BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS. Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS. Pendahuluan"

Transkripsi

1 BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS Pendahuluan Rasa merupakan faktor penting yang dipertimbangkan dalam penerimaan masyarakat terhadap produk-produk pertanian. Kemanisan atau keasaman buah jeruk merupakan salah satu rasa yang biasa dijadikan ukuran dalam penentukan mutu dan kematangan buah. Keasaman seringkali menyebabkan ketidak puasan konsumen terhadap mutu buah jeruk. Selain itu keasaman dan kemanisan buah jeruk sangat berkaitan juga dengan penerimaan konsumen terhadap buah jeruk. Berdasarkan hal itu dapat dipastikan bahwa keasaman dan kemanisan buah jeruk merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam bidang industri buah jeruk maupun pengolahannya. Begitu juga untuk buah jeruk yang umum dipakai adalah tingkat keasamannya, namun masih ada yang meninjau dari ukuran, kandungan jus, dan kemanisan (Santoso 2005). Pengukuran keasaman buah jeruk umumnya dilakukan dengan pengukuran ph atau total asam. Sementara kemanisan umumnya ditentukan oleh kandungan gula pada buah jeruk dan pengukurannya bisa dilakukan dengan menggunakan refraktometer. Landaniya (2008) menyatakan bahwa hampir 85 persen dari total padatan terlarut jus jeruk adalah gula. Asam organik dan gula bervariasi menurut spesies, varietas, dan juga kondisi lingkungan dan hortikultura seperti iklim, batang bawah, dan irigasi (Albertini et al. 2006). Kedua parameter tersebut saling berpengaruh, sehingga jika ditinjau gabungannya maka nilai rasio kemanisan terhadap keasaman menjadi suatu parameter yang bisa mewakili keduanya. Indek perbandingan TPT terhadap keasaman menandakan indek mutu buah yang biasa dipakai (Landaniya 2008; Bermeja dan Cano 2012). Pengukuran kemanisan, keasaman atau rasio kemanisan terhadap keasaman buah jeruk dapat dilakukan dengan cara organoleptik. Namun demikian keasaman maupun kemanisan merupakan parameter yang bisa bersifat subjektif karena berhubungan dengan tingkat sensorik lidah seseorang yang menimbulkan sensasi pada saat proses pengkonsumsian jeruk. Standar kesukaan akan rasa kemanisan dan keasaman tersebut akan berbeda untuk masyarakat yang berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan tentang persepsi rasa asam atau manis yang terkait dengan kebiasaan dan kesukaan konsumen. Penilaian yang jelas adalah dengan mengukur asam organik. Nilai asam ini adalah indeks yang berguna dalam produk buah. Beberapa asam organik dapat digunakan sebagai indikator kematangan, aktivitas bakteri dan ketuaan (Karadeniz 2004). Buah yang belum matang biasanya kasar, sangat asam atau tart, dan memiliki tekstur internal yang keras (Ladaniya 2008). Namun untuk menguji konsistensi presepsi kematangan perlu dilakukan uji penerimaan dari masyarakat atau panelis. Sehingga kondisi tersebut menjadi nilai yang konsisten dan terkuantisasi.

2 130 Bahan dan Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Desember 2012 di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika dan Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia, FMIPA IPB. Buah diambil dari perkebunan petani di Samarang dan Leuwigoong, Kabupaten Garut. Sistem Pengukuran Pengukuran dari semua parameter dilakukan ketika buah masih dalam kondisi segar. Pada uji pengkelasan berdasarkan organoleptik dipakai sebanyak 14 sampel. Hasil pengkelasan ini dilanjutkan dengan menguji kelistrikan pada 62 sampel buah yang digunakan. Sistem Pengukuran ph dan Rasio Kemanisan atau Keasaman Buah Jeruk Keasaman jeruk diukur dengan menggunakan ph meter (YSI Ecosense ph 100, Xilem Inc, USA). Total padatan terlarut (TPT) diukur dengan menggunakan Digital GMK-701R dengan jakauan 0 sampai 40 % Brix. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen sebagai parameter indikator untuk rasio kemanisan atau keasaman buah jeruk. Sistem Pengukuran Parameter Kelistrikan Bersamaan pengukuran kelistrikan maka dilakukan pengukuran berat buah jeruk. Berat buah semuanya diukur dengan menggunakan timbangan elektronik (Sartorius ED 822, Goettingen, Jerman). Berat buah ini dipakai untuk mengkonpensasi parameter pengukuran listrik. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Zachariah dan Erickson (1965) pada penentuan kematangan buah alpukat berdasarkan parameter kelistrikan. Parameter listrik dari buah jeruk diukur dengan menggunakan LCR meter ( LCR HiTESTER, Hioki, Tokyo, Jepang). Kajian sifat listriknya berdasarkan pada hasil pengukuran kelistrikan untuk kondisi sinyal berupa arus bolak-balik dan amplitudonya kecil. Buah ditempatkan di antara dua buah plat elektroda dan diperlakukan sebagai bahan dielektrik. Parameter-parameter listrik ini adalah impedansi listrik, resistansi, reaktansi, kapasitansi, dan induktansi. Jeruk berperan sebagai bahan dielektrik dan ditempatkan di antara dua elektroda plat konduktif dari bahan tembaga (Soltani et al. 2010; Ragni et al. 2006; Massah et al. 2011). Tegangan sinyal limit sebesar 1 volt (rms) dengan sistem level arus (CC) 0.5 ma (vozary & Benkő 2010). Pendugaan Kategori Kualitas Berdasarkan Kelistrikan dan Organoleptik Batasan mutu jeruk keprok pada SNI 3165 tahun 2009 adalah buah termasuk matang jika minimal TPT bernilai 8% Brix. Selain itu kelas terbagi atas tiga yaitu mutu super, kelas A dan kelas B. Selain itu ada kode yang standar ukuran diameter yaitu kode-1 berdiamater lebih dari 7.0 cm, kode-2 antara cm, kode-3 antara cm dan kode-4 berdiameter cm. Berdasarkan pada hasil bab 5 yaitu adanya korelasi yang bagus antara parameter kelitrikan dengan nilai ph dan nilai rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen. Maka pada penelitian ini untuk acuan pengelompokkan kualitas didasarkan pada kedua parameter tersebut.

3 Secara teknis, 14 buah jeruk yang terdiri dari beberapa tingkat keasaman maupun rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen dilakukan uji organoleptik terhadap 20 orang panelis (Suryati et al. 2008). Dari sampel tersebut diukur pula parameter - parameter listriknya. Untuk pengelompokkan rasa buah jeruk secara organoleptik dibagi atas empat rasa yaitu : asam, asam agak manis, manis agak asam, dan manis. Uji organoleptik dilakukan dengan uji skoring terhadap rasa yaitu 1 untuk asam, 2 untuk asam agak manis, 3 untuk manis agak asam, dan 4 untuk manis. Dalam penjaringan sensitivitas panelis, maka dilakukan pelatihan terhadap panelis untuk merasakan berbagai rasa buah Jeruk Keprok Garut. Pada pelatihan ini panelis bisa melihat warna dan ukuran buah serta merasakan tingkat kemanisannya. Setelah semua panelis bisa membedakan rasa tersebut secara konsisten maka dilakukan uji organoleptik terhadap sampel jeruk yang tidak mereka ketahui warna dan ukurannya. Hal ini dilakukan dengan cara panelis hanya merasakan jeruk yang sudah diperas dalam bentuk jus dan tersimpan dalam wadah gelas dengan telah diberi label terlebih dahulu. Setelah dilakukan uji organoleptik secara skoring, maka selanjutnya ditentukan grading atau pengelompokkan berdasarkan skoring dari panelis tersebut dengan terlebih dahulu membangun persamaan regresi liniernya dahulu (Suryati et al. 2008). Nilai skoring ini dikorelasikan secara regresi linier dengan nilai ph dan rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen dari buah jeruk. Setelah didapat nilai batasan grading maka dilanjutkan dengan pengujian terhadap sampel yang lainnya sebanyak 62 buah. Setelah uji organoleptik dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata antara hasil pengukuran alat ph meter - Refraktometer dan hasil estimasi pengukuran listrik dengan menggunakan uji t. 131 Hasil dan Pembahasan Pada pengkelasan buah jeruk dilakukan berdasarkan dua buah parameter fisiko kimia yang memiliki korelasi yang kuat dengan parameter kelistrikan, yaitu keasaman dan rasio kemanisan terhadap keasaman atau kemanisan relatifnya. Tingkat keasaman ditentukan berdasarkan nilai ph. Tingkat relatif kemanisan atau relatif keasaman ditentukan berdasarkan parameter TSS per konsentrasi ion hidrogen dari buah Jeruk Keprok Garut. Pengkelasan Berdasarkan Nilai Keasaman (ph) Buah Jeruk Keprok Garut Tingkat keasaman ditentukan berdasarkan nilai ph. Nilai ph ini merupakan salah satu indikator yang umum dalam penentuan tingkat keasaman. Selain itu pengukuran ph mudah dilakukan dengan menggunakan alat ph meter atau kertas indikator lakmus. Pada bab 5 telah disinggung bahwa parameter ph memiliki korelasi dengan parameter-parameter kelistrikan secara serempak. Pendekatan regresi berganda telah dilakukan dan didapat korelasi yang terbaik yaitu korelasi pada frekuensi 1 MHz. Maka pada bagian ini, frekuensi tersebut akan dijadikan referensi untuk penentuan grading atau pengkelasan berdasarkan sifat listrik yang terkait dengan tingkat keasaman buah. Proses pengkelasan dilakukan dengan cara organoleptik yang dilakukan pada dua puluh panelis. Hasil organoleptik dibuat dalam skoring dan

4 132 dikorelasikan dengan nilai ph dari buah jeruk tersebut. Hasilnya diperlihatkan pada Gambar 6.1 dan Tabel 6.1. berdasarkan Gambar 6.1 tersebut didapat korelasi regresi linier antara nilai skoring rata-rata dari panelis dan nilai ph pengukuran langsung dengan ph meter. Hasil skoring terhadap sampel dengan 4 tingkat rasa menunjukkan bahwa buah Jeruk Keprok Garut yang diuji dari 14 sampel tersebut menunjukkan hanya tiga kategori. Dari semua sampel yang diuji tidak ada yang menunjukkan nilai manis. Hal ini juga menjadi ciri khas Jeruk Keprok Garut yang terkenal di masyarakat Garut dengan rasa manis-asam menyegarkan. Dengan mengacu hasil grafik skoring pada Gambar 6.1 tadi maka bisa dilakukan pendekatan dengan regresi linier yang didapat yaitu: y = x Dengan y adalah untuk nilai skor dari panelis dan x adalah nilai ph dari alat. Korelasi linier ini cukup bagus dengan nilai koefisien deterministik sebesar R² = Nilai koefisien deterministik tersebut dirasakan cukup menurut Suryati et al. (2008). Dengan mengacu pada persamaan dan Gambar 6.1 tersebut dapat diartikan bahwa panelis merespon dengan skor semakin besar untuk sampel yang ph semakin besar. Ini berarti bahwa panelis menyatakan buah yang lebih asam akan memiliki ph yang lebih kecil atau sebaliknya. Hal ini sangat logis karena semakin besar ph maka keasaman semakin berkurang. Dengan skor nilai asam adalah terkecil yaitu 1 dan skor yang manis agak asam atau asamnya sedikit diberikan skor 3 maka jelas semakin kurang asam dari jus jeruk maka semakin besar nilai skoring hasil respon panelis tersebut Skoring panelis y = x R² = ph Jeruk Keprok Garut Gambar 6.1 Hubungan pengujian nilai keasaman dengan ph meter dan respon panelis Tabel 6.1 Nilai ph dan organoleptik panelis terhadap rasa buah Jeruk Keprok Garut Sampel ph Organoleptik Sampel ph Organoleptik ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± 0.68

5 133 Dalam pengelompokkan sampel maka dilakukan batasan skoring dengan batasan nilai antara 1, 2, dan 3. Batasan tersebut ada dua yaitu nilai 1.5 dan nilai 2.5. Selain itu nilai ini bisa dikembangkan menjadi tiga dengan memanfaatkan persamaan regresi linier saja tanpa memperhatikan nilai responden dari panelis. Nilai ketiga bisa menjadi 3.5. Berdasarkan batasan skoring tadi dan persamaan regresi linier hasil organoleptik maka dapat ditentukan nilai batas pengelompokkan nilai ph yaitu batasan pertama dan batasan kedua Dan jika dikembangkan ke batasan ke tiga menjadi Sehingga dapat ditentukan pengkelasan yang terjadi pada buah Jeruk Keprok Garut sebagai berikut Kelas A : rasa manis asam yaitu manis tetapi masih ada sedikit rasa asamnya, nilai ph antara 4.18 sampai Kelas B : rasa asam manis, yaitu asam tetapi ada rasa manis sedikit, nilai ph antara 3.15 sampai Kelas C : rasa asam, nilai ph lebih kecil dari Hasil pengkelasan ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian validasi terhadap nilai ph hasil prediksi dari regresi berganda parameter kelistrikan. Pengujian validasi dilakukan pada 62 sampel buah jeruk. Hasil pengkelasan ini diperlihatkan pada Tabel 6.2. Dari tabel tersebut didapat nilai akurasi yang cukup tinggi yaitu 93.55%. Hal ini hampir relevan dengan koefisien determinstik yang tinggi untuk regresi berganda dari parameter kelistrikan yaitu dan standar errornya Sehingga dapat dikatakan bahwa pengkelasan dari nilai nilai prediksi keasaman berdasarkan parameter kelistrikan cukup baik dan cocok dengan hasil dari pengkelasan organoleptik. Selain itu pada nilai pendugaan ini dilakukan uji t berpasangan. Dari uji t tersebut dihasilkan bahwa metode prediksi dengan parameter listrik tidak berbeda nyata dengan hasil metode pengukuran alat ph meter. Selain itu hasil uji statistik dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa dari kedua kelompok data tersebut tidak berbeda nyata. Tabel 6.2 Hasil akurasi pengkelasan untuk buah Jeruk Keprok Garut berdasarkan nilai ph prediksi Organoleptik Keterangan Prediksi parameter Prediksi parameter Alat: ph meter X wgt, R wgt, Z wgt L wgt, R wgt, C wgt Jumlah Sampel Terdeteksi tepat Akurasi (%) Pengkelasan Berdasarkan Nilai Rasio Kemanisan Terhadap Keasaman Buah Jeruk Keprok Garut Tingkat relatif kemanisan atau relatif keasaman ditentukan berdasarkan nilai ln{tpt/[h + ]}. Nilai ln{tpt/[h + ]} ini merupakan salah satu indikator yang setara dengan rasio TPT terhadap keasaman. Nilai logaritmik diambil sesuai dengan hasil regresi berganda yang didapatkan pada bab 5. Sebelumnya telah disinggung bahwa parameter ln{tpt/[h + ]} memiliki korelasi linier dengan parameter-

6 134 parameter logaritmik kelistrikan secara serempak yang jauh lebih bagus (R 2 =0.929) dan nilai error yang jauh lebih kecil (SE = 0.326) daripada nilai regresi linier berganda pada parameter langsung TPT/[H + ] dengan parameter kelistrikan (R 2 =0.7655, SE = ). Pendekatan regresi berganda tersebut telah dilakukan pada bab 5 dan didapat korelasi yang terbaik untuk frekuensi 1 MHz. Maka pada bagian ini pula, frekuensi tersebut akan dijadikan referensi untuk penentuan grading atau pengkelasan berdasarkan sifat listrik yang terkait dengan relatif kemanisan atau keasaman buah. Proses pengkelasan dilakukan dengan cara organoleptik yang dilakukan pada dua puluh panelis seperti pada bagian sebelumnya. Hasil organoleptik dibuat dalam skoring dan dikorelasikan dengan nilai ln{tpt/[h + ]} dari buah jeruk tersebut. Hasilnya diperlihatkan pada Gambar 6.2 dan Tabel 6.3. berdasarkan Gambar 6.2 tersebut didapat korelasi regresi linier antara nilai skoring rata-rata dari panelis dan nilai ln{tpt/[h + ]} pengukuran langsung dengan ph meter dan refraktometer. Hasil skoring terhadap sampel dengan 4 tingkat rasa menunjukkan bahwa buah Jeruk Keprok Garut yang diuji dari 14 sampel tersebut menunjukkan hanya tiga kategori. Dari semua sampel yang diuji tidak ada yang menunjukkan nilai manis sama seperti dijelaskan sebelumnnya. Dengan mengacu hasil grafik skoring pada Gambar 6.2 tadi maka bisa didapat pendekatan regresi linier yaitu y = x dengan y adalah nilai skor dan x adalah nilai ln{tpt/[h + ]}. Korelasinya cukup bagus yaitu ditandai dengan nilai koefisien deterministik sebesar Menurut Suryati et al. (2008) koefisien deterministik juga sudah cukup untuk uji organoleptik. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa panelis merespon dengan skor semakin besar untuk sampel yang rasio TPT terhadap konsentrasi ion hidrogen semakin besar. Hal ini sangat logis karena semakin besar ln{tpt/[h + ]} maka nilau relatif kemanisan semakin bertambah dan relatif keasaman yang berkurang. Dengan skor nilai dari asam sampai ke manis yang meningkat yaitu 1 sampai skor 4 maka jelas semakin besar relatif kemanisan maka semakin besar nilai skoring hasil respon panelis tersebut. Dalam pengelompokkan sampel maka dilakukan batasan skoring dengan batasan nilai 1.5 dan nilai 2.5 seperti yang dilakukan untuk ph. Selain itu nilai ini bisa dikembangkan menjadi tiga dengan memanfaatkan persamaan regresi linier saja tanpa memperhatikan nilai responden dari panelis. Berdasarkan batasan skoring tadi maka dapat ditentukan nilai batas pengelompokkan nilai ln{tpt/[h + ]} yaitu batasan pertama dan batasan kedua Dan jika dikembangkan ke batasan ke tiga menjadi Sehingga dapat ditentukan pengkelasan yang terjadi pada buah Jeruk Keprok Garut sebagai berikut: Kelas A : rasa manis asam yaitu manis tetapi masih ada sedikit rasa asamnnya, nilai ln{tpt/[h + ]} antara sampai Kelas B : rasa asam manis, yaitu asam tetapi ada rasa manis sedikit, nilai ln{tpt/[h + ]} antara 9.14 sampai Kelas C : rasa asam, nilai ln{tpt/[h + ]} kurang dari 9.14.

7 135 Skoring panelis y = x R² = Ln{TPT/[H+]} Gambar 6.2 Hubungan pengujian nilai ln{tpt/[h + ]} dengan alat (ph meter dan refraktometer) dan hasil organoleptik dari respon panelis Hasil pengkelasan ini selanjutnya dilakukan pengujian validasi terhadap nilai ln{tpt/[h + ]} hasil prediksi dari regresi berganda parameter kelistrikan. Pengujian dilakukan pada 62 sampel buah jeruk. Hasil pengkelasan ini diperlihatkan pada tabel 6.4. Dari tabel tersebut didapat nilai akurasi yang cukup tinggi yaitu %. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengkelasan dari nilai nilai prediksi keasaman berdasarkan parameter kelistrikan cukup baik dan cocok dengan hasil organoleptiknya. Selain itu pada nilai pendugaan ini dilakukan uji t berpasangan. Dari uji t tersebut dihasilkan bahwa metode prediksi dengan parameter listrik tidak berbeda nyata dengan hasil metode pengukuran dari gabungan alat ph meter dan Refraktometer. Tabel 6.3 Nilai ln{tpt/[h + ]} dan organoleptik panelis terhadap rasa buah Jeruk Keprok Garut Sampel ln{tpt/[h + ]} Organoleptik Sampel ln{tpt/[h + ]} Organoleptik ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± 0.68 Tabel 6.4 Hasil akurasi pengkelasan untuk buah Jeruk Keprok Garut berdasarkan nilai ln{tpt/[h + ]} prediksi Organoleptik Keterangan Alat : ph meter dan refraktometer Prediksi parameter X wgt, R wgt, Z wgt Prediksi parameter L wgt, R wgt, C wgt Jumlah Sampel Terdeteksi tepat Akurasi (%)

8 136 Kesimpulan Berdasarkan hasil organoleptik maka Jeruk Keprok Garut bisa dikembangkan pengelompokkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan nilai ph dan ln{tpt/[h + ]} yang diukur. Lebih lanjut lagi parameter ph dan ln{tpt/[h + ]} hasil prediksi yang didapat dari parameter kelistrikan terutama resistansi, reaktansi, impedansi, dan induktansi per massa buah juga mampu mengelompokkan buah Jeruk Keprok Garut ke dalam tiga kelas. Ketiga kelas tersebut adalah kelas A rasa manis asam dengan batasan nilai ln{tpt/[h + ]} antara sampai dan nilai ph antara 4.18 sampai Kelas B rasa asam manis dengan batasan nilai ln{tpt/[h + ]} antara 9.14 sampai dan nilai ph antara 3.15 sampai Kelas C rasa asam dengan batasan nilai ln{tpt/[h + ]} kurang dari 9.14 dan ph kurang dari Nilai akurasi untuk validasi organoleptik hasil parameter prediksi dari kelistrikan cukup tinggi, yaitu % untuk parameter pendugaan rasio kemanisan terhadap keasaman, dan 93.55% untuk pendugaan nilai ph. Selain itu hasil uji t menunjukkan bahwa metode prediksi parameter kelistrikan bisa menggantikan metode pengukuran alat ph meter atau Refraktometer langsung.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Parameter Mutu Mentimun Jepang Mentimun jepang yang akan dipasarkan harus memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh konsumen. Parameter mutu untuk mentimun jepang meliputi

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK LIRA BUDHIARTI. Karakterisasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2011 sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Pindah Panas serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 31 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2010 hingga bulan Juni 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika Institut

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metoda analisis dengan menggunakan elektroda yang telah dimodifikasi dengan buah pisang dan buah alpukat untuk menentukan kadar parasetamol.

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan metoda analisis menggunaan elektroda pasta karbon untuk penentuan p-nitofenol Secara umum penelitian ini dibagi menjadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT Laporan Tugas Akhir ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT (Analysis Of Optimum ph For Lactobacillus bulgaricus Growth In Glucose

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN Pada penelitian pendahuluan dilakukan kajian pembuatan manisan pala untuk kemudian dikalengkan. Manisan pala dibuat dengan bahan baku yang diperoleh dari

Lebih terperinci

KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK UNTUK EVALUASI KUALITAS BUAH JERUK KEPROK GARUT SECARA NONDESTRUKTIF JAJANG JUANSAH

KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK UNTUK EVALUASI KUALITAS BUAH JERUK KEPROK GARUT SECARA NONDESTRUKTIF JAJANG JUANSAH KAJIAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI LISTRIK UNTUK EVALUASI KUALITAS BUAH JERUK KEPROK GARUT SECARA NONDESTRUKTIF JAJANG JUANSAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam isolasi sistem tenaga listrik terus dikembangkan hingga saat ini. Pengukuran ditujukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat gelas berupa gelas kimia 100 ml sebanyak 3 buah, corong gelas 1 buah dan labu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas yang umum digunakan dalam analisis. Selain itu digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam bidang pertanian. Iklim tropis dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, serta tanah yang subur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan konteksnya. Menurut ahli internasional dunia, definisi kualitas adalah apa-apa saja yang menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122 BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisisnya berupa pemodelan matematika dan statistika. Alat bantu analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Jelly drink rosela-sirsak dibuat dari beberapa bahan, yaitu ekstrak rosela, ekstrak sirsak, gula pasir, karagenan, dan air. Tekstur yang diinginkan pada jelly drink adalah mantap

Lebih terperinci

BAB 4 KARAKTERISTIK SPEKTRUM KELISTRIKAN BUAH JERUK KEPROK GARUT. Pendahuluan

BAB 4 KARAKTERISTIK SPEKTRUM KELISTRIKAN BUAH JERUK KEPROK GARUT. Pendahuluan BAB 4 KARAKTERISTIK SPEKTRUM KELISTRIKAN BUAH JERUK KEPROK GARUT Pendahuluan Setiap bahan memiliki sifat listrik yang khas dan besarnya sangat ditentukan oleh kondisi internal bahan tersebut seperti momen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UMUM. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UMUM. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang tersebar di berbagai pulau dan belum banyak dikelola sebagaimana mestinya secara maksimal, baik menyangkut

Lebih terperinci

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data 7 jam dan disonikasi selama jam agar membran yang dihasilkan homogen. Langkah selanjutnya, membran dituangkan ke permukaan kaca yang kedua sisi kanan dan kiri telah diisolasi. Selanjutnya membran direndam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

INDUKTANSI DIRI. 1. Menentukan nilai hambatan murni induktor

INDUKTANSI DIRI. 1. Menentukan nilai hambatan murni induktor 3 INDUKTANSI DIRI 1. Menentukan nilai hambatan murni induktor Andri memiliki 3 buah komponen yaitu kawat lurus yang panjangnya 1 meter, hambatan bangku dan kumparan. Andri bingung bagaimana cara menentukan

Lebih terperinci

UJI RANGE METHOD. Oleh: : Hilda Rani Dwitama NRP : No. Meja : 6 (Enam) Kelompok : B Tgl Praktikum : 13 Maret 2013 Asisten : Sri Mulyati

UJI RANGE METHOD. Oleh: : Hilda Rani Dwitama NRP : No. Meja : 6 (Enam) Kelompok : B Tgl Praktikum : 13 Maret 2013 Asisten : Sri Mulyati UJI RANGE METHOD Oleh: Nama : Hilda Rani Dwitama NRP : 103020030 No. Meja : 6 (Enam) Kelompok : B Tgl Praktikum : 13 Maret 2013 Asisten : Sri Mulyati JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tekanan gas Dari hasil eksperimen sebanyak 27 kali dalam rentan waktu satu menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : No Luas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Parameter Mutu Jeruk Pontianak Secara Langsung Dari Hasil Pemutuan Manual Pemutuan jeruk pontianak secara manual dilakukan oleh pedagang besar dengan melihat diameter

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kapasitansi Membran Telur dari Ayam Petelur Tanpa Perebusan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kapasitansi Membran Telur dari Ayam Petelur Tanpa Perebusan Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan penelitian, persiapan eksperimen, eksperimen, analisa data dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil dalam bentuk skripsi. Persiapan penelitian

Lebih terperinci

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Iqmal Tahir Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pada penelitian ini diawali dengan penentuan kadar vitamin C untuk mengetahui kemurnian vitamin C yang digunakan sebagai larutan baku. Iodium 0,1N digunakan sebagai peniter

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Asam Malat dan Vitamin C terhadap Penerimaan Sensori Minuman sari buah jeruk memiliki karakteristik rasa asam dan apabila ditambahkan vitamin C dalam produk akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode Penelitian, dan (3) Prosedur Penelitian. 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan yang Digunakan Bahan-bahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan

Lebih terperinci

Perancangan Alat Ukur Kadar Gula pada Produk Pangan Menggunakan Sensor Kapasitor Keping Sejajar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

Perancangan Alat Ukur Kadar Gula pada Produk Pangan Menggunakan Sensor Kapasitor Keping Sejajar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Perancangan Alat Ukur Kadar Gula pada Produk Pangan Menggunakan Sensor Kapasitor Keping Sejajar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Hardaniyus Sanjaya, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di perusahaan x yang berada di Jawa Tengah tepatnya di Unit Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan air tanah sebagai sumber air minum sehari hari. Namun, terkadang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan air tanah sebagai sumber air minum sehari hari. Namun, terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sebagian besar penduduk menggunakan air tanah sebagai sumber air minum sehari hari. Namun, terkadang dalam penggunaannya,

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Karakterisasi Elektroda Berdasarkan penelitian sebelumnya, komposisi optimum untuk elektroda pasta karbon yaitu grafit:parafin adalah 7:3 dan komposisi ini juga yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

Tri Santoso ( )

Tri Santoso ( ) @ Mei.2016 Oleh : Tri Santoso (2212106094) Dosen Pembimbing : Suwito, ST., MT. Ir. Tasripan, MT. Model Peternakan Sapi perah boyolali. Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015 JAWA TIMUR 551977 554312 416419

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Proksimat Fillet Gurami Komponen penting dari komposisi kimia ikan adalah protein dan lemak. Ikan gurami mengandung 75-80% protein dan 6-9% lemak (basis kering) (Tabel 3).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan emulsi lilin dan pelapisan lilin terhadap buah sawo dengan konsentrasi 0%, 2%,4%,6%,8%,10%, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai 43 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE NEAR INFRARED SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMERAMAN. Oleh : RINI SUSILOWATI F

PENDUGAAN PARAMETER MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE NEAR INFRARED SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMERAMAN. Oleh : RINI SUSILOWATI F PENDUGAAN PARAMETER MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE NEAR INFRARED SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMERAMAN Oleh : RINI SUSILOWATI F14103074 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi KMnO 4 a. Konsentrasi 0,1% diperoleh dari : 100 mg KMnO 4 pekat yang dilarutkan ke dalam 100 ml akuades

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi KMnO 4 a. Konsentrasi 0,1% diperoleh dari : 100 mg KMnO 4 pekat yang dilarutkan ke dalam 100 ml akuades 55 LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi KMnO 4 a. Konsentrasi 0,1% diperoleh dari : 100 mg KMnO 4 pekat yang dilarutkan ke dalam 100 ml akuades 100 mg/100 ml = 0,1 g/100 ml Jadi, 0,1 g/100 ml x

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser

Lebih terperinci

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian 18 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium PT. Hale International dan Laboratorium Analisis Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB.Penelitian dilakukan mulai bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan Dinda Thalia Andariesta1,a), Muhammad Fadhlika1,b), Abdul Rajak2,c), Nina Siti Aminah1,d), dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (2009) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan teknologi semakin meningkat seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Kemajuan teknologi dengan perkembangan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai adalah metode survei. Survei dilakukan terhadap konsumen yang menggunakan internet, yang sudah melakukan transaksi

Lebih terperinci

PROBLEM SOLVING INDUKTANSI DIRI

PROBLEM SOLVING INDUKTANSI DIRI PROBLEM SOLVING INDUKTANSI DIRI Kemampuan yang dikembangkan: - Mampu menyusun rangkaian jembatan Wheatstone - Menjelaskan sifat rangkaian jembatan Wheatstone - Mampu menyusun rangkaian LR seri - Mampu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan dari penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu karakterisasi elektroda, tahap pengukuran, dan uji keakuratan analisis. Karakterisasi elektroda terdiri dari

Lebih terperinci

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.) PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.) PURI SITI RAHMAWATI 12.302.0171 Pembimbing Utama Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi

Lebih terperinci

05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter

05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter Dasar-Dasar Listrik Prefiks Metric, sp. pico, nano, micro, milli, centi, kilo, mega, giga Konsep, unit dan pengukuran arus, tegangan Konsep kumparan dan insulator Konsep rangkaian yang tersambung dan terputus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR

KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR Retna Qomariah, Agus Hasbianto, Susi Lesmayati, dan Hikmah Hasan Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

3.1. Pengujian Kontaminan Logam Cd dan Cu Hasil pengujian sampel bebas kontaminan logam berat Cd dan Cu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3.1. Pengujian Kontaminan Logam Cd dan Cu Hasil pengujian sampel bebas kontaminan logam berat Cd dan Cu dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 3. HASIL PENELITIAN Pada penelitian pendahuluan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji sensori. Tujuan dari penelitian pendahuluan yaitu mengetahui konsentrasi penambahan pectin gel dalam cookies yang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk, pembuatan sherbet

Lebih terperinci

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph Oleh : Rahardianti Ayu K. (1106 100 042) Dosen Pembimbing : Drs. Hasto Sunarno, M.Sc PENDAHULUAN Selama dua dekade terakhir, pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian. 12 I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis, dan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG

ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG Yenni Ruslinda*, Raida Hayati Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis, 25163 *E-mail: yenni@ft.unand.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci