LAPORAN PENELITIAN BOPTN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN BOPTN"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN BOPTN SIMULASI PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA (3) FASA TERHADAP GANGGUAN TEGANGAN LEBIH DAN TEGANGAN KURANG MENGGUNAKAN MATLAB Oleh : Yuli Asmi Rahman, ST., M.Eng. NIDN Nurhani Amin, S.Pd, MT NIDN UNIVERSITAS TADULAKO DESEMBER

2 2

3 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Induksi Tiga fasa merupakan salah satu motor yang banyak digunakan di industri, akan tetapi Motor Induksi Tiga fasa sering mengalami gangguan yaitu dari tegangan yang tidak normal baik itu tegangan kurang atau tegangan lebih. Suplai tegangan yang kurang dapat menyebabkan kenaikan arus motor pada beban yang sama, sehingga belitan motor akan mengalami panas berlebih. Sementara tegangan yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan, sehingga dapat terjadi tegangan tembus pada isolasi.kondisi-kondisi gangguan fasa seperti tegangan kurang, tegangan lebih ataupun terputusnya salah satu fasa dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius terhadap peralatan atau mesin-mesin terutama yang menggunakan sumber listrik 3 fasa. Berikut contoh permasalahan pada mesin atau peralatan listrik di lingkungan industri yang timbul akibat gangguan fasa: 1) Lifetime peralatan listrik atau mesin semakin menurun. 2) Seringnya terjadi kasus gulungan terbakar pada motor induksi 3 fasa dan lain-lain. Untuk mengatasi gangguan tersebut maka perlu dibuat proteksi tegangan lebih atau tegangan kurang motor tiga fasa. Dari simulasi alat pengaman motor induksi tiga fasa ini diharapkan motor dapat bebas dari gangguan tegangan. Penggunaan motor listrik dengan sistem kontrol dan proteksi merupakan bagian dari suatu persyaratan mutlak untuk mengopreasikan motor sebagai penggerak utama. Penggunaan motor induksi tiga fasa, serta starting dan proteksi yang dibuat dalam tugas akhir ini untuk pengenalan dasar mengenai komponenkomponen dan aplikasi perangkat elektronik untuk mengontrol dan mengamankan peralatan dengan daya besar, serta agar lebih mudah untuk memahami peralatan elektromekanis dan rangkaian elektronik sebagai perangkat pengendali motor konvensional yang dapat digunakan sebagai fungsi sistem yang sama yaitu untuk starting dan proteksi motor induksi tiga fasa. 3

4 Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana relay proteksi mengamankan motor induksi tiga fasa terhadap tegangan lebih dan tegangan kurang. Tujuannya untuk mengetahui cara proteksi terhadap tegangan lebih dan tegangan kurang pada motor induksi tiga fasa 4

5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer yang dibuat dalam satu chip, digunakan untuk mengontrol atau sebagai pengendali peralatan elektronik, dilengkapi dengan memory serta unit masukan dan keluaran(unit I/O - serial dan paralel) dengan program data yang bisa ditulis dan dihapus, jadi cara kerja mikrokontroler sebenarnya adalah membaca dan menulis data. Jenis mikrokontroler sangat banyak, pada prinsipnya terdapat dua tipe, yaitu : 1. Tipe CISC atau Complex Instruction Set Computing yang lebih kaya instruksi tetapi, fasilitas internal secukupnya. 2. Tipe RISC atau Reduced Instruction Set Computing yang justru lebih kaya fasilitas internalnya tetapi, jumlah instruksi secukupnya. Fasilitas internal yang dimaksudkan di sini antara lain : jumlah dan macam register internal, pewaktu (timer) atau pencacah (counter), Konverter Analog ke Digital (ADC) atau Konverter Digital ke Analog (DAC), unit komparator, interupsi eksternal maupun internal, RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, ROM, EPROM, serial interface dan paralel interface, interrupt controler dan lainnya (tergantung fitur yang melengkapi mikrokontroler tersebut). Tidak seperti teknologi relay atau kontaktor, dimana relay atau kontaktor dibangun untuk mengendalikan sistem kendali yang tetap maka, mikrokontroler bisa diubah untuk mengendalikan apapun tanpa harus banyak merubah hardware. Cukup mengganti program data, maka mikrokontroler sudah dapat mengendalikan sesuatu yang lain sama sekali. Beberapa jenis mikrokontroler adalah : 1. Mikrokontroler keluaran ATMEL tipe CISC yang dapat dikatakan sebagai mikrokontroler terlaris dan termurah saat ini. Chip mikrokontroler ini dapat diprogram menggunakan port paralel atau serial. Selain itu, dapat beroperasi 5

6 hanya dengan 1 chip dan beberapa komponen dasar seperti kristal, resitor dan kapasitor, misalnya tipe ATMEL 8051 (terdapat AT89C51/52/2051/4051,AT89S51/52/2051/4051),AVR(ATMega8535, ATTiny2313) masuk dalam tipe RISC. 2. Mikrokontroler keluaran PIC tipe RISC buatan Microchip Technology. Bersumber dari PIC1650 yang dibuat oleh Divisi Mikroelektronika General Instruments. Saat ini PIC telah dilengkapi dengan EPROM dan komunikasi serial, UART, kernel kontrol motor, dll, serta memori program dari 512 word hingga 32 word. 1 Word disini sama dengan 1 instruki bahasa assembly yang bervariasi dari 12 hingga 16 bit, tergantung dari tipe PICmicro tersebut. Mikrokontroler ATmega32 adalah mikrokontroler 8-bit keluaran Atmel dari keluarga 2.2. Mikrokontroler Pengertian Mikrokontroler ATMega8535 merupakan mikrokontroler produksi ATMEL dengan 8 KB In Sistem Programable Flash, 512 Byte EPROM dan 512 byte internal SRAM. AVR ATMega8535 memiliki seluruh fitur yang dimiliki AT90S8535. Selain itu, konfigurasi pin AVR ATMega8535 juga kompatibel dengan AT90S8535. Pada diagram blok arsitektur ATMega8535 (Gambar 2.2) terdapat sebuah inti prosesor yaitu Central Processing Unit dimana terjadi proses penyimpanan instruksi dan komputasi data. Seluruh register umum sebanyak 32 buah terhubung langsung dengan unit ALU (Arithmatic and Logic Unit). Terdapat 4 port masing-masing 8 bit yang dapat difungsikan sebagai masukan dan keluaran. Berikut ini gambar mikrokontroler ATMega8535 (HeryantoAry, AdiWisnu, 2008). 6

7 Gambar 2.1 Mikrokontroller ATmega8535 Adapun spesifikasi penting dari ATMega8535 adalah sebagai berikut: 1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz 2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte. 3. ADC Internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel. 4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5. Enam pilihan mode Sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik. Secara lebih lengkapnya ATMega8535 memiliki arsitektur seperti pada gambar berikut (Atmel, 1997): 7

8 Gambar 2.2 Arsitektur Mikrocontroler ATMega Konfigurasi Pin ATmega8535 ATmega8535 memiliki jumlah pin sebanyak 40 dengan catu daya tunggal 5 volt DC, dimana masing masing pin mempunyai kegunaan. Konfigurasi pin dari jenis mikrocontroler tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATMega8535 8

9 Secara umum konfigurasi dan fungsi pin ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut (HeryantoAry, AdiWisnu, 2008): 1. Pin 10 VCC Input sumber tegangan (+). 2. Pin 31 GND Ground (-). 3. Pin 33 pin 40 port A (PA7 PA0) berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan. 4. Pin 1 pin 8 port B (PB7 PB0) berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain dari port ini selengkapnya bisah dibaca pada buku petunjuk AVR ATMega Pin 22 pin 29 port C (PC7 PC0) berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengkapnya bisah dibaca pada buku petunjuk AVR ATMega Pin 14 pin 21 port D (PD7 PD0) berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisah dibaca pada buku petunjuk AVR ATMega Pin 9 input reperangkat. 8. Pin 13 XTAL1 input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal. 9. Pin 12 XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator. 10. Pin 30 AVCC input tegangan untuk port A dan ADC. 11. Pin 32 AREF tegangan referensi untuk ADC. 9

10 Gambar 2.4 Memori Data AVR ATMega Motor Induksi Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator Prinsip kerja Motor 3 Phasa Bila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P, ns = kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup. Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesa E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks. Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ). Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor akan 10

11 berputar searah dengan arah medan putar stator. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr). Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%). Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns > nr. Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron. Untuk menjalankan motor telah dikenal berbagai cara yaitu seperti motor Star (Y-Δ). Start (Y-Δ) ialah sirkuit yang dipakai buat mengoperasikan motor tiga phase yang memiliki cukup daya besar. Untuk menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yg besar, serta dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya menjadi stabil akan rangkaiannya dirubah jadi delta. Rangkaian Star Delta banyak komponen konektor dan timer. Timer tersebut dipakai untuk mengatur waktu berubahnya rangkaian dari star menjadi rangkaian delta, yaitu diantara lima hingga sepuluh detik. Kemudian ada yang namanya Termal Over-Load Relay atau disingkat TOR. Guna dari TOR adalah untuk memotong rangkaian hingga motor menjadi berhenti jika terjadi kelebihan beban. Star Delta juga memiliki fungsi lainnya yaitu mengurangi jumlah arus start disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan pada system starting di motor-motor listrik. Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer 11

12 pun berjalan yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh Proteksi Motor Proteksi motor adalah sebuah sistem untuk melindungi motor jika tejadi gangguan dari penyulang dan dari alat yang digerakkan. Faktor faktor yang menyebabkan gangguan pada motor listrik antara lain : a. Berasal dari alat yang digerakkan b. Dari jaringan suplai c. Dari keadaan sekeliling Suplai tegangan yang kurang/rendah dapat menyebabkan kenaikan arus pada beban yang sama, sehingga belitan motor akan mengalami pemanasan lebih. Sementara tegangan yang lebih dapat menyebabkan umur isolasi menurun, bahkan tembusanya kekuatan isolasi. Tegangan kurang disebabkan oleh: a. Gangguan pada jaringan. b. Kesalahan operasi pada tap-changer transformator c. Hubung pendek Proteksi tegangan lebih akan memberikan order trip pada motormotor. Prinsip kerja dari proteksi tegangan lebih dan kurang adalah proteksi akan bekerja jika salah satu tegangan lebih besar dan kecil dari Vset yaitu 242 dan Komponen Pendukung Mikrokontroler Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakan oleh arus listrik. Relay yang merupakan aplikasi dari elektromagnetik ini tersusun dari sebuah kumparan kawat beserta sebuah 12

13 inti besi lunak. Dua komponen utama relay ini dilengkapi dengan kontak kontak. Pada waktu arus kontrol kecil melewati kumparan, inti besi lunak akan di magnetisasi. Besar induksi magnet ini akan ditentukan oleh bahan zat yang dilalui oleh garis garis medan magnet. Medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik, besarnya juga dipengaruhi oleh kuat lemahnya arus yang dilalui arus listrik itu sendiri. Setelah inti besi lunak termagnetisasi, maka inti besi ini akan menarik armature sehingga kontak-kontak dapat terhubung. Dengan memanfaatkan gerakan armature ini banyak relay yang diproduksi dengan berbagai variasi kontak kontak. Biasanya kontak akan berhubung pada saat relay bekerja sering disebut normally open (NO), sedangkan kontak yang membuka saat relay bekerja disebut normally close (NC). Saat arus listrik tidak mengalir dalam kumparan maka inti besi lunak tidak bersifat magnet lagi sehingga armatur terlepas diikuti juga lepas atau terhubungnya kontak kontak seperti keadaan semula. Berikut ini adalah simbol yang sering digunakan untuk mengambarkan sebuah relay dan kontruksi sebuah relay. Gambar 2.7 Relay (a) Konstruksi (b) Simbol 13

14 Relay tegangan lebih adalah relay yang bekerja untuk mendeteksi keadaan tegangan lebih. Apabila tegangan yang dikenakan kepada relay lebih besar dari nilai nominalnya (settingnya) dan berlangsung dalam waktu yang melampaui batas waktu tertentu (lebih besar dari setting waktunya), maka relay tegangan lebih akan beroperasi atau bekerja. Demikian juga halnya dengan relay tegangan kurang, yaitu bahwa relay akan beroperasi apabila tegangan yang dikenakkan kepadanya kurang dari nilai tertentu (sesuai settingnya) dan berlangsung melampaui batas waktu tertentu (setting waktunya) maka relay tegangan kurang akan beroperasi Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi menstabilkan tegangan yang masuk serta menyimpan tegangan untuk sementara waktu, kapasitor ini terdiri dari dua buah lempengan elektroda yang di pisahkan oleh bahan tertentu, bahan yang di gunakan menentukan jeni kapasitor tersebut berikut ini jenis jenis kapasitor : a. Electric double capacitor (super capacitor) Jenis kapasitor ini bahan dielektriknya sama dengan kapasitor elektrolit. Tetapi bedanya adalah ukuran kapasitornya lebih besar dibandingkan kapasitor elektrolit. Biasanya mempunyai satuan F. Gambar bentuk fisiknya dapat dilihat di samping, pada gambar tersebut kapasitornya memiliki ukuran 0.47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk rangkaian power supply. Gambar 2.8 kapasitor electric double 14

15 Kontaktor Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi listrik. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakkan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Prinsip kerja kontaktor sebagai berikut. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak normally open (NO) dan beberapa kontak normally close (NC). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontaktor NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang perna dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik. Koil atau kontaktor terdiri dari 2 kontak yaitu kantak bantu dan kontak utama, kontak bantu : kontak/saklar/swicth yang digunakan untuk pengontrol (arus kecil) dengan kode angka :13-14, 21-22, 43-44, Sedangkan kontak utama : kontak yang mampu dialiri arus secara maksimal (arus besar) dengan kode angka :1-2, 3-4, 5-6. Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk pesawat pemakai listrik misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang 15

16 diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu-lampu indikator, dan lain-lain Transformator Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan sekunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo terbuat dari lempengan besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian radio Frekuensy/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan). Sementara itu trafo penaik tegangan (Trafo Step Up) adalah kebalikan dari trafo step down yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan biasa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi sekunder dan bagian sekunder menjadi primer, tentu dengan memperhatikan tegangan kerja trafo tersebut. Contoh penggunaan trafo penaik tegangan adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC, prinsip kerjanya adalah tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikkan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam. 16

17 BAB 3. METODE PENELITIAN Pada pembuatan tugas akhir ini terdapat langkah-langkah kerja yang dilakukan agar hasilnya dapat tercapai. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebaggai berikut : 3.1. Teknik Pengumpulan Data Pengukuran Dalam hal ini penulis melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur agar mendapatkan hasil pengukuran yang baik dalam pengambilan data Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi tentang landasan teori yang berkaitan dengan Tugas Akhir ini, baik dari perpustakaan maupun internet Simulasi dengan Matlab Simulasi dilakukan setelah mendapatkan referensi yang cukup tentang peralatan proteksi. Langkah-langkah yang di lakukan : a. Perancangan rangkaian elektronika berdasarkan teori dan spesifikasinya. b. Perakitan masing-masing blok rangkaian pada papan PCB untuk mempermudah penyambungan dan pengujian. c. Pengecekan ulang pada rangkaian yang telah selesai dibuat. d. Sebelum dilakukan pengujian rangkaian, harus dipastikan bahwa pengintegrasian antara hardware dan software sudah benar serta memastikan juga bahwa komponen yang digunakan sudah melalui pengujian dengan alat ukur untuk memastikan komponen tersebut tidak rusak. 17

18 Pengambilan Data Setelah pengujian dilakukan dan rangkaian proteksi motor induksi 3 fasa terhadap gangguan tegangan lebih dan tegangan kurang berbasis mocrokontroler ATMega8535 bekerja sesuai dengan yang diinginkan, maka dilakukan pengambilan data menggunakan voltmeter Perancangan Sistem Pada perancangan alat ini akan dijelaskan mengenai komponen yang digunakan dalam membuat modul sistem proteksi tegangan lebih dan tegangan kurang. Untuk mempermudah memahami prinsip kerja dari pembuatan modul proteksi tegangan lebih dan tegangan kurang pada motor induksi tiga fasa berbasis mikrokontroler. Dari sumber tegangan 3 fasa arus masuk ke rangkaian sensor tegangan, fungsi dari rangkaian sensor tegangan adalah untuk menurunkan tegangan dan merubah tegangan output ac menjadi dc lalu masuk ke mikrokontroler, fungsi dari rangkaian mikrokontroler tersebut adalah untuk memproses menjalankan motor dan sebagai proteksi motor, jika terjadi gangguan maka relay bekerja menghentikan motor, yang akan di tampilkan di LCD gangguan yang sedang terjadi. Dan sebaliknya jika digunakan untuk menjalankan motor maka tombol di tekan yang ada di rangkaian push button, kemudian relay bekeja menjalankan motor Cara Kerja Rangkaian Sistem kerja sistem proteksi tegangan lebih dan tegangan kurang pada motor induksi tiga fasa ini bekerja berdasarkan pembacaan tegangan fasa yang terbaca oleh sensor tegangan yaitu sebuah transformator yang dihubungkan dari fasa ke netral, dengan rasio transformator yang tetap maka setiap tegangan yang melewati lilitan primer transformator akan terasa juga di lilitan sekunder transformator. Tegangan output dari lilitan sekunder transformator ini kemudian disearahkan oleh rangkaian dioda bridge yang selanjutnya menjadi input ADC 18

19 pada mikrocontroler. Di dalam mikrokontoler di setting parameter parameter tegangan yang diijinkan untuk menggerakkan motor induksi yaitu 198 volt 90% sampai dengan 242 volt 105% dari tegangan normal 220 volt, jika tegangan tidak memenuhi setting yang telah di tentukan maka mikrocontroler akan memerintahkan rangkaian relay driver untuk memutuskan aliran tegangan dari sumber ke motor induksi. 19

20 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Perangkat Keras a. Rangkaian Sensor Rangkaian sensor digunakan untuk mendapatkan tegangan antara fasa dan dapat membaca tegangan masing-masing fasa seperti tegangan R,S,T. b. Rangkaian Mikrocontroler Sistem Minimum Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat pengelolaan data dan sebagai dasar dari pengolahan data yang akan di gunakan untuk rangkaian sensor tegangan. c. Rangkaian Relay Driver Relay driver sebagai pengolah output, sebagai pengolah keluaran dari mikrocontroller, dimana keluaran tersebut adalah hasil dari masukan yang berasal dari sensor tegangan dan push button. d. Rangkaian Kontaktor Rangkaian ini berfungsi untuk menjalankan motor hubung Y ke Perancangan Perangkat Lunak a. Kode Program Pembacaan Tegangan (sensor tegangan) b. Kode Program Pengontrolan Tegangan Lebih & tegangan Kurang c. Kode Program Tampilan LCD d. Kode Program Untuk Star Motor e. Kode Program Untuk Stop Motor 4.2. Pembahasan Pengujian Karakteristik Setelah seluruh rangkaian Proteksi selesai dibuat, maka dilakukan prosedur pengujian dengan tujuan mengetahui karakteristik dari proteksi 20

21 tegangan. Parameter yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh proteksi untuk bekerja apabila terjadi tegangan lebih atau tegangan kurang. Tabel Simulasi percobaan waktu proteksi bekerja Percobaan Tegangan (Volt) Lebih Kurang Delay Relay Driver ke Kontaktor Simulasi ini untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan untuk start Y ke start. Dan interval waktu yang berikan pada relay driver berkisar detik. Tabel 4.2. Percobaan waktu perpindahan dari Y - Percobaan Tegangan (Volt) Waktu Perpindahan Dari Y - (Detik) Rata-rata

22 Pengukuran Setelah perencanaan dan pembuatan sistem maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengukuran. Pengukuran dilakukan agar dapat mengetahui apakah semua sistem sudah sesuai atau belum dengan spesifikasi alat yang akan dibuat. Alat yang digunakan dalam pengukuran adalah menggunakan voltmeter. Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian. Rangkaian yang akan diukur tegangannya adalah power supply, Pengujian Proteksi Motor Pengujian proteksi motor ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem bekerja sesuai dengan setting tegangan kerja yang telah di program kedalam mikrokontroler nilai setting tegangan adalah 1:100 volt. Pengujian dilakukan dengan menggunakan trafo step down untuk menurunkan tegangan. Tegangan disetting pada rating 198 Volt untuk tegangan terendah dan 242 Volt untuk tegangan tertinggi. Setelah dilakukan percobaan dengan cara mengatur ratting trafo step down, rangkaian dapat berfungsi dengan normal pada tegangan 220 volt. Sedangkan tegangan 198 Volt rangkaian ini memerintahkan relay driver untuk memutuskan arus listrik pada kontaktor, hal ini dikarenakan nilai tegangan telah melewati batas setting dan mengakibatkan terputusnya tegangan supply motor induksi. Begitupun apabila tegangan dinaikan menjadi 242 Volt. Berikut tebel 4.3 pengujian proteksi motor. Tabel 4.3. simulasi Proteksi Motor Tegangan Line to Netral (V) Proteksi Keterangan % R S T On Proteksi Bekerja -10% Off Proteksi tidak Bekerja -5% Off Proteksi tidak Bekerja 0% On Proteksi Bekerja +5% 22

23 Dari tabel 4.3. simulasi proteksi motor di atas proteksi tegangan lebih dan tegangan kurang motor 3 fasa bekerja pada tegangan kurang dari 198 volt dan tegangan lebih dari 242 volt Pengujian Salah Satu Fasa Pengujian salah satu fasa bila terjadi tegangan lebih dari 242 volt pada salah satu fasa dan fasa yang lain dalam keadaan normal 220 volt maka proteksi akan bekerja begitu pula sebaliknya bila terjadi tegangan kurang dari 198 volt maka proteksi akan bekerja. Tabel 4.4. Simulasi Pengujian tegangan lebih dan tegangan kurang pada salah satu fasa saat tegangan fasa yang lain normal Tegangan Line To Netral (V) R S T Proteksi Keterangan On Proteksi Bekerja On Proteksi Bekerja On Proteksi Bekerja On Proteksi Bekerja 23

24 BAB 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi dan analisa rangkaian proteksi Tegangan Lebih dan Tegangan Kurang pada motor induksi tiga fasa maka dapat diambil kesimpulan : 1. Proteksi Tegangan Lebih dan Tegangan Kurang pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Mikrokontroler ATMega8535, proteksi dapat bekerja apabila tegangan kurang dari 198 Volt dan begitu pula sebaliknya bila terjadi tegangan lebih dari 242 volt maka proteksi akan bekerja. 2. Proteksi Tegangan Lebih dan Tegangan Kurang pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Mikrokontroler ATMega8535, bila terjadi tegangan lebih dari 242 Volt pada salah satu fasa dan fasa yang lain dalam keadaan normal 220 volt maka proteksi akan bekerja, begitu pula sebaliknya bila terjadi tegangan kurang dari 198 volt pada salah satu fasa maka proteksi akan bekerja Saran Kami mengharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan simulasi menjadi lebih baik lagi, dalam segi tampilan, fungsi dan tingkat ketepatannya serta penulisan dari penelitian ini. 24

25 DAFTAR PUSTAKA ATMEL Corporation Getting Started With the CodeVisionAVR C Compiler, (Online).( diakses 25 juni 2015). ATMEL Cotporation ATMega8535 Prealiminary Complate, (Online). ( dokuments/doc2502.pdf, diakses 05 juni 2015 Atmel AT89 Series Hardware Deskrituon, Atmel Inc, (Online). ( diakses 30 juni 2015), USA. Anynomouse, di akses pada tanggal 5 januari 2015 jam WIB Bisho.Owen, 2002, Dasar-dasar Elektronika. Erlangga. Jakarta. Data Sheet LCD-Module-Cob-16x4-GVLCM1604B Heryanto Ary, Ady Wisnu (.Program Bahasa C Untuk Mikrokontroler ATMega8535.ANDI,.(CodeVisionAVR Compiler, 2001). Yogyakarta Zuhal, 1988, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 25

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hidroponik Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota maupun di lahan terbuka, atau di

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum 5 BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Air bersih merupakan kebutuhan sehari-hari manusia dalam melakukan aktivitasnya. Air bersih dapat sebagai air baku untuk memasak atau pun untuk mandi, cuci dan kakus. Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Dasar teori yang digunakan dalam merealisasikan sistem ini antara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Batterai Baterai sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu baterai elemen kering dan elemen basah. Baterai dapat disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sensor Fotodioda Sensor photodioda merupakan sensor dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda dapat bekerja dengan menggunakan perubahan cahaya yang ada dan mengalami

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adjustable Range Infrared Sensor 2.1.1 Pengertian Adjustable Range Infrared Sensor Adjustable Range Infrared Sensor (Saklar Inframerah) merupakan seperangkat pemancar dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING I.P. Sudiarta 1, I.W.Arta Wijaya 2, I.G.A.P. Raka Agung 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Alat peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan alat pemompa darah, terletak didalam rongga dada dan diatas diafragma, sedangkan pembuluh

Lebih terperinci

Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T.

Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T. Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : 2211105022 Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Oli mesin pada sepeda motor berfungsi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh : Ihyauddin, S.Kom Disampaikan pada : Pelatihan Pemrograman Robot Penjejak Garis bagi Siswa SMA Negeri 9 Surabaya Tanggal 3 Nopember 00 S SISTEM

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ 1 RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ Ardi Bawono Bimo, Hari Santoso, dan Soemarwanto Abstract Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER 1 Dickky Chandra, 2 Muhammad Irmansyah, 3 Sri Yusnita 123 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA PHASA TERHADAP GANGGUAN ARUS LEBIH DAN SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT Mega8535

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA PHASA TERHADAP GANGGUAN ARUS LEBIH DAN SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT Mega8535 RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA PHASA TERHADAP GANGGUAN ARUS LEBIH DAN SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT Mega8535 Alek Susi Putra 1, Didik Notosudjono 2, Dede Suhendi. 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 IC Regulasi Voltase Regulasi voltase untuk catu daya seringkali dibutuhkan, maka tersedia berbagai jenis IC yang memenuhi kebutuhan ini. Salah satu IC regulasi voltase adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam pembuatan proyek akhir ini. Adapun materi yang akan dibahas yaitu: robot, mikrokontroller ATMega 16, ATMega 8, frekuensi

Lebih terperinci

RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16

RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16 RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16 Rahmad Sapuan Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: sapoeandenis@yahoo.co.id Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 22 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Pembahasan perangkat keras

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alat Pencuci Mobil Otomatis Alat pencuci mobil otomatis adalah sebuah alat pencuci mobil otomatis agar mempermudahkan orang memcuci mobilnya dengan cara otomatis dan tidak manual.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi

Lebih terperinci

PENGHITUNG FREKUENSI PADA GENERATOR SINKRON

PENGHITUNG FREKUENSI PADA GENERATOR SINKRON 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MIKROKONTROLER ATMEL ATmega8515 SEBAGAI PENGHITUNG FREKUENSI PADA GENERATOR SINKRON Handoko 1, Sumardi 2, Trias Andromeda 2 Abstrak Pada tugas akhir ini digunakan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali

Lebih terperinci

PERANCANGAN DYNAMIC BRAKING PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

PERANCANGAN DYNAMIC BRAKING PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 PERANCANGAN DYNAMIC BRAKING PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Andreas Prabowo 1), Dede Suhendi 2), M. Hariansyah, MT 3). Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vii viii x xiv xv xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pembentukan Karakter Setiap karakter yang akan ditampilkan pada display adalah tulisan berjalan dari kanan ke kiri. Untuk menampilkan sebuah huruf pada display, maka kolomkolom

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM2576 BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM 2576 adalah regulator dengan kemampuan switching. Regulator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan output yang akurat. LM2576 sendiri mampu bekerja

Lebih terperinci