RANCANGAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA"

Transkripsi

1 RANCANGAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA Daftar isi Mukadimah - BAB I Nama, Kedudukan dan Status - BAB II Pedoman, Aqidah dan Asas - BAB III Bendera dan Lambang - BAB IV Tujuan dan Usaha - BAB V Keanggotaan, Hak dan Kewajiban - BAB VI Struktur dan Perangkat Organisasi - BAB VII Kepengurusan dan Masa Khidmat - BAB VIII Tugas dan Wewenang - BAB IX Permusyawaratan - BAB X Rapat-rapat - BAB XI Keuangan dan Kekayaan - BAB XII Perubahan - BAB XIII Pembubaran Organisasi - BAB XIV Peraturan Peralihan - BAB XV Penutup

2 RANCANGAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA MUQODDIMAH Bahwa agama Islam merupakan rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam) dengan ajaran yang mendorong terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan hidup bagi segenap umat manusia di dunia dan akhirat. Bahwa para ulama Ahlussunnah wal jama ah Indonesia terpanggil untuk melanjutkan dakwah Islamiyah dan melaksanakan amar ma ruf nahi munkar dengan mengorganisasikan kegiatan-kegiatanya dalam suatu wadah organisasi yang bernama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, yang bertujuan untuk mengamalkan ajaran Islam, menurut paham Ahlussunnah wal Jama ah. Bahwa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama merupakan Badan Otonom yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok Sarjana dan kaum Intelektual yang mempunyai integritas; kejujuran; komitmen; visi; kreatifitas; ketahanan mental; keadilan yang telah diamanatkan muktamar NU ke-29 tahun 1994 di Cipasung Jawa Barat. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa organisasi Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) tetap menjunjung tinggi Akhlahul karimah sebagai pedoman perilaku serta mengembangkan ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah yang didasari prinsip-prinsip ketulusan, keadilan, moderat, keseimbangan dan toleransi serta tetap memperhatikan Deklarasi Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU). Menyadari hal-hal di atas sebagai organisasi maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sebagai berikut :

3 RANCANGAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA BAB I NAMA KEDUDUKAN DAN STATUS Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama, yang selanjutnya disingkat ISNU. 2. Berdirinya organisasi ini dideklarasikan di Surabaya pada hari Jum'at, tanggal 19 Nopember 1999 bertepatan dengan tanggal 11 Rajab 1420 H untuk waktu yang tak terbatas. Pasal 2 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) berkedudukan di Jakarta, ibukota Negara Republik Indonesia yang merupakan tempat kedudukan pengurus pusatnya. Pasal 3 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) sebagai badan otonom, Nahdlatul Ulama. Pasal 4 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) sebagai organisasi profesional yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. BAB II PEDOMAN, AQIDAH DAN AZAS Pasal 5 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) berpedoman kepada Al-Qur'an, As-Sunnah, Al Ijma' dan Al-Qiyas Pasal 6 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama beraqidah Islam menurut paham Ahlussunnah wal jama'ah dalam bidang aqidah mengikuti madzab Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansyur Al-Maturidi; dalam bidang fiqh mengikuti salah satu dari

4 madzab empat (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali); dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzab Imam Al-Junaid Al-Bagdadi dan Abu Hamid AI-Ghazali. Pasal 7 Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ISNU berazas kepada Pancasila dan UUD BAB III BENDERA DAN LAMBANG Pasal 8 Organisasi ini mempunyai bendera putih dan berukuran 3 : 2 yang ditengahtengahnya dilukiskan lambang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. Pasal 9 (1) Lambang-lambang melukiskan : a. Segi lima (5) berwarna hitam. b. Di dalamnya dikitari sembilan (9) bintang berwarna kuning emas, lima (5) bintang terletak di atas empat (4) bintang terletak di bawah. c. Gambar dua (2) bulu berwarna putih. d. Di tengah-tengah terdapat topi toga warna hitam e. Di atara dua (2) bulu di bawah topi toga dan di atas empat bintang terdapat tulisan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama berwarna hitam. (2) Lambang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama mempunyai arti sebagai berikut : a. Segi lima melambangkan rukun Islam. b. Bintang jumlah sembilan (9) mencerminkan warga Ahlussunah wa Jama ah, merepresentasikan para panutan / teladan yaitu Nabi Muhammad, empat khalifah Rasydin dan empat imam madzab. c. Dua bulu berwarna putih melambangkan pena. d. Topi toga mempunyai arti, Sarjana, Ilmuwan, Intelektual dan Profesional. e. Dasar lambang berwarna biru laut berarti ilmu itu tidak pernah habis. (3) Secara keseluruhan lambang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama mencerminkan persatuan dan kesatuan Sarjana, Ilmuwan, Intelektual Profesional dan

5 tanggung jawab dalam pembangunan nasional, keadilan, kejujuran dan kebenaran. BAB IV TUJUAN DAN USAHA Pasal Mewadahi kegiatan-kegiatan para sarjana, ilmuwan, intelektual dan profesional Nahdlatul Ulama dari berbagai disiplin ilmu agar terarah efektif dan efisien, sekaligus berfungsi sebagai laboratorium NU di semua tingkatan. 2. Melancarkan dan meningkatkan pengembangan Islam Ahlusunnah wal Jama'ah, ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Membantu meningkatkan bobot kualitas kegiatan NU dalam mencapai dan memperjuangkan kesejahteraan umat dan masyarakat dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Pasal 11 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama berusaha secara optimal untuk mengkhidmatkan diri pada Nahdlatul Ulama di bidang Pengembangan Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi melalui usaha dan kegiatan-kegiatan : 1. Menghimpun tenaga dan buah pikir para ilmuwan dan profesional di lingkungan NU. 2. Berperan dalam pengembangan pendidikan sosial ekonomi dalam rangka menyiapkan generasi, kepemimpinan dan sumberdaya manusia (SDM) yang berakhlak, berkualitas dan kredibel bagi Jam iyah NU, khususnya dalam memasuki era globalisasi. 3. Membentuk komunitas ilmiah yang Islami. 4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan pemikiran, penelitian dan pengkajian yang inovatif, strategis dan antisipatif. 5. Menjembatani komunikasi antara Jam iyah dan Jama ah NU. 6. Menghimpun dana untuk pengembangan serta pembedayaan umat. BAB V KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 12 (1) Keanggotaan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan. (2) Ketentuan menjadi anggota dan pemberhentian keanggotaan di atur dalam ART.

6 Pasal l3 Ketentuan mengenai hak dan kewajiban anggota serta lain-lainnya di atur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VI STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI Pasal Pengurus Pusat. 2. Pengurus Wilayah. 3. Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa. 4. Pengurus Wakil Cabang. Pasal 15 Untuk melaksanakan tujuan dan usaha-usaha sebagaimana di maksud pasal 10 dan 11, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama membentuk perangkat organisasi yang meliputi : Badan Usaha, Lembaga Kajian, Lembaga Penelitian yang merupakan bagian tak terpisahkan dari organisasi ISNU. BAB VII MASA KHIDMAT Pasal 16 (1) Kepengurusan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama terdiri dari : pelindung, penasehat,dewan kehormatan, dewan ahli dan pengurus harian, departemen-departemen, seksi-seksi, bidang-bidang, biro-biro. (2) Pelindung terdapat di pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang / pengurus cabang istimewa, pengurus wakil cabang. (3) Penasehat terdapat di pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang / pengurus cabang istimewa dan pengurus wakil cabang. (4) Dewan Kehormatan adalah kumpulan para guru besar dan anggota khusus dibidangnya yang terdapat di pengurus pusat. (5) Dewan ahli adalah kumpulan para ahli dibidangnya yang terdapat di pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang / pengurus cabang istimewa dan pengurus wakil cabang. (6) Pengurus harian adalah struktur organisasi pelaksana.

7 Pasal 17 Ketentuan mengenai susunan dan komposisi kepengurusan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 18 Masa Khidmat Masa khidmat kepengurusan sebagaimana dimaksud pada pasal 14 adalah 5 tahun dalam satu periode di semua tingkatan, kecuali pengurus cabang / pengurus cabang istimewa dan pengurus wakil cabang selama 3 BAB VIII TUGAS DAN WEWENANG Pasal 19 Pelindung bertugas dan berwenang memberikan arahan secara umum kepada pengurus ISNU menurut tingkatannya. Pasal 20 Penasehat bertugas dan berwenang memberikan nasehat kepada pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama menurut tingkatannya baik di minta ataupun tidak. Pasal 21 Dewan Kehormatani bertugas dan berwenang memberikan arahan kebijakan,keputusan organsasi dan pengawasan pelaksanaan program. Pasal 22 Dewan ahli bertugas dan berwenang memberikan arahan sesuai keahliannya. Pasal 23 Pengurus harian mempunyai tugas dan berwenang menjalankan pelaksanaan keputusan organisasi sesuai tingkatannya. Pasal 24 Ketentuan tentang rincian wewenang dan tugas sesuai pasal 19, 20, 21, 22 di atur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

8 BAB IX PERMUSYAWARATAN Pasal 24 (1) Permusyawaratan adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan dan penetapan organisasi yang di ikuti oleh struktur organisasi dibawahnya. (2) Permusyawaratan di lingkungan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama meliputi permusyawaratan tingkat nasional dan permusyawaran tingkat daerah. Pasal 25 Permusyawaratan tingkat nasional yang dimaksud pada pasal 23 terdiri dari : a. Kongres. b. Kongres luar biasa. c. Musyawarah kerja nasional Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. Pasal 26 Permusyawaratan tingkat daerah yang dimaksud pada pasal 23 terdiri : a. Konferensi wilayah. b. Musyawarah kerja wilayah c. Konferensi cabang / konferensi cabang istimewa d. Musyawarah kerja cabang / musyawarah kerja cabang istimewa e. Konferensi perwakilan cabang f. Musyawarah kerja perwakilan cabang Pasal 27 Ketentuan lebih lanjut mengenai permusyawaratan di atur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB X RAPAT-RAPAT Pasal 28 Rapat-rapat di lingkungan ISNU terdiri dari : 1. Rapat pleno. 2. Rapat harian. 3. Rapat-rapat lain yang di anggap perlu.

9 Pasal 29 Ketentuan lebih lanjut tentang rapat-rapat sebagai disebut pada pasal 27 akan di atur dalam Anggaran Rumah Tangga. (1) Keuangan organisasi diperoleh dari : a. Uang pangkal. b. Uang iuran anggota. c. Donatur. BAB XI KEUANGAN DAN KEKAYAAN Pasal 30 d. Usaha-usaha produktif lainnya yang halal dan tidak mengikat. (2) Ketentuan penerimaan dan pemanfaatan yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini di atur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 31 Kekayaan organisasi adalah inventaris dan aset organisasi yang berupa harta benda bergerak dan atau harta benda tidak bergerak yang dimiliki / di kuasai oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. BAB XII PERUBAHAN Pasal 32 (1) Anggaran dasar ini hanya dapat di ubah oleh keputusan kongres yang sah yang dihadiri sedikitnya dua pertiga dari jumlah pengurus wilayah dan pengurus cabang / pengurus cabang istimewa, pengurus wakil cabang yang sah dan sedikitnya disetujui oleh dua pertiga dari jumlah suara yang sah. (2) Dalam hal kongres yang dimaksud ayat 1 pasal ini tidak dapat diadakan karena tidak tercapai quarum, maka di tunda selambat-lambatnya satu bulan dan selanjutnya dalam memenuhi syarat dan ketentuan yang sama, kongres dapat di mulai dan dapat mengambil keputusan yang sah. BAB XIII PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 33 (1) Pembubaran Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sebagai Banom Nahdlatul Ulama hanya dapat dilakukan apabila mendapat persetujuan dari NU.

10 (2) Apabila Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama dibubarkan, maka segala kekayaannya diserahkan kepada perkumpulan Nahdlatul Ulama. BAN XIV PERATURAN PERALIHAN Pasal 34 Peraturan-peraturan dan atau kebijaksanaan yang ada, tetap berlaku selama hal tersebut tidak bertentangan dengan anggaran dasar ini. BAB XV PENUTUP Pasal 35 (1) Anggaran dasar ini telah disempurnakan melalui kongres I Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama tahun (2) Hal-hal yang belum di atur dalam anggaran dasar ini akan di atur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. (3) Anggaran dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. (4) Deklarasi 1999 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama merupakan bagian tak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini.

11 RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA Keanggotaan ISNU terdiri dari : BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 a. Anggota biasa adalah setiap warga negara Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan Sarjana beragama Islam dan menyatakan diri setia terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi. b. Anggota luar biasa adalah setiap Sarjana yang beragama Islam menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah dan menurut salah satu mazhab empat, dan menyetuji AD/ART organsiasi, namun yang bersangkutan berdomisili secara tetap di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Anggota kehormatan adalah setiap sarjana yang anggota biasa atau anggota luar biasa yang begelar guru besar, dan atau anggota NU dinyatakan telah berjasa kepada Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama dan ditetapkan dalam keputusan Pengurus Pusat. BAB II TATA CARA PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN Pasal 2 (1) Anggota biasa diterima melalui Pengurus Cabang ataa rekomendasi pengurus perwakilan cabang. (2) Anggota biasa yang berdomisili di luar negeri diterima melalui Pengurus Cabang Istimewa. (3) Apabila tidak ada pengurus perwakilan cabang di tempat tinggalnya maka pendaftaran anggota dilakukan di Pengurus Cabang terdekat. (4) Anggota biasa disahkan oleh Pengurus Cabang.

12 Pasal 3 (1) Anggota luar biasa di dalam negeri diterima dan disahkan oleh Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama setempat. (2) Anggota luar biasa yang berdomisili di luar negeri diterima dan disahkan oleh Pengurus Cabang Istimeewa setempat. (3) Apabila tidak ada Pengurus Cabang Istimewa di tempat tinggalnya maka penerimaan dan pengesahan dilakukan di Pengurus Cabang Istimewa terdekat. Pasal 4 (2) Anggota kehormatan diusulkan oleh Pengurus Cabang, Pengurus Cabang Istimewa atau Pengurus Wilayah kepada pengurusa pusat. (3) Pengurus Pusat menilai dan mempertimbangkan usulan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 pasal ini untuk memberikan persetujuan atau penolakan. (4) Dalam hal Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama memberikan persetujuan, maka kepada yang bersangkutan diberikan Surat Keputusan sebagai anggota kehormatan. Pasal 5 (1) Anggota biasa maupun luar biasa berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (KTA - ISNU). (2) Anggota kehormatan berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (KTA ISNU) khusus. (3) Ketentuan, tentang tata cara penerimaan anggota di atur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. Pasal 6 (1) Seseorang dinyatakan berhenti dari keanggotaan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama karena : a. Permintaan sendiri b. Diberhentikan (2) Seseorang berhenti dari keanggotaan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama karena permintaan sendiri yang diajukan kepada Pengurus Cabang secara tertulis dengan tembusan kepada pengurus perwakilan cabang. (3) Seseorang diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama karena dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota atau melakukan perbuatan yang mencemarkan dan menodai nama baik Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama.

13 Pasal 7 Ketentuan mengenai tata cara pemberhentian keanggotaan sesuai pasal 6 di atur dalam Peraturan Organisasi. BAB III KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA Pasal 8 Anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama berkewajiban : a. Setia, taat dan menjaga nama baik organisasi. b. Mendukung dan membantu segala kebijakan organisasi serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang diamanahkan kepadanya. c. Membayar iuran yang jenis dan besarnya serta kontribusinya di atur dalam Peraturan Organisasi. (1) Hak anggota biasa Pasal 9 b. Menghadiri rapat anggota, mengemukakan pendapat dan memberikan suara. c. Memilih dan dipilih menjadi pengurus. d. Mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi pada tingkatanya. e. Memberikan usulan dan masukan. f. Membela diri dan mendapatkan pembelaan dan perlindungan dan pelayanan organisasi. (2) Anggota luar biasa dan anggota kehormatan mempunyai hak sebagaimana anggota biasa kecuali hak memilih dan dipilih. (3) Anggota biasa dan anggota luar biasa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama tidak diperkenankan merangkap anggota organisasi kesarjanaan lain yang mempunyai aqidah, azas dan tujuan yang berbeda atau merugikan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. BAB IV TINGKATAN KEPENGURUSAN Pasal 10 Tingkatan kepengurusan di dalam organisasi Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama terdiri dari : b. Pengurus Pusat (PP) untuk tingkat nasional dan berkedudukan di Jakarta, ibukota negara.

14 c. Pengurus Wilayah (PW) untuk tingkat provinsi dan berkedudukan di ibukota provinsi. d. Pengurus Cabang (PC) untuk tingkat kabupaten/kota dan berkedudukan di wilayahnya. e. Pengurus Cabang Istimewa (PCI) untuk luar negeri dan berkedudukan di wilayah negara yang bersangkutan. f. Pengurus Wakil Cabang (PWC) untuk tingkat kecamatan, perguruan tinggi dan berkedudukan diwilayahnya. Pasal 11 (1) Pembentukan wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diusulkan oleh sedikitnya 5 Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama kepada Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama setelah mendapat rekomendasi dari PW NU setempat. (2) Pembentukan wilayah diputuskan oleh Pengurus Pusat melalui rapat harian. (3) Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama memberikan Surat Keputusan masa percobaan kepada Pengurus Wilayah. (4) Pengurus Pusat mengeluarkan Surat Keputusan penuh setelah melalui masa percobaan selama 2 (dua) tahun. (5) Pengurus wiayah berfungsi sebagai pelaksana Pengurus Pusat dan sebagai koordinator cabang-cabang didaerahnya. Pasal 12 (2) Pembentukan cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diusulkan oleh Pengurus Wakil Cabang melalui Pengurus Wilayah kepada Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama setelah mendapat rekomendasi dari PC NU setempat. (3) Pembentukan cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diputuskan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama melalui rapat harian. (4) Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama memberikan Surat Keputusan masa percobaan kepada Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (5) Pengurus Pusat mengeluarkan Surat Keputusan penuh setelah melalui masa percobaan selama 1 (satu) tahun. (6) Dalam hal-hal yang menyimpang dari ketentuan ayat 1 (satu) di atas disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk dan luasnya daerah atau sulitnya komunikasi atau faktor kesejarahan, pembentukan cabang diatur oleh kebijakan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama.

15 Pasal 13 (2) Pembentukan cabang istimewa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama dilakukan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama atas permohonan secara tertulis sekurang-kurangnya 25 orang anggota setelah mendapat rekomendasi dari PCI NU setempat. (3) Pembentukan cabang istimewa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diputuskan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama melalui rapat harian. (4) Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama memberikan Surat Keputusan masa percobaan kepada Pengurus Cabang Istimewa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (5) Pengurus Pusat mengeluarkan Surat Keputusan penuh setelah melalui masa percobaan selama 1 (satu) tahun. Pasal 14 (1) Pembentukan wakil cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diusulkan ke PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama melalui Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama setelah mendapat rekomendasi dari Majelis Wakil Cabang (MWC NU) atas permohonan secara tertulis sekurang-kurangnya 25 orang anggota. (2) Pembentukan wakil cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diputuskan oleh Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama melalui rapat harian. (3) Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama memberikan Surat Keputusan masa percobaan kepada Pengurus Wakil Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (4) Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama mengeluarkan Surat Keputusan setelah melalui masa percobaan selama 6 (enam) bula. Pasal 15 Ketentuan mengenai syarat dan tatacara pembentukan organisasi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB V SUSUNAN PENGURUS PUSAT Pasal 16 (1) Pengurus Pusat adalah badan eksekutif tertinggi organisasi dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Pengurus Pusat terdiri dari : b. Pelindung PB NU c. Penasehat

16 d. Dewan Kehormatan e. Dewan Ahli f. Pengurus Harian g. Departemen-departemen sesuai dengan kebutuhan (3) Dewan Kehormatan terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Ketua Bidang-Ketua Bidang. (4) Pengurus Harian terdiri Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, beberapa Ketua, Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Bendahara. BAB VI SUSUNAN PENGURUS WILAYAH Pasal 17 (1) Pengurus Wilayah adalah badan eksekutif tertinggi di tingkat wilayah dan bertanggung jawab kepada konferensi wilayah. (2) Pengurus Wilayah terdiri : a. Pelindung PW NU b. Penasehat c. Dewan Ahli d. Pengurus Harian e. Seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan (3) Pengurus Harian terdiri Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara. BAB VII SUSUNAN PENGURUS CABANG DAN PENGURUS CABANG ISTIMEWA Pasal 18 (1) Pengurus Cabang dan Pengurus Cabang Istimewa adalah badan eksekutif tertinggi di tingkat cabang dan cabang istimewa dan bertanggung jawab kepada konferensi cabang. (2) Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa terdiri dari : a. Pelindung PC UN b. Penasehat c. Dewan Ahli d. Pengurus Harian e. Bidang-bidang sesuai dengan kebutuhan

17 (3) Pengurus Harian terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara. BAB VIII SUSUNAN PENGURUS WAKIL CABANG Pasal 19 (1) Pengurus Wakil Cabang adalah badan eksekutif tertinggi di tingkat Kecamatan, Perguruan Tinggi yang berkedudukan di wilayahnya. (2) Pengurus Wakil Cabang terdiri dari : a. Pelindung MWC NU b. Penasehat c. Dewan Ahli d. Pengurus Harian e. Biro-biro sesuai dengan kebutuhan (3) Pengurus Harian terdiri Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara. BAB IX SYARAT MENJADI PENGURUS Pasal 20 (1) Untuk menjadi Pengurus Perwakilan Cabang seseorang harus sudah terdaftar sebagai anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (2) Untuk menjadi Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa seorang calon harus sudah aktif menjadi anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama atau badan otonom NU sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun. (3) Untuk menjadi pengurus wilayah, seorang calon harus sudah aktif menjadi anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama atau Badan Otonom NU sekurangkurangnya selama 3 (tiga) tahun. (4) Untuk menjadi Pengurus Pusat, seorang calon harus sudah aktif menjadi anggota Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama atau Badan Otonom NU sekurangkurangnya selama 4 (empat) tahun. BAB X PEMILIHAN DAN PENETAPAN PENGURUS Pasal 21 (1) Pemilihan dan penetapan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sebagai berikut :

18 a. Ketua Dewan Kehormatan dan Ketua Umum dipilih secara langsung oleh peserta kongres melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam kongres, dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lesan atau tertulis. b. Wakil Ketua Umum ditunjuk oleh Ketua Umum terpilih dengan mempertimbangkan aspirasi yang berkembang. (2) Ketua Dewan Kehormatan dan ketua Umum Terpilih bertugas melengkapi Susunan Pengurus Harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama dengan dibantu oleh beberapa anggota mede formatur yang dipilih dari dan oleh peserta Kongres, (3) Pengurus Pusat ISNU menyusun kelengkapan kepengurusan Pengurus Pusat bersama anggota formatur. Pasal 22 (1) Pemilihan dan penetapan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sebagai berikut : a. Ketua dipiih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam konferensi wilayah dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lesan atau tertulis. b. Ketua terpilih bertugas melengkapi susunan pengurus harian dengan dibantu oleh beberapa mede formatur yang dipilih dari dan oleh peserta konferensi wilayah. (2) Pengurus Wilayah Harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama bertugas menyusun kelengkapan kepengurusan Pengurus Wilayah. Pasal 23 (1) Pemilihan dan penetapan Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sebagai berikut : a. Ketua dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam konferensi wilayah dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lesan atau tertulis. b. Ketua terpilih bertugas melengkapi susunan Pengurus Harian dengan dibantu oleh beberapa mede formatur yang dipilih dari dan oleh peserta konferensi cabang. (2) Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa Harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama bertugas menyusun kelengkapan kepengurusan Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa. Pasal 24 (1) Pemilihan dan penetapan Pengurus Wakil Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sebagai berikut :

19 a. Ketua dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam konferensi wakil cabang dengan terlebih dahulu menyampaikan kesediaannya secara lesan atau tertulis. b. Ketua terpilih bertugas melengkapi susunan Pengurus Harian dengan dibantu oleh beberapa mede formatur yang dipilih dari dan oleh peserta konferensi wakil cabang. (2) Pengurus Wakil Cabang Harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama bertugas menyusun kelengkapan kepengurusan wakil cabang. BAB XI PENGISIAN JABATAN ANTAR WAKTU Pasal 25 (1) Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, maka Wakil Ketua Umum menjadi pejabat Ketua Umum. (2) Apabila untuk Ketua Umum berhalangan tetap, maka Ketua Umum atau pejabat Ketua Umum menunjuk salah seorang Ketua untuk menjadi Wakil Ketua Umum dengan mempertimbangkan aspirasi yang berkembang dalam rapat harian Pengurus Pusat. (3) Apabila Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum berhalangan tetap dalam waktu yang bersamaan, maka rapat pleno Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama menetapkan Pejabat Ketua Umum dan Pejabat Wakil Ketua Umum. (4) Apabila Ketua, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Bendahara berhalangan tetap maka pengisihannya ditetapkan melalui rapat Pengurus Harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. Pasal 26 (1) Apabila Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa, Pengurus Wakil Cabang berhalangan tetap maka pengisian jabatan tersebut disesuaikan dengan prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal 24 Anggaran Rumah Tangga ini. BAB XII RANGKAP JABATAN Pasal 27 (1) Rangkap jabatan Pengurus Harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama tidak dapat dirangkap dengan : a. Jabatan Pengurus Harian pada semua tingkat kepengurusan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama; dan atau b. Jabatan Pengurus Harian Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom; dan atau

20 c. Jabatan Pengurus Harian Partai Politik; dan atau d. Jabatan Pengurus Harian organisasi yang berafiliasi kepada Partai Politik; dan atau e. Jabatan Pengurus Harian organisasi kesarjanaan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip perjuangan dan tujuan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (2) Jabatan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama tidak dapat dirangkap dengan : a. Jabatan Pengurus Harian pada semua tingkat kepengurusan Nahdlatul Ulama; dan atau b. Jabatan Pengurus Harian pada semua tingkat kepengurusan Badan Otonom. Pasal 28 Ketentuan lebih lanjut mengenai rangka jabatan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB XIII PEMBEKUAN PENGURUS Pasal 29 Ketentuan tentang tata cara pembekuan kepengurusan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB XIV WEWENANG DAN TUGAS PENGURUS Pasal 30 (1) Wewenang Ketua Dewan Kehormatan sebagai berikut : a. Merumuskan dan Memutuskan Arah kebijakan khusus organisasi. b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan organisasi (2) Wewenang Ketua Umum sebagai berikut : a. Mewakili Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama keluar maupun ke dalam. b. Merumuskan rencana pelaksanaan program organisasi. (3) Tugas Ketua Umum sebagai berikut : a. Memimpin, mengatur pelaksanaan keputusan-keputusan kongres.

21 b. Memimpin pelaksanaan kongres, musyawarah kerja nasional, rapat pleno, rapat harian. Pasal 31 (1) Kewenangan Wakil Ketua Umum adalah : a. Menjalankan kewenangan Ketua Umum ketika berhalangan. b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan kebijakan. (2) Tugas Wakil Ketua Umum sebagai berikut : a. Membantu tugas-tugas Ketua Umum b. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan (1) Kewenangan Ketua-Ketua adalah : Pasal 32 a. Menjalankan wewenang Ketua Umum dan atau Wakil Ketua Umum apabila berhalangan. b. Merumuskan dan menjalankan bidang khusus masing-masing. (2) Tugas Ketua-ketua adalah : a. Membantu tugas-tugas Ketua Umum b. Menjalankan tugas-tugas sesuai pembidangan masing-masing. Pasal 33 (1) Kewenangan Sekretaris Jenderal adalah : a. Merumuskan dan mengatur pengelolaan kesekretariatan. b. Bersama Ketua Umum menandatangani surat-surat penting Pengurus Pusat. (2) Tugas Sekretaris Jenderal adalah : a. Merumuskan dan mengatur manajemen organisasi. b. Mengkoordinir pembagian tugas wakil Sekretaris Jenderal. Pasal 34 (1) Kewenangan wakil Sekretaris Jenderal adalah : a. Melaksanakan kewenangan Sekretaris Jenderal apabila berhalangan. b. Mendampingi ketua-ketua sesuai bidang masing-masing. (2) Tugas wakil Sekretaris Jenderal adalah : a. Membantu tugas-tugas Sekretaris Jenderal. b. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan Sekretaris Jenderal.

22

23 Pasal 35 (1) Kewenangan Bendahara Umum adalah : a. Mengatur pengelolaan keuangan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. b. Bersama-sama Ketua Umum menandatangani surat-surat penting Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan keuangan. c. Melakukan pembagian tugas kebendaharaan dengan bendahara. (2) Tugas Bendahara Umum adalah : a. Merumuskan manajemen dan melakukan pencatatan keuangan dan aset. b. Membuat Standar Operating Procedure (SOP) keuangan Pasal 36 (1) Prinsip-prinsip pokok tentang wewenang dan tugas pengurus sebagaimana pasal-pasal dalam Bab ini berlaku secara mutatis muntandis (dengan sendirinya) untuk seluruh tingkat kepengurusan. (2) Ketentuan lebih lanjut berkait dengan wewenang dan tugas pengurus diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB XV KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS Pasal 37 (1) Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama berkewajiban : a. Menjaga dan menjalankan amanat dan ketentuan-ketentuan organisasi. b. Menjaga keutuhan organisasi kedalam maupun keluar. c. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban dalam permusyawaratan sesuai dengan tingkat kepengurusan. (2) Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama berhak : Menetapkan kebijakan, keputusan dan Peraturan Organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga. BAB XVI PERMUSYAWARATAN TINGKAT NASIONAL Pasal 38 (1) Kongres adalah forum permusyawaratan tertinggi di dalam organisasi Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (2) Kongres membicarakan dan menetapkan :

24 a. Laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. c. Program kerja 5 (lima) tahun. d. Rekomendasi e. Memilih Ketua Dewan Kehormatan dan Ketua Umum (3) Kongres dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (4) Kongres dihadiri oleh : a. Pengurus Pusat b. Pengurus Wilayah c. Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa (5) Kongres sah apabila dihadiri oleh dua pertiga jumlah wilayah dan cabang / cabang istimewa yang sah. Pasal 39 (1) Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila Ketua Umum Pengurus Pusat melakukan pelanggaran berat terhadap ketentuan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga. (2) Kongres luar biasa dapat diselenggarakan atas usulan 50 persen plus satu dari jumlah wilayah dan cabang. (3) Kongres luar biasa dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. (4) Ketentuan tentang peserta dan keabsahan kongres luar biasa merujuk kepada ketentuan kongres. Pasal 40 (1) Musyawarah kerja nasional merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah kongres yang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Pusat. (2) Musyawarah kerja nasional membicarakan pelaksanaan keputusankeputusan kongres, mengkaji perkembangan dan memutuskan Peraturan Organisasi. (3) Musyawarah kerja nasional dihadiri oleh anggota pleno Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah. (4) Musyawarah kerja nasional tidak dapat mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan kongres dan tidak memilih Pengurus Baru. (5) Musyawarah kerja nasional adalah sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah wilayah.

25 (6) Musyawarah kerja nasional diadakan sekali dalam masa kepengurusan. BAB XVII PERMUSYAWARATAN TINGKAT WILAYAH Pasal 41 (1) Konferensi wilayah adalah forum permusyawaratan tertinggi untuk tingkat wilayah. (2) Konferensi wilayah membicarakan dan menetapkan : a. Laporan pertanggung jawaban Pengurus Wilayah b. Program kerja wilayah 5 (lima) tahun c. Rekomendasi d. Memilih Ketua Pengurus Wilayah (3) Konferensi wiayah dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah. (4) Konferensi wilayah dihadiri : a. Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama b. Pengurus Cabang (5) Konferensi wilayah sah apabila dihadiri sekurang-kurang dua pertiga jumlah cabang di daerahnya. Pasal 42 (3) Musyawarah kerja wilayah merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah konferensi wilayah yang di pimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah. (4) Musyawarah kerja wilayah membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan konferensi wilayah. (5) Musyawarah kerja wilayah dihadiri oleh anggota pleno Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang. (6) Musyawarah kerja wilayah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah cabang. (7) Musyawarah kerja wilayah diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam masa jabatan. (8) Musyawarah kerja wilayah tidak dapat melakukan pemilihan pengurus. Pasal 43 (1) Konferensi Cabang / Cabang Istimewa adalah forum permusyawaratan tertinggi untuk tingkat Cabang / Cabang Istimewa. (2) Konferensi Cabang / Cabang Istimewa membicarakan dan menetapkan :

26 a. Laporan pertanggung jawaban Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa. b. Program kerja 5 (lima) tahun c. Rekomendasi d. Memilih Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa (3) Konferensi Cabang / Cabang Istimewa dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa. (4) Konferensi Cabang / Cabang Istimewa dihadiri oleh : a. Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa b. Pengurus Wakil Cabang (5) Konferensi Cabang / Cabang Istimewa sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya dua pertiga dari jumlah wakil cabang didaerahnya. Pasal 44 (1) Musyawarah kerja Cabang / Cabang Istimewa merupakan forum persmuyawaratan tertinggi setelah Konferensi Cabang / Cabang Istimewa yang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa. (2) Musyawarah kerja Cabang / Cabang Istimewa membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan Konferensi Cabang / Cabang Istimewa. (3) Musyawarah Cabang / Cabang Istimewa dihadiri oleh anggota pleno, Pengurus Cabang / Pengurus Cabang Istimewa dan Pengurus Wakil Cabang. (4) Musyawarah kerja Cabang / Cabang Istimewa sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah wakil cabang di daerahnya. (5) Musyawarah Cabang / Cabang Istimewa diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam masa jabatan. (6) Musyawarah kerja Cabang / Cabang Istimewa tidak dapat melakukan pemilihan pengurus. Pasal 45 (1) Konferensi Wakil Cabang adalah forum permusyawaratan tertinggi untuk tingkat wakil cabang. (2) Konferensi Wakil Cabang membicarakan dan menetapkan : a. Laporan pertanggung jawaban Wakil Cabang b. Program kerja 3 (tiga) tahun c. Rekomendasi d. Memilih Ketua Pengurus Wakil Cabang

27 (3) Konferensi Wakil Cabang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Wakil Cabang. (4) Konferensi Wakil Cabang dihadiri oleh : a. Pengurus Wakil Cabang b. Anggota (5) Konferensi Wakil Cabang sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota didaerahnya. Pasal 46 (1) Musyawarah Kerja Wakil Cabang merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah Konferensi Wakil Cabang yang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Wakil Cabang. (2) Musyawarah kerja Wakil Cabang membicarakan pelaksanaan keputusankeputusan Konferensi Wakil Cabang. (3) Musyawarah kerja wakil cabang dihadiri oleh Pengurus Wakil Cabang, anggota pleno dan anggota. (4) Musyawarah kerja wakil cabang sah apabila dihadiri oleh lebih dari separo jumlah peserta sebagaimana dimaksud ayat 3 (tiga) pasal ini. BAB XVIII RAPAT-RAPAT Pasal 47 (1) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh semua pengurus. (2) Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali. (3) Rapat Pleno membicarakan pelaksanaan program kerja. Pasal 48 (1) Rapat Harian dihadiri oleh Pengurus Harian. (2) Rapat Harian diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan sekali. (3) Rapat Harian membahas kelembagaan organisasi, pelaksanaan dan pengembangan program kerja. Pasal 49 Rapat-rapat lain yang dianggap perlu adalah rapat-rapat yang diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

28 Pasal 50 Ketentuan mengenai rapat-rapat diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB XIX KEUANGAN DAN KEKAYAAN Pasal 51 Sumber Keuangan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama diperoleh dari : a. Uang pangkal b. Uang iuran c. Sumbangan yang tidak mengikat d. Usaha-usaha lain yang dibentuk oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Pasal 52 (1) Kekayaan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama harus di infentarisir berupa dana, harta benda bergerak dan atau harta benda tidak bergerak. (2) Perolehan, peralihan dan pengeluaran keuangan dilaporkan setiap tahun. Pasal 53 Ketentuan mengenai keuangan dan kekayaan organisasi diatur lebih lanjut dan Peraturan Organisasi. BAB XX LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN Pasa 54 Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama laporan di setiap tingkatan membuat pertanggung jawaban secara tertulis di akhir masa khidmahnya yang disampaikan dalam permusyawaratan tertinggi pada tingkatannya. Laporan pertanggung jawaban Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, memuat : 1. Capaian pelaksanaan program yang telah diamanatkan oleh Permusyawaratan Tertinggi pada tingkatannya. 2. Pengembangan kelembagaan organisasi 3. Keuangan dan kekayaan organisasi

29 4. Infentaris dan aset organisasi BAB XXI PENUTUP Pasal 56 Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi, Peraturan Pengurus Pusat dan atau Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah dalam Kongres.

30

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Pemuda Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (IKA-PMII)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (IKA-PMII) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (IKA-PMII) Bismillahirrahmanirrahim Dengan mengharap ridlo Allah SWT, Musyawarah Nasional (Munas) IV Ikatan Alumni

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

TATA TERTIB KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG TAHUN 2017

TATA TERTIB KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG TAHUN 2017 TATA TERTIB KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG TAHUN 2017 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Yang dimaksud dengan Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Jombang adalah Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama

Lebih terperinci

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami Laboratorium Kesehatan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air Indonesia menyatakan:

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011 Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011 PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011 PERATURAN DASAR GERAKAN PEMUDA ANSOR MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA Anggaran Dasar Taekwondo Indonesia 1 2 Anggaran Dasar Taekwondo Indonesia ANGGARAN DASAR T A E K W O N D O I N D O N E S I A Anggaran Dasar Taekwondo

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH PLENO ANGGOTA III KORAL AUP-STP Nomor. 05/MPAKoral/2004. T e n t a n g PERUBAHAN ANGARAN DASAR

KEPUTUSAN MUSYAWARAH PLENO ANGGOTA III KORAL AUP-STP Nomor. 05/MPAKoral/2004. T e n t a n g PERUBAHAN ANGARAN DASAR KEPUTUSAN MUSYAWARAH PLENO ANGGOTA III KORAL AUP-STP Nomor. 05/MPAKoral/2004 T e n t a n g PERUBAHAN ANGARAN DASAR Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kongres II KORAL AUP-STP Menimbang : a. Bahwa untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, umat Katolik menyadari dan menghayati secara

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA *48766 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1999 (24/1999) TENTANG PENGESAHAN

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) 2014 ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) Mukadimah Didorong oleh hasrat untuk mengabdi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART) ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) PERIODE 2005-2008 PENGURUS PUSAT ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (PP AIPI) Widya Graha LIPI Lantai VII, Jln. Jend.

Lebih terperinci

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR: 01/PED/I.0/B/2017 TENTANG LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2 1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT ISLAM INDONESIA DI TORONTO DAN SEKITARNYA (MIIT) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA TORONTO 2007 Revisi 1-2010 Mukadimah "Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-agama kepada ISLAM dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Klasifikasi Anggota 1. Anggota Biasa adalah Warga Negara Indonesia yang mempunyai profesi dalam bidang geomatika. 2. Anggota Muda

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI Keanggotaan AP2TKILN teridiri dari : ( A P 2 T K I L N ) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Sistem keanggotaan 1. Anggota biasa,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) 1 ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) MUKADDIMAH Bahwa sesungguhnya kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan menyampaikan dan memperoleh informasi, serta kemerdekaan berserikat adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA MUKADIMAH : Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan kesadaran yang tinggi dalam menyumbangkan dharma bakti untuk pembangunan Nusa dan Bangsa Indonesia menuju

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH Bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) MUKADIMAH Dengan

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan

Lebih terperinci

Halaman PEMBUKAAN

Halaman PEMBUKAAN Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

AD ART NU terbaru ( Download )Under arsip:next post : data post:edition of : 203 / download AD ART NU terbaruad ART NU terbaru

AD ART NU terbaru ( Download )Under arsip:next post : data post:edition of : 203 / download AD ART NU terbaruad ART NU terbaru Ad Art Nu Terbaru ( Download ) Perkuliahancom Karena kuliah saja tidak cukup!!mar312012 AD ART NU terbaru ( Download )Under arsip:next post : data post:edition of : 203 / download AD ART NU terbaruad ART

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012 KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR TENTANG LEMBAGA MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT RIJALUL

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA (PPLIPI)

PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA (PPLIPI) PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA (PPLIPI) ANGGARAN dasar (ad) BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi Nama organisasi ini adalah Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP ANGGARAN DASAR YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Yayasan ini bernama Gerak Sedekah Cilacap,

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio itu merupakan penyaluran bakat yang penuh manfaat dan oleh sebab itu telah mendapatkan tempat yang layak

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,

Lebih terperinci

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI ( A P 2 T K I L N ) PEMBUKAAN Bahwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah titik awal untuk mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2 PEMBUKAAN Ikatan Surveyor Indonesia atau dikenal dengan ISI merupakan sebuah organisasi profesi yang terkait dengan pekerjaan di bidang informasi kebumian (geo-informasi) atau dikenal dengan nama Geomatika.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia benarbenar merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bangsa Indonesia perlu

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN Bahwa pembangunan nasional Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh tanah air Indonesia untuk

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

POSDAYA BERSERI DUSUN I

POSDAYA BERSERI DUSUN I CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH TANGGA GERAKAN PEMUDA ANSOR BAB I HARI LAHIR GERAKAN PEMUDA ANSOR. Pasal 1

PERATURAN RUMAH TANGGA GERAKAN PEMUDA ANSOR BAB I HARI LAHIR GERAKAN PEMUDA ANSOR. Pasal 1 PERATURAN RUMAH TANGGA GERAKAN PEMUDA ANSOR BAB I HARI LAHIR GERAKAN PEMUDA ANSOR Pasal 1 Hari Lahir (HARLAH) Gerakan Pemuda Ansor ditetapkan 10 Muharram atau 24 April, Peringatan Hari Kelahiran dilakukan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI SMAN PLUS PROPINSI RIAU

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI SMAN PLUS PROPINSI RIAU ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI SMAN PLUS PROPINSI RIAU BAB I Nama, Sifat, Kedudukan,dan Status Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Ikatan Alumni SMAN Plus Propinsi Riau disingkat IKA SMAN Plus Pasal 2 Sifat

Lebih terperinci

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association) IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association) KAWASAN PUSPIPTEK, BATAN-Gd.20 SERPONG 15314. TELEPHONE: 021-7560212, 7560562 ext.2027-223, 021-7560915 FACSIMILE: 021-7560909,7560926 EMAILS: samini@rocketmail.com,

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 29-30 MEI 2015 1. Beberapa ketentuan dalam MENIMBANG diubah dan disesuaikan dengan adanya Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I UMUM. 1 BAB II ORGANISASI. 1 BAB III KEANGGOTAAN. 1 BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI... 4 BAB V STRUKTUR,

Lebih terperinci