BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Sengon dikenal dengan nama ilmiah paraserianthes falcataria (L) Nielsen termasuk dalam famili Fabaceae, Sengon adalah tanaman yang berasal dari wilayah Haiti, Indonesia(Maluku), Papua New Guinea, dan Kepulauan Solomon. Tanaman Sengon sering digunakan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari karena pertumbuhan pohon yang relatif lebih cepat dari pohon lainnya, biasanya pohon sengon digunakan untuk pembangunan rumah, Pembuatan Kapal, industri palet, industri kertas, perabotan rumah tangga, papan peti kemas dan masih banyak manfaat yang bisa dimanfaatkan dari kayu Pohon Sengon.[2] Pohon sengon merupakan salah satu unsur sumber dapa penting yang mampu memberi kontribusi terhadap kebutuhan kayu nasional. Namun produksi kayu mengalami naik turun, Penyebab Kurangnya Jumlah Produksi tanaman Sengon adalah Sering terserang hama dan penyakit yang menyebabkan pertumbuhan terganggu dan tidak dapat tumbuh menjadi besar dan hasil produksi tanaman menjadi tidak optimal. Banyak jenis penyakit yangdapat menyerang tanaman sengon serta sulitnya proses deteksi karena adanya kemiripan gejala yang ditimbulkan membuat para petani sengon tidak bisa melakukan langkah pencegahan dan pengendalian yang berbeda. Jika salah dalam menerapkan langkah pencegahan dan pengendalian untuk menangani suatu penyakit, maka penyakit tidak bisa diatasi secara tepat sehingga tanaman akan terjangkit penyakit tersebut dan pertumbuhan pohon sengon akan terganggu, kemungkinan terburuknya adalah tanaman sengon akan mengalami kematian dan mengurangi hasil produksi. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan seorang ahli yang bisa membantu dalam mendateksi 1

2 2 penyakit pada tanaman sengon sedini mungkin agar dapat segera dilakukan proses pencegahan untuk menghindari dari penyakit yang menyerang.[3] Sistem pakar adalah suatu bagian kecerdasan buatan atau Aritificial Intelegent (AI) yang cukup lama pada tahun pertengahan 1960an sistem ini mulai dikembangkan. Sistem pakar pertama kali muncul di kembangkan oleh nawel simon adalah general porpoise problem soler (GPS). Sampai sekarang ini sudah banyak sistem pakar yang di buat seperti DENDRAL untuk mengidentifikasi struktur molekul campuran yang tak di kenal, MYCIN untuk diagnosis penyakit, XCON dan XSEL yang berfungsi membatu konfigurasi sistem komputer besar, SOPHIE yang digunakan sebagai analisis sirkuit elektronik, prospector berfungsi di bidang geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit, FOLIO bermanfaat untuk membantu mengambil keputusan bagi seorang manager dalam investasi, Delta digunakan sebagai pemeliharaan lokomotif listrik disel dan sebagainya.[1] Sistem pakar berasal dari kata knowledge-based expartsystem. Istilah yang muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar diambil dari pengetahuan seorang pakar yang diimplikasikan kedalam sebuah sistem komputer. Seorang yang awam menggunakan sistem pakar untuk membantu memecahkanan suatu permasalahan, dan seorang ahli dibidangnya atau pakar menggunakan sistem pakar untuk pangkalan pengetahuan. Berikut adalah pengertian sistem pakar menurut para ahli.[1] Sistem pakar merupakan suatu sistem yang dibuat untuk dapat menirukan keahlian seorang ahli atau pakar dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu permasalahan. Sistem pakar akan membuat suatu permasalahan dapat dipecahkan yang di dapat dari dialog dengan pengguna sistem. Sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Implementasi sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu

3 3 menyelesaikan masalah semi-terstruktur, Mendukung manajer dalam mengambil keputusan, meningkatkan efektifitas dalam pengambilan keputusan.[1] Penelitian kali ini akan merancang sebuah sistem Pakaryang mampu mendeteksi jenis penyakit dengan gejala awal menggunakan Metode Case Based Reasoning (CBR),metode CBR ialah Sebuah metode untuk pemecahan sebuah masalah atau kasus baru yang merujuk pada kasus kasus sebelumnya.case based Reasoning menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) atau komputasi atau komputasi yang menitikberatkan pemecahan dengan berdasarkan ada kasus kasus sebelumnya. Sistem akan melakukan komputasi dari kasus yang terdahulu untuk menemukan solusi untuk kasus yang baru.[7] Aplikasi ini juga akan memberikan informasi mengenai cara pencegahan dan pengendalian yang tepat terhadap penyakit yang menyerang tanaman sengon. Cased Based Reasoning merupakan salah satu metode untuk membangun sebuah sistem dengan pengambilan keputusan dari kasus yangbaru dengan berdasarkan solusi dari kasus kasus sebelumnya. Konsep dari metode case based reasoning ditemukan dari ide untuk menggunakanpengalaman-pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru. Para decisionmaker kebanyakan menggunakan pengalaman pengalaman dari problem solving terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang. Apabila ada kasus baru maka akan disimpan pada basis pengetahuan sehingga sistem akan melakukan learning dan knowledge yang dimiliki oleh sistem akan bertambah.[7] Dalam proses diagnosa penyakit diperlukan penjabaran ciri-ciri gejala yang menyertai hasil diagnosa dan dapat melakukan evaluasi apakah hasil diagnosa tersebut perlu dilakukan modifikasi atau tidak. Case Based Reasoning (CBR) memiliki kemampuan diagnosa berbasis kasus dan

4 4 memberikan informasi secara otomatis berdasarkan pengetahuan terdahuluyang dapat direvisi untuk menyesuaikan dengan permasalahan terbaru. Sehingga pengetahuan CBR akan terus berkembang. Pemecahan masalah baru pada CBR dilakukan dengan cara mencari permasalahan sejenis di masa lamapu dan memberikan solusi berdasarkan permasalahan yang paling mirip yang ada di dalam case memory. Permasalahan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersimpan di dalam case memory yang dapat direvisi untuk memecahkan permasalahan di masa datang.[7] Metode Case Based Reasoning digunakan karena dalam masalah yang dialami tanaman sengon biasanya memiliki kemiripan gejala-gejala dengan permasalahan yang sudah ada, jadi metode CBR cocok untuk digunakan di dalam sistem pakar yang akan di buat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul SISTEMPAKAR MENDETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN SENGONMENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. 1.2 Rumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang masalah tersebut di atass, maka penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana membuat aplikasi untuk mendeteksi penyakit pada tanaman sengon dengan metode Case Based Reasoning? 1.3 Batasan Masalah Dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu masalah, maka diperlukan pembatasan atau ruang lingkup pembahasan. Terdapat batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Dalam aplikasi ini menggunakan metode Case Based Reasoning.

5 5 2. Di dalam aplikasi ini menggunakan tanaman sengon dan penyakit yang diamati pada daun, cabang, dahan, ranting, dan batang pada pohon. 3. Dalam perancangan pembuatan sistem informasi ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan untuk: Membuat sistem yang dapat memdeteksi penyakit pada tanaman sengon dan membuat suatu sistem pakar dengan menggunakan metode Case Based Reasoning.Membuat sebuah sistem yang dapat memberikan solusi tentang penyakit yang menyerang tanaman sengon. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari laporan penelitian ini antara lain : 1. Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan mengenai sistem pendukung keputusan dengan metode Case Based Reasoning dan menganalisis permasalahan baik secara teori maupun praktik dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah. 2. Bagi Pengguna Mempermudah petani untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, mengetahui penyakit apa yang sedang dialami oleh tanaman sengon, efisiensi untuk mengetahui dengan pasti apa yang dialami tanaman sengon. 3. Bagi Universitas Sebagai sarana untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan penguasaan mahasiswa tentang teori yang didapatkan dalam perkuliahan. Selain itu, juga dapat menambah literatur perpustakaan Universitas.

6 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TinjauanStudi Penyebab Kurangnya Jumlah Produksi tanaman Sengon adalah Sering terserang hama dan penyakit yang menyebabkan pertumbuhan terganggu dan tidak dapat tumbuh menjadi besar dan hasil produksi tanaman menjadi tidak optimal. Banyak jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman sengon serta sulitnya proses deteksi karena adanya kemiripan gejala yang ditimbulkan membuat para petani sengon tidak bisa melakukan langkah pencegahan dan pengendalian yang berbeda. Jika salah dalam menerapkan langkah pencegahan dan pengendalian untuk menangani suatu penyakit, maka penyakit tidak bisa diatasi secara tepat sehingga tanaman akan terjangkit penyakit tersebut dan pertumbuhan pohon sengon akan terganggu, kemungkinan terburuknya adalah tanaman sengon akan mengalami kematian dan mengurangi hasil produksi. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan seorang ahli yang bisa membantu dalam mendateksi penyakit pada tanaman sengon sedini mungkin agar dapat segera dilakukan proses pencegahan untuk menghindari dari penyakit yang menyerang. Tabel 2.1 Penelitian Terkait No Judul Penelitian Penulis Metode Hasil 1 Penerapan Case Based reasoning Pada Sistem Cerdas Untuk Pendeteksian dan penanganan Dini Penyakit Sapi Prakoso,Irlando Mogi; Anggraeni, Wiwik; Mukhlason, Ahmad (2012) Case Based Reasoning (CBR) Dari Pengujian sistem Akurasi sangat tinggi menunjukkan bahwa sistem cerdas berbasis CBR mampu memberikan diagnosa dengan baik ketika sistem

7 7 2 Aplikasi Sistem Pakar Pendeteksi Kerusakan Printer Dengan Case Based Reasoning 3 Sistem Pakar Menentukan Kerusakan Televisi Dengan Case Based Reasoning 4 Pembuatan Aplikasi Diagnosa Kerusakan Mesin Sepeda Motor Matic Dengan Case Based Reasoning 5 Case Based reasoning Untuk Pendukung Diagnosa Gangguan Pada Anak Autis Suriyanti (2013) Hidayah,Nur (2015) Kosasi,Sandi Case Based Reasoning (CBR) Case Based reasoning (CBR) Case Based Reasoning (CBR) Nurdiansyah,Yanuar Case Based Reasoning menyelesaikan permasalahan yang sama Dengan Aplikasi ini akan membantu masyarakat awam dalam mengetahui gejala awal kerusakan printer Aplikasi ini Bertujuan Membantu Masyarakat Awam Untuk Mengetahui Kerusakan Dasar pada Televis Aplikasi ini Hanya dapat Menmenangani komponenkomponen kerusakan mesin seperti Starter Assay, CDI, Koil, Karburator, Secondary, V- Balt, W A P, gigi reduksi, dan Valve Menentukan apakah Seorang anak Menderita Penyakit Autis atau Tidak Dengan Membandingkan Kemiripan Terhadap masalah sejenis

8 8 2.2 Tinjauan Pustaka Sistem Istilah Sistem dari bahsa Latin (Systema) dan dari bahasa yunani adalah (Sustema) yaitu satu kesatuan yang terdiri atas komponen dan elemen yang saling berhubungan bersama untuk mempermudah aliran informasi, materiatauenergiuntukmencapaisuatutujuan, istilahiniseringdipergunakanuntukmembuatsuatu set entitas yang berinteraksidimanasuatu model matematikaseringbisadibuat. Sistemjugamerupakankesatuanbagian-bagian yang salingberhubungan yang beradadalamsuatuwilayahsertamemiliki itemitem penggerak, contohumummisalnyasepertinegara. Negara merupakansuatukumpulandaribeberapaelemenkesatuanlainsepertiprovi nsi yang salingberhubungansehinggamembentuksuatunegaradimana yang berperansebagaipenggeraknyayaiturakyat yang beradadinegaratersebut. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka Pakar Pakar ialah seseorang yang banyak dianggap sebagai sumber terpercaya atas teknik maupun keahlian tertentu yang bakatnya untuk menilai dan memutuskan sesuatu denganbenar, baik, maupun adal sesuai dengan aturan dan status olehsesamanya ataupun khalayak dalam bidang khusus tertentu. Lebih umumnya, sesorang yang memiliki pengetahuan ataupun kemampuan luas dalam bidang studi tertentu. Para pakar dimintai nasihat dalam bidang terkait mereka, namun mereka tidak selalu setuju dalam kekhususan bidang studi.

9 9 Melalui pelatihan, pendidikan, profesi, publikasi, maupun pengalaman seorang pakar memiliki kemampuan khusus dalam bidangnya diatas rata-rata orang lain secara resmi(dan sah) mengandalkan pendapat pribadi. 2.3 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar merupakan suatu sistem yang dibuat untuk dapat menirukan keahlian seorang ahli atau pakar dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu permasalahan. Sistem pakar akan membuat suatu permasalahan dapat dipecahkan yang di dapat dari dialog dengan pengguna sistem. Adanya sistem pakar maka membantu seorang yang bukan ahli bisa menjawab pertanyaan, menyelesaikan serta mengambil kesimpulan yang biasanya di ambil oleh seorang pakar dalam bidangnya. [1] Sistem pakar adalah suatu bagian kecerdasan buatan atau Aritificial Intelegent (AI) yang cukup lama pada tahun pertengahan 1960an sistem ini mulai dikembangkan. Sistem pakar pertama kali muncul di kembangkan oleh nawel simon adalah general porpoise problem soler (GPS). Sampai sekarang ini sudah banyak sistem pakar yang di buat seperti DENDRAL untuk mengidentifikasi struktur molekul campuran yang tak di kenal, MYCIN untuk diagnosis penyakit, XCON dan XSEL yang berfungsi membatu konfigurasi sistem komputer besar, SOPHIE yang digunakan sebagai analisis sirkuit elektronik, prospector berfungsi di bidang geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit, FOLIO bermanfaat untuk membantu mengambil keputusan bagi seorang manager dalam investasi, Delta digunakan sebagai pemeliharaan lokomotif listrik disel dan sebagainya. Sistem pakar berasal dari kata knowledge-based expartsystem. Istilah yang muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar diambil dari pengetahuan seorang pakar yang diimplikasikan kedalam sebuah sistem komputer. Seorang yang awam menggunakan sistem pakar untuk membantu

10 10 memecahkanan suatu permasalahan, dan seorang ahli dibidangnya atau pakar menggunakan sistem pakar untuk pangkalan pengetahuan. Berikut adalah pengertian sistem pakar menurut para ahli. 1. Turban (2001) Sistem pakar adalah sebuah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia dimana pengetahuan tersebut dimasukan kedalam computer dan kemudiaan digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia. 2. Jacson (1999) Sistem pakar adalah program computer memperesentasikan dan melakukan penalaran dengan pengetahuan beberapa pakar untuk memecahkan masalah atau memberikan saran. 3. Lagur dan Stubblefield(1993) Sistem pakar adalah program yang berbasiskan pengetahuan yang menyediakan solusi kwalitas pakar kepada masalah bidang-bidang (domain) spesifik Tujuan Sistem Pakar Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mengimplikasikan pengetahuan atau kemampuan dari seorang ahli atau sumber keahlian yang lain kedalam sebuah sistem komputer dan kemudian digunakan pemakai yang tidak ahli (bukan pakar) untuk mempermudah pemecahan masalah. Proses ini meliputi empat aktivitas yaitu: 1. Pengambilalihan pengetahuan (Knowledge acquisition) yaitu metode pencarian dan pengumpulan pengetahuan dari ahli ahli atau sumber keahlian lain.

11 11 2. Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah proses menyimpan dan mengatur penyimpanan pengetahuan yang diperoleh dari seorang ahlinya yang di pindah ke dalam sistem komputer. 3. Inferensi pengetahuan (knowledge inferencing) adalah kegiatanmelakukan inferensi berdasarkan pengetahuan yang telah disimpandidalam komputer. 4. Pemindahan pengetahuan (knowledge transfer) adalah proses pemindahan pengetahuan dari komputer ke pengguna sistem Batasan Sistem Pakar Batasan batasan sistem pakar adalah : a. Sistem pakar mungkin membutuhkan biaya pengembangan, tidak untuk hardware atau software saja, tetapi waktu dari seorang pakar dan orang yang terlibat dalam proses pembuatan sistem pakar. b. Bidang kepakarannya biasanya sempit, dikembangkan untuk menyelesaikan masalah yang khusus dan tidak digunakan untuk tujuan lain c. Satu atau lebih pakar harus berperan dalam membuat proyek untuk periode tambahan Manfaat Sistem Pakar Sistem pakar terkenal karena sangat banyak kemampuan dalam pemecahan masalah dan manfaat yang diberikan yaitu: a) Meningkatkan produktifitas, karena sistem pakar berkerja lebih cepat dari pada kemampuan manusia b) Membuat seorang awam seperti seorang pakar.

12 12 c) Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari beberapa pakar pada bidangnya. d) Mampu menangkap pengetahuan dan keahlian seseorang. e) Mempermudah informasi pengetahuan dari seoarang pakar f) Andal,sebab sistem pakar tidak seperti manusia yang pernah merasa bosan, kelelahan atau sakit g) Meningkatkan kapabilitas sistem pakar yang terintegrasi pada sistem komputer lain, agar sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak sistem yang dibuat. h) Mampu memproses informasi yang tidak lengkap, atau belum pasti. Dibandingkan dengan sistem komputer konvensional Kekurangan Sistem Pakar Dalam sistem pakar adapun kekurangan yang dibuat diantaranya: a) Sulit di kembangkan karena ilmu pengetahuan dari seorang ahli. b) Dalam pembuatan dan pemeliharaannya relatif cukup mahal, karena menggunakan data banyak. c) Butuh waktu yang lama dalam proses pembuatanya. d) memerlukan admin khusus yang selalu update informasi sesuai bidang sistem pakar. e) Pengembangan software sistem pakar lebih susah dan rumit dibandingkan software konvensional. f) Sistem pakar belum tentu 100% bernilai benar Ciri-ciri Sistem Pakar Sistem pakar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

13 13 a) Sistem dapat mengaktifkan penggunaan secara searah yang sesuai dan ditentukan oleh dialog dengan pengguna. b) Keluarannya bersifat solusi. c) Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. d) Berdasarkan kaidah tertentu. e) Dapat mengemukakan rangkaian alas an yang deperlukan dengan cara dipahami. f) Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti g) Terbatasnya domain tertentu Struktur Sistem Pakar Dalam sistem pakar dibuat dalam dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan dalam sistem pakar dipakai untuk memasukkan pengetahuan seorang pakar ke dalam sistem perangkat lunak, sedangkan lingkungan konsultasi dipakai oleh pengguna perangkat lunak guna memperoleh pengetahuan pakar dari sebuah sistem. Berikut adalah komponen-komponen sistem pakar :

14 14 Gambar 2. 3 Simbol Bagan Alir Sistem Komponen Sistem Pakar Komponen komponen yang ada dalam sistem pakar : 1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan suatu basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran, teori, prosedur, dan hubungan satu dengan yang lain yang terorganisasi dan teranalisa (pengalaman dari seorang pakar atau pengetahuan dalam bidang ilmu pendidikan) yang dimasukkan kedalam komputer. Dengan teknik kecerdasaan buatan ini knowlodge base dipakai dalam memberi kemampuan baru kepada komputer agar seperti manusia yang mempunyai kecerdasan dapat berfikir, menalar, dan membuat informasi. 2. Mesin Inferensi (Inferensi Engine) Berisi teknik teknik pelacakan knowledge base untuk mencari fakta yang sesuai dengan inputan yang ada dan mencari hubungan antara keduannya, sehingga dapat menghasilkan keputusan. 3. Antar muka pemakai (User Interface) User Interface adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara program pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh pemakai. Berdasarkan jawaban tersebut sistem pakar akan mengambil suatu kesimpulan berupa solusi pemecahan masalah 4. Pengetahuan pakar (Knowledge Engineer) Knowledge Engineer adalah orang yang bertugas menjembatani antara pakar dengan sistem computer, karena banyak pula pakar yang tidak dapat secara langsung menuangkan kepakarannya kedalam sistem computer. Knowledge Engineer ini bertugas

15 15 melakukan rekayasa pengetahuan yaitu proses pengumpulan dan pengorganisasian pengetahuan dari seorangatau beberapa pakar, mungkin dalam bentuk buku, memo,atau pengumpulan data yang lain Konsep Dasar Sistem Pakar Konsep dasar sistem pakar mengandung beberapa unsur menurut Turban tahun 1995 (dalam Arhami, 2005: 11) yaitu: 1. Kepakaran Kepakaran adalah keahlian dari pengetahuan hal yang luas, dimana pengetahuan diperoleh dari membaca, pengalaman dan pelatihan. Pengetahuan tentang kepakaran yaitu meliputi: a) Teori-teori tentang permasalahan dan pemecahan masalah. b) Aturan dan prosedur menurut permasalahannya. c) Fakta-fakta tentang permasalahan dan pemecahan masalah. d) Ilmu pengetahuan tentang bidang pengetahuan pakar (meta knowledge). e) Strategi global untuk memecahkan permasalahan yang ada. 2. Pakar Pakar adalah suatu hal yang sulit dalam mengartikanya karena apa yang dimaksud dengan pakar merupakan hal yang sulit. Harus tau tingkat kepakaran yang dimiliki seseorang sebelum berhak dikatakan sebagai seorang pakar. Menilai kepakaran dari seorang manusia meliputi kegiatansebagai berikut: a) Mengenali dan memformulasikan permasalahan. b) Memecahkan permasalahan secara cepat dan tepat. c) Menerangkan pemecahannya. d) Belajar dari pengalaman. e) Merestrukturisasi pengetahuan.

16 16 f) Memecahkan aturan-aturan. g) Menentukan relevansi. 3. Pengalihan Kepakaran Sistem pakar merupakan sebuah sistem yang berguna memindahkan kepakaran dari seseorang pakar kedalam sebuah sistem komputer yang nantinya berguna untuk manusia lainnya yang bukan pakar untuk mengetahui informasi dari seorang pakar. Proses dalam pengalihan kepakaran seseorang yang melibatkan empat kegiatan, yaitu: a) Akuisisipengetahuan (dari pakaratausumberlain) b) Representasi pengetahuan (pada komputer) c) Inferensi pengetahuan d) Pemindahan pengetahuan ke user 4. Inferensi Inferensi adalah suatu bentuk penalaran ( berpikir ) yang dilakukan sistem pakar. Semua yang berkaitan diberikan oleh sistem pakar akan disimpan pada basis pengetahuan, yang selanjutnya program yang ada bisa mengakses ke dalam database. Komputer diatur dalam pemprograman agar bisa mengambil kesimpulan. Inferensi akan ditampilkan dalam suatu komponen yang disebut mesin inferensi dimana mencakup aturan dan prosedur mengenai pemecahan suatu masalah. a. Aturan-aturan Sistem yang berbasis rule (rulebased system) merupakan peralatan (tool) sistem pakar yang komersial dan sistem yang siap jadi (ready-made), yaitu pengetahuan disimpan terutama dalam bentuk aturan pemodelan (rule), sebagai aturan dan prosedur pemodelan pemecahan masalah.

17 17 b. Kemampuan menjelaskan Dalam bagian dari sebuah sistem ini memungkinkan sistem pakar untuk memeriksa penalaran yang dibuatnya sendiri dan menjelaskan operasi-operasinya. Karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh sistem pakar membuatnya berbeda dari sistem konvensional. Sistem pakar yang mempunyai kemampuannya dalam menjelaskan saran atau rekomendasi yang diberikannya. 2.4 Metode Case-Based Reasioning (CBR) Menurut Aamodt dan Plaza Case-Based Reasioning adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (problem solving) berdasarkan solusi dari permasalahan sebelumnya. Suatu masalah baru dipecahkan dengan menemukan kasus yang serupa di masa lampau, dan menggunakannya kembali pada situasi masalah yang baru. Pendekatan lain dari CBR yang tidak kalah penting adalah CBR juga merupakan suatu pendekatan ke arah incremental yaitu pembelajaran terus-menerus. Menurut Octavianti, Case-Based Reasioning (CBR) adalah Sebuah metode untuk menyelesaikan masalah dengan mengingat kejadian-kejadian yang sama/sejenis (similar) yang pernah terjadi di masa lalu kemudian menggunakan pengetahuan/informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang baru, atau dengan kata lain menyelesaikan masalah dengan mengadaptasi solusi-solusi yang pernah digunakan di masa lalu. Case based reasoning (CBR) adalah Sebuah metode untuk pemecahan sebuah masalah atau kasus baru yang merujuk pada kasus kasus sebelumnya.case based Reasoning menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) atau komputasi atau komputasi yang menitikberatkan pemecahan dengan berdasarkan ada kasus kasus sebelumnya. Sistem akan melakukan komputasi dari kasus yang terdahulu untuk menemukan solusi untuk kasus yang baru.

18 18 Dalam Case-Based Reasioning ada empat tahapan yang meliputi : a. Retrieve Mendapatkan/memperoleh kembali kasus yang palingmenyerupai/relevan (similar) dengan kasus yang baru. Tahap retrieval inidimulai dengan menggambarkan/menguraikan sebagian masalah, dandiakhiri jika ditemukannya kecocokan terhadap masalah sebelumnya yangtingkat kecocokannya paling tinggi. Bagian ini mengacu pada segiidentifikasi, kecocokan awal, pencarian dan pemilihan serta eksekusi. b. Reuse Memodelkan/menggunakan kembali pengetahuan dan informasi kasuslama berdasarkan bobot kemiripan yang paling relevan ke dalam kasus yang baru, sehingga menghasilkan usulan solusi dimana mungkin diperlukan suatu adaptasi dengan masalah yang baru tersebut. c. Revise Meninjau kembali solusi yang diusulkan kemudian mengetesnya padakasus nyata (simulasi) dan jika diperlukan memperbaiki solusi tersebut agar cocok dengan kasus yang baru. d. Retain Mengintegrasikan/menyimpan kasus baru yang telah berhasil mendapatkan solusi agar dapat digunakan oleh kasus-kasus selanjutnya yang mirip dengan kasus tersebut. Tetapi jika solusi baru tersebut gagal, maka menjelaskan kegagalannya, memperbaiki solusi yang digunakan, dan mengujinya lagi.

19 19 Empat proses masing-masing melibatkan sejumlah langkah-langkahspesifik, yang akan dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut ini : KASUSBA RU PROSES RETRIEVE Mencari kemiripan kasus Menyimpan kasus baru untuk masalahselanjutnya KASUS LAMA PROSES REUSE PROSES RETAIN Memberikan solusi Meninjau dan Mengetes solusi PROSES REVISE Gambar 2.1 tahapan proses case based reasoning Pada saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan proses retrieve. Proses retrieve akan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah pada database. Setelah proses retrieve selesai dilakukan, selanjutnya system akanmelakukan proses reuse. Di dalam proses reuse, sistem akan menggunakaninformasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Pada proses reuse akan menyalin, menyeleksi, dan melengkapi informasi yang akan digunakan. Selanjutnya pada proses revise, informasi tersebut akan dikalkulasi, dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang

20 20 terjadi pada permasalahan yang baru.pada proses terakhir, system akan melakukan proses retain. Proses retain akan mengindeks, mengintegrasi, dan mengekstrak solusi yang baru tersebut ke dalam database. Selanjutnya, solusi ke dalam basis baru itu akan disimpan ke dalam basis pengetahuan (knowledge-base) untuk menyelesaikan permasalahan yang akan datang. Tentunya, permasalahan yang akan diselesaikan adalah permasalahan yang memiliki kesamaan dengannya. 2.5 Penerapan Algoritma Nearest Neighbor Retrieval Pada Metode Case- Based Reasioning Algoritma Nearest Neighbor Retrieval (K-nearest neighbor atau K-NN) adalah sebuah algoritma untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut. Kasus khusus di mana klasifikasi diprediksikan berdasarkan data pembelajaran yang paling dekat (dengan kata lain, k = 1) disebut algoritma nearest neighbor. Algoritma nearest neighbor berdasarkan pada proses pembelajaran menggunakan analogi / learning by analogi. Training sampelnya dideskripsikan dalam bentuk atribut numerik n-dimensi. Dengan cara ini, semua training sampel disimpan pada pola ruang n-dimensi. Ketika diberikan unknown sampel, k-nearest neighbor classifier mencari pola ruang K training sampel yang paling dekat unknown sampel tersebut. K training sampel ini adalah k nearestneighbor dari unknown sampel. Unknown sampel ditetapkan dengan class yang paling umum diantara k nearest neighborsnya. Ketika k = 1, unknown sampelditetapkan dengan class dari training sampel yang paling dekat dengan pola ruangnya. Algoritma nearest neighbor retrieval menyimpan semua training sampel dan tidak membangun classifier sampai sampel baru (unlabeled) perlu diklasifikasikan, sehingga algoritma nearest neighbor retrieval sering disebutdengan instance-based atau lazy learners.

21 21 Rumus untuk menghitung bobot kemiripan (Similarity)dengan nearest neighbor retrieval adalah (Octaviani, 2008): Similary (problem, case) = S1*W1 + S2*W Sn*Wn W1 + W2 +...Wn Keterangan : S = similary (nilai kemiripan)yaitu 1 (sama) dan 0 (beda) W= weight (bobot yang diberikan) 2.6 Penyakit Tumor (Karat Pura) Penyakit tumor, merupakan salah satu penyakit yang berbahaya pada tanaman sengon Falcataria Moluccana saat ini di Indonesia. Penyakit ini bisa menghambat pertumbuhan sampai mematikan tanaman. Penyakit tumor yang terdapat pada tanaman sengon, tampak bahwa serangan penyebab penyakit ini bisa terjadi baik pada tanaman muda di pembibitan maupun di lapangan serta tanaman tua. Adanya epidemi penyakit tumor pada tanaman sengon di Pulau Jawa, merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan penurunan produk kayu sengon besar-besaran pada tahun mendatang. Penyakit karat tumor /karat puru (gall rust), merupakan salah satu penyakit yang berbahaya pada tanaman sengon laut Paraserianthes falcataria (Miq. Barneby &J.W. Grimes). Dampak penyakit meluas pada semai sampai tanaman dewasa, mulai dari menghambat pertumbuhan sampai mematikan tanaman. Pulau Jawa merupakan salah satu pusat penghasil kayu sengon terbesar di Indonesia. Epidemik penyakit karat tumor/karat puru bias terjadi pada tanaman sengon secara besar-besaran pada tahun mendatang. Hal ini tentu saja akan berpengaruh kuat pada peta

22 22 pengusahaan tanaman sengon di Jawa serta prospek pengembangan produk berbasis kayu sengon Penyebab penyakit karat tumor Penyebab penyakit karat tumor pada sengon ialah jenis fungi Uromycladium tepperianum (Sacc.) McAlpine. Jenis fungi karat umumnya masuk dalam divisi Basidiomycotina, kelas Urediniomycetes, ordo Uredinales, famili Pileolariaceae. Seperti patogen karat yang lain maka Uromycladium juga bersifat parasit obligat yang hanya dapat hidup apabila memarasit jaringan hidup. Pada Utepperianum, spora yang memegang peran penting dalam pembiakan dan pemencarannya adalah teliospora yang dibentuk dalam jumlah besar. Teliospora mempunyai bentuk spesifik yaitu mempunyai struktur yang berjalur (berabungrabung seperti payung), bergerigi dan setiap satu tangkai terdiri dari tiga teliospora. Ukuran Teliospora yaitu lebar berkisar antara µm dan panjang µm. Fungi karat ini hanya memerlukan satu inang saja yaitu tanaman sengon sehingga fungi ini daur hidupnya pendek (mycrocyclus). U. tepperianum yang berdaur pendek adalahsebagai berikut : Piknia (menghasilkan pikniospora) Telia (Menghasilkan teliospora) (menginfeksi tanaman) Basidiospora Gambar 2.2 Proses penularan penyakit

23 23 Penularan penyakit dapat terjadi melalui penyebaran teliospora dengan bantuan air (embun), angin, serangga dan manusia. Untuk perkecambahan teliospora diperlukan air, dan lamanya waktu berkecambah sangat tergantung pada suhu dan kondisi berkabut/gelap juga mempercepat perkecambahan teliospora. Teliospora sendiri tidak dapat menginfeksi inang. Teliospora harus berkecambah membentuk basidiospora, yang terbentuk kurang lebih 10 jam setelah inokulasi. Basidiospora inilah yang dapat secara langsung melakukan penetrasi menembus epidermis dan membentuk hifa di dalam ataupun di antara sel-sel epidermis, xilem dan floem. Setelah tujuh hari inokulasi, hifa vegetatif karat tumor ini berkembang menjadi piknia sebagai pustul coklat yang memecah epidermis. Infeksi dapat terjadi pada biji, semai maupun tanaman dewasa di lapangan. Semua bagian tanaman meliputi pucuk daun, daun, tangkai daun, cabang, batang, bunga dan biji dapat terinfeksi oleh fungi patogen tersebut. Pada semaisengon, batanglah yang merupakan bagian tanaman yang paling rentanterhadap serangan fungi karat. Fungi karat masih bisa tetap hidup di musimkemarau/kering pada bagian tanaman yang terserang. Pada waktu mulai musimhujan serangan akan bertambah dan terus tersebar selama musim hujan. Gambar 2.3 Telium fungi Uromycladium tepperianum Gejala pada semai sangat bervariasi dan kadang tidak terlihat jelas. Infeksi fungi pada semai umur 2 3 minggu menyebabkan daun mengeriting, melengkung dan tidak berkembang secara normal, apabila

24 24 disentuh daun terasa kaku dan mudah rontok. Pada semai umur 6 minggu gejala tampak pada batang dan pucuk yang melengkung, agak kaku. Pada semai umur 3 bulan atau lebih kadang tumor mulai membesar. Gambar 2.4 Gejala serangan pada semai terlihat dengan adanya batang yang melengkung Gejala di lapangan pada sengon menunjukkan gejala yang khas, yaitu hiperplasia (pertumbuhan lebih) pada bagian tumbuhan yang terserang. Gejala penyakit diawali dengan adanya pem-bengkakan lokal (tumefaksi) di bagian tanaman yang terserang (daun, cabang, dan batang). Lama kelamaan pembengkakan berubah menjadi benjolanbenjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil kecil atau disebut tumor (gall). Tumor yang timbul mempunyai bentuk bervariasi mulai bulat sampai tidak beraturan dengan diameter mulai dari beberapa milimeter sampai lebih besar dari 10 cm. Tumor tersebut dapat berkelompok atau menyebar pada bagian yang terserang. Tumor yang masih muda berwarna hijau kecoklat-coklatan muda yang diselimuti oleh lapisan seperti tepung berwarna agak kemerahmerahan yang merupakan kumpulan dari spora patogen, sedangkan tumor yang tua berwarna coklat kemerahmerahan sampai hitam dan biasanya tumor sudah keropos berlobang serta digunakan sebagai sarang semut atau serangga lainnya. Apabila yang terserang penyakit bagian tangkai daun majemuk atau tajuk maka bagian tersebut agak membengkok karena adanya

25 25 penebalan dan pembengkakan kemudian tajuk daun menggulung berubah bentuk (malformasi) tanpa daun lagi. Serangan pada daun diawali dengan bentuk daun agak mengeriting, tangkai daun terbentuk tumor. Jika tanaman mengalami serangan yang parah, maka seluruh bagian tanaman dipenuhi oleh tumor, kemudian daun mengering mengalami kerontokan, diikuti oleh batang dan cabang pohon dan akhirnya tanaman mati. Berdasarkan kecepatan infeksi, mortalitas total karena serangan karat tumor dan pengaruh karat tumor terhadap kecepatan pertumbuhan, maka bibit sengon dengan sumber benih dari Wamena lebih resisten dibandingkan dengan bibit sengon dengan sumber benih dari tempat lain. Gambar 2.5 Daun mengeriting Gambar 2.6 Karat tumor pada daun mulai terbentuk

26 26 Gambar 2.7 Karat tumor pada daun mulai menyebar Gambar 2.8 Penebalan daun akibat serangan karat tumor Gambar 2.9 Karat tumor terbentuk pada ujung daun majemuk

27 27 Gambar 2.10 Karat tumor mulai membesar pada ranting daun Gambar 2.11 Karat tumor menyebar ke seluruh ranting daun Gambar 2.12 Karat tumor membesar

28 28 Gambar 2.13 Karat tumor yang membentuk spiral pada pucuk daun 2.7 Penyakit Jamur Akar Merah Penyebab Penyakit Jamur Akar Merah Penyakit jamur akar merah disebabkan oleh Ganoderma sp, Gejala penyakit ini dapat dideteksi dari keberadaan jamur berwarna merah kecoklatan di pangkal batang. Jika dilakukan pengamatan lebih lanjut, terdapat bagian daun yang menipis. Keberadaan jamur ini biasanya ditemukan saat musim hujan. Jika dibiarkan, beresiko menyebabkan kematian. Pengendalian Pengendalian serangan Ganoderma sp, dapat dilakukan dengan cara membersihkan batang sengon yang terserang, pembuatan perit isolasi, dan penggunaan pestisida. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan mengoleskan fungisida berbentuk pasta (Formac) ke akar tanaman sengon yang terserang. Dosisnya disesuaikan dengan keterangan yang tertera di label kemasan. Teknis penggunaannya dengan cara disemprotkan ke bagian tanaman. 2.8 Hama Ulat Kantong (Ptero plagiophleps) Hama ini tidak memakan seluruh bagian daun tetapi hanya parenkhim daun yang lunak, menyisakan bagian-bagian daun yang berlilin. Daun yang terserang terdapat bercak merah kecoklatan. Pengendalian hama ulat kantong

29 29 dengan menggunakan inseksida, misalnya Virtako, ambush, dessin, bomber, karate, dan lainnya. 2.9 PHP dan MySQL Pertama kali PHP dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995 menggunakan nama PHP/FI yang memiliki kepanjangan Personal Home Page/Form Interpreter. Namun pada perkembangannya, pada tahun 1997, Andi Gutmans dan Zeev Suraski menulis ulang PHP yang kemudian sampai sekarang dikenal kependekan dari kata Hypertext Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturan general purpose licences (GPL). Pemrograman PHP sangat cocok dikembangkan dalam lingkungan web, karena PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis. Maksudnya PHP mampu menghasilkan website yang terus menerus hasilnya bisa berubah-ubah sesuai dengan pola yang diberikan (Septian, 2013). MySQL MySQL adalah suatu sistem manajemen database. Suatu database adalah suatu koleksi data terstruktur. Data tersebut dapat berupa apa saja, dari list sederhana sampai sebuah galeri gambar. Untuk menambah, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam sebuah database, dibutuhkan suatu sistem manajemen database seperti halnya MySQL. Sejak komputer menjadi suatu alat yang digunakan untuk menanggulangi data dalam ukuran besar, manajemen database memegang peranan utama dalam perhitungan, sebagai utilitas tunggal maupun sebagai bagian dari aplikasi lain (Septian, 2013).

30 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kualitatif. kualitatif adalah data yang tidak menggunakaan angka / nominal, melainkan informasi tentang data batasan karakteristik dan tindakan yang akan dilakukan seorang ahli. Pada tahapan ini penulis melakukan mewawancara dengan Petani bernama Pak Slamet yang berprofesi sebagai petani di perkebunan sengon di desa Pasekaran Kabupaten Batang. 3.2 Jenis Data dansumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakaanpadalaporantugasakhiriniadalah data kualitatif. Data kualitatifadalah data yang tidakmenggunakaanangka / nominal, melainkaninformasitentang data batasankarakteristikdantindakan yang akandilakukanseorangahlidanpetani Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakaansuatu data yang diperolehsecaralangsungdariobjekpenelitiaan di lapangan.data jenisinipenulisperolehdarihasilwawancaradengannarasumber. Data tersebutberupaketeranganbatasankarakteristikdantindakaan yang

31 31 akandilakukanseorangahlidalammengatasigejalapenyakitpadatana mansengon. b. Data Sekunder Data sekunder merupakaan data yang diperoleh secara tidak langsung dari narasumber dimana data tersebut diperoleh dari buku dan literature lainnya yang menunjang perancangan dalam menyusun laporan tugas akhir. Data sebagai sumber pelengkap data primer yang diperoleh dari literatur, perpustakaan, internal, eksternal dan internet yaitu berupa pengertian, konsep dan definisi berupa teori sistem pakar yang berhubungan dengan tugas akhir ini. 3.3 MetodePengumpulan Data Dalampengumpulan data yang benar benarakuratdanrelevanmakapenulismengumpulkan data dengancara : 1. Wawancara (interview) Wawancarayaitusebuahteknikmendapatkan data yang dilakukanmelaluitatapmukakepada orang yang memberiinformasimaupuntanyajawablangsungantarapengumpul data danpemberiinformasiterhadapnarasumber yang dibahas. Dalamtahapaninipenulismewawancaraibeberapapihak yang terkaitdalampengumpulan data yang diperlukansepertiparaahli di perkebunansengo,diantaranyatentangbatasankarakteristikdantindakanpencegahandalam mengatasipenyakittersebut. 2. StudiKasus

32 32 StudiKasusadalahpenulisdenganmempelajarisebuahkaranganilmia h yang relevandan review buku-buku yang berhubungandenganpemecahansolusidanpermasalah yang akandibahas. 3. MengunjungiSitus Mengunujungisitusadalahbentukpenelitian yang menjelajah internet.dengan internet informasibisadiperolehdengansangattidakterhingga.dalamhalinipenuli smembutuhkanbeberapa data yang dibutuhkanmelalui internet. a. Knowladge Base Basis pengetahuan (Knowledge Base) adalah basis ataupangkalanpengetahuan yang berisifakta, pemikiran, teori, prosedur, danhubungansatudengan yang lain atauinformasi yang terorganisasidanteranalisa. DalamhaliniPengetahuantentangpenyakitterhadapgejala yang terjadipadatanamansengon : 1. Penyakit Tumor (karat pura) Karat puraadalahpenyakit yang menyerangpohonsengon, Penyakitinibisamenghambatpertumbuhansampaimematikantanaman, tampakbahwaseranganpenyebabpenyakitinibisaterjadibaikpadatanama nmuda di pembibitanmaupun di lapangansertatanamantua. Gejala-gejala : Penyakit Tumor Ringan - DaunMenguning - Daunmunculbercak - DaunRontok/Meranggas Penyakit Tumor Sedang - DaunLayu

33 33 - DaunTerdapat galls - Daunmengeriting - BatangdanPucukmelengkungagakkaku Penyakit Tumor Berat - Munculbenjolan / bintil-bintikkecil (tumor) - BatangEksudasi (keluarcairan) - Batangterdapat galls - Akarbusuk 2. Hama Ulatkantung ringan : - LapisanDaunbagianbawahberkurang - Daunnampakterawang - Klorofildaunhabis Hama Ulatkantungsedang : - Daunberubahwarnakecoklatan - DaunKering - Batang berwarna keputih-putihan Hama Ulatkantungberat : - Muncul stadia pupa - Batang berwarna keputih-putihan - Daunberubahwarnakecoklatan b. Pengujian Program Pada tahapan ini setelah sebuah sistem selesai dibuat maka tahapan selanjutnya adalah pengujian sistem yang dilakukan pada proses logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal yaitu untuk menemukan kesalahan-kesalahan fungsional dan

34 34 memastikan input-inputan akan menampilkan hasil yang benar sesuai yang dibutuhkan. c. MetodePengembanganSistem Metode yang digunakaan dalam pengembangan sistem adalah model Waterfall, yaitu sebuah metode pengembangan perangkat lunak yang bersifat sekuensial dan terdiri dari 5 tahap : Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu model waterfall. Agus Mulyanto di dalam bukunya Sistem Informasi Konsep & Aplikasi menjelaskan bahwa menurut Sommerville fase-fase model Waterfall sebagai berikut : Gambar 3.1 Pengembangan metode waterfall Berikut adalah penjelasan dari masing masing tahap dalam model pengembangan waterfull : i. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak

35 35 Dalam proses pengumpulan kebutuhan perangkat lunak. Maka dari itu harus memahami sifat program yang dibangun rekayasa perangkat lunak. Untuk memenuhi data kebutuhan penulis melakukan wawancara guna mendapatkan data informasi yang dibutuhkan oleh sistem yang dibuat seperti data informasi penyakit pada tanaman sengon. ii. Desain Dalam desain perangkat lunak sebenarnya merupakan sebuah proses multi langka yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, asitektur perangkat lunak, struktur data, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan kedalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat di perkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. Tahap ini berupa perancangan user intervace aplikasi pendiagnosis penyakit tanaman sengon. iii. Penulisan Code Program Pada tahapan ini adalah tahap yang paling diinginkan bagaimana program yang sesuai. Setelah proses berhasil mendesain rancangan suatu sistem yang dilanjutkannya desain dari sistem harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa di baca oleh komputer. Maka karena itu harus ada kode bahasa pemrograman yang dapat berinteraksi antara perangkat lunak sistem dengan perangkat keras computer. iv. Pengujian Program

36 36 Setelah sistem selesai dibuat maka tahapan selanjutnya adalah pengujian sistem. Proses pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan kesalahankesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan. v. Penerapan Program dan Pemeliharaan Dalam proses ini yaitu proses terakhir dengan menerapkan pengujian program apakah sesuai yang diinginkan, dan guna menjaga kualitas maka pemeliharaan harus terjaga guna menjaga kerusakan pada sistem. Dalam hal ini pemeliharaan sistem sangatlah penting.

37 37 DesainPenelitian Desain penelitian menggambarkan metode yang digunakan pada penelitian yang dilakukan secara garis besar. Desain penelitian dalam alur metode yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1 Data set Prepocessing Data Cleaning Data Delete Data Input Data Metode yang Diusulkan Output Data Metode Case Based Reasoning (Retrive, Reuse, Revise, Retain) Algoritma Nearest Neighbor Retrieval Similary (problem, case)= S1*W1+ S2*W2+...Sn*Wn W1+W2...Wn Hasil Nilai Presentase hasil

38 38 Gambar 3.2 Block Diagram Penelitian Menurut Tahapan- tahapan Gambar 3.2di atas dapat dijelaskan dengan hal berikut : 1. Data set berisi tentang Data Penyakit dan gejala-gejala yang sudah ditentukan. 2. Kemudian Pre prosesing Data Sebelum Diproses dengan Metode 3. Stelah itu akan diproses oleh metode Case Based Reasoning untuk mendapatkan hasil Rule yang ada 4. Setelah itu menggunakan Algoritma Nears Neighbor retrive untuk mendapatkan presentase yang muncul 5. Setelah itu mendapatkan hasil dari case Based Reasoning berdasarkan gejala yang ada

39 39 BAB IV Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah Masalah tentang penyakit pada tanaman sengon sangat berpengaruh terhadap perkembangan masa pertumbuhan pohon sehingga patut diperhatikan secara serius karena akan berdampak terhadap produksi dan hasil dari panen atau penebangan akan berkurang. Namun sayangnya banyak dari petani tidak mengetahui penyakit yang menyerang dan melakukan pembiaran sehingga akan berakibat pohon kurang mendapat penanganan yang sesuai, pengetahuan para petani yang tidak tahu tentang gejala-gejala yang ada menyebabkan pada tanaman sengon banyak yang mati. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang sudah modern maka pendiagnosa penyakit-penyakit yang didialami oleh tanaman dapat diketahui secara cepat dan tepat dengan menerapkannya kedalam sebuah sistem pakar. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang mudah dimengerti dan efisien untuk mengetahui penyakit dengan mendiagnosa penyakit tanaman sengon yaitu sistem pakar yang bisa digunakan oleh umum dengan mudah dan efisien Penentuan Problematika Sistem ini digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman sengon dan dapat dikembangkan untuk kedepannya dapat lebih baik dan lebih tinggi.sehingga dapat membantu masyarakat khususnya petani untuk mendiagnosa penyakit yang dialami oleh tanaman sebelum dilakukan penanganan pasca terserang penyakit tertentu. Masalah yang paling dasar yang sering ditemui pada sistem ini yaitu bagaimana memasukkan pemikiran seorang pakar pada penyakit karat pura pada tanaman sengon yang akan dimasukkan dalam aplikasi sistem. Keunggulan dari sistem dapat dijumpai dengan kemudahan-kemudahan dalam hal ini pelayana yang diakses pengguna.

40 Pertimbangan Pembuatan Sistem Pakar Dalam mempertimbangkan pembuatan sistem pakar ini adalah ada dua hal yang menjadi perhatian, yaitu : 1. Alternatif pertama software yang akan dibutuhkan adalah software yang dapat memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah untuk pengelolaan rule base sesuai dengan objek dari penelitian. 2. Dalam hal manfaat, pembuatan sistem pakar tentang diagnosa penyakit pada tanaman sengon bagi pengguna dalam memanfaatkannya. Jika sistem yang telah dibuat mampu menggantikan peran dari seorang pakar terhadap pengguna maka sistem ini layak dan bisa dikembangkan Instrumentasi Penelitian Adapun instrumen yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut : a. Kebutuhan Perangkat Lunak Kebutuhan perangkat lunak adalah salah satu faktor yang penting dan harus dipenuhi dalam penelitian ini. Perangkat lunak yang dibutuhkan sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Sistem operasi yang digunakan yaitu Windows Macromedia Dreamwever 8 Digunakan programmer ini sebagai editor web bahasa HTML atau PHP untuk mendesain yang mempunyai desain layout. 3. XAMPP XAMPP digunakan sebagai database PHP server pada saat penelitian dan implementasi dengan metode case based reasoning. 4. Microsoft Office Word

41 41 Perangkat lunak ini digunakan untuk menulis laporan pembuatan tugas akhir ini. b. Kebutuhan Perangkat Keras Adapun kebutuhan perangkat keras yang digunakan penulis dalam penulisan laporan dan untuk membuat sistem pakar yaitu dengan spesifikasi berikut ini : 1. Laptop atau PC Untuk laptop yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan spesifikasi : Prosessor : Core i3 SistemOperasi : Windows 8.1 RAM : 2 Gb 2. Printer Perangkat keras ini dibutuhkan untuk mencetak hasil/laporan penelitian kedalam bentuk hardcopy. c. Kebutuhan Data Kebutuhan penulis ini, penulis akan menggunakan data Penyakit Tanaman sengon yang berupa gejala-gejala tentang penyakit dan menentukan tergolong penyakit apa untuk gejala yang ada dari hasil wawancara dengan petani dan referensi buku Penyakit Karat Tumor Pada Sengon dari Dra. Illa Anggraeni, S.Hut,. 4.2 Perancangan sistem Perancangan sistem menggunakan notaasi UMLyang berfungsi sebagai dokumentasi dan visualisasi Use case Diagram Use Case diagram menggambarkan apa saja aktifitas yang dilakukan oleh suatu sistem dari pengamatan sudut pandang luar.

42 42 Diagram use case adalah sebuah diagram yang menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh sistem pada level konseptual sehingga kita akan memahami apakah keputusan yang diambil oleh sistem apakah benar atau tidak. Gambar 4.1 use case diagram Definisi aktor Definisi aktor merupakan penjelasan dari apa yang dilakukan oleh aktor-aktor yang terlibat dalam perangkat lunak yang dibangun. Adapun deskripsi dari aktor-aktor yang terlibat dalam aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman sengon sebagai berikut : Tabel 4.1 Definisi Aktor No Aktor Deskripsi 1 Admin Melakukan tugas dengan login dan memanipulasi (insert, update, dan delete) semua isi content aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit

43 43 tanaman sengon. 2 User Mencari pemecahan masalah melalui sistem aplikasi dalam sistem pakar penyakit tanaman sengon Activity Diagram Activity diagram adalah salah satu cara untuk memodelkan event-event yang terjadi dalam suatu use case. Berikut ini activity diagram dari aplikasi sistem pakar penyakit tanaman sengon untuk user. Gambar 4.2 activity diagram aplikasi sistem pakar

44 44 Skenario Use case login admin Tabel 4.2 Skenario use case login admin Name Login Level Actor Goal Predection Step Level admin Admin Untuk mengelola menu aturan pada aplikasi Admin belum valid dan berhasil masuk menu sesuai level login admin memasukan username dan password admin menekan login admin berhasil masuk menu aplikasi activity diagram Login Admin

45 45 Gambar 4.3 Activity diagram login admin Skenario Use Case Admin Manage Menu jenis penyakit Tabel 4.3 Skenario Use Case Admin Manage Menu jenis penyakit Name Level Actor Goal Precondition Poscondition Steps Admin mengelola menu jenis penyakit pada aplikasi Level admin Admin Untuk mengelola menu jenis penyakit pada aplikasi Admin belum mengakses menu aplikasi dan tidak merubah jenis penyakit Admin dapat menu aplikasi dan memanipulasi menu jenis penyakit pada aplikasi Admin mengakses menu aplikasi

46 Activity Diagram Admin manage menu Jenis penyakit gambar 4.4 Activity Diagram Admin manage menu Jenis penyakit Skenario Use Case Admin Manage Menu gejala Tabel 4.4 Skenario Use Case Admin Manage Menu gejala Name Level Actor Goal Precondition Poscondition Steps Admin mengelola menu pada aplikasi Level admin Admin Untuk mengelola menu pada aplikasi Admin belum mengakses menu aplikasi dan tidak merubah gejala penyakit Admin dapat menu aplikasi dan memanipulasi menu penyakit pada aplikasi Admin mengakses menu aplikasi

47 Activity Diagram Admin manage menu Gejala Gambar 4.5 activity diagram admin manage menu gejala penyakit Skenario Usecase User menggunakan sistem pakar penyakit Tabel 4.5 skenario usecase User menggunakan sistem pakar penyakit Nama Level Actor Goal Precondition Postcondition User menggunakan aplikasi Level user User Untuk mencari solusi dari permasalahan yang dialami user User belum mengakses aplikasi dan tidak bisa mercari solusi permasalahan User dapat mendapatkan solusi dari permasalahan

48 48 melalui system Steps user mengakses menu aplikasi Gambar 4.6 activity diagram user menggunakan sistem pakar penyakit Activity Diagram User menggunakan sistem pakar penyakit Class Diagram Class diagram adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas yang ada dalam sistem perangkat lunak yang akan dikembangkan. ClassDiagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ini digambarkan class diagram dari Aplikasi Sistem Pakar Penyakit tanaman sengon.

49 49 Gambar 4.7 class Diagram sequence Diagram Sequence Diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar obyek dan mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek tersebut. Berikut Sequence Diagram Use Case Login admin Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit sengon sequence Diagram

50 50 Gambar 4.8 sequence diagram login sequence Diagram Admin manage menu Jenis penyakit Pemilihan Arah Penelusuran Pemilihan arah penelusuran dalam rancang bangun sistem pakar ini yaitu dengan menggunakan metode case based reasoning yang dapat dilihat sebagai berikut : mekanisme case based reasoning atau metode untuk menyelesaikan masalah dengan mengingat kejadiankejadian yang sama/sejenis (similar) yang pernah terjadi di masa lalu kemudian menggunakan pengetahuan/informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang baru penalaran diawali dari fakta fakta yang ada menuju dengan menarik kesimpulan dengan mengajukan pertanyaan yaitu berupa gejala yang akan muncul kepada pengguna. Langkah langkah ini dilakukan sebagai berikut :

51 51 Sistem pakar mengajukan pertanyaan dengan memilih Ya/Tidak berupa gejala apa saja yang telah muncul pada penyakit Tanam Sengon, kemudian setelah para pengguna memilih semua gejalagejala yang muncul, maka sistem akan memproses hingga mendapatkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan aturan (rule). 4.3 Pangkalan Kaidah Pangkalan Kaidah dibuat untuk menterjemahkan rule base padda tabel sebagai alat yang membantu untuk mengetahui jenis penyakit tanaman sengon, dapat dijelaskan pangkalan kaidah sebagai berikut : Penyakit Karat Pura : P IF G01 G02 G03 THEN P P IF G04 G05 G01 G10 THEN P P IF G06 G07 G08 G11 THEN P P IFG09 G12 G13 THEN P P IF G14 G15 G16 THEN P P IF G13 G14 G15 G17 THEN P Kode Rule 1. Tabel penyakit

52 52 Tabel 4.6 Jenis Penyakit yang Menyerang Tanaman sengon Pada tabel 4.6 berisi tentang kode Penyakit dan nama penyakit pada Tanaman Sengon 2. Tabel Gejala Tabel 4.7 Gejala Penyakit Pada Tanaman Sengon Pada tabel 4.7 berisi tentang Gejala Penyakit Pada Tanaman Sengon

53 53 Tabel 4.8 Tabel Keputusan antara Penyakit dan Gejala Penyakit P Gejala a P01 P02 P03 P04 P05 P06 dg ag G03 T ag b G e G06 l G G G G b G11 e rg i G s G14 i G i G n fg formasi mengenai Keputusan antara Penyakit dan Gejala yang akan menjadi basis pengetahuan dalam pembuatan sistem pakar.

54 Implementasi dan Pembahasan Implementasi dan pembahasan berisi tentang informasi hasil dari sistem yang telah dibuat dan implementasinya diterapkan dalam sistem berbasis website Tampilan Form Login Gambar 4.9 Tampilan Form Login 1. Tampilan Form Login digunakan Untuk membuka Dasbor untuk mengedit isi dari tampilan aplikasi 2. Menu username untuk menamai data pada saat login 3. Menu password bertujuan untuk privasi dan keamanan dalam login Halaman Dashbor admin

55 55 Gambar 4.10 Halaman dashbor admin untuk mengedit data yang keluar ditampilan aplikasi Halaman Data input penyakit Gambar 4.11 Halaman dashbor admin untuk mengisi daftar penyakit yang dibutuhkan dan keluar ditampilan aplikasi Halaman Data Input gejala

56 56 Gambar 4.12 Halaman dashbor admin untuk mengisi daftar pgejala - gejala yang dibutuhkan dan keluar ditampilan aplikasi Halaman input relasi Gambar 4.13 Halaman dashbor admin untuk mengisi relasi penyakit dengan gejala yang dibutuhkan dan keluar ditampilan aplikasi

57 Halaman Ubah penyakit Gambar 4.14 Halaman dashbor admin untuk mengubah daftar penyakit yang dibutuhkan dan keluar ditampilan aplikasi Halaman ubah gejala Gambar 4.15 Halaman dashbor admin untuk mengubah daftar gejala yang dibutuhkan dan keluar ditampilan aplikasi

58 Halaman Laporan penyakit Gambar 4.16 Halaman dashbor admin untuk menampilkan daftar penyakit yang telah diinputkan gejala-gejalanya dan keluar ditampilan aplikasi Halaman Laporan Gejala

59 59 Gambar 4.17 Halaman dashbor admin untuk menampilkan daftar gejala yang keluar ditampilan aplikasi Tampilan halaman depan / Home dalam Aplikasi Gambar 4.18 Tampilan Halaman depan Aplikasi Halaman depan Aplikasi berisi 1. Home yaitu digunakan untuk kembali pada menu utama / home 2. Jenis Penyakit menampilkan beberapa jenis penyakit yang ada pada tanaman sengon 3. Konsultasi adalah halaman unuk login user /daftar user jika belum mendaftar Halaman untuk jenis penyakit

60 60 Gambar 4.19 Menampilkan Halaman untuk jenis penyakit yang ada pada tanaman sengon Halaman untuk gejala gejala pada jenis penyakit Gambar 4.20 Menampilkan Halaman untuk gejala gejala pada saat diklik jenis penyakit karat pura ditampilan sebelumnya Halaman untuk gejala gejala pada jenis penyakit

61 61 Gambar 4.21 Menampilkan Halaman untuk gejala gejala jenis penyakit hala ulat halaman untuk login user kantung yang ada pada tanaman sengon Gambar 4.22 menampilkan login untuk user sebelum konsultasi 4.5 Pengujian Sistem Metode Case based reasoning adalah metode yang menggunakan 4 tahapan dalam proses yaitu retrieve,reuse, revise dan retain. Cara kerja sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Sengon dikenal dengan nama ilmiah paraserianthes falcataria (L) Nielsen termasuk dalam famili Fabaceae, Sengon adalah tanaman yang berasal dari wilayah Haiti,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING Fransica Octaviani S. (1) Joko Purwadi (2) Rosa Delima (3) foctas@yahoo.com jokop@ukdw.ac.id rosa@ukdw.ac.id Abstraksi Penalaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resep Elektronik Sistem resep elektronik adalah pemanfaatan sistem elektronik untuk menfasilitasi dan meningkatkan komunikasi urutan resep atau obat, membantu pilihan, administrasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam perancangan Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Menggunakan Metode Forward diperoleh berdasarkan referensi yang sejenis dengan melihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB KONSEP DASAR SP Definisi: Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &

BAB I PENDAHULUAN. Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) termasuk kedalam famili Leguminosae yang tergolong jenis pohon cepat tumbuh (fast

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Pakar (Expert System) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan

Lebih terperinci

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE 1 Endriyono, 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

Akhmad Sholikin, Sri Eniyati.

Akhmad Sholikin, Sri Eniyati. SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN JAMBU MERAH DELIMA BERBASIS WEB Akhmad Sholikin, Sri Eniyati. ABSTRAK Tanaman jambu merah delima dapat diserang berbagai macam penyakit,penyakit tersebut dapat diketahui

Lebih terperinci

Teknik Pengendalian Penyakit Karat Puru Pada Pohon Sengon

Teknik Pengendalian Penyakit Karat Puru Pada Pohon Sengon 1 Teknik Pengendalian Penyakit Karat Puru Pada Pohon Sengon Oleh : Budi Budiman, S.Hut. Indri Puji Rianti, S.Hut. Dalam rangka mendukung gerakan penanaman satu milyar pohon yang digalakan oleh pemerintah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi merupakan teknologi yang menggabungkan antara komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus informasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai dasar awal pada pembuatan laporan tugas akhir. Dasar awal tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Komputer merupakan salah satu teknologi yang berkembang cepat seiring dengan kemajuan informasi sekarang ini. Hal inilah yang mendorong manusia untuk mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan ternak ayam memiliki banyak manfaatnya seperti telur dan dagingnya tidak terlepas dari kebutuhan konsumsi sehari-hari. Namun, ada permasalahan utama yang hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis

Lebih terperinci

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR (Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 57 SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID Aditiawarman 1, Helfi Nasution 2, Tursina 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BERBASIS WEB Tri Rezki Maulidia 1, Tedy Rismawan 2, Syamsul Bahri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes)

BAB I PENDAHULUAN. Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) merupakan tanaman fast growing, yaitu memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, masa panen yang pendek, teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sigli, masih belum cukup tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Kesegaran buah tomat merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membantu setiap pekerjaan dalam bidang komputerisasi. Dalam hal ini laptop

BAB I PENDAHULUAN. dalam membantu setiap pekerjaan dalam bidang komputerisasi. Dalam hal ini laptop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi dan komputer merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar terutama dalam

Lebih terperinci

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK IMPLEMENTASI CASE BASE REASONING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KESEHATAN UNTUK PENANGANAN DINI PADA KECELAKAAN DENGAN METODE HERBAL Studi Kasus Dalam Rumah Tangga Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup menjadi lebih praktis dan efektif, apalagi dengan hadirnya perangkat

BAB I PENDAHULUAN. hidup menjadi lebih praktis dan efektif, apalagi dengan hadirnya perangkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu cepat, berbagai macam kebutuhan hidup menjadi lebih praktis dan efektif, apalagi dengan hadirnya perangkat elektronika rumah tangga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 75 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin hoisting crane. Website ini terdiri dari

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Sistem Pakar. Sistem Pakar 1/17

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Sistem Pakar. Sistem Pakar 1/17 Sistem Pakar Sistem Pakar 1/17 Outline Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-Ciri Aplikasi dan Pengembangan Referensi Giarrantano,

Lebih terperinci

Purwokerto 53182, Telp. (0281)

Purwokerto 53182, Telp. (0281) BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan yaitu mengembangkan dalam penentuan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman Jati menggunakan sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut dari hasil perancangan di Bab III maka ditabel hasil uji coba dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana

BAB I PENDAHULUAN. botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jamur dalam bahasa Indonesia disebut Cendawan dan dalam istilah botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil. Tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu persoalan. Pada suatu kasus seorang pasien mendatangi dokter untuk memeriksa badannya yang mengalami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin pendingin ruangan (toshiba). Website ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media konsultasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam bidang teknologi kegiatan konsultasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang peranan penting dalam berbagai hal. Komputer merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi petani, tetapi masalahnya adalah apakah penyakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi petani, tetapi masalahnya adalah apakah penyakit tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit pada tanaman senantiasa dijumpai pada setiap tanaman tidaklah asing lagi bagi petani, tetapi masalahnya adalah apakah penyakit tersebut menimbulkan kerugian

Lebih terperinci

DIAGNOSIS KERUSAKAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE SIMILARITY JACCARD COEFFICIENT

DIAGNOSIS KERUSAKAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE SIMILARITY JACCARD COEFFICIENT Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 40 DIAGNOSIS KERUSAKAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE SIMILARITY JACCARD COEFFICIENT Annisa 1, Tursina 2, Helen Sasty Pratiwi 3 Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metodologi penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak meyimpang dari tujuannya. Adapun metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau yang biasa dikenal masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah menjelaskan seluruh kegiatan selama berlangsungnya penelitian untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat sesuai dengan permasalahan yang akan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Visualisasi Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tes Kepribadian Manusia (Empat Aspek Tes Kepribadian Peter Lauster) Sri Winiarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akan memeriksa dan melakukan diagnosa. Bila dokter cukup sibuk dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akan memeriksa dan melakukan diagnosa. Bila dokter cukup sibuk dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu persoalan. Pada suatu kasus seorang pasien mendatangi dokter untuk memeriksa badannya yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk disiplin Ilmu Hortikultura selain buah-buahan dan sayuran. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. termasuk disiplin Ilmu Hortikultura selain buah-buahan dan sayuran. Tanaman BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanaman selain memiliki fungsi untuk dikonsumsi, juga mempunyai nilai keindahan sebagai pemuas kebutuhan rohani. Tanaman hias dan bunga potong termasuk disiplin Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat tingginya permintaan kebutuhan daging ayam broiler. Permintaan pasar yang tinggi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai persoalan khusus yang dihadapi oleh objek penelitian dan untuk membuat keputusan terhadap persoalan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga cara berfikirnya. Pola hidup manusia zaman sekarang tentu berbeda

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga cara berfikirnya. Pola hidup manusia zaman sekarang tentu berbeda BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi yang pesat pada saat ini, ternyata membawa banyak perubahan. Pola hidup itu bukan saja terjadi pada pola hidup manusia tetapi juga cara

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB Indri Mansyur 1, Wawan Kurniawan 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Satya Negara Indonesia Email: waonek@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna tersebut, bahkan hampir setiap rumah tangga di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pengguna tersebut, bahkan hampir setiap rumah tangga di Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sepeda motor merupakan sarana transportasi yang paling banyak digunakan terutama oleh kalangan menengah ke bawah. Penggunaannya pun setiap tahun mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Untung Subagyo, S.Kom

Untung Subagyo, S.Kom Untung Subagyo, S.Kom Keahlian ahli/pakar pengalihan keahlian Mengambil keputusan Aturan kemampuan menjelaskan Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang memiliki kemampuan dalam memvisualisasikan peta, data spasial berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjajikan. Sehingga perawatan dan pemeliharaan yang intensif pada ayam. broiler akan menghasilkan keuntungan yang berlipat.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjajikan. Sehingga perawatan dan pemeliharaan yang intensif pada ayam. broiler akan menghasilkan keuntungan yang berlipat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dari masa ke masa semakin pesat dengan maraknya penggunaan teknologi disegala aspek kehidupan. Teknologi, tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas sehingga kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Pendiagnosis Penyakit Pada Tanaman Hias African Violets Dengan Metode CBR yang

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011 APLIKASI PEMBELAJARAN DAN NILAI BERBASIS WEB PADA SMP YSP PUSRI PALEMBANG Richa Rusmawati 2007240117 Rully

Lebih terperinci

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan primer dan sekunder, kebutuhan primer meliputi makan, minum, pakaian dll. Kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya adalah kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah memperoleh data yang up to date dengan cepat. Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah memperoleh data yang up to date dengan cepat. Pemanfaatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan komputer berbasis teknologi komunikasi untuk memproses, menampilkan serta mengelola data beserta informasi data tersebut. Pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern seperti saat ini kecepatan dan keakuratan dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang tentunya tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Sistem Pakar Forward Chaining Wawancara Pakar Studi Literatur Permasalahan Perawatan Penderita DBD Sebaran Angket Aturan/Kaidah Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang berjalan begitu cepat menuntut kemajuan di segala bidang. Masyarakat harus bisa mengikuti segala bentuk kemajuan tersebut. Berbagai bidang tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren dan pola gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Perubahan pola hidup sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan peningkatan penyakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar sangat dibutuhkan untuk membantu pekerjaan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Sistem pakar mulai dikembangkan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan enak dilihat. Proses cat pada mobil adalah bagian dari proses kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan enak dilihat. Proses cat pada mobil adalah bagian dari proses kerja yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cat adalah suatu pewarna untuk mewarnai kendaraan supaya kendaraan bagus dan enak dilihat. Proses cat pada mobil adalah bagian dari proses kerja yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu persoalan. Pada suatu kasus seorang pasien mendatangi dokter untuk memeriksa badannya yang mengalami

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan Kebutuhan Data Yang Digunakan Mengumpulkan Data Yang Akan Digunakan Mempersiapkan Alat Dan Bahan Wawancara Studi Literatur Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang

Lebih terperinci

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan. 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan setiap individu di berbagai bidang, seperti di bidang bisnis, pendidikan, psikologi, dan tentu saja

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi aplikasi diagnosa hama dan penyakit

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat ini sudah banyak aplikasi penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa disebut atau di artikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran, serta evaluasi dan penyusunan laporan departemen.

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Buah tomat (Lycopersicum esculentum. Mill. L.) merupakan tanaman sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Tomat (Lycopersicon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinding sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus. Tapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. dinding sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus. Tapi kondisi ini BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit crohn adalah salah satu penyakit radang usus dan merupakan kondisi jangka panjang yang mana peradangan bisa terjadi pada seluruh lapisan dinding sistem pencernaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi di bidang pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya media-media pembelajaran yang digunakan di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. (Expert System) L/O/G/O

SISTEM PAKAR. (Expert System) L/O/G/O SISTEM PAKAR (Expert System) L/O/G/O Latar Belakang E/S Sistem Pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan significan. Artificial Intelligence merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA II.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk diagnosis penyakit pengapuran pada sendi (OA) pada orang dewasa berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Yunarti - Sistem Pakar Mengidentifikasi Penolakan Film SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi, STMIK ProfesionalMakassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi sangat banyak membantu seperti dalam hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat ditularkan melalui sentuhan fisik melalui kulit. sentuhan kulit sangatlah besar dan sering terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat ditularkan melalui sentuhan fisik melalui kulit. sentuhan kulit sangatlah besar dan sering terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia untuk dapat melakukan segala aktifitasnya dengan baik. Kesehatan kulit juga harus dijaga untuk melindungi

Lebih terperinci