BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tanaman pengganggu yang merugikan tanaman budidaya dengan cara berkompetisi terhadap kebutuhan cahaya, CO 2, air, hara, dan alelopati, dengan mengeluarkan zat beracun yang menghambat tanaman. Gulma memiliki banyak spesies dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Pengenalan spesies gulma merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan pengendalian gulma. Mengetahui spesies gulma pada lahan pertanian maka dapat berimplikasi pada pengendalian gulma yang digunakan (Ningsih, 2011). Pengenalan spesies gulma dibutuhkan untuk menentukan pengendalian yang digunakan, misalnya pengendalian gulma menggunakan pestisida. Dalam lampiran Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan Nomor 444/Kpts/SR.140/9/2003, dapat dilihat bahwa cara aplikasi, jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam pengendalian gulma disesuaikan dengan spesies gulma pada lahan pertanian. Penelitian mengenai gulma dalam hubungannya dengan computer vision telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Weis dan Gerhards (2007) melakukan penelitian tentang identifikasi kepadatan gulma dari citra digital dengan mengambil ciri Region, Countour-based, dan Skeleton-based untuk mendapatkan parameter-parameter bentuk yang sebelumnya telah tersegmentasi menggunakan kamera khusus sedangkan Siddiqi dkk (2009) melakukan deteksi gulma kemudian mengkalisifikasikannya kedalam dua jenis gulma yaitu gulma berdaun sempit dan berdaun lebar. Proses deteksi dan klasifikasi menggunakan algoritma yang didasarkan pada erosion kemudian diikuti oleh algoritma segmentasi dilation. Solahuddin dkk (2010) juga telah melakukan penelitian untuk mendeteksi kepadatan gulma menggunakan metode Fuzzy Clustering dan Dimensi Fraktal. Fuzzy Clustering digunakan untuk mengidentifikasi kepadatan gulma sedangkan 1

2 2 Dimensi Fraktal digunakan untuk membedakan antara tanaman dan gulma dan Ahmed dkk (2012) menggunakan local pattern operators untuk mengklasifikasikan gulma berdaun lebar dan sempit. Tiga operator dari local pattern operators yang digunakan dalam penelitian tersebut, yaitu Local Binary Pattern (LBP), Local Ternary Pattern (LTP), dan Local Directional Pattern (LDP). Dari beberapa penelitian mengenai gulma yang berkaitan dengan computer vision diatas masih menitikberatkan pada identifikasi kepadatan gulma maupun mendeteksi dua jenis gulma, yaitu gulma berdaun lebar atau gulma berdaun sempit. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam menentukan pengendalian gulma terlebih dahulu harus diketahui spesies gulma yang ada pada pada lahan tanaman budidaya. Namun, dalam mengenali suatu spesies gulma tidaklah mudah karena biasanya ditempuh salah satu cara seperti membandingkan gulma yang ingin dikenali dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium, konsultasi langsung dengan para ahli gulma, mencari sendiri melalui kunci identifikasi, membandingkan gulma yang ingin dikenali dengan determinasi yang ada, atau membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia. Hal ini tentu saja membutuhkan waktu yang relatif lama bagi orang-orang yang belum ahli dalam bidang gulma. Untuk itu peneliti melakukan penelitian pengenalan spesies gulma. Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai spesies gulma dan pengendalian gulma menggunakan pestisida berdasarkan lampiran Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan Nomor 444/Kpts/SR.140/9/2003. Untuk mengenali gulma tentunya harus dipahami sifat-sifat vegetativ dari gulma tersebut. Bagian vegetativ gulma yang dapat dipakai untuk mengenali suatu spesies gulma adalah akar, batang, atau daun. Dalam penelitian ini digunakan daun gulma untuk mengenali spesies gulma. Menurut Tjitrosoepomo (1996), daun tumbuhan sering digunakan untuk mengenali suatu tumbuhan karena tumbuhan memiliki daun yang helaiannya yang berbeda-beda, baik dari segi bentuk, ukuran, maupun warna. Selanjutnya, masih menurut Tjitrosoepomo (1996), umumnya ciri-ciri daun pada satu spesies tumbuhan adalah sama satu sama lain, terutama bentuk atau bangun helainya. Kalau ada perbedaan, maka biasanya hanya

3 3 mengenai ukuran atau warnanya (daun yang masih muda biasa mempunyai warna yang berlainan dengan daun yang telah dewasa). Cara tercepat dan termudah untuk mengenali tanaman adalah melalui daunnya (Chaki dan Parekh, 2012). Gulma dapat dikenali dari daunnya. Khusus untuk gulma berdaun lebar, bentuk daunnya sangat beragam. Secara keseluruhan bentuk daun gulma berdaun lebar ada yang lurus, lonjong, lanseolata, ovata, palma, pinata, pina sekta, dan lain-lain. Selain bentuk, spesies tanaman juga memiliki daun yang unik satu sama lain dengan karakteristik seperti warna, tekstur, dan tepian daun (Beghin dkk, 2010). Pada penelitian ini, ciri bentuk dan ciri tekstur dari citra daun gulma digunakan untuk mengenali spesis gulma. Ciri warna tidak digunakan dalam penelitian ini karena mengingat hampir semua spesies gulma memiliki daun berwarna hijau. Ciri tekstur yang dimaksudkan disini adalah susunan tulangtulang daun. Hal ini didasarkan pada Tjitrosoepomo (1996) yang menyatakan bahwa diantara sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan pengenalan suatu spesies tumbuhan adalah bangunnya (bentuk) dan susunan tulang-tulangnya. Adapun metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi ciri adalah Moment invariant dan derajat kekosongan fraktal (Lacunarity). Moment invariant digunakan untuk mendapatkan ciri bentuk dari citra daun gulma sedangkan fraktal digunakan untuk mendapatkan ciri tekstur dari citra daun gulma. Moment invariant digunakan untuk mendapatkan ciri bentuk disebabkan metode ini tahan terhadap translasi, rotasi, dan skalasi. Untuk mendapatkan ciri tekstur metode fraktal dipilih yang didasari pada pertimbangan bahwa tekstur daun bersifat alami dan tidak teratur dan fraktal cocok digunakan untuk menggambarkan objek-objek atau image-image yang bersifat alami dan tidak teratur (Hearn dan Baker, 1994). Hasil ekstraksi ciri dari citra daun gulma dilatih dan kemudian dilakukan pengenalan spesiesnya menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan. Alasan penggunaan JST dalam penelitian ini adalah Jaringan Syaraf Tiruan mampu mengenali sesuatu dengan berbasis masa lalu. Artinya data masa lalu akan

4 4 dipelajari sehingga mempunyai kemampuan untuk memberi keputusan terhadap data yang belum pernah dipelajari yang tentu saja masih dalam domain masalah yang pernah dipelajari. Dengan kata lain bahwa JST dapat belajar dari pengalaman untuk memberi keputusan terhadap data baru dan menurut Sutojo dkk (2011), bahwa JST mampu melakukan generalisasi dari suatu pola tertentu yang artinya bahwa mampu menghasilkan respon terhadap pola-pola yang sebelumnya telah dipelajari. Hal ini sangat bermanfaat bila saat diinputkan data baru yang belum pernah dipelajari ke dalam JST, maka JST tersebut akan dapat memberikan tanggapan yang baik. Backpropagation atau Propagasi Balik merupakan algoritma pelatihan untuk melatih MLP. Algoritma Backpropagation melakukan tahap perhitungan maju untuk menghitung galat antara keluaran aktual dan target kemudian tahap perhitungan mundur yang mempropagasikan balik galat tersebut untuk memperbaiki bobot-bobot sinaptik pada semua neuron yang ada. Pengenalan pola dari citra daun menggunakan JST Backpropagation telah dilakukan oleh Fu dkk (2004) dan menghasilkan tingkat akurasi sebesar 92%. Penggunaan JST Backpropagation untuk mengenali pola citra daun juga telah dilakukan oleh Chaki dan Parekh (2011) dengan menghasilkan tingkat akurasi diatas 90% sedangkan Danti dkk (2012) menghasilkan tingkat akurasi 92%. Selain mempertimbangkan tingkat akurasi yang dihasilkan peneliti sebelumnya yang menggunakan JST Backpropagation tersebut, alasan lain penggunaan metode ini adalah bahwa Backpropagation merupakan algoritma yang menggunakan pola penyesuaian bobot untuk mencapai nilai kesalahan minimum. Atas dasar ini, maka peneliti menggunakan JST Backpropagation sebagai metode yang digunakan untuk melakukan pengenalan spesies gulma berdasarkan citra daunnya. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah melakukan pengenalan spesies gulma dari citra daun gulma tersebut berdasarkan pada ciri bentuk dan tekstur. Ciri bentuk dan tekstur diekstrak menggunakan

5 5 metode Moment invariant dan Lacunarity, hasil ekstraksi dilatih dan dikenali spesies gulmanya dengan JST Backpropagation. 1.3 Batasan masalah Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi : 1. Bagian gulma yang diolah dalam penelitian ini adalah daun yang diambil menggunakan kamera dengan latar belakang yang sama dengan ukuran citra 256x Daun gulma yang diolah tidak memiliki cacat seperti robek atau ada bagian dari daun yang hilang dan tektur daun atau pola tulang-tulang daunnya dapat terlihat apabila dikonversi dalam bentuk digital. 3. Penelitian ini memfokuskan pada 12 spesies gulma dari jenis gulma daun lebar. 4. Pada penelitian ini ukuran box yang digunakan untuk ciri lacunarity adalah 2 n x 2 n, dimana n adalah 1 sampai Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem yang dapat mengenali spesies gulma berdasarkan pada bentuk dan tekstur daunnya. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bergerak dalam bidang pertanian untuk dapat mengenali spesies gulma yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan pengendalian gulma. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengenalan maupun identifikasi tanaman berdasarkan pada citra daun telah banyak dilakukan, demikian pula dengan penelitian mengenai gulma dalam bidang computer vision. Metode ektraksi ciri menggunakan Moment invariant yang merepresentasikan bentuk maupun Lacunarity yang merepresentasikan tekstur serta metode JST Back Propagation sebagai pengklasifikasi maupun pengidentifikasi juga telah dilakukan oleh peneliti

6 6 sebelumnya. Berdasarkan referensi dan kajian pustaka, penelitian yang diajukan sebagai Thesis S2 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengenai pengenalan spesies gulma menggunakan metode ekstraksi ciri Moment invariant dan Lacunarity dengan metode JST Backpropagation belum pernah dilakukan. 1.7 Metodologi Penelitian Tahap-tahap dalam melakukan penelitian pengenalan spesies gulma meliputi : 1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu studi pustaka, pengambilan citra daun gulma, dan wawancara. a. Studi Pustaka Kegiatan studi pustaka dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang mendukung penelitian. Literatur yang dipelajari berkaitan dengan pengolahan citra digital dengan ekstraksi ciri menggunakan Moment Invariant dan Lacunarity dan metode-metode yang digunakan dalam melakukan preprocessing dan segmentasi, dan literature tentang metode pengenalan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation. Literatur diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari jurnal ilmiah, laporan hasil penelitian dan buku. b. Pengambilan Citra Daun Gulma Pengambilan citra daun gulma dilakukan dengan cara mengambil daun gulma kemudian diambil citranya menggunakan kamera dengan warna background yang sama pada setiap citra daun gulma yang diambil. c. Wawancara Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang memiliki kapasitas dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Wawancara dilakukan dengan pakar pertanian mengenai spesies gulma khususnya gulma berdaun lebar.

7 7 2 Analisis dan Rancangan Sistem Analisis sistem dilakukan dengan menganalisa kebutuhan-kebutuhan sistem dan aturan-aturan sistem yang akan digunakan dalam perancangan sistem. Perancangan sistem dilakukan dengan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan dari analisis sistem ke dalam perancangan sistem yang meliputi rancangan akuisisi citra, rancangan proses, rancangan proses aliran data, rancangan basis data, dan rancangan antar muka. 3 Implementasi Pada tahapan ini dilakukan pembuatan sistem dengan mengimplementasikan metode preprocessing dan segementasi citra serta metode ekstraksi ciri menggunakan Moment Invariant dan Lacunarity serta metode pengenalan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem tersebut adalah Java sebagai bahasa programnya dan MySQL digunakan untuk manajemen databasenya. 4 Pengujian Sistem Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Pengujian dilakukan menggunakan data sebanyak 120 dimana 70% (84 data) digunakan untuk pelatihan dan 30% (36 data) digunakan sebagai data uji. Spesies gulma yang diuji sebanyak 12 spesies dari jenis gulma daun lebar. Adapun spesies gulma yang diuji adalah Euphorbia hirta L, Amaranthus spinosus L, Portulaca oleracea L, Erigeron sumatrensis Retz, Chromolaena odorata, Commelina nudiflora Burm, Ageratum conyzoides L, Physalis angulata L, Alternanthera philoxeroides (Mart.) Griseb, Synedrela nodiflora L, Sida rhombifolia L, dan Boerhavia erecta L. Pemilihan spesies gulma tersebut didasarkan bahwa spesies ini lebih sering muncul pada lahan pertanian. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab untuk memudahkan dalam pembahasannya, yaitu :

8 8 BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II. TINJUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti lain untuk dijadikan sebagai referensi dalam penelitian. BAB III. LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai teori-teori yang dibutuhkan dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas mengenai analisis sistem, rancangan sistem, bahan digunakan dalam penelitian, akuisisi data penelitian, rancangan proses, rancangan proses aliran data, rancangan basis data, dan rancangan antar muka. BAB V. IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini membahas mengenai implementasi dari rancangan yang telah dibuat. BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pengujian dan analisis terhadap hasil pengujian sistem yang telah dikembangkan. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil yang telah dicapai serta saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.

Pengenalan Spesies Gulma Berdasarkan Bentuk dan Tekstur Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Spesies Gulma Berdasarkan Bentuk dan Tekstur Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan IJCCS, Vol.9, No.2, July 2015, pp. 207~218 ISSN: 1978-1520 207 Pengenalan Spesies Gulma Berdasarkan Bentuk dan Tekstur Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Herman* 1, Agus Harjoko 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 PENGENALAN KARAKTER ANGKA DARI SEGMENTASI CITRA PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE SOMs Winda Marlia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan prediksi semakin meningkat pada era globalisasi saat ini sejalan dengan keinginan masyarakat khususnya pelaku bisnis untuk memberikan tanggapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks, tetapi sangat dapat diandalkan. Sistem ini memberikan sarana pengenalan obyek yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan kata dalam dunia teknologi informasi merupakan suatu permasalahan yang tidak asing dalam bidang kecerdasan buatan. Pengenalan kata dalam bidang kecerdasan

Lebih terperinci

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, jaringan syaraf tiruan telah berkembang dengan pesat. Berbagai aplikasi telah memanfaatkan jaringan syaraf tiruan dalam penerapannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision).

BAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama pada teknologi komputer sehingga membuat pekerjaan pengolahan data dapat ditangani dengan lebih cepat dan tepat.

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang komputer merupakan suatu bidang yang tidak akan pernah berhenti dan selalu berkembang kegunaanya hingga sekarang ini. Teknologi baru dan aplikasi baru selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biometrik adalah salah satu teknologi cangih yang banyak dipakai untuk menjadi bagian dari system keamanan di berbagai bidang. Biometrik ini bahkan sudah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan pola merupakan permasalahan kecerdasan buatan yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan pola merupakan permasalahan kecerdasan buatan yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan pola merupakan permasalahan kecerdasan buatan yang secara umum sering digunakan dalam sistem berbasis pengetahuan. Pengenalan pola memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia yang memiliki keunikan. Salah satu bagian sistem biometrika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh pelanggan. Alat ini biasa diletakkan di rumah-rumah yang menggunakan penyediaan air

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi perangkat lunak dewasa ini tidak terlepas dari berkembangnya studi mengenai kecerdasan buatan. Ada dua hal yang termasuk dari kecerdasan buatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian objek dalam suatu citra merupakan hal mendasar dalam banyak aplikasi analisis citra (image analysis). Manusia bisa langsung mengenali objek yang dilihatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi ( Oryzasativa,sp ) termasuk kelompok tanaman pangan yang sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah citra, sangat dimungkinkan terdapat berbagai macam objek. Objek yang ada pun bisa terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Salah satu objek yang mungkin

Lebih terperinci

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kulit merupakan pelindung tubuh kita pertama kali dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Kulit terdiri dari lapisan epidermis berupa lapisan kulit mati dan dermis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat kondisi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini yang mengalami banyak tekanan baik dari segi ekonomi, politik, pekerjaan dan sebagainya, menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Phalaenopsis atau yang biasa disebut dengan anggrek bulan mempunyai banyak jenis. Ada 26 jenis yang sudah dikenali di Indonesia. Anggrek dapat diklasifikasikan berdasarkan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup penting di Indonesia. Walaupun demikian cabai sangat rentan terkena patogen

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini pemanfaatan teknologi pengolaan citra untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu sudah banyak diterapkan, khususnya dibidang Identifikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan pola (pattern recognition) dapat diartikan sebagai proses klasifikasi dari objek atau pola menjadi beberapa kategori atau kelas. Dan bertujuan untuk pengambilan

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Cahya Hijriansyah 1, Achmad Solichin 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses pengujian dari sistem yang dirancang terhadap beberapa citra dijital replika kulit. Pengujian terhadap sistem ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan 5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN Pendahuluan Tujuan aplikasi berbasis sensor adalah melakukan penyemprotan dengan presisi tinggi berdasarkan pengamatan real time, menjaga mutu produk dari kontaminasi obat-obatan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Barcode Rcognition System Using Backpropagation Neural Networks M. Kayadoe, Francis Yuni Rumlawang, Yopi Andry Lesnussa * Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan menurut bunganya. Kebanyakan manusia hanya mengetahui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan menurut bunganya. Kebanyakan manusia hanya mengetahui beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunga di dunia mempunyai banyak sekali jenis. Tumbuhan yang memproduksi biji atau tumbuhan yang bisa untuk berbunga diperkirakan mempunyai jumlah jenis lebih dari 200000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Logika fuzzy merupakan logika yang samar. Dimana pada logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai true dan false secara bersamaan. Tingkat true atau false nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan pada skripsi. 1.1. Latar

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan bagian dari ekosistem kota yang perlahan terus berkembang dan memenuhi kebutuhan penduduk agar dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

Pangan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia, dan ketersediaan pangan yang cukup adalah masalah yang kompleks yang memiliki

Pangan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia, dan ketersediaan pangan yang cukup adalah masalah yang kompleks yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma propagasi balik (backpropagation) adalah salah satu algoritma yang terdapat pada metode jaringan saraf tiruan (JST) dimana algoritma ini memiliki kecenderungan

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya komputer beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Pesatnya perkembangan juga dirasakan di berbagai disiplin ilmu termasuk kedokteran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil fotografi adalah citra 2 dimensi yang memiliki sifat realis, yaitu bisa menggambarkan benda yang ditangkap semirip mungkin dengan aslinya. Sebaik-baiknya hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan perangkat elektronik. Identifikasi tersebut perlu dilakukan untuk menunjang sistem peresensi, keamanan,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Intrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya aneka ragam tanaman yang dapat dijumpai dimana saja membuat sulitnya penentuan jenis tanaman. Salah satu masalah nyata yang ditemukan di bidang biologi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan dan mulai dikenal luas, menggantikan kepopuleran disk operating

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan dan mulai dikenal luas, menggantikan kepopuleran disk operating 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak berkembangnya IBM-PC dan sistem operasi MS-DOS mendapatkan kesuksesan dan mulai dikenal luas, menggantikan kepopuleran disk operating system CP/M-80 yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Grafologi atau analisis tulisan tangan adalah metode ilmiah untuk mengidentifikasi,

BAB I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Grafologi atau analisis tulisan tangan adalah metode ilmiah untuk mengidentifikasi, BAB I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Grafologi atau analisis tulisan tangan adalah metode ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan pemahaman karakter seseorang melalui pola

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION Nasep Muhamad Ramdan (0522135) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 U n i v e r s i t a s T e l k o m

BAB I PENDAHULUAN. 1 U n i v e r s i t a s T e l k o m BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi merupakan hewan ternak yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu kelompok sapi tropis dan sub tropis. Sapi juga hewan ternak anggota family Bovidae

Lebih terperinci

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS Egi Badar Sambani 1), Neneng Sri Uryani 2), Rifki Agung Kusuma Putra 3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap buah memiliki beberapa ciri untuk dapat ditentukan kematangannya misalnya dilihat dari ukuran dan warnanya. Akan tetapi pada buah jeruk, banyaknya varietas buah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses pengenalan huruf tulisan tangan Katakana menggunakan metode Fuzzy Feature Extraction

Lebih terperinci

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE Radian Rizki Triadhi NRP : 1222033 E-mail : radianrizkitriadhi@ymail.com ABSTRAK Pengenalan tulisan tangan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan manusia akan sistem keamanan berbasis tracking yang dapat bekerja secara otomatis membuat ilmuwan mulai menciptakan berbagai macam teknologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pensil berbentuk lurus, berwarna biru, dan berbahan kayu. Kedua objek ini

BAB I PENDAHULUAN. pensil berbentuk lurus, berwarna biru, dan berbahan kayu. Kedua objek ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan pola adalah penggambaran sesuatu berdasarkan sifat atau ciri dari sebuah objek. Penggambaran objek sangat berpengaruh terhadap sifat atau ciri yang memiliki

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak di era ini sangat mempengaruhi pola pemakaian komputer. Komputer dapat di program seolah-olah seperti manusia. Salah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN (PALMPRINT) DENGAN EKSTRAKSI FITUR DIMENSI FRAKTAL DAN LACUNARITY ABSTRAK

IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN (PALMPRINT) DENGAN EKSTRAKSI FITUR DIMENSI FRAKTAL DAN LACUNARITY ABSTRAK IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN (PALMPRINT) DENGAN EKSTRAKSI FITUR DIMENSI FRAKTAL DAN LACUNARITY Suriyati Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Teknik Surabaya nuri_lewa@yahoo.com ABSTRAK Sistem pengenalan diri

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS FRAKTUR BATANG (DIAFISIS) PADA TULANG PIPA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

PENENTUAN JENIS FRAKTUR BATANG (DIAFISIS) PADA TULANG PIPA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pengolahan citra digital terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Teknologi tersebut dapat digunakan untuk memudahkan dan menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PENGENAL JENIS POHON MANGGA MENGGUNAKAN SVM DAN FK-NNC

PERBAIKAN SISTEM PENGENAL JENIS POHON MANGGA MENGGUNAKAN SVM DAN FK-NNC PERBAIKAN SISTEM PENGENAL JENIS POHON MANGGA MENGGUNAKAN SVM DAN FK-NNC Eko Prasetyo Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya E-mail : eko1979@yahoo.com Abstrak.

Lebih terperinci

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan Gambar 8 Struktur PNN. 1. Lapisan pola (pattern layer) Lapisan pola menggunakan 1 node untuk setiap data pelatihan yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masa kini banyak hobi yang mulai dikembangkan menjadi bisnis. Hal ini merupakan pekerjaan yang akan sangat menguntungkan apabila ditekuni dengan baik. Salah

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem parkir khususnya untuk parkir mobil di tempat-tempat pusat perbelanjaan di Indonesia pada umumnya sudah menerapkan sistem otomatis. Setiap mobil yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 BAB HASIL DAN PEMBAHASAN Ada tiga tahap utama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu ektraksi ciri, pelatihan dan pengujian JST. Percobaan dilakukan dengan mengkombinasikan data hasil ekstraksi ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk aplikasi JST yang terus dikembangkan saat ini adalah Jaringan Kohonen. Kohonen adalah bentuk khusus dari jaringan kompetitif. Jaringan ini

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Pengenalan wajah merupakan suatu teknologi dalam dunia kecerdasan buatan agar komputer dapat meniru kemampuan otak manusia dalam mendeteksi dan mengenali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), merupakan metode untuk mengoptimalkan performa dari sistem dengan mempelajari data

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah teknologi yang mampu menganalisis dan mengklasifikasikan berbagai citra ke dalam kelas-kelas yang sesuai sangat dibutuhkan. Tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali objek 3 dimensi. Sistem penglihatan manusia dapat membedakan berbagai macam objek 3 dimensi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN Zeth Pasongli (0222113) Jurusan Teknik Elektro Email: zeth_pasongli@yahoo.com ABSTRAK Pola pembuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis kelainan pada tulang punggung manusia bermacam-macam, bergantung pada faktor umur, kebiasaan, dan kecelakaan/virusbakteri. Skoliosis adalah kelainan tulang belakang

Lebih terperinci

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 ANALISIS SISTEM PENGIDENTIFIKASIAN JENIS-JENIS TANAMAN HIAS ALOCASIA MELALUI BENTUK DAN WARNA DAUN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN (SELF ORGANIZING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke karakteristik tertentu pada manusia yang unik dan berbeda satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. ke karakteristik tertentu pada manusia yang unik dan berbeda satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keamanan (security) merupakan salah satu isu yang sangat penting akhir-akhir ini. Salah satu teknik yang diunggulkan bisa diterapkan untuk permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robot selama beberapa dekade ini sangat pesat. Robot pertama kali diperkenalkan pada tahun 1921 oleh Karel Capek dalam suatu pertunjukan drama. Mulai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Perumusan masalah

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Perumusan masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Formulir C1 Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan dokumen hasil perolehan suara pemilu di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Formulir C1 kemudian dikumpulkan dan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan hayati dengan beranekaragam tanaman. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris, dimana budidaya tanaman menjadi mata pencaharian sebagian

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION Dila Deswari [1], Hendrick, MT. [2], Derisma, MT. [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Andalas [1][3]

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artificial Neural Network atau jaringan syaraf tiruan merupakan bidang yang sangat berkembang saat ini. Pemanfaatan teknologi mesin dan computer yang tidak terbatas

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN

PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN Mohamad Deddy Turiyanto 2210100118 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Djoko Purwanto, M.Eng Rudy Dikairono, ST.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilaksanakan ditunjukan pada Gambar 6. Akusisi Citra INPUT Citra Query Preprocessing Citra Pre processing Citra Ekstraksi Fitur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN P R O S I D I N G 30 PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA Husni Thamrin Sebayang 1) dan Wiwit Prihatin 1) 1) Jurusan Budidaya

Lebih terperinci