11 juga bertujuan supaya siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan. Kerjasama merupakan proses sosialisasi yang paling ban

Transkripsi

1 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Metode Kerja Kelompok 1.1 Pengertian Metode Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Secara harfiah metode berarti cara,metode dapati diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut ut Martinis Yamin (2009:138) cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, member contoh, dan member latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu metode merupakan hal dasar yang perlu disiapkan oleh seorang guru dalam memaksimalkan penyampaian materi pembelajaran kepada siswanya supaya memperoleh hasil dan prestasi belajar yang memuaskan. 1.2 Pengertian Kerja Kelompok Kerja kelompok adalah suatu metode mengajar dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru. Robert L Cilstrap dan William R Martin 9 (dalam Roestiyah.NK : 2008 : 15), memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Jadi, keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperati dari berbagai individu. Fungsi kerja kelompok

2 11 juga bertujuan supaya siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan. Kerjasama merupakan proses sosialisasi yang paling banyak terjadi di masyarakat. Dalam kegiatan kerja kelompok untuk anak SD juga mengandung unsur permainan yang sebagian besar disukai oleh anak SD. Penerapan kerja kelompok secara konstruktif dipandang efektif karena menerapkan kegiatan yang nyata dan menyenangkan dalam menyatukan pemikiran siswa satu dengan siswa lainnya dalam satu kelompok. 1.3 Kelebihan dan Kekurangan Kerja Kelompok Salah satu kebaikan dari metode kerja kelompok adalah dapat meningkatkan kerja sama, dapat berfikir kritis dalam memecahkan masalah serta dapat saling bertukar pikiran dalam mengemukakan solusi dari permasalahan tersebut t serta member kesan menyenangkan jika disertai dengan unsure permainan didalamnya. Sedangkan kelemahan dari metode kerja kelompok adalah ada peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok terse but akan gagal. 1.4 Bentuk-bentuk Kerja Kelompok Metode kerja kelompok mempunyai beberapa bentuk yaitu : 1) Kerja kelompok berjangka pendek Bentuk ini dapat disebut pula rapat ketat karena hanya mengambilwaktu ±15 menityang mempunyaitujuan untukmemecahkan masalahkhusus yangterdapat pada suatu masalah. 2) Kerja kelompok berjangk a panjang

3 12 Kerja kelompok berjangka panjang terdapat tenggang waktu misalnya : dua hari, satu minggu atau mungkin satu bulan tergantung luas dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan. 3) Kerja kelompok campuran Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberikesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing.sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu, tidakusah menunggu kelompok yang lain. Kelompok siswa yang lambandihimbau menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang sesuai dengankemampuan. (Roestiyah.NK, 2008: 18). Jadi untuk meningkatkan kerjasama, keaktifan belajar dan pola pikir kritis siswa maka digunakanlah metode kerja kelompok sebagai solusi dalam menyikapi permasalahan alahan pembelajaran. 2. Pembelajaran IPA SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan lie sciences (ilmu biologi). Berdasarkan permendiknas no 22 tahun 2006 dikatakan an bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

4 13 menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Samatowa (2006) mengemukakan empat Alasan sains dimasukkan Kurikulum Sekolah Dasar yaitu: 1. Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi, ogi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai nai berbagai gejala alam. 2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran an yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah ah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini. 3. Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. 4. Mata pelajaran ini mempunyai: nilai nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/ MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik. Jadi pembelajaran IPA SD merupakan suatu pembelajaran yang dapat

5 14 mengembangkan diri siswa pada lingkungan sekitar yang terjadi secara nyata dan dapat bertindak secara langsung dengan contoh yang berada disekitar mereka. 3. Keaktifan Belajar Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar. Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha (Ratmi, 2004). Untuk melihat keaktifan siswa tidak hanya dari satu aspek saja namun keaktifan an siswa dapat dilihat dari segi mental, fisik maupun sosial dalam proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang efektif adalah dengan adanya minat dan perhatian an siswa dalam belajar. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif untuk mempelajarinya dan sebaliknya, siswa akan kurang keaktifannya dalam mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya. Menurut (Sudjana 1995:45) penilaian proses belajar-mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. ar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam beberapa hal yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dan hasil- hasil yang diperolehnya, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau

6 15 persoalan yang dihadapi. Jadi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, guru perlu membangkitkan gairah dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta menciptakan kondisi yang mendukung untuk siswanya agar terpancing untuk bertindak aktif dalam menyikapi permasalahan yang diberikan, sehingga pembelajaran menjadi hidup. 4. Hasil Belajar 4.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan criteria tertentu. (Sudjana : 2009:40). 0). Dengan demikian, hasil belajar yang dimaksudkan merupakan sebuah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar merupakan cerminan kemampuan siswa yang sesungguhnya sehingga ga dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajariari 4.2 Macam-macam Hasil Belajar Menurut Hamalik (2001;30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian

7 16 2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3. Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi:gerakan reflex, keteraturan gerakan dasar, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan eskpresif. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima erima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan an ukuran atau criteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Dulhadi (2002;25) 25) menyatakan hasil belajar adalah perolehan belajar seseorang yang bersiat keilmuan yang menggunakan analisa intelektual yang tergolong ranah kognitif, penguasaan konsep kaidah prinsip dan teori. Tu u (2004:75) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran, baik hasil akademik maupun non akademik. Hasil belajar siswa dikategorikan bagus apabila melebihi standar. Sementara criteria ketuntasan minimal belajar siswa masingmasing indicator berbeda-beda tergantung tingkat kompleksitas dan data dukung. Berdasarkan data tersebut diatas hasil belajar adalah merupakan hasil penguasaan keterampilan dan usaha untuk memperoleh suatu tambahan ilmu berupa penguasaan konsep, kaidah prinsip teori dari hasil belajarnya yang biasanya dicapai siswa ketika mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru pada waktu yang telah ditentukan dan hasil tersebut diambil melalui angka-angka.

8 17 B. Penelitian Terdahulu 2. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Hasil 1. Yoni Sugiharti Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPA Materi Gaya Melalui Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas Iv SDN Kunci II Dander Bojonegoro Rina Noviana Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Pada Kelas VIII Di Smp Muhammadiyah 5 Bungah Gresik Pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi gaya jika langkah-langkah atau prosedur diimplementasikan secara benar. Pembelajaran yang melalui metode kerja kelompok dari hasil penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar, hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Bungah Gresik, yang mana pada siklus I mencapai 36% (9 siswa) yang tuntas namun pada siklus II mencapai 68% (20 siswa) yang tuntas. Penelitian terdahulu yang membedakan dengan penelitian ini metode kerja kelompok ok dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih menekankan pada pembelajaran kelas atas, mengambil mata pelajaan IPA dengan materi Sistem peredaran darah manusia oleh Rina Noviana dan materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda oleh YoniSugiharti. Sedangkan penelitian ini menekankan pembelajaran pada kelas rendah yang disertai permainan didalam kelompok dan mengambil pembelajaran IPA dengan materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

9 18 A. KerangkaBerpikir IPA Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kondisi Nyata 1. Siswakurangaktifdalam mengikutipembelajaran 2. Proses pembelajarankurangmen arikperhatiansiswa 3. Kurangnyakerjasamadan kekompakanantarsiswa di kelas Tindakan 1. Siswamelakukankerjak elompok yang dikemasdenganpermain andalammenyelesaikan masalah di kelas 2. Siswadalamkerjakelom poksalingberdiskusidala mmembahasmateripem belajaran 3. Siswasalingmelakukant anyajawabdalamantarke lompokdalampembelaja ran Kondisi Ideal 1. Siswaaktifdalampembel ajaran 2. Siswabekerjasamadeng ansesamaanggotakelom poknya 3. Siswaberdiskusidengan aktifdengantemansekela s 4. Siswakompakdantidakj enuhdalammengikutipe mbelajaran Siklus 1 Menerapkanmetod ekerjakelompokdis ertaipermainandala mpembelajaran Siklus 2 Melanjutkansiklus 1 Gambar 2.1 Kerangka Pikir