BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Peramalan Dalam melakukan peramalan (forecasting) terdapat dua metode yang biasa digunakan yaitu metode peramalan kuantitatif dan metode peramalan kualitatif. Dimana metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan menjadi : a. Metode Time series Metode ini dalam melakukan peramalan didasarkan pada nilai suatu variabel masa lalu dengan tujuan untuk menentukan pola dari data-data masa lalu, yang kemudian diektrapolasi pada masa mendatang. Kelompok metode ini adalah metode Box Jenkins, metode Smooting, metode Proyeksi dengan regresi. b. Metode Kausal Dimana suatu variabel diramalkan berdasarkan hubungan dengan variabel lain yang diperkirakan mempengaruhi dalam penentuan pada masa yang akan datang. Kelompok metode ini adalah metode Regresi, model Ekonometri, dan model Input Output. Peramalan terhadap kebutuhan bahan bakar minyak solar tahun 2007 merupakan pemanfaatan informasi (data) yang ada pada saat ini dan masa lalu yaitu data

2 11 pemakaian bahan bakar minyak solar tahun 2005 dan Informasi (data) ini yang dipakai sebagai panduan perencanaan kebutuhan dimasa yang akan datang dalam usaha untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Metode peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut : 1. Tersedianya informasi tentang masa lalu. 2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data numerik. 3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. Pola data pada metode peramalan kuantitatif ada empat yaitu : 1. Pola Horisontal (H), terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai ratarata yang konstan. Deret seperti itu, stationer terhadap nilai rata-ratanya. 2. Pola Musiman (S), terjadi bilamana deret dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti kuartal tahun tertentu, bulanan, harian pada minggu tertentu. 3. Pola Siklik (C), terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. 4. Pola Trend (T), terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data Metode Smooting (Pemulusan) Metode smooting (pemulusan) dibagi menjadi dua bagian yaitu Averaging methods (rata-rata) dan Metoda eksponensial smooting.

3 12 Averaging methods terdiri dari mean (rata-rata sederhana), Single Moving Average (bergerak tunggal), dan Double Moving Average (Bergerak ganda). Averaging methods dipakai apabila : 1. Kondisi setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya. 2. Tidak semua data masa lalu dapat mewakili asumsi pola data berlanjut terus dimasa yang akan datang, maka dapat dipilih sejumlah periode tertentu saja, misalnya 6 periode. 3. Perioda yang relevan adalah n perioda terakhir, maka rata-rata dapat dihitung dengan n perioda yang berbeda. Perataan ini disebut dengan Moving Average. 4. Datanya stationer, Single Moving Average cukup baik untuk meramalkan keadaan. 5. Ternyata data tidak stationer, mengandung pola trend, maka dilakukan Moving Average pada hasil Single Moving Average, yang dinamakan Moving Averages with Linear Trend. 6. Peramalan jangka pendek Metode Peramalan Moving Average Metode moving average diperoleh melalui penjumlahan dan pencarian nilai ratarata dari sejumlah periode tertentu, setiap kali menghilangkan nilai terlama dan menambah nilai baru.

4 13 Moving Average : Ft () = t i= 1 x() i m dimana i = t-m+1,., sampai t Keterangan Notasi : f (t+h) = F(t) x(t) : Actual (historical) data dalam waktu t, t = 1,...,n F(t), F'(t) : The smoothing or derived value dalam waktu t. f (t+h) m : Peramalan untuk waktu t+h dimana, h adalah periode masa datang. : Panjang periode moving average. Contoh perhitungan dengan peramalan Moving Average sebagai berikut : Diketahui : Peramalan dengan menggunakan panjang periode (m) = 3 bulan, h = 1 bulan, maka forcasting untuk kebutuhan bbm dibulan ke 4 adalah sebagai berikut : Ft () = t i= 1 x() i m = = = f (t+h) = F(t) f (4) = maka berdasarkan peramalan dengan Moving Average kebutuhan bbm dibulan ke 4 diharapkan adalah sebesar Liter Dalam mengatasi adanya trend dalam data yang dipergunakan maka untuk mengurangi kesalahan sistematis yang terjadi bila rata-rata bergerak dipakai pada data berkecenderungan (trend) maka dikembangkanlah metode rata-rata bergerak

5 14 linear (Moving Averages with Linear Trend) yang dalam hal ini memiliki persamaan sebagai berikut : Ft () = t i= 1 x() i m, dimana i = t-m+1,., sampai t dan a = 6 2 ( 1) m m F'(t) = F'(t-1) + a [(m-1)x(t) + (m+1)x(t-m) - 2m F(t-1)] (m-1) f(t+h) = F(t) + F'(t) [ +h] 2 Contoh perhitungan dengan peramalan Moving Averages with Linear Trend sebagai berikut : Peramalan dengan menggunakan panjang periode (m) = 3 bulan, h = 1 bulan, maka forcasting untuk kebutuhan bbm dibulan ke 4 adalah sebagai berikut : F(3) = t i= 1 x() i m = = = F(3) = F'(t-1)+ a[(m-1)xt+ (m+1)x(t-m) 2mF(t-1) = (m-1) f(t+h) = F(t) + F'(t) [ +h] 2 = = maka berdasarkan peramalan dengan Moving Average kebutuhan bbm dibulan ke 4 diharapkan adalah sebesar Liter

6 Ukuran Ketepatan Peramalan. Dalam mengukur ketepatan peramalan dapat diukur dengan melakukan perhitungan statistik standart dan statistik relative, Perhitungan dalam pengukuran ketepatan peramalan digunakan Mean Error (ME), MAD (Mean Absolute Deviation), MSE (Mean Square Error), dan SSE (Sum of Squared Error). Dengan persamaan sebagai berikut : 1. Mean Error (ME) n et () ME =, dimana e(t) = x(t) F(t) n t= 1 2. MAD (Mean Absolute Deviation) n MAD = t= 1 et () n 3. MSE (Mean Square Error) n MSE = t= 1 [ et ()] 2 4. SSE (Sum of Squared Error) n n SSE = e() t t= 1 2 Dari beberapa ukuran statistik standard yang digunakan dalam mengukur ketepatan peramalan maka dapat diketahui untuk nilai MAD, MSE, ME semakin rendah maka peramalan akan semakin baik (mendekati data aktual). Tetapi nilai

7 16 terendah tidak memberikan indikasi seberapa baik metode peramalan yang digunakan dibandingkan dengan metode lainnya. 2.2 Pengendalian Persediaan (Inventory Control) Persediaan (inventory) adalah sumber daya yang disimpan untuk memenuhi permintaan saat ini dan yang akan datang. Setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan, pengecer selalu menyediakan dagangannya, rumah sakit menyimpan darah dan obat, bank menyiapkan uang kas bahkan ibu rumah tangga punya aneka persediaan. Ada banyak bentuk persediaan, diantaranya bahan mentah, bahan dalam proses, perlengkapan dalam operasi dan perawatan, serta barang jadi. Ada banyak alasan mengapa perusahaan punya persediaan. Pertama, untuk memenuhi permintaan konsumen yang telah diramalkan, karena permintaan tidak diketahui dengan pasti, dapat dimiliki persediaan tambahan yang dinamakan safety or buffer stock untuk memenuhi lonjakan permintaan yang diramalkan. Faktor musim, seperti perayaan besar (Lebaran, Natal, Tahun baru) sangat berpengaruh terhadap gejolak permintaan. Dengan demikian safety stock dapat menghindari stock out atau shortage. Kedua, untuk mendapatkan potongan harga jika membeli dalam jumlah banyak. Ketiga, untuk menghindari risiko akibat kenaikan harga. Keempat, persediaan material dapat menjaga kelancaran produksi karena dapat menghindari stock out jika terjadi keterlambatan pengiriman, kerusuhan massa atau bencana alam.

8 17 Pengendalian persediaan adalah pengendalian terhadap semua barang yang dimiliki oleh perusahaan dan dipakai dalam proses produksi maupun berupa produkproduk jasa. Pada dasarnya persediaan bahan baku atau material haruslah disediakan sebanyak mungkin guna mendukung berlangsungnya proses produksi dengan lancar akan tetapi, dengan adanya persediaan bahan baku/material yang besar akan memberikan konsekuensi terhadap biaya atau modal yang harus ditanggung sehingga perlu adanya pengendalian antara jumlah modal dengan jumlah dan jenis bahan/ material yang disimpan dan pada kenyataannya dalam hal persediaan ada dua masalah utama yang harus diperhatikan yaitu berupa besar jumlah minimum suku cadang yang harus disediakan dan berapa jumlah maksimumnya Biaya Persediaan. Biaya yang terkait dengan persediaan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu carrying or holding costs, Ordering costss, dan shortage cost. Gabungan unsur-unsur biaya persediaan ini berhubungan secara non linear dengan jumlah persediaan, sehingga dapat mendapatkan jumlah persediaan yang menghasilkan biaya persediaan terendah. Carrying cost adalah biaya untuk memiliki dan menyimpan persediaan selama periode tertentu. Biaya ini berhubungan positif dengan jumlah persediaan dan terkadang dengan waktu penyimpanan. Termasuk dalam kelompok ini adalah bunga atas dana yang ditanamkan dalam persediaan, sewa gudang, penyusutan. Carrying cost dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu : Pertama, yang paling sering adalah

9 18 menyatakannya dalam rupiah per unit persediaan per periode waktu. Kedua, dinyatakan sebagai persentase tertentu dari nilai persediaan, biasanya antara 10-15%. Ordering costs adalah biaya yang berhubungan dengan penambahan persediaan yang dimiliki. Biaya ini biasanya dinyatakan dalam rupiah per pesanan dan tidak terkait dengan volume pesanan. Jadi Ordering costs berhubungan positif dengan frekuensi persediaan. Termasuk kelompok ini adalah biaya pengiriman, pesanan beli, inspeksi penerimaan dan pencatatan. Ordering costs biasanya berhubungan terbalik dengan carrying cost. Jika volume pesanan bertambah, frekuensi pesanan berkurang sehingga mengurangi Ordering costs, sementara itu, bertambahnya volume pesanan menyebabkan bertambahnya baik persediaan maupun carrying cost. Sehingga dapat dikatakan bahwa jika volume pesanan bertambah, ordering costs berkurang tetapi carrying costs bertambah. Shortage or stockout costs terjadi apabila permintaan tidak dapat dipenuhi karena kekosongan persediaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah ketidakpuasan konsumen dan potensi keuntungan yang tidak terealisasi. Sangat sulit memperkirakan shortage costs, sebagai gantinya dilakukan perkiraan subjektif. Shortage costs berhubungan terbalik dengan carrying costs. Jika persediaan bertambah, carrying cost bertambah sementara shortage costs berkurang.

10 Model Persediaan Melalui inventory model penyederhanaan masalah persediaan dalam realitas yang rumit akan dapat menjawab dua hal penting, yaitu berapa banyak harus dipesan dan kapan (berapa kali) memesan sehingga biaya persediaan dapat diminimkan. Model Basic Economic Order Quantity merupakan dasar bagi pengembangan model persediaan yang lain, melalui pelepasan satu demi satu asumsinya. Dimana model ini diturunkan dengan menggunakan beberapa asumsi yaitu : a. Permintaan diketahui secara pasti dan konstan. b. Tidak ada shortage (Kekosongan persediaan) c. Lead time (waktu antara penempatan pesanan dan penerimaannya) diketahui dan konstan. d. Sekali pesan sekali terima. e. Tidak ada potongan harga dan ordering cost konstan. Siklus pengendalian persediaan yang sesuai dengan asumsi model ini dimana suatu volume pesanan (Q), diterima dan digunakan pada tingkat yang konstan. Jika persediaan berkurang sampai reorder point (R), persanan berikutnya segera ditempatkan jadi tidak perlu menunggu persediaan habis karena penyerahan barang butuh waktu selama waktu tenggang (Lead Time). Setiap pesanan diterima seluruhnya sekali pada saat persediaan habis, sehingga tidak ada stockout. Siklus ini berulang dengan volume pesanan, lead time, reorder point yang sama.

11 20 Gambar Siklus model Basic Economic Order Quantity (EOQ) Perumusan Basic Economic Order Quantity (EOQ) dengan variabel-variabel sebagai berikut : Q = Jumlah pemesanan optimal C = Cost per sekali pesan. R = Demand atas product (annual) P = Cost pembelian per satuan unit product F = Holding cost faktor ; faktor biaya pembelian digunakan untuk biaya penyimpanan biasanya diasumsikan 10-15% H = Holding cost per unit product per tahun (H= PF) Total carrying cost adalah perkalian antara carrying cost per unit per periode waktu (H) dengan rata-rata persediaan yang dimiliki. Karena permintaan konstan maka dapat dirumuskan total carrying cost adalah : Total carrying cost = PFQ 2 atau 2 H

12 21 Total ordering cost adalah perkalian antara ordering cost per pesanan (C) dengan frekuensi persamaan per periode waktu yang diamati (bulan/tahun). Karena permintaan diketahui dengan pasti dan konstan (D) maka dapat dirumuskan untuk Total ordering cost adalah : Total ordering cost = CR Q Karena diasumsikan tidak ada shortage (tidak ada biaya shortage) Total inventory cost (TC) adalah gabungan dari total carrying cost dan Total ordering cost dimana Volume pesanan optimum yaitu memberikan biaya inventory terendah dapat diperoleh dengan menggunakan aturan derivative dari suatu fungsi : Total Cost = Order Cost + Holding Cost, CR PFQ dengan persamaan : TC( Q) = + Q 2 Total Cost (TC) akan minimum jika first derivativenya terhadap volume pesanan disamakan dengan 0 (nol). dtc( Q) d CR PFQ PF CR = PR + + = 0, Hasil deferensiasi diperoleh : = 0 2 dq dq Q 2 2 Q Dan untuk persamaan volume pesanan optimum adalah : Q = 2 2 CR PF 2CR 2CR Q = = PF H

13 22 Jika volume pesanan optimum itu disubstitusikan pada fungsi biaya persediaan, dihasilkan biaya persediaan yang terendah. Pemesanan kembali (reorder point) adalah volume persediaan dimana pesanan baru akan ditempatkan atau jumlah permintaan selama periode lead time. ROP (Re-order Point) = Demand during lead time + Safety Stock Dimana : - Demand during lead time = Lead time x Demand per hari - Safety stock = % x Demand during lead time Frekuensi pemesanan (order) per tahun untuk pemenuhan kebutuhan material/bahan baku adalah : f R = dimana ; f = Frekuensi pesanan (order) ; R = Demand per tahun. Q dan Q = Jumlah pemesanan optimal Reorder point tidak ada kaitannya dengan volume pesanan optimum maupun biaya persediaan. 2.3 Metode Antrian Antrian adalah aktivitas menunggu untuk melakukan aktivitas atau dilayani. Sedang teori tentang antrian dapat diartikan sebagai teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan, menunggu dalam formasi baris merupakan suatu yang sering kita jumpai dilingkungan kita, apalagi bila fasilitas pelayanan tidak mampu melayani kebutuhan yang ada.

14 23 Pada kondisi umum kita selalu menghendaki agar jumlah fasilitas pelayanan dapat melayani kapasitas antrian, akan tetapi biaya untuk menyediakan fasilitas pelayanan merupakan masalah yang harus dipertimbangkan. Keputusan masalah ini menjadi penting karena apabila pelayanan terlalu banyak maka akan memerlukan biaya yang besar, sebaliknya jika kapasitas pelayanan kurang maka akan terjadi baris penungguan dalam waktu yang lama dan akan menimbulakan ongkos baru. Dengan penjelasan diatas maka yang menjadi tujuan dalam teori antrian adalah mencapai keseimbangan antara ongkos pelayanan dengan ongkos yang disebabkan karena terjadinya antrian Sistem Antrian Proses yang terjadi pada model antrian dapat dilihat dalam sketsa berikut ; Sumber Kedatangan (input) Antrian Fasilitas Pelayanan Gambar Komponen proses antrian. Keluaran (output) - Kedatangan yang akan membutuhkan pelayanan dibangkitkan oleh input (proses input) yang meliputi sumber kedatangan (calling population), dan cara terjadinya kedatangan pada umumnya merupakan proses random. - Memasuki sistem antrian dan masuk dalam antrian, Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu antrian lain yang

15 24 penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. - Pada saat salah satu yang terdapat dalam antrian dipilih untuk mendapat pelayanan (sesuai dengan aturan yang digunakan). - Setelah mendapat pelayanan akan langsung meninggalkan sistem antrian (output). Dalam sistem antrian tingkat kedatangan (input) dan tingkat pelayanan perlu diperhatikan, dengan ditunjukkan oleh suatu distribusi kedatangan dan pelayanan untuk menunjukkan situasi kedatangan dan pelayanan. Selain pola kedatangan dan pelayanan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan model antrian : a. Disiplin Pelayanan Penentuan siapa yang dilayani mengikuti aturan tertentu yang telah ditentukan yang disebut dengan disiplin antrian, yaitu : - FCFS (First Come First Served) - LCFS (Last Come First Served) - SIRO (Service In Random Order) - Pelayanan tidak mempedulikan siapa yang datang pertama atau terakhir. Pelayanan seperi ini, biasanya terdapat pada sistem pelayanan yang terkendali dengan baik. - Prioritas, dimana yang mendapat prioritas tinggi akan dilayani terlebih dahulu. b. Desain Fasilitas Desain fasilitas dalam sistem antrian terdiri dari : - Jumlah fasilitas

16 25 - Semakin banyak jumlah pelayanan, semakin banyak yang dapat dilayani. - Beberapa jenis pelayanan : Satu antrian, satu pelayanan. Satu antrian, pelayanan paralel. Beberapa antrian, satu pelayanan. Beberapa antrian, pelayanan paralel. Satu antrian, pelayanan seri. c. Ukuran Fasilitas Dalam sistem antrian ukuran antrian berkenaan dengan kapasitas sistem dapat dibedakan menjadi dua ; - Terbatas Bila jumlah kedatangan yang ada dalam antrian dan yang sedang dilayani dibatasi, karena sistem tidak cukup menampung antrian yang terlalu banyak dan sedang dilayani. - Tidak Terbatas Bila sistem mampu menampung dalam jumlah yang tidak terbatas, kedatangan yang terdapat dalam sistem antrian dan yang sedang dilayani Distribusi Kedatangan Model antrian adalah model probabilistik (stochastic) karena unsure-unsur tertentu proses antrian yang dimasukkan dalam model adalah variabel random. Variabel random ini sering digambarkan dengan distribusi probabilitas.

17 26 Baik kedatangan maupun waktu pelayanan dalam suatu proses antrian pada umumnya dinyatakan sebagai variabel random. Asumsi yang digunakan biasanya berkaitan dengan distribusi kedatangan (banyak kedatangan per unit waktu) adalah distribusi Poisson. Rumus umum distribusi Poisson adalah : x e λ λ Px ( ) =, x! dimana : x P(x) λ : Banyaknya kedatangan : Probabilita kedatangan : Rata-rata tingkat kedatangan e : Dasar logaritma natural, yaitu x! : x (x-1) (x-2)... 1 ( dibaca x factorial) Distribusi Poisson adalah distribusi diskrit dengan rata-rata sama dengan varians.suatu cirri menarik dari proses Poisson adalah bahwa jika banyaknya kedatangan per satuan waktu mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata tingkat kedatangan λ, maka waktu antar kedatangan (inter arrival time) akan mengikuti distribusi exsponential negative dengan rata-rata 1/ λ Distribusi Waktu Pelayanan Waktu pelayanan dalam proses antrian dapat juga sesuai dengan salah satu bentuk distribusi probabilitas. Asumsi yang biasa digunakan bagi distrbusi waktu pelayanan adalah distrbusi eksponential negatif. Sehingga jika waktu pelayanan mengikuti

18 27 distribusi eksponensial negatif, maka tingkat pelayanan mengikuti distribusi Poisson. Rumus umum density fuction probabilitas eksponensial negative adalah : f () t = μe μt, dimana : f () t = Probabilitas yang berhubungan dengan t t : Waktu pelayanan. μ : Rata-rata tingkat pelayanan 1/ μ : Rata-rata waktu pelayanan e : Dasar logaritma natural, yaitu Notasi Kendall Terdapat banyak variasi yang mungkin dari model antrian. Ciri-ciri dari masingmasing model akan diringkas dalam notasi kendall yang diperluas. Notasi tersebut dituliskan : [ a / b / c / d / e / f ] Notasi Kendal yang awalnya adalah : : [ a / b / c ] Keterngan : a : Distribusi kedatangan b : Distribusi keberangkatan atau waktu pelayanan. Untuk a dan b, M menunjukkan Poisson, Ek menunjukkan Erlang dan D menunjukkan deterministik atau konstan. c : Banyaknya pelayanan parallel d : Disiplin antri, seperti FCFS, LCFS, Prioritas, dan random

19 28 e f : Jumlah maksimum pengantri dalam sistem ( antri dan dilayani) : Jumlah sumber kedatangan. Jika tiga dari notasi Kendall yang diperluas tak disebutkan berarti : [. /. / FCFS / / ] artinya disiplin antri FCFS, jumlah maksimum pengantri dalam sistem tak terbatas dan jumlah sumber kedatangan tak terbatas Model Antrian Satu Saluran Satu Tahap [M/M/1] Pada model jenis pelayanan satu antrian, satu pelayanan kedatangan dan keberangkatan mengikuti distribusi Poisson dengan tingkat 1 dan μ, terdapat satu pelayanan, kapasitas pelayanan dan sumber kedatangan tak terbatas. Ini merupakan model antrian yang paling sederhana Untuk menentukan operating characteristics atau cirri-ciri operasi, dapat dilakukan dengan mudah setelah diperoleh probabilitas n pengantri dalam sistem, Pn. Melalui penurunan matematik dalam kondisi steady state dapat ditunjukkan bahwa : P n = (1-R) R n, dimana R adalah utility faktor or traffic intensity, R = λ 1 dan n = 0, 1, 2, 3, μ Bertolak dari rumus diatas dapat diperoleh cirri-ciri operasi lain seperti : - Probabilitas terdapat k atau lebih pengantri dalam sistem adalah : P = n k R k - Rata-rata banyaknya pengantri dalam sistem (L) : R L = np = R n n= 0 1

20 29 - Rata-rata banyaknya pengantri yang sedang antri (L q ) : L q 2 R = 1 R - Rata-rata waktu menunggu dalam sistem (W) : W 1 = μ λ - Rata-rata waktu antri (W q ) : W q λ = μ( μ λ) - Proporsi waktu nganggur pelayan (P o ) : P o atau I = 1-R Keterangan notasi : λ = Rata-rata tingkat kedatangan μ = Rata-rata tngkat pelayanan Kondisi Sistem Antrian Tujuan utama analisis kondisi antrian adalah mengukur kinerja sistem antrian untuk mengevaluasi sistem sebenarnya. Karena sistem antrian berjalan sesuai dengan fungsi waktu, maka sebelum menganalisa perlu diputuskan dalam kondisi yang bagaimana sistem tersebut berjalan. a. Transientt state Sistem berjalan dalam kondisi transient, bila sistem berjalan berdasarkan waktu. Sistem antrian dengan kombinasi kedatangan dan kepergian, setelah dilayani pada mulanya akan berjalan dibawah kondisi transient dan secara bertahap akan meraih kondisi steady. Bila suatu sistem itu berjalan akan semakin panjang antrian yang terjadi. Padahal antrian itu sendiri tidak dapat berubah.

21 30 b. Steady state Dalam menganalisa sistem antrian, diambil asumsi bahwa sistem harus berjalan dalam kondisi steady bukan dalam kondisi transient, oleh karena itu laju kedatangan kendaraan harus lebih kecil dari laju pelayanan agar tidak menimbulkan antrian lebih panjang seiring bertambahnya waktu. Penyelesaian sistem dalam kondisi transient akan menjadi kompleks.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data aktual konsumsi bahan bakar minyak solar oleh alat-alat berat dan produksi yang dipergunakan PT. Pamapersada Nusantara adalah data konsumsi bahan bakar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 13. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 1. PENGANTAR Antri adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Menurut Sofyan Assauri (1984) dalam melakukan kegiatan usaha, setiap perusahaan harus memperkirakan semua yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Persediaan Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

Persediaan. by R.A.H

Persediaan. by R.A.H Persediaan by R.A.H MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan adalah bahan atau barang yg disimpan yg akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA Aris Setiawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 282A9294@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian Banyaknya penelpon di waktu sibuk(jam kerja) Operator telepon terbatas Penelpon menunggu dilayani Teoriyang menyangkut studi matematis dari antrianantrian A.K. Erlang tahun 1910 Teori Antrian Proses antrian

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 1 MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN 2 PENDAHULUAN Pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan BAB III PEMBAHASAN Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan disiplin antrean Preemptive dengan pola kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN SAFETY STOCK DI INDUSTRI FARMASI

PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN SAFETY STOCK DI INDUSTRI FARMASI PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN SAFETY STOCK DI INDUSTRI FARMASI DEBBIE KEMALA SARI DAN HERRY SUDAYAT Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Dunia industri yang semakin ketat

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci