BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil HIPMI-PT Universitas Telkom

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil HIPMI-PT Universitas Telkom"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil HIPMI-PT Universitas Telkom HIPMI PT-IM Telkom berdiri sekitar tahun 2006 dengan anggota sekitar 150 orang. Pada periode sebelumnya yaitu periode diketuai oleh Dwi Okta dari Jurusan Ilmu Komunikasi di Institut Manajemen Telkom, yaitu melalui program kerja yang dirancang di awal kepengurusan Kabinet Supermassive ( ) HIPMI-PT IM Telkom terus berusaha untuk menciptakan mahasiswa yang bisa menghasilkan lapangan pekerjaan tersendiri, seperti misalnya program Young Entrepreneur Camp (YEC), Business Challenge, School Manager, Gathering Pengusaha dan sebagainya yang mampu menimbulkan dan meningkatkan jiwa entrepreneurship masing-masing anggota, untuk bisa menjadi anggota HIPMI-PT IM Telkom sendiri tidak mudah, melalui serangkaian tes yang cukup sulit dan menantang pendaftar yang berjumlah 470 orang (terhitung sangat banyak jika dibandingkan dengan UKM dan organisasi lainnya di bawah IM Telkom) mahasiswa harus bersaing secara ketat hingga akhirnya terpilih 100 orang anggota. Melalui program kerja yang terancang, HIPMI-PT IM Telkom sukses menghasilkan kader-kader pengusaha yang berkompeten dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri (Data Internal HIPMI-PT Universitas Telkom, ). HIPMI-PT IM Telkom adalah HIPMI Perguruan Tinggi pertama di Indonesia, didirikan oleh BPC HIPMI kota Bandung sebagai rintisan organisasi pengkaderan dan pembinaan wirausahawan di kalangan mahasiswa. Pada periode HIPMI-PT IM Telkom berhasil mendapatkan penghargaan sebagai HIPMI-PT terbaik tingkat Jabar dan Nasional. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Perguruan Tinggi IM Telkom merupakan sebuah organisasi yang mewadahi mahasiswa-mahasiswi IM Telkom yang memiliki keinginan berwirausaha, agar memiliki kemampuan entreprenual (baik secara teoritis maupun secara praktis) yang baik, menumbuhkan jiwa entrepreneurship yang kemudian termotivasi dan tergerak untuk berwirausaha. HIPMI-PT IM Telkom juga ingin memberikan pandangan kepada orang banyak, bahwa HIPMI-PT IM Telkom bukan hanya baik di bidang entrepreneurial tetapi juga baik dalam organisasi (Data Internal HIPMI-PT Universitas Telkom, ). Penggabungan IT Telkom, IM Telkom, Politeknik Telkom, dan STISI menjadi Universitas Telkom telah merubah nama HIPMI-PT IM Telkom menjadi HIPMI-PT Universitas Telkom dikarenakan HIPMI harus berdiri di bawah nama dinas pendidikan yang bersangkutan. HIPMI-PT Universitas Telkom sendiri berdiri pada tanggal 18 Desember 2013 yang diketuai oleh Ragil M Kamal. Masa kepengurusan dari HIPMI-PT Universitas Telkom adalah empat tahun, dimana tahun ke satu sampai tahun ke tiga dimulai dari semester satu sampai semester tujuh yang disebut anggota aktif, dan mempunyai satu tahun masa kepengerusan lagi pada saat tahun ke empat yang disebut Badan Kehormatan, setelah itu baru dianggap lulus dari HIPMI-PT Universitas Telkom yaitu sebagai Ikatan 1

2 Alumni, Badan Kehormatan dan Ikatan Alumni ini disebut sebagai anggota tidak aktif (Data Internal HIPMI PT Universitas Telkom, ). Berikut merupakan Data Jumlah Anggota HIPMI-PT Universitas Telkom yang aktif pada periode berdasarkan angkatan : Tabel 1.1 Data Jumlah Anggota HIPMI PT-Universitas Telkom ( ) Tahun Jabatan Angkatan Jumlah Tahun ke 1 Anggota Departemen orang Tahun ke 2 Anggota Departemen orang Tahun ke 3 Pengurus orang Total 235 orang Tahun ke 4 Badan Kehormatan 25 orang Tahun selanjutnya. Ikatan Alumni ± 250 orang Sumber : Data Internal HIPMI-PT Universitas Telkom ( ) Pada saat menjadi maba dan ingin masuk ke dalam HIPMI-PT Universitas Telkom, harus mengikuti Young Entrepreneur Camp (YEC) untuk bisa menjadi anggota departemen yaitu pada tahun ke satu dan dua, setelah memasuki tahun ke tiga maka akan menjadi pengurus melalui proses kaderisasi, dan pada tahun ke empat pengurus akan menjadi Badan Kehormatan, lalu tahun-tahun berikutnya akan menjadi Ikatan Alumni. Kabinet yang dipakai sejak tanggal 18 Desember 2013 hingga sekarang adalah Kabinet Double Degree, dimana perbedaannya dengan kabinet sebelumnya yaitu Kabinet Supermassive ( ) terletak pada pergantian jabatan pada bagian pengurus, serta program kerjanya yang sudah direvisi kembali. HIPMI-PT Universitas Telkom telah melahirkan banyak entrepreneur yang siap menghadapi dunia bisnis saat ini, sebagai contohnya adalah Driver BDG, Mister Tako, Doramen, oleh-oleh Indonesia dan bisnis-bisnis lainnya (Data Internal HIPMI-PT Universitas Telkom, ) Visi HIPMI-PT Universitas Telkom Mengembangkan potensi berwirausaha kepada seluruh anggota HIPMI Perguruan Tinggi Universitas Telkom dengan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada sehingga tetap menjadi HIPMI Perguruan Tinggi berprestasi dan terbaik se-indonesia Misi HIPMI-PT Universitas Telkom 1. Memberikan pengetahuan yang bermutu dan komprehensif dalam bidang berwirausaha kepada seluruh anggota HIPMI. 2. Membangun budaya berwirausaha dalam suasana kekeluargaan yang harmonis. 2

3 3. Menciptakan semangat berkompetensi untuk mencapai prestasi terbaik dalam bidang berwirausaha Program Kerja HIPMI-PT Universitas Telkom Program Kerja adalah aktivitas yang menggambarkan di awal mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Aktivitas menggambarkan dimuka ini biasanya menyangkut juga jangka waktu penyelesaiannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap perlu. Berikut adalah program kerja dari HIPMI-PT Universitas Telkom ( ) : Tabel 1.2 Program Kerja HIPMI-PT Universitas Telkom ( ) Program Kerja Pengurus Mentoring Bisnis Bagian Litbang YEC (Young Enrepreneur Camp) Gathering Pengusaha Wirausaha Muda Mulya Open Recruitment Diesnatalis Bagian Litbang dan Anggota Depatemen Bagian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Bagian Humas Bagian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Bagian Anggota Departemen 1000 Pengusaha Bagian Humas Sharing Business & Business Motivation Kaderisasi Bazar Pengusaha Pengukuhan Makrab Awarding Night Inagurasi Bagian Litbang Bagian Keseluruhan Pengurus Bagian Humas Bagian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Bagian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Bagian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Bagian Anggota Departement 3

4 Pemilihan Debat Calon Ketua Bagian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Bagian Anggota Departemen Rapat Umum Anggota Hipmi Bagian Anggota Departemen Sumber : Data Internal HIPMI-PT Universitas Telkom ( ) Struktur Organisasi HIPMI-PT Universitas Telkom Berikut merupakan Struktur Organisasi dari HIPMI-PT Universitas ( ) : Ketua Sekretaris Jendral Sekretaris Internal Bendahara Staff Bisnis Internal Sekretaris Eksternal Staff Bisnis Eksternal Badan Birokrasi Kadept. Operasional Kadept. Humas Kadept. Litbang Kadept. PSDM Wakadept, Sekdept, Bendept, dan assdept Wakadept, Sekdept, Bendept, dan assdept Wakadept, Sekdept, Bendept, dan assdept Wakadept, Sekdept, Bendept, dan assdept Sumber : Data Internal HIPMI-PT Universitas Telkom ( ) Gambar 1.1 Struktur Organisasi HIPMI-PT Universitas Telkom 4

5 1.2 Latar Belakang Isu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (Climate Change) bukan lagi sekedar isapan jempol belaka, tapi sudah menunjukan bentuk & wujud yang sebenarnya kehadapan umat manusia di bumi dengan semakin tidak nyamannya bumi sebagai tempat tinggal ataupun hunian makhluk hidup. Berbagai fenomena alam yang cenderung mengalami penyimpangan akhir-akhir ini seperti iklim yang kacau, panas yang ekstrim berkepanjangan, intensitas curah hujan yang sangat tinggi diluar batas normal, banjir, angin ribut, puting beliung, banyak dikaitkan dengan isu pemanasan global tersebut. Hal tersebut tidaklah keliru dan berlebihan bila melihat fakta dan hasil-hasil penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada kecenderungan jumlah kadar gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer telah kelewat batas, yang terus menerus dimuntahkan dari bumi, dimana semakin hari jumlahnya dan konsentrasinya terus membumbung tinggi, serta ternyata sangat berkorelasi positif dengan semakin tingginya aktivitas manusia di bumi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain rumah tangga (termasuk institusi, kantor, rumah sakit, sekolah atau kampus), industri, dan transportasi (Nasoetion, 2009). Permasalahan lingkungan yang memang menjadi salah satu hal yang paling utama dan paling diperhatikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Setiap elemen masyarakat mulai menyadari bahwa bumi memang sedang tidak dalam keadaan baik, harus melakukan tindakan untuk menyelamatkan bumi kita bersama. Kata hijau atau green telah menjadi sebuah trend baru dalam setiap keseharian manusia sekarang ini. Aspek lingkungan pun menjadi salah satu acuan dasar dalam setiap proses pembangunan dan juga pertumbuhan ekonomi (Institut Teknologi Bandung, 2011). Isu dan topik kajian yang terus berkembang baik di lingkungan akademik, bisnis, masyarakat dan pemerintahan saat ini salah satunya adalah kewirausahaan. Hal ini dikarenakan kewirausahaan memiliki keterkaitan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara baik pada tingkat mikro yaitu, individu dan perusahaan, maupun pada tingkat makro yaitu industri, wilayah, dan nasional. Kegiatan wirausaha yang saat ini sedang marak digalakan pemerintah, ternyata bisa menimbulkan dampak negatif. Jika tidak dilakukan secara hati-hati dan peduli lingkungan, maka bukan tidak mungkin bumi akan hancur akibat ulah para wirausahawan. Ratusan tahun banyak pengusaha di seluruh dunia yang terus mengeksploitasi kekayaan alam dan mengeruk keuntungan dari sana tanpa memperdulikan dampaknya," Pendapat itu disampaikan oleh CEO Mamor Chocolate New Zealand Prof Howard Frederick selaku keynote speaker dalam presentasi Indonesian Conference on Innovation and Enterpreneurship (ICIES) di Aula Barat ITB (Nugrahanto, 2009). Saat ini antara wirausaha dengan masalah lingkungan memang sering dikait-kaitkan, maka munculah kajian mengenai wirausaha yang ramah lingkungan atau yang biasa disebut ecopreneurship. Kewirausahaan jenis ini berkembang terkait dengan isu-isu penting yang dihadapi saat ini seperti permasalahan lingkungan, permintaan yang meningkat akan produk-produk ramah lingkungan serta kesadaran masyarakat dan pemerintah yang meningkat akan berkelanjutan dalam ekosistem dan pembangunan. Hal ini mengingat pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu tujuan 5

6 pembangunan nasional. Meskipun demikian, ecopreneurship masih merupakan konsep yang baru, baik dari kajian akademik maupun dalam implementasi praktis (Suprihatin, 2011). Ecopreneurship memang merupakan kajian yang relatif masih terhitung baru, tetapi literatur mengenai ecopreneurship terus berkembang. Ecopreneurship sendiri mempunyai dimensi di dalamnya yang dapat menunjang tercapainya seorang ecopreneur yang baik, yaitu terdiri dari 3 dimensi, ecoinnovation, eco-commitment, dan eco-opportunities. Eco-innovation merupakan tindakan pada pelaku bisnis dalam mengembangkan ide-ide baru, proses dan produk baru, serta menerapkannya sehingga dapat berkontribusi dalam pengurangan beban lingkungan, lalu eco-commitment adalah kesadaran untuk bertidak, memberikan energi dan waktu untuk beraktivitas dalam penanggulangan beban lingkungan, serta eco-opportunities merupakan kesempatan bagi wirausaha untuk bisa mencoba menanggulangi beban lingkungan saat kerusakan lingkungan sudah terjadi akibat aktivitas ekonomi. Dimensi-dimensi tersebut jika digabungkan akan menjadi hal yang bisa mendukung seorang ecopreneur untuk melakukan tindakan bisnisnya tetapi tetap perduli terhadap lingkungan (Kainrath, 2011). Menjadi green entrepreneur atau seorang ecopreneur yang handal merupakan peluang bisnis yang sangat menguntungkan untuk para pebisnis, khusus nya dikalangan anak muda yang selalu mengembangkan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Green entrepreneur berorientasi kepada kepedulian lingkungan dan secara berkelanjutan meneruskan aksi mereka untuk menciptakan ekonomi yang hijau di masa yang akan datang. Prinsip dasar untuk Green entrepreneur sama dengan wirausaha pada umumnya. Mereka adalah sesorang yang memanfaatkan kesempatan bisnis yang ada dan mendapatkan keuntungan dari bisnis tersebut serta di dukung dengan kegiatan yang menanggulangi permasalahan pada lingkungan dan sosial. Green entrepreneur atau biasa disebut dengan ecopreneur, juga menciptakan lapangan pekerjaan dengan skala besar untuk banyak orang disekitar mereka, dengan memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk ikut melestarikan lingkungan dalam bisnis mereka. Lingkungan disini, tidak hanya alam saja, para pekerja dan masyarakat juga merupakan bagian dari lingkungan yang perlu diperhatikan hak-hak nya (Ivyanno, 2012). Berkembangnya para wirausaha yang sudah mulai memikirkan mengenai permasalahan lingkungan saat ini seharusnya dapat menjadikan para civitas akademika atau kalangan akademika di perguruan tinggi juga mengetahui berbagai konsep pemikiran mengenai masalah lingkungan serta melakukan pengelolaan lingkungan sekitarnya secara sistematis dan berkesinambungan atau biasa disebut Eco-Campus (Ansav, 2013), terlebih lagi jika pada suatu kampus tersebut sudah terdapat organisasi yang mendukung hal tersebut. Misalnya, melalui organisasi atau UKM HIPMI, dimana HIPMI merupakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia yang saat ini sudah mulai marak terdapat di berbagai Universitas. HIPMI merupakan wadah entrepreneurship yang ada untuk mempelajari mengenai banyak hal tentang wirausaha, salah satunya mendapatkan pengetahuan mengenai wirausaha ramah lingkungan, sehingga hal tersebut dirasakan dapat berkaitan untuk menunjang mahasiswamahasiswa yang masuk ke dalam anggota HIPMI tersebut dalam menerapkan ilmu yang mereka 6

7 peroleh di dalam HIPMI tersebut ke dalam konsep Eco-Campus di setiap universitas mereka masingmasing. Berbagai bentuk antisipasi telah bermunculan dengan semakin banyaknya gerakan dan program penanggulangan pemanasan global. Pemerintah sendiri telah memprakasai gerakan-gerakan cinta lingkungan, tidak hanya itu juga bermunculan LSM peduli lingkungan dan juga pendidikan lingkungan di berbagai sekolah. Program Eco-Campus atau Green campus merupakan salah satunya, ini ditujukan kepada perguruan tinggi di Indonesia dan sifatnya hanya sukarela, tidak ada paksaan dari pemerintah, dengan begitu diharapkan munculnya kesadaran dan kepedulian segenap warga kampus untuk menjalankan program ini. Kampus sebagai kumpulan kaum intelektual sudah seharusnya menjadi contoh atau panutan kepada institusi atau masyarakat lain akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan (Maarif, 2013). Green campus merupakan sebuah program atau gerakan yang berusaha mewujudkan lingkungan kampus yang nyaman, teduh, rindang, asri dan tentunya dapat mengurangi pemanasan global. Kampus diharapkan bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki terutama di bidang lingkungan. Kampus harus menjadi motor penggerak perubahan menuju lingkungan yang hijau. Konsep go green disini bukan hanya sekedar menanam pohon-pohonan atau membuat kampus menjadi hijau. Namun bagaimana kampus dapat menggunakan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien. Mulai dari penggunaan listrik, air, kertas, pengelolaan sampah, saluran drainase dan masih banyak lagi (Maarif, 2013). Secara umum Eco-Campus adalah konsep pengelolaan lingkungan hidup di wilayah kampus dengan melibatkan semua civitas akademika. Menurut Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Jabar, Eco-Campus didasarkan pada pemikiran bahwa: a. Sulitnya masalah lingkungan dipecahkan secara parsial b. Transfer knowledge potensial disampaikan melalui jalur pendidikan formal dan tidak formal c. Pelibatan mahasiswa secara aktif agar mempunyai kesadaran dalam hal pengelolaan lingkungan d. Meningkatnya interaksi mahasiswa dan lingkungannya e. Meningkatnya partisipasi masyarakat Program membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan serta membantu membawa perubahan pola hidup dalam menggunakan energi dan sumber daya alam yang sudah terbatas pada perguruan-perguruan tinggi, maka UI melakukan inovasi di bidang lingkungan hidup dengan menyusun daftar pemeringkatan perguruan tinggi di dunia berdasarkan pengelolaan lingkungan hidup kampus, yaitu UI Green Metric Ranking of World Universities UI Green Metric adalah pemeringkatan perguruan tinggi yang pertama dan satu-satunya di dunia dengan menggunakan komitmen pengembangan infrastruktur kampus ramah lingkungan sebagai indikatornya (Syaiful, 2010). 7

8 Metric: Berikut merupakan data peringkat perguruan-perguruan tinggi di Indonesia melalui UI Green No University Ranking Total 1 Universitas Indonesia Tabel 1.3 World Ranking in UI Green Metric 2013 Score Setting & Infrastru ktur Energy and Climate Change Waste Water Transportation Education 30 6, ,635 1, , Institut Pertanian Bogor 3 Universitas Diponegoro 4 Universitas Negeri Semarang 5 Institut Teknologi Bandung 6 Institut Teknologi Sepuluh November 7 Universitas Sebelas Maret 8 Universitas Andalas 9 Universitas Lampung 10 Universitas Riau 11 Universitas Bengkulu 12 Universitas Sanata Dharma 13 Universitas Islam Indonesia 14 Universitas Gunadarma 32 6, ,330 1, , , ,495 1, , , ,545 1, , , ,360 1, , ,395 1, , ,285 1, , , ,505 1, , ,285 1, , , , ,050 1, , , , , , , ,310 1,

9 15 Universitas 219 4, , Terbuka 16 Institut 246 3, Teknologi Telkom 17 Universitas 253 3, Negeri Jember 18 Universitas 256 3, Pancasila 19 Universitas 264 3, , Muhamadiyah Surakarta 20 Universitas 265 3, Sriwijaya 21 Universitas of 275 3, Brawijaya 22 Universitas 287 2, Tanjungpura 23 Universitas 288 2, Tarumanegara 24 Universitas 291 2, , Atma Jaya Yogjakarta 25 Universitas 292 2, Kristen Petra 26 Universitas 294 2, Syiah Kuala 27 Universitas 298 2, Surabaya 28 Universitas Pelita Harapan 301 1, Sumber : Universitas Indonesia (2013) Dilihat dari tabel di atas yaitu pemeringkatan perguruan tinggi berdasarkan pengelolaan lingkungan hidup kampus yang bisa dijadikan contoh atau panutan bagi universitas-universitas lain khususnya di Indonesia, yang terdapat pada 5 besar perguruaan tinggi yang berasal dari Indonesia yaitu, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, dan Institut Teknologi Bandung. Universitas Indonesia (UI) mendapatkan peringkat 30, UI sendiri mempunyai beberapa pogram untuk penerapan Eco-Campus atau Green Campus ini yaitu, program pemanfaatan air, pemanfaatan enegi, pengurangan timbunan sampah, pemanfaatan lahan, penanggulangan pencemaran udara (Universitas Indonesia, 2014). 9

10 UI memiliki obsesi untuk menciptakan lingkungan kampus yang hijau atau green campus. Sebagai institusi pendidikan dengan perspektif world class university, UI mempunyai modal simbolik berupa pengetahuan dan alokasi dana untuk menjadi pengaruh bagi lingkungan di sekitarnya. Ekosistem di UI yang asri dan hijau adalah wujud nyata dari kepedulian UI terhadap lingkungan hidup. Usaha ini tentunya banyak didukung oleh para pemerhati lingkungan dan civitas akademika UI (Universitas Indonesia, 2014). Selanjutnya ada diperingkat 32 yang didapat oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), IPB mempunyai Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di Lingkungan Hidup yang dinamakan Agreemove. Agreemove didirikan pada tanggal 21 Oktober 2009 dan baru bisa dimulai pada tanggal 14 Februari Agreemove berfokus pada beberapa spesifikasi kegiatan, yaitu pengelolaan dan pemanfaatan sampah, limbah, serta hal hasil buangan lain yang tidak termanfaatkan. Lalu pengkajian dan pemanfaatan hasil kajian terhadap isu efisiensi sumber daya terbarukan seperti air, udara, dan energi yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan. Serta pengkajian, pendidikan, dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Selalu berpegang pada tiga pilar keberlanjutan (sosial, lingkungan, ekonomi) dalam menjalankan seluruh programnya dan Agreemove percaya keseimbangan diantara ketiga pilar tersebut sangat mendasar terhadap tercapainya masyarakat yang berkelanjutan (Institut Pertanian Bogor, 2014). UKM Agreemove IPB mempunyai tiga bidang peminatan bagi anggotanya, yaitu: Pengolahan Sampah Terpadu, Ilmiah Lingkungan, dan Kreasi Lingkungan, yaitu sebagai berikut : Sumber : Institut Pertanian Bogor (2014) Gambar 1.2 Tiga Peminatan UKM Agreemove IPB Selanjutnya diurutan 47 diperoleh Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Diponegoro belakangan ini gencar sosialisasi dan memantapkan diri sebagai kampus yang ramah lingkungan dengan sejumlah indikator di antaranya memiliki pojok tanaman langka, hutan kampus dan secara kontinyu melakukan penanaman tanaman penghijauan di kampus Undip. Selain itu kampus juga dilengkapi dengan sarana prasana kampus yang ramah lingkungan seperti sarana pemisahan sampah, memiliki waduk, jalur sepeda dan lain sebagainya (Aditya, 2013). Toto Rusmanto menjelaskan, pencangan Universitas Undip sebagai Green Campus pada 2013 oleh Kementrian Lingkungan Hidup yang diidealkan memiliki 30% kawasan hijau. Maka evaluasi ketersediaan lahan setiap unit kampus segera dilakukan. Dia menjelaskan, 1 hektar hutan 10

11 membutuhkan sekitar 350 pohon, jika 30% luas kampus Undip 135,3 hektar maka sekitar 49,56% hectare merupakan hutan kampus sehingga dibutuhkan sebanyak pohon. Suprihartono menjelaskan, terkait penataan kampus Undip yang berwawasan lingkungan, maka program penanaman pohon menjadi program utama. Komitmen untuk ruang terbuka hijau sekitar 70% (SuaraMerdeka, 2013). Lalu pada posisi ke 48 yaitu Universitas Negeri Semarang (UNS). Balthasar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia mengungkapkan bahwa UNS menjadi model Green Campus di Indonesia. Kampus ini menjadi model pemimpin lingkungan hidup yang berkelas. Sehingga, bila nanti mahasiswanya menjadi pemimpin di tempat lain, dapat menerapkan lingkungan hijau di sana, ungkapnya saat jumpa pers usai penanaman pohon. Untuk menjadi Green Campus, lanjut Balthasar, ruang terbuka hijau di UNS harus mencapai minimal 30% dari luas lahan yang dimiliki. Sedangkan, hingga saat ini ruang terbuka hijau UNS baru mencapai sekitar 25% dari luas lahan kampus UNS (Universitas Negeri Semarang, 2013). Institut Teknologi Bandung (ITB) pun masuk ke dalam UI Green Metric dengan berada di peringkat 85, ITB mempunyai wadah kolaborasi bersama dimana diterapkan berbagai disiplin ilmu, dalam hal ini lembaga kemahasiswaan di ITB yang concern terhadap lingkungan, dapat saling bertemu, berkomunikasi, dan melahirkan sebuah gerakan bersama, yang disebut Ganesha Hijau. (Institut Pertanian Bogor, 2011). Selain terkenalnya ITB dengan ukuran banyaknya pohon yang ada di dalam kampus, ITB pun memiliki banyak potensi yang dapat menjadikan ITB sebagai role model Eco-Campus di Indonesia. Beberapa potensi yang dimiliki oleh ITB diantaranya adalah : 1. Pusat Pengolahan Sampah (PPS) Sabuga. 2. Tempat sampah 2 jenis (Sampah yang dapat membusuk: warna hitam dan sampah yang tidak dapat membusuk: warna putih). 3. Ruang terbuka hijau yang luas. 4. Fasilitas tempat parkir sepeda. 5. Lampu solar cell. 6. Gerakan bersama mahasiswa ITB di bidang lingkungan, Ganesha Hijau. Untuk mendukung tercapainya Eco-Campus di ITB, ITB mempunyai tiga pilar utama yang terkait penerapan Eco-Campus tersebut, berikut merupakan Tiga Pilar Utama Eco-Campus ITB : 11

12 Sumber : Institut Pertanian Bogor (2011) Gambar 1.3 Tiga Pilar Utama Eco-Campus ITB 1. Kebijakan atau peraturan rektorat dalam penegasan hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup, green rules. 2. Perilaku seluruh civitas akademika terkait kesadaran terhadap permasalahan lingkungan, green attitude dan green lifestyle. 3. Sarana dan prasarana (fasilitas fisik) penunjang hal-hal yang berkaitan dengan ramah lingkungan, green infrastructure. Pada gambar Tiga Pilar Utama Eco-Campus ITB di atas, bahwa mahasiswa merupakan salah satu atau inti dari target penerapan adanya Eco-Campus di perguruan-perguruan tinggi, karena mahasiswa merupakan calon pemimpin generasi masa depan yang memiliki tanggung jawab khusus untuk memimpin jalan dalam menangani masalah yang sangat nyata terkait krisis energi dan pemanasan global yang ada (Syaiful, 2010). Berdasarkan dari Gambar 1.3, dapat dilihat bahwa mahasiswa merupakan inti atau awal dari pencapaian terbentuknya Eco-Campus di suatu Universitas, sebelum rektorat dan civitas akademika lainnya. Sebagai mahasiswa, rasa peduli terhadap lingkungan seharusnya bukan hanya celoteh belaka, namun lebih ke arah implementasi untuk membuat gagasan yang positif bisa terwujud dan menjadi kenyataan. Peran aktif mahasiswa untuk mengurangi polusi udara bisa dilakukan dengan hal-hal kecil misalnya bersepeda ataupun jalan kaki menuju kampus. Mengurangi penggunaan transportasi yang menimbulkan emisi karbon monoksida tentunya akan sangat bermanfaat bagi lingkungan. Efek rumah kaca penyebab global warming yang terjadi di bumi ini pun akan berkurang secara berkelanjutan sedikit demi sedikit (Institut Teknologi Sepuluh November, 2013). Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memang sudah menerapkan konsep dari program Eco-Campus atau Green campus ini, hal ini seharusnya menjadikan Universitas Telkom menjadi salah satunya. Apalagi pada UI Green Metric Ranking of World Universities, sudah tercantum Institut Teknologi (IT) Telkom pada saat sebelum menjadi satu dalam Universitas Telkom dimana IT Telkom berada di urutan 246, karena IT Telkom saat ini sudah menjadi bagian dari Universitas Telkom, 12

13 disinilah mengapa seharusnya Universitas Telkom tergerak mengikuti jejak IT Telkom tersebut, dimana seharusnya warga Universitas Telkom yang intinya dimulai dari mahasiswa dapat peka dan mengetahui terlebih dahulu mengenai konsep ramah lingkunganya itu memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien, terlebih lagi Universitas Telkom mempunyai UKM eksternal yaitu HIPMI-PT Universitas Telkom, dimana di ukm ini adalah sebagai wadah pengetahuan mengenai entrepreneurship yang telah melahirkan banyak entrepreneur yang siap menghadapi dunia bisnis saat ini, dimana wirausaha saat ini harusnya sudah mulai mengetahui konsep ataupun sudah bergerak kearah ramah lingkungan (ecopreneur) dan secara berkelanjutan meneruskan aksi mereka untuk menciptakan ekonomi yang hijau di masa yang akan datang, didukung pula dengan dimensi-dimensi yang ada di dalam ecopreneurship yaitu Eco-Innovation, Eco-Commitment, dan Eco- Oppportunities, dimana dimensi-dimensi tersebut merupakan penunjang tercapainya ecopreneurship yang baik, hal ini berkaitan dengan bagaimana keterkaitan mereka pada konsep Eco-Campus yaitu kampus yang berorientasi juga kepada lingkungan yang saat ini mulai banyak di terapkan di Universitas Universitas lain, lalu dengan melihat kondisi yang sudah dipaparkan diatas, maka penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Dimensi Ecopreneur terhadap Konsep Eco-Campus pada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Tekom. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian inisebagai berikut: 1. Bagaimana Eco-Innovation, Eco-Commitment, Eco-Opportunities pada HIPMI-PT Universitas Telkom? 2. Bagaimana konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom? 3. Bagaimana pengaruh Eco-Innovation, Eco-Commitment, Eco-Opportunities secara simultan terhadap konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom? 4. Bagaimana pengaruh Eco-Innovation, Eco-Commitment, Eco-Opportunities secara parsial terhadap konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui Eco-Innovation, Eco-Commitment, Eco-Opportunities padahipmi-pt Universitas Telkom. 2. Mengetahui konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom. 3. Mengetahui pengaruh Eco-Innovation, Eco-Commitment, Eco-Opportunities secara simultan terhadap konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom. 4. Mengetahui pengaruh Eco-Innovation, Eco-Commitment, Eco-Opportunities secara parsial terhadap konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom. 13

14 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan : 1. Bagi Universitas Telkom Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai dimensi ecopreneur terhadap konsep Eco-Campus pada HIPMI-PT Universitas Telkom. Hal ini menjadi evaluasi dari dimensi ecopreneur pada mahasiswa khususnya HIPMI-PT Universitas Telkom sekaligus untuk mengetahui bagaimana terhadap konsep Eco-Campus nya. 2. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penulis dalam mengaplikasikan serta menumbuhkan keterampilan menulis dan meneliti guna pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang yang akan dikaji. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, disusun suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri atas gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi jenis penelitian yang digunakan, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis dan pengolahan data yang dilakukan, yaitu karakteristik responden, deskripsi variabel penelitian, analisis dan pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian beserta rekomendasi bagi objek yang diteliti maupun bagi penelitian lebih lanjut. 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu-isu tentang lingkungan menjadi salah satu suatu pusat perhatian seluruh Dunia, diantaranya isu global warming, krisis ketersedian sumber daya

Lebih terperinci

Oleh : Slamet, SE., MM., PhD

Oleh : Slamet, SE., MM., PhD PEMBENTUKAN BUDAYA, PERILAKU, DAN KESADARAN RAMAH LINGKUNGAN: PENDEKATAN GREEN MANAGEMENT CAMPUS Oleh : Slamet, SE., MM., PhD Disampaikan pada Acara Seminar Nasional "Green Economy for Sustainability Development",

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian

Lebih terperinci

Sustainable Green Campus

Sustainable Green Campus Sustainable Green Campus Kampus-kampus Hijau Ramah Lingkungan Delapan belas tahun menjadi warga Bogor, perubahan besar yang saya rasakan adalah peningkatan suhu lingkungan, perkembangan kota menjadi pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global.

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup pesat dewasa ini. Wilayah di daerah Jakarta, khususnya

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Universitas Mercu Buana merupaan salah satu universitas swasta di Jakarta yang saat ini banyak diminati oleh murid-murid yang baru lulus SMA/SMK maupun oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu pandangan yang mencoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan dari pembangunan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim telah menjadi tantangan terbesar bagi kemanusiaan, ilmu pengetahuan, dan politik di abad ke-21. Kegiatan manusia menambah konsentrasi gas rumah kaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1.1.1 Sekilas Tentang Institut Teknologi Bandung Gambar 1.1 Logo Institusi Sumber : www.google.co.id Institut Teknologi Bandung merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI PT) merupakan

Lebih terperinci

INISIATIF INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA MENUJU KAMPUS HIJAU YANG BERKELANJUTAN

INISIATIF INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA MENUJU KAMPUS HIJAU YANG BERKELANJUTAN INISIATIF INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA MENUJU KAMPUS HIJAU YANG BERKELANJUTAN Bimastyaji Surya Ramadan 1, Safrida Fatmawati 2 1 Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D 300 377 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap makhluk hidup membutuhkan suatu ruang dimana dia dapat merasakan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dari segala aspek yang ada disekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Garis Besar Haluan Program HMK AMISCA ITB adalah suatu garis besar kebijakan yang merupakan arahan program-program kerja Badan Pengurus HMK AMISCA ITB untuk dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Universitas Telkom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Universitas Telkom BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian 1.1.1. Profil Universitas Telkom Universitas Telkom atau disingkat Tel-U adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Indonesia yang terletak di Selatan Kota

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang harus segera dicari permasalahannya. Isu ini dapat berskala makro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini arus globalisasi telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia secara menyeluruh termasuk Indonesia. Masyarakat sekarang ikut dimanjakan oleh kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE KETETAPAN SENAT KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA NOMOR 002 TAHUN 2015 TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM PERIODE 2015-2018 Dengan senantiasa mengharapkan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa SENAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur (DP3A) yang disusun oleh penulis adalah Gedung Rektorat Universitas Darussalam Gontor Ponorogo

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *) Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim oleh: Erna Witoelar *) Pemanasan Bumi & Perubahan Iklim: tidak baru & sudah jadi kenyataan Kesadaran, pengetahuan & peringatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan di Jawa Barat sudah berada dalam taraf menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi di perairan, tanah, dan udara.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu permasalahan mengenai lingkungan merupakan topik yang tidak pernah lepas dari pemberitaan sampai saat ini, mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Earth Day atau Hari Bumi diperingati secara internasional oleh 192 negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Earth Day atau Hari Bumi diperingati secara internasional oleh 192 negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Earth Day atau Hari Bumi diperingati secara internasional oleh 192 negara setiap tanggal 22 April. Pencetus pertamanya adalah seorang Senator Amerika Serikat yang juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berolahraga merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hiburan. Berolahraga dikatakan sebagai hiburan karena dengan berolahraga, manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan bakau merupakan salah satu ekosistem lautan dan pesisir yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan yang dicapai dalam dunia pendidikan dan riset dewasa ini yang mengakibatkan perkembangan teknologi dunia. Berbagai terobosan dilakukan dalam menciptakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Manusia memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya

Lebih terperinci

GREEN TRANSPORTATION

GREEN TRANSPORTATION GREEN TRANSPORTATION DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIRJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta 2016 - 23 % emisi GRK dari fossil

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga

Lebih terperinci

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dalam bidang konstruksi bangunan atau properti dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dari segi desain maupun kualitas bangunan tersebut. Saat ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta terjadinya pemanasan global makin jelas di depan mata. Maret 2008 tercatat sebagai bulan terpanas dalam sejarah dunia. Suhu rata-rata di daratan mencapai titik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini semakin ketat, sehingga perusahaan harus memiliki strategi dalam memenangkan persaingan bisnis tersebut. Jika di masa

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Hayati UNAIR (accredited DIKTI), Special Edition No. 4E Tahun ISSN:

Jurnal Penelitian Hayati UNAIR (accredited DIKTI), Special Edition No. 4E Tahun ISSN: PERSEPSI MAHASISWA ITB TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI ITB DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KONSEP ECO CAMPUS Mochammad Chaerul 1, Yandi Rama Krisna 2, Fazlur Rahman Hasan 1 chaerul_@yahoo.com, 2 yandi288@gmail.com

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 D. Peran Serta Masyarakat Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di DKI Jakarta Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan daerah yang memiliki mobilitas yang tinggi. Daerah perkotaan menjadi pusat dalam setiap daerah. Ketersediaan akses sangat mudah didapatkan di

Lebih terperinci

Green Urban Vertical Container House 73

Green Urban Vertical Container House 73 BAB IV HUNIAN VERTIKAL YANG DIRENCANAKAN DI BEKASI A. Pemahaman 1. Pengertian adalah Sebuah hunian bertingkat yang memanfaatkan material peti kemas bekas sebagai alternatif material bangunan yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Institut Manajemen Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara merupakan salah satu perusahaan yang banyak diminati oleh pencari

Lebih terperinci

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Universitas Diponegoro sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kota Bogor 4.1.1 Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Scientific News Magazine Edisi September 2016

Scientific News Magazine Edisi September 2016 Smart City, Smart Campus, dan Jalan Bagi Universitas Udayana untuk Mewujudkannya I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email: eka.pratama@unud.ac.id

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian untuk menyusun konsep green road bagi jalan menuju Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi ini dengan beberapa tahapan ilmiah

Lebih terperinci

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai kampus tertua dan terbesar di Indonesia, sudah sewajarnya bila Universitas Gadjah Mada memberikan contoh manajemen kampus hijau dan ramah lingkungan dengan

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global menjadi isu yang penting dikalangan masyarakat akhirakhir ini. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidak seimbangan ekosistem di bumi yang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bab 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis BPLHD Jawa Barat 2013-2018 (Revisi) Bab 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis BPLHD Provinsi

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia berdampak tidak baik bagi lingkungan. Saat ini adalah dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan yang dilakukan pada periode tertentu, yang dapat digunakan oleh pemegang kepentingan untuk mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri kontruksi dan meningkatnya pembangunan gedung dan infrastruktur di negara-negara berkembang seperti Indonesia berperan besar terjadinya global

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 09/TAP/BPM FMIPA UI/I/2017.

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 09/TAP/BPM FMIPA UI/I/2017. KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 09/TAP/BPM FMIPA UI/I/2017 Tentang GARIS-GARIS BESAR ARAH KEGIATAN LEMBAGA EKSEKUTIF, BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

PROPOSAL STAND ENTREPENEUR FESTIVAL

PROPOSAL STAND ENTREPENEUR FESTIVAL PROPOSAL STAND ENTREPENEUR FESTIVAL EKSEKUTIF MAHASISWA Dan UKM MW UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 DAFTAR ISI Latar Belakang... 3 Tentang Kami... 4 Dokumentasi Pasar Brawijaya 1 dan 2... 4 Tema... 5

Lebih terperinci

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION Wulfram I. Ervianto 1 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

PEMETAAN KEUNGGULAN RISET BERBASIS PUBLIKASI TERINDEKS SCOPUS

PEMETAAN KEUNGGULAN RISET BERBASIS PUBLIKASI TERINDEKS SCOPUS PEMETAAN KEUNGGULAN RISET BERBASIS PUBLIKASI TERINDEKS SCOPUS Prof. Akhmad Fauzy, Ph.D KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya buku Pemetaan Keunggulan Riset Berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu masalah global yang perlu mendapat perhatian serta penanganan secara serius dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agrobisnis. Tapi seiring dengan kemajuan perusahaan, saat ini Astra International

BAB I PENDAHULUAN. Agrobisnis. Tapi seiring dengan kemajuan perusahaan, saat ini Astra International BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Astra International sebagai induk dari Indonesia didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 oleh William Soeryadjaya dan Tjia Kian Tie. Dimana pada saat itu bidang bisnis

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan manusia. Saat ini kota menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan pemukiman.

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat 2016-2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Kata Pengantar Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri

Lebih terperinci

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda TRANSPORTASI I. KEBIJAKAN PEJALAN KAKI DAN SEPEDA Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda Meskipun saat ini di beberapa unit di UNS sudah banyak yang menyediakan tempat parkir sepeda, tahun 2016 ini UNS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat bergantung pada kondisi lingkungan hidup dan tempat manusia tinggal. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional, yang dimiliki oleh orang atau sekelompok orang demi memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim merupakan isu global yang menjadi sorotan dunia saat ini. Perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi secara global. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi SKPD 4.1.1. Visi Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci