PENAMBAHAN LANTAN PADA PENETAPAN KALSIUM SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA): STUDI PENDAHULUAN. Juli Astuti dan Herawati. Kimia Analisis Bogor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENAMBAHAN LANTAN PADA PENETAPAN KALSIUM SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA): STUDI PENDAHULUAN. Juli Astuti dan Herawati. Kimia Analisis Bogor"

Transkripsi

1 PENAMBAHAN LANTAN PADA PENETAPAN KALSIUM SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA): STUDI PENDAHULUAN Juli Astuti dan Herawati Akademi Kimia Analisis Bogor ABSTRACT The preliminary study on Lanthanum addition in calcium determination using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) has been done. This study is aimed to find out the proper concentration of Lanthanum which can solve the problem of phosphate interference in calcium determination. In calcium determination, the absorbance of 4 mgil calcium standard was 45 % reduced because of the interference of the presence of 20 mgil phosphate. The result of this preliminary study is that the addition of 15 mgil (minimum) Lanthanum to the sample which consist of 3 mgil calcium and 3 mg/l phosphate can increase the absorbance by 41 %. This result indicates that Lanthanum can solve the problem of phosphate interference in determining calcium. PENDAHULUAN Penetapan kadar analit, baik unsur, senyawa, maupun bentuk spesi lain, dalam sampel atau contoh dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis kimia kuantitatif secara konvensional (gravimetri dan titrimetri) atau menggunakan metode instrumen secara Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Pemilihan penggunaan metode analisis tersebut sangat tergantung pada jumlah atau kandungan analit dalam contoh. Penetapan kalsium (Ca) dalam contoh dapat ditetapkan kadarnya dengan metode konvensional (teknik gravimetri dan titrimetri) maupun metode instrumen dengan manggunakan SSA. Beberapa metode konvensional untuk menetapkan _~. kalsium dalam contoh antara lain ; permanganometri, kompleksiometri dengan EDTA. Sedangkan penetapan Ca dalam contoh dengan metode instrument dapat dilakukan secara ermsi flame photometri, atomic WARTAAKAB, No 22, DES EMBER

2 absorpsi spectrophotometrt. Kadar Ca dalam contoh beragam kisaran konsentrasinya, dari konsentrasi persen sampai mg/l. Dalam hal ini perlu dipilih metode yang tepat, agar hasil uji yang diperoleh benar sesuai dengan nilai sebenarnya. Untuk kadar Ca dengan konsentrasi satuan persen (%) dapat digunakan metode konvensional, sedangkan untuk konsentrasi mg/l (ppm) digunakan metode instrument. Ca tersebut. Lantan telah direkomendasikan dan digunakan sebagai releasing agent untuk mengatasi adanya gangguan fosfat dalam sampel pada penetapan Ca secara SSA. Hal irn karena lantan bereaksi dengan fosfat, sehingga atomisasi Ca dapat optimum (S. John Wilson and Peter M. Marquis, 1999). Tujuan penelitian Sebagai contoh, metode instrumen, dalam hal ini metode SSA dapat digunakan untuk penetapan Ca dalam contoh air dengan kandungan kurang dari 4 mgll. Namun dalam penetapan Ca dalam contoh air dengan kandungan kurang dari 4 mg/l secara SSA terdapat hasil penyimpangan sebesar 45% dengan adanya ion fosfat dalam contoh sebesar 20 ppm (S. John Wilson and Peter M. Marquis, 1999). Dengan demikian, adany a ion fosfat dalam contoh dapat menggangu pada penetapan Ca secara SSA. Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk mengkaji dan mencan konsentrasi larutan lantan yang tepat yang harus ditambahkan pada penetapan kalsium agar gangguan fosfat dapat diatasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis Ca secara AAS untuk beberapa jenis contoh, yaitu : larutan contoh standar Ca 3 ppm yang ditambah ion fosfat dengan variasi konsentrasi yang dapat mengganggu Gangguan ini dapat diatasi dengan menambahkan unsur lain dalam jumlah berlebihan agar bereaksi dengan komponen pengganggu, sehingga tidak analisis Ca. Disamping itu, dilakukan juga penambahan konsentrasi larutan lantan dalam beberapa variasi untuk menentukan konsentrasi minimal berpengaruh terhadap penetapan kadar 25 WART A AKAB, No 22, DESEMBER 2009

3 lantan yang dapat mengatasi adanya fosfat. gangguan dan 4 ppm fosfat dalam labu takar 100 ml. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : standar Ca 1000 ppm, standar fosfat 100 ppm, standar Lantan 1000 ppm, asarn Klorida pekat p.a, dan air suling. Dibuat satu seri larutan contoh standar Ca 3 ppm yang mengandung konsentrasi fosfat yang dapat menurunkan konsentrasi Ca dalam contoh dengan variasi penambahan larutan lantan (1; 3; 5; la; dan 15 Peralatan yang digunakan dalam ppm). penelitian ini adalah neraca analitik, labu takar 50 ml, 100 ml, buret mikro, pipet volumetrik, labu semprot, piala gelas, dan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Shimadzu AA 6300 Pembuatan Larutan B1ankol Standar Ca 0,09 ppm dan Pengujian IDL Larutan standar Ca 9 ppm dipipet 1 ml ke labu takar 100 ml diimpitkan dengan air suling sampai tanda tera Preparasi Larutan Contoh Standar Ca 3 ppm (mg/l) Sebanyak la ml standar induk Ca (0,09 ppm Ca). Larutan ini dibuat tujuh kali ulangan, Kemudian ke tujuh larutan inr diukur absorbansinya 1000 ppm dipipet ke labu takar 100 ml, diimpitkan dengan air suling sampai tanda tera ( Ca 100 ppm). Kemudian dipipet 3 ml standar Ca 100 dengan AAS pada panjang 422,7 nm. gelombang ppm ke labu takar 100 ml diimpitkan Pembuatan Larutan Deret Standar sampai tanda tera dengan air suling (3 _~. ppm Ca) Ca Sebanyak 10 ml standar induk Ca 1000 ppm dipipet ke labu takar 100 Preparasi terhadap Larutan Contoh Standar Ca 3 ppm Dibuat satu seri larutan contoh standar ml, diimpitkan dengan air suling sampai tanda tera ( Ca 100 ppm). Kemudian masing-masing dipipet : 0; 1 Ca 3 ppm yang mengandung 1, 2, 3, WARTAAKAB, No 22, DESEMBER

4 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5 ml standar Ca 100 ppm ke labu takar 100 ml diimpitkan sampai tanda tera dengan air suling ( 0; l:, 2,. 3,. 4,. 5 ppm Ca) Pengujian Linieritas Larutan deret standar Ca ( 0; 1 ; 2 ; 3 ; 4; 5 ppm Ca) masing-rnasing diukur absorbansinya dengan AAS pada panjang gelombang 422,7 nm. Analisis Ca dalam Larutan Contoh Standar Ca 3 ppm Pada masing-masing perlakuan, terhadap larutan contoh standar Ca 3 ppm tersebut diukur absorbansinya dengan AAS pada panjang 422,7 nm. gelombang HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan pada analisis Ca dalam dua perlakuan larutan contoh standar Ca 3 ppm secara SSA disajikan secara berurutan, yaitu limit deteksi instrumen, linieritas, pengaruh fosfat dalam larutan contoh standar Ca 3 ppm, dan pengaruh penambahan lantan dalam larutan contoh standar Ca 3 ppm yang mengandung fosfat 3 ppm. Limit Deteksi Pengujian limit deteksi ini dilakukan dengan cara mengukur absorbansi larutan standar Ca 0,08 ppm sebanyak tujuh kali ulangan. Data hasil pengujian limit deteksi Ca secara SSA ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Limit Deteksi Instrumen pada Penetapan Ca Ulangan Absorbansi Konsentrasi Ca (ppm) 1 0,0340 0, ,0331 0, ,0336 0, ,0344 0, ,0336 0, ,0337 0, ,0355 0,096 Rata-rata 0,088 SD 0,004 IDL Ca (ppm) 0,100 Pada Tabel 1 menunjukkan limit deteksi alat untukpengukuran Ca secara SSA sebesar 0,100 ppm. Nilai tersebut merupakan konsentrasi terendah yang masih dapat dipercaya pada pengukuran Ca dengan menggunakan SSA. Berdasarkan nilai -~. tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan instrument pada pengukuran Ca dengan konsentrasi > 0,100 ppm dapat dipercaya sebagai TA AKAB, No 22, DESEMBER 2009

5 sinyal alat terhadap analit Ca, tetapi Gambar I. Kurva Standar Ca untuk konsentrasi analit Ca < 0,100 ppm sinyal yang dihasilkan tidak dipercaya berasal dari analit Ca tetapi merupakan noise. Berdasarkan data hasil analisis linieritas diperoleh nilai koefisien korelasi (r) untuk Ca sebesar 0,9989. Hal ini berarti, nilai koefisien korelasi Limit deteksi uu menunjukkan konsentrasi terendah dari suatu analit yang masih dapat direspon dengan baik oleh alat. Semakin kecil nilai limit deteksi dari suatu alat terhadap suatu analit tertentu menunjukkan semakin yang diperoleh sesuai dengan persyaratan nilai koefisien korelasi suatu metode (r > 0,99). Kurva ini mampu menghasilkan hasil yang proporsional dengan konsentrasi analit Ca dalam contoh pada kisaran baik alat yang digunakan untuk konsentrasi 1 sampai 5 ppm, sehingga menganalisa Linieritas anal it tersebut. kurva tersebut dapat digunakan untuk pengukuran Ca dengan kisaran konsentrasi 3 ppm dalam contoh. Linieritas adalah suatu parameter untuk memastikan adanya hubungan yang Pengaruh Fosfat pada Analisis Ca linier antara konsentrasi analit dan respon alat. Pada pengujian linieritas dalam Larutan 3ppm Contoh Standar Ca nu dilakukan dengan mengukur Untuk menunjukkan adanya gangguan absorbansi larutan deret standar Ca (0; ion fosfat pada pengukuran Ca 3 ppm 1; 2; 3; 4; 5 ppm). Kurva linieritas Ca dapat dilihat pada Gambar 1. dalam contoh menggunakan kurva hubungan antara konsentrasi Ca (ppm) ,(XXlo c j 0,&XXl < ,2000 Kurva Standar Ca o,ocxjo~---'----r--~---"'----'- 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 Konsentrasl Ca (pprrt y = 0,1962x + 0,0167 t rhadap konsentrasi Ion fosfat. R' = 0, onsentrasi ion fosfat yang digunakan alam larutan contoh standar Ca 3 ppm 5,00 alah 1, 2, 3. dan 4 ppm. Kurva hasil alisis dapat dilihat pada Gambar 2. ada Gambar 2 terlihat bahwa terdapat W ART A AKAB, No 22, DES EMBER

6 pengaruh adanya ion fosfat pada analisis Ca dalam larutan contoh secara SSA. Kandungan ion fosfat sebesar 3 ppm dalam larutan contoh standar Ca 3 ppm sudah dapat menyebabkan penurunan absorbansi (serapan) Ca. Dengan demikian, konsentrasi Ca turun sebesar 0,3 ppm dan kesalahan hasil analisis sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya fosfat dalam larutan contoh dapat menyebabkan gangguan -kimia pada analisis Ca secara SSA, dan terbentuk senyawa kalsium fosfat yang stabil secara termal sehingga menghalangi atomisasi Ca, karena Ca terikat kuat dalam kalsiumfosfat. Konsentrasi ion fosfat dalam contoh semakin tinggi, semakin rendah konsentrasi Ca dalam contoh. Hal ini dapat menimbulkan Pada penelitian ini dibuat lima larutan hasil uji Ca dalam contoh tidak sesuai contoh yang mengandung standar Ca 3 dengan nilai sebenarnya. ppm dan fosfat 3 ppm yang masing ,h::-:ib:-ung-an--:-;k7:-ons::-:.=ntr::-:asl;-;:ea:-;3-=pp=m..-:ter:i:ha:<:dap;:-----i masing larutan tersebut mengandung 1; 4,00 3,00 E 2,00 Go.ẹ u 1,00 ~ Penambahan Fosfat (ppm),~2,45 0, ,----, ,--- 0,00 1,00 2,00 3,00 Fosfat (ppm) 4,00 Gambar 2. Kurva Hubungan Konsentrasi Ca (ppm) terhadap Konsentrasi Fosfat 29 WARTA AKAB, No 22, DESEMBER ; 5; 10, dan 15 ppm larutan lantan. Kurva hubungan konsentrasi Ca (ppm) dalam larutan contoh (standar Ca 3 ppm dan 3 ppm ion fosfat) terhadap variasi penambahan ppm lantan terlihat pada Gambar 3. (ppm) dalam Larutan Contoh Standar Ca 3 ppm Pengaruh Penambahan Larutan Lantan dalam Larutan Mengandung Fosfat 3 ppm Contoh yang Standar Ca 3 ppm dan Berdasarkan hasil penurunan konsentrasi Ca dalam larutan contoh dengan adanya ion fosfat seperti yang terlihat pada Gambar 3, maka dilakukan kajian lanjutan untuk mengatasi penurunan ini. Penurunan konsentrasi Ca dalam contoh dapat diatasi dengan penambahan lantan dalam jumlah berlebih yang dapat bereaksi dengan ion fosfat sebagai pengganggu analisis Ca dalam larutan contoh.

7 Pada Gambar 3. terlihat bahwa penambahan 10 ppm larutan lantan dalam larutan contoh (yang mengandung standar Ca 3 ppm dan 3 ppm ion fosfat) dapat menaikkan absorbansi Ca, sehingga konsentrasi Ca dalam contoh naik sebesar 0,27 ppm (2,77-2,97) atau 27%. Untuk mendapatkan maksimum Ca dalam larutan contoh yang mengandung 3 ppm Ca dan ion fosfat 3 ppm, minimal penambahan larutan lantan sebesar 15 ppm dengan memberikan kenaikan serapan Ca sebesar 41%. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis Ca dalam larutan contoh uji secara AAS dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penetapan kadar Ca 0,100 ppm dalam contoh dapat dilakukan secara AAS. 2. Adanya ion fosfat sebesar 3 ppm dalam larutan contoh yang mengandung Ca 3 ppm dapat menurunkan absorbansi (serapan) Ca sebesar 10% 3. Penambahan larutan lantan minimal sebesar 15 ppm dalam larutan 3.40 liiiiiun8'" Konltntraol Ca 3 ppm dailii!ifolfal3 ppm t.",.dap Penambahan Lantan (ppm) 3, ,18 41%. contoh yang mengandung 3 ppm Ca dan ion fosfat 3 ppm, dapat menaikkan absorbansi Ca sebesar -;2,95 [3,10 Dari kesimpulan tersebut perlu u 2,80 dilakukan penelitian lanjutan dengan 2,65 2, , ,~ menggunakan sampel/contoh, sehingga 0,00 5,00 10,00 15,00 L li_nta_"_(p_pm_l ---' hasilnya lebih dapat diaplikasikan. Gambar 3. Kurva Hubungan Konsentrasi ppm Ca dalam Larutan Contoh (Standar 3 ppm Ca dan Standar 3 ppm ion fosfat) terhadap Variasi Penambahan ppm Konsentrasi Larutan Lantan WARTA AKAB, No 22, DESEMBER2009 DAFTAR PUSTAKA Arifin, 2008, Metode Pengolahan Kesadahan (Hardness) Air dengan Menggunakan Resin PenukarIon, SKIMA. Atatina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan, dan Syarifudin, 2002, Penghilangan Kesadahan Air yang Mengandung Ion Ca 30

8 dengan Menggunakan Zeolit A lam Lampung Sebagai Penukar Kation, Universitas Indonesia, Depok David L. T, and F.F. Esther, 1900, Determination of Calcium in Urine and Serum by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), University of Minnesota Medical School, Minnepolis. John Wilson. S, and M. M. Peter, 1999, The estimation of lanthanum by air - acetylene atomic absorpation spectrophotometry using an indirect procedure, The University of Birmingham, Birmingham. Standard Methods and Conditions for Atomic Absorption Spectrophotometry, 1982, Perkin Elmer Corp., Norwalk, CT, USA. Tyas Djuhariningrum, 2002, Kajian Teoritis Pengaruh Unsur Matriks terhadap Hasil Analisis dengan Metode Spektroskopi Serapan Atomic (AAS). Universitas Indonesia, Depok. 31 WARTA AKAB, No 22, DESEMBER 2009

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri Serapan Atom I. Tujuan Menentukan kepekaan dan daerah konsentrasi analisis logam Cu pada panjang gelombang 324.7 nm Menentukan pengaruh spesi lain, matriks, dan nyala api pada larutan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN ANALISIS MERKURI DALAM SEDIAAN KOSMETIK BODY LOTION MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Agung Dimas Jatmiko, Tjiptasurasa, Wiranti Sri Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Puwokerto,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALYSIS OF LEAD, COPPER, AND ZINC IN FRESH COW S MILKS COMMERCIAL

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional D a f t a r i s i Daftar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 bertempat di Laboratorium Biomassa Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL Wiranti Sri Rahayu*, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Devi Ratnawati Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011 Standar Nasional Indonesia ICS 13.060.50 Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Kuliah Analisis Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pertemuan Ke 4 & 5 siti_marwati@uny.ac.id Langkah-langkah analisis dengan AAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia SNI 6989.16:2009 Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

AIR MINUM DESA SUKATENDEL, DESA SURBAKTI, DAN DESA NDOKUM SIROGA KABUPATEN KARO DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

AIR MINUM DESA SUKATENDEL, DESA SURBAKTI, DAN DESA NDOKUM SIROGA KABUPATEN KARO DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) PENENTUAN KADAR ION BESI (Fe 3+ ), KADMIUM (Cd 2+ ), DAN SENG (Zn 2+ ) PADA AIR MINUM DESA SUKATENDEL, DESA SURBAKTI, DAN DESA NDOKUM SIROGA KABUPATEN KARO DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 28 September 2012 Tanggal Laporan : 5 Oktober 2012 Asisten

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI 110 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., dkk. PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI PROFISIENSI TINGKAT NASIONAL Supriyanto C., Samin B.K. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN ANALISIS CEMARAN TEMBAGA DALAM AIR SUMUR INDUSTRI PELAPISAN EMAS DI KOTA TEGAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Listiowati, Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA (Testing Methods Validation of Copper in Bottled Drinking Water Using Flame Atomic

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Demineralisasi Gigi Dengan Penambahan Natrium Fluorida Ruslan*

Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Demineralisasi  Gigi Dengan Penambahan Natrium Fluorida Ruslan* Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, 61-65 EFFECT OF SOFT DRINK TO DEMINERALIZATION ON THE TOOTH ENAMEL BY ADDITION OF SODIUM FLUORIDE Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Demineralisasi Email Gigi Dengan Penambahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE Logo PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE RADITYO ARI HAPSORO 1407100013 Dosen Pembimbing Drs. Djarot Sugiarso KS,

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS Norma Nur Azizah 1, Mulyati a, Wulan Suci Pamungkas a, Mohamad Rafi a a Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA DETERMINATION OF COPPER CONTENT IN MEATBALLS AND BEEF BURGERS DISTRIBUTED IN SURAKARTA Endang Sri Rejeki 1)

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI RICCA JASMINE 070802037 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH (Sn2+) DAN ION LOGAM SENG (Zn2+) DIDALAM IKAN SARDINE (Sardina Pilchardus sp) KALENG MEREK DAGANG CHIP DAN GAGA BERDASARKAN WAKTU KADALUWARSANYA SKRIPSI CHATRINE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK ABSTRACT 29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA PERMEN DAN BUNGKUS PERMEN YANG SERING DIKONSUMSI OLEH ANAK-ANAK KECIL SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA)

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA PERMEN DAN BUNGKUS PERMEN YANG SERING DIKONSUMSI OLEH ANAK-ANAK KECIL SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA) Bahan Seminar Hasil Departemen Kimia ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA PERMEN DAN BUNGKUS PERMEN YANG SERING DIKONSUMSI OLEH ANAK-ANAK KECIL SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA) SKRIPSI YUANDA NUGRAHA

Lebih terperinci

STUDI GANGGUAN KOBALT, NIKEL DAN TEMBAGA PADA PENETAPAN BESI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DALAM NYALA UDARA - ASETILEN

STUDI GANGGUAN KOBALT, NIKEL DAN TEMBAGA PADA PENETAPAN BESI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DALAM NYALA UDARA - ASETILEN STUDI GANGGUAN KOBALT, NIKEL DAN TEMBAGA PADA PENETAPAN BESI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DALAM NYALA UDARA - ASETILEN T 546.621 65 BUD ABSTRAK Terdapatnya gangguan dalam analisa secara spektroskopi

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAFTAR ISI Pendahuluan Metodologi Hasil dan Pembahasan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung, yang terletak di Lantai 3 Gedung Kimia bagian Utara. 3.1 Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental Murni dengan rancangan eksperimental random atau disebut juga randomized pretest posttest control group

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

KIMIA ANALITIK (Kode : B-12)

KIMIA ANALITIK (Kode : B-12) MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANALITIK (Kode : B-12) ISBN : 978-979-1533-85-0 VERIFIKASI ALAT FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (FLAME AAS) UNTUK PENENTUAN LOGAM NATRIUM, ZINK, FERRUM, MANGAN, CUPRUM, KADMIUM,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

ANALISIS ION KALIUM (K + ), ION NATRIUM (Na + ), DAN PROTEIN DARI AIR KELAPA VARIETAS KELAPA DALAM DAN KELAPA HIBRIDA SKRIPSI EFAN EFENDI

ANALISIS ION KALIUM (K + ), ION NATRIUM (Na + ), DAN PROTEIN DARI AIR KELAPA VARIETAS KELAPA DALAM DAN KELAPA HIBRIDA SKRIPSI EFAN EFENDI ANALISIS ION KALIUM (K + ), ION NATRIUM (Na + ), DAN PROTEIN DARI AIR KELAPA VARIETAS KELAPA DALAM DAN KELAPA HIBRIDA SKRIPSI EFAN EFENDI 100822053 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI WIDIA SUSANTI

SKRIPSI WIDIA SUSANTI ANALISA KADAR ION BESI, KADMIUM DAN KALSIUM DALAM AIR MINUM KEMASAN GALON DAN AIR MINUM KEMASAN GALON ISI ULANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI WIDIA SUSANTI 060802031 DEPARTEMEN KIMIA

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Oleh: Sri Wahyuni 081115071 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 24 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 3. Bahan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT) BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2013 sampai dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10 UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Noviarty, Dian Angraini Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: artynov@yahoo.co.id ABSTRAK ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4 2- secara turbidimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PADATAN TERLARUT (TDS), DAN TOTAL PADATAN TERSUSPENSI (TSS) DI DALAM AIR SUMUR BOR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI MEDAN

PADATAN TERLARUT (TDS), DAN TOTAL PADATAN TERSUSPENSI (TSS) DI DALAM AIR SUMUR BOR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI MEDAN ANALISIS KANDUNGAN ION BESI (Fe 3+ ) DAN ION TEMBAGA (Cu 2+ ), TOTAL PADATAN TERLARUT (TDS), DAN TOTAL PADATAN TERSUSPENSI (TSS) DI DALAM AIR SUMUR BOR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI MEDAN SKRIPSI ADITRA

Lebih terperinci

ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTO METER UV-VIS

ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTO METER UV-VIS ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTO METER UV-VIS Noviarty, S.Fatimah, Yusuf Nampira Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN artynov@ yahoo.co.id ABSTRAK ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

Lebih terperinci

PENENTUAN Ca, Mg, Fe, DAN P DI DALAM PRODUK OLAHAN IKAN PORA-PORA (Mystacoleuseus Padangensis) DARI DANAU TOBA SKRIPSI

PENENTUAN Ca, Mg, Fe, DAN P DI DALAM PRODUK OLAHAN IKAN PORA-PORA (Mystacoleuseus Padangensis) DARI DANAU TOBA SKRIPSI PENENTUAN Ca, Mg, Fe, DAN P DI DALAM PRODUK OLAHAN IKAN PORA-PORA (Mystacoleuseus Padangensis) DARI DANAU TOBA SKRIPSI FERRI AGUSTINUS MUNGKUR 070802003 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

kondisi analisis kuantitatif simultan Cr(III) dan Cr(VI) yaitu konsentrasi kuersetin sebesar 2,95 x 10-3 M, konsentrasi surfaktan

kondisi analisis kuantitatif simultan Cr(III) dan Cr(VI) yaitu konsentrasi kuersetin sebesar 2,95 x 10-3 M, konsentrasi surfaktan ABSTRAK MOHAMAD RAFI. Potensi Metode Penambahan Standar Titik-H Untuk Penentuan Simultan Kromium(III) dan Kromium(VI). Dibimbing oleh ZAINAL ALIM MAS UD dan MUHAMMAD BACHRI AMRAN Metode penambahan standar

Lebih terperinci