2016 PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN MALAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2016 PERBANDINGAN PEMIKIRAN TENTANG REVOLUSI INDONESIA ANTARA SOEKARNO DAN TAN MALAKA"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Revolusi Indonesia ( ) telah melahirkan tokoh-tokoh yang berperan dalam mencapai kedaulatan Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut memiliki cara masing-masing untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ideal. Revolusi nasional Indonesia juga menyulut rangkaian perseteruan antara sesama elite politik di pusat dan daerah yang disebabkan pertentangan keras mengenai metode antara jalan perundingan, jalan peperangan, ataukah revolusi (Abdullah dan Lapian (ed) (b), 2012, hlm. 252). Walaupun cita-cita para tokoh ini sama, yaitu menginginkan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia, namun cara yang ditempuh berbeda-beda, karena setiap kepala memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Tokoh yang menonjol pada masa Revolusi Indonesia ini diantaranya adalah Soekarno dan Tan Malaka. Perjuangan Soekarno dan Tan Malaka sudah dimulai dari periode Pergerakan Nasional, masa dimana kaum intelektual khususnya kaum muda mulai mengkritisi sistem kapitalisme pemerintahan Hindia Belanda. Sebagai kaum intelektual keduanya memilih untuk bersikap non-kooperatif terhadap Belanda. Di dukung dengan ketertarikan keduanya dengan sosialisme yaitu paham yang memperjuangkan kemerataan, sehingga dianggap tepat diterapkan oleh bangsa Indonesia yang sedang diperas oleh sistem kapitalisme pemerintah Belanda (Fauzi, 2009, hlm. 7). Soekarno muda mempelajari sosialisme hingga akhirnya ia membuat paham sosialisme ala Indonesia yaitu sosialisme yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong. Milik perseorangan, privat bezit, diakui dalam batas-batas yang tertentu dan milik perseorangan itu dinyatakan berfungsi sosial (Notosoetardjo, tanpa tahun, hlm. 8). Sementara sosialisme yang dianut Tan Malaka banyak terpengaruh dari sosialisme Barat lebih mengarah pada 1

2 Komunisme, seperti yang dikutip dari Harry A. Poeze dalam buku Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda (2014): Di negeri Belanda itulah minat Tan Malaka terhadap politik tergugah dan terbentuk. Sesudah melewati masa ragu-ragu dan mencari-cari, masa Strum und Drang, menjadilah ia seorang nasionalis yang berkobar-kobar dan seorang simpatisan komunisme. Revolusi Rusia memberikan kesan yang mendalam. Tan malaka menjadi anggota Indische inlichtingendienst (Dinas Penerangan Hindia) buatan Sneevliet, yang memberikan informasi mengenai situasi di Hindia kepada surat kabar-surat kabar komunis dan para anggota parlemen ( ). Terbentuknya pemikiran Soekarno dan Tan Malaka tidak lepas dari peran pendidikan dan latar belakang organisasi yang pernah mereka tekuni. Soekarno mulai dikenal karena keikutsertaannya menjadi anggota Jong Java pada saat ia melanjutkan sekolah HBS (Hoogere Burger School) di Surabaya (Dahm, 1987, hlm. 47). Saat Soekarno melanjutkan studinya di THS (Technische Hoogeschool) Bandung, ia bergabung dengan Algemeene Studieclub, dan terpilih sebagai Sekertaris I (Dahm, 1987, hlm. 66). Kemudian Soekarno mulai masuk ke ranah politik, dan pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno dan Algemeene Studieclub memprakarsai pembentukan sebuah partai politik, Perserikatan Nasional Indonesia, dengan Soekarno sebagai ketuanya. Pada bulan Mei 1928, nama partai ini diubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) (Ricklefs, 2008, hlm ). Selanjutnya Soekarno turut memprakarsai berdirinya Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada Desember 1927, yang merupakan sebuah federasi dari organisasi-organisasi gerakan nasional (Abdullah dan Lapian (ed) (a), 2012, hlm. 397). Sementara Tan Malaka menggabungkan diri dengan kegiatan komunis, kemudian pada bulan Desember 1921 ia berhasil menjadi ketua PKI (Poeze (a), 2014, hlm. 172). Tan Malaka sempat menjadi wakil PKI pada kongres Komunis Internasional (Komintern). Perkembangan PKI di Indonesia sangat mengecewakannya, ia keluar dari PKI dan dari Komintern. Dengan beberapa kawannya, Jamaludin Tamin dan Subakat, ia mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI) di Bangkok pada bulan Juli 1927 (Loebis, 1992, hlm. 143). 2

3 Soekarno dan Tan Malaka sangat produktif dalam membuat tulisan-tulisan yang berisi pemikiran keduanya. Pada tahun 1921 Soekarno telah menyumbang tulisan-tulisan untuk surat kabar Oetoesan Hindia (Dahm, 1987, hlm. 47). Kemudian di tahun 1926, Sukarno menerbitkan tulisan pertamanya yang matang dan berpengaruh dalam Indonesia Muda: Nasionalisme, Islam dan Marxisme (Onghokham, 2009, hlm. 11). Tulisan-tulisan Soekarno pada masa penjajahan Belanda dihimpun dalam buku Dibawah Bendera Revolusi. Sementara Tan Malaka membuat tulisan Naar de 'Republiek Indonesia' atau Menuju Republik Indonesia pada tahun 1924, yang membuatnya dijuluki Bapak Republik Indonesia (Poeze, 2008, hlm. xvii). Selain itu Tan Malaka juga menulis Aksi Massa (Massa- Actie), MADILOG, GERPOLEK, dari Penjara ke Penjara, dan lain-lain. Dalam Aksi Massa (Massa-Actie), Tan Malaka sudah berbicara mengenai kemungkinan Revolusi di Indonesia: Revolusi di Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesar menentang imperialisme Barat yang lalim. Ia juga didorong oleh kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menindas dan menghina mereka. Pati revolusi (sekurang-kurangnya di Jawa) harus di bentuk kaum buruh industri modern, perusahaan dan pertanian (buruh mesin dan tani) (Malaka, 2000, hlm. 91). Soekarno pun dalam tulisannya yang dihimpun dalam buku Dibawah Bendera Revolusi menyebutkan mengenai massa aksi yang dapat menggugurkan sistem Imperialisme dan Kapitalisme Belanda: bilamana kita ingin mendatangkan perobahan jang begitu mahabesar didalam masjarakat sebagai gugurnja stelsel imperialisme dan kapitalisme, kita pun harus bermassa-aksi. Kita pun harus menggerakkan Rakjat-djelata didalam suatu pergerakan radikal jang bergelombangan sebagai bandjir, mendjelmakan pergerakan massa jang tahadinja onbewust dan hanja raba-raba itu mendjadi suatu pergerakan massa jang bewust dan radikal (Soekarno, 1963, hlm. 282) Dalam tulisan Soekarno maupun Tan Malaka disini terlihat bahwa keduanya sangat menentang sistem yang merugikan rakyat jelata, seperti feodalisme, imperialisme dan kapitalisme. Keduanya pun sepakat bahwa metode massa aksi dan revolusi adalah cara untuk menghancurkan sistem tersebut. Sehingga pada tulisan-tulisannya, Soekarno dan Tan Malaka memiliki persamaan pemikiran yang radikal. 3

4 Namun saat Belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, Soekarno merubah haluan perjuangannya menjadi kooperatif dengan pihak Jepang. Hal tersebut dikarenakan pihak Jepang mengizinkannya untuk berpolitik, walaupun organisasi yang diketuai oleh Soekarno adalah buatan Jepang. Selain itu Jepang adalah negara Asia yang berhasil mengalahkan bangsa Barat, sehingga membuat Soekarno optimis mampu memerdekakan Indonesia. Kebencian Soekarno terhadap bangsa Barat ternyata tidak membuatnya bersikap radikal ketika Sekutu dan Belanda kembali ke Indonesia untuk mengambil status quo dari pihak Jepang, setelah Jepang kalah perang melawan Sekutu. Soekarno telah dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia, tidak mudah bagi Soekarno untuk menentukan sikap berdiplomasi atau berperang untuk melawan Belanda yang ingin menguasai lagi Republik Indonesia. Sebagai kepala negara tentu saja apapun keputusan yang dipilih haruslah menguntungkan orang banyak. Namun, karena ada dua metode dalam revolusi Indonesia Soekarno berusaha menengahi dua metode tersebut. Seperti yang dikutip dari buku John D. Legge berikut: As President, Sukarno could not escape defining his attitude to the diplomasi-perjuangan antithesis. It was not easy for him. He had preached for so long the necessity of struggle that his image could well suffer if he now became the prophet of moderation. But for the moment his executive responsibilities counselled prudence and he had no hesitation in opposing even heroic actions if they were likely to discredit his government in Allied eyes (Legge, 2003, hlm. 242). (Sebagai presiden, Sukarno tidak bisa tegas menentukan sikapnya terhadap antitesis diplomasi-perjuangan. Itu tidak mudah baginya. Ia berpidato selama diperlukannya perjuangan yang membuat citranya juga bisa menderita apabila sekarang ia menjadi tokoh moderasi. Tetapi untuk saat ini tanggung jawab eksekutifnya menasihati agar ia berhati-hati dan tidak ragu-ragu dalam perlawanan bahkan aksi yang heroik jika mereka cenderung mendiskreditkan pemerintahan di mata para sekutu). Soekarno mempercayakan Sutan Sjahrir yang pada saat itu menjabat sebagai perdana mentri untuk menjadi arsitek dalam diplomasi dengan Belanda, karena sikap Sutan Sjahrir yang melunak terhadap Belanda (Adams, 1966, hlm. 358). Namun dalam pernyataannya kepada Cindy Adams, Soekarno tampak 4

5 kecewa dengan metode diplomasi dengan Belanda pada perundingan Linggarjati, yang dirasa banyak merugikan bangsa Indonesia: Belanda bukanlah Belanda kalau tidak membelit. Mereka banjak menjiapkan lobang perangkap kedalam persetujuan Linggardjati. Pada dasarnja aku dapat menjetudjui perdjandjian dengan satu sjarat bahwa kami tetap mendjadi bangsa jang bebas. Bagi kami pengertian bebas dan merdeka tidak ada bedanja. Akan tetapi Belanda menafsirkan perkataan bebas sebagai tingkatan jang lebih rendah dari merdeka. (Adams, 1966, hlm. 359). Sebab sikap Belanda yang membelit dan banyak merugikan bangsa Indonesia Soekarno pun menyatakan:.djangan biarkan dunia berkata bahwa kemerdekaan kita dihadiahkan dalam tas seorang diplomat. Perlihatkan kepada dunia bahwa kita membeli kemerdekaan itu dengan mahal, dengan darah, keringat dan tekad jang tak kundjung padam (Adams, 1966, hlm. 377). Tan Malaka lebih memilih jalur bertempur melawan sekutu, dengan membentuk front perjuangan rakyat, yang diberi nama Persatuan Perjuangan (Anderson, 1988, hlm 323). Persatuan Perjuangan sangat menentang metode diplomasi dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia. Namun perjuangan dari Persatuan Perjuangan ini terhalang akibat ditangkapnya pemimpin dari Persatuan Perjuangan di Madiun pada 17 Maret Perihal penangkapan itu, Tan Malaka dalam bukunya yang berjudul Gerpolek (Gerilya-Politik-Ekonomi) menyatakan: Penangkapan para pemimpin Persatuan Perjuangan berarti suatu percobaan pemerintah Republik untuk mengubah perjuangan Massa Aksi atau Aksi Murba dengan aksi berdiplomasi. Mengubah diplomasi bambu runcing dengan diplomasi berunding. Mengubah sikap mencari perdamaian dengan mengorbankan kedaulatan, kemerdekaan, daerah perekonomian dan penduduk yang pada musim Jaya Bertempur sudah 100% berada di tangan Indonesia, dengan sikap menyerah terus-menerus guna mendapatkan perdamaian dengan musuh (Malaka, 2011, hlm. 12). Pertentangan diantara Soekarno dan Tan Malaka salah satunya diakibatkan perbedaan lingkungan yang membentuk keduanya. Soekarno yang lahir di Jawa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Budha. Sementara Tan Malaka hidup di lingkungan Sumatera Barat, Minangkabau yang nuansa Islamnya sangat kental. Menurut Rudolf Mrazeck, selama separuh awal abad ke-20 kaum intelektual 5

6 Minangkabau cenderung berpikir dalam konteks penentangan dan konflik yang mereka anggap dinamis dan rasional melawan budaya Jawa yang lembut dan idealis (Mrazeck, 1999, hlm. 49). Sehingga hal tersebut menjadi salah satu hal yang mendasari pertentangan diantara Soekarno dan Tan Malaka. Sudah banyak peneliti yang mengkaji tentang Soekarno dan Tan Malaka, kebanyakan meneliti mengenai biografi atau pemikiran politik keduanya. Seperti autobiografi Soerkarno yang ditulis Cindy Adams, berjudul Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat Indonesia, buku ini ditulis berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Cindy Adams kepada Soekarno. Kemudian buku yang di tulis oleh John D. Legge menulis buku berjudul Sukarno A Political Biography, Bernard Dahm menulis buku berjudul Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan, H. A. Notosoetardjo menulis mengenai pemikiran sosialisme Soekarno yang berjudul Bung Karno tentang Sosialisme, dan masih banyak lagi peneliti yang mengkaji mengenai Soekarno. Kemudian peneliti yang mengkaji mengenai Tan Malaka adalah Harry A. Poeze yang menulis buku berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia yang terdiri dari enam jilid, yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Harry A. Poeze juga menulis Tan Malaka Pergulatan Menuju Republik yang terbagi ke dalam dua jilid, jilid pertama dibatasi dari tahun dan jilid kedua mengkaji mulai dari tahun Biografi Tan Malaka juga ditulis oleh Rudolf Mrazeck dengan judul Tan Malaka, yang mengkaji mengenai alam pemikiran Tan Malaka. Sementara penelitian yang khusus membandingkan keduanya adalah Skripsi Ahmad R Fauzi yang berjudul Konsep Sosialisme antara Tan Malaka dan Soekarno berisi mengenai perbandingan konsep sosialisme antara Tan Malaka dan Soekarno. Kedua tokoh ini sama-sama menggunakan sosialisme sebagai pisau analisis dalam melihat ketidak adilan dari sistem imperialisme dan kapitalisme. Skripsi ini lebih menekankan kepada konsep sosialisme dari kedua tokoh tersebut. Namun baru sedikit yang membandingkan pemikiran keduanya mengenai Revolusi Indonesia, dalam penelitian ini, penulis mencoba mengkaji Perbandingan Pemikiran Tentang Revolusi Indonesia Antara Soekarno dan Tan Malaka ( ), mulai dari latar belakang yang membentuk pola pikir keduanya mengenai revolusi 6

7 Indonesia, kemudian pemikiran keduanya mengenai revolusi dalam teori hingga prakteknya yang terjadi pada tahun Selanjutnya apa yang menjadi harapan Soekarno dan Tan Malaka untuk sistem pemerintahan Indonesia yang ideal. Mengenai periodisasi waktu, penulis membatasi tahun , karena peristiwa Revolusi Indonesia terjadi pada tahun Dimana pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, Sekutu tidak mengakui kedaulatan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Pada masa itulah rakyat Indonesia berjuang mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dengan cara diplomasi dan perang. Soekarno dan Tan Malaka sama-sama berjuang untuk kedaulatan Indonesia, dimana pada masa revolusi ini Soekarno telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sementara Tan Malaka menjadi otak dalam perlawanan gerilya dan menjadi penentang metode diplomasi yang dijalankan pemerintah Indonesia. Batas akhir tahun penelitian 1949, dipilih karena Belanda melalui Konferensi Meja Bundar mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka (Abdullah dan Lapian (ed) (b), 2012, hlm. 564). Pada tahun yang sama, 1949 pada bulan Februari, berakhirnya perjuangan Tan Malaka dalam membela tanah air, karena Tan Malaka tewas ditembak oleh TNI (Poeze (b), 2014, hlm. 220). Penulis merasa tertarik untuk mengkaji pemikiran tokoh Soekarno dan Tan Malaka di masa revolusi, karena strategi dan pemikiran keduanya dalam melawan pihak Belanda sangat mempengaruhi massa. Kemudian politik Soekarno ketika telah menjabat sebagai Presiden sangat berbeda dengan saat dirinya berjuang melawan kolonialisme Belanda. Selain itu kedua tokoh ini sudah banyak berkontribusi dalam hal pemikiran melalui lisan dan tulisan untuk menginspirasi rakyat Indonesia baik pada zaman pergerakan, zaman revolusi, hingga masa kini. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Adapun latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis menentukan rumusan masalah yaitu Bagaimana perbandingan pemikiran tentang Revolusi Indonesia antara Soekarno dan Tan Malaka ( )?. Adapun pertanyaan penelitian yang penulis kaji yaitu: 7

8 1. Bagaimana latar belakang kehidupan Soekarno dan Tan Malaka yang membentuk pola pikir mereka tentang Revolusi? 2. Bagaimana persamaan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka mengenai bentuk revolusi dan sistem pemerintahan masa revolusi yang ideal? 3. Bagaimana perbedaan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka mengenai bentuk revolusi dan sistem pemerintahan masa revolusi yang ideal? 4. Bagaimana dampak pemikiran Soekarno dan Tan Malaka pada Revolusi Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan latar belakang kehidupan Soekarno dan Tan Malaka yang membentuk pola pikir mereka tentang Revolusi. 2. Untuk menganalisis persamaan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka mengenai bentuk revolusi dan sistem pemerintahan masa revolusi yang ideal. 3. Untuk menganalisis perbedaan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka mengenai bentuk revolusi dan sistem pemerintahan masa revolusi yang ideal. 4. Untuk menganalisis dampak pemikiran Soekarno dan Tan Malaka semasa Revolusi Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai perbandingan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka, khususnya mengenai Revolusi Indonesia. 2. Memperkaya penulisan mengenai sejarah tokoh Nasional Soekarno dan Tan Malaka mengenai kontribusi terhadap bangsa Indonesia. 3. Memperkenalkan kepada generasi selanjutnya mengenai perbandingan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka, baik dasar pemikiran sampai kontribusi masa revolusi Indonesia. 8

9 4. Dapat dijadikan sumber acuan bagi pengembangan materi mata pelajaran sejarah mengenai peranan tokoh pada periode sejarah Revolusi Indonesia. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi skripsi yang digunakan dalam skripsi adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, penulis memaparkan latar belakang penelitian yang menjadi dasar mengapa penulis mengambil kajian penelitian ini untuk penulisan karya ilmiah. Bab ini juga memuat rumusan masalah mengenai masalah yang diambil, diantaranya latar belakang kehidupan Soekarno dan Tan Malaka yang membentuk pola pikir mereka tentang revolusi, persamaan dan perbedaan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka mengenai bentuk revolusi dan sistem pemerintahan masa revolusi yang ideal, dan dampak pemikiran Soekarno dan Tan Malaka pada revolusi Indonesia. Pada bab ini pula termuat tujuan penelitian dan manfaat penelitian dari penulisan karya ilmiah. Manfaat penelitian, kontribusi yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang penulis teliti. Terakhir, struktur organisasi yang memberikan gambaran dari setiap bab yang ada pada karya ilmiah yang peneliti teliti ini. Bab II Kajian Pustaka, membahas mengenai literatur yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung memecahkan masalah yang dikaji, peneliti pun akan memberikan relevansi antara kajian yang diteliti oleh penulis dengan penelitianpenelitian terdahulu yang ditulis oleh peneliti lain. Juga berfungsi sebagai landasan teoritik yang berkaitan dengan perbandingan pemikiran antara Soekarno dan Tan Malaka mengenai revolusi Indonesia , dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan. Bab III Metode Penelitian, menjelaskan mengenai langkah-langkah dan teknik yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah. Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode historis, yang langkah-langkahnya 9

10 adalah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dalam bab ini pula peneliti akan menjelaskan proses penyusunan skripsi ini dari mulai pencarian sumber hingga penulisan hasil penelitian (historiografi). Bab IV Temuan dan Pembahasan, pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian dan analisis deskriptif mengenai Perbandingan Pemikiran Tentang Revolusi Indonesia antara Soekarno dan Tan Malaka ( ), merujuk pada rumusan masalah yang ada pada bab I. Bab V Simpulan dan Rekomendasi, pada bab terakhir ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan analisis akhir yang merupakan jawaban terhadap permasalahan penelitian. Selain kesimpulan pada bab akhir ini penulis akan memberikan rekomendasi penulis kepada penulis lainnya. 10

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA

PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Oleh: Dian Wulan Sari 020210302144 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi Indonesia, umumnya dipahami sebagai perubahan radikal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini terlihat dari perubahan struktur sosial masyarakat pasca revolusi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

sosial, budaya, ekonomi, agama, filsafat;

sosial, budaya, ekonomi, agama, filsafat; PEMIKIRAN BUNG KARNO UNTUK PERDAMAIAN DUNIA Azyumardi Azra, CBE Workshop Memory of the World 2018; Warisan Dokumenter Indonesia untuk Pengetahuan Dunia LIPI, Jakarta 17-1818 April 2018 Memahami Pemikiran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebijakan Politik Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana Solichin Abdul Wahab menyatakan bahwa pada hakikatnya kebijakan terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Penulis pada bagian ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang menjadi poin utama dalam pembahasan mengenai peranan Partai Kongres dan Liga Muslim dalam

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah 1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ungkapan modernisasi sangat sulit didefinisikan karena mempunyai cakupan yang sangat luas dan selalu berganti mengikuti perkembangan zaman sehingga pengertian

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis politiknya. Pada masa awal berdiri, PKI bernama Indische Sociaal Democratische Vereeninging

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP KEMERDEKAAN INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP KEMERDEKAAN INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik D I S U

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri dari atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Oleh QOMARIATUL BADRIYAH NIM 090210302017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

Gerwani dan Tragedi 1965

Gerwani dan Tragedi 1965 http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham

Lebih terperinci

KONSEP MURBA DALAM PANDANGAN TAN MALAKA ( ) SKRIPSI

KONSEP MURBA DALAM PANDANGAN TAN MALAKA ( ) SKRIPSI KONSEP MURBA DALAM PANDANGAN TAN MALAKA (1922-1948) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd Lampiran 2 SILABUS Tgl Efektif : No. Dokumen :FM-AKM-03-002 No.Revisi : 00 FAKULTAS PROGRAM STUDI MATA KULIAH KELAS/SKS WAKTU DOSEN : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : PENDIDIKAN SEJARAH : SEJARAH

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kedaulatan suatu negara dapat dilihat dari sejauh mana negara tersebut memiliki hubungan bilateral dengan negara lainnya untuk menjalin kerjasama

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO, BUNG HATTA, DAN TAN MALAKA DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO, BUNG HATTA, DAN TAN MALAKA DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK SOEKARNO, BUNG HATTA, DAN TAN MALAKA DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA Oleh : H. Agus Dedi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln.R.E. Martadinata No. 150 Ciamis

Lebih terperinci

Politik Sutan Sjahrir dalam Meperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsi, Padang. STKIP PGRI Sumbar. Tabloid Tempo, November 2012,

Politik Sutan Sjahrir dalam Meperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsi, Padang. STKIP PGRI Sumbar. Tabloid Tempo, November 2012, PENDAHULUAN Pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia terdapat banyak perbedaan tentang bagaimana cara menghadapi kaum colonial yang ingin menguasai kembali Indonesia. Memang ada nuansa politik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN 1908-1928 SKRIPSI Oleh Chita Putri Lustiahayu NIM 090210302024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak dibentuk oleh kepentingan-kepentingan untuk menjawab tantangan dari realita Perang Dingin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22).

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah These approaches and almost all the specific literature on media and politics have in common a view of the media as refelction of the society s political competition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia telah memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS Pada tanggal 16 Desember 1949, Jakarta ibu kota Republik Indonesia Serikat yang baru, rakyat Indonesia secara

Lebih terperinci

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS 2.1. Menganalisis Kolonialisme dan Imperialisme Perkembangan Pengaruh Barat di Barat dan Perubahan Merkantilisme dan Ekonomi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di pada masa Kolonial Demografi, Kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mengandung ilmu dan pesona pergerakan revolusioner. Di mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mengandung ilmu dan pesona pergerakan revolusioner. Di mata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Tan Malaka adalah satu tokoh fenomenal dalam sejarah revolusi nasional Indonesia yang mengandung ilmu dan pesona pergerakan revolusioner. Di mata banyak kalangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bermula dari para pendatang dari Eropa yang bermukim di Amerika utara sejak abad ke-16, bangsa Amerika menjadi sebuah bangsa baru yang lahir dalam suatu

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, dua jenis sistem pers muncul di Nusantara (Lee, 1971:35). Pertama, terdiri dari surat kabar-surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

7 cukup memberikan pengaruh dalam

7 cukup memberikan pengaruh dalam Pendahuluan Tan Malaka merupakan pejuang revolusi dengan berbagai gagasan yang timbul dari pemikirannya dan setiap tindakan yang dilakukan. Tan Malaka menempa dirinya dengan gagasan revolusioner dan selama

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir CUT JUNIANTY SYAHRA Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email: cut_fadden@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

SOAL TAN MALAKA, SI TROTSKIS PENGKHIANAT PKI

SOAL TAN MALAKA, SI TROTSKIS PENGKHIANAT PKI SOAL TAN MALAKA, SI TROTSKIS PENGKHIANAT PKI Menanggapi Tulisan Bung Rinto Pangaribuan di Teologi Rakyat Oleh: Pandu Jakasurya https://spartakusindonesia.wordpress.com/2016/06/11/soal-tan-malaka-si-trotskis-pengkhianat-pki/

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai negara

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian materi sejarah jika dibandingkan dengan eksistensi tokoh-tokoh lain

BAB I PENDAHULUAN. penyajian materi sejarah jika dibandingkan dengan eksistensi tokoh-tokoh lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nama Tan Malaka sangat jarang terdengar sepak terjangnya dalam penyajian materi sejarah jika dibandingkan dengan eksistensi tokoh-tokoh lain seperti Sukarno, Hatta,

Lebih terperinci

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Nama : Rizqon Sadida NIM : 11.11.5381 Kelompok : E Program Studi : Strata 1 (S1) Jurusan Dosen : Teknologi Informatika : Abidarin Rosidi, Dr, M.M.A ABSTRAKSI.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma 10 II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peranan Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Pendidikan itu diperoleh dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. kelahirannya, perjuangan Soekarno dalam memerdekakan Indonesia serta penulis

BAB II GAMBARAN UMUM. kelahirannya, perjuangan Soekarno dalam memerdekakan Indonesia serta penulis BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Biografi Soekarno Pada bab ini penulis akan menguraikan biografi Soekarno mulai dari kelahirannya, perjuangan Soekarno dalam memerdekakan Indonesia serta penulis juga akan menguraikan

Lebih terperinci