BAB II KAJIAN TEORI. Secara singkat, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu sosial, sedangkan linguistik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Secara singkat, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu sosial, sedangkan linguistik"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sosiolinguistik Sosiolinguistik berasal dari dua bidang ilmu yaitu sosiologi dan linguistik. Secara singkat, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu sosial, sedangkan linguistik adalah ilmu bahasa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa dalam penggunaannya di dalam masyarakat. Sosiolinguistik merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari hubungan dan pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Kajian utama sosiolinguistik adalah keragaman bahasa yang terjadi di masyarakat. Teori-teori sosiolinguistik mencakup pada kegiatan berbahasa sekelompok masyarakat dalam sebuah lingkungan. Pengetahuan sosiolinguistik dimanfaatkan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam kelompok sosial. Sosiolinguistik memberikan pedoman untuk berkomunikasi dengan menunjukkan ragam bahasa yang sebaiknya digunakan dalam situasi dan orang-orang tertentu. Radford, Andrew dkk. mengungkapkan, Sociolinguistics is the study of the relationship between language use and the structure of society. (Radford, Andrew et.al, 1999:20). Pengertian ini menunjukkan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa yang digunakan dan sruktur dalam masyarakat. Hubungan tersebut adalah hal yang mengawali adanya 8

2 9 keragaman dalam penggunaan bahasa karena tidak semua bahasa diungkapkan dengan cara yang sama oleh orang-orang yang berbeda, tentunya ada aturanaturan tertentu dalam kegiatan berbahasa dalam kehidupan sosial yang harus disesuaikan dengan situasi, fungsi dan perannya. Senada dengan Radford, Holmes berpendapat, Sociolinguists study the relationship between language and society. They are interested in explaining why we speak differently in different social contexts, and they are concerned with identifying the social functions of language and the ways it is used to convey social meaning. (Holmes, 2001:1). Pengertian tersebut mengungkapkan bahwa kajian sosiolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat sosial. Dalam hal ini, sosiolinguistik lebih memperhatikan mengapa manusia berkomunikasi secara berbeda-beda dalam situasi sosial yang berbeda-beda pula dan juga mengkaji mengenai fungsi sosial dari suatu bahasa dan cara bahasa tersebut digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan sosial. Chaer dan Agustina mengungkapkan, Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. (Chaer dan Agustina, 2004:3). Definisi ini menjelaskan bahwa sosiolinguistik dalam mencari objeknya tidak harus selalu mendekati bahasa secara struktural, melainkan mencoba mengambil

3 10 dari segi penggunaan bahasa yang menjadi sarana interaksi dan komunikasi oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Trudgill (Sumarsono, 2009:3) mengemukakan bahwa, Sociolinguistics is that part of linguistics which is concerned with language as a social and cultural phenomenon. Dengan kata lain, sosiolinguistik adalah bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala kebudayaan. Dalam hal ini, bahasa yang dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan sosiolinguistik. Hal ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan masyarakat. Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. 2.2 Fungsi Bahasa (The Functions of Speech) Bahasa dalam penggunaanya memiliki fungsi dan tujuannya masingmasing. Tujuan dari penggunaan bahasa akan mempengaruhi bentuk bahasa itu sendiri. Wardhaugh mengatakan bahwa, An alternative approach to devising ethnographies is to attempt to describe the different functions of language in communication. (Wardhaugh, 2006:250). Dengan kata lain, pendekatan alternatif dalam merancang ethnography atau penjelasan ilmiah atas perilaku

4 11 masyarakat dan budaya, adalah untuk menggambarkan fungsi bahasa yang berbeda dalam komunikasi. Wardhaugh juga mengungkapkan bahwa, Various linguists have proposed different categorizations of the functions of language, e.g., Jakobson (1960), Halliday (1973), and Robinson (1972). (Wardhaugh, 2006: 250). Dari ungkapan di atas dapat diketahui bahwa beberapa linguist atau ahli bahasa telah membuat kategorisasi yang berbeda dalam fungsi bahasa, beberapa linguist tersebut antara lain Jakobson (1960), Halliday (1973), dan Robinson (1972). Wardhaugh juga mengungkapkan fungsi bahasa menurut Halliday (1973) dan Robinson (1972) sebagai berikut, Halliday s list covers the following functions: instrumental (satisfying some material need); regulatory (regulating the behavior of people); interactional (maintaining social relationships); personal (expressing personality); heuristic (investigating the environment); imaginative (playing and creating); and representational (expressing propositions). (Wardhaugh, 2006: 250) Halliday mengkategorikan fungsi bahasa menjadi tujuh, yaitu: 1. Instrumental (mencukupi kebutuhan material). 2. Regulatory (mengatur perilaku manusia). 3. Interactional (menjaga hubungan sosial). 4. Personal (mengungkapkan kepribadian). 5. Heuristic (mengamati lingkungan). 6. Imaginative (bermain dan menciptakan). 7. Representational (mengungkapkan pendapat).

5 12 Sedangkan kategorisasi Robinson dalam buku Wardhaugh, Robinson s list (pp. 50 1) covers many of the same functions but names them differently and, of course, divides them differently: avoidance, conformity to norms, aesthetics, encounter regulation, performative, regulation (of self and others), affective, marking of emitter (e.g., emotional state, personality, or identity), role relationship marking, referential, instruction, inquiry, and metalanguage functions. (Wardhaugh, 2006: 250) Menurut Wardhaugh, Robinson mengkategorikan fungsi bahasa menjadi tiga belas yaitu: 1. Avoidance (penolakan). 2. Conformity to norms (kepatuhan norma). 3. Aesthetics (estetika). 4. Encounter regulation (menghadapi peraturan). 5. Performative (tindakan). 6. Regulation - of self and others (pengaturan diri dan orang lain). 7. Affective (berkaitan dengan suasana hati, perasaan, dan sikap). 8. Marking of emitter - e.g., emotional state, personality, or identity (mengungkapkan emosi, kepribadian, dan identitas). 9. Role relationship marking (penanda peran hubungan sosial). 10. Referential (mengandung referensi atau informasi). 11. Instruction (instruksi). 12. Inquiry (pertanyaan). 13. Metalanguage functions (fungsi penjelasan bahasa).

6 13 Serupa dengan ahli-ahli bahasa pendahulunya, Holmes juga membuat kategorisasi tentang fungsi bahasa yaitu the functions of speech. Menurut Holmes, In chapter 1, I described just these two broad functions of speech the affective and the referential. It is possible, however, to distinguish a great variety of different functions which language serves. There are a number of ways of categorizing the functions of speech. The following list has proved a useful one in sociolinguistic research. 1. Expressive utterances express the speakers feeling, e.g. I m feeling great today. 2. Directive utterances attempt to get someone to do something, e.g. Clear the table. 3. Referential utterances provide information, e.g. At the third stroke it will be three o clock precisely. 4. Metalinguistic utterances comment on language itself, e.g. Hegemony is not a common word. 5. Poetic utterances focus on aesthetic features of language, e.g. a poem, an ear-catching motto, a rhyme, Peter Piper picked a peck of pickled peppers. 6. Phatic utterances express solidarity and empathy with others, e.g. Hi, how are you, lovely day isn t it! (Holmes, 2001:259) Berdasarkan penjelasan Holmes di atas, dapat diketahui bahwa terdapat enam poin fungsi-fungsi bahasa, yaitu: 1. Expressive, menyatakan perasaan sang penutur. contoh: Saya merasa senang hari ini. 2. Directive, mengupayakan seseorang untuk melakukan sesuatu. contoh: Tolong bersihkan meja itu. 3. Referential, memberikan informasi. contoh: Pada dentingan ketiga akan menjadi jam tiga tepat. 4. Metalinguistic, mengutarakan tentang bahasa itu sendiri. contoh: Hegemoni bukanlah kata yang umum.

7 14 5. Poetic, memfokuskan pada nilai estetika bahasa. contoh: puisi, motto yang mudah didengar, sajak, satu-satu aku sayang ibu. 6. Phatic, menyatakan solidaritas dan empati terhadap orang lain. contoh: Hai, apa kabar, hari yang indah bukan! Keenam fungsi bahasa di atas akan membantu dalam menentukan fungsi dan tujuan dari suatu percakapan. Perlu diingat bahwa sebuah percakapan dapat memiliki lebih dari satu fungsi bahasa. Holmes juga menambahkan, The first three functions are recognized by many linguist, though the precise labels they are given may differ. They seems to be very fundamental functions of language, perhaps because they derive from the basic components of any interactions the speaker (expressive), the addressee (directive), and the message (referential). The phatic functions is, however, equally important from a sociolinguistics perspective. Phatic communications conveys an affective or social message rather than a referential one. (Holmes, 2001:259) Holmes berpendapat bahwa tiga fungsi pertama di atas telah diakui oleh banyak ahli bahasa meskipun nama yang diberikan mungkin berbeda-beda. Ketiganya merupakan fungsi yang sangat mendasar dari bahasa, hal ini dimungkinkan karena ketiganya berasal dari komponen-komponen dasar dari setiap interaksi the speaker atau penutur (expressive), the addressee atau penerima (directive), dan the message atau pesan (referential). Meskipun demikian, fungsi phatic adalah fungsi yang sama-sama penting dari sudut pandang sosiolinguistik. Ungkapan phatic lebih menyampaikan unsur affective atau pesan sosial daripada ungkapan referential. Para ahli sosiolinguistik mengungkapkan bahwa bahasa

8 15 tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi referensial, tetapi juga mengemukakan informasi tentang hubungan sosial. 2.3 Variasi Bahasa Sosiolinguistik juga mempelajari pemahaman variasi bahasa. Disadari atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari bahasa yang digunakan manusia masingmasing berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, sehingga timbul variasi dalam berbahasa. Abdul Chaer dan Leonie Agustina mengemukakan bahwa terdapat empat variasi bahasa. Variasi tersebut dibagi dari segi penutur, pemakaian, keformalan, dan sarana. Variasi bahasa menurut Chaer dan Agustina (2004:62-73) adalah sebagai berikut: 1. Variasi dari Segi Penutur Berdasarkan penuturnya, variasi bahasa dibagi menjadi empat bagian. Yang pertama adalah variasi idiolek yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Variasi idiolek ini berkaitan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Variasi kedua adalah dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Variasi ketiga adalah kronolek atau dialek temporal, yakni variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Variasi keempat dan terakhir adalah sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkaitan dengan status, golongan, dan kelas sosial.

9 16 2. Variasi dari Segi Pemakaian Pemilihan variasi bahasa yang berkenaan dengan fungsi, pengunaan, atau pemakaiannya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi ini dilihat berdasarkan bidang penggunaan, gaya atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan bahasa. 3. Variasi dari Segi Keformalan Martin Joos (1967) mengemukakan dalam bukunya The Final Lock bahwa variasi bahasa berdasarkan tingkat keformalannya dibagi menjadi lima macam. Yang pertama adalah ragam beku, yaitu variasi bahasa paling formal. Ragam ini digunakan dalam situasi khidmat dan upacara-upacara resmi, misalnya upacara kenegaraan, khotbah, tata cara pengambilan sumpah, kitab undang-undang, akte notaries, dan surat-surat keputusan. Ragam kedua adalah ragam resmi atau formal, yakni variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Ketiga adalah ragam usaha atau konsultatif, yaitu variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Jadi, dapat dikatakan bahwa ragam usaha ini adalah ragam bahasa yang paling operasional. Keempat adalah ragam santai atau kasual, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, digunakan untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman pada waktu istirahat, berolah-raga, rekreasi, dan sebagainya. Kelima dan yang terakhir adalah

10 17 ragam akrab atau intim, yakni variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti anggota keluarga dan antar-teman karib. Ragam bahasa ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek, dan artikulasi yang seringkali tidak jelas. Hal ini terjadi karena para penutur sudah memiliki pengetahuan dan pengertian yang sama. 4. Variasi dari Segi Sarana Berdasarkan sarana, dalam bahasa terdapat ragam lisan dan ragam tulis. Dalam berbahasa lisan, kesalahan pengucapan dan kesalah-pahaman pengertian dapat segera diperbaiki atau diralat. Dalam bahasa tulis harus lebih teliti dan memberikan perhatian lebih agar kalimat-kalimat yang tersusun dapat dipahami pembaca dengan baik. 2.4 Aspek Tutur Suatu percakapan dapat terjadi kapanpun, di manapun, oleh siapapun dan dengan tujuan apapun. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan terjadinya suatu percakapan, hal-hal tersebut adalah aspek tutur. Nadar (Nadar, 2009:7) mengutip Leech dalam bukunya bahwa, Aspek tutur lainnya, selain konteks sebagaimana diungkapkan di depan, meliputi penutur dan lawan tutur, tujuan tutur, tuturan sebagai kegiatan tindak tutur, dan tuturan sebagai produk tindak verbal (Leech, 1991: Terkait dengan penjelasan di atas, konteks adalah situasi lingkungan di mana percakapan terjadi; penutur dan lawan tutur adalah

11 18 pembicara dan lawan bicara; tujuan tutur adalah maksud pembicara mengucapkan sesuatu; dan tuturan adalah percakapan itu sendiri. Nadar dalam bukunya mengemukakan bahwa, Senada dengan pendapat Leech di atas, Gumperz dan Hymes (1972:65) dan juga disebut dalam Wardhaugh (1986: ) membuat akronim SPEAKING yaitu settings, participants, ends, act of sequence, keys, instrumentalities, norms dan genres. tempat, peserta tutur, tujuan tuturan, urutan tuturan, cara, media, norma yang berlaku, dan genre untuk menjelaskan komponen tutur dalam kajian sosiolinguistik. (Nadar, 2009:7) Dengan lebih banyak komponen, yaitu delapan, dari pendapat Leech sebelumnya yang hanya lima, akronim tersebut dapat menjelaskan secara lebih rinci tentang suatu percakapan dibandingkan dengan penjelasan Leech sebelumnya. Secara singkat, delapan komponen tersebut dapat dijelaskan bahwa, 1. Settings adalah tempat dan waktu terjadinya percakapan, termasuk kondisi penutur dan penerima tutur. 2. Participants adalah peserta tutur atau penutur dan pemerima tutur. 3. Ends adalah maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari percakapan. 4. Act of sequence adalah bentuk tuturan yang digunakan dalam percakapan. 5. Keys adalah cara tuturan disampaikan. 6. Instrumentalities adalah jalur bahasa pada percakapan yang dapat berupa lisan maupun tulisan. 7. Norms adalah norma atau aturan dalam berinteraksi dan berbahasa.

12 19 8. Genres adalah jenis bentuk tuturan disampaikan seperti puisi, surat, doa, lagu, dan sebagainya. 2.5 Faktor Sosial (Social Factors) Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah luput dari kegiatan berbahasa. Bahasa memiliki banyak variasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi tergantung dari kebutuhan penggunanya. Penggunaan variasi bahasa dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial. Holmes mengungkapkan bahwa, Not all factors are relevant in any particular context but they can be grouped in ways which are helpful. In any situation linguistic choices will generally reflect the influence of one or more the following components: 1. The participants: who is speaking and who are they speaking to? 2. The setting or social context of the interaction: where are they speaking? 3. The topic: what is being talked about? 4. The function: why are they speaking? (Holmes, 2001:8) Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor sosial yang mempengaruhi masyarakat dalam berbahasa ada empat poin, yaitu: 1. Pelaku bahasa: siapa yang berbicara dan kepada siapa mereka berbicara? 2. Latar atau konteks sosial dari interaksi: dimana mereka berbicara? 3. Topik: apa yang dibicarakan? 4. Fungsi: mengapa mereka berbicara?

13 20 Keempat faktor sosial di atas akan membantu mendeskripsikan dan menganalisis segala macam interaksi masyarakat. Holmes berpendapat bahwa faktor sosial tersebut adalah komponen dasar dalam penjelasan sosiolinguistik tentang mengapa semua manusia tidak berbicara dengan cara yang sama, dan mengapa semua manusia tidak berbicara dengan cara yang sama di setiap waktu. 2.6 Dimensi Sosial (Social Dimensions) Kegiatan berbahasa menimbulkan pertanyaan mengapa manusia dapat berbicara mengenai suatu hal yang sama tetapi disampaikan dengan cara yang berbeda-beda tergantung kepada orang yang diajak bicara dan situasinya. Menurut Holmes, People may use different Pronunciations, vocabulary, grammar, or styles of a language for different purposes. They may use different dialects of a language in different contexts. And in some communities they will select different languages according to the situation in which they are speaking. (Holmes, 2001:7) Berdasarkan kutipan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manusia memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda tergantung dari tujuan, konteks, dan situasinya. Oleh karena itu, Holmes membuat teori dimensi sosial (social dimensions) untuk mengidentifikasikan fenomena berbahasa tersebut.

14 21 Social dimensions menitik-beratkan teorinya pada hubungan sosial para penutur bahasa, status sosialnya, keformalitasan pembicaraan atau bahkan topik pembicaraannya. Seperti diuraikan oleh Holmes sebagai berikut, In addition to this components it is useful to take account of four different dimensions for analysis which relate to the factors above and which have been only implicit in the discussion so far. These are: 1. A social distance scale concern with participant relationships. 2. A status scale concerned with participant relationships. 3. A formality scale relating to the setting or type of interaction. 4. Two functional scales relating to the purpose or topic of interaction. (Holmes, 2001:9) Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi sosial terdiri dari empat skala yang dapat dianalisis yaitu: 1) Skala jarak sosial (social distance scale), berkaitan dengan hubungan sosial antara para pembicara (participant relationships); 2) Skala status (status scale), berkaitan dengan hubungan sosial antara para pembicara (participant relationships); 3) Skala formalitas (formality scale), berkaitan dengan latar belakang dan tipe interaksi (the setting or type of interaction); dan yang terakhir 4) Dua skala fungsional (two functional scales), berkaitan dengan tujuan dan topik pembicaraan (the purpose or topic of interaction).

15 Skala Jarak Sosial (Social Distance Scale) Seberapa baik seseorang mengenal satu sama lain adalah salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi cara berbicara orang tersebut. Seperti yang diungkapkan Holmes, How well you know someone is one of the most important factors affecting the way you talk to them. The choice between regional dialect and standard Norwegian in Norway, or between German and Italian in Sauris, or Meg VS Mrs. Billington in London, may simply reflect the degree of solidarity between the speaker and addresses. (Holmes, 2001:374) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan variasi bahasa, dialek, dan panggilan dapat menunjukkan tingkatan jarak sosial dan solidaritas antara pelaku tutur. Berikut adalah gambaran tentang skala jarak sosial (social distance scale) oleh Holmes (2001:9) dalam bukunya, Intimate Distant High solidarity Low solidarity Berikut penjelasannya: a. Intimate Item ini menunjukkan hubungan sosial yang dekat atau intim antara penutur dan penerima tutur. Intimate dapat terlihat berdasarkan variasi bahasa yang tidak (non-standard) dan bahkan cenderung santai (casual), dan juga

16 23 penggunaan panggilan nama depan dan panggilan akrab tertentu, seperti Meg, Walt, Honey, Dear, dan lain-lain. b. Distant Berlawanan dengan intimate, distant menunjukkan hubungan sosial yang tidak terlalu dekat atau bahkan jauh antara penutur dan penerima tutur. Distant dapat terlihat berdasarkan variasi bahasa yang lebih baku (standard), dan juga panggilan yang lebih resmi seperti gelar dan nama belakang, seperti Mrs. Billington, Mr. Kowalski, dan lain-lain. c. High Solidarity Item ini menunjukkan rasa solidaritas, kesetia-kawanan, atau keakraban yang tinggi antara para pelaku tutur. Sebagaimana skala di atas, high solidarity berbanding lurus dengan intimate, yang berarti semakin dekat atau intim hubungan sosial seseorang maka semakin tinggi rasa solidaritas atau kepedulian terhadap sang penerima tutur. d. Low Solidarity Item ini berlawanan dengan high solidarity, karena low solidarity menunjukan tingkat solidaritas yang rendah. Low solidarity juga berbanding lurus dengan distant, yang berarti semakin berjarak atau jauh hubungan seseorang maka semakin rendah rasa solidaritas atau kepedulian kepada sang penerima tutur.

17 Skala Status (Status Scale) Gelar atau jabatan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat juga dapat mempengaruhi sesorang dalam berbicara. Holmes mengungkapkan, The status or power dimension also accounts for a variety of linguistic differences in the way people speak. You speak in a way which signals your social status and constructs your social identity in a community. Those at the top in multilingual communities usually have the widest linguistic repertoire, and they certainly speak the official language. In a monolingual community, the higher your social group, the more standard forms you are likely to use. (Holmes, 2001:374) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan variasi bahasa dapat menunjukan status atau tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat. Semakin tinggi kelompok masyarakat, semakin baku bahasa yang digunakan. Berikut adalah gambaran tentang skala status (status scale) dalam buku Holmes (2001:9), Superior High status Subordinate Low status Penjelasannya: a. Superior Item ini menunjukan seseorang yang memiliki kapasitas dan kedudukan yang lebih baik atau lebih tinggi, dan juga seseorang yang lebih tua dan dihormati. Superior dapat terlihat berdasarkan variasi bahasa yang lebih baku dan sopan

18 25 (standard forms), dan juga penggunaan panggilan gelar kehormatan atau gelar dan nama belakang, seperti Sir, Mam, Mr. Kowalski, dan lain-lain. b. Subordinate Item ini menunjukan seseorang yang memiliki kapasitas dan kedudukan lebih rendah dalam masyarakat. Berlawanan dengan superior, subordinate dapat terlihat berdasarkan penggunaan variasi bahasa yang tidak baku (nonstandard forms) dan cenderung santai atau casual, dan juga penggunaan panggilan nama depan dan panggilan akrab tertentu, seperti Meg, Honey, Dear, dan lain-lain. c. High Status Item ini menunjukan status sosial yang lebih baik atau lebih tinggi dalam masyarakat. Sebagaimana skala di atas, high status berbanding lurus dengan superior, yang berarti semakin tinggi kedudukan dan semakin dihormati seseorang, maka semakin tinggi status sosialnya. d. Low Status Kebalikan dari high status, low status menunjukan status sosial yang lebih rendah dalam masyarakat. high status juga berbanding lurus dengan subordinate, yang berarti semakin rendah kedudukan seseorang, maka semakin rendah status sosialnya dalam masyarakat.

19 Skala Formalitas (Formality Scale) Latar belakang atau waktu dan tempat (settings) merupakan suatu hal yang juga sangat penting dalam mempengaruhi cara seseorang berbicara. Seperti penjelasan Holmes, Though status and solidarity are usually very important influences on appropriate language choice, the formality of the settings or speech even can sometimes override them. In court, even sisters will call each other by their formal titles, and at a wedding ceremony the language of the bride and groom is determined by the ritual occation, not by the closeness of their relationship. (Holmes, 2001:374) Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keformalitasan waktu dan tempat kadang dapat melampaui kepentingan jarak sosial dan status sosial yang mempengaruhi cara seseorang berbicara. Berikut adalah gambaran tentang skala formalitas (formality scale) oleh Holmes (2001:9), Formal High formality Informal Low formality Berikut penjelasannya: a. Formal Item ini menunjukkan situasi atau keadaan atas waktu dan tempat yang resmi dan serius. Formal dapat terlihat berdasarkan waktu dan tempat yang resmi

20 27 seperti pengadilan, upacara pernikahan, dan lain-lain. Formal juga dapat terlihat berdasarkan variasi bahasa yang baku (standard) dan benar (grammatically correct), dan juga penggunaan panggilan yang resmi seperti gelar dan nama belakang, seperti Mrs. Billington, Mr. Kowalski, dan lain-lain. b. Informal Berbeda dengan formal, informal menunjukkan situasi atau keadaan atas waktu dan tempat yang tidak resmi atau santai. Informal dapat terlihat berdasarkan waktu dan tempat yang santai seperti pesta ulang tahun, acara keluarga, dan lain-lain. Informal juga dapat terlihat berdasarkan variasi bahasa yang tidak baku (non-standard) dan bahkan cenderung santai (casual), dan juga penggunaan panggilan nama depan dan panggilan akrab tertentu, seperti Meg, Walt, Honey, Dear, dan lain-lain. c. High Formality Item ini menunjukkan tingkat keformalitasan variasi bahasa yang tinggi. Sebagaimana skala di atas, high formality berbanding lurus dengan formal, yang berarti semakin resmi suatu situasi, maka semakin tinggi tingkat keformalitasan suatu variasi bahasa. d. Low formality Item ini menunjukkan tingkat keformalitasan variasi bahasa yang rendah. Sebagaimana skala di atas, low formality berbanding lurus dengan informal,

21 28 yang berarti semakin tidak resmi atau santai suatu situasi, maka semakin rendah tingkat keformalitasan variasi bahasanya Dua Skala Fungsional (Two Functional Scales) Seperti yang diungkapkan Holmes (2001:10), Language can convey objective information of a referential kind; and it can also express how someone is feeling. Dengan kata lain, bahasa dapat digunakan untuk memberikan informasi dan juga menunjukkan perasaan seseorang. Berikut gambaran tentang dua jenis skala fungsional (two functional scales) menurut Holmes (2001:10), Referential High information content Low information content Affective Low affective content High affective content Penjelasannya: a. Referential Item ini menunjukkan bahwa percakapan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi. High information content memperlihatkan bahwa percakapan berisikan informasi yang tinggi atau penting untuk diketahui, sedangkan low information content sebaliknya.

22 29 b. Affective Berbeda dengan referential, affective menunjukkan bahwa percakapan dilakukan untuk menunjukkan perasaan seseorang atau mempererat kedekatan satu sama lain. Low affective content mengindikasikan bahwa percakapan yang dilakukan tidak terlalu mengandung unsur sosial, sedangkan high affective content sangat mengandung unsur sosial.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antara manusia satu sama lain. Bahasa tersebut dapat diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antara manusia satu sama lain. Bahasa tersebut dapat diungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang sangat penting dan memliki peran besar dalam kehidupan sosial manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara manusia satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Kajian utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Kajian utama BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiolinguistik Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Kajian utama sosiolingustik

Lebih terperinci

PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK

PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK Janet Holmes (1995:1): sociolinguistics study the relationship between language and society, they are interested in explaining why we speak differently in different social context,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang terdapat dalam sebuah ujaran yang disampaikan oleh penutur kepada orang yang diajak berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesama manusia. Menurut Janet Holmes (2001:3) Languages provide a variety of

BAB I PENDAHULUAN. sesama manusia. Menurut Janet Holmes (2001:3) Languages provide a variety of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam proses kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia.

Lebih terperinci

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004 THE REALIZATION OF THE JAVANESE REQUEST PATTERN: A CASE STUDY OF A JAVANESE FAMILY A THESIS By Swasti Nareswari Student Number: 00.80.0016 ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan berkomunikasi. Sosiolingustik akan memberikan pedoman dalam. digunakan jika berbicara dengan mitra tutur tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan berkomunikasi. Sosiolingustik akan memberikan pedoman dalam. digunakan jika berbicara dengan mitra tutur tertentu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiolinguistik Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari aspek sosial dari suatu bahasa dan dari cara sikap penutur yang mempengaruhi persepsi karakteristik serta kemampuan

Lebih terperinci

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat ix M Course Overview ata kuliah Translation 6 bertujuan memberikan bekal kemampuan menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya secara akurat, tepat dan wajar. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Joseph Priestley ( ): Language is a method of conveying our ideas

BAB I PENDAHULUAN. oleh Joseph Priestley ( ): Language is a method of conveying our ideas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan pesan berupa informasi, ide atau gagasan yang kita miliki kepada orang lain sebagai bagian dari proses

Lebih terperinci

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INGGRIS BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kamus bahasa Inggris Oxford, Bahasa adalah sistem komunikasi dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu (2000; 240).

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan pesan atau informasi dan berinteraksi dengan sesamanya, maka dari itu manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Disadari bahwa penelitian ini bukanlah kajian pertama yang mengangkat masalah ini. Telah banyak penelitian yang relevan sebelumnya. Berikut adalah uraian singkat

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, penggunaan unsur slang dalam bahasa Inggris Amerika hampir terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini dengan mudah bisa

Lebih terperinci

Pemrograman Lanjut. Interface

Pemrograman Lanjut. Interface Pemrograman Lanjut Interface PTIIK - 2014 2 Objectives Interfaces Defining an Interface How a class implements an interface Public interfaces Implementing multiple interfaces Extending an interface 3 Introduction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia yang mampu membedakan dari

Lebih terperinci

CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT

CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 BAHASA INGGRIS CHAPTER 4: NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, alih kode, campur kode dan bilingualisme. 2.1.1 Tuturan Tuturan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri melainkan selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan makhluk sosial lainnya, untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, membutuhkan interaksi dengan orang lain. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah berkomunikasi. Dalam

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF LANGUAGE FUNCTIONS USED BY THE MAIN CHARACTERS IN TWILIGHT MOVIE THESIS BY SYERLY SYAFITRI NIM

AN ANALYSIS OF LANGUAGE FUNCTIONS USED BY THE MAIN CHARACTERS IN TWILIGHT MOVIE THESIS BY SYERLY SYAFITRI NIM AN ANALYSIS OF LANGUAGE FUNCTIONS USED BY THE MAIN CHARACTERS IN TWILIGHT MOVIE THESIS BY SYERLY SYAFITRI NIM 0811110073 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY OF CULTURAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

THE APPLICATION OF TURN TAKING SYSTEMATICS IN DR. CIPTO ENGLISH CONVERSATION GROUP

THE APPLICATION OF TURN TAKING SYSTEMATICS IN DR. CIPTO ENGLISH CONVERSATION GROUP THE APPLICATION OF TURN TAKING SYSTEMATICS IN DR. CIPTO ENGLISH CONVERSATION GROUP A Thesis Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Sastra Degree in the English Letters

Lebih terperinci

RAGAM JENIS DAN DIMENSI KURSI KULIAH DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : TINJAUAN ANTROPOMETRIS *) Oleh: Dwi Retno Sri Ambarwati**) RINGKASAN

RAGAM JENIS DAN DIMENSI KURSI KULIAH DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : TINJAUAN ANTROPOMETRIS *) Oleh: Dwi Retno Sri Ambarwati**) RINGKASAN RAGAM JENIS DAN DIMENSI KURSI KULIAH DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : TINJAUAN ANTROPOMETRIS *) Types and Dimensions of the College Chair in Yogyakarta State University: An Anthropometric Evaluation

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MEMPEJARI SESSI INI MAHASISWA DAPAT :

TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MEMPEJARI SESSI INI MAHASISWA DAPAT : Bentuk Komunikasi TUJUAN PEMBELAJARAN SETELAH MEMPEJARI SESSI INI MAHASISWA DAPAT : 1&2 Memahami kondisi Bisnis saat ini Menjelaskan pengertian Komunikasi Bisnis 3&4 5&6 Menjelaskan pengertian Emotional

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK  Program Magister Psikologi  Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang

Lebih terperinci

UML USE CASE DIAGRAM

UML USE CASE DIAGRAM UML USE CASE DIAGRAM "Get your team up to speed on these requirements so that you can all start designing the system." Happy Monday READING DOCUMENT REQUIREMENT The requirements are still a little fuzzy,

Lebih terperinci

Alih Kode Pada Masyarakat Sosial Kelas Atas

Alih Kode Pada Masyarakat Sosial Kelas Atas Alih Kode Pada Masyarakat Sosial Kelas Atas Indriani Triandjojo Fakultas Bahasa Dan Sastra Universitas AKI Abstract People need a means which is language to play their role as a part of society in order

Lebih terperinci

Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition)

Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition) Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition) Hery Hery Click here if your download doesn"t start automatically Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Analisis dalam skripsi ini berlandaskan teori-teori sebagai berikut. 2.1 Teori Model of Speaking Chomsky menyatakan bahwa manusia memiliki dua hal dalam menggunakan bahasa, yakni

Lebih terperinci

JUTAAN UMKM PAHLAWAN PAJAK: URUS PAJAK ITU SANGAT MUDAH (INDONESIAN EDITION) BY CHANDRA BUDI

JUTAAN UMKM PAHLAWAN PAJAK: URUS PAJAK ITU SANGAT MUDAH (INDONESIAN EDITION) BY CHANDRA BUDI Read Online and Download Ebook JUTAAN UMKM PAHLAWAN PAJAK: URUS PAJAK ITU SANGAT MUDAH (INDONESIAN EDITION) BY CHANDRA BUDI DOWNLOAD EBOOK : JUTAAN UMKM PAHLAWAN PAJAK: URUS PAJAK ITU Click link bellow

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : ANALISIS KINERJA MANAJEMEN (INDONESIAN EDITION) Click button to download this ebook READ ONLINE AND DOWNLOAD

Lebih terperinci

Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme (Rangkaian Studi IMR)

Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme (Rangkaian Studi IMR) Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme (Rangkaian Studi IMR) Yudi Junadi Click here if your download doesn"t start automatically Relasi Negara & Agama: Redefinisi Diskursus Konstitusionalisme

Lebih terperinci

SOAL ESSAY TENTANG ANIMALIA KELAS X SERTA JAWABAN. Related Soal Essay Tentang Animalia Kelas X Serta Jawaban :

SOAL ESSAY TENTANG ANIMALIA KELAS X SERTA JAWABAN. Related Soal Essay Tentang Animalia Kelas X Serta Jawaban : Reading and Free Access soal essay tentang animalia kelas x serta jawaban Page : 1 SOAL ESSAY TENTANG ANIMALIA KELAS X SERTA JAWABAN [Download] Soal Essay Tentang Animalia Kelas X Serta Jawaban.PDF The

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

Practical Communication Skill: dalam Bisnis, Organisasi, dan Kehidupan (Indonesian Edition)

Practical Communication Skill: dalam Bisnis, Organisasi, dan Kehidupan (Indonesian Edition) Practical Communication Skill: dalam Bisnis, Organisasi, dan Kehidupan (Indonesian Edition) Click here if your download doesn"t start automatically Practical Communication Skill: dalam Bisnis, Organisasi,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007

KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007 KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh SRI SUMARMI NIM: 2000-32-104 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS By Agustina Tri Heni Pujiastuti Student Number : 01.80.0047 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC

Lebih terperinci

SPEECH ACT FOUND IN GENDER S STATUS UPDATES OF FACEBOOK S GROUP FIB-UB 2010 THESIS

SPEECH ACT FOUND IN GENDER S STATUS UPDATES OF FACEBOOK S GROUP FIB-UB 2010 THESIS SPEECH ACT FOUND IN GENDER S STATUS UPDATES OF FACEBOOK S GROUP FIB-UB 2010 THESIS BY YUDA NUR CAHYA PUTRA PRATAMA NIM 105110101111067 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY

Lebih terperinci

KECAKAPAN INTERPERSONAL. Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi

KECAKAPAN INTERPERSONAL. Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi KECAKAPAN INTERPERSONAL Pertemuan 4 Konsep Dasar Komunikasi Bahasan: - Why - WhatWho - Where - How Who needs to know what I know now? Sharing Information Who knows what I need to know? Communication should

Lebih terperinci

ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU

ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI SUKU BUNGA BANK SENTRAL INDONESIA: SUATU PENGENALAN METODE BARU DALAM MENGANALISIS 47 VARIABEL EKONOMI UNTU READ ONLINE AND DOWNLOAD EBOOK : ANALISIS CAPAIAN OPTIMASI NILAI

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN AS A FOREIGN LANGUAGE ACQUIRE COLLOQUIAL EXPRESSIONS

Lebih terperinci

SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO

SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO Read Online and Download Ebook SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI (INDONESIAN EDITION) BY SOKARTO SOKARTO DOWNLOAD EBOOK : SUKSES BERBISNIS DI INTERNET DALAM 29 HARI Click link bellow and free

Lebih terperinci

By SRI SISWANTI NIM

By SRI SISWANTI NIM READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.

Lebih terperinci

Sistem Basis Data. Pertemuan 3 : Modeling Data in Organization Andronicus Riyono, M.T.

Sistem Basis Data. Pertemuan 3 : Modeling Data in Organization Andronicus Riyono, M.T. Sistem Basis Data Pertemuan 3 : Modeling Data in Organization Andronicus Riyono, M.T. Pemodelan data adalah kegiatan analisis Project Identification and Selection Project Initiation and Planning Purpose

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunarungu usia prasekolah di SLB-B X Cimahi. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner dengan bentuk

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR State of Victoria, Department of Education (1996). Fundamental motor skills: A manual for classroom teacher. Melbourne: Community Information Service. (4-8) Back Next

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang berkomunikasi antar sesamanya menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tidak dapat terjadi tanpa adanya

Lebih terperinci

LANGUAGE STYLE USED IN THE SLOGANS OF INDONESIAN POLITICAL PARTIES 2014 CAMPAIGN ADVERTISEMENTS THESIS

LANGUAGE STYLE USED IN THE SLOGANS OF INDONESIAN POLITICAL PARTIES 2014 CAMPAIGN ADVERTISEMENTS THESIS LANGUAGE STYLE USED IN THE SLOGANS OF INDONESIAN POLITICAL PARTIES 2014 CAMPAIGN ADVERTISEMENTS THESIS BY RURIE SETYA WARDHANI NIM 105110100111054 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

RAHASIA CERMAT & MAHIR MENGUASAI AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY

RAHASIA CERMAT & MAHIR MENGUASAI AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY Read Online and Download Ebook RAHASIA CERMAT & MAHIR MENGUASAI AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH (INDONESIAN EDITION) BY HERY HERY DOWNLOAD EBOOK : RAHASIA CERMAT & MAHIR MENGUASAI AKUNTANSI Click link bellow

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI CERDAS (INDONESIAN EDITION) BY DESMON GINTING DOWNLOAD EBOOK : KOMUNIKASI CERDAS (INDONESIAN EDITION) BY DESMON GINTING PDF

KOMUNIKASI CERDAS (INDONESIAN EDITION) BY DESMON GINTING DOWNLOAD EBOOK : KOMUNIKASI CERDAS (INDONESIAN EDITION) BY DESMON GINTING PDF Read Online and Download Ebook KOMUNIKASI CERDAS (INDONESIAN EDITION) BY DESMON GINTING DOWNLOAD EBOOK : KOMUNIKASI CERDAS (INDONESIAN EDITION) BY Click link bellow and free register to download ebook:

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA Diana Tustiantina 1) Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dianatustiantina@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang dirilis pada 10 Mei 2013, banyak pro dan kontra dalam pembuatanya, seperti yang dikutip oleh penulis

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Banker, Bank system, Bank secrecy,

Abstract. Keywords : Banker, Bank system, Bank secrecy, Abstract Banking system in many country become the core of nation economic. It provide a service that help people easily get a founding to open a new bussines or provide a moneytary service to help bussines

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 1. Announcement This is a new school year and there are many new students around. Please be friendly and help them understand the rules of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya

Lebih terperinci

SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017

SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017 SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017 Fabrikasi Data Membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada Falsifikasi Data: Mengubah data sesuai dengan keinginan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiolinguistik Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari pengaruh budaya terhadap cara sesuatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungsn erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting bagi manusia untuk menjaga hubungan dengan manusia lain, bahkan sejak lahir di dunia. Salah satu bentuk umum dari komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat terlaksana dengan bahasa sebagai media perantaranya. Bahasa dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat terlaksana dengan bahasa sebagai media perantaranya. Bahasa dalam hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak dapat terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan

Lebih terperinci

MISTERI PEMBUNUHAN DI KAKEK BODO (INDONESIAN EDITION) BY S. MARA GD.

MISTERI PEMBUNUHAN DI KAKEK BODO (INDONESIAN EDITION) BY S. MARA GD. Read Online and Download Ebook MISTERI PEMBUNUHAN DI KAKEK BODO (INDONESIAN EDITION) BY S. MARA GD. DOWNLOAD EBOOK : MISTERI PEMBUNUHAN DI KAKEK BODO (INDONESIAN Click link bellow and free register to

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang. mark having understood meanings.

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang. mark having understood meanings. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1990:66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat konvensional yang dipakai sebagai

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 STANDARD AMERICAN ENGLISH AND AFRICAN AMERICAN VERNACULAR ENGLISH (AAVE) IN THE HELP (2011) BY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat tutur adalah sekelompok orang yang berinteraksi dengan perantara bahasa dengan sekurang-kurangnya memiliki satu variasi bahasa dan terikat dengan

Lebih terperinci

To provide maximum practice within controlled but realistic and contextualized framework To build confidence in using new language. Important Features

To provide maximum practice within controlled but realistic and contextualized framework To build confidence in using new language. Important Features Presentation Practice Production Purpose To give ss to realize the usefulness and relevance of a new language item To present the meaning and form To check understanding Important Features Clear, motivating,

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

Saturday, 27 April 2013

Saturday, 27 April 2013 Saturday, 27 April 2013 KELAS VII D Standard Competency 12. Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. Basic Competency 12.1

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

Two Lost Souls (Indonesian Edition)

Two Lost Souls (Indonesian Edition) Two Lost Souls (Indonesian Edition) Pia Devina Click here if your download doesn"t start automatically Two Lost Souls (Indonesian Edition) Pia Devina Two Lost Souls (Indonesian Edition) Pia Devina Sinopsis;

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN BANKIR INDONESIA

MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN BANKIR INDONESIA Read Online and Download Ebook MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN BANKIR INDONESIA DOWNLOAD EBOOK : MANAJEMEN RISIKO 1 (INDONESIAN EDITION) BY IKATAN Click link bellow and free register

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal

Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Deskripsi Soal Dalam rangka mensukseskan program Visit Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Resilence At Work pada para CEO Start-Up yang tergabung di dalam komunitas X di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

Wrap Up Etika Profesi

Wrap Up Etika Profesi ITP 504: Etika Profesi Wrap Up Etika Profesi ITP504 Purwiyatno Hariyadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, IPB 2016 phariyadi@ipb.ac.id http:// ITP 504: Etika Profesi Mendiskusikan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN 1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN Putu Sosiawan Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstrak The

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK Sungkono Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan E-mail: sungkono_ubt@yahoo.com ABSTRAK: Manusia mengungkapkan maksud yang ingin

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PELAYANAN TELLER

PENERAPAN SISTEM PELAYANAN TELLER PENERAPAN SISTEM PELAYANAN TELLER DAN KINERJA SISTEM ANTRIAN BERDASARKAN SISTEM MULTIPLE CHANNEL-SINGLE PHASE DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS ANTRIAN MODEL B (JALUR BERGANDA) TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA PT

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE TESIS Oleh: ELVITA YENNI 077009006 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition)

Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition) Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition) Yudhy Wicaksono Click here if your download doesn"t start automatically Panduan Excel untuk Pelamar Kerja (Indonesian Edition) Yudhy Wicaksono Panduan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK IAN UNY 2012 UTAMI DEWI

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK IAN UNY 2012 UTAMI DEWI ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK IAN UNY 2012 UTAMI DEWI utami.dewi@uny.ac.id STAKEHOLDER ANALYSIS Stakeholder analysis (SA)is a term that refers to the action of analyzing the attitudes of stakeholders towards

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL COMMUNICATION. Communication

ORGANIZATIONAL COMMUNICATION. Communication ORGANIZATIONAL COMMUNICATION Communication Communication The power of communication Ways to make communication more effective Nearly 70 percent of their waking hours communicating Writing, reading, speaking

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS

KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) Oleh : ANEKE ALONE HAREFA 362007063 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 COMPARATIVE STUDY OF ENGLISH LEARNERS PERCEPTION TOWARDS ENGLISH ACCENTS Artivie NIM: 1301054726

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan pedagang. Pasar juga tempat untuk bertransaksi, sedangkan transaksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SIDANG ANAK DAN HAMBATAN YANG DIALAMI DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM

PELAKSANAAN SIDANG ANAK DAN HAMBATAN YANG DIALAMI DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM PELAKSANAAN SIDANG ANAK DAN HAMBATAN YANG DIALAMI DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM TESIS Oleh : HASOLOAN SIANTURI 002105032 ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002 PELAKSANAAN

Lebih terperinci