EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KARAKTER BELAJAR SISWA

Transkripsi

1 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KARAKTER BELAJAR SISWA Putri Permata Sari, Nila Kurniasih, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) prestasi belajar matematika dengan model Pictorial Riddle lebih baik daripada model konvensional; (2) prestasi belajar matematika dengan karakter belajar membudaya (MK) lebih baik dari karakter mulai berkembang (MB), mulai terlihat (MT), dan belum terlihat (BT); dan (3) ada interaksi antara model pembelajaran dengan karakter belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Populasinya adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Prembun tahun pelajaran 2012/2013. Sampel terdiri dari 2 kelas yaitu kelas control dan kelas eksperimen. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode angket, metode tes. Teknik pengolahan data menggunakan uji hipotesis menggunakan analisisa variansi dua jalan dengan sel tak sama. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan prestosi belajar siswa antara yang dikenai model pembelajaran Pictorial Riddle dan konvensional, kemudian dilihat dari rataan marginalnya maka model pembelajaran Pictorial Riddle lebih baik dari model konvensional; (2) semua karakter belajar memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar siswa; (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan karakter belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Kata kunci: pictorial riddle, karakter belajar, prestasi belajar matematika PENDAHULUAN Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran di kelas, komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil maka diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Selama ini guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana pembelajaran berpusat pada guru. Dengan model ini siswa 68

2 cenderung bosan dan tidak punya motivasi untuk belajar. Selama ini banyak siswa yang hanya mengandalkan hafalan rumus-rumus lingkaran saja dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan lingkaran sedangkan guru juga cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa kurang mengerti lebih dalam tentang materi ini. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang mempunyai motivasi diri untuk berpartisipasi aktif dalam kelas, dan kurang berempati terhadap guru sehingga hal ini juga bisa menimbulkan dampak buruk dalam karakter belajar dan juga pada prestasi siswa. Prestasi belajar matematika adalah cara berpikir seseorang atau siswa untuk merubah tingkah lakunya melalui proses belajar matematika dan mengembangkan daya nalarnya. Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai (Winkel, 1996: 391). Dalam pembelajaran matematika guru harus menekankan pada penguasaan konsep-konsep dan struktur matematika agar siswa dapat menguasai konsep matematika dengan baik dan benar. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran matematika merupakan upaya penataan lingkungan dalam belajar dan mengajar matematika. Banyak model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran agar tidak merasa jenuh. Diantara model pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran yaitu model pembelajaranpictorial Riddle. Model pembelajaran pictorial riddle adalah suatu model pembelajaran untuk menggembangkan motivasi dan minat siswa serta mendorong siswa untuk berfikir kritis dan merumuskan hipotesisnya sendiri dalam diskusi kelompok kecil maupun besar melalui suatu riddle bergambar di papan tulis, papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparansi. Selain itu juga diharapkan prestasi belajar matematika siswa lebih baik daripada menggunakan model konvensional. Adapun kegiatan pembelajaran dengan model PR yaitu, pertama siswa disajikan permasalahan yang gambar peristiwa yang menimbulkan teka-teki. Kemudian siswa mengidentifikasi Belajar Matematika ditinjau dari Karakter Belajar Siswa 69

3 masalah secara berkelompok dari permasalahan yang diberikan. Setelah itu siswa melakukan pengamatan berdasarkan riddle bergambar yang mengandung permasalahan. Selanjutnya siswa merumuskan penjelasan melalui diskusi. Terakhir siswa mengadakan analisis inkuiri melalui tanyajawab (Fisika Uniflor UPI, 2011). Perlu diketahui bahwa kelebihan dari model Pictorial Riddle ini adalah siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi sosial. Selain itu melalui teka-teki bergambar materi yang diberikan dapat lebih lama terekam dalam ingatan siswa. Kaitannya dengan model pembelajaran Pictorial Riddle dari peneliti lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Kurniatin (2006) dengan menggunakan Pictorial Riddle sebagai model pembelajaran menemukan bahwa terjadi peningkatan kompetensi strategis siswa di kelas, dan juga penerapan pendekatan kreatif yang menggunakan tekateki bergambar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan pemahamannya. Persamaannya dengan penelitian ini adalah dalam penggunaan model pembelajaran Pictorial Riddle. Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan bentuk penelitian eksperimentasi sedangkan bentuk penelitian yang dibuat oleh Sri Kurniatin adalah PTK. Sesuai dengan masalah penelitian yang dipecahkan melalui eksperimen maka penelitian yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika dengan model Pictorial Riddle lebih baik dari pada model konvensional, untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika dengan karakter belajar MK lebih baik dari karakter MB, MT, dan BT, dan juga untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan karakter belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. 70

4 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Prembun tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan sampel yang dipilih secara cluster random sampling adalah kelas VIIIA sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 32 siswa dan kelas VIIIF sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 32 siswa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes berbentuk objektif yang terdiri dari 40 item soal. Soal tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas control diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba. Berdasarkan hasil uji instrumen yang diujikan pada kelas uji coba dari 40 item soal diperoleh 30 item soal yang dinyatakan diterima. Oleh karena itu, soal tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas control setelah perlakuan sebanyak 30 item soal. Analisis data dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Sebelum perlakuan dilakukan uji keseimbangan dan setelah perlakuan dilakukan uji hipotesis. Sebagai prasyarat dari uji keseimbangan dan uji hipotesis adalah uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Setelah penelitian dan tes uji coba, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Syaratnya adalah datanya berdistribusi normal dan variansinya sama. Maka, perlu terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan homogenitas. Untuk pengujian digunakan uji hipotesis analisisa variansi dua jalan dengan sel tak sama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Prembun dengan populasinya adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 1 Prembun tahun 2012/2013 yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F. Sampel dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random sampling Belajar Matematika ditinjau dari Karakter Belajar Siswa 71

5 yaitu kelas VIII A terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran Pictorial Riddle, dan kelas VIII F yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas kontrol. Kedua kelas berasal dari keadaan yang sama yaitu berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang sama. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran pictorial riddle, pada model ini siswa dilatih untuk berfikir kritis, memahami konsep dasar dan dapat mendorong siswa untuk mengeluarkan ide-ide serta merumuskan hipotesisnya sendiri. Pada pertemuan pertama siswa diberi lembar aktivitas siswa satu dengan materi menentukan pengertian lingkaran, unsur-unsur dan bagian lingkaran dimana siswa membentuk kelompok diskusi dan diharuskan menjawab pertanyaan yang ada di lembar aktivitas siswa sesuai dengan petunjuk yang ada dilanjutkan dengan mempresentasikannya di depan kelas. Pertemuan kedua siswa diberi lembar aktivitas siswa dua dengan materi menemukan dan menentukan pendekatan nilai phi dimana siswa secara berkelompok mengukur benda-benda yang berbentuk lingkaran dan menghitung nilai phinya kemudian dilanjutkan mempresentasikannya di depan kelas. Pertemuan ketiga siswa diberi lembar aktivitas siswa tiga dengan materi menentukan, menghitung, dan menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam kehidupan sehari-hari, pada pertemuan ini siswa secara berkelompok menyelesaikan lembar aktivitas tadi sesuai dengan petunjuk yang ada. Sedangkan pada kelas kontrol setiap pertemuannya dilaksanakan dengan pemberian materi, latihan soal, dan tugas. Setelah dilakukan perlakuan peneliti mengadakan tes akhir evaluasi pada kedua kelas pada hari yang sama namun hanya berbeda jam pelajarannya. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model PR dan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, terlihat bahwa pada hipotesis yang: (1) F obs = > F tabel = sehingga H 0 ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara yang dikenai model pembelajaran Pictorial Riddle dan konvensional, kemudian dilihat dari rataan marginalnya maka model pembelajaran Pictorial Riddle lebih baik 72

6 dari model konvensional. Perbedaan kedua model tersebut didukung pula dari keadaan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. (2) F obs = >F tabel = maka H 0 diterima yang berarti semua karakter belajar memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar siswa, dan dapat dikatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa untuk karakter belajar membudaya (MK) tidak lebih baik dari mulai berkembang (MB), mulai terlihat (MT), dan belum terlihat (BT). Hal ini bisa terjadi karena siswa yang mempunyai kemampuan matematika tinggi akan selalu mempunyai prestasi tinggi tanpa dipengaruhi karakter belajar yang dimiliki siswa. (3) F obs = < F tabel = sehingga H 0 diterima yang berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan karakter belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.hal ini berarti bahwa dari jenis karakter siswa dan model pembelajaran secara bersama-sama tidaklah memberikan perbedaan hasil yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika yang berarti juga bahwa rata-rata prestasi belajar siswa dari kelompok eksperimen selalu lebih baik dari siswa kelas kontrol, baik untuk jenis karakter membudaya (MK), mulai berkembang (MB), mulai terlihat (MT), ataupun belum terlihat (BT). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Pictorial Riddle lebih baik dari siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional, keempat karakter belajar siswa memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar siswa, dan tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan jenis karakter belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan bagi guru harus pandai memilah model pembelajaran mana yang bisa dijadikan alternatif oleh guru agar bisa mendongkrak nilai akademik siswa dan tentunya dengan menyesuaikan materi yang disampaikan dan bagi siswa hendaknya memahami Belajar Matematika ditinjau dari Karakter Belajar Siswa 73

7 serta menjalankan kewajiban sebagai siswa yang diharuskan untuk tertib, aktif, dan fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Kemendiknas Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Mandikdasmen. Kurniatin, Sri Implementasi Pembelajaran Pictorial Riddle Approach Berbasis Problem Solving Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Sistem Gerak pada Manusia. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta: Tidak dipublikasikan. Winkel, W.S PsikologiPengajaran. Jakarta: Grasindo. Fisika Uniflor UPI Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran SAINS. Diakses pada tanggal 2 November