BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
|
|
- Sucianty Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis air bersih merupakan masalah yang sering melanda berbagai kawasan di Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara yang kaya akan air. Indonesia sebagai negara kepualauan memiliki enam persen persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik, namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air bersih. Ketersediaan air berhubungan dengan berapa banyak air yang dapat dimanfaatkan dibandingkan dengan kebutuhannya. Air tawar, sebagai air bersih, bersumber dari curah hujan yang kemudian tertampung pada danau, situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dengan danau Toba sebagai danau terluas yang memiliki luas sekitar 110 ribu hektar. Cekungan air di Indonesia diperkirakan mempunyai total volume sebesar 308 juta meter kubik (sains.kompas.com, 2015). Berdasarkan data tersebut, Indonesia tidak terbantahkan sebagai negara yang kaya akan ketersediaan air. Sayangnya, potensi ketersediaan air bersih dari tahun ke tahun cenderung berkurang akibat rusaknya daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15 35% per kapita per tahun. Padahal kecenderungan konsumsi air bersih justru naik secara eksponensial. Alternatif penyediaan air bersih selain dari air tanah, sungai, waduk, dan danau perlu dikembangkan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana 3/5 wilayah negara merupakan kawasan laut. Air laut Indonesia sangat melimpah, namun Indonesia masih belum meninjau untuk memanfaatkan air laut sebagai bahan baku untuk memproduksi air tawar bersih. Proses penghilangan garam dan senyawa pengotor lain pada air laut menjadi air tawar bersih disebut dengan desalinasi. Di negara maju, seperti Singapura, Belanda, Amerika, Selandia Baru, Mesir, dll. telah mengaplikasikan desalinasi air laut menggunakan teknologi membran untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Padahal negara-negara tersebut bukan merupakan negara kepulauan yang memiliki kawasan laut yang luas, namun dapat memenuhi kebutuhan air bersih melalui desalinasi. Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja sangat berpotensi untuk mengolah air laut menjadi air tawar bersih. Teknologi pervaporasi menggunakan membran dapat digunakan dalam proses desalinasi. Peneliti dari Mesir pada tahun 2015 berhasil melakukan penelitian tentang desalinasi air laut melalui metode pervaporasi menggunakan membran polimer denser nonporous dengan bahan yang murah dan mudah didapat, yaitu zeolit-selulosa asetat. Hal ini dapat menjadi acuan dalam pembangunan instalasi desalinasi di Indonesia. Teknologi ini tergolong baru, modern, ramah lingkungan, hemat energi, serta lebih murah dan lebih unggul dibandingkan dengan teknologi desalinasi yang umum digunakan yaitu reverse osmosis. Bahan baku berupa air laut sangat mudah didapatkan di 1
2 Indonesia, sehingga melalui perancangan instalasi desalinasi diharapkan masalah krisis ari bersih di Indonesia dapat diatasi. Dengan demikian, kemandirian air bersih di Indonesia dapat terwujud Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengkaji solusi alternatif dalam mengatasi krisis air bersih di Indonesia melalui proses desalinasi air laut menggunakan teknologi membran. Solusi alternatif tersebut juga diharapkan mampu mewujudkan kemandirian air bersih di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelangkaan Air Bersih di Indonesia 2
3 Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air dapat diperoleh dari air tanah, mata air, air sungai, air danau, dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air. Air yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh panas matahari. Uap tersebut kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut. Air bersih tentu sudah menjadi kebutuhan primer manusia. Kegunaannya pun banyak seperti konsumsi minum, memasak, sampai bahan wajib di industri. Air tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Itulah sebabnya PBB menetapkan hari air sedunia setiap tanggal 22 maret yang juga tertera di dalam Resolusi PBB Nomor 147/1993. Tujuannya supaya setiap orang di dunia diingatkan untuk menghargai ketersediaan air. Indonesia sendiri masih terus mengalami persoalan dalam ketersediaan air bersih. Setiap tahunnya, Banyak daerah di seluruh nusantara mengeluh kelangkaan air bersih apalagi di musim kering. Pada saat kemarau, sumber air menjadi kering dan masyarakat akan resah. Dua lembaga besar PBB UNICEF dan WHO melansir bahwa Indonesia termasuk dalam 10 negara yang sebagian penduduknya tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih. Di peringkat pertama diduduki oleh negara Tiongkok dengan jumlah penduduk yang mengalami masalah dengan ketersediaan air bersih mencapai 108 juta jiwa. Kemudian India berada di posisi kedua yang mencapai 99 juta jiwa. Nigeria di posisi ketiga 63 juta jiwa, Ethiopia 43 juta jiwa, Indonesia 39 juta jiwa, Kongo 37 juta jiwa, Bangladesh 26 juta jiwa, Tanzania 22 juta jiwa, Kenya 16 juta jiwa dan terakhir Pakistan 16 juta jiwa (waspada.co.id, 2015) Teknologi Pengolahan Air Bersih yang Sudah Digunakan di Indonesia Air bersih yang digunakan oleh warga Indonesia diantaranya adalah air sumur dan air dari PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum). PDAM merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dioperasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia. Sementara itu dalam pemenuhan kebutuhan air yang dapat dikonsumsi secara langsung, banyak perusahaan swasta atau UKM (usaha kecil dan menengah) yang menyediakan air minum melalui proses klarifikasi menggunakan membran reverse osmosis. Sejauh ini, proses desalinasi air laut masih belum ditinjau oleh pemerintah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3 aspek, yakni pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah 3
4 pengendapan, filtrasi, adsorpsi, permeasi dengan membran, pervorasi, dehumidifikasi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya Pengolahan Air Bersih oleh PDAM PDAM biasanya melakukan pengolahan air bersih secara fisika dan kimia. Secara umum, skema pengolahan air bersih tersebut ditampilkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Skema pengolahan air bersih oleh PDAM a. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air) Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air baku. Sumber air baku tersebut utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut terbawa dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb. b. Bak Prasedimentasi 4
5 Bak prasedimentasi perlu digunakan untuk sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuk bak ini hanya berupa bak sederhana berbentuk persegi. Bak ini fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke unit utama pengolahan air bersih yakni WTP. c. WTP (Water Treatment Plant) WTP (Water Treatment Plant ) adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa unit, yaitu koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. 1). Koagulasi Pada proses koagulasi ini terjadi proses kimiawi, di mana pada tahap ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai merupakan sistem koloid dengan berbagai partikel padatan terdispersi. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut atau teremulsi didalamnya. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi. selain rapid mixing, proses koagulasi dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk). 2). Flokulasi Setelah melewati tahap koagulasi, air masuk ke unit flokulasi. Tujuan tahap flokulasi adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut, misalnya adalah PAC (poly-alumunium chloride) 3). Sedimentasi Unit sedimentasi digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Saat ini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dapat digabung menjadi unit aselator. 4). Adsoprsi Sesuai dengan namanya, adsoprsi adalah metode untuk menyaring partikel-partikel tak larut menggunakan media butiran adsorben. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. 5
6 5). Desinfeksi Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan bahwa air mengandung kuman dan bakteri yang hidup, sehingga perlu ditambahkan senyawa desinfektan, misalnya menggunakan klor. Setelah diklorinasi, air bersih melalui proses ozonisasi, penyinaran UV, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir. d. Reservoir Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi atau menggunakan pompa. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung. Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA (Instalasi Pengolahan Air). Untuk menghemat biaya pembangunan, unit intake, WTP dan reservoir dapat dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke resevoir. Pada akhirnya, air bersih siap untuk didistribusikan dari reservoir melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah Teknologi Reverse Osmosis Teknologi RO banyak digunakan untuk memproduksi air minum, air untuk memasak, bahkan digunakan dalam desalinasi air laut di berbagai negara. Di Indonesia, reverse osmosis masih belum digunakan secara masif dalam proses desalinasi air laut. Reverse osmosis (Osmosis terbalik) atau RO adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ionion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul pelarut (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari pelarut berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran. a. Perbedaan Sistem Normal Osmosis dengan Reverse Osmosis 6
7 Sebuah membran semi-permeable, seperti halnya membran yang tersusun dari dinding-dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap benda-benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat mudah untuk dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil; tapi juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang mencoba melaluinya. Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air memiliki sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menjuju larutan berkonsentrasi lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan melawan proses difusi, dan akan terbentuk kesetimbangan. Gambar 2.2. Normal Osmosis Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran semipermeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang melaluinya dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas substansi-substansi lain. Gambar 2.3. Reverse Osmosis 7
8 Gambar 2.4. Skema sistem Reverse Osmosis Unit-unit bertekanan rendah biasanya mampu menghasilkan 2 15 galon per hari, dengan efisiensi besar jumlah air limbah (reject water) sebanyak 2 4 galon untuk setiap galon air murni yang dihasilkan. Kemurnian air yang dihasilkan mampu mencapai 95%. Sistem jenis ini sangat terjangkau. Unit jenis ini memerlukan pemeliharaan berupa penggantian pre dan post filter (biasanya 1 hingga 4 kali per tahun); dan penggantian membran Reverse Osmosis setiap 2 hingga 3 tahun sekali, tergantung penggunaan. Sementara itu, Sistem tekanan tinggi biasanya beroperasi pada tekanan psig, tergantung membran yang digunakan dan air yang akan diolah. Sistem ini biasanya digunakan untuk industri dan komersial dimana dibutuhkan volume yang besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi. Sistem High Pressure untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga ribuan galon air perhari dengan efisiensi 1 9 galon air limbah. Kemurnian air bisa mencapai 95%. Sistem ini lebih besar dan leih rumit dibandingkan sistem Low Pressure. 8
9 BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN Teknologi reverse osmosis (RO) banyak tersedia di Indonesia dan banyak dimanfaatkan sebagai metode dalam pengolahan air bersih. Hal yang menjadi permasalahan adalah ketersediaan air baku untuk memproduksi air bersih tersebut. Air baku (raw water) yang digunakan biasanya adalah air PDAM atau air sumur. Pada musim kemarau, kekeringan melanda berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut seharusnya menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk memanfaatkan teknologi desalinasi air laut. Indonesia memiliki kawasan laut yang lebih luas daripada kawasan darat. Ketersediaan air baku untuk proses desalinasi berupa air laut akan sangat mudah di dapat setiap saat. Namun hingga kini pemerintah Indonesia belum meninjau untuk mencanangkan instalasi desalinasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat Indonesia. Di berbagai negara seperti Jepang, Amerika, Belanda, dll. teknologi desalinasi yang banyak digunakan adalah reverse osmosis. Namun, baru-baru ini Mesir telah mengembangkan teknologi pervaporasi (gabungan proses permeasi membran dengan evaporasi) menggunakan membran zeolit-selulosa asetat dalam memurnikan air laut. Kemurnian air yang diperoleh lebih tinggi daripada menggunakan teknologi reverse osmosis. Dengan metode pervaporasi menggunakan membran zeolit-selulosa asetat tersebut, garam yang terkandung dalam air laut dapat dipisahkan hingga hampir 100%. Sementara itu, teknologi reverse osmosis hanya mencapai sekitar 95% saja, sehingga perlu dilakukan proses reverse osmosis bertahap (kurang efisien). Selain itu, dalam teknologi pervaporasi tersebut, membran zeolit-selulosa asetat yang digunakan jauh lebih murah dari membran RO. Melalui teknologi pervaporasi tersebut, Mesir mampu mengubah air Laut Merah yang memiliki kandungan garam tinggi menjadi air tawar bersih yang siap dikonsumsi. Teknologi pervaporasi menggunakan membran zeolit-selulosa asetat ini dapat menjadi solusi dan acuan bagi Indonesia untuk memproduksi air bersih berkualitas dari air laut, sehingga masalah krisis air bersih sangat mungkin untuk diatasi dan kemandirian air bersih nasional dapat terwujud Teknologi Pervaporasi Menggunakan Membran 9
10 Pervaporasi merupakan teknologi baru proses desalinasi, Pervaporasi (PV) adalah proses pemisahan suatu campuran dengan menggunakan membran, dimana terjadi perubahan fasa dari cair menjadi uap pada sisi membran yang lain. Menyaring air laut menjadi air minum memerlukan proses yang lebih panjang dibanding menyaring air sumur biasa. Tim peneliti di Universitas Alexandria, Mesir mengembangkan prosedur pemurnian air laut menggunakan teknik desalinasi yang disebut pervaporasi, dimana mampu menghilangkan garam dari air laut dan membuatnya layak minum. Letak perbedaannya, teknik pemisahan berbasis membran ini bekerja berdasarkan mekanisme difusi larutan. Membran zeolit-selulosa asetat yang dibuat secara khusus digunakan untuk menyaring partikel garam dan zat atau unsur lainnya yang berukuran besar, sehingga semua unsur tersebut hilang menguap, dan kemudian sisanya memanas, menjadi uap air, dan kembali mengental menjadi air bersih. Membran itu dapat dibuat di laboratorium manapun menggunakan bahan yang tersedia di area setempat, dan bagian penguapan dari proses tersebut tidak memerlukan listrik. Artinya, metode baru ini ekonomis dan cocok untuk daerah tanpa listrik reguler. Teknik ini tidak hanya memungkinkan berlangsungnya desalinasi air laut, tetapi juga mampu menghilangkan limbah dan unsur atau zat lainnya. Gambar 3.1. Mekanisme pervaporasi Teknologi yang diterapkan dalam penelitian ini di klaim jauh lebih baik daripada reverse osmosis, teknologi yang saat ini digunakan di Mesir dan sebagian besar negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Teknologi ini memungkinkan desalinasi air laut dengan konsentrasi garam tinggi secara efektif seperti di Laut Merah, dimana biaya desalinasi lebih mahal, namun hasilnya kurang bagus. Para peneliti yang mengerjakan proyek ini harus menyiapkan uji coba yang membuktikan kebenaran teori mereka dalam skala besar. Selain itu, ada juga isu tentang penanganan limbah yang dihasilkan dari proses teknologi Pervaporasi (PV). Kendati demikian, teknologi baru penyuling air besih ini berdampak besar pada kehidupan jutaan orang. Sekitar 750 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum bersih, sebuah 10
11 masalah yang menyebabkan kematian sekitar orang setiap tahunnya. Selain untuk menyaring air laut, teknologi baru desalinasi dengan pervaporasi juga dapat digunakan dalam proses pemurnian etanol. Membran yang dipakai diantaranya adalah polyether sulfone-biopolimer. Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemurnian etanol yang selama ini menggunakan teknologi destilasi yang cukup rumit dan memakan cost produksi yang tinggi kini dapat digantikan dengan sebuah alat mungil yang disebut sebagai membran pervaporasi. Karena dengan menggunakan teknologi pervaporasi dapat memisahkan semua campuran uap-cair dengan berbagai konsentrasi. Dalam teknik pervaporasi ini uap air akan melewati membran. Sedangkan bioetanol ditolak karena membran tidak berpori. Pori itu diibaratkan pintu, karena membran tak berpori, terowongan itu tanpa pintu keluar. Dampaknya bioetanol tak dapat melewatinya. Hanya gas yang bisa menerobos. Untuk meningkatkan kadar etanol, teknologi membran lebih efektif. Bandingkan dengan cara konvensional berupa destilasi dan dehidrasi. Oleh karena itu teknologi pervaporasi dapat menjadi pilihan dalam proses pemurnian etanol selain proses desalinasi. Pervaporasi merupakan proses dua-langkah yang sederhana. Langkah pertama melibatkan penapisan (flitering) cairan melalui membran keramik ataupun polimerik. Langkah ke dua mencakup penguapan dan pengumpulan air hasil pengembunannya. Proses pervaporasi lebih cepat, lebih bersih dan lebih berdayaguna dalam penggunaan energi jika dibandingkan dengan cara konvensinal, terutama karena panas yang digunakan pada tahap penguapan tidak harus dibangkitkan dengan menggunakan listrik. Sebetulnya pervaporasi bukanlah hal baru dan sudah digunakan bertahuntahun. Bedanya, membran yang digunakan dalam langkah pertama selama ini harganya lebih mahal dan lebih rumit pembuatannya. Terobosan dalam penelitian ini dalah temuan membran baru yang bersifat menarik garam karena disisipkan dengan bubuk asetat selulosa di langkah pertama proses pervaporasinya. Bubuk selulosa asetat adalah serat yang berasal dari bubur kayu sehingga membran ini jauh lebih murah dibandingkan membran reverse osmosis, serta mudah dibuat di laboratorium manapun. Membran tersebut cepat mentawarkan air laut dengan kandungan garam yang tinggi dan memurnikannya bahkan air laut yang sangat tercemar. Metode pervaporasi dengan membran tersebut juiga mampu menangkap bahan pencemar dan kristal-kristal garam untuk mengurangi polusi di lingkungan sekitarnya. Membran tersebut juga dapat dipakai di tempat yang sangat terpencil dan menggunakan panas dari api untuk proses evaporasi/menguapkan air. 11
12 Gambar 3.2. Membran zeolit-selulosa asetat yang digunakan dalam pervaporasi air laut 3.3. Kondisi Operasi Optimal Proses Pervaporasi Air Laut Berdasarkan jurnal internasional tentang desalinasi berjudul Desalination of simulated seawater by purge-air pervaporation using an innovative fabricated membrane oleh Ahmed El-Shafei tahun 2015, membran polimer inovatif yang telah diciptakan dapat menghilangkan garam dari air laut dengan konsentrasi garam yang sangat tinggi dan menghasilkan fluks permeat tinggi. Rejeksi/pemisahan garam sangat tinggi, yaitu mencapai 99,7% (% SR) melalui pervaporasi satu tahap dengan pembersihan udara sebagai backflush. Sebuah metode dibangun untuk melakukan percobaan desalinasi. Parameter yang ditinjau adalah konsentrasi awal larutan garam (Ci), suhu pervaporasi (TPV), fluks air (J), % SR, faktor pemisahan, dan indeks pemisahan pervaporasi. Membran disiapkan melalui teknik fase-inversi. Secara khusus, larutan casting diformulasikan setelah membran telah dilakukan serangkaian proses pasca perawatan. Hasil jurnal teersebut menegaskan bahwa salinitas pervaporasi independen dari Ci (semua% SR di atas 99,7). Hasil terbaik dicapai pada TPV = 70 C, di mana fluks (J) bervariasi antara 5,97-3,45 L/m 2.h, dengan umpan memiliki konsentrasi garam Ci = g NaCl/l. Morfologi membran dibuat menjadi asimetris. Sudut kontak membran yang beragam membuat membran menjadi super-hidrofilik. Sehingga air murni mengalir menuju aliran permeat dengan laju alir yang tinggi. 12
13 Gambar 3.3. Skema proses pervorasi Proses pervaporasi dengan membran zeolit-selulosa asetat merupakan terobosan modern yang ramah lingkungan dan hemat energi. Sumber panas untuk proses evaporasi dapat dilakukan dengan pemanasan menggunakan panas matahari, api, atau listrik. Proses ini juga memiliki waktu proses yang lebih singkat untuk hasil yang jauh lebih baik daripada metode desalinasi lainnya. Diharapkan suatu saat teknologi ini dapat dikembangkan di Indonesia, sehingga permasalahan air bersih dapat teratasi dan kemandirian air bersih nasional dapat terwujud. BAB IV KESIMPULAN Teknologi desalinasi air laut merupakan solusi terbaik dalam mengatasi masalah krisis air bersih di Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kawasan laut yang luas, sehingga ketersediaan air baku (raw water) untuk proses produksi air bersih sangat mudah diperoleh kapan saja. Teknologi terbaru dan terbaik dalam proses desalinasi air laut adalah teknologi pervaporasi menggunakan membran zeolit-selulosa asetat. Teknologi ini menggabungkan proses evaporasi dan permeasi membran. Teknologi ini dapat menghasilkan air tawar bersih dengan kemurniah hampir 100% dengan cepat. Teknologi ini juga jauh lebih murah dari teknologi reverse osmosis, ramah lingkungan dan bahkan dapat dioperasikan tanpa penggunaan listrik. Kondisi operasi optimal untuk proses pervaporasi menggunakan membran zeolit-selulosa asetat adalah pada temperatur 70 o C dengan konsentrasi garam pada air baku g NaCl. Instalasi desalinasi pervaporasi dapat dipasang di berbagai pesisir dan pulau-pulau terpencil di Indonesia. Melalui teknologi ini, diharapkan Indonesia terbebas dari masalah krisis air bersih dan kemandirian air bersih nasional dapat terwujud. 13
14 DAFTAR PUSTAKA El-Shafei, Ahmed Desalination of simulated seawater by purge-air pervaporation using an innovative fabricated membrane. International journal of Water Science and Technology. Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul WIB Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul WIB Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul WIB Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul WIB mageservice.svc/imageservice/articleimage/2015/ta/c4ta06573e/c4ta0 6573e-f1_hi-res.gif Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul WIB Diakses pada tanggal 13 Maret 2016 pukul WIB 14
UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5
UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah
Lebih terperinciTEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD
TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan dasar bagi sebuah unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ketersediaan dan kualitas air sangat menentukan terhadap pemilihan lokasi
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PDAM Tirta Tarum yang beralamat di Jl. Surotokunto No. 205 kabupaten Karawang Provinsi
Lebih terperinciSumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan
Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PENYEDIAAN AIR SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Oleh : Mardayeli Danhas, ST, M. Si Staf Bidang Bina Teknik Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan
PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi
Lebih terperinciCV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E
CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E PENDAHULUAN PROFIL PERUSAHAAN VISI & MISI PRODUK UNGGULAN: WTP PRODUK UNGGULAN: RO Surat Izin Perdagangan ( SIUP ) Nomor : 503/SIUP.K/2701/KPPT/2012
Lebih terperinciThe water softening proses
Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.
Lebih terperinciPERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK
TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila
Lebih terperinciSISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM
SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM Sistem pengbolahan air minum kemasan dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciKarakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017
Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi
PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN LENGKAP Dilaksanakan pada air permukaan, air sungai), Diperlukan unt menjernihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciREVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)
REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) Asti Sawitri (208 700 573) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2011 A. Membran Reverse Osmosis (RO) Membran RO dibuat dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air bersih dan air murni merupakan bahan yang semakin penting dan juga langka dengan semakin majunya IPTEK, masyarakat dan peradaban industri. Sebaliknya berkat perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi. Menurut Triatmodjo (2008) Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekarang ini dunia dihadapkan pada krisis air bersih. Sumber daya air yang tersedia tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih di beberapa negara. Selama lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi membran telah banyak digunakan dalam berbagai proses pemisahan dan pemekatan karena berbagai keunggulan yang dimilikinya, antara lain pemisahannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan dan perindustrian air bersih bagi masyarakat umum.
Lebih terperinciPengaruh Suhu dan Tekanan Tangki Destilasi terhadap Kinerja Permeasi Uap dengan Membran Keramik dalam Pemurnian Larutan Etanol-Air
Pengaruh Suhu dan Tekanan Tangki Destilasi terhadap Kinerja Permeasi Uap dengan Membran Keramik dalam Pemurnian Larutan Etanol-Air Misri Gozan 1, Said Zul Amraini 2 Alief Nasrullah Pramana 1 1 Departemen
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025
ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025 Atik Wahyuni 1, Junianto 2. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Internasional Batam Jl. Gajah Mada, Baloi
Lebih terperinciTeknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014
5. Teknik Bioseparasi Dina Wahyu Genap/ March 2014 Outline Chemical Reaction Engineering 1 2 3 4 5 6 7 Pendahuluan mempelajari ruang lingkup teknik bioseparasi dan teknik cel disruption Teknik Pemisahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sekarang dimana-mana terjadi krisis air akibat pencemaran dan siklus cuaca yang tak menentu
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA
PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA Adhie Wisnu Pratama 1*, Juli Nurdiana 2, Ika Meicahayanti
Lebih terperinciSTUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH
STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH RENNY AIDATUL AZFAH Dosen Pembimbing: Ir. EDDY S. SOEDJONO, Dipl.SE, M,Sc, Ph.D 1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA
BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Oleh : Ir. Tano Baya Ir. Tatit Palgunadi Camelia Indah Murniwati, ST Bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Sungai dan Klasifikasi Sungai Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai adalah jalur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol merupakan salah satu bahan kimia penting karena memiliki manfaat sangat luas antara lain sebagai pelarut, bahan bakar cair, bahan desinfektan, bahan baku industri,
Lebih terperinciEVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA
EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1 1. Keberadaan air yang terdapat di permukaan bumi jumlahnya... tetap semakin berkurang semakin bertambah selalu berubah-ubah
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle
PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP)
Lebih terperinciPENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM 1 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Page 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah air bersih tentunya bukan persoalan teknis semata, tetapi mesti dilihat bagaimana keberpihakan negara ini untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Masyarakat
Lebih terperinciSUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR
SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR PEGUNUNGAN udara bersih, bebas polusi air hujan mengandung CO 2, O 2, N 2, debu & partikel dr atmosfer AIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,
Lebih terperinciPROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG
PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA disusun oleh : ERVANDO TOMMY AL-HANIF 21080113140081 FAKULTAS TEKNIK SEMARANG 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Air merupakan senyawa kimia yang berbentuk cair, sehingga sangat fleksibel oleh makhluk hidup sebagai media transportasi makanan di dalam tubuhnya (Bambang, 2011). Fungsi
Lebih terperinciPROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS
PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS (Instalasi Pengolahahan Air Laut Sederhana): Transformasi Air Laut Menjadi Air Tawar dengan Pemisahan Elektron Cl - Menggunakan Variasi Batu Zeolit sebagai Upaya Penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: E-ISSN:
PENGOLAHAN AIR TANAH ARTESIS MENJADI AIR LAYAK MINUM DI DESA BURUK BAKUL Hikmatul Amri* 1, Syaiful Amri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis e-mail: hikmatul_amri@polbeng.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang di manfaatkan sebagai
Lebih terperinciAnalisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)
Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Padatan (solid) merupakan segala sesuatu bahan selain air itu sendiri. Zat padat dalam air ditemui 2 kelompok zat yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air tanpa air tidak ada kehidupan. Kebutuhan air menyangkut dua hal: (1) air untuk
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN
BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN DALAM PRESPEKTIF AGRO INDUSTRI
Deskripsi Perkuliahan KIMIA TERAPAN DALAM PRESPEKTIF AGRO INDUSTRI Mata kuliah ini bertujuan membangun pemahaman dasar tentang berbagai aplikasi kimia dalam agroindustri. Setelah mengikuti perkuliahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Air merupakan kebutuan yang sangat vital bagi manusia. Air yang layak diminum,
Lebih terperinciPemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi
Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam yang penting bagi semua mahluk hidup. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari
Lebih terperinciGAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG
GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciSifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm
Sifat fisika air Rumus molekul Massa molar Volume molar Kerapatan pada fasa Titik Leleh Titik didih Titik Beku Titik triple Kalor jenis Air H 2 O 18.02 g/mol 55,5 mol/ L 1000 kg/m 3, liquid 917 kg/m 3,
Lebih terperinciDIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3
DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].
BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun
Lebih terperinciBAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det
Evaluasi Pengolahan Air Minum Eksisting Kapasitas 2 L/det BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 2 L/det V.1. Umum Pelayanan air bersih di Kota Kendari diawali pada tahun 1928 (zaman Hindia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciPerancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai
Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,
Lebih terperinciAIR BERSIH DAN AIR MINUM FILTRASI
AIR BERSIH DAN AIR MINUM FILTRASI Kompleks Pinus Asri Jl. Lidah Harapan 7 Blok G no. 2A Surabaya, Jawa Timur 081 252 777 363 (031) 7521 808 21EABBC3 www.belangaanaknegeri.com info@belangaanaknegeri.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Sumber Air Bersih Secara umum terdapat lima sumber air yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari hari kita diantaranya : 1. Air hujan, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciKombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi
Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Unjuk Kerja Pervaporasi Unjuk kerja pemisahan dengan pervaporasi dapat dilihat dari nilai fluks dan selektivitas pemisahan. Membran yang digunakan adalah membran selulosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Lebih terperinciUJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA
UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Hamimal Mustafa R 1), Nurina Fitriani 2) dan Nieke Karnaningroem 3) 1) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya
Lebih terperinci12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg
Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Penjernihan air adalah proses menghilangkan/mengurangi kandungan/campuran
Lebih terperinciPENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*)
PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk
Lebih terperinci