I. TINJAUAN PUSTAKA. memudahkan dalam identifikasi ilmiah, tanaman karet diklasifikasikan sebagai. : Spermathopyta (tumbuhan berbiji)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. TINJAUAN PUSTAKA. memudahkan dalam identifikasi ilmiah, tanaman karet diklasifikasikan sebagai. : Spermathopyta (tumbuhan berbiji)"

Transkripsi

1 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Karet Dalam ilmu tumbuhan atau botani, tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi ilmiah, tanaman karet diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom/philum Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermathopyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (biji berada dalam buah) : Dicotyledonae (biji berkeping dua) : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Hevea : Hevea brasiliensis Secara morfologis, organ organ penting tanaman karet dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Akar Tanaman karet memiliki sistem perakaran tunggang dan perakaran serabut. Akar tunggang tanaman karet menembus ke dalam tanah menuju pusat bumi cukup dalam dan kokoh. Oleh karena itu, tanaman karet sangat tahan kekeringan dan tanaman tidak mudah roboh. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar secara horisontal yang cukup dalam (Cahyono, 2010). Akar merupakan bagian 5

2 penting tanaman yang biasanya terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) (Ali, 2007). 2. Daun Daun tanaman karet merupakan daun majemuk. Setiap daun mempunyai tiga helai anak daun yang tersusun menjari. Bentuk rangkaian anak daun pada tanaman muda adalah setengah lingkaran, busur, kerucut, dan kerucut terpotong, tergantung pada klonnya. Bentuk helaian daun elips, belah ketupat, dan oval dengan pinggiran daun rata, bergelombang, tergantung klonnya. Daun tanaman karet memiliki tangkai daun dan anak tangkai daun. Bentuk tangkai daun lurus, cembung, cekung, dan menyerupai huruf S dengan posisi tangkai daun mendatar (sudut 90 ), terkulai (sudut tumpul), dan terjungkat (sudut runcing), tergantung pada klonnya Bentuk kaki tangkai daun berlekuk, rata, dan cembung tergantung pada klonnya. Bentuk anak tangkai daun lurus, melengkung menyerupai kuku harimau dengan posisi anak tangkai daun lurus, terkulai, dan terjungkat, tergantung pada klonnya. Ukuran tangkai daun dan anak tangkai daun gemuk, sedang dan lurus, tergantung pada klonnya. Panjang tangkai daun dan anak tangkai daun juga beragam dari yang panjang sampai pendek, tergantung pada klonnya. Helaian daun berwarna hijau muda, hijau tua, dan hijau kekuningan, tergantung pada klonnya (Cahyono, 2010). Bentuk helaian daun penampang memanjang yaitu lurus, cembung, dan agak cembung dan bentuk helaian daun penampang melintang yaitu lurus, berbentuk V, cembung dan cekung, tergantung pada klonnya. Letak helaian daun 6

3 dan posisi daun tengah yaitu terpisah, bersinggungan, dan saling tumpang tindih, tergantung pada klonnya (Cahyono, 2010). 3. Bunga Bunga tanaman karet tergolong bunga berumah dua (monoecious) dan berbentuk bunga majemuk. Pada satu tangkai bunga yang berbentuk majemuk tersebut, terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukan bunga dapat terjadi secara penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang. Penyerbukan silang dibantu oleh serangga. Bunga betina hanya mengandung putik (pistillum). Saja yang merupakan alat kelamin betina yang mempunyai bakal buah (ovarium) yang berisi bakal biji (ovulum) dan sel telur (ovum). Bunga jantan hanya mengandung benang sari (stamen) saja yang merupakan alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (pollen) yang mengandung inti sperma untuk penyerbukan. Putik yang telah diserbuki benang sari, akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji akan menjadi biji. Bunga karet akan muncul (tumbuh) dari ranting-ranting yang bersemi selesai gugur daun. Bunga tersusun (terangkai) dalam malai yang setiap malai atau tangkai bunga tersusun banyak bunga. Bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga karet terdiri atas tangkai bunga, daun kelopak atau sepal berwarna hijau, daun mahkota berwarna putih kekuningan, benang sari, kepala putik, dan bakal buah. Bunga karet berukuran kecil dan berbentuk bintang (Cahyono, 2010) 4. Batang Batang tanaman karet merupakan batang sejati. Batang tanaman karet berkayu yang cukup keras dan memiliki cabang-cabang atau ranting. Tanaman 7

4 karet dapat tumbuh mencapai 28 m atau lebih. Cabang-cabang batang tumbuh menyudut dan beranting banyak dengan daun daun cukup lebat. Batang tanaman berukuran besar dengan lingkar batang dapat mencapai 120 cm. Kulit batang tanaman karet menempel kuat pada kayunya, berwarna coklat sampai coklat tua tergantung pada klonnya. Kulit bercorak memanjang teratur, terputusputus tidak teratur, seperti jala, tergantung pada klonnya. Dan cukup tebal. Pertumbuhan batang lurus sampai jagur. Bentuk batang silindris, pipih lurus, pipih spiral dengan ketegakan batang tegak, lurus, bengkok, dan lengkung, tergantung pada klonnya (Cahyono, 2010). Batang merupakan bagian tumbuhan yang amat penting, batang mempunyai tugas : a. Mendukung bagian bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu daun, bunga, buah. b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungakan. c. Jalan pengangkutan air dan zat zat makanan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. d. Menjadi tempat penimbunan zat zat cadangan makanan. e. Khusus pada tanaman karet, batang merupakan sumber produksi lateks (Ali, 2007). 8

5 5. Buah dan Biji Buah karet yang masih muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi coklat sampai hitam apabila sudah matang. Buah karet tidak berdaging dan tidak berair. Buahnya berbentuk bulat segi tiga seperti belimbing, dan berukuran sebesar buah apel atau sebesar bola tenes, didalam buah terdapat tiga ruangan dan masing-masing ruangan berisi 1 butir biji. Proses pemangkasan buah berlangsung selama 5,5 6 bulan sejak pembungaan. Buah karet berbiji dan jumlah bijinya 3 butir. Secara keseluruhan buah karet terdiri atas tangkai buah, kulit buah, cangkang buah, dan biji (Cahyono, 2010). Biji karet berukuran sebesar telur burung puyuh bentuknya bulat agak lonjong, berwarna coklat kehitaman, dan bersifat keras. Bobot biji karet berkisar antara 3,30 g 4 g. Biji karet tersusun atas cangkang, kulit ari berwarna putih, daging biji berwarna putih susu, dan lembaga yang berwarna putih kekuningan. Biji karet bersifat monoembrional, yaitu biji hanya mengandung satu embrio. Biji yang bersifat monoembrional bila ditumbuhkan (disemaikan) hanya menghasilkan satu tanaman. Didalam perbanyakan tanaman (pembibitan), biji digunakan untuk bibit batang bawah (Cahyono, 2010) B. Kesesuaian Lahan Tanaman Karet Potensi lahan untuk pengembangan tanaman karet dapat ditentukan jika keadaan tanah ddan iklim diketahui terlebih dahulu. Kondisi tanah dan iklim tersebut dihubungkan terhadap sifat sifat yang dikehendaki tanaman karet. Hubungan tersebut menghasilkan suatu sistem klasifikasi kesesuaian lahan, yang 9

6 tujuannya untuk menilai seberapa jauh tingkat kecocokan suatu lahan terhadap tanaman karet. Beikut adalah tabel kriteria kesesuaian lahan tanaman karet : Tabel 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Karet. No Parameter Penilaian Parameter Baik Sedang Buruk 1 Ketingian tempat m M > 400 m 2 Curah hujan mm/ tahun > 3000 mm/ tahun 3 Jumlah bulan kering < 3 Bulan 3-4 Bulan > 5 Bulan 4 Kelembaban nisbi (RH) % 80-90% > 90 % Kecepatan angin* / dengan pendekatan pohon yang 5 tumbang atau mengalami < 10 %** %** > 20%** patah batang / cabang karena 30 km/ jam* km/jam > 50 km/jam angin hingga umur 15 tahun** 6 Topografi (kemiringan) 0-10% 10-20% > 20% 7 Jeluk efektif > 100 cm cm < 45 cm 8 Baruan di Permukaan dan di Dalam Tanah 0-15% 15-40% > 40% 9 Drainase tanah Sedang Cepat, Lambat Sangat Cepat, Sangat Lambat 10 Tekstur Lempung Liat (> 70%), Lempung Berpasir, Pasir-Lembung Berpasir, Liat Liat Berpasir, Liat- (50-70%) Berpasir Lempung Berliat. 11 Ph Tanah 4,3-5,0 5,0-6,5 < 4,3 > 6,5 Sumber: Pedoman Teknis Budidaya Karet (Good Agriculture Practices, 2006) C. Anatomi Kulit Seperti halnya dengan semua tumbuhan dicotyl jenis pohon, pada batang pohon karet dewasa bagian tengah batang dikelilingi oleh kulit kayu, kedua jaringan ini dipisahkan oleh lapisan tipis cambium vascular yang menghasilkan jaringan xylem pada bagian dalam dan jaringan phloem pada bagian luar. Pada kulit kayu yang belum disadap atau kulit perawan lapisan lapaisan konsentris dapat dengan mudah dibedakan. Kulit lembut yang terdekat dengan 10

7 kambium, pada pokoknya terdiri dari silinder silinder konsentris pembuluh tapis dan parenchyma phloem berselang seling dengan silinder silinder laticifier yang lebih tipis. Yang disebut pertama berkenaan dengan pengangkutan dan penyimpanan asimilat yang berasal dari daun, yang disebut terakhir menyimpan latex yang mengandung karet. Jaringan jaringan ini melintang secara horizontal di sela sela pelat tipis bentangan medullar yang berasal dari cambium dan membentang secara radial melalui stele, dan perlahan lahan keluar pada jaringan xylem dan plhoem yang lebih tua. Fungsi utamanya adalah pengangkutan radial bahan bahan makanan hasil sintesa (Ali, 2007). Gambar 1. Penampang Melintang Batang Karet Sumber : Diktat Kuliah Botani Dan Morfologi Tanaman Karet. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Lapisan kedua, kulit kayu keras, juga mengandung pembuluh tapis dan laticifier, tetapi keduanya semakin tidak tersusun rapi dan nonfungsional dengan semakin jauhnya jarak dari cambium. Pada lapisan ini banyak sel parenchyma mengalami sclerifikasi untuk membentuk sel sel batu keras. Lapisan paling luar, periderm, terdiri dari tutup eksternal berupa sel sel gabus (phellum), di mana di bawahnya terdapat cambium gabus (phellogen) yang menghasilkan sel 11

8 sel gabus di sisi luar dan phelloderm, jaringan yang mirip parenchyma cortical, pada sisi dalam. Gambar 2. Lapisan Kulit Tanaman Karet Sumber : Diktat Kuliah Botani Dan Morfologi Tanaman Karet. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan. D. Pembuluh Lateks Lateks yang diperoleh dengan cara penyadapan berasal dari pembuluh lateks yang terdapat didalam kulit batang tanaman karet. Oleh karena itu, anatomi kulit dalam hubungannya dengan pembuluh lateks perlu diketahui sebelum melakukan penyadapan (Keliat, 2013). Pengamatan sepoton kayu tanaman karet di bawah mikroskop menunjukkan adanya pembagian yang jelas dari susunan anatominya. Dapat dilihat bahwa pembuluh lateks berada pada lapisan tertentu dengan kisaran kedalaman (dari lapisan kulit paling luar) 0,5 1,5 mm. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penyadapan yang dangkal (terbatas pada kulit terluar) hanya sedikit bahkan tidak mengeluarkan lateks, tetapi penyadapan yang terlalu dalam (sehingga melukai kambium) dapat merugikan bagi tanaman karet itu sendiri (Siregar, 1995). 12

9 Pembuluh lateks telah ada pada tanaman sejak awal pertumbuhan, yakni sejak masih dalam bentuk kecambah. Pada biji, pembuluh lateks terdapat pada kotiledon biji muda dan dalam integumen yang kemudian mengalami perkembangan karena integrasi sel-sel tertentu serta berdifusinya dinding sel selama proses pertumbuhan. Sel sel pada pembuluh lateks bentuknya memanjang dan lebih sempit bila dibandingkan dengan sel sel tetangganya pengamatan pada seluruh bagian tanaman menunjukkan bahwa sel sel pembuluh lateks terdapat juga pada daun dan buah tetapi tidak terdapat pada ujung-ujung tunas embrio tanaman. Di dalam jaringan kulit batang, sel sel pembuluh lateks membentuk kelompok yang berdifusi sehingga terbentuk pembuluh lateks yang memanjang ke arah vertikal batang. Pembuluh lateks yang membentuk kelompok itu dikenal dengan berkas pembuluh lateks (Siregar, 1995). Pembuluh lateks di dalam berkas pembuluh lateks saling berhubungan, tetapi antar berkas pembuluh lateks tidak berhubungan. Karena itu penyadapan yang tinggi produksinya dapat ditempuh dengan melakukan penyadapan hingga berkas pembuluh lateksnya banyak terpotong atau terluka. Sampai dengan umur 15 tahun, tanaman karet mengalami pertumbuhan berkas pembuluh lateks yang linier. Artinya, berkas pembuluh lateks bertambah sesuai dengan pertambahan umur tanaman. Tetapi pola demikian tidak didapati lagi bila tanaman berumur lebih dari 15 tahun. Hal itu menjadi landasan yang kuat tentang dicapainya produksi maksimm tanaman karet pada saat tanaman berumur tahun (Siregar, 1995). 13

10 Pembuluh lateks yang terdapat di dalam berkas pembuluh lateks mempunyai ukuran tertentu sesuai dengan karakteristik klon. Secara umum, pembuluh lateks berukuran antara 21,6-29, 7 µ (mikron) (Siregar, 1995). Di samping karakteristik klon, ukuran pembuluh lateks dari jumlahnya dipengaruhi oleh pertumbuhan. Umumnya klon yang lambat pertumbuhannya mengandung pembuluh lateks yang banyak tetapi dengan ukuran yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan klon yang pertumbuhannya cepat. Berkas pembuluh lateks membentuk sudut dari arah kiri bawah ke arah kanan atas (berpola spiral) sebesar 3,7 terhadap bidang vertikal batang. Karena itu, penyadapan dengan bentuk sudut dari kiri atas ke arah kanan bawah menghasilkan bentuk sadapan yang paling banyak memotong atau melukai pembuluh lateks tanpa menimbulkan kerugian saat pengaliran lateks ke mangkuk penampang (Siregar, 1995). E. Tekanan Turgor Mengalirnya lateks setelah disadap diidentifikasi sebagai bukti adanya tekanan turgor pada berkas pembuluh lateks. Seperti diketahui tekanan turgor juga didapati pada tanaman lain, terutama penghasil bahan karet lainnya. Turun naiknya tekanan turgor dipengaruhi oleh waktu (sepanjang hari), yang tentu saja berpengaruh terhadap pengaliran lateks. Tekanan turgor tertinggi adalah pada pukul wib. Sejalan dengan waktu dan intensitas sinar matahari semakin tinggi, maka akan menyebabkan tekanan turgor semakin menurun, sehingga pengaliran lateks semakin sedikit (Siregar, 1995). 14

11 F. Komposisi Lateks Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning-kuningan yang diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh lateks) pada kulit tanaman karet. Kandungan kimia lateks dapat kita lihat pada tabel berikut : Tabel 2. Kandungan Kimia Lateks No Fraksi Lateks Zat Yang Dikandung - Karet (Isoprene) - Protein 1 Fraksi Karet (37%) - Lipida - Ion Logam - Karotenoida - Lipida 2 Fraksi Frey Wyssling (1-3%) - Air - Karbohidrat & Inositol - Protein Dan Turunannya - Senyawa Nitrogen - Asam Nucleat & Nucleosida 3 Fraksi Serum (48%) - Senyawa Organik - Ion Organik & Logam - Lipida & Ion Logam - Air - Protein & Senyawa 4 Fraksi Dasar (14%) Nitrogen - Karet & Karotenoida - Lipida & Ion Logam Dengan cara sentrifugasi pada g (gravitasi) selama 60 menit, lateks akan terpisah menjadi tiga bagian utama yaitu lapisan atas berupa partikel karet yang berwarna putih, lapisan tengah merupakan cairan bening yang dinamakan serum C (sitosol), dan endapan kuning pada dasar tabung disebut sebagai fraksi bawah yang terdiri dari partikel lutoid. 15

12 Gambar 3. Komposisi Lateks Pada dasarnya lateks adalah suspensi koloidal dari air dan bahan bahan kimia yang terdapat didalamnya. Bagian bagian tersebut tidak larut sempurna, tetapi terpencar secara merata di dalam air. Partikel koloid ini sangat kecil, sehingga bisa menembus jaringan. Sistem koloidal lateks sebenarnya bisa dipertahankan sampai 24 jam atau lebih karena bagian bagian karet yang dikelilingi oleh lapisan sejenis protein tipis yang memiliki kestabilan tersendiri jika kestabilan berkurang terjadilah prakoagolasi (Keliat, 2013). G. Penyadapan Tanaman Karet Penyadapan merupakan pemotongan pembuluh lateks dari arah kiri atas ke kanan bawah sehingga lateks keluar dari pemubuluh lateks yang kemudian ditampung pada mangkok lateks yang melekat pada batang karet. Penyadapan tanaman karet bertujuan untuk mendapatkan produksi karet kering yang optimal dari setiap pohon yang disadap sesuai kapasitas produksi klonalnya. Apabila tidak didukung oleh kapasitas produksi tanaman yang memadai, perlakuan penyadapan yang berlebihan atau terlalu intensif tidak bermanfaat dalam abgribisnis tanaman karet. Produktivitas persiklus terkait 16

13 dengan norma penyadapan yang memerlukan kecermatan konsumsi kulit, kedalaman sadap, dan hasil kulit pulihan yang baik (Sumarmadji, 2009). Sistem penyadapan hendaknya mampu menghasilkan lateks yang banyak, biayanya rendah, dan tidak mengganggu kesinambungan produksi tanaman. Oleh karena itu pelaksanaan penyadapan harus mengikuti aturan atau norma yang benar (Balai Penelitian Sembawa, 2008). 1) Penentuan Matang Sadap a. Matang sadap pohon Menurut balai penelitian sembawa 2008 : Tanaman karet sudah waktunya disadap apabila sudah mencapai matang sadap pohon, artinya tanaman sudah dapat diambil lateksnya tanpa menyebabakan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatannya. Tanaman yang sudah matang sadap pohon bila lilit batangnya telah mencapai 45 sentimeter pada ketinggian 100 sentimeter dari pertautan okulasi. Pada pertumbuhan normal kondisi ini akan tercapai pada umur 4 5 tahun. Ketebalan kulit sudah mencapai 6 8 mm (Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2012). b. Matang sadap kebun Penyadapan dapat dimulai setelah kebun karet memenuhi kriteria matang sadap kebun. Kebun dikatakan telah matang sadap kebun apabila jumlah tanaman yang matang sadap pohon sudah mencapai 60 % atau lebih. Pada kebun yang terpelihara dengan baik, kondisi ini akan tercapai pada umur 4 5 tahun (Balai Penelitian Sembawa, 2008). 17

14 2) Persiapan Buka Sadap a. Penandaan bidang sadap Penandaan bidang sadap dilakukan pada kebun yang sudah mencapai matang sadap kebun dan hanya dilakukan pada tanaman tanaman yang sudah matang sadap pohon. Yang harus ditetapkan dalam penandaan bidang sadap adalah : tinggi bukaan sadap, arah dan kemiringan irisan sadap, panjang irisan sadap, dan letak bidang. 1. Alat alat Alat alat yang dibutuhkan dalam penandaan bidang sadap adalah mal sadap dan pisau mal. Mal sadap berupa sepotong kayu sepanjang 130 sentimeter yang pada ujungnya dilengkapi plat seng selebar 6 sentimeter dengan panjang sentimeter; plat seng dipakukan pada ujung kayu dengan posisi membentuk sudut Pisau mal terbuat dari besi berujung runcing dan bertangkai yang digunakan untuk menoreh kulit pada bidang sadap (Balai Penelitian Sembawa, 2008). 2. Tinggi bukaan sadap Tinggi bukaan sadap adalah 130 sentimeter di ukur dari pertautan okulasi pada bagian terendah alur sadap(lembaga Pendidikan Perkebunan, 2012). 3. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap Irisan sadap diharapkan dapat memotong pembuluh lateks sebanyak mungkin agar lateks yang keluar maksimal. Posisi pembuluh lateks pada umumnya tidak sejajar dengan batang tanaman tetapi agak miring dari 18

15 kanan atas ke kiri bawah membentuk sudut sebesar 3,7 dengan bidang tegak. Agar pembuluh yang terpotong maksimal jumlahnya, arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan sadap berpengaruh terhadap produksi. Sudut kemiringan yang paling baik berkisar antara terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan 45. Kemiringan irisan sadap selain berpengaruh pada jumlah pembuluh lateks yang terpotong, juga berpengaruh pada aliran lateks ke mangkuk sadap. Sudut kemiringan jangan terlampau datar karena akan menyebabkan aliran lateks menjadi lambat dan kering membeku sebelum sampai ke mangkuk atau menyimpang dari alur aliran lateks sehingga tidak masuk ke mangkuk (Balai Penelitian Sembawa, 2008). 4. Panjang irisan sadap Panjang irisan sadap sangat berpengaruh terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman, kesinambungan produksi dalam jangka panjang dan kesehatan tanaman. Panjang irisan sadap yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral). 5. Letak bidang sadap Penentuan letak bidang sadap perlu dilakukan agar pelaksanaan penyadapan cepat dan mudah dikontrol. Oleh karena itu, bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap 19

16 waktu menyadap. Jadi bidang sadap diletakkan pada arah Timur Barat (pada jarak antar tanaman yang pendek) (Balai Penelitian Sembawa, 2008). b. Pemasangan talang dan mangkuk sadap Talang dan mangkuk sadap dipasang setelah penandaan bidang sadap selesai dan diletakkan di bawah ujung irisan sadap bagian bawah. Talang sadap terbuat dari seng selebar 2,5 sentimeter dengan panjang kira kira 8 sentimeter dan dipasang pada jarak 5 10 sentimeter dari ujung irisan sadap bagian bawah serta tepat di atas garis sandar depan yang juga berfungsi sebagai parit untuk aliran lateks. Pemasangan talang sadap dibagian ini bertujuan agar tidak mengganggu pelaksanaan penyadapan dan lateks dapat mengalir dengan lancar serta tidak banyak meninggalkan getah bekuan pada batang. Mangkuk sadap umumnya terbuat dari tanah liat, plastik atau aluminium. Mangkuk sadap dipasang pada jarak 15 sentimeter 20 sentimeter di bawah talang sadap, dengan tujuan supaya lateks dapat mengalir sampai ke mangkuk dengan baik. Sementara penyadap tidak mengalami kesulitan pada waktu pengumpulan lateks. Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon. Tali cincin terbuat dari ijuk atau bahan lainnya, sedangkan cincin mangkuk terbuat dari kawat. 20

17 3) Pelaksanaan Penyadapan a. Kedalaman irisan sadap Pembulu lateks dalam kulit batang tersusun berupa barisan dan terdapat pada bagian luar sampai bagian dalam kulit. Semakin ke dalam jumlah pembuluh lateks semakin banyak. Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama tahun. Oleh karena itu harus diusahakan agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik. Kerusakan kambium yang teletak di antara kulit dan kayu selama penyadapan harus dihindari. Kedalaman irisan sadap yang dianjurkan adalah 1 1,5 mm dari kambium. Pengirisan kulit dilakukan dengan pisau sadap dan yang biasa digunakan adalah lapisan sadap tarik dan pisau sadap dorong. Pisau sadap tarik digunakan untuk melakukan penyadapan pada bidang sadap bawah (mulai dari ketinggian 130 sentimeter sampai ke kaki gajah), dengan arah sadapan kebawah. Pisau sadap dorong untuk penyadapan bidang sadap atas (mulai dari ketinggian 130 sentimeter ke atas), dengan arah sadapan ke atas. Kedalaman penyadapan diukur dengan menggunakan Tab SP, sigmat atau paku yang dipipihkan. Sigmat harganya mahal dan agak sulit diperoleh, sehingga dianjurkan menggunakan paku yang dipipihkan, yang harganya murah dan bahkan dapat dibuat sendiri. Ujung paku yang dipipihkan mempunyai lekukan yang dalamnya pada satu sisi 1 mm dan pada sisi lainnya 1,5 mm sebagai penanda kedalaman sadap. 21

18 b. Ketebalan irisan sadap Lateks akan mengalir dengan cepat pada awal sadap, dan semakin lama alirannya semakin lambat, hingga akhirnya berhenti sama sekali. Terhentinya aliran lateks disebabkan oleh tersumbatnya ujung pembuluh lateks dengan gumpalan lateks. Sumbatan itu berupa lapisan yang sangat tipis. Lateks akan mengalir bila sumbatan dibuang dengan cara mengiris kulit pada hari sadap berikutnya. Irisan yang tipis pun telah cukup untuk membuang sumbatan itu. Ketebalan irisan yang dianjurkan adalah antara 1,5 2 mm setiap penyadapan, agar pohon dapat disadap selama tahun. c. Frekuensi penyadapan Frekuensi atau kekerapan penyadapan adalah jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Penentuan frekuensi penyadapan sangat erat kaitannya dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan. Panjang irisan ½ spiral ( ½ s ), frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah satu kali dalam 3 hari (d/3) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi satu kali dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dapat dilakukan secara bebas. d. Waktu penyadapan Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan alirannya dipengaruhi oleh tekanan turgor sel, yang akan mencapai maksimum menjelang fajar, 22

19 kemudian menurun bila semakin siang. Oleh karena itu penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin antara pukul WIB. Syarat syarat penyadapan yang baik adalah sebagai berikut : a. Dapat memberikan hasil karet kering yang tinggi baik per pohon maupun per hektar. b. Hemat dalam penggunaan kulit. c. Mudah dilaksanakan dan efisien tenaga serta biaya d. Mempertimbangkan kesehatan tanaman dan stabilitas produktivitas dalam jangka panjang (Budiman, 2012). H. Stimulant Flotex Bahan perangsang yang biasa dipakai untuk perangsangan dengan cara oles adalah stimulan berbahan aktif ethepon. Bahan aktif ini mengeluarkan gas etilen yang jika diaplikasikan akan meresap kedalam pembuluh lateks. Di dalam pembuluh lateks gas tersebut menyerap air dari sel sel yang ada di sekitarnya. Penyerapan air ini menyebabkan tekanan turgor naik yang diiringi dengan derasnya aliran lateks (Setiawan dan Agus, 2008). Pemberian etefon dapat meningkatkan produksi terutama disebabkan pengaruhnya terhadap aliran dan regenerasi lateks. Etefon dapat meningkatkan kestabilan litoid sehingga indeks penyumbatan menurun, influks air, dan memperluas daerah aliran lateks (Junaidi dkk, 2014). Flotex, Ethrel, ELS, dan Cepha merupakan merek dagang stimulan yang berbahan aktif ethepon (2-chloroethyl-phosponic acid). berikut, cara pengaplikasian stimulansia dapat dibagi sebagai berikut: 23

20 1. Groove application Aplikasi dilakukan dengan cara meneteskan atau melumaskan stimulan tepat di alur sadap namun sebelumnya scrap yang mengering terlebih dahulu ditarik. 2. Lace application Aplikasi dilakukan dengan cara meneteskan atau melumaskan stimulan tepat di alur sadap namun scrap yang mengering tetap dibiarkan pada alur sadap. 3. Scraping Application Aplikasi dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengeruk tipis kulit yang hendak disadap, selanjutnya stimulan dipulaskan pada kulit yang telah dikeruk tersebut (Siregar, 1995). Untuk tanaman yang akan distimulan sebaiknya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Tanaman tidak sedang terserang penyakit b. Tanaman tidak mengalami kering alur sadap (KAS) c. Stimulan lateks maksimum digunakan selama 9 bulan d. Stimulan lateks digunakan pada sistem sadap frekuensi rendah (d/3, d/4) e. Stimulan lateks tidak boleh digunakan ada sistem sadap frekuensi tinggi (d/1, d/2) f. Pemberian bahan stimulan lateks hanya diberikan pada kulit pulihan g. Jangan menggunakan bahan stimulan lateks pada saat terjadi musim gugur daun dan pembentukan daun baru atau pada pertengahan musim hujan 24

21 h. Jangan menggunakan bahan stimulan lateks pada tanaman karet yang kerdil, tanaman dengan pertumbuhan kurang baik atau pada pemulihan kulit yang kurang baik (Tim Penulis Vademikum Karet, 2003, dalam Keliat, 2013). 25

PENYADAPAN TANAMAN KARET

PENYADAPAN TANAMAN KARET PENYADAPAN TANAMAN KARET OLEH SYUKUR, SP, MP WIDYAISWARA MUDA BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2015 ABSTRAK Syukur, SP, MP. 2014. Penyadapan tanaman karet. Penyadapan adalah pelukaan buatan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Karet Dalam ilmu tumbuhan, tanaman karet di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus 2.1.2 Morfologi Spesies : Plantae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. euphorbiaceae, genus hevea dan spesies Hevea brasiliensis.

TINJAUAN PUSTAKA. euphorbiaceae, genus hevea dan spesies Hevea brasiliensis. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut (Setiawan dan Andoko, 2005) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman karet termasuk dalam kelas dicotyledonae, ordo euphorbiales, famili euphorbiaceae, genus hevea dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asia tenggara lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand, sejak dekade 1920-an sampai sekarang

I. PENDAHULUAN. Asia tenggara lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand, sejak dekade 1920-an sampai sekarang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Perkebunan karet terluas di dunia, meskipun tanaman karet Sendiri baru di introduksikan pada tahun 1864. Dalam waktu kurun sekitar 150 tahun

Lebih terperinci

POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN

POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN Kriteria matang sadap Tanaman karet dapat disadap apabila telah memenuhi kriteria matang sadap pohon dan matang sadap kebun, yaitu: a. Matang sadap pohon - Umur tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet memiliki system perakaran tunggang dan perakaran. tumbuh menyebar secara horizontal yang cukup dalam (Ali, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet memiliki system perakaran tunggang dan perakaran. tumbuh menyebar secara horizontal yang cukup dalam (Ali, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Karet 1. Akar (radix) Tanaman karet memiliki system perakaran tunggang dan perakaran serabut. Akar tunggang tanaman karet menembus ke dalam tanah menuju pusat

Lebih terperinci

SISTEM EKSPLOITASI OPTIMAL DAN BERKELANJUTAN TANAMAN KARET

SISTEM EKSPLOITASI OPTIMAL DAN BERKELANJUTAN TANAMAN KARET SISTEM EKSPLOITASI OPTIMAL DAN BERKELANJUTAN TANAMAN KARET Potensi produksi lateks beberapa klon anjuran yang sudah dilepas disajikan pada Gambar di bawah ini Produksi lateks beberapa Klon anjuran (***,**

Lebih terperinci

SISTEM PENYADAPAN TANAMAN KARET

SISTEM PENYADAPAN TANAMAN KARET SISTEM PENYADAPAN TANAMAN KARET DI SUSUN OLEH: ROBIANTO, SP Latar Belakang Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Karet

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Karet 1. Akar (radix) Tanaman karet memiliki system perakaran tunggang dan perakaran serabut. Akar tunggang tanaman karet menembus ke dalam tanah menuju pusat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg.

TINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledoneae, Ordo: Euphorbiales, Famili: Euphorbiaceae, Genus:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman karet berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman karet ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. juga produksi kayu yang tinggi. Penelitian untuk menghasilkan klon-klon karet

TINJAUAN PUSTAKA. juga produksi kayu yang tinggi. Penelitian untuk menghasilkan klon-klon karet TINJAUAN PUSTAKA Klon Tanaman Karet PB 260 dan IRR 118 Klon unggul merupakan salah satu komponen teknologi terpenting yang secara langsung berperan dalam meningkatkan potensi hasil tanaman. Sejalan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah dan Diameter Pembuluh Lateks Klon BPM 1 dan PB 260 KLON Jumlah Pembuluh Lateks Diameter Pembuluh Lateks 22.00 22.19 24.00 24.09 20.00 20.29 7.00 27.76 9.00 24.13 5.00 25.94 8.00 28.00

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

Oleh : Ulfah J. Siregar

Oleh : Ulfah J. Siregar 11 MODULE PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN KARET Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet 3 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Karet Karet (Havea brasiliensis) merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan. karet merupakan tanaman berkayu yang memiliki tinggi dan diameter mencapai 40 m dan 35 cm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau ISSN

Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau ISSN MENGETAHUI PENGARUH KUALITAS KULIT PULIHAN KLON GT1, PR 300, DAN PR 303 TEHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis.l) DI KEBUN GETAS SALATIGA Galuh Banowati Pengajar PS Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili: I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Karet Berdasarkan (Budiman, 2012), sistematika tanaman karet, diuraikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : Dicotyledoneae; Ordo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Okulasi Cokelat Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Pelaksanaan okulasi untuk jenis okulasi cokelat agak berbeda

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Pisang Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai berikut: Regnum Divisio Classis Ordo Familya Genus : Plantae : Magnoliophyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ton pada tahun 2011 menjadi juta ton pada tahun 2012 (Ditjenbun, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. ton pada tahun 2011 menjadi juta ton pada tahun 2012 (Ditjenbun, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditas perkebunan yang dapat memberikan kontribusi dalam devisa negara dari sektor non migas. Karet juga merupakan sumber penghasilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

Lebih terperinci

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Ubi kayu: Taksonomi dan Morfologi Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi inggris, telo puhung, kasape, bodin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus Kaktus termasuk dalam kelompok famili Cactaceae. Dalam famili ini terdapat beberapa genus, sedangkan kaktus termasuk dalam genus Cereus. Adapun klasifikasi buah kaktus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam taksonomi adalah: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, sub Divisi Angiospermae, Class Monocotyledoneae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

PENYAKIT BIDANG SADAP

PENYAKIT BIDANG SADAP PENYAKIT BIDANG SADAP KERING ALUR SADAP (KAS) Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang relative terselubung, karena secara morfologis tanaman tampak sehat, malah seringkali menampakkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI KELAS: VIII E KELOMPOK TIKUS NAMA ANGGOTA : I KADEK ANGGA PRIMANTARA PUTRA ( 1 ) NI PUTU BELDA KUSUMANING SRI DEWI ( 2

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini. dari USD 1 menjadi USD 1,25 (Palembang Tribun News, 2016) dan Balai

PENDAHULUAN. Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini. dari USD 1 menjadi USD 1,25 (Palembang Tribun News, 2016) dan Balai PENDAHULUAN Latar Belakang Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini menyebar luas ke seluruh dunia. Saat ini harga karet dunia mulai merangkak naik dari USD 1 menjadi USD 1,25

Lebih terperinci