BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, atau virus (Soemarmo,2010) Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, atau virus (Mansjoer, 2000). Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen. Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus, kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, gondongan, dan adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi pada pasca infeksi campak, influenza, varisella, dan pascavaksinasi Pertusis (Muttaqin, 2008). Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.

2 B. Anatomi Fisiologi Anatomi Saraf Gambar 1-1 : struktur saraf dan otak(tarwoto,2007)

3 Struktur Otak dan fungsi 1. Cerebrum Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar kira-kira 80% dari berat otak.cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkann oleh korpus kallosum.setiap Hemisfer terbagi atas empat lobus yaitu Lobus frontal,parietal,temporal dan oksipital. Lobus frontal berfungsi sebagai aktivitas motorik,fungsi intektual,emosi dan fungsi fisik.pada bagian frontal bagian kiri terdapat area broca yang berfungsi sebagai pusat motorik bahasa Lobus parietal terdapat sensori primer dari korteks,berfungsi sebagai proses input sensori,sensasi posisi,sensasi raba,tekan dan perubahan suhu ringan. Lobus temporal mengandung area auditorius,tempat tujuan sensasi yang dating dari telinga.berfungsi sebagai input perasa pendengaran,pengecap,penciuman dan proses memori Lobus oksipital mengandung area visual otak,berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna,reflek visual Dienchepalon Dienchepalon terletak diatas batang otak dan terdiri atas thalamus,hypothalamus,epithalamus dan subthalamus.

4 Thalamus adalah massa sel saraf besar yang berbentuk telor,terletak pada substansia alba.thalamus berfungsi sebagai stasiun relay dan integrasi dari medulla spinalis ke korteks serebri dan bagian lain dari otak. Hypotalamus terletak dibawah thalamus,berfungsi dalam mempertahankan hoemostasis seperti pengaturan suhu tubuh,rasa haus,lapar,respon system saraf outonom dan kontro terhadap sekresi hormone dalam kelenjar pituitari. Epithalamus dipercaya berperan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan seksual Batang otak otak terdiri atas otak tengah(mesencephalon),pons dan medulla oblongata.batang otak berfungsi pengaturan reflex untuk fungsi vital tubuh.otak tengah mempunyai fungsi utama sebagai relay stimulus pergerakan otot dari dan ke otak.misalnya kontrol reflex pergerakan mata akibat adanya nerves cranial III dan IV.pons menghubungkan otak tengah dengan medulla oblongata,berfungsi sebagai pusat-pusat reflex pernapasan dan mempengaruhi tingkat karbondioksida,aktivitas vasomotor. Medulaoblongata mengandung pusat reflex pernafasan,bersin,menelan,batuk,muntah,sekresi saliva dan vasokontriksi.sraf kranial IX,X,XII keluar dari medulla oblongata.pada batang otak terdapat juga sistem retikularis yaitu sistem sel saraf dan serat penghubungnya dalam otak yang menghubungkan semua traktus ascendens dan decendens dengan semua bagian lain dari system saraf

5 pusat.sistem ini berfungsi sebagai integrator seluruh sisem saraf seperti terlihat dalam tidur,kesadaran,regulasi suhu,respirasi dan metabolisme. Cerebelum Cerebelum besarnya kira-kira seperempat dari cerebrum.antara cerebellum dan cerebrum dibatasi oleh tentorium serebri.fungsi utama cerebellum adalah koordinasi aktivitas muscular,control tonus otot,mempertahankan postur dan keseimbangan. Jaringan saraf : Neuron (sel saraf) merupakan unit anatomis dan fungsional system persarafan. Bagian-bagian dari neuron: Badan sel (inti sel terdapat di dalamnya),dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel dan Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel. Klarifikasi neuron : Berdasarkan bentuk : A. Neuron unipolar. Terdapat satu tonjolan yang bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju parifer dan cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf

6 spinal) B. Neuron bipolar. Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit. C. Neuron multipolar. Terdapat beberapa dendrit dan 1 akson yang dapat bercabang cabang banyak sekali. Sebagian besar terdapat arganela sel pada neuron terdapat pada sitoplasma badan sel. Fungsi Neuron : 1. Menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh ( somatik dan viseral ) 1 impuls neuron bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron ( celah sinap/cleft sinaptik) zat kimia yang disintesis neuron dan di simpan dalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter yang dapat menyalurkan impuls ; Contoh neuro transmiter : Asetikolin Norefineprin,Dopamin,Serotonin,Gama aminobutira (GABA).

7 2. Sel penyokong ( neuroglia pada SSP dan sel schwann pada SST ) ada 4 neuroglia : - mempertahankan potensial bioelektrik. - digodendrosit : menghasilkan mielin pada SSP yang merupakan selubung neuron. 3. Mielin - Komplek protein lemak berwarna putih yang menutupi tonjolan saraf (neuron). - Menghalangi aliran ion Na dan K melintasi membran neural. - Darah yang tidak bermielin disebut nodus ranvier. - Transmisi impuls pada saraf bermielin lebih cepat dari pada yang tak bermielin, karena adanya loncatan impuls dari satu nodus ke nodus lainnya ( konduksi saltatorik ). Lima bagian utama otak : telensefalon (endbrain), diensefalon (interbrain), mesensefalon (midbrain), metensefalon (afterbrain), mielensefalon (marrowbrain). 1. Telensefalon (endbrain) a hamisfer serebri, kortek serebri, sistem limbik ( bangsal ganglia, hipokanpus anigdala ). 2. Diensefalon ( interbrain) epitalamus, talamus, subtalamus, hipotalamus. 3. Mesensefalon ( midbrain ) kolikulus superior, kolikulus inferior, substansia nigra.

8 4. Metensefalon ( afterbrain ) pons, sereblum. 5. Mielensefalon ( marrowbrain ) medula oblongata. Pembagian sistem saraf secara anatomi : SSP. Pembagian saraf tepi berdasarkan fungsinya SELAPUT OTAK DAN MEDULA SPINALIS. Duramater ; - merupakan lapisan terluar dari meningen. - ruang diantara tengkorak dan duramater di sebut epidural. Arachnoid ; - merupakan lapisan tengah meningen, terletak diantara lap duramater dan piamater. - ruang diantara lap duramater dan archnoid di sebut epidural. - ruang diantara lap arachnoid dan piamater di sebut sub arachnoid. - cairan otak ( CSF ) berada didalam ruang sub arachnoid. Piamater ; Merupakan lapisan terdalam dari maningen yang berhubungan langsung dengan korteks serebri suplay darah otak. Otak mendapat suplay darah dari

9 2 arteri besar, yaitu: 1. Arteri karotis interna 2. Arteri vertebra basiler Fisiologi Sistem Saraf Saraf Otak Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot panca indra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Di dalam kepala ada dua syaraf kranial. Beberapa di antaranya adalah serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja (mis. Alat-alat panca indra). Saraf kepala terdiri dari : 1. Nervus olfaktorius. Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar dari otak di bawah dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada di dalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel panca indra. 2. Nervus optikus. Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke otak. Serabut mata yang serabut-serabut sarafnya keluar dari bukit IV dan pusat-pusat di dekat serabutserabut tersebut, memiliki tangkai otak dan membentuk saluran optik dan bertemu di tangkai hipofise serta membentang sebagai

10 saraf mata, serabut tersebut tidak semuanya bersilang. Sebagian serabut saraf terletak di sebelah sisi serabut yang berasal dari saluran optik. Oleh sebab itu serabut saraf yang datang dari sebelah kanan retina tiap-tiap mata terdapat di dalam optik kanan begitu pula sebaliknya retina kiri tiap-tiap mata terdapat di sebelah kiri. 3. Nervus okulomotoris. Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otototot orbital (otot penggerak bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut sarag otonom (parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas, selain itu mempersarafi otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata. 4. Nervus troklearis. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar mata yang pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata dan saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring atas mata. 5. Nervus trigeminus. Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tiga buah cabang. Fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai dua buah akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak. Dan di ujung tulang belakang yang terkecil mengandung serabut saraf penggerak. Di ujung tulang karang bagian perasa membetuk sebuah ganglion yang dinamakan simpul saraf serta meninggalkan rongga tengkorak.

11 6. Nervus Abdusen. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsnya sebagai saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika. Sesudah sampai di lekuk mata lalu menuju ke otot lurus sisi mata. 7. Nervus fasialis. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), serabutserabut motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap. Saraf ini keluar di sebelah belakang dan beriringan dengan saraf pendengar. 8. Nervus auditorius. Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar. Saraf ini mempunyai dua buah kumpulan serabut saraf yaitu rumah keong (koklea), disebut akar tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu halaman (vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan, 9. Nervus glosofaringeus. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), ia mensarafi faring, tonsil, dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citarasa ke otak. Di dalamnya mengandung saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua

12 buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion jugularis atau ganglion atas dan yang di bawah dinamakan ganglion petrosum atau ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak) berhubungan dengan nervus-nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11 untuk ruang faring dan tekak. 10. Nervus vagus. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan parasimpatis faring, laring, paru-paru, esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini kelaur dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah tekak. 11. Nervus asesorius. Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleido-mastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang berasal dari otak dan bagian yang berasal dari sumsum tulang belakang. 12. Nervus hipoglosus. Sifatnya motoris dan mensyarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai syaraf lidah. Syaraf ini terdapat dalam sumsum penyambung, akhirnya bersatu dan melewati lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital. Syaraf ini juga memberikan ranting-ranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot lidah. (Syaefuddin, 2006). Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang

13 kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

14 Gambar. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya(wartonah,2007)

15 1. Sistem Saraf Sadar Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari: 1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8 2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10. Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

16 a.pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma. b.pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan. c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki. 2. Saraf Otonom Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus"

17 bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung (biologijaka) C.Etiologi Bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus, streptokous, E. Coli, M. tuberculosa dan T. Paliidum. Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab ensefalitis bacterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri. Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut (Mansjoer, 2000) Sedangkan menurut Riyadi (2010) menyebutkan penyebab terjadinya ensefalitis yaitu: a. Berupa bakteri (LDH serum meningkat) b. Virus c. Jamur C. Patofisiologi Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran pernafasan dan saluran cerna, setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan secara local: aliran virus terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu, penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut dan menyebar melalui syaraf: virus berkembang biak di permukaan selaput lender dan menyebar melalui system persyarafan (Muttaqin, 2008).

18 Setelah terjadi penyebaran ke otak timbul manifestasi klinis ensefalitis. Masa Prodromal berlangsung selama 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorok, malaise, nyeri ekstremitas dan pucat. D. Gambaran Klinis Secara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang, dan kesadaran menurun. Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah letargi, kadang disertai kaku kuduk jika mengenai meningen (Muttaqin, 2008). Pada ensefalitis supuratif akut yang berkembang menjadi abses serebri, akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologis yang terjadi di otak. Gejala-gejala tersebut adalah infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu nyeri kepala yang kronik, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil. Tanda-tanda deficit neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses (Mansjoer, 2000). E. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Umum a. Rawat di Rumah Sakit b. Penatalaksanaan secara umum tidak spesifik, tujuannya adalah mempertahankan fungsi organ dengan mengusahakan jalan nafas tetap terbuka, pemberian makanan enteral atau parenteral,

19 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, koreksi gangguan asam basa darah. c. Atasi kejang. d. Bila tanda peningkatan tekanan intracranial dapat diberikan manitol 0,5-29/kg BB IV dalam periode 8-12 jam. e. Pada pasien dengan gangguan menelan, akumulasi lender pada tenggorok paralisis pita suara dan otot nafas dilakukan drainase postural dan aspirasi mekanis yang periodik. f. Pada ensefalitis herpes dapat diberikan acyclovir 10 kg/kg BB/hari IV setiap 8 jam selama jam (Riyadi, 2010).

20 2. Penatalaksanaan Keperawatan PATHWAYS Faktor-faktor predisposisi pernah mengalami campak,cacar air,herpes dan bronchopneumonia Virus/Bakteri masuk jaringan otak secara local,hematogen dan melalui saraf-saraf Peradangan otak Pembentukan Transudat dan eksudat Reaksi kuman patogen Iritasi kortek serebral area fokal Kerusakan syaraf V Kerusakan saraf IX Edema serebral Suhu Tubuh Kejang,Nyeri kepala Kesulitan Mengunyah Sulit makan 1.Gangguan perfusi jaringan serebral Defisit cairan dan Hipovolemik 5.Resiko tinggi trauma 4.Pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan 3.Resiko tinggi defisit 6.Resiko kejang berulang cairan dan hipovolemik 7.Nyeri Kesadaran 8.Gangguan mobilitas fisik Penumpukan Sekret 9.Gangguan persepsi sensori 2.Gangguan bersihan Nafas 10.Koping individu tidak efektif 11.Kecemasan Gambar 1-2 : patofisiologi masalah keperawatan(muttaqin,2010)

21 a. Fokus Intervensi Keperawatan Fokus intervensi pada penderita enchepalitis antara lain: I. Gangguan perfusi jaringan serebral (Mutaqqin,2008) Intervensi 1. Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda-tanda vital sesuai indikasi setelah dilakukan fungsi lumbal 2. Pantau/catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan normalnya,seperti GCS 3. Kaji adanya regiditas nukal,gemetar,kegelisahan yang meningkat,peka rangsang dan adanya serangan kejang 4. Pantau tanda vital seperti : tekanan darah, catat serangan dari/hipertensi sistolik yang terus menerus dan tekanan nadi yang melebar 5. Pantau frekuensi/irama jantung 6. Pantau pernapasan,catat pola dan irama pernafasan,seperti adanya periode apnea setelah hiperventilasi yang disebut Cheyne-Stokes 7. Pantau suhu dan juga atur suhu tubuh ligkungan sesuai dengan kebutuhan.lakukan kompres hangat jika demam

22 II. Risiko pemenuhan kebutuhan nutrisi (Muttaqin,2008) INTERVENSI 1. Kaji kemampuan klien dalam menelan,batuk,dan adanya sekret 2. Auskultasi bisng usus,amati penurunan atau hiperaktivitas bising usus 3. Timbang berat badan sesuai indikasi 4. Berikan makanan dengan cara meninggikan kepala 5. Pertahankan lingkungan yang tenang dan anjurkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan makanan pada klien III. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi (Muttaqin,2008) INTERVENSI 1. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerussakan yang terjadi 2. Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan(0-4) 3. Letakkan pasien dengan posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi antara waktu perubahan posisi tersebut 4. Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional,seperti bokong,kaki,tangan.pantau selama penempatan alat dan/atau tanda

23 penekanan dari alat tersebut 5. Instrusikan/bantu pasien dengan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.tingkatkan aktivitas dan partisipasi dalam merawa diri sendiri kemampuan. IV. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi sekret (Muttaqin,2008) INTERVENSI 1. Kaji fungsi paru,adanya bunyi nafas tambahan,perubahan irama dan kedalaman,penggunaan otot-otot aksesori,warna dan kekentalan sputum. 2. Atur posisi fowler dan semi fowler 3. Ajarkan cara batuk efektif 4. Lakukan fisioterapi dada : Vibrasi dada. 5. Penuhi hidrasi cairan via oral,seperti minum putih,dan pertahankan asupan cairan 2500 ml/hari 6. Lakukan penghisapan lendir dijalan nafas

24 V. Risiko cedera berhubungan dengan kejang,perubahan status mental dan penurunan kesadaran (Muttaqin,2008) INTERVENSI 1. Monitor kejang pada tangan,kaki,mulut,dan otot-otot muka lainnya 2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang,papan pengaman dan alat suction selalu berada didekat klien 3. Pertahankan bedrest total selama fase akut 4. Kolaborasi pemberian terapi : Diazepam dan fenobarbital VI. Risiko tinggi defisit volume cairan dan hipovolemik(nanda,2005) INTERVENSI 1. Monitoring vital sign 2. Monitor status nutrisi 3. Berikan cairan 4. Kolaborasi pemberian cairan makanan 5. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

25 VII. Koping individu tidak efektif (Nanda,2005) INTERVENSI 1. Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien 2. Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapat terjadi 3. Bantu pasien untuk megidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatassan dan mengelola gaya hidup dan perubahan peran 4. Dukung keterlibatan keluarga dan cara yang tepat 5. Hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan VIII. Nyeri (Nanda,2005) INTERVENSI 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,karakterisitik,durasi,frekuensi,kualitas,dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respons nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri rasa lampau

26 IX. Gangguan persepsi sensori(nanda,2005) INTERVENSI 1. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,berpakaian,berhias,toileting,dan makan 3. Sediakan bantu sampai klien mampu secara utuh,untuk melakukan self care 4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 5. Dorong untuk melakukan secara mandiri,tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu yang dimiliki

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM Sistem Saraf manusia Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem saraf yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung antara lain pada perubahan rangsangan dari

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N Pembagian Sistem Saraf 1. Sistem Saraf Pusat System = CNS) (Central Nervous Prepared by : MUKHLASIN, AMK., S.Pd.,., SKM., MKM. 2. Sistem Saraf Perifer (Peripheral Nervous System = PNS) Fungsi Sistem Persarafan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Kejang adalah malfungsi / gangguan mendadak pada sistem listrik otak

BAB II KONSEP DASAR. Kejang adalah malfungsi / gangguan mendadak pada sistem listrik otak BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Kejang adalah malfungsi / gangguan mendadak pada sistem listrik otak yang diakibatkan oleh pelepasan muatan listrik yang berlebihan dari saluran cortex (Wong, 1997, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf)

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) Systema Nervosum mempunyai 3 fungsi yaitu: 1. sebagai penerima rangsang dan reseptor sensoris (baik yang berasal dari luar atau dalam organ/tubuh) yang kemudian dibawa ke

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr Sistem Saraf A. PENDAHULUAN Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf,

Lebih terperinci

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya 31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,

Lebih terperinci

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Disusun oleh : 1. Fauzan Rachman 2. Wela Jayanti 3. Luvita Senjawati 4. Rany Ramadhani KS 5. Monica Wulandari 6. Ratnah Aryanti 7.

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir.

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Latar perkembangan perubahan. Model berfikir empirik positif materialis Ilmu berdasarkan bukti empirik

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX

SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX ISTILAH PENTING SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX IMPULS yaitu rangsangan atau pesan. Disampaikan melalui senyawa kimia dalam tubuh yaitu asetilkolin. RESEPTOR yaitu struktur yang dapat menerima impuls.dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi

Lebih terperinci

Manifestasi Klinis a. b. c. d. Asuhan Keperawatan Pengkajian

Manifestasi Klinis a. b. c. d. Asuhan Keperawatan Pengkajian Manifestasi Klinis a. Nyeri akut pada belakang leher yang menyebar sepanjang saraf yang terkena b. Paraplegi c. Tingkat neurologis: - Paralisis sensorik dan motorik total di bawah tingkat neurologis -

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX 2.1 Definisi Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral radiography, gagging merupakan salah satu masalah terbanyak. Gagging yang juga sering disebut gag

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto

SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA Sel syaraf dan processusnya (dendrit) Serabut Syaraf (akson) Ujung syaraf (telodendron) a. Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu yang

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM SARAF. Chairul Huda Al Husna

KONSEP DASAR SISTEM SARAF. Chairul Huda Al Husna KONSEP DASAR SISTEM SARAF Chairul Huda Al Husna DIVISI SISTEM SARAF Sistem saraf pusat (SSP) : Otak Medula spinalis Sistem saraf perifer : Motorik (eferen) Sensorik (aferen) Sistem saraf otonom Simpatik

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendiks merupakan salah satu organ yang fungsinya belum diketahui secara pasti. Apendiks sering menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah apendisitis (Sjamsuhidayat

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

SISTEM SARAF. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB SISTEM SARAF Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB FUNGSI SISTEM SARAF Menerima informasi dari dalam dan luar tubuh Mengkoordinasikan informasi Memberikan respon terhadap

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD

Lebih terperinci

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009 SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009 TUNA DAKSA Tuna Daksa(cacat tubuh) adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi

Lebih terperinci

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu

Lebih terperinci

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung) INDERA PENCIUMAN Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Seseorang mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan

Lebih terperinci

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4. KONSEP MEDIK A. Pengertian Mastoiditis Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Mastoiditis adalah segala

Lebih terperinci

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra - - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3indra Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN HAMBATAN MOTORIK BAHASAN 1. SISTEM OTOT TULANG, SENDI DAN OTOT SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG,

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA Makalah Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELOMPOK 5 : 1. ALFINA NORA 2. LARASATI AKJULIMA 3. LEDYS AMELIA 4. MIA YUNITA 5. RANI PUTRI ANDESCO 6. RAUKA HILLIAH 7. RESSY RAHMADANI 8. REZA

Lebih terperinci

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode

Lebih terperinci

Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf

Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf Kelompok 6 - Ilmu Keperawatan Gigi Universitas Gadjah Mada KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo

Definisi Vertigo. Penyebab vertigo Definisi Vertigo Vertigo adalah perasaan yang abnormal mengenai adanya gerakan penderita terhadap lingkungan sekitarnya atau lingkungan sekitar terhadap penderita, dengan gambaran tiba-tiba semua terasa

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci