BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Green Computing Menurut Sheikh (2010) dalam jurnal berjudul Green Computing- Embrace a Secure Future, green computing mengacu pada komputasi ramah lingkungan atau teknologi informasi. Ini adalah studi dan praktek merancang, manufaktur, menggunakan, dan membuang ICT efisien dan efektif dengan meminimalkan atau yang tidak berdampak pada lingkungan. Dengan demikian, green IT mencakup dimensi kelestarian lingkungan, ekonomi efisiensi energi, dan biaya total kepemilikan, yang meliputi biaya pembuangan dan daur ulang. Menurut Webber (2009: 29) Green computing bukan masalah memperkenalkan perubahan dalam lingkungan kerja yang statis. Sebaliknya, green computing adalah menangani variabel terbaru untuk persamaan di bisnis TI. Terdapat tiga karakteristik utama dari green computing: (1) peralatan TI harus efisien, (2) kapasitas peralatan TI harus sesuai dengan tugasnya, dan (3) biaya kepemilikan peralatan TI harus sudah termasuk biaya pengolahan ulang yang tepat. Menurut Kochhar (2011) dalam jurnal berjudul Eco - Friendly Computing: Green Computing, green computing adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan efisiensi penggunaan sumber daya dalam komputasi. Istilah ini umumnya berkaitan dengan penggunaan sumber daya komputasi dalam hubungannya dengan meminimalkan dampak lingkungan, memaksimalkan kelayakan ekonomi dan memastikan tugas-tugas sosial. Menurut Murugesan (2012: 2), green IT juga dikenal sebagai green computing adalah studi dan praktik merancang, membuat dan menggunakan komputer, server, monitor, printer, perangkat penyimpanan dan jaringan secara efisien dan efektif dengan minimalnya dampak terhadap lingkungan. Green IT juga tentang penggunaan teknologi informasi untuk mendukung, membantu, meningkatkan inisiatif lingkungan lainnya dan juga untuk membantu menciptakan green awareness. Dengan demikian, green IT 9

2 10 mencakup perangkat keras, piranti lunak, peralatan, strategi dan praktek yang dapat meningkatkan dan mendorong kelestarian lingkungan. Menurut Joseph (2010) dalam jurnal berjudul Optimization of Operating Systems towards Green Computing, green computing adalah studi dan praktek sumber daya komputasi yang efisien dan ramah lingkungan dengan konservasi energi listrik. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan di industri komputer menunjukkan minat lebih dalam komputasi hijau karena menghemat energi dan biaya pengeluaran. Menurut Kaseya (2008) dalam jurnal berjudul Green Computing: Using IT Automation to Achieve Energy, green computing atau green IT adalah praktek pelaksanaan kebijakan dan prosedur dengan meningkatkan efisiensi sumber daya komputasi sedemikian rupa untuk mengurangi dampak lingkungan dan pemanfaatannya. Green computing didirikan pada triple bottom line, prinsip ini mendefinisikan kesuksesan suatu perusahaan berdasarkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial. 2.2 Manfaat Green Computing Menurut Stollenmayer (2011: 8), ada beberapa manfaat green computing adalah sebagai berikut: Pengurangan konsumsi energi, Pengurangan penggunaan bahan baku, Pengurangan penggunaan air, Pengurangan jumlah sampah, Peningkatan jumlah daur ulang, Pengurangan polusi. Menurut Speshock (2010: 4) Manfaat dari green computing adalah: (1) tanggung jawab sosial dan praktik etis, (2) penghematan biaya, (3) kekuatan dalam persaingan, (4) menaati peraturan pemerintah dan programnya, (5) green consumer demands

3 11 Gambar 2.1 Manfaat Green Computing Sumber: Speshock (2010) 2.3 Solusi Green Computing Komputer memang sangat canggih. Banyak yang dapat dilakukan hanya dengan menggunakan komputer. Tetapi dibalik kecanggihannya, komputer memiliki banyak sekali bahan-bahan kimia yang beracun yang dapat membuat manusia dan lingkungan tercemar atau bisa disebut dengan e-waste. Untuk mendapatkan solusi dari masalah tersebut, maka Murugesan membuat solusi dari masalah tersebut. Menurut Murugesan (2012: 9), solusi green computing dapat dibagi menjadi beberapa langkah utama, yaitu: Hemat Daya Tidak menyalakan komputer atau barang elektronik lainnya jika tidak dibutuhkan terutama pada malam hari atau akhir minggu. Efisiensi Energi Contoh dari aktivitas ini dapat kita lihat dari adanya dampak negatif dari PSU yang hanya pada umumnya bekerja 70%. Aktivitas ini berupa munculnya program sertifikat 80 plus yang memastikan produsen PSU untuk menyatakan bahwa sistem listrik yang dihasilkan hanya menggunakan jumlah daya yang sistem butuhkan. Recycling Green computing dapat dilakukan dengan melakukan daur ulang semua bagian komputer. Hal tersebut bertujuan agar tidak menjadi limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan.

4 12 VoIP VoIP atau Voice over Internet Protocol merupakan teknologi yang memungkinkan percakapan jarak jauh secara online. Suara akan diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data. Cloud Computing Cloud Computing adalah penyimpanan secara online. Ini beberapa cloud computing yang terdapat dalam green computing: 1. Virtualisasi Virtualisasi memungkinkan terjadinya efisiensi energi serta sumber daya. Virtualisasi merupakan teknologi dasar untuk menyebarkan infrastruktur berbasis cloud yang memungkinkan sebuah server fisik tunggal untuk menjalankan beberapa sistem operasi secara bersamaan. Sebagai enabler konsolidasi, virtualisasi server juga mengurangi jumlah server fisik yang ada. Sedangkan dari perspektif sumber daya efisiensi, adanya pengurangan peralatan, mengurangi ruang pusat data dan e-waste. Dari perspektif efisiensi energi, dengan adanya sedikit peralatan fisik yang terpasang pada sebuah pusat data, maka akan mengkonsumsi listrik yang lebih sedikit. 2. Otomasi piranti lunak Memaksimalkan konsolidasi dan pemanfaatan untuk mendorong efisiensi. Kehadiran virtualisasi saja tidak akan memaksimalkan energi dan sumber daya efisiensi. Untuk penyediaan cepat, bergerak, dan beban kerja skala, infrastruktur berbasis cloud bergantung pada otomasi piranti lunak. Dikombinasikan dengan keterampilan yang tepat, standar operasional dan arsitektur, otomatisasi memungkinkan para profesional TI untuk membuat sebagian besar investasi berbasis cloud infrastruktur dengan mendorong batas-batas konsolidasi dan pemanfaatan tradisional rasio. Semakin tinggi rasio ini, infrastruktur fisik kurang diperlukan yang pada gilirannya memaksimalkan energi dan sumber daya efisiensi dari virtualisasi server.

5 13 3. Pay per Use Mendorong perilaku yang lebih efisien dan manajemen siklus hidup. Hal ini berguna agar pengguna jadi terfokus untuk mengkonsumsi apa yang mereka butuhkan. 4. Multitenancy Multitenancy memungkinkan organisasi-organisasi atau banyak unit bisnis yang berbeda dalam organisasi yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari infrastruktur berbasis cloud. Menurut Vithoba (2010: 52) dalam jurnalnya berjudul Solution for Green Computing, green computing memiliki beberapa solusi di dalam pemakaiannya, antara lain: Energy Efficiency Memaksimalkan pemakaian daya listrik sistem komputasi serta mengurangi penggunaan sistem selama puncak periode waktu. Reducing Electronic Waste Merupakan teknologi fisik pada komponen (keyboard, monitor, CPU, dll) yang tidak green lagi dan sangat beracun. Beberapa bisnis dan pemerintah kini telah memberlakukan untuk mendaur ulang komponen elektronik dan produsen hardware yang sudah tidak bisa digunakan lagi atau sudah tidak dipakai lagi. Employing thin clients Sistem ini memanfaatkan hanya fungsi komputasi dasar dan kadang-kadang hanya diskless (workstation atau komputer pribadi tanpa disk drive, yang mempekerjakan boot jaringan untuk memuat sistem operasi dari server), serta memanfaatkan sistem remote untuk melakukan kegiatan pengolahan utamanya. Sejak jaman kuno sistem ini sudah dapat digunakan untuk melakukan fungsi tertentu, sehingga elektronik limbah dapat berkurang. Kini perangkat baru untuk klien sudah tersedia dan dirancang dengan daya rendah konsumsi.

6 14 Telecommuting Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk memungkinkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya dari rumah untuk mengurangi transportasi emisi. Remote Administration Memungkinkan administrator dalam kemampuan membuat akses jarak jauh, monitor dan sistem perbaikan signifikan untuk mengurangi kebutuhan dalam perjalanan fisik ke kantor yang lokasinya jauh dari lokasi pelanggan. Dengan telecommuting, maka dapat mengurangi perjalanan serta tidak perlu adanya emisi karbon. Green Power Generation Banyak perusahaan memilih untuk menerapkan kebersihan, sumber energi terbarukan, seperti matahari dan angin, untuk sebagian atau seluruhnya dari kekuatan bisnis mereka. Green Computing Practices Dengan adanya pelatihan pada green computing maka masyarakat dapat belajar bertanggung jawab terhadap lingkungan atau "green" komputasi dengan cara menghemat energi di dalam komputer. Ini berkaitan dengan penggunaan kertas, toner cartridge, pembuangan peralatan komputer yang sudah tua dan melakukan keputusan tepat ketika mempertimbangkan untuk membeli seperangkat komputer baru. Reducing Paper Waste Untuk membuat kantor tanpa kertas, maka penggunaannya harus dikurangi semaksimal mungkin. Komputer memiliki jauh dari penyebab yang meningkatkan produksi kertas dan sampah kertas lainnya, di bawah ini adalah beberapa saran untuk mengurangi limbah kertas:

7 15 Cetak (print) sedikit mungkin atau jika sangat dibutuhkan. Meninjau dan memodifikasi dokumen di layar untuk penggunaan printer. Preview dokumen. Minimalkan jumlah hard copy dan kertas draft yang dibuat. Menyimpan informasi ke dalam disk, daripada mencetaknya (print). Recycle Waste Paper Beli dan gunakan kertas daur ulang di printer dan mesin fotokopi. Dilihat dari sudut pandang lingkungan, kertas daur ulang yang terbaik adalah 100 persen pasca konsumen dari daur ulang konten. Simpan bila memungkinkan sehingga dapat menghindari pencetakan . Gunakan bukan faks atau mengirim faks secara langsung dari komputer untuk menghilangkan kebutuhan hard copy. Ketika harus menggunakan fax hard copy, maka dapat menghemat kertas dengan menggunakan "sticky" fax catatan alamat dan bukan sampul. Pada dokumen yang lebih besar, gunakan ukuran font yang lebih kecil (konsisten dengan pembacaan) untuk menghemat kertas. Jika printer dapat mencetak halaman uji setiap kali dihidupkan, maka fitur yang tidak perlu harus dinonaktifkan. Sebelum kertas print dibuang, sisihkan bagian yang kosong untuk digunakan sebagai kertas memo atau mencetak draft. Ketika dokumen dicetak atau disalin, gunakan dua kali lipat sisi pencetakan dan penyalinan. Jika memungkinkan, gunakan beberapa halaman per lembar pilihan pada printer. Ketika informasi umum jenis dokumen harus dibagi ke pegawai kantor, cobalah membuat salinan individu untuk setiap orang. Ini juga bisa dilakukan dengan mudah yaitu melalui .

8 16 Reusing and recycling Adalah college dan lembaga di kota Hingoli menghasilkan banyak toner printer, cartridge tinta jet dan baterai yang tahan selama setahun. Daripada membuangnya, mereka dapat didaur ulang agar menghemat sumber daya dan mengurangi polusi dan limbah padat. 2.4 Green ICT Menurut Tomlinson (2010: 3), green ICT adalah sebagai cara untuk mengembangkan industri teknologi informasi secara berkelanjutan. Green ICT juga memberikan manfaat terhadap area ekonomi dan lingkungan. Selain itu juga dapat mengurangi dampak e-waste, mendesain interaksi secara berkelanjutan, dan mengurangi pemakaian energi dengan sistem terkomputerisasi. Menurut Visser (2011: 9), green ICT dapat dibedakan menjadi dua yaitu: menghijaukan dengan TI dan menghijaukan TI itu sendiri. Menurut Visser (2011: 9) menghijaukan dengan TI adalah TI sebagai sarana. Contohnya yaitu menghijaukan suatu lingkungan seperti di dalam perusahan dengan menggunakan peralatan TI yang mendukung, mengirimkan data ke seluruh staff di dalam perusahaan dengan tidak mencetak tetapi hanya dengan mentransfer data lewat jaringan perusahaan yang dapat disebut sebagai menghijaukan dengan TI.

9 17 Gambar 2.2 Taksonomi Green ICT Sumber: Visser (2011: 9) Menurut Visser (2011: 9), menghijaukan TI adalah TI sebagai tujuan atau target. Contohnya yaitu merancang atau membuat suatu peralatan TI yang mendukung dalam penghijauan lingkungan seperti di dalam perusahaan. Menghijaukan TI dapat dilakukan dengan merancang TI yang ramah lingkungan seperti supplier TI yang merancang data grid, data center, hardware serta software ramah lingkungan untuk mendukung pekerjaan dalam suatu perusahaan. 2.5 Manfaat Green ICT Menurut Aquaforest Limited (2010, p2) dalam jurnal berjudul Green Computing: Searchable PDF for Document Storage and The Concept of Green Computing, manfaat Green ICT meliputi: Biaya. Efisiensi dan Peningkatan kerja. Keberlanjutan lingkungan di seluruh siklus hidup TI secara keseluruhan, sehingga lebih ramah lingkungan.

10 18 Gambar 2.3 Manfaat Green ICT Sumber: Hanle (2009: 6) Menurut Hanle (2009:6) manfaat green ICT terbagi menjadi beberapa stakeholder. Manfaat untuk lingkungan: o Mengurangi emisi karbondioksida, o Mengurangi konsumsi sumber daya, o Menaati peraturan (di masa depan). Manfaat untuk perusahaan: o Hemat beban listrik. o Mengurangi beban operasi data center. o Membutuhkan lebih sedikit hardware. Manfaat untuk karyawan : o Meningkatkan kepuasan karyawan o Loyalitas yang lebih besar o Perekrutan lebih mudah Manfaat untuk pasar : o Penilaian meningkat o Harga saham yang lebih tinggi

11 19 o Nilai perusahaan yang lebih besar Manfaat Pelanggan : o Loyalitas pelanggan yang lebih besar o Ketertarikan bagi pelanggan baru o Kepuasan pelanggan yang lebih besar Manfaat Publik : o Meningkakan citra perusahaan o Nilai merek yang lebih besar 2.6 Standard Penerapan Green ICT Menurut Aquaforest Limited (2010, p2) dalam jurnal berjudul Green Computing: Searchable PDF for Document Storage and The Concept of Green Computing, Penerapan Green Computing bisa dilakukan melalui beberapa sisi yaitu: 1. Green Use : Meminimalkan konsumsi listrik perangkat komputer dalam cara yang ramah lingkungan. 2. Green Disposal : Membuat kembali komputer yang sudah ada atau mendaur ulang perangkat elektronik yang tidak digunakan. 3. Green Design : Merancang komputer yang hemat energi, server, printer, proyektor, dan perangkat digital lainnya. 4. Green Manufacture : Meminimalkan limbah selama proses pembuatan computer dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan 2.7 Contoh Perusahaan Berstandard Green ICT PT XL Axiata Tbk. Salah satu perusahaan ICT yang mulai mempraktikkan green ICT adalah PT XL Axiata Tbk. (XL). Konsep green ICT di XL merujuk pada usaha ikut menyelamatkan bumi dari berbagai ancaman perusakan lingkungan dan pemanasan global melalui

12 20 penerapan teknologi yang ramah lingkungan, hemat energi, dan penerapan daur ulang untuk berbagai perangkat yang jika dibuang akan bisa mencemari lingkungan. Salah satu realisasi gerakan XL Go Green adalah penerapan BTS inovatif. Diklaimnya, saat ini ada beberapa jenis BTS inovatif yang dikembangkan XL yang sejalan dengan semangat Go Green. 1. Non-CFC untuk air conditioner (AC), yaitu sejak 2005 XL mengganti standar pelumas AC dari freon (R22) menjadi non- CFC (R410) termasuk pada BTS-BTS lama. Saat ini sudah BTS yang menggunakan Non-CFC, sehingga tidak lagi turut menjadi penyebab penipisan lapisan Ozon. 2. Charge Discharge Battery (CDC). CDC merupakan kombinasi antara penggunaan baterai dan genset secara bergantian sehingga mengurangi operasi genset dari 24 jam sehari menjadi hanya 11 jam sehari. Nah, melalui penerapan CDC ini, XL bisa menghemat bahan bakar secara signifikan. Saat ini hampir 600 BTS XL menerapkan CDC. 3. BTS dengan Intelligent Ventilation System (IVS), yakni sistem pendinginan dalam shelter yang mengombinasikan antara DC fan dan AC, sehingga pengoperasian AC berkurang hingga 30%. Saat ini sudah ada sekitar BTS yang menerapkan sistem IVS. Keempat, Green BTS, yaitu BTS yang mampu menghemat energi listrik hingga 50%. Kini XL telah mengoperasikan sekitar 12 ribu BTS inovatif yang mampu memberikan hasil maksimal dan sejalan dengan misi hemat energi dan ramah lingkungan. XL juga telah memodernisasi teknologi BTS dan jaringan, sehingga mampu menekan konsumsi energi hingga 60%. Modernisasi jaringan yang dilakukan, seperti penggantian perangkat Radio Base Station (RBS) dan Base Station Controler (BSC) dengan perangkat yang lebih baru dari sisi penghematan penggunaan ruang, konsumsi daya dan teknologi yang mampu beradaptasi dengan evolusi penggunaan gadget untuk masa mendatang.

13 21 Proses modernisasi ini melengkapi modernisasi jaringan sebelumnya yang menggunakan soft switch dan IP Transmission. Selain menghemat energi, langkah ramah lingkungan lain yang dilakukan XL dalam kaitan dengan pengoperasian BTS adalah merekondisi baterai yang rusak. Setelah direkondisi, baterai yang sudah rusak bisa kembali dipakai. Upaya rekondisi baterai rusak ini dilakukan karyawan XL, sehingga bisa menghemat biaya untuk pengadaan baterai baru dan mengurangi limbah baterai. Program rekondisi ini berjalan sejak 2007 di semua area operasi XL. Selain Green BTS, program go green lain yang telah dilakukan XL adalah peniadaan kertas untuk tagihan pelanggan XL PascaBayar (e-billing). Melalui sistem e-billing ini, pelanggan pascabayar XL akan mendapatkan pemberitahuan mengenai tagihan bulanannya melalui . Sistem e-billing ini dilakukan sejak XL juga telah memperkenalkan penggunaan voucher reload pulsa dalam kertas secara minimal. XL juga merekayasa daur ulang air limbah dari area perkantoran di Jakarta dengan menggunakan STP Biotech. Melalui upaya daur ulang itu, limbah air dapat digunakan kembali sebagai air layak pakai, dengan kapasitas penghematan liter/hari. XL juga telah melakukan paperless untuk penggunaan administrasi kantor, seperti slip gaji, buletin, form dan nota dinas. Apple, Inc Apple adalah perusahaan yang terletak di daerah Silicon Valley, Cupertino, California yang bergerak di bidang teknologi komputer. Apple membantu revolusi komputer pribadi di tahun 1970 an dengan produk Apple II dan memajukannya sejak tahun 1980 an hinggga sekarang. Saat ini perusahaan Apple telah peduli terhadap komputasi ramah lingkungan dengan cara menerapkan: 1. Desain produk perusahaan dibuat setipis mungkin dan desain-desain dari apple menggunakan bahan baku yang dapat di daur ulang. Contohnya imac yang berukuran 20 inci yang terbuat dari kaca dan alumunium yang mudah di daur

14 22 ulang dan sangat hemat energi karena hanya mengkonsumsi listrik setara dengan bola lampu standar. 2. Efisiensi energi yang dilakukan Apple dengan menciptakan perangkat keras yang berisi fitur Energy saver pada Mac Os X yang membuat pemakai dapat mengelola konsumsi daya komputer yang digunakan. 3. Material berbahaya yang digunakan dalam memproduksi di batasi atau dihilangkan seperti tidak lagi menggunakan unsur bromin dan klorin serta pada produk MacBook tidak terdapat lagi PVC, tampilan tanpa merkuri yaitu LED, dan kaca bebas dari arsenik. 4. Membuat produknya mudah di daur ulang dan memberikan penawaran pengambilan kembali produk Apple yang tidak terpakai oleh konsumen dan bisnis agar dapat dibuang dengan aman. 2.8 Metode Green IT dari Empat Perspektif Menurut Alfa (2010), metodologi green IT lebih menekankan pada penyusunan strategi, kebijakan, dan proses implementasi green IT pada tingkat Enterprise tetapi kurang dari sisi pemahaman komprehensif dari Green IT sendiri. Gambar 2.4 Green IT dari empat perspektif. Sumber: Alfa (2010) Oleh karena itu, diperlukan suatu metodologi yang melihat Green IT dari berbagai perspektif. Dengan demikian, pelaku Green IT dapat melihat

15 23 Green IT secara utuh, tidak sekedar tindakan praktis tetapi juga memiliki banyak sisi yang saling terkait. Working Dimensions Menurut Alfa (2010), Working Dimensions adalah besaran yang mana jika green IT dijalankan akan mengubah nilai dari besaranbesaran tersebut. Besaran ini merupakan sesuatu yang diupayakan diubah oleh green IT untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dimensi-dimensi ini saling terhubung satu sama lain, di mana perubahan di dimensi yang satu akan menjadikan peningkatan atau pengurangan di dimensi lainnya. Dengan kata lain, setiap solusi yang diberikan biasanya memiliki kelemahan (drawbacks). Beberapa dari dimensi tersebut antara lain, waktu, energi, biaya, dan dampak negatif terhadap lingkungan. Time Time (waktu) adalah salah satu yang direduksi dari perkembangan ICT. Dari waktu ke waktu kinerja prosesor semakin cepat, memungkinkan set instruksi komputasi dilakukan hanya sepersekian detik. Tetapi, peningkatan kecepatan komputasi turut diikuti oleh kebutuhan energi yang lebih besar. Contoh lain adalah komunikasi yang dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan mengirim , chat, atau pun telepon. Penggunaan ICT mampu mereduksi waktu, biaya, dan energi yang dibutuhkan jika berpergian menggunakan transportasi untuk berkomunikasi secara langsung. Kekurangannya adalah efek psikologi yang diperoleh ketika bertatap muka secara langsung menjadi hilang. Energi Energi menjadi salah satu fokus utama dari perkembangan teknologi informasi. Teknologi saat ini berusaha untuk mengefisienkan energi dan mengkonservasinya sehingga kerja dapat terus terjaga. Misalnya penggunaan baterai pada laptop memungkin seseorang tetap bekerja tanpa terhubung ke sumber

16 24 listrik utama, tetapi materi yang menyusun baterai agar bekerja lebih efisien bagi lingkungan. Cost Produk-produk ICT yang efisien energi biasanya lebih mahal dari produk-produk biasa karena dibuat dengan teknologi ramah lingkungan yang biaya materi dan produksinya lebih mahal. Kecenderungannya, biaya yang lebih mahal ini dijadikan alasan bagi perusahaan untuk tidak menjalankan Green IT. Perusahaan lebih melihat keuntungan yang diperoleh secara finansial dibandingkan dampak yang diberikan produk terhadap lingkungan. Environment Cepatnya perkembangan teknologi dan tuntutan industri membuat produksi barang-barang ICT berlanjut setiap tahunnya, produk-produk yang dianggap sudah usang, rusak, dan ketinggalan zaman akhirnya dibuang dan menjadi limbah. Produk-produk ICT pada umumnya mengandung materi-materi beracun, logam berat, dan tidak bio-degradable yang pada akhirnya akan mencemari lingkungan. Belum lagi penggunaan ICT yang tidak efisien energi akan menghasilkan carbon footprint yang banyak. Untuk mengurangi dampak negatif produk ICT terhadap lingkungan tidaklah mudah karena membutuhkan biaya besar dan sulitnya mengubah perilaku pengguna agar menjadi pengguna yang peduli lingkungan. Level of Working Area Menurut Alfa (2010), Green IT sebagai usaha praktis dalam menjawab tanggung jawab lingkungan dapat bekerja pada tataran area kerja (levels of working area) yang berbeda-beda. Dari tataran efisiensi kinerja fisik (hardware), optimasi algoritma (software), rekayasa ulang proses bisnis (business flow), kebijakan dan aturan (governance), hingga kepada pembentukan perilaku (behaviour).

17 25 Hardware Pada tataran tataran hardware, upaya dilakukan dengan memanfaatkan fisik dari materi dan lingkungan. Misalnya penggunaan air sebagai pendingin dengan mengalirkan panas dari server ke laut, danau, atau kolam. Contoh lain adalah pemanfaatan materi bio-degradable sebagai casing peralatan elektronik. Software Pada tataran software, semakin tinggi beban komputasi maka semakin banyak energi yang digunakan. Algoritma yang tidak optimal dapat mengkonsumsi waktu yang pada gilirannya akan boros energi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan algoritma komputasi sehingga performa komputasi cukup untuk menanggung beban komputasi dan juga hemat dalam penggunaan energi. Business Process Pada tataran business process (proses bisnis), optimasi dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa ulang proses bisnis. Dengan dukungan ICT beberapa proses dapat diotomasi, digabung, atau dihilangkan sehingga dapat memotong biaya yang dikeluarkan untuk proses-proses tersebut. Misalnya, nasabah tidak perlu lagi pergi ke bank mengantri hanya untuk transfer rekening. Cukup dengan penggunaan layanan e-banking melalui internet di rumah atau kantor, rekening dapat ditransfer. Keuntungannya biaya transportasi dan kertas dapat dikurangi. Governance Upaya Green IT juga dapat dilakukan melalui Green Governance. Beberapa diantarannya ialah dimulainya inisiatif dan penetapan penetapan standard atau sertifikasi sehingga para vendor dituntut menghasilkan produk-produk ICT yang semakin ramah lingkungan. Konsumen juga diuntungkan karena mereka dapat memilih produk-produk ICT yang hemat energi sehingga

18 26 menurunkan biaya. Beberapa inisiatif dan standard yang sudah berjalan adalah program Solving the E-waste Problem (STEP) oleh PBB, Basel Action Network (BAN), Basel Convention, Electronic Product Environmental Assessment Tool (EPEAT), European Union s Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE), Restriction of Hazardous Substances Directive (ROHS), dan Environmental Protection Agency s (EPA s) Energy Star Program. Behaviour Bagian ini mungkin adalah bagian yang tersulit karena yang diubah manusianya (perilakunya). Seringkali ketika seseorang ingin berubah, harus berbenturan dengan tuntutan budaya dan kebiasaan dari institusi atau lingkungannya. Misalnya, keinginan manusia untuk exist, up-to-date, dan diakui oleh komunitasnya membuatnya sering membeli gadget baru setiap tahun. Gadget yang lama tidak digunakan lagi dan akhirnya menjadi sampah. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah menghasilkan produk yang memiliki umur hidup panjang, dapat dikostumasi, dan upgradable sehingga dapat mengurangi laju pertumbuhan sampah. Methods Menurut Alfa (2010), Kata methods (metode) identik dengan bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana sesuatu bekerja. Dari kajian literatur diperoleh bahwa Green IT bekerja dengan mengurangi (reduce), guna ulang (reuse), daur ulang (recycle), optimisasi (optimization), virtualisasi (virtualization), pengukuran (measurement). Reduce Reduce berarti mengurangi penggunaan atau mengurangi produksi material yang berbahaya bagi lingkungan. Termasuk mengurangi jumlah produksi agar tidak berlebihan

19 27 (pemborosan). Contoh, mengurangi penggunaan kertas sebagai dokumen tranksaksi dan menggantinya dengan workflow systems. Reuse Reuse atau guna ulang adalah upaya untuk mengurangi pemborosan dengan menyediakan produk yang didapat dipakai berulang-ulang atau menggunakan ulang produk bekas atau yang telah dipakai. Misal, di software development, terdapat konsep reuse di mana kelas, objek, variable, prosedur, fungsi, atau web service dapat digunakan berulang-ulang, tidak perlu membuat yang baru lagi, sehingga dapat mengurangi waktu pengembangan software, penggunaan memori, dan biaya. Recycle Recycle atau daur ulang adalah hasil atau sisa-sisa dari proses produksi dan pemakaian yang tidak dapat digunakan lagi ditranformasi sehingga masih memiliki nilai tambah untuk digunakan sebagai bahan bagi proses produksi. Misalnya, piringan CD atau DVD bekas didaur ulang, sehingga materimateri yang terkandung dapat digunakan lagi. Optimization Optimization (optimisasi) adalah bagaimana melakukan proses sehingga nilai perbandingan antara keluaran dan masukan dapat mencapai atau mendekati 100%. Optimisasi dapat dilakukan melalui perbaikan alogritma, pemilihan algoritma yang tepat sesuai kebutuhan, dan pemilihan bahan penyusun hardware yang memiliki efisiensi tinggi dan tahan lama. Virtualization Virtualization (virtualisasi) adalah mengemulasi sistem komputasi fisik dalam bentuk piranti lunak (software). Virtualisasi memungkinkan suatu server berjalan dalam server lain sehingga tidak diperlukan perangkat keras untuk

20 28 menjalankannya. Cara ini adalah cara yang paling efisien dalam melakukan penghematan karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli perangkat keras untuk setiap server yang diperolehnya. Measurement Measurement adalah mengevaluasi suatu kumpulan data tentang green IT yang dilakukan untuk mengamati tindakan green yang ada diperusahaan. Cara ini adalah cara yang tepat untuk mengetahui apa saja yang sudah perusahaan lakukan. Dengan pengukuran ini kita bisa menyimpulkan sudah sampai pencapaian seperti apa green yang ada diperusahaan. Stakeholder Menurut Alfa (2010) Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi, berkaitan dengan informasi, dalam konsep green computing. 2.9 Pendekatan Holistik Green IT Menurut Murugesan (2012: 7), untuk efisiensi dampak lingkungan pada TI diharuskan mengadopsi sebuah pendekatan holistik. Gambar 2.5 Pendekatan Holistik Green IT Sumber: Murugesan (2012: 8)

21 29 Pendekatan holistik menurut Murugesan (2012: 7) terdiri dari: 1. Green Design Merancang energi dan lingkungan efisien yang terdiri dari komponen komputer, server, dan cooling equipment. 2. Green Manufacturing Manufaktur komponen elektronik, komputer, dan subsistem lainnya dengan minimal atau tidak adanya dampak terhadap lingkungan. 3. Green Use Mengurangi pengurangan energi pada komputer dan sistem informasi lain serta menggunakannya sesuai dengan keberlanjutan lingkungan. 4. Green Disposal Memperbarui dan menggunakan kembali komputer lama atau tua serta mendaur ulang komputer dan peralatan elektronik lainnya. 5. Green Standards and Metrics Kebutuhan untuk mempromosikan, membandingkan, dan benchmarking inisatif keberlanjutan, produk, service, serta praktiknya. 6. Green IT Strategies and Policies Efektifitas dan strategi serta kebijakan-kebijakan (policies) menambah nilai dan fokus pada manfaat jangka pendek serta jangka panjang. Ini merupakan strategis dan praktik bisnis yang selaras juga sebagai komponen kunci green IT Green Hardware Menurut Murugesan (2012: 24), green hardware tidak dapat dibangun dengan hanya memiliki langkah tambahan dalam siklus hidup perangkat. Perlu ada upaya bersama pada setiap tahap siklus hidup dari perangkat dipahami, dikembangkan sampai akan digunakan dan didaur

22 30 ulang atau dibuang. Green hardware perlu melakukan beberapa tahapan, sehingga perusahaan lebih mudah dalam menerapkan green. Menurut Murugesan (2012: 10), green hardware merupakan konsumsi energi dengan membuat perubahan kecil pada bagaimana perilaku kita menggunakan komputer. Sebagian besar desktop komputer sedang berjalan, bahkan ketika mereka tidak menggunakannya lagi, karena pengguna kadang-kadang selalu meninggalkan desktop mereka dalam keadaan menyala, hal itu dapat meningkatkan pengeluaran listrik yang berlebihan. Kita dapat mengurangi konsumsi energi PC dengan mengikuti beberapa langkah: Memungkinkan fitur berdaya manajemen. Tanpa perlu mengorbankan kinerja, dapat juga memprogram komputer untuk secara otomatis mematikan sumber daya hemat energi saat tidak menggunakan sistem komputer. Mematikan sistem ketika tidak digunakan. Hal ini merupakan penghematan energi paling mendasar, terdapat konservasi strategi untuk kebanyakan sistem. Menggunakan screensaver. Sebuah screensaver kosong lebih menghemat daya daripada menampilkan yang bergerak, yang terusmenerus berinteraksi dengan CPU. Tetapi ini hanya dapat mengurangi konsumsi energi monitor sebagian kecil saja Siklus Hidup Green Hardware Menurut Murugesan (2012: 24), green hardware tidak dapat dibangun dengan memiliki langkah dalam siklus perangkat. Perlu ada upaya bersama pada setiap tahap siklus perangkat dari mulai perangkat dipahami, dikembangkan, dan ketika akan digunakan lalu didaur ulang atau dibuang.

23 31 Gambar 2.6 Life cycle of a device Sumber: Murugesan dan Gangadharan (2012: 24) Menurut Murugesan (2012: 24), siklus hidup perangkat, terdiri dari lima tahap yaitu: Design Manufacture and facilities Packaging and transportasion Usage Reuse or disposal 2.12 Green Software Menurut Murugesan (2012: 25), green software adalah piranti lunak hijau ramah lingkungan yang membantu memperbaiki lingkungan. Piranti lunak hijau dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori: Software yang hijau-mengkonsumsi lebih sedikit energi untuk menjalankan, Embedded software membantu hal-hal yang akan ramah lingkungan (smart operations), Software pelaporan keberlanjutan, atau piranti lunak manajemen karbon (CMS), Software untuk pemahaman perubahan iklim, menilai implikasi dan membentuk respons kebijakan yang sesuai.

24 Jenis-Jenis Software Menurut ITL Education Solution Limited (2011) dalam buku yang berjudul Introduction to Computer Science, software dapat dibagi menjadi 4 macam : Software berbayar Piranti lunak yang dapat digunakan dengan membayar atau membeli lisensi dari pengembang software tersebut, contohnya : Microsoft Windows, Words, Excel, dan Photoshop Open Source Software Piranti lunak yang dibuat untuk bebas dihapus dan ditambahkan fiturnya yang bertujuan untuk merevisi dan belajar bagaimana software tersebut dibuat, contohnya: sistem operasi linux, wordpress, joomla. Freeware Piranti lunak yang memiliki hak cipta dan dapat digunakan selamanya tanpa ada batasan waktu, contohnya : notepad. Shareware Piranti lunak yang disebarluaskan untuk fungsi dan kegunaan tertentu seperti untuk trial dan uji coba yang bertujuan untuk melalukan testing dan pengujian pada software tersebut dan memiliki banyak keterbatasan, contohnya : trial antivirus serta IDM Green Behaviour Menurut Steg & Vlek (2009: 2), pro-environmental or green behaviour adalah perilaku yang meminimalkan kerusakan lingkungan sebanyak mungkin. Contohnya termasuk meminimalkan penggunaan energi, dan mengurangi limbah. Menurut Sonigo (2012) ada empat kategori utama yang dapat digunakan untuk mendorong green behavior adalah: Regulatory

25 33 Termasuk salah satu alat wajib yang melarang dan membatasi produkproduk tertentu atau perilaku dan persyaratan seperti pelabelan. Economic Kebijakan yang berbasis pasar yang mempengaruhi pembelian putusan melalui pajak, insentif, subsidi, sanksi atau bantuan dana untuk green enterprises. Information Seperti label produk dan informasi pada tagihan energi. Behavioural Alat atau dorongan bertujuan untuk mempengaruhi perilaku individu untuk membuat pilihan yang lebih baik bagi lingkungan Green Certification Program green certification diciptakan untuk mengurangi emisi lingkungan. Unit menunjukan kepeduliannya melalui mengefisiensikan energi, mengurangi limbah, mendaur ulang, mensosialisasikan dan melakukan pendidikan. Green certification memberikan motivasi kepada manusia untuk go-green terhadap lingkungan dengan menyediakan pedoman dan melakukan praktik agar tidak terjadi kebingungan (Green Certificate Online). Energy Star Energy Star merupakan standar internasional untuk peralatan listrik yang efisien. Awalnya dikembangkan sebagai satu program pemerintah Amerika Serikat, tetapi kemudian juga diadopsi oleh negara-negara seperti Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Taiwan dan negara-negara Uni Eropa. Perangkat yang memiliki label Energy Star, seperti perangkat keras dan perangkat komputer, peralatan dapur, bangunan serta peralatan lain, mampu menghemat hingga rata-rata 20% -30% dibandingkan peralatan listrik lain yang sejenis. Walau bagaimanapun, kebanyakan peralatan yang

26 34 menargetkan pasar Eropa menggunakan standar berbeda yaitu sertifikasi TCO, satu sistem peringkat penggunaan energi dan ekonomis oleh Konfederasi Pekerja Profesional Swedia (TCO) dibandingkan Energy Star. Gambar 2.7 Energy Star Logo Label yang berada pada berbagai macam alat elektronik yang dapat menghemat dan mengefisiensikan penggunaan tidak dengan mudah dapat ditempelkan begitu saja, tetapi melalu beberapa proses yang harus dilalui sesuai dengan sedemikian rangkaian uji coba dan berbagai tahapan sehingga label Energy Star dapat ditempelkan pada produk tersebut (Energy Star Online) EPEAT EPEAT merupakan sumber daya yang mudah digunakan untuk mengidentifikasi kinerja tinggi, produk yang ramah lingkungan. Bergabunglah ratusan bisnis, sekolah, hotel, rumah sakit dan pemerintah di seluruh dunia yang percaya EPEAT untuk membantu mereka membuat keputusan pembelian informasi. Dengan menggunakan EPEAT untuk membeli elektronik hijau, Anda dapat menunjukkan kemajuan menuju tujuan keberlanjutan dan membangun reputasi lingkungan Anda. Gambar 2.8 EPEAT

27 35 EPEAT juga sebagai lembaga yang menentukan semua produk elektronik yang dipasarkan memiliki kualitas ramah lingkungan, dalam arti setiap komponennya dapat dibongkar-pasang ataupun didaur ulang. EPA EPA merupakan sebuah lembaga pemerintah Amerika Serikat yang bertugas melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dengan merumuskan dan menerapkan peraturan berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Kongres. Gambar 2.9 EPA 2.16 Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah RI No. 70 tahun 2009 tentang Konversi Energi. BAB I: Ketentuan Umum Pasal 1 1. Konservasi Energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. 2. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika. 3. Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi. 4. Sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai energi

28 36 5. Badan Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Bentuk usaha tetap adalah badan usaha yang didirikan dan berbadan hukum di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan dan berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wajib mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku di Republik Indonesia. 7. Pengusaha adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap yang melakukan pengusahaan energi termasuk produsen peralatan pemanfaatan energi. 8. Pemanfaatan energi adalah kegiatan menggunakan energi, baik langsung maupun tidak langsung, dari sumber energi. 9. Pengguna energi adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap, lembaga pemerintah, dan lembaga non pemerintah, yang memanfaatkan energi untuk menghasilkan produk dan/atau jasa. 10. Penggunaan sumber energi adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap, lembaga pemerintah, dan lembaga non pemerintah yang menggunakan sumber energi. BAB II: Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengusaha, dan Masyarakat Bagian Kesatu: Umum Pasal 2 1. Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pengusaha dan masyarakat. 2. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan rencana induk konservasi energi nasional. Bagian Keempat: Tanggung Jawab Pengusaha Pasal 7

29 37 1. Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 bertanggung jawab: a. Melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap pelaksanaan usaha; dan b. Menggunakan teknologi yang efisien energi; dan/atau c. Menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi. BAB III: Pelaksanaan Konservasi Energi Bagian Kesatu: Umum Pasal 9 1. Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh tahap pengelolaan energi. 2. Pengelolaan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan: a. Penyediaan energi, b. Pengusahaan energi, c. Pemanfaatan energi, dan d. Konservasi sumber daya energi. Bagian Keempat: Konservasi Dalam Pemanfaatan Energi Pasal Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien. 2. Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar atau sama dengan (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi. 3. Manajemen energi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan: a. Menunjuk manajer energi, b. Menyusun program konservasi energi, c. Melaksanakan audit energi secara berkala, d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi, dan

30 38 e. Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Bagian Kelima: Konservasi Sumber Daya Energi Pasal Menteri menetapkan kebijakan konservasi sumber daya energi. 2. Kebijakan konservasi sumber daya energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tetapi tidak terbatas pada: a. Sumber daya energi yang diprioritaskan untuk diusahakan dan/atau disediakan, b. Jumlah sumber daya energi yang dapat diproduksi, dan c. Pembatasan sumber daya energi yang dalam batas waktu tertentu tidak dapat diusahakan BAB V: Kemudahaan Insentif, dan Disinsentif Bagian Kesatu: Kemudahan dan Insentif Pasal 17 Pemerintah atau pemerintah daerah memberi kemudahan kepada pengguna energi dan produsen peralatan hemat energi di dalam negeri yang melaksanakan konservasi energi untuk memperoleh: a. Akses informasi mengenai teknologi hemat energi dan spesifikasinya, dan cara/langkah penghematan energi, dan b. Layanan konsultasi mengenai cara/langkah penghematan energi. Pasal 18 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberi insentif kepada: a. Pengguna energi yang menggunakan energi lebih besar atau sama dengan (enam ribu) setara ton minyak per tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dan b. Produsen peralatan hemat energi di dalam negeri, Yang berhasil melaksanakan konservasi energi pada periode tertentu Pasal 19

31 39 1. Kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi bagi pengguna energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a apabila dalam periode tertentu terjadi penurunan: a. Konsumsi energi spesifik dan b. Elastisitas konsumsi energi. Pasal Insentif yang diberikan kepada pengguna energi dapat berupa: a. Fasilitas perpajakan untuk hemat energi, b. Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah untuk peralatan hemat energi, c. Fasilitas bea masuk untuk peralatan hemat energi, d. Dana suku bunga rendah untuk investasi konservasi energi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan e. Audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh Pemerintah. 3. Permohonan inserntif dapat diajukan oleh pengguna energi dalam hal hasil evaluasi atas laporan pelaksanaan konservasi energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf e sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), menunjukan keberhasilan pelaksanaan konservasi energi. Bagian Kedua: Disinsentif Pasal Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) yang tidak melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi dikenakan disinsentif oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing. 2. Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. Peringatan tertulis, b. Pengumuman di media massa, c. Denda, dan d. Pengurangan pasokan energi

32 40 Pasal 23 Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (2) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat waktu masingmasing 1 (satu) bulan. Pasal 24 Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tidak melaksanakan konservasi energi, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengumumkan nama pengguna sumber energi dan pengguna energi yang bersangkutan di media massa. Pasal Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna sumber energi dan pengguna energi diumumkan di media massa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tetap tidak melaksanakan konservasi energi, yang bersangkutan dikenai denda. 2. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sebanyak 2 (dua) kali dari nilai pemborosan energi yang ditimbulkan. 3. Hasil denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke kas negara/kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber energi dan pengguna energi tidak membayar denda, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya menetapkan pengurangan pasokan energi kepada yang bersangkutan. 2. Gubernur atau bupati/walikota dalam menetapkan pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan persetujuan Menteri. 3. Pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak meghilangkan kewajiban pembayaran denda oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) menjadi manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban manusia khususnya bagi perusahaan maju maupun berkembang. Jenis pekerjaan yang sebelumnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) menyumbang karbon dioksida sebanyak 2% terhadap global warming, sehingga sektor TI sebaiknya menghijaukan sistemnya dengan cara menerapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Green Computing Menurut Tripathi, Praveen (2012, p174-177) dalam jurnal berjudul Green Computing as a Mandatory Revolution For Proper End - of - Life. Green Computing merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA PRASETYA FANDI HANTORO HERLI KURNIAWAN HATIF PRASETYO WAHYU SARDJONO ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ialah mengukur

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH Eva Khudzaeva Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global sebagai salah satu masalah lingkungan yang serius baik sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan negara berkembang dituding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah berhasil memudahkan manusia dalam aktivitas kesehariannya. Bila dilihat lebih lanjut dan dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, tentunya

Lebih terperinci

Menuju Kerangka Kerja Green IT: Green IT dari Empat Perspektif

Menuju Kerangka Kerja Green IT: Green IT dari Empat Perspektif Menuju Kerangka Kerja Green IT: Green IT dari Empat Perspektif Alfa Ryano Yohannis Gedung Graha Kencana, lantai 10 K, Jl. Raya Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta, Indonesia PT Sterling Tulus Cemerlang http://www.sterling-team.com

Lebih terperinci

Penerapan Green Computing Di Fakultas Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Semarang (Green Computing Application at FTIK USM)

Penerapan Green Computing Di Fakultas Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Semarang (Green Computing Application at FTIK USM) Penerapan Green Computing Di Fakultas Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Semarang (Green Computing Application at FTIK USM) Robby Kurniawan Budhi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Mengapa memahami dan memilih Tool Manajemen network begitu penting? antara pemakaian dan performa berbagai macam tool manajemen network dalam grafik ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Group merupakan siklus proses penanganan secara bertahap serta bertanggung jawab

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Group merupakan siklus proses penanganan secara bertahap serta bertanggung jawab BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Pemodelan E-Waste Baru Pemodelan limbah komputer (e-waste) baru yang dirancang untuk Jawa Pos Group merupakan siklus proses penanganan secara bertahap serta bertanggung jawab

Lebih terperinci

M. Irwan Padli Nasution

M. Irwan Padli Nasution M. Irwan Padli Nasution irwan_nst@hotmail.com IAIN Sumatera Utara @ Juni -2012 1 2 3 Globalisasi dan perdagangan bebas menuntut berbagai keunggulan organisasi dalam persaingan bisnis yang semakin ketat,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Software Menurut O Brien (2010: 124), software merupakan istilah umum untuk berbagai jenis program yang digunakan untuk mengoperasikan dan memanipulasi komputer beserta alat disekitarnya.

Lebih terperinci

green gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan.

green gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan. green gauge AECI menyadari bahwa beroperasi pada berbagai sektor yang luas memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan oleh karena itu ikut berkontribusi terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin modern ini isu pemasanan global yang menjadi perhatian utama di dunia penelitian. Banyak penelitian diarahkan untuk mengurangi dampak terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan besar terjadinya

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN 1 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Kinerja lingkungan dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Bagi

Lebih terperinci

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Oleh : Kunaefi, ST, MSE

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri. BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat dunia semakin sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan, ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan lingkungan.

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah merambah dihampir semua bidang kehidupan, hal ini ditandai dengan berkembangnya penggunaan komputer hampir diberbagai bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal

Lebih terperinci

Definisi dan Hubungan

Definisi dan Hubungan Materi #13 Definisi dan Hubungan 2 Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan Adalah proses dimana usaha menegosiasikan peran perusahaan dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis,

Lebih terperinci

Green Information System : Innovation for Environmental Sustainability

Green Information System : Innovation for Environmental Sustainability Green Information System : Innovation for Environmental Sustainability Mustafid Fakultas Sains dan Matematika, Diponegoro University. Semarang, INDONESIA. Email : mustafid55@yahoo.com Abstrak Saat ini,

Lebih terperinci

Green Software Engineering. Oleh: Adella Acqha Aditya Wahyu Muhammad Febri Firmansyah Yoga Febrian Hogantara

Green Software Engineering. Oleh: Adella Acqha Aditya Wahyu Muhammad Febri Firmansyah Yoga Febrian Hogantara Green Software Engineering Oleh: Adella Acqha Aditya Wahyu Muhammad Febri Firmansyah Yoga Febrian Hogantara Pendahuluan Selama bertahun-tahun vendor platform mobile telah berusaha cara untuk memperpanjang

Lebih terperinci

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

PROGRAM KONSERVASI ENERGI PROGRAM KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada: Lokakarya Konservasi Energi DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Bandung,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sosialisasi Program ICCTF 2010-2011 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Green Information and Communication Technology (ICT) 2.1.1 Pengertian Green ICT Menurut International Livestock Research Institute (ILRI) (2009, p1) dalam jurnal berjudul Green

Lebih terperinci

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6149 KEUANGAN OJK. Efek. Utang. Berwawasan Lingkungan. Penerbitan dan Persyaratan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 281) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global menjadi isu yang penting dikalangan masyarakat akhirakhir ini. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidak seimbangan ekosistem di bumi yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN ECO-INDUSTRIAL PARK PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA UNTUK MEWUJUDKAN GREEN ICT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

ANALISIS PERAN ECO-INDUSTRIAL PARK PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA UNTUK MEWUJUDKAN GREEN ICT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN bidang REKAYASA ANALISIS PERAN ECO-INDUSTRIAL PARK PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA UNTUK MEWUJUDKAN GREEN ICT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN IDA HANDAYANI DAN IVO ROLANDA Program Studi Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : PRESIDEN RUPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.or.id Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.or.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, teknologi informasi jaringan komputer akan memegang peranan yang sangat menentukan dalam kompetisi di dunia mendatang. Keberhasilan dalam menguasai teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e- Commerce

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak beberapa periode terakhir ini kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran akan kelestarian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan keprihatinan masyarakat dunia tentang pentingnya pelestarian lingkungan, hal ini tentu

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT (PERSPEKTIF DAN KESADARAN PENEREPAN GREEN COMPUTING DI LINGKUNGAN AKADEMISI, BISNIS DAN PEMERINTAHAN) INSENTIF RISET: REKOMENDASI Bidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Instrumen Ekonomi. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Journal Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix yang ditulis oleh Rudi Haryadi (2009:9), kesadaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Limbah komputer telah menjadi salah satu isu lingkungan penting pada dekade ini, seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga komoditas dunia

Lebih terperinci

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Slide 1 Pada pertemuan G-20 di Pittsburg tahun 2009, Pemerintah

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNA SP-1V SPEAKER

PANDUAN PENGGUNA SP-1V SPEAKER PANDUAN PENGGUNA SP-1V SPEAKER VERTU SPEAKER PORTABEL BLUETOOTH SP-1V PANDUAN PENGGUNA VERSI 1.0 Bahasa Indonesia 1 2 Bahasa Indonesia SPEAKER PORTABEL BLUETOOTH VERTU SP-1V Terima kasih Anda telah membeli

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODOLOGI. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu BAB III METODOLOGI III.1 Kerangka Pikir Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.OR.ID Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

Lampiran untuk Layanan Peralatan

Lampiran untuk Layanan Peralatan Perjanjian Keuntungan Paspor Internasional Bagian 1 Syarat-syarat Umum Lampiran untuk Layanan Peralatan Syarat-syarat Lampiran untuk Layanan Peralatan ( Lampiran ) ini merupakan tambahan untuk syarat-syarat

Lebih terperinci

Infrastruktur Teknologi Informasi

Infrastruktur Teknologi Informasi Infrastruktur Teknologi Informasi Content Definisi Infrastruktur TI Layanan-layanan Infrastruktur TI Evolusi Infrastruktur TI Komponen-komponen Infrastruktur Tren Platform Peranti Keras Dan Teknologi Baru

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN CHAPTER 05 IT INFRASTRUCTURE & EMERGING TECHNOLOGIES

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN CHAPTER 05 IT INFRASTRUCTURE & EMERGING TECHNOLOGIES SISTEM INFORMASI MANAJEMEN CHAPTER 05 IT INFRASTRUCTURE & EMERGING TECHNOLOGIES DISUSUN OLEH: CHARIS SUBIANTO 041211331018 BUNGA CANTIKA DWI P. 041211331019 DEDI RAHMAN 041211331025 AHMAD MUHAJIR 041211331032

Lebih terperinci

STANDAR INDUSTRI HIJAU

STANDAR INDUSTRI HIJAU Kementerian Perindustrian-Republik Indonesia Medan, 23 Februari 2017 OVERVIEW STANDAR INDUSTRI HIJAU Misi, Konsep dan Tujuan Pengembangan Industri Global Visi: Mengembangan Industri yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di

Lebih terperinci

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi 2010 Indonesia ICT Whitepaper TIK dan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan TIK akan menghasilkan efek berantai ke meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi Dampak TIK terhadap

Lebih terperinci

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan 1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya

Lebih terperinci

Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7

Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7 Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7 1 General trends in development of hardware components Miniaturization Cheaper parts Wireless technology More varied devices -- i.e. more input / output

Lebih terperinci

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah Konsep Dasar Bahan Baku Produk Aktivitas Produksi Energi Limbah Bagaimana Penanganan Limbah? Energi Apakah dari sumber terbarukan? Apakah ramah lingkungan? Apakah sudah efisien penggunaannya? Bahan Baku

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN PERUSAHAAN DIGITAL PERTEMUAN 5 NURUL GAYATRI 5C

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN PERUSAHAAN DIGITAL PERTEMUAN 5 NURUL GAYATRI 5C TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN PERUSAHAAN DIGITAL PERTEMUAN 5 NURUL GAYATRI 5C A. INFRASTRUKTUR BARU TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERUSAHAANDIGITAL 1. Infrastruktur TI Infrastruktur TI didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING DI SEKOLAH TINGGI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI DENPASAR

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING DI SEKOLAH TINGGI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI DENPASAR IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING DI SEKOLAH TINGGI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI DENPASAR Luh Gede Surya Kartika Sistem Komputer, STMIK STIKOM Bali Jln. Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar, Bali Email :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, isu lingkungan merupakan masalah utama di dunia. Isu lingkungan ini muncul karena semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Gambar 2.1 Logo PT Mindreach Consulting Sumber: www.mindreachconsulting.com Mindreach Consulting adalah perusahaan yang dinamis,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, RANCANGAN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI KABUPATEN SRAGEN NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Sebagai sebuah perusahaan besar,

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Kantor virtual 2 Kantor

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Developing information systems and technology to support business strategy

Developing information systems and technology to support business strategy product profile Developing information systems and technology to support business strategy Penggunaan teknologi informasi dalam bisnis telah berkembang dari fungsinya yang hanya sebagai media pertukaran

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Rantai Nilai Semakin ketatnya persaingan saat ini menyebabkan PT. Tristara Makmur harus mengoptimalkan setiap aspek yang ada di dalam perusahaan tersebut. Salah

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa peranan energi sangat

Lebih terperinci

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6016 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen MODUL PERKULIAHAN Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Dan Bisnis Magister Akuntansi 05

Lebih terperinci

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian GREEN CHILLER POLICY IN INDUSTRIAL SECTOR Disampaikan pada: EBTKE CONEX Jakarta Convention Center 21 Agustus 2015 Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri batik saat ini tidak dapat dipungkiri semakin berkembang dengan pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bagian ini membahas tentang teori - teori yang digunakan sebagai landasan pada penelitian ini. 3.1 Sistem Informasi Data merupakan bahan baku yang akan di proses untuk menghasilkan

Lebih terperinci

SEMNAS RISTEK 2017 ISSN : PENERAPAN GREEN USE MENGUKUR KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA PT. SARANA BOR BUMI PERKASA

SEMNAS RISTEK 2017 ISSN : PENERAPAN GREEN USE MENGUKUR KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA PT. SARANA BOR BUMI PERKASA PENERAPAN GREEN USE MENGUKUR KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA PT. SARANA BOR BUMI PERKASA Ahmad Yani Ranius Universitas Bina Darma Alamat Jalan Jend. A Yani No 3 Palembang ay_ranius@binadarma.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

Kebijakan Privasi. Cakupan. Jenis Data dan Metode Pengumpulan

Kebijakan Privasi. Cakupan. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Kebijakan Privasi Dalam Kebijakan Privasi ( Kebijakan ) ini, kami, Qualcomm Incorporated dan anak perusahaan kami (secara bersama-sama disebut kami, kami, atau milik kami ), memberikan informasi mengenai

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Drs. Chairuddin,MSc PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Reduce, Reuse, Recycling

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2014 SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5609) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci