DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK... viii

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK... viii"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK... viii BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Profil Kesehatan... 2 C. Dasar Penyusunan... 3 D. Sistematika Penyajian... 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK A. Letak Geografis... 7 B. Keadaan Iklim... 9 C. Keadaan Penduduk... D. Keadaan Ekonomi... 4 E. Keadaan Pendidikan... 7 F. Perilaku Masyarakat... 9 G. Keadaan Lingkungan H. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) I. Indikator dan Usia Harapan Hidup (UHH) BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas (Angka Kematian) B. Morbiditas (Angka Kesakitan) C. Status Gizi Masyarakat BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar... 8 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang... 9 C. Pemberantasan Penyakit Menular D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar E. Perbaikan Gizi Masyarakat F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana... 47

2 BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan BAB 6 KESIMPULAN LAMPIRAN PROFIL DAFTAR TABEL Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.2 Kondisi Topografi Berdasarkan Luas Wiayah Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.3 Rata-rata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Menurut Bulan Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala

3 Tahun Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.6 Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.7 Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 200, Tabel 2.8 Distribusi Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.9 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kabupaten Donggala Tahun Tabel 2.0 Indikator dan Indeks Harapan Hidup Kabupaten Donggala Tahun Tabel 3. Pola 0 Besar Penyakit pada Pasien di Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Tabel 3.2 Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita Kabupaten Donggala Tahun Tabel 4. Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru di Kabupaten Donggala Tahun Tabel 4.2 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif di Kabupaten Donggala Tahun Tabel 4.3 Interval dan Kriteria Kecukupan Obat Kabupaten Donggala Tahun Tabel 5. Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Donggala

4 Tahun Tabel 5.2 Target Ratio (per Penduduk) Tenaga Kesehatan Yang Berada di UPT Puskesmas danrsud Kabelota Kabupaten Donggala Tahun Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan yang Mengikuti Tugas Belajar Kabupaten Donggala Tahun

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. Proporsi Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Golongan Umur Kabupaten Donggala Tahun Gambar 5. Anggaran Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 2. Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Donggala Tahun Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Berumur 0 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur 0 Tahun Keatas yang Melek Huruf Kabupaten Donggala Tahun Grafik 2.3 Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Donggala Tahun Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3. Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) Per.000 KH Per Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.2 Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) Per.000 KH Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.3 Trend Angka Kematian Bayi (AKB) Per.000 KH Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.4 Angka Kematian Bayi (AKB) Per.000 KH Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.5 Angka Kematian Balita (AKABA) Per.000 KH Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun

7 Grafik 3.6 Trend Angka Kematian Balita (AKABA) Per.000 KH Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.7 Angka Kematian Ibu (AKI) Per.000 KH Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.8 Trend Angka Kematian Ibu (AKI) Per.000 KH Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.9 CNR Seluruh Kasus TB Paru Per Penduduk Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.0 Persentase Kasus TB Paru BTA (+) Tingkat Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3. Trend Penemuan Kasus TB Paru (+) Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.2 Angka Keberhasilan Pengobatan atau Success Rate (%) Tingkat Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.3 Jumlah Kasus HIV/AIDS Menurut Kelompok Umur Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.4 Trend Jumlah Penderita Kasus HIV/AIDS Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.5 Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani pada Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.6 Trend Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani

8 pada Balita Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.7 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.8 Jumlah Penderita Kusta Selesai Berobat (Release from Treatment) Kusta Kering (Pausi Basiler) dan Kusta Basah (Multi Basiler) Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.9 Trend Penemuan Kasus Baru Kusta Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.20 Trend NCDR dan Angka Cacat Tingkat 2 Penyakit Kusta Per Penduduk di Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.2 Jumlah Sediaan Darah Diperiksa yang Positif Malaria Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.22 Trend API Malaria Per.000 Penduduk Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.23 Jumlah Kasus dan Kematian Penyakit Malaria Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.24 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.25 Trend Angka Kesakitan (Incidence Rate) DBD Per Penduduk Kabupaten Donggala Tahun

9 Grafik 3.26 Trend Kaus dan Kematian (Case Fatality Rate) DBD Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.27 Jumlah Seluruh Kasus Filariasis Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.28 Kasus Campak di Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.29 Target dan Cakupan Campak Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.30 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.3 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.32 Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 3.33 Trend Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4. Trend Cakupan Pelayanan K dan K4 Ibu Hamil Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan K dan K4 Ibu Hamil

10 Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.4 Trend Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.5 Trend Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.7 Trend Penanganan Komplikasi Kebidanan Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Komplikasi Kebidanan Menurut Pusksmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.9 Trend Penanganan Komplikasi Neonatal Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.0 Trend Cakupan KN dan KN3 Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4. Cakupan KN dan KN3 Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun

11 Grafik 4.3 Trend Pelayanan Kesehatan Bayi Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.4 Trend Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.6 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.7 Trend Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.8 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.9 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.20 Trend Imunisasi pada Bayi Menurut Jenis Vaksin Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.2 Cakupan Imunisasi TT2 pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 206 5

12 Grafik 4.22 Trend Kelompok Usila yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.23 Trend Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.24 Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR, dan NDR di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.25 Trend KLB di Desa/Kelurahan yang Terkena dan Ditangani <24 jam Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.26 Trend Penemuan dan Penanganan (Pengobatan) Kasus Pneumonia pada Balita Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.27 Jumlah Kasus HIV, AIDS, IMS/Syphilis dan Kematian Akibat AIDS Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.28 TTU Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.29 TPM Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.30 Trend Jumlah Balita Ditimbang dan Balita BGM Kabupaten Donggala Tahun Grafik 4.3 Trend Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali Kabupaten Donggala Tahun

13 Grafik 4.32 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Kabupaten Donggala Tahun Grafik 5. Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala Tahun Grafik 5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Kabupaten Donggala Tahun Grafik 5.3 Jumlah Anggaran Kesehatan Perkapita Kabupaten Donggala Tahun

14 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profil Kesehatan adalah produk dari sistem informasi kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif untuk dipakai sebagai alat tolak ukur kemajuan pembangunan kesehatan dan dapat sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Serta sebagai dasar penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Bidang Kesehatan. Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 204 tentang Puskesmas disebutkan bahwa sistem informasi kesehatan wajib dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas sehingga disusunlah Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 206 ini. Dengan tersusunnya Profil ini, maka dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi resmi yang disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Data dan informasi kesehatan semakin dibutuhkan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan sebagai hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan mereka, sebab kesehatan menyangkut hajat hidup masyarakat luas dan semua orang butuh untuk sehat. Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan, memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan. Untuk itu, harus dapat menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan penyajian yang sistematik, informatif, lengkap dan tepat waktu. Dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 206 ini, menyajikan bentuk data terpilah menurut jenis kelamin yang berbetuk kuantitatif dan kualitatif. Pengarusutamaan gender (PUG) adalah salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki harus

15 dimasukkan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantaun dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Data terpilah menurut jenis kelamin sangat penting artinya dalam setiap penyusunan perencanaan kebijakan/program/kegiatan pembangunan. B. Tujuan Profil Kesehatan Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala untuk menyediakan data dan informasi yang relevan, akurat, dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna sehingga dapat melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Sustainable Development Goals (MDG`s) bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala adalah :. Diperolehnya data dan informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi ; 2. Diperolehnya data dan informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat ; 3. Diperolehnya data dan informasi tentang upaya kesehatan yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan ; 4. Diperolehnya data dan informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan ; 5. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program program kesehatan ; 6. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang adadi Puskesmas, Rumah sakit maupun unit-unit kesehatan lainnya ; 7. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan. C. Dasar Penyusunan Pembangunan sektor kesehatan termasuk hal yang sangat penting karena merupakan salah satu unsur dari kesejahteraan umum yang sangat menentukan ketahanan dari bangsa Indonesia.

16 Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala memiliki landasan hukum pada beberapa Peraturan Perundangan Kesehatan, antara lain :. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 999 Tentang Pemerintahan Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 5. Peraturan Presiden RI nomor 72 Tahun 202 Tentang sistem Kesehatan Nasional (SKN). 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 204 Tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK). 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 204 Tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data (KOMDAT) dalam Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Terintegrasi. 8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74/MENKES/PER/VII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. 0. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 200 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837/MENKES/VII/2007 Tentang Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Online. 2. Kesepakatan bersama (No.07/MEN.PP dan PA/5/200 Nomor 593/MENKES/SKB/V/200) antara Menteri PP dan PA dengan Menteri Kesehatan tentang pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut disebutkan bahwa SKN terdiri dari 6 subsistem, yaitu : ) Subsistem Upaya Kesehatan 2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan 3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan 4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan

17 5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat 6) Subsistem Manajemen Kesehatan Untuk manajemen kesehatan tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh tersedianya data dan informasi dengan dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Unsur utama dalam manajemen kesehatan tersebut adalah informasi kesehatan. Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan, kualitas dari informasi kesehatan nasional dengan SIKNAS sangat ditentukan dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA). Penataan kembali dan pengembangan lebih lanjut merupakan sesuatu yang sangat penting, disamping untuk kepentingan nasional juga merupakan sebuah sarana pemantauan dan evaluasi dari pembangunan di daerah. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut, dilaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data yang dibukukan dalam sebuah Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 206. Profil Kesehatan Kabupaten Donggala adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Donggala yang diterbitkan setahun sekali. Profil Kesehatan Kabupaten Donggala menyajikan data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan. Data yang ada ditampilkan secara sederhana dalam bentuk tabel dan grafik, dimana data yang disajikan mengacu pada Indikator SPM yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 74/MENKES/PER/VII/2008. D. Sistematika Penyajian Penyajian informasi yang terdapat di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 206 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang latar belakang, tujuan, dasar penyusunan dan sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 206. Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan gambaran Kabupaten Donggala secara umum dilihat dari kondisi geografis wilayah Kabupaten Donggala. Selain itu mengulas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku masyarakat, dan lingkungan. Bab III : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini menguraikan tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 206 mencakup angka kematian bayi, balita dan ibu; angka kesakitan;

18 dan angka status gizi masyarakat yang merupakan indikator dari pencapaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang upaya upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam pembangunan di bidang kesehatan sampai tahun 206 untuk tercapai dan berhasilnya program program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan meliputi pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang; pemberantasan penyakit menular; pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar; pencapaian perbaikan gizi masyarakat; pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan serta pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Gambaran tentang keadaan sumber daya yang mencakup tentang keadaan tenaga dan sarana kesehatan pada tahun 206. Pada Bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per Kecamatan, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit dan UPT Puskesmas termasuk Pustu, Poskesdes. Selain itu, digambarkan pula tentang perkembangan penyediaan obat generik, distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotek dan Toko Obat. Bab VI : Kesimpulan Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan halhal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran Pada lampiran ini berisi 8 tabel yang berupa data kesehatan pencapaian Kabupaten Donggala dan terkait dengan kesehatan gender yang responsif. Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk hardy copy (berupa buku) atau dalam bentuk soft copy (file).

19 GAMBARAN UMUM Kabupaten Donggala adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah, Indonesia yang merupakan Ibukota sekaligus pusat administrasi terletak di Kota Donggala. Donggala adalah kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, populasi terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah. Berikut gambaran umum Kabupaten Donggala dan perilaku penduduk pada tahun 206 yang meliputi letak geografis, keadaan iklim, keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat. A. Letak Geografis Secara astronomi, Kabupaten Donggala terletak diantara Lintang Utara dan Lintang Selatan, serta 9º,45 dan 2º,45 Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Donggala memiliki batas wilayah sebagai berikut :. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli 2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Kota Palu dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat 3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong 4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat Kabupaten Donggala sebelum adanya pemekaran Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Sigi mempunyai luas wilayah Ha yang terbagi atas 30 Kecamatan dengan 302 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan terbentuknya Kabupaten Sigi, maka Kabupaten Donggala pada Tahun 206 memiliki wilayah seluas Ha (5.275,69 Km²) dengan penduduk sebesar jiwa yang terbagi menjadi 6 Kecamatan, 58 Desa dan 9 Kelurahan, dimana Kecamatan Rio

20 Pakava merupakan kecamatan terluas (872,6 Km²) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah tekecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 Km². Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel 2. berikut : Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun 206 N o. Kecamatan Luas (Km²) Persentas e Jumlah Desa/Kel Rio Pakava 872,6 6, Pinembani 402,6 7, Banawa 99,04, Banawa Selatan 430,67 8,6 9 5 Banawa Tengah 74,64,4 8 6 Labuan 26,0 2, Tanantovea 302,64 5, Sindue 77,9 3, Sindue Tombusabora 2,55 4,0 6 0 Sindue Tobata 2,92 4,02 6 Sirenja 286,94 5, Balaesang 34,23 5, Balaesang Tanjung 88,85 3,58 8

21 4 Damsol 732,76 3, Sojol 705,4 3, Sojol Utara 39,07 2,64 5 Luas Kabupaten Donggala 5.275,69 00,00 67 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio kultur, potensi sumber daya dan infrastrukturnya Kabupaten Donggala dapat dipetakan sebagai berikut Pantai Barat, meliputi Kecamatan Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol dan Sojol Utara yang merupakan daerah pantai dengan potensi yang menonjol adalah perikanan, pertambangan, peternakan dan perdagangan. Wilayah ini memiliki potensi tambang yang cukup besar khususnya galian C dan emas. Banawa, meliputi kecamatan Banawa, Banawa Tengah, Banawa Selatan, Pinembani dan Rio Pakava yang merupakan daerah yang relatif subur. Khusus Kecamatan Banawa sebagai ibukota Kabupaten Donggala, infrastrukturnya sudah mulai tertata dengan baik sehingga dapat menunjang kegiatan pemerintah dan masyarakat. Potensi pariwisata juga sudah mulai ditata. Bagian terbesar dari struktur ekonomi adalah pertanian, perkebunan dan perikanan. Kondisi Topografi Kabupaten Donggala cukup beragam, mulai dari dataran yang rendah, dataran yang berbukit hingga pengunungan. Dataran rendah tersebar di sepanjang pesisir Kabupaten Donggala yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar dimana sebagian besar berada di wilayah Pantai Barat. Wilayah perbukitan dan pegunungan sebagian besar berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari ketinggian.000 meter di atas permukaan laut hingga mencapai ketinggian di atas meter di atas permukaan laut. Secara lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Kondisi Topografi Berdasarkan Luas Wilayah Kabupaten Donggala

22 Tahun 202 N o. Rentang Tingkat Kemiringan Kondisi Luas Wilayah Persentas e (Ha) (%) 0 3 Datar , Landai sampai berombak , Berombak sampai bergelombang ,02 4 > 40 Begelombang sampai berbukit ,28 Total ,00 Sumber : Kajian Potensi Sumberdaya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala, Tahun 202. B. Keadaan Iklim Sebagaimana dengan daerah daerah lain di Indonesia, Kabupaten Donggala memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April September sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober Maret. Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 205 bahwa suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dan Desember (29,5 0 C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (27, 0 C). Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar antara 64-79%. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan Juni yang mencapai 78,8% sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada Bulan September yaitu 64,7%. Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun 205 terjadi pada bulan Juni 2,5 mm², sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 0,00 mm². Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3-6 knots. Pada Tahun 205 arah angin terbanyak setiap bulannya dari arah Barat Laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Rata rata Parameter Cuaca

23 pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Menurut Bulan Kabupaten Donggala Tahun 205 N o. Kecamata n Suh u Udara ( 0 C ) Tekana n Udara ( mb ) Kelembab an Udara ( % ) Penyinar an Matahari ( % ) Cura h Hujan ( mm ) Kecepat an Angin ( Knots ) Januari 27,2 02,0 78,8 54,2 55,9 4, 2 Februari 27, 02,4 77,9 55,0 58,0 4,4 3 Maret 27,5 02,8 77,9 62,0 64,6 4,2 4 April 28, 0,4 75,2 72,0 69,6 4,3 5 Mei 28,5 02,0 74,0 76,6 32,4 4, 6 Juni 27,7 0,7 78,8 59,6 2,5 3,4 7 Juli 28,4 02,2 69,6 92,3 2,2 4,6 8 Agustus 28,6 02,3 67,2 90, 4,5 4,8 9 September 29,3 02,2 64,7 86,7 20,0 5,5 0 Oktober 29,5 02,4 65,0 84,2,5 5,2 November 29,0 00, 72,6 75,5 42,5 4,9 2 Desember 29,5 009,4 68,4 72,9 0,0 4,8 Rata-rata Tahun ,0 0,7 72,5 73,4 4, 4, ,2 8 0,07 77,88 63,06 58,76 3, ,7 0 00,20 76,40 57,70 62,33 3, ,7 0 00,30 76,00 62,90 63,38 3,80

24 20 27, ,90 76,0 54,50 7,98 3,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. C. Keadaan Penduduk Masalah utama kependudukan di Indonesia meliputi tiga hal pokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan (RBT). Untuk wilayah Kabupaten Donggala sendiri masalah utama kependudukan yang dihadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak merata dan hanya berpusat pada daerah daerah tertentu saja. Hal ini dapat terlihat di Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah yang merupakan ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk paling terbesar sebanyak jiwa.. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, jumlah penduduk masih sama pada tahun 205 dengan 206 karena sesuai dengan data terakhir yang diberikan oleh BPS. Adapun jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala tahun dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) *206 Sojol utara Sojol Damsol Balaesang Balaesang Tanjung Sirenja Sindue Tobata Sindue Tombusabora Sindue Labuan Tanantovea Banawa Banawa Tengah Banawa Selatan Rio Pakava Pinembani JUMLAH Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, Kepadatan penduduk Kabupaten Donggala tahun 206 menurut kecamatan tidak merata dengan jumlah penduduk sebesar jiwa dan luas wilayah 5.275,69 Km 2 sehingga diperoleh rata-rata angka kepadatan penduduk sebesar 55,7 jiwa per Km 2. Ditinjau dari kepadatan

25 penduduk, Kecamatan Banawa adalah terpadat (337,8 jiwa per Km 2 ) disusul Kecamatan Banawa Tengah (43 jiwa per Km 2 ). Hal ini disebabkan karena Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah merupakan wilayah ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk terbesar jiwa namun tidak dengan luas wilayah yang terbesar (73,68 Km 2 ) dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan. Sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan wilayah kerja Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk yang terkecil sebesar jiwa dengan luas wilayah terbesar ke-5 (402,6 Km 2 ) dengan kepadatan penduduk 6,8 jiwa per Km 2 di wilayah Kabupaten Donggala pada tahun 206. Adapun luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan pada tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Luas wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten DonggalaTahun 206 No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Sojol utara 39, ,9 2 Sojol 705, ,2 3 Damsol 732, ,5 4 Balaesang 34, ,6 5 Balaesang Tanjung 88, ,3 6 Sirenja 286, ,7 7 Sindue Tobata 2, ,0 8 Sindue Tombusabora 2, ,0 9 Sindue 77, ,4 0 Labuan 26, ,4 Tanantovea 302, ,4 2 Banawa 99, ,3 3 Banawa Tengah 74, ,3 4 Banawa Selatan 430, ,0 5 Rio Pakava 872, ,4 6 Pinembani 402, ,8 JUMLAH 5.275, ,2 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, Komposisi penduduk a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain komposisi penduduk juga mencerminkan Rasio beban tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk umur non produktif (umur 0 4 tahun dan umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 5 64 tahun). Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di wilayahnya. Angka beban tanggungan untuk Kabupaten Donggala tahun 206 sebesar 65,% dengan penduduk sebesar jiwa yang terdiri dari jiwa penduduk usia belum produktif (anak-anak di Kepadatan Penduduk (per Km 2 ) itu

26 dan remaja; usia 0-4 tahun), jiwa penduduk usia produktif (5-64 tahun), dan jiwa penduduk tidak produktif (lanjut usia; 65+ tahun). Artinya bahwa setiap 00 orang penduduk usia produktif (5-64 tahun) menanggung sebanyak 65 jiwa terhadap penduduk usia belum produktif (0-4 tahun) dan tidak produktif lagi (65+ tahun). Proporsi komposisi penduduk menurut kelompok golongan umur dapat dilihat pada gambar 2. berikut. Gambar 2. Proporsi Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Golongan Umur Kabupaten Donggala Tahun 206 3% 6% 36% Usia belum produktif (0-4 tahun) Usia produktif (5-64 tahun) Usia tidak produktif lagi (65 + tahun) Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. Berdasarkan gambar 2. tersebut, bahwa beban tanggungan ekonomi pada usia produktif tergolong tinggi karena harus menanggung sebesar 36 persen untuk usia belum produktif dan 3 persen untuk usia tidak produktif lagi. b. Ratio Penduduk Menurut Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan per penduduk perempuan. Berdasarkan hasil proyeksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Donggala didapatkan rasio jenis kelamin penduduk tahun 206 sebesar 04,7%, yaitu masing-masing sebesar jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Dengan demikian di Kabupaten Donggala, setiap 00 penduduk perempuan terdapat sekitar 04 penduduk laki-laki. Adapun rasio penduduk menurut jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 2.6 berikut. Tabel 2.6 Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin

27 Kabupaten Donggala Tahun 205 No. Golon gan Umur (Thn) Laki-Laki Perempuan Jumlah % Jumlah % Jumla h % Rasio Jenis Kelam in , , , 8 05, , , , 6 04, , , ,6 0,6 Jumlah , , ,0 04,7 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. D. Keadaan Ekonomi Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata dengan memanfaatkan potensi dan sumber-sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan maksud tersebut berbagai upaya telah dilakukan khususnya untuk menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian maka secara otomatis akan merangsang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun berdasarkan atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam Tahun. Produk Domestik Regional (PDR) batas dasar harga konstan menunjukkan peningkatan, hal ini berarti bahwa terjadi perbaikan perekonomian Kabupaten Donggala. Salah satu ukuran yang dapat memberikan gambaran mengenai

28 kondisi suatu daerah adalah melalui angka PDRB, pada tahun 205 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Donggala mencapai 9.37 Miliar Rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 7.28 Miliar Rupiah dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,2 persen yang berarti keadaan ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 204 yang mencapai angka pertumbuhan 6,24 persen. Tabel 2.7 Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 200, Rincian Total PDRB (Miliar Rupiah) PDRB per Kapita (Juta Rupiah) Harga Berlaku ,8 28,89 3,9 Harga Konstan ,4 23,6 24,8 Sumber : PDRB Menurut Lapangan usaha dalam IPM Kab. Donggala, 205. Dari sisi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan cukup tinggi yakni dari 28,89 juta rupiah tahun 204 menjadi 3,9 juta rupiah tahun 205. Meningkatnya pendapatan perkapita diakibatkan karena meningkatkan output seluruh ekonomi, utamanya output sektor pertanian dan sektor penggalian yang merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala. Output sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan pertumbuhan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan maraknya ekplorasi bahan galian C di Kabupaten Donggala. Secara umum, seluruh kategori ekonomi PDRB mengalami pertumbuhan yang positif. 2. Angka Beban Tanggungan Rasio Beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya rasio beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan yang non produktif.

29 Semakin besar rasio tanggungan berarti semakin besar beban tanggungan bagi kelompok usia produktif. Tinggi rendahnya angka tanggungan dapat dibedakan 3 golongan, yaitu : a. Angka beban tanggungan rendah apabila< 30 b. Angka beban tanggungan sedang apabila c. Angka beban tanggungan tinggi apabila > 4 Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur maka Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Donggala tahun 202 dan 203 sebesar 65,08 kemudian tahun 204 kembali meningkat menjadi 65,0 namun menurun lagi menjadi 63,3 pada tahun 205 dan kembali meningkat menjadi 65,0 pada tahun 206. Hal ini berarti bahwa tahun 206, setiap 00 orang berusia produktif (usia 5-64 tahun) harus menanggung 65 orang yang berusia belum produktif (0-4 tahun) dan usia tidak produktif lagi (usia ) dengan termasuk golongan angka beban tanggungan tinggi. Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Donggala tahun secara rinci dapat dilihat pada grafik 2. berikut. Grafik 2. Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Donggala Tahun Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, Salah satu faktor yang menyebabkan beban tanggungan ekonomi tersebut meningkat dari tahun 205 adalah secara umum kinerja pertumbuhan perekomonian tahun 206 lebih baik dibandingkan dengan tahun 205. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut memberikan harapan bagi penduduk Kabupaten Donggala dalam meningkatkan taraf hidupnya. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Donggala tahun 206, PDRB per kapita Kabupaten Donggala mencapai 3, Juta Rupiah dengan pertumbuhan

30 sebesar,67 persen sedangkan pada tahun sebesar 0,79 persen ;,62 persen ; dan 0 ;42 persen. E. Keadaan Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontibusi terhadap perubahan perilaku masyarakat serta menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan SDM dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah. Penduduk Kabupaten Donggala tergolong penduduk muda, berarti pada umumnya masih berada pada usia sekolah (sekitar 40 persen). Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 945 maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 0 tahun ke atas yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Pada tahun 205, jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 0 tahun ke atas sebesar 22.8 jiwa sedangkan yang berumur 0 tahun ke atas yang melek huruf sebesar jiwa. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 0 tahun keatas dan yang melek huruf serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada grafik 2.2 dan 2.3 berikut. Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Berumur 0 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur 0 Tahun Keatas yang Melek Huruf Kabupaten Donggala Tahun 205 Berumur 0 Th ke atas yg Melek Huruf 23,47 Berumur 0 Th ke atas 22,8

31 Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 205. (Lampiran Profil Tabel 3). Pada grafik 2.3, berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Donggala tahun 205 kepemilikan ijazah tertinggi berada pada tingkat SMP/MTs sebesar 35,7 persen dan terendah pada tingkat S/DIV sebesar 0,8 persen. Grafik 2.3 Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kabupaten Donggala 40.0 Tahun Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206.Lampiran Profil Tabel 3). F. Perilaku Masyarakat Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase

32 Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Posyandu dan Poskesdes.. Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang mejadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kegiatan dimasyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS pada tatanan rumah tangga dinilai berdasarkan indikator yang meliputi 0 indikator PHBS di rumah tangga yaitu : a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan b. Memberi bayi ASI Eksklusif c. Menimbang balita setiap bulan d. Menggunakan air bersih e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. Menggunakan jamban sehat g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu h. Makan buah dan sayur setiap hari i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari j. Tidak merokok di dalam rumah Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut :. Sehat, yaitu apabila keluarga berperilaku positif kurang dari 25 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS. 2. Sehat 2, yaitu bila keluarga berperilaku positif 25 persen 49 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS.

33 3. Sehat 3, yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74% dari jumlah seluruh indikator PHBS 4. Sehat 4, yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75%. Manfaat rumah tangga ber-phbs bagi rumah tangga, yaitu : a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit b) Anak tumbuh sehat dan cerdas c) Anggota keluarga giat bekerja d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Pada tahun 206 di Kabupaten Donggala, cakupan Rumah Tangga ber-phbs adalah sebanyak rumah tangga (56,4%) dari (28,8 persen) rumah tangga yang dipantau sedangkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 sebesar 67%. Artinya bahwa cakupan rumah tangga ber-phbs belum memenuhi target. Data persentase rumah tangga ber-phbs menurut kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk Meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokan Posyandu ke dalam 4 tingkat perkembangan, yaitu () Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya, (3) Posyandu Purnama dan (4) Posyandu Mandiri. Berdasarkan tabel 69 Profil Kesehatan Kabupaten Donggala, pada tahun 206 jumlah Posyandu di Donggala adalah sebanyak 437 unit (strata Pratama 22,2 persen; strata Madya 4,9 persen; strata Purnama 34,3 persen dan srata Mandiri,6 persen). Target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 untuk strata Posyandu Purnama dan Mandiri sebesar 00%. Artinya bahwa untuk strata Purnama dan Mandiri di Kabupaten Donggala belum mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala. Tingkat perkembangan Posyandu dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut. Tabel 2.8 Distribusi Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala

34 Tahun N o. Strata Posyandu Jum lah % Jum lah % Jum lah % Jum lah % Jum lah % Pratam a 5 2 5, , , , , 2 2 Madya , , , ,8 83 4, 9 3 Purna ma 80 7,8 88 9,7 80 7,8 88 9, , 3 4 Mandir i 4 0,9 4 0,9 4 0,9 4 0,9 7,6 Jumla h Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promkes. Dinkes Kab. Donggala, (Lampiran Profil Tabel 69). Berdasarkan tabel 2.7, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah posyandu sepanjang tahun 202 sampai tahun 205 sedangkan apabila melihat perkembangan posyandu maka strata Purnama dan Mandiri mengalami peningkatan sepanjang 5 tahun terakhir. Jumlah posyandu aktif di Kabupaten Donggala pada tahun 206 sebanyak 57 unit atau 35,9 persen. 3. Pos Kesehatan Desa Pos Kesehatan Desa adalah upaya kesehatan bersumber masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatankegiatan terutama untuk : a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. b. Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya. c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan. d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

35 Poskesdes adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dimiliki oleh Desa Siaga yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Berdasarkan data program dilaporkan bahwa pada tahun 206, dari 67 desa/kelurahan yang ada terdapat 0 Poskesdes, 04 Posbindu dan 0 Desa siaga. Secara rinci jumlah UKBM dan Desa siaga menurut kecamatan disajikan secara rinci pada lampiran profil tabel 70 dan 7. G. Keadaan Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapatkan perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit/gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berikut ini akan disajikan indikator indikator yang menggambarkan tentang keadaan lingkungan yaitu rumah sehat, tempat tempat umum sehat, akses terhadap air bersih dan akses terhadap jamban sehat. Perkembangan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar di Kabupaten Donggala akan diuraikan berikut.. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak anak. Anak anak memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata lain, rumah apabila terlampau padat disamping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas 200 adalah apabila memenuhi 7 kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenislantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaannya alami cukup, dan

36 tidak padat huni ( 8 m 2 /orang). Persentase rumah tangga menurut kriteria rumah sehat Per-Puskesmas dapat dilihat pada grafik 2.8. Pada grafik 2.4 menunjukkan bahwa jumlah rumah sehat sebanyak unit dari jumlah seluruh rumah di Kabupaten Donggala tahun 206 sebanyak unit. Rumah sehat tertinggi pada tahun 206 berada pada wilayah kerja Puskesmas Sabang dengan jumlah unit (5,9%) sedangkan rumah sehat terendah adalah Puskesmas Pinembani sebanyak 350 unit ( 23,2 persen). Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Per-Puskesmas di Kabupaten Donggala Tahun 206 Pinembani,23.2 Lalundu, 20 L. Despot, 4 Lembasada, 45.6 Wani, 49.0 Labuan, 49.5 Toaya, 43 Sabang, 5.9 Ogoamas, 55.2 Donggala, 65. Batusuya, 62.6 Tompe, 65.6 Malei, 64.2 Tambu, 70. Tonggolobibi, 70 Balukang, Sumber Data : Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab. Donggala (Lampiran Profil Tabel 58). 2. Tempat tempat Umum Sehat Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat yang banyak dikunjungi orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. TTU meliputi sarana pendidikan, hotel, rumah sakit, restoran, bioskop, pasar, terminal, tempat wisata, stasiun, kantin sekolah dan lain-lain. TTU memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap TTU dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum

37 yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya Kategori TTU yang sehat apabila memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Data yang diolah dari laporan Puskesmas masing masing per kecamatan tahun 206 menunjukkan bahwa persentase TTU sehat mencapai 96% untuk Kabupaten Donggala. Apabila dibandingkan dengan persentase cakupan pada tahun 205 yang mencapai 97,% maka pada tahun 206 persentase cakupan TTU sehat mengalami penurunan. Data persentase TTU sehat menurut kecamatan, disajikan pada lampiran profil tabel Akses Terhadap Air Bersih Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data nasional tahun 202, 90% kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Sumber air minum yang digunakan penduduk Kabupaten Donggala dapat dibedakan menurut sarana bukan jaringan perpipaan (sumur gali terlindungi, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi, penampungan air hujan) dan perpipaan (PDAM, BPSPAM). Terdapat 6 puskesmas di Kab. Donggala melaporkan bahwa dari jiwa jumlah penduduk tahun 206, jumlah sarana sumur gali terlindung sebanyak.453 unit dengan jiwa penduduk pengguna. Sedangkan jumlah sarana sumur gali terlindungi memenuhi syarat.308 unit dengan jumlah penduduk pengguna memenuhi syarat sebanyak jiwa. Apabila dibandingkan dengan tahun 205, maka pengguna sumur gali terlindungi dan sarana memenuhi syarat cenderung tetap. Jumlah sarana sumur gali dengan pompa sebanyak.049 unit dengan penduduk pengguna sebanyak jiwa sedangkan sarana sumur gali dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 927 unit dengan jiwa penduduk pengguna. Artinya jumlah sarana sumur gali dengan pompa memenuhi syarat mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 205 sedangkan jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa cenderung

38 tetap (jumlah sarana sumur gali dengan pompa yang memenuhi syarat, 205 sebanyak 99 unit). Pada tahun 206, untuk jumlah penduduk pengguna sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 25.4 jiwa dengan jumlah sarana memenuhi syarat sebanyak.229 unit dari.380 unit sarana dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak jiwa. Sedangkan pada tahun 205, jumlah sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak.229 unit dengan jumlah penduduk pengguna jiwa sehingga jumlah penduduk pengguna dan sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat pada tahun 206 cenderung tetap dibandingkan dengan tahun 205. Jumlah penduduk pengguna mata air terlindungi memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan jumlah sarana 25 unit dari 30 unit jumlah sarana dengan jiwa penduduk pengguna mata air terlindungi. Sedangkan pada tahun 205, jumlah penduduk pengguna mata air terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak.95 jiwa dengan jumlah sarana 23 unit. Apabila dibandingkan dengan tahun 205, maka jumlah penduduk pengguna dan sarana mata air terlindungi memenuhi syarat mengalami peningkatan. Jumlah sarana dan penduduk pengguna penampungan air hujan (PAH) tahun 206 sebanyak 75 unit dengan 990 jiwa. Sedangkan jumlah sarana PAH memenuhi syarat sebanyak 45 unit dengan 678 jiwa penduduk pengguna PAH. Apabila dibandingkan tahun 205, maka jumlah sarana dan penduduk pengguna PAH memenuhi syarat adalah cenderung tetap (tahun 205, sarana dan penduduk pengguna PAH yang memenuhi syarat sebanyak 45 unit dan 678 jiwa). Penduduk yang menggunakan perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan jumlah sarana yang memenuhi syarat sebanyak 43 unit. Jika dibandingkan pada tahun 205 penduduk pengguna perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan jumlah sarana yang memenuhi syarat sebanyak 38 unit, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk pengguna perpipaan dan sarana yang memenuhi syarat mengalami peningkatan pada tahun 206. Jumlah penduduk Kab. Donggala yang memiliki akses air minum berkualitas (layak) pada tahun 206 sebanyak jiwa atau 79,3% sedangkan tahun 205, sebanyak jiwa atau 74%. Artinya penduduk pengguna akses air minum berkualitas (layak) pada tahun 206 mengalami peningkatan apabila dengan tahun 205. Cakupan persentase penduduk

39 dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) menurut kecamatan dan puskesmas tahun 206 dapat dilihat pada lampiran profil tabel Akses Terhadap Jamban Sehat Salah satu fasilitas sanitasi adalah jamban, jamban sehat sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan risiko penularan penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Dalam hal ini jenis sarana jamban yang layak (jamban sehat) dibedakan dalam 4 jenis sarana jamban sehat yakni komunal, leher angsa, plengsengan dan cemplung. Cakupan persentase penduduk Kabupaten Donggala dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) dapat dilihat pada lampiran profil tabel 6. Jumlah penduduk Kab. Donggala pada tahun 205 sebanyak jiwa, dari jiwa penduduk pengguna komunal terdapat jiwa penduduk yang memenuhi syarat dengan jumlah sarana komunal 534 unit yang memenuhi syarat dari 630 unit sarana komunal yang tersedia. Apabila dibandingkan dengan tahun 205, jumlah sarana komunal dan jumlah penduduk pengguna komunal yang memenuhi syarat sebesar 528 unit dan jiwa. Hal ini mengalami peningkatan pada jumlah sarana namun menurun pada jumlah penduduk pengguna sarana komunal tersebut. Pada tahun 206, jumlah penduduk pengguna plengsengan jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna plengsengan memenuhi syarat sebanyak 5.50 jiwa dengan sarana 685 unit. Sedangkan pada tahun 205, jumlah penduduk pengguna plengsengan jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna plengsengan yang memenuhi syarat sebanyak 5.50 jiwa dengan sarana 685 unit. Artinya bahwa jumlah sarana dan penduduk pengguna sarana plengsengan cenderung tetap. Jumlah penduduk pengguna leher angsa pada tahun 205 sebesar jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna leher angsa yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan sarana unit. Sedangkan pada tahun 206, jumlah penduduk pengguna leher angsa sebesar jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna leher angsa yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan sarana unit. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk pengguna dan sarana leher angsa mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 205. Pada tahun 206, penduduk dengan akses sanitasi layak sebesar jiwa atau 6,9% sedangkan pada tahun 205 jumlah penduduk

40 dengan akses sanitasi layak sebesar jiwa atau 62,9%. H. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka IPM suatu daerah memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai nilai maksimum, yaitu 00 (angka IPM berkisar antara 0-00). Hasil penghitungan angka IPM Kabupaten Donggala ternyata belum termasuk dalam kategori tinggi menurut skala international (IPM lebih dari 80). IPM Kabupaten Donggala tahun 204 sebesar 63,55 termasuk dalam tingkat pembangunan manusia sedang (IPM antara 60-80) dan meningkat menjadi 63,82 pada tahun 205, nilai ini masih termasuk dalam tingkat pembangunan manusia (IPM) sedang. Untuk rata-rata penduduk Sulawesi Tengah tahun 205 sebesar 66,76 termasuk dalam tingkat pembangunan manusia sedang (IPM antara 60-80), artinya tingkat variasi pembangunan baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan perekonomian masih relatif sama. Ditinjau dari capaian IPM antar kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah, peringkat IPM Kabupaten Donggala berada pada posisi ke 8 pada tahun 204 dari 3 kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah. Pada tahun 205 tidak mengalami pergeseran yaitu tetap pada posisi ke 8. Hal ini bukan dikarenakan pembangunan manusia di Kabupaten Donggala hingga tahun 205 tidak mengalami peningkatan (percepatan pembangunan manusia) yang cukup dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Tengah. Tabel 2.9 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kabupaten Donggala Tahun Kabupaten/Prop. Indeks Pembangunan Manusia Peringkat *) Donggala 63,55 63,82 (8) (8) Sulawesi Tengah 66,43 66,76 25 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kab. Donggala, 205. Nilai IPM Kabupaten Donggala sangat ditentukan oleh capaian tiga dimensi dasar pembangunan manusia. Dilihat dari peningkatannya, ternyata IPM dari komponen angka harapan hidup, daya beli, dan pendidikan terjadi kenaikan. Peningkatan tertinggi secara berurut dicapai indeks pendidikan, indeks daya beli dan

41 indeks kesehatan. Dari indikator (indeks) tersebut menjelaskan terjadi perbaikan besar-besaran pada aspek ekonomi dan pendidikan di Kabupaten Donggala, perbaikan ini dalam jangka panjang berdampak pula pada peningkatan angka kesehatan. I. Indikator dan Usia Harapan Hidup (UHH) Usia harapan hidup di Kabupaten Donggala tahun 204 (65,79 tahun) lebih rendah dari rata-rata usia harapan hidup penduduk Sulawesi Tengah sebesar 67,8 tahun. Pada tahun 205, angka harapan hidup di Kabupaten Donggala tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya sebesar 65,79 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Donggala belum mampu memberi dampak positif pada perbaikan umur penduduk. Faktor-faktor yang mampu memberikan sumbangan positif dalam meningkatnya angka harapan hidup adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membudayakan pola hidu sehat. Pergeseran nilai budaya tradisional menuju hidup sehat yang lebih modern, akan menentukan kemampuan mental dan fisik penduduk. Dengan demikian melihat kenyataan tersebut rata-rata indeks peluang umur panjang dan sehat di Kabupaten Donggala lebih rendah dibandingkan Sulawesi Tengah. Namun demikian secaa umum indeks peluang umur panjang dan sehat di Kabupaten Donggala dari tahun ke tahun dalam kondisi baik dan cenderung mengalami peningkatan walaupun masih dibawah angka Propinsi. Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas sumberdaya manusia adalah terletak pada keadaan kesehatannya sendiri. Rendahnya kondisi kesehatan akan menghasilkan pekerjapekerja kurang produktif dengan mental yang kurang bagus sehingga menyebabkan produktivitas rendah dan tingkat output yang dicapai tidak optimal. Dengan demikian aspek kesehatan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, misalnya perbaikan kesehatan seseorang dapat menyebabkan peningkatan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan tingkat pendidikan, bahkan perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk produktif yang dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja, semua itu dapat berpengaruh terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Tabel 2.0 Indikator dan Indeks Harapan Hidup Kabupaten Donggala Tahun

42 Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup Selisih Donggala 65,79 65,79 0 Sulawesi Tengah 67,8 67,26 0,08 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kab. Donggala, 205.

43 GAMBARAN UMUM Kabupaten Donggala adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah, Indonesia yang merupakan Ibukota sekaligus pusat administrasi terletak di Kota Donggala. Donggala adalah kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, populasi terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah. Berikut gambaran umum Kabupaten Donggala dan perilaku penduduk pada tahun 206 yang meliputi letak geografis, keadaan iklim, keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat. J. Letak Geografis Secara astronomi, Kabupaten Donggala terletak diantara Lintang Utara dan Lintang Selatan, serta 9º,45 dan 2º,45 Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Donggala memiliki batas wilayah sebagai berikut : 5. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli 6. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Kota Palu dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat 7. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong 8. Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat Kabupaten Donggala sebelum adanya pemekaran Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Sigi mempunyai luas wilayah Ha yang terbagi atas 30 Kecamatan dengan 302 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan terbentuknya Kabupaten Sigi, maka Kabupaten Donggala pada Tahun 206 memiliki wilayah seluas Ha (5.275,69 Km²) dengan penduduk sebesar jiwa yang terbagi menjadi 6 Kecamatan, 58 Desa dan 9 Kelurahan, dimana Kecamatan Rio

44 Pakava merupakan kecamatan terluas (872,6 Km²) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah tekecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 Km². Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel 2. berikut : Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun 206 N o. Kecamatan Luas (Km²) Persentas e Jumlah Desa/Kel Rio Pakava 872,6 6, Pinembani 402,6 7, Banawa 99,04, Banawa Selatan 430,67 8,6 9 5 Banawa Tengah 74,64,4 8 6 Labuan 26,0 2, Tanantovea 302,64 5, Sindue 77,9 3, Sindue Tombusabora 2,55 4,0 6 0 Sindue Tobata 2,92 4,02 6 Sirenja 286,94 5, Balaesang 34,23 5, Balaesang Tanjung 88,85 3,58 8

45 4 Damsol 732,76 3, Sojol 705,4 3, Sojol Utara 39,07 2,64 5 Luas Kabupaten Donggala 5.275,69 00,00 67 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio kultur, potensi sumber daya dan infrastrukturnya Kabupaten Donggala dapat dipetakan sebagai berikut Pantai Barat, meliputi Kecamatan Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol dan Sojol Utara yang merupakan daerah pantai dengan potensi yang menonjol adalah perikanan, pertambangan, peternakan dan perdagangan. Wilayah ini memiliki potensi tambang yang cukup besar khususnya galian C dan emas. Banawa, meliputi kecamatan Banawa, Banawa Tengah, Banawa Selatan, Pinembani dan Rio Pakava yang merupakan daerah yang relatif subur. Khusus Kecamatan Banawa sebagai ibukota Kabupaten Donggala, infrastrukturnya sudah mulai tertata dengan baik sehingga dapat menunjang kegiatan pemerintah dan masyarakat. Potensi pariwisata juga sudah mulai ditata. Bagian terbesar dari struktur ekonomi adalah pertanian, perkebunan dan perikanan. Kondisi Topografi Kabupaten Donggala cukup beragam, mulai dari dataran yang rendah, dataran yang berbukit hingga pengunungan. Dataran rendah tersebar di sepanjang pesisir Kabupaten Donggala yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar dimana sebagian besar berada di wilayah Pantai Barat. Wilayah perbukitan dan pegunungan sebagian besar berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari ketinggian.000 meter di atas permukaan laut hingga mencapai ketinggian di atas meter di atas permukaan laut. Secara lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Kondisi Topografi Berdasarkan Luas Wilayah Kabupaten Donggala

46 Tahun 202 N o. Rentang Tingkat Kemiringan Kondisi Luas Wilayah Persentas e (Ha) (%) 0 3 Datar , Landai sampai berombak , Berombak sampai bergelombang ,02 4 > 40 Begelombang sampai berbukit ,28 Total ,00 Sumber : Kajian Potensi Sumberdaya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala, Tahun 202. K. Keadaan Iklim Sebagaimana dengan daerah daerah lain di Indonesia, Kabupaten Donggala memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April September sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober Maret. Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 205 bahwa suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dan Desember (29,5 0 C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (27, 0 C). Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar antara 64-79%. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan Juni yang mencapai 78,8% sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada Bulan September yaitu 64,7%. Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun 205 terjadi pada bulan Juni 2,5 mm², sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 0,00 mm². Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3-6 knots. Pada Tahun 205 arah angin terbanyak setiap bulannya dari arah Barat Laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Rata rata Parameter Cuaca

47 pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu Menurut Bulan Kabupaten Donggala Tahun 205 N o. Kecamata n Suh u Udara ( 0 C ) Tekana n Udara ( mb ) Kelembab an Udara ( % ) Penyinar an Matahari ( % ) Cura h Hujan ( mm ) Kecepat an Angin ( Knots ) Januari 27,2 02,0 78,8 54,2 55,9 4, 2 Februari 27, 02,4 77,9 55,0 58,0 4,4 3 Maret 27,5 02,8 77,9 62,0 64,6 4,2 4 April 28, 0,4 75,2 72,0 69,6 4,3 5 Mei 28,5 02,0 74,0 76,6 32,4 4, 6 Juni 27,7 0,7 78,8 59,6 2,5 3,4 7 Juli 28,4 02,2 69,6 92,3 2,2 4,6 8 Agustus 28,6 02,3 67,2 90, 4,5 4,8 9 September 29,3 02,2 64,7 86,7 20,0 5,5 0 Oktober 29,5 02,4 65,0 84,2,5 5,2 November 29,0 00, 72,6 75,5 42,5 4,9 2 Desember 29,5 009,4 68,4 72,9 0,0 4,8 Rata-rata Tahun ,0 0,7 72,5 73,4 4, 4, ,2 8 0,07 77,88 63,06 58,76 3, ,7 0 00,20 76,40 57,70 62,33 3, ,7 0 00,30 76,00 62,90 63,38 3,80

48 20 27, ,90 76,0 54,50 7,98 3,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. L. Keadaan Penduduk Masalah utama kependudukan di Indonesia meliputi tiga hal pokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan (RBT). Untuk wilayah Kabupaten Donggala sendiri masalah utama kependudukan yang dihadapi adalah penyebaran penduduk yang tidak merata dan hanya berpusat pada daerah daerah tertentu saja. Hal ini dapat terlihat di Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah yang merupakan ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk paling terbesar sebanyak jiwa. 3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, jumlah penduduk masih sama pada tahun 205 dengan 206 karena sesuai dengan data terakhir yang diberikan oleh BPS. Adapun jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala tahun dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Donggala Tahun No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) *206 Sojol utara Sojol Damsol Balaesang Balaesang Tanjung Sirenja Sindue Tobata Sindue Tombusabora Sindue Labuan Tanantovea Banawa Banawa Tengah Banawa Selatan Rio Pakava Pinembani JUMLAH Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, Kepadatan penduduk Kabupaten Donggala tahun 206 menurut kecamatan tidak merata dengan jumlah penduduk sebesar jiwa dan luas wilayah 5.275,69 Km 2 sehingga diperoleh rata-rata angka kepadatan penduduk sebesar 55,7 jiwa per Km 2. Ditinjau dari kepadatan

49 penduduk, Kecamatan Banawa adalah terpadat (337,8 jiwa per Km 2 ) disusul Kecamatan Banawa Tengah (43 jiwa per Km 2 ). Hal ini disebabkan karena Kecamatan Banawa dan Banawa Tengah merupakan wilayah ibukota Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk terbesar jiwa namun tidak dengan luas wilayah yang terbesar (73,68 Km 2 ) dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan. Sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan wilayah kerja Kabupaten Donggala dengan jumlah penduduk yang terkecil sebesar jiwa dengan luas wilayah terbesar ke-5 (402,6 Km 2 ) dengan kepadatan penduduk 6,8 jiwa per Km 2 di wilayah Kabupaten Donggala pada tahun 206. Adapun luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan pada tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Luas wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten DonggalaTahun 206 No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Sojol utara 39, ,9 2 Sojol 705, ,2 3 Damsol 732, ,5 4 Balaesang 34, ,6 5 Balaesang Tanjung 88, ,3 6 Sirenja 286, ,7 7 Sindue Tobata 2, ,0 8 Sindue Tombusabora 2, ,0 9 Sindue 77, ,4 0 Labuan 26, ,4 Tanantovea 302, ,4 2 Banawa 99, ,3 3 Banawa Tengah 74, ,3 4 Banawa Selatan 430, ,0 5 Rio Pakava 872, ,4 6 Pinembani 402, ,8 JUMLAH 5.275, ,2 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, Komposisi penduduk c. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain komposisi penduduk juga mencerminkan Rasio beban tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk umur non produktif (umur 0 4 tahun dan umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 5 64 tahun). Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di wilayahnya. Angka beban tanggungan untuk Kabupaten Donggala tahun 206 sebesar 65,% dengan penduduk sebesar jiwa yang terdiri dari jiwa penduduk usia belum produktif (anak-anak di Kepadatan Penduduk (per Km 2 ) itu

50 dan remaja; usia 0-4 tahun), jiwa penduduk usia produktif (5-64 tahun), dan jiwa penduduk tidak produktif (lanjut usia; 65+ tahun). Artinya bahwa setiap 00 orang penduduk usia produktif (5-64 tahun) menanggung sebanyak 65 jiwa terhadap penduduk usia belum produktif (0-4 tahun) dan tidak produktif lagi (65+ tahun). Proporsi komposisi penduduk menurut kelompok golongan umur dapat dilihat pada gambar 2. berikut. Gambar 2. Proporsi Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Golongan Umur Kabupaten Donggala Tahun 206 3% 6% 36% Usia belum produktif (0-4 tahun) Usia produktif (5-64 tahun) Usia tidak produktif lagi (65 + tahun) Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. Berdasarkan gambar 2. tersebut, bahwa beban tanggungan ekonomi pada usia produktif tergolong tinggi karena harus menanggung sebesar 36 persen untuk usia belum produktif dan 3 persen untuk usia tidak produktif lagi. d. Ratio Penduduk Menurut Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan per penduduk perempuan. Berdasarkan hasil proyeksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Donggala didapatkan rasio jenis kelamin penduduk tahun 206 sebesar 04,7%, yaitu masing-masing sebesar jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Dengan demikian di Kabupaten Donggala, setiap 00 penduduk perempuan terdapat sekitar 04 penduduk laki-laki. Adapun rasio penduduk menurut jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 2.6 berikut. Tabel 2.6 Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin

51 Kabupaten Donggala Tahun 205 No. Golon gan Umur (Thn) Laki-Laki Perempuan Jumlah % Jumlah % Jumla h % Rasio Jenis Kelam in , , , 8 05, , , , 6 04, , , ,6 0,6 Jumlah , , ,0 04,7 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206. M. Keadaan Ekonomi Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata dengan memanfaatkan potensi dan sumber-sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan maksud tersebut berbagai upaya telah dilakukan khususnya untuk menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian maka secara otomatis akan merangsang dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun berdasarkan atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam Tahun. Produk Domestik Regional (PDR) batas dasar harga konstan menunjukkan peningkatan, hal ini berarti bahwa terjadi perbaikan perekonomian Kabupaten Donggala. Salah satu ukuran yang dapat memberikan gambaran mengenai

52 kondisi suatu daerah adalah melalui angka PDRB, pada tahun 205 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Donggala mencapai 9.37 Miliar Rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 7.28 Miliar Rupiah dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,2 persen yang berarti keadaan ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 204 yang mencapai angka pertumbuhan 6,24 persen. Tabel 2.7 Total PDRB dan PDRB per Kapita Kabupaten Donggala atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 200, Rincian Total PDRB (Miliar Rupiah) PDRB per Kapita (Juta Rupiah) Harga Berlaku ,8 28,89 3,9 Harga Konstan ,4 23,6 24,8 Sumber : PDRB Menurut Lapangan usaha dalam IPM Kab. Donggala, 205. Dari sisi pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan cukup tinggi yakni dari 28,89 juta rupiah tahun 204 menjadi 3,9 juta rupiah tahun 205. Meningkatnya pendapatan perkapita diakibatkan karena meningkatkan output seluruh ekonomi, utamanya output sektor pertanian dan sektor penggalian yang merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala. Output sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan pertumbuhan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan maraknya ekplorasi bahan galian C di Kabupaten Donggala. Secara umum, seluruh kategori ekonomi PDRB mengalami pertumbuhan yang positif. 4. Angka Beban Tanggungan Rasio Beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya rasio beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan yang non produktif.

53 Semakin besar rasio tanggungan berarti semakin besar beban tanggungan bagi kelompok usia produktif. Tinggi rendahnya angka tanggungan dapat dibedakan 3 golongan, yaitu : d. Angka beban tanggungan rendah apabila< 30 e. Angka beban tanggungan sedang apabila f. Angka beban tanggungan tinggi apabila > 4 Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur maka Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Donggala tahun 202 dan 203 sebesar 65,08 kemudian tahun 204 kembali meningkat menjadi 65,0 namun menurun lagi menjadi 63,3 pada tahun 205 dan kembali meningkat menjadi 65,0 pada tahun 206. Hal ini berarti bahwa tahun 206, setiap 00 orang berusia produktif (usia 5-64 tahun) harus menanggung 65 orang yang berusia belum produktif (0-4 tahun) dan usia tidak produktif lagi (usia ) dengan termasuk golongan angka beban tanggungan tinggi. Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Donggala tahun secara rinci dapat dilihat pada grafik 2. berikut. Grafik 2. Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Donggala Tahun Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, Salah satu faktor yang menyebabkan beban tanggungan ekonomi tersebut meningkat dari tahun 205 adalah secara umum kinerja pertumbuhan perekomonian tahun 206 lebih baik dibandingkan dengan tahun 205. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut memberikan harapan bagi penduduk Kabupaten Donggala dalam meningkatkan taraf hidupnya. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Donggala tahun 206, PDRB per kapita Kabupaten Donggala mencapai 3, Juta Rupiah dengan pertumbuhan

54 sebesar,67 persen sedangkan pada tahun sebesar 0,79 persen ;,62 persen ; dan 0 ;42 persen. N. Keadaan Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontibusi terhadap perubahan perilaku masyarakat serta menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan SDM dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah. Penduduk Kabupaten Donggala tergolong penduduk muda, berarti pada umumnya masih berada pada usia sekolah (sekitar 40 persen). Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 945 maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 0 tahun ke atas yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Pada tahun 205, jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 0 tahun ke atas sebesar 22.8 jiwa sedangkan yang berumur 0 tahun ke atas yang melek huruf sebesar jiwa. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 0 tahun keatas dan yang melek huruf serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada grafik 2.2 dan 2.3 berikut. Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Berumur 0 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur 0 Tahun Keatas yang Melek Huruf Kabupaten Donggala Tahun 205 Berumur 0 Th ke atas yg Melek Huruf 23,47 Berumur 0 Th ke atas 22,8

55 Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 205. (Lampiran Profil Tabel 3). Pada grafik 2.3, berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Donggala tahun 205 kepemilikan ijazah tertinggi berada pada tingkat SMP/MTs sebesar 35,7 persen dan terendah pada tingkat S/DIV sebesar 0,8 persen. Grafik 2.3 Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kabupaten Donggala 40.0 Tahun Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 206.Lampiran Profil Tabel 3). O. Perilaku Masyarakat Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase

56 Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Posyandu dan Poskesdes. 4. Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang mejadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kegiatan dimasyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS pada tatanan rumah tangga dinilai berdasarkan indikator yang meliputi 0 indikator PHBS di rumah tangga yaitu : k. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan l. Memberi bayi ASI Eksklusif m. Menimbang balita setiap bulan n. Menggunakan air bersih o. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun p. Menggunakan jamban sehat q. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu r. Makan buah dan sayur setiap hari s. Melakukan aktivitas fisik setiap hari t. Tidak merokok di dalam rumah Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut :. Sehat, yaitu apabila keluarga berperilaku positif kurang dari 25 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS. 2. Sehat 2, yaitu bila keluarga berperilaku positif 25 persen 49 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS.

57 3. Sehat 3, yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74% dari jumlah seluruh indikator PHBS 4. Sehat 4, yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75%. Manfaat rumah tangga ber-phbs bagi rumah tangga, yaitu : e) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit f) Anak tumbuh sehat dan cerdas g) Anggota keluarga giat bekerja h) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Pada tahun 206 di Kabupaten Donggala, cakupan Rumah Tangga ber-phbs adalah sebanyak rumah tangga (56,4%) dari (28,8 persen) rumah tangga yang dipantau sedangkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 sebesar 67%. Artinya bahwa cakupan rumah tangga ber-phbs belum memenuhi target. Data persentase rumah tangga ber-phbs menurut kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk Meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokan Posyandu ke dalam 4 tingkat perkembangan, yaitu () Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya, (3) Posyandu Purnama dan (4) Posyandu Mandiri. Berdasarkan tabel 69 Profil Kesehatan Kabupaten Donggala, pada tahun 206 jumlah Posyandu di Donggala adalah sebanyak 437 unit (strata Pratama 22,2 persen; strata Madya 4,9 persen; strata Purnama 34,3 persen dan srata Mandiri,6 persen). Target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 untuk strata Posyandu Purnama dan Mandiri sebesar 00%. Artinya bahwa untuk strata Purnama dan Mandiri di Kabupaten Donggala belum mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala. Tingkat perkembangan Posyandu dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut. Tabel 2.8 Distribusi Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala

58 Tahun N o. Strata Posyandu Jum lah % Jum lah % Jum lah % Jum lah % Jum lah % Pratam a 5 2 5, , , , , 2 2 Madya , , , ,8 83 4, 9 3 Purna ma 80 7,8 88 9,7 80 7,8 88 9, , 3 4 Mandir i 4 0,9 4 0,9 4 0,9 4 0,9 7,6 Jumla h Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promkes. Dinkes Kab. Donggala, (Lampiran Profil Tabel 69). Berdasarkan tabel 2.7, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah posyandu sepanjang tahun 202 sampai tahun 205 sedangkan apabila melihat perkembangan posyandu maka strata Purnama dan Mandiri mengalami peningkatan sepanjang 5 tahun terakhir. Jumlah posyandu aktif di Kabupaten Donggala pada tahun 206 sebanyak 57 unit atau 35,9 persen. 6. Pos Kesehatan Desa Pos Kesehatan Desa adalah upaya kesehatan bersumber masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatankegiatan terutama untuk : e. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. f. Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya. g. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan. h. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

59 Poskesdes adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dimiliki oleh Desa Siaga yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Berdasarkan data program dilaporkan bahwa pada tahun 206, dari 67 desa/kelurahan yang ada terdapat 0 Poskesdes, 04 Posbindu dan 0 Desa siaga. Secara rinci jumlah UKBM dan Desa siaga menurut kecamatan disajikan secara rinci pada lampiran profil tabel 70 dan 7. P. Keadaan Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapatkan perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit/gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berikut ini akan disajikan indikator indikator yang menggambarkan tentang keadaan lingkungan yaitu rumah sehat, tempat tempat umum sehat, akses terhadap air bersih dan akses terhadap jamban sehat. Perkembangan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar di Kabupaten Donggala akan diuraikan berikut. 5. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak anak. Anak anak memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata lain, rumah apabila terlampau padat disamping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas 200 adalah apabila memenuhi 7 kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenislantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaannya alami cukup, dan

60 tidak padat huni ( 8 m 2 /orang). Persentase rumah tangga menurut kriteria rumah sehat Per-Puskesmas dapat dilihat pada grafik 2.8. Pada grafik 2.4 menunjukkan bahwa jumlah rumah sehat sebanyak unit dari jumlah seluruh rumah di Kabupaten Donggala tahun 206 sebanyak unit. Rumah sehat tertinggi pada tahun 206 berada pada wilayah kerja Puskesmas Sabang dengan jumlah unit (5,9%) sedangkan rumah sehat terendah adalah Puskesmas Pinembani sebanyak 350 unit ( 23,2 persen). Grafik 2.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Per-Puskesmas di Kabupaten Donggala Tahun 206 Pinembani,23.2 Lalundu, 20 L. Despot, 4 Lembasada, 45.6 Wani, 49.0 Labuan, 49.5 Toaya, 43 Sabang, 5.9 Ogoamas, 55.2 Donggala, 65. Batusuya, 62.6 Tompe, 65.6 Malei, 64.2 Tambu, 70. Tonggolobibi, 70 Balukang, Sumber Data : Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab. Donggala (Lampiran Profil Tabel 58). 6. Tempat tempat Umum Sehat Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat yang banyak dikunjungi orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. TTU meliputi sarana pendidikan, hotel, rumah sakit, restoran, bioskop, pasar, terminal, tempat wisata, stasiun, kantin sekolah dan lain-lain. TTU memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap TTU dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum

61 yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya Kategori TTU yang sehat apabila memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Data yang diolah dari laporan Puskesmas masing masing per kecamatan tahun 206 menunjukkan bahwa persentase TTU sehat mencapai 96% untuk Kabupaten Donggala. Apabila dibandingkan dengan persentase cakupan pada tahun 205 yang mencapai 97,% maka pada tahun 206 persentase cakupan TTU sehat mengalami penurunan. Data persentase TTU sehat menurut kecamatan, disajikan pada lampiran profil tabel Akses Terhadap Air Bersih Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data nasional tahun 202, 90% kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Sumber air minum yang digunakan penduduk Kabupaten Donggala dapat dibedakan menurut sarana bukan jaringan perpipaan (sumur gali terlindungi, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi, penampungan air hujan) dan perpipaan (PDAM, BPSPAM). Terdapat 6 puskesmas di Kab. Donggala melaporkan bahwa dari jiwa jumlah penduduk tahun 206, jumlah sarana sumur gali terlindung sebanyak.453 unit dengan jiwa penduduk pengguna. Sedangkan jumlah sarana sumur gali terlindungi memenuhi syarat.308 unit dengan jumlah penduduk pengguna memenuhi syarat sebanyak jiwa. Apabila dibandingkan dengan tahun 205, maka pengguna sumur gali terlindungi dan sarana memenuhi syarat cenderung tetap. Jumlah sarana sumur gali dengan pompa sebanyak.049 unit dengan penduduk pengguna sebanyak jiwa sedangkan sarana sumur gali dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 927 unit dengan jiwa penduduk pengguna. Artinya jumlah sarana sumur gali dengan pompa memenuhi syarat mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 205 sedangkan jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa cenderung

62 tetap (jumlah sarana sumur gali dengan pompa yang memenuhi syarat, 205 sebanyak 99 unit). Pada tahun 206, untuk jumlah penduduk pengguna sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak 25.4 jiwa dengan jumlah sarana memenuhi syarat sebanyak.229 unit dari.380 unit sarana dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak jiwa. Sedangkan pada tahun 205, jumlah sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat sebanyak.229 unit dengan jumlah penduduk pengguna jiwa sehingga jumlah penduduk pengguna dan sarana sumur bor dengan pompa memenuhi syarat pada tahun 206 cenderung tetap dibandingkan dengan tahun 205. Jumlah penduduk pengguna mata air terlindungi memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan jumlah sarana 25 unit dari 30 unit jumlah sarana dengan jiwa penduduk pengguna mata air terlindungi. Sedangkan pada tahun 205, jumlah penduduk pengguna mata air terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak.95 jiwa dengan jumlah sarana 23 unit. Apabila dibandingkan dengan tahun 205, maka jumlah penduduk pengguna dan sarana mata air terlindungi memenuhi syarat mengalami peningkatan. Jumlah sarana dan penduduk pengguna penampungan air hujan (PAH) tahun 206 sebanyak 75 unit dengan 990 jiwa. Sedangkan jumlah sarana PAH memenuhi syarat sebanyak 45 unit dengan 678 jiwa penduduk pengguna PAH. Apabila dibandingkan tahun 205, maka jumlah sarana dan penduduk pengguna PAH memenuhi syarat adalah cenderung tetap (tahun 205, sarana dan penduduk pengguna PAH yang memenuhi syarat sebanyak 45 unit dan 678 jiwa). Penduduk yang menggunakan perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan jumlah sarana yang memenuhi syarat sebanyak 43 unit. Jika dibandingkan pada tahun 205 penduduk pengguna perpipaan yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan jumlah sarana yang memenuhi syarat sebanyak 38 unit, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk pengguna perpipaan dan sarana yang memenuhi syarat mengalami peningkatan pada tahun 206. Jumlah penduduk Kab. Donggala yang memiliki akses air minum berkualitas (layak) pada tahun 206 sebanyak jiwa atau 79,3% sedangkan tahun 205, sebanyak jiwa atau 74%. Artinya penduduk pengguna akses air minum berkualitas (layak) pada tahun 206 mengalami peningkatan apabila dengan tahun 205. Cakupan persentase penduduk

63 dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) menurut kecamatan dan puskesmas tahun 206 dapat dilihat pada lampiran profil tabel Akses Terhadap Jamban Sehat Salah satu fasilitas sanitasi adalah jamban, jamban sehat sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan risiko penularan penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Dalam hal ini jenis sarana jamban yang layak (jamban sehat) dibedakan dalam 4 jenis sarana jamban sehat yakni komunal, leher angsa, plengsengan dan cemplung. Cakupan persentase penduduk Kabupaten Donggala dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) dapat dilihat pada lampiran profil tabel 6. Jumlah penduduk Kab. Donggala pada tahun 205 sebanyak jiwa, dari jiwa penduduk pengguna komunal terdapat jiwa penduduk yang memenuhi syarat dengan jumlah sarana komunal 534 unit yang memenuhi syarat dari 630 unit sarana komunal yang tersedia. Apabila dibandingkan dengan tahun 205, jumlah sarana komunal dan jumlah penduduk pengguna komunal yang memenuhi syarat sebesar 528 unit dan jiwa. Hal ini mengalami peningkatan pada jumlah sarana namun menurun pada jumlah penduduk pengguna sarana komunal tersebut. Pada tahun 206, jumlah penduduk pengguna plengsengan jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna plengsengan memenuhi syarat sebanyak 5.50 jiwa dengan sarana 685 unit. Sedangkan pada tahun 205, jumlah penduduk pengguna plengsengan jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna plengsengan yang memenuhi syarat sebanyak 5.50 jiwa dengan sarana 685 unit. Artinya bahwa jumlah sarana dan penduduk pengguna sarana plengsengan cenderung tetap. Jumlah penduduk pengguna leher angsa pada tahun 205 sebesar jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna leher angsa yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan sarana unit. Sedangkan pada tahun 206, jumlah penduduk pengguna leher angsa sebesar jiwa dengan jumlah sarana unit tetapi penduduk pengguna leher angsa yang memenuhi syarat sebanyak jiwa dengan sarana unit. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk pengguna dan sarana leher angsa mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 205. Pada tahun 206, penduduk dengan akses sanitasi layak sebesar jiwa atau 6,9% sedangkan pada tahun 205 jumlah penduduk

64 dengan akses sanitasi layak sebesar jiwa atau 62,9%. Q. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka IPM suatu daerah memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai nilai maksimum, yaitu 00 (angka IPM berkisar antara 0-00). Hasil penghitungan angka IPM Kabupaten Donggala ternyata belum termasuk dalam kategori tinggi menurut skala international (IPM lebih dari 80). IPM Kabupaten Donggala tahun 204 sebesar 63,55 termasuk dalam tingkat pembangunan manusia sedang (IPM antara 60-80) dan meningkat menjadi 63,82 pada tahun 205, nilai ini masih termasuk dalam tingkat pembangunan manusia (IPM) sedang. Untuk rata-rata penduduk Sulawesi Tengah tahun 205 sebesar 66,76 termasuk dalam tingkat pembangunan manusia sedang (IPM antara 60-80), artinya tingkat variasi pembangunan baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan perekonomian masih relatif sama. Ditinjau dari capaian IPM antar kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah, peringkat IPM Kabupaten Donggala berada pada posisi ke 8 pada tahun 204 dari 3 kabupaten/kota Se-Sulawesi Tengah. Pada tahun 205 tidak mengalami pergeseran yaitu tetap pada posisi ke 8. Hal ini bukan dikarenakan pembangunan manusia di Kabupaten Donggala hingga tahun 205 tidak mengalami peningkatan (percepatan pembangunan manusia) yang cukup dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Tengah. Tabel 2.9 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kabupaten Donggala Tahun Kabupaten/Prop. Indeks Pembangunan Manusia Peringkat *) Donggala 63,55 63,82 (8) (8) Sulawesi Tengah 66,43 66,76 25 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kab. Donggala, 205. Nilai IPM Kabupaten Donggala sangat ditentukan oleh capaian tiga dimensi dasar pembangunan manusia. Dilihat dari peningkatannya, ternyata IPM dari komponen angka harapan hidup, daya beli, dan pendidikan terjadi kenaikan. Peningkatan tertinggi secara berurut dicapai indeks pendidikan, indeks daya beli dan

65 indeks kesehatan. Dari indikator (indeks) tersebut menjelaskan terjadi perbaikan besar-besaran pada aspek ekonomi dan pendidikan di Kabupaten Donggala, perbaikan ini dalam jangka panjang berdampak pula pada peningkatan angka kesehatan. R. Indikator dan Usia Harapan Hidup (UHH) Usia harapan hidup di Kabupaten Donggala tahun 204 (65,79 tahun) lebih rendah dari rata-rata usia harapan hidup penduduk Sulawesi Tengah sebesar 67,8 tahun. Pada tahun 205, angka harapan hidup di Kabupaten Donggala tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya sebesar 65,79 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Donggala belum mampu memberi dampak positif pada perbaikan umur penduduk. Faktor-faktor yang mampu memberikan sumbangan positif dalam meningkatnya angka harapan hidup adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membudayakan pola hidu sehat. Pergeseran nilai budaya tradisional menuju hidup sehat yang lebih modern, akan menentukan kemampuan mental dan fisik penduduk. Dengan demikian melihat kenyataan tersebut rata-rata indeks peluang umur panjang dan sehat di Kabupaten Donggala lebih rendah dibandingkan Sulawesi Tengah. Namun demikian secaa umum indeks peluang umur panjang dan sehat di Kabupaten Donggala dari tahun ke tahun dalam kondisi baik dan cenderung mengalami peningkatan walaupun masih dibawah angka Propinsi. Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas sumberdaya manusia adalah terletak pada keadaan kesehatannya sendiri. Rendahnya kondisi kesehatan akan menghasilkan pekerjapekerja kurang produktif dengan mental yang kurang bagus sehingga menyebabkan produktivitas rendah dan tingkat output yang dicapai tidak optimal. Dengan demikian aspek kesehatan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, misalnya perbaikan kesehatan seseorang dapat menyebabkan peningkatan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan tingkat pendidikan, bahkan perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk produktif yang dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja, semua itu dapat berpengaruh terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Tabel 2.0 Indikator dan Indeks Harapan Hidup Kabupaten Donggala Tahun

66 Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup Selisih Donggala 65,79 65,79 0 Sulawesi Tengah 67,8 67,26 0,08 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Kab. Donggala, 205.

67 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna apabila pemenuhan sumber daya sarana, tenaga dan pembiayaan kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan karena merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan berkualitasdan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang dapat diukur dengan indikator kecukupan sebagai berikut : A. Sarana Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini adalah fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibahas terdiri dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Penyediaan sarana kesehatan di Kabupaten Donggala relatif cukup banyak baik dari segi jumlah maupun jenisnya melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya, sarana pelayanan lain, dan sarana produksi dan distribusi kefarmasian terdapat pada tabel 5. atau secara rinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel 67 berikut. Tabel 5. Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun

68 N o. Sarana Kesehatan Rumah Sakit. Rumah Sakit Umum 2 2. Rumah Sakit Bersalin Puskesmas dan Jaringannya 3. Puskesmas perawatan Puskesmas non perawatan Puskesmas Keliling Puskesmas pembantu Pusat Kesehatan Desa Pos Pelayanan Terpadu Sarana Pelayanan Lain 9. Praktek Dokter Perorangan Unit Transfusi Darah 0 Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Apotek Toko Obat GFK Sumber : Bidang JAMSARKES - Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. Tahun

69 . Rumah Sakit Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, didalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif serta berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Sejak tahun 20, berdasarkan kepemilikan, Rumah Sakit dikelompokkan menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Pengelompokan ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47/Menkes/PER/I/200 tentang Perizinan Rumah sakit. Rumah sakit publik adalah Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan Rumah Sakit privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Pada tahun 206, jumlah rumah sakit publik di Kabupaten Donggala sebanyak 2 unit yang merupakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabelota dan Pratama Tambu. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit yaitu dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidur serta ratio nya terhadap jumlah penduduk. Jumlah tempat tidur RSUD Kabelota pada tahun 206 sebanyak 05 tempat tidur dengan ratio mencapai / penduduk. Artinya bahwa unit RSUD Kabelota melayani penduduk sebanyak jiwa yang dilengkapi dengan 05 tempat tidur. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Pratama Tambu belum berjalan karena masih sementara dalam proses pengurusan izin operasional. a) Pemakaian Tempat Tidur Pelayanan sarana kesehatan (Rumah Sakit) dapat diukur kinerjanya antara lain dengan melihat persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR). BOR yang ideal untuk suatu Rumah Sakit adalah antara 60%-80% sedangkan pada tahun 206 persentase BOR di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala sebesar 8,7 persen. Artinya pemanfaatan BOR belum mencapai pemanfaatan yang ideal. b) Rata rata lama rawat seorang pasien/average Length of stay (ALOS) Rata-rata lama rawat seorang pasien yang secara umum yang ideal adalah 3-9 hari. Rata-rata lama rawat seorang pasien pasien di RSUD Kabelota tahun 206 sebesar 3 hari. Angka ini menunjukkan mutu pelayanan di RSUD Kabelota rata-rata bagus.

70 c) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati/turn of Interval (TOI) Angka ideal untuk TOI adalah -3 hari. Rata-rata angka TOI RSUD Kabelota pada tahun 206 sebesar 3 hari, meningkat dibandingkan pada tahun 205 sebesar 20 hari. Angka ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di RSUD Kabelota belum efektif. d) Angka kematian penderita yang dirawat <48 jam/net death rate (NDR) Nilai NDR yang dapat ditolerir adalah 25/.000 penderita keluar. Nilai NDR RSUD Kabelota tahun 206 sebesar 4,3/.000 penderita keluar. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas mutu RSUD Kabelota sudah baik karena nilainya dibawah 25/.000 penderita, namun nilai NDR ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 205 sebesar 9,7/.000 penderita keluar. e) Angka kematian umum penderita yang dirawat di Rumah sakit/gross death rate (GDR) Angka GDR yang dapat ditolerir maksimum 45. Pada tahun 206, angka GDR sebesar 6, sedangkan pada tahun 205 sebesar 6,9. Artinya angka GDR ini meningkat karena nilainya semakin dibawah dari angka GDR yang ditolerir apabila dibandingkan dengan tahun Puskesmas dan Jaringannya Puskesmas dan jaringannya terdiri atas Puskesmas (Pusat kesehatan masyarakat) yaitu Puskesmas rawat inap dan non rawat inap, Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling roda 4. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masayarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan Menkes RI No. 75 Tahun 204). Pustu adalah unit pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Pusling roda 4 adalah tim pelayanan kesehatan puskesmas yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor/roda 4/perahu bermotor, peralatan kesehatan, dan peralatan komunikasi yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu kegiatan pelaksanaan program

71 Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau atau sulit dijangkau oleh sarana kesehatan. Pada tahun 206, jumlah sarana kesehatan Kabupaten Donggala berupa 6 unit Puskesmas (9 unit Puskesmas rawat inap dan non rawat inap 7 unit) dengan ratio Puskesmas mencapai 5,45/ penduduk (target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 sebesar 0,05 penduduk.) Artinya telah memenuhi target yang ada dengan perhitungan bahwa setiap 5 puskesmas melayani sebanyak penduduk atau Puskesmas melayani penduduk sebanyak jiwa. Jumlah Pustu sebanyak 7 unit dengan ratio Pustu mencapai 24,2/ penduduk (target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 sebesar 0,26 penduduk). Artinya ratio pustu telah memenuhi target dengan perhitungan bahwa 24 pustu melayani penduduk atau Pustu melayani sebanyak 4.37 jiwa. 3. Sarana Pelayanan Lain Rumah bersalin, klinik, Praktek dokter perorangan dan unit transfusi darah (UTD) merupakan bagian dari sarana pelayanan lain di Kabupaten Donggala. Pada tahun 206, terdapat unit Klinik Wani Sehat di wilayah kerja Puskesmas Wani Kecamatan Tanantovea, unit praktek dokter perorangan di wilayah kerja Kabupaten Donggala sedangkan UTD hanya terdapat unit di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala. 4. Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia sehingga penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga ketangan konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapatmenjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang terlatih. Instalasi farmasi merupakan unit pengelola perbekalan kefarmasian dan alat kesehatan yang ada ditingkat propinsi dan kabupaten/kota, sebagai sarana pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,

72 administrasi dan pelaporan serta evaluasiyang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Jumlah sarana produksi dan distribusi kefarmasian di wilayah kerja Kabupaten Donggala pada tahun 206 berupa Apotek sebanyak 9 unit, Toko obat sebanyak 6 unit dan GFK sebanyak unit. 5. Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak, hasil pengamatan maupun pengalaman sampai peningkatan catatan program yang dikaji secara statistik semuanya membuktikan bahwa peran serta masyarakat amat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat itu semakin menampakkan sosoknya setelah muncul posyandu sebagai salah satu bentuk UKBM yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan dengan terus mendorong peran serta aktif masyarakat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan bersih berorientasi kepada kepedulian lingkungan terus dibina sehingga tumbuh dan berkembang menjadi sikap budaya bangsa. Bentuk UKBM yang ditampilkan adalah Posyandu, Poskesdes dan Desa Siaga Aktif. a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu adalah salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat danmemberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untukmempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita. Terdapat 4 strata Posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Ratio Posyandu di Kabupaten Donggala pada tahun 206 mencapai,3/00 Balita yang artinya setiap penduduk rata-rata dilayani oleh Posyandu. Berdasarkan grafik 5., perkembangan strata posyandu sepanjang 5 tahun terakhir ( ) maka strata pratama meningkat statusnya menjadi strata madya kemudian purnama dan strata tertinggi adalah mandiri. Artinya bahwa perkembangan yang paling meningkat perubahannya adalah strata mandiri (tahun 206 :,6 persen). Gambaran jumlah Posyandu menurut strata, kecamatan dan puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 206 dapat dilihat pada lampiran profil tabel 69.

73 Grafik 5. Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala Pratama Madya Purnama Mandiri Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan - Seksi Kesehatan Dasar. Program Promosi Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala, Tahun b. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Poskesdes merupakan UKBM yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiaphari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh orang bidan dan minimal 2 orang kader. Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans perilaku berisiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Ratio Poskesdes pada tahun 206 mencapai 34,4/ penduduk artinya setiap 34 Poskesdes melayani penduduk atau Poskesdes melayani sebanyak jiwa. c. Desa siaga (Desi) Aktif

74 Desa Siaga adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengaksespelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki minimal sebuah Poskesdes dengan tenaga bidan dan 2 kader. Sampai dengan tahun 206 terdapat 0 (60,5%) desa siaga dengan ratio 34,4/ penduduk atau desa siaga melayani jiwa. Secara rinci jumlah desa siaga menurut kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan proses pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Kabupaten Donggala telah memiliki unit Akademi Keperawatan Donggala yang dikelola oleh pemerintah daerah dengan program studi yang diselenggarakan yakni keperawatan. B. Tenaga Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut perlu didukung dengan sumber daya kesehatan, khususnya Tenaga kesehatan yang memadai, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyebarannya. Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem dalam sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanan kesehatan. Upaya dan pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, memiliki etik dan moral tinggi, keahlian, dan berwenang. Menurut Undang undang Nomor 36 Tahun 204 tentang tenaga kesehatan menyebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

75 pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam 2 jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lainnya. Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh SDM yang berkualitas disamping ketersediaan sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam pengadaan SDM adalah jumlah, jenis, distribusi tenaga kesehatan dan rationya terhadap jumlah penduduk. Penguatan sumber daya dalam mendukung pengembangan dan pemberdayaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui peningkatan kapasitas Tenaga Kesehatan, penguatan system informasi Tenaga Kesehatan, serta peningkatan pembiayaan dan fasilitas pendukung lainnya. Namun dengan semakin tingginya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan penambahan tenaga kesehatanyang terampil dan siap pakai sesuai dengan karateristik dan fungsi tenaganya. Sampai saat ini kebutuhan tenaga kesehatan masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal tersebut dapat dilihat dari usulan permintaan kebutuhan tenaga kesehatan baik di UPT Puskesmas, RSUD Kabelota dan Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala.. Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Per Penduduk Pada tahun 206, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Kabupaten Donggala sebanyak 686 orang yang tersebar antara lain Dinas Kesehatan 92 orang, RSUD Kabelota 6 orang, UPTD Puskesmas 448 orang dan AKPER Donggala 30 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 205 sebanyak 573 orang. Berdasarkan grafik 5.2, jumlah tenaga kesehatan menurut jenis tenaga yang paling banyak adalah Bidan sebanyak 25 orang kemudian perawat sebanyak 20 orang dan kesehatan lingkungan 38 orang. Grafik 5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Kabupaten Donggala

76 Analisis kesehatan Teknisi gigi Radioterapis Radiografer Fisioterapi Gizi Kesling Kesmas Apoteker Farmasi Perawat gigi Perawat Bidan dr. gigi dr. umum dr. spesialis Tahun 206 Sumber : Bidang SDMK dan Kepegawaian. Dinkes Kab. Donggala. RSUD Kabelota. AKPER Kab. Donggala, 206. Metode ratio terhadap nilai adalah metode perhitungan yang diperkirakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan di suatu wilayah berdasarkan ratio terhadap penduduk. Perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan dalam penyusunan Dokumen Data dan Informasi PPSDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala dengan menggunakan ratio kebutuhan per penduduk perjenis tenaga kesehatan. Untuk menghitung kekurangan perjenis tenaga menggunakan perhitungan jumlah kebutuhan dikurangi jumlah tenaga yang ada saat ini. Jumlah tenaga yang ada saat ini dihitung tenaga kesehatan yang ada di unit pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit daerah seperti tabel 5.2 berikut. Tabel 5.2 Target Ratio (per penduduk) Tenaga Kesehatan Yang Berada di UPT Puskesmas dan RSUD Kabelota Kabupaten Donggala Tahun 206 No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Rasio Dokter Spesialis 6 2,0 2 Dokter Umum 3 Dokter Gigi 4 Bidan 5 Perawat ,2 2,4 49,8 68,4

77 : 6 Perawat Gigi 9 3, Sumber 7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 25 8,5 8 Tenaga Kesehatan Lingkungan 38 2,9 9 Tenaga Gizi 0 Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker 2 Tenaga Fisioterapis 3 Tenaga Teknisi Medis ,2 7,5 3,7 0,7 Sekretariat - Bagian Kepegawaian dan Umum, Dinkes Kab. Donggala, Pendidikan Tenaga Kesehatan Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas disarana pelayanan kesehatan dimasyarakat. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tersebut tenaga diharuskan untuk memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas maka dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, salah satu caranya dengan mengikuti tugas belajar. Setiap tahun terdapat tenaga kesehatan yang mengikuti Tubel dengan jenjang pendidikan yang berbeda beda. Jenjang pendidikan yang paling banyak diikuti tenaga kesehatan adalah pendidikan Diploma III (DIII) kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut berasal dari unit-unit kesehatan, seperti UPT Puskesmas Se-Kabupaten Donggala, RSUD Kabelota Donggala, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala. Adapun jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti Tubel berdasarkan jenjang pendidikannya dapat dilhat pada tabel 5.3 berikut. Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan yang Mengikuti Tugas Belajar Kabupaten Donggala Tahun Tahun D III D IV S S2 Dokter Spesialis Jumlah

78 Jumlah Sumber : Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sepanjang 5 tahun terakhir, jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti tugas belajar sebanyak 5 orang yang terdiri dari jenjang pendidikan Diploma III (DIII) mencapai 5 orang, Diploma IV (DIV) sebanyak orang, Sarjana Satu (S) sebanyak 2 orang, Strata Dua (S2) sebanyak 4 orang, dan Spesialis sebanyak 0 orang. Berdasarkan Renstra Kemenkes Tahun , dimana pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan memiliki sasaran jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan sebanyak orang, jadi jumlah penerima bantuan pendidikan setiap tahunnya sebanyak.000 orang. Apabila diestimasikan terhadap 34 propinsi di Indonesia, maka jumlah penerima bantuan pendidikan setiap propinsi adalah 29 orang. Sehingga apabila dibandingkan dengan Kabupaten Donggala, maka jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti Tugas belajar tergolong meningkat termasuk yang berkaitan dengan peningkatan mutu SDM Kesehatan. C. Pembiayaan Kesehatan Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pembangunan kesehatan diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari

79 pemerintah, maupun masyarakat termasuk swasta. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah terdiri atas () APBD Kesehatan meliputi APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota, (2) APBN Kesehatan meliputi APBN Propinsi dan kabupaten/kota termasuk pinjaman hutang luar negeri (PHLN). Berdasarkan data dari Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206, jumlah anggaran belanja yang dialokasikan untuk pembiayaan kesehatan sebesar Rp dari anggaran belanja keseluruhan Kabupaten Donggala sebesar Rp Apabila dipersentasekan, maka besarnya pembiayaan kesehatan baru mencapai 7,5 persen dan angka ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 205 yang mencapai 6,5 persen. Hal ini berarti masih dibawah target Indonesia Sehat yaitu sebesar 5 persen. Namun anggaran perkapita pada tahun 206 sebesar Rp. 486,56 mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan tahun 205 sebesar Rp dan tahun 204 sebesar Rp Untuk menggambarkan situasi pembiayaan kesehatan di Kabupaten Donggala, berikut ini uraian tentang aloksi anggaran pembangunan APBD Kabupaten Donggala dan APBD RSUD Kabelota Donggala pada grafik 5. dan 5.2 berikut. Gambar 5. Anggaran Kesehatan Kabupaten DonggalaTahun 206 APBD RSUD Kabelota 30% APBD Kabupaten 70% Sumber : Bagian Perencanaan dan Program. Dinkes Kab. Donggala Pada periode tahun , jumlah anggaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Donggala meskipun persentase APBD kesehatan terhadap ABD Kabupaten Donggala belum ada yang mencapai 0 persen, akan tetapi telah meningkat sepanjang 4 tahun terakhir yaitu pada tahun 203 sebesar dari total APBD Kabupaten Donggala atau 3,6 persen kemudian pada tahun 204 sebesar dari atau 7 persen kemudian meningkat lagi pada tahun 205 sebesar dari

80 atau 6,5 persen dan pada tahun 206 sebesar dari atau 7,5 persen. Grafik 5.3 Jumlah Anggaran Kesehatan Perkapita Kabupaten Donggala Tahun ,56 500, , , , , , ,000 50,000 00,000 50,000-48, ,374 26, , Sumber : Bagian Perencanaan dan Program. Dinkes Kab. Donggala. RSUD Kabelota Jumlah anggaran kesehatan perkapita di Kabupaten Donggala cenderung mengalami trend yang meningkat sepanjang 5 tahun terakhir. Pada tahun 202 sebesar Rp meningkat menjadi Rp pada tahun 203, hingga meningkat sampai Rp pada tahun 206. Selengkapnya tentang besaran anggaran pembiayaan kesehatan Kabupaten Donggala tahun 206 dapat dilihat pada lampiran tabel 8.

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber

Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber BAB I Pendahuluan Master Plan I.1. LATAR BELAKANG Keberadaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Kabupaten Donggala merupakan salah satu dari modal pembangunan yang harus dikelola dengan baik dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 Penanggung Jawab Pelaksana Tim Penyusun : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi : - dr. Muhammad

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palu, Juli 2015

KATA PENGANTAR. Palu, Juli 2015 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita semua diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan Buku Profil

Lebih terperinci

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN 2016 270 202 167 153 177 131 144 109 93 81 80 87 69 44 33 15 25 15 19 17 10 6 10 12 6 5 12 8 5 4 JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN DAERAH UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI PROVINSI SULAWESI TENGAH

DINAS KESEHATAN DAERAH UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI PROVINSI SULAWESI TENGAH 2008 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN DAERAH UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI PROVINSI SULAWESI TENGAH Jalan RA. Kartini No. 11 Palu - Telp/Fax. 0451-421070 - 458419 - Website

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 yang

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 200 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 63 Desa/Kel Tabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci