PERAN STRATEGIS PEMERINTAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK USIA DINI NURINTAN SRI UTAMI Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN STRATEGIS PEMERINTAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK USIA DINI NURINTAN SRI UTAMI Abstrak"

Transkripsi

1 PERAN STRATEGIS PEMERINTAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK USIA DINI NURINTAN SRI UTAMI Abstrak Pendidikan anak usia dini yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengantarkan anak-anak meraih kesuksesan di masa depan. Kesuksesan ini juga akan berdampak baik bagi bangsa karena akan mengangkat citra bangsa. Berhasil atau tidaknya pendidikan anak usia dini selain dipengaruhi oleh individu anak, ternyata juga dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh negara, dalam hal ini pemerintah yang menjalankan fungsinya sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia terkesan hanya mementingkan kuantitas. Meskipun begitu, pemerintah telah mencoba untuk mengubah cara pandangnya ke sisi dimana mereka memperhatikan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Maka, harus disadari bahwa pemerintah telah berusaha keras untuk menciptakan pendidikan yang baik bagi anak usia dini. Namun, pemerintah juga diharapkan mampu bersikap konsisten dengan apa yang telah direncanakan. Latar Belakang Pendidikan menjadi salah satu modal bagi kemajuan suatu bangsa. Dapat kita lihat ketika pendidikan menjadi prioritas utama suatu bangsa, maka setidaknya bangsa tersebut dapat melakukan suatu perubahan yang signifikan, seperti pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mampu mengangkat citra bangsa di kancah dunia. Hal ini dapat menjadi sorotan pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Pada dasarnya, pemerintah Indonesia telah menetapkan aturan yang termuat dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian, pemerintah beberapa tahun belakangan juga menetapkan adanya wajib belajar sembilan (9) tahun bagi warga negara Indonesia. Menindaklanjuti keputusan pemerintah untuk menjadikan pendidikan sebagai fokus utama, pemerintah sendiri kemudian memasukkan pendidikan anak usia dini (PAUD) di dalam ranah pendidikan yang harus dikembangkan secara khusus karena pendidikan anak usia dini berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Anak usia dini (0-

2 6 tahun) mengalami apa yang disebut sebagai periode emas (0-6 tahun) bagi perkembangan otaknya. Periode emas merupakan periode kritis bagi perkembangan anak, karena dapat berpengaruh terhadap periode perkembangan selanjutnya. Periode ini hanya ada satu kali saja dan tidak dapat ditunda, sehingga jika terlewati maka peluang untuk mengembangkan potensi secara maksimal dapat dikatakan menjadi berkurang secara drastis. Oleh sebab itu, periode emas ini harus dimanfaatkan secara maksimal dengan memberikan pendidikan yang tepat sesuai perkembangan anak yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah Indonesia telah memulai program pengembangan pendidikan anak usia dini dengan menetapkan Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang didalamnya terdapat pasal khusus untuk pendidikan anak usia dini. Selanjutnya, pemerintah juga mendirikan Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini dalam lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan Informal yang dibawahi langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Selanjutnya, pemerintah juga menggalakkan program 1 Desa 1 PAUD dan diperoleh data dari pendataan online Ditjen PAUDNI tahun 2015 yang menunjukkan bahwa program ini pada tahun 2014 telah mencapai target 71,14 %. Semua yang telah disebutkan di atas adalah bukti bahwa memang pemerintah telah menganggap pendidikan anak usia dini ini penting. Fakta yang telah disampaikan di atas adalah bukti secara kuantitas, belum terlihat bahwa banyaknya pendirian lembaga pendidikan anak usia dini berjalan beriringan dengan berkembangnya kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia. Banyak studi juga menunjukkan, jika lembaga pendidikan anak usia dini tidak berkualitas, maka dapat menghambat perkembangan anak. Oleh karena itu, pemerintah harus ikut berperan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia. Kajian Teoritis A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). B. Teori Ekologi Brofenbrenner dalam Pendidikan Anak Usia Dini

3 Bronfenbrenner mengembangkan teori perkembangan anak yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kehidupan manusia. Teori Ekologi Brofenbrenner ini berkontribusi dalam pendidikan anak usia dini. Teori ini mengidentifikasikan lima sistem kontekstual, yaitu : 1. Mikrosistem adalah setting tempat individu banyak menghabiskan waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem inilah individu berinteraksi dengan agen sosial secara langsung (keluarga, teman sebaya, guru). Menurut Bronfenbenner, dalam setting ini individu bukanlah penerima pengalaman yang pasif, tetapi sebagai individu yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain. Bronfrenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008) 2. Mesosistem adalah hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya. (Santrock, Life-Span Development, 2002) 3. Eksosistem dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, ketika individu tidak memiliki peran yang aktif mempengaruhi hal yang individu alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak pekerjaan, yang dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. (Santrock, Life-Span Development, 2002). Contoh lain eksosistem adalah pemerintah kota yang bertanggung jawab bagi kualitas taman, pusat rekreasi dan fasilitas perpustakaan bagi anakanak dan remaja. Keputusan mereka bisa membantu bisa menghambat atau membantu perkembangan individu secara tidak langsung. (Santrock, Life- Span Development, 2002)

4 4. Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur merupakan istilah yang luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas tempat siswa dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. Misalnya, beberapa kultur (seperti Mesir dan Iran sebagai negara Islam), menekankan pada peran gender yang tradisional. Kultur lain (seperti di Amerika Serikat) menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di Amerika, sekolahsekolah semakin mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008) 5. Kronosistem meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris dari perkembangan individu. Misalnya, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian dan bahwa dampaknya lebih negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan. Dua tahun setelah perceraian, interaksi dalam keluarga tidak begitu kacau dan lebih stabil. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008) Sesuai teori brofenbrenner, pendidikan anak usia dini melibatkan berbagai elemen lingkungan, mulai elemen paling sederhana yaitu keluarga sampai kebijakan negara dan karakteristik zaman. Pendidikan anak usia dini menjadi tanggung jawab keluarga, komunitas, dan negara. Teori brofenbrenner ini dapat digunakan untuk menganalisis secara utuh mengenai pengaruh lingkungan, khusunya dalam hal ini peran pemerintah menentukan kebijakan terhadap pendidikan anak usia dini. C. Pendidikan Anak Usia Dini yang Berkualitas Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional (PPAUD, 2015). Pendidikan anak usia dini yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengantarkan anak-anak meraih kesuksesan di masa depan. Selain itu, pendidikan anak usia dini haruslah menjadikan pengalaman masa kecil ketika mendapatkan pendidikan juga menjadi kunci pembentuk kepribadian anak ketika usia dewasa. Kualitas pendidikan anak usia dini ditentukan oleh beberapa indikator atau standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan

5 Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu : 1. Anak mencapai perkembangannya dengan baik 2. Tenaga pendidik yang terlatih dan berpengetahuan luas 3. Konten, proses, dan penilaian dalam pengajaran 4. Sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan yang cukup D. Peran Pemerintah dalam Pendidikan Anak Usia Dini Pemerintah sebagai pembuat kebijakan secara nasional yang sifatnya mengikat telah banyak mengeluarkan berbagai kebijakan. Dalam Laporan Awal dari buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah yang akan diluncurkan oleh Bank Dunia, memuat berbagai langkah yang dilakukan oleh pemerintah. Pertama, pada tahun 2001, ketika suatu direktorat baru dibentuk di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang didedikasikan untuk anak usia dini. Sejak awal, advokasi yang dilakukan oleh direktorat ini di dalam dan di luar pemerintahan mempengaruhi penyusunan kebijakan, menambahkan sumber daya pada layanan PAUD di masyarakat, dan menciptakan strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya usia dini. Pada saat yang sama, UNICEF merintis pos pelayanan kesehatan terpadu bagi ibu dan anak sebagai bagian dari program Balita Cerdas, yang merupakan salah satu komponen inisiatif Pemerintah untuk mendukung anak usia dini pada waktu itu. Kedua, pendidikan anak usia dini dimasukkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Perencanaan Jangka Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun Ketiga, pada tahun 2004 sebuah proyek percontohan yang pada mulanya dilaksanakan di bawah lingkup Direktorat Pendidikan Masyarakat dialihkan ke Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Ketika layanan PAUD baru didirikan di desadesa tertinggal, proyek ini memberikan pelajaran penting yang kemudian diterapkan pada proyek baru berskala lebih besar, yang dirintis pada tahun Pembahasan

6 Sesuai apa yang dikemukakan dalam teori ekologi brofenbrenner bahwa kebijakan negara/pemerintah akan mempengaruhi berjalannya pendidikan anak usia dini, maka sudah sepatutnya pemerintah mengambil kebijakan secara tepat. Berdasarkan fakta yang ada, kebijakan pemerintah sudah bermunculan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Langkah pemerintah mewujudkan kebijakan-kebijakan tersebut dinilai sudah terlaksana dengan baik. Namun, pada tahun 2013 ditemukan bahwa ada beberapa hal yang mengganjal dari pendidikan anak usia dini di Indonesia. Sesuai riset yang dilakukan oleh Byrnes, kepala sekolah Royal Tots Academy, beberapa hal yang mengganjal dari pendidikan anak usia dini, yaitu : 1. Pendidikan anak usia dini tidak memiliki kurikulum yang universal. Hal ini menjadikan banyak lembaga pendidikan yang berbeda standar. 2. Sering terjadinya tarik ulur kekuatan antara anak dan guru. Ini adalah indikasi bahwa guru tidak memberikan kenyaman. Guru seharusnya memiliki pengetahuan bagaimana cara menghadapi anak-anak, karena setiap anak berbeda. 3. Lembaga pendidikan anak usia dini tidak konsisten karena membiarkan pengasuh ikut ke dalam kelas untuk menemani anak. Hal ini menjadikan anak tidak mandiri. Beberapa paparan di atas telah menunjukkan bahwa kualitas pelaksaan pendidikan anak usia dini perlu diperbaiki agar penyelengaraan pendidikan anak usia dini nantinya mampu mencapai standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Belakangan ini ternyata pemerintah mengevaluasi kekurangannya dalam hal kualitas penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, untuk itu pemerintah kembali menentukan arah kebijakan untuk meningkatkan kualitas PAUD (dalam data Bappenas), yaitu: 1. Menjamin bahwa Standar Nasional PAUD digunakan dalam menyusun kurikulum PAUD. Pengembangan standar nasional untuk PAUD oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada tahun 2009 juga menetapkan pendidikan anak usia dini sebagai tingkat pertama dalam sistem pendidikan di Indonesia. 2. Menguatkan forum pengembangan profesi pendidik PAUD dan kelompok kerja guru untuk meningkatkan kompetensi guru.

7 3. Menguatkan fungsi pengawas/pemilik lembaga PAUD dan pemberian dukungan untuk peningkatan kompetensinya. 4. Mengembangkan dan menerapkan sistem jaminan kualitas PAUD yang efektif, termasuk pengembangan karir pendidik. Arah kebijakan ini menjawab seluruh hasil riset yang dikemukakan oleh Byrnes. Namun, untuk mencapai Standar Pendidikan Anak Usia Dini, pemerintah masih membutuhkan waktu yang banyak. Memang tidak mudah untuk meningkatkan kualitas ketika alat untuk meraih kualitas itu tidak tersedia, misalnya tenaga pendidik yang profesional, pemerintah juga terlihat masih kesulitan untuk mengontrol semua lembaga PAUD karena setiap lembaga PAUD terkesan berjalan menurut aturan pemilik lembaga. Peningkatan kualitas akan bisa dilakukan secara bertahap oleh pemerintah. Pemerintah juga akan dibantu oleh Bunda PAUD yang sekarang juga menggalakkan Gerakan Nasional PAUD berkualitas. Semua pihak akan bekerjasama untuk menjadikan PAUD berkualitas ini, dari pemerintah hingga komunitas seperti PKK. Kesimpulan Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah layanan yang seharusnya memang dinikmati oleh seluruh anak di Indonesia. Pendidikan ini dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi anak di usia dini (golden age) untuk mencapai tahap perkembangannya dan di kemudian hari dapat bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mengambil tindakan untuk meratakan keberadaan lembaga PAUD di berbagai daerah/desa/kota. Pemerintah menetapkan berbagai kebijakan yang sangat mendukung keberadaan PAUD. Kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan PAUD amat penting karena mempengaruhi berjalan atau tidaknya seluruh kegiatan di PAUD. Meskipun pemerintah telah mencapai hasil yang memuaskan secara kuantitas, seperti berhasilnya program 1 Desa 1 PAUD, namun pemerintah sekarang harus lebih fokus pada peningkatan kualitas. Oleh karena itu, saran yang dapat diberikan kepada pemerintah adalah pemerintah harus melakukan (1) peninjauan ulang seuai teori perkembangan dalam psikologi bagaimana kriteria anak telah mencapai perkembangan pada usianya untuk menentukan apakah anakanak dalam lembaga pendidikan anak usia dini telah mencapai perkembangannya atau belum, (2) pemerintah harus menyiapkan tenaga pendidik yang terlatih, misalnya lulusan S1 bidang psikologi atau guru PAUD, atau dengan memberikan pelatihan dalam menghadapi anak usia dini dengan cara yang benar, (3) menyetarakan kurikulum serta setiap tahun mengevaluasi

8 hasil kinerja seluruh PAUD di Indonesia, menyamakan semua bentuk penilaian anak didik di lembaga PAUD agar tidak memakai cara yang salah, misalnya penilaian dengan sistem ranking, (4) menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai karena anggaran pemerintah untuk PAUD juga sangat besar setiap tahunnya. Pemerintah harus konsiten dengan kebijakan yang telah diambil dan dilaksanakan sebaik mungkin karena jika kebijakan yang lama tidak diperbarui, maka kemungkinan PAUD di Indonesia akan mengalami stagnansi atau tidak berkembang karena hanya mengedepankan jumlah (kuantitas) bukan isinya (kualitas). Referensi Bank Dunia (2012, November). Laporan Awal Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini. di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah. November. 15 April, DIKTI (2003). UU Nomor 20 Tahun April, Kementerian Pendidikan Nasional (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 15 April, PPAUD (2015, 15 April). Fungsi dan Tujuan. 15 April, PPAUD (2015, 15 April). Ada apa dengan pendidikan anak usia dini di indonesia. 15 April, ni_di_indonesia Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia

Lebih terperinci

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain dan berinteraksi dengan orang lain dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut individu dalam berhubungan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman Oleh: Pipin Piniman MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) sekaligus sebagai periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia.perkembangan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak usia dini merupakan masa yang sangat menentukan bagi kehidupan anak di masa mendatang. Masa ini bisa dikatakan sebagai masa yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat manusia. Setiap anak dilahirkan dengan berbagai kemampuan, bahkan ketika ia dilahirkan. Orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena anak memiliki masa perkembangan yang paling pesat, yakni pada masa golden age. Masa golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan mempunyai rasa ingin tahu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seorang anak di masa depan bergantung dari pendidikan yang diperoleh sebelumnya. Keberhasilan anak di jenjang Sekolah Dasar (SD), misalnya, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk membantu anak-anak yang tidak memiliki orang tua. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kekuatan spiritual keagamaan,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Melalui PAUD, anakanak uaia 0-6 tahun memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berperan aktif dalam pembangunan suatu negara. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA Annisa Meitasari Wahyono 125120307111071 PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut dengan PAUD bukanlah sesuatu yang asing di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan pemerataan dan perluasan pendirian lembaga pendidikan dimulai dari pendidikan anak usia dini disetiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Oleh karenanya perlu sekali Potensi-potensi tersebut dirangsang dan dikembangkan agar pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Pasalnya, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang dianjurkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun (enam) tahun yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 tahun (sejak lahir) sampai dengan 8 tahun dan masa ini disebut sebagai masa emas karena pada masa ini terjadi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, masyarakat sangat mengharapkan adanya pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN PERMAINAN WARNA MENGGUNAKAN MEDIA SIKAT GIGI DAN SISIR PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PONGGOK KECAMATAN MOJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Ekologi Perkembangan Manusia Model ekologi mencakup badan yang berkembang dari teori dan penelitian berkaitan dengan proses dan kondisi yang mengatur jalannya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN : BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditahun Menurut data tersebut, diperkirakan 1 dari 5 anak diamerika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ditahun Menurut data tersebut, diperkirakan 1 dari 5 anak diamerika mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengasuhan oleh orang tua tunggal adalah salah satu fenomena di zaman modern sekarang ini. Fenomena ini tercatat telah meningkat dari 13% ditahun 1970 menjadi 26% ditahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga sangatlah penting

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut Nasional Association In Education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan maksud agar orang yang dihadapinya mengalami perubahan dan peningkatan dari segi pengetahuan, kemampuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si LATAR BELAKANG Untuk menyiapkan SDM berkualitas harus diawali sejak usia dini, bahkan sejak masa konsepsi dalam kandungan Pemenuhan

Lebih terperinci

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_ Makalah By UNKNOWN March 26 2014 Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Edit Ms Word by Zahrotun

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Disusun oleh : ITA PURNAMA SARI A 520 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, dikarenakan pendidikan adalah salah satu pondasi dasar, yang bertujuan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari keseluruhan populasi, Sensus Penduduk 2000). Gutama (dalam Dharmawan, 2006) mengatakan bahwa anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

1. Berikan contoh cara guru menstimulasi perkembangan multiple intelegance pada anak usai SD

1. Berikan contoh cara guru menstimulasi perkembangan multiple intelegance pada anak usai SD SOAL UAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan Anak Didik Kode Mata Kuliah : 103 Hari Tanggal : Minggu, 8 Januari 2017 Dosen : Siti Nuraeni, M.Pd Waktu : 12.45-15.15 Dikirim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan manusia Indonesia adalah pembangunan berbagai aspek untuk membangun manusia dengan pembangunan yang fokus pada pemenuhan penegakan perlindungan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di KB dan TKIT Mutiara Hati Klaten) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan anak pada usia pra-sekolah atau sekarang lebih dikenal dengan anak usia dini yang berada pada rentang usia 0-6 tahun oleh para ahli dianggap sebagai usia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA TUGAS MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH Nama : Gretta Novianti (NIM: 82321314073) Kokom Komariah (NIM: 823213140) Pipin Piniman (NIM: 82321314086) Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai kondisi pendidikan anak usia dini secara global.kemudian ditelaah menjadi lebih terfokus ke dalam fenomena-fenomena yang sedang dialami oleh lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan proses belajar akan terus terjadi dengan semakin berkembangnya zaman. Belajar tidak hanya di pendidikan formal saja, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Untuk membagi kedekatan emosional dan fisik serta berbagi bermacam tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010 LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode yang sangat penting untuk mendasari pemahaman terhadap pengetahuan, sikap, dan kepribadian atau yang lebih umum mendasari pertumbuhan

Lebih terperinci

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Harris Iskandar Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Disampaikan pada Rakornas BAN PAUD dan PNF Tahun 2018 Yogyakarta, 22

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai

Lebih terperinci

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P. 125120307111011 PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha individu untuk membina kepribadian agar sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus globalisasi, sehingga berbagai upaya dilakukan agar peserta didik kelak mampu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah Indonesia telah merencanakan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun menjadi 9 tahun, ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Dosen Manajemen Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri (FIAI - UNISI) Tembilahan Abstraks PAUD adalah upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keharusan negara untuk mampu menciptakan rakyat yang cerdas ditiap-tiap bidangnya dan mengenai pendidikan sebagai suatu alat terciptanya negara yang baik dalam perspektif

Lebih terperinci

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang artinya maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan upaya mewujudkan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang Perkawinan menuliskan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang Perkawinan menuliskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan dini masih banyak terdapat di Indonesia, meskipun menurut Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang Perkawinan menuliskan Perkawinan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.

Lebih terperinci