BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini akan dapat lebih memungkinkan dalam pencatatan hasil penelitian yang secara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini akan dapat lebih memungkinkan dalam pencatatan hasil penelitian yang secara"

Transkripsi

1 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif dilakukan karena melalui pendekatan ini akan dapat lebih memungkinkan dalam pencatatan hasil penelitian yang secara nyata berbentuk angka sehingga mempermudah proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik. Penafsiran hasil statistik ini selanjutnya akan digunakan untuk mengungkap tingkat kreativitas peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design (eksperimen semu). Metode quasi experimental design dipilih karena penelitian ini kurang memenuhi syarat sebagai penelitian eksperimen, namun masih mengandung beberapa ciri eksperimental dalam jumlah sedikit. Penelitian eksperimen menurut Cresswell (2008: 299) memiliki tujuan untuk melihat pengaruh suatu ide terhadap hasil atau variabel dependen. Penggunaan metode quasi experimental design dilakukan agar dapat mencapai tujuan penelitian yaitu mengujicobakan efektivitas program bimbingan melalui teknik permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Berdasar pada tujuan pelaksanaan penelitian, maka langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan ide (praktek atau prosedur yang akan dieksperimenkan), membantu individu atau kelompok sehingga mengalami perubahan, melihat dan menentukan apakah ide (praktek atau prosedur) yang : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

2 66 dialami individu atau kelompok telah menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada individu atau kelompok yang tidak diberi perlakuan. B. Desain Penelitian Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalen pretest-posttest control group design. Desain penelitian ini dipilih karena hanya desain ini yang kelompok eksperimen maupun kelompok kontrolnya tidak dipilih secara random (Sugiyono 2011: 79). Desain penelitian ini digunakan dalam uji efektivitas program bimbingan melalui teknik permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Gambaran alur pelaksanaan program bimbingan melalui teknik permainan kreasi plastisin dapat dilihat dalam gambar 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen X 1 Kontrol X 2 Keterangan : 0 1 : tes awal (sebelum diberikan layanan bimbingan) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

3 : tes akhir (setelah diberikan layanan bimbingan) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X 1 : program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin X 2 : perlakuan konvensional/tanpa perlakuan (Gall, Gall & Borg, 2003:385) Penelitian eksperimen semu ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok ini diberikan pretest dan post-test. Hasil variabel dependen pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat digunakan untuk melihat keefektifan perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan konvensional atau tanpa perlakuan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Studi pendahuluan yang dilakukan melalui studi literatur dan studi empiris. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan dasar teori tentang kreativitas, sedangkan studi empiris dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran kreativitas peserta didik serta deskripsi tentang program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan di SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung. 2. Menyusun program hipotetik yang dirancang berdasarkan gambaran yang diperoleh dari studi pendahuluan yang telah dilakukan. 3. Revisi program yang dilakukan atas dasar validasi oleh pakar dan praktisi BK sehingga diperoleh model akhir. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

4 68 4. Pelaksanaan eksperimen yang dilakukan melalui beberapa tahapan sesuai dengan pemilihan desain yang telah dilakukan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut. a. Mengadministrasi pretest yang dilakukan dengan pengamatan menggunakan pedoman observasi dengan bantuan observer. b. Memberikan perlakuan eksperimen pada kelompok eksperimen. c. Memonitori proses sehingga ancaman terhadap validitas internal dapat diminimalisir. d. Mengadministrasi post-test yang dilakukan dengan pengamatan menggunakan pedoman observasi dengan bantuan observer. 5. Mengorganisasi dan menganalisis data. Tiga aktivitas utama yang diperlukan dalam menyimpulkan eksperimen: pengkodean data, analisis data, dan penulisan hasil eksperimen. C. Subjek Penelitian Penelitian ini berorientasi pada pengujian program bimbingan melalui teknik permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Subjek penelitian untuk pengujian layanan adalah peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang memiliki tingkat kreativitas rendah yaitu berjumlah 18 peserta didik. Sampel ini ditentukan secara purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasar pada karakteristik yang telah nampak berdasar pada kegiatan studi pendahuluan. Sampel ini selanjutnya dibagi : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

5 69 menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang masing-masing berjumlah 9 orang. D. Definisi Operasional 1. Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menghasilkan suatu produk kreatif yang dilakukan melalui sebuah proses kreatif. Kreativitas terbentuk ketika terjadi perpaduan yang baik antara dua dimensi yaitu kogntif dan afektif. Kognitif adalah cara berpikir kreatif yang terdiri atas pengajuan pertanyaan, secara mandiri mengarahkan diri, pengelolaan sumber, pengembangan produk, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi, ketrampilan metodologis dan penelitian, transformasi, metaphor dan analogi, kelancaran, kelenturan, orisinalitas, pemerincian (elaborasi) serta pengenalan dan ingatan. Afektif adalah sikap kreatif yang terdiri atas internalisasi nilai, pengikatan diri terhadap hidup produktif, menuju perwujudan diri, keterbukaan terhadap perasaan-perasaan majemuk, meditasi dan kesantaian, keselamatan psikologis dalam berkreasi, penggunaan khayalan dan tamsil, rasa ingin tahu, kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman, keberanian mengambil resiko, kepekaan terhadap masalah, tenggang rasa terhadap kesamaan kedwiartian, dan percaya diri. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

6 70 2. Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Kreasi plastisin adalah plastisin atau clay merupakan bahan polymer yang terbuat dari bahan dasar yang mudah ditemukan sehingga selanjutnya dapat dibentuk menjadi kerajinan yang unik dengan berbagai fungsi. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terarah. Program bimbingan ini dilaksanakan konselor dengan menggunakan teknik permainan kreasi plastisin yang berguna dalam meningkatkan kreativitas kepada siswa kelas III SD Laboratorium Bandung. Sistematika pengembangan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut. 1. Pedoman rasional yang didalamnya terdiri atas a) rasional; b) asumsi; c) tujuan program; d) kompetensi konselor; e) sasaran bimbingan; f) prosedur pelaksanaan intervensi; g) indikator keberhasilan; h) evaluasi; dan i) tabel pelaksanaan intervensi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. 2. Pedoman pelaksanaan program yang isinya terdiri atas: a) deskripsi pedoman pelaksanaan program; b) tujuan pedoman pelaksanaan program; c) syarat pelaksanaan program bimbingan; dan d) Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling (SKLBK). E. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data dan Pengembangan Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

7 71 1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penyusunan kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk menilai tingkat kreativitas peserta didik dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan kreativitas yang diutarakan oleh Trefingger (Munandar, 2002). Trefingger membagi aspek-aspek kreativitas menjadi dua dimensi yaitu kognitif dan afektif. Kognitif adalah cara berpikir kreatif yang terdiri atas pengajuan pertanyaan, secara mandiri mengarahkan diri, pengelolaan sumber, pengembangan produk, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi, ketrampilan metodologis dan penelitian, transformasi, metaphor dan analogi, kelancaran, kelenturan, orisinalitas, pemerincian (elaborasi) serta pengenalan dan ingatan. Afektif adalah sikap kreatif yang terdiri atas internalisasi nilai, pengikatan diri terhadap hidup produktif, menuju perwujudan diri, keterbukaan terhadap perasaan-perasaan majemuk, meditasi dan kesantaian, keselamatan psikologis dalam berkreasi, penggunaan khayalan dan tamsil, rasa ingin tahu, kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman, keberanian mengambil resiko, kepekaan terhadap masalah, tenggang rasa terhadap kesamaan kedwiartian, dan percaya diri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bentuknya adalah pedoman observasi. Pedoman observasi ini disusun berdasar pada kisi-kisi yang mana kisikisi terbentuk dari aspek-aspek kreativitas. Bentuk skala penilaian yang digunakan adalah (3) Tinggi, (2) Sedang, dan (1) Rendah. Berikut kisi-kisi pedoman observasi dalam melihat gambaran umum kreativitas peserta didik. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

8 72 Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Kreativitas (Sebelum Uji Coba) Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Kreativitas 1. Kognitif 1.1 Pengajuan Pertanyaan Mandiri mengarahkan 2 diri Pengelolaan sumber Pengembangan produk Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi Ketrampilan 9 metodologis dan penelitian 1.10 Transformasi Metafor dan analogi Kelancaran Kelenturan Orisinalitas Pemerincian (elaborasi) Pengenalan dan ingatan Afektif 2.1 Pempribadian nilai 2.2. Pengikatan diri pada hidup produktif 2.3 Menuju Perwujudan diri 2.4 Keterbukaan terhadap perasaan-perasaan majemuk 2.5 Meditasi dan Kesantaian 2.6 Keselamatan psikologis dalam berkreasi. 2.7 Penggunaan khayalan dan tamsil. 2.8 Rasa ingin tahu 2.9 Keberanian mengambil resiko Kepekaan terhadap masalah Tenggang rasa terhadap kesamaan (kedwiartian). : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Jumlah 16 12

9 73 Variabel Dimensi Indikator Nomor Item 2.12 Percaya diri 28 Jumlah Total Pengembangan Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas Pengembangan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang berguna untuk meningkatkan kreativitas ini dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut. a. Studi Pendahuluan Pelaksanaan studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara pada guru BK, guru wali kelas, dan kepala sekolah. Selain wawancara juga dilakukan pengungkapan tingkat kreativitas peserta didik melalui pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi. Peneliti juga melakukan pendataan peserta didik berdasar pada jenis kelamin dan status ekonomi. b. Perencanaan Setelah permasalahan kreativitas peserta didik dapat dilihat secara nyata, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai materi perencanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

10 74 c. Desain program hipotetik program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang berguna untuk meningkatkan kreativitas peserta didik ini dalam layanan bimbingan dan konseling yang berfungsi sebagai bimbingan yang akan menghasilkan pemeliharaan dan pengembangan berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka mengembangkan diri peserta didik secara mantap dan berkelanjutan. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini didesain dengan sebuah keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan program bimbingan yang lain, dimana dalam pelaksanaan program ini menggunakan plastisin sebagai media utama. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin merupakan sebuah program yang dikembangkan dari konsep clay therapy. Clay therapy merupakan sebagai salah satu teknik dalam proses teraupetik yang dapat dilakukan dalam terapi individu dan kelompok. (Sholt & Gavron, 2006, Anderson 1995, Mattes & Robbins, 1981). Selain digunakan sebagai teknik pada proses teraupetik dalam terapi individu dan kelompok, menurut Weitzmen (2008) permainan kreasi plastisin ini dapat digunakan untuk mengekspresikan kondisi anak dan mengembangkan kreativitas. Clay therapy merupakan salah satu bagian dari art therapy. Hal ini dikarenakan clay merupakan salah satu bahan seni yang digunakan dalam art : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

11 75 therapy. Pendekatan teori yang digunakan dalam clay therapy sebagai bagian dari art therapy adalah teori humanistik. Garai (Malchioldi: 2006) berpendapat bahwa pembuatan karya seni merupakan suatu kesempatan dalam pengaktualisasian diri yang dilakukan melalui ekspresi dan transendensi diri, hal yang harus digaris bawahi dalam hal ini adalah kreativitas merupakan bagian dari kecenderungan manusia untuk mencapai kesehatan. Clay therapy adalah sebuah terapi yang sering digunakan dalam bimbingan dan konseling anak. White (Schaefer & Kaduson, 2006) yang menyatakan bahwa media ini dapat digunakan dalam memfasilitasi perkembangan aspek kognitif dan afektif dalam diri anak-anak. Hal senada juga diungkapkan oleh Kahn (1996) yang menyatakan bahwa clay yang proses pembentukannya dilakukan dengan menggunakan beberapa tema secara langsung akan memfasilitasi dalam perkembangan kognitif dan afektif anak. Bekerja dengan menggunakan clay menurut Sholt & Gavron (2006) akan dapat memberikan pengalaman terutama pada proses pembentukan sebuah produk. Produk dan proses akan menjadi suatu hal penting yang harus diperhatikan selama terapi, karena melalui kedua hal inilah para peserta didik dapat dengan bebas mengekspresikan diri dan melihat bagaimana perkembangan potensi dirinya dalam menuangkan ide kreatifnya dalam menghasilkan suatu produk kreatif. Hal penting yang harus dicatat dalam hal ini adalah proses pembuatan produk inilah yang memfasilitasi siswa dalam perkembangan kognitif dan afektifnya. Selanjutnya agar clay therapy dapat lebih meningkatkan kreativitas siswa maka : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

12 76 teknik ini dikombinasikan dengan suatu teknik pengkreasian. Teknik kreasi ini merupakan bagian dimana plastisin akan dibentuk dan diberikan warna agar menjadi suatu wahana yang dapat memfasilitasi para peserta didik dalam menyalurkan ide imajinatif dan kreatifnya dalam menciptakan suatu karya. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin memanfaatkan teknik dari clay therapy yang selanjutnya dikembangkan sesuai dengan hasil studi pendahuluan tentang profil kreativitas peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2011/2012. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terarah. Program ini dilaksanakan oleh konselor dengan menggunakan teknik permainan kreasi plastisin yang berguna dalam meningkatkan kreativitas peserta didik kelas III Sekolah Dasar. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin isinya terdiri atas rasional, asumsi, tujuan program, kompetensi konselor, sasaran bimbingan, prosedur pelaksanaan intervensi, indikator keberhasilan, dan evaluasi. Rangkuman isi dari program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin akan dijelaskan dibawah ini. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin secara lengkap terlampir. Rasional pada program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah kerangka teori yang digunakan sebagai landasan dasar program bimbingan. Pada bagian rasional program bimbingan ini teori pertama yang dijelsakan adalah teori kreativitas yang merupakan tujuan utama dari pelaksanaan program. Pada : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

13 77 teori kreativitas selain diuraikan makna kreativitas dari beberapa tokoh, juga dijelaskan bagaimana pentingnya kreativitas dalam pendidikan peserta didik, penemuan-penemuan permasalahan kreativitas yang terjadi di masyarakat saat ini, serta beberapa penelitian yang dilakukan secara khusus dalam usaha untuk membuat suatu program yang dapat digunakan dalam pengembangan kreativitas. Asumsi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin disusun berdasarkan pada teori-teori dasar yang digunakan dalam pengembangan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Dasar asumsi dalam program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah; 1) program bimbingan melalui permainan merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas berfantasi dan berimajinasi dalam meningkatkan kreativitas peserta didik; 2) kreativitas merupakan aktivitas imajinatif yang dibentuk agar dapat menghasilkan ide dan produk baru yang baik, original, serta bernilai; 3) program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin diturunkan berdasarkan konsep dari clay therapy; 4) konsep clay therapy diturunkan berdasarkan pada psikologi humanistik yang memusatkan perhatian pada pengalaman dan keunikan tingkah laku pengaktualisasian diri manusia. Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia yang sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan dirinya; 5) Clay therapy adalah sebuah terapi yang memanfaatkan media clay yang mendorong konseli untuk dapat mengekspresikan suasana hati dan perasaannya; 6) clay therapy dilakukan dengan merancang beberapa tema yang dapat digunakan antara lain adalah buah dan sayuran, binatang, dan desain : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

14 78 abstrak; serta 7) penggunaan media clay dapat memfasilitasi perkembangan aspek kogntif dan afektif dalam diri anak-anak. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Peningkatan kreativitas peserta didik ini diharapkan dapat membantu para peserta didik dalam proses pembelajaran terutama dalam hal membantu dalam mencari cara pembuatan suatu produk, mengkomunikasikan suatu hal baru yang bernilai, memikirkan banyak kemungkinan, berpikir dan mengalami berbagai cara dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda, berpikir tentang kemungkinan baru yang tidak biasa, serta membuat dan menetapkan suatu keputusan. Secara khusus tujuan dari pelaksanaan program adalah sebagai berikut; 1) peserta didik mampu mengembangkan sikap dan cara berpikir kreatif; 2) melatih peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang memberikan sumbangan bagi efektivitas belajar di sekolah hingga melintasi sepanjang rentang kehidupannya; 3) melatih peserta didik dalam menggunakan teknik-teknik dasar perancangan tujuan, menggambarkan proses berpikir yang ditempuh menjelang lahirnya suatu keputusan, mengurutkan langkah-langkah dalam suatu model pengambilan keputusan, mengenali berbagai konsekuensi dari keputusan; serta 4) membantu peserta didik dalam mendefinisikan aktivitas hobi dan pengisi waktu senggang serta mengeksplorasi : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

15 79 peran-peran yang dapat memacu pembelajaran ketrampilan baru dan merengkuh pengalaman baru. Pelaksana program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah seorang konselor yang memiliki kompetensi secara khusus agar dapat mengefektifkan proses pelaksanaan program bimbingan. Kompetensi konselor dalam pelaksanaan program bimbingan ini dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Kompetensi umum konselor yang harus dimiliki konselor sebagai pelaksana program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik adalah sebagai berikut; 1) berpenampilan menarik dan menyenangkan; 2) dapat menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif dan produktif; 3) bersemangat, disiplin dan mandiri; 4) peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan; serta 5) dapat berkomunikasi secara efektif. Kompetensi khusus yang harus dimiliki konselor pelaksana program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak serta memiliki ketrampilan melakukan permainan kreasi plastisin. Sasaran bimbingan dari pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini adalah peserta didik yang berusia sekitar 9 sampai 10 tahun atau lebih tepatnya pada peserta didik yang berada pada tingkat kelas III Sekolah Dasar. Program ini secara khusus ditujukan pada peserta didik yang memiliki tingkat kreativitas rendah sehingga membutuhkan bimbingan yang dapat membantu mereka dalam meningkatkan kreativitas. Program bimbingan melalui : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

16 80 permainan kreasi plastisin ini secara khusus ditujukan pada peserta didik usia 9 sampai 10 tahun dikarenakan pada rentang usia ini merupakan waktu yang memiliki berpotensi dalam pengembangan kreativitas, dimana bila pada usia ini tidak dilakukan usaha dalam pengembangan kreativitas maka yang akan terjadi adalah kreativitas dalam diri peserta didik akan berhenti dan selanjutnya akan dapat mengakibatkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi berbagai tantangan dan menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi pada masa kini dan masa depan akan berkurang secara signifikan. Pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini dilakukan dengan persetujuan antara peserta didik dengan konselor. Pelaksanaan pada setiap sesi program bimbingan dilakukan secara terencana baik pada segi waktu maupun peralatan yang digunakan dalam program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dilakukan selama 10 sesi. Pelaksanaan program bimbingan yang dilakukan selama 10 sesi ini terinci sebagai berikut; 2 sesi dilakukan untuk mengungkap kondisi tingkat kreativitas peserta didik yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi, 6 sesi pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas didik yang dilakukan dengan berbagai tema agar peserta didik mendapatkan pengalaman baru selama kegiatan berlangsung, serta 2 sesi terakhir adalah pengamatan yang dilakukan untuk : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

17 81 melihat perubahan tingkat kreativitas peserta didik setelah pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Setiap sesi yang dilakukan pada program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah 60 menit, lamanya pelaksanaan ini berdasar pada kesepakatan yang telah dilakukan antara konselor dengan peserta didik. Pengaturan waktunya adalah sebagai berikut 10/35/15, kecuali pada pengungkapan tingkat kreativitas dilakukan tanpa ada batas waktu, karena hal ini dilakukan dengan mengamati sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah. Berikut tahap-tahap yang dilakukan selama pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Tahap 1 (Pembukaan) Tahap pembukaan dilakukan selama 10 menit. Tahap ini konselor menjelaskan secara singkat tentang tujuan pelaksanaan program, peranan peserta didik, serta peran konselor dalam kegiatan bimbingan. Konselor menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan serta tema dari permainan kreasi plastisin yang akan dilakukan. Selanjutnya konselor membuka sesi tanya jawab untuk memperjelas hal-hal yang harus dilakukan peserta dalam kegiatan bimbingan. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan alat-alat yang digunakna dalam permainan kreasi plastisin. Tahap 2 (Tahap Inti) Tahap inti dari kegiatan sesuai dengan kesepakatan dilakukan selama 35 menit. Kegiatan yang dilakukan adalah konselor menjelaskan tentang cara-cara : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

18 82 dalam pengolahan plastisin hingga menjadi suatu produk yang kreatif. Pada kegiatan ini konselor berperan sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana. Para peserta bimbingan melakukan permainan ini dengan dimulai dari langkah awal yaitu pengolahan bahan dasar plastisin yaitu tepung terigu, tepung beras, tepung tapioka, dan lem fox yang dicampur hingga menjadi adonan plastisin yang siap dibentuk. Selanjutnya adonan ini diberi warna dengan menggunakan cat air sesuai dengan kreasi peserta, terakhir plastisin siap dibentuk sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh konselor. Dalam permainan ini diharapkan para peserta dapat melakukan langkah-langkah pengolahan plastisin dengan baik, menyesuaikan antara konteks dengan tema yang telah ditentukan, dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama proses pembuatan produk kreasi plastisin, menuangkan imajinasi dan ide kreatifnya melalui media plastisin. Tahap 3 (Penutup) Tahap penutupan ini adalah tahap terakhir kegiatan yang sesuai kesepakatan dilakukan selama 15 menit. Pada kegiatan ini peserta didik mendiskusikan hasil permainan yang telah dilakukan. Peserta mengungkapkan kesan-kesan tentang proses dan pencapaian hasil kegiatan. Diskusi yang dilakukan adalah cara untuk merefleksikan makna dari permainan yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3 Matrik Pelaksanaan Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

19 83 Tahap Bimbingan Sesi 1 Pengungkapan Awal Tujuan Mengungkap tingkat kreativitas peserta didik terutama dalam setting kegiatan belajar mengajar. Deskripsi Kegiatan 1. Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan yang dilakukan observer selama kegiatan belajar berlangsung. 2. Para peserta didik melakukan kegiatan belajar seperti rutinitas biasa. Penunjang Teknis 1. Pedoman Observasi Kreativitas 2. Penilaian dilakukan dengan bantuan dari observer dimana dalam hal ini dilakukan oleh 4 guru. Sesi 2 Pengungkapan Kondisi kreativitas peserta didik Sesi 3 Kreasi plastisin Tema Buah dan Bunga Sesi 4 Kreasi plastisin tema Aku dan Mengungkap tingkat kreativitas peserta didik yang dilakukan selama kegiatan belajar mengajar Peserta didik mampu mengembangkan sikap dan cara berpikir kreatif. Peserta didik memperoleh sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang 1. Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan yang dilakukan observer selama kegiatan belajar berlangsung. 2. Para peserta didik melakukan kegiatan belajar seperti rutinitas biasa. a. Langkah Awal Langkah awal dengan waktu 10 menit ini konselor membuka pertemuan, kemudian menjelaskan secara singkat mengenai tujuan, manfaat, dan peranan peserta dan konselor dalam kegiatan bimbingan. Konselor mengemukakan kegiatan apa yang 1. Pedoman Observasi Kreativitas 2. Penilaian dilakukan dengan bantuan dari observer dimana dalam hal ini dilakukan oleh 4 guru. 1. SKLBK dan Jurnal Harian 2. Bahan dan alat yang digunakan dalam permainan kreasi plastisin 1. SKLBK dan Jurnal Harian 2. Bahan dan alat yang : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

20 84 Tahap Bimbingan Lingkunganku Sesi 5 Kreasi plastisin tema Usaha Impianku Sesi 6 Kreasi plastisin tema Membuat Sesuatu yang Indah dan Berguna Tujuan memberikan sumbangan bagi efektivitas belajar di sekolah hingga melintasi sepanjang rentang kehidupannya. Peserta didik dapat mempertunjukkan teknik-teknik dasar perancangan tujuan, menggambarkan proses berpikir yang ditempuh menjelang lahirnya suatu keputusan, mengurutkan langkah-langkah dalam suatu model pengambilan keputusan, mengenali berbagai konsekuensi dari keputusan Peserta didik dapat mendefinisikan aktivitas hobi dan pengisi waktu senggang serta mengeksplorasi peran-peran yang dapat memacu pembelajaran ketrampilan dan merengkuh pengalaman baru. Deskripsi Kegiatan akan dilakukan dan mengemukakan tema dari permainan kreasi plastisin yang akan dilakukan. Selanjutnya konselor membuka sesi tanya jawab untuk memperjelas hal-hal apa saja yang harus dilakukan peserta dalam kegiatan bimbingan. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan alat-alat yang digunakan dalam permainan kreasi plastisin. b. Langkah inti ini dilakukan dengan waktu selama 35 menit, konselor memberikan penjelasan mengenai cara-cara dalam pengolahan plastisin hingga menjadi suatu produk yang kreatif. Konselor dalam kegiatan ini berperan sebagai fasilitator. Para peserta bimbingan melakukan permainan ini dengan dimulai dari langkah awal yaitu pengolahan bahan dasar plastisin yaitu tepung terigu, tepung beras, tepung tapioka, dan lem fox yang dicampur hingga menjadi adonan plastisin yang siap dibentuk. Penunjang Teknis digunakan dalam permainan kreasi plastisin 1. SKLBK dan Jurnal Harian 2. Bahan dan alat yang digunakan dalam permainan kreasi plastisin 1. SKLBK dan Jurnal Harian 2. Bahan dan Alat yang digunakan dalam permainan kreasi plastisin : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

21 85 Tahap Bimbingan Sesi 7 Kreasi plastisin tema Binatang Sesi 8 Kreasi plastisin dengan tema Hobiku Tujuan Peserta didik mampu mengembangkan sikap dan cara berpikir kreatif Peserta didik dapat mendefinisikan aktivitas hobi dan pengisi waktu senggang serta mengeksplorasi peran-peran yang dapat memacu pembelajaran ketrampilan dan merengkuh pengalaman baru. Deskripsi Kegiatan Selanjutnya adonan ini diberi warna dengan menggunakan cat air sesuai dengan kreasi peserta, terakhir plastisin siap dibentuk sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh konselor. Dalam permainan ini diharapkan para peserta dapat melakukan langkahlangkah pengolahanplastisin dengan baik, menyesuaikan antara konteks dengan tema yang telah ditentukan, dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama proses pembuatan produk kreasi plastisin, menuangkan imajinasi dan ide kreatifnya melalui media plastisin. c. Langkah akhir atau penutupan dilakukan selama 15 menit, kelompok mendiskusikan hasil permainan yang telah dilakukan. Peserta mengungkapkan kesan-kesan tentang proses dan pencapaian hasil kegiatan. Diskusi ini merupakan suatu proses kelompok untuk merefleksikan makna dari permainan yang Penunjang Teknis 1. SKLBK dan Jurnal Harian 2. Bahan dan Alat yang digunakan dalam permainan kreasi plastisin 1. SKLBK dan Jurnal Harian 2. Bahan dan Alat yang digunakan dalam permainan kreasi plastisin : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

22 86 Tahap Bimbingan Sesi 9 Pengungkapan tingkat kreativitas peserta didik setelah pelaksanaan program bimbingan Tujuan Mengungkap tingkat kreativitas peserta didik setelah pelaksanaan program bimbingan Deskripsi Kegiatan telah dilaksanakan. 1. Kegiatan ini dilaksanakan ketika siswa sedang menjalani kegiatan belajar 2. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan menggunakan pedoman observasi Penunjang Teknis 1. Pedoman Observasi 2. Penilaian dilakukan oleh observer Sesi 10 Pengungkapan tingkat kreativitas peserta didik setelah pelaksanaan program Mengungkap tingkat kreativitas peserta didik setelah pelaksanaan program 1. Kegiatan ini dilaksanakan ketika siswa sedang menjalani kegiatan belajar 2. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan menggunakan pedoman observasi 1. Pedoman Observasi 2. Penilaian dilakukan oleh observer Indikator keberhasilan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin dilihat berdasar pada fokus dari pelaksanaan program bimbingan yaitu perkembangan tingkat kreativitas peserta didik. Pelaksanaan program dinyatakan berhasil ketika terjadi peningkatan kreativitas pada peserta didik yang awalnya rendah menjadi tinggi ataupun sedang. Peningkatan kreativitas peserta didik dinilai berdasar pada keaktifan peserta didik selama pelaksanaan program bimbingan dari awal sampai akhir kegiatan. Evaluasi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dilihat berdasar pada bagaimana komitmen peserta didik untuk berperan dan aktif dalam melaksanakan setiap kegiatan pada : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

23 87 program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan program bimbingan ini akan terungkap dengan jelas dalam bentuk pengungkapan kondisi peserta didik yang sebenarnya dalam jurnal kegiatan pada setiap sesi kegiatan yang telah dilaksanakan serta produk yang dihasilkan selama pelaksanaan program bimbingan. Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam evaluasi program adalah refleksi akhir yang dilakukan dengan pengamatan pada perubahan kondisi yang terjadi setelah pelaksanaan program bimbingan. Secara visual program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas dapat dijelaskan sebagai berikut.(gambar 3. 1) Gambar 3. 1 Bagan Pengembangan Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas Kondisi Awal Kreativitas Peserta didik memiliki tingkat kreativitas yang rendah. Kondisi rendahnya kreativitas ini terlihat dalam aspek kognitif dan afektif. Peserta didik yang memiliki tingkat kreativitas rendah memiliki sikap yang pasif pada saat guru menjelaskan materi yang baru, tidak dapat memanfaatkan waktu belajar di sekolah dengan baik, serta kurang dapat menyesuaikan ide dengan konteks. Kondisi ini terlihat jelas dimana pada saat dilaksanakan jam pelajaran berlangsung para siswa cenderung menyibukkan diri dengan hal lain yang tidak sesuai dengan konteks pelajaran. Program Bimbingan (Proses) Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini secara umum bertujuan untuk dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Kreativitas adalah kemampuan peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menghasilkan suatu produk kreatif yang dilakukan melalui sebuah proses kreatif. Kreativitas terbentuk ketika terjadi perpaduan yang baik antara dua dimensi yaitu kogntif dan afektif. Kognitif adalah cara berpikir kreatif yang terdiri atas pengajuan pertanyaan, secara mandiri mengarahkan diri, pengelolaan sumber, pengembangan produk, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi, ketrampilan metodologis dan penelitian, transformasi, metaphor dan analogi, kelancaran, kelenturan, orisinalitas, pemerincian (elaborasi) serta pengenalan dan ingatan. Afektif adalah sikap kreatif yang terdiri atas internalisasi nilai, pengikatan diri terhadap hidup produktif, menuju perwujudan diri, keterbukaan terhadap perasaan-perasaan majemuk, meditasi dan kesantaian, keselamatan psikologis dalam berkreasi, penggunaan khayalan dan tamsil, rasa ingin tahu, kesediaan untuk menjawab, keterbukaan Aniek terhadap Wirastania, pengalaman, 2012 keberanian mengambil resiko, kepekaan terhadap masalah, tenggang rasa terhadap kesamaan kedwiartian, dan percaya diri. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

24 88 Kondisi Setelah Pelaksanaan Program (Hasil Akhir) Pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin Peserta didik mengalami peningkatan kreativitas yaitu dari rendah ke tingkat sedang dan tinggi. Perkembangan ini terjadi pada aspek kognitif dan afektif peserta didik. Peserta didik dapat menjadi lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan di kelas, dan dapat memanfaatkan waktu dengan mengisinya dengan dilakukan secara terencana dan sistematis. Tabel pelaksanaan intervensi program kegiatan yang berguna dalam menyiapkan diri dalam menghadapi permasalahan di masa kini dan masa depan. bimbingan melalui permainan kreasi plastisin disajikan sebagai berikut. Tabel 3. 4 Tabel Pelaksanaan Intervensi Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi Plastisin No Hari/ Tanggal SKLBK Subjek 1. Rabu, 18 April Kreasi dengan tema Bunga Konselor sebagai 2012 dan Buah fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana 2. Rabu, 25 April Kreasi dengan tema Aku dan Konselor sebagai 2012 Lingkungan Sekitarku. fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana 3. Rabu, 2 Mei 2012 Kreasi dengan tema Usaha Konselor sebagai Impianku fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana 4. Rabu, 9 Mei 2012 Kreasi dengan tema Sesuatu Konselor sebagai Yang Indah Dan Berguna fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana 5. Senin, 14 Mei 2012 Kreasi Plastisin dengan tema Konselor sebagai Binatang fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana. 6. Kamis, 17 Mei Kreasi Plastisin dengan tema Konselor sebagai 2012 Hobiku fasilitator dan peserta didik sebagai pelaksana. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

25 89 3. Validasi Rasional Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas Kelas III SD Rancangan program hipotetik bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang telah dibuat, agar memperoleh program yang efektif maka sebelum diujicobakan maka program ini dilakukan validasi pakar dan praktisi. Usaha ini dilakukan agar dapat menghasilkan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas pada peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran yang teruji secara efektif, langkah awal yang dilakukan adalah memvalidasi melalui penilaian pakar (expert judgement). Validasi rasional dilakukan melalui konsultasi dengan pakar Bimbingan dan konseling (BK). Pakar yang terlibat dalam penilaian program bimbingan berjumlah lima (4) orang yang memiliki latar belakang pendidikan Doktor (S-3) dalam bidang BK. Kedua, uji keterbacaan kepada satu (1) orang calon konselor (asisten dosen) program studi BK yang memiliki latar belakang pendidikan Magister (S-2) dan satu (1) orang konselor sekolah. Penimbang (judgment) validitas program dilakukan oleh : 1) Dr. Mamat Supriatna, M. Pd.; 2) Dr. Mubiar Agustin, M. Pd.; 3) Dr. Ipah Saripah, M. Pd., dan Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd. Para pakar yang melakukan penimbangan program ini adalah dosen yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Penimbangan praktisi dilakukan oleh Risma Apriliyanti yang saat ini bekerja sebagai guru BK sekolah dasar. : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

26 90 Pelaksanaan validasi rasional program dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Peneliti menyampaikan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas pada peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung agar dapat memberikan masukan terhadap validasi rasional program bimbingan. Program bimbingan melalui permainan kresai plastisin ini terdiri atas pedoman rasional program dan pedoman pelaksanaan program. Pedoman rasional program isinya terdiri atas rasional, asumsi program, tujuan program, kompetensi konselor, sasaran bimbingan, prosedur pelaksanaan intervensi, indikator keberhasilan, serta evaluasi. Deskripsi hasil penimbangan pakar terhadap program bimbingan dijelaskan pada tabel 3.5 sebagai berikut. Tabel 3.5 Hasil Penimbangan Pakar terhadap Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi Plastisin Aspek Layanan Hasil Penimbangan Pakar a. Rasional Rasional adalah landasan teoritis dan empiris serta pertimbangan rujukan ilmiah yang menjadi dasar pengembangan program untuk meningkatkan kreativitas peserta didik kelas III sekolah dasar. Hasil penimbangan pakar menyatakan sudah cukup memadai. Akan tetapi untuk kesempurnaan rancangan layanan, pakar menyarankan untuk menambah teori yang menjadi ground theory program serta menambahkan deskripsi hasil penelitian pada bagian rasional untuk menegaskan urgensi layanan. b. Asumsi Asumsi adalah landasan teoritis yang menjadi : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

27 91 Aspek Layanan Hasil Penimbangan Pakar rujukan ilmiah dalam pengembangan program untuk meningkatkan kreativitas. Hasil penimbangan pakar menyatakan bahwa asumsi program sudah cukup memadai, agar dapat lebih baik lagi maka perlu ditambahkan asumsi pengembangan program yang lebih spesifik. c. Tujuan Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan setiap peserta didik melaksanakan program bimbingan. Hasil penimbangan pakar memandang bahwa tujuan program sudah cukup memadai, namun perlu dikhususkan lagi agar dapat memperjelas target perubahan perilaku pada setiap sesi pelaksanaan program. d. Kompetensi Konselor Kompetensi konselor adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh konselor untuk melaksanakan program. Hasil penimbangan pakar menunjukan bahwa kompetensi konselor masih harus dilakukan perbaikan agar dapat mendukung pelaksanaan program dengan lebih baik. e. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Prosedur pelaksanaan intervensi merupakan gambaran singkat tentang struktur dan tahapan dan kegiatan yang dilakukan pada setiap sesi. Hasil penimbangan pakar menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan intervensi sudah cukup memadai, saran dari pakar agar dapat mengefektifkan pelaksanaan program maka perlu dibuat tabel pelaksanaan agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan program. Selain itu, pakar juga memberikan masukan agar kegiatan pada setiap sesi lebih menarik maka perlu dilengkapi dengan gambar-gambar menarik yang dapat menstimulus peserta didik untuk lebih aktif selama pelaksanaan program bimbingan. f. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan merupakan evaluasi yang : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

28 92 Aspek Layanan Hasil Penimbangan Pakar digunakan dalam mengukur kembali kreativitas peserta didik setelah dilaksanakannya program bimbingan Hasil penimbangan pakar menunjukan bahwa indikator keberhasilan sudah cukup memadai, pakar memberikan saran agar dapat lebih menspesifisikasikan keberhasilan dari pelaksanaan program agar lebih mudah dalam melihat efektifitas program. g. Evaluasi Rumusan evaluasi keberhasilan dilakukan dalam setiap aktivitas layanan, jadi setiap sesi layanan disiapkan jurnal harian peserta didik berupa refleksi kegiatan. Dari hasil penimbangan pakar memandang sudah cukup memadai. d. Revisi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin Program hipotetik bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang telah divalidasi oleh pakar dan praktisi selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang telah diberikan oleh para pakar dan praktisi. Hal ini berguna agar program dapat efektif dalam mencapai tujuan dari pelaksanaan program. e. Finalisasi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang telah direvisi, selanjutnya siap untuk diujicobakan pada peserta didik untuk meningkatkan kreativitas. F. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

29 93 1. Uji Kelayakan Instrumen Sebelum instrumen ini digunakan, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan uji validitas oleh tiga orang ahli (expert judgement). Validasi instrumen ini berguna untuk mengetahui kelayakan alat ukur dari segi konstruk, isi dan bahasa yang sesuai dengan kebutuhan, apabila ditemukan butir pernyataan yang tidak sesuai, maka pernyataan tersebut dapat dihilangkan atau direvisi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas instrumen dilakukan melalui dua tahapan yaitu pengujian validitas konstruksi yang dilakukan oleh pakar. Validitas konstruksi ini berguna untuk mendapatkan masukan dari para pakar agar aspek-aspek yang terdapat dalam konstruk instrumen sesuai dengan landasan teori yang menjadi dasar penelitian. Para pakar yang telah menjudgemen instrumen ini adalah sebagai berikut Dr. Budi Susetyo, M. Pd., Dr. Ipah Saripah, M. Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui tahap penimbangan pakar, yaitu Dr. Ipah Saripah, M. Pd., Dr. Budi Susetyo, M. Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd.. Para pakar menyatakan bahwa item-item yang telah : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

30 94 dibuat guna mempermudah dalam pelaksanaan penelitian telah memadai dan sudah dapat diujikan di lapangan setelah dilakukan beberapa perbaikan. Masukan yang diberikan para pakar adalah sebagai berikut. Dr. Ipah Saripah, M. Pd. menyatakan bahwa instrumen perlu dilakukan perbaikan tata kalimat guna memperjelas hasil dari observasi yang dilakukan, hal ini telah ditindak lanjuti dengan perbaikan pada kalimat pernyataan yang tertulis pada instrumen dan telah diperiksa ulang oleh penimbang. Dr. Budi Susetyo, M. Pd. menyatakan bahwa instrumen yang dibuat masih kurang memiliki kejelasan sehingga perlu dibuat rubrik atau keterangan penilaian yang dapat digunakan untuk mempermudah observer dalam menilai. Masukan ini telah ditindak lanjuti dengan perbaikan tata kalimat dan pembuatan rubrik instrumen guna mempermudah observer dalam melakukan penilaian. Sedangkan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd. menyatakan bahwa instrumen masih membutuhkan kedetailan lebih guna mendapatkan data yang dapat menunjang dalam penelitian. Masukan ini telah ditindak lanjuti dengan perbaikan pada tata kalimat dan lebih memperinci kalimat pernyataan agar dapat lebih mendapatkan data penelitian. Tahap selanjutnya adalah dengan mengujicobakan instrumen secara langsung ke lapangan. Setelah mendapatkan data dari lapangan, langkah selanjutnya adalah mentabulasikan data. Data yang telah ditabulasi selanjutnya dilakukan validitas konstruksi dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah pengkorelasian antar skor item instrumen dalam suatu faktor, serta mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. (Sugiyono, 2011: 125) : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

31 95 Langkah selanjutnya adalah membandingkan t hitung dengan t tabel untuk mengetahui tingkat signifikansi dengan ketentuan t hitung > t tabel. Dalam penelitian ini, proses di atas dilakukan dengan bantuan SPSS, sebuah program komputer statistik dengan tingkat akurasi yang tinggi. Penentuan signifikansi dapat dilihat dari nilai p < 0,05. Proses pengolahan dan hasil uji validitas dibantu dengan software komputer terpercaya dalam menghitung statistik yaitu program SPSS versi 17. Software tersebut mempermudah peneliti untuk menyingkat proses perhitungan secara akurat dalam waktu yang singkat dengan hasil yang diyakini kebenarannya. Butir pernyataan kreativitas yang telah diujicobakan, diperoleh bahwa semua pernyataan valid. Instrumen di ujicobakan kepada 35 peserta didik SD Darul Hikam Bandung (tidak ada ketetapan tentang jumlah sampel uji coba). Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui kesahihan (validitas) instrumen. Berikut kisi-kisi instrumen setelah uji coba. Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kreativitas (Setelah Uji Coba) Variabel Aspek Indikator Nomor Item Kreativitas 1. Kognitif 1.1 Pengajuan Pertanyaan Mandirimengarahkan 2 diri Pengelolaan sumber Pengembangan produk Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi Ketrampilan 9 : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Jumlah 16

32 96 Variabel Aspek Indikator Nomor Item metodologis dan penelitian 1.10 Transformasi Metafor dan analogi Kelancaran Kelenturan Orisinalitas Pemerincian (elaborasi) Pengenalan dan ingatan Afektif 2.1 Pempribadian nilai 2.2. Pengikatan diri pada hidup produktif 2.3 Menuju Perwujudan diri 2.4 Keterbukaan terhadap perasaan-perasaan majemuk 2.5 Meditasi dan Kesantaian 2.6 Keselamatan psikologis dalam berkreasi. 2.7 Penggunaan khayalan dan tamsil. 2.8 Rasa ingin tahu 2.9 Keberanian mengambil resiko Kepekaan terhadap masalah Tenggang rasa terhadap kesamaan (kedwiartian) Percaya diri Jumlah 12 Total 28 b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan instrumen sebagai alat pengumpul data. Pengujian reliabilitas yang dilakukan : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

33 97 pada instrumen penelitian adalah dengan menggunakan internal consistency. Internal consistency menurut Sugiyono (2011: 131) adalah pengujian yang hanya dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja, dimana selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half). Secara keseluruhan perhitungan ini dibantu dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17. Kriteria untuk mengetahui reliabilitas, menggunakan klasifikasi kriteria yang dikemukakan oleh Riduwan (2006: 138) yang tertulis dalam tabel berikut. Tabel 3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Kriteria Interpretasi Reliabilitas Derajat reliabilitas sangat tinggi Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sangat rendah (Sugiono, 1999 :149) Uji reliabilitas instrumen kreativitas peserta didik hanya dilakukan pada butir item pernyataan yang telah memiliki tingkat validitas tinggi. Apabila r hitung > r tabel, maka butir item pernyataan raliabel, sebaliknya bila r hitung < r tabel, maka butir item pernyataan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17 didapatkan reliabilitas sebesar 0,979. Hasil uji reliabilitas ini dapat dimaknai bahwa pedoman observasi yang digunakan sebagai alat : Studi Eksperimen Semu pada Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI

PENGGUNAAN CLAY THERAPY DALAM PROGRAM BIMBINGAN UNTUK PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN CLAY THERAPY DALAM PROGRAM BIMBINGAN UNTUK PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN CLAY THERAPY DALAM PROGRAM BIMBINGAN UNTUK PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR Aniek Wirastania Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya email: aniek.bk04@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun 80 Bab III akan membahas BAB III METODE PENELITIAN pokok bahasan pada Bab III ini dimulai dari populasi rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun desain penelitian yang digunakan, dan sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penggunaan pendekatan kuantitatif adalah dimungkinkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 72 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Pokok bahasan bagian ini adalah lokasi dan subjek populasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan atau Research and Development. Metode penelitian pengembangan pendidikan adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif yaitu metode Pre Experiment (Quasi Experiment). Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gagasan pemikiran penelitian yang dilakukan disampaikan pada Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Gagasan pemikiran penelitian yang dilakukan disampaikan pada Gambar 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Gagasan pemikiran penelitian yang dilakukan disampaikan pada Gambar 3.1 SKGP Elektrometri Kompetensi Calon Guru Kimia Kecerdasan Majemuk Praktikum Elektrometri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Jenis metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Tujuan penelitian dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan locus of control internal dalam pembelajaran pada siswa kelas XI SMA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 62 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada Bab. III tentang Metode Penelitian ini akan diawali dengan pembahasan tentang metode penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai lokasi dan subjek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel, 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab III disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian, dengan pokok bahasan utamanya yaitu: Metode dan Pendekatan Penelitian, Desain Penelitian,

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Setiap penelitian harus memiliki metode penelitian yang sesuai dengan jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, design and develop

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 75 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu menghasilkan model pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian 74 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan pengambilan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini bertempat pada salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Paorama 3 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014, secara administratif terdaftar dan aktif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitaif dengan metode penelitian eksperimen. Menurut Hatimah, dkk. (2010:120) eksperimen merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Tujuan penelitian dengan kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki(kamus Umum Bahasa Indonesia). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian tentang efektivitas teknik restrukturisasi kognitif dalam mereduksi kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Ketika akan melakukan penelitian terdapat beberapa objek yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti berupa variabel. Ketika melakukan penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, yakni menitikberatkan pada pengembangan kerangka model e- learning yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab tiga menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri atas pendekatan penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Menurut Sugiyono (2012)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SDN Buniasih yang berada di wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Kadipaten. SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja review ahli, hasil uji coba kelompok kecil dan hasil uji coba empiris.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja review ahli, hasil uji coba kelompok kecil dan hasil uji coba empiris. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil pengembangan inventori kesiapan kerja yang meliputi: hasil penelitian dan pembahasan pengembangan inventori kesiapan kerja review

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut F. N. Kerlinger (Sugiyono, 2010) variabel adalah konstrak (construck) atau sifat yang akan dipelajari. Berdasarkan hal tersebut, Sugiyono (2010:61)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah lapangan (Field Research). Yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk menggali, data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung yang beralamat di Jalan Sukagalih No. 80 Bandung. Populasi dalam penelitian adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang dilaksanakan di SMA 2 Bae Kudus. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, metode penelitian, desain penelitian, langkah-langkah penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, metode penelitian, desain penelitian, langkah-langkah penelitian, 6 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan penelitian, metode penelitian, desain penelitian, langkah-langkah penelitian, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, populasi penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi eksperimental reserch). Eksperimen semu merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar peningkatan penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut dilakukan. Adapun penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan di lakukan di SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013. B. Metode Penelitian Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, meskipun pada dasarnya proses pendidikan dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi operasional Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu: 1. Kreativitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK 2 SWADHIPA Natar dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun 2013/2014 B. Metode Penelitian Metode dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TK At-Taqwa Bandar Jaya Barat dan dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Ciri dalam sebuah kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, rancangan program

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, rancangan program BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kota Bandung pada tahun pelajaran 2012/2013. Subjek populasi atau sampel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci