BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tahun 2011 (Azhar & Arifin, 2011). Penelitian yang berjudul Faktor faktor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tahun 2011 (Azhar & Arifin, 2011). Penelitian yang berjudul Faktor faktor"

Transkripsi

1 A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian yang dilakukan oleh Kholidah Azhar dan Zainal Arifin pada Tahun 2011 (Azhar & Arifin, 2011). Penelitian yang berjudul Faktor faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar dan Menengah Kabupaten/Kota di Jawa Timur merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk data panel dengan menggunakan alat analisis OLS (Ordinary Least Square). Menggunakan variabel dependen yaitu total upah industri, bahan baku industri, jumlah perusahaan industri nanufaktur dan produksi industri manufaktur, dan variabel dependen yaitu penyerapan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai semua variabel mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur di Jawa Timur dengan pengaruh masing masing variabel adalah variabel total upah industri adalah 0,383, bahan baku industri 0,150, jumlah perusahaan industri manufaktur 0,156 dan produksi industri manufaktur 1,118, dengan koefisien determinasi R 2 sebesar 94,8% pada tingkat kesalahan 5%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aditya SaktiYoga (Yoga, 2014) yang berjudul Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur di Jawa Timur Tahun Variabel dependen dan lokasi penelitian yang digunakan sama dengan penelitian yang dilakukan Kholidah Azhar dan Zainal Arifin, namun dengan menggunakan tahun yang berbeda. Metode penelitian dengan alat analisis yang menggunakan analisis regresi dengan uji parsial dan simultan. 6

2 7 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa upah dan peningkatan produksi berpengaruh negatif dengan nilai masing - masing adalah -0, dan - 0, (peningkatan produksi tidak berpengaruh signifikan), serta jumlah industri manufaktur berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja dengan nilai 0, Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Melati Rizkianing Handoyo (Handoyo, 2016) dengan judul Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Pasuruan menggunakan data kuantitatif yang diukur dengan skala numerik dengan metode penelitian dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Menggunakan variabel independen yang berbeda dengan penelitian Kholidah Azhar dan Zainal Arifin, yaitu menggunakan variabel independen yaitu PDRB, tingkat upah minimum dan jumlah industri besar sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDRB, tingkat upah minimum dan jumlah industri besar sedang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di kabupaten Pasuruan dengan nilai masing masing -2,36 untuk PDRB, 2,36 untuk upah minimum, dan -2,22 untuk jumlah industri. Sedangkan penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian untuk membandingkan hasil pengaruh variabel variabel seperti pada penelitian Kholidah Azhar dan Zainal Arifin, serta Aditya Sakti Yoga yaitu variabel jumlah perusahaan, nilai produksi, dan upah minimum terhadap permintaan/ penyerapan tenaga kerja. Namun menggunakan sektor dan tahun yang berbeda. Dimana pada

3 8 penelitian ini digunakan industri pengolahan hasil perikanan dengan tahun penelitian yaitu B. Tinjauan Pustaka 1. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (Badan Pusat Statistik, 2016). a. Angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. b. Bukan angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. 2. Pasar Tenaga Kerja Menurut Simanjuntak (Simanjuntak, 1998), pasar kerja adalah seluruh aktivitas dan pelaku-pelaku yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Secara umum pasar tenaga kerja terdiri atas permintaan dan penawaran tenaga kerja yang dipengaruhi oleh faktor upah, sebagaimana kurva berikut:

4 9 W1 W0 W2 DL SL Keterangan: W : wages / upah L : labour / tenaga kerja DL : demand for labour / permintaan tenaga kerja SL : supply for labour / penawaran tenaga kerja L1 L0 L2 L3 Gambar 2.1: Kurva Pasar Tenaga Kerja Pada kurva tersebut dapat kita lihat bahwa keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada tingkat upah W0 dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja sebanyak L0. Sedangkan saat upah mengalami kenaikan menjadi W1 maka penawaran tenaga kerja akan meningkat sebesar L3 namun permintaan tenaga kerja menurun menjadi L1 sehingga terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja (excess supply of labour) sehingga tercipta pengangguran sebanyak L1L3. Sedangkan ketika upah turun menjadi W2, maka permintaan tenaga kerja mengalami peningkatan menjadi L2 namun penawaran tenaga kerja mengalami penurunan menjadi L1, hal tersebut menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan tenaga kerja (excess demand of labour). 3. Permintaan Tenaga Kerja Permintaan dalam konteks ekonomi didefinisikan sebagai jumlah maksimum suatu barang atau jasa yang dikehendaki seorang pembeli untuk dibelinya pada setiapkemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu

5 10 (Sudarsono, 1990, hal. 9). Sedangkan permintaan tenaga kerja adalah permintaan turunan dari permintaan barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja (Suroto, 1983, hal. 21). Permintaan tenaga kerja secara umum adalah kebutuhan yang sudah didasarkan atas kesediaan membayar upah tertentu sebagai imbalannya (Suroto, 1983, hal. 187). Dalam memperkirakan berapa tenaga kerja yang perlu ditambah, perusahaan akan melihat tambahan hasil marginal atau marginal physical product dari penambahan seorang karyawan tersebut. Selain itu, perusahaan akan menghitung jumlah uang yang akan diperoleh dengan adanya tambahan hasil marginal (Simanjuntak, 1998, hal. 89). Sehingga fungsi permintaan tenaga kerja pada pasar persaingan tidak sempurna didasarkan pada : a. Tambahan hasil marjinal, yaitu tambahan hasil (output) yang diperoleh dengan penambahan seorang pekerja atau istilah lainnya disebut Marjinal Physical Product dari tenaga kerja (MPPL), b. Penerimaan marjinal, yaitu jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut atau istilah lainnya disebut Marginal Revenue (MR). Sehingga permintaan tenaga kerja pada pasar persaingan tidak sempurna dapat dirumuskan dalam suatu fungsi persamaan: D L = MR MPP L Dimana : MR = P Q (1 1 ε d )

6 11 MPP L = y...dimana y adalah turunan dari fungsi produksi dimana Y = K α L β, sehingga y = βk α L β 1 MPP L = β Y L Permintaan tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja digambarkan melalui kurva: W* W, upah Gambar 2.2: Kurva Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja S L D L L* L, jumlah tenaga kerja Keterangan: W : wages / upah L : labour / tenaga kerja DL : demand for labour / permintaan tenaga kerja SL : supply for labour / penawaran tenaga kerja Berdasarkan kurva tersebut dapat kita ketahui bahwa permintaan tenaga kerja juga dipengaruhi oleh tingkat upah, sehingga: W = MR MPP L W = P Q (1 1 ε d ) β Y L Sehingga fungsi permintaan tenaga kerja untuk mengetahui berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja adalah: L = P Q (1 1 ε d ) β Y W L = V Q W (1 1 ε d ) β L = f(v Q, ε d, W)

7 12 Dimana dapat diketahui bahwa L (banyaknya jumlah tenaga kerja yang bekerja) dipengaruhi oleh: a. V Q, yaitu nilai produksi b. W, yaitu tingkat upah c. ε d, yaitu mencerminkan banyaknya perusahaan 4. Industri Pengolahan Hasil Perikanan Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling). (Badan Pusat Statistik, 2016) Klasifikasi industri yang digunakan dalam survei industri pengolahan adalah klasifikasi yang berdasar kepada International Standard Industrial Classification of all Economic Activities (ISIC) revisi 4, yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan nama Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun Kode baku lapangan usaha suatu perusahaan industri ditentukan berdasarkan produksi utamanya, yaitu jenis komoditi yang dihasilkan dengan nilai paling besar. Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2009, Industri Pengolahan Hasil Perikanan masuk kedalam kategori Industri

8 13 Makanan, dengan kode 102 untuk Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air. Ini dapat dilihat berdasarkan tabel berikut: Tabel 2.1: Kategori Industri Pengolahan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009 Kode Jenis Industri C Industri Pengolahan 10 Industri Makanan 101 Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging 102 Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan Dan Biota Air 103 Industri Pengolahan dan Pengawetan Buah-Buahan dan Sayuran 104 Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati Dan Hewani 105 Industri Pengolahan Susu, Produk Dari Susu dan Es Krim 106 Industri Penggilingan Padi-Padian, Tepung dan Pati 107 Industri Makanan Lainnya 108 Industri Makanan Hewan Sumber: KBLI 2009 Industri Pengolahan Hasil Perikanan adalah kegiatan ekonomi yang mengubah bahan mentah berupa hasil perikanan menjadi produk olahan ikan dan biota air lainnya yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Bahan baku dalam industri pengolahan hasil perikanan ini berasal dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Kegiatan pengolahan hasil perikanan sendiri dibagi atas beberapa kegiatan antara lain: a. Pembekuan b. Penggaraman/Pengeringan c. Pemindangan d. Pengasapan/Pemanggangan e. Fermentasi f. Pereduksian/Ekstraksi g. Pelumatan Daging Ikan

9 14 h. Penanganan Produk Segar i. Pengolahan Lainnya 5. Hubungan Antar Variabel a. Hubungan Jumlah Perusahaan dengan Permintaan Tenaga Kerja Industrialisasi merupakan salah satu cara yang diambil banyak negara dalam meningkatkan perekonomiannya. Dengan menciptakan industrialisasi, diharapkan akan meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja yang membantu proses produksi dalam industri. Hunbungan jumlah dengan penyerapan tenaga kerja sangat erat sekali, karena semakin baik pertumbuhan sektor industri akan semakin meningkat pula penyerapan tenaga kerja. (Handoyo, 2016). Semakin banyaknya jumlah perusahaan secara otomatis akan menyebabkan peningkatan permintaan akan tenaga kerja. Dimana tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang akan digunakan dalam operasional perusahaan. Maka dengan meningkatkan jumlah perusahaan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. b. Hubungan Nilai Produksi dengan Permintaan Tenaga Kerja Permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan akan barang yang diproduksi (derived demand), dengan artian bahwa permintaan tenaga kerja oleh pengusaha sangat tergantung oleh permintaan masyarakat terhadap hasil produksinya. (Sumarsono, 2003). Pengusaha mempekerjakan seseorang karena

10 15 orang tersebut akan membantu memproduksi barang dan jasa yang akan dijual pada konsumen. Jika permintaan konsumen akan barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaan meningkat, maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan akan meningatkan produksinya. Peningkatan produksi ini menyebabkan perusahaan melakukan permintaan tenaga kerja untuk membantu proses produksi. c. Hubungan Upah Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja Upah menurut teori Neoklasik merupakan imbalan atas usaha kerja yang diberikan karyawan kepada perusahaan, dimana imbalan yang diperoleh adalah sebesar nilai pertambahan hasil marginal yang dihasilkannya. Sedangkan menurut teori Marx, upah yang diperleh oleh seseorang sesuai dengan tingkat kebutuhan seseorang. (Simanjuntak, 1998). Permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari upah. Upah memiliki hubungan yang negatif dengan permintaan tenaga kerja. Upah dipndang sebagai biaya produksi dan beban bagi perusahaan. Sehingga semakin tingginya tingkat upah yang berlaku, maka tenaga kerja akan mengurangi permintaannya akan tenaga kerja sebagai upaya menjaga keuntungan perusahaan agar tidak terjadi kerugian dengan membengkaknya biaya produksi, sebaliknya jika upah turun, maka permintaan tenaga kerja semakin meningkat. Ini dijelaskan dalam kurva berikut:

11 16 W, Upah W1 W2 DL N1 N2 N, Jumlah Tenaga Kerja Gambar 2.3. : Kurva Permintaan Tenaga Kerja Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara upah dan permintaan tenaga kerja adalah negatif. Ini berarti setiap terjadi kenaikan upah, maka permintaan tenaga kerja akan menurun. Sedangkan saat upah mengalami penurunan, maka terjadi kenaikan permintaan tenaga kerja.

12 17 C. Kerangka Pemikiran Gambar 2.4: Kerangka Pemikiran Pasar Tenaga Kerja Permintaan Tenaga Kerja Penawaran Tenaga Kerja Jumlah Perusahaan Nilai Produksi Upah Minimum Uji Asumsi Klasik Uji Statistik t, F, R 2 Pengaruh Jumlah Perusahaan, Nilai Produksi, dan Upah Minimum terhadap Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja pada Industri Pengolahan Hasil Perikanan D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan penelitian terdahulu, serta tinjauan pustaka yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Diduga jumlah perusahaan, nilai produksi, dan tingkat upah berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja pada industri pengolahan hasil perikanan di provinsi Jawa Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

Lebih terperinci

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y) . 64/11/15/Th. IX, 2 vember 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 9,90 PERSEN SEDANGKAN IMK NAIK 15,28 PERSEN PADA TAHUN 2015 DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) TURUN 6,76 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 0,66 PERSEN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) TURUN 6,76 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 0,66 PERSEN . 044/08/16/Th.IX, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) TURUN 6,76 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 0,66 PERSEN A. INDUSTRI BESAR DAN

Lebih terperinci

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y) No. 024/05/17/Th.IX, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) TURUN MINUS 9,79 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 3,97 PERSEN A. INDUSTRI

Lebih terperinci

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan selama tahun 2014 naik sebesar 2,10 persen dibandingkan dengan tahun 2013.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan selama tahun 2014 naik sebesar 2,10 persen dibandingkan dengan tahun 2013. . 10/02/15/Th. IX, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2014 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) NAIK 2,10 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 1,51 PERSEN A. INDUSTRI BESAR DAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y) . 45/08/15/Th. IX, 3 Agustus 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 0,03 PERSEN SEDANGKAN IMK NAIK 10,69 PERSEN PADA TAHUN 2015 DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) NAIK 2,98 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 5,16 PERSEN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) NAIK 2,98 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 5,16 PERSEN . 026/05/16/Th.X, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2016 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) NAIK 2,98 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 5,16 PERSEN A. INDUSTRI BESAR DAN SEDANG

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y) . 28/05/15/Th.IX 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 1,36 PERSEN SEDANGKAN IMK NAIK 4,76 PERSEN PADA TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga kerja. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007 Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007 Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perkembangan penyerapan tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung semakin membuka penyerapan tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh: SHINTA DEWI PRAMANDA

Lebih terperinci

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y) No. 40/08/17/Th.IX, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2017 INDUSTRI BESAR SEDANG (IBS) TURUN MINUS 1,30 PERSEN, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) NAIK 6,07 PERSEN A. INDUSTRI BESAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA A. LandasanTeori 1.Definisi Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja (Sumarsono, 2009). Artinya bahwa semua orang yang melakukan kegiatan pekerjaan

Lebih terperinci

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1998-2012 ARTIKEL PUBLIKASI Disusun oleh: M. Misbahul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Sejumlah peneltian terdahulu diambil untuk memperkuat penelitian ini dan sekaligus sebagai acuan dalam penelitian ini. Adapun penelitian tersebut

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III-2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III-2017 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III-2017. 61/11/15/Th. XI, 1 vember 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III-2017 A. INDUSTRI BESAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Kesempatan Kerja Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Industri Kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Industri Kecil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Kecil Ada dua definisi industri kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi industri kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Industri Kecil adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil daerah Kota Malang. Hal ini dikarenakan Kota Malang merupakan salah satu propinsi yang memiliki sumbangan potensi cukup besar bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara maupun suatu daerah terdiri dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 Mangaradot Saur A. Sinaga Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan E-mail : Mangaradot@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Teori 2.1. 1.Pengertian ketenagakerjaan Ketenagakerjaan jika secara umum diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum bekerja, selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 : FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI ACEH Husnul Maghfirah. M 1*, T. Zulham 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV TAHUN 2010

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV TAHUN 2010 No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV TAHUN 2010 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran industri dalam sebuah negara atau kota dapat kita lihat dalam bagaimana peran industri sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di tempat dia berdiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah 20 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA BOGOR. Oleh : EVA DWI PRIHARTANTI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA BOGOR. Oleh : EVA DWI PRIHARTANTI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI KOTA BOGOR Oleh : EVA DWI PRIHARTANTI H14103031 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai 38 Kabupaten/Kota. Alasan di lakukan penelitian di Provinsi Jawa Timur adalah karena Provinsi

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI, NILAI PRODUKSI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI

PENGARUH INVESTASI, NILAI PRODUKSI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI PENGARUH INVESTASI, NILAI PRODUKSI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator perekonomian yang dianggap sebagai ukuran yang baik untuk menilai perekonomian suatu negara. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Tenaga kerja Pengertian tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja, baik bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam penelitian ini, maka perlu kiranya merujuk pada penelitian penelitian

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan indeks pembangunan manusia juga telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan

Lebih terperinci

Contoh Kasus Regresi sederhana

Contoh Kasus Regresi sederhana Contoh Kasus Regresi sederhana Kasus : Seorang mahasiswa akan meneliti apakah terdapat pengaruh promosi terhadap volume penjualan pada perusahaan-perusahaan di Kabupaten Malang, untuk kepentingan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Bank Dunia pada tahun 2012 menunjukkan, masalah terbesar kedua di Indonesia yang menghambat kegiatan bisnis dan investasi adalah infrastruktur yang tidak

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR Oleh: Kholidah Azhar Zainal Arifin Alumni Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS DAN DEVIDEN TUNAI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

PENGARUH ARUS KAS DAN DEVIDEN TUNAI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS DAN DEVIDEN TUNAI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam studi ini, yang terdiri dari spesifikasi model, definisi operasional variabel, data dan sumber data, serta metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI

PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI Ekonomi Mikro PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI Pertimbangan pengusaha dalam berproduksi 1. Produk apa yang diinginkan konsumen 2. Berapa tingkat produksi yang mendatangkan laba maksimum 3. Bagaimana sifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah dalam suatu periode tertentu, Perhitungan PDRB Kota Medan dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2011 No. 05/11/72/Th. XIV, 1 November 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2011 A. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) Pertumbuhan Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor industri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor industri BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor industri manufaktur (besar dan sedang) di jawa timur ini dilakukan di provinsi jawa timur

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. Disusun Oleh : Afid Nurdian Syah

JURNAL ILMIAH. Disusun Oleh : Afid Nurdian Syah ANALISIS VARIABEL - VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL TEMPE (STUDI KASUS SENTRA INDUSTRI TEMPE SANAN KELURAHAN PURWANTORO KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG) JURNAL ILMIAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi suatu negara atau suatu daerah tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UPAH, MODAL, DAN NILAI PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA UMKM INDUSTRI MEBEL

ANALISIS PENGARUH UPAH, MODAL, DAN NILAI PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA UMKM INDUSTRI MEBEL ANALISIS PENGARUH UPAH, MODAL, DAN NILAI PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA UMKM INDUSTRI MEBEL (Studi Kasus Sentra Industri Mebel Jl. Piranha Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang) JURNAL ILMIAH Disusun

Lebih terperinci

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan petani penggarap, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan atau referensi untuk melakukan penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Nurfita Sari Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi pekerja atau buruh dituangkan dalam UU Nomor 13 tahun 2003. Undang- Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Bagian ini merupakan bab terakhir dari laporan penelitian ini yang berisi kesimpulan hasil penelitian secara keseluruhan serta implikasi dari penelitian yang telah

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecil dan menengah oleh sejumlah peneliti dengan daerah dan periode waktu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecil dan menengah oleh sejumlah peneliti dengan daerah dan periode waktu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penilitian tentang penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah oleh sejumlah peneliti dengan daerah dan periode waktu yang berbeda-beda,

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG OLEH TEUKU FAJAR AKBAR H

ANALISIS PERANAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG OLEH TEUKU FAJAR AKBAR H ANALISIS PERANAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG OLEH TEUKU FAJAR AKBAR H14103035 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam beberapa tahun ini, di dalam melaksanakan

Lebih terperinci

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 103 6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 6.1 Pendahuluan Penyediaan pangan masih merupakan masalah penting di Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia perlu dibangun agar tangguh dan kuat, dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 SPESIFIKASI MODEL Dari beberapa teori serta penjelasan yang terdapat pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa produktivitas merupakan salah satu faktor yang cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (Periode Tahun )

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (Periode Tahun ) ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (Periode Tahun 2004-2010) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: Siti Zilfiyah 0910213121 Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-2016. Peneliti memfokuskan penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia, dimana menganalisis permintaan tenaga kerja perusahaan industri manufaktur tahun 2000-2016. Alasan memilih karena terdapat

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1980-2006 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 1995-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan

Lebih terperinci

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini V. ANALISA SISTEM 5. Agroindustri Nasional Saat Ini Kebijakan pembangunan industri nasional yang disusun oleh Departemen Perindustrian (5) dalam rangka mewujudkan visi: Indonesia menjadi Negara Industri

Lebih terperinci