PENILAIAN KELUARGA MATERI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran AUD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN KELUARGA MATERI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran AUD"

Transkripsi

1 PENILAIAN KELUARGA MATERI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran AUD Diampu oleh: Desiani Natalina Muliasari, M.Pd. Oleh : Fifi Fatmawati ( ) Putri Amelia ( ) Rini Sri Hartini ( ) 6B PGPAUD PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2016

2 PENILAIAN KELUARGA A. Konsep Dasar Penilaian Keluarga Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu perlu kerjasama yang sinergis dari ketiganya supaya kualitas pendidikan meningkat dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Keluarga adalah sentra pendidikan yang pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena interaksi di awal kehidupan seorang anak pastilah di lingkungan keluarga, sehingga pendidikan keluarga ini akan menjadi sesuatu yang fundamental bagi kehidupan anak kedepannya. Maka dari itu sebagai elemen terdekat dengan anak keluarga sebaiknya memiliki daya peluang lebih dalam mendidik anak. Orang tua atau keluarga tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya begitu saja kepada lembaga pendidikan dalam hal ini pihak sekolah atau guru. Orang tua hanya menjadikan pihak sekolah atau guru sebagai partner dalam mengupayakan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Sebenarnya keterlibatan orang tua di sekolah telah dirintis sejak tahun an. Hal ini termuat dalam laporan sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif yang merupakan kerjasama pemerintah Inggris dan Indonesia dengan berasumsi bahwa dengan keterlibatan atau peran aktif orang tua dalam program pembelajaran di sekolah dapat meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka. Selain itu menurut hasil studi Bank Dunia tahun 2013 menunjukan bahwa keluarga memiliki peran kunci dalam meningkatkan pencapaian perkembangan peserta didik. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga yang berkedudukan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kemitraan keluarga merupakan prinsip dan pendekatan umum untuk melibatkan orang tua dalam mengambil keputusan tentang pihaknya, anaknya, pelayanan yang diharapkan diperoleh dan yang dapat diberikan oleh pihaknya dan masyarakat. Kini, sebuah upaya yang dilakukan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga bertujuan menjalin kemitraan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. Selama lima tahun ( ) kemitraan akan menjangkau sasaran sebanyak satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari satuan pendidikan rintisan dipilih sebanyak 3000 satuan pendidikan untuk menjadi

3 satuan pendidikan percontohan yang mendapatkan dukungan sarana dan prasarana serta penguatan kapasitas untuk penguatan ekosistem pendidikan. Berpadunya keluarga dan satuan pendidikan perlu diberdayakan untuk meningkatkan keberpihakan sepenuhnya pada perkembangan seluruh potensi anak, perlindungan dan pemenuhan hak anak, pendidikan karakter dan kepribadian, kesehatan dan kebugaran, serta pengembangan budaya prestasi. Selanjutnya, sebagai calon guru pendidik anak usia dini yang akan berkecimpung di dunia pendidikan perlu kiranya menanggapi hal ini sebagai suatu upaya positif dalam mewujudkan generasi emas masa depan harapan agama, nusa bangsa, dan negara. Menurut Henderson, 1998 bahwa Parents are a school s best friend. Keluarga terutama orang tua/ ayah ibu adalah teman terbaik bagi sekolah dimana sekolah khususnya guru akan memperoleh banyak sekali informasi terkait anak. Tidak hanya itu, sebagai teman terbaik orang tua hendaknya terbuka tentang anak dan sekolah tentunya mengupayakan program pendidikan dan stimulus yang tepat untuk anak. Layaknya teman yang baik orang tua dan guru hendaknya saling menerima ketika satu sama lain memberi kritik atau masukan. Dengan demikian akan terciptalah keselarasan antara upaya pendidikan yang dilakukan guru di sekolah dan upaya pendidikan yang dilakukan orang tua di rumah. B. Tujuan Penilaian Keluarga Keterlibatan orang tua dalam program sekolah dapat memperluas kurikulum dalam berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di rumah, meningkatkan kualitas program PAUD, bagi guru merupakan sarana yang dapat digunakan dalam memahami berbagai perilaku anak berdasarkan masukan dari orang tua, orang tua dapat memperoleh berbagai informasi tentang perkembangan anak di sekolah (Eliason, 1994) Penelitian menunjukan bahwa dengan melibatkan orang tua, anak akan mendapat efek positif yang lebih banyak. Anak akan mengubah perilaku mereka dan meningkatkan keterampilannya sebagai hasil pengalaman belajar, orang tua yang terlibat dalam berbagai program sekolah juga mampu mendukung dan mendorong anak untuk percaya diri dan dapat mengurangi masalah kedisiplinan di rumah dan di sekolah (Beaty, 1996) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian keluarga diantaranya: 1. memperluas kurikulum; 2. meningkatkan kualitas program PAUD;

4 3. bagi guru merupakan sarana yang dapat digunakan dalam memahami berbagai perilaku anak berdasarkan masukan dari orang tua; 4. orang tua dapat memperoleh berbagai informasi tentang perkembangan anak di sekolah; 5. anak akan mendapat efek positif yang lebih banyak karena banyak memperoleh pengalaman belajar, meningkatkan percaya diri anak, serta mengurangi masalah kedisiplinan di rumah dan di sekolah; dan lain sebagainya. C. Model Teoritis Penilaian Keluarga Menurut para ahli perkembangan otak, aristektur otak dibangun setiap saat sejak janin. Oleh karena itu usia dini penting karena interaksi antara pengalaman dan ekspresi genetik membentuk kematangan arsitektur otak. Berbagai pengalaman positif dan negatif menyatu membuat otak berkembang dan membangun kapasitasnya. Perkembangan otak dibangun secara hirarki, dengan urutan dari bawah ke atas sejak dini untuk untuk membangun keterampilan dan kapasitas dasar. Kekuatan atau kelemahan fondasi belajar dan perilaku atau karakter bergantung pada kualitas arsitektur otak. Oleh karena itu seluruh interaksi akan berpengaruh pada perkembangan arsitektur otak ini. Interaksi ini bukan hanya sesama anak, anak dan keluarga, anak dan gurunya, tetapi juga lingkungan yang terdengar dan teramati oleh mereka seperti siaran radio, televisi dan juga interaksi anak dengan gawai atau gadget. Sejalan dengan bahasan makalah ini dari pernyataan di atas perlu di garis bawahi peran keluarga dalam interaksinya dengan anak. Betapa keluarga memiliki peran terpenting bagi tumbuh kembang anak. Kaitannya dengan program di lembaga pendidikan khususnya PAUD yakni bahwa hasil studi penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara keterlibatan orang tua, perkembangan anak, dan program pendidikan. Dari keterkaitan ketiga hal inilah evaluasi di PAUD dapat dioptimalkan karena tahu apa yang harus dilakukan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalin kerjasama yang efektif dengan keluarga: 1. Menjadi pendengar yang baik, hal ini dapat dilakukan berbagai bentuk komunikasi formal maupun nonformal, seperti berdiskusi mengenai perkembangan anak. 2. Tangani semua anak dan keluarganya dengan respek dan penuh perhatian. 3. Komunikasikan kepada orang tua berbagai perkembangan dan kemajuan anak secara lebih spesifik yang didukung oleh berbagai bukti atau catatan yang dapat menguatkan misalnya catatan anekdot, hasil observasi atau hasil karya anak.

5 4. Tunjukkan kepada orang tua perasaan yang positif dan hangat kepada anaknya. Yakinkan orang tua bahwa anda menyukai anak tertarik pada pertumbuhan dan perkembangan anak. 5. Bersikap ojektif dan realistis terhadap berbagai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai saat bekerja dengan anak. Apabila diperlukan dapat pula merujuk pada beberapa ahli ketika suatu masalah tidak dapat ditangani misalnya psikolog, dokter, dan lain sebagainya. 6. Berikan berbagai bentuan di area parenting dan bantu orang tua untuk memperluas dan memperdalam berbagai kegiatan yang telah guru ajarkan pada anak di kelas. Misalnya memilih mainan dan buku-buku yang tepat di rumah. 7. Fokus terhadap anak. Kenali anak secara lebih mendalam, apa yang anak sukai sehingga guru akan lebih cepat menarik perhatian anak. 8. Membangun kepercayaan terhadap orang tua dan kepercayaan orang tua terhadap program sekolah. 9. Pada awal masuk, inventarisir berbagai keinginan dan harapan orang tua terhadap program pembelajaran dan apa yang ingin dikuasai anak setelah mengikuti program pembelajaran. 10. Lakukan komunikasi dua arah secara timbal balik untuk menghindari kesalahpahaman diantara guru dan orang tua tentang berbagai hal yang dilakukan. Bentuk-bentuk keterlibatan keluarga: 1. Komunikasi informal, misalnya pada saat mengantar dan menjemput anak, pesan yang dibuat dalam buku catatan/penghubung, papan pengumuman, bulletin tentang pembelajaran atau informasi lainnya. 2. Komunikasi formal, misalnya melaporkan perkembangan anak secara tertulis 1-3 kali pertahun. 3. Kunjungan ke rumah (home visit). 4. Pertemuan dan perkumpulan keluarga. 5. Mengadakan kegiatan outdoor misalnya hiking, bernyanyi, festival layanglayang, memperbaiki tempat bermain, bernyanyi bersama dan lain sebagainya. 6. Membantu menjadi asisten guru ketika mengajar, misalnya membacakan cerita untuk anak, bernyanyi dan lain sebagainya. 7. Menghadiri rapat untuk merencanakan berbagai kegiatan anak. 8. Membantu staf sekolah pada saat karyawisata/field trip. 9. Membuat prlengkapan, alat peraga untuk kegiatan pembelajaran. 10. Menjadi narasumber dalam tema pekerjaan atau tema lainnya misalnya memperkenalkan pekerjaannya pada anak-anak. 11. Menindaklanjuti kegiatan yang telah dilakukan di sekolah di rumah masingmasing. 12. Menjadi narasumber dalam berbagai workshop yang diadakan untuk guru atau orang tua lainnya, misal kegiatan memasak, menjahit dan lain sebagainya.

6 13. Menjadi observer di kelas. D. Penilaian Sekolah Berbasis Konsultasi Keluarga Harus kita akui bahwa pembinaan dan dukungan dari keluarga menjadi bagian terpenting dalam proses pendidikan yakni dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Demikian dengan apa yang diungkapkan oleh Urie Bronfenbrenner, bahwa: The family seems to be the most effective and economical system for fostering and sustaining the child s development. Without family involvement, intervention is likely to be unsuccessful, and what few effects are achieved are likely to disappear once the intervention is discontinued. Jadi, ketika orang tua memasukan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan bukan berarti lepas tanggung jawab. Lembaga pendidikan khususnya guru hanyalah parter orang tua dalam memberikan layanan terbaik untuk anaknya. Strategi berbagi informasi guru dengan orang tua: 1. Mulai dengan perspektif orang tua; 2. Berfikir positif dan spesifik; 3. Mendeskripsikan dan berbagi interpretasi; 4. Fokus pada hubungan anak dengan orang tua; 5. Mendukung kompetensi orang tua; 6. Terbuka secara emosional kepada orang tua. Gambaran proses Keterlibatan Keluarga di PAUD: Parenting Parent child relationship Participation in child-centered activities Home School Relationships Communication Participation Responsibility for Learning Outcomes Reading in the home Parent child conversations Child Outcomes Social competence Cognitive development Communication skills Literacy development Vocabulary growth Expressive language Comprehension skills Positive engagement with peers, adults, and learning

7 Berikut langkah-langkah dalam upaya menciptakan atau meningkatkan keterlibatan keluarga di PAUD: 1. Menentukan kebijakan a. Invest in projects that increase the family involvement processes (Berinvestasi dalam proyek-proyek yang meningkatkan proses keterlibaatan keluarga) b. Support early childhood programs in the community (Mendukung program anak usia dini di masyarakat) c. Advance best practices for family involvement in early childhood (Memajukan praktik terbaik untuk keterlibatan keluarga pada anak usia dini) d. Sponsor dialogue about research on family involvement in early childhood (Mensponsori dialog tentang penelitian keterlibatan keluarga) 2. Mempraktikan kebijakan: a. Approach family involvement in multiple ways (Pendekatan keterlibatan keluarga dengan beberapa cara) b. Think about family involvement as a continuum (Berpikir tentang keterlibatan keluarga sebagai sebuah satu kesatuan) c. Create mechanisms for smooth transitions (Menciptakan mekanisme untuk kelancaran transisi) d. Respect diversity (Menghargai perbedaan) e. Partner with the community (Kerjasama dengan masyarakat) 3. Melakukan penelitian atau pengamatan: a. Devote time to longitudinal studies that examine the impact of family involvement in early childhood over time (Meluangkan waktu untuk meneliti dampak keterlibatan keluarga pada anak usia dini dari waktu ke waktu) b. Trace the relationships between transition practices and child outcomes (Melacak hubungan antara praktik transisi dan anak) c. Build a culturally responsive knowledge base (Membangun basis pengetahuan responsif secara kultural) d. Connect research to policy and practice (menghubungkan penelitian untuk kebijakan dan praktik) Sumber: Family Involvment in Early Childhood Education (Harvard Family Research Project Harvard Graduate School of Education) Family Engagement and Ongoing Child Assessment (The National Center on Parent, Family and Comunity Engagement)

8 Roadmap Pendidikan Keluarga (Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat)

HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS

HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS Oleh: Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 132 316 930 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengasuhan POSITIF: Menjaga Anak dari Bahaya Narkoba dan Pornografi

Pengasuhan POSITIF: Menjaga Anak dari Bahaya Narkoba dan Pornografi Pengasuhan POSITIF: Menjaga Anak dari Bahaya Narkoba dan Pornografi DR. IR. DWI HASTUTI, MSC KEPALA BAGIAN PERKEMBANGAN ANAK DEPARTEMEN ILMU KELUARGA & KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB PENGELOLA

Lebih terperinci

Parental Community: Sebuah Langkah untuk Memajukan PAUD. Leonie N. W.,

Parental Community: Sebuah Langkah untuk Memajukan PAUD. Leonie N. W., Parental Community: Sebuah Langkah untuk Memajukan PAUD Leonie N. W., 125120300111041 Pendahuluan "At the end of the day, the most overwhelming key to a child's success is the positive involvement of parents."

Lebih terperinci

PRAKTIK PAUD DI INDONESIA. Unita Werdi Rahajeng Prodi Psikologi FISIP UB

PRAKTIK PAUD DI INDONESIA. Unita Werdi Rahajeng Prodi Psikologi FISIP UB PRAKTIK PAUD DI INDONESIA Unita Werdi Rahajeng Prodi Psikologi FISIP UB www.unita.lecture.ub.ac.id Macam-macam Model Layanan PAUD 1. Traditional Nursery 2. Child Care Center 3. Family Child Care Traditional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting bagi anak karena pendidikan pada masa tersebut merupakan landasan atau fondasi bagi anak untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berlangsung di sekolah disebut pendidikan formal, pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat dikatakan pendidikan nonformal,

Lebih terperinci

KETERLIBATAN KELUARGA DALAM KEGIATAN DI SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF KEMITRAAN

KETERLIBATAN KELUARGA DALAM KEGIATAN DI SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF KEMITRAAN KETERLIBATAN KELUARGA DALAM KEGIATAN DI SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF KEMITRAAN 1) Ihat Hatimah 1 Dosen Departemen Pendidikan Luar Sekolah Faskultas ILmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Email: ihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak TK,

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA ANAK PRASEKOLAH (TAMAN KANAK-KANAK)

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA ANAK PRASEKOLAH (TAMAN KANAK-KANAK) PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA ANAK PRASEKOLAH (TAMAN KANAK-KANAK) Edy Sabara Dosen PTA FT Universitas Negeri Makassar edysabara66@unm.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Institusi pendidikan mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sejalan dengan arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang sifatnya umum bagi kehidupan manusia di bumi ini, dan tidak terlepas dari segala aktifitas yang dilakukan manusia itu sendiri. Manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA PADA PROGRAM PARENTING EDUCATION DENGAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI DI UPTD SKB CERME KABUPATEN GRESIK.

HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA PADA PROGRAM PARENTING EDUCATION DENGAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI DI UPTD SKB CERME KABUPATEN GRESIK. HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA PADA PROGRAM PARENTING EDUCATION DENGAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI DI UPTD SKB CERME KABUPATEN GRESIK Rizki Dwi Antari Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Iilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LITERASI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI SISWA KELAS AWAL

2015 PENGARUH LITERASI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI SISWA KELAS AWAL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa merupakan modal yang penting bagi seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Baca-tulis (literasi) merupakan bagian dari kemampuan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI BERBASIS KARAKTER DI PAUD NURUL WATHON SEMARANG

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI BERBASIS KARAKTER DI PAUD NURUL WATHON SEMARANG PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI BERBASIS KARAKTER DI PAUD NURUL WATHON SEMARANG Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,.

173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,. 173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,. DAMPAK PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERHADAP TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA Amelia Rizky Hartini,

Lebih terperinci

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG oleh Fine Reffiane, Henry Januar Saputra, Moh. Aniq Kh.B., Husni Wakhyudin, Arfilia Wijayanti Universitas PGRI Semarang khairulbasyar@ymail.com

Lebih terperinci

Judul Tulisan : Antara Ekspektasi dan Realita: Kontroversi Pemberian Suplemen Akademis Pada Anak Usia Dini

Judul Tulisan : Antara Ekspektasi dan Realita: Kontroversi Pemberian Suplemen Akademis Pada Anak Usia Dini Nama : Nadia Anindita Vandari NPM : 1406564540 Mata Kuliah Kelas : Penulisan Ilmiah : B Semester : 1 Tahun Akademik : 2014/2015 Judul Tulisan : Antara Ekspektasi dan Realita: Kontroversi Pemberian Suplemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SILABUS Mata Kuliah Seminar Pendidikan Anak Usia Dini Kode mata Kuliah GT 506 SKS 2 (dua) Prodi-Konsentrasi

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( ) JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI Oleh DWI MARLIAWITA (11135417) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI PADA KELUARGA SINGLE PARENT

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI PADA KELUARGA SINGLE PARENT PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI PADA KELUARGA SINGLE PARENT Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Psikologi Nama :Muh Wahyu Tri N Nim :F100110007 PROGRAM

Lebih terperinci

PERAN STRATEGIS PEMERINTAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK USIA DINI NURINTAN SRI UTAMI Abstrak

PERAN STRATEGIS PEMERINTAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK USIA DINI NURINTAN SRI UTAMI Abstrak PERAN STRATEGIS PEMERINTAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK USIA DINI NURINTAN SRI UTAMI 125120300111024 Abstrak Pendidikan anak usia dini yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL MEMPENGARUHI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL MEMPENGARUHI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL MEMPENGARUHI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS& SAP PERKULIAHAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK USIA DINI

SILABUS& SAP PERKULIAHAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK USIA DINI SILABUS& SAP PERKULIAHAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK USIA DINI Dra. Margaretha Sri Yuliariatiningsih, M. Pd NIP/NIDN :195807191986032001/ 0019075802 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA

Lebih terperinci

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat ITGbM PELATIHAN PENERAPAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME BERBASIS PESANTREN BAGI TUTOR PAUD DI KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA Lesi Oktiwanti 1), H. Syaefuddin 2),Lilis Karwati 3) 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk

Lebih terperinci

seorang guru mampu memahami kebutuhan anak yang disesuaikan dengan usia perkembangan umurnya. Perkembangan tersebut dapat dideskripsikan sebagaimana

seorang guru mampu memahami kebutuhan anak yang disesuaikan dengan usia perkembangan umurnya. Perkembangan tersebut dapat dideskripsikan sebagaimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya sebuah proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, jika terjalin komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa secara baik. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berperan aktif dalam pembangunan suatu negara. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Persaingan hidup yang semakin tinggi menyebabkan setiap individu perlu bersaing dengan individu lainnya. Agar individu dapat bersaing di dunia kerja, individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dengan berkembangnya jaman, pendidikan turut serta berkembang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses dalam rangka memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya dan beradab. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN SEKOLAH DAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN SEKOLAH DAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/jpud.111 DOI: https://doi.org/10.21009/jpud.111.08 PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN SEKOLAH DAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TAUFIK RIHATNO 1 -YUFIARTI 2 -SRI NURAINI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: Yunita Mairani

JURNAL. Oleh: Yunita Mairani PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, KESIAPAN BELAJAR, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII DI SMPN 33 PADANG JURNAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN WIB. 1 Indonesia Early Childhood Care and Education

BAB I PENDAHULUAN WIB. 1 Indonesia Early Childhood Care and Education BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, pasar menuntut generasi muda untuk lebih aktif dan kreatif dalam berkarya. Karakter generasi muda yang seperti itu tidak dibentuk

Lebih terperinci

2016 TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR TERPADU TEMA: ARSITEKTUR BERMAIN

2016 TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR TERPADU TEMA: ARSITEKTUR BERMAIN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan jenjang pendidikan di Indonesia, pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan sederajat merupakan jenjang awal untuk menerima pendidikan seutuhnya dengan usia peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 tahun (sejak lahir) sampai dengan 8 tahun dan masa ini disebut sebagai masa emas karena pada masa ini terjadi proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan sumber daya manusia berkualitas dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja karyawanya dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas. Keberhasilan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS)

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS) KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS) Dr. Sukiman, M.Pd. Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kementerian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,

Lebih terperinci

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin terlepas dari kehidupan manusia. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci

EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING

EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING Disajikan dalam Seminar Nasional dengan Tema Strategi Belajar Mengajar Yang Efektif Untuk Mewujudkan Generasi Emas Moh Salimi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang didapatkan lewat sekolah. Setiap orang yang bersekolah harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakat dan kreativitas adalah dua hal kemampuan yang terdapat dalam setiap individu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hendrix (2011:08) bahwa kedua hal tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd.

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd. KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd. Kurikulum untuk Anak Usia Dini/TK harus direncanakan untuk membantu setiap Anak mengembangkan potensinya secara utuh. Konsep-konsep dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu

Lebih terperinci

MODEL KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM OPTIMALISASI PROGRAM STIMULASI MOTORIK KASAR

MODEL KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM OPTIMALISASI PROGRAM STIMULASI MOTORIK KASAR MODEL KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM OPTIMALISASI PROGRAM STIMULASI MOTORIK KASAR Wuri Astuti, Farah Adiba Nailul Muna Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang Email: wuri.astuti.fip@um.ac.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM STUDENT DESK DAN PARENT DESK BINUS INTERNATIONAL SCHOOL SERPONG

BAB 3 DESKRIPSI UMUM STUDENT DESK DAN PARENT DESK BINUS INTERNATIONAL SCHOOL SERPONG 33 BAB 3 DESKRIPSI UMUM STUDENT DESK DAN PARENT DESK BINUS INTERNATIONAL SCHOOL SERPONG 3.1 Riwayat Organisasi 3.1.1 Sekilas Binus International School Serpong Dibuka pada bulan Juli 2007 dan dibangun

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1

PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1 LITERATUR Gage, N.L ; David C Berliner. 1998. EDUCATIONAL PSYCHOLOGY. 6 th Edition. New York : Houghton Mifflin Co. Woolfolk, Anita.2004. Educational Psychology 9 th Edition. Boston:

Lebih terperinci

BAB I. pendidikan informal dalam rangka pembentukan nilai-nilai, sopan santun, (1991) bahwa keluarga, yakni orangtua merupakan sumber pengasuhan dan

BAB I. pendidikan informal dalam rangka pembentukan nilai-nilai, sopan santun, (1991) bahwa keluarga, yakni orangtua merupakan sumber pengasuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak lahir hingga menjelang usia sekolah, anak menghabiskan banyak waktunya bersama keluarga. Bowlby (1966) menekankan bahwa pada tahuntahun awal kehidupannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai penting pada jenjang pendidikan dengan pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah.

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komponen Fondation Delivery System Management System Accountability Beliefs and philoshopies Mission Domain, Standards, Competencies and Indicators School Guidance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA

PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1, Januari 2013 Halaman 51-55 PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA Ari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pelaksanaan PPL memberikan manfaat yang sangat berarti bagi mahasiswa, baik dalam melatih kemampuan maupun mental. Kegiatan PPL dapat menjadi penunjang pengalaman yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan segala potensi diri melalui proses belajar atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Lebih terperinci

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif

Lebih terperinci

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam perguruan tinggi berperan dalam membekali para mahasiswa dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat serta pembangunan bangsa. Remaja agar dapat

Lebih terperinci

Dedy Irawan, Dhi Bramasta PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Abstrak

Dedy Irawan, Dhi Bramasta PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto  Abstrak MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PEMBELAJARAN MEMBACA MELALUI PELATIHAN PENYUSUNAN MATERI AJAR DENGAN PENDEKATAN THE READING PROCESS (Studi di Sekolah Dasar Negeri 1 Cendana, Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat manusia. Setiap anak dilahirkan dengan berbagai kemampuan, bahkan ketika ia dilahirkan. Orang

Lebih terperinci

kurang beruntung untuk jalur pendidikan nonformal yang berusia lahir sampai dengan usia 6 tahun dan sebagai prioritas anak usia lahir sampai dengan

kurang beruntung untuk jalur pendidikan nonformal yang berusia lahir sampai dengan usia 6 tahun dan sebagai prioritas anak usia lahir sampai dengan i T Tinjauan Mata Kuliah onggak sejarah dunia pendidikan anak usia dini dimulai pada tahun 2000 di saat para Menteri Pendidikan dari 179 negara berkumpul di kota Senegal Negara Dakar di benua Afrika menyepakati

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak mengalami periode kritis pada usia perkembangan di bawah 5 tahun, berbagai bentuk penyakit, kekurangan gizi, serta kekurangan kasih sayang maupun kekurangan

Lebih terperinci

CURRICULUM VITAE. Pelatihan Professional No Bidang Pelatihan & lama waktu Tahun Inst.Penyelengg. Keterangan

CURRICULUM VITAE. Pelatihan Professional No Bidang Pelatihan & lama waktu Tahun Inst.Penyelengg. Keterangan CURRICULUM VITAE Identitas Nama : Ika Budi Maryatun, M.Pd NIP : 19780415 200501 2 001 Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa Jabatan : Asisten Ahli Bidang Keahlian : Pengembangan Kurikulum PAUD Tempat/Tgl.

Lebih terperinci

Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran Bagian 1 1. Pengantar Pengembangan SDM 2. Prinsip dan Proses Pembelajaran 3. Penilaian Kebutuhan Pengembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ADAPTIF DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NONFORMAL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ADAPTIF DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NONFORMAL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ADAPTIF DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NONFORMAL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti sidang hasil Karya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pendidikan Life Skill di Sekolah Dasar Lebah Putih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, karena selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak.

Lebih terperinci

LEARNING ENGLISH THROUGH STORY, SONG AND PLAYING (Pengenalan Bahasa Inggris dalam Konteks Pendidikan Anak Usia Dini)

LEARNING ENGLISH THROUGH STORY, SONG AND PLAYING (Pengenalan Bahasa Inggris dalam Konteks Pendidikan Anak Usia Dini) LEARNING ENGLISH THROUGH STORY, SONG AND PLAYING (Pengenalan Bahasa Inggris dalam Konteks Pendidikan Anak Usia Dini) Winti Ananthia Abstrak Banyak lembaga PAUD, baik formal, nonformal, dan informal, yang

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM PKL BAB I PENDAHULUAN

BAB II PROGRAM PKL BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi S1 PG-PAUD bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik dan profesional di bidang pendidikan anak usia dini, seperti Taman Penitipan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI UPTD SKB UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI UPTD SKB UNGARAN KABUPATEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI UPTD SKB UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Disusun oleh: Nama : Enggar Sari Aningtiyas Nim : 1201409002 Program Studi : Pendidikan Luar Sekolah FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru berperan penting dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran. Pada dasarnya setiap guru harus memiliki kemampuan dalam merancang program pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 3 Klaten terlaksana dengan baik dan lancar. Dari kegiatan PPL yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 3

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar, prinsip, struktur dan poin kunci framework TOGAF sebagai pendekatan arsitektur enterprise

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL PERENCANAAN, PELAKSANAAN & ANALISIS HASIL

BAB II KEGIATAN PPL PERENCANAAN, PELAKSANAAN & ANALISIS HASIL BAB II KEGIATAN PPL PERENCANAAN, PELAKSANAAN & ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa bersifat pembelajaran. Secara umum, persiapan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat karena maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleng bagsa itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill. Menteri

Lebih terperinci

MENGGAMBARKAN MANFAAT PROGRAM PARENTING MENURUT ORANG TUA DI KECAMATAN LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

MENGGAMBARKAN MANFAAT PROGRAM PARENTING MENURUT ORANG TUA DI KECAMATAN LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN MENGGAMBARKAN MANFAAT PROGRAM PARENTING MENURUT ORANG TUA DI KECAMATAN LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN SPEKTRUM PLS Jurnal Pendidikan Luar Sekolah http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/ Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut. SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL Oleh : Andita Fitriana NIM 09101241017 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci