI IPA 2 Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial Kemampuan Peserta Didik Menentukan Fakta dan Opini Berdasarkan Kedua Aspek-Aspek No Nama Peserta Didik Fakta dalam Teks Editorial 1, 2, dan 3 Opini dalam Teks Editorial 1, 2, dan 3 Skor Kualifikasi

10 1. Alfian Taliki 2. Dian Rizky Amalia 3. Eva Rizkia Bagi 4. Fitriyanti B. Mohamad Gladys Monika Hanafi Istiqomah Fauzian Kaluku 7. Karim Thalib Khusnul Khatimah Duente 9. Lidia Lestari Lutviah Mooduto Baik Sekali 11. Mahfudz Mahdang Marlina H. Naiyo Mohamad Yusuf Putra 14. Novia Iyabu 15. Nur Fadliya Adam 16. Nurlaila Amara Nurulimansyah Purwoko Rahmat Ibrahim Rahmatia Usman Baik 20. Riska Octavia Habie Baik Sekali 21. Siti Apriani Noho 22. Siti Nurhaliza Dotinggula Baik 23. Siti Raziah Nur Insyirah Puhi 24. Susanti Abdullah Viadwi Anggraini Sabar Yasni Alsiani Yuslam M. Ismail Jumlah 1830 Rata-Rata 67,77 Dapat di lihat dari hasil analisis kerja kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo dalam menentukan fakta dan opini dalam tesk editorial dengan membaca intensif berdasarkan kedua aspek-aspek tersebut yakni: fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif dan opini dalam teks editorial

11 dengan membaca intensif. Adapun jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik sekali 2 orang atau 10%, kemudian jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik 2 orang atau 10%, dan jumlah peserta didik yang masuk pada kategori cukup 12 orang atau 45% serta jumlah peserta didik yang masuk pada kategori kurang 11 orang atau 35%. Berdasarkan pada data tabel 8 di atas, kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif, pada aspek-aspek menentukan fakta dan opini yang sudah diberikan Skor, Kualifikasi dan Rata-rata. Berdasarkan hasil kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial 1, 2, dan 3 dengan membaca intensif di atas dapat diuraikan dalam tabel 9 di bawah ini tentang kemampuan peserta didik menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif berikut ini. Tabel 9 Kemampuan Peserta Didik Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif No Nama Peserta Didik Skor Kualifikasi Alfian Taliki Dian Rizky Amalia Eva Rizkia Bagi Fitriyanti B. Mohamad Gladys Monika Hanafi Istiqomah Fauzian Kaluku Karim Thalib Khusnul Khatimah Duente Lidia Lestari Lutviah Mooduto Mahfudz Mahdang Marlina H. Mooduto Mohamad Yusuf Putra Novia Iyabu Nur Fadliya Adam Nurlaila Amara Nurulimansyah Purwoko Rahmat Ibrahim Rahmatia Usman Riska Octavia Habie Siti Apriani Noho Siti Nurhaliza Dotinggula Siti Raziah Nur Insyirah Puhi Susanti Abdullah Viadwi Anggraini Sabar Yasni Alsiani Yuslam M. Ismail Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Jumlah 1830 Rata-rata 67,77 Dari hasil tabel 9 di atas tentang Kemampuan Peserta Didik Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013 dalam menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif berdasarkan dua aspek-aspek, peserta didik yang masuk pada kategori baik sekali mencapai 2 orang atau 10%, kemudian jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik 2 orang atau 10%, dan jumlah peserta didik yang masuk pada kategori cukup 12 orang atau 45% serta jumlah peserta didik yang masuk pada kategori kurang 11 orang atau 35%.

12 Berdasarkan pada data tabel 8 di atas, dapat disimpulkan kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca Intensif di kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/2012 dapat dilihat total persen yang didapatkan peserta didik. Berdasarkan hasil kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial 1, 2, dan 3 dengan membaca intensif di atas dapat diuraikan dalam tabel 10 di bawah ini tentang kemampuan peserta didik menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif berikut ini. Tabel 10 Kemampuan Peserta Didik Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif. Jumlah peserta didik % Kualifikasi Keterangan % 10% Baik sekali Baik % Total Dapat disimpulkan berdasarkan hasil data sebelumnya kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013 berdasarkan tabel 10 di atas dapat dikatakan yang memperoleh kategori baik sekali berjumlah 2 dengan 10%, kemudian jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik 2 orang atau 10%, dan jumlah peserta didik yang masuk pada kategori cukup 12 orang atau 45% serta jumlah peserta didik yang masuk pada kategori kurang 11 orang atau 35%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada tahap-tahap menentukan termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 67%. Pembahasan Kemampuan Menentukan Fakta dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Pada Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013 Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif tidak mudah bagi peserta didik. Apabila menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif tersebut sering dilaksanakan pasti akan dirasakan mudah bagi peserta didik melaksanakannya. Adapun hasil penilitian pada peserta didik Kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo berfokus pada hasil penelitian yakni bagaimana kemampuan peserta didik menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif dan bagaimana kemampuan peserta didik dalam menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Dapat dilihat dari hasil kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas. Berdasarkan isi tabel 5 tentang kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas terutama menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi, peserta didik yang memperoleh skor 30, 10 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 17 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Prakarsa Perdamaian Timteng, peserta didik yang memperoleh skor

13 30, 9 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 18 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Pesan dari Papua Barat, peserta didik yang memperoleh skor 30, 7 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 20 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. Dari seluruh teks editorial yang menentukan fakta dapat di kualifikasi peserta didik yang termasuk kategori baik berjumlah 4 orang, kemudian peserta didik yang termasuk kategori cukup berjumlah 8 orang, dan peserta didik yang termasuk kategori kurang berjumlah 15 orang. Kemampuan Menentukan Opini dalam Teks Editorial dengan Membaca Intensif Pada Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013 Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif tidak mudah bagi peserta didik. Apabila menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif tersebut sering dilaksanakan pasti akan dirasakan mudah bagi peserta didik melaksanakannya. Adapun hasil penilitian pada peserta didik Kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo berfokus pada hasil penelitian yakni bagaimana kemampuan peserta didik menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif dan bagaimana kemampuan peserta didik dalam menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif. Dapat dilihat dari hasil kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas. Berdasarkan isi tabel 4 tentang kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas terutama menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Bencana Alam Bukan Terberi, peserta didik yang memperoleh skor 50, 1 orang dapat dikatakan kriteria sangat sesuai, kemudian yang memperoleh skor 30, 5 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 21 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Prakarsa Perdamaian Timteng, peserta didik yang memperoleh skor 50, 2 orang dapat dikatakan kriteria sangat sesuai, kemudian peserta didik yang memperoleh skor 30, 8 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 17 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. membaca intensif di atas terutama menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang berjudul Pesan dari Papua Barat, peserta didik yang yang memperoleh skor 30, 7 orang dapat dikatakan kriteria sesuai, dan peserta didik yang memperoleh skor 20, 10 orang dapat dikatakan kriteria kurang sesuai. Hasil penelitian di atas dalam dua aspek menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif dapat dilihat pada tabel 8 kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif dengan jumlah 27 orang. Peserta didik yang memperoleh baik sekali berjumlah 2 dengan, kemudian jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik 2 orang dan jumlah peserta didik yang masuk pada kategori cukup 12 orang serta jumlah peserta didik yang masuk pada kategori kurang 11 orang. Maka dapat dilihat dari hasil peserta didik pada tabel 8 mendapatkan nilai rata 67,77 dengan kategori cukup.

14 Berdasarkan hasil peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada tabel 8 di atas dengan nilai rata-rata 67,77. Dapat disimpulkan pada tabel 9 presentasi atau total persen yang akan didapatkan peserta didik. Peserta didik yang memperoleh kategori baik sekali berjumlah 2 atau 10%, kemudian jumlah peserta didik yang masuk pada kategori baik 2 orang atau 10%, dan jumlah peserta didik yang masuk pada kategori cukup 12 orang atau 45% serta jumlah peserta didik yang masuk pada kategori kurang 11 orang atau 35%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada tahaptahap menentukan termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 67%. Dengan demikian peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif berdasarkan dua aspek menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif di atas kategori cukup dengan nilai rata-rata 67,77 atau total 100%. Dilihat dari hasil peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif, banyak peserta didik yang sudah paham menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif dan ada pula yang belum paham. Berdasarkan hasil penelitian di atas hasil kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif yang sesuai dengan tahap-tahap menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif, peserta didik yang memperoleh kualifikasi baik sekali berjumlah 2 dengan keberhasilan 10%, kemudian jumlah peserta didik yang memperoleh kualifikasi masuk baik 2 orang dengan keberhasilan 10%, dan jumlah peserta didik yang memperoleh kualifikasi cukup 12 orang dengan keberhasilan 45% serta jumlah peserta didik yang memeperoleh kualifikasi kurang 11 orang dengan keberhasilan 35%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada tahap-tahap menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif termasuk dalam kategori baik sekali dengan nilai rata-rata 67%. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan kemampuan peserta didik menentukan fakta dan opini yang terdapat dalam teks editorial dengan membaca intensif, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: (1) Kemampuan peserta didik menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013 termasuk kategori baik sekali dengan perolehan nilai rata-rata 67,77. Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa peserta didik mampu menentukan fakta dalam teks editorial dengan membaca intensif dengan kualifikasi 100%. (2) Kemampuan peserta didik menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/201 termasuk kategori baik sekali dengan perolehan nilai rata-rata 67,77. Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa peserta didik mampu menentukan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif dengan kualifikasi 100%. Berdasarkan seluruh hasil uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik mampu menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif dengan kualifikasi 100%. Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini, yakni: Peningkatan pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya terhadap kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks editorial dengan membaca intensif pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013, peneliti menyampaikan bahwa, sebagai guru hendaknya dapat menciptakan, mengembangkan dan memberikan motivasi pada peserta didik pada saat proses pembelajaran.

15 DAFTAR PUSTAKA Al-Karsad, Fadil Membedakan Kalimat Fakta, Kalimat Pendapat, dan Kalimat Opini. (online). (doc). ( blogspot.com/2011/04/membedakankalimat-fakta-kalimat.html). Diakses 17 Oktober Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Asep, Syamsul M. Romli Jurnalistik Terapan. Bandung: PT. Batic Press. Badio, Sabjan Menentukan Kalimat Fakta/Opini dalam Teks Iklan. (online). (doc). ( Diakses 17 Oktober Badio, Sabjan Tajuk Rencana. (Online). (doc). ( Diakses tanggal 29 Oktober Darwis, Hasnidar Pengertian Opini. (online). (doc). ( Diakses 15 Oktober Kusumaningrat, Purnama dan Hikmat Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Novianti, Sita Penulisan Editorial atau Tajuk Rencana. (online). (doc). ( Diakses 15 Oktober Nurgiyantori, Burhan Penilaian Pembelajarn Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Pateda, Mansoer Analisis Kesalahan. Gorontalo: Viladan. Pratama, Ramadhan Membaca Tajuk Rencanaa. (online). (doc). ( Diakses 15 Oktober Pujanarko, Imung Pengertian Tajuk Rencana atau Editorial dalam Media Massa. (online). (doc). ( Diakses 15 Oktober Rizvii Kalimat Fakta dan Opini. (online). (doc). ( Diakses tanggal 29 Oktober Setyo, Nug Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi. (online). (doc). ( Diakses 15 Oktober Suharto, G Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Bahasa. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan. Yunus, Syarifudin Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA GORONTALO MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI PADA EDITORIAL GORONTALO POST OLEH ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA GORONTALO MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI PADA EDITORIAL GORONTALO POST OLEH ABSTRAK 1 KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA GORONTALO MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI PADA EDITORIAL GORONTALO POST OLEH 1. Jelfi Jauhari (Ketua) 2. Dr. Hi. Dakia N. Djou, M.Hum (Anggota) 3. Dr. Ha. Asna Ntelu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam berupa banjir, tanah longsor dan gempa bumi melanda hampir sebagian besar kota di Indonesia. Bencana alam tersebut diperkirakan akan terus berlangsung

Lebih terperinci

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI-MATARAM 2016 1 Stasiun Klimatologi

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TAJUK RENCANA DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TAJUK RENCANA DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TAJUK RENCANA DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI ATMOSFER PADA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN (Studi kasus banjir, 27 dan 28 Agustus 2016) Abstrak

ANALISIS KONDISI ATMOSFER PADA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN (Studi kasus banjir, 27 dan 28 Agustus 2016) Abstrak ANALISIS KONDISI ATMOSFER PADA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN (Studi kasus banjir, 27 dan 28 Agustus 2016) Levi Ratnasari 1, Arditho Bramandika Putra 2 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN

PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN 2012/2013 Salma Pembimbing: Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd. dan Dr. Hj. Asna Ntelu, M.Hum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang mana secara geografis terletak pada 2 27 00-2 47 00 Lintang Utara dan 98 35 00-98

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS CUACA EKSTRIM STASIUN TERKAIT METEOROLOGI

Lebih terperinci

Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah

Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Perkebunan Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian bencana dunia meningkat dan 76% adalah bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, siklon tropis, kekeringan). Sebagian besar terjadi di negara-negara miskin

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAHIRAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAHIRAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SISKA SOLIKHAWATI NIM 090388201303 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ulpa Kohongia yang berjudul kemampuan peserta didik menentukan fakta dan pendapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ulpa Kohongia yang berjudul kemampuan peserta didik menentukan fakta dan pendapat 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang fakta dan opini yang pernah ditulis oleh peneliti lain yakni Ulpa Kohongia yang berjudul kemampuan peserta didik menentukan

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Press Release BMKG Jakarta, 12 Oktober 2010 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2 BMKG A F R I C A A S I A 3 Proses EL NINO, DIPOLE MODE 2 1 1963 1972 1982 1997 1 2 3 EL NINO / LA NINA SUHU PERAIRAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber : BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@bmg.go.id

Lebih terperinci

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SI SWA KELAS VII SMP N 4 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2012 / 2013 Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,

Lebih terperinci

INDONESIA KERJA NYATA

INDONESIA KERJA NYATA BMKG SAMBUTAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 Yang saya banggakan Para Pejabat Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. skala prioritas bagi peserta didik untuk menggali informasi tersebut. Hal ini merangsang dan

BAB I PENDAHULUAN. skala prioritas bagi peserta didik untuk menggali informasi tersebut. Hal ini merangsang dan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat, semakin banyak informasi terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu buku merupakan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan klasifikasi iklim global, wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropika basah dan sisanya masuk zona iklim pegunungan. Variasi

Lebih terperinci

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI LOMBOK BARAT NTB Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362 Website : http://iklim.ntb.bmkg.go.id

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan tingkat pemanasan dan kelembaban tinggi. Hal tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan April 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1. ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Lebih terperinci

DAMPAK EL NINO DAN LA NINA TERHADAP PELAYARAN DI INDONESIA M. CHAERAN. Staf Pengajar Stimart AMNI Semarang. Abstrak

DAMPAK EL NINO DAN LA NINA TERHADAP PELAYARAN DI INDONESIA M. CHAERAN. Staf Pengajar Stimart AMNI Semarang. Abstrak DAMPAK EL NINO DAN LA NINA TERHADAP PELAYARAN DI INDONESIA M. CHAERAN Staf Pengajar Stimart AMNI Semarang Abstrak Cuaca akhir-akhir ini sulit diprediksi dan tidak menentu, sering terjadi cuaca ekstrem

Lebih terperinci

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan September 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan November, Desember 2013 dan Januari 2014 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan berbahasa (language skills) meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut antara lainnya saling

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SERAM BAGIAN BARAT

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SERAM BAGIAN BARAT BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SERAM BAGIAN BARAT Alamat: Jl. Hutitetu, Kec. Kairatu, Kab. Seram Bagian Barat e-mail: staklim.kairatu@bmkg.go.id Kode Pos 97566 TINJAUAN

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan hanya dengan menempuh pendidikan tertentu maka manusia dapat menguasai

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN Oleh Nur Fitriyani, S.Tr Iwan Munandar S.Tr Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji

Lebih terperinci

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (15 FEBRUARI 2018)

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (15 FEBRUARI 2018) BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI FRANSISKUS XAVERIUS SEDA SIKKA Jln. Angkasa Maumere Flores Telp : ( 0382 ) 21349 B M K G Fax: ( 0382 ) 22967 PO. BOX 100 Kode Pos 86111

Lebih terperinci

PENGUASAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 LIMBOTO BARAT ARTIKEL

PENGUASAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 LIMBOTO BARAT ARTIKEL PENGUASAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 LIMBOTO BARAT ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti wisudah OLEH ANNA MAGDALENA B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk menggambarkan hasil penelitian tentang kemampuan peserta didik kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk menggambarkan hasil penelitian tentang kemampuan peserta didik kelas 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian tentang kemampuan peserta didik kelas VIII-5

Lebih terperinci

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017) https://www.balipost.com

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017) https://www.balipost.com ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017) https://www.balipost.com www.news.detik.com STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II JEMBRANA - BALI JUNI 2017 ANALISIS KLIMATOLOGI

Lebih terperinci

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 serta Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun dan pos hujan

Lebih terperinci

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III SULTAN MUHAMMAD KAHARUDDIN JL. GARUDA No. 43 SUMBAWA BESAR NTB Kode Pos 84312TELP : 0371 21859, 24134 FAX : (0371) 626144 Email

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh YULIHARFIKA LIZA NIM 090388201364 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI MANOKWARI TANGGAL 18 FEBRUARI Stasiun Meteorologi Nabire

IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI MANOKWARI TANGGAL 18 FEBRUARI Stasiun Meteorologi Nabire IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI MANOKWARI TANGGAL 18 FEBRUARI 2017 BADAN Eusebio Andronikos Sampe, DAN GEOFISIKA S.Tr BALAI BESAR DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN PMG Pelaksana Lanjutan NABIRE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan jumlah penduduk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan jumlah penduduk RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP N 2 Ngemplak : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 Jumlah Pertemuan : 1 x Pertemuan Standar Kompetensi : 1. Memahami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara kepulauan yang secara astronomis terletak di sekitar garis katulistiwa dan secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA DI KELAS 1 SDN 10 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Bunga M Kartini, Dajani Suleman, Rusmin Husain Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SYARIFAH FITRIANNISA NIM 090388201334 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBACA TABEL SISWA KELAS VII SMPN 13 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MEMBACA TABEL SISWA KELAS VII SMPN 13 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MEMBACA TABEL SISWA KELAS VII SMPN 13 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE ARTIKEL ILMIAH IKE PRATIWI HARPEN NIM. 10080050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 90 KECAMATAN SIPATANA MENULIS PERCAKAPAN SEDERHANA DALAM BAHASA GORONTALO

KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 90 KECAMATAN SIPATANA MENULIS PERCAKAPAN SEDERHANA DALAM BAHASA GORONTALO KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 90 KECAMATAN SIPATANA MENULIS PERCAKAPAN SEDERHANA DALAM BAHASA GORONTALO Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir Sebagai Persyaratan Menyandang Gelar Sarjana NURJANA N. POPALO

Lebih terperinci

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI GALELA HALMAHERA UTARA TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 OLEH : RUDI BAMBANG HARYONO, A.Md GALELA 2017 ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN

Lebih terperinci

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017 B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8668989, Fax. 031 8675342, 8673119 E-mail : meteojud@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Cianjur terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian sekitar 450 meter diatas permukaan laut dan terendah sekitar 7 meter di atas permukaan laut. Bagian

Lebih terperinci

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018 ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018 1. Nur Fitriyani, S.Tr 2. Mulyono Leo Nardo, SP 3. Iwan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya

Lebih terperinci

Penyebab Banjir. Ada beberapa jenis banjir:

Penyebab Banjir. Ada beberapa jenis banjir: Banjir merupakan bencana paling alami yang sering dikaitkan dengan penderitaan manusia dan kerugian ekonomi. Sebanyak 90 persen dari kerusakan yang berhubungan dengan semua bencana alam adalah disebabkan

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik dengan periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: NUR MEILY ADLIKA A610100059 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 IDENTIFIKASI CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016

ANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016 BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II NEGARA-BALI JL. LELI NO. 9 BALER BALE AGUNG NEGARA JEMBRANA-BALI 82212 TELP.(0365)4546209 FAX.(0365)4546209 Email : klimat_negara@yahoo.com

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BMKG Alamat : Bandar Udara Mali Kalabahi Alor (85819) Telp. Fax. : (0386) 2222820 : (0386) 2222820 Email : stamet.mali@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum. ANALISIS VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA TAHUN 2013/2014 KELAS XII SMA SWASTA BERSAMA BERASTAGI Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang mendapat cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan

Lebih terperinci

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah EMAIL : staklim.semarang@bmkg.go.id, klim_smg@yahoo.com TELP. (024)76632712, 7609016

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 pada masing-masing siklus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan

Lebih terperinci

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun

Lebih terperinci

Komunitas Relawan Se-Kabupaten Sleman, Instansi terkait dalam Kesiapsiagaan menghadapi Cuaca Ekstrim ini dalam keadaan sehat wal afiat.

Komunitas Relawan Se-Kabupaten Sleman, Instansi terkait dalam Kesiapsiagaan menghadapi Cuaca Ekstrim ini dalam keadaan sehat wal afiat. SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA APEL SIAGA KOMUNITAS RELAWAN SE-KABUPATEN SLEMAN, INSTANSI TERKAIT DALAM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI CUACA EKSTRIM TANGGAL : 12 DESEMBER 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS CUACA STASIUN EKSTRIM METEOROLOGI TERKAIT

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11 BAB II IKLIM Climate Berau Dalam Angka 2013 Page 11 Beraua dalam Angka 2013 Page 12 Kondisi iklim di Berau sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim di Samudra Pasifik. Secara umum iklim akan dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian Bab 3 Deskripsi Daerah Penelitian 25 III.1. Pengantar Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dengan mengambil studi kasus praktik pendidikan dan pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA ULANG DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI MAN KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd ARTIKEL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMK NEGERI 13 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Disusun dan Diajukan oleh Monalisa

Lebih terperinci

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 serta Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 disusun berdasarkan hasil pengamatan dari 60 stasiun dan pos hujan di wilayah

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu Arif Ismul Hadi, Suwarsono dan Herliana Abstrak: Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran siklus bulanan dan tahunan curah hujan maksimum

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS STASIUN CUACA METEOROLOGI TERKAIT HUJAN

Lebih terperinci

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Februari 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun dan pos hujan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEJADIAN BANJIR BANDANG

ANALISIS KEJADIAN BANJIR BANDANG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah EMAIL : staklim.semarang@bmkg.go.id, klim_smg@yahoo.com TELP. (024)76632712, 7609016

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci