MODUL STEBC 08 : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL STEBC 08 : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN"

Transkripsi

1 PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 08 : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

2 KATA PENGANTAR Modul ini berisi bahasan tentang metode pelaksanaan pekerjaan jembatan. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam menunjang tugas-tugas ahli struktur pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku. Modul ini disusun dalam rangka membekali seorang ahli struktur pekerjaan jembatan untuk menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan. Disadari bahwa buku ini masih cukup banyak kekurangannya, oleh karena itu berbagai masukan demi sempurnanya buku ini sangat diharapkan. Kepada siapapun yang berkenan untuk memberikan masukan termaksud, kami ucapkan banyak terima kasih. Jakarta, Desember 2006 Penyusun -i-

3 LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN MODEL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan ( ) : Lokakarya terstruktur TUJUAN UMUM PELATIHAN : Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan pengendalian waktu. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN : Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu: 1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan jembatan 2. Melakukan survei lapangan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan. 3. Melakukan koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan bawah dan pekerjaan bangunan atas. 4. Menyusun detail jadwal pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan sesuai dengan urutan pelaksanaannya. 5. Meneliti kesesuaian gambar kerja dengan metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam upaya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. 6. Menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, penggunaan peralatan, material dan tenaga kerja yang diperlukan untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan. 7. Memecahkan permasalahan konstruksi yang mungkin timbul sesuai dengan metode pelaksanaan selama pekerjaan berjalan. 8. Mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan. -ii-

4 NOMOR : STEBC 08 JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN TUJUAN PELATIHAN : TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Menetapkan tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia 2. Menerapkan metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia dengan optimal 3. Menilai pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya terlambat 4. Melakukan pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan 5. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan -iii-

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i LEMBAR TUJUAN... ii DAFTAR ISI... iv DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN ( )... viii DAFTAR MODUL... viii PANDUAN INSTRUKTUR... ix BAB I : PENDAHULUAN BELOEM BAB II : TANGGUNG JAWAB 2.1 PENANGGUNG JAWAB SETIAP JENIS PEKERJAAN... II Struktur Organisasi... II Asisten Sebagai Penanggung Jawab Pekerjaan... II PENANGGUNG JAWAB SETIAP PELAKSANAAN PEKERJAAN... II Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Jembatan... II Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bawah Jembatan... II Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Atas Jembatan... II Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Jalan Pendekat, Bangunan Pelengkap Dan Perlengkapan Jembatan... II LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN... II Laporan Harian/Buku Harian... II Laporan Mingguan... II Laporan Bulanan... II Laporan Proyek... II-10 BAB III : METODE PELAKSANAAN, PENGGUNAAN ALAT, BAHAN DAN TENAGA KERJA -iv-

6 3.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI... III Pondasi Langsung (Spread Footing)... III Umum... III Tanah... III Batuan... III Pekerjaan Perapihan (Trimming) Dan Persiapan... III Pondasi Tiang... III Umum... III Peralatan Pemancangan... III Tiang Pancang Beton... III Tiang Pancang Baja... III Tiang Yang Dipancang... III Tiang Yang Dibor Dan Dicor Setempat... III Tanah Yang Sulit Dan Halangan-Halangan... III Pondasi Sumuran... III Umum... III Beton Yang Dicor Setempat... III PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH... III Desain Campuran... III Umum... III Metode Desain Campuran... III Prosedur Desain Campuran... III Campuran Percobaan... III Pengendalian Campuran... III Cara-Cara Batching... III Umum... III Penanganan Bahan... III Batching Menurut Volume... III Batching Menurut Berat... III Cara-Cara Pengadukan... III Catatan Pengadukan... III Beton Ready Mix... III Pengadukan Di Lokasi... III Pengangkutan Beton... III Re-Tempering Beton... III Pengendalian Produksi Beton... III-84 -v-

7 Umum... III Konsistensi (Kekentalan) Beton... III PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS... III Jembatan Gelagar Australia... III Umum... III Komponen-Komponen... III Metoda-Metoda Pemasangan... III Persoalan-Persoalan Umum... III PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN PENDEKAT... III Bahan-Bahan... III Pemadatan... III Pelapisan Aspal... III PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN... III Umum... III Bronjong... III Penempatan (Penambalan) Batu... III Tiang Turap... III-98 BAB IV: PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA PERIODIK DAN INVENTARISASI JENIS PEKERJAAN 4.1 RANGKUMAN HASIL PELAKSANAAN SETIAP JENIS KEGIATAN... III Menyiapkan Jadwal... III Kurva S... III IDENTIFIKASI PROGRES SETIAP JENIS KEGIATAN... III TINDAK LANJUT JENIS KEGIATAN YANG TERLAMBAT PROGRESNYA... III Acara Dalam Show Cause Meeting... III Uji Coba Kemampuan (Test Case)... III Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada)... III Ruang Lingkup Tugas Tim SCM... III Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM... III Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM... III-12 BAB V: JADWAL BULANAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 PROGRES HARIAN... V PROGRES MINGGUAN... V-2 -vi-

8 5.3 PROGRES BULANAN... V REALISASI PROGRES... V LAPORAN PROGRES... V Syarat Penyusunan Laporan... V Manfaat Dan Konsekuensi... V Fungsi Dan Syarat Laporan... V Fungsi Laporan... V Syarat Laporan... V-7 BAB VI: KOORDINASI PELAKSANAAN PEKERJAAN 6.1 PENGERTIAN TENTANG KOORDINASI... VI Ciri-Ciri Koordinasi... VI Hakikat Koordinasi... VI Fungsi Koordinasi... VI Metode Dan Teknik Koordinasi... VI Jenis-Jenis Koordinasi... VI KOORDINASI DENGAN KONSULTAN SUPERVISI... VI KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT... VI-9 RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT -vii-

9 DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN ( ) 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan ( ) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan ( ) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan. 2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure Engineer of Bridge ). Nomor Modul Jabatan Kerja : Kode DAFTAR MODUL Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan ( /STEBC) Judul Modul 1 STEBC 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan 2 STEBC 02 Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan 3 STEBC 03 Pengujian Tanah dan Material 4 STEBC 04 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan 5 STEBC 05 Gambar Kerja Pekerjaan Jembatan 6 STEBC 06 Kebutuhan Sumber Daya 7 STEBC 07 Permasalahan Pelaksanaan Jembatan 8 STEBC 08 Metode Pelaksanaan Jembatan -viii-

10 PANDUAN INSTRUKTUR A. BATASAN NAMA PELATIHAN : AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN ( ) KODE MODUL : STEBC - 08 JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN DESKRIPSI : Materi ini membahas tentang tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia; penerapan metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia dengan optimal; penilaian pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya terlambat; pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan; koordinasi dengan unitunit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang memang penting untuk diajarkan pada suatu pelatihan bidang jasa konstruksi sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan konstruksi betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai manfaatnya dapat mensejahteraan bangsa dan negara. TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya. WAKTU PEMBELAJARAN : 10 (Sepuluh) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit) -ix-

11 B. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah Pembelajaran Pengantar Menjelaskan TIU dan TIK serta pokok pembahasan Merangsang motivasi peserta untuk mengerti/memahami dan membandingkan pengalamannya Bab I Pendahuluan Waktu = 10 menit Mengikuti penjelasan, pengantar, TIU,TIK, dan pokok bahasan. Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan pengalaman OHT 2. Ceramah Bab II Tanggung Jawab Tanggung jawab setiap jenis pekerjaan Tanggung jawab setiap pelaksanaan pekerjaan Laporan pelaksanaan pekerjaan Waktu = 80 menit 3. Ceramah Bab III Metode Pelaksanaan, Penggunaan Alat, Bahan dan Tenaga Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Pondasi Langsung, Tiang, Sumuran) Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bawah (Desain Campuran, Campuran Percobaan, Pengendalian Campuran, Cara-cara Batching, Cara-cara Pengadukan, Pengendalian Beton) Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Atas (Jembatan Gelagar Austalia, Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Pendekat (Bahan, Pemadatan, Pelapisan Aspal) Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan (Bronjong, Penempatan Batu, Tiang Turap) Waktu = 135 menit Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta yang ada di lapangan dan atau pengalaman Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman OHT OHT -x-

12 Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 4. Ceramah Bab IV Pelaksanaan Pekerjaan Secara Periodik dan Inventarisasi Jenis Pekerjaan Rangkuman hasil pelaksanaan setiap jenis kegiatan (menyiapkan jadwal dan Kurva-S) Identifikasi Progres setiap kegiatan Tindak lanjut jenis kegiatan yang terlambat progresnya (Acara Dalam Show Cause Meeting, Uji Coba Kemampuan (Test Case), Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada), Ruang Lingkup Tugas Tim SCM, Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM, Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM) Waktu = 90 menit Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman OHT 5. Ceramah Bab V Jadwal Bulanan Pelaksanaan Pekerjaan Progres harian Progres mingguan Progres bulanan Realisasi Progres Laporan Progres Waktu = 90 menit Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman OHT 6. Ceramah Bab VI Koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan Pengertian Tentang Koordinasi Koordinasi Dengan Konsultan Supervisi Koordinasi dalam Internal Unit Waktu = 45 menit Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman OHT -xi-

13 Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka membekali peserta pelatihan ahli struktur pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku perlu penguasai metode pelaksanaan pekerjaan jembatan di lapangan. Oleh karena itu dalam pekerjaan pelaksanaan jembatan, sebenarnya cukup banyak manual, pedoman, ataupun referensi yang dapat digunakan. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan jembatan, seorang ahli struktur pekerjaan jembatan harus menguasai suatu metode dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan. Modul metode pelaksanaan jembatan ini akan membahas beberapa hal yang mendukung keahlian seorang Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan yang meliputi : tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia dengan optimal penilaian pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya terlambat pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan Pada akhirnya seorang ahli struktur pekerjaan jembatan yang menguasai metode pelaksanaan pekerjaan akan mampu untuk mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan. I -1

14 Bab II: Tanggung Jawab BAB II TANGGUNG JAWAB 2.1 PENANGGUNG JAWAB SETIAP JENIS PEKERJAAN Pelaksanaan jembatan mencakup jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut : Penyiapan sumber daya Survey lapangan dan pengujian tanah & material Pelaksanaan struktur jembatan Perencanaan/pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan Pelaksanaan struktur jembatan mencakup kegiatan-kegiatan : Penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan Penyiapan gambar kerja Metode pelaksanaan jembatan Dari pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, penyiapan sumber daya, survey lapangan, pengujian tanah & material, penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan, penyiapan gambar kerja dan perencanaan/pelaksanaan keselamatan, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan diberikan dalam modul tersendiri di luar cakupan modul metode pelaksanaan jembatan. Selain itu untuk menambah wawasan tentang peraturann perundang-undangan yang minimal harus diketahui oleh Structure Engineer of Bridge, juga ditambahkan untuk modul keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan bahan berupa Undang-undang Jasa Konstruksi. Modul metode pelaksanaan jembatan ini mencakup pekerjaan-pekerjaan utama seperti tersebut di bawah : Pelaksanaan pekerjaan pondasi Pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah Pelaksanaan pekerjaan bangunan atas Pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan perlengkapan jembatan II-1

15 Bab II: Tanggung Jawab STRUKTUR ORGANISASI Untuk dapat memahami siapa penanggung jawab setiap jenis pekerjaan, lihat Struktur Organisasi berikut ini : Organisasi Structure Engineer of Bridge Asisten Penyiapan Sumber Daya Asisten Survey Lap dan Pengujian Tanah/ Material Kepala Urusan Survey Lapangan Kepala Urusan Pengujian Tanah & Material Asisten Pelaksana Struktur Jembatan Kepala Urusan Penyiapan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Kepala Urusan Penyiapan Gambar Kerja Kepala Urusan Metode Pelaks Jembatan Asisten K3 dan Pemantauan Lingk Urusan Pelaks Pek Pondasi Urusan Pelaks Pek Bang Bawah Urusan Pelaks Pek Bang Atas Urusan Pelaks Pek Jln Pendekat, Bang Pelengk dan Perlengkp II-2

16 Bab II: Tanggung Jawab ASISTEN SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN Dari struktur organisasi tersebut di atas, penanggung jawab setiap jenis pekerjaan yang langsung di bawah kendali adalah para Asisten sebagai berikut : Asisten Penyiapan Sumber Daya Asisten Penyiapan Sumber Daya mempunyai tanggung jawab untuk menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, perencanaan dan penyiapan kebutuhan tenaga kerja pelaksana konstruksi, perencanan dan penyiapan kebutuhan peralatan, dan perencanaan maupun penyiapan kebutuhan material untuk pelaksanaan konstruksi. Asisten Survey Lapangan dan Pengujian Tanah dan Material Asisten survey lapangan dan pengujian tanah dan material mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan survey lapangan guna memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan serta koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan bawah dan pekerjaan bangunan atas. Untuk pelaksanaan kedua jenis tanggung jawab tersebut Asisten survey lapangan dan pengujian tanah dan material dibantu oleh 2 (dua) Sub-Ordinate di bawahnya yaitu Kepala Urusan Survey Lapangan dan Kepala Urusan Pengujian Tanah dan Material. Asisten Pelaksana Struktur Jembatan Asisten pelaksana struktur jembatan mempunyai tanggung jawab atas penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan jembatan, penyiapan gambar kerja dan penyiapaan metode pelaksanaan jembatan. Untuk pelaksanaan ketiga jenis tanggung jawab tersebut Asisten Pelaksana Struktur jembatan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Ordinate di bawahnya yaitu Kepala Urusan di bawahnya yaitu Kepala Urusan Penyiapan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan, Kepala Urusan Penyiapan Gambar Kerja, Kepala Urusan Penyiapan Metode Pelaksanaan Jembatan. Asisten Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan Asisten Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan jembatan Dalam kaitannya dengan Modul Metode Pelaksanaan Jembatan, fokus modul ini berada pada cakupan tanggung jawab Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan. II-3

17 Bab II: Tanggung Jawab 2.2 PENANGGUNG JAWAB SETIAP PELAKSANAAN PEKERJAAN Yang dimaksud dengan pelaksanaan pekerjaan dalam Sub Bab ini adalah pelaksanaan pekerjaan pondasi, pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah, pelaksanaan pekerjaan bangunan atas dan pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan perlengkapan jembatan TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI JEMBATAN Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan pondasi jembatan mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan: Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang (baja, beton bertulang, beton prategang), yang meliputi pekerjaan persiapan lapangan berdasarkan Gambar Kerja (Shop Drawing), pengoperasian alat pancang, memantau / menetapkan pemenuhan prosedur pemancangan dan mengevaluasi hasil pemancangan. Pekerjaan Pondasi Sumuran, yang meliputi pekerjaan persiapan lapangan berdasarkan Gambar Kerja, penggalian sumuran dengan menggunakan peralatan berat atau tanpa peralatan berat, pengecoran sumuran, memantau / menetapkan pemenuhan prosedur pembuatan pondasi sumuran dan mengevaluasi hasilnya TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan bangunan bawah jembatan (beton) mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan: Pekerjan Perancah, yang meliputi pekerjaan: o Membuat perancah sesuai dengan hasil rancangan / Gambar Kerja. o Memasang acuan struktur sesuai kepentingannya. II-4

18 Bab II: Tanggung Jawab Pekerjaan Baja Tulangan, yang meliputi pekerjaan: o Membentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan dimensi berdasarkan Gambar Kerja. o Memasang baja tulangan sesuai Gambar Kerja, lengkap dengan ganjal untuk selimut beton. Pekerjaan Beton, yang meliputi pekerjaan: o Pengendalian penerimaan campuran beton termasuk mengecek mutunya. o Pengecoran beton dengan memperhatikan kondisi cuaca, temperatur, kelembaban dsb. serta penggunaan bahan tambah (additive / admixture) yang dianjurkan. o Pemadatan beton dengan menggunakan alat pemadat (vibrator), dengan memperhatikan waktu pemadatan. o Pengambilan sampel beton. o Penyelesaian akhir permukaan beton. o Perawatan (curing) beton (waktu dimulainya perawatan, lamanya, caranya, dsb.). o Pengecoran beton cyclop untuk pondasi TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan pemasangan bangunan atas jembatan dan bangunan pelengkap mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syaratsyarat teknis yang ditentukan: Pekerjaan Pemasangan Gelagar Beton Prategang, yang meliputi pekerjaan: o Persiapan dan penyiapan lapangan. o Penerimaan dan penyimpanan gelagar beton pracetak di lapangan. o Perekatan gelagar segmental. o Pengangkutan gelagar dari tempat penyimpanan ke lokasi pemasangan. o Penyiapan lokasi untuk pemasangan, metode sesuai kondisi dan situasi lapangan (launching, crane, geser). Pekerjaan Pemasangan Gelagar Baja Komposit, yang meliputi pekerjaan: o Persiapan dan penyiapan lapangan. o Penerimaan dan penyimpanan gelagar baja komposit di lapangan. II-5

19 Bab II: Tanggung Jawab o Penyambungan baut antar segmen gelagar baja. o Pemasangan gelagar baja sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan (crane, launching). Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja, yang meliputi pekerjaan : o Persiapan dan penyiapan lapangan. o Penerimaan dan penyimpanan komponen rangka baja di lapangan. o Pemasangan sesuai pedoman / manual pemasangan, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi lapangan (perancah, kantilever, semi kantilever, launching) TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN PENDEKAT, BANGUNAN PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN JEMBATAN Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan jalan pendekat (oprit jembatan) dan pasangan batu/ bronjong mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syaratsyarat teknis yang ditentukan: Pekerjaan jalan pendekat (oprit jembatan), merupakan pekerjaan yang memerlukan pengetahuan pelaksanaan pemadatan subgrade yang memadai agar pelaksanaan lapis-lapis perkerasan di atasnya yang nantinya membentuk oprit jembatan mempunyai daya pikul yang cukup untuk menahan beban kendaraan yang lewat di atasnya. Jadi dalam skala kecil, ahli struktur njembatan juga perlu mengetahui bagaimana membuat jalan oprit yang kualitasnya baik agar jangan sampai terjadi jembatnannya sendiri sangat kokoh akan tetapi opritnya cepat rusak. Pekerjaan Pasangan Batu, yang meliputi: o Persiapan dan penyiapan lapangan. o Pemilihan jenis batu yang sesuai dengan Spesifikasi. o Penyiapan lokasi untuk pemasangan batu. o Pemasangan batu dengan adukan atau pemasangan batu kosong. Pekerjaan Pemasangan Bronjong, yang meliputi: o Persiapan lapangan. o Penyiapan lokasi untuk pemasangan bronjong. II-6

20 Bab II: Tanggung Jawab o Pemasangan kawat bronjong, mulai dari persiapan sampai dengan siap untuk diisi batu. o Pemilihan jenis batu yang dapat digunakan untuk isian bronjong. o Pengikatan, pengangkuran dan penyambungan antar bronjong. o Pembentukan permukaan bronjong yang rata dan rapih. 2.3 LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Laporan pelaksanaan pekerjaan disiapkan dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan LAPORAN HARIAN / BUKU HARIAN Laporan harian dibuat untuk mengetahui semua kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor dari hari ke hari, sehingga terpantau secara keseluruhannya. Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku harian yang berisi hal-hal sebagai berikut, dan harus diperiksa oleh inspektor dan disetujui oleh pengawas utama (Site Engineer) - Hari dan tanggal - Lokasi kegiatan - Jenis pekerjaan - Waktu mulai dan selesai - Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan - Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan/atau keterampilan dan jam kerja hari tersebut. - Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia serta jam operasinya - Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan - Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan - Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan - Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. - Catatan catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan perubahan disain, gambar kerja ( shop drawing ) spesifikasi dan lain-lain. Buku harian dibuat dalam 4 (empat) rangkap dan ditandatangani oleh kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimpro/Pejabat lapangan. II-7

21 Bab II: Tanggung Jawab Buku Harian Engineer atau Engineer Daily Report Laporan ini dibuat /dilaporkan oleh personil inti ( key personnel ), mulai dari inspektor, engineer ( Engineer Representative), pemimpin proyek. Dalam laporan ini dicatat : - Hari dan tanggal - Keadaan cuaca - Aktivitas kegiatan pada hari itu, termasuk instruksi-instruksi dan tindakan turun tangan dari kontraktor. - Kegiatan pekerjaan kontraktor di lapangan - Masalah-masalah yang terjadi di lapangan dan penyelesaiannya - Diskusi-diskusi dengan kontraktor yang dianggap penting - Tamu-tamu resmi yang mengadakan inspeksi ke proyek - Pekerjaan atau material yang ditolak dan alasannya. - Jam mulai dan selesainya operasi hari itu dari personil dan peralatan - Kedatangan dan pemindahan peralatan - Kemajuan survei ( staking out ) dari pekerjaan - Dan lain-lain Laporan tugas inspektor lebih rinci sesuai lingkup tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan pemimpin proyek atau site engineer secara umum serta semua laporan harian lainnya tersebut merupakan arsip permanen dalam menyelesaikan proyek LAPORAN MINGGUAN Sejalan dengan Buku Harian, Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang berisikan rangkuman dari laporan harian dan berintikan jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-kejadian penting yang perlu ditonjolkan. Laporan mingguan adalah ringkasan dari laporan harian. Laporan ini terutama ditujukan kepada atasan proyek sebagai masukan untuk keperluan pengendalian proyek dari atasannya. Pada laporan juga dilaporkan kemajuan proyek fisik dan keuangan, masalah-masalah yang dihadapai serta bagaimana mengatasinya Masalah-masalah yang masih belum selesai ( pending ) diusulkan bagaimana menyelesaikannya dan bantuan apa yang diperlukan. II-8

22 Bab II: Tanggung Jawab LAPORAN BULANAN Laporan Bulanan Kontraktor Kontraktor juga harus membuat laporan bulanan yang berisikan kemajuan fisik kumulatif bulanan dari laporan mingguan dan hal-hal serta kejadian-kejadian penting yang timbul dalam bulan bersangkutan yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan yang tercantum di dalam Berita Acara untuk Tagihan Pembayaran Bulanan atau Termijn. Laporan tersebut harus diperiksa oleh Inspektor dan disetujui oleh Site Engineer. Secara ringkas laporan bulanan memuat setidak-tidaknya : - Data teknis singkat proyek - Peta lokasi proyek - Nilai kontrak asal dan addendum terakhir - Kemajuan proyek secara fisik dan keuangan, dibanding dengan jadwal pelaksanaan ( behind atau ahead of schedule ) - Hambatan-hambatan yang dialami proyek dan usaha-usaha mengatasinya - Kecelakaan yang terjadi di proyek dengan uraian singkat terjadinya kecelakaan, kerugian material dan jiwa (luka/ meninggal) serta diderita pihak mana - Sertifikat bulanan untuk pembayaran bulanan - Keadaan cuaca pada umumnya serta sampai seberapa jauh keadaan operasi proyek tersebut dipengaruhi. Laporan Bulanan inspektor Selain memuat laporan hasil supervisi pekerjaan kontraktor, juga Laporan Bulanan harus memuat laporan tentang kegiatan konsultan yang memuat setidak-tidaknya halhal sebagai berikut : - Kegiatan Kontraktor o Data-data proyek o Peta / lokasi Proyek o Peralatan milik Kontraktor o Personil Kontraktor o Setifikat Pembayaran Bulanan o Kemajuan Pekerjaan tiap-tiap Kegiatan o Kedudukan / status dari Pekerjaan Tambah / Kurang o Kumpulan dari Tagihan-tagihan Kontraktor o Penjelasan Mengenai Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan o Gambar Kemajuan Pekerjaan II-9

23 Bab II: Tanggung Jawab o Pencatatan Curah Hujan o Laporan Mengenai Pekerjaan Tambah / Kurang dan Perubahan ( Change Order ) o Laporan-laporan khusus o Foto-foto - Kegiatan Konsultan o Daftar Personil Konsultan o Kendaraan o Perumahan dan Kantor o Penjelasan Mengenai Kegiatan Tim Supervisi o Jadwal Pembayaran Supervisi o Jadwal dan Kemajuan Bulanan untuk tiap-tiap Posisi Tugas o Laporan Pembayaran Kepada Tim Supervisi o Dll LAPORAN PROYEK Laporan Triwulanan Pada tiap akhir triwulan tahun anggaran, Inspektor/pengawas bersama konsultan harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Pemimpin proyek laporan triwulan yang berisi evaluasi kejadian-kejadian penting selama triwulan yang bersangkutan. Laporan triwulan yang dibuat oleh konsultan tersebut merupakan ringkasan laporan bulanan dan dibuat dengan referensi laporan harian dan laporan mingguan yang dibuat oleh kontraktor. Pimpinan proyek harus membuat laporan triwulan sesuai dengan yang dituntut dalam DIK/DIP dan Keppres No. 80/2003, Pasal 47 Ayat (2) Pimpinan proyek menyampaikan laporan triwulan pelaksanaan proyek selambatlambatnya dua minggu setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan kepada : - Atasan Langsung pada Lembaga yang bersangkutan - Instansi terkait Laporan Khusus Konsultan harus membuat dan menyerahkan kepada Pemimpin Proyek suatu laporan khusus atas kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti : - Persoalan-persoalan penting mengenai kondisi tanah, antara lain longsoran dan erosi karena banjir II-10

24 Bab II: Tanggung Jawab - Perpanjangan waktu pelaksanaan - Penyimpangan terhadap spesifikasi - Hal-hal lain yang dianggap perlu Laporan Akhir Proyek Bersama dengan Gambar terlaksana, Konsultan/R.E diwajibkan membuat laporan akhir proyek sebagai hasil penyelenggaraan proyek dari awal mula terjadinya proyek sampai dengan proyek selesai. - Isi Laporan antara lain : o Sejarah proyek o Lingkup proyek o Proses pembebasan tanah dan luas ruang milik jalan yang telah dibebaskan serta lahan-lahan lainya yang telah dibebaskan untuk keperluan proyek o Peta lokasi proyek o Uraian secara teknis pelaksanaan secara fisik proyek, hambatan-hambatan yang ada dan cara mengatasinya o Laporan sehubungan dengan analisa dampak lingkungan o Petunjuk cara pemeliharaan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pemeliharaan, misalnya daerah yang tanahnya lunak ( soft soil ) yang diperkirakan akan adanya penurunan ( settlement ) di kemudian hari o Laporan atas terjadinya kecelakaan dan korban-korban yang bersangkutan - Laporan tersebut hendaknya dilampiri dengan : o Gambar terlaksana (as-built drawings) o Buku inventaris dan barang kekayaan milik Negara yang menjadi kekayaan proyek o Berita Acara Serah Terima Sementara ) Provisional Hand Over ) dan Serah Terima Akhir( Final Hand Over ) o Tenaga inti proyek, masing-masing 3 unsur dalam proyek: Employer (Pimpro, Engineer ( Konsultan Supervisi ) dan Kontraktor o Dokumen Keuangan ( Audit ), Penggunaan Anggaran Laporan akhir proyek tersebut, 1 copy lengkap disimpan di arsip jalan untuk bahan Pembina jalan dalam rangka pembinaan jaringan jalan selanjutnya. - Catatan catatan o Buku Perintah Teknik II-11

25 Bab II: Tanggung Jawab Untuk keperluan pengaturan pekerjaan, Direksi Teknik dapat menginstruksikan kepada kontraktor secara tertulis menggunakan surat biasa atau buku harian atau melalui buku Perintah Direksi o Untuk mendapatkan data curah hujan yang akurat, bila dipandang perlu di Base Camp atau lokasi pekerjaan dapat ditempatkan alat pengukur curah hujan ( Rain Gauge ) o Untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat dengan pihak kontraktor, agar diperhatikan oleh aparat Pemimpin Proyek, bahwa sebelum menandatangani semua laporan yang dibuat oleh Kontraktor, agar meneliti dengan cermat kebenaran laporan tersebut. Laporan agar tersimpan rapih dan setiap berkas agar tersusun secara teratur sesuai dengan tanggal dan bulan laporan yang apabila setiap saat diperlukan dapat dicari dengan mudah. Untuk merekam dan mendukung pelaksanaan proyek, pimpro supaya membuat arsip khusus dokumentasi yang berupa album-album foto Foto pelaksanaan pekerjaan baik pada saat sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan. Pengambilan foto tersebut dilakukan dari satu titik / posisi pengambilan yang tetap. Daftar simak buku harian dan laporan dapat dilihat pada Tabel berikut. II-12

26 Bab II: Tanggung Jawab PROYEK PROPINSI :.. :.. TABEL B-1 DAFTAR SIMAK BUKU HARIAN DAN LAPORAN No URAIAN 1. Buku harian / Laporan Harian telah dibuat oleh kontraktor sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak 2. Buku Harian / Laporan Harian telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimpro / Pejabat Lapangan dan telah didistribusikan sesuai dengan ketentuan 3. Laporan MIngguan telah dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan telah disampaikan setiap minggu 4. Kontraktor telah membuat laporan bulanan sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak dan disampaikan setiap bulan 5. Buku Laporan Direksi Teknik telah tersedia di kantor lapangan / base camp 6. Alat pengukur curah hujan telah terpasang di Base Camp / Lokasi Pekerjaan 7. Laporan-laporan yang telah dibuat tersimpan dengan rapi, tersusun secara teratur sesuai tanggal dan bulan laporan 8. Proyek melaksanakan dokumen berupa foto-foto pelaksanaan saat sebelum, dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan PERSYARATAN SUDAH BELUM CATATAN.200. Yang mengisi Daftar Simak.. II-13

27 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan BAB VI KOORDINASI PELAKSANAAN PEKERJAAN 6.1 PENGERTIAN TENTANG KOORDINASI Koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi, untuk mencapai tujuannya. Untuk membantu tercapainya koordinasi diperlukan adanya komunikasi administrasi yang disebut sebagai hubungan kerja. Dengan demikian koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua pengertian yang saling kait mengait, karena koordinasi hanya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif CIRI-CIRI KOORDINASI Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu koordinasi adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab pimpinan. Dikatakan bahwa pimpinan berhasil, karena ia telah melakukan koordinasi dengan baik. Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama. Hal ini disebabkan karena kerjasama merupakan syarat mutlak untuk terselenggarakannya koordinasi dengan sebaikbaiknya. Koordinasi adalah proses yang terus menerus. Artinya suatu proses yang bersifat kesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan karena koordinasi adalah konsep yang diterapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu tetapi sejumlah individu yang bekerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Konsep kesatuan tindakan. Kesatuan tindakan adalah inti daripada koordinasi. Hal ini berarti bahwa pimpinan harus mengatur usaha-usaha/tindakan-tindakan dari setiap tindakan individu sehingga diperoleh adanya keserasian di dalam mencapai hasil bersama. VI-1

28 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama. Kesatuan usaha/tindakan meminta kesadaran /pengertian kepada semua individu agar ikut serta melaksanakan tujuan bersama sebagai kelompok di mana mereka bekerja HAKIKAT KOORDINASI Koordinasi adalah akibat logis daripada adanya prinsip pembagian habis tugas, di mana setiap satuan kerja (unit), hanyalah melaksanakan sebagian tugas pokok organisasi secara keseluruhan. Koordinasi timbul karena adanya prinsip fungsionalisasi, di mana setiap satuan kerja (unit) hanyalah melaksanakan sebagian fungsi dalam suatu organisasi. Koordinasi juga akibat adanya span of control, di mana pimpinan wajib membina, membimbing, mengarahkan dan mengendalikan berbagai kegiatan/usaha yang dilakukan sejumlah bawahan, di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Koordinasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi yang besar dan kompeks di mana berbagai fungsi dan kegiatan harus dilakukan oleh berbagai satuan kerja (unit) yang harus dilakukan secara terpadu dan simultan. Koordinasi juga sangat diperlukan dalam suatu organisasi yang dibentuk berdasarkan atas prinsip jalur lini dan staf, karena kelemahan yang pokok dalam bentuk organisasi ini adalah masalah koordinasi. Koordinasi hanya dapat berhasil dengan bantuan sarana komunikasi yang baik.oleh karena itu komunikasi administrasi yang disebut hubungan kerja memegang peranan yang sangat penting bagi tercapainya koordinasi. Pada hakekatnya koordinasi adalah perwujudan dari kerjasama, saling bantumembantu dan menghargai atau menghayati tugas dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap setiap satuan kerja dalam melaksanakan kegiatannya tergantung atas bantuan satuan kerja yang lain. Jadi adanya saling ketergantungan atau interdependensi inilah yang mendorong diperlukan adanya kerjasama FUNGSI KOORDINASI Koordinasi adalah fungsi organik dari pimpinan. Sebagai fungsi organik dari pimpinan, koordinasi memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya seperti perencanaan, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, motivasi, pengawasan dan sebagainya. VI-2

29 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan Koordinasi merupakan usaha untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dari berbagai komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme prosedur kerja harus dapat terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari seminimal mungkin perselisihan yang timbul antar sesama komponen organisasi dan mengusahakan semaksimal mungkin kerjasama diantara komponen-komponen tersebut. Koordinasi adalah merupakan usaha yang mengarahkan dan menyatukan kegiatan dari satuan kerja organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuannya. Jelasnya koordinasi mengandung makna adanya integrasi, dan dilakukan secara serasi dan simultan dari seluruh tindakan yang dijalankan oleh organisasi. Hal in i sesuai dengan prinsip : koordinasi, integrasi dan koordinasi METODE DAN TEKNIK KOORDINASI Metode dan teknik yang dapat dipakai dalam melakukan kegiatan koordinasi dapat dibagi atas : Koordinasi melalui kewenangan Koordinasi melalui konsensus Koordinasi melalui pedoman kerja Koordinasi melalui suatu forum Koordinasi melalui konferensi a. Koordinasi melalui kewenangan Beberapa pendapat mengatakan bahwa penggunaan wewenang merupakan salah satu cara untuk menjamin terlaksananya koordinasi dengan baik. Hal ini mungkin benar apabila organisasi tersebut bersifat seragam atau yang disebut integrated type. Dalam organisasi yang demikian itu koordinasi melalui kewenangan dapat dijalankan secara efektif. Akan tetapi dalam kenyataannya organisasi yang betul-betul seragam jarang ditemukan. Adapun yang banyak ditemukan adalah organisasi yang bersifat heterogen atau disebut holding company type, yaitu suatu organisasi yang mempunyai keanekaragaman jenis dan fungsi, yang dapat diidentifikasikan pada struktur organisasinya. Dalam organisasi yang demikian itu perlu dilakukan adanya integrasi dari seluruh jenis dan fungsi-fungsi yang ada, karena setiap jenis dan fungsi hanyalah merupakan sub sistem dari seluruh sistem pelaksanaan tugas pokok organisasi secara keseluruhan. VI-3

30 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan b. Koordinasi melalui konsensus Ada 3 (tiga) pilihan yang ada pada koordinasi melalui konsensus, yaitu konsensus melalui motivasi, konsensus melalui sistem timbal balik dan konsensus melalui ide. Para ahli berpendapat bahwa motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan usaha-usaha koordinasi, terutama dalamm organisasi besar dan kompleks yang mempunyai jenis dan fungsi yang beraneka ragam. Pada konsensus melalui sistem timbal balik, terdapat ciri-ciri keseimbangan antara tuntutan organisasi (tercapainya koordinasi) dan tuntutan individual baik yang bersifat material maupun yang bersifat non material. Sedangkan pada konsensus melalui ide, setiap orang yang bekerja dalam organisasi berusaha mengidentifikasikan dirinya dalam keanekaragaman tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. c. Koordinasi melalui Pedoman Kerja Pada metode ini pedoman kerja dijadikan landasan berpijak dan bertindak bagi setiap kegiatan, sehingga dapat diharapkan terselenggarakannya koordinasi dengan cara yang sebaik-baiknya. Pedoman kerja dalam hal ini merupakan sarana pengikat dan pengarah berbagai kegiatan yang saling berkaitan, sehingga koordinasi dapat diharapkan berjalan dengan sebaik-baiknya. d. Koordinasi melalui forum Pada metode ini koordinasi dilakukan dengan menggunakan suatu wadah tertentu (wahana) yang dapat dipergunakan sebagai cara mengadakan tukar-menukar informasi, mengadakan konsultasi, mengadakan kerjasama dalam pemecahan suatu masalah dan pengambilan keputusan bersama dalam pelaksanaan tugas bersama. Contoh wahana dimaksud adalah : Tim Kerja, panitia, Satuan Tugas, dapat bersifat internal organisasi ataupun bersifat eksternal organisasi. e. Koordinasi melalui konferensi Pada meode ini koordinasi diartikan dengan rapat-rapat atau sidang-sidang yang dilakukan baik pada tingkat pimpinan maupun tingkat pelaksana. Rapat-rapat atau sidang-sidang tersebut dapat digunakan sebagai sarana dalam pengintegrasian seluruh fungsi yang ada dalam organisasi. Pertanyaannya sekarang ialah, siapa yang harus memprakarsai konferensi yng demikian itu? Tentunya pimpinan yang bertanggungjawab dalam penyelesaian pelaksanaan tugas-tugas organisasi. VI-4

31 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan JENIS-JENIS KOORDINASI Berdasarkan hubungan kerja antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan, ada 2 (dua) jenis koordinasi yaitu koordinasi intern dan koordinasi ekstern. a. Koordinasi intern Koordinasi internal terdiri atas koordinasi vertikal, koordinasi horizontal dan koordinasi diagonal o Koordinasi vertikal atau koordinasi struktural Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan terdapat hubungan hirarkhis, karena satu dengan yang lainnya berada pada satu garis komando. o Koordinasi horizontal (merupakan koordinasi fungsional) Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan yang setingkat. Menurut tugas dan fungsinya, keduanya mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya sehingga perlun dikoordinasi. o Koordinasi diagonal (merupakan koordinasi fungsional) Pada koordinasi jenis ini yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada satu garis komando. b. Koordinasi ekstern Koordinasi ekstern termasuk koordinasi fungsional, bisa bersifat horizontal dan diagonal o Koordinasi ekstern yang bersifat horizontal Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan yang setingkat, akan tetapi satu sama lain tidak berada pada satu unit organisasi yang sama. o Koordinasi ekstern yang bersifat diagonal Pada koordinasi jenis ini yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada satu unit organisasi yang sama. VI-5

32 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan 6.2 KOORDINASI DENGAN KONSULTAN SUPERVISI Untuk dapat menjelaskan bagaimana koordinasi antara structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi, perlu dikenali lebih dahulu struktur organisasi masing-masing agar dapat diketahui dimana posisi masing-masing di dalam melakukan hubungan kerja. Berikut ini adalah tipikal organisasi pelaksana (kontraktor) dan konsultan supervisi : TIPIKAL ORGANISASI PELAKSANA PROYEK KEPALA PROYEK MANAJER PERALATAN/ LOGISTIK MANAJER LAPANGAN MANAJER ADMINISTRASI MANAJER TEKNIK MANAJER QUALITY ASSURANCE PELAKSANA..??? PELAKSANA..??? STRUCTURE ENGINEER PLANNING ENGINEER QUALITY ENGINEER QUANTITY SURVEYOR KEPALA MANDOR STEEL ERECTOR JURU GAMBAR SITE INSPECTOR TEKNISI LABORATORIUM QUANTITY SURVEYING TECHNICIAN MEKANIK MANDOR OPERATOR BATCH PLANT OPERATOR CONCRETE PAVER OPERATOR WHEEL LOADER OPERATOR TRUCK MIXER JURU UKUR TUKANG/ PEKERJA TUKANG/ PEKERJA TUKANG/ PEKERJA Catatan : KKNI : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Gambar 6.1 Bagan Alir Tipikal Organisasi Pelaksana Proyek Pada tipikal organisasi pelaksana di atas, structure engineer of bridge construction berada pada level ke-3, dimana level ke-1 adalah Kepala Proyek sedangkan level ke-2 adalah para manajer lapangan. Ditinjau dari segi kualifikasi keahlian, level ke-3 ini sama dengan Ahli Muda, level ke-2 sama dengan Ahli Madya sedangkan level ke-1 sama dengan Ahli Utama. VI-6

33 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan TIPIKAL ORGANISASI Struktur Organisasi Pengawasan Konstruksi Engineer's Representative Core Team, Provincial Teams dan Field Supervision Teams (Contoh : Proyek Pemerintah) Team Leader Core Team Co - Team Leader Quantity Surveyor Highway Engineer Bridge Engineer Provincial Teams Province : A Province : B Province : C Chief Supervision Engineer Chief Supervision Engineer Chief Supervision Engineer Pavement & Material Eng. Pavement & Material Eng. Pavement & Material Eng. Geotechnical Engineer Bridge Engineer Field Supervison Teams Field Supervision Teams (Province A) Field Supervision Teams (Province B) Field Supervision Teams (Province C) Gambar 6.2 Bagan Alir Tipikal Organisasi Pengawasan Konstruksi Pada tipikal di atas, di kelompok Core Team, Team Leader ada pada level ke-1, Co Team Leader ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Surveyor, Highway Engineer dan Bridge Engineer juga ada pada level ke-2. Pada kelompok provincial team, Chief Supervision Team ada pada level ke-1, sedangkan Pavement Engineer, Geotechnical Engineer maupun Bridge Engineer ada pada level ke- 2. Selanjutnya untuk Field Supervision Team, lihat contoh tipikal struktur organisasi sebagai berikut : VI-7

34 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan TIPICAL FIELD SUPERVISION TEAM Site Engineer Quantity Engineer Bridge Engineer Quality Engineer Inspector (A) Inspector (B) Quantity Surveyor Draftman Inspector (C) Laboratory Technician Gambar 6.3 Bagan Alir Tipikal Organisasi Field Supervision Team Pada tipikal di atas, Site Engineer ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Engineer, Bridge Engineer, dan Quality Engineer ada pada level ke-3. Selebihnya ada pada level ke-4. Berikut ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis hubungan koordinasi yang dapat dilakukan oleh structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi : YANG MENGKOORDINASIKAN YANG DIKOORDINASIKAN JENIS KOORDINASI Bridge Engineer dari Field Supervision Team Quality Engineer dari Field Supervision Team Laboratory Technician dari Field Supervision Team Inspector dari Field Supervision Team Koordinasi ekstern - horizontal Koordinasi ekstern - horizontal Koordinasi ekstern - diagonal Koordinasi ekstern - diagonal Site Engineer dari Field Supervision Team Bridge Engineer dari Provincial Team Bridge Engineer dari Provincial Team Chief Supervision Team dari Provincial Team Koordinasi ekstern - diagonal Koordinasi ekstern - diagonal Koordinasi ekstern - diagonal Koordinasi ekstern - diagonal VI-8

35 Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan 6.3 KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dijelaskan dalam butir 5.1 dan 5.2, maka menjelaskan butir 5.3 dapat menjadi lebih mudah. Tabel berikut dapat mengetengahkan jenis koordinasi internal antara unit-unit kerja yang ada di organisasi pelaksana proyek (kontraktor): YANG MENGKOORDINASIKAN YANG DIKOORDINASIKAN JENIS KOORDINASI Kepala Proyek Manajer Peralatan/Logisti Manajer Admninistrasi Manajer Teknik Manajer Lapangan Manajer Quality Assurance Planning Engineer Quality Engineer Quantity Surveyor Pelaksana Pondasi Jembatan Pelaksana Pondasi Jembatan Kepala Mandor Steel Erector Juru Gambar Site Inspector Teknisi laboratorium Quantity Surveying Technician Koordinasi intern - horizontal Koordinasi intern - horizontal Koordinasi intern - horizontal Koordinasi intern - horizontal Koordinasi intern - horizontal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - vertikal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - diagonal Koordinasi intern - vertikal Koordinasi intern - diagonal VI-9

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MODUL SEBC 07 : PELAPORAN

MODUL SEBC 07 : PELAPORAN PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN PEKERJAAN (SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION) MODUL SEBC 07 : PELAPORAN 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI LS-12 = Administrasi Lapangan dan Pelaporan PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN LANSEKAP/PERTAMANAN (LANDSCAPE SUPERVISOR) 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A I. URAIAN PEKERJAAN 1. LOKASI PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. 2. SUMBER PENDANAAN Sumber dana

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

MODUL STEBC 06 : KEBUTUHAN SUMBER DAYA

MODUL STEBC 06 : KEBUTUHAN SUMBER DAYA PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 06 : KEBUTUHAN SUMBER DAYA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian Nama Jabatan : Pengawasan Jalan / Jembatan : Kepala Supervisi Pekerjaan Jalan/Jembatan (Chief Supervision Engineer of Roads/Bridges) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung harus diwujdkan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 METODE PELAKSANAAN Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 1. PEKERJAAN UMUM Mobilisasi Cakupan

Lebih terperinci

MODUL SEBC 06 : ADMINISTRASI KONTRAK

MODUL SEBC 06 : ADMINISTRASI KONTRAK PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN PEKERJAAN (SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION) MODUL SEBC 06 : ADMINISTRASI KONTRAK 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 51 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapatkan pengawasan secara

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN ANGGARAN 2012 Jl. Rasakunda Girimaya Pangkalpinang

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN ANGGARAN 2012 Jl. Rasakunda Girimaya Pangkalpinang PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN ANGGARAN 2012 Jl. Rasakunda Girimaya Pangkalpinang BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (BAPP) PEKERJAAN/AANWIJZING Nomor

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JASA KONSTRUKSI PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JASA KONSTRUKSI PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON BERBASIS JASA KONSTRUKSI PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON KODE PROGRAM : F 45 02 22 1 02 2 IV 1 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

BAB I PROFILE PERUSAHAAN Contoh Usulan Teknis Pekerjaan perencanaan Jalan BAB I PROFILE PERUSAHAAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Perusahaan... merupakan perusahaan swasta umum yamg sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh warga negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Pekerjaan Persiapan dan pengumpulan Data 3.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan yang harus dipersiapkan guna memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis dan

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Pengelolaan Waktu Pelaksanaan Proyek Sebagai Kontraktor Utama pembangunan Proyek One Sentosa Apartement PT. Adhi Persada Gedung harus membuat perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja

DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja DAFTAR MODUL NO KODE JUDUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan etos Kerja 2. DCE - 02a Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan DCE - 02b Manajemen Lingkungan 3. DCE - 03 Dokumen Kontrak 4. DCE - 04 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2014 DAFTAR SIMAK KEGIATAN SERAH TERIMA AKHIR HASIL PEKERJAAN (FHO) NO DAFTAR SURAT

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI...

Lebih terperinci

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal BAB VI PENGENDALIAN PROYEK & KEMAJUAN PROYEK 6.1 Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN. Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN. Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya manusia Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi DAFTAR MODUL

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI

KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI PROGRAM PEMBANGUNAN JALAN & JEMBATAN KEGIATAN SUPERVISI PEMBANGUNAN JEMBATAN KALIPANCUR SUMBER DANA APBD KOTA SEMARANG T.A. 2012 B A B I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

LAMPIRAN REKAPITULASI BIAYA

LAMPIRAN REKAPITULASI BIAYA LAMPIRAN REKAPITULASI BIAYA No. Paket Nama Paket : K-0/PW/200 : Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan. Peningkatan Jalan Parung Panjang Bunar ( 4,00 Km ) 2. Peningkatan Jalan Margonda Raya Depok ( 3,0 Km

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAWASAN

PELAKSANAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGAWASAN 1. Aspek Umum dari Pengawasan Pengawasan dan pengelolaan kegiatan pelaksanaan infrastruktur yang efektif melibatkan suatu pengendalian keuangan, teknis, jadwal dan kontrak. 1.1.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DATA INFORMASI DALAM RANGKA MONITORING/ EVALUASI/ KOORDINASI/ FASILITASI KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD/ APBN PROVINSI SUMATERA BARAT

DATA INFORMASI DALAM RANGKA MONITORING/ EVALUASI/ KOORDINASI/ FASILITASI KEGIATAN PEMBANGUNAN APBD/ APBN PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN I. PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 4 Tahun 2016 TANGGAL : 11 Februari 2016 TENTANG : INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 04, 2016 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA PENGAWASAN TEKNIS KEGIATAN PEMBANGUNAN TURAP DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN ANGGARAN 2014 1. Latar belakang. Secara umum kegiatan pelaksanaan kontruksi pada kegiatan APBD Dinas

Lebih terperinci

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI 2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang SEKRETARIAT DPRD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN REHAB RUANG PARIPURNA GEDUNG DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH PROYEK :. :. :. PAKET :. SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO KONTRAKTOR PELAKSANA P.T... Jalan.. KONSULTAN

Lebih terperinci

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai pelaksanaan survey untuk kemudian datanya dianalisa. Mulai dari kuisioner tahap I yang diberikan kepada

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING). PENDAHULUAN A. Umum. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) PEKERJAAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) PEKERJAAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) PEKERJAAN TA-2014 Uraian Pendahuluan 1. LATAR BELAKANG Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : PELAKSANA PEMASANGAN PINTU AIR

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : PELAKSANA PEMASANGAN PINTU AIR KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : PELAKSANA PEMASANGAN PINTU AIR Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III / Teknisi

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Program : Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Kegiatan : Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Paket Pekerjaan : Biaya Konsultasi Pengawasan Jalan Produksi Lokasi : Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

PENGAWASAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN KEC. SAMPAGA RUAS JALAN SAMPAGA DATO

PENGAWASAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN KEC. SAMPAGA RUAS JALAN SAMPAGA DATO A D E N D U M D O K U M E N P E M I L I H A N Nomor : 03.a / DPUPR / Konsultan Perencanaan / SU / VI / 2017 / BPBJ Tanggal : 12 JUNI 2017 untuk Pengadaan PENGAWASAN PENINGKATAN STRUKTUR JALAN KEC. SAMPAGA

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU Nomor:

PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU Nomor: PEMERINTAH KOTA PEKANBARU DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN Jl. DT. SETIAMAHARAJA NO.2 KECAMATAN BUKIT RAYA TELP.(0761) 7873955 PEKANBARU - 28281 PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci