BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah menorhagia berasal dari kata Yunani men yang berarti bulan, dan bentuk rhegyai yang berarti muncrat ke depan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah menorhagia berasal dari kata Yunani men yang berarti bulan, dan bentuk rhegyai yang berarti muncrat ke depan."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menorhagia Istilah menorhagia berasal dari kata Yunani men yang berarti bulan, dan bentuk rhegyai yang berarti muncrat ke depan. 3 Menorhagia ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Kelainan ini disebabkan kondisi didalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid ( irregular endometrium shedding ), dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid. 3,4,5,8 Menorhagia adalah masalah ginekologi yang bisa terjadi dan mempunyai dampak yang besar pada kesehatan dan kualitas hidup seorang wanita, sehingga penanganan terhadap menorhagia haruslah bertujuan untuk meningkatkan kedua aspek tersebut dan bukan hanya terfokus pada pengurangan kehilangan darah haid saja. 3,4,5,8

2 Hampir semua wanita pernah mengalami gangguan haid selama masa hidupnya dan sering dialami pada wanita usia perimenars dan perimenopause. 1,2 Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini dihadapi oleh wanita usia remaja, reproduksi dan klimakterik. Haid yang tidak teratur pada masa 3-5 tahun setelah menars dan pramenopause (3-5 tahun menjelang menopause) merupakan keadaan yang lazim dijumpai, tetapi pada masa reproduksi (umur tahun), haid yang tidak teratur bukan merupakan keadaan yang lazim, karena selalu dihubungkan dengan keadaan yang abnormal. 1,2,3,4 2.2 Pengobatan Menorhagia Meskipun tersedia sejumlah obat untuk penanganan menorhagia (Tabel 1), belum ada bukti yang jelas ataupun laporan tentang pengobatan yang paling efektif. Efek merugikan dan kepatuhan yang buruk juga mempengaruhi keberhasilan pengobatan medis. Ada teori yang mengatakan bahwa melibatkan wanita dalam proses pengambilan keputusan bisa meningkatkan efektifitas pengobatan. Setidaknya tiga siklus haid harus dievaluasi, sebelum pengobatan dianggap tidak efektif. 3,4,5,8 Kelas utama obat yang digunakan untuk pengobatan medis menorhagia adalah terapi non hormonal (inhibitor sintesa prostaglandin, obat antifibrinolitik dan obat hemostatik) dan terapi hormon. 3,4,5,8

3 JENIS OBAT RATA-RATA PENGURANGAN VOLUME PERDARAHAN HAID (%) Mirena 90 Oral progestogen (days 5-25) 87 Tranexamic acid 47 NSAID 25 OCP 50 Danazol 50 Oral progestogen (luteal phase, low dose) 4 Tabel 1. Perbandingan dari berbagai obat dalam pengobatan menorrhagia Non hormon Dua jenis obat paling efektif dalam kategori ini adalah asam traneksamat dan asam mefanamat. Kedua obat ini termasuk obat lini pertama untuk mengobati menorhagia. Kedua obat ini berguna pada wanita yang tidak membutuhkan kontrasepsi atau yang tidak ingin atau tidak dapat menggunakan terapi hormon. 3,4,6, Obat anti inflamasi non steroid Obat anti inflamasi non steriod (NSAID) menghambat sistem enzim siklo oksigenase yang bertanggungjawab atas pengubahan asam arachidonat menjadi prostaglandin dan leukotriena. Penelitian yang dilakukan sejak awal tahun 1980-an menunjukkan bahwa prostaglandin terlibat dalam pathogenesis banyaknya kehilangan darah haid. Endometrium menghasilkan

4 prostaglandin dalam jumlah yang besar (E 2 dan F 2 ) dan beberapa studi menunjukkan bahwa konsentrasi prostaglandin meningkat di dalam endometrium wanita penderita menorhagia. 3,4,6,8 Non steroid yang paling umum digunakan dalam pengobatan menorhagia adalah asam mefanamat. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan 25% kehilangan darah haid yang terkait dengan asam mefanamat. Non steroid banyak digunakan dan murah. Akan tetapi, tidak ada efeknya pada siklus haid yang tak teratur. Non steroid perlu digunakan secara teratur dan harus dimulai segera setelah perdarahan mulai, karena kurang efektif jika dimulai setelah perdarahan sudah menjadi berat. Non steroid ini berguna pada wanita yang menderita menorhagia yang sekunder terhadap koil intrauterin, adenomiosis dan koagulopati. Obat ini juga bisa bermanfaat jika dismenore atau migrain saat haid menjadi gejala yang signifikan. 3,4,6,8 Efek samping yang serius sangat jarang karena hanya perlu dikonsumsi selama haid. Timbunya efek samping dilaporkan antara kurang dari 10% dan 59%. Efek samping terbatas pada iritasi lambung yang bisa diminimalkan jika dikonsumsi bersama makanan. Karena itu, asam mefanamat dan NSAID bisa menjadi pengobatan medis lini pertama yang efektif bagi sebagian wanita penderita menorhagia. Tingkat penurunan kehilangan darah haid biasanya moderat, tetapi menyebabkan efek samping minimal. 3,4,6,8

5 Antifibrinolitik Selama haid normal, hemostasis lokal aktif terjadi pada vascular endometrial. Hemostasis endometrial tampaknya terganggu pada wanita dengan perdarahan disfungsional. Perbedaan yang mencolok ditemukan dalam konsentrasi enzim fibrinolitik dalam darah haid dari wanita dengan perdarahan disfungsional. Fibrinolisis tergantung pada keseimbangan dalam produksi dan pelepasan aktivator dan inhibitor plasminogen. Kadar aktivator plasminogen yang lebih tinggi secara signifikan dilaporkan dalam ekstrak endometrium fase sekresi dari wanita penderita menorhagia daripada wanita dengan kehilangan darah haid normal. Dalam sebuah penelitian telah terbukti adanya korelasi nyata antara kadar plasminogen jaringan pada endometrium sekresi terlambat dan kehilangan darah haid, yang mengindikasikan adanya peranan utama bagi peningkatan pelepasan lokal aktivator fibrinolitik dalam etiologi perdarahan haid berlebihan. Asam traneksamat adalah antifibrinolitik yang digunakan dalam penanganan menorhagia. Ini merupakan derivat sintetik dari asam amino lisin. Terapi anti fibrinolitik menyebabkan penurunan yang lebih besar dalam pengukuran objektif kehilangan darah haid berat dibandingkan dengan plasebo atau terapi medis lainnya. Studi perbandingan menunjukkan bahwa asam traneksamat lebih baik dalam menurunkan kehilangan darah haid daripada NSAID dengan penurunan kehilangan darah haid 56% dan 44% serta 21% dan 24% untuk flurbiprofen dan diklofenak. 3,4,6,8

6 Asam traneksamat juga terbukti mengurangi kehilangan darah haid hingga 35-51% yang disebabkan oleh koil intrauterin. Efek samping yang timbul sifatnya terkait dosis. Walaupun ada efek samping serius potensial dengan episode penggumpalan sistemik. Efek samping lainnya meliputi ruam pada kulit, mual dan muntah. Karena 90% darah haid hilang dalam 3 hari pertama siklus haid, pengobatan bisa terbatas pada harihari tersebut dan karenanya mengurangi terjadinya efek samping. Antifibrinolitik menawarkan pilihan lini pertama efektif bagi sebagian wanita. Obat ini mempunyai dampak lebih besar pada penurunan tingkat kehilangan darah haid daripada NSAID, tetapi lebih sering terkait dengan efek merugikan pada gastrointestinal. Akan tetapi, keduanya mempunyai keuntungan karena hanya dikonsumsi selama haid dan membantu kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat tersebut. 2,3,4,6, Hemostatik Walaupun hemostasis endometrial ternyata terganggu pada wanita dengan perdarahan disfungsional, ethamsylate, suatu obat yang diyakini mengurangi kerapuhan kapiler dan menghambat pathway prostaglandin, diragukan efikasinya. Karena itu, ethamsylate tidak lagi dianggap sebagai pengobatan yang efektif untuk menorhagia. 3,4,6,8

7 2.2.2 Hormon Obat ini dikonsumsi sesuai siklus atau kontinu dan tidak efektif bila hanya dikonsumsi selama haid. Mekanisme kerjanya adalah mempengaruhi hormon secara lokal atau sistemik. Karena tidak ada cacat hormon pada 80% wanita penderita menorhagia, penggunaan terapi hormon tidak memperbaiki penyakit utama, tetapi hanya menimbulkan kontrol eksternal pada siklus haid. Akan tetapi, bagi banyak wanita, kontrol siklus adalah suatu hal yang sama pentingnya dengan tingkat keparahan menorhagia Pil kontrasepsi oral Pemberian estrogen dan atau progestogen kontinu memicu atrofi endometrial. Pil kontrasepsi oral adalah pengobatan efektif yang tersedia untuk menorhagia, karena mengurangi kehilangan darah haid hingga sekitar 50%. Penurunan kehilangan darah haid terjadi pada wanita dengan menorhagia atau dengan kehilangan darah haid normal. Sekalipun demikian, hanya 11% dari 518 klinisi yang meresepkan obat ini dalam studi tentang pengobatan menorrhagia dalam perawatan primer. Pil ini mempunyai keuntungan dengan memberikan siklus teratur, yang mengurangi kejadian dismenore dan juga memberikan efek kontrasepsi. Pil juga mengurangi risiko jangka panjang kanker endometrial dan ovarium. Ada efek samping serius namun tidak umum, seperti penyakit thrombo embolik, hipertensi, gangguan fungsi liver dan tumor hati. Efek samping yang kurang serius lainnya meliputi mual, muntah, nyeri pada payudara, sakit kepala dan perubahan mood, yang

8 dapat menjadikannya tidak bisa diterima pada wanita berusia di atas 40 tahun, sedang pada wanita yang berisiko rendah, yaitu dengan indeks massa tubuh normal, bukan perokok dan normotensif, pil kombinasi bisa digunakan. Pada wanita risiko tinggi, pil kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron saja yang digunakan sebagai gantinya. 3,4,6, Terapi sulih hormon (HRT) Ini bisa membantu bagi wanita pada periode perimenopausal untuk mengatur siklus haid dan juga mengurangi efek dari hot flush. Akan tetapi, kejadian menorhagia pada wanita yang menerima terapi sulih hormon sama dengan kejadian pada wanita yang tidak menggunakannya. Efek samping umum terjadi dengan HRT siklik dan terkait dengan komponen progestogen. Ini meliputi mastalgia, perut kembung, sakit kepala dan perubahan mood yang mungkin cukup berat untuk membatasi penggunaannya. 3,4,6, Progestogen Progestogen bisa digunakan secara siklik dengan dua aturan pengobatan yang berbeda. Progestogen dikonsumsi dengan dosis rendah selama 5-10 hari pada fase luteal atau selama hari,namun tidak terjadi penurunan yang signifikan dalam kehilangan darah haid. Beberapa penelitian menyatakan bahwa progestogen merupakan salah satu obat yang tidak efektif dalam penanganan menorhagia. Akan tetapi jika progestogen dikonsumsi selama 21 hari dengan dosis yang lebih tinggi (dydrogestone 10

9 mg), ini terkait dengan penurunan kehilangan darah haid, bahkan pada menorhagia yang berovulasi. 3,4,6,8 Efek samping kecil biasanya terjadi seperti perut kembung, kenaikan berat badan, nyeri pada payudara dan meningkatnya selera makan. Penggunaan obat ini terbatas karena banyak wanita tidak dapat menerima efek samping tersebut. Penggunaan yang lama dari progestogen dosis tinggi ada kalanya terkait dengan perdarahan tidak teratur dan perubahan atherogenik dalam profil lipid. 3,4,6, Danazol Ini merupakan derivatif sintetik dari 17-ethinyl testosteron, yang mempunyai aktivitas anti estrogenik dan anti progestogenik. Danazol mensupresi lonjakan fase mid luteal dari FSH dan LH, dan menghambat ovulasi tanpa mengubah kadar gonadotropin basal. Danazol juga menghambat steriodogenesis pada corpus luteum. Penurunan kehilangan darah haid ternyata terkait dengan dosis dan jika dikonsumsi dalam dosis moderat hingga tinggi (400 mg atau lebih per hari) akan memicu amenore pada sebagian besar wanita. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan nyata kehilangan darah haid hingga 50%. 1, 2,3,4,5,6,7,8, Agonist hormon pelepas gonadotropin (GnRH) Agonist GnRH menyebabkan pengaturan pituitari dan penurunan dari gonadotropin dan steroid ovarium. Ini menyebabkan amenore pada lebih dari

10 90% wanita. Efek samping cenderung terkait dengan keadaan hipoestrogenik. Penggunaannya juga terkait dengan osteoporosis dengan penurunan kandungan mineral tulang sekitar 5% per tahun. Efek merugikan ini bisa diminimalkan dengan terapi penggantian hormon secara bersamaan. 3,4,6, Gestrinone Gestrinone adalah derivatif 19-nortestosteron sintetik. Ini menyebabkan anovulasi dengan bekerja pada sumbu pituitari hypothalamus dan mensupresi sekresi gonadotropin. Memiliki efek samping yang hampir sama dengan Danazol. Akan tetapi, harganya lebih mahal, dan di Inggris ini hanya digunakan pada kasus endometriosis. 3,4,6,8 2.3 Danazol sebagai terapi menorhagia Danazol merupakan steroid sintetis derivat dari ethisteron, warnanya putih hingga kuning pucat, berupa bubuk kristalin dengan titik cair 225º C dengan beberapa dekomposisi. Sejak diperkenalkan, Danazol diduga memiliki efek antigonadotropik pada wanita post menopause, namun pada hewan dan wanita usia reproduksi efek obat ini tidak dapat diamati langsung. Hasil yang diperoleh dari beberapa penelitian menunjukkan efek anti LH pada akhir periode pengobatan.

11 Pada wanita pre menopause walaupun konsentrasi serum estradiol menurun secara bermakna, konsentrasi serum FSH tidak berubah pada waktu yang sama. Situasi ini dapat dijelaskan dengan efek sentral dari pengobatan Danazol. Dengan dosis rendah danazol, maturasi folikel dan ovulasi mungkin terjadi, sedang dalam dosis yang tinggi pertumbuhan folikel terlihat terhambat, yang dapat dinilai dari jumlah estradiol. Penurunan konsentrasi serum prolaktin disebabkan olehn penurunan jumlah estradiol atau efek langsung Danazol terhadap pituitari. 1,2,10,11,12,13,14,15,16,17 Berdasarkan penelitian dan hasil yang didapatkan, peningkatan testosteron dalam sirkulasi, testosteron bebas dan dehidroepiandosteron sulfat dapat disebabkan reaktifitas silang antara Danazol dan antibodi testosteron, karena dapat dijumpai konsentrasi Danazol dan reaktifitas silang antara Danazol dengan antibodi testosteron rendah didalam serum. Data ini dapat berubah apabila Danazol dapat memberikan reaktifitas silang yang berbeda dengan testosteron atau antibody DEA-S. DEA-S tidak dipengaruhi oleh jumlah SHBG dan sebahagian besar berasal dari adrenal sehingga Danazol seharusnya bekerja sebagai steroid biosintesis yang merupakan efek perifer yang dapat dijumpai oleh ovarium dan adrenal. Konsentrasi serum prolaktin yang tidak berubah juga menurunkan kemungkinan kerja obat ini di area hypothalamus hipofise pada CNS. Kerja perifer dari Danazol juga dijelaskan oleh Calstrom yang mengatakan bahwa Danazol pada pemberian awal dapat memiliki efek steroid sulfatase inhibitor. Supresi SHBG selama pemberian Danazol menyatakan bahwa derajat supresi merupakan proses yang

12 bergantung terhadap dosis dan tidak bergantung pada konsentrasi serum estradiol. 1,2,10,11,12,13,14,15,16,17 Penyebab yang memungkinkan terjadinya perubahan SHBG merupakan efek langsung dari obat terhadap sintesis hepatik SHBG yang juga memiliki peranan penting dalam memberikan efek androgenik. Hal ini menyebabkan kita menganggap Danazol merupakan obat yang efektif untuk kasus menorhagia ringan dan berat, dengan efek samping berbeda. Hiperandrogenisitas merupakan efek samping yang paling penting dari substansi ini merupakan akibat dari beberapa metabolik atau efek perifer dari kerja obat. 1,2,10,11,12,13,14,15,16,17 Gambar 1. Struktur formula Danazol C22H27NO2 dengan Berat molekul : Pengalaman pada beberapa penelitian dengan Danazol pada pemberian lebih dari 6 bulan masih terbatas. Ketika terapi harus diulang maka pengobatan harus diamati, karena belum ada data yang tersedia untuk pengulangan terapi. Perlu diwaspadai terjadinya toksisitas yang mungkin muncul selama terapi dengan Danazol, khususnya ketika pemakaian dilanjutkan melebihi periode waktu yang direkomendasikan. Berikut

13 merupakan efek yang tidak diharapkan dapat muncul pada pasien yang menerima Danazol berupa akne, oedema wajah, hirsutisme ringan, pengurangan ukuran mamma, suara memberat, perminyakan pada kulit atau rambut, peningkatan berat badan, seborrhea dan terkadang hipertropi klitoris. Juga manisfestasi hipoestrogenik seperti flushing/kemerahan, vaginitis termasuk gatal, kekeringan, rasa terbakar dan perdarahan pervaginam, cemas dan emosi yang labil telah dilaporkan. Alergi seperti urtikaria, pruritus, pada kulit dan membran mukus dapat terjadi makulopapular, vesicular, papular, hiperpigmentasi, rambut rontok, nodul inflamasi yang eritematosa, pigmentasi kulit, dermatitis eksfloativa, eritema multiformis, sindroma Steven Johnson dan terkadang sensitif terhadap matahari. Efek samping terhadap hematologi berupa peningkatan sel darah merah dan platelet, trombositopenia, leukopenia dan terkadang eosinofilia, leukositosis atau polisitemia dan tromboflebitis. 1,2,10,11,12,13,14,15,16, Cara kerja Danazol Pada wanita usia reproduksi cara kerja primer Danazol adalah : 1. Menekan axis HPO dan menghambat luaran dari gonadotropin kelenjar pituitari 2. Penghambatan enzim yang dibutuhkan untuk sintesis hormon gonad 3. Pengikatan Danazol secara kompetitif dengan reseptor steroid pada organ target

14 Danazol juga menghambat akumulasi siklik AMP pada sel granulosa dan luteal sebagai respon terhadap hormon gonadotropin. Rentang kerja yang lebar dari plasma protein termasuk meningkatkan protrombin, plasminogen, anti thrombin III, alfa 2 makroglobulin, C1 esterase inhibitor, eritroprotein dan pengurangan fibrinogen, pengikatan tiroid dan SHBG telah diamati. Danazol meningkatkan proporsi dan konsentrasi testosteron yang tidak terikat didalam plasma. Pada wanita post menopause Danazol menekan level FSH dan LH. Hal tersebut merupakan dosis rendah yang berkaitan dengan aktifitas androgen. Danazol merupakan androgen lemah tetapi anti androgenik, anti progesterogenik, kerja estrogenik dan anti estrogenik juga telah diamati. Pemakaian oral selanjutnya pada wanita dewasa yang sehat Danazol menunjukkan absorbsi tergantung dosis, yang tampak pada rentang dosis mg dua kali sehari pada dosis multiple. Absorbsi dipengaruhi oleh masa prandial, hampir dua kali lipat bila Danazol dikonsumsi segera setelah makan dibandingkan dengan 2 jam sebelum makan. Metabolit utama Danazol yang muncul yaitu ethisterone dan 17-hydroxymethylethisterone dengan waktu paruh eliminasi plasma rata-rata Danazol berkisar 24 jam. Studi bioavailibilitas mengindikasikan level darah tidak meningkat secara proporsional dengan peningkatan dosis yang dipakai. Ketika dosis Danazol digandakan, peningkatan pada level plasma hanya berkisar 35-40%. 10,11,12,13,14,15,16,17

15 Gambar 2. Efek dari perumusan dengan mean ± S.E. kadar danazol dalam plasma jika diberikan secara oral {x} Danocrine, 100mg { } Danocrine 200mg, { } polyethilen glycol- PVP 100mg dan { } polysorbate 100mg Ketika digunakan untuk pengobatan endometriosis, Danazol mempengaruhi endometrium sehingga menjadi inaktif dan atrofi. Danazol menghasilkan regresi jaringan endometrial ektopik pada pemantauan pre dan paska laparaskopi medis yang telah dilakukan pada 96 subjek. Regresi komplit atau parsial dari endometrium ektopik telah ditemukan pada 85 dari 88 pasien (97%) yang menerima 800 mg Danazol per hari dan 6 dari 8 pasien menerima 600 mg. Regresi tersebut karena penekanan fungsi ovarium yang menghasilkan anovulasi dan amenorea. Perubahan pada sitologi vagina dan mukus serviks merefleksikan penekanan efek Danazol pada kerja steroid gonad dan ditemukan pada 75% dari 116 pasien yang diteliti. 10,11,12,13,14,15,16,17 Perubahan level plasma pada beberapa protein telah diamati selama pemakaian Danazol. Pre albumin, C1 esterase inhibitor, hapglobin, transferin, anti thrombin III, protrombin dan plasminogen tampak meningkat selama

16 pemakaian Danazol. Konsentrasi dari T4 terikat globulin, SHBG berkurang menjadi sepertiga atau kurang pada pemakaian Danazol, T3 meningkat, kandungan estradiol menurun namun signifikansi klinis pada perubahan tersebut belum terdeterminasi. 10,11,12,13,14,15,16,17 Danazol yang diberikan intravaginal dengan dosis rendah (200 mg) tidak mempengaruhi axis HPO dan dosisnya tidak mempengaruhi ketebalan endometrium akibat perangsangan estrogen dan progesteron. Pemakaian per hari Danazol suppositoria yang mengandung 100 mg menghasilkan konsentrasi yang tinggi pada uterus dan ovarium, namun konsentrasinya rendah didalam serum dan tidak berpengaruh pada axis HPO. Hasil tersebut menjelaskan mengapa hambatan pada ovulasi yang selalu tampak pada terapi Danazol per oral tidak tampak selama di terapi dengan Danazol intravaginal.. 1,2,10,18,19,20 Sebagai tambahan, pada beberapa pasien, pengobatan Danazol intravaginal tidak hanya menunjukkan keefektifan dalam hal remisi dari dismenore dan hipermenore, tetapi juga efektif untuk mengembalikan fertilitas pada wanita muda. 1, Vagina sebagai tempat pemberian obat Dalam literatur, vagina manusia sering digambarkan sebagai tabung fibromuskular berbentuk huruf S. Dinding vagina terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan epitel, lapisan otot dan tunika adventia. Permukaan vagina terdiri dari banyak lipatan, yang sering disebut rugae. 21

17 Vagina memiliki elastisitas yang sangat baik karena keberadaan serat elastik halus dalam lapisan otot. Jaringan pembuluh darah yang mensuplai darah ke vagina termasuk pleksus arteri membentang dari arteri iliaka internal, uterus, arteri pudendal internal dan rektum medialis. Bahkan, pembuluh darah arteri, dan pembuluh limfatik sangat banyak di dinding vagina. Obat yang diserap dari vagina tidak mengalami first-pass metabolism karena darah yang keluar dari vagina masuk dalam sirkulasi perifer melalui pleksus vena yang kaya, yang terutama bermuara ke vena iliaka internal. Bagian bawah dari saraf vagina menerima pasokan dari saraf pudendal dan dari pleksus hipogastrikus dan uterovaginal inferior. Meskipun vagina tidak memiliki kelenjar tapi menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan vagina terdiri dari sekresi serviks dan transudat dari pembuluh darah dengan deskuamasi vagina dan sel-sel leukosit termasuk sekresi dari endometrium dan tuba fallopi. Wanita pada usia reproduksi menghasilkan cairan pada tingkat 3-4 g / 4 jam, sedangkan yang dihasilkan pada wanita pascamenopause berkurang sampai 50%. Cairan vagina mengandung enzim, inhibitor enzim, protein, karbohidrat, asam amino, alkohol, hydroxylketon dan senyawa aromatik. 21

18 Sama seperti cara penyerapan obat obatan melaui mukosa lainnya, obatobatan yang diberikan melalui rute vagina diserap melalui : 1. Transeluler, secara difusi tergantung pada konsentrasi yang bisa melewati sel 2. Paraseluler yang dimediasi oleh tight junction 3. Vesicularly atau dimediasi oleh reseptor transportasi. Penyerapan obat divagina melalui dua rute utama, yaitu penyerapan dilumen vagina dan penetrasi pada membran. 21 Selanjutnya lendir serviks pada vagina, berupa gel glikoprotein, dapat digunakan untuk penyerapan obat secara bioadhesif. Namun demikian, keberadaan lendir serviks bisa juga mengurangi permeabilitas obat yang dipilih. Volume, viskositas dan ph cairan vagina mempunyai dampak baik negatif atau positif untuk penyerapan obat intravaginal. Penyerapan obat yang kurang larut dalam air dapat diperbaiki dengan menambah volume cairan. Keberadaan lendir serviks yang kental mungkin menjadi hambatan terhadap penyerapan obat dan peningkatan volume cairan akan menghapus obat dari rongga vagina yang selanjutnya mengurangi penyerapan obat tersebut. 21 Sifat fisikokimia seperti berat molekul, kelarutan dalam lemak, ionisasi, muatan permukaan, kimiawi alami dapat mempengaruhi penyerapan obat intravaginal. Umumnya obat lipofilik dengan berat molekul rendah cenderung

19 lebih mudah diserap dari obat-obatan lipofilik atau hidrofilik dengan berat molekul besar. 21 Penelitian terhadap penyerapan intravaginal dari polivinil alkohol menunjukkan bahwa ambang berat molekul senyawa yang tidak dapat diserap mungkin lebih tinggi pada vagina dari permukaan mukosa lain. Karena cairan vagina mengandung sejumlah besar air, apapun obat dimaksudkan untuk diberikan intravaginal harus larut dalam air Anatomi Vagina Panjang rata-rata posterior vagina 8-12 cm. Tampilan cross-sectional menunjukkan bahwa vagina adalah organ dengan dinding anterior dan posterior yang bersentuhan. Vagina memasuki pelvis, melewati dua diafragma, yaitu diafragma urogenital dan diafragma pelvis. Otot bulbocavernosus dari diafragma urogenital dan otot pubococcygeus dari diafragma pelvis bertindak sebagai sfingter untuk introitus vagina. Persarafan vagina berasal dari dua sumber. Saraf perifer menjadi sumber persarafan ¼ daerah bawah vagina, sehingga area ini menjadi sangat sensitif; saraf otonom menjadi sumber persarafan daerah ¾ bagian atas. Serat otonom membantu peregangan dan tidak sensitif terhadap rasa sakit atau suhu. Selain itu, ada beberapa serat sensoris di vagina bagian atas, sehingga menjadi daerah yang relatif tidak sensitif. 22

20 Histologi Vagina Secara histologi vagina terdiri dari empat lapisan yang berbeda. Nonsecretory stratified squamous cell menjadi lapisan paling atas. Selanjutnya lamina propria, atau tunika, terbuat dari kolagen dan elastin, yang mengandung pembuluh darah dan limfatik. Lapisan ketiga, otot, dengan serat otot polos yang berjalan melingkar dan memanjang. Lapisan akhir terdiri dari jaringan

21 ikat dan pembuluh darah besar. Jaringan vagina tidak mengandung sel-sel lemak, kelenjar, atau folikel rambut. Sekresi dari dinding vagina berupa transudat alami yang diproduksi oleh pelebaran pada pleksus vaskuler yang meliputi vagina Fisiologi Vagina Vagina berfungsi sebagai liang senggama, saluran darah haid, dan jalan lahir. Fisiologi dari vagina dipengaruhi oleh umur, status hormon, kehamilan, dan perubahan ph yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk semen, menstruasi, kadar estrogen, dan kolonisasi bakteri. Hormon reproduksi mengontrol ketebalan dari epitel vagina, dengan E2 penebalan epitel dan hypoestrogenism mengakibatkan atrofi. Cairan vagina berasal dari sejumlah sumber yang berbeda. Cairan ini kebanyakan transudat dari vagina dan selsel serviks juga mengandung sekresi vulva dari glandula sebaseus, glandula seminifera, glandula Bartholin, dan glandula Skene; lendir leher rahim; cairan endometrium dan cairan oviduct dan mikroorganisme dan produk metaboliknya. Komposisi cairan di vagina secara siklik dipengaruhi oleh perubahan hormonal dan tingkat rangsangan seks. Bila vagina dalam tahap tidak terstimulasi secara seksual, cairan vagina terdiri dari transudat plasma dari dinding vagina dan sekresi dari kelenjar serviks dan vestibular. Pada rangsangan seksual, ketika vagina membesar, peptida vasoaktif dihasilkan secara lokal, meningkatkan dilatasi arteriolar dan menekan vena. Efek ini meningkatkan lubrikasi vagina, jumlah lubrikan bervariasi pada masingmasing individu, tergantung pada keadaan hormonal. 22

22 Salah satu kelebihan pemberian obat pervagina dibandingkan secara oral adalah menghindari penyerapan obat melalui gastrointestinal (GI) dan hepatic first pass effect. Penyerapan dari saluran pencernaan tidak dapat diprediksi dan dapat menyebabkan mual dan muntah, interaksi antar obat, atau menurunnya kapasitas penyerapan usus. Selain itu, lumen GI dan hati adalah tempat eliminasi untuk banyak senyawa. Menghindari hepatic first pass effect sangat menguntungkan untuk senyawa yang di metabolisme di hati. 22 Rute vagina sangat baik untuk agen aktif yang ditujukan untuk uterus seperti progesteron, dan danazol. Dari beberapa penelitian, konsentrasi plasma progesteron yang diberikan secara vaginal terbukti lebih tinggi di dalam arteri uterina dibandingkan kadarnya pada di arteri radialis, yang menunjukkan distribusi istimewa progesteron ke uterus. Hal ini dikonfirmasi dengan keberadaan transportasi lokal langsung dari vagina ke rahim, disebut first uterine pass effect. 23 Keuntungan dari pemberian melalui vagina adalah: Menghindari hepatic first pass metabolism 2. Mengurangi timbulnya efek samping dan keparahan gejala gastrointestinal 3. Penurunan efek samping hepatik

23 2.3.3 First Uterine Pass Effect dari Danazol (FUPE) Konsep dari FUPE mengajukan bahwa obat-obat yang diberikan pervaginam dihantarkan ke uterus melalui mekanisme transport langsung secara lokal dari vagina ke uterus. Menurut konsep ini pemberian zat pervaginam ditargetkan ke uterus dimana konsentrasi jaringannya diperkuat dan absorpsi secara sistemik diminimalisir sehingga kadar sirkulasi dan efek sampingnya ikut diminimalisir. 21,22,23,24,25 Pada pemberian pervaginam konsentrasinya pada jaringan uterus ditemukan 10 kali lipat daripada level yang didapatkan pada pemberian secara sistemik, walaupun pemberian secara sistemik kadarnya dalam plasma 7 kali lipat lebih daripada pemberian pervaginam. Pada pemberian per oral ditemukan mempunyai efek yang serupa dengan pemberian secara sistemik jika dibandingkan dengan pemberian pervaginam. Efek lokal dari pemberian pervaginam ini didapatkan melalui mekanisme transport langsung secara lokal dari vagina ke uterus juga melalui jalan intraluminal ( trans-servikal ). 26,27,28,29,30,31 Kemungkinan lainnya adalah difusi dari pembuluh-pembuluh limfe uterovaginal atau dari vena menuju sistem arterial dari uterus. Pada mekanisme pertukaran ini didasari dengan adanya fakta bahwa pembuluh darah arteri dan vena diibaratkan sebagai dua tabung yang berbagi permukaan pertukaran yang sama tetapi mempunyai aliran berbeda arah. Zatzat yang mempunyai konsentrasi yang tinggi didalam vena dan pembuluh limfatik dapat berdifusi kedalam aliran pembuluh arteri terdekat sehingga

24 kadarnya didalam organ tujuan arteri tersebut akan melebihi kadarnya dibandingkan dalam organ lainnya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya kadar zat pada arteri uterina setelah pemberian pervaginam dibandingkan dengan sirkulasi perifer ( arteri radialis ). 28,29,30,31

25 FIRST UTERINE PASS EFFECT DANAZOL ( local administration ) DANAZOL administered Vagina Difusi Vena --->Arteri Limfatik ---> Arteri Intraluminal (Trans-servikal) Uterus Konsentrasi di jaringan 10x > sistemik / per oral Efektifitas Efek samping Kadar dalam plasma 7x < sistemik Skema 1

26 Pengaruh Danazol terhadap mekanisme pembekuan darah Pemberian Danazol menaikkan kadar faktor-faktor pembekuan darah yaitu protrombin, plasminogen, antithrombin III, faktor VIII dan faktor IX sehingga menurunkan rerata episode perdarahan. Walaupun jarang terjadi pada pemberian Danazol dapat terjadi efek samping yang dapat berakibat serius sampai dengan fatal berkaitan dengan kenaikan kadar faktor pembekuan darah. Kenaikan faktor-faktor pembekuan darah menyebabkan mudah terbentuknya bekuan darah ( blood cloth ) dan bekuan darah tersebut, dalam kasus yang sangat jarang terjadi pada penggunaan danazol, dapat menyumbat pembuluh darah sehingga menyebabkan gangguan aliran darah pada pembuluh darah jantung, hati, otak maupun organ lainnya sehingga, walaupun sangat kecil, meningkatkan resiko terjadinya stroke dan serangan jantung sekitar 1,45%. 21,22,24,27,31 Efek samping yang fatal ini dapat terjadi bila Danazol diberikan per oral, dikarenakan pemberian per oral meningkatkan faktor pembekuan, walaupun efek samping ini sangat jarang terjadi. Sementara pemberian secara lokal lebih jarang terjadi efek samping dikarenakan mekanisme first pass effect dari Danazol terhadap uterus yang menaikkan kadarnya pada target organ sementara disisi lain menurunkan kadarnya dalam plasma. 1,2,30,31

27 PENGARUH DANAZOL TERHADAP PEMBEKUAN DARAH DANAZOL Oral IntraVagina Sistemik Antithrombin III, Prothrombin, Plasminogen, Faktor VIII, Faktor IX Blood cloth JARANG! - Stroke - MCI - Gangguan Liver Menurunkan rerata perdarahan Skema 2

28 Efek samping dari penggunaan Danazol Danazol dapat menyebabkan efek samping yang dapat berbeda dialami oleh setiap penggunanya. Efek samping terjadi dikarenakan danazol adalah suatu hormon androgen. Jumlah dan keparahan efek samping yang kadangkadang dialami berkaitan dengan dosis yang digunakan. Mengurangi dosis sampai dosis minimum yang tetap efektif dapat mengurangi efek samping yang dialami. 7,10,12,30 Beberapa efek samping disebabkan rendahnya tingkat estrogen dalam tubuh. Ini termasuk muka terasa panas, berkeringat di malam hari dan rasa kering pada vagina. Danazol dapat membuat penampakan profil wanita menjadi seperti pria, sepeti penebalan warna suara dan pertumbuhan rambut yang banyak disekujur tubuh dan wajah (hirsutisme). Efek samping akan segera hilang setelah menghentikan penggunaan, namun beberapa efek samping androgenik seperti penebalan warna suara hirsutisme (terutama jika berat) dan pembesaran klitoris, kadang-kadang bersifat ireversibel. efek samping lainnya termasuk pertambahan berat badan yang ekstrim dan spasme otot berulang-ulang. Beberapa pasien yang memakai danazol juga dilaporkan mengalami berkurangnya ukuran payudara dan kemerahan kulit. Depresi diketahui terjadi diantara pasien pengguna Danazol, juga timbulnya jerawat yang parah. Penggunaan jangka panjang dikaitkan dengan risiko tumor hati walaupun rendah, dan risiko penyakit jantung. Jika pengobatan lebih dari enam bulan sehingga fungsi hati harus dipantau. Obat ini dapat meningkatkan resiko kanker ovarium. 23,25,26,28,31

29 2.4 Pictorial Blood loss Assesment Chart (PBAC) Pictorial Blood loss Assesment Chart (PBAC) adalah bagan yang digunakan untuk menilai suatu keadaan dengan parameter gambar-gambar tertentu dan dapat diinterpretasikan baik secara kualitatif sesuai dengan gambar pada bagan, ataupun mempunyai nilai kuantitatif dengan memasukkan nilai-nilai (skoring) tertentu yang telah disesuaikan dengan gambar pada bagan tersebut. Pada penelitian ini digunakan Pictorial Blood loss Assesment Chart (PBAC) sebagai suatu alat semi objektif yang digunakan untuk menilai durasi, pola dan keparahan aliran haid, yang menggunakan sistem skoring berdasarkan jumlah pembalut yang digunakan dan tingkat kekotoran pembalut. Tingkat kekotoran pembalut pada penelitian ini terbagi atas 4 (A,B,C,D) dan dilakukan evaluasi setiap harinya 18,19,20,22,23,29 SKOR: 1. Pembalut yang terkena noda darah ringan berupa bercak atau kurang dari setengah bagian pembalut dikategorikan A dan diberi nilai 1. Pembalut yang ternoda oleh darah sampai lebih dari setengah bagian tetapi belum tersaturasi seluruhnya dikategorikan sebagai B dan diberi nilai 5, sementara pembalut yang seluruhnya tersaturasi oleh darah dikategorikan C dan diberi nilai Bekuan darah dikategorikan sebagai D, jika dijumpai bekuan darah dengan ukuran kurang dari setengah pembalut diberi nilai 1. Jika bekuan darah dengan ukuran lebih dari setengah, tetapi belum memenuhi seluruh pembalut, diberi nilai 5, sementara jika dijumpai bekuan darah berukuran sebesar pembalut maka diberi nilai Hasil Setelah selesai periode penelitian, jumlahkan skornya. Skor 100 atau lebih menunjukkan beratnya periode yang dialami subjek penelitian dan sebaiknya mendapat pengobatan. walaupun demikian jika skornya kurang dari 100 kita harus tetap memperhatikan keadaan dari subjek. 18,19,20,23

30 HARI PEMBALUT BEKUAN DARAH Higham et al, (1990), Assessment of menstrual blood loss using a pictorial chart, British Journal of Obstetrics & Gynaecology, 97, pp Reproduced with permission Gambar 4. Skala Pictorial

Pend h a uluan Etiologi PUD B l e dik um t e h a i u t pas iti Beberapa pilihan terapi

Pend h a uluan Etiologi PUD B l e dik um t e h a i u t pas iti Beberapa pilihan terapi TERAPI HORMONAL & NONHORMONAL DALAM PENATALAKSANAAN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI (PUD) Pendahuluan Etiologi PUD Belum diketahui i pasti Beberapa pilihan terapi Pendahuluan Pembagian : PUD akut kronis Perimenarcheal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23 OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23 Etiologi Sebagian besar kelainan reproduksi pria adalah oligospermia yaitu jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter semen dalam satu kali

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

Kontrasepsi Hormonal (PIL) Kontrasepsi Hormonal (PIL) A.KONTRASEPSI HORMONAL Adalah: kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron Bentuk kontrasepsi hormonal, antara lain: 1. Kontrasepsi oral 2. Kontrasepsi suntik

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infertilitas dalam arti klinis didefinisikan sebagai Ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk menghasilkan konsepsi setelah satu tahun melakukan hubungan seksual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana Berdasarkan UU no 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan

Lebih terperinci

SISTEM PENGHANTARAN OBAT MELALUI VAGINA

SISTEM PENGHANTARAN OBAT MELALUI VAGINA SISTEM PENGHANTARAN OBAT MELALUI VAGINA Oleh : Adi Yugatama, S.Farm., Apt. Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2012 1 Contents: Pendahuluan Kelebihan dan Kelemahan Anatomi dan Fisiologi Vagina Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengatur jarak kelahiran sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu dan anak (Rahman and Akter, 2009). Data di Indonesia jarak kelahiran kurang dari 18 bulan sebesar 6%,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif. 17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Walaupun perempuan, umumnya, memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, perempuan mengalami

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

Tatalaksana Tujuan terapi o mengontrol perdarahan o mencegah perdarahan berulang o mencegah komplikasi o mengembalikan kekurangan zat besi dalam

Tatalaksana Tujuan terapi o mengontrol perdarahan o mencegah perdarahan berulang o mencegah komplikasi o mengembalikan kekurangan zat besi dalam Tatalaksana Tujuan terapi o mengontrol perdarahan o mencegah perdarahan berulang o mencegah komplikasi o mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh o menjaga kesuburan. Tatalaksana awal dari perdarahan

Lebih terperinci

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11 Skenario gangguan MENSTRUASI Rukmono Siswishanto SMF/Bagian Obstetri & Ginekologi RS Sardjito/ Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Anita, wanita berumur 24 tahun datang ke tempat praktek karena sejak 3

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini telah diketahui banyak metode dan alat kontrasepsi meliputi suntik, pil, IUD, implan, kontap dan kondom. Metode KB suntik merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut adalah pintu gerbang sistem pencernaan manusia yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Di dalamnya terdapat fungsi perlindungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta

Lebih terperinci

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol Lecithin softgel mengandung 60% atau sekitar 720mg natural sari kedelai konsentrat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia telah makan kedelai sejak

Lebih terperinci

Estrogen dan Progesteron. Dr. H. Taufiqurrahman Rahim, SpOG (K)

Estrogen dan Progesteron. Dr. H. Taufiqurrahman Rahim, SpOG (K) Estrogen dan Progesteron Dr. H. Taufiqurrahman Rahim, SpOG (K) Estrogen Estrogen adalah hormon streoid seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17- ketosteroid androstenedion. Jenis yang terpenting

Lebih terperinci

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause

AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause Menopause didiagnosis pada wanita yang tidak lagi mendapatkan menstruasi dalam 1 tahun. Setelah menopause, lebih dari 85% wanita mengalami gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia saat ini sudah cukup luas. Pengobatan tradisional terus dikembangkan dan dipelihara sebagai warisan budaya bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara anatomis sistem pencernaan manusia dimulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan saliva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode 10 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode 10 tahun sebelumnya,

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah sindroma disfungsi ovarium dengan karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uterus 2.1.1. Anatomi dan Histologi Uterus Uterus berbentuk seperti buah pir dan berdinding tebal. Yang terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, cavum uteri. Ukuran dari fundus

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi berawal dari tidak normalnya siklus haid dan banyak darah yang keluar saat haid. Siklus menstruasi normal berlangsung selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Keluarga Berencana Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 40 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Senyawa Isoflavon Tepung Kedelai dan Tepung Tempe Hasil analisis tepung kedelai dan tepung tempe menunjukkan 3 macam senyawa isoflavon utama seperti yang tertera pada

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sindroma Ovarium Polikistik Sejak 1990 National Institutes of Health mensponsori konferensi Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS), telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasca Menopause Wanita mempunyai masa kehidupan seksual dimana banyak folikel primodial tumbuh menjadi folikel vesicular setiap siklus seksual, dan akhirnya hampir semua ovum

Lebih terperinci

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu : Peresepan obat pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu masalah yang penting, karena dengan bertambahnya usia akan menyebabkan perubahan-perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik. Pemakaian obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria (Karli,2012). Sebagai contoh, 18% wanita memiliki migren sedangkan pria hanya 6%. Wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya: ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 20 PENDAHULUAN Latar Belakang Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang diolah melalui proses fermentasi kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai dan produk olahannya mengandung senyawa

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif. Pil kombinasi Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sinteik. Pil diminum seiap hari selama iga minggu diikui dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya adalah einil estradiol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan PENGANTAR Latar Belakang Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan peternak. Produktivitas itik lokal sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data menunjukkan bahwa sekitar 80 % penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Hal ini timbul sebagai

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus seksual wanita usia 40-50 tahun biasanya menjadi tidak teratur dan ovulasi sering gagal terjadi. Setelah beberapa bulan, siklus akan berhenti sama sekali. Periode

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua. Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering menjadi ketakutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) a. Pengertian 1) Kontrasepsi Kontrasepsi atau anti kontrasepsi (Conseption Control) adalah cara untuk mencegah terjadinya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Ekstrak Metanol Buah Adas terhadap Lama Siklus Siklus estrus terdiri dari proestrus (12 jam), estrus (12 jam), metestrus (12 jam), dan diestrus (57 jam), yang secara total

Lebih terperinci

GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS. Contraception

GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS. Contraception GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS Contraception DEFINISI Kontrasepsi adalah suatu proses pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan 2 cara yaitu : Menghambat sperma mencapai ovum yang telah matang (i.e

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon sintetik dan hormon alamiah. (Baziad, 2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon sintetik dan hormon alamiah. (Baziad, 2002) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kontrasepsi a. Pengertian kontrasepsi Kontrasepsi adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah terjadnya konsepsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci