Keberadaan Manusia (Kajian Ontologi dan Epistimologi dalam Islam)
|
|
- fuad aceng
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Keberadaan Manusia (Kajian Ontologi dan Epistimologi dalam Islam) Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas individu dalam Mata Kuliah TAFSIR PRNDIDIKAN Dosen : Dr. Umar Ibrahim, M.Ag DisusunOleh : Aceng Fuad Hasim Ikbal ( ) PROGRAM PASCA SARJANA STUDI KONSENTRASI MANAGEMENT PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR AN JAKARTA 1437 H / 2016 M
2 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil aalamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan terutama nikmat Iman, Islam serta nikmat sehat waal afiat sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda alam yakni Nabi Muhammad Saw. Kepada keluarganya, shahabatnya, dan seluruh umatnya sampai hari kiamat. Tidaklah mudah menyusun makalah ini, penulis menyadari itu sepenuhnya. Tidak sedikit kesulitan, hambatan, rintangan, dan cobaan yang penulis alami. Karena dalam penulisan makalah ini diperlukan kesungguhan, ketenangan, ketelatenan, kesabaran, kejernihan hati ketajaman pikiran, serta kedalaman pengetahuan. Namun berkat do a, dorongan dan motivasi dari berbagai pihak alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis Aceng Fuad Hasim Ikbal i
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 1 BAB 1I PEMBAHASAN... 2 A. Pengertian Keberadaan Manusia (kajian Ontologi dan Epistimologi dalam Islam) Keberadaan Manusia Ontologi Epistimologi... 6 B. Hakikat Keberadaan Manusia (kajian Ontologi dan Epistimologi dalam Islam) Keberadaan Manusia dalam Pandangan QS. Al Mu Minun Ayat Kajian Ontologis dan Epistimologis tentang Keberadaan Manusia... 9 BAB 1II PENUTUP Kesimpulan Daftar Pustaka ii
4 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada satu fakta yang harus disadari benar: sains dapat mencapai hasil yang dapat diandalkan hanya jika tujuan utamanya adalah penyelidikan tanda-tanda penciptaan di alam semesta, dan bekerja keras semata-mata untuk mencapai tujuan ini. Sains dapat mencapai tujuan akhirnya dalam waktu sesingkat mungkin hanya bila ia tunjukan kearah yang benar, dengan kata lain jika dipandu dengan benar. 1 Keberadaan adanya manusia memberikan banyak pertanyaan dalam hakikat alam di dunia ini. Berbagai pendekatan yang dikaji dalam menemukan hakikat adanya manusia ini memberikan banyaknya pertanyaan akan adanya Sang Pencipta yang Maha Kekal. Al-Quran sebagai kitab utama umat Islam tidak diragukan lagi kebenarannya. Al- Quran juga banyak memberikan informasi-informasi tentang sains dan kajian ilmiah. Banyak penelitian-penelitian yang sejalan dengan informasi yang tertulis di Al Quran. Salah satunya adalah proses penciptaan manusia. B. Rumusan Masalah Sehubunan dengan latar belakang di atas kami merumuskan masalah di dalam makalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian Ontologi dan Epistimologi? 2. Bagaimana adanya manusia dalam pendekatan Ontologi dan Epistimologi? 1 Harun Yahya, al-qur an dan Sains; Memahami Metodologi Bimbingan al-qur an bagi Sains, (Bandung: Dzikra, 2007), hlm. 2. 1
5 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Keberadaan Manusia (Kajian Ontologis dan Epistimologis dalam Islam) 1. Keberadaan Manusia Keberadaan dalam kamus besar Bahasa Indonesia menunjukkan kata benda yang menunjukkan suatu hal yang berada. 2 Keberadaan menunjukkan suatu identitas dalam bentuk nyata hal yang kita sadari oleh panca indra yang menhasilkan posisi dalam menentukan arah atau keadaan hal tersebut. Sedangkan manusia yaitu mahluk yang berakal budi (mampu menguasai mahluk lain). 3 Yang artinya keberadaan manusia ini yaitu suatu keadaan yang mempunyai tempat pada suatu posisi identitas suatu mahluk sosial yang mempunyai akal dalam mengubah suatu paradigma berpikir untuk merubah arah dan tujuan suatu mahluk dalam suatu komunitas atau lingkungan baik untuk orang lain maupun untuk dirinya sendiri yang menghasilkan suatu perubahan pola pikir akan suatu hal tertentu. 2. Ontologi Ontologi berasal dari kata yunani, on = being dan logos = logic artinya keberadaan sebagai keberadaan tentang hakikat apa yang dikaji. Persoalan ontologi adalah bagaiman kita menerangkan hakikat dan segala yang ada? Hakikat adalah realita atau kenyataan yang sebenarnya. 4 Jadi, ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat eksistensi segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat, yaitu ada manusia, alam dan kausa prima dalam suatu hubungan dengan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan. Dengan demikian, ontologi merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan mengenai hakikat kenyataan, hakikat wujud ini semata-mata berdasarkan atas argumen-argumen logika yang logis dan rasional. 5 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke. 3, Balai Pustaka, Jakarta: 2007, hal Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke. 3, Balai Pustaka, Jakarta: 2007, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Dedi Supriyadi, Musthofa Hasan, Filsafat Agama, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal
6 3 Beberapa pendapat ahli filsafat tentang ontologi adalah : a. Usaha untuk menjawab apa, merupakan ilmu mengenai esensi benda (Aristoteles). b. Ontologi membahas tentang yang ada yang tidak terkait dengan satu perwujudan tertentu, bersifat universal dan berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan (Noengmuhadjir) c. Ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui (Jujun S. Suryasumantri) d. Ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (A. Dardiri) e. Ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan akhir dari kenyataan. Dalam agama ontologi memikirkan tentang tuhan (Sidi Gazalba). Ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada ; merupakan ultimatum realiti baik yang berbentuk jasmani / konkrit maupun rohani / abstrak. 6 Hakikat suatu keberadaan manusia inilah yang menjadikan bahan dalam kajian ini, di mana bagaimana hakikat inti dari seorang manusia yang mempunyai keutamaan dalam akal untuk menggali bermacam-macam potensi yang ada pada dirinya untuk mengubah suatu peradaban yang ada di dunia. Keberadaan sosok manusia inilah yang menjadi nilai dasar suatu kebenaran dari hakikat Sang Pencipta dari apa yang diciptaknnya ke alam dunia ini, terutama sebagai kholifah ke alam dunia ini. Dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut: a. Monoisme Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, 7 suatu fenomena merupakan dampak dari suatu hal yang dasar (satu), yang kenyataan dasar fenomenanya itu merupakan perwujudan dari materi yang mendasar / asal sehingga yang asal itu akan berubah menjadi hal yang berbeda-beda seiring bercampurnya asal dengan suatu keadaan dan waktu tertentu. Paham ini terbagi atas dua aliran, yaitu: 6 Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal. 123.
7 4 1) Aliran Materialisme Aliran yang menganggap sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani, sejalan dengan aliran naturalisme yang berpendapat bahwa alam saja yang ada, yang lainnya diluar alam tidak ada. Paham ini sering dikaitkan dengan teori atomisme. 8 Sesuatu itu merupakan bentukan dari materi yang terlihat oleh panca indra, sehingga keberadaan suatu hal yang ada di muka bumi ini adalah suatu materi / benda yang tersusun dari benda-benda yang ada dan yang terlihat oleh panca indra kita. Peranan dari materi ini merupakan hasil visualisasi terencana oleh alam yang ada pada jagat raya ini. 2) Idealisme Aliran ini menyatakan hakikat benda adalah ruhani, spirit. Karena nilai ruh lebih tinggi daripada badan dan materi bagi kehidupan manusia. Manusia lebih dapat memhami dirinya daripada dunia luar dirinya. Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang, benda tidak ada yang ada energi itu saja. Materi manurut aliran ini sebetulnya tidak ada oleh sebab itu aliran ini disebut idealisme atau spiritualisme. 9 Keberadaan yang terencana oleh suatu alam melukiskan akan suatu kekuatan yang sangat kuat yang memberikan suatu kehidupan pada alam tersebut, pelukisan terjadinya suatu hal pada alam ini lah yang memberikan gambaran bahwasanya ada kekuatan yang sangat besar yang mengatur alam beserta isinya ini, sehingga kejadian alam dalam setiap harinya bukan suatu keteraturan yang nyata dan terus menerus sama kejadiannya. Di sana terlihat jelas akan kekuasaan yang megatur dan memprogram alam sebagai kekuatan yang terbesar yang ada di lingkungan kita. Sehingga, esensi dari adanya alam ini, merupakan gambaran kekuatan yang bersifat immaterial / rohani yang tercerminkan keluar dan diterima oleh panca indra setiap mahluk. b. Dualisme Hakikat itu ada dua, menurut aliran dualisme. Yaitu materi dan rohani atau material dan spiritual, seperti roh dan jasad ada pada diri manusia. Umumnya manusia tidak akan mengalami kesulitan utnuk menerima prinsip dualisme, karena setiap kenyataan lahir dapat segera ditngkap oleh panca indra kita. 8 Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal. 123.
8 5 Sedangkan kenyataan bathin dapat ditangkap oleh akal dan perasaan hidup. 10 Paham ini merupakan gabuangan dan yang menjembatani dari konsep sebelumnya terhadap sesuatu yang ada. Bahwasanya sesuatu itu tersusun dari hal yang bersifat materi dan immateri. c. Pluralisme Paham yang berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan yaitu segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Yang mana kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur. Substansi yang ada itu terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, api, air dan udara. Dalam paham ini tidak ada kebenaran yang mutlak senantiasa berubah dan dikoreksi oleh pengalam sebelumnya. Dunia adalah banyak yang bereneka ragam atau pluralis. 11 Hakikat utama dari alam tidak lebih merupakan suatu hasil proses dari keempat unsur tersebut. d. Nihilisme Yaitu tidak ada sesuatu apapun yang eksis bila sesuatu itu ada dia tidak dapat diketahui. Pengindraan itu bersifat ilusi. 12 Hasil dari sebuah pengindraan merupakan bentuk dari pentransformasian data yang terukur dan terimajinasikan akan suatu hal, jika sesuatu hal itu merupakan hasil data yang diterima dari luar, maka sejatinya alam itu adalah suatu data saja yang terimajinasikan pada diri seseorang yang membuahkan emosianal, sensasi dan kepuasan tertentu yang mempunyai durasi dalam merasakan hal tersebut. Sehingga ketika durasi yang telah diterima itu habis, maka emosianal, sensasi dan kepuasan itu akan hilang kembali, yang artinya bahwa pada dasarnya alam yang tervisualisasikan itu merupakan hal yang tidak nyata. e. Agnostisisme Paham yang mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Satu-satunya yang ada itu hanyalah manusia, ukuran dia memahami dirinya sendiri, segala perbuatan manusia tanpa tujuan karna tidak ada yang tetap. Manusia tidak boleh mencar dan mengusahakan kegagalan atau keruntuhan. Jadi, agnotisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun rohani, aliran ini mirip 10 Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal. 124.
9 6 dengan skeptisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat. ) Epistimologi Epistemologi adalah teori pengetahuan yang berurusan dengan hakikat dan lingkup ilmu pengetahuan, pengandai dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Epistemologi memberi kekuasaan pada manusia atas alam melalui penyelidikan ilmiah. Manusia perlu mengetahui alam diperlukan observasi, pengukuran, penjelasan dan pembuaktian. Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indra dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya: a. Metode Induktif Induksi suatu metode yang menyipulkan pernyataan hasil observasi dalam kesimpulan pernyataan umum. 14 Dalam sederhananya penjabaran dalam pengambilan data yang bersifat khusus ke arah penjabaran yang lebih umum. b. Metode Deduktif Deduksi suatu metode yang menyimpulkan data-data empirik oleh lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtun. Cntohnya jika penawaran besar harga menurun. 15 Ini kebalikannya dari metode induktif, yaitu penjabaran yang berawal dari yang bersifat umum kearah penjabaran yang bersifat khusus. c. Metode Positivisme Suatu metode adalah segala yang nampak dan segala gejala. Penemuan hukumhukum persamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta dengan pengamatan dan penggunaan akal. 16 Akal merupakan acuan utama dalam pengambilan kesimpulan terhadap suatu fakta yang telah terjadi. d. Metode Kontemplatif Keterbatasan indra dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan sehingga objek yang dihasilkan berbeda-beda yang harus dikembangkan oleh akal yang disebut intuisi, yaitu pengetahuan yang datang dari tuhan melelui pencerahan dan ti Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal.124.
10 7 penyinaran. 17 Ini menggambarkan keadaan dalam pencarian kesimpulan tidak hanya berasal dari logika semata, tapi lebih adanya bantuan Tuhan dalam menemukan suatu hal dalam pencarian manusia. e. Metode Dialektis Mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan. Dalam kehidupan sehari-hari berarti kecakapan untuk melakukan perdebatan. Perkembangan ilmu secara epistimologi dapat dilihat secara kronologis yaitu: - Ilmu dari tidak boleh mencari untuk berubah menjadi ilmu bleh mencari suatu keuntungan, yaitu dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi 9sebelum masehi). - Abad pertengahan di Barat ilmu dapat membawa perkembangan secara gemilang dan makmur - Tahap berikutnya ada ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan manusia. Bahkan manusia dikuasai oleh ilmu pengetahuan sendiri. - Ilmu pengetahuan telah merusak alam yang menyebabkan jurang kaya dan miskin semakin lebar. - Abad modern munculnya iptek yang menimbulkan krisis, ini merupakan kesalahn epistimologi yang mendasari ilmu pengetahuan dan teknologi modern. - Ilmu pengetahuan bertujuan menundukkan alam dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. 18 Epistimologi kebernaran tidak didasarkan atas proses induksi melainkan berdasarkan pembenaran logis dengan prinsip falsifikasi, yaitu membuktikan adanya kesalahan pada hukum-hukum ilmiah. 19 Yang artinya bahwa, sesuatu hal itu merupakan hasil dari suatu pendekatan ilmiah yang memberikan kesimpulan dalam memahami hal tersebut yang bersandar pada kemampuan logika dalam menginterpertasikannya. 17 Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Syahrial Syarbaini. Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: 2016, hal Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu: kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Pengetahuan, Cet. VI, Belukar, Yogyakarta: 2004, hal.7
11 8 B. Hakikat Keberadaan Manusia (Kajian Ontologis dan Epistimologis dalam Islam) 1. Keberadaan Manusia dalam pandangan QS. Al-Mu'minun Ayat Tarjamah Ayat Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. 20 Di dalam hadits juga disebutkan, Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: إن اهلل خ ل ق آد م م ن ق ب ض ة ق ب ض ه ا م ن ج م ي ع ا ل ر ض, ف ج اء ب ن و آد م ع ل ى ق د ر ا ل ر ض, ج اء م ن ه م ا ل ح م ر و ا ل ب ي ض و ا ل س و د و ب ي ن ذ ل ك, و الس ه ل و ال ح ز ن Artinya: 21 و ال خ ب ي ث و الط ي ب و ب ي ن ذ ل ك Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang digenggam-nya dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah. Diantara mereka ada merah, putih, hitam, dan perpaduan antara warna-warna tersebut. Ada yang lembut dan ada yang kasar (keras), ada yang jahat dan ada juga yang baik, atau di antara keduanya. 20 Mochtar Naim, Kompendium Himpunan Ayat-Ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan Biologi dan Kedokteran, Gema Insani Press, Jakarta: 1996, hal Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan At Tirmidzi. Jilid, hal.2355
12 9 2. Kajian Ontologis dan Epistimologis tentang Keberadaan Manusia Seperti yang kita ketahui, bahwasanya ontologis merupakan kajian dalam membahas hakikat dari keberadaan ada itu sendiri, yang artinya bahwa keberadaan manusia dalam pandangan Islam itu merupakan bagian dari alam yang dianugrahi akal dalam memaksimalkan kemampuan dalam memanfaatkan alam sekitarnya. Potensi Allah Swt yang telah diberikan kepada diri setiap manusia dalam pemaksimalan pengetahuannya itu yang akan menjadikan hakikat akan manusia itu sendiri sebagai khalifah di muka bumi ini. Al Quran mengajarkan sebuah kesadaran bahwa pengetahuan merupakan sebuah karunia dari Allah, Sang Maha Pencipta yang telah menciptakan manusia dan alam semesta. Karunia ilmu pengetahuan merupakan bagian dari cobaan atau ujian bagi manusia, karena bisa menimbulkan perasaan sombong atau arogansi. Arogansi manusia menjadi salah satu penyebab sebagian manusia tidak lagi melihat adanya Yang Maha Pencipta. Manusia yang sombong tidak dapat melihat pesan-nya lewat Al-quran, tidak lagi sujud pada Yang Maha Tinggi, Yang Maha Berilmu, antara lain terbukanya sebuah jalan ilmu pengetahuan manusia yang luas, yang tidak diketahui sebelumnya. 22 Dalam pandangan-pandangan kajian ontologi yang terbagi dan telah di jabarkan di atas memberi pandangan bahwa keberadaan manusia yang berasal dari tidak ada ke ada yang berdiri sendiri akan hakikat keberadaannya itu tersusun dari materi yang tampak (badan / jasad) dan berupa hal yang gaib (roh) merupakan suatu hal yang akan binasa keberadaannya di alam semesta ini (tidak kekal). Halusinasi pengalaman yang terekam oleh panca indra dan teraktualisasikan oleh anggota badan merupakan suatu komponen utama atas hakikat keberadaan manuisa itu sendiri. Jadi memahami adanya manusia ke alam bumi dalam kajian ontologi ini menurut penulis hanya sebatas misi yang terprogram atas data yang ia terima dan tanam dalam benaknya semasa ia ada untuk memuasakan hal yang ia percayai keberadaannya, baik itu mempercayai Sang Maha Pencipta maupun hal yang Maha Pencipta cipta pada manusia itu sendiri yaitu akal dan nafsunya. Epistimologis dalam kajian Islam terbagi menjadi beberapa bagian yaitu bayani, irfani dan burhani. 22 Lajnah Pentahsihan Mushaf Al quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya Dalam Persepektif Alquran dan Sains, Lajnah Pentahsihan Mushaf Al Quran, Cet.1, Jakarta: 2010, hal. Xxv.
13 10 a. Epistimologi Bayani Bayani dalam bahsa arab berarti penjelasan (explanation). Artinya asal katanya adalah menyikap dan menjelaskan maksud suatu pembicaraan dengan menggunakan lafadz yang paling baik (komunikatif). Para ahli ushul fiqh memberikan pengertian, bahwa bayan adalah upaya menyingkap dari suatu pembicaraan (kalam) serta menjelaskan secara terinci hal-hal yang tersembunyi dari pembicaraan tersebut kepadapara mukallaf. Artinya bisa disebut juga sebagai upaya mengeluarkan suatu ungkapan dari keraguan menjadi jelas. 23 Dalam memberikan dan menyimpulkan suatu konsep keberadaan manusia seutuhnya kita bisa melihat dari kejelasan peran yang ia emban selama hidupnya, yang artinya bahwa konsep keberadaan manusia secara nyata merupakan dasar dari hakikat ia menjabat sebagai mahluk sosial dalam kehidupannya. b. Epistimologi Irfani Irfani berasal dari kata irfan yang dalam bahasa Arab merupakan bentuk dasar (masdar) dari kata arafa, yang semakna dengan ma rifat. Dalam bahasa Arab, istilah al irfan berbeda dengan kata al alim. Al alim menunjukkan pemerolehan objek pengetahuan (al ma lumat) melalui transformasi (naql) ataupun rasionalitas ( aql), sementara irfan atau ma rifat berhubungan dengan pengalaman atau pengetahuan langsung dengan objek pengetahuan. 24 Pengetahuan dalam pengambilan peran dalam kehidupan seorang manusia dilihat dari hasil pengamatan akal dia sebagai mahluk yang mempunyai nilai moralitas keimanan terhadap pencapaian akal dalam menanggapi hakikat ia berada sebagai mahluk. Hakekat dari epistemologi Islam adalah pada akal, pengalaman empiris, dan al- Qur an. Epistemologi Islam tidak mungkin dapat berjalan tanpa ketiganya secara dialektikal. 25 Ketiga unsur inilah yang dapat mendekatkan kita dalam menemukan pertanyaan yang ada, baik yang berurusan dengan hal ihwal manusia maupun yang berkaitan dengan masalah ketuhanan. Walaupun kebenaran dari setiap pertanyaan itu mutlak kebenarannya hanya pada Allah Swt, kita sebagai mahluk hanya bisa berusaha dalam mendekatkan diri pada kebenaran yang mutlak (Allah Swt). 23 Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Pengetahuan, Cet. VI, Belukar, Yogyakarta: 2004, hal Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Pengetahuan, Cet. VI, Belukar, Yogyakarta: 2004, hal Asep Kurniawan, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Epistemologi Filsafat Islam, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, Volume 17 Nomor 1, 2013, hal. 512
14 11 Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Karena itu, kegiatan berpikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau kriteria kebenaran. Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak pengetahuan itu berbeda. Pengetahuan alam metafisika tentunya tidak sama dengan pengetahuan tentang alam fisik. Alam fisik pun memiliki perbedaan ukuran kebenaran bagi setiap jenis dari bidang pengetahuan Asep Kurniawan, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Epistemologi Filsafat Islam, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, Volume 17 Nomor 1, 2013, hal. 519
15 12 BAB III PENUTUP Kesimpulan Hakikat adanya manusia dan bagaimana manusia itu mencari hakikat dengan kelogisan logika mereka dalam menemukan setiap hakikatnya, memberikan berbagai pandangan dalam menginterpretasikan hakikat ia berada sesuai dengan data yang telah ia terima dan dapatkan lalu diolah sebagai reaksi yang teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-harinya dalam memahami dirinya sebagai peran sosial dan peran yang mempunyai nilai rohani terhadap Sang Maha Pencipta. Hasil dari suatu pengamatan tentang hakikat keberadaan manusia di alam ini, menunjuk suatu kebenaran yang relatif yang harus diintegrasikan dengan pedoman utama manusia dalam melakukan aktifitasnya sebagai seorang manusia dan sebagai seorang hamba. Penting dalam memahami dirinya sendiri (mahluk) yang tidak perlu kepada sebab lain untuk terjadinya sesuatu terhadap manusia yang berada pada saat ini. Hal terpenting dalam diri setiap mahluk yaitu memahami segala sesuatu yang diberikan oleh yang berkehendak kepadanya itu, merupakan hasil dari suatu kehendak lain yang tidak membutuhkan sebab timbul adanya kehendak itu. keberadaan mahluk mungkin saja bisa ada dan bisa tidak ada, dan Dia sendiri tidak butuh kepada kejadiannya dalam menjadikan suatu mahluk. 12
16 13 Daftar Pustaka Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke. 3, Balai Pustaka, Jakarta: 2007, Kurniawan, Asep, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Epistemologi Filsafat Islam, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, Volume 17 Nomor 1, Lajnah Pentahsihan Mushaf Al quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya Dalam Persepektif Alquran dan Sains, Lajnah Pentahsihan Mushaf Al Quran, Cet.1, Jakarta: 2010, hal. Muslih, Mohammad, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Pengetahuan, Cet. VI, Belukar, Yogyakarta: 2004 Muslih, Mohammad, Filsafat Ilmu: kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Pengetahuan, Cet. VI, Belukar, Yogyakarta: 2004 Naim, Mochtar, Kompendium Himpunan Ayat-Ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan Biologi dan Kedokteran, Gema Insani Press, Jakarta: 1996, Nashiruddin Al Albani, Syaikh Muhammad, Shahih Sunan At Tirmidzi. Jilid, hal.2355 Supriyadi, Dedi dan Hasan, Musthofa, Filsafat Agama, Bandung: Pustaka Setia, Syarbaini, Syahrial, Filsafat Ilmu dan Logika, Edisi Revisi, Fakultas Psikologi Mercubuana Kebon Jeruk, Jakbar: Yahya, Harun, al-qur an dan Sains; Memahami Metodologi Bimbingan al-qur an bagi Sains, Bandung: Dzikra,
IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia
IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU
DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis
Lebih terperinciMANUSIA DAN ALAM SEMESTA. Drs. Moehadi, M.Pd.
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA Drs. Moehadi, M.Pd. MANUSIA Istilah manusia dalam al-quran menggunakan tiga kata, yaitu 1. Kata yang terdiri dari alif, nun, dan sin seperti insan, ins, nas atau unas (QS.al- Insan:1.
Lebih terperinciKLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING
15 FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 23-27 Rabi ul Akhir 1421 H./25-29
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi
Lebih terperinciSIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING
SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK213 Pendekatan Psikologi/Epistemologi & Matlamat Psikologi Islam Perbahasan mengenai hakikat dan sifat insan di kalangan ilmuan muslim terkemuka (Minggu 3) Pensyarah:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain
Lebih terperinciMANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )
ب س م اهلل الر ح م ن الر ح ي م ا لس ال م ع ل ي ك م و ر ح م ة اهلل و ب ر ك ات ه MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) HOW TO MANAGE OUR SELF TO BE A GOOD MOSLEM Motto : Menterjemahkan Bahasa Al-Qur an ke dalam Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman
Lebih terperinciTEORI KONVERGENSI DAN RELEVANSINYA DENGAN HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA
TEORI KONVERGENSI DAN RELEVANSINYA DENGAN HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Islam Oleh :
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses kegiatan belajar mengajar di kelas bagi siswa tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang-kadang lancar, kadangkadang tidak, kadang-kadang menyenangkan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian
Lebih terperinciPERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN
PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama
Lebih terperinciAdzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA
Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Penanya: Ferry al-firdaus, Dayeuhmanggung Rt. 01 / RW 05 Kec. Cilawu Garut Pertanyaan: Mohon penjelasan
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: ANNA FATIHA NIM
Lebih terperinciAkal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil
Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam, karena Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Dalam menuntut
Lebih terperinciHambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :
Membaca AlFatihah Pada saat membaca AlFatihah inilah sebenarnya esensi dari dialog dengan Allah. Karena disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa setiap ayat yang dibaca seseorang dari AlFatihah mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam di Indonesia sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa Indonesia terhadap
Lebih terperinciPENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)
PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciPENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133
PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciJawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati
Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan yang pada hakikatnya adalah membudayakan manusia. Melalui pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V DI MI AN NUR DEYANGAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciKETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PEMBERDAYAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN)
i KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PEMBERDAYAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN) TESIS Oleh Dwi Rahayu NIM. 10.0253.0698 INSTITUT AGAMA
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT (STUDI TINDAKAN DI KELAS V MI NURUL HUDA PEGUNDAN PETARUKAN PEMALANG
Lebih terperinciQawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M
Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Siswa : Kelas : MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM LEMBAR KERJA SISWA DISUSUN OLEH DEDI NOVIYANTO, S.Pd.I NIP. 19771124 200501 1 005 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 MALANG
Lebih terperinciBerkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.
Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا
Lebih terperinciPROGRAM ILMU SYARIAH KONSENTRASI HUKUM KELUARGA ISLAM
HUKUM KEWARISAN MENURUT IMAM SYAFI'I DAN HAZAIRIN (Studi Perbandingan Dalam Kasus Ahli Waris Pengganti Dan Relevansinya Dengan KHI) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Negeri Islam Negeri
Lebih terperinciAHMAD GAZALI NIM
ANALISIS KRITIS TERHADAP GAGASAN PADA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN AL- QUR AN TESIS Oleh AHMAD GAZALI NIM.1102110799 INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan
Lebih terperinciPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN TESIS Oleh: FADLIYANUR NIM. 1202520950 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI
PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ciptaannya yakni manusia. Manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah adalah pencipta semua yang ada di jagat raya ini. Salah satu ciptaannya yakni manusia. Manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan memiliki
Lebih terperinciKONSEP PENGANGKATAN KEPALA NEGARA MENURUT PANDANGAN AL-MAWARDI DAN TAQIYUDDIN AN-NABHANI
KONSEP PENGANGKATAN KEPALA NEGARA MENURUT PANDANGAN AL-MAWARDI DAN TAQIYUDDIN AN-NABHANI TESIS Diajukan Kepada Institut Agama Islam (IAIN) Antasari Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program
Lebih terperinciج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب
KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan
Lebih terperinciPENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU
PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU TUGAS AKHIR Diajukkan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan memiliki kelebihan. Disamping terdapat kelebihannya,
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H
STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA DEPOSITO MUDARABAH DI BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN OLEH DWI SUCI RAHMADANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA DEPOSITO
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pendidikan yaitu mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang pendidikan dan pengajaran adalah sebuah perintah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah pengikutnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekecil apapun ilmu yang didapat, kita harus selalu berusaha untuk menyampaikannya kepada yang lain. Karena setiap individu berhak untuk dididik dan mendidik, berhak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, pendidikan merupakan serana yang sangat penting dalam hal menciptakan manusia pembangunan yang memiliki keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar
negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.
Lebih terperinciANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI
ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H
PEMBELAJARAN FIQIH PADA MATERI PENDIDIKAN SEKS USIA REMAJA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL BANJARMASIN OLEH YANA ARIANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PEMBELAJARAN
Lebih terperinciDengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.
Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta
Lebih terperinciTUGAS AGAMA Nama : Nur Wulan Sari NRP : Jurusan : Teknik Mesin
TUGAS AGAMA Nama : Nur Wulan Sari NRP : 12-2011-102 Jurusan : Teknik Mesin INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL 2012 BANDUNG HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT AL- QUR AN DAN HADIST Al-Qur an adalah kitabullah
Lebih terperinciMATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling
MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling Ayat dan Hadis Tentang Bimbingan Dan Konseling Kelompok Mata Kuliah Fakultas
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPenulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2
Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2 PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas Nabi dan Rasul
Lebih terperinciPOLA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DI DESA GONDOSARI RW 01 GEBOG KUDUS
POLA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DI DESA GONDOSARI RW 01 GEBOG KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh :
Lebih terperinciMengabulkan DO A Hamba-Nya
Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir
Lebih terperinciOBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -
OBAT PENAWAR HATI Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang ia merupakan pusat kebaikan atau keburukan. Segumpal daging tersebut yang akan mengomando seluruh perbuatan anggota badan. Segumpal
Lebih terperinciPELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM. MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI POKOK ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN THE LEARNING CELL
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI POKOK ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN THE LEARNING CELL (STUDI TINDAKAN DI KELAS XI MA NURIL HUDA TARUB TAWANGHARJO GROBOGAN TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah tugas semua orang tua, namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut menjadi dewasa adalah
Lebih terperinciPERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA AGAMA DI SMA NEGERI 7 BANJARMASIN
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA AGAMA DI SMA NEGERI 7 BANJARMASIN TESIS Oleh Ellya Noor NIM. 1002530700 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA BANJARMASIN 2016 ii PERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, karena pendidikan adalah alat untuk mengembangkan tingkah laku manusia dan penataan
Lebih terperinciTAHUN AJARAN 2012/2013. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
PERBANDINGANN HASIL BELAJAR BERDASARKAN GENDER PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS XI IPA MA MATHOLI UL HUDA BUGEL JEPARA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciISLAM IS THE BEST CHOICE
KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
STUDI KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 4 CEPIRING KENDAL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum atau lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:
BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI DI SD N JADI SUMBER REMBANG
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI DI SD N JADI SUMBER REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciPENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DALAM ISLAM
Dr. Muhajir, M.A. PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DALAM ISLAM (Komponen Materi Tafsir dan Hadis Pendidikan) PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DALAM ISLAM (Komponen Materi Tafsir dan Hadis Pendidikan) Dr.
Lebih terperinciPERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciAdab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.
ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROBLEMATIKA ZIARAH KUBUR BAGI WANITA. (Studi kasus pada Makam Sultan Hadlirin Mantingan Tahunan Jepara)
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROBLEMATIKA ZIARAH KUBUR BAGI WANITA (Studi kasus pada Makam Sultan Hadlirin Mantingan Tahunan Jepara) SKRIPSI Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ)
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Program Studi Muamalah (Syariah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman
Lebih terperinciPENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Meperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah
Lebih terperinciBAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Nasab Anak Hasil Hubungan Seksual Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam Pada bab dua telah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk, arah dan aturan-aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh
Lebih terperinciEVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN
EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015)
PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan wahyu Allah Swt., pedoman umat Islam untuk keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Gerbang pertama dari pintu-pintu kebaikan dan keutamaan
Lebih terperinciTAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.
Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. QS. AN-NAAS : 1-6 Tahsin Tilawah Tarjamah lafzhiyah T a f s i r ) 2( ق ل أ ع وذ ب ر ب الن اس )1( م ل ك الن اس )
Lebih terperinciOleh : SITI SURYANI NIM:
STUDI KOMPARASI TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE AL-MA ARIF DI TPQ NU 13 AL-MA ARIF KEMBANGAN KALIWUNGU DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE QIROATI DI TPQ MUSTABANUL KHOIROT
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TK PADMA MANDIRI KEDATON BANDAR LAMPUNG. Oleh DINI PRATIWI NPM :
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TK PADMA MANDIRI KEDATON BANDAR LAMPUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Untuk Memenuhi
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL-QUR AN OLEH GURU DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PESERTA DIDIK KELAS IV MI GONDANG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN
Lebih terperinciCece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:
Cece Abdulwaly Diterbitkan oleh: melalui: HAFAL AL-QUR'AN: BUAH SABAR & ISTIQAMAH Oleh: Cece Abdulwaly Copyright 2014 by Cece Abdulwaly Cetakan I, 2015 Desain Sampul: Cece Abdulwaly Penerbit: Tahfidz Media
Lebih terperinciKRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT
40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya
Lebih terperinciSTRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM AL TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH AHMAD AL BASTOMI NIM.
STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM AL AZHAAR TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH AHMAD AL BASTOMI NIM. 2811123039 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan pembelajaran di sekolah, baik yang formal maupun informal. Salah satu yang diajarkan di
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS 4 DI SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu
Lebih terperinciSyarah Istighfar dan Taubat
Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id
Lebih terperinciHALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku
MOTTO مي ين ر س وال م ن ھ م ي ت ل و ع ل ي ھ م ء اي ات ه و ي ز كيھ م ھ و ال ذ ي ب ع ث ف ي األ و ي ع ل م ھ م ال ك ت اب و ال ح ك م ة و إ ن ك ان وا م ن ق ب ل ل ف ي ض ال ل م ب ين Dia-lah yang mengutus kepada
Lebih terperinciBAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QURAN HADIS MATERI POKOK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan inklusif sesungguhnya berupaya memberikan peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang
Lebih terperinci