Mangupura, 1 Juni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mangupura, 1 Juni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP"

Transkripsi

1

2 Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta wara nugraha-nya Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017 dapat terselesaikan dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017 merupakan gambaran nyata tentang kondisi pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Badung tahun 2016 dan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui masalah dan prestasi yang ada selama tahun 2016 sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam perencanaan maupun evaluasi terhadap pembangunan kesehatan untuk tahun-tahun berikutnya. Dalam penyusunan profil kesehatan Kabupaten Badung ini menggunakan data yang bersumber dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Untuk menjamin akurasi data dilakukan validasi data melalui mekanisme pemutakhiran data. Berbagai hambatan dan masalah dalam kelengkapan data, ketepatan waktu data dan informasi dibahas dan disepakati penyelesaiannya melalui pertemuan rutin lintas program dan lintas sektor. Kami menyadari dalam penyusunan profil ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu kami mohon kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaannya serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunannya. Semoga profil ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan. Mangupura, 1 Juni 2017 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP i

3 Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Isi Ringkasan Profil Sistimatika Penyajian... 8 BAB II GAMBARAN UMUM Karakteristik Geografis Potensi Pengembangan Wilayah Karakteristik Demografis Aspek Pendidikan Aspek Perekonomian BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Mortalitas Morbiditas Status Gizi BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat Pelayanan Imunisasi Penanganan KLB Upaya Kesehatan gigi dan Mulut Anak Sekolah Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usia Lanjut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ii

4 Masyarakat. 4.8 Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kesehatan Lingkungan SPM BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Tenaga Kesehatan Pembiayaan Kesehatan BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran Lampiran : Lampiran I : Data Profil Kesehatan Tahun 2016 iii

5 Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Badung Tabel 2.2 Sistem Perkotaan Berdasarkan Perwilayahan Pembangunan Tabel 3.1 Klasifikasi Penyakit Kusta Tabel 3.2 Jumlah Kasus AFP Menurut Puskesmas Di Tabel 4.1 Kabupaten Badung Tahun Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Badung Tahun Tabel 4.2 Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tnagga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tabel 4.3 Tahun Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Tabel 4.4 Capaian Indikator SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d Tabel 5.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya Di Tabel 5.2 Tabel 5.3 Kabupaten Badung Tahun Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Badung bersumber APBD Tahun Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Menurut Program Di Kabupaten Badung Tahun iv

6 Halaman Grafik 2.1 Peta Kabupaten Badung Grafik 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Berdasarkan Grafik 2.3 Perwilayah Pelayanan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun Grafik 2.4 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Grafik 2.5 kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Kepadatan Penduduk Di Kab. Badung Tahun Grafik 2.6 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Badung Grafik 2.7 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Tahun Indeks Gini Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan Nasional Tahun Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun Cakupan Pengobatan Penderita TB. Paru di Kabupaten Badung Tahun Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Pneumonia pada Balita yang Ditemukan dan Ditangani di Kabupaten Badung Tahun Distribusi Jumlah Kasus dan kematian Akibat HIV dan AIDS menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun Jumlah Target Penemuan Kasus Diare dan Kasus Diare yang ditangani menurut puskesmas di Kabupaten Badung Tahun v

7 Grafik 3.9 Penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.10 Prosentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.1 Cakupan Pelayanan ANC (K4) di Kabupaten Badung Tahun 2011 s/d Grafik 4.2 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2011 s/d Grafik 4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.5 Cakupan Pelayanan Imunisasi TT Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.6 Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.7 Capaian Ibu Hamil Risti/Komplikasi Obstetri dan Neonatal yang ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Tahun Grafik 4.9 Cakupan Pelayanan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Tahun Grafik 4.10 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 4.11 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kab. Badung tahun Grafik 4.12 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 4.13 Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun vi

8 Grafik 4.14 Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan setingkat di Kabupaten Badung tahun Grafik 4.15 Cakupan Penjaringan Siswa SD Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 4.16 Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 4.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 4.18 Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Menurut Indikator di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.19 Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Badung Tahun Grafik 4.20 Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2014 s/d Grafik 4.21 Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2015 s/d Grafik 4.22 Cakupan TTU Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2011 s/d Grafik 4.23 Cakupan TTU Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2015 s/d Grafik 5.1 Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Badung Tahun vii

9 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 1.1 Latar Belakang Kesehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Di dunia Internasional, konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 juga menyatakan bahwa Health is a fundamental right, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan serta meningkatkan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan tercapainya derajat kesehatan maka akan berdampak terhadap pencapaian visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong. Upaya untuk mewujudkan visi tersebut melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

10 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

11 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk itu didalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun maka dirumuskan tujuan yaitu: 1. meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Tujuan tersebut menggambarkan bahwa pembangunan kesehatan didasarkan pada paradigma sehat. Pembangunan kesehatan akan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat (public health) dilakukan dengan penekanan untuk hidup sehat, dengan meningkatkan pencegahan penyakit, menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

12 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun , tidak dilengkapi Visi dan misi, namun langsung menjabarkan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati terpilih. Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Badung periode Tahun , yaitu : Memantapkan Arah Pembangunan Badung Berlandaskan Tri Hita Karana Menuju Masyarakat yang Maju, Damai Dan Sejahtera Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditempuh melalui 9 (Sembilan) Misi yaitu : 1) Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan keragaman adat, budaya dan agama 2) Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi 3) Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government 4) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan 5) Memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi kerakyatan 6) Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

13 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 7) Meningkatkan perlindungan dan pengeloalaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulan bencana 8) Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu sumber daya manusia dan infrastruktur wilayah 9) Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan kelautan yang bersinergi dengan kepariwisataan berbasis budaya. Dinas Kesehatan sebagai salah satu perangkat daerah mengemban misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan. Dengan rumusan misi keempat dan sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengemban misi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Kabupaten Badung. Dengan memperhatikan isu strategis sesuai tugas pokok dan fungsi serta dikaitkan dengan dokumen perencanaan strategis tingkat Nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten Badung maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dari rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada periode Renstra : Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

14 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Adapun indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan tersebut yaitu : 1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari per Kelahiran Hidup menjadi 85 per Kelahiran Hidup 2. Menurunnya angka kematian balita (AKABA) dari 3.87 per 1000 Kelahiran Hidup menjadi 2.99 per 1000 Kelahiran Hidup 3. Menurunnya persentase Prevalensi kekurangan gizi (under weight) pada anak balita dari 12.5% menjadi 10% 4. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 0.25% menjadi 0.22% Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi ini sangat diperlukan adanya program dan kegiatan yang mendukung Visi dan Misi tersebut. Untuk membuat suatu program dan kegiatan yang berkualitas dan menyentuh kebutuhan masyarakat maka data/gambaran kesehatan Kabupaten Badung sangat diperlukan, sehingga setiap tahun terjadi perbaikan/perubahan menuju derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Perubahan perubahan tersebut nantinya akan dituangkan dalam profil kesehatan yang selanjutnya akan dijadikan acuan dalam membuat program dan kegiatan selanjutnya. Profil Kesehatan pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan. Disamping itu profil juga bermanfaat sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten. Oleh karena itu data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat juga Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

15 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung sangat dibutuhkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, baik pada proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Badung. 1.2 Tujuan Tujuan Umum Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan mengenai pembangunan kesehatan di kabupaten Badung tahun Tujuan Khusus Dengan tersusunnya profil kesehatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai : a. Gambaran umum Kabupaten Badung meliputi aspek geografis dan demografis, pendidikan dan perekonomian; b. Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Badung; c. Situasi upaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Badung; d. Situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Badung e. Tersedianya data dan informasi untuk penyusunan profil kesehatan tingkat provinsi dan nasional. 1.3 Isi Ringkasan Profil Profil Kesehatan Kabupaten Badung berisi narasi dan gambaran analisis situasi umum dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, situasi sumber daya, situasi upaya kesehatan, situasi derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Disamping narasi juga berisi tabel dan grafik untuk sajian distribusi frekuensi untuk menggambarkan perkembangan/ perbandingan pencapaian program. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

16 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 1.4 Sistimatika Penyajian Bab I. Pendahuluan Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Badung. Dalam bab ini juga diuraikan secara ringkas pula isi dan sistimatika dari penyajiannya. Bab II. Gambaran Umum Kabupaten Badung Bab ini menyajikan tentang gambaran secara umum Kabupaten Badung. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi lainnya, Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan. Bab III. Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam Bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

17 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI. Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting mengenai Profil Kesehatan Kabupaten Badung serta saran-saran untuk perbaikan capaian program kesehatan dan kualitas profil kesehatan pada tahun berikutnya Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kabupaten Badung dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

18 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2.1 Karakteristik Geografis a. Luas Wilayah Kabupaten Badung terletak pada posisi 08 o 14'17" - 08 o 50'57" Lintang Selatan dan 115 o 05'02" o 15' 09" Bujur Timur, membentang di tengah-tengah Pulau Bali dengan batas wilayah: Grafik 2.1 Peta Kabupaten Badung Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

19 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara sejuk, berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian tengah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Secara administratif Kabupaten Badung mempunyai wilayah seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau Bali) terbagi menjadi 6 (enam) wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, & Kuta Selatan. Kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115 Km2 dan kecamatan Kuta merupakan kecamatan terkecil dengan luas 17,52 Km2 (lihat Tabel 2.1). Tabel 2.1 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Badung No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%) 1. Kuta Selatan 101,13 24,16 2. Kuta 17,52 4,19 3. Kuta Utara 33,86 8,09 4. Mengwi 82,00 19,59 5. Abiansemal 69,01 16,49 6. Petang 115,00 27,48 Total 418, Sumber : Badung Dalam Angka 2016 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

20 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung b. Keadaan Iklim Seperti halnya Indonesia pada umumnya, Kabupaten Badung merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau (April- Oktober) dan musim hujan (Nopember - Maret), antara lain dipengaruhi oleh adanya arus angin yang melintasi suatu daratan serta banyak tidaknya kandungan uap air, Realisasi curah hujan di bawah normal terjadi pada bulan Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober, Nopember dan Desember. Sedangkan curah hujan di atas normal terjadi pada bulan Pebruari, Maret, April, September dan Oktober. Curah hujan rata-rata pertahun antara 893, ,6 mm. Suhu rata-rata o C dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%. Keadaan suhu tertinggi terjadi pada bulan oktober yaitu 31,1 o C, sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan juli yaitu 28,4 o C. 2.2 Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan karakter geografis dan struktur jaringan prasarana utama wilayah Kabupaten Badung, maka wilayah pelayanan sistem perkotaan dibagi dalam tiga sistem perwilayahan pelayanan perkotaan sebagai berikut : 1. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Utara a. cakupan wilayah seluruh Kecamatan Petang b. pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Petang c. fungsi utama Wilayah Pembangunan (WP) Badung Utara adalah konservasi dan pertanian terintegrasi 2. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Tengah a. Cakupan wilayah meliputi : 1) Kecamatan Abiansemal Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

21 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Kuwum, Desa Sembung, Desa Sobangan, Desa Werdi Bhuwana, Desa Baha, Desa Penarungan, Desa Gulingan, Desa Mengwi, Desa Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan Lukluk, Kelurahan Sading, Kelurahan Sempidi, Kelurahan Abianbase, Desa Buduk dan Desa Tumbak Bayuh), dan 3) Sebagian Kuta Utara (Desa Dalung dan Kelurahan Kerobokan Kaja), b. Pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Mangupura, c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Blakiuh, dan Kawasan Perkotaan Dalung, d. Fungsi utama pertanian berkelanjutan, ibukota kabupaten dan pusat pelayanan umum skala regional 3. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Selatan a. Cakupan wilayah meliputi : 1) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Pererenan, Desa Munggu dan Desa Cemagi), 2) Sebagian Kecamatan Kuta Utara (Desa Canggu, Desa Tibubeneng, Kelurahan Kerobokan dan Kelurahan Kerobokan Kelod), 3) Kecamatan Kuta, dan 4) Kuta Selatan b. Pusat pelayanan di kawasan perkotaan Kuta c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Jimbaran dan Kawasan Perkotaan Kerobokan, dan d. Fungsi utama kepariwisataan serta perdagangan dan jasa skala nasional dan internasional. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

22 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Berdasarkan Perwilayah Pelayanan Badung Utara Badung Tengah Badung Selatan Secara ringkas potensi pengembangan wilayah Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

23 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tabel 2.2 Sistem Perkotaan Berdasarkan wilayah Pembangunan Sistem Pelayanan Badung Utara Badung Tengah Badung Selatan Pusat Pelayanan Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan (Desa/Kelurahan) Fungsi Petang 1. Petang - Pusat kegiatan perdagangan skala kecamatan - Pusat pemerintahan skala kecamatan - Pusat kesehatan skala kecamatan - Pusat pendidikan skala kecamatan - Pusat pengembangan kegiatan pertanian dan pengolahan hasil pertanian (agroindustri) Mangupura 1. Sempidi 2. Lukluk 3. Mengwitani 4. Mengwi 5. Kapal 6. Abianbase 7. Gulingan 8. Sading 9. Kekeran - Pusat kegiatan transportasi regional - Pusat pemerintahan kabupaten - Pusat kesehatan skala kabupaten - Pusat pendidikan skala kabupaten - Pusat pengembangan permukiman - Pusat kegiatan industri kecil dan menengah Blahkiuh Blakiuh - Pusat kegiatan perdagangan hasil-hasil pertanian skala kabupaten - Pusat pengembangan kegiatan pertanian Pusat kegiatan transportasi untuk skala kabupaten Dalung 1. Dalung 2. Kerobokan Kaja Kuta 1. Tuban 2. Kuta 3. Legian 4. Seminyak Jimbaran 1. Kedonganan 2. Jimbaran - Pusat pengembangan kegiatan permukiman - Pusat pemerintahan skala kecamatan - Pusat kesehatan skala kecamatan - Pusat pendidikan skala kecamatan Pusat kegiatan industri pendukung pariwisata - Pusat kegiatan transportasi udara skala nasional dan internasional - Pusat kegiatan pariwisata skala internasional - Pusat perekonomian, jasa dan perdagangan pendukung pariwisata - Pusat pendidikan skala kabupaten - Pusat pemerintahan skala kecamatan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

24 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Sistem Pelayanan Pusat Pelayanan Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan (Desa/Kelurahan) 3. Benoa 4. Tanjung Benoa Kerobokan 1. Kerobokan 2. Kerobokan Kelod Fungsi - Pusat kegiatan pariwisata internasional - Pusat kesehatan skala wilayah - Pusat pendidikan skala regional Pusat pengembangan permukiman - Pusat pengembangan kegiatan permukiman - Pusat pemerintahan skala kecamatan - Pusat kesehatan skala kecamatan - Pusat pendidikan skala kecamatan - Pusat kegiatan industri pendukung pariwisata Sumber : Hasil Perencanaan Tim Penyusun RTRWK Badung 2.3 Karakteristik Demografi a. Jumlah Penduduk Sebelum Tahun 1992 wilayah Kabupaten Badung mencakup keseluruhan wilayah Kota Denpasar, yang meliputi Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar Timur dan Denpasar Barat. Namun, dengan adanya perubahan status pemerintahan menjadi Kota Administrasi Denpasar pada bulan Pebruari 1992, maka sejak itu pula Kabupaten Badung hanya mencakup Kecamatan Kuta (yang sekarang dimekarkan menjadi 3 kecamatan yakni Kecamatan Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan), Mengwi, Abiansemal dan Petang. Sedangkan luas wilayah Kabupaten Badung juga mengalami pengurangan dari semula 520,73 km2 menjadi 418,52 km2. (Data perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Kabupaten Badung, 2005) Untuk mengetahui jumlah penduduk, selama ini masih bertumpu pada hasil sensus penduduk dan hasil survey kependudukan. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

25 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Dimana sensus penduduk diadakan setiap 10 tahun sekali, sedangkan survey dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperbaiki sistem pencatatan kepedudukan beberapa usaha telah dilaksanakan diantaranya mengajukan data registrasi kependudukan dan penyebarannya secara teratur kepada kepala desa/lurah. Registrasi kependudukan ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan hasil sensus yang diadakan paling sedikit 10 tahun sekali (Keppres No. 52 tahun 1997). Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan asset pembangunan jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal. Namun di satu sisi penduduk juga dapat menjadi beban bagi daerah terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial seperti penyediaan lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial lainnya. Berdasarkan data statistik yang ada di Kabupaten Badung, maka jumlah penduduk Kabupaten Badung tahun 2016 seperti Tabel 2.3 berikut. Grafik 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2016 Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

26 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Distribusi penduduk menurut golongan umur di Kabupaten Badung tahun 2016 termasuk kelompok usia muda dimana kelompok usia umur tahun yang tertinggi. Tingginya jumlah penduduk kelompok usia produktif akan mempengaruhi terhadap prioritas pelayanan kesehatan terutama berhubungan dengan pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana serta penyakitpenyakit yang ditularkan melaui hubungan seksual (penyakit IMS). Adapun distribusi jumlah penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut : Grafik 2.4 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung 2016 Sumber data : BPS Kabupaten Badung Sedangkan rasio jenis kelamin berdasarkan komposisi penduduk Kabupaten Badung Tahun 2016 sebesar 103,9 dimana komposisinya lebih banyak penduduk laki-laki. Perkembangan Rasio beban tanggungan (rasio jumlah penduduk golongan umur non produktif dibandingkan dengan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

27 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung golongan umur produktif) di Kabupaten Badung tahun tahun 2016 rasio beban tanggungan sebesar 44%. Dengan kondisi masih tingginya angka ketergantungan maka menjadi beban bagi kelompok usia produktif, hal ini akan mempengaruhi terhadap pembiayaan kesehatan. b. Kepadatan Penduduk Dalam pengambilan kebijakan pembangunan, kepadatan penduduk dalam suatu wilayah sangat penting diketahui dan salah satu bahan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan wilayah tersebut. Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar perhatian yang diperlukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan. Jika dikaitkan dengan masalah masalah sosial, kesehatan dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu wilayah semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Kepadatan penduduk di Kabupaten Badung dari tahun 2016 seperti Tabel 2.5 berikut : Grafik 2.5 Kepadatan Penduduk Di Kab. Badung Tahun 2016 Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

28 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2.4 Aspek Pendidikan Kemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan salah satu keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk untuk dapat menyerap informasi. Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang buta huruf digunakan kebanyakan negara berkembang untuk memprediksi tingkat pendidikan penduduk pada umumnya. Berdasarkan Data BPS Kabupaten Badung, persentase penduduk umur tahun yang melek huruf Tahun 2016 di Kabupaten Badung adalah 100% dengan distribusi untuk yang lakilaki 100% dan perempuan 100%. Tahun 2015 disebutkan bahwa prosentase penduduk umur tahun melek huruf di Kabupaten Badung sebesar 100% dengan prosentase penduduk umur tahun yang melek huruf laki-laki adalah 100% sedangkan yang perempuan adalah 100%. 2.5 Aspek Perekonomian Upaya untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Badung telah banyak dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan kunjungan wisatawan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembentukan struktur ekonomi Kabupaten Badung. Pertumbuhan tersebut telah berimplikasi pada perluasan lapangan kerja sehingga secara bertahap pengangguran di Kabupaten Badung dapat dikurangi. Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung periode lima tahunan ( ) dapat disajikan pada grafik 2.6 seperti berikut ini. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

29 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Badung Tahun (Milyar Rupiah) Sumber Data : BPS Kabupaten Badung Selain indikator pertumbuhan ekonomi, kualitas pembangunan di suatu daerah juga dapat diukur dengan gini rasio. Koefisien Gini (Gini Ratio) menjadi alat dalam mengukur ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Kisaran nilai indeks gini rasio dari 0 - < 0,35 menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah, kisaran 0,35-0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan kisaran nilai indeks gini rasio > 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan tinggi. Perkembangan gini rasio Kabupaten Badung pada tahun 2010 hingga tahun 2016 menunjukkan ketimpangan pendapatan di Kabupaten Badung masih dalam tingkat ketimpangan rendah, namun trennya menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan. Tentu hal ini yang perlu diantisipasi melalui berbagai program pembangunan agar tidak bergerak naik menjadi ketimpangan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

30 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung sedang atau bahkan tinggi. Perbandingan gini rasio Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan nasional tahun 2010 hingga tahun 2016 dapat dilihat pada Grafik 2.7 berikut. Grafik 2.7 Indeks Gini Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan Nasional Tahun Sumber Data : BPS Kabupaten Badung Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

31 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor, dan secara garis besar dipengaruhi faktor kesehatan dan faktor non kesehatan. Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah penting berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Badung akan digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kesakitan beberapa penyakit yang ada di Kabupaten Badung. 3.1 Mortalitas Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan ada pula yang tidak langsung. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

32 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) adalah Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik 2 di bawah ini. Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun Sumber : Bina Kesehatan Keluarga Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

33 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil pencapaian indikator AKB tahun 2016 sebesar 3,16 per kelahiran hidup lebih rendah dibandingkan tahun 2015 adalah 3,87 per kelahiran hidup. Namun bila dibandingkan dengan target RPJMD/Renstra Dinas Kesehatan telah mencapai target dibawah 4,5 per Kelahiran Hidup dan telah mencapai target dibawah angka Nasional sebesar 48 per KH dan target SDGs sebesar 12 per Kelahiran Hidup. Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2016 sebanyak 25 kasus oleh beberpa faktor yaitu: (1) BBLR, (2) Asfiksia (3) Kelainan kongenital (4) Cerna (5) Pneumonia (6) Diare, selengkapnya seperti pada grafik berikut: Grafik 3.2 Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Badung Tahun 2015 s/d 2016 Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

34 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun dan dinyatakan per balita. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung memiliki kecenderungan adanya peningkatan angka kematian balita. Hasil capaian angka kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar 4,04 per Kelahiran Hidup lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 3,62 per Kelahiran Hidup. Hasil capaian angka kematian balita (AKABA) belum mencapai target RPJMD/Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar 2,9 per 1000 kelahiran hidup. Pencapaian angka kematian balita ini masih dibawah target Nasional sebesar 45 per kelahiran hidup dan target SDG s 25 per kelahiran hidup. Grafik 3.3 Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

35 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Jumlah kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak 32 orang, disebabkan oleh komplikasi beberapa penyakit. Penyebab turunnya angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten Badung oleh karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang mengakibatkan kematian bagi balita, perilaku orang tua dalam pemberian gizi anak cukup baik serta peranan dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Indikator AKI dipakai untuk mengukur keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Hasil capaian Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar 0 per kelahiran hidup lebih rendah dibandingkan tahun 2015 sebesar 99,83 per Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

36 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung kelahiran hidup, berarti sudah rendah dari target RPJMD/Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun Hasil pencapaian AKI di Kabupaten Badung telah mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 118 per kelahiran hidup serta target SDGs sebesar 70 per kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 2016 seperti pada grafik 3.4 berikut: Grafik 3.4 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun Morbiditas Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

37 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Penyakit Menular a. TB Paru Penyakit TB Paru merupakan penyakit re-emerging yang masih terus ditemukan di Provinsi Bali. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria. Dalam program penanggulangan penyakit TB. Paru dikenal tipe penyakit TB. Paru diantaranya kasus baru dan kasus lama/kambuh. Kasus baru adalah Penderita yang belum pernah diobati dengan obat anti tuberkulosis atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bln (30 dosis harian) sedangkan kasus lama/kambuh adalah Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif. Cakupan kesembuhan pengobatan penderita TB. Paru (Cure Rate) di Kabupaten Badung sebesar 94,3% serta pengobatan lengkap sebesar 1.70% sehingga Sucses Rate (SR) sebesar 96,02%. Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TB. Paru telah melampaui target sebesar 85%. Distribusi cakupan kesembuhan menurut puskesmas menunjukkan puskesmas dengan cakupan cure rate sebesar 100% dicapai Puskesmas Abansemal II-IV, Mengwi I, Mengwi II dan Puskesmas Kuta I. Hasil capaian pengobatan penderita TB. Paru di Kabupaten Badung tahun 2016 seperti grafik 3.5 berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

38 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 3.5 Cakupan Pengobatan Penderita TB. Paru di Kabupaten Badung Tahun 2016 Sumber: Bidang P2PL Jumlah penderita TB. Paru dengan BTA positif yang diobati sebanyak 176 penderita dimana penderita yang sembuh sebanyak 166 penderita, penderita dengan pengobatan lengkap sebanyak 3 penderita, sedangkan yang meninggal sebanyak 15 orang. Tingginya kematian disebabkan beberapa fator yaitu : parahnya penderita tuberculosis, lambatnya pengobatan serta penemuan penderita yang lambat. b. Pneumonia Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

39 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan. Cakupan penemuan dan pengobatan penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2016 sebesar 3.38% atau sebanyak 190 kasus dari target yang ditetapkan sebanyak kasus. Hasil capaian ini jauh dibawah target yang ditetapkan sebesar 80%. Hasil cakupan penemuan dan pengobatan penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2016 seperti terlihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.6 Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Pneumonia pada Balita di Kabupaten Badung Tahun 2016 Sumber : Bidang P2PL (data diolah) Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

40 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Jumlah kasus pneumonia di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak 190, lebih tinggi daripada kasus yang ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 120 kasus. Upaya penanganan kasus pnemonia sesuai program ISPA yaitu pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) serta pelaksanaan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Selain upaya tersebut juga dilakukan dengan cara menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi/balita. c. Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero survey dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP). Jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak 359 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 5 orang. Adapun rinciannya meliputi jumlah kasus HIV sebanyak 289 kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 70 kasus. Jumlah kasus HIV dan AIDS menurut kelompok jenis kelamin menunjukkan bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

41 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung laki-laki. Distribusi jumlah kasus HIV dan AIDS serta kematian Akibat AIDS menurut jenis kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.7 Distribusi Jumlah Kasus dan kematian Akibat HIV dan AIDS menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2016 Sumber : Bidang P2PL (Data diolah) Dari grafik di atas, diketahui bahwa jumlah kasus HIV dan kasus AIDS di Kabupaten Badung Tahun 2016 lebih banyak ditemukan pada penderita dengan jenis kelamin laki-laki. d. Penyakit Sifilis Penyakit Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, atau lebih dikenal dengan nama Treponema pallidum. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

42 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis penularan melalui ibu ke anak dalam uterus. Sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak serta dapat berakibat fatal sampai menimbulkan kematian. Jumlah kasus baru sifilis yang terlaporkan di Kabupaten Badung Tahun 2016 sebanyak 179 kasus, dengan distribusi menurut jenis kelamin yaitu kasus pada laki-laki sebanyak 171 kasus dan pada perempuan sebanyak 8 kasus. Adapun kelompok umur yang paling banyak kasusnya yaitu kelompok umur tahun dengan 128 kasus. e. Diare Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Badung, karena angka kesakitannya cukup tinggi. Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit. Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative rendah. Serangan penyakit yang bersifat akut mendorong penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar penderita sembuh sempurna. Penanggulangan diare di Kabupaten Badung dititikberatkan pada penanganan penderita untuk mencegah kematian dan promosi Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

43 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung kesehatan tentang higiene sanitasi dan makanan untuk mencegah KLB. Hasil capaian cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar 47.0% atau sebanyak kasus dari target yang ditetapkan sebanyak kasus. Hasil capaian pada tahun 2016 lebih rendah dari capaian tahun 2015 sebesar 60,19%. Cakupan penemuan kasus diare tahun 2016 masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 80%. Distribusi capaian cakupan kasus diare menurut puskesmas menunjukkan capaian tertinggi dicapai Puskesmas Abiansemal I sebesar 136% sedangkan capaian terendah Puskesmas Kuta Utara Selatan sebesar 11%. Capaian cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten Badung tahun 2016 seperti grafik berikut : Grafik 3.8 Cakupan Penemuan Kasus Diare menurut puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 Sumber : Bidang P2PL Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

44 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum dan peningkatan sanitasi lingkungan. f. Kusta Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat. Cara Penularan penyakit kusta yaitu : - manusia merupakan satu satunya sumber penularan. - penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama. Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang mempunyai satu atau lebih tanda utama yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis. (cardinal sign) kusta Adapun tanda utama penyakit kusta yaitu kelainan kulit yang mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf serta pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) positif. Dari ketiga tanda utama maka penyakit kusta dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: Tabel 3.1. Klasifikasi Penyakit Kusta Cardinal Sign Kusta tipe PB Kusta tipe PB Bercak mati rasa <5 >5 Penebalan syaraf dgn gangguan fungsi syaraf Hanya 1 >1 Pemeriksaan BTA Negatif Positif Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

45 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Strategi global WHO menetapkan indicator eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR). New case detection rate penyakit kusta di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar 0.11, sedangkan tahun 2015 sebesar 1.14 per penduduk. Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala penyakit kusta. Di Kabupaten Badung, Cacat tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas cukup baik. Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah adanya penderita anak diantara kasus baru, yang mengindikasikan bahwa masih terjadi penularan kasus di masyarakat. Kasus kusta pada anak di Kabupaten Badung tidak ditemukan. Jumlah penemuan kasus penderita kusta pada tahun 2016 di Kabupaten Badung sebanyak 7 kasus, dengan distribusi menurut jenis kelamin yaitu kasus pada laki-laki sebanyak 5 kasus dan perempuan senyak 2 kasus. Sedangkan kasus pada tahun 2015 sebanyak 7 kasus penderita kusta. g. Penemuan dan Penanganan Penyakit Acute Flaccid Paralysis Dalam rangka pelaksanaan eradikasi polio (ERAPO) yaitu menghilangkan kasus polio maka dilakukan kegiatan imunisasi polio secara rutin dan imunisasi secara khusus melalui kegiatan Pekan Imunisasi nasional (PIN), Sub PIN. Upaya pemantauan terhadap Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

46 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung kasus polio dilakukan melalui surveilans AFP yaitu pengamatan yang terus-menerus terhadap kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) yang terjadi di masyarakat. Acute Flacid Paralysis adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa. Kasus AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu. AFP rate per penduduk <15 tahun adalah jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara penduduk <15 tahun pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penemuan kasus AFP pada tahun 2016 di Kabupaten Badung sebanyak 4 kasus dengan AFP Rate sebesar 2.61 per penduduk < 15 tahun, sedangkan pada tahun 2015 ditemukan 4 kasus AFP. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, dari 4 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio berarti tidak ditemukan virus polio liar). Adapun distribusi kasus AFP sebagai berikut : Tabel 3.2. Jumlah Kasus AFP Menurut Puskesmas Di Kabupaten Badung Tahun 2016 KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) KUTA UTARA Kuta Utara 1 MENGWI Mengwi 1 2 Mengwi 3 1 Jumlah 4 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

47 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung h. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain: 1. Difteri Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Masa inkubasi (saat bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) penyakit ini umumnya dua hingga lima hari. Tahun 2016 tidak ditemukan kasus penyakit difteri di Kabupaten Badung. 2. Pertusis Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk yang sangat berat atau batuk intensif. Nama lain tussis quinta, wooping cough, batuk rejan. Pada tahun 2016 kasus Pertusis tidak ditemukan di Kab. Badung. 3. Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir pada saat pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2016 di Kabupaten Badung tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum. 4. Campak Penyakit campak adalah penyakit menular disebabkan oleh virus myxovirus viridae meales yang ditularkan melalui droplet penderita. Adapun gejala-gejala penyakit campak yaitu: demam, bercak kemerahan, batuk pilek, conjuctivitis (mata Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

48 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung merah) selanjutnya timbul ruam pada muka, leher kemudian keseluruh tubuh. Komplikasi penyakit campak : diare hebat, peradangan pada telinga dan pneumonia. Kasus penyakit campak pada balita tahun 2016 dan tahun 2015 tidak ada kasus sedangkan tahun 2014 sebesar 493 kasus dan tahun 2013 sebanyak 8 kasus. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan kasus campak melalui pelaksanaan imunisasi campak secara rutin baik di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya. 5. Polio dan Hepatitis B Kasus polio pada tahun 2016 dan tahun 2015 tidak ditemukan, sedangkan kasus hepatitis pada tahun 2014 sebanyak 4 kasus. i. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan : 1. Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas 2. Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif) 3. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali) 4. Trombositopenia (Trombosit /μl) 5. Peningkatan hematokrit 20% Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

49 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurangkurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini : a. Kriteria Klinis : 1) Panas mendadak 2 7 hari tanpa sebab yang jelas 2) Tanda tanda perdarahan (minimal uji Torniquet positif) 3) Pembesaran hati 4) Syock b. Kriteria Laboratorium 1) Trombositopenia (Trommbosit /μl) 2) Hematokrit naik 20% Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid Diagnosis Test (RDT) /ELISA. Kabupaten Badung merupakan daerah endemis DBD baik tingkat desanya maupun kecamatan, karena selama tiga tahun berturut turut selalu dilaporkan adanya kasus DBD. Angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar per penduduk sedangkan tahun 2015 sebesar per penduduk. Angka kesakitan demam berdarah dengue di Kabupaten Badung Tahun 2016 lebih tinggi atau melampaui target renstra dinas Kesehatan sebesar 300 per penduduk serta target nasional sebesar 51 per penduduk. Adapun angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung tahun 2011 s/d 2016 seperti grafik 3.9 berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

50 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 3.9 Penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung Tahun Jumlah kasus DBD pada tahun 2016 sebanyak kasus sedangkan pada tahun 2015 sebanyak kasus DBD, hal ini menunjukkan kasus DBD pada tahun 2016 lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun Masih tingginya kasus DBD di Kabupaten Badung disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: (1) Lingkungan: sanitasi lingkungan yang kurang memadai, (2) vektor (nyamuk aedes aegypty): tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes aegypty yang tinggi, dan (3) Manusia: kepadatan, perilaku dan migrasi penduduk serta masih kurangnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Upaya penangulangan penyakit DBD di Kabupaten Badung diantaranya : Penemuan secara dini dan pengobatan yang Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

51 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung akurat sehingga tidak terjadi over diagnosis, Fogging sebelum musim penularan maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui program 3 M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur plus menabur larvasida, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, pembentukan kader juru pemantau jentik (jumantik) disetiap banjar dengan jumlah 632 orang di Kabupaten Badung, lomba PSN serta peningkatan sanitasi lingkungan serta upaya lainnya seperti: 1) Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. j. Malaria Angka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan Annual Parasite Rate Incidence (API). Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria positif, sedangkan tahun 2015 sebanyak 1 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Malaria. Pada tahun 2012 dan tahun 2011 ditemukan kasus penyakit malaria positif sebanyak 2 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium. 3.3 Status gizi Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor). Hasil capaian balita gizi buruk di Kabupaten Badung 2016 sebesar 0,31% sedangkan Tahun 2015 sebesar 0,21%. Hasil capaian ini telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 0,4%. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

52 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 3.10 Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung Tahun Upaya yang dilakukan untuk menangani gizi buruk di Kabupaten Badung meliputi: a. Penimbangan balita secara ketat dengan meningkatkan cakupan D/S (balita ditimbang dibagi seluruh balita) b. Melakukan investigasi terhadap balita yang dicurigai gizi buruk c. Melakukan rujukan kasus gizi buruk d. Pemberian PMT kepada balita gizi kurang/buruk berdasarkan indikator BB/U e. Monitoring dan evaluasi Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

53 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung U ntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya Pelayanan kesehatan terdiri atas: a. pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. b. pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat Upaya pelayanan kesehatan ditujukan terhadap semua masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Beberapa upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Badung seperti berikut: 4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu, puskesmas, Rumah Sakit Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

54 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Adapun pelayanan Kesehatan ibu dan anak meliputi : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K1) Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan pada trimester pertama kehamilan. Setiap ibu hamil berkunjung kesarana kesehatan minimal satu kali pada trimester pertama. Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Hasil capaian cakupan kunjungan ibu hamil kontak pertama (K1) di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak ibu hamil dari target sasaran sebanyak sehingga persentase cakupan K1 sebesar 99,00%. Cakupan pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan cakupan tahun 2015sebanyak ibu hamil dari target sasaran sebanyak ibu hamil, sehingga cakupan K1 sebesar 98,49% Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4) Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4) adalahpelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatansesuai dengan standar pelayanan kebidanan minimal 4 kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal satu kali pada kehamilan trimester I (kontak pertama), minimal satu kali pada trimester II (kontak kedua) dan minimal dua kali pada trimester III (kontak ketiga dan kontak keempat). Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

55 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Adapun pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan darah, Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan denyut jantung (DJJ), Screening status imunisasi tetanus toksoid, Pemberian tablet besi (minimal 90 tablet selama kehamilan), Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal atau konseling), Test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC) dan Tatalaksana kasus. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan. Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Cakupan K4 ditujukan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal.hasil pencapaian pelayanan antenatal lengkap (K4) terhadap ibu hamil tahun 2016 sebanyak ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang ditargetkan sebanyak8.714 ibu hamil sehingga cakupan sebesar 93.69%. Sedangkan untuk tahun 2015 sebanyak ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang ditargetkan sebanyak orang sehingga pencapaian indikator cakupan pelayanan K4 sebesar 90,36%. Hasil capian cakupan K4 pada tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2015.Hasil pencapaian ini belum mencapai target yang ditetapkan dalam renstra sebesar 95%. Hasil pencapaian indikator K4 belum mencapai target bila dibandingkan dengan target Provinsi Bali dan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

56 Cak. (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung target Nasional sebesar 95%.Hasil pencapaian cakupan K4 selama lima tahun seperti berikut : Grafik 4.1 Cakupan Pelayanan ANC (K4) di Kabupaten Badung Tahun 2011 s/d Cakupan Pelayanan ANC K4) di Kabupaten Badung Tahun Cak. (%) 96,14 90,2 93,3 95,3 90,36 93,69 Target Nas. 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00 Berdasarkan grafik pencapaian cakupan K4 selama enam tahun (2011s/d 2016) menunjukkan bahwa hasil pencapaian cakupan pelayanan antenatal ibu hamil di Kabupaten Badung belum mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 95%. Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan ibu hamil (K4) meliputi : (1) Pelatihan program perencanaan persiapan persalinan dan komplikasi (P4K), (2) Pembuatan PWS KIA oleh masing-masing bidan di pustu/bkia/puskesmas, (3) Monitoring dan evaluasi pelaksaan program. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

57 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompotensi kebidanan akan memastikan pelayanan yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan minimal 3 bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar pelayanan c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional. Upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

58 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung didalamnyatermasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir. Pada dasarnya Jaminan Persalinan adalah perluasan kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja. Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka semua persalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah dan swasta. Khusus untuk swasta maka Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan bidan praktek swasta, klinik swasta. Hasil pencapaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 2016 sebesar 95,73% atau jumlah persalinan ibu hamil sebanyak orang dari total perkiraan persalinan sebanyak orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 94,24% atau jumlah persalinan ibu hamil sebanyak orang dari total perkiraan persalinan sebanyak 8.914orang. Hasil cakupan tahun 2016 dan 2015 belum mencapai target renstra sebesar 96,6%.Hasil cakupan persalinan tahun 2016 belum mencapai target provinsi Bali sebesar 97.3%. Hasil cakupan persalinan tahun 2016 dan 2015 telah melampaui target Nasional sebesar 90%. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2011 s/d 2016 seperti berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

59 Cak.(%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.2 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2011 s/d 2016 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2011 s/d Cak. (%) 99, ,7 99,7 94,24 95,73 Target Nas. 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 Target Renstra 96,6 96,6 96,6 96,6 96,6 96,6 Target Prov.Bali 97,3 97,3 97,3 97,3 97,3 97,3 Berdasarkan grafik pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih selama lima tahun menunjukkan bahwa pertolongan persalinan di Kabupaten Badung pada umumnya telah mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 90%. Distribusi hasil cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung menurut puskesmas menunjukkan bahwa terdapat tigapuskesmas yang behasil melampaui target renstra sebesar 98% yaitu Puskesmas Abiansemal III sebesar %, Puskesmas Mengwi I sebesar % dan Puskesmas Kuta Selatan sebesar %. Hasil Capaian cakupan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

60 Cak. (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung persalinanoleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut : Grafik 4.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun Peta ng I Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2016 Peta ng II Abia nse mal I Abia nse mal II Abia nse mal III Abia nse mal IV Men gwi I Men gwi II Men gwi III Kuta I Kuta II Kuta Selat an Kuta Utar a Cak. (%) ,7 Kab Beberapa penyebab masih belum tercapainya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sesuai target yang telah ditetapkan, meliputi: a. Perkiraan jumlah ibu hamil yang tinggi yang disebabkan jumlah penduduk pendatang meningkat namun angka kelahirannya kecil. b. Belum optimalnya pendataan sasaran riil ibu dengan melibatkan pihak swasta (dokter, bidan, rumah sakit dan klinik) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih antara lain: a. Memperbaiki perhitungan ibu hamil dengan data proyeksi Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

61 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung b. Melakukan pertemuan koordinasi dengan pihak swasta mengenai pendataan ibu hamil c. Pembentukan jejaring kerjasama antara dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas dan pihak swasta tentang pelayanan persalinan. d. Pembuatan kantong persalinan e. Pemantapan sistim rujukan dari pelayanan dasar ke pelayanan rujukan/rs. f. Peningkatan kualitas sumber daya manusia g. Pemantapan Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) h. Monitoring dan evaluasi Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kunjungan nifas didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan di desa/ polindes/ poskesdes) dan kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervagina lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul vitamin A Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

62 Cak. (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca persalinan Hasil capaian pelayanan ibu nifas tahun 2016 sebesar 91,6% atau jumlah ibu nifas sebanyak Ibu nifas dari total perkiraan persalinan sebanyak orang. Tahun 2015 sebesar 94,2% atau jumlah ibu nifas sebanyak orang dari total perkiraan persalinan sebanyak orang, ini berarti mengalami peningkatan sebesar 1,46%.Hasil capaian pelayanan ibu nifas menurut puskesmas seperti grafik dibawah ini. Grafik 4.4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Peta ng I Peta ng II Abian sema l I Abian sema l II Abian sema l III Abian Meng Meng Meng sema Kuta I wi I wi II wi III l IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara Cak. (%) ,6 Kab Sementara target cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan tahun 2016 adalah 100%. Jadi capaian pelayanan ibu nifas Kabupaten Badung belum mencapai target yang ditetapkan. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

63 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Penyakit tetanus merupakan penyakit menular yang merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan tingginya angka kematian pada bayi. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan imunisasi dengan sasaran bayi, balita, anak sekolah dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil. Program untuk pencegahan penyakit tetanus melalui program maternal neonatal tetanus elimination (MNTE)dengan strategi : 1. Imunisasi Rutin Dasar lengkap pada Bayi (DPT 3 Dosis), sehingga bayi tersebut telah menjadi status T2. 2. Melalui kegiatan BIAS ( Pemberian TT ) pada anak SD, MI kelas 1, 2, 3, sehingga anak tersebut menjadi status T3, T4, dan T5. 3. Lakukan sweeping TT WUS mulai dari daerah Risiko Tinggi, sampai daerah tersebut berstatus T5 untuk semua WUS Dengan program ini maka setiap wanita usia subur (WUS) telah mendapat imunisasi tetanus toxoid sebanyak 5 (lima) kali sehingga memiliki kekebalan diatas 25 tahun atau seumur hidup. Hasil capaian imunisasi TT 5 dosis untuk ibu hamil di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak ibu hamil dari target sebanyak ibu hamil, berarti cakupannya sebesar 44,6%. Sedangkan untuk tahun 2015 sebanyak ibu hamil dari target sebanyak ibu hamil yang artinya cakupannya sebesar 37,56%. Distribusi cakupan imunisasi TT 5 dosis untuk ibu hamil yang tertinggi dicapaipuskesmas Abiansemal IV sebesar 96,5% sedangkan terendah dicapai oleh Puskesmas Kuta II. Rendahnya capaian imunisasi TT 5 pada ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kurangnya informasi mengenai riwayat imunisasisebelumnya serta belum optimalnya sweeping imunisasi. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

64 Cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.5 Cakupan Pelayanan Imunisasi TT 5 Pada Ibu Hamil Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun Cakupan TT 5 Pada Ibu Hamil di Kabupaten Badung Tahun Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara , , ,7 60,8 80,3 35,8 83,9 96,5 9,6 57,8 51,2 7,9 29,4 49,6 61,1 44,6 Kab Cakupan pemberian tablet besi (Fe) Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan pada kelompok rawan yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah, wanita usia subur termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Selama ini upaya penanggulangan anemia gizi difokuskan kepada sasaran ibu hamil dengan suplementasi tablet besi folat (200 mg feso4 dan 0,25 mg asam folat) dengan memberikan setiap hari 1 tablet selama minimal 90 hari berturut-turut. Hasil capaian cakupan pemberian tablet Fe3tahun 2016 sebesar 93,06% sedangkan tahun 2015 sebesar 90,97%. Distribusi cakupan pemberian tablet Fe3 menurut puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian pemberian tablet Fe3 yang tertinggi yaitu Puskesmas Abiansemal II dan Puskesmas Petang II Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

65 Cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung sebesar 116,45% dan 108,46%. Cakupan pemberian tablet Fe di Kabupaten Badung tahun 2016 secara rinci seperti berikut: Grafik 4.6 Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Petan g I Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil di kabupaten Badung Tahun Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara ,33 108,4 97,86 116,4 98,99 88,89 92,16 100,2 103,6 89,28 106,9 81,71 94,38 93,1 Kab Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasardan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, RumahBersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya: (1) Abortus, (2) Hiperemesis Gravidarum, (3) Perdarahan per vaginam, Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

66 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung (4) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), (5) Kehamilan lewat waktu, (6) Ketuban pecah dini. Komplikasi dalam persalinan diantaranya : (1) Kelainan letak/presentasi janin, (2) Partus macet/distosia, (3) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), (4) Perdarahan pasca persalinan, (5) Infeksi berat/sepsis, (6) Kontraksi dini/persalinan premature, (7) Kehamilan ganda. Komplikasi dalam nifas diantaranya: (1) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), (2) Infeksi nifas, (3) Perdarahan nifas. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk meyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemenprogram KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Hasil capaian penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten Badungtahun 2016 sebanyak ibu hamil dari perkiraan ibu hamil yang resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak ibu hamil, atau sebesar 62,65%. Sedangkan untuk tahun 2015 sebanyak ibu hamil dari perkiraan ibu hamil yang Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

67 cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak ibu hamil, atau sebesar 74,26%. Hasil capaian penanganan komplikasi neonatal di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak 623 bayi dari perkiraan bayi yang resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak 972 bayi, atau sebesar 81,8%. Secara lengkap capaian ibu hamil risti/komplikasi ditangani seperti berikut: Grafik 4.7 Capaian Ibu Hamil Risti/Komplikasi Obstetri dan Neonatal yang ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal di Kabupaten Badung Tahun 2016 Peta ng I Peta ng II Abia nse mal I Abia nse mal II Hasil capaian ibu hamil risti/komplikasi ditangani menurut puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian diatas target 80% sebanyak 5 puskesmas yaitu Puskesmas Petang I, Petang II, Abiansemal I, Abiansemal III dan Mengwi III. Sedangkan hasil cakupan komplikasi neonatal yang ditangani menurut puskesmas menunjukkan puskesmas dengan capaian diatas target sebesar 80% adalah Puskesmas Petang I, Petang II, Abiansemal I, Abiansemal II, Abiansemal III, Abiansemal IV, Mengwi III, Kuta I dan Kuta II. Abia nse mal III Abia nse mal IV Men gwi I Men Men gwi gwi II III Kuta I Kuta II Kuta Selat an Kuta Utar a Cak. Kpl Kebidanan 84,4 173,1 97,4 79,0 90,6 72,9 53,9 48,7 81,7 60,5 65,7 53,1 43,7 62,7 Cak. Kpl. Neonatal 82,1 144,7128,1 95,2 88,1 79,6 76,3 79,1 121,3 89,3 89,9 68,8 54,4 81,8 Kab Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

68 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.1.8Kunjungan Neonatal Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir umur 0 sampai 28 hari. Pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir sangat penting karena kelompok umur ini memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Hasil Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa 78,5% kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian. Pelayanan pada kunjungan neonatus (bayi umur 0 28 hari) sesuai dengan standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) sebanyak tiga kali yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Ekslusif, injeksi Vitamin K, Imunisasi (Jika belum diberikan saat lahir, penanganan dan rujukan kasus, serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA). Hasil pencapaian kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung Tahun 2016 sebanyak bayi (93.57%) dari total lahir hidup sebanyak bayi. Sedangkan hasil cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung Tahun 2015 sebanyak bayi (97.1%) dari total lahir hidup sebanyak bayi, ini berarti hasil capaian tahun 2016belum mencapaitarget renstra yang telah ditetapkan sebesar 95%. Distribusi capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap menurut Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

69 Cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung puskesmas menunjukkan sebagian besar puskesmas telah mencapai target dan capaian diatas 95% kecuali Puskesmas Abiansemal II, Kuta I dan Kuta Selatan. Distribusi pencapaian cakupan kunjungan neonatal lengkap seperti berikut: Grafik 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun ,0 100,0 80,0 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) di Kabupaten Badung Tahun ,0 40,0 20,0 0,0 Petan g I Petan g II Abian sema l I Abian sema l II Abian sema l III Abian Meng Meng Meng sema Kuta I wi I wi II wi III l IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara ,0 91,0 96,0 97,0 75,0 89,0 103,0 98,0 88,0 97,0 100,0 103,0 99,0 97, ,6 98,4 100,0 93,7 101,1 100,0 101,2 99,0 98,7 82,4 99,6 88,3 100,5 93,6 Kab 4.1.9Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

70 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada umur 6 9 bulan dan 1 kali pada umur9 11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1 4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi (meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatandan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 11bulan). Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. Hasil capaian pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebanyak dari target sasaran jumlah bayi sebesar bayi sehingga cakupannya sebesar 94,9%. Sedangkan pada tahun 2015 sebanyak (96,9%) dari target sasaran jumlah bayi sebesar bayi. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

71 Cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara Kab Terpenuhinya target cakupan kunjungan bayi sangat dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran kader dan partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyanduserta keaktifan tenaga puskesmas dalam membina posyandu Pelayanan Kesehatan Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

72 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, daya dengar dan daya lihat serta sosialisasi dan kemandirian. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2016 sebesar 69,7% atau balitadari total perkiraanbalita yang ditetapkan sebanyak balita. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2016 sebesar 93%. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balitatahun 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

73 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung capaian tahun 2015 sebesar 89,25%. Demikian pula hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balitatahun 2016 menunjukkan trend menurun dibawah target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun 2011 sampai Perbandingan data capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan capaian Provinsi Bali seperti pada grafik 4.10 berikut : Grafik 4.10 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 2011 s/d 2016 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun Capaian Kab. Badung 81,26 84,8 91,58 92,89 89,25 69,65 Target Nas Capaian Prov. Bali 95,45 82,11 83,43 81, ,5 Target Renstra 74,8 78,6 82,4 86, Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita menurut puskesmas pada tahun 2016 menunjukkan bahwa hanya 2 (dua) puskesmas yang sudahmencapai target yang ditetapkan sebesar 93% yaitu Puskesmas Kuta IIdan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

74 Cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Puskesmas Kuta I. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 4.11 berikut : Grafik 4.11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten BadungTahun 2015 s/d Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Badung Tahun 2015/ Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara , ,93 63,78 60,58 80,97 56,71 78,69 79,77 57,13 52,79 92,70 205,1 76,43 48,41 69,65 Kab Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba balita sehat indonesia b. Penjaringan di posyandu, TK dan Puskesmas c. Monitoring dan evaluasi. Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih adanya balita yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau sarana pelayanan kesehatan lainnya. Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

75 cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan anak balita b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat desa/kelurahan dan kecamatan. c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) Cakupan ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan apapun karena sampai umur tersebut kebutuhan zat gizi bayi bisa dipenuhi dari ASI atau air susu ibu saja. Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten BadungTahun 2016 sebanyak bayi dari target total sebanyak bayi dibawah usia 6 bulan, sehingga cakupannya sebesar 67.0%. Capaian ini menurun dari capaian sebelumnya yaitu tahun 2015 sebesar 70,3% tahun 2014 sebesar 68,2% sedangkan tahun 2013sebesar 66,7% Grafik 4.12 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas di Kabupaten BadungTahun 2016 Petan g I Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara Kab Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

76 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Rendahnya cakupan ASI Eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kebanyakan ibu-ibu yang memiliki bayi bekerja mencari nafkah untuk menunjang kebutuhan keluarga sehingga tidak ada kesempatan untuk memberikan ASI secara eksklusif mulai sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan dan lebih banyak memberikan susu formula pada bayinya Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Wanita usia subur adalah wanita yang berusia antara tahun. Untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran wanita usia subur atau pasangannya diprioritaskan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB aktif (peserta KB yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi), cakupan peserta KB yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Hasil cakupan peserta KB aktif pada tahun 2016 sebanyak peserta KB Aktif dari total target sebanyak KB Aktif, sehingga cakupannya sebesar 82,6%. Sedangkan tahun 2015 sebesar 85,7% dan tahun 2014sebesar 85,5%. Target SPM bidang kesehatan untuk peserta KB aktif pada tahun 2016 adalah 100% sehingga capaian Kabupaten Badung belum seluruhnya memenuhi target. Hasil cakupan peserta KB aktif pada tahun 2016 seperti grafik berikut. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

77 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.13 Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Petan g I Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal wi I wi II wi III IV Kuta I Kuta II Kuta Kuta Selata Utara n Kab 4.2. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan gigi dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun tujuan dari penjaringan kesehatan adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan lebih buruk. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

78 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Sekolah Dasar setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan. Hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat pada tahun 2016 sebesar 100% yaitu siswa dari total perkiraansiswa yang ditetapkan sebanyak siswa. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2016 sebesar 100%, atau kinerjanya sebesar 100% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SDtahun 2016sama dengan hasil capaian tahun 2015 sebesar 100%. Demikian pula hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SDtahun menunjukkan trend capaian sesuai target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun masih dibawah target yang ditetapkan. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD pada tahun 2016telah mencapai target yang ditetapkan sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

79 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 100%. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung tahun 2016telah melampaui target Nasional sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan capaian Provinsi seperti pada grafik 4.14 berikut : Grafik 4.14 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 2011 s/d 2016 Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat di Kabupaten Badung Tahun % Target Nas Capaian Prov. Bali 93,3 90,9 97,69 99,48 99, Target Renstra Realisasi Kab. Badung 98,93 99,44 99, Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD menurut puskesmas pada tahun 2016 menunjukkan bahwa semua puskesmas sudah mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 4.15 berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

80 % Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.15 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten BadungTahun 2015 s/d 2016 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak SD dan Setingkat Di Kabupaten Badung Tahun 2015/ Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara Kab Capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD sampai tahun 2016 sebesar 100% berarti telah mencapai target yang ditetapkan sampai akhir renstra Dinas Kesehatan sebesar 100%. Untuk mencapai target indikator penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat didukung program upaya kesehatan masyarakat dengan kegiatan : a. Pembinaan sekolah sehat tingkat TK, SD,SMP, SMA/K Kab/Prov b. Lomba UKS tk. TK, SD, SMP, SMA/K Kabupaten dan propinsi c. Pelatihan petugas Kantin Sehat tingkat SD Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: a. Tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan anak sekolah dasar. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

81 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung b. Adanya dukungan dari pihak sekolah. Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator cakupan penjaringan anak sekolah diantaranya saat pemeriksaan siswa SD tidak masuk sekolah oleh karena berbagai alasan seperti sakit, keluar wilayah dll. Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu: a. Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan anak sekolah bagi siswa yang absensi pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan mengintegrasikan kegiatan lain yang ada disekolah. b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor terutama sekolah dasar. 4.3 Pelayanan Imunisasi Pelayanan imunisasi ditujukan untuk mencegah atau menanggulangi penyakit-penyakit melalui imunisasi yang dilaksanakan secara rutin maupun khusus dengan sasaran bayi, balita, anak sekolah maupun Wanita Usia Subur. Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Radang Selaput Otak, Radang Paru-Paru. Salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi. Tujuan program imunisasi adalah menurunkaan morbiditas dan mortalitas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Keberhasilan program imunisasi dapat dilihat dari cakupan desa/kelurahan yang mencapai Universal Child Imunization (UCI) yaitu 80% sasaran mendapatkan imunisasi lengkap. Target keberhasilan program imunisasi adalah minimal 80% desa mencapai Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

82 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung UCI. Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Badung pada tahun 2016 dan 2015, telah mencapai 100%. Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu kali imunisasi Hepatitis B, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Hasil imunisasi dasar lengkap menurut Kecamatan/Puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian 100% sebanyak 8 puskesmas. Pencapaian cakupan imunisasi per puskesmas tahun 2016 seperti tabel berikut: Tabel 4.1 Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Badung Tahun 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI IMUNISASI LENGKAP L P L+P JUMLAH % 1 Petang Petang I ,45 Petang II ,16 2 Abiansemal Abiansemal I ,80 Abiansemal II ,71 Abiansemal III ,48 Abiansemal IV ,92 3 Mengwi Mengwi I ,45 Mengwi II ,57 Mengwi III ,97 4 Kuta Kuta I ,95 Kuta II ,89 5 Kuta Selatan Kuta Selatan ,64 6 Kuta Utara Kuta Utara ,99 Jumlah ,4 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

83 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.4 Penanganan KLB < 24 Jam Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam adalah desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24jam oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu. Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB.Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa fax atau telepon. Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan suatu KLB. Secara umum seluruh desa/kelurahan yang terkena KLB di Kabupaten Badung tahun 2016 sudah ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam. Jumlah kejadian KLB selama tahun 2016 sebanyak 16 kejadian. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

84 % Cak. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah Pelayanan kesehatan gigi dasar meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan pelayanan dasar gigi dasar berupa tumpatan gigi tetap pada tahun 2016 sebanyak 3.392, tahun 2015 sebanyak orang sedangkan tahun 2014 sebanyak orang. Pelayanan pencabutan gigi tetap pada tahun 2016 sebanyak 2.445, tahun 2015 sebanyak orang dan tahun 2014 sebanyak orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pelayanan tumpatan gigi tetap lebih banyak dari pelayanan pencabutan gigi tetap. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar/mi menunjukkan bahwa dari 282 SD/MI yang ada semuanya mendapat pelayanan kesehatan gigi dan melakukan sikat gigi massal. Cakupan pemeriksaan murid SD/MI sebanyak murid dari total seluruh murid sebanyak murid SD/MI, sehingga cakupannya sebesar 96.5% Peta ng I Grafik 4.16 Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD di Kabupaten Badung Tahun 2016 Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD di Kabupaten Badung Tahun 2016 Peta ng II Abia nse mal I Abia nse mal II Abia nse mal III Abia nse mal IV Men gwi I Men gwi II Men gwi III Kuta I Kuta II Kuta Selat an Kuta Utar a Cakupan 90, ,5 92,8 87,6 99,6 95,9 97,7 96,3 95,5 96,5 97,1 98,6 96,5 Kab Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

85 Cak. (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.6Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut (Pra Usila) dan Usia Lanjut (Usila) Masyarakat yang tergolong pra usia lanjut adalah mereka yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan berumur antara tahun. Sedangkan mereka yang tergolong usia lanjut adakah mereka yang telah mencapai umur di atas 60 tahun. Pemerintah Kabupaten Badung telah berupaya untuk menjaga agar kondisi para pra usia lanjut dan usia lanjut tetap sehat dan produktif di masyarakat dan tidak menjadi beban bagi keluarga. Upaya tersebut telah terintegrasi melalui program posyandu usia lanjut. Hasil cakupan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebanyak lansia dari target total sebanyak lansia sehingga cakupannya sebesar 23,19%. Pada tahun 2015 sebanyak dari sasaran usila sebanyak orang, (50,03%). Grafik 4.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun ,00 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun ,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Kuta Selata Utara n ,11 19,28 15,47 18,57 39,73 18,46 38,54 18,48 11,72 53,97 41,15 23,50 12,47 23,19 Kab Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

86 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Pelayanan kesehatan pada kelompok pra usila dan usila di Kabupaten Badung terintegrasi dalam posyandu usia lanjut.pelayanan yang diberikan posyandu usia lanjut meliputi senam lansia, pemberian paket obat, PMT dan pemeriksaan kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Jaminan Pemeliharaan Kesehatan merupakan upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan terdiri dari : 1. Askes merupakan Asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia yang para anggota utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun non-sipil termasuk anakanak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Juga para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin. 2. Jamsostek merupakan Program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi. 3. Jamkesmas adalah Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah. Hasil pencapaian Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) tahun 2016 menunjukkan bahwa semua (100%) masyarakat Kabupaten Badung telah terlindungi jaminan kesehatan terdiri dari peserta PBI Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

87 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung APBN serta PBI APBD yang berasal dari JKBM. Pada 2015 di Kabupaten Badung adalah 100%, dengan jumlah kepesertaan JKN sebesar 51,92% dan Kepesertaan Jamkesda sebanyak 48,08% Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Kunjungan Rawat Jalan merupakan Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Cakupan Rawat Jalan merupakan Cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.cakupan kunjungan rawat jalan tahun 2016 di Kabupaten Badung ke sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta sebesar 87.5%, sedangkan tahun2015 sebesar 82,9%, ini berarti ada penurunan kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Kunjungan Pasien baru adalah Kunjungan pertama seseorang di sarana kesehatan pada kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap baru adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan meliputi antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangandi satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta pada tahun 2016 sebesar 1.9%, sedangkan tahun 2015sebesar 1,9%. Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Tahun 2016 jumlah kunjungan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

88 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pasien gangguan jiwa sebanyak kasus, sedangkan tahun 2015 sebanyak 4.226kasus, ini berarti ada peningkatan kasus gangguan jiwa sebesar 86.1%. Data ini diperoleh dari hasil laporan puskesmasdan beberapa Rumah Sakit baik swasta maupun pemerintah di Kabupaten Badung. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat diketahui dengan memperhatikan beberapa indikator, antara lain : a. Angka Kematian Netto (Net Death Rate/NDR) Angka kematian Netto atau NDR merupakan angka kematian 48 jam setelah pasien dirawat per 1000 pasien keluar hidup dan mati. Indikator ini digunakan untuk melihat mutu pelayanan rumah sakit. Capaian NDR di Kabupaten Badung Tahun 2016 sebesar 0,04 per pasien keluar mati dan hidup, sedangkan tahun 2015 sebesar 0,5 per 1000 pasien keluar mati dan hidup. Ini berarti gambaran mutu pelayanan rumah sakit telah meningkat. b. Angka Kematian Umum (Gross Death Rate/GDR) Angka Kematian Umum (Gross Death Rate) merupakan angka kematian total pasien rawat inap yang keluar rumah sakit per 1000 penderita keluar hidup dan mati. Capaian GDR di Kabupaten Badung Tahun 2016 sebesar 1,5per 1000 pasien, sedangkan tahun 2015 sebesar 0,6 per 1000 pasien. Angka kematian umum menurun jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya hal ini berarti adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. c. Angka Penggunaan Tempat Tidur (Bed Occupation Rate/BOR) BOR merupakan indikator yang dapat menggambarkan tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur yang ada di rumah sakit. Nilai Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

89 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung parameter BOR yang ideal antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Capaian BOR rumah sakit di Kabupaten Badung tahun 2016 yang terdata adalah RSK BIMC Kuta dengan BOR sbesar 0.01%. Sedangkan tahun 2015 sebesar 53.4%, dengan capaian tertinggi di Rumah Sakit Umum Daerah Badung sebesar 68.72% dan yang terendah Rumah Sakit Umum Graha Asih sebesar 1,83%. d. Lamanya Pasien dirawat (Length Ot Stay/LOS) LOS merupakan lamanya pasien dirawat. Indikator ini memberi gambaran tingkat efisiensi serta mutu pelayanan rumah sakit. Lamanya pasien dirawat idealnya antara 4-6 hari. Capaian LOS rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun 2016 yang terdata adalah RSK BIMC dengan LOS 0.2 hari dan RSU Graha Asih sebesar 3.5 hari. Hasil capaian telah mencapai target ideal untuk lamanya pasien dirawat. e. Tenggang perputaran (Turn Over Interval/TOI) TOI merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Capaian TOI rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar 3,8 hari, tahun 2015 sebesar 3,4 hari dan tahun 2014 sebesar 1,9 hari. Hasil capaian untuk tahun 2016masih diatas target ideal untuk tenggang waktu perputaran dari tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. f. Angka Perputaran Tempat Tidur (Bed Turn Over/BTO) BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

90 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tertentu. Idealnya dalam satu tahun, tempat tidur rata-rata dipakai kali. Capaian BTO rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebesar kali, tahun 2015 sebesar kali, dan tahun 2014 sebesar 108 kali. Hasil capaian untuk tahun 2016 sangat tinggi dari target ideal untuk Perputaran Tempat Tidur, hal ini menunjukkan jumlah tempat tidur yang tersedia di rumah sakit masih sedikit dibandingkan dengan pemakaian yang melebihi ideal rata-rata dalam setahun. 4.9 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah Sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Penerapan PHBS ditujukan semua komponen di masyarakat, namun ada beberapa prioritas penerapannya yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum. Kriteria yang digunakan untuk menilai penerapan PHBS di tatanan rumah tangga sebanyak 10 indikator terdiri dari Pertolongan persalinan oleh nakes, Balita diberi ASI eksklusif, Menimbang Balita Setiap Bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Pemberantasan jentik, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan Tidak merokok di dalam rumah. Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2016 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

91 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung sebesar 81.51% atau sebanyak rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat dari rumah tangga yang dilakukan survey diseluruh Kabupaten Badung. Hasil capaian tersebut telah melampaui target yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 79.2% sehingga kinerjanya sebesar 103%. Distribusi hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga menurut puskesmas seperti table4.2berikut : Tabel4.2 Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH RT RUMAH TANGGA JUMLAH % DIPANTAU DIPANTAU JUMLAH BER- PHBS % BER- PHBS 1 Petang Petang I , ,6 Petang II , ,7 2 Abiansemal Abiansemal I , ,0 Abiansemal II , ,8 Abiansemal III , ,4 Abiansemal IV , ,2 3 Mengwi Mengwi I , ,2 Mengwi II , ,4 Mengwi III , ,5 4 Kuta Kuta I , ,2 Kuta II , ,5 5 Kuta Utara Kuta Utara , ,8 6 Kuta Selatan Kuta Selatan , ,6 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,51 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

92 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Sedangkan capaian PHBS di Kabupaten Badung untuk masing-masing indikator seperti grafik 4.18berikut : Grafik4.18 Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Menurut Indikator di Kabupaten Badung Tahun 2016 Persalinan Nakes 95,73 ASI Eksklusif 67 Menimbang Bayi/Balita setiap bulan 89 Menuci Tangan dg Air Bersih dan Sabun Menggunakan Air Bersih Menggunakan Jamban Sehat Memberantas Jentik Nyamuk Makan Sayur dan Buah Setiap Hari Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari 98,35 93,94 93,8 98,43 96,71 98,44 Tidak Merokok di dalam Rumah 82,08 Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015 sebesar 80,16%. Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2016 melampaui dari target yang ditetapkan pada akhir Renstra/RPJMD sebesar 79,2%. Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih tinggi setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi Bali. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

93 % Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga tahun 2016 di Kabupaten Badung telah melampaui target yang telah ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 2016 sebesar 70%. Secara rinci capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tanggatahun seperti grafik 4.19 berikut: Grafik4.19 Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten BadungTahun 2011 s/d 2016 Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga meliputi: a. Pengadaan form/kuesioner survey PHBS b. Pengadaan kartu, poster dan stiker PHBS tatanan rumah tangga Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Badung Tahun Target RPJMD ,2 Target Nas Capaian Prov. Bali 69,4 76,11 74,25 69,95 74,33 77,4 Realisasi 74,5 77, ,16 81,51 c. Pengadaan buku pedoman pembinaan dan penilaian PHBS d. Pembinaan dalam rangka lomba desa PHBS e. Pelaksanaan survey PHBS oleh tenaga kesehatan dan kader f. Sosialisasi kawasan tanpa rokok (KTR) g. Pembuatan baliho kawasan tanpa rokok Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

94 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.10 Kesehatan Lingkungan Faktor kesehatan lingkungan merupakan faktor yang sangat besar mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Adapun beberapa faktor yang harus dikendalikan berupa sanitasi dasar meliputi : Rumah sehat, Sarana air bersih, jamban, pengelolaan sampah serta saluran pembuangan air limbah Persentase Rumah Sehat Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum 3komponen meliputi: rumah, sarana sanitasi dan perilaku. Adapun kriteria dari masing-masing parameter sebagai berikut: 1). Komponen rumah meliputi ; Langit-langit, Dinding, Lantai, Jendela Kamar Tidur, Jendela Ruang Keluarga, Ventilasi, Sarana pembuangan asap dapur, Pencahayaan. 2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih (SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana pembuangan kotoran), Sarana Pembuangan air limbah (SPAL), Sarana Pembuangan Sampah. 3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak rumah dari total rumah yang diperiksa sebanyak rumah(90,59%). Hasil pencapaian indikator ini telah mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

95 cak. (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 90%. Hasil capaian tahun 2016 lebih tinggi daripada hasil capaian 2015 sebesar 90,13%. Secara rinci cakupan rumah sehat seperti grafik 4.20 berikut: Grafik 4.20 Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung Tahun Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung Tahun Target Renstra 85, Realisasi 87,5 86,9 88,9 88,85 90,13 90,59 Distribusi pencapaian cakupan rumah sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2016 menunjukkan bahwa puskesmas yang telah mencapai target renstra sebanyak 6 puskesmas. Puskesmas dengan cakupan diatas target renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung meliputi: Puskesmas Abiansemal I, Abiansemal IV, Mengwi I, Kuta II, Kuta Selatan dan Kuta Utara. Secara rinci capaian cakupan seperti grafik 4.21 berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

96 Cak (%) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.21 Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun ,0 96,0 94,0 92,0 90,0 88,0 86,0 84,0 82,0 80,0 78,0 Peta ng I Cakupan Rumah Sehat Berdasarkan Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 Peta ng II Abia nsem al I Abia nsem al II Abia nsem al III Abia nsem al IV Men gwi I Men gwi II Men gwi III Kuta I Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara ,7 86,0 90,3 88,1 84,7 93,9 96,1 86,3 86,9 85,9 92,1 93,7 91,4 90,5 Kab Jumlah rumah yang ada di Kabupaten Badung sebanyak rumah, dengan rumah sehat sebanyak rumah sehingga persentase rumah sehat sebesar 90,59%. Distribusi rumah sehat menurut Kecamatan/Puskesmas menunjukkan capaian Kecamatan/Puskesmas yang paling tinggi oleh Kecamatan Mengwi/Puskesmas Mengwi I. Secara rinci capaian rumah sehat seperti tabel 4.3 berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

97 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tabel4.3 Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANG MEMENUHI SYARAT % RUMAH SEHAT 1 Petang Petang I ,69 Petang II ,03 2 Abiansemal Abiansemal I ,32 Abiansemal II ,11 Abiansemal III ,70 Abiansemal IV ,87 3 Mengwi Mengwi I ,12 Mengwi II ,27 Mengwi III ,86 4 Kuta Kuta I ,87 Kuta II ,10 5 Kuta Selatan Kuta Selatan ,75 6 Kuta Utara Kuta Utara ,38 Jumlah Kabupaten ,59 Sumber : Data Dasar Profil Dinas Kesehatan Kab. Badung tahun 2016 Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian target rumah sehat di Kabupaten Badung antara lain : a. Meningkatnya ekonomi masyarakat sehingga memiliki kemampuan untuk membangun rumah sesuai syarat kesehatan baik aspek fisik bangunan & kelengkapan sanitasi. b. Pembinaan dan pengawasan program rumah sehat c. Adanya integrasi dengan program kabupaten sehat serta kesatuan gerak PKK, KB dan kesehatan melalui program lomba desa. d. Monitoring dan evaluasi. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

98 % Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Persentase Tempat Tempat Umum Sehat Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan. Hasil pencapaian cakupan tempat tempat umum sehat di Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar 93,48% atau sebanyak TTU sehat dari yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan tempat-tempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 90%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat seperti grafik berikut: Grafik 4.22 Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat di Kabupaten Badung tahun Cakupan Tempat Tempat Umum Sehat di Kabupaten badung Tahun Trgt. Renstra Realisasi 90,3 92,2 93,21 93,48 96,61 96,64 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

99 % Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Distribusi pencapaian cakupan tempat tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2016semua puskesmas telah mencapai target renstra sebesar 90%. Cakupan tempat tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun seperti grafik 4.23berikut: Grafik 4.23 Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat di Kabupaten Badung Tahun Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Abian Meng Meng Meng semal Kuta I wi I wi II wi III IV Kuta II Kuta Selat an Kuta Utara , ,64 Kab Untuk mencapai capaian indikator cakupan TTU sehat melalui program program pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target TTU sehat yaitu: pendataan sasaran, pembinaan dan pemeriksaan TTU serta monitoring dan evaluasi. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

100 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.11 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah standar pelayanan minimal yang harus didapatkan oleh masyarakat dan menjadi program yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pelaksanaannya diwajibkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya dan kemampuan daerah. SPM dibidang kesehatan terdiri dari empat pelayanan kesehatan dengan 18 indikator. Adapun pelayanan kesehatan dalam SPM meliputi: pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB dan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Target SPM Target yang harus dicapai program kesehatan setiap tahunnya telah tertuang dalam Standar Pelayanan Minimal Kesehatan. Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun Adapun Standar Pelayanan Minimal (SPM) dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pelayanan Kesehatan dasar: 1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 100% pada tahun Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100% pada tahun Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 100% pada tahun Cakupan pelayanan nifas 100% pada tahun Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 100% pada tahun Cakupan kunjungan bayi 100% pada tahun 2016 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

101 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada tahun Cakupan pelayanan anak balita 100% pada tahun Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada tahun Cakupan peserta KB Aktif 100% pada tahun Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada tahun 2016 b. Pelayanan Kesehatan Rujukan 1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada tahun Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100% pada tahun 2016 c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% pada tahun 2016 d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa siaga aktif 100% pada tahun 2016 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

102 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Capaian SPM di Kabupaten Badung Tabel 4.4 Capaian Indikator SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2014 s/d 2015 No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2015 SPM 2016 SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI % 1 Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil k4 ( mendapat pelayanan kehamilan paling sedikit 4 kali sesuai standar) Cakupan Komplikasi ditangani Kebidanan Yang Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Yang memiliki Kompetensi Kebidanan 4 Cakupan pelayanan Nifas Cakupan Neonatus yang ditangani dengan komplikasi Cakupan kunjungan Bayi Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 8 Cakupan pelayanan Anak Balita Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

103 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2015 SPM 2016 SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI % 9 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak Usia 6-24 Bulan keluarga Miskin Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan penjaringan Siswa SD dan sederajat Cakupan Peserta KB Aktif Cakupan Penemua dan Penangganan Penderita Penyakit Acute Flacid Paralysis ( AFP) rate Penduduk<15 th Penemua dan Penangganan Penderita Penyakit Pneumonia Balita Penemua dan Penangganan Penderita Penyakit Pasien Baru TB BTA Positip 16 Penemua dan Penangganan Penderita Penyakit Penderita DBD yang ditangani 17 Penemua dan Penangganan Penderita Penyakit Penderita Diare Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

104 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2015 SPM 2016 SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI % 18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin Kesehatan dasar ( Puskesmas/Balai /praktek bersama dan Perorangan Pelayanan Kesehatan khusus 19 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Cakupan pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/Kota Penyelidikan Epidemiologi Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) 4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan kesehatan Masyarakat 21 Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam 22 Desa Siaga Aktif Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

105 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN DASAR NAS Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 95,00 90,3 93,28 95, ,69 2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 3 Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan 80 54,9 80,62 72, , ,7 99, ,73 4 Cakupan Pelayanan Nifas ,33 95, ,6 5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani 80 55,9 80,83 79, ,8 6 Cakupan Kunjungan Bayi ,3 96,77 93, ,9 7 Cakupan Desa/ Kel. Universal Child Immunization (UCI) , Cak. Pelayanan Anak Balita 85 84,8 90,29 92, ,7 Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

106 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN DASAR NAS Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak usia 6-24 bulan Keluarga Miskin Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat ,4 99, Cakupan Peserta KB Aktif ,9 77,9 85, ,64 13 Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

107 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN DASAR NAS a. Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 5 tahun b. Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan Penderita Pneumonia Balita , c. Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA Positif , , ,9 d. Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penderita DBD yang ditangani Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

108 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN DASAR NAS e. Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan penderita diare Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin ,9 25, Pelayanan Kesehatan Khusus 1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB 1 Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

109 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN DASAR NAS Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1 Desa Siaga Aktif Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

110 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 5.1. Sarana Kesehatan Puskesmas Dalam rangka meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Badung telah dibangun 13 unit Puskesmas induk yang telah memiliki kemampuan gawat darurat serta kemampuan laboratorium. Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Badung tahun 2016 sebanyak 54 unit Rumah Sakit Rumah sakit yang ada di Kabupaten Badung tahun 2016 terdiri dari 1 unit rumah sakit pemerintah (RSUD Badung) dan 6 unit rumah sakit swasta yang seluruhnya termasuk dalam Rumah Sakit Tipe C, Adapun rumah sakit yang berada diwilayah Kabupaten Badung yaitu : 1. RSUD Badung 2. RSU Siloam 3. RSK Bedah BIMC Kuta 4. RSK Bedah BIMC Nusa Dua 5. RSU Kasih Ibu Kedonganan 6. RSU Graha Asih 7. RSU Surya Husadha Nusa Dua Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

111 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Rumah sakit yang ada telah memiliki kemampuan gawat darurat, memiliki kemampuan laboratorium kesehatan dan seluruhnya sudah memiliki 4 (empat) spesialis dasar serta memiliki akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan neonatus resti/komplikasi yang dirujuk, serta 2 rumah sakit khusus bedah (BIMC) yang berada di Kuta dan Nusa Dua Sarana Kesehatan Lainnya Disamping Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Rumah Sakit masih banyak terdapat sarana kesehatan lainnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya di Kabupaten Badung Tahun No Sarana Kesehatan Posyandu 572 unit 573 Unit 573 Unit 575 Unit 2 Desa/Kel. Siaga 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 3 Gudang Farmasi 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 4 Klinik/RB/BPG 34 unit 42 Unit 29 Unit 43 Unit 5 Praktek Dokter Perorangan 330 unit Unit 499 Unit 566 Unit 6 Apotik 181 unit 189 unit 207 unit 207 unit 7 Toko Obat berijin 42 unit 42 Unit 46 Unit 46 Unit Sarana kesehatan yang merupakan jaringan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan secara geografis mudah dijangkau oleh masyarakat dengan berdirinya posyandu serta desa siaga. Sedangkan distribusi klinik/rumah bersalin, dokter praktek, apotik Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun

112 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan toko obat berijin lebih banyak terletak di wilayah badung bagian tengah dan selatan. Keberadaan sarana kesehatan dan penunjang lainnya merupakan faktor yang sangat mendukung peningkatan status derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Badung. 5.2 Tenaga Kesehatan Rasio tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Badung pada tahun 2016 seperti terlihat pada grafik berikut ini. Grafik 5.1 Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Badung Tahun 2016 Tahun dr. Spesialis dr. Umum dr. Gigi Bidan Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun Pera wat Far masi Gizi Kes mas Sani tasi Teknisi Medis Fisio terapis ,77 25, ,8 5,5 11,8 1, ,6 26,9 7,3 92,1 64,5 9,3 3,5 7,3 4,5 1,3 1, ,20 27,74 6,98 92,71 64,08 2,92 1,62 7,46 4,38 1,14 0, ,79 11,42 5,71 34,6 20,95 8,25 1,59 1,9 4,38 0,95 0,31 Std , WHO

Mangupura, 7 Maret Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

Mangupura, 7 Maret Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta wara nugraha-nya Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017 dapat terselesaikan dengan baik.

Lebih terperinci

Mangupura, 1 Juni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

Mangupura, 1 Juni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta wara nugraha-nya Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2015 dapat terselesaikan dengan baik.

Lebih terperinci

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan 1.1 Latar Belakang Kesehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mangupura, Juni 2015 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Mangupura, Juni 2015 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta wara nugraha-nya Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2014 dapat terselesaikan

Lebih terperinci

Lenovo Hewlett-Packard [Pick the date]

Lenovo Hewlett-Packard [Pick the date] Lenovo Hewlett-Packard [Pick the date] KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta wara nugraha-nya Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN TAHUN ANGGARAN 007 KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 007 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG 0 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA DENPASAR TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KOTA DENPASAR TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KOTA DENPASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang VISI Dinas Kesehatan Kota Denpasar adalah DENPASAR SEHAT YANG KREATIF, MANDIRI DAN BERKEADILAN, sedangkan Misi yang ditetapkan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 0 TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN TAHUN ANGGARAN 008 KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan

Lebih terperinci

Penyakit Endemis di Kalbar

Penyakit Endemis di Kalbar Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN PROFIL PUSKESMAS III DENPASAR UTARA TAHUN 2016

LAPORAN PROFIL PUSKESMAS III DENPASAR UTARA TAHUN 2016 LAPORAN PROFIL PUSKESMAS III DENPASAR UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS III DENPASAR UTARA TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA DENPASAR TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KOTA DENPASAR TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KOTA DENPASAR TAHUN 2013 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kota Denpasar sesuai dengan Visi Dinas Kesehatan Kota Denpasar

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax.

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax. http://dinkes.mojokertokab.go.id/ Email : dinkeskabmojokerto@gmail.com Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) 321957 - Fax. (0321) 390113 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan daerah lima tahun kedepan yang dituangkan dalam RPJMD Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016-2021

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@gmail.com

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2009 telah selesai dengan baik. Laporan Tahunan tahun 2009 ini disusun dengan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci