KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKABUMI Nomor : 900/ -BLH/2011 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKABUMI Nomor : 900/ -BLH/2011 TENTANG"

Transkripsi

1

2 EMERINTAH KABUATEN SUKABUMI BADAN LINGKUNGAN HIDU Komplek erkantoran Jajaway Jl. Jendral Sudirman Telepon (0266) Fax. (0266) Website: alabuhanratu Sukabumi KEUTUSAN KEALA BADAN LINGKUNGAN HIDU KABUATEN SUKABUMI Nomor : 900/ -BLH/2011 TENTANG RENANA STRATEGIS BADAN LINGKUNGAN HIDU KABUATEN SUKABUMI TAHUN KEALA BADAN LINGKUNGAN HIDU, Menimbang : a. Bahwa dalam perencanaan pembangunan daerah yang transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipasif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan guna terselenggaranya tata kelola kepemerintahan yang baik, dilaksanakan salah satunya melalui Rencana Strategis (BLH) sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja (Renja) BLH yang disusun setiap tahun, dan merupakan satu kesatuan Sistem erencanaan embangunan Daerah; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang embentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan rovinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang embentukan Kabupaten urwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang embentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan rovinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang erbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang emeriksaan engelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republlik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem erencanaan embangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang erimbangan Keuangan Antara emerintah usat Dan emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana embangunan Jangka anjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang enataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi ublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang elayanan ublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang erlindungan dan engelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang embentukan eraturan erundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 14. eraturan emerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan emerintah dan Kewenangan emerintah ropinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 15. eraturan emerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja emerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 16. eraturan emerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang enyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406); 17. eraturan emerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana erimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 18. eraturan emerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 19. eraturan emerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang engelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 20. eraturan emerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang edoman enyusunan dan enerapan Standar elayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

4 eraturan emerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang edoman embinaan dan engawasan enyelenggaraan emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 22. eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang elaporan Keuangan dan Kinerja Instansi emerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 23. eraturan emerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata ara engendalian dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 24. eraturan emerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata ara enyusunan Rencana embangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 25. eraturan emerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan enyelenggaraan emerintahan Daerah Kepada emerintah, Laporan Keterangan ertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan erwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan enyelenggaraan emerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4963); 26. eraturan emerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang embagian Urusan emerintahan Antara emerintah, emerintahan Daerah rovinsi, dan emerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 27. eraturan emerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang edoman Evaluasi enyelenggaraan emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 28. eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara enyusunan, engendalian, dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 29. eraturan emerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 30. eraturan emerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang erubahan Atas eraturan emerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata ara elaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil emerintah Di Wilayah rovinsi; 31. eraturan residen Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana embangunan Jangka Menengah Nasional (RJMN) Tahun ; 32. eraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang edoman engelolaan Keuangan Daerah;

5 eraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang elaksanaan eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara enyusunan, engendalian dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan Daerah; 34. eraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Rencana embangunan Jangka anjang (RJ) Daerah ; 35. eraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana embangunan Jangka Menengah Daerah (RJMD) Tahun ; 36. eraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun ; 37. eraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi erangkat Daerah emerintah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 21); 38. eraturan Bupati Sukabumi Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Rencana embangunan Jangka Menengah ; 39. eraturan Bupati Sukabumi Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis erangkat Daerah ; 40. eraturan Daerah Nomor 56 Tahun 2012 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEUTUSAN KEALA BADAN LINGKUNGAN HIDU TENTANG RENANA STRATEGIS BADAN LINGKUNGAN HIDU KABUATEN SUKABUMI TAHUN KESATU KEDUA KETIGA : Menetapkan Rencana Strategis Tahun , sebagaimana tercantum dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini. : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU yang selanjutnya disebut Renstra merupakan dokumen untuk memberikan arah pembangunan guna mendukung pencapaian Visi dan Misi Jangka anjang Tahun , serta Visi dan Misi Jangka Menengah emerintah Tahun : Renstra Tahun sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Lingkungan Hidup serta penganggaran sejak tahun 2016 s/d KEEMAT : Sistematika enulisan Renstra Tahun meliputi : BAB I : ENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan, landasan hukum dan sistematika penulisan BAB II : GAMBARAN ELAYANAN ERANGKAT DAERAH (D)

6 - 5 - Menggambarkan Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi D, Sumber Daya D, Kinerja elayanan D, Tantangan dan eluang engembangan elayanan D BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS OKOK DAN FUNGSI Menjelaskan isu-isu strategis yang akan dihadapi, berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi D dalam periode BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Berisikan tujuan dan sasaran serta strategi dan kebijakan D yang berpedoman pada tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan RJM Daerah. BAB V : RENANA ROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMOK SASARAN DAN ENDANAAN INDIKATIF Menjelaskan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan pendekatan kinerja, program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan, penentuan lokasi kegiatan dan sumber pendanaan. BAB VI : INDIKATOR KINERJA BLH MENGAU ADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD TAHUN BAB VII : ENUTU KELIMA : Keputusan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : alabuhanratu ada tanggal : Desember 2016 KEALA BADAN LINGKUNGAN HIDU, Ir. DADEN GUNAWAN. M.Si NI

7 KATA ENGANTAR uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Lingkungan Hidup ini dengan baik dan lancar. Renstra ini disusun sebagai implementasi dari Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem erencanaan embangunan Nasional yang mengharuskan setiap SKD memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang koordinatif, integratif, sinkron dan sinergis. Dalam penyusunannya mengacu atau berpedoman kepada Rencana embangunan Jangka Menengah Daerah (RJMD) Tahun Renstra ini tentu masih banyak kekurangan, oleh karena itu sumbang saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Renstra yang akan datang. Akhirnya dengan segala keterbatasan, keberadaan Renstra BLH ini mudahmudahan bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala daya dan upaya kita. Amin. alabuhanratu, Desember 2016 KEALA BADAN LINGKUNGAN HIDU Ir. DADEN GUNAWAN, MSi NI i

8 DAFTAR ISI KATA ENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii BAB I BAB II BAB III BAB IV ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika enulisan 7 GAMBARAN ELAYANAN ERANGKAT DAERAH 2.1. Tugas, Fungsi dan erangkat Daerah Sumber Daya erangkat Daerah Kinerja elayanan erangkat Daerah Tantangan dan eluang engembangan elayanan erangkat Daerah 18 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS OKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi ermasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi elayanan erangkat Daerah Telaahan Visi, Misi, dan rogram Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Renstra K/L dan Renstra rovinsi Telaahan RTRW dan KLHS enentuan Isu-Isu Strategis 32 TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah erangkat Daerah Strategi dan Kebijakan 34 BAB V RENANA ROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMOK SASARAN, DAN ENDANAAN INDIKATIF 38 BAB VI INDIKATOR KINERJA ERANGKAT DAERAH MENGAU ADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD KABUATEN SUKABUMI BAB VII ENUTU 47 LAMIRAN : MATRIKS RENSTRA BLH TAHUN ii

9 I ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang emerintah usat telah menetapkan dasar-dasar engelolaan Lingkungan Hidup adalah pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). embangunan berkelanjutan mempunyai konsepsi dasar pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk mencukupi kebutuhannya. Dengan demikian, dalam rangka mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan di perlu didukung dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (lean Government) dimana salah satu yang menjadi tolak ukurnya adalah Rencana Strategis (Renstra). Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem erencaaan embangunan Nasional, serta berpedoman kepada Rencana embangunan Jangka anjang Daerah (RJD) , maka setiap SKD wajib membuat dokumen perencanaan lima tahunan yaitu Rencana Strategis erangkat Daerah (Renstra D), yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, secara lebih spesifik dan terukur serta dilengkapi dengan sasaran yang hendak dicapai. Renstra sebagaimana diatur dalam eraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010 tentang elaksanaan eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara enyusunan, engendalian, dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan Daerah adalah dokumen perencanaan taktis strategis yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan daerah serta indikasi program yang akan dilaksanakan secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan ABD dengan mengutamakan kewenangan wajib disusul dengan bidang lainnya sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah. Untuk itu Renstra akan menjadi dasar perencanaan tahunan daerah dan penyusunan anggaran pembangunan dan belanja daerah. 1

10 Isu pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup ditengarai sebagai salah satu kabupaten yang cenderung mengalami degradasi lingkungan yang cukup signifikan, yang salah satu sebabnya adalah terkait dengan perencanaan pembangunan yang tidak seimbang dengan tingkat perhatian terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang baik. emanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan seyogianya dilaksanakan dengan mengacu kepada daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang telah mempertimbangkan (i) keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; (ii) keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan (iii) keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. (BLH) sebagai erangkat Daerah (D) yang merupakan bagian dari jajaran emerintahan Daerah Kabupaten Sukabumi menyusun Renstra BLH untuk periode Renstra BLH yang memuat Tujuan, Strategi, Kebijakan, rogram dan Kegiatan embangunan untuk masa 5 (lima) tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai tahun 2016 sampai dengan tahun Landasan Hukum Dasar hukum yang dijadikan landasan dalam penyusunan dokumen RENSTRA, yaitu : 1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang embentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan rovinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang embentukan Kabupaten urwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang embentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan rovinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang erbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2

11 4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang emeriksaan engelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republlik Indonesia Nomor 4400); 5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem erencanaan embangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang erimbangan Keuangan Antara emerintah usat Dan emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana embangunan Jangka anjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang enataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi ublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 10) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang elayanan ublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang erlindungan dan engelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 12) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang embentukan eraturan erundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 13) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 14) eraturan emerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan emerintah dan Kewenangan emerintah ropinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 15) eraturan emerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja emerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 3

12 16) eraturan emerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang enyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406); 17) eraturan emerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana erimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 18) eraturan emerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 19) eraturan emerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang engelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 20) eraturan emerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang edoman enyusunan dan enerapan Standar elayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 21) eraturan emerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang edoman embinaan dan engawasan enyelenggaraan emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 22) eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang elaporan Keuangan dan Kinerja Instansi emerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 23) eraturan emerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata ara engendalian dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 24) eraturan emerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata ara enyusunan Rencana embangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 25) eraturan emerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan enyelenggaraan emerintahan Daerah Kepada emerintah, Laporan Keterangan ertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan erwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan enyelenggaraan emerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4963); 26) eraturan emerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang embagian Urusan emerintahan Antara emerintah, emerintahan Daerah rovinsi, dan emerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia 4

13 Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 27) eraturan emerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang edoman Evaluasi enyelenggaraan emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 28) eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara enyusunan, engendalian, dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 29) eraturan emerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 30) eraturan emerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang erubahan Atas eraturan emerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata ara elaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil emerintah Di Wilayah rovinsi; 31) eraturan emerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 32) eraturan emerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang engelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815) sebagaimana telah diubah dengan eraturan emerintah Nomor 85 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3910); 33) eraturan emerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang engendalian encemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3910) sebagaimana telah diubah dengan eraturan emerintah Nomor 85 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853); 34) eraturan emerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang engelolaan Kualitas Air dan engendalian encemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4395); 35) eraturan residen Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana embangunan Jangka Menengah Nasional (RJMN) Tahun ; 36) eraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang edoman engelolaan Keuangan Daerah; 5

14 37) eraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang elaksanaan eraturan emerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara enyusunan, engendalian dan Evaluasi elaksanaan Rencana embangunan Daerah; 38) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang edoman enyusunan Laporan elaksanaan Rencana engelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana emantauan Lingkungan Hidup (RL); 39) eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 40) eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi enilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota; 41) eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2008 tentang ersyaratan Kompetensi Dalam enyusunan Dokukmen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan ersyaratan Lembaga elatihan Kompetensi enyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 42) eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya engelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya emantauan Lingkungan Hidup dan Surat ernyataan Kesanggupan engelolaan dan emantauan Lingkungan Hidup; 43) eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2010 tentang ersyaratan dan Tata ara Lisensi Komisi enilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 44) eraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Rencana embangunan Jangka anjang (RJ) Daerah ; 45) eraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana embangunan Jangka Menengah Daerah (RJMD) Tahun ; 46) eraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun ; 47) eraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi erangkat Daerah emerintah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 21); 48) eraturan Bupati Sukabumi Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Rencana embangunan Jangka Menengah ; 49) eraturan Bupati Sukabumi Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis erangkat Daerah ; 6

15 50) eraturan Daerah Nomor 56 Tahun 2012 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Maksud dan Tujuan Renstra BLH sebagai dokumen perencanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen BLH di dalam mewujudkan visi dan misi daerah, cita-cita dan tujuan organisasi, arah pembangunan yang disepakati bersama. Tujuannya adalah mengoptimalkan penggunaan sumberdaya BLH dan stakeholders terkait agar dapat bersinergis, terpadu, terarah, terintegrasi dan terkoordinasi serta saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak dalam mencapai tujuan bersama Sistematika Sistematika penulisan Rencana Strategis BLH Tahun terdiri atas: BAB I BAB II : ENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan, landasan hukum dan sistematika penulisan : GAMBARAN ELAYANAN ERANGKAT DAERAH (D) Menggambarkan Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi D, Sumber Daya D, Kinerja elayanan D, Tantangan dan eluang engembangan elayanan D BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS OKOK DAN FUNGSI Menjelaskan isu-isu strategis yang akan dihadapi, berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi D dalam periode BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Berisikan tujuan dan sasaran serta strategi dan kebijakan D yang berpedoman pada tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan RJM Daerah. BAB V : RENANA ROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMOK SASARAN DAN ENDANAAN INDIKATIF 7

16 Menjelaskan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan pendekatan kinerja, program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan, penentuan lokasi kegiatan dan sumber pendanaan. BAB VI : INDIKATOR KINERJA BLH MENGAU ADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD TAHUN BAB VII : ENUTU 8

17 II GAMBARAN ELAYANAN ERANGKAT DAERAH 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur erangkat Daerah Berdasarkan eraturan Daerah Nomor 25.Tahun 2012 tentang Organisasi erangkat Daerah emerintah dan eraturan Daerah Nomor 56 Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup bahwa merupakan Lembaga Teknis Daerah unsur pendukung tugas Bupati yang melaksanakan urusan di bidang lingkungan hidup, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas pokok, mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja di bidang lingkungan hidup; b. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup; c. pembinaan, pengendalian dan pengawasan tugas di bidang kesekretariatan; tata lingkungan dan analisis dampak lingkungan; pengawasan dan pengendalian pencemaran lingkungan; pengendalian kerusakan lingkungan; kemitraan, pengembangan kapasitas dan penaatan hukum lingkungan; d. pembinaan dan pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kearsipan; e. penerbitan izin di bidang lingkungan hidup yang menjadi kewenangan badan; f. penerbitan rekomendasi/pengesahan analisis dampak lingkungan, UKL-UL, SL, ILH dan dokumen lingkungan hidup lainnya yang setara untuk penerbitan perizinan oleh SKD terkait; g. pengawasan dan pengendalian teknis pasca penerbitan perizinan yang diterbitkan badan dan SKD terkait; h. pembinaan UTB di lingkungan badan; i. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain di bidang tugasnya; j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas; dan k. pelaporan hasil pelaksanaan tugas. 9

18 Adapun Struktur Organisasi mengacu pada SOTK baru Tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.1, terdiri dari: a. Kepala b. Sekretariat, membawahkan: 1. Sub Bagian erencanaan dan rogram 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Tata Lingkungan dan Analisis Dampak Lingkungan, membawahkan: 1. Sub Bidang Tata Lingkungan 2. Sub Bidang Analisis Dampak Lingkungan d. Bidang engawasan dan engendalian encemaran Lingkungan, membawahkan: 1. Sub Bidang engawasan dan engendalian B3, Limbah B3, dan sampah 2. Sub Bidang engawasan dan engendalian encemaran Air, Tanah dan Udara e. Bidang engendalian Kerusakan Lingkungan, membawahkan: 1. Sub Bidang engendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air 2. Sub Bidang engendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati, esisir dan Laut f. Bidang Kemitraan, engembangan Kapasitas dan enaatan Hukum Lingkungan, membawahkan: 1. Sub Bidang Kemitraan dan engembangan Kapasitas Lingkungan 2. Sub Bidang enaatan Hukum Lingkungan g. Unit elaksana Teknis Badan (UTB) Laboratorium Lingkungan 1. Kepala UTB 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Kelompok Jabatan Fungsional Keahlian Khusus h. Kelompok Jabatan Fungsional 10

19 Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi 11

20 2.2. Sumber Daya erangkat Daerah Kepegawaian Sumberdaya aparatur pegawai BLH yang merupakan salah satu modal dasar untuk menciptakan profesionalisme adalah sebagian besar berpendidikan Sarjana. Adapun komposisi pegawai BLH berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1. Komposisi egawai BLH berdasarkan Tingkat endidikan NO. endidikan Golongan Jumlah I II III IV 1 SD SLT - 3 SLTA Sarjana Muda / Akademi STRATA 1 (S1) STRATA 2 (S2) STRATA 3 (S3) 1 1 Jumlah Selain jumlah pegawai tersebut, di BLH terdapat Tenaga Kerja Sukarela (TKS) sebanyak 8 orang Sarana dan rasarana Salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran pelaksanaan tugas adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang tersedia di Dinas Lingkungan Hidup Daerah sebagai berikut: 1 (satu) lokal bangunan untuk sekertariat 2 (dua) lokal bangunan untuk kepala bidang dan kasubid 1 (satu) lokal bangunan UTB Laboratorium Lingkungan 1 (satu) lokal bangunan untuk aula 2 (dua) lokal bangunan untuk smoking area dan kantin 1 (satu) lokal bangunan untuk Bank Sampah percontohan 4 (empat) unit mobil operasional bidang 1 (satu) unit mobil operasional sekretariat 1 (satu) unit mobil operasional laboratorium 12

21 1 (satu) unit mobil operasional pemantauan dan pengawasan kualitas lingkungan 1 (satu) paket perlengkapan alat-alat laboratorium lingkungan 2.3. Kinerja elayanan erangkat Daerah Kinerja elaksanaan Standar elayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Mengacu pada Visi, Misi, Kebijakan Umum yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Tahun , bahwa Stándar elayanan Minimal (SM) bidang lingkungan hidup meskipun tidak tercantum secara eksplisit dalam misi Badan Lingkungan Hidup, akan tetapi dalam mewujudkan misi tersebut, penerapan Standar elayanan Minimal sudah masuk di dalamnya dan diakomodir pada kegiatan secara berkesinambungan hingga tahun 2013 sesuai batas akhir pencapaian SM. Adapun pelaksanaan tahun 2014 dan 2015 didasarkan kebijakan daerah dan kelayakan atau relevansi dari setiap jenis pelayanan dalam mengukur kinerja urusan lingkungan hidup. Berdasarkan eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar elayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah rovinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. eraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang etunjuk Teknis Standar elayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah rovinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Bahwa SM Bidang Lingkungan Hidup yang menjadi kewenangan kabupaten/kota dan dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah yang menangani urusan lingkungan hidup, dalam hal ini, memiliki 4 (empat) jenis pelayanan dasar, yaitu: 1. elayanan pencegahan pencemaran air; 2. elayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak; 3. elayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa; dan 4. elayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Adapun realisasi dari pelaksanaan tiap jenis pelayanan dasar tersebut setiap tahun dari adalah sebagai berikut : 13

22 Tabel 2.2. Realisasi Target encapaian SM Jenis elayanan encegahan encemaran Air Tahun Target Realisasi encapaian ersentase (%) Fisik (erusahaan) ersentase (%) Fisik (erusahaan) (%) , * Ket : * Tahun 2014 adalah masa transisi, target disesuaikan dengan tahun 2013 Realisasi kinerja SM Jenis elayanan encegahan encemaran Air periode sebesar 100% atau sebanyak 24 usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi persyaratan administrasi dalam kepemilikan dokumen lingkungan, dan persyaratan teknis sehingga air limbah yang dihasilkan memenuhi baku mutu. Tabel 2.3. Realisasi Target encapaian SM Jenis elayanan encegahan encemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak Tahun Target Realisasi encapaian ersentase (%) Fisik (erusahaan) ersentase (%) Fisik (erusahaan) (%) * Ket : * Tahun 2014 adalah masa transisi, target disesuaikan dengan tahun 2013 Realisasi kinerja SM Jenis elayanan encegahan encemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak periode sebesar 100% atau sebanyak 20 usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi persyaratan administrasi dalam kepemilikan dokumen lingkungan, dan persyaratan teknis emisi dari sumber tidak bergerak (cerobong) sehingga emisi udara yang dikeluarkan memenuhi baku mutu. Tabel 2.4. Realisasi Target encapaian SM Jenis elayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau Tanah untuk roduksi Biomassa Tahun Target Realisasi encapaian 14

23 ersentase Fisik ersentase Fisik (%) (%) (Ha) (%) (Ha) * , Ket : * Tahun 2014 adalah masa transisi, target disesuaikan dengan tahun 2013 Realisasi kinerja SM Jenis elayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau Tanah untuk roduksi Biomassa hingga Tahun 2015 sebesar 0,045 % atau sebanyak 150 Ha dari target Ha. ada tahun 2013 hanya dilaksanakan penyusunan peta kondisi awal luas wilayah untuk kegiatan produksi biomassa. ada tahun 2015 dilakukan.encapaian target tersebut tidak terealisasi secara optimal setiap tahunnya karena terbatasnya sumber daya manusia, luasnya wilayah yang teridentifikasi sebagai lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa, sarana prasarana, dan anggaran yang dialokasikan untuk mendukung pencapaian target tersebut. Tabel 2.5.Realisasi Target encapaian SM Jenis elayanan Tindak Lanjut engaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan encemaran dan/atau erusakan Lingkungan Hidup Tahun Target Realisasi encapaian ersentase (%) Fisik (engaduan) ersentase (%) Fisik (engaduan) (%) * Ket : * Tahun 2014 adalah masa transisi, target disesuaikan dengan tahun 2013 ada periode Tahun target jumlah pengaduan masyarakat yang ada dan ditangani terkait lingkungan hidup sebanyak 50 pengaduan. Akan tetapi jumlah pengaduan yang ada dan ditangani pada sebanyak 38 pengaduan. Secara keseluruhan pencapaian indicator kinerja untuk pengaduan masyarakat terkait lingkungan hidup yang ada dan ditangani sebesar 100% Kinerja encapaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ada RJMD

24 Sasaran dan indicator kinerja urusan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh dalam RJMD adalah sebagai berikut : Tabel 2.6. Indicator dan Target Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Indikator Kinerja apaian Kinerja (%) akupan engawasan Terhadap elaksanaan AMDAL Kualitas Air Sungai Sesuai Standar engendalian Kualitas Udara ada Lokasi Rawan encemaran Udara enanganan Hukum Terhadap encemar Lingkungan 50,6 60,8 70, , erusahaan erusahaan erusahaan erusahaan erusahaan erusahaan 20,0 33,3 53,3 66, Sungai 6 Sungai 10 Sungai 15 Sungai 20 Sungai 25 Sungai Titik 2 Titik 4 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik , engaduan 3 engaduan 9 engaduan 5 engaduan 7 engaduan 12 engaduan 1. akupan engawasan Terhadap elaksanaan AMDAL Realisasi indikator kinerja RJMD untuk akupan engawasan Terhadap elaksanaan AMDAL periode sebanyak 27 usaha dan/atau kegiatan, atau 100%. dengan ketaatan terhadap ketentuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang tertuang dalam dokumen AMDAL mencapai 65%. 2. Kualitas Air Sungai Sesuai Standar Realisasi indikator kinerja RJMD untuk Kualitas Air Sungai Sesuai Standar periode sebanyak 25 sungai yang telah dilakukan pemantauan dan pengendalian kualitas airnya dari target 48 sungai utama yang ada di. Adapun kondisi air sungai dari 25 sungai tersebut berada pada posisi Tercemar Ringan. 3. engendalian Kualitas Udara ada Lokasi Rawan encemaran Udara Realisasi indikator kinerja RJMD untuk engendalian Kualitas Udara ada Lokasi Rawan encemaran Udara periode sebanyak 10 titik pemantauan. 4. enanganan Hukum Terhadap encemar Lingkungan Realisasi indikator kinerja RJMD untuk enanganan Hukum Terhadap encemar Lingkungan Udara periode sebanyak 38 pengaduan. 16

25 Selain pencapaian kinerja dari target kinerja SM Bidang Lingkungan Hidup dan RJMD Urusan Lingkungan Hidup, terdapat beberapa capaian yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kabupaten Sukabumi, antara lain: Tabel 2.7. encapaian Kinerja elaksanaan Tupoksi INDIKATOR KINERJA endapatan Asli Daerah (AD) KINERJA Sejak tahun 2012 menetapkan AD melalui layanan pengujian kualitas lingkungan yang dilaksanakan oleh UTB Laboratorium Lingkungan. Dasar hokum yang digunakan adalah eraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 Tentang emakaian Kekayaan Daerah Berupa Laboratorium Lingkungan, Kesehatan Hewan dan Veteriner. Berikut ini target dan realisasi AD UTB Laboratorium Lingkungan : Target Realisasi Linear (Target) 120,453, ,944, ,000, ,000,000 76,312,728 71,116,000 30,000,000 50,000,000 Izin Lingkungan Izin 85 Izin 29 IL 10 IL 8 IL 32 IL 15 IL 29 IL Izin LH (IL 8 Izin 11 Izin 8 Izin TS 20 Izin 11 Izin TS 21 Izin TS dan Izin TS LB3) TS LB3 TS LB3 LB3 TS LB3 LB3 LB3 Rekomendasi AMDAL, UKL- UL, SL AMDAL : 40 (Hingga 2015) UKL-UL : 736 (Hingga 2015) SL : 1143 (Hingga 2015) Sarana, rasarana dan SDM engelolaan Lingkungan Hidup Bank Sampah : 88 Unit (Hingga 2015) IAL Komunal : 7 Unit (Hingga 2015) Sarana engelolaan Sampah : 993 Unit (Hingga 2015) Kader Lingkungan : 47 Orang (Setiap Kecamatan) Sekolah Berbudaya Lingkungan : : 30 Sekolah (SD, SM, SMA) 2.4. Tantangan dan eluang engembangan elayanan erangkat Daerah Mendasarkan pada kondisi eksisting saat ini serta dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi, penduduk serta perubahan sosial dan budaya maka yang menjadi tantangan potensial dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

26 a. Wilayah yang luas merupakan daerah yang rentan terhadap bencana alam (Gunung berapi, Tsunami, Gelombang pasang) b. Sukabumi merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang jika diekploitasi dan digunakan dengan tidak mengindahkan keberlanjutan akan berdampak terhadap pencemaran dan kerusakan sumberdaya alam (SDA) c. Ancaman terhadap kerusakan ekosistem akibat bencana alam (abrasi, banjir dan gerakan tanah, dll) maupun perilaku manusia (penambangan liar, penjarahan hutan, dan penangkapan ikan dengan bahan peledak, dll) d. otensi pencemaran yang diakibatkan oleh industri, kendaraan bermotor, sampah, maupun limbah rumah tangga e. Ancaman kerusakan kawasan hutan, pantai, sungai akibat peningkatan aktifitas pariwisata yang tidak ramah lingkungan, serta masih kurangnya pendekatan lingkungan dalam penataan kawasan wisata f. Terpusatnya kegiatan industri hanya di daerah utara yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan di wilayah tersebut g. Masih lemahnya komitmen dan pemahaman para pemangku kepentingan, pelaku industri/dunia usaha, masyarakat dan stakeholders dalam pelestarian fungsi lingkungan h. Sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan ketersediaan anggaran pengelolaan lingkungan yang belum memadai. Mengacu pada kompleksitas tantangan pengelolaan lingkungan hidup di, diperlukan upaya terencana dalam mengoptimalkan peluang yang ada menjadi unsur kekuatan untuk menjaga kelesatrian fungsi lingkungan hidup dalam mendukung pembangunan, dikarenakan: a. memiliki wilayah yang sangat luas terdiri dari Gunung, Rimba, Laut, antai dan Sungai b. Sukabumi merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) c. Sukabumi merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang besar d. merupakan salah satu daerah penyangga Jabodetabek e. memiliki keanekaragaman hayati yang banyak f. Ketersediaan pasokan dan kualitas sumber daya alam di Kabupaten Sukabumi g. menjadi tempat tumbuhnya industri karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibukota sehingga memudahkan untuk pemasaran hasil produksi dari kegiatan industri 18

27 h. erangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Lingkungan Hidup memiliki sumberdaya manusia yang cukup berkualitas i. engembangan pengetahuan sumberdaya aparatur, kesadaran masyarakat, LSM, dunia usaha dan stakeholders lainnya untuk berperan aktif, baik dalam pengelolaan lingkungan hidup, informasi lingkungan, kesadaran hukum dan kerjasama merupakan kunci utama dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan j. ersepsi yang sama dari para pengambilan kebijakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan secara benar dan baik. III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi ermasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi elayanan erangkat Daerah 19

28 Urusan lingkungan hidup mengambil peran dalam mensukseskan tercapainya Visi , yaitu Terwujudnya Yang Religius dan Mandiri. Ada beberapa permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian, diantaranya sebagai berikut : a. Bagi sebagian besar para pelaku usaha, masyarakat dan para pengambil kebijakan masih beranggapan bahwa melakukan proses produksi atau kegiatan yang ramah lingkungan memerlukan biaya yang mahal dan memperbesar biaya produksi dan memperkecil keuntungan serta menghambat investasi b. Terbatasnya kelompok masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan belum terintegrasi dengan pemerintah secara program dan perencanaan, serta terbatasnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya menjaga kualitas lingkungan untuk menjaga kualitas hidup manusia c. eningkatan aktifitas transportasi dan industri sebagai peningkatan aktifitas perekonomian dan bisnis memang terus diupayakan. Kondisi ini suka tidak suka menyebabkan meningkatnya pencemaran lingkungan d. Keterpihakan para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup masih relatif rendah sehingga upaya penguatan kelembagaan lingkungan hidup dan alokasi anggaran masih relatif rendah dibandingkan dengan sektor lain e. ermasalahan lingkungan dalam pengelolaan sampah yang belum sepenuhnya dapat menerapakan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), meningkatnya pembuangan limbah cair domestik dan home industry ke aliran sungai dengan tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, penyerobotan daerah sempadan sungai untuk permukiman, serta keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kondisi ini menyebabkan tidak saja mengurangi estetika lingkungan tetapi telah mengancam pada pencemaran lingkungan f. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan sampah secara mandiri g. Ancaman peningkatan pencemaran air tanah yang menyebabkan air tanah ke depan tidak layak untuk dikonsumsi, menurunnya kuantitas air tanah dan debit sungai h. Ancaman bencana alam yang meliputi letusan gunungapi, gempa bumi, angin ribut, banjir, tanah longsor, tsunami, serta kekeringan menjadi tantangan dimasa depan, sehingga usaha penanggulangan bencana dan penyadaran masyarakat harus terus dilakukan i. enurunan kualitas sumberdaya hutan dan lahan yang ditandai dengan semakin bertambahnya luas lahan kritis dan nilai kekritisan lahan 20

29 j. eningkatan sumber emisi gas rumah kaca, emisi gas buang sumber bergerak dan tidak bergerak k. eningkatan limbah cair, padat, dan B3 l. Kurangnya penyediaan ruang terbuka hijau khususnya di Kawasan erkotaan m. Degradasi keanekaragaman hayati n. engelolaan lingkungan areal pertambangan dan bertambahnya penambangan illegal tanpa izin 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan rogram Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang dan capaian kinerja yang telah diraih periode sebelumnya, Visi embangunan untuk periode adalah : Terwujudnya Yang Religius dan Mandiri Berdasarkan identifikasi visi pembangunan serta penjabaran secara umum, maka ditetapkan misi pembangunan daerah jangka menengah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan; 2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius; 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional; dan 4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah. Dalam mengoptimalkan potensi yang telah dimiliki, mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada, memanfaatkan peluang, serta menghadapi tantangan, untuk mewujudkan Masyarakat yang Religius dan Mandiri, maka rumusan empat Misi ditetapkan dalam tujuan operasional yaitu: Misi 1 - Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan; a. Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis, lembaga keuangan pertanian b. Meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan minapolitan 21

30 c. Meningkatkan kesempatan dan produktivitas Kerja serta melindungi hak-hak pekerja d. Menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan e. Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat berbasis potensi local f. Meningkatkan kesehjahteraan Masyarakat melalui pengembangan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi local Misi 2 - Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius; a. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan b. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat c. Meningkatkan kinerja birokrasi pemerintahan yng efektif dan efisien Misi 3 - Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional; a. Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih Misi 4 - Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah; a. Meningkatkan Kualitas elayanan Rumah Sakit Kepada Masyarakat b. Meningkatkan Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat c. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang mendukung perekonomian Dalam mewujudkan Visi, khususnya terkait dengan tugas dan fungsi (BLH) terdapat pada Misi ke 4 (empat) yaitu Optimalisasi elayanan Kesehatan, endidikan dan Infrastruktur Daerah. Dalam rangka mewujudkan pencapaian Misi 4 yaitu Optimalisasi elayanan Kesehatan, endidikan dan Infrastruktur Daerah ditempuh melalui prioritas pembangunan yang terkait dengan Lingkungan Hidup yaitu Kualitas elayanan Inftrastruktur Dasar Telaahan Renstra K/L dan Renstra rovinsi/kabupaten/kota eningkatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah merumuskan tujuan pembangunan Tahun , yaitu memastikan kondisi lingkungan berada 22

31 pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan tujuan pembangunan ini, peran utama Kementerian tahun yang akan diusung, adalah : (1) Menjaga kualitas LH yang memberikan daya dukung, pengendalian pencemaran, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim; (2) Menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora dan fauna serta endangered species; (3) memelihara kualitas lingkungan hidup, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan sumberdaya. Sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun adalah : (1) Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan (2) Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan NB. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport (3) Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perisak ozon, dan lain-lain) Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 23

32 Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang yang hendak dilaksanakan meliputi: kebijakan dan strategi pengembangan wilayah; kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang; dan kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang. Dalam hal kebijakan pengembangan wilayah di diwujudkan melalui pembagian 2 (dua) Wilayah engembangan (W) yaitu W Utara dan W Selatan. Adapun strategi pengembangan wilayah untuk kawasan diatas dilakukan dengan mengendalikan pengembangan wilayah, mendorong pengembangan wilayah, membatasi pengembangan wilayah dan meningkatkan pengembangan wilayah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam membatasi pengembangan wilayah adalah dengan mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung yang telah ditetapkan. Berikut ini kebijakan dan strategi pembangunan dengan mengacu kepada RTRW Tahun : 24

33 No Kebijakan Strategi 1 encapaian luas kawasan lindung hutan dan non hutan; a. Menetapkan kawasan-kawasan di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi lindung menjadi kawasan lindung; b. Meningkatkan fungsi kawasan lindung; c. Memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi; dan d. Membatasi pengembangan prasarana wilayah di sekitar kawasan lindung. 2 engembangan sentra agribisnis berorientasi sistem agropolitan dan minapolitan; 3 engembangan wisata budaya, wisata alam, dan wisata buatan memanfaatkan potensi alam dan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan budaya; 4 engembangan kawasan peruntukan industri bertumpu pada potensi sumber daya lokal; 5 engembangan sistem pusat kegiatan dan peningkatan sistem pelayanan sarana dan prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis; dan a. Meningkatkan akses jalan dari sentra produksi pertanian ke pusat pemasaran; b. Mengembangkan kawasan agrobisnis berorientasi agropolitan; c. Mempertahankan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (L2B); dan d. Mengembangkan kawasan minapolitan. a. Mengembangkan kawasan wisata budaya; b. Mengembangkan kawasan wisata alam; c. Mengembangkan kawasan wisata buatan; d. Mengembangkan komoditas wisata berorientasi pasar mancanegara, pelestarian lingkungan dan penelitian. a. Membangun dan menata kawasan industri; b. Membatasi pertumbuhan industri di luar kawasan industri; c. Mengembangkan dan menata industri rumah tangga; d. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan industri; dan e. Meningkatkan kemitraaan antar-industri. a. Memantapkan pengembangan 2 (dua) W dan 8 (delapan) SW dalam rangka pemerataan pembangunan wilayah Utara dan wilayah Selatan; b. Menetapkan sistem pusat kegiatan KNp, KW, KLp, KL, K, dan L; c. Memantapkan fungsi KNp dan KW sesuai standar pelayanan minimal; d. Menata dan mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan wilayah; e. Memantapkan keterkaitan fungsional antar pusat kegiatan perkotaan dan perdesaan secara sinergis; f. Mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan DAS dan mitigasi bencana; g. Menata kawasan perkotaan dalam rangka pengembangan koridor Barat Timur di wilayah Utara Kabupaten; dan h. Menata kawasan pesisir dalam rangka pengembangan koridor Barat Timur di wilayah Selatan Kabupaten. 6 eningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. a. Mendukung penetapan Kawasan Strategis Nasional dengan fungsi khusus ertahanan dan Keamanan; b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; c. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan. 25

34 Dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah perlu diperhatikan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). memasuki tahap ketiga Rencana embangunan Jangka anjang Daerah (RJD) Dalam upaya merespon permasalahan tersebut, emerintah Daerah Kabupaten Sukabumi berkehendak untuk menerapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam rangka evaluasi Rencana embangunan Jangka anjang Daerah (RJ) Tahun untuk memastikan bahwa ke depan kebijakan, rencana, dan/atau program (KR) pembangunan yang dirancang telah mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan keberlanjutan. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang erlindungan dan engelolaan Lingkungan Hidup, pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat dan melaksanakan KLHS. emerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan yang berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau KR pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi: - Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, - Rencana embangunan Jangka anjang (RJ), dan - Kebijakan, Rencana dan/atau rogram (KR) yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. enerapan KLHS ini berkaitan dengan masih banyaknya permasalahanpermasalahan di yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat dapat 26

35 terjaga sampai generasi yang akan datang. Berikut ini hasil analisis KLHS terhadap KR Kawasan : 27

36 No Kebijakan Strategi RTRW Tahun Isu Lingkungan Strategis Mitigasi erumusan Alternatif 1 encapaian luas kawasan lindung hutan dan non hutan; a. Menetapkan kawasan-kawasan di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi lindung menjadi kawasan lindung; b. Meningkatkan fungsi kawasan lindung; c. Memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi; dan d. Membatasi pengembangan prasarana wilayah di sekitar kawasan lindung. Ekosistem DAS imandiri Ekosistem DAS ikaso Ekosistem DAS iletuh Ekosistem DAS ibuni Ekosistem DAS isadane Ekosistem DAS itepus Ekosistem DAS itarum Ekosistem DAS iliwung Ekosistem DAS ibareno emanfaatan potensi hutan di kawasan sekitarnya perlu disertai dengan pemantauan dan pengendalian yang ketat, untuk menghindari terjadinya pembukaan lahan hutan yang tidak terkendali. emantapan upaya-upaya restorasi kawasan dan reklamasi kawasan yang sudah dalam kondisi kritis enertiban kegiatan budidaya di kawasan berfungsi lindung embinaan terhadap masyarakat pinggiran kawasan konservasi maupun kawasan lindung. enguatan pengembangan kawasan lindung; eningkatan perlindungan kawasan konservasi oleh desa akan urban belt eningkatan, engelolaan dan pemanfaatan luas area hutan serta potensi hutan secara terkendali khususnya dalam pembukaan lahan budidaya di hutan lindung dan juga pelestarian kawasan lindung yang disertai pemulihan lahan kritis. 2 engembangan sentra agribisnis berorientasi sistem agropolitan dan minapolitan; a. Meningkatkan akses jalan dari sentra produksi pertanian ke pusat pemasaran; b. Mengembangkan kawasan agrobisnis berorientasi agropolitan; c. Mempertahankan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (L2B); dan d. Mengembangkan kawasan minapolitan. Ekosistem DAS imandiri Ekosistem DAS ikaso Ekosistem DAS iletuh Ekosistem DAS ibuni Ekosistem DAS isadane Ekosistem DAS itepus Ekosistem DAS itarum Ekosistem DAS iliwung Ekosistem DAS ibareno embangunan infrastruktur penunjang kegiatan industri perikanan disertai dengan upaya peningkatan pengelolaan limbah keluarannya. emanfaatan lahan secara efisien untuk pengembangan budidaya perikanan, disertai dengan upaya optimalisasi produksi agar dapat menekan laju alih fungsi lahan. enetapan RTH sebanyak 30% dari luasan kawasan yang termanfaatkan engembangan kawasan strategis sesuai kepentingan pertumbuhan ekonomi sentra agribisnis yang berorientasi kepada pembangunan berkelanjutan yang beroriantasi pada agropolitan dan minapolitan dengan mengoptimalkan pusat-pusat pelayanan kawasan. 28

37 No Kebijakan Strategi RTRW Tahun Isu Lingkungan Strategis Mitigasi erumusan Alternatif 3 engembangan wisata budaya, wisata alam, dan wisata buatan memanfaatkan potensi alam dan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan budaya; a. Mengembangkan kawasan wisata budaya; b. Mengembangkan kawasan wisata alam; c. Mengembangkan kawasan wisata buatan; d. Mengembangkan komoditas wisata berorientasi pasar mancanegara, pelestarian lingkungan dan penelitian. Ekosistem DAS imandiri Ekosistem DAS ikaso Ekosistem DAS iletuh Ekosistem DAS ibuni Ekosistem DAS isadane Ekosistem DAS itepus Ekosistem DAS itarum Ekosistem DAS iliwung Ekosistem DAS ibareno erlu batas/zona yang jelas mengenai pengembangan pariwisata berbasis potensi alam yang memanfaatkan kawasan pesisir, diarahkan kepada green and clean development. engembangan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan di wilayah pesisir pantai harus berbasis kepada pemertahanan kualitas lingkungan sekitar dan pesisir. enataan perkembangan pariwisaata dalam kaitannya dengan pemijahan penyu; engendalian wisata berdasarkan daya dukung air jeram; engembangan kawasan peruntukan pariwisata terpadu berbasis lingkungan dan mengoptimalkan potensi alam secara berkelanjutan yang disertai upaya restorasi dan reklamasi kawasan yang tereksploitasi serta memperhatikan lingkungan hidup dan budaya sekitarnya. 4 engembangan kawasan peruntukan industri bertumpu pada potensi sumber daya lokal; a. Membangun dan menata kawasan industri; b. Membatasi pertumbuhan industri di luar kawasan industri; c. Mengembangkan dan menata industri rumah tangga; d. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan industri; dan e. Meningkatkan kemitraaan antar-industri. Ekosistem DAS imandiri Ekosistem DAS ikaso Ekosistem DAS iletuh Ekosistem DAS ibuni Ekosistem DAS isadane Ekosistem DAS itepus Ekosistem DAS itarum Ekosistem DAS iliwung Ekosistem DAS ibareno enerapan untuk perizinan pembangunan kawasan untuk industri perlu lebih ketat dan jelas, dan dipastikan ketersediaan air dan pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik kawasan. Masing-masing kegiatan industry harus memiliki unit engolahan Limbah yang sesuai dengan karakteristik jenis polutannya Dalam pembuatan IAL harus memperhitungkan stream Standard dari badan penerima Dilakukan evaluasi dan monitoring serta pemantauan secara berkala dan terus menerus terhadap effluent engembangan kawasan peruntukan industri sesuai dengan kemampuan lahan dan sumber daya yang ada di kawasan, seperti ketersediaan air, pemberlakukan effluent standar yang ketat, beban pencemar yang ditimbulkan harus dengan stream standar Badan Air enerima. 29

38 No Kebijakan Strategi RTRW Tahun Isu Lingkungan Strategis Mitigasi erumusan Alternatif 5 engembangan sistem pusat kegiatan dan peningkatan sistem pelayanan sarana dan prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis; dan i. Memantapkan pengembangan 2 (dua) W dan 8 (delapan) SW dalam rangka pemerataan pembangunan wilayah Utara dan wilayah Selatan; j. Menetapkan sistem pusat kegiatan KNp, KW, KLp, KL, K, dan L; k. Memantapkan fungsi KNp dan KW sesuai standar pelayanan minimal; l. Menata dan mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan wilayah; m. Memantapkan keterkaitan fungsional antar pusat kegiatan perkotaan dan perdesaan secara sinergis; Ekosistem DAS imandiri Ekosistem DAS ikaso Ekosistem DAS iletuh Ekosistem DAS ibuni Ekosistem DAS isadane Ekosistem DAS itepus Ekosistem DAS itarum Ekosistem DAS iliwung Ekosistem DAS ibareno enetapan RTH sebanyak 30% dari luasan kawasan yang termanfaatkan Munculnya pencemaran lingkungan baik air laut, udara maupun pencemaran air permukaan perlu diantisipasi dengan penyertaan pengelolaan limbah secara baik Kegiatan industri yang dilakukan baik skala besar maupun kecil harus dilengkapi dokumen pengelolaan lingkungan yang terarah dan dipastikan telah memuat upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang memenuhi syarat. engendalian pertambangan mineral logam elaksanaan RKL dan RL LTU Dihindari pengembangan sarana jaringan jalan yang memanfaatkan kawasan berfungsi lindung erlu ditekan pemanfaatan kawasan hutan bakau untuk dimanfaatkan sebagai lahan untuk pembangunan infrastruktur pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah. engembangan sarana transportasi publik yang lebih ramah lingkungan dan memiliki pelayanan yang handal eningkatan teknologi pengelolaan limbah yang dapat meminimalisir dampak kegiatan, baik kegiatan budidaya maupun non budidaya. engembangan sarana dan sistem jaringan prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis dengan memperhatikan kawasan berfungsi lindung dan memepertahankan kawasan yang yang memiliki vegetasi ataupun potensi alam yang langka. 30

39 No Kebijakan Strategi RTRW Tahun n. Mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan DAS dan mitigasi bencana; o. Menata kawasan perkotaan dalam rangka pengembangan koridor Barat Timur di wilayah Utara Kabupaten; dan p. Menata kawasan pesisir dalam rangka pengembangan koridor Barat Timur di wilayah Selatan Kabupaten. Isu Lingkungan Strategis Mitigasi erumusan Alternatif 6 eningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. e. Mendukung penetapan Kawasan Strategis Nasional dengan fungsi khusus ertahanan dan Keamanan; f. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; g. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan h. Turut serta menjaga dan memelihara asetaset pertahanan dan keamanan. Ekosistem DAS imandiri Ekosistem DAS ikaso Ekosistem DAS iletuh Ekosistem DAS ibuni Ekosistem DAS isadane Ekosistem DAS itepus Ekosistem DAS itarum Ekosistem DAS iliwung Ekosistem DAS ibareno Disertai dengan kegiatan restorasi dan reklamasi lahan kritis Membatasi pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya yang berada di kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi khusus pertahanan dan keamanan eningkatan kapasitas tata kelola kabupaten pada sektor pemerintahan. eningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara dengan menguatkan garis pertahanan pesisir sebagai kedaulatan NKRI. 31

40 3.5. enentuan Isu-Isu Strategis Berdasarkan hasil identifikasi tantangan, peluang, dan permasalahan serta kondisi terkini lingkungan hidup. Dengan mempertimbangkan analisis dari instrumen kebijakan, kajian lingkungan dan pemanfaatan ruang, pengelolaan lingkungan dalam pembangunan menjadi konteks penting agar pembangunan di berkelanjutan. Terdapat beberapa isu strategis yang menjadi prioritas dalam pengelolaan lingkungan, diantaranya: a. Luasnya wilayah pengelolaan lingkungan hidup b. ertumbuhan jumlah penduduk yang akan berpengaruh terhadap kebutuhan sumber daya alam c. Kurangnya ketersediaan peraturan daerah dan pemanfaatannya dalam pengelolaan lingkungan d. Keterbatasan pelaksanaan penegakan hukum lingkungan e. Rendahnya kepedulian dan kesadaran serta peran serta masyarakat, dunia usaha dan stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup f. Terbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup g. Rendahnya ketersediaan data yang berkualitas h. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak menerapkan konsep keberlanjutan (sustainable) i. Meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan di Kabupaten Sukabumi j. encemaran dan kerusakan akibat penambangan, habitat pesisir dan ekosistem laut k. Kompleknya permasalahan lingkungan di 32

41 IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah erangkat Daerah Sebagai manifestasi terhadap upaya pencapaian Visi Bupati Sukabumi eriode Yaitu TERWUJUDNYA KABUATEN SUKABUMI YANG RELIGIUS DAN MANDIRI, Misi ke-4 Bupati Sukabumi eriode yang menjadi acuan pelaksanaan Urusan Lingkungan Hidup yaitu pada Misi Optimalisasi elayanan Kesehatan, endidikan dan Infrastruktur Daerah, serta 5 (Lima) rogram rioritas (Janji) Bupati Sukabumi eriode Tahun menuju Sukabumi Lebih Baik, terutama yang berkenaan dengan lingkungan yaitu embangunan Infrastruktur Dan engembangan ariwisata Sukabumi Menjadi Destinasi Wisata Dunia Dan Optimalisasi emanfaatan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Yang Berwawasan Lingkungan salah satunya melalui elaksanaan Sukabumi Go Green. Tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan hidup dirumuskan sebagai berikut: a. Tujuan 1. engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 2. erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Serta Keanekaragaman Hayati b. Sasaran 1. Meningkatnya engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 2. Meningkatnya erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Serta Keanekaragaman Hayati 3. Meningkatnya Ekosistem dan Sumber Daya esisir Selanjutanya untuk tujuan, sasaran jangka menengah Badan Lingkungan Hidup periode bisa dilihat di bawah ini: 33

42 TARGET KINERJA SASARAN INDIKATOR EKSISTING No. TUJUAN SASARAN SATUAN ADA TAHUN KE- SASARAN (2015) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 3 erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Serta Konservasi Sumber Daya Alam Meningkatnya engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Meningkatnya erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Serta Keanekaragaman Hayati Meningkatnya Ekosistem dan Sumber Daya esisir enanganan engaduan Lingkungan Hidup Jumlah Masyarakat, Lembaga/ Kelompok Masyarakat, Stakeholders dalam engelolaan Lingkungan Hidup Menurunnya Jumlah encemaran Air Sungai Menurunnya Jumlah encemaran Udara Tertanganinya Izin Lingkungan dan Izin LH Menurunnya encemaran Akibat Limbah B3 dan Sampah ersentase eningkatan engelolaan Tutupan Lahan (Vegetasi) ersentase eningkatan engelolaan Taman Keanekaragaman Hayati ersentase eningkatan engelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem dan Sumber Daya esisir engaduan Naskah MoU Belum ada naskah MoU Sungai Titik Izin % % % Belum ada pengelolaan Taman Kehati % Strategi dan Kebijakan Guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan hidup yang telah ditetapkan, diperlukan strategi sebagai berikut: Tujuan 1 engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup a. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Tujuan 2 Meningkatkan erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam a. elestarian Fungsi, emeliharaan dan emanfaatan KEHATI serta Sumber Daya Alam Berkelanjutan Dalam rangka penguatan strategi, diperlukan dukungan kebijakan yang akan menjadi pendorong kelancaran dan keterpaduan pencapaian tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan hidup di, diantaranya: Kebijakan 1 - Meningkatkan pelayanan penanganan pengaduan kasus lingkungan hidup; mengembangkan NS/LH, termasuk 34

43 Kebijakan 2 Kebijakan 3 Kebijakan 4 di dalamnya jabatan fungsional; meningkatkan kerjasama dengan aparat penegak hukum/perda - Membina dan meningkatkan kapasitas SDM, partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup - Identifikasi dan penanganan terhadap sumber-sumber pencemaran - enerbitan izin lingkungan dan izin LH Kebijakan 5 - Menerapkan standar/aturan mengenai b3, limbah b3; pengembangan upaya 3r, bank sampah, pengomposan dan sistem pengolahan sampah yang terpadu; mengembangkan program adipura yang lebih komprehensif Kebijakan 6 - Melakukan upaya rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terkoordinasi; melakukan inventarisasi grk secara berkesinambungan; meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat terkait perubahan iklim Kebijakan 7 Kebijakan 6 - Meningkatkan kualitas dan kuantitas kehati dengan melakukan perlindungan spesies, ekosistem dan genetik - Melakukan inventarisasi, assessment (penilaian), dan secara terkoordinasi melakukan pemulihan, rehabilitasi, pesisir dan laut yang rusak 35

44 No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja enjelasan Strategi Arah Kebijakan rogram 1 engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Meningkatnya engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup enanganan engaduan Lingkungan Hidup Jumlah Masyarakat, Lembaga/ Kelompok Masyarakat, Stakeholders dalam engelolaan Lingkungan Hidup Menurunnya Jumlah encemaran Air Sungai Jumlah engaduan Lingkungan Hidup Yang Ditangani ukup Jelas Jumlah Sungai yang Dipantau Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Meningkatkan pelayanan penanganan pengaduan kasus lingkungan hidup; mengembangkan NS/LH, termasuk di dalamnya jabatan fungsional; meningkatkan kerjasama dengan aparat penegak hukum/perda Membina dan meningkatkan kapasitas SDM, partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup Identifikasi dan penanganan terhadap sumber-sumber pencemaran rogram engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Menurunnya Jumlah encemaran Udara Jumlah Titik/Lokasi Rawan encemaran Udara Tertanganinya Izin Lingkungan dan Izin LH Jumlah Izin Lingkungan dan Izin LH yang Dterbitkan enerbitan izin lingkungan dan izin LH Menurunnya encemaran Akibat Limbah B3 dan Sampah ersentase eningkatan engelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah Menerapkan standar/aturan mengenai b3, limbah b3; pengembangan upaya 3r, bank sampah, pengomposan dan sistem pengolahan sampah yang terpadu; mengembangkan program adipura yang lebih komprehensif 36

45 3 Meningkatkan erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Meningkatnya erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Serta Keanekaragaman Hayati Meningkatnya Ekosistem dan Sumber Daya esisir ersentase eningkatan engelolaan Tutupan Lahan (Vegetasi) ersentase eningkatan engelolaan Taman Keanekaragaman Hayati ersentase eningkatan engelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem dan Sumber Daya esisir ukup Jelas ukup Jelas ukup Jelas elestarian Fungsi, emeliharaan dan emanfaatan KEHATI serta Sumber Daya Alam Berkelanjutan Melakukan upaya rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terkoordinasi; melakukan inventarisasi grk secara berkesinambungan; meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat terkait perubahan iklim Meningkatkan kualitas dan kuantitas kehati dengan melakukan perlindungan spesies, ekosistem dan genetik Melakukan inventarisasi, assessment (penilaian), dan secara terkoordinasi melakukan pemulihan, rehabilitasi, pesisir dan laut yang rusak rogram erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam 37

46 V RENANA ROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMOK SASARAN, DAN ENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (Renstra) merupakan pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahunan Badan Lingkungan Hidup. Berdasarkan perumusan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup untuk tahun , disusun rencana operasional meliputi program, kegiatan, indicator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. rogram ini merupakan penjabaran dari kebijakan strategis BLH dengan tetap mengacu pada program pembangunan program yang tertuang dalam RJMD Kabupaten sukabumi , yang mana terdapat 2 program utama dan 5 program pendukung bersifat rutin dan tidak termasuk pada belanja program urusan wajib dan pilihan, sebagai berikut : 1. rogram Utama a. rogram engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup b. rogram erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam 2. rogram endukung a. rogram elayanan Administrasi erkantoran b. rogram eningkatan Sarana dan rasarana Aparatur c. rogram eningkatan Disiplin Aparatur d. rogram eningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur e. rogram eningkatan engembangan Sistem elaporan apaian Kinerja dan Keuangan rogram dan Kegiatan rioritas 1. rogram : engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Indikator Kinerja : 1) enanganan pengaduan lingkungan hidup Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah tertanganinya pengaduan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target 38

47 per tahun sebanyak 12 pengaduan yang tertangani, dan pada akhir periode terdapat 72 pengaduan yang tertangani. 2) Jumlah masyarakat, lembaga/kelompok masyarakat, stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah terjalinnya kesepahaman dengan masyarakat, lembaga/kelompok masyarakat, stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan melalui Naskah MoU. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target per tahun sebanyak 10 Naskah MoU, dan pada akhir periode terdapat 60 Naskah MoU. 3) Menurunnya jumlah pencemaran air sungai Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah berkurangnya jumlah sungai yang tercemar. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini tidak bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target sebanyak 3 sungai yang dipantau pada tahun pertama, 4 sungai pada tahun kedua dan ketiga, dan 5 sungai pada tahun keempat, kelima dan keenam, dan pada akhir periode terdapat 26 sungai yang dipantau. 4) Menurunnya jumlah pencemaran udara Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah berkurangnya jumlah titik/lokasi rawan pencemaran udara. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini tidak bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target sebanyak 10 titik yang dipantau setiap tahun, dan pada akhir periode terdapat 10 titik yang dipantau. 5) Tertanganinya izin lingkungan dan izin LH Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah jumlah izin lingkungan dan izin LH yang diterbitkan. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target per tahun sebanyak 100 izin, sehingga pada akhir periode terdapat 600 izin yang tertangani. 6) Menurunnya pencemaran akibat limbah B3 dan sampah Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah meningkatnya pengelolaan B3, limbah B3, dan sampah. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target pada tahun pertama sebanyak 50%. Target tersebut meningkat 2% per tahun, sehingga pada akhir periode tercapai 60%. 39

48 Kelompok Sasaran : Masyarakat, lembaga masyarakat, sekolah-sekolah, perguruan tinggi, pemrakarsa usaha/kegiatan, instansiinstansi di Kegiatan : 1. enanganan dan enerapan Hukum Lingkungan 2. enyusunan Kebijakan elayanan ublik engaduan Masyarakat 3. enerapan dan engembangan Sistem engaduan Lingkungan Hidup Secara Online 4. enyusunan eraturan Lingkungan Hidup Daerah 5. engembangan EM (Environment ollution ontrol Manager) 6. Kajian Daya Tampung dan Daya Dukung Lingkungan 7. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 8. enajaman erencanaan Lingkungan Hidup 9. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RJMD 10. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) esisir 11. emberdayaan Masyarakat dalam engelolaan Lingkungan 12. embinaan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) 13. eningkatan Kapasitas engelola Lingkungan Hidup dan Stakeholders 14. Teknologi Tepat Guna Lingkungan 15. embangunan Sarana dan rasarana Fisik Lingkungan Hidup (DAK) 16. engelolaan Kota Bersih dan Teduh 17. engendalian encemaran Air 18. enetapan Daya Tampung Beban encemaran Air pada Sumber Air 19. enetapan Kelas Air pada Badan Air 20. engembangan IAL Domestik, Rumah Sakit, Industri, dan Kawasan Industri 21. rogram Kali Bersih (ROKASIH) 22. enyusunan dan Kajian rofil Lingkungan Hidup 23. enerapan rogram eringkat Kinerja erusahaan (ROER) 24. eningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan 25. engendalian encemaran Udara 26. emantauan Kualitas Udara Ambien 27. emantauan Emisi Sumber Bergerak dan Sumber Tidak Bergerak 28. enetapan Tempat Khusus Merokok di Tempat Umum 29. Sosialisasi Kawasan Bebas Asap Rokok 30. engawasan Ketaatan Usaha/Kegiatan Terhadap Izin Lingkungan dan Izin LH 31. embinaan Teknis Izin Lingkungan, AMDAL, UKL-UL, SL 32. embinaan Teknis Izin erlindungan dan engelolaan Lingkungan Hidup 33. eningkatan Kapasitas Komisi AMDAL 40

49 34. engembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan 35. enerapan Instrumen Ekonomi Lingkungan 36. engendalian encemaran B3 dan Limbah B3 37. engendalian encemaran Sampah 38. enyusunan Kebijakan Manajemen dan Kerjasama engelolaan ersampahan 39. eningkatan eran Serta Masyarakat dalam engelolaan B3, Limbah B3, dan Sampah 40. Lomba K3 2. rogram : erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Indikator Kinerja : 1) ersentase eningkatan engelolaan Tutupan Lahan (Vegetasi) Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah meningkatnya tutupan vegetasi. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target per tahun sebanyak 2% dan pada tahun pertama sebanyak 51%, sehingga pada akhir periode tercapai 61%. 2) ersentase eningkatan engelolaan Taman Keanekaragaman Hayati Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah meningkatnya pengelolaan keanekaragaman hayati. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target pada tahun pertama 0%, tahun kedua dan ketiga 5%, tahun keempat, kelima dan keenam 10%, sehingga pada periode tercapai sebesar 40%. 3) ersentase eningkatan engelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem dan Sumber Daya esisir Keluaran (output) dari Indikator Kinerja ini adalah meningkatnya pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem dan sumber daya pesisir. Target kinerja dari Indikator Kinerja ini bersifat akumulatif. Melalui pertimbangan sumber daya ditetapkan target pada tahun pertama sebesar 40%. Target tersebut meningkatn sebanyak 2% per tahun, sehingga pada akhir periode tercapai 50%. Kelompok Sasaran : Kelompok masyarakat peduli lingkungan, masyarakat umum terutama di daerah resapan air, pemrakarsa usaha/kegiatan, dan stakeholder lainnya Kegiatan : 1. Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau Tanah untuk roduksi Biomassa 2. Kajian Kerentanan Masyarakat Terhadap erubahan Iklim 41

50 3. engelolaan Tutupan Vegetasi 4. rogram Kampung Iklim 5. Mitigasi Bencana dan Adaptasi Mitigasi erubahan Iklim 6. engendalian Kerusakan Lingkungan dan Sumber Daya Alam 7. engendalian Kerusakan Lingkungan dan Sumber Daya Alam Kawasan Geopark iletuh 8. Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) 9. Rencana Aksi Daerah (RAD) enurunan Emisi Gas Rumah Kaca 10. engelolaan Keanekaragaman Hayati 11. enyusunan rofil Keanekaragaman Hayati 12. enyusunan Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 13. enyusunan DRB Hijau 14. enyusunan Rencana erlindungan dan engelolaan Lingkungan Hidup (RLH) 15. emantauan dan Evaluasi elaksanaan Rencana erlindungan dan engelolaan Lingkungan Hidup (RLH) 16. Inventarisasi dan Analisis Data dan Informasi Sumber Daya Alam 17. engelolaan dan Rehabilitasi Terumbu Karang, Mangrove, adang Lamun, Estuaria, dan Teluk 18. engelolaan esisir Terpadu 19. enyusunan Sitem Informasi engendalian Kerusakan esisir Berbasis SIG 20. Kajian dan enyusunan Basis Data esisir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan enginderaan Jauh (J) rogram endukung (Rutin) 1. rogram elayanan Administrasi erkantoran Kegiatan yang mendukung program ini yaitu: 1) elayanan Administrasi erkantoran 2. rogram eningkatan Sarana dan rasarana Aparatur Kegiatan yang mendukung program ini antara lain: 1) embangunan Gedung Kantor 2) Rehabilitasi Gedung Kantor 3) embangunan agar Kantor 4) engadaan Kendaraan Dinas/Operasional 5) engadaan eralatan dan erlengkapan Kantor 6) engadaan eralatan Gedung Kantor 7) engadaan erlengkapan Gedung Kantor 8) engadaan Mebeulair 42

51 9) engadaan erangkat Komputer 10) engadaan Alat Studio dan Komunikasi 11) enataan Halaman Kantor 12) emeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 13) emeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 14) emeliharaan Rutin/Berkala Komputer 15) emeliharaan Rutin/Berkala Alat Studio dan Komunikasi 16) emeliharaan Rutin/Berkala A 17) emeliharaan Rutin/Berkala Mebeulair 18) emeliharaan Rutin/Berkala Halaman dan Taman 19) emeliharaan Rutin/Berkala Instalasi Listrik 20) emeliharaan Rutin/Berkala eralatan Gedung Kantor 21) emeliharaan Rutin/Berkala erlengkapan Gedung Kantor 3. rogram eningkatan Disiplin Aparatur Kegiatan yang mendukung program ini antara lain: 1) engadaan Mesin/Kartu Absensi 2) engadaan akaian Dinas Beserta erlengkapannya 4. rogram eningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan yang mendukung program ini antara lain: 1) endidikan dan elatihan Formal 2) Bimbingan Teknis eningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 3) eningkatan Sistem engendalian Intern emerintah 4) Orientasi eningkatan Kapasitas SDM Dinas 5) Bimbingan Teknis dan endalaman Bidang Tugas 6) engembangan Kapasitas dan Keterampilan Sumber Daya Aparatur 5. rogram eningkatan engembangan Sistem elaporan apaian Kinerja dan Keuangan Kegiatan yang mendukung program ini antara lain: 1) enyusunan Dokumen erencanaan 2) enyusunan Dokumen erencanaan Keuangan 3) enyusunan elaporan apaian Kinerja dan Ihtisar Realisasi Kinerja SKD 4) enyusunan LAporan rognosis dan Realisasi Anggaran 5) enyusunan Laporan Keuangan 6) Monitoring dan Evaluasi 43

52 enjabaran dari masing-masing program prioritas dan pendukung, kegiatan, indicator output, dan pendanaan indikatif selama periode tertuang pada Lampiran Matriks Rencana Strategis. 44

53 VI INDIKATOR KINERJA ERANGKAT DAERAH YANG MENGAU ADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD Mengacu pada Rencana embangunan Jangka Menengah Daerah (RJMD), telah memuat beberapa indikator kinerja yang harus dicapai oleh melalui beberapa program prioritas pembangunannya. Indikator tersebut merupakan indikator program dan sasaran kegiatan yang harus dicapai selama periode , sebagai berikut: TUJUAN SASARAN ROGRAM INDIKATOR KINERJA ENJELASAN SATUAN Kondisi Kinerja Awal RJMD (Tahun 2015) Tahun 2016 Tahun 2017 TARGET KINERJA Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Kondisi Kinerja Akhir eriode engendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Meningkatnya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup rogram engendalian encemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup enanganan pengaduan lingkungan hidup Jumlah masyarakat, lembaga/ kelompok masyarakat, stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup Menurunnya jumlah pencemaran air sungai Menurunnya jumlah pencemaran udara Tertanganinya izin lingkungan dan izin LH Jumlah pengaduan lingkungan hidup yang ditangani cukup jelas Jumlah sungai yang dipantau Jumlah titik/lokasi rawan pencemaran udara Jumlah izin lingkungan dan izin LH yang diterbitkan engaduan Naskah MoU Sungai Titik Izin

54 Meningkatkan erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Meningkatnya erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam serta keanekaragaman hayati Meningkatnya ekosistem dan sumber daya pesisir rogram erlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Menurunnya pencemaran akibat limbah B3 dan sampah ersentase peningkatan pengelolaan tutupan lahan (Vegetasi) ersentase peningkatan pengelolaan taman keanekaragaman hayati ersentase peningkatan pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem dan sumber daya pesisir ersentase peningkatan pengelolaan B3, limbah B3 dan sampah % ukup jelas % ukup jelas % ukup jelas %

55 VII ENUTU Rencana Strategis merupakan penjabaran dari Rencana embangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Selanjutnya dokumen Renstra secara teknis menjadi pedoman dalam perencanaan tahunan perangkat daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja erangkat Daerah (Renja D) selama 5 (lima) tahun kedepan. Selain itu dokumen Renstra menjadi pedoman untuk mengukur kinerja capaian pelaksanaan Rencana Kerja yang ditetapkan pada setiap akhir tahun anggaran. ada akhirnya keberhasilan/ketidakberhasilan pelaksanaan pembangunan di, sangat tergantung pada partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan, serta sikap mental, tekad, semangat, dan ketaatan azas para penyelenggara pemerintah daerah. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi langkah kita dalam melaksanakan agenda pembangunan menuju terwujudnya yang religius dan mandiri. 47

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKABUMI Nomor : 900/ -BLH/2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKABUMI Nomor : 900/ -BLH/2011 TENTANG EMERINTAH KABUATEN SUKABUMI DINAS LINGKUNGAN HIDU Komplek erkantoran Jajaway Jl. Jendral Sudirman Telepon (0266) 436428 Fax. (0266) 436427 E-mail: blh@sukabumikab.go.id Website: http://kabsukabumi.silh.menlh.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015 LAMIRAN I ERATURAN BUATI ROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2014 TANGGAL BAB I ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang erencanaan pembangunan daerah diartikan sebagai suatu proses penyusunan tahap-tahap kegiatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arah pembangunan ditentukan oleh perencanaan pembangunan yang dilaksanakan baik dalam lingkup daerah (kabupaten/kota), provinsi maupun nasional. Seperti yang termaktub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMIRAN : ERATURAN WALIKOTA MADIUN - 1 - NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : BAB I ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang enyusunan perencanaan pembangunan merupakan salah satu kewajiban daerah yang tercantum dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN (BAPEDAL ) Nomor : / /2014 Banda Aceh, Maret 2014 M Lampiran : 1 (satu) eks Jumadil Awal

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ` BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Ba terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu unsur Pimpinan (Kepala Ba), Pembantu Pimpinan (Sekretaris Sub Bagian)

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR : 140/28/KEP/2016

KEPUTUSAN KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR : 140/28/KEP/2016 KEUTUSAN KEAA DESA BADAMITA KABUATEN BANJARNEGARA NOMOR : 140/28/KE/2016 TENTANG EMBENTUKAN TIM ENYUSUN RENCANA KERJA EMERINTAH DESA (RK Desa) DESA BADAMITA TAHUN 2017 KEAA DESA BADAMITA, Menimbang : :

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA RENJA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH `BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1488, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekosentrasi. Lingkungan Hidup. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Kabupaten Musi Rawas memiliki luas baku lahan 635.717,15 Ha dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BERITA DAERAH KOTA DEPOK BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH RENCANA KERJA

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN Renja SKPD atau Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan satu dokumen

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

BAB GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR BAB GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR.1 Tugas Pokok dan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis. TA 2013. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang cukup pelik dan sulit untuk dihindari. Jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya kita panjatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Organisasi Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah merupakan Dinas unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup dan

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN III.1. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD BLH Provinsi Tahun 2015 Permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan yang dampaknya berkesinambungan dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur, sampai dengan saat ini masih belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 41

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN No. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN 1 Kepala Dinas 2 Sekretaris Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan program/kegiatan di bidang sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2017 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus ada dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2019 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN GARUT KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional seperti yang telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor Renstra 2011-2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Renstra Kota Metro merupakan suatu proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kota Metro selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PEKALONGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA ACARA KNOWLEDGE MANAGEMEN FORUM 2015 (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)

Lebih terperinci

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menghadapi situasi nasional dan global yang cepat mengalami perubahan serta dalam semangat otonomi daerah diperlukan kesiapan yang mantap di semua sektor pembangunan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jl. Raya Dringu No. 81 Telp/Fax (0335) 433860 website: www.blh.probolinggokab.go.id - email:

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KLH 2014

RENCANA KERJA KLH 2014 2014 RENCANA KERJA KLH 2014 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PESISIR SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian Rencana kerja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA STAF AHLI WALIKOTA WALIKOTA BOGOR, Menimbang :

Lebih terperinci

Perencanaan Perjanjian Kinerja

Perencanaan Perjanjian Kinerja Bab II Perencanaan Perjanjian Kinerja Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 37 Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan BAB XXVII BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 540 Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Kepala

Lebih terperinci