EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MELAKUKAN FIELDTRIP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MELAKUKAN FIELDTRIP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MELAKUKAN FIELDTRIP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: LULUK AFIFAH NIM: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 01 i

2 PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Luluk Aiah NIM : Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, Saya yang menyatakan, Luluk Aiah NIM: ii

3 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Pro. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (04) Semarang PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Eektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII Semester 1 Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (Skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban Nama : Luluk Aiah Nim : Jurusan : Tadris Matematika Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Tadris Matematika. Semarang, DEWAN PENGUJI Ketua, Sekretaris, Saminanto, M.Sc. Muhammad Nai Annury, M.Pd. NIP : NIP : Penguji I, Penguji II, Minhayati Saleh, M. Sc Drs. H. Darmuin, M. Ag. NIP : NIP : Pembimbing I, Pembimbing II, Saminanto, M.Sc. Dr. Fahrurrozi, M.Ag. NIP : NIP : iii

4 NOTA PEMBIMBING Semarang, Pebruari 01 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Eektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII Semester 1 Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (Skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban Nama : Luluk Aiah NIM : Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu alaikum wr. wb. Pembimbing I, Saminanto, M. Sc NIP: iv

5 NOTA PEMBIMBING Semarang, Pebruari 01 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Eektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII Semester 1 Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (Skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban Nama : Luluk Aiah NIM : Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu alaikum wr. wb. Pembimbing II, Dr. Fahrurrozi, M.Ag NIP v

6 ABSTRAK Judul : Eektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII Semester 1 Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (Skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban. Penulis: Luluk Aiah NIM : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip dengan hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional dalam pembelajaran matematika materi pokok perbandingan pada peta (skala) kelas VII semester 1 di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitati yang berdesain eksperimen, yakni penelitian lapangan (ield research) yang dilaksanakan dengan membandingkan kelompok subjek yang mendapat perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan (kelas kontrol). Dalam menentukan kelompok tersebut digunakan metode cluster random sampling yaitu dengan membuat undian. Undian yang pertama keluar dijadikan kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan dalam memperoleh data antara lain dengan dokumentasi dan tes. Dari metode dokumentasi diperoleh data-data tentang peserta didik kelas VII di MTs. Manbaul Islam Losari, beserta hasil belajar dari materi sebelum skala. Sedangkan tes diberikan setelah kelas ekperimen diberi perlakuan, tes tersebut juga diberikan pada kelas kontrol. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal tes. Dalam menganalisis data digunakan uji t pada data nilai posttest (nilai akhir). Namun sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengujian sampel, yaitu dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t tersebut diperoleh t dan dari tabel distribusi t diperoleh t. 00 dengan 0.05 dan dk = = 66. Hal tabel ini menunjukkan bahwa hitung thitung ttabel. Jadi H a 1 : diterima. Sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen x 79, 6 dan hasil belajar kelompok kontrol x 63, 8. Dari sini terlihat bahwa rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen yang diajar dengan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip pada materi pokok perbandingan pada peta (skala) berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar pada kelas kotrol dan terlihat pula bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Artinya model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip lebih eekti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII semester 1 materi pokok perbandingan pada peta (skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban. vi

7 MOTTO Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al-Insyiroh: 5-6). Seseorang boleh maju ke depan, tetapi harus belajar dari masa lalu Orang yang Sukses adalah orang yang mau menghargai adanya proses, bukan secara cuma-cuma didapatkan, namun dengan perjuangan berikhtiar dan diiringi dengan segenap doa. vii

8 KATA PENGANTAR Dengan menyebut Asma Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, tauik serta inayahnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul Eektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII Semester 1 Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (Skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam sehingga dapat menjadi bekal hidup berupa ilmu pengetahuan kita baik di dunia maupun di akhirat. Skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Pro. Dr. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo.. Pro. Dr. Suja i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 3. Saninanto, M.Sc, Dr. Fahrurrozi, M.Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya ditengah-tengah kesibukannya, beliau selalu memberikan bimbingan sampai penulisan skripsi ini selesai. 4. Hj. Minhayati Saleh, M.Sc., selaku dosen wali yang memotivasi dan memberi arahan selama kuliah. 5. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang 6. Drs. Sae un, M.Pd., selaku kepala sekolah MTs. Manbaul Islam Losari yang telah memberikan izin penelitian dan Khoiriyah, S.Ag., selaku guru mapel viii

9 matematika kelas VII yang telah membantu memberikan asilitas dalam berlangsungnya penelitian. 7. Ayahanda dan Ibunda tercinta (Bpk. Katwi dan Ibu Swarsih) yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil yang tulus dan ikhlas berdoa dalam setiap langkah perjalanan hidupku. 8. Kakak dan kakak iparku tercinta (Mas Swarno, Mas Karsaji, Mbak Nur Rohmi, dan Mbak Umariyah) yang selalu memotivasi dalam proses penulisan skripsi ini. 9. Adik-adikku (Yuni, Kholil, Eva, Manda, dan Khusna) yang mapu menghibur aku di saat hari-hariku sepi. 10. Teman keseharianku Mbak Ririn, Mita, dan Leni yang setiap saat selalu memberikan semangat dalam penyelesaian tugas ini. Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan angkatan 08 (Muti dan Aqiilah) yang telah membantu dengan do a, tenaga, maupun support. 11. Temen-temen Tadris Matematika 008 yang telah menjadi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstrukti demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, hanya kepada Allah penulis berdoa, bermanaat adanya dan mendapat ridho dari_nya, aamin yaarobbal aalamiin. Semarang, 11 Mei 01 Penulis, Luluk Aiah NIM: ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PENGESAHAN... iii NOTA PEMBIMBING... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manaat Penelitian... 4 BAB II LADASAN TEORI A. Kajian Pustaka... 6 B. Kerangka Teoritik Belajar Pembelajaran Matematika Model Reciprocal Teaching Karyawisata (ieldtrip) Materi Pokok Perbandingan Pada Peta Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching dengan Melakukan Fieldtrip Pada Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (skala) Penerapan Model Reciprocal Teaching dengan Melakukan Fieldtrip Dapat Meningkatkan Hasil Belajar. 30 C. Rumusan Hipotesis... 3 x

11 BAB III BAB IV BAB V METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Variabel Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian C. Keterbatasan Peneliti PENUTUP A. Simpulan B. Saran-saran C. Penutup DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP xi

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak hal yang dialami dan dirasakan oleh peserta didik ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Di dalam kelas, mereka merasa seakan dirinya ada di dalam penjara yang banyak tuntutan untuk mengikuti aturan-aturan dan mengerjakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka minati, sebagai halnya pelajaran matematika yang tidak sedikit siswa menganggap bahwa matematika adalah hal tersulit yang harus dikerjakan saat berada di bangku belajar. Meskipun sulit, matematika merupakan pelajaran inti yang akan selalu ditemui di semua tingkat pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan hingga di perguruan tinggi. Matematika memiliki peranan yang sangat penting, sebab di samping memberi bekal kemampuan berhitung, juga memberi bekal kemampuan menalar untuk keperluan kalkulasi, tetapi lebih dari itu matematika telah banyak digunakan untuk pengembangan berbagai ilmu dan pengetahuan. Hal ini ditegaskan oleh R. Soedjadi 1 yaitu "Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi". Matematika lebih penting dibanding penerapan ketrampilan numerasi dasar semata. Matematika juga merupakan kendaraan utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan keterampilan kogniti yang lebih tinggi pada anak-anak. Dari inormasi guru matematika di MTs Manbaul Islam, proses pembelajaran matematika di sana hanya diterapkan model konvensional, yaitu guru memberikan materi dengan cara mencatatkan di papan tulis rumus-rumus 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 000), hal Daniel Muijs dan David Reynolds, EFECTIVE TEACHING: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 008), hlm

13 yang akan digunakan, menjelaskan dengan ceramah, memberi soal, kemudian memberi pekerjaan rumah (PR), keesokan harinya membahas PR dan seterusnya. Hal inilah yang membuat peserta didik bosan akan pelajaran matematika. Pada akhirnya mereka tidak serius dalam belajar atau dengan kata lain mereka datang ke sekolah hanya memenuhi presensi kehadiran saja. Perbandingan pada peta (skala) merupakan salah satu materi dalam matematika yang sudah ditanamkan sekilas ketika berada di bangku kelas V - VI dan kemudian dilanjutkan di bangku kelas VII semester 1. Meskipun merupakan materi ulasan, akan tetapi masih banyak peserta didik di MTs Manbaul Islam yang bingung ketika menghadapi soal yang berhubungan dengan pengembangan dari skala itu sendiri. Hal ini diperkuat dengan hasil belajar peserta didik di MTs Manbaul Islam yang ketuntasannya baru mencapai 30%, baik di kelas control (kelas VII-B) maupun kelas eksperimen (kelas VII-A). Rata-rata nilai yang diperoleh hanyalah 60 untuk pokok bahasan perbandingan pada peta (skala), nilai ini masih jauh di bawah KKM sekolah. Dimana sekolah telah menetapkan untuk KKM pelajaran matematika adalah 69. Sampai saat ini, yang diketahui oleh peserta didik rumus dari skala yaitu skala = jarak pada peta : jarak sebenarnya, padahal kenyataannya dalam soal tidak hanya memakai istilah itu saja, namun ada istilah lain misalnya kata jarak diubah menjadi panjang, lebar, luas, tinggi ataupun yang lainnya, sedangkan pada kata peta diubah menjadi gambar, miniatur, model, oto, bayangan, terlihat pada layar televisi, dan lain sebagainya. Demikian itu sudah menjadikan peserta didik kebingungan dalam menyelesaikan soal yang dihadapi. Hal ini dikarenakan konsep yang telah mereka terima belum sepenuhnya bisa dimengerti dan mereka belum mengenal istilah-istilah lain yang dapat menggantikan kata yang dapat digunakan pada rumus yang telah mereka terima. Pada saat pembelajaran pun guru tidak pernah menyampaikan akan hal itu. Karena hal itulah sehingga dibutuhkan suatu cara bagaimana seorang peserta didik mampu mengeksplorasi sendiri apa itu skala dengan hasil pengalaman mereka, yaitu dengan melakukan pengukuran secara langsung di sekitar sekolah. Dengan demikian mereka akan menemukan hal-hal baru tersebut

14 seperti yang tidak disampaikan guru ketika pembelajaran. Penerapan metode dan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadikan peserta didik mampu belajar dengan mandiri dan merasa tidak terbebani lagi, karena konsep yang mereka dapatkan diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung tidak dipaksakan oleh guru mereka. Pembelajaran tidak semestinya selalu dilakukan di dalam kelas yang menjenuhkan dan tidak membebaskan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru dan memperoleh pengalaman secara langsung di lapangan. Hal ini dapat diterapkan dengan cara melakukan ieldtrip (karyawisata) dan model pembelajarannya dengan reciprocal teaching. Fieldtrip salah satu metode pembelajaran yang kegiatan pembelajarannya dilakukan di luar kelas, yakni di lakukan di sekitar MTs Manbaul Islam. Sedangkan model reciprocal teaching merupakan model yang sistem pembelajarannya tidak sepenuhnya dilakukan oleh guru, namun peserta didiklah yang lebih berperan dalam pembelajaran. Sehingga semua peserta didik mempunyai kesempatan untuk menyampaikan apa yang belum mereka mengerti. Mencoba sendiri dan kebebasan dalam berpendapat akan membuat peserta didik merasa puas, karena pada prinsipnya belajar dengan pengalaman sendiri atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui dari kata orang lain. Selain itu mereka juga akan termotivasi untuk terus belajar, sehingga akan melahirkan prestasi yang baik dari hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Syaiul Bahri Djamarah bahwa tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik. 3 Dari latar belakang tersebut, sehingga dilakukan penelitian dengan judul Eektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII Semester 1 Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (Skala) di MTs. Manbaul Islam Losari Soko Tuban. Dalam hal ini ingin diketahui bahwa nilai rata-rata antara kelas yang digunakan model reciprocal teaching dengan melakukan 3 Syaiul Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 008), hlm

15 ieldtrip berbeda dengan nilai rata-rata kelas yang tidak dikenai perlakuan (konvensional) dimana rata-rata nilai kelas yang dikenai perlakuan lebih baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Apakah hasil belajar model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip berbeda dengan hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional dalam pembelajaran matematika materi pokok perbandingan pada peta (skala) kelas VII semester 1 di MTs Manbaul Islam Losari Soko Tuban? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip dengan hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional dalam pembelajaran matematika materi pokok perbandingan pada peta (skala) kelas VII semester 1 di MTs Manbaul Islam Losari Soko Tuban. D. Manaat Penelitian Adapun manaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik a. Peserta didik memperoleh pengalaman baru cara belajar matematika yang lebih eekti, menarik dan menyenangkan serta pemahaman konsep yang diperoleh dari karya mereka sendiri. b. Mampu meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika pada materi pokok perbandingan pada peta (skala). c. Meningkatkan keaktian peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.. Bagi guru a. Memberikan masukan yang bermanaat bagi tenaga pengajar sebagai motivator, demi peningkatan kualitas pengajaran. 4

16 b. Dapat menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok lain. c. Dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas. d. Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari penelitian yang menitik beratkan penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip. e. Dengan adanya penelitian ini maka diperoleh pengalaman mengajar matematika dengan model pembelajaran yang eekti dan tidak membosankan.. Diharapkan pendidik tidak takut lagi untuk menerapkan model-model pembelajaran dalam kelasnya. 3. Bagi Madrasah a. Diperoleh inovasi pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip. b. Sebagai bahan meningkatkan kualitas akademik peserta didik khususnya pada pelajaran matematika. 4. Bagi peneliti a. Mendapat pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip untuk mata pelajaran matematika, sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan di lapangan. b. Sebagai bekal calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan. 5

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Memang disadari bahwa secara substansial penelitian ini tidaklah baru lagi, terbukti dengan telah adanya penelitian-penelitian sejenis yang telah membahas masalah tersebut. Dengan demikian penelitian ini bersiat meneruskan penelitian-penelitian yang sudah ada, untuk itu peneliti mencoba mengenali inormasi dari hasil penelitian yang berhubungan untuk dijadikan sebagai sumber acuan dalam penelitian ini. Seperti skripsi oleh Lailaturrohmah ( ) dengan judul PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT (Studi Tindakan Kelas di MTs Mitahul Falah Rembang Kelas VII B Semester Tahun Pelajaran ). Pada skripsi ini telah diteliti bahwa dengan model reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti adanya peningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus pertama nilai rata-ratanya 73,51 sedangkan siklus kedua meningkat menjadi 79,87. Jadi selisih peningkatannya adalah 6,36. Meskipun model pembelajaran yang dipakai sama dengan penelitian yang akan dilakukan, namun terdapat perbedaannya yaitu pada kali ini dengan menggunakan metode ieldtrip (karyawisata), sedangkan pada penelitian terdahulu dengan menggunakan alat peraga. Selain itu terdapat perbedaan lagi yaitu pada jenis penelitiannya, pada skripsi terdahulu merupakan penelitian tindakan kelas, sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (kuantitati). B. Kerangka Teoritik 1. Belajar a. Pengertian Belajar merupakan salah satu cara manusia untuk memanaatkan akal, belajar juga merupakan suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa 6

18 terbiasa. 6 Sedangkan secara terminologi, banyak tokoh yang telah mendeinisikan mengenal batas usia dan berlangsung selama seumur hidup. 4 Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar, hal ini terbukti dengan tingkah bayi yang selalu menirukan hal-hal yang ada di sekitarnya. Proses belajar yang dilakukan manusia pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus untuk mengembangkan dirinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologis belajar memiliki arti Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. 5 Deinisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala yang dipikirkan dan dikerjakan, dan sebaiknya belajar ini dibiasakan sejak manusia masih kecil. Hal ini selaras dengan Pendapat ahli ilmu jiwa pendidikan, bahwa pembentukan perilaku yang baik sudah harus ditekankan mulai sejak masa kecil sehingga ketika mereka menganjak dewasa mereka sudah belajar, di antaranya adalah sebagai berikut: Secara sederhana Menurut Abdul Aziz dan Abdul Majid deinisi belajar adalah: ن الت ع ل م ه و ت غ ي ي ر ف ذ ه ن ال م ت ع ل م ي ط ر ع ل ى خ ب ر ة س اب ق ة ف ي ح د ث ف ي ه ا ت غ ي ي ر ا ج د ي د ا. 7 4 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press, 009), hlm Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 005), hlm Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 006), hlm ), hlm Abdul Aziz dan Abdul Majid, Al-tarbiyah wa Turuqut Tadris, (Mesir: Dani Ma ari, 7

19 Belajar adalah suatu perubahan dalam pemikiran peserta didik yang dihasilkan atas pengalaman terdahulu kemudian terjadi perubahan yang baru. Slameto merumuskan: belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam reaksi dengan lingkungannya. 8 Pendapat ini selaras dengan Oemar Hamalik yang mengartikan belajar adalah modiikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. 9 Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychology yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. 10 Adapun pengertian belajar secara kualitati (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menasirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini diokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalahmasalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. 11 Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa, ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu: 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. ) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh 8 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 010), hlm.. hlm. 36. hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 008), 10 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 011), 11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajagraindo Persada, 003), hlm

20 pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. 3) Untuk disebut belajar, maka perubahan tersebut harus relati mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik isik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. 1 b. Teori-teori Belajar Berikut ini adalah teori belajar dari beberapa ahli yang dikutip dari berbagai buku. 1. Teori Peaget Ada beberapa konsep belajar dalam teori Peaget, antara lain: a) Intelegensi. Intelegensi adalah proses atau kemampuan untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Seorang yang memiliki intelegensi dari perspekti sosial adalah seorang yang mampu melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu Peaget menjelaskan bahwa kogniti seseorang akan dapat dibangun secara optimal jika memiliki kemampuan untuk menyesuaikan terhadap lingkungan. b) Organisasi. Dalam teori Peaget, organisasi dimaknai suatu proses untuk mengadakan sistematisasi, mengorganisasi berbagai elemen untuk mewujudkan sebuah teori atau pemahaman. Sehingga peserta didik perlu dilatih untuk menemukan teori dari hasil pemahaman yang diperoleh bersama dengan teman-temannya di lingkungan sekitar sekolah mereka. c) Skema. Skema adalah suatu ormat atau bentuk dalam realitas miniatur. d) Asimilasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian konsep ke dalam pengalaman nyata. Setelah peserta didik memperoleh konsep, maka mereka dapat merealisasikan sesuai dengan kehidupan nyata. Sebagaimana 1 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm

21 konsep matematika yang abstrak, dengan melihat kenyataan peserta didik akan mudah memahami konsep tersebut. e) Akomodasi. Akomodasi adalah proses untuk menyempurnakan konsep atau persepsi setelah mencocokkan antara konsep dengan realitas lapangan. Dengan mengajak peserta didik untuk melakukan pengukuran secara langsung, maka mereka dapat mencocokkan konsep skala dalam teori dengan realitasnya di lapangan. 13. Teori Gagne Gagne, yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, merumuskan: belajar adalah kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. 14 Serta dalam bukunya The Conditions o Learning, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar akan terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. 15 Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun peserta didik akan lebih mudah menerima ketika mereka telah mengalami sendiri sesuai dengan teori yang didapat di kelas. Akan pula memberikan kemampuan dalam mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang semakin luas. Sebagaimana diterapkannya metode ieldtrip dalam pembelajaran. Hal ini akan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gagne tersebut di atas. Dari kedua teori para ahli di atas, dapat dirumuskan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan dalam interaksinya dengan lingkungan. Sehingga penerapan metode ieldtrip sangat dibutuhkan untuk menunjang hal tersebut. Karena metode ini kegiatan pembelajarannya langsung dipraktekkan oleh peserta didik di luar kelas, dengan begitu mereka dapat berlatih memikirkan permasalahan baru yang telah 13 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 010), hlm. 38. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 00), 15 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm

22 dihadapi. Dari permasalahan tersebut mereka akan memperoleh pengalaman lebih dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Hakekat Belajar Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. 16 Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan kelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Dalam kehidupan ini manusia diharuskan untuk selalu belajar, karena dengan belajar manusia dapat mempertahankan hidupnya serta mengetahui perkembangan ilmu dan teknologi. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghaalkan akta-akta yang tersaji dalam bentuk inormasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar inormasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. 17 Anggapan demikian perlu diluruskan, karena telah kita ketahui sebelumnya bahwa belajar dapat dideinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relati tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Oleh sebab itu belajar adalah proses yang akti, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. Untuk memperoleh kemajuan, seseorang harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 008), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm

23 yang otomatis. Seperti misalnya agar seorang siswa mahir dalam matematika, maka ia harus banyak dilatih mengerjakan soal-soal latihan. Dengan begitu maka siswa akan terbiasa menghadapi berbagai macam bentuk soal, sehingga pengetahuannya akan lebih berkembang. Nana Sudjana merumuskan hakikat belajar adalah kegiatan yang tidak hanya menghaal dan mengingat melainkan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek lain yang ada pada individu. 18 Sedangkan menurut Slameto prinsip-prinsip belajar harus sesuai dengan hakikat belajar yang meliputi: a) Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya, b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery, c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan. 19 d. Hasil Belajar Hasil belajar pada hakikatnya merupakan releksi dari tujuan yang hendak dicapai dari belajar itu sendiri, sebab tujuan itulah yang menggambarkan ke mana arah pembelajaran akan dibawa. Menurut Benyamin Bloom dalam buku A Taksonomy Education Abjectives dalam buku Martinis, yang dikutip oleh Iskandar hasil belajar yang hendak dicapai harus meliputi ranah sebagai berikut. 1) Kogniti, yang meliputi a) pengetahuan; b) pemahaman; c) penerapan; d) analisis; e) sintesis; dan ) evaluasi. 18 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 009), hlm Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 8. 1

24 ) Aekti, yang meliputi a) sikap penerimaan; b) responsi; c) penilaian; d) organisasi; dan e) pembentukan karakter. 3) Psikomotorik, yang meliputi a) persepsi; b) kesiapan; c) gerakan tubuh secara umum; d) gerakan terbimbing; e) kemahiran komunikasi verbal; dan ) kemahiran komunikasi nonverbal. 0 Secara ideal hasil belajar ditandai oleh munculnya pengalamanpengalaman psikologis baru yang positi. Pengalaman-pengalaman yang bersiat kejiwaan tersebut diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam siat, sikap, dan kecakapan yang konstrukti, bukan kecakapan yang destrukti (merusak). Untuk mencapai hasil belajar yang ideal tersebut, kemampuan para pendidik terutama guru dalam membimbing murid-muridnya amat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki proisiensi (berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai. 1 Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir. Seorang guru yang mampu mengembangkan model-model maupun metode pembelajaran yang terarah pada latihan-latihan berpikir kritis siswa, misalnya model reciprocal teaching (terbalik) akan sangat mendukung perubahan kemampuan berpikir siswa. Di mana dalam pembelajaran bukan guru yang berperan penting, namun menekankan keaktian berpikir siswa dan menuntut siswa untuk berani menyampaikan pendapat yang dimiliki. Dengan demikian siswa akan terlatih untuk percaya diri di depan teman-teman mereka dan guru. Dari kutipan Aunurrahman, Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar yaitu: 1) Ketrampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah. 0 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Graindo Persada, 009), hlm. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alabeta, 009), hlm

25 ) Strategi kogniti, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir. 3) Inormasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur inormasi-inormasi yang relevan. 4) Ketrampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta aktor intelektual. 3 e. Faktor-aktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Telah dijelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan. Sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output) dalam hal ini disebut dengan hasil belajar. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam aktor, di antaranya: 4 1) Faktor internal a) Fisiologis Kondisi isik peserta didik sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang diperolehnya, ketika peserta didik mempunyai kekurangan dalam hal pendengaran misalnya, maka ia akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Karena ia tidak mampu mendengar apa yang disampaikan oleh guru. b) Psikologis Faktor psikologis ini meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kogniti, dan sebagainya. Tak mungkin seseorang mau 3 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, hlm Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm

26 berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting dan aedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya itu bagi dirinya, oleh karena itu aktor psikologis ini juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. ) Faktor eksternal a) Lingkungan Seorang peserta didik mempunyai kondisi isik yang normal, mempunyai bakat yang tinggi, kecerdasan yang baik, motivasi yang kuat, belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Karena masih ada aktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya, umpamanya seorang peserta didik tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negati serta aktor-aktor lain terjadi di luar kemampuannya. b) Instrumental Yang termasuk instrumental input atau aktor-aktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah: kurikulum tau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan asilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input merupakan aktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar. Selain itu aktor guru dan cara mengajarnya pun merupakan aktor yang penting. Peserta didik akan menghendaki tuk menerima pelajaran jika dalam pembelajarannya mereka tidak dipaksakan dan dirasa tidak membosankan. Pendapat tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Nana Sudjana bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua aktor utama yakni aktor dari dalam diri siswa itu dan aktor yang datang dari luar diri siswa atau aktor lingkungan. Sebagaimana dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi 15

27 oleh lingkungan. 5 Kedua aktor tersebut mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, maka makin tinggi pula hasil belajar siswa.. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Banyak deinisi atau pengertian tentang matematika, atau dengan kata lain tidak terdapat satu deinisi tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika. Berikut ini adalah beberapa deinisi atau pengertian tentang matematika. a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan d) Matematika adalah pengetahuan tentang akta-akta kuantitati dan masalah tentang ruang dan bentuk e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik ) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. 6 Secara simpel matematika diartikan sebagai telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat, karenanya matematika bukan pengetahuan yang menyendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. 7 Sedangkan tujuan siswa mempelajari matematika yakni memiliki kemampuan dalam: 5 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, hlm Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis), (Yogyakarta: Multi Pressindo, 008), hlm

28 1. Menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan). Melakukan manipulasi secara matematis 3. Mengorganisasi data 4. Memanaatkan simbol, tabel, diagram, dan graik 5. Mengenal dan menemukan pola 6. Menarik kesimpulan 7. Membuat kalimat atau model matematika 8. Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang 9. Memahami pengukuran dan satuan-satuannya 10. Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika. 8 Sama halnya yang dikemukakan oleh Judith A. Muschla dan Gary Robert Muschla bahwa, mathematical ideas are represented with notations, symbols, and igures. 9 Ilmu matematika merupakan ilmu abstrak yang di dalamnya dilambangkan dengan simbol-simbol, notasi dan angka yang sebelumnya telah disepakati oleh ilmuwan matematika. b. Teori-teori Pembelajaran Matematika Menurut Bruner yang dikutip oleh Heruman, dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. 30 Menemukan di sini terutama adalah menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu, pada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Namun mereka dituntut untuk mampu memperoleh sendiri teori sesuai dengan materi. Misalnya dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan hlm Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis), 9 Judith A. Muschla dan Gary Robert Muschla, Hand on Math Projects with real-lie Applications, (United States o America: Jossey Bass, 006), hlm Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 007), hlm

29 dapat membantu peserta didik untuk menemukan ormula pada materi skala, hal itu akan mempermudah peserta didik dalam menerima dan mengingat hasil dari penemuan tersebut. Matematika adalah pola berikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang dideinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, siat-siat atau teori dibuat secara dedukti berdasarkan kepada unsur yang tidak dideinisikan, aksioma, siat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide, dan matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan. 31 Teori belajar mengajar matematika yang dikuasai para tenaga pendidik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan dan pengajaran, dan atau pendekatan yang diharapkan, serta dapat melihat apakah anak/peserta didik sudah mempunyai kesiapan atau kemampuan belajar. 3 Banyak model belajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Model reciprocal teaching salah satu model yang pembelajarannya secara penuh dikuasai oleh peserta didik, kegiatan pembelajarannya dipraktekkan langsung sebagai bahan latihan. 3. Model Reciprocal teaching a. Pengertian Reciprocal Teaching (Berbalik) Reciprocal Teaching Model merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri, dan siswa mampu menyajikannya di depan kelas. Yang hlm Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis), 3 Lisnawaty Simanjuntak, dkk., Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm

30 diharapkan, tujuan pembelajaran tersebut tercapai dan kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. Menurut Ann Brown yang dikutip oleh Suyitno, model pembelajaran berbalik kepada para siswa ditanamkan empat strategi pemahaman mandiri secara spesiik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan dan dapat memprediksi. 33 Menurut Trianto yang dikutip dari Nur dan Wikandari, pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan, dimana ketrampilan-ketrampilan metakogniti diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang pemahaman membacanya rendah. 34 Melalui model pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan berbagai model soal yang masih ada keterkaitannya dengan materi, karena pada pembelajaran ini peserta didik diajarkan empat strategi pemahaman diri spesiik, yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklariikasian, dan prediksi. Penggunaan pendekatan ini dipilih karena beberapa sebab, yaitu: 1) Merupakan kegiatan yang secara rutin digunakan pembaca ) Meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri, dan 3) Sangat mendukung dialog bersiat kerja sama (diskusi). 35 b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Reciprocal Teaching 1) Guru menyiapkan materi ajar yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri ) Peserta didik melaksanakan tugas sebagai berikut: 33 Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang: UNNES, 001), hlm Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovati Progresi: Konsep Landasan dan Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 010), hlm Tianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovati Progresi: Konsep Landasan dan Implementasinya, hlm

31 a. Mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut b. Membuat pertanyaan atau soal yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Peserta didik harus bisa menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan 3) Guru mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik, selanjutnya mencatat sejumlah peserta didik yang benar secara meyakinkan 4) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta didik yang mantap dalam mengembangkan soalnya) untuk menjelaskan/menyajikan hasil temuannya di depan kelas 5) Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman peserta didik yang lain 6) Guru memberi tugas soal latihan secara individual, termasuk memberikan soal yang mengacu pada kemampuan peserta didik dalam memprediksi kemungkinan pengembangan materi tersebut 7) Guru segera melakukan evaluasi diri/releksi, mengamati keberhasilan penerapan pembelajaran berbalik yang telah dilakukannya. 36 c. Kelebihan dan Kekurangan Model Reciprocal Teaching Kelebihan Reciprocal Teaching a) Melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga peserta didik dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan b) Melatih peserta didik untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih peserta didik tampil di depan umum 36 Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, hlm

32 c) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Dengan demikian kemampuan bernalar peserta didik juga semakin berkembang d) Mempertinggi kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. 37 Kelemahan Reciprocal Teaching Reciprocal teaching menuntut peserta didik untuk selalu akti dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hal ini menjadikan sebagian dari peserta didik tidak percaya diri untuk dapat tampil atau menunjukkan kemampuannya di depan teman-teman mereka, dan bisa jadi peserta didik yang akti hanyalah orang-orang itu saja. Dengan demikian, peserta didik yang belum bisa percaya diri merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. 4. Karyawisata (ieldtrip) a. Pengertian ieldtrip Kegiatan belajar mengajar tidak semestinya selalu dilakukan di dalam kelas, karena hal itu akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan. Sesekali mereka diajak keluar kelas untuk meninjau hal-hal di sekeliling mereka yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini merupakan penerapan dari metode ieldtrip (karyawisata), yaitu merupakan perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. 38 Menurut Roestiyah teknik karyawisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut. 1) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya ) Siswa dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang 3) Mereka dapat bertanya jawab, sehingga mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran ataupun pengetahuan umum 37 Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, hlm Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Sagha Graika, 008), hlm. 3. 1

33 4) Mereka bisa melihat, mendengar, meneliti, dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran. 39 Namun karyawisata dalam arti pembelajaran mempunyai arti sendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan di luar kelas dalam rangka belajar. Misalnya dengan mengajak peserta didik mengamati hal-hal yang ada di sekeliling sekolah, kemudian membuat karya yang pada akhirnya ada sangkut pautnya dengan materi yang dipelajari selama waktu yang telah ditentukan oleh guru. Jadi karyawisata ini tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour. 40 Langkah-langkah pokok dalam melakukan ieldtrip: 1) Perencanaan karyawisata a. Merumuskan tujuan karyawisata b. Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai c. Menetapkan lamanya karyawisata d. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan ) Langkah pelaksanaan karyawisata Dalam ase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada ase perencanaan di atas 3) Tindak lanjut Pada akhir karyawisata siswa harus diminta laporannya baik lisan maupun tulisan, yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 008), hlm Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm

34 Ketika semua langkah-langkah tersebut telah selesai dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah penilaian atau evaluasi untuk mengetahui apakah karyawisata memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan atau tidak. 4 Sebenarnya langkah penilaian ini diambil dari hasil tindak lanjut, yaitu nilai keberhasilan peserta didik dalam membuat laporan hasil pembelajaran. b. Keunggulan melakukan ieldtrip Dengan melakukan karyawisata banyak hal yang akan diperoleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah: 1) Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan baru mengenai materi yang dipelajari dengan tanpa berlama-lama tinggal di ruang kelas sehingga mereka tidak merasa bosan untuk belajar ) Peserta didik mampu menganalisis penerapan materi dalam kehidupan di sekitar mereka 3) Peserta didik mampu mengembangkan suatu teori dengan melihat kenyataan yang ada 4) Tanpa adanya paksaan mereka termotivasi untuk terus belajar, karena dengan begitu mereka merasa terbebaskan untuk berkreasi. Ketika teknik ini dilakukan di sebuah tempat yang di dalamnya terdapat banyak hal yang berhubungan dengan materi pembelajaran, maka peserta didik akan memperoleh banyak keuntungannya di antaranya: a) Peserta didik dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karyawisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka b) Peserta didik dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka c) Dalam kesempatan ini Peserta didik dapat bertanya jawab, menemukan sumber inormasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang 004), hlm Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 3

35 dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek d) Dengan obyek yang ditinjau itu Peserta didik dapat memperoleh bermacammacam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisahpisah dan terpadu. c. Kelemahan melakukan ieldtrip Penggunaan teknik ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaannya dapat berhasil guna dan berdaya guna. Pembelajaran menggunakan teknik ini pastinya berada di luar kelas, bahkan bisa jadi di luar sekolah. Oleh karena itu butuh waktu untuk berjalan meskipun tidak terlalu jauh, namun hal itu memotong jatah waktu yang tersedia. Selain itu, ketika menjumpai peserta didik yang sulit untuk diatur guru biasanya kesulitan dalam mengendalikan mereka dalam kata lain mereka selalu seenaknya sendiri. Ketika berada di luar kelas tidak belajar, akan tetapi justru mereka mempergunakan kesempatan tersebut untuk hal yang lain. Dengan demikian, alangkah baiknya jika hal ini disusun terlebih dahulu dan dipikirkan matang-matang kegiatan apa yang seharusnya dikerjakan oleh peserta didik ketika melakukan karyawisata, sehingga waktu yang diberikan tidak terbuang sia-sia dan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. 5. Materi Pokok Perbandingan pada Peta (Skala) a. Pengertian Perbandingan Dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat hal-hal yang berkaitan dengan perbandingan, sebagai halnya contoh berikut ini. Bu Nia berbelanja barang-barang untuk keperluan sehari-hari di suatu swalayan, di antaranya tisu dan detergen. Dari nota yang diberikan kasir, harga tisu Rp. 4000,00 dan detergen Rp ,00. Perbandingan harga tisu dan detergen tersebut dapat dinyatakan dengan dua cara. Kedua cara itu adalah sebagai berikut. 4

36 a) Harga tisu lebih murah daripada harga detergen. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah selisih harga b) Harga tisu : harga detergen = 1 : 3. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah hasil bagi harga tisu oleh harga detergen. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua cara dalam membandingkan dua besaran, yaitu: 1) Dengan mencari selisih ) Dengan mencari hasil bagi. 43 b. Membandingkan dua Besaran yang Sejenis Perhitungan berdasarkan nilai satuan yang menyangkut perbandingan senilai mengharuskan kita menghitung nilai satuannya terlebih dahulu, kemudian melakukan perhitungan berdasarkan nilai satuan tersebut. 44 Perbandingan antara dua besaran dapat disederhanakan jika kedua besaran tersebut satuannya sejenis (maksudnya satuannya sama). 45 Contoh: tinggi Ari 165 cm dan tinggi Dani 170 cm. kita dapat membandingkan tinggi kedua anak itu dengan cara mencari selisihnya, yaitu = 5 cm atau dengan cara mencari hasil baginya, yaitu 165 : 170 = 33 : 34. Tinggi Ari dan tinggi Dani adalah dua besaran yang sejenis karena mempunyai satuan sama yaitu cm. akan tetapi, berat badan Ari dan tinggi Dani adalah du besaran tidak sejenis karena mempunyai satuan yang berbeda sehingga kita tidak dapat membandingkannya. Dari contoh tersebut, tampak bahwa jika dua besaran sejenis memiliki aktor yang sama maka perbandingan tersebut dapat disederhanakan. Cara menyederhanakannya dengan mengalikan atau membagi aktor-aktor perbandingan dengan bilangan yang sama. 43 Ponco Sujatmiko, The Essentials o mathematics or Grade VII o Junior High School and Islamic Junior High school, (Solo: Tiga Serangkai, 010), hlm Sukino, Matematika Untuk SMP kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 006), hlm Dwi Sunar Prasetyono, dkk., Cerdas Matematika Untuk SMP Kelas VII: Pembahasan, Pelatihan, dan Pemantapan Praktis, (Jogjakarta: Power Books, 009), hlm

37 c. Pengertian Skala Kadang kala untuk mengetahui letak suatu kota, gunung, sungai, dan lain sebagainya pada suatu wilayah atau pulau tertentu, tidak mungkin kita dapat melihat secara keseluruhan dalam keadaan sebenarnya atau perbandingan dari keadaan sesungguhnya. Perbandingan antara keadaan yang bersesuaian dalam bentuk denah, maket (model) dengan bentuk sesungguhnya yang tetap besarnya disebut skala. Gambar-gambar yang dibuat dengan menggunakan skala tertentu sehingga mewakili keadaan sebenarnya di antaranya adalah peta dan denah. Rumus dari skala adalah: skala = jarak pada peta (gambar) jarak sebenarnya Skala 1 : n artinya setiap 1 cm jarak pada gambar atau peta mewakili n cm pada jarak sebenarnya. d. Skala sebagai Suatu Perbandingan Untuk mengetahui jarak antara dua tempat pada suatu wilayah, tidak selalu dilakukan dengan pengukuran yang sebenarnya, tetapi cukup dengan menentukan jarak pada peta. Misalnya kalian disuruh menggambar sebuah mobil sesuai dengan ukuran aslinya. Dalam kasus ini tentunya kalian tidak dapat menggambarkannya dalam ukuran yang sebenarnya. Oleh karena itu kalian membutuhkan suatu cara untuk memperkecil ukuran mobil yang dapat mewakili ukuran sebenarnya. Mobil dengan ukuran yang telah diperkecil inilah yang disebut dengan model. Contoh 1: Panjang sebenarnya badan sebuah mobil adalah 4, m. jika dibuat model dengan panjang badan 6 cm maka tentukan skala yang digunakan untuk pembuatan model tersebut! Jawab: Diketahui panjang mobil sebenarnya = 4, m = 40 cm Panjang mobil pada model = 6 cm 6

38 Skala untuk pembuatan model? skala = panjang mobil pada model (gambar) panjang mobil sebenarnya = 6 40 = 1 : 70 Jadi, skala yang digunakan adalah 1 : 70. Contoh : Tinggi seseorang m, sedangkan panjang bayangannya adalah 0,5 m. Jika panjang bayangan sebuah menara 5 m, hitunglah tinggi menara tersebut! Jawab: Diketahui tinggi menara = n Perbandingan: Tinggi orang = m n = 5 0,5 0,5 n = 10 n = 0 Jadi, tinggi menara adalah 0 m. bayangan menara = 5 m bayangan orang = 0,5 m e. Menghitung Faktor Pembesaran dan Pengecilan pada Gambar Berskala Telah dipelajari sebelumnya bahwa skala adalah nilai perbandingan antara jarak pada peta dan jarak sebenarnya. Pada subbab ini akan dibahas tentang apa itu aktor skala? Faktor skala dapat berupa perbesaran dan pengecilan. Perbesaran suatu benda dengan aktor skala k (k > 0) dinamakan memperbesar, sedangkan perbesaran suatu bangun dengan aktor skala k (0 < k < 1) dinamakan memperkecil. Contohnya, oto mobil. Jika diperhatikan maka akan terlihat kesamaan bentuk antara oto dan benda sebenarnya. Foto dapat diperbesar atau diperkecil Ponco Sujatmiko, The Essentials o mathematics or Grade VII o Junior High School and Islamic Junior High school, hlm

39 Contoh: Sebuah perahu layar mempunyai panjang 8 m dan tinggi tiang layar 6 m. tampak pada layar televisi, panjang perahu tersebut 0 cm. tentukan aktor skala dan tinggi tiang layar perahu pada layar televisi! Jawab: Diketahui: Panjang perahu sebenarnya = 8 m = 800 cm Tinggi tiang layar sebenarnya = 6 m = 600 cm Panjang perahu di layar TV = 0 cm Ditanyakan aktor skala dan tinggi tiang layar perahu pada TV? skala = panjang perahu pada layar TV panjang perahu sebenarnya = 0 : 800 = 1 : 40, jadi aktor Skalanya adalah 1 40 Tinggi layar perahu pada layar TV = skala panjang perahu sebenarnya = = 15 cm. Sehingga diperoleh aktor skala = 1 : 40 dan tinggi layar perahu pada televisi = 15 cm. 6. Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching dengan Melakukan Fieldtrip Pada Materi Pokok Perbandingan Pada Peta (skala) Langkah-langkah dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a. Guru mengumumkan hal-hal yang harus disediakan, yaitu: mistar panjang (meteran) dan alat tulis lengkap b. Guru menyajikan materi dalam bentuk bacaan mengenai perbandingan dan skala untuk dipelajari oleh peserta didik, sebelumnya guru memberi penjelasan mengenai perbandingan, yaitu materi untuk bekal peserta didik dalam mempelajari skala 8

40 c. Guru mengajak peserta didik keluar kelas untuk mempelajari materi yang telah diberikan d. Di luar kelas peserta didik dibebaskan untuk berkreasi, namun sebelumnya guru menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didiknya ketika sudah di luar, yaitu: 1) Peserta didik boleh memilih dan menentukan hal-hal yang disukai ketika ada di lapangan ) Selanjutnya peserta didik menggambarkan pada kertas atas apa yang mereka pilih (lapangan, bendera, rumah, jalan, pohon, di antara teman mereka, pagar, ataupun yang lainnya) 3) Setelah di gambar, kemudian peserta didik melakukan pengukuran atas apa yang mereka gambar (yang diukur tidak hanya gambarnya, namun aslinya juga diukur, jika pilihan tersebut tidak memungkinkan untuk diukur dengan pasti maka guru memberikan ketentuan ukur pada pilihan tersebut) 4) Kemudian peserta didik membandingkan hasil ukurnya, yaitu antara gambar mereka dan aslinya (pembandingan dilakukan hingga yang paling sederhana) 5) Peserta didik merangkum semua kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan e. Selesai mengerjakan tugas dari guru, kemudian peserta didik dibebaskan untuk menanyakan hal-hal yang sekiranya belum mereka mengerti, atau permasalahan baru yang mereka temui ketika pembelajaran berlangsung. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan temannya g. Selesai tanya jawab, kemudian guru memberikan tanggapan atas pertanyaan dan jawaban peserta didiknya. Lalu guru mencoba mengembangkan materi yang ada hubungannya dengan permasalahan sehari-hari, dengan mencoba memberi pertanyaan dan peserta didik diberi kesempatan lagi untuk menjawabnya 9

41 h. Kesimpulan diserahkan kepada peserta didik yang berkehendak, kemudian ditindak lanjuti oleh guru i. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan. 7. Penerapan Model Reciprocal Teaching dengan Melakukan Fieldtrip Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Sebagai seorang guru matematika, sudah semestinya mampu membuat anak didiknya merasa enjoy dalam kegiatan pembelajaran. Agar mereka tidak bosan dengan kondisi kelas yang hanya begitu-begitu saja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Peter Kline bahwa belajar akan eekti jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. 47 Maka patutlah sesekali peserta didik diajak jalan-jalan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar di sekitar lingkungan sekolah. Penerapan model Reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip yang mana langkah-langkahnya telah dipaparkan di atas, dapat membiasakan peserta didik untuk melatih diri mereka sendiri dalam melakukan pembelajaran secara mandiri dan mereka bisa mengembangkan konsep yang telah diperoleh. Dari kegiatan karyawisata peserta didik akan merasa lebih terbebaskan untuk berikir lebih leluasa mengenai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan merasa nyaman ketika mengikuti kegiatan pembelajaran matematika karena pembelajarannya tidak lagi dilaksanakan di dalam kelas yang menjenuhkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Amin Suyitno bahwasanya pembelajaran itu seharusnya dilakukan secara menyenangkan, yang berarti suasana pembelajaran membuat siswa berani mencoba, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, dan berani mempertanyakan gagasan orang lain. 48 Ketika peserta didik dibebaskan untuk berkarya, sudah pasti mereka merasa senang dan tidak jenuh menghadapi pelajaran. Penyajian materi juga menjadi 47 Gordon Dryden dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Eekti Kalau Anda dalam Keadaan Fun, (Bandung: Kaia, 00), hlm.. 48 Amin Suyitno, Sertiikasi Guru Matematika SMP/MTs (Pendidikan dan Pelatihan Proesi Guru), (Semarang: 011), hlm

42 bagian dari strategi belajar, sehingga harus pula dilakukan sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ariesandi Setyono bahwasannya materi yang disajikan dengan cara sederhana, singkat, serta dihubungkan dengan kehidupan nyata dan praktis akan cepat diresap oleh siapapun. 49 Selain menyenangkan, kegiatan karyawisata ini dapat menanamkan sikap tanggung jawab kepada peserta didik. Karena dalam kegiatan ini akan dijumpai banyak hambatan yang apabila tidak dihindari maka tujuan kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai sesuai rencana. Sehingga dalam karyawisata peserta didik harus sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dari guru, oleh karena itu jangan sampai mereka hanya main-main ketika ada di luar kelas. Oleh karena itu mereka akan terus terlatih untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak dirasa membosankan ketika dilakukan dengan metode yang tidak monoton, seperti penggunaan model Reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip yang dilakukan di MTs Manbaul Islam. Peserta didik lebih semangat dan sedikit demi sedikit pemikiran mereka tentang pelajaran matematika yang menyeramkan berubah menjadi sosok yang indah dan sangat mengasyikkan untuk terus dipelajari dan mereka akan semakin rajin untuk belajar matematika. Ketekunan dan semangat belajar mereka itulah yang akan menjadikan hasil belajar mereka semakin meningkat dan memuaskan. Sehingga penggunaan model Reciprocal Teaching dengan melakukan ieldtrip sangatlah eekti, karena pengajaran yang eekti adalah pengajaran yang mampu melahirkan proses belajar yang berkualitas, yaitu proses belajar yang melibatkan partisipasi dan penghayatan peserta didik secara intensi. 50 Hal ini sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam Reciprocal Teaching sekaligus ieldtrip. 49 Ariesandi Setyono, Mathemagics Cara Jenius Belajar Matematika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 008), hlm. 89. hlm Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 009), 31

43 C. Rumusan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan beberapa kajian penelitian yang relevan di atas maka dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut. Hasil belajar model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip berbeda dengan hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional dalam pembelajaran matematika kelas VII semester 1 materi pokok perbandingan pada peta (skala) di MTs Manbaul Islam Losari Soko Tuban. 3

44 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan dengan menggunakan prosedur yang lengkap dan sistematis. 51 A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (ield research) kuantitati yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan rata-rata hasil belajar yang diperoleh peserta didik akibat adanya treatment yang diberikan kepada kelas eksperimen. Penelitian ini berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini untuk mencari perbedaan diterapkannya model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip terhadap hasil belajar. Selain itu, penelitian ini didesain menjadi dua kelompok, yakni kelompok pertama dalam pembelajarannya diberi perlakuan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip dan kelompok yang kedua tidak. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs Manbaul Islam Losari, alamatnya di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 9 Nopember 011 hingga tanggal 17 Desember 011, atau berlangsung selama 0 hari. 51 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitati, Kualitati, dan R&D), Bandung: ALFABETA, 010), hlm

45 C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII MTs Manbaul Islam Losari Soko Tuban yang terdiri 34 anak kelas VIIA dan 34 anak kelas VIIB, sehingga jumlahnya adalah 68 peserta didik. Untuk datar nama dapat dilihat pada lampiran Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII MTs Manbaul Islam Losari, karena jumlah dari peserta didik hanya 68 orang, yaitu jumlah dari kelas VIIA dan VIIB. Sehingga penelitian disini merupakan penelitian populasi. Dimana telah ditentukan untuk kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol. Dalam menentukan kelas tersebut digunakan teknik cluster random sampling, yaitu dengan membuat undian yang di dalamnya tertulis kelas VIIA dan VIIB. Telah disepakati sebelumnya bahwa undian yang keluar pertama dijadikan kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol. Sebelum penentuan kelas tersebut dilakukan, terlebih dahulu telah dilakukan pengujian populasi, yakni dengan uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil ulangan materi sebelum perbandingan pada peta (skala) dari kelas VIIA dan VIIB. Langkah-langkah serta rumus Uji Normalitas dan Homogenitas data hasil ulangan materi sebelum perbandingan pada peta (skala). 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kelas VIIA dan kelas VIIB berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: a) Hipotesis yang digunakan H 0 : Peserta didik mempunyai peluang yang sama untuk dapat dipilih menjadi obyek penelitian. H a : Peserta didik mempunyai peluang yang tidak sama untuk dapat dipilih menjadi obyek penelitian b) Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 34

46 c) Menentukan α Tara signiikan (α) yaitu dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = k-1. 5 d) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H 0 diterima bila hitung< pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila hitung e) Rumus yang digunakan: 53 pada tabel chi-kuadrat Keterangan: k i1 o h h : harga Chi-Kuadrat o : rekuensi hasil pengamatan h : rekuensi yang diharapkan k ) Kesimpulan : banyaknya kelas interval Jika hitung< table, maka H 0 diterima dan H a ditolak artinya populasi berdistribusi normal. ) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi dari sampel yang diteliti, apakah kedua kelompok mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Statistik yang digunakan untuk uji homogenitas sampel adalah dengan uji F, dengan rumus: S S F terbesar terkecil 5 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: AlaBeta, 010), hlm Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm

47 Kedua kelompok mempunyai varian yang sama apabila menggunakan = 5 %, dk pembilang = n dan dk penyebut = n menghasilkan F hitung F tabel, ini berarti kedua kelompok dikatakan homogen, atau dengan kata lain H 0 diterima. 54 Pada kelas VIIA sebelum diberi perlakuan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip, diperoleh data nilai tertinggi = 85 dan nilai terendah 40, rentang (R) = 45, banyaknya kelas yang diambil 6 kelas, panjang interval kelas 8. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Untuk datar nilai dapat dilihat pada lampiran 13. Tabel 3.1 Datar Distribusi Frekuensi Kelas VIIA No Interval Batas atas Frekuensi nyata Absolut Frekuensi Relati (%) , , , , , ,5 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka datar perhitungan distribusi rekuensi di atas dapat kita buat Histogram sebagai berikut Gambar Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 005), hlm

48 Pada kelas VIIB, diperoleh data nilai tertinggi = 90 dan nilai terendah 40, rentang (R) = 50, banyaknya kelas yang diambil 6 kelas, panjang interval kelas9. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. sebagai berikut. Tabel 3. Datar Distribusi Frekuensi Kelas VIIB No Interval Batas atas Frekuensi Frekuensi Relati nyata Absolut (%) , , , , , ,9 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka datar perhitungan distribusi rekuensi di atas dapat kita buat Histogram sebagai berikut Gambar 3. Histogram Datar Distribusi Frekuensi Kelas VIIB Dari data yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah yang telah disebutkan, berikut ini merupakan perincian hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas data hasil ulangan materi sebelum perbandingan pada peta (skala). 37

49 Tabel 3.3 Uji normalitas kelas VIIA dan kelas VIIB No Kelas kemampuan hitung tabel Keterangan 1 VIIA Nilai awal Normal VIIB Nilai awal Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15. Sedangkan uji homogenitasnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Uji homogenitas kelas VIIA dan kelas VIIB No Kelas 1 VIIA VIIB F hitung F tabel Kriteria ,8 homogen Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. D. Variabel Penelitian Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, design dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut: R 1 X O 1 R O. 55 Keterangan: R 1 : Responden kelompok eksperimen R : Responden kelompok kontrol X : Model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip O 1 : Hasil belajar kelas eksperimen O : Hasil belajar kelas kontrol 55 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitati, Kualitati. Dan R&D, hlm

50 Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R), kelompok pertama diberi perlakuan (X) yaitu pembelajarannya menggunakan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip dan kelompok yang lain pembelajarannya dilakukan seperti biasa yaitu dengan model konvensional. Perlakuan (treatment) tersebut akan mengakibatkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar yang dihasilkan, yakni (O 1 : O ). E. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk memperoleh data nilai awal peserta didik kelas VII pada materi sebelumnya yang sistem pembelajarannya belum memperoleh perlakuan. Data ini diperoleh dari nilai ulangan harian pada materi Aritmatika Sosial yang merupakan materi sebelum Perbandingan Pada Peta (Skala), di MTs Manbaul Islam Losari Soko Tuban tahun pelajaran 011/01.. Tes Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik pada materi pokok perbandingan pada peta (skala) setelah menerima perlakuan eksperimen. a. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran matematika pada materi pokok perbandingan pada peta (skala). b. Bentuk Tes Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyekti bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas control untuk menjawab hipotesis penelitian. c. Metode Penyusunan Instrument Tes Penyusunan instrument tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 39

51 1) Pembatasan terhadap bahan yang diujikan. Dalam penelitian ini telah dibatasi materi perbandingan, skala, hingga bentuk soal pengembangannya. ) Menentukan jumlah waktu yang disediakan. Waktu yang disediakan adalah 80 menit. Menentukan jumlah butir yang disediakan. Butir soal yang disediakan adalah 5 (sebelum diuji cobakan). Soal ujicoba ada pada lampiran 3. Sedangkan perhitungan dan hasilnya adalah sebagai berikut: Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal.oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi: a) Validitas Sebuah instrumen (soal) dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, dengan mengorelasikan jumlah skor butir dengan skor total. 56 r xy { N N XY ( X )( Y) X ( X ) }{ NY ( Y) Keterangan: r xy = koeisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes X = skor item tiap nomor Y = jumlah skor total XY = jumlah perkalian X dan Y } hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,00), 40

52 Selanjutnya nilai r hitung dikonsultasikan dengan harga kritik r product moment, dengan tara signiikan 5 %. Bila harga rhitung r tabel maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya bila harga rhitung rtabel maka item soal tersebut tidak valid.berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal pada lampiran 6, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut Tabel 3.5 Persentase Validitas Butir Soal No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase 1 Valid 1,, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 1, 13, 14, 15, 17, 1,, 3, 4, % Tidak valid 7, 16, 18, 19, 0 5 0% Total 5 100% Karena terdapat soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas yang kedua dengan membuang soal-soal yang tidak valid tersebut. Sehingga diperoleh soal-soal yang semuanya valid, yaitu butir soal nomor 1,, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 1, 13, 14, 15, 17, 1,, 3, 4, 5. Contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1, dapat dilihat pada lampiran 7. Setelah diketahui soal-soal yang valid maka dapat dilanjutkan dengan menguji reliabilitas soal. b) Reliabilitas Sebuah tes dapat dikatakan reliabel atau mempunyai tara kepercayaan tinggi, apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah subyek yang sama, maka hasilnya akan tetap sama atau 41

53 relati sama. Untuk mengetahui reliabilitas tes obyekti digunakan rumus K-R. 0, yaitu: 57 r 11 Keterangan: n S n 1 S pq r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan S p = varian total = proporsi subyek yangmenjawab benar pada suatu butir q = proporsi subyek yang menjawab item salah ( q 1 p) n = banyaknya item pq = jumlah hasil kali antara p dan q Harga r 11 yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam tabel product moment dengan tara signiikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas jika harga r 11 > r tabel. Dari hasil perhitungan pada lampiran 8, diperoleh nilai reliabilitas butir soal pilihan ganda r 11 0,773, sedangkan dengan tara signiikan 5% dengan n = 34 diperoleh r setelah dikonsultasikan dengan tabel r tabel ternyata reliabel. rhitung r tabel. Oleh karena itu instrument soal dikatakan c) Tara Kesukaran Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir soal pilihan ganda adalah sebagai berikut: 58 p B JS 57 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm

54 Keterangan: p = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar; Soal dengan 0,00 < P 0,30 adalah soal sukar; Soal dengan 0,30 < P 0,70 adalah soal sedang; Soal dengan 0,70 < P 1,00 adalah soal mudah; dan Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran pada lampiran 6, diperoleh seperti pada tabel berikut. Tabel 3.6 Persentase tingkat kesukaran butir soal No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase 1 Sukar % Sedang, 11, 13, 14, 4 5 5% 3 Mudah 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 1, 15, 1,, 3, % Total 0 100% Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 9. d) Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi saja. Angka yang menunjukkan 43

55 besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta didik yang ikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (pandai) dan kelompok bawah (bodoh). 59 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal pilihan ganda adalah: D B J A A B J B B P A P B Keterangan: D J A J B B A = daya pembeda soal = jumlah peserta didik kelompok atas = jumlah peserta didik kelompok bawah = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas. B B = jumlah siswa kelompok bawah menjawab soal itu P A P B B J B J A A B B dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P = indeks kesukaran). = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (P = indeks kesukaran). Klasiikasi daya pembeda soal: DP 0,00 = sangat jelek 0,00 < DP 0,0 = jelek 0,0 < DP 0,40 = cukup 0,40 < DP 0,70 = baik 0,70 < DP 1,00 = sangat baik 59 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm

56 Semua butir soal yang mempunyai D negati sebaiknya dibuang saja. 60 Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal pada lampiran 6 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel 3.7 Persentase daya pembeda butir soal No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase 1 Jelek 1,, 4, 10, 11, 4, % Cukup 3, 5, 6,8, 1, 13, 14, 15, 1,, % 3 Baik 9, 17 10% Total 0 100% Pada tabel di atas terdapat 7 butir soal yang tergolong jelek, namun soal-soal tersebut tetap digunakan dalam tes. Hal ini merupakan keterbatasan dari pembuat soal.contoh perhitungan daya pembeda soal untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 10. 3) Membuat kisi-kisi soal, sebagaimana yang tertera pada lampiran. F. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang terkumpul, digunakan metode statistik, karena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitati. Untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasi. 61 Analisis ini akan ditunjukkan eektivitas penggunaan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII Semester 1 MTs Manbaul Islam Losari pada materi pokok perbandingan pada peta (skala). Sebagaimana telah disebutkan dalam latar belakang bahwasannya 60 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 006), hlm

57 pembelajaran dikatakan eekti ketika nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan, yakni kelas kontrol mempunyai rata-rata yang lebih tinggi. Dalam hal ini data yang dianalisis adalah hasil belajar Matematika materi pokok perbandingan pada peta (skala) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, adapun tahapan analisisnya serta rumus yang digunakan yaitu: 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dikenai perlakuan berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkahlangkah dan rumus uji normalitas yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian. ) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varian yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Langkah-langkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkahlangkah dan rumus uji homogenitas yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian. 3) Uji Perbedaan Rata-rata Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan hasil belajar peserta didik yang diterapkan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip dengan hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya secara konvensional. Untuk uji perbedaan rata-rata digunakan uji t yang berdistribusi student, untuk data yang keduanya berdistribusi normal dan homogen perhitungannya dengan rumus: t s x 1 1 n 1 x 1 n 46

58 Keterangan: x 1 : mean sampel kelas eksperimen x : mean sampel kelas kontrol n 1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen n : jumlah siswa pada kelas kontrol s : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol Dengan s = n 1 1 s 1 + n 1 s n 1 + n Keterangan: x 1 x n 1 n : mean sampel kelas eksperimen : mean sampel kelas kontrol : jumlah siswa pada kelas eksperimen : jumlah siswa pada kelas kontrol : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol s 1 s : variansi data kelas eksperimen : variansi data kelas kontrol Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : tidak ada perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ( μ 1 = μ ). H a : ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ( μ 1 μ ). Gambar 3.3 Uji Dua Pihak 47

59 Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan 5% menghasilkan t 1 < t < t 1 α 1 1, dimana t α 1 1 didapat α dari datar distribusi t dengan dk = n 1 + n -, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. 6 0 Sedangkan untuk data yang tidak sama (homogen), namun keduanya berdistribusi normal maka perhitungannya dengan rumus: t = x 1 x s 1 n 1 + s n Keterangan: x 1 : mean sampel kelas eksperimen x : mean sampel kelas kontrol n 1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen n : jumlah siswa pada kelas kontrol s 1 : variansi siswa kelas eksperimen s : variansi siswa kelas control Kriteria pengujian adalah terima H 0 jika: w 1t 1 + w t w 1 + w < t < w 1t 1 + w t w 1 + w Dengan: w 1 = s 1 ; w n = s 1 n t 1 = t 1 1 α, n 1 1 dan 6 Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 40. t = t 1 1 α, n 1 48

60 tβ, m didapat dari datar distribusi student dengan peluang β dan dk = m. untuk harga-harga t lainnya, H 0 ditolak Sudjana, Metoda Statistika, hlm

61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Selain menggunakan metode dokumenter, dalam penelitian ini telah dilakukan tes sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya yang tujuannya untuk memperoleh hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda. Berikut ini adalah datar nilai hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen No. STUDENT CODE NAMA NILAI 1 E-001 AFIFUDIN 60 E-00 AGUS PRATAMA 70 3 E-003 AHMAD SAIFUL HADI 80 4 E-004 ANDI SUSANTO 60 5 E-005 APRILIA DWI PARWATI 95 6 E-006 AQIDATUL KHOIRIYAH 65 7 E-007 AYU FIRNANDA 65 8 E-008 BAKHTIAR 80 9 E-009 DANIAL DAMA E-010 EVA NOVIANTI E-011 HENDRI 70 1 E-01 JUNIATI E-013 KHABIBUL MUHSININ E-014 KHOIRI E-015 LIAN HARTONO 50 50

62 No. STUDENT CODE NAMA NILAI 16 E-016 LIGA FAHRUL MUSTOFA E-017 LILIS NUR KHOIFAH E-018 LULUK MA RUFAH E-019 M. ALWI SHIHAB E-00 MAASYARIL KIROM MH E-01 MILA AYU NOPITASARI 85.0 E-0 MOCH. ROZIKIN E-03 MUHAMMAD ROHMAN E-04 MUH. SYAMSUL M E-05 MUJIATI E-06 RISKA DWI RAHMAWATI E-07 RIZAL E-08 SETIAWAN E-09 SHERLIYA TANTRIANI E-030 SITI IRMAWATI E-031 SITI ZUMROTUL BA DIYAH E-03 USWATUN CHASANAH E-033 ELLY SUSANAWATI E-034 IKA WIDIASARI 70.0 Tabel 4. Data Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol NO STUDENT CODE NAMA NILAI 1 C-001 ABDUL SYUKUR 55 C-00 ADI ANDRIAN 65 3 C-003 ADINDA SEPTIANI 70 4 C-004 AGUS SUSANTO 50 5 C-005 AHMAD ZAINAL MUZAIS 60 6 C-006 ANDIK SANJAYA 75 7 C-007 ANIK SHOILIKAH 70 8 C-008 DEWI ROUDHOTUL JANNAH 65 9 C-009 DWI SRI WEDARI C-010 EKO FUADI BUDIANTO C-011 EVA SINTHIYA 70 1 C-01 EVI NUR ALIMAH C-013 HENGKI INDRA LESMANA

63 NO STUDENT CODE NAMA NILAI 14 C-014 IZZATUL A'YUN C-015 KHOIRUL HUDA C-016 LASIYANA C-017 LILIS NURSIAMI C-018 M TAJID C-019 MOCH ALI SODIKIN C-00 MUCHAMAD KOYIN C-01 MUHAMAD RIZAL SUSANTO 55.0 C-0 MUHAMMAD THOHIRIN C-03 MUNIAH C-04 NUR KOIMA C-05 PUTRI MEZA C-06 RICO ADE ALFIANSYAH C-07 RISA PHITRIA C-08 RIFI'IABDUL KARIM C-09 SAHRUL UMAM C-030 SITI NUR ASIYAH C-031 SRI WAHYUNI C-03 SUCIATI C-33 YULIANTI C-34 M YASIR EFENDI 75.0 Analisis Data 1. Uji Normalitas Sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka berikut ini adalah hasil dari uji normalitas setelah diterapkan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol. a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen 1) Hipotesis: H 0 : Data berdistribusi normal H a : Data tidak berdistribusi normal 5

64 ) Rumus yang digunakan: k i1 o h h 3) Kriteria Pengujian: H 0 diterima bila Ha diterima bila hitung < tabel hitung tabel pada tabel chi-kuadrat pada tabel chi-kuadrat 4) Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 100 Nilai Minimal = 60 Rentang = 40 Banyak Kelas = 1 + (3.3)log 34 = 1 + (3.3)1.531 = = 6 (dibulatkan) 40 Panjang Kelas = (dibulatkan) 6 n = 34 Interval Tabel 4.3 Tabel Distribusi Skor Nilai Akhir Kelas Eksperimen. i x i x i i i x i. x i Jumlah x = S = k i i i1 = n i i x x i 681 = n n 1 i x i = (681681) = S = S = = 1. 53

65 Interval BK Z Tabel 4.4 Tabel Datar Nilai Frekuensi Observasi Kelas Eksperimen Batas LD Luas Daerah h o o - h ( BK = batas kelas interval Harga Z diperoleh dengan rumus o h h ) Z BK x = S = Batas luas daerah dicari dengan tabel z-score atau tabel kurve normal. Luas daerah merupakan selisih dari batas luas daerah yang mengapit. 64 h = Luas Daerah n = 34 = Dari tabel datar nilai rekuensi observasi kelas eksperimen diperoleh hitung = , sedangkan dari tabel Chi Kuadrat dengan α = 0.05 dan dk = 6-1 =5 diperoleh (0.95)(5) = karena hitung < tabel maka data tersebut berdistribusi Normal. 64 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm

66 b. Uji Normalitas Kelas Kontrol 1) Hipotesis: H 0 : Data berdistribusi normal H a : Data tidak berdistribusi normal ) Rumus yang digunakan k i1 o h h 3) Kriteria Pengujian H 0 diterima bila Ha diterima bila hitung < tabel hitung tabel pada tabel chi-kuadrat pada tabel chi-kuadrat 4) Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 80 Nilai Minimal = 45 Rentang = 35 Banyak Kelas = 1 + (3.3) log 34 = 1 + (3.3) = = 6 (dibulatkan) 35 Panjang Kelas = (dibulatkan) 6 n = 34 Interval i Tabel 4.5 Tabel Distribusi Skor Nilai Akhir Kelas Kontrol. x i x i i i x i. x i Jumlah

67 x = S = k i i i1 = n i i x x i 173 = n n 1 i x i = (173173) = S = S = = Interval BK Z Tabel 4.6 Tabel Datar Nilai Frekuensi Observasi Kelas Kontrol Batas LD Luas Daerah h o o - h ( Jumlah BK = batas kelas interval Harga Z diperoleh dengan rumus o h h ) Z BK x = S = Batas luas daerah dicari dengan tabel z-score Luas daerah merupakan selisih dari batas luas daerah yang mengapit h = Luas Daerah n = 34 =

68 Dari tabel datar nilai rekuensi observasi kelas kontrol diperoleh hitung = , sedangkan dari tabel Chi Kuadrat dengan α = 0.05 dan dk = 6-1 = 5 diperoleh (0.95)(5) = karena hitung < tabel maka data tersebut berdistribusi Normal.. Uji Homogenitas Untuk mencari homogenitas sampel antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji F dengan rumus F = H o = varian homogen 1 S S H a = varian tidak homogen 1 terbesar terkecil, dengan hipotesis: Kedua kelompok mempunyai varian yang sama apabila menggunakan = 5% menghasilkan F hitung F tabel dengan dk pembilang =34 dan dk penyebut = 34. berikut: Dengan varian dari masing- masing kelompok digunakan tabel sebagai Tabel 4.7 Tabel Perhitungan Variansi Data Akhir Di kelas Eksperimen _ x x ( x x ) ( x x )² ( x x ) ² Jumlah x = x n 57

69 695 = 34 = Varian (S²) dirumuskan = diperoleh: x x n 1. Sehingga dari tabel di atas S² = = x x n = Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Kontrol _ x x ( x x ) ( x x )² ( x x ) ² Jumlah x = x n 170 = 34 = Varian (S²) dirumuskan = n 1 x x. Sehingga dari tabel di atas diperoleh: 58

70 S² = = x x n = Dari hasil perhitungan varian di kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa S² terbesar = dan S² terkecil = sehingga: S S F terbesar terkecil F = = Dengan menggunakan = 5% dan dk pembilang =34, dk penyebut = 34 diperoleh F tabel =1,8. Karena F hitung ( ) F tabel (1.8) maka H o diterima, artinya kedua kelas tersebut adalah homogen. 3. Pengujian Hipotesis Dari analisis awal dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai awal yang relati sama. Selanjutnya kelompok eksperimen diberi perlakuan tertentu dengan menggunakan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip pada materi perbandingan pada peta (skala), sedangkan kelompok kontrol diberi treatment seperti keadaan biasanya yaitu model konvensional. Dan setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap hasil belajar setelah kelas eksperimen diberi perlakuan, hasil keduanya tetap normal dan homogen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kedua kelompok tersebut maka menggunakan analisis uji-t. Karena kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan rumus: t s x 1 1 n 1 x 1 n 59

71 Dengan: Keterangan: x 1 x n 1 n s 1 : mean sampel kelas eksperimen : mean sampel kelas kontrol : jumlah siswa pada kelas eksperimen : jumlah siswa pada kelas kontrol : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol : variansi data kelas eksperimen s : variansi data kelas kontrol Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 = 1 = H a = 1 Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan 0 di mana di dapat dari datar distribusi t dengan dk = n 1 + n -, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. Dari data lampiran 6 diketahui: n 1 = 34 s dk = ( ) - =66 n = 34 t tabel untuk :5 % = 1,67 Perhitungan: t = s x 1 1 n 1 x 1 n 79,6 63,

72 15.44 = = 3.65 = Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh t hitung sebesar 5.834, nilai ini kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan dk = = 66 pada tara signiikan 5% adalah sebesar,00. Daerah penolakan H Pada gambar di atas terlihat bahwa nilai t hitung terletak di daerah penolakan H 0, hal ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel maka hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga ada perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang mendapat pembelajaran model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip pada materi pokok perbandingan pada peta (skala) dengan hasil belajar peserta didik yang tidak mendapat pembelajaran model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip. Dengan demikian hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis di atas, dapat diketahui bahwa model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip yang telah diterapkan pada pembelajaran matematika materi pokok skala memberikan hasil yang signiikan pada tara 5%. Dengan demikian hipotesis yang diajukan bahwa akan terdapat perbedaan antara hasil belajar diterapkannya Model Reciprocal Teaching dengan melakukan ieldtrip dengan hasil belajar yang tidak diterapkan model tersebut pada materi pokok skala peserta didik kelas VII semester gasal MTs Manbaul 61

73 Islam Losari Soko Tuban tahun pelajaran 011/01 adalah diterima. Yang mana pembelajaran dengan model reciprocal teaching lebih baik dan eekti jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil ini dapat diperoleh dari uji perbedaan rata-rata hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t. Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu kemampuan awal kedua sampel penelitian apakah sama atau tidak. Oleh karena itu diambil nilai ulangan harian mata pelajaran matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen yang merupakan data awal yang dimiliki sekolah. Setelah dilakukan analisis data awal, hasil analisis menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan diperoleh F hitung ( ) F tabel (1.8). Nilai 1.8 merupakan nilai F tabel pada tara signiikan 5% dengan dk pembilang 34 dan dk penyebut 34, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas berasal dari kondisi yang sama (homogen) dan dapat diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran matematika materi pokok skala dengan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Dua asumsi dasar yang harus dipenuhi apabila ingin digunakan uji t sebagai analisis hipotesisnya adalah bahwa distribusi data dari kedua variabel adalah normal, dan kedua populasi dimana sampel tersebut diambil mempunyai varian yang sama. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varian. Dari kedua uji tersebut, diketahui bahwa data hasil belajar matematika materi pokok skala di MTs Manbaul Islam untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berdistribusi normal dan kedua kelas tersebut mempunyai varian yang sama ditunjukkan dengan harga F hitung ( ) F tabel (1.8), F tabel =1.8 diperoleh pada tara signiikan = 5% dan dk pembilang = 34, dk penyebut = 34. Sehingga analisis hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap data hasil belajar kedua kelas tersebut dapat dilanjutkan. Uji pebedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji t diperoleh t hitumg sebesar 5,834. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan t tabel dengan dk = = 66 pada tara signiikan 5% adalah 6

74 sebesar 1,67. Karena t hitumg (5,834) > t tabel (,00) maka perbedaan rata-rata kedua hasil belajar tersebut adalah signiikan, bukan perbedaan yang terjadi secara kebetulan (by chance) sebagai akibat sampling error. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 1, oleh karena itu model reciprocal teaching yang telah diterapkan pada pembelajaran matematika materi pokok skala lebih eekti dari pada pembelajaran konvensional. C. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi disadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu karena adanya keterbatasan-keterbatasan di bawah ini: 1. Keterbatasan Waktu Penelitian yang dilakukan terpancang oleh waktu. Karena waktu yang digunakan sangat terbatas, maka hanya dilakukan penelitian sesuai keperluan yang berhubungan saja. Walaupun waktu yang digunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.. Keterbatasan Kemampuan Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan demikian disadari bahwa dalam penelitian ini dipunyai keterbatasan kemampuan, khususnya dalam pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi telah diusahakan semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3. Keterbatasan Biaya Hal terpenting yang menjadi aktor penunjang suatu kegiatan adalah biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Telah disadari bahwa dengan minimnya biaya yang menjadi aktor penghambat dalam proses penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan ketika harus membutuhkan dana yang 63

75 lebih besar. Akan tetapi dari semua keterbatasan yang dimiliki memberikan keunikan tersendiri. 64

76 BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip pada materi pokok perbandingan pada peta (skala) berbeda dengan hasil belajar peserta didik yang digunakan metode konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu rata-rata kelompok eksperimen adalah 79,6. Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta didik kelompok kontrol adalah 63,8. Oleh karena itu jelas adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, penggunaan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip lebih eekti digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII maateri pokok skala dibandingkan dengan model konvensional. B. Saran-saran Dari kesimpulan Penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antara lain: 1. Bagi guru a. Diharapkan guru dapat menggunakan model reciprocal teaching dengan melakukan ieldtrip di dalam proses pembelajaran. b. Diharapkan guru dapat memanaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai alat bantu untuk menyampaikan sebuah konsep matematika. c. Diharapkan guru lebih inovati dalam hal menggunakan metode di dalam pembelajaran, supaya pembelajaran matematika menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.. Bagi peserta didik a. Diharapkan peserta didik dapat memotivasi diri supaya dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal. 65

77 b. Diharapkan peserta didik sebagai generasi yang cerdas dan penerus bangsa dapat mengubah sikap untuk lebih akti, kreati dan kritis untuk mencapai prestasi dan hasil belajar yang optimal. 3. Bagi pembaca, dapat memberikan khasanah dan wawasan pengetahuan tentang proses pembelajaran di dalam dunia pendidikan. C. Penutup Segala puji bagi Allah SWT zat yang Maha luas akan ilmu-nya meliputi seluruh alam raya yang tiada batas serta karena dengan rahmat, karunia dan cinta kasih-nya, peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berdo a, semoga bermanaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi para pembaca. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. Semoga Allah meridhoinya. 66

78 DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 00) , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 006. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alabeta, 009). Aziz, Abdul dan Abdul Majid, Al-tarbiyah wa Turuqut Tadris, (Mesir: Dani Ma ari, 1979). Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 010). Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 000). Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 00). Djamarah, Bahri, Syaiul, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 008). Dryden, Gordon dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Eekti Kalau Anda dalam Keadaan Fun, (Bandung: Kaia, 00). Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 008). Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 007). Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press, 009). Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Sagha Graika, 008). Jihad, Asep, Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis), (Yogyakarta: Multi Pressindo, 008). Lailaturrohmah, Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Jajar Genjang dan Belah Ketupat (Studi Tindakan Kelas di MTs Mitahul Falah Rembang Kelas VII B Semester Tahun Pelajaran

79 ), Skripsi (Semarang: Tadris Matematika IAIN Walisongo, 009). Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 004). Muschla, Judith A., dan Gary Robert Muschla, Hand on Math Projects with reallie Applications, (United States o America: Jossey Bass, 006). Mujis, Daniel dan David Reynolds, Eective Teaching: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 008). Prasetyono, Sunar, Dwi, dkk., Cerdas Matematika Untuk SMP Kelas VII: Pembahasan, Pelatihan, dan Pemantapan Praktis, (Jogjakarta: Power Books, 009). Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 011). Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 008). Setyono, Ariesandi, mathemagics Cara Jenius Balajar Matematika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 008). Simanjuntak, Lisnawaty, dkk., Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993). Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 010). Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 005). Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 009). Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitati, Kualitati. Dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 010) , Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alabeta,007). Sujatmiko, Ponco, The Essentials o mathematics or Grade VII o Junior High School and Islamic Junior High school, (Solo: Tiga Serangkai, 010). Sukino, Matematika Untuk SMP kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 006). Suwarno, Wiji, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 009).

80 Suyitno, Amin, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang: UNNES, 001) , Sertiikasi Guru Matematika SMP/MTs (Pendidikan dan Pelatihan Proesi Guru), (Semarang: UNNES, 011). Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajagraindo Persada, 003) , Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 008). Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovati Progresi: Konsep Landasan dan Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 010). Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 005). Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 006).

81 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Datar Distribusi Frekuensi Kelas VIIA 36 Tabel 3. Datar Distribusi Frekuensi Kelas VIIB 37 Table 3.3 Uji normalitas kelas VIIA dan kelas VIIB 38 Tabel 3.4 Uji homogenitas kelas VIIA dan kelas VIIB 38 Table 3.5 Prosentase Validitas Butir Soal 41 Tabel 3.6 Prosentase tingkat kesukaran butir soal 43 Tabel 3.7 Prosentase daya pembeda butir soal 45 Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen 50 Tabel 4. Data Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol 51 Tabel 4.3 Tabel Distribusi Skor Nilai Akhir Kelas Eksperimen 53 Tabel 4.4 Tabel Datar Nilai Frekuensi Observasi Kelas Eksperimen 54 Tabel 4.5 Tabel Distribusi Skor Nilai Akhir Kelas Kontrol 55 Tabel 4.6 Tabel Datar Nilai Frekuensi Observasi Kelas Kontrol 56 Tabel 4.7 Tabel Perhitungan Variansi Data Akhir Di kelas Eksperimen 57 Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Kontrol 58

82 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Histogram Distribusi Frekuensi Kelas VII A 36 Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Kelas VII B 37 Gambar 3.3 Uji Dua Pihak 47

83 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Datar Siswa Kelas Ujicoba Kisi-Kisi Soal Uji Coba Soal Uji Coba Kunci Jawaban Soal Uji Coba Lembar Jawaban Soal Uji Coba Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, Dan Reliabilitas Butir Soal Pilihan Ganda Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba Perhitungan Reliabelitas Butir Soal Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Lampiran 10 Perhitungan Daya Beda Butir Soal Lampiran 11 Datar Nama Peserta Didik Kelas VIIA Lampiran 1 Datar Nama Peserta Didik Kelas VIIB Lampiran 13 Datar Nilai Awal Kelas VIIA dan VIIB Lampiran 14 Uji Normalitas Awal Kelas VIIA Lampiran 15 Uji Normalitas Awal Kelas VIIB Lampiran 16 Uji Homogenitas Awal Kelas VIIA Dan VIIB Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 18 Lembar Kerja Peserta Didik Lampiran 19 Contoh Jawaban LKPD Lampiran 0 Latihan Akhir Pembelajaran Lampiran 1 Jawaban Latihan Akhir Pembelajaran Lampiran Kisi-Kisi Soal Evaluasi

84 Lampiran 3 Soal Evaluasi Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Lampiran 5 Lembar Jawaban Soal Evaluasi Lampiran 6 Datar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 7 Uji Normalitas Akhir Kelas Eksperimen Lampiran 8 Uji Normalitas Akhir Kelas Kontrol Lampiran 9 Uji Homogenitas Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 30 Perhitungan Akhir Uji T

85 Lampiran 1 DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA TES No NAMA KODE 1 ABDUR ROHMAN U_1 AGUS WARSONO U_ 3 AHMAD NUR CHOLIS U_3 4 AINUL SHOFI U_4 5 ALI MUTAQAWIN U_5 6 ANANG SETIYAWAN. U_6 7 BADIATUN NUR FAIZAH U_7 8 BADRUL ALIM U_8 9 DEWI SHOLIKATI U_9 10 EVI DATUL FITRIA U_10 11 EVI RAHMAWATI U_11 1 FERLI WILDYA NINGRUM U_1 13 FIKRI LAZUWARDI U_13 14 HENDRA CAHYO IRAWANTO U_14 15 HENI PURWATI U_15 16 KHOLILUR ROHMAN U_16 17 KLIWIT U_17 18 LULUK MUAROFAH U_18 19 MIFTAKHUL KHOIR U_19 0 M. AGUS SETYA BUDI U_0 1 M. ALIF U_1 M. FARID ALFAHMI U_ 3 M. HARIS AL-ADHOM U_3 4 M. ILHAM U_4 5 M. SANTOSO U_5 6 NANA AINUR ROFI KHOLILIYAH U_6 7 NING MUNTIANI NINGSIH U_7 8 NISA KO IMAH U_8 9 PARIT SETIAWAN U_9 30 SINDI AYU PUSPITA DEWI U_30 31 SITI MUTMAINAH U_31 3 UMI MASRUROH U_3 33 ZULFA ILA MUFAIDAH U_33 34 ZUMROTUL MUFIDA U_34

86 Lampiran KISI-KISI SOAL UJI COBA Materi Pokok Indikator No. Soal Perbandingan Peserta didik dapat membandingkan suatu ukuran Skala Peserta didik mampu menyebutkan deinisi skala Skala Peserta didik dapat menerapkan rumus skala Skala Peserta didik mampu menyelesaikan pengembangan soal skala 1,, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Banyak Butir Soal 8 9, 10, 11, , 14, 15, 16, 17, 18, 19, 0 1,, 3, 4, Bentuk Test Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda

87 Lampiran 3 SOAL UJI COBA Mata pelajaran : Matematika Kelas : VII Materi : Skala Waktu : 80 menit ( JPL) Langkah-langkah Mengerjakan: Sebelum mengerjakan baca BASMALAH terlebih dahulu Tulis Nama dan No. Absen pada lembar jawaban Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah Jawaban murni dari hasil kerja sendiri Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! kg : 640 kg, jika disederhanakan menjadi. A. 1 : B. : 4 C. 3 : 8 D. 3 : cm : 0 m, jika disederhanakan menjadi. A. 1 : B. 5 : 1 C. : 1 D. 1 : 5 3. Dewi membeli permen 8, sedangkan Ayu hanya membeli 4 permen. Perbandingan antara permen Dewi dan Ayu adalah. A. 1 : B. : 1 C. 3 : D. : 3 4. Yang memenuhi deinisi perbandingan yaitu, kecuali. A. 4 liter : 6 dm 3 = : 3 C. 3 jam : 9 kg = 1 : 3 B. 1 jam : 30 menit = : 1 D. 1 bulan : 8 minggu = 1 : 5. Nenek membagikan uang kepada kedua cucunya Abel dan Deny. Karena Abel lebih tua maka dia memperoleh jatah Rp ,00 sedangkan Deny hanya memperoleh Rp ,00. Uang Abel : uang Deny =. A. : 3 B. 3 : C. 5 : D. : 5

88 6. Pak Budi mempunyai dua orang anak, yaitu Agus dan Wati. Umur Agus 8 tahun dan umur Wati 4 tahun. Perbandingan umur Agus dengan umur Wati adalah. A. Agus 4 tahun lebih muda dari Wati B. Wati 4 tahun lebih muda dari Agus C. Umur Wati kali umur Agus D. Agus lebih muda 8 tahun dibanding Wati 7. Sawah pak Lurah jika dijumlah luasnya mencapai 700 m, sedangkan sawah pak RT hanya 900 m. Perbandingan sawah pak Lurah dengan pak RT adalah. A. Sawah pak RT 6 kali lebih luas dibanding sawah pak Lurah B. Sawah pak RT 1 6 dari sawah pak Lurah C. Pak RT memiliki sawah seluas 8 kali sawah pak Lurah D. Sawah pak Lurah 8 kali lebih luas dari sawah pak RT 8. Besarnya uang Dona Rp ,00 sedangkan uang Andi Rp..000,00 lebihnya dari uang Dona. Perbandingan uang Dona dengan uang Andi adalah. A. : 1 B. : 3 C. 3 : 4 D. 4 : 5 9. Deinisi skala adalah sebagai berikut, kecuali. A. Perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya B. Perbandingan ukuran pada model dengan ukuran sebenarnya C. Perbandingan antara panjang sesungguhnya dengan panjang gambar D. Perbandingan tinggi pada miniatur/tiruan dengan tinggi sebenarnya 10. Diketahui skala 1 : 1000 artinya. A. 1 cm jarak pada gambar mewakili 100 m pada jarak sebenarnya B. 1 cm tinggi pada peta mewakili 1000 m pada tinggi sebenarnya C. 1 cm panjang pada peta mewakili 10 m pada panjang sebenarnya D. 1 m jarak pada peta mewakili 1000 cm jarak sebenarnya 11. Setiap 1 cm dalam peta (gambar) mewakili keadaan senyatanya 4 km, pernyataan tersebut sama artinya dengan. A. 1 : 4 B. 1 : C. 1 : D. 1 : 400

89 1. Pada suatu peta 1 cm mewakili 40 m, skala pada peta tersebut adalah. A. 1 : C. 1 : B. 1 : 40 D. 1 : Diketahui jarak pada peta = 30 cm dan jarak sebenarnya = 9000 cm maka skalanya adalah. A. 3 : 9 B. 1 : 3000 C. 1 : 3 D. 1 : Jarak kota A ke kota B dalam peta = 3 cm, sedang skala yang tercantum pada peta 1 : Jadi jarak antara kota A dan B adalah. A. 1,5 km B cm C. 15 km D cm 15. Toni membuat sketsa bendera dengan tinggi 10 cm, padahal tinggi bendera di lapangan,5 m. berapakah skala yang dipakai Toni untuk membuat gambar bendera. A. 10 : 5 B. 1 : 5 C. 1 : 50 D. 10 :,5 16. Pagar sekolahan tingginya 1 m, digambar oleh Ali dengan skala 1 : 50 maka tinggi gambar Ali. A. cm B. 5 cm C.,5 cm D. 1 cm 17. Tinggi suatu gedung 5 m, jika tinggi gedung pada maket (bentuk miniatur/tiruan) dibuat 10 cm maka tentukan skala untuk membuat maket tersebut. A. 1 :,5 B. 1 : 5 C. 1 : 50 D. 1 : Untuk membuat model pesawat terbang digunakan skala 1 : 000, jika panjang model 15 cm maka berapakah panjang pesawat sebenarnya. A cm C cm B cm D cm 19. Sebidang tanah digambar dengan skala 1 : 300. Jika ukuran tanah pada gambar adalah 0 cm 15 cm, tentukan luas tanah sebenarnya. A..500 m B..340 m C..00 m D m 0. Dua kota berjarak 10 km. Jika kedua kota itu digambar pada peta dengan skala 1 : , tentukan jarak kedua kota tersebut pada peta. A. 15 cm B. 16 cm C. 18 cm D. 14 cm

90 1. Lika mempunyai sebuah oto berukuran 10 cm 15 cm. Jika oto tersebut akan diperbesar menjadi dua kalinya, tentukan luas ukuran oto setelah mengalami perbesaran. A. 300 cm B. 600 cm C. 150 cm D cm. Dalam sebuah majalah diketahui bahwa tinggi Batman 5 cm, tinggi superman 6,5 cm. tinggi Superman sebenarnya 1,95 m, maka selisih tinggi kedua jagoan tersebut sebenarnya adalah. A. 35 cm B. 45 cm C. 55 cm D. 65 cm 3. Sebuah tiang bendera yang tingginya 3 m mempunyai bayangan di tanah sepanjang cm. Pada saat yang sama pohon cemara mempunyai bayangan di tanah sepanjang 10 cm. Tinggi pohon cemara itu adalah. A. 5 m B. 0 m C. 15 m D. 10 m 4. Sebidang tanah yang berukuran 35 m 15 m dibuat gambar denah dengan lebar 3 cm. Berapa skala yang digunakan untuk membuat gambar? A. 3 : 15 B. 1 : 15 C. 1 : 5 D. 1 : Sebuah oto memiliki ukuran 3 cm 4 cm, apabila sisi terpanjang dijadikan 9 cm, maka sisi terpendek akan bertambah sebesar. A. 3,75 cm B. 4,75 cm C. 6,75 cm D. 7,75 cm Baca HAMDALAH!!!

91 Lampiran 4 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. C 11. C 1. B. A 1. D. B 3. B 13. D 3. C 4. C 14. A 4. C 5. B 15. B 5. C 6. B 16. A 7. D 17. C 8. B 18. C 9. C 19. D 10. C 0. A

92 Lampiran 5 LEMBAR JAWABAN SOAL UJI COBA NAMA KELAS NO. ABEN : : : Berilah tanda silang (x) pada A, B, C, atau D dalam lembar jawab berikut! No JAWABAN No JAWABAN 1 A B C D 16 A B C D A B C D 17 A B C D 3 A B C D 18 A B C D 4 A B C D 19 A B C D 5 A B C D 0 A B C D 6 A B C D 1 A B C D 7 A B C D A B C D 8 A B C D 3 A B C D 9 A B C D 4 A B C D 10 A B C D 5 A B C D 11 A B C D 1 A B C D 13 A B C D 14 A B C D 15 A B C D

93 Lampiran 6 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN, DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA NO. Kode Peserta Butir Soal Pilihan Ganda Didik Y Y² 1 U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_

94 DB TK reliabilitas r tbl = X X² ( Y)²= XY ( X)² rxy 0, , , , , , , , , , ,4551 0,4133 0, , , ,0757 0, , ,0553 0, , , , , ,46191 VALIDITAS VAL VAL VAL VAL VAL VAL INV VAL VAL VAL VAL VAL VAL VAL VAL INV VAL INV INV INV VAL VAL VAL VAL VAL p 0, , , , , , , , , , , ,8359 0, , , , , , , , , ,8359 0, , ,8359 q 0, ,3359 0, , , ,0588 0,0588 0,0588 0, ,0588 0,3359 0, , ,3359 0, ,0588 0, , , , , , , , , p*q 0, , , , , , , , , , , , ,415 0, , , ,0761 0,8374 0, , , , , ,4654 0,14539 pq 4,104 r11 0, s 14,8957 kriteria Reliabel B JS P 0, , , , , , , , , , , ,8359 0, , , , , , , , , ,8359 0, , ,8359 kriteria Mdh Sdng Mdh Mdh Mdh Mdh Mdh Mdh Mdh Mdh Sdng Mdh Sdng Sdng Mdh Mdh Skr Sdng Mdh Mdh Mdh Mdh Mdh Sdng Mdh BA BB JA JB DP 0, , , , ,3594 0, , , , , , ,3594 0,3594 0, ,3594 0, , , , , , ,3594 0,3594 0, , Kriteria Jlk Jlk Ckp Jlk Ckp Ckp Jlk Jlk Baik Jlk Jlk Ckp Ckp Ckp Ckp Jlk Baik Jlk Jlk Jlk Ckp Ckp Ckp Jlk Jlk Keterangan Diter Diter Diter Diter Diter Diter Dibu Diter Diter Diter Diter Diter Diter Diter Diter Dibu Diter Dibu Dibu Dibu Diter Diter Diter Diter Diter

95 Lampiran 7 PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA Analisis validitas dari hasil uji coba instrument tes adalah dengan menggunakan Rumus: r xy = { N ini adalah contoh perhitungan untuk soal no 1 : N XY ( X )( Y) X ( X ) }{ NY ( Y) Tabel Analisis hasil jawaban dari uji coba soal no. 1 } dan di bawah No Kode Butir Soal Skor No. 1 (X) Total (Y) Y² XY X² 1 U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_

96 No Kode Butir Soal No. 1 (X) Skor Total (Y) Y² XY X² 5 U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ Jumlah Berdasarkan tabel diatas diperoleh: N = 34 X = 31 X = 31 xy =598 y =639 y =1501 ( x) = 961 ( y) = r xy = r xy = { N r xy = 0.4 N XY ( X )( Y) X ( X ) }{ NY ( 34(598) 31(639) {34(31) 961}{34(1501) 40831} Y) } Pada =5% dengan N= 34 diperoleh r tabel 0,339 dan perhitungan di atas diperoleh r xy = 0,4. Karena r xy > r tabel (0,4 >0,339) maka soal nomor 1 valid. Dan untuk butir soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama

97 Lampiran 8 PERHITUNGAN RELIABELITAS BUTIR SOAL Analisis reliabilitas dari hasil uji coba instrumen tes adalah dengan menggunakan Rumus reliabilitas uji coba instrumen: n = 5 pq = Y S = S = r 11 = n S pq r 11 dan di bawah ini adalah perhitungan n 1 S Berdasarkan tabel pada analisis uji coba pada lampiran 6 diperoleh: (Y n n ) Pada =5% dengan n = 5 diperoleh r tabel = 0,339 dari perhitungan di atas diperoleh r 11 = Karena r 11 > r tabel (0.754 > 0,339) maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

98 Lampiran 9 PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN BUTIR SOAL Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk indeks kesukaran adalah dengan menggunakan Rumus: Keterangan: P B JS = indeks kesukaran p = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes Kriteria : proporsi tingkat kesukaran P 0.9 sukar; 0,9 < P 0,70 sedang; P > 0.7 Perhitungan untuk butir no 1 B = 31 JS = P = = mudah B JS Berdasarkan kriteria yang ditentukan maka soal no 1 termasuk soal dengan klasiikasi mudah. Untuk soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama.

99 Lampiran 10 PERHITUNGAN DAYA BEDA BUTIR SOAL Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk daya pembeda adalah dengan menggunakan Dengan Klasiikasi daya pembeda soal: DP 0,00 0,00 < DP 0,0 = jelek = sangat jelek 0,0 < DP 0,40 = cukup 0,40 < DP 0,70 = baik 0,70 < DP 1,00 = sangat baik D B B A B = PA PB J A J B Tabel Hasil Jawaban Soal No 1 untuk menghitungn Daya Pembeda Kelompok Atas Kelompok Bawah No Kode Skor No Kode Skor 1 U_ U_10 1 U_9 1 U_ U_4 1 3 U_ U_ 1 4 U_7 1 5 U_1 1 5 U_1 1 6 U_6 1 6 U_3 1 7 U_3 1 7 U_6 1 8 U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ 0 14 U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_ U_34 0 Jumlah 17 Jumlah 14

100 Untuk soal no 1 diperoleh data sebagai berikut: BA = 17 BB =14 JA = 17 JB = 17 D = = BA BB JA JB = Berdasarkan kriteria di atas, maka butir soal no 1 mempunyai daya pembeda jelek. Untuk menghitung daya pembeda butir soal lainnya dengan cara yang sama.

101 Lampiran 11 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VIIA No NAMA KODE 1 AFIFUDIN A_1 AGUS PRATAMA A _ 3 AHMAD SAIFUL HADI A _3 4 ANDI SUSANTO A _4 5 APRILIA DWI PARWATI A _5 6 AQIDATUL KHOIRIYAH A _6 7 AYU FIRNANDA A _7 8 BAKHTIAR A _8 9 DANIAL DAMA A _9 10 EVA NOVIANTI A _10 11 HENDRI A _11 1 JUNIATI A _1 13 KHABIBUL MUHSININ A _13 14 KHOIRI A _14 15 LIAN HARTONO A _15 16 LIGA FAHRUL MUSTOFA A _16 17 LILIS NUR KHOIFAH A _17 18 LULUK MA RUFAH A _18 19 M. ALWI SHIHAB A _19 0 MAASYARIL KIROM MH A _0 1 MILA AYU NOPITASARI A _1 MOCH. ROZIKIN A _ 3 MUHAMMAD ROHMAN A _3 4 MUH. SYAMSUL M A _4 5 MUJIATI A _5 6 RISKA DWI RAHMAWATI A _6 7 RIZAL A _7 8 SETIAWAN A _8 9 SHERLIYA TANTRIANI A _9 30 SITI IRMAWATI A _30 31 SITI ZUMROTUL BA DIYAH A _31 3 USWATUN CHASANAH A _3 33 ELLY SUSANAWATI A _33 34 IKA WIDIASARI A _34

102 Lampiran 1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VIIB No NAMA KODE 1 ABDUL SYUKUR B_1 ADI ANDRIAN B _ 3 ADINDA SEPTIANI B _3 4 AGUS SUSANTO B _4 5 AHMAD ZAINAL MUZAIS B _5 6 ANDIK SANJAYA B _6 7 ANIK SHOILIKAH B _7 8 DEWI ROUDHOTUL JANNAH B _8 9 DWI SRI WEDARI B _9 10 EKO FUADI BUDIANTO B _10 11 EVA SINTHIYA B _11 1 EVI NUR ALIMAH B _1 13 HENGKI INDRA LESMANA B _13 14 IZZATUL A'YUN B _14 15 KHOIRUL HUDA B _15 16 LASIYANA B _16 17 LILIS NURSIAMI B _17 18 M TAJID B _18 19 MOCH ALI SODIKIN B _19 0 MUCHAMAD KOYIN B _0 1 MUHAMAD RIZAL SUSANTO B _1 MUHAMMAD THOHIRIN B _ 3 MUNIAH B _3 4 NUR KOIMA B _4 5 PUTRI MEZA B _5 6 RICO ADE ALFIANSYAH B _6 7 RISA PHITRIA B _7 8 RIFI'IABDUL KARIM B _8 9 SAHRUL UMAM B _9 30 SITI NUR ASIYAH B _30 31 SRI WAHYUNI B _31 3 SUCIATI B _3 33 YULIANTI B _33 34 M YASIR EFENDI B _34

103 Lampiran 13 DAFTAR NILAI AWAL KELAS VIIA DAN VIIB No Kelas VIIA Nilai Kelas VIIB Nilai

104 Lampiran 14 UJI NORMALITAS AWAL KELAS VIIA Hipotesis H 0 : Data berdistribusi normal H a : Data tidak berdistribusi normal Rumus yang digunakan k i1 o h h Kriteria Pengujian H 0 diterima bila Ha diterima bila hitung < tabel hitung tabel pada tabel chi-kuadrat pada tabel chi-kuadrat Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 85 Nilai Minimal = 40 Rentang = 45 Banyak Kelas = 1 + (3.3) log 34 = 1 + (3.3) = = 6 (dibulatkan) 45 Panjang Kelas = (dibulatkan) 6 n = 34 Interval Tabel Distribusi Skor Nilai Awal Kelas VIIA. i x i i i x i. x i Jumlah x = k i i i1 = i x x i 407 =

105 S = n i x i n n 1 i x i = ( ) = S = S = = 11.5 Interva l BK 87.5 Tabel Datar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIIA Z Batas LD 4.65 Luas Daera h h o o - h ( Jumlah BK = batas kelas interval Harga Z diperoleh dengan rumus o h h ) Z BK x = S = Batas luas daerah dicari dengan tabel z-score Luas daerah merupakan selisih dari batas luas daerah yang mengapit

106 h = Luas Daerah n = 34 = Dari tabel datar nilai rekuensi observasi kelas VIIA diperoleh hitung = , sedangkan dari tabel Chi Kuadrat dengan α = 0.05 dan dk = 6-1 = 5 diperoleh (0.95)(5) = karena hitung < tabel maka data tersebut berdistribusi Normal.

107 Lampiran 15 UJI NORMALITAS AWAL KELAS VIIB Hipotesis H 0 : Data berdistribusi normal H a : Data tidak berdistribusi normal Rumus yang digunakan k i1 o h h Kriteria Pengujian H 0 diterima bila Ha diterima bila hitung < tabel hitung tabel pada tabel chi-kuadrat pada tabel chi-kuadrat Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 90 Nilai Minimal = 40 Rentang = 50 Banyak Kelas = 1 + (3.3)log 34 = 1 + (3.3)1.531 = = 6 (dibulatkan) 50 Panjang Kelas = (dibulatkan) 6 n = 34 Interval Tabel Distribusi Skor Nilai Awal Kelas VIIB. i x i i i x i. x i Jumlah x = k i i i1 = i x x i 198 =

108 S = n i x i n n 1 i x i = (198198) = S = S = = Interval BK Z Tabel Datar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIIB Batas LD Luas Daerah h o o - h ( Jumlah BK = batas kelas interval Harga Z diperoleh dengan rumus BK x Z = = S Batas luas daerah dicari dengan tabel z-score Luas daerah merupakan selisih dari batas luas daerah yang mengapit o h h ) h = Luas Daerah n = 34 = Dari tabel datar nilai rekuensi observasi kelas VIIB diperoleh hitung = , sedangkan dari tabel Chi Kuadrat dengan α = 0.05 dan dk = 6-1 = 5 diperoleh (0.95)(5) = karena hitung < tabel maka data tersebut berdistribusi Normal.

109 Lampiran 16 UJI HOMOGENITAS AWAL KELAS VIIA DAN VIIB Untuk mencari homogenitas sampel antara kelas VIIA dan kelas VIIB digunakan uji F dengan rumus F = H o = varian homogen 1 H a = varian tidak homogen 1 S S terbesar terkecil, dengan hipotesis: Kedua kelompok mempunyai varian yang sama apabila menggunakan = 5% menghasilkan F hitung F tabel dengan dk pembilang =34 dan dk penyebut = 34 Dengan varian dari masing- masing kelompok digunakan tabel sebagai berikut: Tabel Perhitungan Variansi Data Awal Di kelas VIIA x x ( x x ) ( x x )² ( x x ) ² Jumlah _ x = x n 390 = 34 =

110 Varian (S²) dirumuskan = S² = = n 1 x x = x x n 1. Sehingga dari tabel di atas diperoleh: Tabel Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VIIB _ x F x ( x x ) ( x x )² ( x x ) ² Jumlah x = x n 145 = 34 = Varian (S²) dirumuskan = n 1 x x. Sehingga dari tabel di atas diperoleh: S² = x x n 1

111 = = Dari hasil perhitungan varian di kelas VIIA dan kelas VIIB diketahui bahwa S² terbesar = 4.647dan S² terkecil = sehingga: F = = Dengan menggunakan = 5% dan dk pembilang =34, dk penyebut = 34 diperoleh F tabel =1.8 karena F hitung ( ) F tabel (1.8) maka H o diterima, artinya kedua kelompok adalah homogen

112 Lampiran 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu : MTs Manbaul Islam : Matematika : VII/1 : Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah : Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah : 1. Peserta didik mampu menyebutkan deinisi perbandingan.. peserta didik mampu menyebutkan deinisi skala. 3. peserta didik mampu menyelesaikan pengembangan soal dari materi skala. : 40 menit I. Tujuan Pembelajaran : a. Dengan melakukan pengukuran secara langsung di sekitar sekolah, peserta didik mampu menyebutkan deinisi perbandingan dan skala dengan benar b. Dengan membuat pertanyaan dan bertanya peserta didik mampu mengembangkan materi skala ke dalam bentuk permasalahan lain dengan benar. II. Materi Ajar : Deinisi Perbandingan, Deinisi Skala, Skala Sebagai Perbandingan, Faktor Pembesaran Dan Pengecilan Gambar Berskala Ringkasan Materi: a. Pengertian Perbandingan Dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat hal-hal yang berkaitan dengan perbandingan, sebagai halnya contoh berikut ini. Bu Nia berbelanja barang-barang untuk keperluan sehari-hari di suatu swalayan, di antaranya tisu dan detergen. Dari nota yang diberikan kasir, harga tisu Rp. 4000,00 dan detergen Rp ,00. Perbandingan harga tisu dan detergen tersebut dapat dinyatakan dengan dua cara. Kedua cara itu adalah sebagai berikut. c) Harga tisu lebih murah daripada harga detergen. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah selisih harga d) Harga tisu : harga detergen = 1 : 3. Dalam hal ini yang dibandingkan

113 adalah hasil bagi harga tisu oleh harga detergen. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua cara dalam membandingkan dua besaran, yaitu: 3) Dengan mencari selisih 4) Dengan mencari hasil bagi. b. Membandingkan Dua Besaran yang Sejenis Perbandingan antara dua besaran dapat disederhanakan jika kedua besaran tersebut satuannya sejenis (maksudnya satuannya sama). Contoh: tinggi Ari 165 cm dan tinggi Dani 170 cm. kita dapat membandingkan tinggi kedua anak itu dengan cara mencari selisihnya, yaitu = 5 cm atau dengan cara mencari hasil baginya, yaitu 165 : 170 = 33 : 34. Tinggi Ari dan tinggi Dani adalah dua besaran yang sejenis karena mempunyai satuan sama yaitu cm. akan tetapi, berat badan Ari dan tinggi Dani adalah du besaran tidak sejenis karena mempunyai satuan yang berbeda sehingga kita tidak dapat membandingkannya. Dari contoh tersebut, tampak bahwa jika dua besaran sejenis memiliki aktor yang sama maka perbandingan tersebut dapat disederhanakan. Cara menyederhanakannya dengan mengalikan atau membagi aktor-aktor perbandingan dengan bilangan yang sama. c. Pengertian Skala Kadang kala untuk mengetahui letak suatu kota, gunung, sungai, dan lain sebagainya pada suatu wilayah atau pulau tertentu, tidak mungkin kita dapat melihat secara keseluruhan dalam keadaan sebenarnya atau perbandingan dari keadaan sesungguhnya. Perbandingan antara keadaan yang bersesuaian dalam bentuk denah, maket (model) dengan bentuk sesungguhnya yang tetap besarnya disebut skala. Gambar-gambar yang dibuat dengan menggunakan skala tertentu sehingga mewakili keadaan sebenarnya di antaranya adalah peta dan denah. Rumus dari skala adalah: skala = jarak pada peta (gambar) jarak sebenarnya Skala 1 : n artinya setiap 1 cm jarak pada gambar atau peta mewakili n cm pada jarak sebenarnya. d. Skala sebagai suatu perbandingan Untuk mengetahui jarak antara dua tempat pada suatu wilayah, tidak selalu dilakukan dengan pengukuran yang sebenarnya, tetapi cukup dengan menentukan jarak pada peta. Misalnya kalian disuruh menggambar sebuah

114 mobil sesuai dengan ukuran aslinya. Dalam kasus ini tentunya kalian tidak dapat menggambarkannya dalam ukuran yang sebenarnya. Oleh karena itu kalian membutuhkan suatu cara untuk memperkecil ukuran mobil yang dapat mewakili ukuran sebenarnya. Mobil dengan ukuran yang telah diperkecil inilah yang disebut dengan model. Contoh: Panjang sebenarnya badan sebuah mobil adalah 4, m. jika dibuat model dengan panjang badan 6 cm maka tentukan skala yang digunakan untuk pembuatan model tersebut! Jawab: Diketahui panjang mobil sebenarnya = 4, m = 40 cm Panjang mobil pada model = 6 cm Skala untuk pembuatan model? panjang mobil pada model (gambar) skala = panjang mobil sebenarnya = 6 40 = 1 : 70 Jadi, skala yang digunakan adalah 1 : 70. e. Menghitung Faktor Pembesaran dan Pengecilan pada Gambar Berskala Telah dipelajari sebelumnya bahwa skala adalah nilai perbandingan antara jarak pada peta dan jarak sebenarnya. Pada subbab ini akan dibahas tentang apa itu aktor skala? Faktor skala dapat berupa perbesaran dan pengecilan. Perbesaran suatu benda dengan aktor skala k (k > 0) dinamakan memperbesar, sedangkan perbesaran suatu bangun dengan aktor skala k (0 < k < 1) dinamakan memperkecil. Contohnya, oto mobil. Jika diperhatikan maka akan terlihat kesamaan bentuk antara oto dan benda sebenarnya. Foto dapat diperbesar atau diperkecil. Contoh: Sebuah perahu layar mempunyai panjang 8 m dan tinggi tiang layar 6 m. tampak pada layar televisi, panjang perahu tersebut 0 cm. tentukan aktor skala dan tinggi tiang layar perahu pada layar televisi! Jawab: Diketahui: Panjang perahu sebenarnya = 8 m = 800 cm Tinggi tiang layar sebenarnya = 6 m = 600 cm Panjang perahu di layar TV = 0 cm Ditanyakan aktor skala dan tinggi tiang layar perahu pada TV? skala = panjang perahu pada layar TV panjang perahu sebenarnya

115 = 0 : 800 = 1 : 40, jadi aktor Skalanya adalah 1 40 Tinggi layar perahu pada layar TV = skala panjang perahu sebenarnya = = 15 cm. Sehingga diperoleh aktor skala = 1 : 40 dan tinggi layar perahu pada televisi = 15 cm. III. Metode Pembelajaran: ieldtrip (karyawisata), ceramah, dan tanya jawab IV. Langkah-langkah Pembelajaran No. Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Siswa Waktu Kegiatan Awal 1. Berdoa dan presensi K menit. Apersepsi: Menanyakan pengertian skala dan cara menentukannya, karena materi tersebut telah dipelajari ketika di SD 3. Motivasi: Dengan mempelajari skala maka akan mempermudah kita dalam membuat sketsa rumah, gedung, ataupun bangunan-bangunan lain. Dari sketsa tersebut, jika akan dibuat bangunan yang sesungguhnya maka ukuran dari bangunan tersebut akan sesuai dengan rencana. Dan kita bisa memprediksi berapa banyak dana yang harus kita sediakan. Sehingga tidak berlebihlebihan dalam mempergunakan harta dalam pembelian material dan sebagainya, sesuai irman Allah sebagai berikut: Sesungguhnya Allah tidak menyukai K K menit 4 menit

116 orang-orang yang berlebih-lebihan (al- A raa: 8/31). Skala juga dapat digunakan dalam penentuan waktu sholat, yakni ketika telah datang waktu sholat dzuhur maka bayangan benda akan semakin memanjang, atau dengan kata lain skalanya semakin diperbesar, begitu juga untuk waktu sholat-sholat yang lain. 4. Menyampaikan Tujuan: Dengan melakukan pengukuran secara langsung di sekitar sekolah dan tanya jawab, peserta didik mampu menyebutkan deinisi skala dan mengembangkan istilah-istilah lain yang digunakan dalam materi skala dengan benar. Dalam hal ini pembelajaran dilakukan di luar kelas, sehingga dapat melatih kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik dalam mengemban tugas. Kegiatan Inti Eksplorasi 5. Peserta didik menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran, sesuai dengan pengumuman dari guru pada pertemuan sebelumnya, yaitu: alat tulis lengkap dan alat ukur (meteran). 6. Guru membagikan LKPD yang di dalamnya memuat bacaan, yaitu sekilas tentang perbandingan dan skala serta hal-hal yang harus dikerjakan peserta didik. 7. Guru memberikan waktu peserta didik untuk membaca dan memahami bacaan yang K I I I menit 1 menit menit 3 menit diterima, serta tugas yang harus dikerjakan. 8. Guru mengajak peserta didik keluar kelas G 3 menit 9. Di luar kelas guru memberikan penegasan tentang tugas peserta didik, yaitu meliputi: pengamatan, menggambar, pengukuran, pembandingan, merangkum, dan membuat pertanyaan. K 3 menit

117 Elaborasi 10. Peserta didik mengamati hal-hal yang ada disekitar mereka. I 1 menit 11. Kemudian peserta didik memilih salah satu di antaranya yang menurut mereka menarik I 1 menit untuk digambar. 1. Peserta didik menggambar hasil pilihannya. I 4 menit 13. Peserta didik mengukur gambar mereka masing-masing dan aslinya. I 5 menit 14. Peserta didik membandingkan antara gambar yang telah mereka buat dengan yang asli. I 4 menit 15. Masing-masing peserta didik membuat rangkuman tentang pembelajaran yang telah dilakukan serta membuat pertanyaan I 10 menit mengenai hal-hal yang belum mereka mengerti. Konirmasi 16. Peserta didik mempresentasikan rangkuman yang telah mereka buat (perwakilan). K 5 menit 17. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum mereka mengerti ataupun permasalahan baru yang mereka temui K 10 menit ketika pembelajaran berlangsung. 18. Pertanyaan di jawab oleh di antara temanteman mereka yang berkehendak. K 10 menit 19. Guru memberi tanggapan tentang jawaban dari peserta didiknya. K 5 menit Penutup 0. Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, yaitu menyebutkan deinisi perbandingan, K 3 menit skala, dan istilah-istilah lain yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal skala. 1. Evaluasi: sebagai PR I - Total 80 menit Keterangan: I = Individual, G = Group, K = Klasikal V. Bahan Ajar: Buku paket matematika kelas VII Semester 1 dan LKPD

118 VI. Penilaian: 1. Prosedur Tes: a) Tes awal : ada b) Tes proses : ada c) Tes akhir : ada. Jenis Tes: a) Tes awal : lisan b) Tes proses : pengamatan c) Tes akhir : tertulis 3. Alat Tes: a) Tes awal : 1) Apa yang kalian ketahui tentang perbandingan? ) Apa yang kalian ketahui tentang skala? b) Tes proses : No. Indikator 1. Keaktian peserta didik dalam menjalankan kegiatan pembelajaran. Keaktian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan 3. Keaktian peserta didik dalam menjawab pertanyaan 4. Kelancaran peserta didik dalam mempresentasikan hasil rangkuman pembelajaran Nilai 1 3 c) Tes akhir : 1) Sebuah gambar rencana menggunakan skala Hitunglah jarak pada gambar rencana itu yang mewakili: a. 5 m b. 10 m ) Tentukan skala untuk masing-masing model berikut: Sesungguhnya Model a. Helikopter b. Pesawat tempur c. Kapal boat baling- Panjang baling Panjang pesawat Panjang kapal 8 m 19, m 16,8 m 5 cm 60 cm 35 cm

119 d. Pesawat pemburu e. Pesawat penumpang Panjang balingbaling Panjang pesawat 31,68 m 37,6 m 44 cm 33 cm Tuban, 9 Nopember 011 Kepala Sekolah Pengajar, ( Drs. Sae un, M.Pd. ) ( Luluk Aiah )

120 Lampiran 18 Nama : No. absen : LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Materi: perbandingan pada peta (skala) Perbandingan dapat digunakan untuk membandingkan besaran-besaran yang sejenis. Apabila besaran-besaran tersebut belum sejenis maka terlebih dahulu harus diubah menjadi besaran sejenis. Sebuah perbandingan sering ditulis dalam bentuk yang paling sederhana bila memungkinkan. Dalam kehidupan sehari-hari, perbandingan senilai sering digunakan pada pembuatan peta atau denah suatu tempat, gambar rencana, dan model suatu bangunan. Banyak juga dipakai pada hasil kreasi manusia lainnya seperti mobil, pesawat, monumen, mainan anak-anak, dan lainnya. Langkah-langkah yang harus dikerjakan: 1. Amati benda-benda yang ada di sekitar anda!. Pilih salah satu yang menurut anda menarik, kemudian gambarlah! 3. Ukur gambar yang telah anda buat, ukur pula benda aslinya (jika benda yang anda gambar tidak memungkinkan untuk diukur, anda bisa menanyakan ukurannya pada guru) 4. Bandingkan ukuran antara gambar buatan anda dan ukuran sebenarnya 5. Buat rangkuman tentang apa yang telah anda peroleh!, rangkuman harus memuat hal-hal di bawah ini: a. Hasil pengukuran: Ukuran gambar =. Ukuran asli =. b. Hasil perbandingan Ukuran gambar : ukuran asli =. :. c. Pengertian skala Dari hasil pengukuran dan perbandingan tersebut, maka dapat diketahui bahwa skala merupakan... d. Rumus dari skala Dari pengertian skala yang telah diketahui maka diperoleh rumus skala yaitu: e. Skala yang digunakan dalam menggambar Gambar yang saya buat menggunakan skala =. :. Yang maksudnya:

121 Lampiran 19 CONTOH JAWABAN LKPD 5 cm a. Hasil pengukuran: Ukuran gambar = 5 cm Ukuran asli = 5 m = 500 cm b. Hasil perbandingan Ukuran gambar : ukuran asli = 5 : 500 c. Pengertian skala Dari hasil pengukuran dan perbandingan tersebut, maka dapat diketahui bahwa skala merupakan perbandingan antara ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya d. Rumus dari skala Dari pengertian skala yang telah diketahui maka diperoleh rumus skala yaitu: skala = ukuran gambar ukuran sebenarnya e. Skala yang digunakan dalam menggambar Gambar yang saya buat menggunakan skala = 5 : 500 = 1 : 100 Yang maksudnya: 1 cm pada gambar bendera mewakili 100 cm pada bendera aslinya.

122 Lampiran 0 LATIHAN AKHIR PEMBELAJARAN 1) Sebuah gambar rencana menggunakan skala Hitunglah jarak pada gambar rencana itu yang mewakili: c. 5 m d. 10 m ) Tentukan skala untuk masing-masing model berikut:. Helikopter g. Pesawat tempur h. Kapal boat Jenis Sesungguhnya Model Panjang balingbaling 8 m 5 cm 19, m 60 cm Panjang pesawat 16,8 m 35 cm Panjang kapal 31,68 m 44 cm i. Pesawat pemburu baling- Panjang baling 37,6 m 33 cm j. Pesawat penumpang Panjang pesawat

123 Lampiran 1 JAWABAN LATIHAN AKHIR PEMBELAJARAN 1. Diket: skala = 1:00 a. Jarak sebenarnya = 5 m = 500 cm Jawab: Jarak pada gambar = skala jarak sebenarnya = cm 00 = 1,5 cm b. Jarak sebenarnya = 10 m = 1000 cm Jawab: Jarak pada gambar = skala jarak sebenarnya = cm 00 = 5 cm. Jenis Sesungguhnya Model Skala k. Helikopter Panjang balingbaling 8 m 5 cm 1 : 30 l. Pesawat tempur Panjang pesawat 19, m 60 cm 1 : 3 m. Kapal boat Panjang kapal 16,8 m 35 cm 1 : 48 n. Pesawat pemburu Panjang balingbaling 31,68 m 44 cm 1 : 7 o. Pesawat penumpang Panjang pesawat 37,6 m 33 cm 1 : 70

124 Lampiran KISI-KISI SOAL EVALUASI Materi Pokok Indikator No. Soal Perbandingan Peserta didik dapat membandingkan suatu ukuran Skala Peserta didik mampu menyebutkan deinisi skala Skala Peserta didik dapat menerapkan rumus skala Skala Peserta didik mampu menyelesaikan pengembangan soal skala Banyak Butir Soal 1,, 3, 4, 5, 6, 8 7 9, 10, 11, , 14, 15, ,, 3, 4, 5 5 Bentuk Test Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda

125 Lampiran 3 SOAL EVALUASI Mata pelajaran : Matematika Kelas : VII Materi : Skala Waktu : 80 menit ( JPL) Langkah-langkah Mengerjakan: Sebelum mengerjakan baca BASMALAH terlebih dahulu Tulis Nama dan No. Absen pada lembar jawaban Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah Jawaban murni dari hasil kerja sendiri Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! kg : 640 kg, jika disederhanakan menjadi. B. 1 : B. : 4 C. 3 : 8 D. 3 : cm : 0 m, jika disederhanakan menjadi. B. 1 : B. 5 : 1 C. : 1 D. 1 : 5 3. Dewi membeli permen 8, sedangkan Ayu hanya membeli 4 permen. Perbandingan antara permen Dewi dan Ayu adalah. B. 1 : B. : 1 C. 3 : D. : 3 4. Yang memenuhi deinisi perbandingan yaitu, kecuali. C. 4 liter : 6 dm 3 = : 3 C. 3 jam : 9 kg = 1 : 3 D. 1 jam : 30 menit = : 1 D. 1 bulan : 8 minggu = 1 :

126 5. Nenek membagikan uang kepada kedua cucunya Abel dan Deny. Karena Abel lebih tua maka dia memperoleh jatah Rp ,00 sedangkan Deny hanya memperoleh Rp ,00. Uang Abel : uang Deny =. B. : 3 B. 3 : C. 5 : D. : 5 6. Pak Budi mempunyai dua orang anak, yaitu Agus dan Wati. Umur Agus 8 tahun dan umur Wati 4 tahun. Perbandingan umur Agus dengan umur Wati adalah. E. Agus 4 tahun lebih muda dari Wati F. Wati 4 tahun lebih muda dari Agus G. Umur Wati kali umur Agus H. Agus lebih muda 8 tahun dibanding Wati 7. Besarnya uang Dona Rp ,00 sedangkan uang Andi Rp..000,00 lebihnya dari uang Dona. Perbandingan uang Dona dengan uang Andi adalah. B. : 1 B. : 3 C. 3 : 4 D. 4 : 5 8. Deinisi skala adalah sebagai berikut, kecuali. E. Perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya F. Perbandingan ukuran pada model dengan ukuran sebenarnya G. Perbandingan antara panjang sesungguhnya dengan panjang gambar H. Perbandingan tinggi pada miniatur/tiruan dengan tinggi sebenarnya 9. Diketahui skala 1 : 1000 artinya. E. 1 cm jarak pada gambar mewakili 100 m pada jarak sebenarnya F. 1 cm tinggi pada peta mewakili 1000 m pada tinggi sebenarnya G. 1 cm panjang pada peta mewakili 10 m pada panjang sebenarnya H. 1 m jarak pada peta mewakili 1000 cm jarak sebenarnya

127 10. Setiap 1 cm dalam peta (gambar) mewakili keadaan senyatanya 4 km, pernyataan tersebut sama artinya dengan. B. 1 : 4 B. 1 : C. 1 : D. 1 : Pada suatu peta 1 cm mewakili 40 m, skala pada peta tersebut adalah. C. 1 : C. 1 : D. 1 : 40 D. 1 : Diketahui jarak pada peta = 30 cm dan jarak sebenarnya = 9000 cm maka skalanya adalah. B. 3 : 9 B. 1 : 3000 C. 1 : 3 D. 1 : Jarak kota A ke kota B dalam peta = 3 cm, sedang skala yang tercantum pada peta 1 : Jadi jarak antara kota A dan B adalah. B. 1,5 km B cm C. 15 km D cm 14. Toni membuat sketsa bendera dengan tinggi 10 cm, padahal tinggi bendera di lapangan,5 m. berapakah skala yang dipakai Toni untuk membuat gambar bendera. B. 10 : 5 B. 1 : 5 C. 1 : 50 D. 10 :,5 15. Tinggi suatu gedung 5 m, jika tinggi gedung pada maket (bentuk miniatur/tiruan) dibuat 10 cm maka tentukan skala untuk membuat maket tersebut. B. 1 :,5 B. 1 : 5 C. 1 : 50 D. 1 : Lika mempunyai sebuah oto berukuran 10 cm 15 cm. Jika oto tersebut akan diperbesar menjadi dua kalinya, tentukan luas ukuran oto setelah mengalami perbesaran. B. 300 cm B. 600 cm C. 150 cm D cm

128 17. Dalam sebuah majalah diketahui bahwa tinggi Batman 5 cm, tinggi superman 6,5 cm. tinggi Superman sebenarnya 1,95 m, maka selisih tinggi kedua jagoan tersebut sebenarnya adalah. B. 35 cm B. 45 cm C. 55 cm D. 65 cm 18. Sebuah tiang bendera yang tingginya 3 m mempunyai bayangan di tanah sepanjang cm. Pada saat yang sama pohon cemara mempunyai bayangan di tanah sepanjang 10 cm. Tinggi pohon cemara itu adalah. B. 5 m B. 0 m C. 15 m D. 10 m 19. Sebidang tanah yang berukuran 35 m 15 m dibuat gambar denah dengan lebar 3 cm. Berapa skala yang digunakan untuk membuat gambar? B. 3 : 15 B. 1 : 15 C. 1 : 5 D. 1 : Sebuah oto memiliki ukuran 3 cm 4 cm, apabila sisi terpanjang dijadikan 9 cm, maka sisi terpendek akan bertambah sebesar. B. 3,75 cm B. 4,75 cm C. 6,75 cm D. 7,75 cm Baca HAMDALAH!!! Teliti lagi sebelum dikumpulkan!!!!

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MELAKUKAN FIELDTRIP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MELAKUKAN FIELDTRIP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MELAKUKAN FIELDTRIP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak hal yang dialami dan dirasakan oleh peserta didik ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Di dalam kelas, mereka merasa seakan dirinya ada di dalam penjara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs QODIRIYAH HARJOWINANGUN DEMPET DEMAK PADA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK BANGUN RUANG PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs SAFINATUL HUDA 01 SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh:

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG USWATUN HASANAH ORANG TUA MURID TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS ATAS SDN 3 KEDUNGGADING TAHUN 2012 KECAMATAN RINGINARUM KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN PENDEKATAN PEMBUATAN CATATAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LOGARITMA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER I MA NU LIMPUNG BATANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

MUKHAMMAD FARISKI NIM:

MUKHAMMAD FARISKI NIM: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN IMPROVE DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA MINIATUR TANDON AIR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA SEMESTER GENAP KELAS X SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Memang disadari bahwa secara substansial penelitian ini tidaklah baru lagi, terbukti dengan telah adanya penelitian-penelitian sejenis yang telah membahas masalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN BAIK DAN BENAR SISWA MELALUI MODEL READING ALOUD PADA MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADIS KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : STRATEGI GURU PAI DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DENGAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 8 SEMARANG (Studi Kasus Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : EFEKTIFITAS STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR AN HADITS KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi. PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA DI MTs SUNAN KATONG

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PERILAKU KEBERAGAMAAN ANTARA SISWA MA NEGERI KENDAL DENGAN SISWA SMA NEGERI 1 KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

STUDI KOMPARASI PERILAKU KEBERAGAMAAN ANTARA SISWA MA NEGERI KENDAL DENGAN SISWA SMA NEGERI 1 KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STUDI KOMPARASI PERILAKU KEBERAGAMAAN ANTARA SISWA MA NEGERI KENDAL DENGAN SISWA SMA NEGERI 1 KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA KOMPUTER BENTUK POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS VIII MTs NU 09 GEMUH KENDAL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika. PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LIMIT PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SEMESTER 2 DI MADRASAH ALIYAH MATHOLI UL HUDA BUGEL JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI POKOK GARIS DAN SUDUT KELAS VII MTs AL-MA ARIF GEMBONG TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK ت ق د ي م ال أ س ر ة KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL

PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK ت ق د ي م ال أ س ر ة KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK ت ق د ي م ال أ س ر ة KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL AUDITORI DAN KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS VIII DI MTS DARUL ULUM SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SECARA BERKELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK FUNGSI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh: PENGARUH PENGUASAAN PENGGUNAAN MIKROSKOP TERHADAP NILAI PRAKTIKUM IPA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN PADA SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KETANGGUNGAN BREBES TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GENAP PADA SUB MATERI POKOK GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Biologi EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHAHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII MTs SULTAN HADLIRIN MANTINGAN JEPARA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS BAHASA AKHLAK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS VII MTs NEGERI KOTA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PAI KELAS XI DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PAI KELAS XI DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PAI KELAS XI DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INQUIRY

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INQUIRY EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP NEGERI 2 SUBAH SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI POKOK PERBANDINGAN DI MTs NEGERI 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MENYENANGKAN SECARA ISLAMI BERBASIS LEARNING COMMUNITY MATERI PERSAMAAN LINGKARAN KELAS XI IPA MA NU NURUL HUDA SEMARANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STUDI EKSPERIMEN PERMAINAN BAHASA BISIK BERANTAI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS V SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QURAN HADIS MATERI POKOK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT KELAS VII SMP

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU BATEALIT JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sebagai Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh:

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sebagai Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA (CD INTERAKTIF) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LINGKARAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER II SMP KY AGENG GIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DAN PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 KALIWUNGU SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT (STUDI TINDAKAN DI KELAS V MI NURUL HUDA PEGUNDAN PETARUKAN PEMALANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) EFEKTIFITAS KARTU SIMBOL MATEMATIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SOAL CERITA DI MI MASALIKIL HUDA 1 TAHUNAN JEPARA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI POKOK HADITS

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN METODE QUESTION STUDENT HAVE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QURAN HADITS MATERI POKOK MEMAHAMI ARTI SURAH PENDEK (AT-TAKATSUR) KELAS V SEMESTER

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS E-KOMIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LIMIT FUNGSI PADA SISWA KELAS XI JURUSAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMI ROSYIDAH NIM :

SKRIPSI. Oleh : UMI ROSYIDAH NIM : PENGARUH METODE MENYANYI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI BUKTI-BUKTI KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW SISWA KELAS III DI MI AL-KHOIRIYYAH 02 SEMARANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN CONTEXTUAL LEARNING DENGAN QUANTUM LEARNING BERBASIS MEDIA LINGKUNGAN DALAM MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 SEMARANG

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DAN KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL (STUDI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HADI GIRIKUSUMA

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BIDANG PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM MELALUI GAMBAR MATI ( Studi Tindakan di RA. Muslimat Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan Kelompok B Tahun Pelajaran 2010/ 2011

Lebih terperinci

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN CITRA SEKOLAH DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kependidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V DI MI AN NUR DEYANGAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER II POKOK BAHASAN PANJANG GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN MTS NEGERI BONANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIS MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA IAIN WALISONGO PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA SKRIPSI

DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIS MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA IAIN WALISONGO PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA SKRIPSI DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIS MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA IAIN WALISONGO PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK

PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II SD NEGERI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU MENGENAI MAKANAN SEHAT TERHADAP SIKAP DALAM MEMILIH MAKANAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU MENGENAI MAKANAN SEHAT TERHADAP SIKAP DALAM MEMILIH MAKANAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU MENGENAI MAKANAN SEHAT TERHADAP SIKAP DALAM MEMILIH MAKANAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA OLEH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MINAT SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS IV SD ISLAM DIPONEGORO BANDUNGREJO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA OLEH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MINAT SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS IV SD ISLAM DIPONEGORO BANDUNGREJO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI SISWA OLEH KEDISIPLINAN GURU TERHADAP MINAT SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS IV SD ISLAM DIPONEGORO BANDUNGREJO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI POKOK DAUR HIDUP BEBERAPA HEWAN PESERTA DIDIK KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH BAHRUL ULUM

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam STUDI KOMPARASI TENTANG HASIL BELAJAR PAI ANTARA SISWA YANG ORANG TUA BEKERJA DI LUAR NEGERI DENGAN TIDAK BEKERJA DI LUAR NEGERI DI SDN 01 CLERING DONOROJO JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL CORE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK SEGIEMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NUDIA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII MTsN TANJUNG TANI PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII MTs NU 01 CEPIRING KENDAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (STUDI KOMPARASI ATAS HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI MAN KENDAL TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS TEKNIK KWL (KNOW WHAT TO KNOW LEARNED) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII A DI SMP NEGERI 2 PULOKULON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MATERI SEGIEMPAT KELAS VII MTs TUAN SOKOLANGU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh: STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM AKSELERASI DENGAN SISWA PROGRAM OLIMPIADE MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI ANTARA AKHLAK ANAK NON TKI DAN TKI DI MTs NU 06 SUNAN ABINAWA PEGANDON KENDAL

STUDI KOMPARASI ANTARA AKHLAK ANAK NON TKI DAN TKI DI MTs NU 06 SUNAN ABINAWA PEGANDON KENDAL STUDI KOMPARASI ANTARA AKHLAK ANAK NON TKI DAN TKI DI MTs NU 06 SUNAN ABINAWA PEGANDON KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBUKTIAN IDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X

ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBUKTIAN IDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBUKTIAN IDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X.1 SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SMP N 23 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika. STUDI KOMPARASI KOMPETENSI ANTARA GURU TERSERTIFIKASI DAN TIDAK TERSERTIFIKASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP NEGERI DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi KORELASI ANTARA PENGETAHUAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN MAHASISWA JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN ANGKATAN 2011 DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MELALUI METODE INFORMATION SEARCH PADA SISWA KELAS IX MTs MA ARIF NU 1 KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MA MANBAUL ULUM PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENARIK MINAT MASYARAKAT DI MAN KENDAL

STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENARIK MINAT MASYARAKAT DI MAN KENDAL STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENARIK MINAT MASYARAKAT DI MAN KENDAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK PADA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM GENUK SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SEGI EMPAT KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STORYBOARD TELLING DAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA BAHASA INDONESIA KELAS IV MI MIFTAHUL AKHLAQIYAH BRINGIN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT SEBAGAI METODE PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) MATERI KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB SISWA KELAS VI MI ARROSYIDIN PANCURANMAS SECANG

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII DI MTS

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS KEMAMPUAN DASAR PADA KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI POKOK ASAM BASA DI SMK PEMBANGUNAN NASIONAL PURWODADI TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS SISWA MATEMATIKA SMA/MA KELAS X KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS SISWA MATEMATIKA SMA/MA KELAS X KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS SISWA MATEMATIKA SMA/MA KELAS X KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG

MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG MANAJEMEN KURIKULUM PROGRAM AKSELERASI DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Prodi Kependidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI SMP NEGERI 16 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK- WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMP NEGERI 1 MLONGGO JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2015/2016. SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

TAHUN PELAJARAN 2015/2016. SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI KUBUS KELAS VIII MTs N BRANGSONG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PEMBELAJARAN MAPEL AKIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS V DI MI IBROHIMIYYAH MRANGGEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH AKTIVITAS PEMBELAJARAN MAPEL AKIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS V DI MI IBROHIMIYYAH MRANGGEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH AKTIVITAS PEMBELAJARAN MAPEL AKIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS V DI MI IBROHIMIYYAH MRANGGEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh: MAKSUN NIM:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh: MAKSUN NIM: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI VIRUS SISWA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA 1 LOSARI KABUPATEN BREBES SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING DAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III MI DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL PATI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017 STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT FARD}U DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN METODE QIRO ATI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS 5 DAN 6 DI SDN 1 MONTONGSARI WELERI KENDAL TAHUN AJARAN 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat. guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam. Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : MASLIHATUN NI MAH

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat. guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam. Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : MASLIHATUN NI MAH PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI MIFTAHUL HUDA BOGOREJO SEDAN REMBANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN

PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh :

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh : EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII DI MTs. AL WATHONIYAH SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

RUKMINI SKRIPSI. Oleh NIM

RUKMINI SKRIPSI. Oleh NIM PROFIL GURU IDEAL DALAM PERSPEKTIF SISWA KELAS TINGGI MADRASAH IBTIDAIYAH HASANUDDIN BANDARHARJO SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci