PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 I Gusti Ayu Bintang Yuniari, NIM Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ayubintangyuniari@gmail.com, dayudarmayanti1984@yahoo.com, sriindriani6114@gmail.com Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan (1) mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menerapkan model picture and picture pada siswa kelas X MIA 6 SMA N 1 Mengwi dan (2) mengetahui aktivitas siswa kelas X MIA 6 SMAN 1 Mengwi terhadap penggunaan model picture and picture. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi yang berjumlah 37 orang. Objek penelitian ini adalah penggunaan model picture and picture dalam peningkatan menulis puisi siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan observasi. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil kemampuan menulis puisi dengan model picture and picture dan metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dalam menulis puisi dengan model picture and picture. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif-kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu data awal skor rata-rata klasikal 50,27% dengan kategori rendah. Siklus I diperoleh skor rata-rata klasikal 64,17% dengan kategori cukup baik, sedangkan pada siklus II skor rata-rata klasikal siswa menjadi 79,16% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model picture and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa di kelas X MIA 6 SMAN 1 Mengwi dan model picture and picture dapat membuat siswa kelas X MIA 6 SMAN 1 Mengwi menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa. Kata kunci: model picture and picture, menulis puisi. Abstract This CAR (Classroom Action Researh) aimed to 1) to know the improvement of poetry writing skill by implementing picture model into X MIA 6 students of SMA N 1 Mengwi, 2) to know the X MIA 6 students activity related to the use of picture model. The subjects of this study were 37 X MIA 6 Students of SMA N 1 Mengwi. The object of this study was the use of picture model to improve students poetry writing skill. The methods of this study were test and

2 observation. Test used for obtaining data about the result of poetry writing skill with picture model. Observation used for obtaining the data about student s poetry writing s activity by using picture model. Those data analyzed by using descriptive quantitative qualitative technique. The result of this study explained that the classical average data in the beginning was 50.27% and belonged to low category. 1 st cycle obtained % and it belonged to quite good, but 2 nd cyclw obtained 79.16% and it belonged to good. Based on the result, it concluded that picture model could improve students poetry writing competency in X MIA 6 class of SMAN 1 Mengwi and the students could participate actively which could be seen by the result of the observation itself. Keyword: picture model, poetry writing PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa Indonesia mencakup/empat/aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan itu adalah menulis. Menulis adalah penyampaian informasi melalui media tulis. Hal tersebut senada dengan pendapat Suparno dan Yunus (2016: 4) yang mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan yang disampaikan melalui goresan tangan untuk menyampaikan ide-ide atau pikiran secara sistematis agar pembaca mudah memahami. Pendapat tersebut juga disampaikan oleh Syamsudin (2009: 35) yang menyatakan bahwa menulis merupakan aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami pembaca. Begitu juga pendapat Rosidi (2009: 2) yang mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca. Menulis merupakan suatu proses yang dilakukan secara tersusun sehingga memudahkan pembaca. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Ahmadi (1990: 20) yang mengemukakan bahwa menulis atau mengarang adalah proses menyusun, mencatat, dan mengomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif, dan diajarkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tentang konvensional yang dapat dilihat atau dibaca. Dengan demikian, dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu gagasan atau ide yang dimiliki oleh seseorang untuk menyampaikan atau memberi informasi kepada pendengar melalui bahasa tulis agar mudah dipahami. Keterampilan menulis merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Di samping pembelajaran menulis di sekolah, ada pembelajaran sastra yang diajarkan. Pembelajaran sastra di sekolah terkait mengapresiasi sastra, ada berbagai aspek yang terkandung di dalamnya, mulai memahami isi suatu karya sastra sampai dengan menciptakan karya sastra. Siswa seharusnya tidak hanya disuguhi teori tetapi siswa juga harus tahu cara mengapresiasi sastra. Apresiasi yang merupakan sebuah istilah dalam bidang sastra dan seni pada umumnya sebenarnya lebih mengacu pada aktivitas memahami, menginterpretasi, menilai, dan pada

3 akhirnya, memproduksi sesuatu yang sejenis dengan karya yang diapresiasikan. Oleh karena itu, kegiatan apresiasi tidak hanya bersifat reseptif atau menerima sesuatu secara pasif, tetapi juga yang lebih penting apresiasi bersifat produktif menghasilkan sesuatu secara aktif. Salah satu kegiatan apresiasi yang bersifat produktif adalah menulis puisi. Kegiatan menulis puisi sebagai bagian pembelajaran sastra sangat penting, baik di dalam pembelajaran sastra itu sendiri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki keterampilan menulis puisi, siswa dapat lebih peka terhadap keadaan sekitarnya bahkan, lebih jauh siswa dapat mengkritisi pengalaman jiwa yang pernah dialami dengan menuangkannya dalam bentuk puisi. Melalui kegiatan menulis puisi, siswa diajak untuk merenungkan hakikat hidup meskipun masih dalam tataran yang sederhana. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat menguasai kemampuan menulis puisi. Menulis puisi adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga tulisan tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara berhasil. Kemudian, keterampilan menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis yang bersifat literer (Depdiknas, 2004: 9). Berkaitan dengan pernyataan di atas, dalam kegiatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA), keterampilan menulis puisi menjadi salah satu bagian keterampilan bersastra yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa. Hal ini tertuang pada silabus SMA kelas X. Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 4.17 dalam Kurikulum 2013 (K-13) yang berbunyi menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya. (Kemendikbud, 2016: 18). Keterampilan menulis puisi memiliki beberapa manfaat bagi siswa, khususnya siswa SMA, yaitu untuk membentuk karakter siswa, sportivitas siswa, memberikan sentuhan manusiawi, menumbuhkan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar yang diwujudkan dalam penegasan kata-kata dan pengembangan kemampuan siswa dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat atau tersurat dalam wujud karya puisi (Nurhayati dan Yuli Karsiah, 2000: 44). Kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk mencapai suatu tujuan dalam menulis puisi tersebut tidaklah mudah sebab dalam praktiknya, masih terdapat banyak kendala berkaitan dengan pembelajaran sastra, terutama mengenai pembelajaran menulis puisi. Pendekatan pembelajaran yang digunakan selama ini lebih menekankan pendekatan konsep daripada pendekatan yang lebih menekankan pada anggapan bahwa puisi sebagai suatu yang diciptakan untuk dinikmati. Selama ini, asumsi menulis puisi di mata siswa merupakan sebuah pelajaran yang sulit dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain. Selanjutnya, permasalahan yang muncul dalam pembelajaran puisi disebabkan oleh permasalahan kurangnya perhatian guru dan alokasi waktu pembelajaran puisi. Kurangnya perhatian terhadap pembelajaran puisi disebabkan oleh ketidakpahaman para guru terkait cara mengajarkan puisi dengan tepat. Permasalahan pembelajaran sastra

4 juga tampak dalam hal pengembangan straregi pembelajaran yang telah ada. Inovasi dalam pembelajaran jarang dilakukan oleh guru, baik dalam hal penerapan model pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun media pembelajaran yang inovatif. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan suatu upaya, yaitu dengan mengimplementasikan suatu metode yang inovatif yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar-mengajar sebagai pusat perhatian dan guru hanyalah sebagai fasilitator dalam mengupaya situasi untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Untuk itu, guru diharapkan pandai dalam memilih metode, teknik atau model pembelajaran sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam PP RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Pasal 19 ayat 1 seperti dalam kutipan tersebut. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Bertitik tolak dari hal di atas, dipandang perlu menggunakan model pembelajaran yang menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar menulis puisi. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah model picture and picture. Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu pembelajaran kooperatif (Agus Suprijono 2011: 125). Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran picture and picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan. Walaupun digolongkan dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan dibandingkan dengan model kooperatif lainnya. Kelebihan itu adalah meningkatkan cara berpikir terstruktur dan rasa bertanggungjawab pada diri siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan penerimaan materi yang lebih cepat dari siswa dan adanya respon siswa berupa tanggapan terkait pertanyaan yang diajukan oleh guru. Model pembelajaran picture and picture mampu mengarahkan siswa pada pola pikir terstruktur sehingga pembelajaran lebih menarik. Dipilihnya model pembelajaran picture and picture sebagai model dalam pembelajaran menulis puisi diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mencari ide untuk menulis puisi dan dapat lebih mudah mengembangkannya menjadi puisi yang menarik. Penerapan model picture and picture diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa SMA kelas X. SMA Negeri 1 Mengwi dipilih sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut memiliki kekurangan

5 dalam penerapan model pembelajaran. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Mengwi yang mewawancarai guru bidang studi Bahasa Indonesia dan salah satu siswa kelas X MIA 6, dapat dipaparkan bahwa hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru Bahasa Indonesia, khususnya yang mengajar sastra di kelas X MIA 6, Sagung Putri Anggarawati S.Pd. memberi informasi bahwa ternyata hasil pembelajaran menulis puisi siswa masih rendah. Minat belajar siswa di kelas X MIA 6 sangat kurang terhadap materi pembelajaran puisi dan sulit untuk menulis puisi. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar menulis puisi adalah dengan memberitahu siswa membuka buku paket siswa yang berisi contoh puisi, kemudian guru menyuruh siswa membaca puisi tersebut ke depan kelas tanpa memberi arahan untuk membuat puisi. Sementara itu, hasil wawancara dengan salah seorang siswa Ni Made Hari Yasoda didapatkan informasi bahwa siswa lebih menyukai menulis karya sastra yang lain, seperti drama. Hal tersebut dikarenakan oleh menulis puisi lebih sulit dibandingkan dengan karya sastra lainnya. Kesulitan yang dialami oleh siswa saat menulis puisi, yaitu menggunakan bahasa kiasan. Di samping itu, ada juga yang disebabkan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Mengwi, yang tidak menggunakan sumber belajar sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam menulis puisi. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut guna memberikan inovasi pembelajaran terhadap guru di sekolah tersebut. Oleh sebab itu, dengan dipilihnya sekolah ini diharapkan siswa-siswa di sekolah tersebut mendapatkan inovasi pembelajaran dalam menulis puisi. Siswa kelas X MIA 6 dijadikan subjek penelitian karena pemahaman puisi yang paling rendah terdapat di kelas tersebut. Hal ini ditunjukkan dari jumlah 37 siswa, dengan keterangan masih ada siswa yang memeroleh nilai di bawah KKM dengan nilai terendah adalah dengan jumlah 27 orang, lalu 6 orang sesuai KKM, yaitu 75, dan hanya 4 orang yang mendapat nilai di atas KKM untuk menulis puisi. Selain itu, kelas X MIA 6 dipilih karena sesuai dengan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang siswa di kelas itu, minat dan pengetahuan siswa sangat kurang dalam menulis puisi. Dengan demikian, penelitian ini bisa lebih intensif dilakukan dengan menerapkan metode picture and picture. Keberhasilan penerapan model picture and picture telah ditemukan oleh peneliti, salah satunya dalam penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2012) yang berjudul Penerapan Metode Picture and Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian sejenis yang kedua dilakukan oleh Maryanto (2013) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model Picture and Picture dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 01 Semarang. Kemudian, penelitian sejenis yang ketiga dilakukan oleh Suwidya (2015) yang berjudul Penerapan Metode Picture and Picture untuk Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Bahasa Jepang pada Siswa

6 Kelas X IIS 1 SMAN 4 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan objek dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu mengkaji model pembelajaran picture and picture. Namun, yang berbeda dari ketiga penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah subjek yang digunakan. Dalam hal ini, subjek penelitian yang akan peneliti teliti adalah siswa kelas X MIA 6 SMAN 1 Mengwi. Jadi, judul penelitian yang akan peneliti teliti adalah Penerapan Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi Tahun Pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Wendra (2014: 32) menyatakan rancangan penelitian merupakan strategi mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat/valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang secara kolaboratif antara peneliti, guru dan pihak sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 6 SMA 1 Mengwi. Dipilihnya siswa kelas X MIA 6 karena kemampuan menulis puisi masih kurang dan dapat dilihat bahwa minat siswa sangat kurang dalam menulis puisi dan skor yang diperoleh siswa masih di bawah 70, padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 75. Objek penelitian merupakan hal yang dikaji dalam penelitian tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan model belajar picture and picture dalam peningkatan menulis puisi siswa. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan metode observasi dan tes. Pertama, metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menerapkan model picture and picture. Kedua, peneliti menggunakan metode tes untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan menulis puisi dengan model picture and picture. Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Metode analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif merupakan suatu teknik yang menggunakan paparan sederhana yang berupa angka dan akan ditunjang dengan pemaparan berupa deskripsi. Dalam hal ini kemampuan menulis puisi diukur dengan menggunakan tes tulis (menulis puisi). Analisis data aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran picture and picture dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penentuan kriteria ketuntasan minimal disesuaikan dengan standar minimal yang digunakan di tempat penelitian yaitu SMA Negeri 1 Mengwi. Apabila 75% dari seluruh siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah dengan nilai 75 ke atas atau skor rata-rata kelas melebihi KKM yang dirancang oleh sekolah tersebut, penelitian dapat dihentikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian yang telah dirancang sebelumnya. Dalam penyajian hasil penelitian ini, akan dipaparkan data yang telah dikumpulkan dengan

7 metode dan teknik tertentu serta langkah-langkah yang dipakai untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian. Hasil penelitian ini diperoleh dari pra-tes atau refleksi awal, tes, dan pengamatan (observasi) melalui pelaksanaan rencana penelitian tindakan kelas. Adapun hasilnya sebagai berikut. Adapun langkah-langkah pembelajaran yaitu (1) guru menyampaikan salam dan mengecek kehadiran siswa, (2) guru memberikan apersepsi terkait dengan pengalaman nyata yang dialami peneliti dan mengaitkan beberapa contoh gambar suatu hal yang dapat dijadikan puisi, (3) menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran, (4) memberikan penjelasan terkait puisi dan penjelasan tentang model picture and picture ke dalam menulis puisi, (5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami penjelasan dari peneliti terkait dengan materi yang diberikan, (6) memberikan contoh picture and picture yang akan dijadikan puisi, (7) mengajukan beberapa pertanyakan kepada siswa terkait unsur-unsur yang terdapat pada puisi, (8) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan berpikir bersama untuk menyatukan pendapat tentang unsurunsur puisi, (9) memberikan beberapa gambar yang tidak berurutan kepada siswa yang telah disiapkan peneliti, (10) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan berpikir bersama untuk mengurutkan gambargambar menjadi urutan yang logis, (11) menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian untuk memasang gambar-gambar secara berurutan menjadi urutan yang logis di depan kelas, (12) mengamati pelaksanaan penulisan puisi dan memberikan bimbingan serta arahan kepada siswa tentang hasil yang akan ditulis ke dalam puisi, (13) memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menceritakan jawaban ke dalam bentuk puisi, (14) pengumpulan hasil tulisan (puisi) siswa, (15) melakukan penilaian terhadap aktivitas menulis puisi siswa, (16) memberikan umpan balik terhadap kegiatan menulis puisi siswa, (17) menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan serta mengevaluasi pembelajaran, (18) memberikan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan siswa dalam belajar menulis puisi, (19) mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Hasil pada siklus 1 kemampuan menulis puisi siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi setelah mendapatkan tindakan dari 37 siswa sebanyak 6 siswa yang tuntas mendapatkan nilai mencapai KKM 75 dan 31 orang siswa tidak tuntas dalam artian nilai belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Nilai rata-rata siswa dalam menulis puisi menggunakan model picture and picture setelah mendapat tindakan 64,17. Dari nilai rata-rata tersebut terjadi peningkatan nilai pratindakan sebesar Jika dilihat dari nilai yang ditargetkan pada silkus 1, yaitu 75, 31 siswa masih mendapatkan nilai di bawah nilai rata-rata (nilai KKM). Berdasarkan observasi yang dilakukan, aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses belajar menulis puisi dikriteriakan kurang baik. Hal ini di liat dari siswa yang berjumlah 37 orang saat mengikuti pelajaran, 23 orang siswa dikategorikan cukup aktif dan 14 siswa termasuk ke dalam kategori kurang aktif. Oleh karena, itu peneliti melanjutkan pada siklus II dengan

8 harapan siswa mampu mencapai nilai 75 dan mampu aktif dalam pelajaran. Hasil tindakan siklus II siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi, yaitu dari 37 siswa, sebanyak 37 siswa mampu mencapai nilai 75 (nilai KKM). Nilai rata-rata dalam menulis puisi dengan menggunakan model picture and picture setelah mendapatkan tindakan II terjadi peningkatan dari siklus I sebesar Aktivitas siswa dalam menulis puisi pada siklus II dari 37 siswa, 23 siswa dikategorikan sangat aktif dan 14 siswa dikategorikan aktif. PEMBAHASAN Dari hasil temuan di lapangan yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Mengwi, diperoleh hasil bahwa penggunaan model picture and picture sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi perlu dimaksimalkan lagi. Terdapat komponen-komponen penggunaan model picture and picture sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa yang belum sesuai, seperti puisi siswa masih ada yang belum memenuhi kriteria pedoman penulisan puisi. Sejalan dengan pendapat Kosasih (2014), struktur fisik puisi yang menjadi pedoman menulis puisi atau kriteria penulisan puisi terdiri dari judul, diksi, pengimajian, kata konkret, rima/ritma dan tata wajah (tipografi). Pada puisi yang telah ditulis oleh siswa yang belum sempurna yaitu adalah tata wajah (tipografi) dan rima/ritma. Pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil. Berdasarkan temuan yang pertama di lapangan, yaitu kemampuan menulis puisi siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai KKM siswa yang sudah memenuhi kriteria, yaitu 75 dan pembelajaran menulis puisi menggunakan model picture and picture mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berupa interaksi antar warga belajar. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dipengaruhi oleh dua faktor. Faktorfaktor yang memengaruhi keberhasilan siswa dalam menulis puisi, yaitu yang pertama adalah penggunaan model picture and picture dalam proses pembelajaran menulis puisi. Melalui penggunaan model picture and picture, siswa merasa lebih mudah menentukan topik dalam penulisan puisi. Model picture and picture merupakan kumpulan gambargambar yang telah diurutkan sesuai dengan urutan yang logis sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa, dan mengalami yang terdapat dalam gambar dan yang telah dituliskan. Faktor kedua, pemilihan dan penggunaan model picture and picture sangat mudah dipahami oleh siswa karena dari gambar-gambar tersebut, sudah dapat memancing pemikiran dari siswa itu sendiri. Penggunaan model picture and picture membantu siswa untuk menuangkan ide dan mengorganisasikan ide dengan lebih terstruktur dan tanpa perlu merasa ide yang digagas itu berhenti sampai di sana. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suprijono (2012) yang mengatakan bahwa model pembelajaran picture and picture itu suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Selain itu, model pembelajaran ini mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Temuan yang peneliti lakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryanto (2013) yang

9 berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model Picture and Picture dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 01 Semarang. Maryanto menunjukkan bahwa penggunaan model picture and picture memang benar dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran keterampilan menulis puisi dan dapat membantu siswa dalam memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan. Model picture and picture mampu membantu siswa dalam menulis puisi. Model picture and picture memberikan gambaran untuk memudahkan siswa dalam menulis puisi. Dari gambar-gambar yang ditunjukkan oleh siswa seolah-olah melihat, merasakan, dan mengalami dengan yang tergambar dalam gambar sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam menulis puisi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, pencapaian skor pratindakan, tindakan I, dan II. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tindakan II mengalami peningkatan. Pada pratindakan yaitu 50,27 dan nilai ratarata pada siklus I 64,17 dan hasil penugasan pada siklus II 79,16. Hal itu menunjukkan sebagian besar siswa mengalami peningkatan. Secara keseluruhan dan berdasarkan hasil rata-rata, terjadinya peningkatan dan tercapainya ketuntasan karena sudah melebihi KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah, yaitu 75. Temuan kedua, yaitu siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis puisi. Ini merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang telah diperoleh siswa. Siswa mengalami peningkatan dalam menulis puisi dan siswa merasa sangat mudah menulis puisi ketika diberikan model belajar berupa model picture and picture dengan berbagai macam tema, tentunya yang dekat dengan lingkungan mereka. Sementara itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus II, aktivitas siswa selama pembelajaran menulis puisi dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dapat diamati dari penilaian yang diberikan oleh observer/peneliti ketika mengamati aktivitas belajar siswa. Pada siklus II, dapat dilihat siswa yang masuk ke dalam kategori sangat aktif ada 23 orang siswa dan siswa dengan kategori aktif sebanyak 14 orang siswa. Tidak ada yang masuk ke dalam kategori cukup, kurang, ataupun sangat kurang aktif. Hal ini terlihat baik terkait dengan aktivitas siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jadi, penggunaan model picture and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes menulis puisi pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemui oleh guru dan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, penggunaan model picture and picture dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam upaya peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat

10 disimpulkan sebagai berikut ini. (1) Penggunaan model picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi. Hal tersebut terlihat dari perolehan skor tes menulis puisi siswa pada siklus I yaitu 64,17 dan pada siklus II yaitu Pada kedua siklus terus mengalami peningkatan sehingga mencapai KKM, yaitu 75. Pada setiap tahap pembelajaran skor siswa selalu mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal, siklus I, dan siklus II. (2) Aktivitas belajar siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Mengwi dengan penggunaan model picture and picture berlangsung terlihat lebih aktif dibandingkan saat mengikuti pembelajaran tanpa penggunaan model picture and picture. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa nilai ratarata aktivitas siswa siklus I dan II mengalami peningkatan. Hal ini diindikasikan dari banyaknya siswa yang mengacungkan tangan dan bertanya. Ketertiban siswa juga sudah tampak pada sesi tanya-jawab. Semua siswa tampak aktif dan antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Bahkan ada siswa yang antusias untuk mencoba bertanya walaupun tidak ditunjuk oleh peneliti. Pada siklus II ini, siswa juga lebih serius memperhatikan penjelasan peneliti jika dibandingkan pada siklus I. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan model picture and picture dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Terkait dengan simpulan di atas, diajukan saran sebagai berikut. Pertama bagi guru harus pintar memilih model pembelajaran yang inovatif, bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang baik. Penggunaan model pembelajaran picture and picture sangat tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran menulis puisi akan memperoleh hasil yang baik. Kedua, saran untuk pihak sekolah, yakni hasil penelitian ini dapat direkomendasikan untuk dibaca oleh guru-guru agar dapat melakukan pembelajaran dengan model picture and picture yang lebih baik. Selain itu, hasil penelitian ini direkomendasikan kepada kepala sekolah untuk diadakan suatu pelatihan modelmodel pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Ketiga, bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas dan mencoba menerapkan model picture and picture pada materi lain agar hasilnya dapat menjadi bahan konfirmasi terhadap penerapan model tersebut. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono Model-model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya. Ahmadi, Mukhsin Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh. Departemen Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fauzi, Rahmat Penerapan Metode Picture and Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII D SMP

11 Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Kemendikbud Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMA/MA/SMK/MAK) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tersedia pada: m. Diakses tanggal 9 Agustus Kosasih Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Maryanto, Joni Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model Picture And Picture dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 01 Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Malang. Nurhayati dan Yuli Karsiah Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Memahami Puisi dengan Model Strata Norma. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jakarta: LPTK dan ISPI. VII, Rosidi, Imbron Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Suparno dan Yunus Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Persada. Suwidya, I Dewa Gede Penerapan Metode Picture and Picture untuk Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Bahasa Jepang pada Siswa Kelas X IIS 1 SMAN 4 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Syamsuddin dan Vismala S. Damajanti Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rodaskarya. Wendra, I Wayan Buku Ajar Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.