SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA USIA TAHUN DABIN SD INTI KETITANGKIDUL KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA USIA TAHUN DABIN SD INTI KETITANGKIDUL KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009"

Transkripsi

1 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA USIA TAHUN DABIN SD INTI KETITANGKIDUL KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Sudarto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

2 SARI Sudarto Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Puera Usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2. Drs. Kriswantoro, M.Pd. Latar belakang pemilihan judul tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani Siswa Putra Usia Tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) untuk kelompok tahun. 2. Untuk mengetahui apakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 termasuk dalam kategori sangat baik, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kesegaran kasmani siswa putra usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra usia tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009, meliputi 7 Sekolah Dasar yaitu SDN Bojongwetan sejumlah 62 siswa, SDN Ketitanglor sejumlah 62 siswa, SDN Ketitangkidul sejumlah 53 siswa, SDN 01 Menjangan sejumlah 35 siswa, SDN 02 Menjangan sejumlah 16 siswa, SDN 01 Duwet sejumlah 31 siswa dan SDN 02 Duwet sejumlah 19 siswa. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 278 siswa, sedangkan sampel yang diambil sejumlah 70 siswa dari populasi dengan tehnik Stratifield Proportional Random Sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel terikat yaitu tingkat kesegaran jasmani yang diukur dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk siswa putra usia tahun, yang diukur dengan item tes ; lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dan dalam menganalisa data menggunakan analisis statistik yaitu analisis deskriptif persentase dengan memberikan kategori baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. Hasil penelitian terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan bernilai rata-rata sedang dengan memperoleh angka 45,72 %. Jumlah sampel yang berkategori sedang sebanyak 32 siswa. Rincian hasil dalam tes kesegaran jasmani terhadap 70 sampel adalah kategori baik sekali 5,71 % sebanyak 4 siswa, kategori baik 37,14 % sebanyak 26 siswa, kategori kurang 11,43 % sebanyak 8 siswa, sedangkan kategori kurang sekali 0 %. ii

3 Kegunaan dari penelitian adalah : 1. untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/ Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 3. Sebagai bahan informasi kepada instansi terkait. Simpulan dari penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 bernilai rata-rata sedang dengan memperoleh angka 45,72 %. Saran-saran : 1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar hendaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani benar-benar harus diperhatikan sehingga diharapkan dapat menunjang kemampuan belajar sekaligus prestasi belajar siswa, baik akademik maupun non akademik. 2. Diharapkan peran aktif pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk memperhatikan dan berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar dan memberi pembinaan bagi anak usia Sekolah Dasar di masing-masing sekolah. iii

4 PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Hari : Jum at Tanggal : 4 September 2009 Panitia Ujian Ketua Panitia Sekretaris Drs. M. Nasution, M. Kes. NIP Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd. NIP Dewan Penguji 1. Dr. Sugiharto, M.S ( Ketua ) NIP Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd. ( Anggota ) NIP Drs. Kriswantoro. M.Pd. ( Anggota ) NIP iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Manusia hanya mempunyai dua cara untuk belajar, satu dengan membaca dan satunya lagi berkumpul dengan orang-orang yang lebih pintar ( Will Rogers). PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Istriku Lucia Prabawati Prastyaningsih dan anakku tercinta Rio dan Deo. 2. Rekan-rekan PJKR Almamater FIK UNNES. v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Selanjutnya peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang tersebut dibawah ini yang telah membantu tersusunnya penulisan ini, yaitu : 1. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Drs. Kriswantoro, M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Sugiharto, MS. sebagai penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. M. Nasution, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk penelitian ini. 5. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, atas persetujuan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan beberapa masukan dan informasi yang cukup akurat dalam penulisan skripsi ini. 7. Wiro, S.Pd. Kepala UPT Pendidikan Bojong yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini. 8. Sutarni, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN Ketitangkidul, Harwani, S.Pd Kepala Sekolah SDN Ketitanglor, Kunaeroh, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN Bojongwetan, Sugijono, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 01 Menjangan, Waluyo, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 02 Menjangan, Darminah A, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 01 Duwet, Marsiniyati, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 02 Duwet Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini. vi

7 9. Suyanto, S.Pd, Joni Riyanto, S.Pd, Nurbowo, S.Pd, Triatmoko, S.Pd, Dini Citra Resmi, A.Ma, Ponijo, A.Ma.Pd. Kastomo, Sudarno, dan Kimoyo yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 10. Semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga segala amal baik dari semua pihak mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, banyak kelamahan dan kekurangan sehingga diharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat penyempurnaan untuk kemajuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Semarang, September 2009 Peneliti vii

8 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Sari... ii Halaman Pengesahan... iv Moto dan Persembahan... iv Kata Pengantar... vi Daftar Isi...viii Daftar Tabel... x Daftar Lampiran... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Permasalahan Tujuan Penelitian Penegasan Istilah Kegunaan Hasil Penelitian... 9 BAB I I LANDASAN TEORI Pengertian Kesegaran Jasmani KomponenKesegaran Jasmani Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani Fungsi kesegaran jasmani Tes Kesegaran Jasmani Fase Perkembangan Daerah Binaan BAB III METODE PENELITIAN Metode Penentuan Objek Penelitian Metode Pengumpulan Data Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Penelitian viii

9 3.4 Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dan Pembahasan Secara Umum Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan...31 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan...32 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan...32 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia...35 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia...36 Formulir TKJI Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan...47 x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Daftar Nama Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Daftar Nama Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Daftar Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Daftar Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Daftar Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Daftar Nama Tenaga Pembantu Saat Penelitian Lari 40 meter Gerakan Gantung Siku Tekuk Gerakan Baring Duduk 30 detik Loncat Tegak Lari 600 meter Surat Tugas Dosen Pembimbing Surat Keterangan Ijin Penelitian Dari Dekan Surat Rekomendasi Penelitian Pendidikan Dari UPT Pendidikan Bojong Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Kepala Sekolah Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Surat Keterangan Sertifikat Pengujian Stop Watch Dokumentasi...85 xi

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran/kesegaran para siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. Berolahraga itu menyenangkan sehingga pola pengajarannya diarahkan untuk membimbing siswa dalam melakukan aktivitas jasmani di sekolah. Selain itu siswa diajarkan pula bagaimana mempraktikkan kebiasaan hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari (Tim Abdi Guru, 2007:V). Menurut Aip Syarifudin dkk (2003:2.3), pendidikan jasmani dan olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat berupa permainan. Tujuannya tidak sama, akan tetapi dalam bagian tertentu menunjukkan kaitan satu sama lain. Adapun tujuan pendidikan jasmani diantaranya adalah meningkatkan kesenangan, dan kekayaan gerak, meningkatkan kesehatan jasmani rohani dan sosial, mensiagakan menghadapi tugas dan waktu senggang. Dengan kata lain pendidikan jasmani bertujuan untuk pertumbuhan gerak. Menurut Edward dalam Aip Syarifudin dkk ( ), pengertian olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games dan Sport. Karakteristik bermain (play) meliputi : a. Bebas, sukarela, tanpa paksaan dalam berpartisipasi.

13 2 b. Aktifitas bermain terpisah dari pembatasan ruang dan waktu c. Hasil dari aktifitas bermain adalah tidak direncanakan d. Tidak menghasilkan nilai yang permanent e. Peraturan bermain tergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan situasional f. Kualitas bermain merupakan bagian kehidupan nyata/ sehari-hari Games merupakan bagian dari bermain (play). Games memiliki karakteristik yang ada pada bermain, tetapi semua diatur dalam peraturan yang sengaja dibuat (disusun) yang harus ditaati bersama. Ciri utama dari Games adalah kompetisi, sehingga hanya individu atau kelompok yang mempunyai standar keterampilan yang tinggi akan berhasil, tergantung tehnik, fisik, strategi atau kesempatan. Olahraga (sport) merupakan bagian dari permainan dalam pertandingan. Perbedaannya terletak pada prasyarat tingkat kecakapan. Olahraga merupakan permainan yang sudah dilembagakan dalam masyarakat seperti halnya pendidikan, agama dan pemerintahan. Menurut Aip Syarifudin dkk (2003:1.11), olahraga adalah aktivitas jasmani yang berbentuk perlombaan atau pertandingan untuk memperoleh prestasi yang tinggi dan kemenangan. Menurut Ensiklopedia Indonesia dalam Aip Syarifudin dkk (2003:1.17), menyebutkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah olahraga yang dilakukan tidak semata-mata untuk mencapai prestasi, terutama dilakukan di sekolah yang terdiri

14 3 atas latihan tanpa alat dan dengan alat dilakukan di dalam ruangan dan di lapangan terbuka. Menurut Menpora dalam Aip Syarifudin dkk (2003: 1.17) Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui berbagai kegiatan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Menurut Rusli Lutan (2002: 17-18), Pendidikan Jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Oleh karena itu para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Program dan tujuan Pendidikan Jasmani itu bersifat menyeluruh sebab menyangkut bukan hanya aspek fisik, tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Kelak, anak muda itu menjadi seseorang percaya diri, berdispilin, sehat, bugar, dan hidup bahagia. Jadi, secara sederhana Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: a. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial

15 4 b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kesegaran/ kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani, baik secara kelompok maupun perorangan e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar untuk memberikan sumbangan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Bagan di bawah ini menunjukkan cakupan ideal pendidikan jasmani yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.

16 5 Pendidikan Jasmani Psikomotorik Praktik pengajaran beorientasi pada karakteristik perkembangan dan pertumbuhan anak Kesegaran Jasmani Gerak Perseptual Kognitif Afektif Penalaran dan pembuatan keputusan Pengetahuan tentang penjas, Olahraga dan Kesehatan Konsep diri Inteligensia emosional dan watak Gambar 1.1 Pendidikan Jasmani menuju perkembangan menyeluruh (Rusli Rutan, 2002: 20) Menurut Rusli Lutan (2002:21), kesegaran jasmani merupakan sebuah topik terpenting dari domain psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya, sistem peredaran darah, dan sistem pernapasan, sistem metabolisme dll). Pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan dan kesegaran jasmani harus dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, setiap negara termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih bagi negara yang maju,

17 6 dimana manusianya dapat dikatakan sudah sangat berkurang dalam gerak jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan dalam metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darahnya dan juga sistem syarafnya (Erpandi,2003:2). Penerapan pola hidup sehat ini dimulai dengan adanya pembiasaan hidup sehat yang dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembudayaan, sehingga peningkatan kualitas fisik yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status kesehatan, dan kesegaran jasmani juga harus dilakukan melalui proses pendidikan dan pembudayaan. Ini semua ditempuh melalui pembinaan kesegaran jasmani, pendidikan jasmani, serta pengembangannya yang ditujukan kepada seluruh masyarakat (Erpandi,2003:3). Dengan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertantang untuk mengadakan penelitian dengan judul Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun Adapun latar belakang peneliti memilih judul tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani Siswa Putra Usia Tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) untuk usia tahun. 2. Untuk mengetahui apakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten

18 7 Pekalongan tahun 2009 termasuk dalam kategori sangat baik, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui status tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian maka penulis ingin menegaskan istilah yang ada dalam judul penelitian, antara lain: Survei Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (2006: 110), Survei merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu atau jangka waktu yang bersamaan. Yang dimaksud survei dalam penelian ini adalah survei mengenai tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun Tingkat Kesegaran Jasmani Menurut Sabdoso Sumosarjono dalam Sugiharjo (2003:6-7), kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas

19 8 sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas kesehariannya dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan dapat melakukannya Daerah Binaan (Dabin) Yang dimaksud dengan daerah binaan adalah pembagian tugas dan wewenang Pengawas TK/SD diwilayah UPT Pendidikan Bojong. Pembagian tugas dan wewenang disesuaikan dengan jumlah Pengawas TK/SD di UPT Pendidikan Bojong ada 6, maka jumlah daerah binaan (Dabin) dibagi menjadi 6 wilayah Sekolah Dasar Inti Ketitangkidul Yang dimaksud dengan SD Inti Ketitangkidul adalah Sekolah Dasar yang menjadi pusat kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diikuti oleh 6 SD imbas. Jadi jumlah sekolah dasar di SD Inti Ketitangkidul ada 7 SD. SD Inti harus mempunyai guru kelas lengkap (kelas I-VI), guru mata pelajaran agama, guru mata pelajaran Penjas Orkes. Di samping itu harus ada ruang pertemuan khusus (aula) untuk kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG).

20 9 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/ Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya 5. Sebagai bahan informasi kepada instansi terkait

21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani Definisi dari kesegaran jasmani menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan adalah Daya tahan tubuh terhadap serangan segala macam penyakit; kemampuan alat-alat tubuh untuk kembali dalam keadaan normal, setelah mengalami kelelahan fisik. (Save M. Dagun, 2006:492) Menurut Moch. Moeslim (1995: 13), Kesegaran jasmani merupakan satu aspek dari kesegaran total karena kesegaran total mencakup selain kesegaran jasmani juga kesegaran mental, kesegaran sosial dan kesegaran emosional. Istilah ini mempunyai pengertian sama. Pengertian kesegaran jasmani ialah taraf kemampuan dan ketahanan kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dalam waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Taraf kesegaran jasmani yang diperlukan bagi pegawai kantor lain dengan kesegaran jasmani bagi seseorang yang bekerja disawah (seorang petani). Taraf kesegaran jasmani yang diperlukan bagi atlet muda lebih rendah dibanding dengan kebutuhan kesegaran jasmani bagi atlet elit. Dengan demikian kesegaran jasmani selalu dikaitkan segar untuk tugas apa? Menurut Sadoso Sumosarjono dalam Sugiharjo (2003:6-7), kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk

22 11 keperluan mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas kesehariannya dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan dapat melakukannya. Dari uraian dan pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kesegaran jasmani merupakan suatu keadaan kondisi fisik seseorang dalam melakukan aktivitas dengan efisien, tanpa mengalami kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki cadangan energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya yang mendadak. 2.2 Komponen Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks, yakni mencakup beberapa komponen yang ada didalamnya. Agar seseorang dikatakan dalam keadaan kondisi yang baik maka orang tersebut haruslah memiliki komponen-komponen kesegaran yang baik pula. Menurut para ahli ada 10 komponen yang mempengaruhi kesegaran jasmani seperti yang dikemukakan Larson dan Yocom yang dikutip oleh Moch. Moeslim (1995: 13-14) yaitu: 1. Kekebalan terhadap penyakit 2. Kekuatan dan daya tahan otot 3. Daya tahan kardiovaskuler respiratori 4. Kecepatan 5. Power atau kekuatan eksplosif 6. Kelincahan

23 12 7. Fleksibilitas / kelentukan 8. Koordinasi 9. Keseimbangan 10. Ketepatan (Accuracy) Kekebalan Terhadap Penyakit Unsur kekebalan terhadap penyakit berkaitan dengan aspek medik, dan merupakan faktor penting untuk kesegaran jasmani. Karena sempurnanya kesegaran jasmani berarti kebal terhadap semua penyakit keturunan maupun terjangkitnya penyakit. Kekebalan terhadap penyakit terutama ditentukan oleh faktor keturunan, disamping karena pengaruh makanan, istirahat, kebersihan, aktivitas fisik, rekreasi, pakaian (Moch. Moeslim, 1995:13) Kekuatan dan daya tahan otot Kekuatan merupakan unsure utama yang menentukan dalam penampilan gerak. Demikian pula daya tahan otot. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari kita memerlukan kekuatan dan daya tahan otot pada tahap yang memadai. Kekuatan dan daya tahan otot diartikan kemampuan seseorang menggunakan sekelompok otot-otot sesuai dengan beban atau tugas yang diberikan. Seseorang yang memiliki kekuatan dan daya tahan tinggi akan dengan mudah melakukan setiap pekerjaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Beberapa istilah tentang kekuatan: 1. Kekuatan Statik ialah daya maksimal yang dapat dikerahkan oleh seseorang secara efektif terhadap suatu obyek dengan posisi menetap. Obyeknya tidak bergerak. Kekuatan statik disebut juga kontraksi statik.

24 13 2. Kekuatan Dinamik ialah beban maksimal yang dapat dipindahkan seketika melalui ruang gerak tertentu dengan posisi badan tertentu. Kekuatan dinamik disebut juga kontraksi isotonik atau kontraksi dinamik. 3. Daya tahan otot static ialah lamanya waktu yang dapat dipertahankan otot untuk berkontraksi. 4. Daya tahan otot dinamik ialah suatu kegiatan yang bersinambung, dapat berupa gerakan untuk mengatasi suatu beban yang berat melalui ruang gerak tertentu sekurang-kurangnya dua kali ulangan atau gerakan mengatasi beban yang ringan dengan beberapa kali ulangan (Moch Moeslim, 1995:14). Menurut Suharno (1993:27) kekuatan ialah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas. Daya tahan adalah kemampuan organ seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas olahraga dalam waktu lama. Jadi kekuatan pada dasarnya menurut peneliti dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan sekelompok otot tubuh dalam menahan, mengangkat, melawan beban atau hambatan. Pada penelitian ini kekuatan sangat dominan pada item baring duduk. Sedangkan daya tahan nampak dominan sekali perannya pada item tes lari 600 meter Daya Tahan Kardiovaskuler Respiratori Daya tahan Kardiovaskuler Respiratori ialah kemampuan kontraksi sekelompok otot yang bekerja dalam waktu dan intensitas cukup lama dengan memenuhi fungsi peredaran dan pernafasan. Efisiensi sistem Kardiovaskuler Respiratori ini penting karena:

25 14 1. Otot tidak dapat terus menerus kontraksi, kecuali terpenuhinya bahan-bahan bakar dan oksigen. 2. Bahan-bahan bakar dan oksigen dibawa ke sel-sel otot melalui sistem peredaran dan pernafasan. Jadi daya tahan Kardiovaskuler Respiratori menurut peneliti adalah kemampuan sekelompok otot yang bekerja dalam waktu lama untuk memenuhi fungsi peredaran dan pernafasan. Daya tahan Kardiovaskuler Respiratori sangat dominan pada item tes lari 600 meter Kecepatan Menurut Suharno (1993:33), kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya. Macam kecepatan adalah 1. Kecepatan Sprint adalah kemampuan untuk mencapai suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 2. Kecepatan Reaksi adalah waktu antara rangsangan dan jawaban gerak pertama. 3. Kecepatan Bergerak adalah kemampuan bergerak selama mungkin dalam satu gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir. Kecepatan adalah kemampuan untuk menggerakkan tubuh dari satu tempat ketempat lainnya dalam waktu secepat mungkin (Rusli Lutan, 2002:70). Kecepatan sangat mempengaruhi penilaian pada item tes : lari 40 meter dan lari 600 meter, mengingat satuan yang diukur adalah waktu.

26 Power atau Kekuatan Eksplosif Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 1993:26). Menurut Rusli Lutan (2002:71), power adalah kemampuan untuk mengerahkan upaya eksplosif (mendadak)semaksimal mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa power adalah sebagai daya ledak. Daya ledak pada penelitian digunakan pada item lari 40 meter (pada saat permulaan start) Kelincahan Menurut Suharno (1993:35) kelincahan adalah kemampuan gerak untuk mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang dikehendaki. Kelincahan diartikan kemampuan seseorang mengubah posisi dan atau arah dalam waktu cepat. Kecepatan merupakan unsur penting dalam kelincahan disamping adanya koordinasi yang baik (Moch Moeslim, 1995:15). Dari uraian di atas peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadasaran akan posisi tubuhnya serta memiliki koordinasi gerak yang baik. Kelincahan mempunyai peran yang cukup besar pada item tes lari 40 meter Fleksibilitas/ Kelentukan Fleksibilitas/ Kelentukan ialah kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang gerak sendi (Suharno, 1993:37). Fleksibilitas/ Kelentukan diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam kegiatan fisik yang ditentukan oleh seluruh anggota tubuh atau sendi-sendi tertentu. Fleksibilitas

27 16 ditentukan baik hal-hal fisiologis maupun mekanis. Dalam melakukan suatu ketangkasan seorang yang lebih fleksibel (lentuk) mengeluarkan energi lebih sedikit dibanding orang yang kurang lentuk. Kelentukan berperan pada saat pengambilan item tes baring duduk 30 detik Koordinasi Menurut Rusli Rutan (2002:70) koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh beberapa sumber pengindraan sehingga menjadi gerak yang efisien. Koordinasi memerlukan keharmonisan, irama dan urutan gerak dari beberapa anggota tubuh. Koordinasi diartikan kemampuan seseorang melakukan berbagai gerakan menjadi satu kebulatan/ gerakan yang sempurna. Koordinasi yang baik ditunjang oleh kelincahan, kecepatan dan keseimbangan (Moch Moeslim, 1995:16). Koordinasi diperlukan di setiap item tes, yaitu koordinasi gerakan dari kepala sampai kaki Keseimbangan Menurut Rusli Lutan (2002:71) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaitannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) atau bergerak (dinamis). Keseimbangan diartikan kemampuan seseorang mengontrol alat-alat organis yang bersifat neuromusculer. Dalam keseimbangan diperlukan unsurunsur koordinasi, ketangkasan dan kelincahan (Moch Moeslim, 1995:16).

28 17 Dari pendapat diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki. Keseimbangan berperan pada proses penilaian item tes gantung siku tekuk dan pada lari 40 meter (keseimbangan mempertahankan posisi badan agar tidak jatuh kedepan setelah lari) Ketepatan (Accuracy) Ketepatan diartikan kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan voluntor untuk suatu tujuan. Dengan kata lain ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat suatu jarak atau mungkin suatau obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh (Moch Moeslim, 1995:16). Menurut kesimpulan peneliti ketepatan dapat diartikan kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sarasan ini dapat suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Ketepatan berperan pada saat pengambilan item tes lari 40 meter dan gantung siku tekuk. 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Menurut Dangsina Moeloek dalam Erpandi (2003:19), mengingat pentingnya kesegaran jasmani pada seseorang yang berfungsi mengembangkan kemampuan, kesanggupan dan daya tahan diri sehingga mempertinggi aktivitas kerja maupun belajar, maka tak akan lepas dari faktor yang mempengaruhinya,

29 18 sehingga dimungkinkan antara orang yang satu dengan yang lain akan berbeda. Faktor tersebut adalah: makanan dan gizi, tidur dan istirahat, latihan dan olahraga, kebiasaan hidup dan lingkungan Makanan dan Gizi Pada dasarnya pengaturan gizi untuk olahragawan adalah sama dengan pengaturan gizi untuk masyarakat biasa yang bukan olahragawan, dimana perlu diperhatikan keseimbangan antara energi yang diperoleh dari makanan dan miuman dengan energi yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme, kerja tubuh dan penyedia tenaga (energi) pada waktu istirahat, latihan dan pada waktu pertandingan. Oleh karena itu kelebihan maupun kekurangan zat-zat gizi dapat menimbulkan dampak negatif, baik untuk kesehatan apalagi di dalam menunjang prestasi (Leane Suniar, 2002:1). Zat-zat gizi di dalam makanan dapat dikelompokkan menjadi : 1. Zat gizi sumber energi : hidrat arang, lemak dan protein. 2. Zat gizi pembangun tubuh : protein dan air. 3. Zat gizi pengatur : vitamin dan mineral Hidrat Arang Fungsi utama hidrat arang adalah sebagai penghasil energi (kalori) dimana setiap 1 gram hidrat arang dalam pemecahannya akan menghasilkan 4 Kkal. Tubuh akan menggunakan hidrat arang sebagai sumber energi utama apabila kandungan hidrat arang di dalam makanan cukup. Bila makanan yang dikonsumsi kurang kandungan hidrat arangnya, maka sebagai sumber energi lain akan digunakan lemak dan protein.

30 19 Hidrat arang dapat dibagi menjadi dua yaitu hidrat arang sederhana dan hidrat arang kompleks. Hidrat arang sederhana merupakan zat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Sedangkan Hidrat arang kompleks merupakan zat gizi yang biasanya terikat dengan zat gizi lain, misalnya protein, vitamin, mineral, dan juga serat (Leane Sunear, 2002:3) Lemak Lemak merupakan penghasil energi kedua setelah hidrat arang. Di dalam pemecahan lemak sampai menjadi energi diperlukan oksigen yang cukup banyak sehingga kalau seseorang memerlukan energi dalam waktu cepat, maka energi yang didapat orang tersebut berasal dari hidrat arang dan bukan dari lemak. Lemak baru berperan sebagai sumber energi untuk kegiatan jasmani yang mempunyai intensitas sedang dan dalam waktu yang lama. Di dalam pemecahannya, lemak akan menghasilkan 9 Kkal. Lemak juga diperlukan sebagai pelarut vitamin A, D, E,dan K (Leane Sunear, 2002:3-4) Protein Protein merupakan zat gizi yang mempunyai fungsi utama sebagai zat pembangun, membentuk jaringan pada masa pertumbuhan atau pada masa pembentukan jaringan otot, membentuk sel darah, hormon, enzim, antibodi dan juga berfungsi sebagai pengganti jaringan yang rusak. Protein digunakan sebagai sumber energi bila di dalam makanan tidak terdapat hidrat arang dan lemak (Leane Sunear, 2002:4).

31 Air Tubuh manusia terdiri dari % air. Air tersebut berfungsi untuk: 1. Mengangkut oksigen dan zat-zat gizi ke seluruh tubuh agar organ-organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. 2. Mengatur suhu 3. Mengeluarkan Zat-zat yang tidak digunakan tubuh sebagai hasil metabolisme makanan dan minuman, terutama pemecah protein yang akan digunakan bersama urine (Leane Sunear, 2002:4) Vitamin Vitamin merupakan zat gizi yang harus dikomsumsi dan mutlak diperlukan setiap hari. Vitamin mempunyai fungsi: 1. Sebagai bagian dari suatu enzim atau coenzim yang penting dalam pengaturan berbagai proses metabolisme berbagai jaringan termasuk jaringan syaraf. 2. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh 3. Untuk proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru. Secara garis besar vitamin dapat dibagi 2 golongan: 1. Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B dan C. 2. Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E dan K (Leane Sunear, 2002:5) Mineral Mineral merupakan Zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit. Umumnya mineral terdapat cukup dalam makanan sehari-hari.

32 21 Fungsi mineral adalah sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon, dan enzim, serta sebagai Zat pengatur (Leane Sunear, 2002:6) Faktor tidur dan istirahat Setelah melakukan aktivitas tubuh merasa lelah, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat. Dengan beristirahat dan tidur tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang Faktor kebiasaan hidup sehat Pola hidup sehat perlu diterapkan dalam kehidupan kesehariannya agar kesegaran jasmani tetap terjaga dengan cara : 1. Makan makanan yang bersih dan mengandung gizi (empat sehat lima sempurna) 2. Selalu menjaga kebersihan pribadi seperti: mandi, kebersihan gigi, kebersihan rambut dan lainnya Faktor lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi. Mulai dari pekerjaan, dan tempat tinggalnya Faktor latihan dan olahraga Anak-anak dan para remaja mungkin dapat menjadi lebih aktif secara jasmaniah karena dipengaruhi oleh satu atau lebih dari empat kegiatan berikut ini. Pertama, adanya kesempatan mengikuti beberapa pertandingan olahraga atau latihan-latihan fisik. Kedua, melalui bermain dan kegiatan rekreasi, seperti

33 22 olahraga sekolah selama istirahat, olahraga petualangan, dan sebagainya. Ketiga, beberapa anak dan para remaja melakukan latihan seperti dalam kelompokkelompok fitness (kebugaran jasmani) dan senam aerobic. Keempat, kegiatan jasmani lainya secara pribadi, seperti jalan kaki atau bersepeda pulang pergi kesekolah. (Rusli Ibrahim, 2002: 11) 2.4 Fungsi Kesegaran Jasmani Dalam kehidupan manusia, tidak lepas dari keinginan hidup aman, tentram, damai dan bahagia. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kesegaran jasmani yang baik, karena dengan kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat mengetahui kesulitan dalam hidup, seperti rasa sakit, enggan bekerja, enggan belajarn dan lainnya. Adanya dukungan jasmani yang sehat, manusia dapat mengatasi tantangan hidup yang ada serta dapat melakukan tugas yang menjadi beban hidup. Dengan demikian keinginan-keinginan yang ada dalam hidup manusia akan terpenuhi. Fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kemampuan, kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan dari tiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja (Erpandi, 2003: 25) Aspek Kesegaran Jasmani Segi pandangan kesegaran jasmani dijabarkan menjadi lima aspek yang mengarah pada kesegaran jasmani yang menyeluruh atau Total fitnes (Erpandi, 2003: 25-26), lima aspek tersebut yaitu:

34 Kemampuan Statis Kemampuan statis adalah ada atau tidaknya penyakit dengan berpangkal pada arti sehat tidak hanya berarti tidak sakit atau cacat, melainkan juga ada keserasian yang sempurna dari segi fisik, mental dan sosial Kemampuan dinamis Kemampuan dinamis adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan jasmani yang berat yang tidak memerlukan ketangkasan khusus. Dalam hal ini daya tahan menjadi patokan penelitian. Jadi kemampuan untuk bertahan dapat dimasukkan kedalam kemampuan dinamis atau kesanggupan melakukan aktivitas fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan Ketangkasan Jasmani Ketangkasan jasmani adalah kemampuan untuk melakukan gerakangerakan yang terkoordinir, dalam hal ini dperlukan ketrampilan tertentu dan kemampuan daya tahan Kemampuan mental Kemampuan mental adalah kemampuan dalam menghadapi tantangantantangan dan liku-liku kehidupan. Dalam hal ini tentunya diperlukan sifat-sifat mental yang tangguh, seperti kepercayaan terhadap diri sendiri, keuletan, ketabahan hati dan tidak lekas putus asa Kemampuan Sosial Kemampuan sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat berdiri sendiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain atau belas kasihan

35 24 orang lain, mempunyai cukup kakuatan dan daya tahan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik. 2.5 Tes Kesegaran Jasmani Dalam suatu kegiatan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan menggunakan tes kesegaran jasmani atau physical fitness test, yaitu suatu tes yang berfungsi untuk mengetahui kesegaran jasmani seseorang dengan tes kesegaran jasmani yang sudah ada standart atau patokan dengan menilai hasil yang telah dicapai peserta. Di dalam pelaksanaanya tes kesegaran jasmani ini ada bermacammacam, antara lain: 1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) usia tahun 2. Harwad Step Test 3. Treddmill Tets 4. Test Aerobik Dari bermacam-macam tes tersebut di atas untuk penelitian ini digunakan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk siswa putra umur tahun (Depdiknas, 2003: 3). Adapun rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur tahun adalah : 1. Lari 40 meter. 2. Gantung siku tekuk 3. Baring duduk 30 detik 4. Loncat tegak 5. Lari 600 meter

36 25 Alasan peneliti menggunakan tes ini karena tes tersebut merupakan standart baku untuk anak usia sekolah dasar tahun. Sedangkan norma tingkat kesegaran jasmani ini terdapat dalam buku tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia tahun (Depdiknas, 2003: 3). Adapun kategorinya adalah baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. 2.6 Fase Perkembangan Dalam rentang kehidupannya setiap individu menjalani tahap-tahap perkembangan secara berurutan meskipun dengan kecepatan yang berbeda. Setiap tahap atau periode masing-masing ditandai oleh ciri-ciri pelaku atau perkembangan tertentu (Suparwoto dkk 2007:55). Para ahli membagi perkembangan tersebut secara berbeda antara lain : Erikson dalam Suparwoto dkk (2007:55) membagi rentang kehidupan dalam 8 tahap sebagai berikut: Masa bayi, masa kanak-kanak, usia prasekolah, usia sekolah, masa remaja, masa awal dewasa, masa dewasa dan masa tua. Bijou dalam Suparwoto dkk (2007:55) mengusulkan 5 periode perkembangan utama dimasa kanak-kanak dimulai pada saat pembuahan dan berakhir ketika anak matang secara seksual yaitu: 1. Periode Pralahir (pembuahan sampai lahir) 2. Masa Neonatus (lahir sampai hari) 3. Masa Bayi (2 minggu sampai 2 tahun) 4. Masa Kanak-kanak (2 tahun sampai 13/14 tahun) 5. Masa Puber (11 sampai 16 tahun)

37 26 Hurlock dalam Suparwoto dkk (2007:55-56) membagi rentang kehidupan manusia (fase-fase perkembangan) secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Periode Pranatal (konsepsi kelahiran). 2. Masa Kelahiran (kelahiran sampai akhir minggu kedua) 3. Masa Bayi (akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua) 4. Awal Masa Kanak-kanak (2 sampai 6 tahun) 5. Akhir Masa Kanak-kanak (6 sampai 10/12 tahun) 6. Masa Puber atau Pra-Remaja (10/12 tahun sampai 13/14 tahun) 7. Masa Remaja (13/14 tahun sampai 18 tahun) 8. Awal Masa Dewasa atau Dewasa Dini (18 sampai 40 tahun) 9. Masa Dewasa Madya (40 sampai 60 tahun) 10. Masa Dewasa Lanjut atau Usia Lanjut (60 tahun sampai meninggal) Menurut Aip Syarifuddin (2003: 9.7, 9.11, 9.13), karakteristik anak usia SD dibagi menjadi tiga jenis antara lain: 1. Anak usia 5-7 tahun (Sekolah Dasar kelas I dan II) 2. Anak usia 8-10 tahun (Sekolah Dasar kelas III dan IV) 3. Anak usia tahun (Sekolah Dasar kelas V dan VI) 2.7 Daerah Binaan (Dabin) Yang dimaksud dengan daerah binaan adalah pembagian tugas dan wewenang Pengawas TK/SD diwilayah UPT Pendidikan Bojong. Jumlah Pengawas TK/SD di UPT Pendidikan Bojong ada 6, maka jumlah daerah binaan (Dabin) dibagi menjadi 6 wilayah.

38 SD Inti Ketitangkidul dengan SD Imbas Yang dimaksud dengan SD Inti Ketitangkidul adalah Sekolah Dasar yang menjadi pusat kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diikuti oleh 6 SD imbas. Jadi jumlah sekolah dasar di SD Inti Ketitangkidul ada 7 SD yang terdiri dari SDN Ketitanglor, SDN Bojongwetan, SDN 01 Menjangan, SDN 02 Menjangan, SDN 01 Duwet, SDN 02 Duwet, TK Cempaka Indah Ketitangkidul, TK Pertiwi, TK Pertiwi Menjangan, dengan Pengawas TK/ SD Bapak Drs. Suharjo. Dabin SDN Inti Ketitangkidul terdiri dari 7 SD yang letaknya berdekatan dengan lapangan yang cukup luas sehingga bisa digunakan untuk pelajaran Penjasorkes atau kegiatan olahraga lainnya. Selain itu beberapa diantaranya mempunyai halaman cukup luas yang juga bisa digunakan untuk sarana bermain atau berolahraga. Ada beberapa SD yang mempunyai potensi dalam cabang olahraga yang bisa dikembangkan, untuk SD Ketitanglor sebagai tempat pembinaan dan latihan sepak takraw di Kecamatan Bojong, SDN Ketitangkidul yang merupakan Pusat Kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) juga merupakan tempat pembinaan cabang olahraga Tenis Meja dan Lompat Tinggi. Beberapa kali siswa dari SD Ketitanglor berhasil menjadi juara Sepak Takraw dalam POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) tingkat Kabupaten dan terpilih mewakili regu Kabupaten Pekalongan dalam POPDA tingkat Karisidenan Pekalongan, bahkan pada POPDA Tahun 2009 tingkat Jawa Tengah ikut memperkuat regu Kabupaten Pekalongan meraih satu medali perak dalam nomor regu dan satu perunggu dalam nomor dobel event.

39 BAB III METODE PENELITIAN Dalam memilih metode yang digunakan diperlukan ketelitian sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2006: 110), survei diartikan sebagai cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan. Jumlahnya biasanya cukup besar. Adapun metode penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: 3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian Dalam menentukan masalah penentuan obyek penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh supaya tidak terjadi kesalahan dalam penelitian, antara lain: Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa putera usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ 2009 sejumlah 7 SD yang terdiri dari: SDN Bojongwetan 62 siswa, SDN Ketitanglor 62 siswa, SDN Ketitangkidul 53 siswa, SDN 01 Menjangan 35 siswa, SDN 02 Menjangan 16 siswa, SDN 01 Duwet 31 siswa, dan SDN 02 Duwet 19 siswa. Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini sejumlah 278 siswa.

40 29 Adapun alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah: 1. Mereka adalah siswa satu jenis yaitu putra 2. Tes kesegaran jasmani yang digunakan adalah TKJI usia tahun, maka populasi yang digunakan adalah siswa putra usia tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Sampel Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus reprensetatif (Suharsimi Arikunto, 2006: 133). Teknik pengambilan sampel ini adalah stratifield proportional random sampling (Suharsimi Arikunto, 2006: 139). Teknik pengambilan sampel ini merupakan gabungan dari tiga teknik dalam pengambilan sampel yaitu berstrata, proporsi dan acak. Sampel berstrata dilakukan karena adanya perbedaan karateristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut akan mempengaruhi variabel. Dalam hal ini adalah siswa usia tahun. Kemudian dengan sampel proporsi ditentukan besarnya proporsi yang akan diambil. Hal ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau wilayah. Adakalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata atau wilayah tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau

41 30 sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah. Dalam penentuan sampel ini diambil proporsi sebesar 25 % dari masing-masing populasi (strata). Kemudian dengan proporsi 25 % diambil sejumlah sampel dari jumlah populasi dari tiap strata dengan cara random (acak). Cara random yang digunakan dalam penelitian ini berupa undian atau untung-untungan (Suharsimi Arikunto, 2006: 136), dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Buat daftar yang berisi semua nama subyek 2. Tulis nomor masing-masing individu dalam kertas kecil 3. Gulung kertas itu baik-baik 4. Masukkan gulungan kertas tersebut dalam tempolong (tempat kocok) 5. Kocok tempolong tersebut 6. Ambil sejumlah nomor sesuai dengan prosentase (proporsi) sampel 7. Catat nama siswa yang terpilih sebagai sampel Sesuai dengan ketentuan yang disebutkan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 134) yaitu apabila subyek penelitian jumlahnya kurang dari 100, maka dalam menentukan besarnya sampel lebih baik diambil sebagai anggota sampel, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil % atau % atau lebih, tergantung dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data

42 31 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Usia 10 tahun, 25 % x 89 siswa = 22,25 dibulatkan menjadi 22 siswa 2. Usia 11 tahun, 25 % x 103 siswa = 25,75 dibulatkan menjadi 26 siswa 3. Usia 12 tahun, 25 % x 86 siswa = 21,50 dibulatkan menjadi 22 siswa Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 70 siswa. Perinciannya dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2 dan 3.3 berikut ini. Tabel 3.1 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan No Nama Sekolah Populasi 25 % x Populasi Sampel 1 SDN Bojongwetan % x SDN Ketitanglor % x SDN Ketitangkidul % x SDN01 Menjangan % x SDN 02 Menjangan 5 25 % x SDN 01 Duwet 7 25 % x SDN 02 Duwet 7 25 % x 7 2 JUMLAH 89 22

43 32 Tabel 3.2 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan No Nama Sekolah Populasi 25 % x Populasi Sampel 1 SDN Bojongwetan % x SDN Ketitanglor % x SDN Ketitangkidul % x SDN01 Menjangan % x SDN 02 Menjangan 8 25 % x SDN 01 Duwet % x SDN 02 Duwet 5 25 % x 5 1 JUMLAH Tabel 3.3 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan No Nama Sekolah Populasi 25 % x Populasi Sampel 1 SDN Bojongwetan % x SDN Ketitanglor % x SDN Ketitangkidul % x SDN01 Menjangan % x SDN 02 Menjangan 3 25 % x SDN 01 Duwet 8 25 % x SDN 02 Duwet 7 25 % x 7 2 JUMLAH 86 22

44 Variabel Penelitian Menurut Sutrisno Hadi dalam Suharsimi Arikunto (2006:116), variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat kesegaran jasmani. Variabel tersebut dapat diukur dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Instrumen Tes Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia tahun (Depdiknas, 2003), yang meliputi lima item tes, antara lain: lari 40 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 m. Hasil yang dicatat adalah: 1. Lari 40 meter Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari dengan menempuh jarak 40 meter dalam satuan detik, pengambilan waktu dua angka dibelakang koma ( stopwatch digital). Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kecepatan, karena merupakan unsur dalam kesegaran. 2. Gantung Siku Tekuk Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta dalam mempertahankan sikap gantung siku tekuk dalam satuan detik. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan serta daya tahan otot lengan dan bahu. 3. Baring duduk 30 detik Hasil yang dicatat adalah banyaknya jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. Peserta yang tidak

45 34 mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka nol (0). Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut. 4. Loncat tegak Hasil yang dicatat adalah selisih antara raihan loncatan dikurangi raihan tegak. Peserta melakukan 3 kali loncatan dan selisih terbesar yang diambil. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur daya ledak otot tungkai. 5. Lari 600 meter. Hasil yang dicatat adalah waktu yang ditempuh pelari dengan jarak 600 meter dalam satuan menit dan detik. Pengambilan waktu dilakukan pada saat bendera start diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish. Tujuan ini adalah untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan paru. Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh anak yang telah mengikuti tes disebut hasil kasar. Tingkat kesegaran jasmani anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan ukuran yang dipergunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu: a. Untuk butir lari dan gantung siku tekuk dipergunakan satuan kuran waktu. b. Untuk butir tes baring duduk mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerak (kali). c. Untuk butir tes loncat tegak mempergunakan satuan ukuran centimeter. Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbedabeda tersebut diatas perlu diganti dengan satuan yang sama, satuan ukuran

46 35 pengganti adalah nilai. Nilai tes kesegaran jasmani peserta diperoleh dengan mengubah hasil kasar setiap butir tes menjadi nilai terlebih dahulu. Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah melakukan tes kesegaran jasmani Indonesia dinilai dengan menggunakan tabel nilai untuk menilai prestasi dari masing-masing butir tes. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut. Hasil penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kesegaran jasmani siswa dengan menggunakan tabel norma kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia tahun putra. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.4, 3.5 dan 3.6. Tabel 3.4 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia Tahun Putra Nilai Lari 40 meter Gantung siku tekuk ( detik ) Baring duduk 30 detik Loncat tegak cm Lari 600 meter Nilai 5 Sd 6,3" 51" keatas 23 keatas 46 keatas Sd 2, 09" 5 4 6,4" 6,9" 31" 50" ,10" 2,30" 4 3 7,0" 7,7" 15" 30" ,31" 2,45" 3 2 7,8" 8,8" 5" 14" ,46" 3,44" 2 1 8,9" dst 4" dst dst 3,45" dst 1 ( Depdiknas, 2003 : 24 )

47 36 Tabel 3.5 Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia No Jumlah Nilai Klasifikasi Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K ) Kurang Sekali ( KS ) ( Depdiknas, 2003 : 25 )

48 37 Tabel 3.6 FORMULIR TKJI Nama :...( Putera / Puteri ) * Umur Tanggal Tes :.. tahun / Nama Sekolah : :./ Tempat Tes : No Jenis Tes Hasil Nilai Keterangan Lari 30, 40, 50, 60 m * Gantung a. Siku Tekuk b. Angkat Tubuh Baring duduk 30, 60 detik * Loncat Tegak... detik...detik..... kali..... kali...cm Tinggi Raihan Loncatan I Loncatan II Loncatan III...cm....cm....cm...cm 5. Lari 600/ 800/ 1000/ 1200 m * m..dt 6. Jumlah nilai 7. Klasifikasi * Coret yang tidak perlu Petugas Tes ( Depdiknas, 2003 : 25 )

49 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Nilai validitas ini adalah 0,884 (Depdiknas, 2003: 3) Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Nilai Reliabilitas ini adalah 0,911 (Depdiknas, 2003:3) Alat dan Perlengkapan Lintasan lari atau lapangan yang rata, stopwatch, papan berskala, serbuk kapur, peluit, bendera start, nomor dada, alat tulis, palang tunggal ( restok ), formulir tes, meja dan kursi Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh, untuk memperoleh data yang sesuai maka penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik tes.

50 39 Metode ini dimaksud untuk mengumpulkan data-data mengenai tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra usia tahun pada Dabin SD inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 dengan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur tahun Tahap persiapan Tahap persiapan terdiri dari mengajukan surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri Semarang, kemudian surat tersebut disampaikan kepada Kepala UPT Pendidikan Bojong Kabupaten Pekalongan. Setelah mendapat rekomendasi dari Kepala UPT Pendidikan Bojong Kabupaten Pekalongan dan surat tembusan kemudian disampaikan kepada sekolah-sekolah yang bersangkutan maka penulis mulai mengadakan pengambilan data penelitian Cara mendapatkan sampel Menyusun daftar siswa yang akan dijadikan subyek penelitian (populasi sebanyak 278 siswa) dan diundi untuk mendapatlan sampel sesuai dengan proporsi yang ditentukan, yaitu: 1. Usia 10 tahun, 25 % x 89 siswa = 22,25 dibulatkan menjadi 22 siswa 2. Usia 11 tahun, 25 % x 103 siswa = 25,75 dibulatkan menjadi 26 siswa

51 40 3. Usia 12 tahun, 25 % x 86 siswa = 21,50 dibulatkan menjadi 22 siswa Jadi jumlah sampel seluruhnya 70 siswa Waktu Pelaksanaan Pengambilan Tes Pengambilan tes dilaksanakan pada tanggal 17 Juni Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di lapangan sepak bola Desa Rejosari Kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan Tenaga Pembantu Saat Penelitian Tenaga pembantu yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 orang Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penelitian Dalam penelitian ini telah diusahakan untuk menghindari adanya kemungkinan kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan dengan pengambilan data, maka dibawah ini dikemukakan adanya variabel yang dikendalikan meliputi beberapa faktor dan usaha untuk menghindarinya. Adapun faktor-faktor tersebut adalah : Faktor kesungguhan Hati Kesungguhan dalam mengikuti tes ini akan sangat mempengaruhi hasil tes. Untuk memperkecil faktor ini maka peneliti mengambil langkah-langkah yang dirasakan cukup efektif antara lain:

52 41 1. Memberikan pengarahan tentang maksud dan tujuan bagi peneliti dan siswa 2. Memberikan pengawasan kepada peserta pada saat jalanya penelitian 3. Memberikan motivasi dengan memberikan minuman dan makanan kecil Faktor Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini ada bermacammacam, namun ada beberapa alat yang mempunyai standar ukuran yang baku yaitu stopwatch. Untuk menghindari perbedaan alat ukur ini maka peneliti menstandarisasikan/ menguji alat tersebut di Dinas Perindustrian dan Pedagangan Faktor Cuaca Karena pelaksanaan tes di lapangan terbuka, maka faktor cuaca khusunya hujan dapat mengganggu jalannya penelitian. Bila hal tersebut terjadi, maka proses penelitian pada hari itu diganti dengan hari lain Faktor Tenaga Penguji Faktor penguji/ pengambil data sangat menentukan hasil yang dicapai. Untuk menyamakan persepsi dalam proses pengambilan data maka peneliti mengambil langkah-langkah antara lain dengan memberikan arahan kepada penguji dan mengambil penguji dari rekanrekan guru Penjasorkes SD dan guru Olahraga SMP.

53 Analisis Data Analisi Data yang dilakukan adalah berupa analisis diskriptif presentase. Metode analisis ini adalah berupa menganalisis data dari hasil penelitian dengan cara menggambarkan hasilnya dalam jumlah persen. Dengan analisis data ini akan diperoleh berapa persentase siswa yang tergolong dalam kategori sangat baik, baik, sedang, kurang atau sangat kurang.

54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Secara Umum Hasil Penelitian Secara Umum Berdasarkan petunjuk pelaksanaan dari tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur tahun dan berdasarkan tabel norma tes kesegaran jasmani Indonesia, maka penelitian yang telah dilakukan juga mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut berupa item yang diujikan dan merupakan satu rangkaian tes yang dilaksanakan secara berurutan. Adapun urutan item tes tersebut adalah: 1. Lari 40 meter 2. Gantung siku tekuk 3. Baring duduk 30 detik 4. Loncat tegak 5. Lari 600 meter Kemudian dalam menganalisa data dari hasil pengumpulan data digunakan metode analisis deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah sampel 70 siswa, rata-rata termasuk dalam kategori sedang dengan rincian sebagai berikut :

55 44 1. Kategori Baik Sekali 4 anak atau 5,71 % 2. Kategori Baik 26 anak atau 37,14 %. 3. Kategori Sedang 32 anak atau 45,72 %. 4. Kategori Kurang 8 anak atau 11,43 %. 5. Kategori Kurang Sekali 0 anak atau 0 % Pembahasan Secara Khusus Untuk siswa putra usia 10 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah : 1. Kategori baik sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %. 2. Kategori baik sebanyak 7 siswa atau jumlah persentasenya 31,82 %. 3. Kategori sedang sebanyak 14 siswa atau jumlah persentasenya 63,64 %. 4. Kategori kurang sebanyak 1 siswa atau jumlah persentasenya 4,54 %. 5. Kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %. Untuk siswa putra usia 11 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah : 1. Kategori baik sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %. 2. Kategori baik sebanyak 10 siswa atau jumlah persentasenya 38,46 %. 3. Kategori sedang sebanyak 9 siswa atau jumlah persentasenya 34,62 %. 4. Kategori kurang sebanyak 7 siswa atau jumlah persentasenya 26,92 %. 5. Kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %. Untuk siswa putra usia 12 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah : 1. Kategori baik sekali sebanyak 4 siswa atau jumlah persentasenya 18,18 %.

56 45 2. Kategori baik sebanyak 9 siswa atau jumlah persentasenya 40,91 %. 3. Kategori sedang sebanyak 9 siswa atau jumlah persentasenya 40,91 %. 4. Kategori kurang sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %. 5. Kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1,4.2, 4.3, dan 4.4 Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009 No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) Baik Sekali ( BS ) 4 5, Baik ( B ) 26 37, Sedang ( S ) 32 45, Kurang ( K ) 8 11, Kurang Sekali ( KS ) 0 0 Σf = % Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009 No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) 7 31, Sedang ( S ) 14 63, Kurang ( K ) 1 4, Kurang Sekali ( KS ) 0 0 Σf = %

57 46 Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009 No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) 10 38, Sedang ( S ) 9 34, Kurang ( K ) 7 26, Kurang Sekali ( KS ) 0 0 Σf = % Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009 No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) Baik Sekali ( BS ) 4 18, Baik ( B ) 9 40, Sedang ( S ) 9 40, Kurang ( K ) Kurang Sekali ( KS ) 0 0 Σf = % Dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk setiap item tes kesegaran jasmani yang diberikan pada siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 didapatkan skor tertinggi dan skor terendah. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5, 4.6 dan 4.7. Tabel 4.5 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 No Jenis Tes Skor Tertinggi Skor Terendah Rata rata 1. Lari 40 meter 4 3 3,5 2. Gantung Siku Tekuk Baring duduk 30 detik Loncat Tegak 4 1 2,5 5. Lari 600 meter 4 1 2,5

58 47 Tabel 4.6 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 No Jenis Tes Skor Tertinggi Skor Terendah Rata rata 1. Lari 40 meter 5 2 3,5 2. Gantung Siku Tekuk 5 2 3,5 3. Baring duduk 30 detik 5 2 3,5 4. Loncat Tegak 5 2 3,5 5. Lari 600 meter Tabel 4.7 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 No Jenis Tes Skor Tertinggi Skor Terendah Rata rata 1. Lari 40 meter 5 2 3,5 2. Gantung Siku Tekuk Baring duduk 30 detik Loncat Tegak 4 1 2,5 5. Lari 600 meter 5 2 3,5 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase dapat diketahui bahwa: 1. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah: a. Kategori Baik Sekali 4 anak atau 5,71 %. b. Kategori Baik 26 anak atau 37,14 %. c. Kategori Sedang 32 anak atau 45,72 %. d. Kategori Kurang 8 anak atau 11,43 %. e. Kategori Kurang Sekali 0 anak atau 0 %.

59 48 2. Nilai tertinggi item tes ( nilai 5 ) diperoleh siswa pada semua item tes. 3. Nilai terendah item tes ( nilai 1 ) diperoleh siswa pada item tes baring duduk, loncat tegak, dan lari 600 meter. 4. Nilai tes terbaik ( 3,77 ) diperoleh siswa pada item tes baring duduk, sedangkan nilai terendah ( 2,74 ) diperoleh siswa pada item tes loncat tegak dan lari 600 meter. 5. Hasil tes yang rendah disebabkan oleh faktor daya ledak dan daya tahan kardiofasculer respiratori yang kurang. 6. Penyebab utama yang menyebabkan tingkat kesegaran jasmani tidak mencapai nilai rata-rata sangat baik adalah dari siswa sendiri yang berupa rendahnya daya ledak kaki pada saat loncat tegak dan kurangnya daya tahan pada saat lari 600 meter. 7. Faktor lain yang menyebabkan tingkat kesegaran jasmani tidak mencapai nilai rata-rata sangat baik adalah adanya siswa yang mendapat nilai rendah pada item tes tertentu, antara lain item tes loncat tegak dan lari 600 meter. 8. Faktor yang menyebabkan siswa putra usia Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang sedang adalah perolehan nilai tertinggi hanya dicapai siswa pada item tes baring duduk. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 tersebut masih dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga mempengaruhi hasil penelitian tersebut, antara lain:

60 49 a. Makanan dan gizi Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahankan kondisi tubuh. Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani, tubuh haruslah cukup makan makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh. Makan dan gizi memang sudah menjadi perhatian sekolah-sekolah Dasar di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, khususnya pada Dabin SD Inti Ketitangkidul. Namun kenyataannya, pemenuhan kebutuhan makanan dan gizi tidak semua siswa mendapatkan secara sempurna. Hal ini karena dipengaruhi oleh tingkat kehidupan ekonomi masing-masing keluarga yang tidak sama karena sebagian besar mata pencaharian orang tua siswa adalah sebagai petani dan buruh, sehingga dengan kondisi seperti ini dapat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani anak. b. Faktor tidur dan istirahat Faktor tidur dan istirahat merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh pada kesegaran jasmani seseorang. Dengan tidur dan istirahat yang cukup akan dapat memulihkan kondisi tubuh setelah melakukan aktifitas sehari-hari dengan menyusun kembali tenaga yang hilang. Kondisi anak usia Sekolah Dasar pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan dalam aktivitas sehari-hari banyak dihabiskan untuk kegiatan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti kegiatan keagamaan (Pendidikan Al-Qur an) dan sebagainya. Kegiatan tersebut

61 50 membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi sehingga membutuhkan waktu istirahat yang cukup. c. Faktor Kebiasaan hidup sehat Faktor kebiasaan hidup sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Anak-anak usia Sekolah Dasar sudah dibiasakan dengan pola hidup sehat walaupun mungkin belum semua menerapkannya dengan baik, sehingga anak-anak sekolah di lingkungan Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan dapat dikatakan dalam kategori cukup. d. Faktor latihan dan olahraga Faktor latihan dan olahraga merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani seseorang. Karena latihan dan olahraga dapat meningkatkan kesegaran jasmani seseorang. Anak-anak usia Sekolah Dasar di lingkungan Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan belum banyak yang melakukan kegiatan olahraga secara rutin. Mereka hanya sekedar bermain untuk mengisi waktu luang, karena di Kecamatan Bojong belum terdapat clubclub olahraga yang bisa membina ketrampilan dalam cabang olahraga tertentu. Kalaupun ada, hanya di lingkungan Sekolah Dasar yang menjadi pusat pembinaan dan latihan untuk cabang olahraga tertentu. Misalnya SD Negeri Ketitanglor sebagai pusat kegiatan latihan dan pembinaan cabang olahraga Sepak Takraw, SD Negeri Ketitangkidul sebagai pusat kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan latihan olahraga atletik. Anak yang terpilih

62 51 mengikuti kegiatan POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang hanya sekedar bermain atau mengikuti kegiatan olahraga pada saat pelajaran olahraga di sekolah masing-masing. Hal ini bisa dilihat dari data anak yang mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia. e. Faktor lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama, yang menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi. Anak-anak SD di Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan secara umum gemar berolahraga namun sifatnya hanya musiman, terkadang melakukan terkadang juga tidak. Hal ini masih dipengaruhi oleh adanya minat dan motivasi yang kurang serta perasaan malas melakukan olahraga. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani di atas, faktor latihan dan olahraga merupakan faktor yang paling berpengaruh atau dominan pada tingkat kesegaran jasmani pada siswa sekolah Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Karena tanpa latihan dan olahraga, tidak mungkin anak dapat memperoleh tingkat kesegaran jasmani dalam kondisi yang baik. Sedangkan factor-faktor lain yang berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani merupakan faktor pendukung ataupun dugaan yang berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani anak.

63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase, dapat disimpulkan sebagai berikut : Secara Umum Tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah sampel 70 siswa, rata-rata termasuk dalam kategori sedang dengan rincian sebagai berikut : 1. Kategori Baik Sekali 4 anak atau 5,71 %. 2. Kategori Baik 26 anak atau 37,14 %. 3. Kategori Sedang 32 anak atau 45,72 %. 4. Kategori Kurang 8 anak atau 11,43 %. 5. Kategori Kurang Sekali 0 anak atau 0 % Secara Khusus Tingkat kesegaran jasmani pada siswa putera usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajarn 2008/2009, rata-rata termasuk dalam kategori sedang Tingkat kesegaran pada siswa putera usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009, rata-rata termasuk dalam kategori baik.

64 Tingkat kesegaran pada siswa putera usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009, rata-rata termasuk dalam kategori baik dan sedang. 5.2 Saran-saran 3. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar hendaknya faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani benar-benar harus diperhatikan sehingga diharapkan dapat menunjang kemampuan belajar sekaligus prestasi belajar siswa, baik akademik maupun non akademik. 4. Diharapkan peran aktif pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk memperhatikan dan berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar dan memberi pembinaan bagi anak usia Sekolah Dasar di masing-masing sekolah.

65 DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifuddin dkk Azas dan Falsafah Penjaskes. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Depdiknas Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Erpandi Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa SD Negeri Desa Swa Sembada di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Harsono Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: KONI PUSAT. Leane Suniar Dukungan Zat-Zat Untuk Menunjang Prestasi Olahraga. Jakarta : Kalamedia. Moch. Moeslim Tes dan Pengukuran Kepelatihan. Jakarta : KONI PUSAT. Rusli Ibrahim Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas. Rusli Lutan Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di Sekolah Dasar. Jakarta: Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas. (-----) Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas. Save M.Dagun Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara ( LPKN ). Soeparwoto dkk Psikologi Perkembangan, Semarang: UPT MKK UNNES Sugiharjo Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Mahasiswa Semester I Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Suharno Metodologi Pelatihan. Jakarta: KONI PUSAT, Pusat Pendidikan dan Penataran. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta

66 Tim Abdi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas V. Jakarta: Erlangga 55

67 Lampiran 1 Tabel 1 Daftar Nama Siswa Putera Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 NO NAMA SISWA TEMPAT/ TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KELAS 1 Khusna Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 2 M. Yunus Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 3 Refani Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 4 Ikhsan F. Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 5 Faik Himawan Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 6 Saeful Erdo Pekalongan, SDN Ketitanglor 3 7 Rifqi W A Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 8 Nawawi N Pekalongan, SDN Ketitanglor 3 9 Rafi i Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 10 Abdilah M. I Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 11 M Syaiful Pekalongan, SDN Ketitangkidul 4 12 Anggie Arif Pekalongan, SDN Ketitangkidul 4 13 Khaerul A Pekalongan, SDN Ketitangkidul 4 14 Zaki Kusuma Pekalongan, SDN Ketitangkidul 4 15 M Faza Pekalongan, SDN 01 Menjangan 3 16 Arya Eka Pekalongan, SDN 01 Menjangan 4 17 Tohari Pekalongan, SDN 01 Menjangan 4 18 Slamet Riyono Pekalongan, SDN 02 Menjangan 4 19 Agus Riyono Pekalongan, SDN 01 Duwet 4 20 Ades I K Pekalongan, SDN 01 Duwet 4 21 Dimas A. Pekalongan, SDN 02 Duwet 4 22 Setyo Wiyanto Pekalongan, SDN 02 Duwet 4

68 57 Lampiran 2 Tabel 2 Daftar Nama Siswa Putera Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 NO NAMA SISWA TEMPAT/ TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KELAS 1 Danang P Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 2 Zaelani Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 3 Agung P Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 4 Andrian Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 5 M. Ipung Pekalongan, SDN Bojongwetan 4 6 Prasetyo Pekalongan, SDN Bojongwetan 5 7 Wisnu P Pekalongan, SDN Bojongwetan 5 8 Doni Prasetyo Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 9 M Kharis Q Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 10 Anang D Pekalongan, SDN Ketitanglor 5 11 Farozi Afandi Pekalongan, SDN Ketitanglor 5 12 Heri K Pekalongan, SDN Ketitanglor 4 13 M. Bisri Pekalongan, SDN Ketitangkidul 4 14 Mirdad A Pekalongan, SDN Ketitangkidul 4 15 Ibnu Anas Pekalongan, SDN Ketitangkidul 5 16 Yogi Prabowo Pekalongan, SDN Ketitangkidul 5 17 Hendri S Pekalongan, SDN 01 Menjangan 4 18 Toto Iswanto Pekalongan, SDN 01 Menjangan 4 19 Sholeh Pekalongan, SDN 01 Menjangan 4 20 M Riyan Aji Pekalongan, SDN 02 Menjangan 4 21 Ridwan N Pekalongan, SDN 02 Menjangan 5 22 Sigit R Pekalongan, SDN 01 Duwet 5 23 Wonodadi Pekalongan, SDN 01 Duwet 4 24 Casadi Pekalongan, SDN 01 Duwet 5 25 Sohadi Pekalongan, SDN 01 Duwet 4 26 Heru Setiaji S Pekalongan, SDN 02 Duwet 4

69 58 Lampiran 3 Tabel 3 Daftar Nama Siswa Putera Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 NO NAMA SISWA TEMPAT/ TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KELAS 1 M Kholil Pekalongan, SDN Bojongwetan 5 2 Dias M Pekalongan, SDN Bojongwetan 5 3 Aji Purnomo Pekalongan, SDN Bojongwetan 6 4 Purwanto Pekalongan, SDN Bojongwetan 5 5 Waluyo Jati Pekalongan, SDN Bojongwetan 5 6 Samsul Bahri Pekalongan, SDN Ketitanglor 5 7 Jefri Alman Pekalongan, SDN Ketitanglor 6 8 Husen G Pekalongan, SDN Ketitanglor 6 9 Imam Riyanto Pekalongan, SDN Ketitanglor 5 10 Sigit Wahono Pekalongan, SDN Ketitangkidul 5 11 Riko H Pekalongan, SDN Ketitangkidul 5 12 Rotal A Pekalongan, SDN Ketitangkidul 6 13 M Luko Joyo Pekalongan, SDN Ketitangkidul 6 14 Ahmad S Pekalongan, SDN Ketitangkidul 6 15 M Yusuf Pekalongan, SDN 01 Menjangan 5 16 Adi P Pekalongan, SDN 01 Menjangan 6 17 Udin W Pekalongan, SDN 01 Menjangan 5 18 Moh. Bagus P Pekalongan, SDN 02 Menjangan 5 19 Aris Hidayat Pekalongan, SDN 01 Duwet 6 20 Ari H Pekalongan, SDN 01 Duwet 6 21 Zaki Mahali Pekalongan, SDN 02 Duwet 6 22 Riyanto Pekalongan, SDN 02 Duwet 5

70 59 No Lampiran 4 Nama Siswa Tabel 4 Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Putera Usia 10 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 Lari 40m (detik) Gantung siku tekuk/dt Baring duduk 30 dt Loncat Tegak Selisih (cm) Lari 600 m ( / ) Khusna 6,88 23, ,36 2 M. Yunus 7,16 32, ,51 3 Refani 7,50 40, ,36 4 Ikhsan F. 7,32 32, ,27 5 Faik Himawan 7,31 45, ,45 6 Saeful Erdo 6,90 36, ,24 7 Rifqi W A 7,31 32, ,30 8 Nawawi N 7,66 44, ,41 9 Rafi i 7,75 25, ,50 10 Abdilah M. I 6,60 28, ,24 11 M Syaiful 7,32 57, ,29 12 Anggie Arif 6,89 35, ,32 13 Khaerul A 7,56 40, ,52 14 Zaki Kusuma 7,19 39, ,52 15 M Faza 7,63 26, ,56 16 Arya Eka 6,79 47, ,44 17 Tohari 6, ,20 18 Slamet Riyono 7,19 32, ,36 19 Agus Riyono 7,50 21, ,28 20 Ades I K 7,43 24, ,44 21 Dimas A. 7,12 29, ,59 22 Setyo Wiyanto 7,51 26, ,12

71 60 No Lampiran 5 Tabel 5 Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Putera Usia 11 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 Nama Siswa Lari 40m ( detik ) Gantung siku tekuk/dt Baring duduk 30 dt Loncat Tegak Selisih (cm) Lari 600 m ( / ) Danang P 7,63 14, ,49 2 Zaelani 7,16 22, ,53 3 Agung P 7,41 17, ,52 4 Andrian 7,80 17, ,45 5 M. Ipung 7,50 28, ,49 6 Prasetyo 6,88 24, ,07 7 Wisnu P 6,31 23, ,21 8 Doni Prasetyo 6,69 25, ,39 9 M Kharis Q 7,19 56, ,35 10 Anang D 6,79 31, ,23 11 Farozi Afandi 6,69 26, ,40 12 Heri K 7,01 30, ,43 13 M. Bisri 7,34 24, ,25 14 Mirdad A 6,97 25, ,02 15 Ibnu Anas 6,97 36, ,32 16 Yogi Prabowo 6,72 29, ,05 17 Hendri S 7,09 36, ,23 18 Toto Iswanto 7,12 24, ,51 19 Sholeh 8,00 35, ,07 20 M Riyan Aji 6,43 45, ,34 21 Ridwan N 6,50 33, ,30 22 Sigit R 6,45 36, ,15 23 Wonodadi 6,48 30, ,40 24 Casadi 6,68 36, ,45 25 Sohadi 7,51 26, ,04 26 Heru Setiaji S 6,95 36, ,49

72 61 No Lampiran 6 Tabel 6 Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Putera Usia 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 Nama Siswa Lari 40m ( detik ) Gantung siku tekuk/dt Baring duduk 30 dt Loncat Tegak Selisih (cm) Lari 600 m ( / ) M Kholil 7,60 25, ,25 2 Dias M 7,20 36, ,32 3 Aji Purnomo 6,31 34, ,31 4 Purwanto 6,84 40, ,53 5 Waluyo Jati 7,03 31, ,34 6 Samsul Bahri 6,19 44, ,22 7 Jefri Alman 6, , ,59 8 Husen G 6,28 43, ,25 9 Imam Riyanto 6,28 41, ,19 10 Sigit Wahono 6,40 59, ,21 11 Riko H 6,53 50, ,26 12 Rotal A 6, , ,38 13 M Luko Joyo 6, , ,11 14 Ahmad S 7,79 37, ,37 15 M Yusuf 6,33 51, ,26 16 Adi P 7,20 31, ,45 17 Udin W 7,07 18, ,40 18 Moh. Bagus P 7,30 51, ,40 19 Aris Hidayat 5,99 34, ,13 20 Ari H 6,78 34, ,20 21 Zaki Mahali 6,87 27, ,05 22 Riyanto 6,72 36, ,42

73 62 Lampiran 7 Tabel 7 Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 10 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 No Nama Siswa Lari 40m (detik) Gantung siku tekuk/dt Baring duduk 30 dt Loncat Tegak (cm) Lari 600 m ( / ) Jumlah nilai Kategori Khusna Sedang 2 M. Yunus Sedang 3 Refani Sedang 4 Ikhsan F Sedang 5 Faik Himawan Baik 6 Saeful Erdo Baik 7 Rifqi W A Baik 8 Nawawi N Baik 9 Rafi i Sedang 10 Abdilah M. I Sedang 11 M Syaiful Baik 12 Anggie Arif Baik 13 Khaerul A Sedang 14 Zaki Kusuma Sedang 15 M Faza Sedang 16 Arya Eka Sedang 17 Tohari Baik 18 Slamet Riyono Sedang 19 Agus Riyono Sedang 20 Ades I K Kurang 21 Dimas A Sedang 22 Setyo Wiyanto Sedang

74 63 Lampiran 8 Tabel 8 Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 11 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 No Nama Siswa Lari 40m (detik) Gantung siku tekuk/dt Baring duduk 30 dt Loncat Tegak (cm) Lari 600 m ( / ) Jumlah nilai Kategori Danang P Kurang 2 Zaelani Kurang 3 Agung P Kurang 4 Andrian Kurang 5 M. Ipung Kurang 6 Prasetyo Sedang 7 Wisnu P Baik 8 Doni Prasetyo Baik 9 M Kharis Q Baik 10 Anang D Baik 11 Farozi Afandi Baik 12 Heri K Baik 13 M. Bisri Sedang 14 Mirdad A Sedang 15 Ibnu Anas Sedang 16 Yogi Prabowo Sedang 17 Hendri S Baik 18 Toto Iswanto Kurang 19 Sholeh Sedang 20 M Riyan Aji Sedang 21 Ridwan N Baik 22 Sigit R Baik 23 Wonodadi Sedang 24 Casadi Baik 25 Sohadi Kurang 26 Heru Setiaji S Sedang

75 64 Lampiran 9 Tabel 9 Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 No Nama Siswa Lari 40m (detik) Gantung siku tekuk/dt Baring duduk 30 dt Loncat Tegak (cm) Lari 600 m ( / ) Jumlah nilai Kategori M Kholil Sedang 2 Dias M Sedang 3 Aji Purnomo Baik 4 Purwanto Sedang 5 Waluyo Jati Sedang 6 Samsul Bahri Baik 7 Jefri Alman Baik 8 Husen G Baik Sekali 9 Imam Riyanto Baik Sekali 10 Sigit Wahono Baik 11 Riko H Baik 12 Rotal A Baik 13 M Luko Joyo Baik Sekali 14 Ahmad S Sedang 15 M Yusuf Baik Sekali 16 Adi P Sedang 17 Udin W Sedang 18 Moh. Bagus P Sedang 19 Aris Hidayat Baik 20 Ari H Baik 21 Zaki Mahali Baik 22 Riyanto Sedang

76 65 Lampiran 10 Tabel 10 Daftar Nama Tenaga Pembantu Saat Penelitian Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009 No Nama Jabatan 1. JONI RIYANTO, S.Pd. Guru Olahraga SMPN 02 Bojong 2. SUYANTO, S.Pd. Guru Penjasorkes SD 02 Krapyak Kidul 3. TRI ATMOKO, S.Pd. Guru Penjasorkes SDN 02 Duwet Bojong 4. NURBOWO, S.Pd. Guru SDN 02 Menjangan Bojong 5. DINI CITRA RESMI, A.Ma. Guru Penjasorkes SDN 01 Duwet Bojong 6. PONIJO, A.Ma.Pd. Guru Penjasorkes SDN Karangsari Bojong 7. KASTOMO Guru Penjasorkes SDN 01 Menjangan Bojong 8. SUDARNO Guru Penjasorkes SDN 02 Duwet Bojong 9. KISMOYO Guru Penjasorkes SDN Ketitangkidul

77 66 Lampiran Lari 40 meter 1.1 Sikap permulaan Peserta berdiri dibelakang garis start 1.2 Gerakan a Pada aba-aba siap peserta mengambil sikap start berdiri untuk siap lari. b Pada aba-aba ya peserta lari secepat mungkin menuju garis finish menempuh jarak 40 meter. 2. Gantung siku tekuk Sikap permulaan Gambar 1 Lari 40 meter ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:7 ) Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap kebelakang.

78 67 Lampiran 12 Gambar 2 Persiapan gantung siku tekuk ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:9 ) Gerakan Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. Gambar 3 Gerakan gantung siku tekuk ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:8 )

79 68 Lampiran Baring duduk 30 detik Sikap Permulaan a. Berbaring terlentang dilantai atau di rumput, kedua lutut ditekuk 90 derajat, kedua tangan jari-jarinya berselang-seling diletakkan di belakang kepala. b. Petugas/peserta lain menekan atau memegang kedua pergelangan kaki, agar tidak terangkat. Gambar 4 Gerakan awal baring duduk 30 detik ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:11 ) Gerakan a. Pada aba-aba ya peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua siku menyentuh kedua paha kemudian mengambil sikap permulaan. b. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 30 detik.

80 69 Lanjutan lampiran 13 Gambar 5 Gerakan baring menuju sikap duduk ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:12 ) Gambar 6 Gerakan sikap duduk dengan siku menyentuh paha ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:12 )

81 70 Lampiran Loncat tegak 4.1 Sikap permulaan a. Ujung jari tangan peserta diolesi kapur b. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di sampingnya, kemudian tangan yang dekat dengan dinding diangkat lurus, ujung jari tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas. 4.2 Gerakan Gambar 7 Sikap menentukan raihan tegak ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:14 ) a. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang dekat sehingga meninggalkan bekas. b. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.

82 71 Lanjutan lampiran 14 Gambar 8 Sikap awalan loncat tegak ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:15 ) Gambar 9 Gerakan loncat tegak ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:15 )

83 72 Lampiran Lari 600 meter Sikap permulaan Peserta berdiri dibelakang garis start Gerakan a. Pada aba-aba Siap peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. b. Pada aba-aba ya peserta lari menuju garis finish menempuh jarak 600 meter. Gambar 10 Posisi start lari 600 meter ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:17 ) Gambar 11 Gerakan saat masuk garis finish ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:18 )

84 73

85 74

86 75

87 76

88 77

89 78

90 79

91 80

92 81

93 82

94 83

95 84

96 85 Dokumentasi 1 Tenaga Pembantu Penelitian Dokumentasi 2 Persiapan Siswa Sebelum Mengikuti Kegiatan

97 86 Dokumentasi 3 Pelaksanaan Start Lari 40 meter Dokumentasi 4 Pengambilan Waktu Lari 40 meter

98 87 Dokumentasi 5 Pelaksanaan Gantung Siku Tekuk Dokumentasi 6 Pelaksanaan Baring Duduk 30 detik

99 88 Dokumentasi 7 Pelaksanaan Pengukuran Raihan Tegak

100 89 Dokumentasi 8 Pelaksanaan Pengukuran Loncat Tegak

101 90 Dokumentasi 9 Pelaksanaan Start Lari 600 meter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani Menurut Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kesegaran Jasmani Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar olahraga maupun pakar kesegaran jasmani, sehingga istilah tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, dimana setiap hari manusia banyak melakukan berbagai aktifitas, baik aktifitas

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI 04 SURAJAYA KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI 04 SURAJAYA KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI 0 SURAJAYA KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 008/009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH M. ASRAR RIDHO A1D408116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KECAMATAN PANINGGARAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008/2009 SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KECAMATAN PANINGGARAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008/2009 SKRIPSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD PUTRA KELAS V DABIN WINDUAJI KECAMATAN PANINGGARAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Setara 1 Untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa meraskan lelah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat digemari oleh berbagai oleh semua tingkatan usia dan lapisan masyarakat, dimana mereka berolahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107 ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kebugaran Jasmani Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebutuhan hidup yang semakin hari semakin bertambah banyak membuat manusia

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK Stephani Yaneˡ, Zainal Arifin², Mira Fuzita³ 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka a. Kebugaran Jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA Ashadi Cahyadi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Lebih terperinci

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahragasebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan pernah diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan

Lebih terperinci

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. Andini Dwi Intani 1 Universitas Islam 45 Bekasi andiniintani@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Rusli Lutan (2002: 7), mengatakan bahwa kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah 1 Universitas Islam 45 Bekasi ary_haqiyah@yahoo.co.id Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam hidup manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 Oleh: RIZKY HARDIAN 13.1.01.09.0155 Dibimbing oleh : 1. YULINGGA NANDA HANIEF,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 ) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

REBAN SKRIPSI RAGAAN

REBAN SKRIPSI RAGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS V GUGUS RA. KARTINI KECAMATAN REBAN KABUPATE EN BATA ANG TAHU UN PELAJ JARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Pengertian Kesegaran Jasmani. Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Oleh: JUWANDA A1D408033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Kesegaran Jasmani menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997:4), pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh DEDI EFFENDI

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh DEDI EFFENDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANCANG DAN MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV,V,VI PUTRA PUTRI USIA 10-12 TAHUN SDN KEMUNING KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd BAHAN PENATARAN DI BPMD OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd ANATOMI DAN FISIOLOGI OLAHRAGA A. PENDAHULUAN Mempelajari tubuh manusia melibatkan beberapa ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu menyumbangkan

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minat belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif yang menggunakan metade survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V PUTRA SD NEGERI 01 DAN 02 KEJAMBON KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V PUTRA SD NEGERI 01 DAN 02 KEJAMBON KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V PUTRA SD NEGERI 01 DAN 02 KEJAMBON KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJOTAMA DI KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJOTAMA DI KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS V SD NEGERI GUGUS DWIJOTAMA DI KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBANDINGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD DESA TERTINGGAL (IDT) DAN DESA MAJU (NON IDT) DI KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh PP 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN Hubungan Kemampuan Motorik.(Gazali Abas Adnan) 1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTOR ABILITY AND STUDENT PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani sebagai komponen secara keseluruhan dari pendidikan telah disadari manfaatnya oleh banyak kalangan. Tetapi mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan yang berkualitas mencerminkan peradaban suatu bangsa juga berkualitas. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

SURVAI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 1 CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2005/2006

SURVAI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 1 CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SURVAI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 1 CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI 1. Definisi kebugaran jasmani 2. Komponen kebugaran jasmani 3. Permasalahan kebugaran jasmani 4. Kiat/cara mencapai keb. jasmani DEFINISI KEB. JASMANI Kebugaran jasmani (Physical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya manusia sadar bahwa dirinya sebagai individu sekaligus makhluk sosial yang terdiri dari jasmani dan rohani, yang keduanya tidak bisa dipisahkan.

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV,V SD NEGERI KARANGMANGU 01 KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV,V SD NEGERI KARANGMANGU 01 KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV,V SD NEGERI KARANGMANGU 01 KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tegalrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1 Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1 TINKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI KEPEK KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini seluruh aspek tidak luput dari dampak yang ditimbulkan dari persaingan yang sangat ketat sehingga mengakibatkan perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani menurut Wahjoedi (2001:58) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat,

Lebih terperinci

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Olah Fisik organ tubuh Kesehatan Olahraga (Sport Health) Sport Medicine Kedokteran Olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG Profil Kondisi Fisik Siswa Sekolah Dasar. PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang donny_anhar@yahoo.com

Lebih terperinci

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) 1 METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) A. Pengertian fitnes Physical Fitness disebut juga kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah mengantarkan kita pada era modernisasi dimana segala sesuatu serba praktis dan instan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat

Lebih terperinci

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA DEFINISI Kebugaran Jasmani adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tenaga dan kesiap siagaan, tanpa kelelahan yang berarti dan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bucher dalam Yustinus Sukarmin (2004: 1) mengatakan bahwa pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. Bucher dalam Yustinus Sukarmin (2004: 1) mengatakan bahwa pendidikan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Batasan-batasan mengenai pengertian pendidikan jasmani dikemukakan sebagai berikut; Depdikbud (Sugeng Purwanto, 2006: 14) bahwa

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DI SD NEGERI SONOREJO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DI SD NEGERI SONOREJO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DI SD NEGERI SONOREJO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI Utami Dewi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Pontianak Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama PERSETUJUAN Skripsi dengan judul Status Kondisi Fisik dan Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Yogyakarta. ini telah disetujui oleh

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN LOWER LIMB EXPLOSIVE POWER

Lebih terperinci

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan 8 II. TINJAU PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rohaniah

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 11 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL Oleh DADANG SETIAWAN 145166637 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV dan V SD NEGERI PASARANOM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang nyata dan

BAB I PENDAHULUAN. yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang nyata dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Gerak adalah sesuatu yang ditampilkan manusia secara nyata dan dapat diamati, namun yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana tingkatan aktifitasnya itu berbeda-beda pada masing-masing individu. Untuk dapat melaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V PUTRA SD NEGERI DABIN CANDRA

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V PUTRA SD NEGERI DABIN CANDRA HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V PUTRA SD NEGERI DABIN CANDRA skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bersepeda merupakan jenis aktivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang, kegiatan bersepeda dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI Jurnal Oleh Ramandhani Ardi Pratiwi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRACT EFFECT

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci