BAB I PENDAHULUAN. daya tarik Negara ini. Sebagaimana semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal
|
|
- Liani Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman baik suku, ras maupun agama. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang dapat dikatakan suatu daya tarik Negara ini. Sebagaimana semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meski berbeda-beda namun tetap satu jua, yakni Indonesia. Dari semboyan tersebutlah rakyat Indonesia di harapkan dapat tetap berdampingan secara damai dalam keberagaman tersebut. Dimana Indonesia merupakan Negara dengan beragam suku, etnis dan juga agama. Negara kita memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, dan 6 agamanya yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghuchu. Kebudayaan Indonesia sangatlah beragam maka dari itu sangat kompleks. Kelompok manusia yang tinggal dan menetap, dan berinteraksi dengan cukup lama sehingga menghasilkan suatu kebudayaan kelompok itu sendiri, masingmasing dari kebudayaan yang dihasilkan tersebut mempunyai ciri khas dan keunggulan masing-masing. Kehidupan beragama tercermin dalam sikap, perilaku dan tindakan sesuai dengan nilai-nilai agama yang menekankan hidup beragama, toleransi dan penghargaan atas pluralitas yang belakangan ini mengalami tantangan yang hebat sekali. Toleransi itu sendiri dalam kehidupan beragama di Indonesia yang sangat multikultural dan multiagama, mungkin tidak akan mudah untuk belajar toleransi apalagi dalam hal beragama karena agama adalah hal yang sangat luhur dan tidak bisa diganggu gugat. 1
2 Dasar pendidikan sosial dalam mendidikanak adalah membiasakan anak berperilakuyang sesuai etika dan tatanan yang ada dalammasyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut,di negara Indonesia ada dasar negara yangdihormati oleh masyarakat sebagai acuandalam berperilaku di negara yaitu pancasila.lima sila yang terkandung didalamnyamenjelaskan bagaimana kehidupan bangsayang diatur sesuai dengan kepribadian bangsayang ingin dicita citakan. Kelima sila tersebutdiantaranya berketuhanan, berperikemanusiaan,menciptakan persatuan dankesatuan, jiwa kerakyatan dan berkeadilanuntuk mewujudkan kesejahteraan sosial.dalam hal pendidikan dengan mengamalkankelima sila tersebut maka diharapkan adapribadi pribadi yang sesuai dengan sila sila tersebut. Harapannya adalah agar anak anakmemiliki pribadi yang mengenal pribadibangsanya, mengenal norma, adat istiadat dantata krama yang sudah dimiliki bangsaindonesia sejak dahulu. Dengan segala perbedaan yang ada tersebut sudah tentu rentan terhadap konflik. Sehingga agar terhindar dari konflik yang tidak diinginkan tentu kita membutuhkan suatu sikap saling menghargai perbedaan masing-masing yang biasa disebut dengan toleransi. Selain itu dari sikap toleransi, tumbuhlah sikap perduli juga sangat dibutuhkan meski sulit di praktekkan. Sikap perduli atau empati merupakan sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain serta keperdulian yang mendalam sehingga tumbuh rasa iba dan kasih untuk dapat menolong orang lain. Rasa empati ini merupakan kelanjutan rasa simpati. Maka dari itu sikap empati sosial ini sangat dibutuhkan didalam masyarakat majemuk agar tercipta suasana aman dan tenteram serta sejahtera. 2
3 Seperti yang diungkapkan oleh Brock (2012), bahwa anak usia dini (pembelajar) membutuhkan jiwa profesionalitas dan hal tersebut didapatkan dari pembentukan peraturan dan kurikulum yang dilakukan oleh pendidik. Menurut Albertus (2010 dalam Wibowo, 2012), agar pendidikan karakter efektif hendaknya menyertakan tiga basis pendekatan yaitu pendidikan karakter berbasis kelas (classroom based), kultur sekolah (school culture), dan komunitas (community). Unsur kultur sekolah menjadi hal mendasar bagi tercapainya tujuan pendidikan karakter. Pengkulturan yang berkarakter bagi peserta didik dapat tercapai dengan efektif melalui peran pendidik yang memahami dan dapat mengimplementasikan makna dari pendidikan karakter (the meaning of character education). Perlu adanya faktor penguatan (reinforcement factors) yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi habit dan akan membudaya (culturing) dalam kehidupan peserta didik hingga dewasa (Suminar, 2010). Sanger dan Osguthorpe (2012) menyebutkan bahwa guru atau pendidik adalah sosok contoh (model atau patron) dari peserta didik (client) dalam bertindak dan berperilaku serta menjadi pendukung yang efektif dan menjadi sosok yang bertanggung jawab dalam praktek pembelajaran peserta didik khususnya dalam konteks lembaga pendidikan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peran pendidik dan karakteristik pendidik saling berhubungan meskipun tidak secara langsung. Seorang anak memulai proses belajar sejak menit-menit pertama dalam hidupnya. Murid atau peserta didik berhak mendapatkan pelayanan yang bermakna (meaningful), seperti lingkungan yang bermanfaat untuk proses belajar yang efektif (Leikin & Dinur, 2011). Mengajar yang efektif (effective teaching) 3
4 merupakan seperangkat perilaku yang dilakukan oleh pendidik yang efektif (effective teacher) dalam pekerjaan harian mereka. Banyak ahli pendidikan berpendapat bahwa keefektifan seorang pendidik merupakan kombinasi antara pengetahuan, skill, dan karakteristik personal (Katz, 1993 dalam Colker, 2008). Pendidikan anak sejak usia dini juga didasarkan pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan ditujukan untuk anak sejak lahir sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut (Pasal 1 ayat 4). Salah satu lembaga pendidikan yang dapat melakukan penanaman nilai toleransi adalah Taman Kanak-Kanak (TK) yang merupakan salah satu pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bersifat formal. Kebun ajamu merupakan daerah pesisir. Kebun Ajamu berada di kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. Kebun Ajamu berjarak ± 90 Km dari Rantau Prapat atau 400 Km dari Medan. Penduduk Kebun Ajamu memiliki suku, etnis agama yang berbeda. Suku yang ada di Desa Kebun Ajamu yaitu suku melayu, batak. Desa Kebun Ajamu merupakan desa multietnis yang terdiri dari beragam suku antara lain etnis melayu, batak toba, batak mandailing, aceh, etnis, begitu juga dengan Kebun ajamu mayoritas penduduknya adalah agama islam, disamping itu bukan hanya agama islam saja yang ada didesa tersebut akan tetapi ada agama lainnya seperti agama batak, protestan. 4
5 Kebun ajamu memiliki sebuah lembaga pendidikan yaitu Taman Kanak- Kanak (TK)Pamardi Siwi. TK berdiri pada tahun 1969 dan sampai sekarang masih aktif. TK pamardi siwi merupakan TK yang berbentuk formal. Taman Kanak-Kanak (TK) Pamardi Siwi merupakan lembaga pendidikan anak umur 4-6 tahun. TKPamardi Siwidi bagi menjadi dua kelas yaitu TK kelompok A dan TK kelompok B dengan jumlah 30 orang anak setiap satu kelas. Setiap satu kelas terdapat beberapa suku, agama, dan budaya yang berbeda-beda, diantaranya beragama islam dan batak. Anak di TK tersebut menjadi satu kelas dengan perbedaan agama suku dan budaya masing-masing. Pendidikan nilai toleransi pada anak memberikan dampak yang baik pada anak untuk bisa saling menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan dan saling menghormati satu sama lain. Pengenalan dan pembiasaan pelaksanaan pendidikan nilai toleransi yang dilakukan oleh pendidik di TK Pamardi Siwi merupakan salah satu yang menjadi tujuan dari nilai pendidikan anak usia 4-6 tahun. Anak yang bersekolah di TK Pamardi Siwi berasal dari keluarga yang berbeda latar belakang ekonomi, kebudayaan, agama maupun pola asuh dalam keluarga. Jumlah peserta didik TK Pamardi Siwi pada tahun pelajaran dan lebih banyak dari tahun karena jumlah anak yang masuk semangkin meningkat. Anak di Tk Pamardi Siwi kelompok kelas B dan kelompok kelas A TK Pamardi Siwi, ditemukan bahwa karakteristik siswa berbeda dengan tahun sebelumnya. Beberapa anak dominan dalam kegiatan bermain maupun dalam mengungkapkan ide dan pendapat. Masalah sering terjadi ketika anak menemui adanya perbedaan diantara mereka. Perbedaan bisa dalam bentuk ide, kepemilikan 5
6 barang, atau pengalaman serta kebiasaan sehari-hari. Anak lebih dominan hanya berteman dengan anak yang sependapat atau mempunyai persamaan bahkan memaksakan kehendak sehingga dalam berinteraksi sering timbul permasalahan dalam bersosialisasi, misalnya anak tidak sabar menunggu giliran, anak suka memaksakan kehendaknya atau keinginannya. Selain itu anak yang merasa kurang mampu hanya diam dan menarik diri saat melakukan kegiatan di sekolah. Anak menjadi tidak bebas berteman atau berinteraksi dengan teman yang lain karena merasa berbeda, dan hanya mau bermain dengan teman yang mempunyai persamaan. Kelompok yang lebih suka bercerita selalu ingin mendapat giliran terlebih dahulu dan memaksakan kehendak atau ide mereka, dan anak kurang menghargai teman yang berbeda. Guru menyadari adanya kelemahan dalam pengelolaan kelas, dan apabila perbedaan keinginan terus dibiarkan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan keengganan bagi anak yang lain untuk menyampaikan pendapat atau aktif berkegiatan. Kegiatan di sekolah yang semula dianggap potensial dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak akan menjadi kegiatan yang tidak menyenangkan. Perlu ada tindakan dan usaha untuk mencoba merubah strategi pembelajaran untuk mengatasi masalah. Aturan yang ada diterapkan dan diupayakan tetapi belum mampu merubah kebiasaan anak agar menghargai dan mau mendengarkan pendapat yang berbeda. Sebagai contoh anak tetap berbicara dengan teman yang lain saat guru memberikan kesempatan anak yang beragama Kristen untuk berdoa terlebih dahulu, meskipun sebelumnya guru sudah memberitahu aturan untuk menghargai dan tidak mengganggu teman yang sedang berdoa. Saat guru memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat 6
7 anak kurang memperhatikan dan suka menyela saat anak yang lain sedang bercerita. Adanya fenomena banyaknya kekerasan yang terjadi ditengah masyarakat seperti diskriminasi terhadap agama, suku, budayayang berbeda dengan kelompok lain. Peristiwa tersebut sungguh sangat meresahkan masyarakat sehinga terjadi kekerasan perbedaan pendapat, saling tidak menghargai satu dengan yang lain. Kejadian tersebut dianggap melanggar baik peraturan, etika hukum dan moral bangsa Indonesia yang dikenal memiliki karakter ramah, bergotong royong dengan azas persatuan dan kesatuan serta sila-sila lainnya dalam Pancasila. Hal tersebut menimbulkan masalah efektivitas pendidikan, dimana pendidikan nilai toleransi menjadi salah satu bagian pembelajaran dalam pembentukan karakter peserta didik di TK Pamardi Siwi. Sekolah sebagai tempat yang mewakili komunitas masyarakat merupakan cermin keragaman dalam masyarakat, karena itu sekolah dapat membantu anak memahami dan menghormati keragaman. Sekolah dapat mengajarkan nilai-nilai demokratis yang meliputi menghargai perbedaan agama, suku,dan budaya dan (Blum, 2010). Kuncinya adalah dengan membangun pemahaman anak-anak tentang perbedaan budaya, menghargai perbedaan. Guru dapat menggunakan pengetahuan siswa tentang pelajaranmultikultural seperti budaya dan etnis sebagai kerangka kerja untuk melakukan inquiry serta melaksanakan instruksi (Benks et. all, dalam Tarman & Tarman 2011). model inquiry atau penyelidikan ini dengan fokus belajar pada ide, pertanyaan, dan pengetahuan anak, bukan pada guru (Eick & Redd, 2002). 7
8 Penanaman nilai toleransi di kelompok Kelas B pamardi Siwi, penulis lebih memfokuskan pada kelompok kelas TK B. Alasan penulis lebih memfokuskan pada TK B adalah karena melihat bahwa umur anak yakni 5-6 tahun, indikator kemandirian dan kedisiplinan terhadap perbedaan agama dan pendapat antara teman sudah lebih dipahami sehingga guru mudah untuk lebih menanamkan nilai toleransi pada anak usia 5-6 tahun memiliki perkembangan yang lebih dibandingkan dengan usia di bawah 4-5 tahun. Penanaman nilai toleransi diterapkan pada seluruh anak di Tk Pamardi Siwi termasuk siswa TK B yang menjadi fokus penelitian. Hal ini dapat diamati dengan dibuatnya peraturan yang ketat bagi guru, siswa dan juga orang tua, bagiamana metode yang di gunakan guru dalam membiasakan siswa mandiri dan disiplin dalam menghargai perbedaan agama, budaya yang dimiliki masingmasing anak, dan bagimana interaksi antara guru dengan siswa dalam melatih mandiri dan disiplin. Nilai toleransi dalam lingkup sekolah merupakan yang sangat penting, sebab setiap individu dalam lembaga pendidikan belajar hidup bersama untuk mengasah kepekaannya mengenai moral yang dimiliki individu masing-masing. Nilai toleransi ditujukan pada kepatuhan dan ketaatan seseorang terhadap normanorma dan aturan yang berlaku dalam kehidupan kelompok masyarakat. Nilai toleransi bertujuan untuk mendidik, membina, dan menjamin kesejahteraan individu ataupun masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Nilai toleransi menjadi perhatian karena adanya kelompok masyarakat. Tanpa adanya norma dikelompok masyarakat maka akan mengalami kekacauan dan kehancuran karena setiap 8
9 individu mempunyai kecendrungan dalam berprilaku sesuai dengan keyakinannya. Perilaku toleransi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor lingkungan, keluarga, dan sekolah. Tidak dipungkiri sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam memebentuk dan mempengaruhi anak. selain sekolah, faktor lingkungan sangat kuat dalam mempengaruhi pembetukan tingkah laku anak. Apabila anak berada pada lingkungan yang memiliki toleransi ia dengan sendirinya juga memiliki nilai toleransi kepada kelompok yang lain. Faktor keluarga mempunyai peran dalam mendidik anak, apabila anak berada pada lingkungan yang memiliki sikap toleransi kepada kelompok lain maka anak akan terbiasa bersikap mengahargai terhadap kelompok lain setiap harinya. Faktor tersebut yang harus diperhatikan agar tidak terjadi diskriminasi terhadap kelompok yang berbeda dalam dunia pendidikan dapat teratasi dan mempengaruhi situasi lingkungan yang menghamabat proses pembelajaran anak di TK Pamardi Siwi. Pengenalan dan pembiasaaan tentang nilai toleransi anak di TK Pamardi Siwi masih kurang kesiapan pendidik untuk untuk pengenalan dan pembiasaan yang dilakukan tentang nilai toleransi pada anak masih belum tercapai. Hal ini terlihat pendidikan nilai toleransi yang dilaksanakan belum menggambarkan nilai toleransi pada kelompok lain, banyaknya kendala dalam mengoptimalkan pendidikan toleransi terlihat kerjasama guru sebagai pendidik dan orang tua yang bekerjasama dalam melakukan pendidikan kedisiplinan. Dengan menggunakan nilai toleransi membantu anak agar mendapat mengembangkan pengendalian diri dan memperoleh suatau batasan untuk memperbaiki tingkah lakunya yang salah. 9
10 Dilihat dari berbagai hal tersebut dari pengenalan dan pembiasaan nilai toleransi, diharapkan anak akan sesuai dengan kaidah-kaidah nilai toleransi. Dari hal terseebut perlu adanya pengenalan dan pembiasaan pada anak di TK Pamardi Siwi agar terbentuknya sikap anak. karena pengenalan nilai toleransi pada anak baik jika diperkenalkan sedini mungkin, diharapkan pegenalan sedini mungkin dapat membentuk sesuai dengan nilai-nilai toleransi. Masalah pedidikan nilai toleransi yang diterapkan sejak dini menjadi ketertariakan peneliti. Peneliti tertarik pada nilai toleransi TKPamardi Siwi dalam memeperkenalkan kedisiplinan karena pendidikan nilai toleransi sesuai diperkenalkan pada masa awal perkembangan anak, karena TK sebagai awal dari perkembangan masa anak untuk ditanamkan pengenalan dan pembiasaaan nilainilai toleransi. Fokus utama dalam penelitian ini adalah nilai-nilai toleransi pada anak, karena masalah pendidikan nilai toleransi cocok untuk diperkenalkan kepada anak di TKPamardi Siwi sejak dini. Pengenalan nilai toleransi merupakan langkah awal pembentukan dari nilai toleransi anak. 10
11 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana bentuk penanaman nilai-nilai toleransi pada anak ditaman Kanak-kank Pamardi Siwi PTPN Nusantara IVKebun Ajamu Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu? 2. Bagaimana fungsi kurikulum dalam pendidikan karakter ditaman Kanak-Kanak Pamardi Siw PTPN Nusantara IVkebunAjamu Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk penanaman nilai-nilai toleransi pada anak ditaman Kanak-kanak Pamardi Siwi PTPN Nusantara IVKebun Ajamu Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu? 2. Bagaimana fungsi kurikulum dalam pendidikan karakter ditaman Kanak-kanak Pamardi Siwi PTPN Nusantara IV Kebun Ajamu Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu? 11
12 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pemahaman dan pengetahuan bagi mahasiswa ilmu Sosiologi khususnya Sosiologi Pendidikan dan Sosiologi Keluarga serta dapat memberikan sumbangan dalam ilmu sosial. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai rujukan penelitian bagi mahasiswa Sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan. b. Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi Masyarakat, terkhusus Orang tua dan juga Aparat yang berkaitan dengan pendidikan seperti: Guru, Dinas pendidikan, Kepala Desa. Sehingga masyarakat dapat memahami arti dari nilai pendidikan pada anak tersebut. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ilmu sosiologi dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang lain yang melakukan penelitian serupa. 12
13 1.5 Defenisi Konsep Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang merujuk pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan refleksi sempurna. Dalam sosiologi, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan diobservasi (Suyanto, 2005:49). Defenisi konsep yang digunakan sebagai konteks penelitian ini antara lain sebagai berikut : Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan atau belajar mengajar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu menuju kearah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar Peran Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan Taman Kanak-kanak (TK) Taman kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang meyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Secara terminologi, usia anak 4-6 tahun disebut sebagai masa usia prasekolah. Istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 ayat 14 menyatakan :Pendidikan 13
14 anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Karakter Karakter adalah proses menggunakan nilai dalam bentuk tingkah laku sehari-hari sehingga tercermin tingkah laku yang jujur, baik, dan ramah. karakter adalah sesuatu yang terfokus pada watak seseorang yang nantinya mencerminkan perilaku dari seseorang. Karakter dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai perilaku. Karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum atau konstitusi, adat istiadat, dan estetik (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2011). Kebiasaankebiasaan yang ditanamkan dengan baik dan berulang-ulang dapat membentuk karakter yang baik pula Toleransi Toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah suatu perbuatan yag melarang terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam masyarakat. 14
BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dijadikan sebagai salah satu sumber informasi materi yang penting bagi guru maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL
1 OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL Oleh Vivit Risnawati NIM : 2009/51093 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh KARTIKA SANI A. PENGATAR Pendidikan karakter menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang esensial didalam setiap kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak mungkin terjadi atau terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakannegara multikultural yang memiliki keberagaman ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau yang tak terhitung jumlahnya. Bentuk negara kepulauan tersebutlah yang menghasilkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk
Lebih terperinciPENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA
PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : 118114058 PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih
MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan, kelompok dan agama, dan strata sosial. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang dengan pesat di berbagai aspek perkembangan. Salah satunya adalah aspek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan
Lebih terperinciTUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara
Lebih terperinciPERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA
PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini ialah anak yang baru dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat fundamental dalam menentukan pembentukan karakter
Lebih terperinci2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal sholeh)
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan salah satu proses dalam membentuk, mengarahkan dan mengembangkan kepribadian seseorang, serta menjadikan seseorang menjadi good and smart. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan sangat penting untuk masa depan seorang anak oleh karena itu pendidikan yang ada harus bermutu dan mampu menjadi wahana untuk membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciPERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN
PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN SKRIPSI Diajukan Guna Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Guru PAUD Fakultas keguruan
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang ada dan diciptakan di muka bumi ini selalu memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara utuh, bahkan meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Meta Nurlaela, 2014 Meningkatkan kedisiplinan anak melalui pemberian teknik token
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus wajib mengikuti jenjang pendidikan baik jenjang
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU
PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU Trisnawati, Ilmi muyasaroh Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini
Lebih terperinciPeran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak
Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I 125120307111024 Pendahuluan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu pendidikan yang ditujukkan
Lebih terperinciABSTRAK
STIMULUS KESANTUNAN BERBAHASA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK Octaria Putri Nurharyani Roch Widjatini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: octariaputri97@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar bagi pembentukan sumber daya manusia di masa mendatang (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan
Lebih terperinciGuru biasa memberitahu. Guru baik menjelaskan. Guru ulung memperagakan. Guru hebat mengilhami. (William Arthur Ward)
Lenny Nuraeni, M.Pd Guru biasa memberitahu. Guru baik menjelaskan. Guru ulung memperagakan. Guru hebat mengilhami (William Arthur Ward) Etika mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang plural dan multikultural.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO
UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO Hasnah 1 ABSTRAK Masalah pada penelitian ini adalah : apakah dengan menggunakan penerapan pembiasaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini merupakan masa yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL
PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. Akuntansi www.mercubuana.ac.id 1. PENGERTIAN. 2. PARAMETER. 3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK. 4. SEBAGAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Fundamen terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan ini mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari ruang lingkup yagn kecil yaitu keluarga, sampai yang terluas yaitu dunia. Idealnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Manusia diharapkan dapat hidup bermasyarakat secara positif dalam hal berfikir, bersikap dan berprilaku kepada siapapun tanpa terkecuali melihat perbedaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan. Fenomena tersebut,
Lebih terperinciLAPORAN PENGAMATAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
LAPORAN PENGAMATAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Tentang IDEOLOGI PANCASILA Pancasila, Alat Pemersatu Bangsa Indonesia Yang Tak Dapat Tergantikan Oleh : Umminun Nasrul Kurnia Putri Kelas : XII IPA 1 MAN KALABAHI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu hidup bersama, hidup berkelompok-kelompok. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Membangun dan mengembangkan karakter yang baik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan merupakan upaya meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.
Lebih terperinciMENANAMKAN NILAI MORAL MELALUI PEMBELAJARAN BOLAVOLI. Oleh: Yuyun Ari Wibowo Universitas Negeri Yogyakarta
MENANAMKAN NILAI MORAL MELALUI PEMBELAJARAN BOLAVOLI Oleh: Yuyun Ari Wibowo Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Pembelajaran bolavoli merupakan bagian dari pendidikan jasmani, sementara pendidikan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu atau manusia dalam bersosialisasi. Seiring dengan berjalannya waktu, setiap manusia pasti akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum pendidikan di Indonesia seperti halnya di negara lain, selalu ditinjau ulang setiap 10 tahunan. Hasil peninjauan ulang terakhir menghasilkan Kurikulum 2013.
Lebih terperinci