BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
|
|
- Budi Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket untuk siswa putra SMP (studi pada siswa putra SMP se Kecamatan Jatiroto) berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, adalah sebagai berikut: 1. Tahap 1 pendahuluan a. Analisis kebutuhan Hasil analisis kebutuhan diperoleh melalui wawancara dengan pelatih dan mantan pemain bolabasket di Kecamatan Jatiroto. Hasil analisis kebutuhan yang sangat berkaitan dengan penelitian ini adalah dalam pengelolaan ekstrakurikuler pelatih memberikan latihan secara konvensional, pelatih terkesan memberikan pelatihan hanya sekedar hiburan bukan untuk prestasi sehingga proses latihan dirasa kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belum adanya model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket untuk siswa putra SMP se Kecamatan Jatiroto. b. Kajian teori Kajian teori permainan bolabasket, teori tentang dribel dan lay up shoot bolabasket, tinjauan analisis biomekanika, komponen fisik penunjang bolabasket, teori tentang karakteristik siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se- Kecamatan Jatiroto, latihan, dan tinjauan aspek belajar gerak (motor learning) menjadi landasan untuk penyusunan produk model latihan dribel dan lay up shoot. Dari kajian tersebut melalui angket dijadikan butir-butir soal yang diberikan kepada tim ahli sehingga model yang dihasilkan nantinya telah disesuaikan dengan teori-teori yang sesuai dengan model yang dikembangkan. 105
2 106 c. Pengembangan produk awal Pengembangan produk awal model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket dalam bolabasket untuk siswa putra SMP (studi pada siswa putra SMP se Kecamatan Jatiroto), penyajinya sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Peta Kompetensi D. Cara Penggunaan BAB II MODEL LATIHAN A. Pemanasan B. Ballhandling C. Dribling D. Lay Up Shoot BAB III PROGRAM LATIHAN 2. Tahap 2 uji coba produk a. Uji ahli Evaluasi ahli dilakukan untuk memperoleh masukan dan penguatan terhadap model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket yang dikembangkan peneliti, ahli terdiri dari 4 ahli yaitu: 1) Dani Kosasih, 2) Efri Meldi, 3) Rizky. 4) Eko Sartono kesimpulan dari uji ahli diperoleh persentase 86,66 %, produk dilanjutkan ke uji lapangan dengan memperbaiki beberapa bagian model latihan sesuai dengan masukan ahli. b. Uji lapangan Uji coba kelompok kecil dilaksanakan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto, subjek uji coba berjumlah 10 siswa. Hasil yang diperoleh dari instrument angket (20 Soal) diperoleh hasil persentase 82,60 %, sehingga dapat dilanjutkan ke uji kelompok besar.
3 107 Uji coba kelompok besar dilaksanakan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto, subjek uji coba berjumlah 20 siswa Hasil yang diperoleh dari instrument angket (20 Soal) diperoleh hasil persentase 92, 28 %, sehingga dapat dilanjutkan ke uji efektivitas produk. 3. Tahap 3 uji efektivitas produk a. Tes awal Tes awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan dribel dan lay up shoot bolabasket siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-kecamatan Jatiroto menggunakan instrumen tes dribel dan lay up shoot AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Kelompok eksperimen (tes awal) diperoleh hasil: dribel = 93,17 detik, lay up shoot = 87. 2) Kelompok eksperimen (skala penilaian tes awal) diperoleh hasil: dribel = 511, lay up shoot = ) Kelompok kontrol (tes awal) diperoleh hasil: dribel = 92,23 detik, lay up shoot = 84. 4) Kelompok kontrol (skala penilaian tes awal) diperoleh hasil: dribel = 567, lay up shoot = 522. b. Tes akhir Tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui peningkatan kemampuan dribel dan lay up shoot bolabasket siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-kecamatan Jatiroto menggunakan instrumen tes dribel dan lay up shoot dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Kelompok eksperimen (tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 86,29 detik, lay up shoot = 133.
4 108 2) Kelompok eksperimen (skala penilaian tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 833, lay up shoot = ) Kelompok kontrol (tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 87,06 detik, lay up shoot = ) Kelompok kontrol (skala penilaian tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 756, lay up shoot = c. Nilai beda Nilai beda tes akhir tes awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut: 1) Kelompok eksperimen dribel diperoleh hasil: tes akhir = 86,29, tes awal = 93,1717 (dengan persentase peningkatan = 10,3%), dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen dribel 2,858 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. 2) Kelompok eksperimen lay up shoot diperoleh hasil: tes akhir = 133, dan tes awal = 87 (dengan persentase peningkatan = 58,9%). dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen lay up shoot 13,532 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. 3) Kelompok kontrol dribel diperoleh hasil: tes akhir = 87,06, dan tes awal = 92,27 (dengan persentase peningkatan = 5,6%). dapat diketahui T hitung kelompok kontrol dribel 2,717 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. 4) Kelompok kontrol lay up shoot diperoleh hasil: tes akhir = 102, dan tes awal = 84 (dengan persentase peningkatan =21,4%). dapat diketahui T hitung kelompok kontrol lay up shoot 7,217 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. 5) Kelompok eksperimen dribel (rating skale) diperoleh hasil: tes akhir = 86,29, tes awal = 93,17 (dengan persentase peningkatan =62,7%), dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen dribel 2,858 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
5 109 6) Kelompok eksperimen lay up shoot (rating skale) diperoleh hasil: tes akhir = 852, dan tes awal = 544 (dengan persentase peningkatan =52,3%). dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen lay up shoot 13,740 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. 7) Kelompok kontrol dribel (rating scale) diperoleh hasil: tes akhir = 756, dan tes awal = 567 (dengan persentase peningkatan = 33,3%), dapat diketahui T hitung kelompok kontrol dribel 2,722 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. 8) Kelompok kontrol lay up shoot (rating scale) diperoleh hasil: tes akhir = 736, dan tes awal = 522 (dengan persentase peningkatan = 41,0%). dapat diketahui T hitung kelompok kontrol lay up shoot 10,320 lebih besar dari T tabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa terjadi hasil yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Jadi antara kelompok yang mendapat perlakuan dengan yang berlatih secara konvensional sama-sama mengalami kenaikan yang signifikan, tetapi yang membedakan adalah tingginya signifikasi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Nilai beda antara tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut: 1) Hasil tes akhir pada dribel melalui tes AAHPERD pada kelompok eksperimen diketahui = 86 dan kelompok kontrol = 87 dari hasil tersebut dapat diketahui T hitung adalah 0,06 dari T tabel 1,812. Sehingga pada latihan dribel ini antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasil yang tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh dengan kelompok yang berlatih secara konvensional tetapi hasilnya tidak signifikan. 2) Hasil tes akhir pada lay up shoot melalui tes dari Imam Sodikun pada kelompok eksperimen diketahui = 133 dan kelompok kontrol = 102 dari hasil tersebut dapat di peroleh hasil T hitung adalah 8,91 dari T tabel 1,812.
6 110 Sehingga pada latihan lay up shoot ini antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasilnya signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh yang lebih baik dengan kelompok yang berlatih secara konvensional. 3) Hasil tes akhir pada dribel (rating scale) kelompok eksperimen diketahui = 833 dan kelompok kontrol = 756 dari hasil tersebut dapat di peroleh hasil T hitung adalah 2,56 dari T tabel 1,812. Sehingga pada latihan dribel antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasilnya signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh yang lebih baik dengan kelompok yang berlatih secara konvensional. 4) Hasil tes akhir pada lay up shoot (rating scale) kelompok eksperimen diketahui = 825 dan kelompok kontrol = 736 dari hasil tersebut dapat di peroleh hasil T hitung adalah 2,93 dari T tabel 1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasilnya signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh yang lebih baik dengan kelompok yang berlatih secara konvensional. Berdasarkan nilai beda tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai beda dan hasil uji signifikasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui bahwa produk model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket yang dikembangkan lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan dribel dan lay up shoot untuk siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se Kecamatan Jatiroto dibandingkan dengan model latihan dribel dan lay up shoot konvensional. Jika diukur melalui hasil tes AAHPERD menunjukkan bahwa model latihan dribel tidak menunjukkan hasil perubahan yang signifikan antara
7 111 perlakuan model latihan dengan latihan secara konvensional, tetapi menurut hasil tes rating scale menunjukkan hasil yang signifikan, berarti model latihan ini lebih efektif dibandingkan latihan secara konvensional dari segi penilaian proses tetapi kurang efektif untuk peningkatan prestasi dribel jika dibandingkan dengan latihan konvensional. Pada teknik dasar lay up shoot jika diukur melalui hasil tes Imam Sodikun dan menunjukkan bahwa model latihan lay up shoot menunjukkan hasil perubahan yang signifikan antara perlakuan model latihan yang dikembangkan dengan latihan secara konvensional, begitu juga untuk hasil tes rating scale menunjukkan hasil yang signifikan, berarti model latihan ini lebih efektif dibandingkan latihan secara konvensional dari segi penilaian prestasi dan penilaian proses. B. Implikasi Implikasi hasil penelitian pengembangan model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se- Kecamatan Jatiroto adalah sebagai berikut: 1. Model latihan dribel dan lay up shoot yang dikembangkan menambah model latihan untuk teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket dan dapat digunakan pelatih untuk melatihan dribel dan lay up shoot bolabasket. Model latihan yang dikembangkan ini lebih rinci dan dalam penyampaiannya disusun secara bertahap sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari teknik tersebut. Model latihan ini meningkatkan prestasi dribel dari pantauan kecepatan dan penilaian proses melalaui tes rating scale serta lay up shoot melalui penilaian akurasi dan penilaian proses melalui rating scale. Sehingga model latihan ini mampu meningkatkan prestasi dan keterampilan pada teknik dribel dan lay up shoot. Penguasan teknik dasar dipengaruhi banyak faktor diantaranya penyusunan model dan program latihan, disamping itu pelatih harus memiliki kemampuan untuk memahami tiap karakter individu dalam
8 112 tim yang dilatih, sehingga model latihan yang disusun menjadi program latihan yang efektif dan efisien. 2. Model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket ini dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-kecamatan Jatiroto, sehingga apabila dijadikan materi latihan dribel dan lay up shoot bolabasket untuk tingkat selain pemula dan diusia bukan tahun perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri. C. Saran Model latihan ini telah di susun dan disesuaikan dengan teori-teori bolabasket, teknik dribel dan lay up shoot yang didalamnya terdapat mekanisme gerakan yang benar, tinjauan Analisis biomekanika, komponen fisik penunjang bolabasket, karakteristik siswa putra SMP, latihan, dan tinjauan aspek belajar gerak dan telah di eksperimenkan dengan hasil signifikan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar dribel dan lay up shoot. Untuk itu dari penelitian ini dapat diperoleh saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi pelatih dapat menerapkan atau sebagai bahan masukan bahwa model latihan ini tepat untuk siswa SMP usia tahun kategori pemula. Dengan memberikan latihan sesuai model latihan ini di mungkinkan anak akan lebih mudah memahami gerak dan efektif dalam proses latihan sehingga pemain lebih cepat menguasai teknik dribel dan lay up shoot. 2. Bagi atlet, model latihan ini dapat di pelajari dan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan teknik dribel dan lay up shoot. Model Latihan teknik dribel dan lay up shoot ini mudah di pahami dan dilakukan serta aman dari sesiko cidera. Tahap-tahap, jenis gerakan dan program latihan telah disesuaikan untuk kategori pemula pada anak SMP sehingga dengan menerapkan model latihan ini mampu mempercepat kemampuan atlet pemula dalam menguasai teknik dasar dribel dan lay up shoot bola basket.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini menyajikan hasil dari penelitian, data hasil tahap pendahuluan, data hasil tahap uji coba produk, data tahap hasil uji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A.Waktu dan Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian pengembangan model latihan dribel dan lay up shoot dalam bolabasket dimulai studi pendahuluan, pembuatan produk, penilaian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan penelitian pengembangan model latihan kombinasi Passing -
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian pengembangan model latihan kombinasi Passing - Olah Bola - Shooting bola bergerak tingkat intermediet di Kabupaten Pacitan pada olah raga sepak bola berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan pada akhir abad ke- 19. Dr. James Naismith,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus olahraga diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang dalam melangsungkan kehidupan. Pendidikan akan menjadikan seseorang mengerti akan harkat dan martabatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Studi Pendahuluan a)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang sangat penting, karena dengan perolehan angka yang didapat dari hasil tembakan ini yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bola Basket merupakan cabang olahraga yang populer diseluruh dunia. Olahraga ini telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KECEPATAN DRIBBEL BERLARI DENGAN HASIL LAY-UP SHOOT PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMPN MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 015/016 ARTIKEL SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Bertitik tolak pada permasalahan, rumusan masalah
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LAY UP SHOOT PADA SISWA SMKN 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I
PENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LAY UP SHOOT PADA SISWA SMKN 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan kemajuan dengan pendekatan ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga di tanah air. Upaya
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes
38 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengambilan data penelitian instrument atau alat ukur penelitian. Untuk penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis menggunakan program SPSS versi 16.0
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis menggunakan program SPSS versi 16.0 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang antara lay up shoot melalui papan pantul dan lay up shoot langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bolabasket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa bolabasket adalah olahraga menyenangkan,
Lebih terperinciPERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT
PERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT MELALUI PAPAN PANTUL DAN LAY UP SHOOT LANGSUNG KE RING BASKET PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA N 1 KARANGANOM KLATEN Oleh: Silvi Lutfi Ary Noor
Lebih terperinciBIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT TEACHING STYLE DAN INDERECT TEACHING STYLES TERHADAP SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTERA EKSTRAKURIKULER BASKET SMAN 2 SUBANG. Tita Herawati PJKRUniversitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandu Gunawan, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari dalam kehidupan manusia, selalu menggunakan fasilitas fisik yang mempunyai hubungan erat dengan ukuran anggota tubuh. Contohnya adalah ukuran kursi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan yang terbaik di tingkat Asia, apalagi di tingkat Dunia. Hal ini dapat kita lihat
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui proses pendidikan jasmani yang kondusif siswa dibantu untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan
Lebih terperinci2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan,namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan
Lebih terperinciOleh: Cahyo Nugroho
PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLABASKET MENGGUNAKAN AAHPERD BASKETBALL TEST DAN TES STO DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan teknologi pada saat ini. Semakin ke depan peraturan bola basket juga mengalami
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh : SURYADI NIM
PERBEDAAN CLEAR SHOOT DARI SISI KANAN DENGAN DARI DEPAN PAPAN PANTUL SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 NGANJUK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciARTIKEL S K R I P S I
PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PACE TAHUN 2015/2016 ARTIKEL S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam tubuh manusia terdapat bentuk-bentuk tulang yang dapat di klasifikasikan kedalam (1) tulang panjang (pipa), (2) tulang pendek, (3) tulang pipih, dan (4) tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak olahraga. Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rafdlal Saeful Bakhri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan budaya manusia, artinya tidak dapat disebut kegiatan olahraga apabila tidak ada faktor manusia yang berperan secara ragawi atau pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat. Salah satu cabang olahraga yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : HEPI SANTOSA NPM
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DANKEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SHOOT UNDER RING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciLatihan Shooting Free Throw Mengunakan Modifikasi Bola
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 4. Nomor 1. Edisi Juli 2014. ISSN: 2088-6802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki Latihan Shooting Free Throw Mengunakan Modifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga basket dalam perkembanganya sudah menunjukkan perkembangan yang cukup maju. Hal ini ditandai dengan perkembangan cabang olahraga basket yang
Lebih terperinciGambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses, dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen dalam pembuatannya. Metode eksperimen ini diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KECEPATAN DRIBBEL BERLARI DENGAN HASIL LAY-UP SHOOT PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 PAPAR TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING (LAY UP, UNDER RING, JUMP SHOOT) PADA MAHASISWA JPOK FKIP UNLAM TAHUN AKADEMIK 2012/2013
90 PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING (LAY UP, UNDER RING, JUMP SHOOT) PADA MAHASISWA JPOK FKIP UNLAM TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Syamsul Arifin Dosen JPOK FKIP Unlam Abstract:Basic shooting technique is
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental
Lebih terperinciPROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI
PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dewasa ini berusaha keras melakukan pembangunan disegala bidang untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Setiap usaha
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Oleh: KARTONO NIM P
HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, PANJANG LENGAN DAN TINGGI BADAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP PADA SISWA PUTRA SMPIT INSAN PERMATA BOJONEGORO TAHUN 2015/ 2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu
Lebih terperinciS K R I P S I. Oleh: YUDHA WAHYU BASUKI NPM
HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING UNDER RING PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara
Lebih terperinciPERBEDAAN KEEFEKTIFAN LAY UP SHOOT
PERBEDAAN KEEFEKTIFAN LAY UP SHOOT MELALUI PAPAN PANTUL DAN LANGSUNG KE RING BASKET PADA SISWA YANGMENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel. Menurut Hasan (2002, hlm. 58), Populasi adalah totalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bentuk upaya pembentukan watak ataupun kepribadian seseorang baik dalam segi kedisiplinan, tingkah laku, sportifitas serta rasa kebanggaan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Pada Program Studi Penjaskesrek
Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOT UNDER RING BOLA BASKET PADA SISWI KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai -
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk pemecahan atau menyelesaikan suatu masalah penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu,
Lebih terperinciOleh: Tedi Permadi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta,
Keterampilan Lay Up Shoot (Tedi Permadi) 1 KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SMP NEGERI 2 DEPOK THE LAYUP SHOT SKILLS OF THE STUDENTS PARTICIPATING IN THE EXTRACURRICULAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan didkelas X SMA Negeri 2 Kota
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan didkelas X SMA Negeri 2 Kota Gorontalo dalam beberapa siklus yang diawali
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan ARIF PRASETIYO
PENGARUH HASIL LATIHAN LAY UP OPERAN TEMAN DENGAN BOUNCE PASS DAN OVER HEAD PASS TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOT DARI SISI KANAN PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 3 BATANG 2010/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga adalah unit terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah unit terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga juga merupakan pemegang peranan terpenting dalam perkembangan dan pertumbuhan bagi anak-anaknya.
Lebih terperinciKemampuan One Hand Set Shoot Dengan Jump Shoot Terhadap Efektifitas Mencetak Skor Dalam Permainan Bola Basket di SMA N 1 Pengasih Kulon Progo
Kemampuan One Hand Set Shoot Dengan Jump Shoot Terhadap Efektifitas Mencetak Skor Dalam Permainan Bola Basket di SMA N 1 Pengasih Kulon Progo Ability Of One Hand Set Shoot With Jump Shoot On The Scoring
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN JUMP SHOOT PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BASKET MAN KEDIRI II KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMA Negeri Kebakkramat. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembalikan dan meningkatkan aktifitas guru dan siswa. Para ahli pendidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga
Lebih terperinciBAB 1 PEDAHULUAN. lebih baik. belakangan ini olahraga bola basket diajarkan pada kegiatan
1 BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu jenis permainan yang mengunakan bola besar. Sampai saat ini permainan bola basket mulai berkembang kearah yang lebih baik. belakangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri 3 Gorontalo sebagai objek penelitian. Penetapan lokasi ini berdasarkan
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam suatu penelitian, tempat dan waktu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F
MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F38108014 Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Eka Supriatna, M.Pd Wiwik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi siswa. Hampir di setiap sekolah sudah memberikan. basket di SMP Negeri 1 Godean, karakter siswa kelas VII lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah sekarang ini permainan bola basket sudah bukan merupakan permainan yang asing lagi bagi siswa.
Lebih terperinciPENGARUH METODE PRAKTEK TERHADAP BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET (Peserta ekstrakulikuler siswa SMK Pasundan Subang)
PENGARUH METODE PRAKTEK TERHADAP BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET (Peserta ekstrakulikuler siswa SMK Pasundan Subang) ADITYA DWITAMA adityadwitama24@gmail.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lapangan bola basket SMPN 1 Jatinangor. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP BOLA BASKET KELAS VIII SMP
1 2 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP BOLA BASKET KELAS VIII SMP Genoveva Januwarti, H. Kaswari, Wiwik Yunitaningrum Prodi PJKR, FKIP Universitas Tanjunpura Pontianak Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak diadakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: FAJAR HIDAYAT
PERBEDAAN EFEKTIFITAS LATIHAN LAY UP DARI DEPAN MENGGUNAKAN LAY UP BANK SHOT DAN LAY UP TANPA BANK SHOT TERHADAP HASIL LAY UP SHOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET PUTRA SMP NEGERI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini di Indonesia permainan bola basket merupakan permainan yang banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun sudah banyak memainkannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group
BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada materi aritmetika
Lebih terperinciSUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA
SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA Ach. Ghuston Arifin SMA Negeri 1 Sampang Email : ghustonarifin@gmail.com Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai tingkat keterampilan dasar bola voli siswa artinya dalam penelitian ini peneliti hanya
Lebih terperinciPENGARUH MASSED PRACTICE
PENGARUH MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA BASKET SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Boy Indrayana Dosen Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menghasilkan suatu penelitian yang baik, terlebih dahulu ditentukan metode sebagai arah penelitian yang akan dituju, maka dari itu seorang peneliti
Lebih terperinciMotivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMPN 4 Kepanjen Kabupaten Malang / Havid Yusuf
Motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMPN 4 Kepanjen Kabupaten Malang / Havid Yusuf Skripsi (Sarjana)--, 2010 Pembimbing 1. ONI BAGUS JANUARTO ; 2. HARTATI EKO WARDANI Oleh
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016
KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Verponde Primaspuri NIM. 11601244091 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi karena data kemampuan dasar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Kota Gorontalo. Sekolah yang menjadi lokasi
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Dedi Sutedi (2011:45) bahwa metode penelitian adalah prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis,
Lebih terperinciPengaruh Metode Pembelajaran dan Presepsi Kinestetik terhadap Hasil Pembelajaran Lay Up Shoot Bola Basket
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 4. Nomor 2. Edisi Desember 2014. ISSN: 2088-6802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki Pengaruh Metode Pembelajaran dan Presepsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMA Widya Wacana Surakarta, Jl.Mertolulutan nomer 26 Purwodiningratan
Lebih terperinciTINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 JEPON BLORA JAWA TENGAH E-JOURNAL
TINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 JEPON BLORA JAWA TENGAH E-JOURNAL Oleh Ulfah Dharu Susang Jaya 12602241040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di lapangan bola basket SD Al Firdaus Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai
Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Lalu Hulfian Program Studi Pendidikan Olah Raga dan Kesenian FPOK IKIP Mataram E-mail: laluhulfian2@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di SMK Negeri 2 Salatiga Kota Salatiga. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 6 KEDIRI
PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 6 KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian : SMP Negeri 7 Kota Gorontalo : Dilaksanakan selama dua bulan dengan frekuensi latihan tiga kali seminggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang
Nim: 071266210101 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas
BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktifitas fisik yang lajim
Lebih terperinci