Hubungan Kemampuan Pemahaman Matematis dengan Multiple Intelligences Mahasiswa
|
|
- Yohanes Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Hubungan Kemampuan Pemahaman Matematis Multiple Intelligences Mahasiswa M-93 Riva Lesta Ariany 1, Tika Karlina Rachmawati 2, Rena Denya Agustina 3 Prodi. Pendidikan Matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung 1,2 Prodi. Pendidikan Fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung 3 1 rivalestaariany@uinsgd.ac.id Abstrak Kemampuan pemahaman matematis merupakan kemampuan penting dimiliki mahasiswa calon guru matematika. Upaya peningkatan kemampuan pemahaman matematis perlu terus diupayakan, diantaranya mencari tahu apakah kemampuan pemahaman matematis dipengaruhi oleh kecerdasan dimiliki oleh orang tersebut atau tidak. Penelitian ini bertujuan melihat adakah hubungan antara delapan jenis kecerdasan atau multiple intelligences terhadap kemampuan pemahaman matematis mahasiswa calon guru matematika. Metode penelitian digunakan adalah korelasional. Instrumen digunakan adalah angket multiple intelligences dan tes kemampuan pemahaman matematis. Penelitian ini melibatkan 24 sampel mahasiswa pendidikan matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi multiple intelligences terhadap kemampuan pemahaman matematis mahasiswa. Kecerdasan logis matematis memiliki korelasi positif secara signifikan kemampuan pemahaman matematis siswa. Tujuh kecerdasan lainnya memiliki korelasi terhadap kemampuan pemahaman matematis walaupun tidak secara signifikan. Implikasi penelitian ini, mengembangkan kemampuan pemahaman matematis perlu dirancang kegiatan pembelajaran melibatkan kecerdasan logis matematis, linguistik, visual, interpersonal, intrapersonal, musik dan naturalis karena kecerdasan-kecerdasan ini memiliki korelasi positif kemampuan pemahaman matematis mahasiswa. Kata kunci: pemahaman, matematika, multiple intelligences I. Pendahuluan Seseorang dapat dideteksi kecerdasan pada dirinya akan mampu belajar lebih baik menggunakan kecerdasan dominannya,hal ini senada apa diungkapkan Campbell [1]. Setidaknya ada delapan kecerdasan dasar dimiliki setiap orang, diantaranya ada dominan dan ada tidak, kedelapan kecerdasan tersebut dikenal sebagai multiple intelligences. Kecerdasan linguistik berkaitan kapasitas seseorang dalam menggunakan kata-kata efektif secara lisan maupun tulisan, kecerdasan ini mencakup kemampuan memanipulasi sintak atau struktur bahasa. Kecerdasan logis matematis berkaitan kemampuan menggunakan bilangan efektif dan penalaran baik, serta memiliki sensitivitas terhadap pola dan hubungan, pernyataan, proporsi, fungsi dan abstraksi lainnya. Kecerdasan visual berkaitan sensitivitas terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan lain-lain. Kecerdasan kinestetis berkaitan kemahiran mengekspresikan ide dan feeling menggunakan gerak tubuh [2]. Kecerdasan musikal berkaitan musik, sedangkan kemampuan interpersonal berkaitan kemampuan bersosialisasi, empati dan berkomunikasi orang lain. Kemampuan intrapersonal berkaitan pengetahuan mengenai kelemahan dan kekurangan diri, mood, motivasi, desire, disiplin diri, keyakinan diri dan lain-lain. Kecerdasan terakhir adalah kecerdasan naturalis adalah kemampuan selaras dan mencintai lingkungan, makhluk hidup dan kehidupan alam. PM-641
2 ISBN (Cetak) (On-line) Teori kecerdasan digagas Armstrong tahun 2009 tersebut menunjukkan bahwa setiap orang cerdas, dan bahwa diakui cerdas tidak hanya mereka lulus dalam tes-tes konvensional atau mahir matematika saja. Mahasiswa tidak dominan dalam bidang matematika mungkin saja cerdas dalam bidang musik dan lainnya seperti diutarakan oleh Checkley [3], dan Saban [4] bahwa seorang individu dapat tinggi pada suatu kecerdasan dan lemah dalam kecerdasan lainnya. Identifikasi kecerdasan tercakup dalam multiple intelligences penting dilakukan sebagaimana rekomendasi dari hasil-hasil penelitian sebelumnya Yenice [5], Al Kabani dan Al Wahaibi [6], Piaw dan Don [7]. Identifikasi kecerdasan apa dominan pada mahasiswa calon guru matematika akan membantu mereka lebih memahami diri dan apabila kecerdasan dominan tersebut digunakan dalam pembelajaran, akan terjadi proses belajar lebih efektif. Salah satu indikasi efektivitas pembelajaran matematika adalah tercapainya tujuan pengajaran matematika salah satunya adalah mengembangkan kemampuan pemahaman matematis siswa.pemahaman matematik meliputi kemampuan mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, membuat contoh dan non contoh, mempresentasikan suatu konsep model, diagram dan simbol, mengubah suatu bentuk representasi menjadi bentuk representasi lain, mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat menentukan suatu konsep, membandingkan dan membedakan konsepkonsep. Pemahaman matematis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: (1) kategori kemampuan pemahaman matematis rendah atau pemahaman mekanikal, instrumental dan induktif, meliputi kemampuan melakukan perhitungan rutin, sesuai algoritma, dan penerapan rumus, (2) kemampuan pemahaman matematis tinggi atau pemahaman rasional, intuitif, relasional, fungsional dan knowing meliputi kemampuan membuktikan kebenaran, mengaitkan sutu konsep kekonsep lainnya, dan mampu memperkirakan jawawan [8]. Kemampuan pemahaman matematis merupakan kompetensi penting harus dimiliki setiap calon guru matematika, sehingga faktor-faktor mempengaruhi secara positif kemampuan pemahaman perlu ditingkatkan, hal ini mendasari dilakukannya penelitian. Penelitian ini difokuskan mengetahui adakah korelasi antara multiple intelligences kemampuan pemahaman matematis mahasiswa prodi. pendidikan matematika. II. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan adalah korelasional [9], sebelum dilakukan uji korelasi dilakukan uji asumsi terlebih dahulu, mempertimbangkan bahwa data kemampuan pemahaman mahasiswa tidak normal nilai sig. 0,040 atau kurang dari nilai signifikansi (0,05), dan skala multiple intelligences merupakan data ordinal sehingga dilakukan uji korelasi nonparametric menggunakan Spearman mengetahui hubungan antara multiple intelligences kemampuan pemahaman matematis mahasiswa. A. Subjek Penelitian Populasi penelitian ini adalah mahasiswa prodi pendidikan matematika tahun pertama, jumlah mahasiswa 87 orang, adapun dijadikan sampel hanya 24 orang mahasiswa karena hanya 24 orang mahasiswa mengembalikan dan mengisi lengkap angket multiple intelligences. B. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan ada dua yaitu angket dan tes. Instrumen pertama adalah angket multiple intelligences berupa angket empat option jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju, 40 item pernyataan sesuai 8 kecerdasan ada pada multiple intelligences. Dan instrumen kedua berupa tes soal pemahaman matematis sebanyak 5 soal meliputi indikator pemahaman rasional, intuitif, relasional dan fungsional. PM-642
3 SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 III. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis uji korelasi antara kedelapan kecerdasan pada multiple intelligences kemampuan pemahaman matematis siswa menunjukkan bahwa kecerdasan linguistik, visual, interpersonal, intrapersonal, musikal dan naturalis memiliki korelasi positif atau berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis mahasiswa, tetapi hubungannya tidak signifikan. A. Hasil Penelitian Hanya kecerdasan logis matematis memiliki korelasi positif secara signifikan kemampuan pemahaman matematis, nilai Sig (2-Tailed) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kecerdasan logis matematis mahasiswa, semakin baik pula kemampuan pemahaman matematisnya. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa kemampuan pemahaman matematis tidak dipengaruhi secara langsung oleh kecerdasan kinestetis karena berkorelasi negatif. TABEL 1. KORELASI KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DENGAN MULTIPLE INTELLIGENCES Multiple Intelligences N Correlation Sig. (2-tailed) Pemahaman Linguistik Pemahaman Logic-Math Pemahaman Visual Spasial Pemahaman Interpersonal Pemahaman Intrapersonal Pemahaman Kinestetis Pemahaman Musikal Pemahaman Naturalis Tabel 1 menunjukkan ke delapan kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki korelasi kemampuan pemahaman matematis mahasiswa, ada berkorelasi positif ada juga berkorelasi negatif. B. Pembahasan Kemampuan pemahaman matematis berkorelasi positif kecerdasan kecerdasan logis matematis, linguistic, interpersonal, intrapersonal, visual-spasial, musical, dan naturalis. Berkaitan hal tersebut, dapat ditarik implikasi bahwa kegiatan pembelajaran memanfaatkan kecerdasan linguistik, logis, visual, interpersonal, intrapersonal, musikal dan naturalis akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa, semakin baik kecerdasankecerdasan tersebut akan semakin baik pula kemampuan pemahaman matematisnya, sehingga porsi penggunaan kecerdasan ini perlu ditambah dalam kegiatan pembelajaran. Ada banyak bentuk aktivitas melibatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut, jenis kegiatan dilakukan dapat disesuaikan materi pelajaran akan diberikan. Contoh kegiatan dapat dilakukan diantaranya diskusi kelompok dalam ragam bentuknya baik mengembangkan kecerdasan interpersonal, melakukan testes/ kuis dikerjakan individu dalam pembelajaran baik mengasah kecerdasan intrapersonal, kegiatan mengidentifikasi pola dan hubungan baik meningkatkan kecerdasan logis matematis, memberikan masalah-masalah kontekstual baik kecerdasan naturalis. Kegiatan melibatkan multiple intelligences dalam pembelajaran matematika misalnya dapat dilakukan kegiatan mengingat jenis-jenis bilangan (linguistic), mengidentifikasi sifat-sifat bilangan (logis matematis), membuat pemetaan bilangan berdasarkan sifat-sifat spesifik (visual), menyanyikan sebuah lagu berkaitan bilangan (musical), mengingat penggunaannya bilangan-bilangan tersebut (intrapersonal), mencatat atau mendata bilangan favorit teman-teman (interpersonal). Kegiatankegiatan tersebut dapat mengembangkan kecerdasan majemuk dimiliki mahasiswa, serta dapat memperkuat kecerdasan telah dominan dalam diri siswa sehingga membantu mahasiswa lebih PM-643
4 ISBN (Cetak) (On-line) efektif dalam belajar. Dengan demikian kelas matematik perlu mengembangkan semua jenis kecerdasan dan menciptakan aktivitas-aktivitas sesuai mengembangkan kecerdasan-kecerdasan tersebut secara bervariasi dalam pembelajaran matematika. Bentuk lain pengembangan aktivitas pembelajaran matematika pada materi melibatkan kecerdasan-kecerdasan dalam multiple intelligences bersesuaian taksonomi Bloom diambil dari Buku Multiple Intelligences in The Classroom 3 rd Edition dapat diterapkan dapat dilihat pada Tabel 2. TABEL 2. TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN TAKSONOMI BLOOM [2] Taksonomi Bloom Kecerdasan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Linguistik Mengingat kembali definisi kan apa itu domain dan range secara lisan Mengklasifika si jenis-jenis secara tertulis Menyebutkan perbedaan dan bukan Menuliskan penjelasan mengenai Menjelaskan jenis-jenis dan bukan Logis Matematis kan hubungan dalam Menentukan relasi dari dua Mengidentifik asi kriteria Menganalisis domain dan range table domain Berargumen menunjukkan metode paling tepat menentukan range Visual Spasial Menyatakan Himpunan dalam gambar diagram sesuai domain dan range k an pemetaan diagram Venn menggunaka n alat atau software Mengevaluasi cara terbaik membuat diagram Kinestetis Menggunaka n sebagai mesin dapat digunakan Mengumpul kan objek sesuai sifat ditentukan diagram Venn menggunakan alat grafik berkaitan Mengumpul kan bahan dibutuhkan menggambar Mengukur atau menghitung anggota Musikal Menyebutka n kembali definisi berupa yel atau lirik Menyanyika n lagu menyatakan konsep Mengganti lirik suatu lagu sifat/jenis lagu sendiri berdasarkan informasi tentang sendiri menghimpun semua informasi Menilai lagu mana terbaik dan memberikan penjelasan tepat Interpersona l daftar pertanyaan tentang kan komponen dari domain Mengkategori kan Mengumpukan pendapat orang lain tentang Membedaka n berdasarkan informasi Berdiskusi teman mengenai konsep PM-644
5 SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 dikumpulkan dari teman telah dipelajari Intrapersona l Mengingat kembali aktivitas berhubunga Menemukan sendiri daerah hasil dari domain dan pemetaan ditentukan Mendefinisika n bahasa sendiri Mengkategori kan relasi/pemetaa n rencana proyek berkaitan konsep dari bahan telah dikumpulkan Menjelaskan bagian mana paling disukai dari Naturalis Membedaka n dan bukan di lingkungan sekitar Mengaplikas ikan konsep di alam cara mengklasifikas i suatu benda system klasifikasi baru sesuai dijumpai di lingkungan sekitar Menggunaka n menyelesaik an masalah dalam kehidupan sehari hari Mengaplikasik an konsep telah di klasifikasi benar Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan kinestetik ini berkorelasi negatif pemahaman matematis artinya berdasarkan hasil penelitian ini tidak direkomendasikan aktivitas banyak melibatkan gerak tubuh dalam kegiatan pembelajaran bertujuan meningkatkan kemampuan pemahaman. Selanjutnya, diantara ke delapan kecerdasan termuat dalam multiple intelligences, hanya kecerdasan logis matematis berpengaruh secara langsung atau berkorelasi positif kemampuan pemahaman matematis, sehingga kecerdasan logis matematis perlu dikembangkan dalam pembelajaran menunjang kemampuan pemahaman matematis. Ada sebelas cara dapat ditempuh mengembangkan kecerdasan logis matematis dalam pembelajaran yaitu: (1) mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, (2) menyajikan berbagai masalah dalam bentuk matematis, (3) merencanakan waktu penyelesaian tepat, (4) merencanakan atau melakukan sebuah eksperimen, (5) membuat suatu teknik penyelesaian masalah, (6) menggunakan diagram Venn menyelesaikan masalah, (7) membuat silogisme mendemonstrasikan hasil, (8) membuat analogi, (9) menggunakan keterampilan berfikir, (10) merancang suatu pola agar proses berfikir efektif, (11) mengklasifikasikan fakta-fakta diketahui [10]. IV. Simpulan dan Saran Kemampuan pemahaman matematis berkorelasi positif semua jenis kecerdasan dalam multiple intelligences, kecuali kecerdasan kinestetis. Jenis kegiatan melibatkan kecerdasan logis matematis perlu lebih banyak, karena kecerdasan inilah berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kemampuan pemahaman matematis. Disamping kegiatan melibatkan kecerdasan logis matematis, kegiatan melibatkan kecerdasan linguistic, interpersonal, intrapersonal, visual, musical dan naturalis juga perlu dikembangkan, agar menfasilitasi semua jenis kecerdasan menunjang terhadap kemampuan pemahaman matematis. PM-645
6 ISBN (Cetak) (On-line) Daftar Pustaka [1] Campbell, L, Teaching & Learning through Multiple Intelligences, Massachussets: A Simon and Schuster Company, Needham Height, 1996 [2] Armstrong, Thomas, Multiple Intelligences in The Classroom 3 rd edition, Virginia USA: ASDC, 2009 [3] Checkley, K, The First Seven The Eight : A Conversation with Howard Gardner. Educational Leadership, 1997, 55(1), 8-11 [4] Saban, A, Çoklu zeka teorisi ve egitim. Ankara: Nobel YayÕnlar, 2001 [5] Yenice, Nilgun and Aktamis, Hilal, Determine of Multiple Intelligences Domains and Learning Style of Teacher Candidates, Procedia Social and Behavioral Sciences 2(2010), pp , 2010 [6] Al Kalbani, Muna saif and Al Wahaibi, Suad Shaleh, Testing of Multiple Intelligences Theory in Oman, Procedia Social and Behavioral Sciences 190(2015), pp , 2015 [7] Piaw, Chua Yan and Don, Zuraidah Mohd, Predictor of Multiple Intelligences Abilities for Malaysian School Leaders, Procedia Social and Behavioral Sciences 116(2014), pp , 2014 [8] Sumarmo, U, Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya, Unpublished [9] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009 [10] Uno, B Hamzah and Kuadrat, Masri. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 PM-646
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari, oleh sebab itu matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pada jenjang sekolah menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan bagian dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dianggap sulit oleh siswa (Angel et all, 2004:2). Penyebabnya adalah dikarenakan siswa
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... halaman i ii iii iv vi x xiii xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) dirasakan penting untuk dipelajari karena materi-materi tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 1-6 ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD Dian Ika Kusumaningtyas 1) dan Maharani Putri Kumalasani
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penyajian data dan hasil analisis data, maka pada bab ini akan. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan penyajian data dan hasil analisis data, maka pada bab ini akan dideskripsikan temuan temuan penelitian dan hasil pengujian hipotesis yang telah di uji pada bab sebelumnya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI A.
BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Berbasis Kontekstual Model pembelajaran merupakan salah satu bagian yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dan
Lebih terperinciUmi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)
PENDEKATAN INTELEGENSI GANDA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT-UNY Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran
Lebih terperinciAdakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,
Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada BAB IV, maka pada bab ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis deskriptif. Berikut pembahasan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)
PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Isniatun Munawaroh,M.Pd*) Salah satu implikasi yang paling provokatif dalam teori Multiple Intelligence adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis
5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual Pada deskripsi konseptual ini akan dibahas tentang kemampuan komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES (MI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES (MI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP 1) Riva Lesta Ariany, 2) Jarnawi Afgani D, 3) Stanley Dewanto 1) 3)
Lebih terperinciAbstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
KORELASI KECERDASAN VISUAL SPASIAL DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DI SMA NEGERI 1 KEJURUAN MUDA Ariyani Muljo IAIN Langsa, Langsa, Kota Langsa Ariyanimulyo41@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu, tetapi pendidikan selalu berkonsentrasi dan berusaha untuk mengembangkan kecerdasan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isna Rafianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia saat ini terus dikejutkan dengan berbagai penemuan yang berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut membuat berbagai informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance
Lebih terperinciMULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)
MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) Anak bahagia disekolah sudah disosialisasikan lewat Quantum Learning, Joy in School dan Super Learning. Alasan lewat penelitian menunjukkan bahwa apabila anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pendidikan global, pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik strategi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sedang dalam masa perkembangan menuju ke arah kedewasaan. Untuk ini mereka sangat membutuhkan berbagai pengetahuan yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS
Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.561 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS Sri Asnawati Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Lebih terperinci2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui
Lebih terperinciI Made Bawa Mulana (Guru Matematika SMA Negeri 4 Singaraja)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN SOSIAL SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 4 SINGARAJA I Made Bawa Mulana (Guru Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini menyebabkan kita harus selalu tanggap menghadapi hal tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai objek kajian abstrak, universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Utami Widyaiswari,2013
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN
Ali Mohtarom 187 PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN Oleh: Ali Mohtarom Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak: Manusia dibekali
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu tujuan pembelajaran matematika pada sekolah menengah atas adalah siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of Multiple Intelligens ( 1983 ), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Beliau menamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa
Lebih terperinciABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai profil Multiple Intelligence pada siswa kelas 4 SD Kuntum Cemerlang Bandung. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling sebanyak
Lebih terperinciPEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP
PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciPROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA
Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Setyati Puji Wulandari 1), Imam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian kuasi eksperimen yang dilakukan di SMA Mutiara Bunda, Bandung maka penerapan konsep kecerdasan majemuk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR Ninda Riana, Monawati, Bakhtiar Hasan nindariana@gmail.com ABSTRAK Beragam kemampuan
Lebih terperinciNur Annisa Nenden Sundari 1 Neneng Sri Wulan 2. Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Serang Universitas Pendidikan Indonesia
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 PENGARUH METODE SLIM-N-BIL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI KELAS IV SD IT KHAIRUNNAS KABUPATEN SERANG PROVINSI
Lebih terperinciPROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK
PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK Emiliya Damayanti 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Email: rvien@ymail.com Abstract. This study
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa (peserta didik) untuk memperoleh kedewasaan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat membuat setiap orang dapat mengakses segala bentuk informasi yang positif maupun negatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing 1. Pengertian Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of Multiple Intelligens ( 1983 ), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Beliau menamakan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memiliki peran yang sangat luas dalam kehidupan. Salah satu contoh sederhana yang dapat dilihat adalah kegiatan membilang yang merupakan kegiatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN NATURALIS ANAK KELOMPOK B RA AL HIKMAH PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN NATURALIS ANAK KELOMPOK B RA AL HIKMAH PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecerdasan Naturalis dapat diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan, hewan dan lingkungan alam sekitarnya. Individu yang memiliki kecerdasan
Lebih terperinciKORELASI KECERDASAN SPASIAL TERHADAP MATHEMATICAL PROFICIENCY SISWA SEKOLAH DASAR KOTA BANDA ACEH
KORELASI KECERDASAN SPASIAL TERHADAP MATHEMATICAL PROFICIENCY SISWA SEKOLAH DASAR KOTA BANDA ACEH Aklimawati 1), Rifaatul Mahmuzah 2) 1,2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Serambi Mekkah
Lebih terperinciMenstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah
Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi (Psikolog Psikologi Perkembangan Anak) Dosen Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Anggota
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG Ayu Sri Yuningsih (aiiu.sri94@gmail.com) Sumpena Rohaendi (sumpenarohaendi07786@gmail.com)
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT
Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri karena persaingan dalam dunia pendidikan semakin ketat. Salah satu upaya yang dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan
Lebih terperinci, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan zaman, bidang pendidikan terus diperbaiki dengan berbagai inovasi didalamnya. Hal ini dilakukan supaya negara dapat mencetak Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks sekolah dewasa ini, pembelajaran bukan sekedar kegiatan menyampaiakan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip atau mendemonstrasikan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan yang sangat besar dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan yang sangat besar dalam kemajuan peradaban manusia. Sejak zaman dahulu, mulai era Mesir Kuno, Babylonia hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan mengambil subjek populasi seluruh siswa kelas VIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah modal dasar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga manusia dituntut untuk terus berupaya mempelajari, memahami, dan menguasai berbagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah metakognisi pertama kali dikemukakan oleh Flavell pada tahun 1976. Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing about knowing, yaitu
Lebih terperinciMENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak
MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh Linda Kholidatunnur 82321112083 Abstrak Beragam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu merupakan anugerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.
Lebih terperinci: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K
KEKUATAN DAN ARAH KEMAMPUAN METAKOGNISI, KECERDASAN VERBAL, DAN KECERDASAN INTERPERSONAL HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : ISNAINI MARATUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pendidikan. Ini berarti bahwa tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dituntut untuk dapat belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan hanya mengetahui jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Terbukti bahwa hampir di setiap negara, pendidikan menjadi prioritas utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti yang disebutkan dalam firman-nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN PERKULIAHAN FISIKA DASAR DAN PROFIL KECERDASAN MAJEMUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA TINGKAT I FKIP UNSWAGATI CIREBON 2014
ANALISIS KESULITAN PERKULIAHAN FISIKA DASAR DAN PROFIL KECERDASAN MAJEMUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA TINGKAT I FKIP UNSWAGATI CIREBON 2014 Dede Trie Kurniawan Pendidikan Matematika FKIP Unswagati
Lebih terperinciSiti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Siti Chotimah chotie_pis@yahoo.com Pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. A. Kemampuan Pemahaman Matematis, Metode Pembelajaran Buzz. Group, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kemampuan Pemahaman Matematis, Metode Pembelajaran Buzz Group, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap 1. Kemampuan Pemahaman Matematis Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah
Lebih terperinciVol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Hanomi Irma 1), Edwin Musdi 2), Atus Amadi Putra 3)
PENERAPAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KINESTETIK PADA SISWA KELAS VIII 8 KECERDASAN KINESTETIK-LINGUISTIK SMP NEGERI 7 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Hanomi Irma 1), Edwin Musdi 2), Atus Amadi Putra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsito, 2006),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dipelajari disetiap jenjang pendidikan, dengan matematika diharapkan siswa dapat memecahkan masalah kehidupan sehari-hari karena matematika merupakan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas manusia menyongsong kehidupan masa depan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seyogyanya belajar IPS Terpadu menjadikan siswa lebih kreatif, komunikatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Seyogyanya belajar IPS Terpadu menjadikan siswa lebih kreatif, komunikatif, berpikir kritis-reflektif. Di samping itu, belajar IPS juga dimaksudkan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 2016/2017 pokok bahasan lingkaran sebagai berikut. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi pada umumnya memiliki
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh pembahasan mengenai deskripsi kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII MTs Negeri Jambewangi Selopuro
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE Fitria Nurapriani fitria.apriani@ubpkarawang.ac.id Universitas Buana Perjuangan Karawang Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa. Penduduk yang banyak tidak akan menjadi beban suatu negara apabila berkualitas, terlebih
Lebih terperinciMATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING
MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING Risnanosanti Muhammadiyah University of Bengkulu E-mail: rnosanti@yahoo.com ABSTRAK : Berpikir kreatif dalam matematika adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama dalam program pembangunan di Indonesia, karena pada dasarnya pembangunan tidak hanya
Lebih terperinci