Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No. 3 Banyuraden Gamping Sleman (Emai:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No. 3 Banyuraden Gamping Sleman (Emai:"

Transkripsi

1 Tiarapuri, Hubungan Antara Asupan Kalsium dan Status Amenore... Tinjauan Penggunaan Pemanis Buatan (Sakarin DanSiklamat) Pada Minuman Jajanan Yang Dijual Di Sekolah Dasar Di Wilayah Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Ulfah Qomariyah 1, Noor Tifauzah 2, Idi Setyobroto 3 1,2,3 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No. 3 Banyuraden Gamping Sleman (Emai: ulfahqomariyah@yahoo.co.id) ABSTRACT Background: Food poisoning case on school children in an elementary school in Godean on September 5 th 2013 was caused by the excessive use of food additives. Children are not yet capable to differentiate healthy and unhealthy food. School-age children are especially attracted to sweet and tasty food with various colors and soft texture. Synthetic sweetener is used in 22.2% of snack, and is mostly used in beverages. Objective: To fi nd out the general safety of traditional drinks sold in elementary school in the Godean area, Sleman based on the use of artifi cial sweetener, such as saccharin and cyclamate. Method: This was an observational research with cross-sectional approach and descriptive analysis. The population of this research were all beverages sold in elementary schools in the area of Godean, Sleman. Eight beverages samples were collected based on multi stage sampling technique, then were subjected to qualitative and quantitative saccharine and cyclamate testing. Results: The result showed that 25% of beverages sold around elementary schools in Godean contained saccharine and cyclamate. Conclusions: Beverages sold around elementary schools in the area of Godean were deemed safe for consumption based on the use synthetic sweeteners, such as saccharine and cyclamate. Key word: beverage, synthetic sweeteners, saccharine, cyclamate, elementary school. ABSTRAK Latar Belakang: Terjadinya keracunan jajanan pada anak Sekolah Dasar di Godean pada 5 September 2013 disebabkan oleh pemakaian BTP yang berlebihan. Anak-anak belum dapat membedakan makanan yang sehat dan tidak sehat. Khususnya anak SD tertarik jajanan yang mempunyai rasa manis, enak dengan warna-warna menarik dan bertekstur lembut. Penggunaan pemanis sintetis mencapai 22,2% dan lebih banyak digunakan pada minuman. Tujuan: untuk mengetahui gambaran keamanan minuman jajanan yang dijual di lingkungan Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Godean Kabupaten Sleman ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin dan siklamat). Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional dan dibahas secara deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua minuman jajanan yang dijual di Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Godean, Sleman. Sampel diambil berdasarkan teknik sampling Multi Stage Berjenjang yaitu 8 minuman jajanan yang kemudian diuji sakarin dan siklamat secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil: menunjukkan bahwa minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean 25% mengandung sakarin dan siklamat. Kesimpulan: Minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean aman dikonsumsi ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin dan siklamat). Kata Kunci: minuman jajanan, pemanis buatan, sakarin, siklamat, sekolah dasar PENDAHULUAN Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan dan atau minuman yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis. Baik makanan maupun minuman jajanan banyak sekali jenis dan sangat bervariasi dalam bentuk, keperluan dan harga 1. Pemalsuan (adulteration) dapat diartikan sebagai proses yang menyebabkan mutu produk diturunkan dengan cara penambahan bahan yang lebih rendah mutunya atau dengan mengurangi atau menghilangkan unsur-unsur penting. Contoh gula pasir diganti pemanis buatan, tepung gandum diganti tepung singkong, sari tomat diganti sari pepaya atau ubi jalar dan lain sebagainya 1. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta menemukan sekitar 20 % makanan yang dijajakan di sekolah-sekolah dasar (SD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengandung zat yang membahayakan kesehatan (Hakim, 2013). Survei BPOM tahun 2012 pada 200 lingkungan SD di wilayah DIY ditemukan sekitar 4,3 % dari 276 sampel merupakan jajanan yang tidak sehat. 2 35

2 Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 1, Maret 2015, halaman Data BPOM tahun 2011 diketahui penggunaan BTP di Indonesia pada makanan jajanan anak adalah 2%, kemudian meningkat menjadi 9%, sedangkan Zat yang paling sering ditemukan adalah formalin, borak, rhodamin B, siklamat, sakarin dan pemanis buatan 3. Mengutip dari M Alwi Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang bahwa, Anak-anak khususnya yang masih duduk di SD belum dapat membedakan mana makanan yang baik untuk di konsumsi dan mana makanan yang tidak baik dikonsumsi. 4 Jenis makanan atau minuman yang disukai anakanak adalah makanan yang mempunyai rasa manis, enak dengan warna-warna menarik dan bertekstur lembut. Jenis makanan seperti coklat, permen, jelly, biskuit dan snack merupakan produk makanan favorit bagi sebagian besar anak-anak. Untuk kelompok minuman warna-warni (air minum dalam kemasan maupun es sirup tanpa label), minuman jelly, es susu (milk ice), minuman ringan (soft drink) dan lain-lainnya. 5 Penggunakan zat pemanis alami (gula pasir dan gula merah) pada makanan jajanan mencapai 77,8 % dan 22,2% menggunakan bahan sintetik atau yang lebih dikenal sebagai gula biang atau biang gula dan banyak digunakan dalam produksi makanan jajanan dari konsentrasi 1,36 sampai 12,52%. Gula murni (alami) lebih banyak digunakan dalam pembuatan (snack), sedang gula biang lebih banyak digunakan dalam minuman. Seperti data BBPOM RI tahun 2005 berikut ini, yaitu pada pengambilan sampel dari 195 SD di 18 propinsi, diperoleh hasil: 51 sampel es sirup/es cendol, 24 minuman ringan/ sirup/limun, 2 makanan ringan/snack, 10 saus/sambal, 3 jeli/agar dan 3 jajanan lain mengandung siklamat melebihi batas serta 15 es sirup/es cendol, 13 saus/sambal, 1 mie, dan 1 jajanan lain mengandung sakarin melebihi batas. 1 Hari Kamis tanggal 5 September 2013 lalu telah terjadi keracunan jajanan pada 27 siswa SDN Krajan 1, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean keracunan sesudah mengonsumsi permen sitrun. Dyah Sulistyorini Kabid Sertifi kasi dan Layanan Informasi Konsumen BBPOM Yogyakarta, juga menegaskan bahwa siswa SD merupakan pasar yang paling banyak dimanfaatkan para penjual nakal karena berdasarkan pengamatannya ratarata makanan yang dijual di lingkungan SD mengandung bahan pengawet, pewarna tekstil, pemanis buatan dan penggunaan MSG yang berlebihan dan untuk itu pihak sekolah diminta aktif memantau penjual jajanan agar kasus keracunan tersebut tidak terulang di sekolah lain. 6 Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui gambaran keamanan minuman jajanan yang dijual di lingkungan SD di Wilayah Kecamatan Godean Kabupaten Sleman ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin dan siklamat). METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dan dengan desain cross sectional. Penelitian observasional atau penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap obyek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di SD di Wilayah Godean, Sleman. Jumlah sampel yang diambil dengan teknik sampling Multi Stage Berjenjang dengan kriteria inklusi dan eklusi diperoleh 8 sampel minuman jajanan yang berupa es lilin, es degan, es cincau, es jeruk es teh dan es mega mendung. Kemudian masing-masing sampel diuji sakarin secara kualitatif dengan metode ekstraksi uji warna (SNI ) dan siklamat secara kualitatif metode pengendapan (SNI ). Prosedur penentuan sakarin secara kualitatif: Sampel diasamkan dengan sebanyak 100 ml dengan HCL, lalu ekstrak 1 kali 25 ml eter. Setelah larutan terpisah, diuapkan eter dalam tabung reaksi di udara terbuka, ditambahkan 10 tetes H 2 SO 4 dan 40 mg resorsinol. Lalu dipanaskan perlahan-lahan dengan api kecil sampai berubah menjadi warna hijau kotor, dinginkan cawan tambahkan 10 ml air suling dan larutan NaOH 10% berlebihan. Bila terbentuk warna hijau fl ouresense berarti sampel positif mengandung sakarin. Penentuan siklamat Prosedur analisis kualitatif siklamat metode pengendapan (SNI ): 25 ml sampel dimasukkan dalam gelas piala dan diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1 : 1, kemudian ditambahkan sepucuk sendok arang aktif untuk menghilangkan warna contoh, kemudian sampel disaring. Tambahkan 10 ml larutan HCI 10% ke dalam hasil saringan contoh, dan tambahkan pula 10 ml larutan BaCl %. Biarkan 30 menit saring dengan kertas saring whatman 42, Ialu tambahkan 10 ml NaNO2 10%, kemudian panaskan di atas penangas air. Bila timbul endapan putih dari BaSO4 berarti contoh mengandung siklamat. Jika berdasarkan pengujian sakarin dan siklamat secara kualitatif adalah positif mengandung pemanis buatan tersebut maka peneliti melakukan wawancara terhadap penjual mengenai komposisi minuman jajanan yang digunakan sebagai sampel. Jika sirup yang digunakan merupakan sirup yang dibuat sendiri maka dilakukan uji sakarin dan siklamat secara kuantitatif metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), sebagai berikut: 1) Pengkondisian Alat KCKT. Kondisi optimum KCKT pada percobaan ini adalah sebagai berikut: Kolom fase balik Luna 10μ C A (250 x 4,6 mm), laju alir 1 ml/menit, detektor ultraviolet 220 nm, komposisi fase gerak air-acetonitril (95 : 5), dengan volume injeksi 20 μl 2) Pengkondisian sampel : sampel disaring dengan fi lter 0,45 μm kemudian diinjeksikan ke dalam KCKT 3) Perhitungan konsentrasi sampel pemanis sintetis dengan menggunakan kurva baku dengan persamaan regresi linear 4) Pembuatan larutan standar larutan 36

3 Tinjauan Penggunaan Pemanis Buatan... standar sakarin sebesar ppm, yaitu dengan cara menimbang 50 mg sakarin kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam labu takar 50 ml dengan menggunakan aquabidest sampai tanda batas. Dari larutan induk ppm dibuat lagi larutan standar 100 ppm dengan memipet sebanyak 1 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam labu takar 10 ml dengan menggunakan aquabidest sampai tanda batas. Setelah itu dari larutan standar 100 ppm dipipet sebanyak 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8ml; dan 1 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam labu takar 10 ml dengan menggunakan aquabidest samapai tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur luas area dan waktu retensinya dengan menggunakan aquabidest sampai tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur luas area dan waktu retensinya dengan menggunakan alat KCKT. Kemudian membuat larutan standar siklamat sebesar ppm, yaitu dengan cara menimbang 500 mg siklamat kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam labu takar 50 ml dengan menggunakan aquabidest sampai tanda batas. Setelah itu dari larutan tersebut dipipet sebanyak 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml; 5 ml; dan 6 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam labu takar 10 ml dengan menggunakan aquabidest sampai tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur luas area dan waktu retensinya dengan menggunakan aquabidest sampai tanda batas. Kemudian larutan tersebut diukur luas area dan waktu retensinya dengan menggunakan alat KCKT. Data yang telah diperoleh dari laboratorium disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan foto. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif bertujuan untuk menggambarkan penggunaan pemanis sintetis pada minuman jajanan yang dijual di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan godean. Sedangkan minuman yang non pabrikan misalnya es teh, es jeruk, es camcau dan lain-lain. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti minuman yang non pabrikan karena sakarin tidak terdeteksi pada sampel pangan yang telah memiliki ijin produksi, sedangkan pada sampel pangan pedagang kaki lima (PKL) diketahui mengandung sakarin. Selain itu, seperti yang kita ketahui bahwa minuman non pabrikan umumnya tidak memiliki label dan ijin produksi sehingga belum diketahui pemanis buatan yang terkandung di dalam minuman tersebut. 7 Delapan sampel yang diambil kemudian diuji sakarin secara kualitatif dengan metode ekstraksi uji warna (SNI ) dan siklamat kualitatif dengan metode pengendapan (SNI ) yang dilakukan 3 kali ulangan yaitu pada 16 Juni 2014, 20 Juni 2014 dan 23 Juni Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa 2 dari 8 minuman jajanan yang dijual di SD di Wilayah Godean positif mengandung sakarin dan 2 dari 8 mengandung siklamat. Penjual es masih menggunakan pemanis tersebut dimungkinkan karena harga sakarin yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga gula murni dan tingkat kemanisannya lebih tinggi dibanding gula murni. Sakarin merupakan pemanis buatan yang tingkat kemanisannya 300 kali lebih manis dibanding dengan gula murni. 8 Wawancara dilakukan pada penjual minuman jajanan S1, S4 dan S5, hasilnya siklamat yang terdapat di dalam S1 dan S4 berasal dari sirup yang digunakan penjual yaitu minuman serbuk kemasan pabrikan yang telah memiliki izjin produksi dan aman dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, sedangkan sakarin yang terkandung dalam minuman jajanan tersebut tidak tertulis pada label kemasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2014 pada jam sekolah yaitu pukul sampai dengan pukul WIB peneliti menghitung jumlah minuman jajanan yang berada di sekitar Sekolah terdapat dua jenis minuman jajanan yaitu minuman jajanan kemasan pabrikan (memiliki ijin produksi) dan minuman jajanan non pabrikan (minuman yang dibuat oleh industri kecil tanpa ijin produksi). Terdapat 29 penjual yang menjual minuman pabrikan saja, 12 penjual yang menjual minuman non pabrikan dan 35 penjual yang menjual kedua-duanya, sehingga jumlah penjual minuman seluruhnya adalah 76. Penjual yang dihitung adalah penjual yang menetap berjualan di tempat tersebut atau berkeliling tetapi selalu datang dan berjualan di tempat tersebut pada jam sekolah. Minuman pabrikan misalnya minuman kemasan sashet (seperti marimas, pop ice, jasjuz, dll), minuman kemasan botol (seperti bigcola, sprite, dll) dan minuman buatan pabrik lainnya. Tabel 1. Hasil Uji Sakarin dan Siklamat Kualitatif pada Minuman Jajanan yang dijual di Sekolah Dasar di Wilayah Godean Sleman No. Jenis Kode minuman sampel Sakarin Siklamat Harga 1 Es lilin vanila Rp 500 S1 Negatif Positif blue 2 Es degan S2 Negatif Negatif Rp Es mega Rp 3000 S3 Negatif Negatif mendung 4 Es lilin jeruk S4 Positif Positif Rp Es camcau S5 Positif Negatif Rp Es jeruk1 S6 Negatif Negatif Rp Es jeruk2 S7 Negatif Negatif Rp Es teh S8 Negatif Negatif Rp 1500 Sampel 8 8 positif 2 (25%) 2 (25%) negative 6 (75%) 6 (75%) 37

4 Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 1, Maret 2015, halaman Berdasarkan uji kuantitatif sakarin dengan metode KCKT kadar sakarin dalam minuman tersebut tidak ada atau dinyatakan aman karena komposisi minuman home industry atau bukan pabrikan tidak konsisten. Selain itu Sukawati (2008) yaitu sakarin masih jarang dijual ditoko kecil dan produsen makanan maupun minuman jajanan mengalami kesulitan dalam memperoleh sakarin. Bila dilihat dari harga minuman, minuman yang mengandung sakarin dan siklamat dijual dengan harga Rp 500 sampai dengan Rp 1500, sedangkan minuman yang dijual lebih dari Rp 1500 sampai dengan Rp 3000 tidak mengandung sakarin dan siklamat. Hal ini dimungkinkan karena harga sakarin dan siklamat tergolong lebih murah dari pada gula murni selain itu siklamat bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam kaleng. Selain itu konsumen berkecenderungan untuk mendapatkan jumlah makanan sebanyak-banyaknya dengan harga serendah mungkin (murah meriah). Sebaliknya, penjual harus mendapat keuntungan yang cukup, bila mereka ingin terus berjualan dan menghidupi keluarganya. Hal tersebut menjadi lingkaran setan. Ketika harga bahan makanan lebih tinggi dari daya beli konsumen, maka akibatnya penjual terdesak untuk membuat minuman jajanan dengan jumlah yang besar dan sama tetapi dengan mutu yang lebih rendah, terjadilah pemalsuan atau penggantian sebagian bahan mentah dengan bahan lain yang lebih murah harganya. 1,9 Menurut BPOM (2004) konsumsi siklamat dalam dosis yang melebihi batas yang telah ditetapkan SNI dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati dan limpa. Kemudian menurut Aisyah, dkk (2013) bahwa pemberian natrium siklamat pada tikus pada dosis tertentu menyebabkan penurunan jumlah eritrosit dan meningkatkan jumlah leukosit. Padahal Anakanak khususnya yang masih duduk di sekolah dasar belum dapat membedakan mana makanan yang baik untuk di konsumsi dan mana makanan yang tidak baik dikonsumsi. 4 Pemanis ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai bahan tamabahan pangan bagi penderita diabetes melitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah, untuk memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan, sebagai penyalut obat yaitu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat tablet yang bersalut, untuk menghindari kerusakan gigi dan pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintetis digunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis sintetis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya relatif murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi alam. 8 Pengawasan penggunaan pemanis sintetis harus terus dilakukan karena meskipun banyak manfaatnya namun dalam jumlah banyak dan dalam frekuensi tertentu berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Sehingga penjual minuman baik pabrikan maunpun non pabrikan yang menggunakan sakarin maupun siklamat harus memperhatikan kadarnya, sebab sakarin dan siklamat merupakan Bahan Tambahan Pangan yang dibatasi yaitu diijinkan untuk dikonsumsi namun dalam kadar tertentu. 9 KESIMPULAN 1. Dua dari delapan minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean mengandung sakarin. 2. Dua dari delapan minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean mengandung siklamat. 3. Minuman jajanan yang dijual di Sekitar SD di Kecamatan Godean masih katagori aman dikonsumsi ditinjau dari penggunaan pemanis buatan (sakarin dan siklamat) SARAN 1. Bagi Sekolah: Meskipun minuman jajanan tersebut aman namun pengawasan dari Sekolah terkait perkembangan minuman jajanan yang dijual di Sekolah Dasar harus selalu dilakukan. 2. Bagi Orang tua: Orang tua hendaknya memberi bekal minuman kepada anaknya yang masih duduk Sekolah Dasar. 3. Bagi masyarakat yang memiliki industri makanan dan minuman (home industri) agar mematuhi peraturan keamanan pangan yang berlaku, dengan memiliki sertifi kasi IRT (Industri Rumah Tangga) 4. Bagi Peneliti lain a. Diperlukan penelitian tentang keamanan pangan ditinjau dari penggunaan pewarna pada minuman non pabrikan yang dijual di sekitar Sekolah Dasar. b. Diperlukan penelitian tentang pengetahuan penjual minuman mengenai keamanan minuman yang dijual. DAFTAR PUSTAKA 1. Winarno F.G Keamanan Pangan Jilid 1. Bogor: Mbrio press. 2. Mayasari, Linda Banyaknya Jajanan Tidak Sehat di Lingkungan Sekolah Anak. Diunduh pada 8 Januari 2014 di /24/093231/ /763/banyaknya-jajanan-tidaksehat-di-lingkungan-sekolah-anak 3. Rachmaningtyas, Ayu Jajanan Berbahaya Sudah Masuk Ke Sekolah. Diunduh pada 17 desember 2013 di read/2013/07/28/15/766348/jajanan-berbahayasudah-masuk-ke-sekolah 4. Permadi, Agie Penggunaan bahan berbahaya pada jajanan masih marak. Diunduh pada 17 38

5 Tinjauan Penggunaan Pemanis Buatan... desember 2013 di read/2013/08/21/21/773832/penggunaan-bahanberbahaya-pada-jajanan-masih-marak 5. Nuraini, Heny Memilih & Membuat Jajanan Anak yang Sehat & Halal. Qultum Media: Depok. 6. Sunartono Jajanan Berbahaya Intai Ribuan Siswa SD. Diunduh pada 18 Januari Bararah, VB Studi Paparan dan Metabolit Sakarin (Pemanis Buatan) pada Jajanan Anak. Universitas Indonesia. Skripsi. 8. Cahyadi,W Bahan Tambahan Pangan. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi aksara. 9. Yuliarti, Nurheti Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 39

6

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET INTISARI ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Nazila Mu minah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Rivai

Lebih terperinci

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh: Rovita Sari 13.1.01.06.0023 Dibimbing oleh : 1.

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA DETERMINATION OF CYCLAMATE CONTENT IN RED SYRUP WHICH SOLD IN BANJARMASIN UTARA *, Marina Hamidah, Eka Kumalasari Akademi Farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT The puter ice is a traditional ice which based the coconout milk, the puter ice

Lebih terperinci

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti. RINGKASAN Herlina Gita Astuti. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Siklamat pada Selai Tidak Berlabel yang Dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya Tahun 2015. Program Studi D-III Farmasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011 ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh: DWI ARINI 13.1.01.06.0015

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 23 BAB 3 BAHAN dan METODE 3.1 ALAT Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT 2. Detektor PDA 3. Neraca analitik 4. PH meter 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 7. Spatula

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA Petrus Adi Susilo Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM MINUMAN SIRUP JAJANAN DI KAWASAN CAR FREE DAY

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM MINUMAN SIRUP JAJANAN DI KAWASAN CAR FREE DAY INTISARI ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM MINUMAN SIRUP JAJANAN DI KAWASAN CAR FREE DAY MASJID RAYA SABILAL MUHTADIN BANJARMASIN DENGAN METODE PENGENDAPAN DAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta dikemas dengan berbagai kemasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN PEMANIS BUATAN PADA SARI BUAH MARKISA PRODUKSI MAKASSAR. Ika Amilah Citra Tahir, Vitrianty

ANALISIS KANDUNGAN PEMANIS BUATAN PADA SARI BUAH MARKISA PRODUKSI MAKASSAR. Ika Amilah Citra Tahir, Vitrianty As-Syifaa Vol 05 (02) : Hal. 185-191, Desember 2013 ISSN : 2085-4714 ANALISIS KANDUNGAN PEMANIS BUATAN PADA SARI BUAH MARKISA PRODUKSI MAKASSAR Ika Amilah Citra Tahir, Vitrianty Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal 3 (1), 2017, 77-81 Received 2017-05-03; Received in revised form 2017-06-27; Accepted 2017-06-30 Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES KRIM DI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Mixed Method, yaitu metode yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Berkembangnya bahan tambahan pangan mendorong pula perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo, 22 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada 7 Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi

Lebih terperinci

[The Content of Synthetic Sweeteners of Saccharine and Cyclamate in The Beverages Traded in The Elementary School In The Village of Wua-Wua Kendari]

[The Content of Synthetic Sweeteners of Saccharine and Cyclamate in The Beverages Traded in The Elementary School In The Village of Wua-Wua Kendari] Vol. 1, No. 1, p. 45-50, Th. 2016 ISSN: 2527-6271 ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEMANIS SAKARIN DAN SIKLAMAT PADA MINUMAN YANG DI PERDAGANGKAN DI SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN WUA-WUA KOTA KENDARI [The Content of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

J U R N A L ANALISIS ZAT PEMANIS BUATAN PADA MINUMAN JAJANAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO NURAIN A. HADJU

J U R N A L ANALISIS ZAT PEMANIS BUATAN PADA MINUMAN JAJANAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO NURAIN A. HADJU J U R N A L ANALISIS ZAT PEMANIS BUATAN PADA MINUMAN JAJANAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO NURAIN A. HADJU 08035005 Dosen Pembimbing:. Ir. Thelma D.J. Tuju, MSi 2. Ir. Maya M. Ludong, MS

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis kualitatif, Sakarin, Minuman Sirup Jajanan

Kata Kunci: Analisis kualitatif, Sakarin, Minuman Sirup Jajanan INTISARI ANALISIS KUALITATIF SAKARIN DALAM MINUMAN SIRUP JAJANAN DI KAWASAN CAR FREE DAY MASJID RAYA SABILAL MUHTADIN BANJARMASIN Endah Dwi Anggraini 1 ; Noor Aisyah 2 ; Amaliah Wahyuni 3 Sakarin adalah

Lebih terperinci

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) 21 UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) Sri Sayekti* Aris Juliantoro** STIKES Insan Cendekia Medika Jombang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alsuhendra, dan Ridawati, Bahan Toksik Dalam Makanan. Cetakan pertama. Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Alsuhendra, dan Ridawati, Bahan Toksik Dalam Makanan. Cetakan pertama. Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya. Bandung. DAFTAR PUSTAKA Alsuhendra, dan Ridawati, 2013. Bahan Toksik Dalam Makanan. Cetakan pertama. Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya. Bandung. Ambarsari, dkk, 2008. Penetapan Standar Penggunaan Pemanis Buatan Pada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 1. Uji Organoleptik Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa) Sampel Hasil uji organoleptik yang dijual oleh 23 pedagang jeruk yang berada di pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rhodamine B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri tekstil. Zat ini sering disalah gunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di berbagai negara.

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013) PEMERIKSAAN KANDUNGAN PEMANIS DAN PEWARNA SINTETIK DALAM ES LILIN TIDAK BERMEREK DAN TIDAK BERLABEL YANG DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI RUMAH TANGGA X KECAMATAN AMBULU-JEMBER Ika Wahyuni Farmasi xiao_jin8@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan : Lampiran 1 KUESINER PENELITIAN Analisa Kandungan Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Serta Tingkat Pengetahuan Penjual Tentang Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN (JSTP) ISSN: 2527-6271 2016 ANALISIS KANDUNGAN ZAT PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAUS TOMAT DI PASAR TRADISIONAL ANDOUNOHU KOTA KENDARI (Analysis of Sodium Benzoate on The Tomato Sauce In Traditional Market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

Lebih terperinci

PENGGUNAAN NATRIUM SIKLAMAT PADA ES LILIN BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRODUSEN DI KELURAHAN SRONDOL WETAN DAN PEDALANGAN KOTA SEMARANG

PENGGUNAAN NATRIUM SIKLAMAT PADA ES LILIN BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRODUSEN DI KELURAHAN SRONDOL WETAN DAN PEDALANGAN KOTA SEMARANG PENGGUNAAN NATRIUM SIKLAMAT PADA ES LILIN BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRODUSEN DI KELURAHAN SRONDOL WETAN DAN PEDALANGAN KOTA SEMARANG (Natrium Cyclamate on the Ice Candle Based on the Producer s

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Jurnal Dinamika, April 2011, halaman 34-41 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Ilmiati Illing Program

Lebih terperinci

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Nadya Aulia 1 ; Amaliyah Wahyuni, 2 ; Nurhamidi 3 Rhodamin B adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR BENSORSAK DALAM OKKY JELLY DRINK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) KARYA ILMIAH NOVA LESTARI HARAHAP

PENETAPAN KADAR BENSORSAK DALAM OKKY JELLY DRINK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) KARYA ILMIAH NOVA LESTARI HARAHAP PENETAPAN KADAR BENSORSAK DALAM OKKY JELLY DRINK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) KARYA ILMIAH NOVA LESTARI HARAHAP 132401125 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini, produsen berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah 12.101,66 km 2 dengan jumlah penduduk 1.044.284 jiwa. Khusus

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar

Lebih terperinci

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan Kelompok 3 Ade Juwita (109096000012) Chitta Putri Noviani (109096000007) Galuh Ilmia Cahyaningtyas (109096000011) Hafiz Akhyar (109096000034) Rahmawati

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Azizah 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Nurhamidi 3 Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minuman Ringan Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK Rama Aristiyo,, Nurul Amaliyah dan Salbiah Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANIS SINTESIS NATRIUM SAKARIN DAN NATRIUM SIKLAMAT DALAM TEH KEMASAN

ANALISIS PEMANIS SINTESIS NATRIUM SAKARIN DAN NATRIUM SIKLAMAT DALAM TEH KEMASAN ANALISIS PEMANIS SINTESIS NATRIUM SAKARIN DAN NATRIUM SIKLAMAT DALAM TEH KEMASAN Roslinda Rasyid 1, Melly Yohana R 2, Mahyuddin 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Andalas (UNAND) Padang 2 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di daerah tersebut banyak terdapat penjual jajanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan rumit. Namun, makanan tradisional kini dalam proses kembali ke tradisi. Dengan kemajuan budaya global,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, banyak dijumpai berbagai produk minuman kemasan yang beredar di masyarakat dengan bermacam-macam varian rasa. Hal ini diiringi dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Sampel 4.1.1. Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan berupa minuman serbuk dalam kemasan sachet yang beredar di pasar Bandung. Sampel yang digunakan diambil dari sebuah toko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN ANALISIS SIKLAMAT PADA AGAR-AGAR YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Rizki Widyaningsih*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA Retno Putri Pamungkas, Vivin Nopiyanti INTISARI Analisis Rhodamin

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015 Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), 20-24 IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015 M. Sinurat 1, Riris Andriana Siahaan 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk menganalisa kandungan bahan pengawet nitrit dan yang terdapat di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan-minuman bagi konsumsi manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, bukan merupakan bahan khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN MEDAN TUGAS AKHIR

PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN MEDAN TUGAS AKHIR PENENTUAN KADAR SIKLAMAT DALAM MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DI BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN TUGAS AKHIR DESY ANNISA 112401053 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada setiap orang sejak dari dalam kandungan. Seseorang akan terus menerus tumbuh dan berkembang sesuai dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak saat ini. Upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari 2018 5 PENETAPAN KADAR KALUM SORBAT DALAM KEJU KEMASAN DENGAN METODE KROMATOGRAF CAR KNERJA TNGG (KCKT) Rizki manda 1, Nofita 2, Ade Maria Ulfa 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci