KATA PENGANTAR. Jakarta, as, Pela. DR. UMA ARIS, SH, MM, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, as, Pela. DR. UMA ARIS, SH, MM, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dalam rangka penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan berbagai peraturan pelaksanaannya serta menindaklanjuti pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap tingkatan organisasi instansi diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta melaporkan capaian sasaran pembangunan atau pencapaian sasaran-sasaran strategis di tingkat itu, sebagai pertanggungjawaban atas terwujudnya hash-hashl (outcome) pemerintahan dan pembangunan balk dani sisi keuangan maupun a kuntabilitas instansi. Sebagai upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan agar lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta untuk mewujudkan good governance, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 69 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan dimana setiap unit Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perhubungan wajib untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Laporan Kinerja Tahun 2015 ini disusun dengan maksud sebagai salah satu perwujudan pertanggungjawaban atas hashl pelaksanaan tugas dalam Tahun 2015 yang berisi gambaran serta penilaian secara menyeluruh atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Diharapkan dengan telah disusunnya Laporan ini, akan bermanfaat dan dapat memberikan umpan balik (feedback) bagi pimpinan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam pengambilan keputusan lebih lanjut. Jakarta, 2016 DIREKTUR JENDE S ej BUNGAN LAUT as, Pela DR. UMA ARIS, SH, MM, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... iii i BAB I Pendahuluan... I Latar Belakang... I Tugas Pokok, Fungsi Dan Struktur Organisasi Ditjen Hubla... I Sumber Daya Manusia. I Isu Strategis dan Permasalahan yang di Hadapi. I Sistematika Laporan... I 19 BAB II PERENCANAAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN II Rencana Kinerja. II Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Hubla Tahun 2015 II Perjanjian Kinerja... II Perjanjian Kinerja tahun II APBN Tahu II Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu DIPA Akhir Tahun 2015 II Kegiatan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) Tahun II Alokasi Anggaran APBN Pada Masing-Masing Kegiatan Tahun 2014 II Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan Tahun II Kegiatan-Kegiatan Prioritas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun II-13 iii

4 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DITJEN HUBLA III Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun III Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja III Capaian Sasaran Strategis Tahun III Perbandingan Realisasi Kinerja Dengan Target Jangka Menengah (Renstra).. III Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya.. III Kontribusi Terhadap Capaian IKU Sekretariat Jenderal... III Realisasi Anggaran.. III-70 BAB IV PENUTUP... IV Kesimpulan.. IV Langkah Kedepan.. IV-3 Lampiran Penetapan Kinerja Tahun 2015 iv

5 Daftar Tabel 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun Perbandingan Realisasi Kinerja Dengan Target Jangka Menengah (Renstra) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kontribusi Terhadap Capaian IKU Sekretariat Jenderal Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu DIPA Akhir Ditjen Hubla Tahun Kegiatan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) Tahun Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan Tahun v

6 1.1 LATAR BELAKANG Pertanggungjawaban kegiatan pemerintahan dan pembangunan di masa datang yang lalu lebih difokuskan pada pertanggungjawaban keuangan. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang pertanggungjawaban keuangannya diterima tanpa syarat, ternyata di kemudian hari halhal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya, baik dilihat dari hasil maupun dampak dari kegiatan tersebut. Menyadari kekeliruan dimasa yang lalu dan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan agar lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta sebagai upaya mewujudkan good governance, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah. Sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 telag diterbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 69 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan dimana setiap unit Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perhubungan wajib untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), dan juga telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 disusun sebagai gambaran tolak ukur keberhasilan/kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun anggaran Laporan Kinerja Instansi Pemerintah pada dasamya mencoba mengkomunikasikan pencapaian kinerja dikaitkan dengan sejauh mana organisasi telah melakukan upaya-upaya stratejik dan operasional di dalam mencapai tujuan/sasaran stratejiknya dalam kerangka pemenuhan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi dan misi organisasi serta tujuan stratejik organisasi telah diformalkan di dalam suatu Rencana Strategis yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Kemudian untuk capaian yang I - 1

7 harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun tersebut, di dalam Rencana Strategis ditetapkan sejumlah Sasaran Strategis. Pemenuhan atas sasaran stratejik ini setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian tujuan stratejik organisasi di akhir tahun kelima. Alur pikimya adalah apabila tujuan stratejik organisasi telah dipenuhi maka organisasi tersebut dapat dipersiapkan telah memenuhi visi dan misinya. Dasar Hukum Pelaksanaan LAKIP adalah sebagai berikut: 1. Undang Undang Nomor. 28/1999: Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional ; 3. Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta berbagai peraturan perundangan lainnya dan berbagai peraturan turunannya; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan ini mewajibkan setiap instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah menyusun suatu laporan keuangan dan laporan kinerja yang terintegrasi dengan berbagai sistem manajemen pemerintahan lainnya; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Peraturan ini mengamanatkan Kementerian PAN dan RB untuk mengoordinasikan pelaksanaannya di berbagai instansi pemerintah; 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tetang Organisasi Kementrian Negara; 10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tetang Kementerian Perhubungan; 11. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah 12. Inpres No. 5/2004: Percepatan Pemberantasan Korupsi; Inpres ini mengamanatkan Kementerian PAN dan RB untuk mengkoordinasikan Bab I P e n d a h u l u I - 2

8 pelaksanaannya di berbagai instansi pemerintah; 13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/ 09/M.PAN/5/2007 tetang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Dilingkungan instasi Pemerintah; 14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; 15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2013; 16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menyusun dokumen Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi yang bersangkutan. 17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP Tahun 2012; 19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dilingkunga Kemetrian Perhubungan; 20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 69 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementrian Perhubungan; 21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengumpulan Data Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 12 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Bab I P e n d a h u l u I - 3

9 Perhubungan; 24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Perhubungan 25. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun ; 26. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencanaan Strategis Kementrian/ Lembaga (Renstra K/L) TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DITJEN HUBLA Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan PM No. 68 tahun 2013, struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut digambarkan sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT (KM. 60 TAHUN 2010 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PM No. 68 tahun 2013) Bab I P e n d a h u l u I - 4

10 1.2.1 Struktur Organisasi setelah Reformasi Kelembagaan STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan PM.68 Tahun Bab I P e n d a h u l u a n I - 5

11 1.2.2 Struktur Organisasi Kantor Pusat STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Ditjen Hubla a. Tugas Pokok Ditjen Hubla Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan PM 68 Tahun 2013, menyelenggarakan sebagian tugas pokok Kementerian Perhubungan, dan merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan laut berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Fungsi Ditjen Hubla 1) Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan pantai; Bab I P e n d a h u l u a n I - 6

12 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan pantai; 3) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang perhubungan laut: 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; 5) Pelaksanaan administrasi. c. Susunan Organisasi Ditjen Hubla terdiri dari : 1) Sekretariat ; 2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut; 3) Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan; 4) Direktorat Perkapalan dan Kepelautan; 5) Direktorat Kenavigasian; 6) Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai 1) Sekretariat a) Tugas Sekretariat Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan. b) Fungsi Sekretariat 1) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program, statistik serta bimbingan pelaksanaan program organisasi, sistem dan prosedur kerja; 2) Pengelolaan urusan keuangan dan inventarisasi kekayaan milik negara; 3) Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unit serta pelaksanaan hubungan kerjasama luar negeri dan hubungan masyarakat; 4) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan pengelolaan perlengkapan serta urusan kepegawaian. Bab I P e n d a h u l u I - 7

13 5) Penelaahan, evaluasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan fungsional dan laporan masyarakat. c) Susunan Organisasi Sekretariat Sekretariat terdiri dari: a. Bagian Perencanaan; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Hukum; d. Bagian Kepegawaian dan Umum. a. Bagian Perencanaan 1) Tugas Bagian Perencanaan Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, perumusan kebijakan, penataan organisasi dan tata laksana serta evaluasi dan pelaporan. 2) Fungsi Bagian Perencanaan a. Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, perumusan bahan kebijakan, pengumpulan dan pengolahan data dan informasi, hubungan antar lembaga, penyusunan pedoman, standar dan rencana usaha kemitraan; b. Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi penyusunan program dan anggaran, rancangan rencana kerja (RENJA), rencana ke rja dan anggaran (RKA), konsep dokumen pelaksanaan anggaran, serta penyusunan program kerja sama teknik dan pinjaman/hibah luar negeri. c. Pelaksanaan penyiapan bahan bimbingan dan penataan organisasi dan tata laksana, penyiapan bahan koordinasi kebijakan dan penetapan tarif, penyusunan rencana dan evaluasi kinerja serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program di lingkungan. Bab I P e n d a h u l u I - 8

14 b. Bagian Keuangan 1) Tugas Bagian Keuangan Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan dan inventarisasi barang inventaris milik/kekayaan negara di lingkungan. 2) Fungsi Bagian Keuangan a. Pelaksanaan penyiapan proses pengesahan konsep dokumen pelaksanaan anggaran menjadi dokumen pelaksanaan anggaran, penyusunan rencana dan administrasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, revisi anggaran dan pemantauan anggaran serta penyiapan petunjuk pelaksanaan anggaran; b. Pelaksanaan dan penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan dan tata usaha keuangan, pemantauan, penilaian dan penyusunan laporan realisasi anggaran dan neraca, serta tindak lanjut penyelesaian temuan dan pemantauan laporan hasil pemeriksaan aparat pengawas; c. Pelaksanaan verifikasi, pembukuan dan perhitungan anggaran, penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan administrasi perlengkapan, penyelesaian tuntutan perbendaharaan (TP) dan tuntutan ganti rugi (TGR). c. Bagian Hukum 1) Tugas Bagian Hukum Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan telaahan hukum dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan dan penyuluhan hukum serta urusan kerjasama luar negeri dan hubungan masyarakat. 2) Fungsi Bagian Hukum a. Penyiapan telahaan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan; b. Pelaksanaan bantuan hukum dan penyuluhan peraturan perundang-undangan serta dokumentasi hukum; Bab I P e n d a h u l u I - 9

15 c. Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan penyiapan bahan pertimbangan urusan kerjasama luar negeri di bidang perhubungan laut. d. Bagian Kepegawaian dan Umum 1) Tugas Bagian Kepegawaian dan Umum Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga di lingkungan. 2) Fungsi Bagian Kepegawaian dan Umum a. Penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan karir pegawai dan pengelolaan basis data kepegawaian serta analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai; b. Pelaksanaan urusan mutasi, kesejahteraan dan disiplin pegawai; c. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan keprotokolan. 2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut a) Tugas Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan dibidang lalu lintas dan angkutan laut dalam negeri, luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut serta pengembangan sistem dan informasi angkutan laut. b) Fungsi Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang tarif angkutan laut, angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut; b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, Bab I P e n d a h u l u I - 10

16 pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut; c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut; d. Penyiapan pemberian perijinan penyelenggaraan usaha pelayaran antar propinsi dan atau internasional dan ijin operasi angkutan laut khusus serta penetapan syarat bendera kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia dan persyaratan agen umum dan perwakikan perusahaan pelayaran asing; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut; f. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. 3) Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan a) Tugas Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan. b) Fungsi Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan; b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, Bab I P e n d a h u l u I - 11

17 pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan; c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan; d. Penyiapan pemberian perijinan dan standarisasi penyelenggaraan pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan; f. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. 4) Direktorat Perkapalan dan Kepelautan a) Tugas Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat perkapalan dan Kepelautan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen keselamatan kapal dan kepelautan. b) Fungsi Direktorat Perkapalan dan Kepelautan a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal ( Tank Cleaning), perbaikan dan pemeliharan ( Flooting and Running Repair) kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan; b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan Bab I P e n d a h u l u I - 12

18 manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal ( Tank Cleaning), perbaikan dan pemeliharan ( Flooting and Running Repair) kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan; c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal (Tank Cleaning), perbaikan dan pemeliharan (Flooting and Running Repair) kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan; d. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal, kepelautan, manajemen keselamatan kapal (ISM Code), surat ukur kapal dan surat tanda kebangsaan kapal dalam rangka penyelenggaraan kelaiklautan kapal dan daftar riwayat kapal (Continuous Synopsis Record); e. Pengesahan gambar rancang bangun kapal, perhitungan stabilitas kapal, lambung timbul kapal, daftar ukur kapal, pencegahan pencemaran kapal, program lembaga pendidikan dan pelatihan kepelautan, sertifikat kepelautan dan panduan muatan dalam rangka pemenuhan persyaratan kelaiklautan kapal; f. Penerbitan surat persetujuan penggunaan/penggantian nama kapal, surat penetapan, tanda panggilan ( call sign) kapal, surat keterangan status hukum kapal dan surat keterangan penghapusan kapal dari pendaftaran; g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang rancang bangun kapal dan sertifikasi kapal, standar pengujian dan sertifikasi kepelautan, pengawakan kapal dan dokumen pelaut, keselamatan kapal dan manajemen keselamatan kapal, pengukuran dan surat ukur kapal, pendaftaran dan tanda kebangsaan kapal, jaminan ganti rugi pencemaran laut oleh minyak dari kapal; h. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. 5) Direktorat Kenavigasian a) Tugas Direktorat Kenavigasian Direktorat Kenavigasian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan, Bab I P e n d a h u l u I - 13

19 telekomunikasi pelayaran, kapal negara, pangkalan kenavigasian serta sarana dan prasarana kenavigasian. b) Fungsi Direktorat Kenavigasian a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian; b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian; c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian; d. Penyiapan pemberian perijinan dan pelayanan dalam penyelenggaraan perambuan dan telekomunikasi pelayaran; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian; f. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. 6) Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai a) Tugas Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai. b) Fungsi Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib Bab I P e n d a h u l u I - 14

20 pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai; b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai; c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai; d. Penyiapan pelaksanaan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai; e. Pembinaan teknis di lingkungan serta penyusunan dan pemberian kualifikasi teknis sumber daya manusia di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air dan pemberian perijinan; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai; g. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. 7) Tugas dan Fungsi kelembagaan baru di lingkungan Ditjen Hubla a) Otoritas Pelabuhan Otoritas Pelabuhan mempunyai Fungsi sebagai pengaturan dan pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial dengan beberapa tugas sebagai berikut: Bab I P e n d a h u l u I - 15

21 b) Syahbandar Syahbandar mempunyai Fungsi sebagai pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum di bidang angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan dengan beberapa tugas sebagai berikut: c) Unit Penyelenggara Pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan mempunyai Fungsi sebagai Pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial d) Sea and Coast Guard Sea and Coast Guard mempunyai Fungsi sebagai Penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai 1.3 SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Sumber Daya Manusia di lingkungan pada Tahun 2015 yaitu pegawai. Adapun Rekapitulasi pegawai dapat dikelompokan sebagai berikut : 1) Rekapitulasi Pegawai Per Pendidikan: No Pendidikan Jumlah Pegawai 1. S Spesialis S S D D D D SLTA SLTP SD 309 TOTAL Bab I P e n d a h u l u I - 16

22 2) Rekapitulasi Pegawai Per Golongan: No Golongan Jumlah Pegawai 1. IV/e 1 2. IV/d 5 3. IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/d I/c I/b I/a 3 TOTAL ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Peningkatan Pelayanan, Peningkatan Keselamatan Pelayaran dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Permasalahan utama yang menjadi isu strategis di dalam logistik nasional selama ini salah satunya adalah kapal-kapal perintis Bab I P e n d a h u l u peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan keselamatan pelayaran dan percepatan pembangunan infrastruktur di sub sektor Transportasi Laut. Pada tahun 2015 ini terdapat beberapa program yang disusun sebagai upaya menghadapi isu-isu tersebut, antara lain: a. Penyederhanaan standar operasional dan prosedur SOP khususnya perijinan pelayanan public melalui efisiensi waktu dan efektivitas prosedur; b. Pembuatan sistem aplikasi perijinan, contoh : penerbitan SPB on-line; c. Pembangunan Sarana Keselamatan pelayaran, contoh: Kapal patroli, Kapal Kenavigasian d. Peningkatan Pelayaran Perintis melalui program tol laut, contoh: Pembangunan I - 17

23 e. Percepatan Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pelabuhan f. Penyusunan Studi-studi dalam rangka perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi laut. g. Perbaikan layanan, ketertiban, kebersihan, keamanan di seluruh UPT Ditjen Perhubungan Laut Organisasi Selain permasalahan tersebut di atas yang merupakan isu strategis adalah masih adanya tumpang tindih pelaksanaan kegiatan/pekerjaan dan masih adanya pekerjaan yang belum masuk di dalam tugas pokok dan fungsi di KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata Kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan khususnya layanan pengadaan, Reformasi Birokrasi dan pengaduan masyarakat. Oleh karena itu, pada akhir tahun 2015 telah dilakukan revisi KM 60 Tahun 2010 untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. Adapun implementasi dari terbitnya peraturan tersebut di dalam struktur organisasi, antara lain: a. Penambahan Eselonisasi pada unit kerja Bagian di bawah Sekretariat b. Revisi Nomenklatur pada Direktorat, Subdirektorat Teknis, Seksi, Bagian dan Sub Bagian. c. Revisi Tugas dan Fungsi pada Tiap-tiap Bagian dan Direktorat d. Pembentukan Badan Layanan Usaha (BLU) pada Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan serta Direktorat Perkapalan dan Kepelautan 1.5 SISTEMATIKA LAPORAN Bab I Bab II Bab III Bab IV : Pendahuluan : Perencanaan Kinerja : Akuntabilitas Kinerja : Penutup Bab I P e n d a h u l u I - 18

24 2. 1 RENCANA KINERJA Pada RENSTRA sebelum direview, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menetapkan 3 (tiga) Sasaran, 11 (sebelas) Sasaran Strategis dan 31 (tiga puluh satu) Indikator Kinerja yang memiliki target-target capaian kinerjanya, baik dalam rentang lima tahun ( ) maupun yang bersifat tahunan. Untuk mencapai target-target yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis Ditjen Hubla tahun , maka telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang berisi serangkaian target yang hendak dicapai seperti pada tabel berikut: Tabel Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Hubla Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) S A S A R A N ( I ) KESELAMATAN DAN KEAMANAN Sasaran Strategis ( 1 ) 1. Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi Laut 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut 2) Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut 0,972 Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/ Freight) a. Jumlah Pembangunan SBNP 206 Unit b. Tingkat Kecukupan SBNP 82 % c. Tingkat Keandalan SBNP 98 % II - 1

25 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli 23 Unit 6 Unit 77 Unit - Pembangunan Baru Kapal Patroli 38 Unit - Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli - Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli g. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian - Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian 3) Jumlah Pedoman/ Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut - Unit 39 Unit 10 Unit 10 Unit Dokumen 2. Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut Sasaran Strategis ( 2 ) 4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal) 5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS ( International Ship And Port Facility Security) 6) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS ( International Ship And Port Facility Security) 7 Kejadian/ Tahun 1,572 Kapal 370 Lokasi II - 2

26 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) S A S A R A N ( II ) PELAYANAN Sasaran Strategis ( 3 ) 3. Meningkatnya Kinerja Pelayanan 7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut - Pencapaian Waiting Time (WT) 43,40 % - Pencapaianan Approach Time (AT) 48,90 % - Pencapaian Effective Time (ET/BT) 71,80 % 4. Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompetensi 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Sasaran Strategis ( 4 ) 9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis) Sasaran Strategis ( 5 ) 6 Dokumen Orang 5. Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance 10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) 86,24 11) Prosentase Penyerapan Anggaran 87,14 % 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp. 46,047,331,883,767 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp. 620,986,332,124 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan 6 Jenis Perijinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis Sasaran Strategis ( 6 ) 6 Dokumen 6. Meningkatnya Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi 16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan 14 Peraturan II - 3

27 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) Laut Sasaran Strategis ( 7 ) 7. Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN - GRK) Dan Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut 17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 18) Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan 19) Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan 0,336 Juta ton CO2e 14 Unit - SBNP Solar Cell Unit Sasaran Strategis ( 8 ) 8. Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim 20) Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran 21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim 22) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim S A S A R A N ( III ) KAPASITAS TRANSPORTASI 100 % 5 Laporan Sertifikat 9. Meningkatnya Kapasitas Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck Sasaran Strategis ( 9 ) 23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut 24) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial 25) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis 5 Rute 306 Pelabuhan 103 Kapal 100 Kapal - II - 4

28 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis 26) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan 27) Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut Sasaran Strategis ( 10 ) 3 Kapal 13 Lokasi 2 Proyek 10. Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut 28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang Pnp/Tahun - Perintis/Pelni PSO Pnp/Tahun - Non Perintis/Pelni Non PSO Pnp/Tahun 29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang Ton/Tahun - Perintis/Pelni Ton/Tahun - Swasta Ton/Tahun 30) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional 11,12 % Sasaran Strategis ( 11 ) 11. Meningkatnya Layanan Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya 31) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis 89 Rute II - 5

29 2. 2 PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka mengoperasionalkan Rencana Strategis, setiap tahunnya Perencanaan Strategik dituangkan dalam suatu Perjanjian Kinerja Tahunan ( Performance Contract). Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan stratejik, yang didalamnya memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun mendatang dengan menunjukkan sejumlah indikator kinerja kunci ( key performance indicators) yang relevan. Indikator dimaksud meliputi indikator-indikator pencapaian sasaran dan indikator kinerja kegiatan. Perjanjian kinerja ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam menilai keberhasilan/kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk periode 1 (satu) tahun ke depan. Untuk mewujudkan visi sebagaimana tercantum di dalam Rencana Strategis Ditjen Hubla telah dirumuskan tujuan dan sasaran tahun Dengan mengacu kepada sasaran dan tujuan, tugas pokok dan fungsi serta Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA -KL) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, maka setiap tahun dilaksanakan beberapa kegiatan pembangunan dinlingkungan serta beberapa kegiatan yang strategis dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan tertuang di dalam Perjanjian Kinerja. Secara lebih rinci, Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Anggaran 2015 (yang sudah ditandatangani antara Menteri Perhubungan dengan Direktur Jenderal Perhubungan Laut) dapat dilihat pada tabel Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 disusun setelah DIPA Tahun 2016 ditetapkan. Dokumen Perjanjian Kinerja ditandatangani oleh Menteri Perhubungan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang memuat Pernyataan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Adapan rincian Target Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut: II - 6

30 Tabel Perjanjian Kinerja tahun 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) S A S A R A N ( I ) KESELAMATAN DAN KEAMANAN Sasaran Strategis ( 1 ) 1. Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi Laut 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut 2) Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut 0,972 Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/ Freight) a. Jumlah Pembangunan SBNP 206 Unit b. Tingkat Kecukupan SBNP 82 % c. Tingkat Keandalan SBNP 98 % d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli 23 Unit 6 Unit 77 Unit - Pembangunan Baru Kapal Patroli 38 Unit - Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli - Penyelesaian Pembanguan Kapal Patroli g. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian - 39 Unit 10 Unit II - 7

31 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) - Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian 3) Jumlah Pedoman/ Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut 10 Unit Dokumen 2. Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut Sasaran Strategis ( 2 ) 4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal) 5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS ( International Ship And Port Facility Security) 6) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS ( International Ship And Port Facility Security) 7 Kejadian/ Tahun 1,572 Kapal 370 Lokasi S A S A R A N ( II ) PELAYANAN Sasaran Strategis ( 3 ) 3. Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut 7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut - Pencapaian Waiting Time (WT) 43,40 % - Pencapaianan Approach Time (AT) 48,90 % - Pencapaian Effective Time (ET/BT) 71,80 % 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Sasaran Strategis ( 4 ) 6 Dokumen II - 8

32 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) 4. Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompentensi 9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis) Sasaran Strategis ( 5 ) Orang 5. Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance 10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) 86,24 11) Prosentase Penyerapan Anggaran 87,14 % 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp. 46,047,331,883,767 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp. 620,986,332,124 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan 6 Jenis Perijinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis Sasaran Strategis ( 6 ) 6 Dokumen 6. Meningkatnya Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut 16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan Sasaran Strategis ( 7 ) 14 Peraturan 7. Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN - GRK) Dan Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut 17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 18) Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan 19) Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan 0,336 Juta ton CO2e 14 Unit - SBNP Solar Cell Unit 8. Meningkatnya Upaya Perlindungan Sasaran Strategis ( 8 ) 20) Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan 100 % II - 9

33 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) Lingkungan Maritim Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran 21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim 22) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim S A S A R A N ( III ) KAPASITAS TRANSPORTASI 5 Laporan Sertifikat 9. Meningkatnya Kapasitas Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck Sasaran Strategis ( 9 ) 23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut 24) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial 25) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis 26) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan 27) Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut Sasaran Strategis ( 10 ) 5 Rute 306 Pelabuhan 103 Kapal 100 Kapal - 3 Kapal 13 Lokasi 2 Proyek 10. Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut 28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang Pnp/Tahun - Perintis/Pelni PSO Pnp/Tahun II - 10

34 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) - Non Perintis/Pelni Non PSO Pnp/Tahun 29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang Ton/Tahun - Perintis/Pelni Ton/Tahun - Swasta Ton/Tahun 30) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional 11,12 % Sasaran Strategis ( 11 ) 11. Meningkatnya Layanan Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya 31) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis 89 Rute II - 11

35 2. 3 APBN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2015 Alokasi Pagu DIPA Awal dan Pagu DIPA-Revisi Tahun 2015 akan disampaikan pada tabel di bawah ini: Tabel Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu DIPA Akhir Tahun 2015 NO URAIAN PAGU AWAL ( Rp. 000 ) PAGU AKHIR ( Rp. 000 ) 1 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal TOTAL PAGU TOTAL REALISASI TOTAL SISA DANA Adapun kegiatan penggunaan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) akan diuraikan pada tabel berikut: Tabel Kegiatan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) Tahun 2015 No PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN ( Rp. Juta) Kegiatan Pengelolaan Dan Penyelanggaraan Kegiatan Pelabuhan dan Pengerukan 1. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 2. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan 3. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian 4. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai II - 12

36 2. 4 ALOKASI ANGGARAN APBN PADA MASING-MASING KEGIATAN TAHUN 2015 Selanjutnya sesuai Pagu Definitif bahwa alokasi anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- untuk sub sektor Transportasi Laut adalah sebagai berikut : NO Tabel Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan Tahun 2015 KEGIATAN 1 Dukungan Manajemen & Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Hubla PAGU AWAL PAGU AKHIIR ( Rp. 000,-) ( Rp. 000,-) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut 3 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan 4 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan Kepelautan 5 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian 6 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai T O T A L KEGIATAN-KEGIATAN PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2015 Beberapa kegiatan prioritas yang kegiatannya dimonitor oleh Tim Kantor Staf Presiden (KSP) pada tahun 2015 yaitu: Pembangunan Kapal Perintis dan Penumpang 10 (sepuluh) unit terdiri dari 7 (tujuh) Unit Kapal Perintis Lanjutan, 2 (dua) unit Kapal Perintis baru dan 1 (satu) u nit Kapal Khusus Pengangkut ternak, antara lain: Penyelenggaraan Pengembangan Konektivitas Logistik perternakan Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Terdapat 3 (tiga) Pembangunan Kapal Perintis dan Penumpang dan Pembangunan Kapal Perintis sebanyak 10 (sepuluh) Unit yang terdiri dari yaitu; II - 13

37 a) Lanjutan Pembangunan 2 Unit Kapal Perintis ukuran 750 DWT; b) Lanjutan Pembangunan 1 Unit Kapal Ternak kapasitas 500 ekor; c) 6 unit kapal perintis ukuran 750 DWT; d) 2 Unit Kapal perintis ukuran 500 DWT; e) 2 Unit Kapal Perintis ukuran 200 DWT. Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Pelabuhan dan Pengerukan, terdapat Pembangunan Pembangunan Pelabuhan Barang/ Container (10 Unit), 2 lokasi pelabuhan yang dibangun Lapangan Containernya yang terdiri dari, yaitu : a) Pelabuhan Parlimbungan Ketek - operasional 2017; b) Pelabuhan Kendal - operasional 2017 (Tahap I) (tidak dilaksanakan). II - 14

38 3.1 CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dan suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampaknya. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Untuk melakukan pengukuran kinerja diperlukan indikator kinerja, yang bersifat kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan. Karenanya indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur untuk digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai atau berfungsi. Pengukuran tersebut merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Pengukuran kinerja ini mencakup: 1. Kinerja Kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat pencapaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan. 2. Tingkat Pencapaian Sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam Dokumen Rencana Kerja. Pengukuranan tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan. III - 1

39 Dalam rangka penyempurnaan RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun , pada tahun 2015 Kementerian Perhubungan telah melakukan Review RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun yang ditetapkan dalam KP Tahun 2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 7 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Beberapa perubahan yang terdapat pada Review RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun adalah Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang meliputi Indikator Kinerja Utama yang terdapat pada seluruh Unit Kerja Tingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan yang tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada tahun 2012 Peraturan tersebut telah disempurnakan menjadi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementarian Perhubungan tanggal 28 Desember juga telah mereview RENSTRA Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun sesuai perubahan yang terdapat pada RENSTRA Kementerian Perhubungan. Beberapa perubahan yang terdapat pada Review RENSTRA Ditjen Hubla Tahun adalah Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU). RENSTRA Tahun direview setelah Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja ditandatangani, sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2015 dilakukan dengan cara melakukan analisis dan evaluasi terhadap pencapaian antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Selanjutnya dilakukan juga analisis dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja beberapa tahun sebelumnya serta terhadap target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdapat pada Tinjau Ulang RENSTRA Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : III - 2

40 3.2 PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TABEL 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) KET 1 Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/ Freight) 0,972 1,581 1,694 1,615 1,382 1,382 57,87 2) Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut a. Jumlah Pembangun an SBNP b. Tingkat Kecukupan SBNP c. Tingkat Keandalan SBNP d. Jumlah Pembangun an dan Upgrade Unit ,78 % ,68 justifikasi % justifikasi Unit ,30 III - 3

41 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA GMDSS SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) KET e. Jumlah Pembangun an dan Upgrade VTS Unit ,33 f. Jumlah Pembangun an/ Lanjutan/ Penyelesaia n Kapal Patroli - Pembag unan Baru Kapal Patroli Unit ,03 Unit ,37 - Lanjutan Pemban gunan Kapal Patroli Unit Penyeles aian Pemban guan Kapal Patroli Unit III - 4

42 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) KET g. Jumlah Pembangun an/ Lanjutan/ Penyelesaia n Kapal Kenavigasia n Unit Pemban gunan Baru Kapal Negara Kenaviga sian Unit Lanjutan Pemban gunan Kapal Negara Kenaviga sian - Penyeles aian Pembag unan Kapal Negara Kenaviga sian Unit Unit III - 5

43 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) KET 3) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut Dokumen Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut 4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal) Kejadian/ Tahun ,71 5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security) Kapal 1, ,193 1,858 1, ) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security) Lokasi ,73 3 Meningkatnya Kinerja Pelayanan 7) Kinerja Pelayanan Transportasi III - 6

44 NO SASARAN STRATEGIS Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut INDIKATOR KINERJA Laut - Pencapaian Waiting Time (WT) SATUAN % TARGET 43,40 TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL 70,33 62,36 60,69 52,70 52,70 KINERJA (%) 121,43 KET - Pencapaian Approach Time (AT) % 48,90 60,36 55,09 54,23 47,09 47,09 96,30 4 Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompentensi 5 Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam - Pencapaian Effective Time (ET/BT) 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana Prasarana Transportasi Laut dan 9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis) 10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) % 71,80 96,32 95,89 94,82 78,84 78,84 109,81 Dokumen Orang ,65 86, ,77 88,77 102,93 III - 7

45 NO SASARAN STRATEGIS Mewujudkan Good Governance INDIKATOR KINERJA 11) Prosentase Penyerapan Anggaran 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) % 87,14 2,37 7,95 15,23 63,37 63,37 72,72 Rp ,24 KET 6 Meningkatnya Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut 7 Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) Dan 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 14) Jumlah Penyederhana an Perijinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis 16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan 17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Rp ,64 Jenis Perijinan Dokumen Peraturan ,14 Juta ton CO2e 0, ,145 0,145 43,15 III - 8

46 NO SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut 8 Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim INDIKATOR KINERJA 18) Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan 19) Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan - SBNP Solar Cell 20) Rasio Penanggulang an Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran 21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim 22) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) Unit ,57 Unit ,78 OK % ,5 62, OK Laporan % Sertifikat ,92 KET III - 9

47 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) KET 9 Meningkatnya Kapasitas Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck 23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut 24) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembanga n Pelabuhan Laut Non Komersial Rute Pelabuhan ) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Pembanguna n Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Lanjutan Pembanguna Kapal III - 10

48 NO SASARAN STRATEGIS 10 Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut INDIKATOR KINERJA n Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Penyelesaian Pembanguna n Kapal Negara Angkutan Laut Perintis 26) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kola m Pelabuhan 27) Terselenggara nya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut 28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang 29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) Kapal Lokasi ,31 Proyek Pnp/Tahun Ton/Tahun KET 99,77 OK 95,18 OK III - 11

49 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TW I REALISASI KINERJA TAHUN 2015 TW II TW III TW IV TOTAL KINERJA (%) KET - Perintis/Pelni Ton/Tahun ,26 - Swasta Ton/Tahun ,20 30) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional % 11,12 10,90 10, ,02 11,02 99,09 OK 11 Meningkatnya Layanan Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya 31) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis Rute ,38 OK III - 12

50 3.3 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS TAHUN 2015 SASARAN STRATEGIS ( 1 ) Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut Sasaran strategis Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut sesuai dengan target tahun 2015 sebesar Ratio Kejadian Kecelakaan/ Terlihat pada Triwulan I setiap SPB terdapat ratio kejadian kecelakaan sebesar 1,581 ratio kejadian kecelakaan, sampai dengan Triwulan II setiap SPB terdapat 1,694 ratio kejadian kecelakaan, sampai dengan Triwulan III pada setiap SPB terdapat 1,615 ratio kejadian kecelakaan, dan sampai dengan Triwulan IV setiap SPB terdapat 1,382 ratio kejadian kecelakaan, sehingga jumlah kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh manusia, alam, teknis dan lain-lain sebesar 1,382 ratio kejadian kecelakaan dan prosentase pencapaian sebesar 57,87% Pada tahun 2015 jumlah total spb yang diterbitkan sebanyak dokumen dengan jumlah kejadian kecelakaan kapal sebesar 49 kejadian, yang berarti setiap penerbitan SPB maka jumlah Rasio Kejadian Kecelakaan yang terjadi sebanyak 1,382 Dalam rangka mengurangi rasio kejadian kecelakaan transportasi laut, sub sektor perhubungan laut telah melakukan tindakan preventif melalui : III - 13

51 1. Penerbitan telegram peringatan pencegahan kecelakanan kapal dengan rincian sebagai berikut : a. Telegram dirjen hubla tentang pemberitahuan cuaca ekstrim setiap minggu b. Telegram dirjen hubla pemberitahuan terhadap seluruh UPT DJPL tentang penundaan penerbitan SPB terkait cuaca buruk c. Telegram dirjen hubla tentang pengawasan dan pengamanan angkutan lebaran tahun 2015 d. Telegram tentang dispensasi pada kapal penumpang pada saat lebaran, kegiatan uji petik 2. Pelaksanaan patroli pengamanan dan pengawasan keselamatan pelayaran secara berkala 3. Pelaksanaan Kampanye keselamatan pelayaran 4. Pelaksanaan kegiatan uji petik pemeriksaan kapal menjelang lebaran, natal dan tahun baru KEJADIAN KECELAKAAN TAHUN 2015 NO BULAN JUMLAH TRIWULAN KEJADIAN KAPAL 1 JANUARI FEBRUARI 5 3 MARET 2 4 APRIL ME 4 6 JUNI 7 7 JULI AGUSTUS 5 9 SEPTEMBER 5 10 OKTOBER NOVEMBER 3 12 DESEMBER 0 TOTAL 49 SPB YANG DITERBITKAN TAHUN 2015 NO BULAN SPB TRIWULAN 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MIE JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER III - 14

52 10 OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL ) Untuk Indikator Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut, adapun pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Jumlah Pembangunan SBNP sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 206 (dua ratus enam) Unit dan terlihat pada Triwulan I, II dan III belom terealisasi sepenuhnya tetapi pada triwulan IV Realisasi pembangunan SBNP sebesar 496 Unit, dan prosentase pencapaian tahun 2015 sebesar 240,78% Pada tahun 2015 pembangunan SBNP yang terealisasi sebanyak 496 Unit dan menunjukan adanya pencapaian kinerja sebanyak 240,78%, hal ini tercapai karena adanya dukungan langkah-langkah sebagai berikut : a. Adanya APBN-P khusus untuk pembangunan SBNP b. Pengadaan Barang dari masing-masing Distrik Navigasi Kelas I, II, dan III c. Realokasi Daya Serap Anggaran d. Lanjutan Pembangunan yang belum terselesaikan pada tahun 2014 III - 15

53 Berikut ini rincian Jumlah Pembangunan SBNP di UPT dan Satker Kantor Pusat Dit. Navigasi yang telah di bangun tahun 2015 : NO KANTOR UPT JUMLAH PEMBANGUNAN SBNP 1 Distrik Navigasi Belawan 27 2 Distrik Navigasi Sibolga 7 3 Distrik Navigasi Dumai 7 4 Distrik Navigasi Tg. Pinang 23 5 Distrik Navigasi Teluk Bayur 33 6 Distrik Navigasi Semarang 16 7 Distrik Navigasi Cilacap 4 8 Distrik Navigasi Benoa 5 9 Distrik Navigasi Kupang Distrik Navigasi Banjarmasin Distrik Navigasi Pontianak Distrik Navigasi Tarakan 1 13 Distrik Navigasi Bitung Distrik Navigasi Kendari Distrik Navigasi Makssar 4 16 Distrik Navigasi Ambon Distrik Navigasi Tual Distrik Navigasi Sorong Distrik Navigasi Jayapura Distrik Navigasi Merauke Satker Kenavigasian Kantor Pusat 180 TOTAL 496 b. Tingkat Kecukupan SBNP sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 82%, dan terlihat kecukupan SBNP pada Triwulan I sebesar 72%, sampai dengan Triwulan II sebesar 73%, sampai dengan Triwulan III sebesar 74%, sehingga sampai dengan Triwulan IV terdapat 76%, dan prosentase pencapaian Tingkat Kecukupan SBNP sebesar 92,68% III - 16

54 c. Tingkat Keandalan SBNP sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 98%, sehingga terlihat pada Triwulan I sebesar 95%, sampai dengan Triwulan II sebesar 96%, sampai dengan Triwulan III sebesar 96%, sehingga sampai dengan Triwulan IV terdapat 98%, dan prosentase pencapaian Tingkat Keandalan SBNP sebesar 100% d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 23 unit. Terlihat pada Triwulan I dan II tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 5 unit dan III - 17

55 sampai dengan Triwulan IV terdapat sebesar 21 unit, sehingga prosentase pencapaian sebesar 91,30%. Pada Tahun 2015 terealisasi kegiatan pembangunan dan Upgrade GMDSS sebanyak 21 (dua puluh satu) unit, dengan rincian realisasi lokasi sebagai berikut: NO PENDANAAN LOKASI KETERANGAN 1 APBN TA. Kuala langsa Pembangunan 2015 Pangkalan Susu Pembangunan Gunung Sitoli Pembangunan Air Bangis Pembangunan Gilimanuk Pembangunan Sintete Pembangunan Jakarta Upgrade Tarakan Upgrade Merauke Upgrade 2 APBNP TA Teluk Dalam Selat Panjang Rengat Dabo Singkep Probolinggo Waingapu Luwuk Kaimana Serui Banjarmasin Bitung sorong Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Upgrade Upgrade Upgrade III - 18

56 e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 6 unit. Terlihat pada Triwulan I belum terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan II belum terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 1 unit dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 5 unit sehingga prosentase pencapaian kinerjanya sebesar 83,33%. Pada tahun anggaran 2015 di targetkan pembangunan dan upgrade VTS sejumlah 6 (enam) unit tetapi yang terealisasi hanya 5 (lima) unit yaitu pembangunan dan upgrade VTS pada lokasi sebagai berikut: 1. Distrik Navigasi Kelas I Belawan 2. Distrik Navigasi Kelas I Tg. Priok 3. Distrik Navigasi Kelas I Surabaya 4. Distrik Navigasi Kelas I Bitung 5. Distrik Navigasi Kelas I Palembang Sedangkan 1 lokasi yang direncanakan yaitu pada distrik navigasi kelas I sorong (VTS Bintuni) tidak terlaksana dikarenakan adanya Realokasi Anggaran f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 77 unit, sampai dengan pada Triwulan I dan Triwulan III tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan IV terdapat terealisasi sebesar 57 unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 74,03%, indikator ini dibagi menjadi 3 (tiga) Indikator Kinerja antara lain: Pembangunan Baru Kapal Patroli, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 38 unit. Terlihat pada Triwulan I, II, III tidak terdapat III - 19

57 realisasi, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 18 unit sehingga prosentase pencapaiannya sebesar 47,37 %. Unit Pembangunan Baru Kapal Patroli TW I TW II TW III TW IV Target Realisasi Pembangunan Baru Kapal Patroli terdiri dari: NO KEGIATAN JUMLAH KETERANGAN (unit) 1 Pembangunan Baru Kapal Patroli kelas II 2 (dua) Multiyears ( 2 Tahun ) Tahun Pembangunan Baru Kapal Patroli kelas III 6 (enam) Multiyears Tahun Pembangunan Baru Kapal Patroli kelas V aluminium 10 (sepuluh) Selesai dibangun Tahun 2015 Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli, sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) pada Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli tidak terdapat target maupun realisasi pencapaian pada tahun Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 39 unit. Terlihat pada Triwulan I, II, III belum terdapat realisasi dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 39 (Tiga Puluh Sembilan) unit kapal sehingga prosentase pencapaian sebesar 100%. III - 20

58 Kapal Penyelesaian Kapal Patroli TW I TW II TW III TW IV Target Realisasi Realisasi dari Penyelesaian Pembangunan Kapal yaitu: NO KEGIATAN JUMLAH (unit) KETERANGAN 1. Pembangunan Baru Kapal Patroli kelas IV 10 (sepuluh) Selesai dibangun Tahun Pembangunan Baru Kapal Patroli kelas V fiberglass 25 (dua puluh lima) Selesai dibangun Tahun Penyelesaian Pembangunan Patroli Kelas II Kapal 4 (empat) Multiyears ( 2) Tahun Tahun , selesai dibangun merelokasikan anggaran tahun 2015 untuk kapal patroli yang tidak terlaksana dan akan melakukan pelelangan ulang pada tahun 2016 sebagai tindakl anjut atas kegagalan pelelangan kapal patroli di tahun g. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 10 unit, sampai dengan pada Triwulan I dan Triwulan III tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan IV terdapat terealisasi sebesar 15 unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 150%, indikator ini dibagi menjadi 3 (tiga) Indikator Kinerja antara lain: Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 10 unit. Terlihat pada Triwulan I, II, III tidak terdapat realisasi dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 15 unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 150%. III - 21

59 Pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 15 unit pembangunan baru kapal negara kenavigasian dengan rincian sebagai berikut: NO KEGIATAN UNIT 1 Pembangunan kapal induk perambuan tahap I 5 Unit paket A dan paket B 2 Pembangunan kapal pengamat perambuan 5 Unit (KPP) tahap I paket A dan paket B 3 Pembangunan kapal kelas I kenavigasian tahap II paket A, paket B dan C 5 Unit Pada tahun 2015 terdapat realisai Pembangunan Baru Kapal Kenavigasian sebanyak 15 unit yang melebihi target yang ditetapkan, penyebab penambahan pembangunan baru ini dikarenakan adanya pengalihan biaya realokasi anggaran di tahun Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian, sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) pada Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian tidak terdapat target maupun realisasi pada tahun 2015 Penyelesaian Pembagunan Kapal Negara Kenavigasian, sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) pada Penyelesaian Pembagunan Kapal Negara Kenavigasian tidak terdapat target maupun realisasi pada tahun ) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut sesuai dengan target tahun 2015 terdapat sebesar 11 pedoman, dan terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi sebanyak 1 (satu) dokumen, sampai dengan Triwulan II III - 22

60 terdapat realisasi sebanyak 2 (dua) dokumen, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 2 (dua) dokumen, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 11 (sebelas) dokumen sebesar 100%. PEDOMAN STANDAR KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT dan prosentase pencapaian kinerjanya PEDOMAN TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI TAHUN 2015 TARGET REALISASI Adapun pedoman standar keselamatan yang terealisasi pada tahun 2015, yaitu: 1. Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM. 7 Tahun 2015 tentang Kewajiban Pelaporan Kecelakaan Kapal. 2. Peraturan Dirjen tentang Tata Cara Pemberian Kemudahan Surat Persetujuan Belayar (SPB) Kapal Wisata (Yacht) Asing di Pelabuhan Indonesia 3. Peraturan Dirjen nomor HK.103/3/9/DJPL-15 tentang tata cara pemberian surat persetujuan penggunaan sarana bantu dan prasarana pemanduan kapal 4. Standar dan tata cara penerbitan SPB online di 16 UPT DJPL sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 154 Tahun 2015 Tentang Pelayanan Surat Persetujuan Syahbandar secara Online 5. Pedoman Desain Dan Pemasangan Elemen Visibel Pada Alarm Darurat Umum Di Kapal Penumpang (Msc.1/Circ.1418)- 20 Februari Penyamaan Pemahaman Terhadap Rekomendasi Yang Telah Direvisi Tentang Pengujian Peralatan Keselamatan (Resolusi Msc.81(70)) (Msc.1/Circ.1489) 1 Oktober Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) VTS Makassar 8. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) VTS Balikpapan III - 23

61 9. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) VTS Pontianak 10. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) VTS Samarinda 11. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) VTS Jakarta (sesuai SK Dirjen Hubla Nomor NV.101/1/19/DJPL-15 tanggal 20 Agustus 2015) SASARAN STRATEGIS ( 2 ) Sasaran strategis Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal), adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 7 Kejadian/ Tahun. Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi sebesar 3 Kejadian/ Tahun, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi sebesar 4 Kejadian/ Tahun, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi 5 Kejadian/ Tahun dan sampai dengan Triwulan IV terdapat terealisasi sebesar 6 Kejadian/ Tahun sehingga prosentase pencapaian sebesar 85,71% Gangguan Keamanan yang terjadi di perairan Indonesia selama tahun 2015 sebanyak 6 (enam) kejadian. Pada bulan januari sampai maret terdapat 3 (tiga) kejadian, 2 (dua) kejadian diind ikasikan pembajakan kapal dan 1 (satu) kejadian diindikasikan pencurian kapal. Pada bulan april sampai juni terdapat 1 (satu) kejadian gangguan keamanan yaitu distress/ kejadian gangguan di atas kapal (ex: III - 24

62 kapal terbakar/ terbalik/ tubrukan). Pada juli sampai september terdapat 1 (satu) kejadian gangguan keamanan yaitu pembajakan kapal. Dan pada oktober sampai desember terdapat 1 (satu) kejadian gangguan keamanan yaitu dugaan konsleting listrik. Langkah-langkah preventif yang dilakukan dalam rangka mengurangi gangguan keamanan yang terjadi di perairan Indonesia antara lain dengan memantau dan meningkatkan keamanan serta melakukan koordinasi dengan aparat keamanan dan instansi lain, melakukan patroli secara berkala di perairan Indonesia, mengoptimalkan tugas dan fungsi dari kapal patroli KPLP untuk penegakan hukum dan pertolongan pertama SAR (Search and Rescue) di laut. 2) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 1,572 kapal. Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi 131 (seratus tiga puluh satu ) kapal, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi 595 (lima ratus sembilan puluh lima) kapal, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 1,193 (seribu seratus Sembilan puluh tiga) kapal, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 1,858 (seribu delapan ratus lima puluh delapan) kapal dan prosentase pencapaian sebesar 118% Pada tahun 2015 jumlah kapal yang telah memiliki sertifikat ISPS Internasional Ship And Port Facility Security ber jumlah 1,858 kapal, dengan target tahun 2015 sebesar 1,572 kapal III - 25

63 3) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 370 (tiga rat us tujuh puluh) Lokasi, Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi 51 (lima puluh satu) lokasi, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi 151 (seratus lima puluh satu) lokasi, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 260 (dua ratus enam puluh) lokasi, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 369 (tiga ratus enam puluh sembilan) lokasi dan prosentase pencapaian sebesar 99,73% Pada tahun 2015 Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security) ber jumlah 369 lokasi, dengan target tahun 2015 sebesar 370 lokasi SASARAN STRATEGIS ( 3 ) Sasaran strategis Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut, adapun pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a) Pencapaian Waiting Time (WT) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 43,40%, Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi sebesar 70,33 %, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi sebesar 62,36%, sampai dengan Triwulan III - 26

64 III terdapat realisasi sebesar 60,69%, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 52,70% dan prosentase pencapaian sebesar 121,43 %. Target pada tahun 2015 sebesar 43,40 % dan terdapat realisasi sebesar 52,70% sehingga prosentase pencapaian sebesar 121,43 % yang artinya bahwa standar kinerja pelayanan operasional pelabuhan di nilai cukup baik dikarenakan pencapaian rasio kinerja Waiting Time (WT) memiliki capaian yang di targetkan. Berikut Tabel Perhitungan Pencapaian Waiting Time (WT) Tahun WT NO PELABUHAN Standar Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des 1 Pelabuhan Belawan 1,00 1,13 0,89 0,53 0,73 0,98 1,30 0,77 1,00 1,21 0,83 0,94 1,07 0,94 1,00 1,16 0,86 2 Pelabuhan Dumai 2,00 0,11 0,11 0,06 0,17 0,11 0,12 0,12 0,11 0,09 0,11 3 Pelabuhan Tanjung Priok 1,00 0,44 0,23 0,25 0,32 0,20 1,16 0,86 1,35 0,74 0,58 0,92 0,71 4 Pelabuhan Bengkulu 1,00 0,16 0,11 0,03 0,04 0,02 0,02 0,04 0,04 0,04 0,04 5 Pelabuhan Palembang 1,00 0,47 0,14 6 Pelabuhan Panjang 1,00 0,45 0,35 0,23 0,30 0,40 0,43 0,42 0,43 0,56 0,28 7 Pelabuhan Teluk Bayur 1,00 0,07 0,13 0,14 0,18 0,13 0,13 8 Pelabuhan Banjarmasin 2,00 0,53 0,44 9 Pelabuhan Gresik 1,00 1,50 0,67 1,50 0,67 1,50 0,67 10 Pelabuhan Fak-Fak 1,00 1,00 1,00 1,00 Pencapain Kinerja Per Bulan 0,776 0,667 0, ,767 0,864 0, , ,862 Pencapain Kinerja Per Tahun 0,5270 b) Pencapaian Approach Time (AT), adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 48,90 %. Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi sebesar 60,36 %, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi sebesar 55,09%, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 54,23%, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 47,09% dan prosentase pencapaian sebesar 96,30 % III - 27

65 . Target pada tahun 2015 sebesar 48,90 % dan terdapat realisasi sebesar 47,09% sehingga prosentase pencapaian sebesar 96,30 % yang artinya bahwa kinerja pelayanan pemanduan dinyatakan kurang baik dikarenakan nilai pencapaian prosedur dibawah nilai standar pelayanan yang ditetapkan. Berikut Tabel Perhitungan Pencapaian Approach Time (AT) Tahun 2015 AT NO PELABUHAN Standar Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des 1 Pelabuhan Belawan 1,08 2,37 0,46 2,17 0,50 2,31 0,47 2,17 0,50 2,57 0,42 2,64 0,41 2,91 0,37 3,22 0,34 2,15 0,50 2,41 0,45 2,50 0,43 2 Pelabuhan Dumai 6,00 8,10 0,74 10,09 0,59 10,15 0,59 10,69 0,56 10,40 0,58 11,07 0,54 10,84 0,55 10,96 0,55 11,46 0,52 11,00 0,55 3 Pelabuhan Tanjung Priok 2,00 1,74 1,73 1,78 1,80 1,68 1,74 1,61 1,76 1,50 1,74 4 Pelabuhan Bengkulu 1,00 0,78 0,72 0,73 0,68 0,69 0,67 0,68 0,69 0,66 0,68 5 Pelabuhan Palembang 8,00 6,86 7,56 6 Pelabuhan Panjang 1,50 0,65 0,61 0,64 0,43 0,60 0,44 0,48 0,47 0,76 0,75 7 Pelabuhan Teluk Bayur 1,00 0,92 0,93 0,89 0,94 0,93 0,89 8 Pelabuhan Banjarmasin 4,00 3,06 6,63 1,31 9 Pelabuhan Gresik 2,00 1,80 1,70 1,70 10 Pelabuhan Benoa 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 11 Pelabuhan Sampit 4,00 8,00 0,50 8,00 0,50 8,00 0,50 8,00 0,50 8,00 0,50 12 Pelabuhan Samarinda 5,00 4,00 4,00 4,00 13 Pelabuhan Fak-Fak 2,00 1,00 1,00 1,00 Pencapain Kinerja Per Bulan 0,565 0,726 0,520 0,520 0,499 0,475 0,462 0,442 0,513 0,496 0,433 Pencapain Kinerja Per Tahun 0,471 c) Pencapaian Effective Time (ET/BT), adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 71,80%. Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi sebesar 96,32%, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi sebesar 95,89%, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 94,82%, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 78,84% dan prosentase pencapaian sebesar 109,81%. III - 28

66 Target pada tahun 2015 sebesar 71,80% dan terdapat realisasi sebesar 78,84% sehingga prosentase pencapaian sebesar 109,81% yang artinya bahwa kinerja bongkar muat barang dinilai cukup baik dikarenakan telah memenuhi pencapaian kinerja operasional yang ditentukan. Berikut Tabel Perhitungan Pencapaian Effective Time (ET/BT) Tahun 2015 ET:BT NO PELABUHAN Standar Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des 1 Pelabuhan Belawan 75 53,93 59,30 53,55 50,88 54,47 67,21 65,55 55,97 57,46 57,39 57,28 4 Pelabuhan Dumai 73 79,78 0,92 83,90 0,87 79,68 0,92 80,58 0,91 76,52 0,96 79,53 0,92 85,60 0,86 81,02 0,91 80,76 0,91 84,00 0,87 7 Pelabuhan Tanjung Priok 70 71,68 0,98 69,97 73,28 0,96 70,42 0,99 69,79 67,61 74,14 0,94 77,57 0,90 75,78 0,92 76,82 0,91 9 Pelabuhan Bengkulu 70 70,43 0,99 70,15 1,00 70,25 1,00 70,70 0,99 69,69 69,45 70,15 1,00 69,02 70,14 1,00 70,10 1,00 10 Pelabuhan Palembang 70 47,00 47,10 13 Pelabuhan Panjang 80 58,27 59,45 59,43 61,11 60,30 64,23 64,26 64,49 67,25 150,32 17 Pelabuhan Teluk Bayur 70 66,27 65,58 66,61 63,84 63,10 65,25 22 Pelabuhan Banjarmasin 75 74,26 69,19 23 Pelabuhan Gresik 70 60,00 65,00 65,00 25 Pelabuhan Benoa 70 46,87 37,93 41,93 39,40 51,28 30,55 40,54 30,00 58,33 32,50 28 Pelabuhan Sampit 70 71,00 0,99 71,00 0,99 70,00 1,00 71,00 0,99 71,00 0,99 32 Pelabuhan Samarinda 80 56,00 56,10 56,00 48 Pelabuhan Fak-Fak 60 51,00 60,00 51,00 Pencapaian Kinerja Per Bulan 0,9689 0,9526 0,9680 0,9700 0,9722 0,9220 0,9329 0,9038 0,9433 0,9276 0,000 Pencapaian Kinerja Per Tahun 0,788 2) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 6 (enam ) dokumen, dan terlihat pada Triwulan I sampai III tidak terdapat realisasi dan pada Triwulan IV terealisasi sebanyak 3 (tiga) dokumen, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut yang disusun sebanyak 3 (tiga) dokumen dengan prosentase pencapaian sebesar 50% III - 29

67 Realisasi 3 (tiga) Transportasi Laut, yaitu : Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana 1. Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut sesuai Permenhub Nomor PM 37 Tahun 2015 dan perubahannya Permenhub Nomor PM.119 Tahun 2015, 2. SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor AL.108/6/2/DJPL-15 Tanggal 26 Oktober 2015 tentang jaringan trayek penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang dalam rangka pelaksanaan tol laut tahun anggaran 2015, 3. SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor AL.108/7/6/DJPL-15 tentang jaringan trayek dan kapal penumpang PT.PELNI yang mendapat penugasan pelayanan publik penumpang kelas ekonomi. SASARAN STRATEGIS ( 4 ) Sasaran strategis Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompentensi terdiri dari Indikator Kinerja dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar (tiga ribu delapan ratus tujuh puluh) orang, Terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi 180 (seratus delapan puluh) orang, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi 391 (tiga ratus Sembilan puluh satu) orang, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 924 (Sembilan ratus dua puluh empat) orang, dan sampai dengan Triwulan IV terdapat III - 30

68 realisasi sebesar 954 (sembilan ratus lima puluh empat) orang denagan prosentase pencapaian sebesar 24,65% Pada tahun anggaran 2015 di targetkan jumlah kegiatan bimtek Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis) yaitu : NO KEGIATAN JUMLAH 1. Dasar Dasar Kesyahbandaran Dasar Bintara KPLP Maritime English Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal Teknis terpadu Bidang Perhubungan Laut Penanganan Muatan berbahaya Kesyahbandaran Kelas B Marine Inspector Type B Port State Control ISPS Code VTS (Basic) SBNP Tingkat Dasar Marine Inspector Type A Marine Inspector Radio Penyelenggara Pelabuhan dan otoritas Pengukuran Kapal 30 TOTAL 954 III - 31

69 SASARAN STRATEGIS ( 5 ) Sasaran strategis Meningkatnya Kinerja Dalam Mewujudkan Good Governance terdiri dari 6 (enam) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut : 1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 86,24%, terlihat pada Triwulan I, II, dan III tidak terdapat prosentase pencapaian dan sampai dengan triwulan IV terealisasi sebesar 88,77%, sehingga prosentase pencapaian pada tahun 2015 sebesar 102,93%. Pada tahun 2015 Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sebesar 88,77%, dengan target tahun 2015 sebesar 86,24% 2) Prosentase Penyerapan Anggaran sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 87,14%, dan terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi 2,37%, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi 7,95%, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi 15,23% dan sampai dengan Triwulan IV terealisasi 63,37% sehingga prosentase pencapaian sebesar 72,72%. III - 32

70 Tidak tercapainya target daya serap anggaran 2015 dikarenakan beberapa alasan berikut yaitu : a. Adanya pemotongan anggaran dari total pagu anggaran Ditjen Hubla; b. Terdapat beberapa kegiatan yang diblokir oleh Kementerian Keuangan c. Adanya kebijakan dari kabinet baru yang mana untuk kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan harus memiliki dokumen perencanaan pembangunan pelabuhan sesuai KM.31 Tahun 2006, antara lain : Pra FS, FS, SID, Masterplan, UKL UPL, dll sehingga mengakibatkan waktu untuk melaksanakan pelelangan kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan laut tidak mencukupi. 3) Nilai Barang Milik Negara (BMN) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar Rp ,- terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi Rp ,- sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi Rp ,- sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi Rp ,- dan sampai dengan Triwulan IV terealisasi Rp ,- sehingga prosentase pencapaian sebesar 84,24%. III - 33

71 Realisasi tidak mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan adanya efek turunan dari pemotongan anggaran dan rendahnya daya serap anggaran Ditjen Hubla Tahun 2015, sebagai contoh kasus yaitu terdapat beberapa pelabuhan yang direalokasikan pada anggaran 2016 sehingga hal ini mempengaruhi nilai aset barang milik negara Ditjen Hubla. 4) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan target tahun 2015 sebesar Rp ,- terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi Rp ,- sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi Rp ,- sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi Rp ,- dan sampai dengan Triwulan IV terealisasi Rp ,- sehingga prosentase pencapaian sebesar 258,64 %. III - 34

72 Realisasi nilai PNBP mengalami peningkatan dikarenakan adanya kenaikan tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan tarif atas PNBP yang berlaku pada Kementerian Perhubungan per tanggal 24 Februari ) Jumlah Penyederhanaan Perijinan sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 6 (enam) Jenis Perijinan, terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi 3 (tiga) Jenis Perijinan, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi 3 (tiga) Jenis Perijinan, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi 4 (empat) jenis perijinan dan sampai dengan Triwulan IV terealisasi 6 (enam) jenis perijinan sehingga prosentase pencapaian sebesar 100%. Penyederhanaan perijinan terealisasi sebanyak 6 (enam) penyederhanaan perijinan dari 33 perijinan yang ditargetkan oleh renstra, yaitu sebagai berikut: a. E-licensing Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL). b. E-licensing Surat Izin Operasi Perusahaan Angkutan Laut Khusus (SIOPSUS). c. Penyederhanaan birokrasi dalam pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing (IPKA). d. Pendelegasian kewenangan penandatanganan dari eselon II ke eselon III untuk Persetujuan Keagenan Kapal Asing (PKKA). e. surat Ijin Usaha Perekrutan dan penempatan awak kapal (SIUPPAK) (penyederhanaan penerbitan SIUPPAK semula 14 hari kerja menjadi 7 hari kerja sejak pemberkasan setelah verifikasi dilaksanakan) f. penerbitan surat persetujuan berlayar (SPB) secara online 6) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 6 (enam) dokumen, terlihat pada III - 35

73 Triwulan I tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan II terdapat realisasi 4 (empat) dokumen, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi 4 (empat) dokumen dan sampai dengan Triwulan IV terealisasi 6 (enam) dokumen sehingga prosentase pencapaian sebesar 100%. Pada tahun 2015 terdapat dokumen yang disusun yaitu : 1. Dokumen Rencana Kerja (Renja) 2. Dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 3. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) 4. Dokumen Laporan Tahunan (Laptah) 5. Dokumen Pengelola Anggaran 6. Dokumen Anggaran SASARAN STRATEGIS ( 6 ) Meningkatnya Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut Sasaran strategis Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 14 (empat belas) Peraturan, terlihat pada Triwulan I sebesar 10 (sepuluh) Peraturan, sampai dengan Triwulan II sebesar 14 (empat belas) Peraturan, sampai dengan Triwulan III sebesar 15 (lima belas) Peraturan dan III - 36

74 sampai dengan Triwulan IV sebesar 15 (lima belas) Peraturan sehingga prosentase pencapaian sebesar 107,14%. Pada tahun 2015 Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan sebesar 15 Peraturan, dengan target tahun 2015 sebesar 14 Peraturan SASARAN STRATEGIS ( 7 ) Sasaran strategis Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN -GRK) Dan Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut terdapat 3 (tiga) Indikator Kinerja dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 0,336 juta ton CO2e, dan terlihat pada Triwulan I sampai dengan Triwulan III realisasi penurunan emisi belum terhitung, dan sampai dengan Triwulan IV sebesar 0,145 juta ton CO2e, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi laut yang dapat diturunkan sebesar 0,145 juta ton CO2e dengan prosentase pencapaian sebesar 43,15%. III - 37

75 Dengan jumlah pembangunan SBNP yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan pada tahun 2015 sebanyak 496 unit, dan setelah di akumulasikan dengan SBNP tahun-tahun sebelumnya berjumlah Unit, dan dikonversi dengan total emisi Emisi CO2, CH4 dan N2O menghasilkan ekuivalensi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 0,145 juta ton CO2e. 2) Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 14 (empat belas) unit, terlihat pada Triwulan I, II dan III tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan IV terealisasi 74 (tujuh puluh empat) Unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 528,57%. III - 38

76 Dalam rangka penerapan MARPOL Annex 6 terkait polusi udara dan emisi dari kapal, diwajibkan bagi seluruh kapal untuk berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang diukur melalui EEDI (Energy Efficiency Design Index) yaitu sertifikasi pada kappal dalam bentuk sertifikat IEEC (International Energy Efficiency Certificate). Pada awalnya Direktorat Perkapalan dan Kepelautan hanya menargetkan 14 unit kapal komersil yang menerapkan teknologi ramah lingkungan ditahun Namun dengan tingginya kesadaran pemilik pada tahun 2015 terdapat 74 unit kapal komersil yang telah disertifikasi dalam menerapkan teknologi ramah lingkungan. Sehingga terjadi peningkatan capaian sekitar 528,57% dari target yang telah ditentukan DAFTAR NAMA KAPAL NO NamaKapal Bulan 1 Honglima January 16, PT. Satin Ship Management January 28, Pasific Finder February 5, Pasific Defiance February 5, MT. KartikaSegara February 27, MT. Sungai Gesong February 27, MT. SeiPaking February 27, MT. Sambu February 27, KM. Oceanic Progres March 13, KM. Sentosa 4005 March 31, KM. Sentosa 4006 March 31, KM. SinarYogya April 10, KM. Sinopa April 22, KM. Caraka Jaya Niaga III-II May 5, KM. Prima Samudra May 5, KM. Flora 8 May 5, KM. Berjaya II May 5, KM. Berjaya I May 7, KM. Srijaya 8 May 7, KM. Fajar Mas May 7, KM. PulauWeh May 7, KM. MeratusSangatta May 25, KM. AdindaFadilla May 27, MP. Veloce June 3, 2015 III - 39

77 25 MP. Prevail June 3, MP. Prelude June 3, MP. Premier June 3, KM. MeratusJayapura June 5, KM. IntanDoya June 8, KM. Global Top June 10, KM. AdindaAzula June 17, KM. Meratus Jaya June 18, MT. Posh Constant July 1, MT. Posh Congust July 1, KM. MeratusGorontalo July 1, KM. MeratusKupang July 1, CLV. Asean Explorer July 2, MT. Bull Sulawesi July 9, MT. Eline Enterprise July 10, Pertamina Gas I July 14, MT. Gas Walia July 14, MT. Gas Widuri July 14, MT. Gas Attaka July 14, MT. Gas Arah July 14, MT. Gas Ambalat July 14, MT. Pertamina Gas 2 July 14, MT. Gas Arjuna July 14, MT. Gas Arimbi July 14, AHT. Posh Bawean August 5, KM. KEI August 14, KM. KNB 1 August 31, KM. KNB 2 August 31, KM. KNB 5 August 31, SPOB Momentum September 10, SPOB Momentum September 10, MV. PASIFIC HARRIER September 14, MV. SEA ROSE September 16, MV. New Winner September 16, MT. Durgandini October 6, LNG AQuarius October 9, MT. SENIPAH October 27, MT. NARIVA October 29, 2015 III - 40

78 63 KM. Seismie Supporter October 29, PSV. WM. Pasific October 29, KM. TantoLancar November 2, MT. Gas Maluku November 10, KM. Dian Cardelia November 30, DSV.Crest Odyssey I December 8, MT. Pangkalan Brandan December 22, MT. Pagerungan December 22, KM. Winposh Regent December 22, KM. Colombo December 23, KM. TantoLuas December 29, MT. Princess Naomi December 31, ) Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan indikator kinerja ini terdapat pembangunan SBNP yang menggunankan solar cell sesuai dengan target tahun 2015 sebesar (dua ribu empat ratus tujuh puluh lima) unit, dan terlihat pada Triwulan I, II dan III tidak ada SBNP solar cell yang terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 496 (empat ratus sembilan puluh enam) unit, sehingga selama 1 (satu) tahun jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan sebanyak 496 (empat ratus sembilan puluh enam) unit SBNP solar cell dengan prosentase pencapaian sebesar 240,78%. JUMLAH SBNP SOLAR CELL SBNP solar cell TW I TW II TW III TW IV REALISASI TARGET TAHUN 2015 TARGET REALISASI NO KANTOR UPT JUMLAH PEMBANGUNAN SBNP III - 41

79 1 Distrik Navigasi Belawan 27 2 Distrik Navigasi Sibolga 7 3 Distrik Navigasi Dumai 7 4 Distrik Navigasi Tg. Pinang 23 5 Distrik Navigasi Teluk Bayur 33 6 Distrik Navigasi Semarang 16 7 Distrik Navigasi Cilacap 4 8 Distrik Navigasi Benoa 5 9 Distrik Navigasi Kupang 17 Distrik Navigasi Banjarmasin Distrik Navigasi Pontianak Distrik Navigasi Tarakan 1 12 Distrik Navigasi Bitung Distrik Navigasi Kendari Distrik Navigasi Makssar 4 15 Distrik Navigasi Ambon Distrik Navigasi Tual Distrik Navigasi Sorong Distrik Navigasi Jayapura Distrik Navigasi Merauke Satker Kenavigasian Kantor 180 Pusat TOTAL 496 SASARAN STRATEGIS ( 8 ) Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim Sasaran strategis Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut : 1) Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 100% dan terlihat pada Triwulan I sebesar 12,5 %, pada Triwulan II sebesar 62,5%, pada Triwulan III sebesar 75 %dan pada Triwulan IV terealisasi hasil rasio sebesar 100% sehingga total Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar 100% dan prosentase pencapaian sebesar 100%. III - 42

80 2) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 5 (lima) laporan dan terlihat pada Triwulan I sebanyak 1 (satu) laporan, Triwulan II sebanyak 2 (dua) laporan, Triwulan III sebanyak 3 (tiga) laporan dan selama 1 (satu) tahun sebagaimana terlihat kinerja pada Triwulan IV sebanyak 6 (enam) laporan sehingga total Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim sebanyak 6 (enam) laporan dan prosentase pencapaian sebesar 120%. Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI III - 43

81 Dalam pelaksanaannya, terdapat 6 (enam) Lingkungan Maritim diantaranya adalah : Kegiatan Terkait Perlindungan a. Bimbingan Teknis Anti Fauling System dan Civil Liability Convention Bunker diselenggarakan pada tanggal 18 sampai dengan 20 November 2015 Bimbingan Teknis Pencegahan Pencemaran Dari Kapal dan Manajemen Keselamatan Pengoperasian Kapal diselenggarakan pada tanggal : 1) 23 sampai dengan 25 Juni ) 08 sampai dengan 10 September ) 21 sampai dengan 23 September 2015 Bimtek keselamatan kapal 29 september sd 1 oktober 2015 b. Konsinyering Ratifikasi Ballast Water Management Convention dan Ship Recycling pada 7 sd 9 juli 2015 rr serbaguna peserta 30 org. c. Ratifikasi Ballast Water Management Convention pada sidang Council IMO pada tanggal 24 November d. Mengikuti sidang Maritime Environment Protection Commitee ( MEPC) ke - 68 pada tanggal 15 Mei 2015 di IMO e. Mengikuti Sidang Pollution Prevention and Response (PPR) ke - 2 pada tanggal 23 Jan 2015 di IMO f. IMO NORAD Ballast Water Management High Level Regional Meeting di Bangkok, Thailand pada bulan November ) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak (Empat Ribu Seratus) sertifikat dan terlihat pada Triwulan I sampai dengan III belum terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan IV sebanyak (Tujuh Ribu Empat Ratus Delapan Belas) sertifikat sehingga prosentase pencapaian sebesar 180,92%. III - 44

82 JUMLAH SERTIFIKAT TERKAIT PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI Pada Tahun 2015 telah diterbitkan sertifikat yang berkaitan dengan pelindungan lingkungan maritim, Tren peningkatan ini dikarenakan beberapa hal: a) Semakin meningkatnya kesadaran para pemilik kapal untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan guna meningkatkan pelindungan lingkungan maritim. b) Giatnya pemberlakuan berbagai peraturan internasional di Indonesia beserta ketentuan mengenai perlindungan lingkungan maritim secara menyeluruh c) Tingginya tuntutan dari negara-negara lain yang pelabuhannya disinggahi kapalkapal Indonesia, yang mana negara tersebut memberlakukan standar pelindungan lingkungan maritim yang tinggi, sehingga menuntut pemilik kapal bendera Indonesia untuk tunduk terhadap peraturan tersebut. SASARAN STRATEGIS ( 9 ) Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi Laut untuk Mengurangi Backlog maupun bottleneck Sasaran strategis Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi Laut untuk Mengurangi Backlog maupun bottleneck terdiri dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur untuk mendukung tol laut Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung tol laut sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 5 (lima) rute, dan terlihat pada Triwulan I III - 45

83 terdapat 2 (dua) rute yang terealisasi, sampai dengan Triwulan II terdapat 2 (dua) rute, sampai dengan Triwulan III terdapat 2 (dua) rute, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 5 (lima) rute, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung tol laut terealisasi sebanyak 5 (lima) rute dengan prosentase pencapaian sebesar 100% Dalam rangka menindaklanjuti program Presiden mengenai pelaksanaan Tol Laut, telah menindaklanjuti dengan mengeluarkan Trayek Liner Non Komersial, trayek tersebut ditugaskan kepada PT. Pelni (Persero) untuk melayari dengan diberikan penugasan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dalam rangka Pelaksanaan Tol Laut. Adapun maksud pelaksanaan tersebut dalam rangka menjamin ketersediaan barang dan untuk mengurangi disparitas harga bagi masyarakat serta menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan. Berdasarkan SK Dirjen Hubla Nomor AL.108/6/2DJPL-15 tanggal 26 Oktober 2015 tentang Jaringan Trayek Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dalam rangka Pelaksanaan Tol Laut Tahun Anggaran 2015, telah ditetapkan 3 (tiga) trayek tol laut sebagai berikut: 1. Kode Trayek T-1 : Tg. Perak Tual - Fak-fak Kaimana Timika Kaimana Fak-fak Tual Tg. Perak (dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III-32) 2. Kode Trayek T-4: Tg. Priok Biak Serui Nabire Wasior Manokwari Wasior Nabire Serui Biak Tg. Priok (dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III-22) III - 46

84 3. Kode Trayek T-6 : Tg. Priok Kijang Natuna Kijang Tg. Priok (dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III-4) Selain PT. Pelni (Persero), terdapat juga pelayaran swasta yang berparti sipasi mendukung program tol laut yaitu PT. Altos Sea Shipping yang berdomisili di Lampung yang mengoperasikan 2 (dua) kapal perdana program tol laut dengan trayek : a. Panjang Tg. Perak PP b. Tg. Priok Tg. Perak PP 2) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial Jumlah pembangunan/ pengembangan pelabuhan laut non komersil sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 306 (tiga ratus enam) pelabuhan, dan terlihat pada Triwulan I, II dan III tidak terdapat realisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 306 (tiga ratus enam) pelabuhan, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah pembangunan/ pengembangan pelabuhan laut non komersil sebanyak 306 (tiga ratus enam) pelabuhan dengan prosentase pencapaian sebesar 100%. Jumlah pembangunan/ pengembangan pelabuhan laut non komersil Pelabuhan TW I TW II TW III TW IV Target Realisasi Pada tahun 2015 Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial sebesar 306 Pelabuhan yang terdiri dari pelabuhan III - 47

85 diwilayah Unit Penyelenggara Pelabuhan serta Pelabuhan yang merupakan wilayah kerja dari Kantor kesyahbandaran dan Kantor Otoritas Pelabuhan, dengan target tahun 2015 sebesar 306 Pelabuhan 3) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Jumlah armada kapal negara angkutan laut perintis sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 103 (seratus tiga) kapal, dan terlihat pada Triwulan I dan II belum ada pembangunan/ penyelesaian kapal yang terealisasi, sampai dengan Triwulan III terdapat 6 (enam) kapal terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 103 (seratus tiga) kapal terealisasi, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah armada kapal negara angkutan laut perintis terealisasi sebanyak 103 (seratus tiga) kapal dengan prosentase pencapaian sebesar 100%. Jumlah Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 100 (seratus) kapal, dan terlihat pada Triwulan I dan II tidak ada pembangunan kapal yang terealisasi, sampai dengan Triwulan III terdapat 6 (enam) pembangunan kapal terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 100 (seratus) pembangunan kapal terealisasi, sehingga selama 1 (satu) tahun Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis terealisasi sebanyak 100 (seratus) kapal dengan prosentase pencapaian sebesar 100%. III - 48

86 Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan laut Perintis TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI Pembangunan baru kapal Negara angkutan laut perintis sebanyak 100 (seratus) kapal terdiri dari: a. Pembangunan kapal perintis 750 DWT sebanyak 6 unit kapal (APBN) b. Pembangunan kapal perintis 500 DWT sebanyak 2 unit kapal (APBN) c. Pembangunan kapal perintis 200 DWT sebanyak 2 unit kapal (APBN) d. Pembangunan kapal perintis GT sebanyak 25 unit kapal (APBN-P) e. Pembangunan kapal perintis GT sebanyak 20 unit kapal (APBN-P) f. Pembangunan kapal perintis 750 DWT sebanyak 5 unit kapal (APBN-P) g. Pembangunan kapal kontainer 100 Teus sebanyak 15 unit kapal (APBN-P) h. Pembangunan kapal rede sebanyak 20 unit kapal (APBN-P) i. Pembangunan kapal ternak sebanyak 5 unit kapal (APBN-P) Jumlah Penyelesaian Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 3 (tiga) kapal, dan terlihat pada Triwulan I sampai dengan triwulan III belum ada penyelesaian kapal yang terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 3 (tiga) kapal terealisasi, sehingga selama 1 (satu) tahun Penyelesaian Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis terealisasi sebanyak 3 (tiga) kapal dengan prosentase pencapaian sebesar 100%. III - 49

87 Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan laut Perintis TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI Penyelesaian Kapal Negara angkutan laut perintis sebanyak 3 (tiga) kapal, terdiri dari : a. 2 unit kapal perintis 750 DWT b. 1 unit kapal ternak 4) Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 13 (tiga belas) lokasi, dan terlihat pada Triwulan I sampai dengan triwulan III belum ada lokasi pengerukan yang terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 12 (du a belas) lokasi terealisasi, sehingga selama 1 (satu) tahun Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan terealisasi sebanyak 12 (dua belas) lokasi dengan prosentase pencapaian sebesar 92,31%. III - 50

88 Lokasi pengerukan yang terealisasi pada kurun waktu 2015 sebanyak 12 (dua belas) lokasi dengan rincian : Belawan, Palembang, Muara Padang, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Benoa, Pontianak, Ketapang, Samarinda, Sampit, Kumai, Lembar dan yang tidak terealisasi sebanyak 1 (satu) lokasi yaitu Lirang dikarenakan setelah ditetapkan pemenang pekerjaan terdapat dokumen yang diragukan keabsahannya kemudian hal ini diproses lanjut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Ambon, dan menghasilkan putusan sela untuk menghentikan pekerjaan sampai dikeluarkan putusan. 5) proses kerjasama pemerintah swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi laut sesuai dengan target tahun 2015 sebanyak 2 (dua) proyek, dan terlihat pada Triwulan I terdapat 1 (satu) proyek terealisasi, sampai dengan Triwulan II terealisasi sebanyak 2 (dua) proyek, sampai dengan Triwulan III terdapat 2 (dua) proyek terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 2 (dua) proyek terealisasi, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah proses kerjasama pemerintah swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi laut terealisasi sebanyak 2 (dua) proyek dengan prosentase pencapaian sebesar 100%. III - 51

89 PROSES KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI PROYEK KPS 1 TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI TAHUN 2015 TARGET REALISASI Pada sub sektor transportasi laut tahun 2015 menargetkan sebanyak 2 (dua) proses kerjasama pemerintah swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi laut, dan terealisasi seluruhnya dengan rincian sebagai berikut: 1. Makassar New Port (MNP), dengan progress sebagai berikut: a. 19 mei 2015 penandatanganan konsesi Makassar New Port (MNP) antara kantor OP Makassar dengan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero); b. November 2015 melaksanakan pembangunan MNP tahap I 2. Kuala Tanjung, dengan progres sebagai berikut: a. Januari 2015 penandatanganan perjanjian konsesi kuala tanjung antara Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kuala Tanjung dengan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero). b. Maret Usulan adendum perjanjian konsesi kuala tanjung SASARAN STRATEGIS ( 10 ) Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut Sasaran strategis Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang sesuai dengan target tahun 2015 sebesar penumpang/ tahun dan terlihat pada Triwulan I terealisasi sebanyak penumpang, triwulan II sebanyak penumpang, triwulan III sebanyak penumpang, dan sampai dengan triwulan IV terdapat realisasi sebesar penumpang / tahun, sehingga selama 1 (satu) tahun III - 52

90 total Jumlah muatan angkutan laut barang sebesar penumpang / tahun dan prosentase pencapaian sebesar 99,77%. Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang 10,000,000 0 TW I TW II TW III TW IV TARGET 5,345,461 5,345,461 5,345,461 5,345,461 REALISASI 1,657,093 3,046,913 4,212,622 5,333,044 TARGET REALISASI Realisasi angkutan laut penumpang tergantung juga dengan moda transportasi lainnya. Penumpang dapat lebih memilih alternatif moda transportasi sesuai dengan kebutuhan waktu dan tarifnya. 2) Jumlah muatan angkutan laut barang sesuai dengan target tahun 2015 sebesar ton/ tahun dan terlihat pada Triwulan I terealisasi sebanyak ton/ tahun, triwulan II sebanyak ton/ tahun, triwulan III sebanyak ton/ tahun, dan sampai dengan triwulan IV terdapat realisasi sebesar ton/ tahun, sehingga selama 1 (satu) tahun total Jumlah muatan angkutan laut barang sebesar ton/ tahun dan prosentase pencapaian sebesar 95,18%. III - 53

91 Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang 2,000,000,000 1,000,000,000 0 TW I TW II TW III TW IV target 1,168,638,474 1,168,638,474 1,168,638,474 1,168,638,474 realisasi 266,633, ,483, ,746,754 1,112,258,468 target realisasi Realisasi angkutan laut barang ini tercapai karena beberapa program pemerintah seperti program tol laut dan program beyond cabotage untuk angkutan ekspor impor. Indikator kinerja ini dibagi kembali menjadi 2 (dua) sub indikator yang terdiri dari muatan angkutan laut barang berupa: a) Perintis/ PELNI Jumlah muatan angkutan laut barang perintis/ PELNI sesuai dengan target tahun 2015 sebesar ton/ tahun dan terlihat pada Triwulan I terealisasi sebanyak ton, triwulan II sebanyak ton, triwulan III sebanyak ton, dan sampai dengan triwulan IV terdapat realisasi sebesar ton/ tahun, sehingga selama 1 (satu) tahun total Jumlah muatan angkutan laut barang perintis/ PELNI sebesar ton/ tahun dan prosentase pencapaian sebesar 31,26%. Muatan Angkutan Laut Barang Perintis/ PELNI 500,000 0 TW I TW II TW III TW IV TARGET 408, , , ,363 REALISASI 26,675 61, , ,677 TARGET REALISASI III - 54

92 Kapal yang digunakan pada umumnya kapal penumpang, sehingga muatan barang kurang mencapai target. Disamping itu barang yang tercatat adalah barang bawaan penumpang, bukan barang kargo. b) Swasta Jumlah muatan angkutan laut barang swasta sesuai dengan target tahun 2015 sebesar ton/ tahun dan terlihat pada Triwulan I terealisasi sebanyak ton, triwulan II sebanyak ton, triwulan III sebanyak ton, dan sampai dengan triwulan IV terdapat realisasi sebesar ton/ tahun, sehingga selama 1 (satu ) tahun total Jumlah muatan angkutan laut barang swasta sebesar ton/ tahun dan prosentase pencapaian sebesar 95,20%. Muatan Angkutan Laut Barang Swasta 1,500,000,000 1,000,000, ,000,000 0 TW I TW II TW III TW IV TARGET 1,168,230,111 1,168,230,111 1,168,230,111 1,168,230,111 REALISASI 266,607, ,422, ,645,829 1,112,130,791 TARGET REALISASI Realisasi angkutan laut barang ini tercapai karena beberapa program pemerintah seperti program tol laut dan program beyond cabotage untuk angkutan ekspor impor 3) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran nasional Jumlah Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran nasional sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 11,12% dan terlihat pada Triwulan I terealisasi sebanyak 10,90 %, triwulan II sebanyak 10,93 %, triwulan III sebanyak 11 %, dan sampai dengan triwulan IV terdapat realisasi sebesar 11,02 %, III - 55

93 sehingga selama 1 (satu) tahun total Jumlah muatan angkutan laut barang swasta sebesar 11,02 % dan prosentase pencapaian sebesar 99,09%. Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional 11,15 11,1 11, ,95 10,9 10,85 10,8 10,75 11,12 11,12 11,12 11, ,02 10,9 10,93 TW I TW II TW III TW IV TARGET REALISASI Pangsa muatan ini adalah pangsa muatan yang diperoleh kapal-kapal nasional untuk angkutan laut luar negeri (ekspor impor). Dengan demikian kapal nasional mendapat kepercayaan oleh negara-negara lain untuk angkutan ekspor impor telah SASARAN STRATEGIS ( 11 ) Meningkatnya Layanan Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar dan Wilayah Non Komersial lainnya. Sasaran strategis Meningkatnya Layanan Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar dan Wilayah Non Komersial lainnya terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 89 (delapan puluh Sembilan) rute, dan terlihat pada Triwulan I terdapat 84 (delapan puluh empat) trayek terealisasi, sampai dengan Triwulan II terealisasi sebanyak 84 (delapan puluh empat) trayek, sampai dengan Triwulan III terdapat 84 (delapan puluh empat) trayek terealisasi, dan sampai dengan triwulan IV sebanyak 84 (delapan puluh empat) trayek terealisasi, sehingga selama 1 (satu) tahun Jumlah III - 56

94 lintasan/ rute angkutan laut perintis terealisasi sebanyak 84 (delapan puluh empat) trayek dengan prosentase pencapaian sebesar 94,38%. Berdasarkan target 2015 terdapat 89 trayek yang ditetapkan, sedangkan realisasi Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis tersebut yaitu sebanyak 84 rute, dengan prosentase pencapaian sebesar 94,38 %. Pada awal pembahasan trayek perintis terdapat 89 usulan daerah, tetapi sampai dengan akhir tahun 2015 terdapat 5 (lima) trayek perintis yang tidak terealisasi, adapun penyebabnya yaitu: 1. Sebelumnya terdapat 3 usulan pangkalan baru yaitu Calang (NAD), Bima (NTB) dan Ambon (Maluku) tetapi tidak dapat direkomendasikan dikarenakan setelah dievaluasi, terdapat duplikasi dengan trayek lainnya. 2. Terdapat 2 (dua) trayek yang tidak memiliki peminat dalam pengoperasian / gagal lelang yaitu R 10 (Pelabuhan Pangkal Sunda Kelapa) dan R 76 (Pelabuhan Pangkal Merauke). III - 57

95 3.4 PERBANDINGAN TARGET RENSTRA, TARGET PERJANJIAN KINERJA (PK) DAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN RENSTRA TARGET PK REALISASI 1 Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/ Freight) 0,972 0,972 1,382 2) Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut a. Jumlah Pembangunan SBNP b. Tingkat Kecukupan SBNP c. Tingkat Keandalan SBNP Unit % % d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS Unit Unit f. Jumlah Pembangunan / Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli Unit III - 58

96 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN RENSTRA TARGET PK REALISASI - Pembagun an Baru Kapal Patroli Unit Lanjutan Pembangu nan Kapal Patroli Unit Penyelesai an Pembangu an Kapal Patroli g. Jumlah Pembangunan / Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian Unit Unit Pembangu nan Baru Kapal Negara Kenavigasi an Unit Lanjutan Pembangu nan Kapal Negara Kenavigasi an - Penyelesai an Pembagun an Kapal Negara Kenavigasi an Unit Unit III - 59

97 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN RENSTRA TARGET PK REALISASI 2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut 3 Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut 3) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut 4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal) 5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security) 6) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security) 7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut - Pencapaian Waiting Time (WT) - Pencapaianan Approach Time (AT) - Pencapaian Effective Time (ET/BT) 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Dokumen Kejadian/ Tahun Kapal 1,572 1,572 1,858 Lokasi % 43,40 43,40 52,70 % 48,90 48,90 % 71,80 71,80 Dokumen ,09 78,84 3 III - 60

98 NO SASARAN STRATEGIS 4 Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompentensi 5 Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance 6 Meningkatnya Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut 7 Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) Dan Meningkatnya INDIKATOR KINERJA 9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis) 10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) 11) Prosentase Penyerapan Anggaran 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis 16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan 17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca SATUAN Orang RENSTRA TARGET PK REALISASI ,24 86,24 88,77 % 87,14 87,14 63,37 Rp Rp Jenis Perijinan Dokumen Peraturan Juta ton CO2e 0,336 0,336 0,145 III - 61

99 NO SASARAN STRATEGIS Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut 8 Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim 9 Meningkatnya Kapasitas Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck INDIKATOR KINERJA 18) Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan 19) Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan - SBNP Solar Cell 20) Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran 21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim 22) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim 23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut 24) Jumlah Pembangunan/ SATUAN TARGET RENSTRA PK REALISASI Unit Unit % Laporan Sertifikat Rute Pelabuhan III - 62

100 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial SATUAN TARGET RENSTRA PK REALISASI 25) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal ) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan Lokasi ) Terselenggarany a Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut Proyek III - 63

101 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN RENSTRA TARGET PK REALISASI 10 Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut 28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang 29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang Pnp/Tahun Ton/Tahun Perintis/Pelni Ton/Tahun Swasta Ton/Tahun Meningkatnya Layanan Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya 30) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional 31) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis % 11,12 11,12 11,02 Rute III - 64

102 3.5 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA Tabel 3.4 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya NO. Indikator Kinerja Utama Target PAGU DIPA (Rp) REALISASI (Rp) KEUANGAN (%) 1 Jumlah Realisasi Belanja ,36 66,51 Anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut TOTAL ,36 66,51 FISIK (%) 3.6 KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN IKU SEKRETARIAT JENDERAL Tabel 3.5 Kontribusi Terhadap Capaian IKU Sekretariat Jenderal SASARAN STRATEGIS (SS) 1. Meningkatnya Optimalisasi Pengelola Akuntabilitas Kinerja, Anggaran, Dan BMN Direktorat Jenderal Perhubungan Laut INDIKATOR KINERJA UTAMA 1) Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut SATUAN Nilai TARGET & Realisasi PK PAGU Rp. T R % B B ,24 88,77 102, 93 REALISASI Rp (63,36) Fisik (%) 66,51 Capaian (%) III - 65

103 3.7 REALISASI ANGGARAN Alokasi Pagu DIPA Awal dan Pagu DIPA-Revisi Tahun 2015 akan disampaikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6 Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu DIPA Akhir Ditjen Hubla Tahun 2015 (Rp. 000,-) NO URAIAN PAGU AWAL ( Rp. 000 ) PAGU AKHIR ( Rp. 000 ) 1 Belanja Pegawai Belanja Barang Rupiah murni (RM) PNBP Rupiah Murni Pendamping - - PHLN Belanja Modal Rupiah murni (RM) PNBP Rupiah Murni Pendamping - - PHLN TOTAL PAGU TOTAL REALISASI TOTAL SISA DANA III - 66

104 3.7.1 Alokasi Anggaran APBN Pada Masing-masing Kegiatan Tahun 2015 NO Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan Tahun 2015 KEGIATAN PAGU AWAL ( Rp. 000,-) PAGU AKHIR ( Rp. 000,-) (Rp. 000,-) REALISASI ( Rp. 000,-) 1 Dukungan Manajemen & Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Hubla Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan Kepelautan Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai T O T A L III - 67

105 4.1 Kesimpulan Dalam kurun waktu Tahun 2015, telah melakukan peningkatan sarana maupun prasarana keselamatan dan keamanan transportasi serta kapasitas sarana dan prasaran transportasi dan keterpaduan system transportasi antarmoda dan multimoda, antara lain melalui penambahan armada kapal kenavigasian sebagai salah satu sarana penunjang keselamatan dan keamanan transportasi sebanyak 15 (lima belas) unit kapal kenavigasian, pembangunan/ lanjutan/ penyelesaian kapal patroli sebanyak 57 (lima puluh tujuh) kapal serta menambah jumlah Sarana Bantu Navigasi Pelayaran menjadi (Dua Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Lima) Unit, namun demikian masih terdapat beberapa ketidakberhasilan. Faktor utama penentu berbagai keberhasilan yang sudah dicapai sepanjang tahun 2015 ini adalah adanya komitmen dan dukungan pimpinan serta jajaran Kementerian Perhubungan secara umum dan khususnya. Selain itu, dukungan kemampuan SDM yang memadai juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pencapaian kinerja di tahun 2015 ini. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2014 baik eksternal maupun internal yang dihadapi antara lain adalah : a. Jumlah Kejadian Kecelakaan Kejadian kecelakaan pada sektor transportasi laut disebabkan oleh banyak hal, tetapi faktor yang dominan adalah kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia (human error) serta faktor teknis dan lain-lain (technical factor). Pada tahun 2015 ini, terdapat 49 (empat puluh sembilan) kejadian kecelakaan kapal dengan jumlah total Surat Perintah Berlayar (SPB) yang diterbitkan sebanyak dokumen. Sehingga dalam setiap penerbitan SPB maka jumlah Rasio Kejadian Kecelakaan yang terjadi sebanyak 1,382 kejadian IV - 1

106 kecelakaan dan menunjukkan peningkatan kinerja sebesar 57,87%. Dalam upaya untuk mengurangi kejadian kecelakaan tersebut, telah dilakukan berbagai upaya sebagai langkah pencegahan kejadian tersebut yaitu antara lain melalui: 1. Penerbitan telegram peringatan pencegahan kecelakanan kapal dengan rincian sebagai berikut : a. Telegram dirjen hubla tentang pemberitahuan cuaca ekstrim setiap minggu b. Telegram dirjen hubla pemberitahuan terhadap seluruh UPT DJPL tentang penundaan penerbitan SPB terkait cuaca buruk c. Telegram dirjen hubla tentang pengawasan dan pengamanan angkutan lebaran tahun 2015 d. Telegram tentang dispensasi pada kapal penumpang pada saat lebaran. 2. Pelaksanaan patroli pengamanan dan pengawasan keselamatan pelayaran secara berkala 3. Pelaksanaan Kampanye keselamatan pelayaran 4. Pelaksanaan kegiatan uji petik pemeriksaan kapal menjelang lebaran, natal dan tahun baru Selain langkah tersebut, Ditjen Hubla juga melakukan peremajaan kapal-kapal yang berumur tua serta menata jadwal docking kapal secara berkala dan semakin meningkatkan ketertiban penerbitan sertifikat keselamatan kapal serta ketatnya penerbitan Surat Persetujuan Berlayar sebagai upaya preventif kejadian kecelakaan kapal. b. Pelayanan Kinerja Operasional di Pelabuhan Beberapa data kinerja yang berpengaruh terhadap Pencapaian Kinerja Pelayanan meliputi yaitu data Kinerja Waiting Time (WT), Approach Time (AT), Effective Time (ET : BT). Target pencapaian Waiting Time (WT) pada tahun 2015 sebesar 43,40 % dan terdapat realisasi sebesar 52,70% sehingga prosentase pencapaian Waiting Time (WT) sebesar 121,43% yang artinya bahwa standar kinerja pelayanan operasional pelabuhan di nilai cukup baik dikarenakan IV - 2

107 pencapaian rasio kinerja Waiting Time (WT) melebihi capaian yang di targetkan. Target Approach Time (AT) pada tahun 2015 sebesar 48,90 % dan terdapat realisasi sebesar 47,09% sehingga prosentase pencapaian Approach Time (AT) sebesar 96,30% yang artinya bahwa kinerja pelayanan pemanduan dinyatakan kurang baik dikarenakan nilai pencapaian prosedur dibawah nilai standar pelayanan yang ditetapkan. Target pencapaian Effective Time (ET : BT) pada tahun 2015 sebesar 71,80 % dan terdapat realisasi sebesar 78,84% sehingga prosentase pencapaian Effective Time (ET : BT) sebesar 109,81% yang artinya bahwa kinerja bongkar muat barang dinilai cukup baik dikarenakan telah memenuhi pencapaian kinerja operasional yang ditentukan. c. Penurunan Emisi Gas Buang (CO2) Pada Tahun 2015, jumlah pembangunan SBNP yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan sebanyak 496 (empat ratus sembilan puluh enam) unit, dan setelah di akumulasikan dengan SBNP tahun-tahun sebelumnya berjumlah (Dua Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Lima) Unit, dan dikonversi dengan total emisi Emisi CO2, CH4 dan N2O, Ditjen Hubla hanya mampu menurunkan emisi gas buang (CO2 ) dari kapal-kapal yang beroperasional sebesar menghasilkan ekuivalensi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 0,145 juta ton CO2e. Penurunan ini diperoleh dengan melakukan beberapa kegiatan antara lain pengehematan penggunaan BBM dan penerbitan sertifikasi kapal melalui penerbitan sertifikat International Air Pollution Prevencen (IAPP). Dalam rangka penerapan MARPOL Annex 6 terkait polusi udara dan emisi dari kapal, diwajibkan bagi seluruh kapal untuk berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang diukur melalui EEDI (Energy Efficiency Design Index) yaitu sertifikasi pada kapal dalam bentuk sertifikat IEEC (International Energy Efficiency Certificate). Pada awalnya Ditjen Hubla hanya menargetkan 14 (empat belas) unit kapal komersil yang menerapkan teknologi ramah lingkungan ditahun Namun dengan tingginya IV - 3

108 kesadaran pemilik pada tahun 2015 terdapat 74 (tujuh puluh empat) unit kapal komersil yang telah disertifikasi dalam menerapkan teknologi ramah lingkungan. 4.2 Langkah ke depan Pencapaian Keberhasilan kinerja tidak terlepas dari kerjasama dari seluruh jajaran seluruh unit kerja yang ada baik kantor pusat maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah. Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja, terdapat beberapa langkah strategis yang akan dilakukan antara lain adalah : 1. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: Penegakan Regulasi dan Hukum, Penataan Kelembagaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana keselamatan dan keamanan transportasi, Peningkatan kompetensi Sumber daya Manusia, Peningkatan kepedulian dan kewaspadaan Operator dan Peningkatan partisipasi Masyarakat. 2. akan meningkatkan kinerja serta pelayanan melalui: Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan system transportasi antarmoda dan multimoda melalui program tol laut. Meningkatkan Layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia melalui penambahan trayek-trayek perintis. IV - 4

109 ' DIRERTGRAT IENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN ii

110 110 9 KATA PENGANTAR Berdasarkan Tap. MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang ft Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dani Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dad Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah diterbitkan lnpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan agar setiap 9 unit kerja instansi pemerintah mulai eselon II ke atas menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Kementerian Negara / Lembaga / Pemerintah Daerah 9 menyelenggarakan Evaluasi dan lmplementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sesuai yang diamanatkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun Sebagai implementasi telah disusun dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang dipedukan sebagai acuan penyelenggaraan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun Perjanjian Kinerja memuat beberapa indikator kinerja serta target yang ditetapkan dan diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintah di bidang perhubungan khususnya sub sektor transportasi laut yang disusun pada saat setelah menerima alokasi anggaran. ) Perjanjian Kinerja Tahun 2015 merupakan dokumen yang memuat ( pernyataan pertanggungjawaban kinerja setiap pimpinan terhadap pimpinan ) yang diatasnya untuk mewujudkan target kinerja pada tahun yang ) bersangkutan. Perjanjian Kinerja juga merupakan pertanggungjawaban ) anggaran yang telah diterima yang mana anggaran tersebut akan dipergunakan untuk mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan.

111 9 9 9 Pimpinan akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan 9 melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dan 9 mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. 13 Jakarta, 2015 DIREKTUR JENDEFtAL PERHUBUNGAN LAUT t BOBBY R MAMAHIT Pembina Utama (IV/e) NIP

112 KEMENTERIAN PERHUBUNAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Dalam rangka mewujudkan manajemen F'emerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hash, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Capt. BOBBY R. MAMAHIT Jabatan : DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : IGNASIUS JONAN Jabatan : MENTERI PERHUBUNGAN Selaku atasan langsung pihak pertama, Selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dan i Perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, 2015 PIHAK KEDUA, MENTERI PERHUBUNGAN PIHAK PERTAMA, DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT IGNASIUS JONAN BOBBY R MAMAHIT Pembina Utama (IV/e)

113 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DIREKTOFZAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT _ t. SELAMATA,N DAN KEAMANAN -.-..s.7.,---,,.:,; ,-:, -,:..,.,,,.:c ) Rasic Kejadian Kecelakaan Transportasi Menurunnya 1 Laut Angka Kecelakaan Transportasi Laut Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/ Freight) Unit 206 Tingkat Kecukupan SBNP % 82 Tingkat Keandalan SBNP % 98 Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS Unit 23 Jumlah Pembangunan dan Upgrade 'ITS Unit 6 Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli Unit 77 - Pembangunan Baru Kapal Patroli Unit 38 - Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Unit - Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Unit 39 Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian Unit 10 - Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian Unit 10 - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian Unit - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian Unit 2) Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut ?-3 Jumlah Pembangunan SBNP 3) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut 00-, Dokumen 11 -

114 9 9...,,,, 2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut --ia4-5-sealgi X-1\ II:- PE - tanan:., 3 Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal) ' Kejadian/ Tahun 7 Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International ship And Port Facility Security) Kapal 1,572 Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security) Lokasi 370 Pencapaian Waiting Time (WT) % Pencapaian Approach Time (AD % Pencapaian Effective Time (ET/BT) % Dokumen 6, 7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut 4. Terpenuhinya 9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Kebutuhan Jumlah Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur SDM Transportasi Teknis) Laut Sesuai Kompentensi viva. 5 Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance Meningkatnya,Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam lmplementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut Orang 10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) 3, ) Prosentase Penyerapan Anggaran % ) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp 46,047,331,883,767 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 620,986,332,124 Jenis Perizinan Dokumen 6 6 Peraturan 14 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan 6 --ztwitezvarawirapnwrawatn 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis. _ 16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan

115 f.1,71.1 MS* aticoms7 Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) Dan Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut 8 Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim. -' ''',, a -=1 1, --A -z -,. Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan Juta ton CO2e Unit 14 Unit 2,475 Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan - SBNP Solar Cell Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbillkan Pencemaran dark Kegiatan Pelayaran 100 Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim Laporan 5 Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim Sertifikat 4,100 Rute 5 Pelabuhan 306 Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan Kapal KAPASITAS TFtANSPORTASI :.: ta -e.,.,, 9 Meningkatnya Kapasitas Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tot Laut Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial Kapal 3 Lokasi 13 Proyek 2 Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang Pnp/Tahun 7,459/66 - Perintis/Pelni PSO - Non Perintis/Pelni Non PSO Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang Pnp/Tahun Pnp/Tahun Ton/Tahun 5,345,461 2,114,305 1,168,638,474 - Perintis/Pelni - Swasta Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional Tonffahun Tonffahun % 408,363 1,168,230, Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut 10 Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang Transportasi Laut Kapal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.627, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kantor Kesyahbandaran. Utama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM

TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undar.~ Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran diatur dalam mendukung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR [LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2015] Maret 2016

KATA PENGANTAR [LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2015] Maret 2016 Maret KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dinyatakan bahwa setiap Instansi Pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IIDAPA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 016 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESYAHBANDARAN UTAMA

ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESYAHBANDARAN UTAMA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR PM 34 TAHUN 2012 ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESYAHBANDARAN UTAMA bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 63, 2016 KEMENHUB. Badan Penelola Transportasi JABODETABEK. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMBAWA DENGAN

Lebih terperinci

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863 Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Subbagian Perencanaan; b. Subbagian Keuangan; Pasal 862 c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863 (1) Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 902

BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 902 - 255 - BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 902 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM PERJANJIAN KINERJA Direktorat Jenderal Perhubungan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 35 TAHUN 2012 ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 35 TAHUN 2012 ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 35 TAHUN 2012 ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR OTORITAS PELABUHAN UTAMA bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.380, 2014 PERTAHANAN. Badan Keamanan Laut. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178 TAHUN 2014 TENTANG BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182 - 53 - BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 182 Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Perhubungan Tahun 2011 merupakan salah satu tahapan yang harus dipenuhi dalam rangkaian Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN KEGIATAN ORGANISASI DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM NOMOR: KP 99 TAHUN 2017 NOMOR: 156/SPJ/KA/l 1/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2 BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU A. Sejarah Singkat. Pada pasal 2 ayat 1 peraturan Menteri Dalam Negeri. Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 72 TAHUN 2013 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 72 TAHUN 2013 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2013 TENTANG KELAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KELAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN A. KELAS STRUKTURAL I. KELAS

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia RINGKASAN IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator bidang perkeretaapian mempunyai tugas untuk menata penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 99 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 99 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MOR PM 99 TAHUN 2014 TENTANG PETA JABATAN DAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg

2 Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg No.113, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.956, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Sekretariat Komisi Nasional Keselamatan Transportasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci