Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013 Rogers Pakpahan Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013 Rogers Pakpahan Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud"

Transkripsi

1 Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013 Rogers Pakpahan Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud Abstrak: Bangsa Indonesia yang sedang giat melaksanakan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain membutuhkan tenaga kerja terampil dan hanya dapat dipenuhi melalui pendidikan. Untuk itu, Pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum yang berlaku saat ini dengan Kurikulum Melalui kurikulum tersebut diharapkan generasi mendatang mampu bersaing dalam kehidupan global. Kurikulum tersebut telah diimplementasikan secara terbatas namun terdapat berbagai kendala sehingga perlu disempurnakan terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian. Penyempurnaan dalam pembelajaran terutama dalam penggunaan pendekatan dan pembelajaran aspek sikap spiritual dibebankan pada mata pelajaran agama dan sikap sosial pada pendidikan kewarganegaraan serta mata pelajaran lain mengajarkan secara tidak langsung. Penilaian sikap dilakukan dengan pengamatan pada perilaku peserta didik yang menonjol dalam rangka pembentukan karakter bukan pencapaian dan penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian. Capaian belajar diberi nilai angka, predikat, dan diskripsi tentang kelebihan dan kelemahan peserta didik pada mata pelajaran. Pendidikan merupakan upaya bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya yang diperoleh melalui jalur pendidikan. Pendidikan nasional berfungsi sebagai alat utama untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia (Pakpahan, 2015). Melalui sistem pendidikan nasional dirancang untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik (siswa) sehingga dengan kemampuan yang dikembangkan para siswa dapat meningkatkan mutu kehidupannya di masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk memberikan kemampuan yang harus dimiliki siswa sebagai bekal agar mereka dapat hidup secara martabat dalam masyarakat 0

2 serta hidup bersaing di era global. Oleh karena itu, Negara (bangsa) selalu mengadakan pembaharuan atau perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum di suatu Negara merupakan sesuatu hal yang lumrah karena melalui kurikulum suatu bangsa dapat di desain masyarakat yang diinginkan di masa depan. Kurikulum sebagai acuan utama para pendidik dalam proses pembelajaran sehingga masyarakat seperti apa yang diinginkan di masa datang dapat dibentuk melalui pendidikan. Kurikulum merupakan komponen utama dalam pelaksanaan pendidikan sehingga kompetensi yang diharapkan dikuasai bangsa dapat diajarkan melalui pendidikan terutama kompetensi yang bersifat akademik dan keterampilan hidup serta nilai-nilai untuk memotivasi peserta didik (Tillman, 2004) untuk menghargai antarmanusia dan lingkungan sekitar. Pembaharuan kurikulum dilakukan dalam rangka pengaturan kehidupan dengan sesama manusia yang cenderung berubah sehingga urgen untuk ditanamkan melalui pendidikan di satuan pendidikan. Pembaharuan kurikulum semakin penting dilakukan seiring dengan adanya pergantian rezim dalam pemerintahan serta adanya perubahan zaman (Tilaar, 2015). Pendidikan akan selalu berubah dan menjadi fokus perhatian suatu bangsa. Konten atau materi dari kurikulum berubah dari waktu ke waktu sesuai perkembangan suatu bangsa dan zaman namun tetap harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik (White, 2005). Konten tersebut merupakan bagian yang selalu berubah untuk ditanamkan (diajarkan) kepada peserta didik melalui pembelajaran. Perubahan kurikulum awalnya dilakukan pada awal masa kedemerdekaan hingga dewasa ini dan saat ini dilakukan pembaharuan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum

3 Adanya perubahan kurikulum diharapkan menghasilkan lulusan berkualitas tinggi sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat (Fattah, 2007). Lulusan yang berkualitas diharapkan memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa. Untuk mengetahui berkualitas atau tidaknya hasil pembelajaran dilakukan penilaian, yaitu sebagai kegiatan untuk mengetahui tujuan pembelajaran sudah dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan penilaian seiring dengan perubahan kurikulum yang dilaksanakan oleh pemerintah serta pemnfaatan hasil penilaian. Tujuan kajian ini adalah untuk menyebarluaskan bentuk penilaian yang sedang dikembangkan untuk pelaksanaan Kurikulum Kajian ini perlu dilakukan agar para pendidik atau pembaca kajian ini dapat menyiapkan diri dalam implementasikan Kurikulum Melalui pemahaman penilaian yang benar atau diharapkan maka implementasi penilaian sesuai dengan desain dan pembaharuan Kurikulum Kurikulum 2013 Bangsa Indonesia sedang menjalankan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia. Gerak pembangunan bangsa Indonesia, di era globalisasi yang ditandai dengan persaingan antar bangsa terutama dalam sistem ekonomi, padatnya informasi dengan kuatnya komunikasi serta keterbukaan antar bangsa yang mendorong bangsa Indonesia mencari strategi baru untuk mendukung pelaksanaan pembangunan. Salah satu strategi yang dilakukan dengan pemenuhan pengetahuan untuk mensukseskan pelaksanaan pembangunan bangsa. Kebutuhan 2

4 pengetahuan diperoleh melalui pendidikan sebagai komoditi unggulan yang diminati banyak orang (Uno dan Nina, 2014). Pemenuhan pengetahuan untuk mendukung pembangunan yang sedang dirancang dan diimplementasikan membutuhkan sumberdaya manusia terampil. Untuk memenuhi sumberdaya terampil sesuai kebutuhan perlu dirancang melalui kurikulum pendidikan. Dewasa ini, pemerintah sedang merancang dan mengimplementasikan kurikulum baru yang disebut Kurikulum 2013 sebagai pengganti Standar Isi atau Kurikulum Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan perubahan kurikulum adalah wajar (Tilaar, 2015) dengan memasukan unsur pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bangsa untuk membangun bangsanya. Dalam Kurikulum 2013 menyiapkan bangsa Indonesia siap menghadapi kehidupan Abad 21 sehingga dalam krikulum dirancang pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan bangsa Indonesia di masa datang. Dalam Kurikulum 2013 mengutamakan pencapaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap lebih diutamakan dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sehingga mereka memiliki sikap positif yang dapat hidup bersaing di era global. Aspek pengetahuan menekankan pada pencarian atau penemuan sendiri (inquiri) tentang materi ilmu pengetahuan berupa fenomena alam, sosial, seni, dan budaya sebagai bekalnya dalam kehidupan di masa datang. Aspek keterampilan sebagai upaya penerapan pengetahuan yang diperoleh dalam aktivitas pembelajaran di satuan pendidikan. Dalam Kurikulum 2013 memiliki komponen kompetensi inti yang dijabarkan ke dalam kompetensi dasar. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia 3

5 peserta didik pada kelas tertentu dan merupakan integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda (Triwiyanto, 2014). Kompetensi inti yang lebih dikenal dengan KI terdiri atas KI-1 disebut sikap spiritual, KI-2 disebut sikap sosial, KI-3 disebut aspek pengetahuan, dan KI-4 disebut aspek keterampilan. KI-1 dan KI-2 berlaku untuk semua mata pelajaran sedang KI-3 dan KI-4 berbeda untuk setiap mata pelajaran. Format ini merupakan perbaikan dari sebelumnya, dimana rumusan KI-1 dan KI-2 ada untuk setiap mata pelajaran serta dijabarkan dalam bentuk kompetensi dasar. Dalam penyempurnaan Kurikulum 2013, rumusan KI-1 diambil dari mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan rumusan KI-2 diambil dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta kedua mata pelajaran tersebut memiliki kompetensi dasar sedang mata pelajaran lain tidak ada kompetensi dasar untuk KI-1 dan KI-2. Mata pelajaran lain memiliki kompeteni dasar pada KI-3 dan KI-4. Nama Kurikulum 2013 untuk sementara masih tetap digunakan walaupun masih dalam proses penyempurnaan atau direvisi. Dampak dari penyempurnaan Kurikulum 2013 tampak pada proses pembelajaran dan penilaian. Pada awalnya (sebelum penyempurnaan) setiap mata pelajaran wajib mengajarkan aspek sikap (KI-1, KI-2), aspek pengetahuan (KI-3), dan aspek keterampilan (KI-4) dan setelah penyempurnaan maka yang mengajarkan secara langsung tentang KI-1 adalah guru Pendidikan Agama dan Budi Perkerti dan KI-2 adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan sedangkan guru mata pelajaran lainnya mengajarkan aspek sikap secara tidak langsung. Pendekatan dalam proses pembelajaran disederhanakan, pada awalnya menekankan pada pendekatan saintifik menjadi salah 4

6 satu cara pembelajaran, para guru dibebaskan menemukan pola atau pendekatan lain dalam proses pembelajaran sepanjang sesuai dengan kurikulum Penilaian Dalam Kurikulum SMP 2013 Kurikulum 2013 dirancang pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhono dan telah diimplementasikan secara bertahap. Proses implementasi dilakukan dengan penerapan secara terbatas pada satuan pendidikan tertentu. Untuk mendukung implementasi dilakukan pelatihan guru mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten, hingga sekolah pelaksana dan buku sumber dicetak secara nasional oleh pemerintah. Dalam proses implementasi dihadapi kendala dan adanya pergantian pemerintahan ke Presiden Joko Widodo sehingga Kurikulum 2013 disempurnakan sesuai dengan kendala yang dihadapi. Penyempurnaan yang dilakukan Pemerintah merupakan bahan atau materi utama dalam pelatihan implementasi kurikulum di tahun 2016 dan tahun-tahun berikutnya hingga kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan dengan baik. Dalam Kurikulum 2013 dikembangkan apa yang harus dikuasai peserta didik seperti ditetapkan dalam standar kompetensi lulusan bukan sekedar apa yang harus diajarkan seperti dirumuskan dalam kurikulum (Pusat Penilaian Pendidikan, 2015). Pergeseran paradigma ini mengubah proses pembelajaran di depan kelas sehingga dibutuhkan upaya pemenuhan pengetahuan kurikulum 2013 kepada para pendidik. Melalui pemenuhan pengetahuan kurikulum 2013 diharapkan implementasinya berjalan sesuai dengan rencana dan harapan. Perubahan tersebut mengubah pandangan dalam penilaian yang selama ini, penilaian diarahkan pada kompetensi yang diketahui oleh 5

7 peserta didik menjadi penilaian pada kompetensi yang dapat dilakukan peserta didik. Dengan demikian penilaian diarahkan pada kondisi nyata dari suatu ilmu pengetahuan sehingga bentuk penilaian diarahkan pada penggunaan soal uraian, praktik, produk, proyek, dan portofolio. Penilaian demikian perlu dilakukan karena melalui penilaian diperoleh potensi peserta didik dan diharapkan mereka dapat menghasilkan atau melakukan hal berkualitas tinggi (Bond dan Christine, 2012). Potensi yang dimiliki peserta didik menjadikan penilaian menjadi sesuatu yang dapat dilakukan bukan hanya sekedar diketahui atau dikuasai. Dampak penyempurnaan Kurikulum SMP 2013 tampak pada proses pembelajaran seperti diuraikan pada bagian awal dan proses penilaian yaitu penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM), bentuk capaian atau nilai, dan proses pelaksanaan penilaian. KKM merupakan acuan untuk menetapkan peserta didik secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi pelajaran tertentu (Prayitno, 2009). Artinya kriteria ketuntasan minimal setiap mata pelajaran dapat berbeda-beda. Kriteria ketuntasan belajar ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. Selama ini KKM ditentukan secara nasional baik untuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga memunculkan praktik-praktik yang tidak diinginkan. Setelah disempurnakan maka KKM untuk aspek sikap tidak ada karena peserta didik diasumsikan sudah memiliki perilaku/sikap baik sehingga bila ada perilaku atau sikap menonjol diarahkan kepada pembentukan karakter yang baik dan 6

8 KKM hanya ada untuk aspek pengetahuan dan keterampilan yang ditentukan satuan pendidikan serta sesuai dengan kondisinya. Bentuk capaian atau nilai yang digunakan selama ini adalah untuk aspek sikap dengan predikat sangat baik (A), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Nilai tersebut merupakan capaian peserta didik selama proses pembelajaran dan hal ini kurang pas karena sikap itu merupakan suatu kecenderungan untuk berbuat atau bertindak secara positif atau negatif terhadap orang, ide-ide atau kejadian (Djiwandono, 2008). Oleh karena itu, bentuk capaian atau nilai untuk aspek sikap digunakan diskripsi yang menjelaskan tentang perilaku atau sikap peserta didik yang dikaitkan dengan pembentukan karakter. Bentuk nilai untuk aspek pengetahuan dan keterampilan yang selama ini menggunakan skala 0-4 dengan nilai A, B, C, D disempurnakan menjadi skala 0-100, predikat A, B, C, D, dan diskripsi yang menunjukkan pencapaian kompetensi dasar tertinggi dan terendah dari setiap mata pelajaran. Proses penilaian yang mengalami penyempurnaan meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan oleh seluruh guru yang ada di satuan pendidikan dan hasil pengamatan diserahkan kepada wali kelas untuk diolah sebagai bahan diskripsi dalam rapor. Penilaian sikap dilakukan dalam bentuk pengamatan sehingga diperlukan bentuk format observasi yang diserahkan pada satuan pendidikan. Berikut contoh format yang dapat digunakan dalam pengamatan perilaku peserta didik dalam kurun waktu satu semester. 7

9 Format Observasi Perilaku No Tanggal Nama siswa Catatan perilaku Butir sikap Perilaku atau sikap yang menonjol dicatat dalam format sepanjang berkaitan dengan KI-1 dan KI-2. KI-1 menyangkut aspek spiritual tentang (1) ketaatan beribadah; (2) berperilaku syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi dalam beribadah. KI-2 menyangkut aspek sosial meliputi (1) jujur; (2) disiplin; (3) tanggung jawab; (4) santun; (5) peduli; dan (6) percaya diri (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015). Hasil catatan para pendidik diolah seperti diagambarkan diagram berikut: Jurnal Harian Observasi Harian Rekap Jurnal Semester Rapat Dewan Guru Rapor Deskripsi Sikap KI-1 dan KI-2 Pada awalnya merupakan catatan perilaku menonjol yang berkaitan dengan aspek spiritual dan aspek sosial yang dikumpulkan walikelas hingga berubah menjadi jurnal harian selanjutnya diolah oleh wali kelas. Berdasarkan catatan tersebut perilaku atau sikap peserta didik dirapatkan dalam pertemuan dewan guru di satuan pendidikan untuk memverifikasi catatan hasil pengamatan selama satu semester yang dilakukan seluruh 8

10 guru dan akhirnya digunakan dalam diskripsi rapor peserta didik seperti contoh untuk sikap spiritual Karni selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, dan toleran pada pemeluk agama yang berbeda; ketaatan beribadah sudah baik. Sedangkan contoh diskripsi sikap sosial Karni sangat santun, peduli, dan percaya diri; kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab baik. Penilaian sikap ini memungkinkan peserta didik selama satu semester tidak memiliki catatan yang menonjol dan tidak perlu dipaksakan harus ada seperti selama ini sehingga merumitkan para pelaksana di sekolah. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, penugasan, dan portofolio dan tujuannya digambarkan dalam diagram berikut: Penilaian Pengetahuan Tertulis Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Uraian, Isian/Melengkapi Lisan Tanya jawab Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok Portofolio Sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh dari penugasan dan tes Mengetahui penguasaan pengetahuan siswa untuk perbaikan proses pembelajaran Mengecek pemahaman siswa untuk perbaikan proses pembelajaran Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester tertulis Sumber: Panduan Penilaian Sekolah Mengah Pertama Dalam proses penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan terdapat istilah (1) penilaian harian yaitu penilaian yang dilakukan setelah pembelajaran satu kompetensi dasar atau lebih, (2) penugasan merupakan pemberian tugas kepada peserta didik setelah pembelajaran berlangsung dan penugasan ini dapat bersifat pengulangan, pendalaman, dan pengayaan atau mencari pegetahuan baru yang berkaitan dengan 9

11 pembelajaran, (3) penilaian tengah semester yaitu penilaian yang dilakukan pada tengah semester atau setelah pembelajaran dilakukan beberapa kompetensi dasar, (4) penilaian akhir semester yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir semester setelah seluruh materi selesai diajarkan, (5) penilaian kenaikan kelas dan penilaian akhir yang dilakukan satuan pendidikan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan merupakan penilaian secara terus menerus dan berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung (Sunarti dan Selly, 2014). Ilustrasi pelaksanaan penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan selama satu semester sebagai berikut: PH-1 PH-2 PH-3 PTS PH-4 PH-5 PAS Sumber: Panduan Penilaian Sekolah Mengah Pertama Berdasarkan penilaian yang dilakukan akan diperoleh nilai penilaian harian atau nilai tiap kompetensi dasar (NPH), nilai penilaian tengah semester (NPTS), nilai penilaian akhir semester (NPAS), dan nilai akhir (NA), yang merupakan nilai rata-rata dari nilai harian dan penugasan, nilai tengah semester, dan nilai akhir semester. Ilustrasi penentuan nilai akhir satu semester sebagai berikut: 10

12 No. Nama NH-1 NH-2 NH-3 NH-4 NH-5 KD KD KD KD KD Ratarata NPH NPTS NPAS NA Pembulatan 1 Ani , , Budi , , Berdasarkan ilustrasi tersebut maka nilai akhir Ani sebesar 79 dan nilai akhir ini digunakan untuk mengisi nilai dalam rapor sedang nilai harian yang berasal dari tiap kompetensi dasar (KD) digunakan sebagai bahan diskripsi dalam rapor yaitu nilai capaian tertinggi untuk Ani KD 3.9 dan terendah KD 3.2. Diskripsi dirumuskan dengan kalimat positif atau memotivasi peserta didik dan melalui diskripsi tersebut orang tua atau siapa pun yang membaca diskripsi tersebut akan diketahui kelebihan dan kelemahan peserta didik dalam mata pelajaran tersebut. Dalam perumusan harus dihindari kalimat yang bersifat kontras dan dirumuskan dari kata kunci uraian dari setiap kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Bentuk penilaian untuk menilai capaian aspek keterampilan digunakan unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk dan tujuannya seperti diagram berikut: 11

13 Sumber: Panduan Penilaian Sekolah Mengah Pertama Bentuk penilaian tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke dalam dunia nyata sehingga penilaian tidak hanya mengukur apa yang diketahuinya tetapi menilai apa yang bisa dilakukan sesuai dengan konteks pengetahuan yang dipelajarinya. Ilustrasi pelaksanaan dan bentuk penilaian yang digunakan untuk mengukur aspek keterampilan sebagai berikut: KD 4.1 KD 4.2 KD 4.3 KD 4.4 KD 4.5 KD 4.6 Praktik 1 Praktik 1 Proyek1 Produk 1 Produk 1 Produk 1 Praktik 2 Pratik 2 Proyek 2 Proyek 1 Produk 2 Produk 2 Berdasarkan ilustrasi tersebut akan diperoleh nilai dari setiap KD dan nilai akhir yang akan digunakan dalam rapor, sebagai berikut: 12

14 KD Praktik Produk Proyek Portofolio Nilai Akhir , Nilai Akhir Semester 83,416 = 83 Nilai yang digunakan dalam penilaian aspek keterampilan adalah nilai optimum, artinya nilai tertinggi digunakan dari bentuk penilaian yang sama pada suatu kompetensi dasar dan bila bentuk penilaian berbeda untuk mengukur suatu kompetensi dasar maka ditentukan rata-rata nilai. Sesuai ilustrasi tersebut maka nilai akhir untuk aspek keterampilan adalah 83 sedang untuk diskripsi adalah rumusan KD 4.1 (tertinggi) dan rumusan KD 4.2 (terendah). Rumusan diskripsi jangan menyalin seluruh rumusan KD namun cukup menentukan kata kunci dari rumusan kompetensi dasar serta disusun dalam kalimat yang memotivasi penerima rapor atau laporan hasil penilaian. Kurikulum 2013 akan terus diimplementasikan dan disempurnakan hingga mencapai bentuk akhir dan mudah diterapkan di satuan pendidikan. Penerapan Kurikulum 2013 berdampak pada proses kenaikan kelas, pada awalnya, kenaikan kelas dilakukan secara otomatis dan setelah disempurnakan diberlakukan kriteria tinggal kelas. Persyaratan tinggal kelas, yaitu peserta didik yang memiliki tiga mata pelajaran tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal atau memiliki sikap kurang. Untuk itu perlu ditentukan kriteria ketuntasan minimal antara pengetahuan dan keterampilan sama besarnya untuk menghindari kerumitan dalam penentuan kenaikan kelas. Bila ditentukan 13

15 berbeda-beda maka nantinya ada kemungkinan tuntas pada aspek pengetahuan dan tidak tuntas pada aspek keterampilan atau sebaliknya. Pemilihan bentuk-bentuk penilaian dalam proses penilaian pada pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik tiap kompetensi dasar. Setiap bentuk penilaian memiliki kelebihan dan kelemahan serta ada yang sesuai dengan karakteristik suatu kompetensi dasar. Pemilihan itu didasarkan pada pemikiran untuk mengukur apa yang bisa dilakukan peserta didik bukan apa yang sudah dikuasai peserta didik. Pelaksanaan penilaian dalam implementasi Kurikulum 2013 sangat penting sebagai akibat paragdima Kurikulum 2013 yang mengutamakan apa yang bisa dilakukan peserta didik bukan pada apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sosialisasi Penilaian Dalam pembaharuan Kurikulum 2013 terdiri atas kompetensi inti (KI) yaitu KI-1 untuk sikap spiritual, KI-2 untuk aspek sikap sosial, K-3 untuk aspek pengetahuan, dan KI-4 untuk aspek keterampilan. Dalam pembelajaran KI-1 dan KI-2 diajarkan secara langsung oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidkan Kewarganegaraan, sedang mata pelajaran lainnya mengajarkannya secara tidak langsung. Penilaian dilakukan untuk aspek sikap dengan pengamatan sedang untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan penilaian tes tertulis, penugasan, praktik, produk, projek, dan portofolio. Hasil penilaian dilakukan untuk aspek sikap dengan deskripsi sedang untuk pengetahuan dan keterampilan digunakan bentuk angka, predikat, dan deskripsi. 14

16 Untuk itu, agar implementasi Kurikulum 2013 berjalan dengan lancar perlu dilakukan sosialisasi penilaian kepada para pemangku kepentingan, pelatihan guru dalam bidang penilaian, serta penggandaan buku dan panduan penilaian sesuai jumlah guru yang akan melaksanakan penilaian sesuai dengan tuntutan Kurikulum Referensi Bond, Trevor.G, dan Fox, Christinn M., Applying the Rasch Model: Fundamental Measurement in the Human Sciences. Second Edition. New York: Routledge Taylor & Francis Gorup 711Third Evenue. Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Fattah, Nanang., dan H. Mohammad Ali Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Prayitno Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta. Grasindo Pakpahan, Rogers Ujian SekolahSebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 21 No 2 ISSN Hal Terakredatasi LIPI Nomor 438/AU2/P2MI-LIPI/08/2012. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Penilaian Pendidikan Pedoman Penilaian Kelas Oleh Pendidik. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sunarti dan Selly Rahmawati Penilaian Kurikulum Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: Andi. Tilaar, H.A.R., Pedagogik Teoritis Untuk Indonesia. Jakarta: Kompas Tillman, Diane Living Values: An Educational Program Living Values Activities for Young Adults. Pendidikan Nilai Untuk Kaum Dewasa-Muda. Jakarta: Grasindo. 15

17 Triwiyanto, Teguh Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Uno, Hamzah B., dan Nina Lamatenggo Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 16

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATERI PELATIHAN: PRAKTIK PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATERI PELATIHAN: PRAKTIK PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATERI PELATIHAN: PRAKTIK PENGOLAHAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-3.5C

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI TUJUAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bahan Bacaan 2 Analisis dan Tindak Lanjut Penilaian

Bahan Bacaan 2 Analisis dan Tindak Lanjut Penilaian Bahan Bacaan 2 Analisis dan Tindak Lanjut Penilaian Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 013 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

ainamulyana.blogspot.co.id ainamulyana.blogspot.co.id

ainamulyana.blogspot.co.id ainamulyana.blogspot.co.id SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN MAP-KU MASTER APLIKASI PENILAIAN KURIKULUM 2013 SD MULTY CLASS VERSI 8118 Edisi Revisi 8 Januari 2018

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN MAP-KU MASTER APLIKASI PENILAIAN KURIKULUM 2013 SD MULTY CLASS VERSI 8118 Edisi Revisi 8 Januari 2018 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN MAP-KU MASTER APLIKASI PENILAIAN KURIKULUM 2013 SD MULTY CLASS VERSI 8118 Edisi Revisi 8 Januari 2018 Pendahuluan Master Aplikasi Penilaian Kurikulum 2013 SD Multy Class, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada kondisi sekarang ini, Indonesia memasuki kehidupan era globalisasi yang banyak terjadi perubahan-perubahan. Guna menghadapi tantangan global diperlukannya

Lebih terperinci

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun

Lebih terperinci

GS-SD/ME-KUR-2013-PELAKSANAAN PEMBELAJARAN [2014] INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

GS-SD/ME-KUR-2013-PELAKSANAAN PEMBELAJARAN [2014] INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR KOMPONEN: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RESPONDEN GURU 1. Nama Guru :... 2. Asal Sekolah :... 3. Kelas : I/II/IV/V* (lingkari salah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP Oleh : Ma rifani Fitri Arisa Pengantar Undang-undang republik Indonesia nomer 20 tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

BIMTEK PENDAMPINGAN K13 PENILAIAN HASIL BELAJAR

BIMTEK PENDAMPINGAN K13 PENILAIAN HASIL BELAJAR BIMTEK PENDAMPINGAN K13 PENILAIAN HASIL BELAJAR Masalah yang dihadapi pendidik Kesulitan dalam menyusun perencanaan penilaian Kesulitan dalam menyusun instrumen penilaian hasil belajar. Kesulitan dalam

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN DATA DAN NILAI ONLINE SESUAI KURIKULUM website : klikline.com

SISTEM PENGOLAHAN DATA DAN NILAI ONLINE SESUAI KURIKULUM website : klikline.com SISTEM PENGOLAHAN DATA DAN NILAI ONLINE SESUAI KURIKULUM 2013 website : klikline.com Jalan Siliwangi 7E, Pancoran Mas, Depok Telp: 08567214595, 085286238736 Twitter: @webahli Email: support@webahli.com

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta perkembangan zaman sangat begitu cepat, bahkan cenderung tidak terkendali. Perkembangan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2013 1 Panduan Teknis Penilaian di Sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-1.3C

Lebih terperinci

2 Penilaian Proses dan Kompetensi secara Utuh. 4 Penilaian Kompetensi Pengetahuan. Prinsip

2 Penilaian Proses dan Kompetensi secara Utuh. 4 Penilaian Kompetensi Pengetahuan. Prinsip Daftar Isi 1 Kebijakan Umum Penilaian PENILAIAN dalam KURIKULUM 2013 2 Penilaian Proses dan Kompetensi secara Utuh 3 Penilaian Kompetensi Sikap 4 Penilaian Kompetensi Pengetahuan 5 Penilaian Kompetensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran. hafalan. Lutfhi (2007:18) menyatakan bahwa materi IPA cenderung

I. PENDAHULUAN. diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran. hafalan. Lutfhi (2007:18) menyatakan bahwa materi IPA cenderung 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran hafalan. Lutfhi (2007:18)

Lebih terperinci

Document Title KATA PENGANTAR

Document Title KATA PENGANTAR Document Title Page 1 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN RAPOR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN DIKDASMEN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAN PERTAMA TAHUN 2006 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling

Lebih terperinci

Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan

Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Edisi Revisi Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada fenomena yang sangat dramatis, yakni rendahnya daya saing dalam dunia pendidikan karena belum mampu menghasilkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, dan sembahlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, dan sembahlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu, dan berbuat kebaikan agar kamu beruntung. (Al qur an, surat Al Hajj : 77). Ayat di atas memerintahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara yang mempunyai kecerdasan intelektual

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 148 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI S.I.R.A. K-13 ONLINE

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI S.I.R.A. K-13 ONLINE PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI S.I.R.A. K-13 ONLINE 1. DESKRIPSI APLIKASI Adalah aplikasi yang sangat memudahkan dalam pengolahan nilai siswa dari proses input nilai sampai tahap mencetak raport berbasis

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Nomor : 3683/D2/TU/2016 Jakarta, 15 Desember 2016 Lampiran : 1 (satu) Eksemplar Perihal : Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD

Nomor : 3683/D2/TU/2016 Jakarta, 15 Desember 2016 Lampiran : 1 (satu) Eksemplar Perihal : Surat Pengantar Distribusi Panduan Penilaian di SD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lantai 18, Jalan Jenderal Sudirman - Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 5725641, 5725642, 5725644 Fax. (021)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PA N D U A N PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN S E KO L A H M E N E N G A H P E RTA M A

PA N D U A N PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN S E KO L A H M E N E N G A H P E RTA M A PA N D U A N PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN S E KO L A H M E N E N G A H P E RTA M A KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 149 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Lampiran 1 Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya 1. Pengkajian silabus KI dan KD Materi pembelajaran Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang mendasar bagi pembangunan bangsa. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan untuk menghadapi tantangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses. Dengan adanya Kurikulum 2013 tiap guru harus mempelajari proses

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses. Dengan adanya Kurikulum 2013 tiap guru harus mempelajari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tiap semester siswa akan mendapatkan rapor untuk mengetahui hasil nilai mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses pengolahan nilai

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIS E-RAPOR UNTUK GURU SMA Negeri 1 Cianjur 2016

PANDUAN PRAKTIS E-RAPOR UNTUK GURU SMA Negeri 1 Cianjur 2016 PANDUAN PRAKTIS E-RAPOR UNTUK GURU SMA Negeri 1 Cianjur 2016 1. Mengakses Halaman E-Rapor dan Login Buka web browser favorit, lebih diutamakan menggunakan mozilla firefox atau google chrome versi terbaru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Nuh pada hakikatnya bertujuan untuk menghilangkan tiga penyakit masyarakat yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban (Kompas, 2015).

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd. Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD 2016 RINI NINGSIH, M.Pd. ADA APA DENGAN RPP? Apa yang dimaksud RPP Mengapa Membuat RPP? Bagaimana membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 3 A. PENILAIAN KURIKULUM

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR

KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIDKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2013 Panduan

Lebih terperinci

LAPORAN CAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

LAPORAN CAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Lampiran Keputusan Dirjen Dikmen No: 717/D/Kep/013 LAPORAN CAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Nama Peserta Didik.. NISN:.. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH PENILAIAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH PENILAIAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH PANDUAN TEKNIS PENILAIAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH PENILAIAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDKAN MADRASAH TAHUN 2014 MI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SMP 2013 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI INSTRUMEN PENILAIAN TERHADAP KESESUAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPA SMP NEGERISE-KECAMATAN MOJOSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembentukan sikap merupakan dimensi belajar yang selama ini kurang diperhatikan di Indonesia. Kurikulum-kurikulum yang selama ini diterapkan dalam sistem pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakteristik unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004 1 KONSEP DASAR KURIKULUM 2004 Oleh: Bambang Subali UNY Makalah disampaikan pada Kegiatan Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004 di Madrasah Aliayah Bidang Ilmu Sosial dan Bahasa di PPPG Matematika

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2014 KEMENDIKBUD. Hasil Belajar. Pendidik. Pendidikan Dasar. Pendidikan Menengah. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL SKL FILOSOFI KURIKULUM

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL SKL FILOSOFI KURIKULUM KURIKULUM 2013 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL SKL FILOSOFI KURIKULUM TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL BERIMAN DAN BERTAKWA BERAKHLAK MULIA MANUSIA INDONESIA BERTANGGUNG JAWAB DEMOKRATIS SEHAT MANDIRI BERILMU KREATIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional

Olimpiade Sains Nasional MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Olimpiade Sains Nasional PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP PGRI TANJUNGPANDAN Kelas / Semester : VII A & B / Gazal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas penduduk

Lebih terperinci

Instructional Design

Instructional Design TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN PENILAIAN OTENTIK DAN PENULISAN RAPOR SD KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

PELATIHAN PENGEMBANGAN PENILAIAN OTENTIK DAN PENULISAN RAPOR SD KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG PELATIHAN PENGEMBANGAN PENILAIAN OTENTIK DAN PENULISAN RAPOR SD KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG Sri Sulistyorini, Hardjono, Harmanto, Arini Esti Astuti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA RANCANGAN PENILAIAN HASIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah siswa Indonesia belum dapat bersaing dengan siswa negara lain. Padahal tuntutan persaingan dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal PENGERTIAN Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013 (K13) STUDI KASUS PADA SMP NEGERI 5 SIDOARJO Yusuf Budiharjo 1)Bambang Hariadi 2) Vivine Nurcahyawati 3) Fakultas Teknik Informatika Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA N I Jogonalan SMA Negeri 1 Jogonalan berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada tahun 1990, dimulai dengan Tahun Pembelajaran

Lebih terperinci

1 DAFTAR ISI. DIREKTORAT PEMBINAAN SMP - KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Petunjuk Penggunaan : Versi Halaman 1

1 DAFTAR ISI. DIREKTORAT PEMBINAAN SMP - KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Petunjuk Penggunaan : Versi Halaman 1 Halaman 0 1 DAFTAR ISI 2 APA ITU APLIKASI RAPOR... 2 2.1 LATAR BELAKANG... 2 2.2 MAKSUD DAN TUJUAN... 2 2.3 SASARAN... 2 3 CARA MENGGUNAKAN APLIKASI RAPOR.... 3 3.1 HUBUNGAN APLIKASI RAPOR DAN APLIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

b. KKM tidak dicantumkan dalam buku hasil belajar, melainkan pada buku penilaian guru.

b. KKM tidak dicantumkan dalam buku hasil belajar, melainkan pada buku penilaian guru. C. Ketuntasan Belajar 1) Pengertian KKM Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah merupakan proses belajar yang dilakukan secara berkesinambungan sejak dari usia dini hingga perguruan tinggi sebagai upaya dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D KATA PENGANTAR Peningkatan kualitas layanan pendidikan merupakan salah satu agenda prioritas pembangunan pendidikan nasional tahun 2015 2016 sebagaimana telah diamanatkan di dalam Peraturan Presiden Nomor

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kerajinan dari limbah organik (kulit jagung dan pelepah pisang). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari limbah organik (kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab,

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci