KABUKI NO JYOU EN NI BANSOU NI SURU
|
|
- Herman Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KABUKI NO JYOU EN NI BANSOU NI SURU K e r t a s K a r y a D i k e r j a k a n O L E H CORY JULIARTA HUTABARAT NIM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI D3 BAHASA JEPANG MEDAN 2009
2 KABUKI NO JYOU EN NI BANSOU NI SURU KERTAS KARYA Dikerjakan O l e h CORY JULIARTA HUTABARAT NIM Pembimbing, Pembaca, Drs. Eman Kusdiyana M. Hum NIP Rani Arfianty, S.S NIP Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Falkultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN 2009
3 Disetujui Oleh : Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra Univesitas Sumatera Utara Medan Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua, Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum. NIP Medan, Juni 2009
4 PENGESAHAN Diterima oleh: Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang Pada : Tanggal : Hari : Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Dekan, Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. NIP Panitia : No. Nama Tanda Tangan 1. Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum (.) 2. Drs. Eman Kusdiyana M.Hum (.) 3. Rani Arfianty, S.S (.)
5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga Penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul Alat Musik Pengiring Pertunjukan Kabuki. Meskipun banyak kesulitan dalam penulisan kertas karya ini, karena pengetahuan penulis yang terbatas tetapi berkat bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka penulis dapat meyelesaikan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaiakan kertas karya ini terutama kepada: 1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum.,Selaku Ketua Program Studi D3 Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana M. Hum., selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas menuangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sampai kertas karya ini dapat diselesaikan. 4. Ibu Rani Afrianty, S.S. selaku Dosen Pembaca. yang juga dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memeriksa ulang kertas karya ini agar lebih baik lagi. 5. Bapak Drs. Yuddi Adrian M.Hum., selaku Dosen Wali. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 6. Ibunda Juli Panjaitan, Kakandaku, Johanes Wahyudi Hutabarat dan Trisna Damayanti Hutabarat serta seluruh keluarga besar penulis yang tersayang. 7. Teman teman fakultas sastra D3 Bahasa Jepang Setambuk 2006 dan sahabat sahabat Penulis : Inda, Anna, Lila, Lili, Safna, Sarifah, Natalia, Agnes, Paima,
6 8. Teman teman: Roslina Hutagaol, Cut Azni, serta anggota PS. Consolatio dan anggota PNB HKI Imanuel yang telah memberi banyak dukungan. 9. Bapak Pendeta Yusuf Hutapea, S.Th., yang telah banyak memberi waktu serta dukungan baik moril maupun materil. Tiada lain harapan penulis semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmatnya kepada semua pihak yang disebutkan diatas. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan dan dukungan selama ini. Semoga kertas karya ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Medan, Juni 2009 Penulis CORY JULIARTA HUTABARAT NIM
7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul Batasan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penulisan... 2 BAB II PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS MUSIK PENGIRING PERTUNJUKAN KABUKI Pengertian Musik Pengiring Pertunjukan Kabuki Jenis-Jenis Musik Pengiring Pertujukan Kabuki Geza Gidayu Nagauta Tokiwazu, Kiyomoto, Kato Bushi... 5 BAB III ALAT-ALAT MUSIK PENGIRING PERTUNJUKAN KABUKI Shamisen Taiko Hyoushigi Shinobue BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 12
8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17 sehingga yang memiliki nilai sejarah tersendiri. Ciri khas kabuki yaitu berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria. Selain itu, musik pengiring pertunjukan Kabuki juga memiliki nilai sejarah yang sangat menarik. Pertunjukan Kabuki juga diiringi oleh alat-alat musik tradisional seperti shamisen, taiko, hyoushigi, dan shinobue. Alat-alat musik tersebut merupakan alat musik yang unik karena meskipun terbuat dari bahan yang sangat sederhana namun dapat menghasilkan suara yang menirukan bunyi-bunyian alam seperti bunyi angina, air ombak dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk membahas tentang Alat Musik Pengiring Pertunjukan Kabuki sebagai judul kertas karya ini Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, sehingga dalam kertas karya ini penulis membatasi tulisan ini hanya membahas alat musik pengiring pertunjukan kabuki seperti shamisen, taiko, hyoushigi, dan shinobue. Dan juga supaya dalam menjelaskan alat-alat musik tersebut agar menjadi lebih akurat, maka penulis juga menjelaskan jenis-jenis musik seperti geza, gidayu, nagauta, kiyomoto dan kato bushi sebagai musik yang diiringinya.
9 1.3. Tujuan Penelitian Penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk memperkenalkan seni teater kabuki, khususnya mengenai alat-alat musik pengiring pertunjukan kabuki. 2. Untuk mengangkat nilai-nilai tradisi dari musik pengiring pertunjukan kabuki. 3. Untuk memperkenalkan nilai-nilai seni dari alat musik pengiring pertunjukan kabuki kepada pembaca. 4. untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca mengenai alat-alat musik pengiring kabuki Metode Penelitian Penulisan makalah ini hanya memakai metode kepustakaan, yaitu metode untuk mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca buku atau refrensi yang berhubungan dengan alat musik kabuki di Jepang yang akan dibahas dalam kertas karya ini. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum kemudian dilanjutkan ke dalam bab-bab yang ada di dalam kertas karya ini.
10 BAB II PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS MUSIK PENGIRING PERTUNJUKAN KABUKI 2.1. Pengertian Musik Pengiring Pertunjukan Kabuki Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik adalah bunyi-bunyian, pengiring adalah hal atu sesuatu yang mengikuti atau mengiringi, sedangkan pertunjukan adalah sesuatu yang dipertunjukkan. Secara etimologi bahasa Jepang, ka yang berarti lagu atau nyanyian, bu yang berarti tarian dan ki yang berarti seni atau kemampuan, sehingga pengertian kabuki yaitu seni tari dan lagu. Dapat disimpulkan bahwa pengertian musik pengiring pertunjukan kabuki adalah bunyibunyian yang mengiringi pertunjukan seni tari dan lagu kabuki Jenis-Jenis Musik Pengiring Pertunjukan Kabuki Geza Geza dikenal sebagai musik latar belakang yang diputar kamar kuromisu kecil yang redup di balik tirai bambu hitam di samping belakang panggung. Oleh karena itu geza ongaku juga disebut sebagai Kuromisu-ongaku (musik tirai bamboo hitam) atau Misu-uchi-ongaku. Dari ruangan yang redup ini pemusik melihat keluar jerajak menuju panggung atau yang disebut dengan hanamichi dan memilih waktu yang tepat untuk musik mereka, suasana, dan efek suara untuk membuka layar. Selain daripada penyanyi, geza diiringi oleh alat musik gesek shamisen. Dawai-dawai shamisen disetel dengan tiga cara yaitu honchosi, niagari, dan sansari. Tidak ada titi nada yang ditetapkan tetapi interval-interval menyisakan persamaan yaitu dalam urutan menaik, kurang lebih B menaik di pertengahan C, E, B untuk honchosi; B, F. B tajam untuk niagari dan B, E, A untuk sansari.
11 Instrument pokok geza yang lain yaitu; nohkan, take-bue, kotsuzumi, o-tsuzumi, taiko, o- daiko, dan berbagai alat musik tabuh seperti gong, hyoushigi dan bel yang memiliki berbagai macam warnanada. Geza juga meliputi efek suara yang lebih nyata, misalnya pada adegan salju yang jatuh yang dibuat hampir tidak ada bunyi, tetapi dentaman o-daiko yang lambat memberi kesan redam pemandangan yang ditutupi salju. Bunyi ombak yang memukul diiringi oleh pukulan ombak yang disebut bunyi ombak (nami no oto). Banyak efek-efek musik yang demikian digunakan untuk meniru suara desiran angin, rintik hujan, atau air yang mengalir sehingga menambah suasana pertunjukan kabuki Gidayu Gidayu merupakan nyanyian dengan iringan shamisen. Bentuk dari cerita yang dinyanyikan dimulai oleh Takemoto Gidayu ( ) dan para pemain mempelajarinya semenjak usia dini untk mengembangkan suara-suara mereka. Di dalam bunraku, nyanyian menggunakan suara yang memiliki warnanadauntuk berbicara pada boneka-boneka. Nyanyiannya sangat dramatis dan jumlah penyanyi hampir sebanyak pemain sebagai pemusik. Namun di dalam Kabuki, peran ini terutama pada penyediaan tafsiran pemikiran karakter dan emosi untuk menggambarkan adegan di atas pentas. Shamisen yang digunakan lebih besar dari instrument baku dan warnanada yang dihasilkan lebih nyaring dan merdu. Panggilan-panggilan yang dibuat oleh pemain shamisen sangat penting dalam memberi isyarat-isyarat pemilihan waktu yang tepat bagi para aktor dan penyanyi. Shamisen dan nyanyian bisa disembunyikan di belakang sebuah tirai bamboo di atas lantai sebelah kanan yang menaik, tetapi pada umumnya mereka memperlihatkan degatari, di dalam sebuah platform yang berputar di bawah layar.
12 Nagauta Nyanyian panjang indah yang dinyanyikan lincah, sedih dan berirama disebut nagauta. Pada zaman Edo tahun nagauta terlaksana dengan baik dengan format paling tua dan musik yang murni yang berkembang bersamaan dengan teater. Nagauta didesain sebagai suatu gaya yang diperluas dari musik berirama, cocok untuk iringan tari-tarian panjang. Gaya ini juga menampilkan banyak tari-tarian kabuki yang paling terkenal dan tarian drama musisi yang diperlihatkan di atas debayashi. Sekitar delapan orang pemain shamisen berlutut di atas platform merah bagian tengah atas. Alat musik yang sering dipakai yaitu; taiko, o-tsuzumi, dua atau tiga ko-tsuzumi, shinobue, nohkan dan take-bue Tokiwazu, Kiyomoto, Kato Bushi Tokiwazu merupakan gaya musik Joruri yang digunakan dalam tari-tarin untuk memutar dan tidak pernah muncul dengan wayang. Gaya bernyanyi tokiwazu jauh lebih ringan dan lebih bersemangat daripada gidayu. Selain itu, teks yang diucapkan lebih mudah dan sangat logis. Hal itu membuat gaya Kabuki dari Joruri dekat dengan gaya liris utamono. Gaya Tokiwazu merupakan jenis musik tertua yang berasal dari Bungo Bushi. Beberapa gaya Bungo Bushi antara lain; tokiwazu tomimoto, kiyomoto dan shinnai. Tomimoto sudah hampir hilang dan shinnai hampir tidak pernah muncul dalam teater. Bungo Bushi berasal dari nama Miyako Bungo-no-Jo yang berpergian dari Kyoto ke Edo dan menjadi terkenal akan keindahan suara dan gaya berpakaiannya. Miyako muncul dalam Kabuki, dan sering memainkan adegan bunuh diri sehingga dilarang diputar oleh shogun. Akhirnya Bungo-no-Jo kembali ke Kyoto dan meninggal pada tahun Salah satu siswa siswa dari Bungo-no-Jo yang tetap tinggal di Edo mulai melakukannya dengan nama Tokiwazu-Mojitayu ( ). Periode pertama kebesaran Tokiwazu yaitu pada tahun 1750 ketika ia memainkan adegan dengan panjang dan penuh warna. Periode kedua kebesaran Tokiwazu dimulai pada awal abad ke-19 ketik ada seorang yang sangat tergila-gila
13 pada hengemono atau transformasi tarian. hal ini merupakan bagian tarian singkat dengan masing-masing karakter tertentu dan biasanya dilakukan oleh seorang aktor yand dapat dengan cepat membuat perubahan dari karakter ke karakter yang lain. Kiyomoto merupakan ekspresi musik pengiring untuk narasi nyanyian Jepang yang anggun. Gaya Kiyomoto dimulai oleh Kiyomoto Enjudayu ( ). Ciri khas gaya musik ini adalah suara vokal falsetto yang sangat tinggi. Pada umumnya Kiyomoto sering diperdengarkan sebagai iringan adegan cinta. Kato bushi merupakan suatu gaya amatir yang hanya terdengar dalam satu permainan, Sukeroku, yang tampil di awal pertunjukan dan untuk deha terkenal serta tarian pada hanamichi.
14 BAB III ALAT-ALAT MUSIK PRNGIRING PERTUNJUKAN KABUKI 3.1. Shamisen Shamisen merupakan salah satu alat musik tradisional Jepang yang mengiringi pertunjukan Kabuki. Shamisen adalah alat musik dawai yang memiliki tiga senar, dipetik dengan menggunakan bachi. Bentuknya segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Badan alat musik dawai ini terbuat dari kayu, bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen yang bagus terbuat dari kulit perut kucing betina yang belum kawin, sedangkan shamisen kualitas biasa terbuat dari kulit punggung anjing. Pemusik duduk dengan posisi seiza, kedua belah kaki dilipat ke belakang dengan lutut dibuka lebar, dan seluruh berat badan bertumpu di bagian pantat. Panjang leher shamisen hampir sama dengan gitar tapi lehernya lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari tiga bagian agar mudah dibawa-bawa, ada juga yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas yang disebut nobezao. Bahan baku senar adalah sutra, tetapi ada juga yang memakai nilon atau tetron. Berdasarkan ukuran leher, shamisen terdiri dari tiga jenis yaitu Hosozao (leher sempit), Nakazao (leher sedang), Futozao (leher besar). Shamisen terdiri dari beberapa jenis, antara lain; 1. Nagauta shamisen, berleher langsing, dipetik dengan bachi besar dari gading gajah, dan dipakai pada pertunjukan kabuki 2. Gidayū shamisen, berleher besar dan tebal, dan digunakan sebagai pengiring jōruri 3. Tokiwazu-bushi shamisen, lehernya tidak begitu besar. 4. Kiyomoto shamisen, lehernya tidak begitu besar.
15 5. Jiuta shamisen, berleher sedang, dipetik dengan bachi yang disebut Tsuyama bachi dari bahan gading gajah. Shamisen jenis ini sering disebut sankyoku, dimainkan bersama koto, kokyū, dan shakuhachi. 6. Shinnai shamisen, berleher sedang, dipetik dengan menggunakan kuku jari. 7. Yanagawa shamisen (Kyō-shamisen), berleher lebih langsing dari Hosozao, merupakan model shamisen yang paling tua 8. Tsugaru-jamisen, berleher lebar dan tebal, digunakan untuk lagu daerah yang disebut Tsugaru-minyō, dan dipetik menggunakan bachi yang berukuran kecil dan dibuat dari tempurung kura-kura. 9. Shanshin asal Kepulauan Ryūkyū, digunakan di prefektur Okinawa dan bagian paling ujung prefektur Kagoshima. Shanshin dibuat dari kulit ular sanca asal Indonesia, leher shamisen dipoles dengan urushi, serta dipetik tidak memakai bachi, melainkan dengan alat petik dari tanduk kerbau. 10. Gottan, asal Prefektur Kagoshima, dibuat seluruhnya dari kayu dan tidak memakai kulit hewan Taiko Taiko berasal dari kata tai dan ko yang berarti drum besar. Taiko merupakan alat musik tabuh yang ditabuh dengan alat pemukul yang disebut dengan bachi. Taiko terdiri dari berbagai jenis, ntara lain; 1. Nagado-daiko (taiko yang berbadan panjang) terdiri atas dua potong kulit sapi yang dibentangkan di atas sebuah kerangka kayu (biasanya diukir dari satu potnog kayu, kini sering dibuat dari sisa-sisa sebuah gentong kayu) dan diregangkan. Kepala dari tsukeshime-daiko (seringkali disingkat menjadi, shime-daiko atau shime saja) dibentangkan di atas cincin-cincin besi dan dijepit di sekitar badan yang lebih kecil. Tali tsukeshime-daiko ditarik hingga ketat sebelum digunakan setiap kalinya.
16 2. Okedo-daiko (taiko berbadan gentong, seringkali disingkat menjadi okedo atau oke ) dapat dipasang di atas sebuah dudukan dan dimainkan seperti taiko lainnya, tapi biasanya digantungkan melintang ke bahu sehingga si pemain drum dapat berjalan sambil memainkannya. 3. Uchiwa-daiko (taiko kipas), 4. Hira-daiko (taiko datar), adalah jenis drum yang luas daripada yang lama, "Hira" berarti rata. 5. Byou-daiko adalah nama besar untuk kategori drum yang diukir dari satu log. "Byou" yang berarti "rebana." 6. Chu-daiko berukuran sedang yang merupakan salah satu anggota Nagado-daiko. Diameter taiko ini mulai dari ukuran sekitar 1,6 shaku samapai 2,8 shaku (sekitar 19 "untuk 33,5" atau 48,5 cm hingga 85 cm). 7. Daibyoshi, memiliki dua drumheads. Drumheads ini dibuat dari kulit anak sapi untuk mendukung jahitan silang senar. Kotsuzumi yang bagus terbuat dari kayu cherry. 8. Gaku-daiko merupakanhira-daiko yang dihiasi. Awalnya digunakan dalam Gagaku Theater kuno, instrumen ini dimainkan secara vertikal sedangkan musisi duduk. 9. Ko-daiko adalah salah satu gendang kecil dari Nagado keluarga-daiko, dengan diameternya mulai dari satu shaku hingga satu setengah shaku atau sekitar 30 cm. 10. dan serangkaian instrumen tabuh lainnya dalam ansambel tradisional Jepang lainnya Hyoushigi Satu hal yang tidak boleh terlewatkan dalam pementasan drama klasik kabuki adalah hyoushigi. Seperti namanya yang dimulai dengan ki (pohon), hyoushigi terbuat dari batang pohon ek putih yang terbaik berasal dari Amakusa di Kyushu. Sepasang hyoushigi dibentuk dan diukir dengan cara yang sama.
17 Orang yang bertugas membentur hyoushigi disebut kyogen sakusha. Hyoushigi merupakan musik yang digunakan untuk menentukan kapan layar dibuka dan ditutup. Kyougen sakusha membenturkan hyoushigi sebanyak dua kali segera ketika para aktor tiba di panggung. Panggilan ini disebut chakutou (kedatangan) yang merupakan isyarat untuk para aktor agar memulai persiapan. Sepuluh menit kemudian, ia membenturkan hyoushugi dua kali lagi yang disebut nichou (dua rentak) untuk memberitahu para aktor apakah mereka perlu memakai rambut palsu dan mempersiapkan kedatangan mereka. Kemudian para aktor melakukan gerakan memutar di belakang panggung, yang disebut mawari. kemudian membentur hyoushigi sekali di masing-masing ruangan pengaturan, ruang penyangga dan ruang set sebelum meneruskan langkah menuju panggung. Sentuhan terakhir yang diberikan oleh kyougen sakusha adalah memberi dua rentak nyaring, chon-chon, disebut naoshi yang merupakan isyarat untuk memulai musik dan kemudian hentakan hyoushigi yang semakin cepat sebagai tanda bahwa tirai dibuka. 3.4 Shinobue Shinobue atau yang disebut juga takebue merupakansuling Jepang yangt menghasilkan suara bernada tinggi. Shinobue banyak diperdengarkan pada musik nagauta pada teater musik Kabuki.
18 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Kabuki merupakan seni teater klasik khas Jepang yang penuh seni. 2. Hampir di setiap adegan kabuki diiringi oleh musik yang berbeda, kadang dua atau tiga langkah memiliki musik yang berbeda. 3. Jenis-jenis musik pengiring pertunjukan kabuki ada bermacam-macam sesuai dengan fungsinya, antara lain; geza, gidayu, nagauta, kiyomoto, tokiwazu dan kato bushi yang mempunyai peran yang berbeda. 4. Bunyi alam seperti bunyi hujan, angin, bahkan air dan sebagainya dapat dihasilkan oleh alat musik kabuki. 5. Alat-alat musik kabuki dibuat dan dimainkan dengan cara sederhana dari bahan yang sederhana, seperti dari kayu dan bambu, namun suara yang dihasilkan sangat bagus Saran Melalui kertas karya ini penulis berharap agar pembaca dapat mengambil nilai-nilai budaya dan seni musik dalam pertunjukan kabuki. Selain itu, harapan penulis agar pembaca melihat kembali kebudayaan daerah masing-masing, sudah sejauh mana pembaca mencintai dan memeliharanya dengan baik.
19 DAFTAR PUSTAKA Cavaye, Ronald. Kabuki A Pocket Guide, Tokyo: Tuttle Publishing, 1998 Toshio, Kawatake. Kabuki, Japan: LTCB International Library Selection, 2003 Wahyuni, Sri. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka Phoenix,
20
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MUSIK TRADISIONAL DI JEPANG. Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7. Masyarakat
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MUSIK TRADISIONAL DI JEPANG 2.1 Sejarah Shamisen Di Jepang Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ALAT MUSIK SHAKUHACHI DI JEPANG. Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7, dan pada masa itu sangat
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ALAT MUSIK SHAKUHACHI DI JEPANG 2.1 Sejarah Shakuhachi di Jepang Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7, dan pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua
Lebih terperinciANALISIS NOVEL DAERAH SALJU YUKI GUNI NO SHOUSETSU NO BUNSEKI
ANALISIS NOVEL DAERAH SALJU YUKI GUNI NO SHOUSETSU NO BUNSEKI KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H NOSTALLEY SRY HELEN NIM: 082203025 PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciContoh Alat Musik Ritmis dan Melodis
Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis 1. ALAT MUSIK RITMIS CONTOH ALAT MUSIK RITMIS Ada beberapa contoh alat musik ritmis tang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu. 1. GENDANG Gendang atau kendang
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Teater mulai dikenal di Asia sejak tahun 350 Masehi. Pada periode ini, filosofi
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teater mulai dikenal di Asia sejak tahun 350 Masehi. Pada periode ini, filosofi dan religius menjadi inti dari kebudayaan Asia. Hal ini menyebabkan tertanamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak
Lebih terperinciKerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk
LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA 2.1 Sejarah Biwa Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke tujuh. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik tradisional
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesusastraan adalah salah satu bagian dari ilmu dan juga salah satu kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya memiliki seni drama
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar
Lebih terperinciGONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL
GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL 33 GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL VCD 1: VIDEO CD track 2 Ensambel dengan gong Nusantara; track 3 Ensambel dengan gong Mancanegara; track 13 Gamelan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis
Lebih terperinciANALISIS MAKNA KALIMAT PENGANDAIAN BAHASA JEPANG DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI ( DITINJAU DARI SEGI SEMANTIK)
ANALISIS MAKNA KALIMAT PENGANDAIAN BAHASA JEPANG DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI ( DITINJAU DARI SEGI SEMANTIK) IMIRON KARA MIRU NORUWEI NO MORI NO SHOUSETSU NI OKERU JOUKENBUN NO IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBUDAYA ANTRI DI JEPANG (NIHON DE NO KYUU NO BUNKA) KERTAS KARYA. Dikerjakan
BUDAYA ANTRI DI JEPANG (NIHON DE NO KYUU NO BUNKA) KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H INDAH PERMATA SARI 142203002 PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.
Lebih terperinciMUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa
Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik tradisional Jepang sudah ada sebelum abad ke-20. Bentuk tertua dari musik tradisional Jepang adalah shomyo atau nyanyian Buddha dan gagaku atau musik orkestra
Lebih terperinciTREND JAPANESE ROCK DAN VISUAL KEI DALAM KONTEKS PERTUNJUKAN MUSIK POPULAR DI INDONESIA : STUDI KASUS GROUP-GROUP BAND DI MEDAN
TREND JAPANESE ROCK DAN VISUAL KEI DALAM KONTEKS PERTUNJUKAN MUSIK POPULAR DI INDONESIA : STUDI KASUS GROUP-GROUP BAND DI MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H M A S R I N A P U R N A M A S A R I NIM:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II KERTAS KARYA. Dikerjakan ROY PUTRA F.L. TOBING NIM : PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG
PERKEMBANGAN EKONOMI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H ROY PUTRA F.L. TOBING NIM : 082203024 PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciMENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel
MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi
Lebih terperinciKRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat
Lebih terperinciMINAMI KALIMANTAN NO BUKIT HULU BANYU ZOKU NO DENTOUTEKI NA FUKU
MINAMI KALIMANTAN NO BUKIT HULU BANYU ZOKU NO DENTOUTEKI NA FUKU KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H RAWINDA AFRISNA NIM. 072203006 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA
Lebih terperinciGAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG
GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H Nama : Elisa Simanjuntak NIM : 112203022 DEPARTEMEN D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 i GAYA
Lebih terperinciSOBA KERTAS KARYA. Dikerjakan WAHYU HIDAYAT NIM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA
SOBA KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H WAHYU HIDAYAT NIM 072203036 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN 2010 SOBA KERTAS
Lebih terperinciSTRUKTUR KELUARGA MASYARAKAT AGRARIS KE INDUSTRI DI JEPANG
STRUKTUR KELUARGA MASYARAKAT AGRARIS KE INDUSTRI DI JEPANG D I S U S U N OLEH : AZWIN EFENDI NIM : 082203056 PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 STRUKTUR
Lebih terperinciARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE)
ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE) KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H AUDRIN MANURUNG NIM : 122203006
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Musik keroncong adalah musik asli yang biasa menjadi salah satu aset
11 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perkembangan Musik Keroncong Musik keroncong adalah musik asli yang biasa menjadi salah satu aset kekayaan budaya bangsa, akan tetapi kita pun tidak bisa dengan asal-asalan
Lebih terperinciNILAI-NILAI DALAM KABUKI DI JEPANG Oleh: Dr. Sri Sudarsih, M. Hum ABSTRACT INTISARI
NILAI-NILAI DALAM KABUKI DI JEPANG Oleh: Dr. Sri Sudarsih, M. Hum ABSTRACT Kabuki is a part of culture the Japanese. Kabuki to progress changed and remain in existence in an age of modernization. Kabuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai rasa gembira dan bersenang-senang, namun dalam pengertian lain seni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu hasil budaya dan aktifitas manusia yang sejajar dengan cabang ilmu lainya. Hal tersebut dikarenakan adanya kesadaran manusia terhadap peranan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP : VIII (Delapan) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kegiatan 1.1 Mengidentifikasi jenis karya
Lebih terperinciKegemaran 15. Bab 2. Kegemaran
Kegemaran 15 Bab 2 Kegemaran Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat kipas dari kain sisa berdasarkan penjelasan guru; 2) menanggapi cerita pengalaman dengan kalimat
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 Standar Kompetensi : 7. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik manusia sebagai individu, manusia sebagai kelompok masyarakat. Kondisi ekonomi, sosial dan adat istiadat,
Lebih terperinciKOLABORASI MUSIK TRADISIONAL SHAMISEN DENGAN MUSIK MODEREN DI JEPANG
KOLABORASI MUSIK TRADISIONAL SHAMISEN DENGAN MUSIK MODEREN DI JEPANG Kifli Ramadani¹, Irma², Dewi Kania Izmayanti 2 ¹ Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail:
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciETIKA DAN SOPAN SANTUN DALAM KEGIATAN BISNIS JEPANG NIHON NO BIJINESU NO KATSUDOU NO REIGI TO GYOUGI
ETIKA DAN SOPAN SANTUN DALAM KEGIATAN BISNIS JEPANG NIHON NO BIJINESU NO KATSUDOU NO REIGI TO GYOUGI KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H DEBBY ZELVIA NIM: 082203017 PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS
Lebih terperinciTARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING
TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati 1 Sebelum membahas tentang tari Giring-Giring, berikut deskrispsi dari tarian tersebut: Daerah asal : Dusun Paju Ampat, Kec. Dusun Timur,
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim
MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,
Lebih terperinciBAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½
AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Utara Indonesia, yang memiliki berbagai ragam kebudayaan yang unik. Setiap etnis di sumatera Utara
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF KATA KETERANGAN BAHASA INDONESIA DAN FUKUSHI BAHASA JEPANG DITINJAU DARI SINTAKSIS
ANALISIS KONTRASTIF KATA KETERANGAN BAHASA INDONESIA DAN FUKUSHI BAHASA JEPANG DITINJAU DARI SINTAKSIS TOUGORON KARA MIRU NIHON GO NO FUKUSHI TO INDONESIA GO NO KATA KETERANGAN TO NO HIKAKU SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, berbatasan dengan Sabah serta Serawak Malaysia di sebelah utara, di sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VII (Tujuh) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari ribuan pulau ini, setiap masyarakat yang
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah Negara multikultural dengan berbagai ribuan pulau yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari ribuan pulau ini, setiap masyarakat yang menempatinya
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat
Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat
Lebih terperinciStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006
(SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN 2008
ANALISIS PEMIKIRAN LIAN HEARN TENTANG SAMURAI DALAM NOVEL ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR NO SHOSETSU NI OKERU SAMURAI NI TSUITE NO LIAN HEARN NO KANGAEKATA NO BUNSEKI SKRIPSI
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERHOTELAN
KUALITAS PELAYANAN HOUSE KEEPING DEPARTEMENT DALAM MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR DI HOTEL SEMARAK MEDAN KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H HERIYANSYAH POHAN NIM : 072204014 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciKAJIAN ORGANOLOGIS TULILA BUATAN BAPAK J BADU PURBA SIBORO DI DESA LESTARI INDAH KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI SARJANA
KAJIAN ORGANOLOGIS TULILA BUATAN BAPAK J BADU PURBA SIBORO DI DESA LESTARI INDAH KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: FITRI SUCI HATI SARAGIH NIM: 090707009 FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciNama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser
Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN
BAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN A. ALAT MUSIK A.1 SASANDU Sasandu adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik dari Rote ini berbentuk tabung panjang yang terbuat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabuki adalah salah satu seni pertunjukan teater Klasik jepang. Kabuki juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabuki adalah salah satu seni pertunjukan teater Klasik jepang. Kabuki juga dapat dikatakan salah satu dari empat jenis drama tradisional Jepang, yaitu Noh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi. Diawali dari berbagai macam proses dan melalui beragam bentuk yang manusia ciptakan dalam
Lebih terperinciPROGRAM EVALUASI. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : I (Satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012
PROGRAM EVALUASI Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : I (Satu) Tahun Pelajaran : 2011/2012 No. Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Hidup rukun 1. a. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara yang bertemakan Jepang di Indonesia (http://japanesia.org/).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pergelaran Ramayana dengan tema futuristic merupakan sebuah pertunjukan tradisional yang diubah kedalam tema yang lebih modern. Setelah menyusun Laporan Proyek
Lebih terperinciBAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan
1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu
Lebih terperinciSubtema 2 : Kegiatan Ekstrakurikulerku
Ayo menerapkan sikap bersatu! Dayu menceritakan hasil pengamatan tentang perilaku ayam. Dayu melihat sikap yang pantas ditiru dari kehidupan ayam. Induk jantan melindungi induk betina dan anaknya yang
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF TARI PERSEMBAHAN YANG DIBAKUKANDAN MUSIK PENGIRING OLEH SANGGAR SINGGASANA SIAK DALAM
STUDI DESKRIPTIF TARI PERSEMBAHAN YANG DIBAKUKANDAN MUSIK PENGIRING OLEH SANGGAR SINGGASANA SIAK DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU DIKERJAKAN O L E H NAMA:PRINSA AGNEST NAINGGOLAN NIM:110707058 UNIVERSITAS
Lebih terperinciTARI SERAMPANG DUA BELAS WARISAN ASLI BUDAYA MELAYU SEBAGAI SALAH SATU ATRAKSI WISATA DI SUMATERA UTARA
TARI SERAMPANG DUA BELAS WARISAN ASLI BUDAYA MELAYU SEBAGAI SALAH SATU ATRAKSI WISATA DI SUMATERA UTARA KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H WINNY DWI ASTARI SANTOSA NIM : 072204046 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciKumpulan alat alat musik tradisional Indonesia. Di susun oleh kelompok 5 :
Kumpulan alat alat musik tradisional Indonesia Di susun oleh kelompok 5 : 1. Adji pangestu (ketua) 2. Septi (wakil) 3. Aditya risky indrayanto (anggota) 4. Nanda (anggota) 5. Okta (anggota) 6. Sasa (anggota)
Lebih terperinciTOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH
TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.
Lebih terperinciSoal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2
Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang
Lebih terperinciWujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen
Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa
Lebih terperinciNILAI NILAI RELIGIUS SYAIR HAJI TERJEMAHAN
NILAI NILAI RELIGIUS SYAIR HAJI TERJEMAHAN MUHAMMAD FANANI SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H Nama : Lucy Diana Tari NIM : 040702004 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN SASTRA DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai
Lebih terperinciTari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau
Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau Indonesia memiliki beragam tradisi dan budaya, dimana setiap propinsi dan suku yang ada di Nusantara, memiliki tradisi dan budaya masing-masing, baik
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciGamelan, Orkestra a la Jawa
Gamelan, Orkestra a la Jawa Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masuknya budaya barat yang ikut mempengaruhi perubahan serta perkembangan
Lebih terperinciPEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE
PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE INTERMEDIATE JAPANESE HON NO TEKISUTO NI OKERU GAIRAIGO NO SHIYOU SKRIPSI Skripsi ini diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas
Lebih terperinci30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI
30. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI KELAS: I Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
Lebih terperinciGambar bagian-bagian gitar
Modul 5 Kegiatan Belajar 3 BERMUSIK Adapun macam-macam instrumen musik yang dipelajari di Sekolah Dasar antara lain: 1. Instrumen gitar Gitar termasuk alat musik chordophone (dimainkan dengan cara diperik/pluck).
Lebih terperinciTARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga
Lebih terperinciDESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.
Lebih terperinciNIKEESHON. Dikerjakan UNIVERSI MEDAN. Universitas Sumatera Utara
SISTEM KOMUNIKASI BISNISS JEPANG NIHONN NO BIJINESU KOMYUN NIKEESHON KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H NANCY MEILANI NIM : 082203012 PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSI ITAS SUMATERA
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL
ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL NIHON NO AIKIDO TO MINANGKABAU NO SILEK NO HIKAKU NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia
Lebih terperinciTATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA
1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang
55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinci4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ
83 4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ a. Sampul (Cover) Depan Gambar 3.30 Sampul Depan Buku Cerita Bergambar PASOSORÉ Sampul cerita bergambar berjudul PASOSORÉ dengan subjudul Kaulinan Barudak
Lebih terperinciDESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU OLEH PLOt (PUSAT LATIHAN OPERA BATAK) DI MEDAN
DESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU OLEH PLOt (PUSAT LATIHAN OPERA BATAK) DI MEDAN SKIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA : TUMPAK JOSEPIN SINAGA NIM :
Lebih terperinciDEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
BAHASA TUBUH WANITA DALAM IKLAN SABUN LUX PADA MAJALAH FEMINA DAN KARTINI SKRIPSI Oleh RIKA DAHNIAR NIM 040701001 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 BAHASA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi
Lebih terperinciBENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN
BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup
Lebih terperinci