Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang"

Transkripsi

1 Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang Ulva Fitri Kurniasih a, I Komang Arthana b* auniversitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia * ( komang.arthana@staf.undana.ac.id ) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran pengawas (fungsi pengawas (X 1) dan kompetensi pengawas (X 2)) terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi simpan pinjam di Kota Kupang. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 koperasi simpan pinjam yang aktif dan terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang. Sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling dengan kriteria koperasi aktif dan telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2016, menerapkan sistem informasi akuntansi dan berdasarkan pemeringkatan aset tertinggi Teknik analisis data menggunakan uji kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan regresi linear berganda. Hasil pengujian uji t menunjukkan Fungsi Pengawas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi, sementara Kompetensi Pengawas berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. Hasil pengujian uji F menunjukkan nilai Adjusted R Square atas Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi sebesar 10,3%. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa peranan pengawas dalam koperasi memiliki pengaruh yang kecil terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Kata Kunci: Pengawasan Koperasi, Audit Internal, Fungsi Pengawas, Kompetensi Pengawas, Sistem Informasi Akuntansi PENDAHULUAN Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Salah satu jenis koperasi yang berkembang pesat di masyarakat adalah KSP, sampai dengan saat ini, KSP mendominasi perkembangan koperasi Indonesia. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan lembaga keuangan yang bergerak disektor jasa keuangan mempunyai kedudukan yang sangat vital dalam menunjang sektor riil yang diusahakan oleh masyarakat koperasi. Kegiatan usaha simpan pinjam dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan dan koperasi lain 331

2 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas serta anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan semakin terbukanya masyarakat yang menggunakan jasa koperasi untuk mewujudkan NTT sebagai provinsi koperasi. Jumlah KSP sampai dengan 2016 terdapat 140 unit, namun yang aktif beroperasi hanya 100 unit, sebanyak 40 unit KSP dinyatakan tidak aktif/ dibekukan dengan dicabut ijin operasi oleh Dinas Koperasi Kota Kupang. Pengawasan terhadap pengelolaan usaha koperasi sangat diperlukan guna menghindari kesalahan-kesalahan pada administrasi dan sistem informasi pembukuan keuangan. Kesalahan pada administrasi ini dapat berakibat fatal bagi koperasi karena dapat menyebabkan kerugian. Pengawasan internal koperasi dilakukan untuk memastikan bahwa target dan standar yang tertuang dalam rencana kerja berjalan sesuai rencana Bentuk pengawasan dan pemeriksaan dalam organisasi koperasi dapat disebut sebagai kegiatan internal audit. Internal audit dilakukan oleh auditor internal. internal audit dilakukan melalui pembentukan badan pengawas. Fungsi auditor internal dalam koperasi dijalankan oleh badan pengawas. Peran pengawas sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan memeriksa sistem informasi akuntansi yang sudah dijalankan oleh pengurus, apakah sesuai kebijakan atau keluar dari kebijakan. Pengawas memiliki fungsi pokok mengawasi dan melihat apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidak penjagaan terhadap kekayaan perusahaan, mengawasi efisiensi dan efektivitas sistem dan prosedur kegiatan perusahaan, serta mengawasi keandalan informasi yang dihasilkan oleh koperasi. Sistem informasi pengolahan data keuangan koperasi simpan pinjam membantu pihak koperasi dalam melakukan perhitungan data keuangan bulanan (simpanan dan angsuran), penentuan besar bunga pinjaman, pengolahan data keuangan tahunan (Sisa Hasil Usa ha) dan sistem juga dapat memberikan keputusan sementara dalam pemberian kredit. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Sistem Informasi Akuntansi yang efektif dapat mengolah dan menghasilkan informasi yang memadai dan 332

3 dibutuhkan koperasi. Efektivitas sistem informasi dapat dipengaruhi oleh dukungan pengurus dan pengawas koperasi, kemampuan teknik personel dan program pendidikan pelatihan (kompetensi), penggunaan software, penggunaan metode kuantitatif dan ukuran organisasi. Pengawas koperasi diperlukan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian sistem informasi akuntansi yang dijalankan koperasi. Namun, seberapa besar pengaruh dari fungsi pengawas dan komeptensi yang dimiliki pengawas terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi dalam koperasi simpan pinjam di Kota Kupang belum diketahui secara pasti apakah memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Dalam Koperasi Simpan Pinjam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris bahwa fungsi dan kompetensi pengawas berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi simpan pinjam secara parsial dan simultan. TINJAUAN PUSTAKA Audit Internal Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Sukrisno Agoes, 2000). Audit internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Audit internal memberikan nilai, mengatur badan dan manajemen senior sebagai sumber tujuan saran independen. Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informas i keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasikan dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan 333

4 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas ekonomis, dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk konsultan dengan manajemen dan membantu menjalankan tanggung jawabnya secara efektif (Sawyer s, 2005). Adapun menurut Sukrisno Agoes (2000), Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuanketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Badan pengawas koperasi menjalankan fungsi audit internal dalam koperasi dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan, sehingga sebagian indikator pengukuran pengawas menggunakan teori auditor internal. Departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam: 1. Mengawasi kegiatan yang tidak bisa diawasi oleh manajemen puncak 2. Mengidentifikasi dan meminimalisasi risiko 3. Memvalidasi laporan ke manajemen 4. Membantu manajemen dalam bidang teknis 5. Membantu proses pengambilan keputusan 6. Menganalisa masa lalu dan masa depan 7. Membantu manajer mengelola perusahaan. Jenis Audit Internal Terdapat tiga jenis kegiatan audit yang biasanya dilakukan, yaitu: 1. Audit laporan keuangan, memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan akuntansi (baik informasi keuangan dan operasional) dan menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal. 2. Audit operasional atau manajemen, berkaitan dengan penggunaan secara ekonomi dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. 3. Audit sistem informasi akuntansi (tujuan), melakukan tinjauan atas pengendalian sistem informasi akuntansi untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektivitas dalam menjaga aset perusahaan. Peran Pengawas Koperasi Proses pemeriksaan dan pengawasan koperasi dapat dilakukan oleh badan pemeriksa yang ada didalam organisasi koperasi yaitu oleh pengawas yang menjalankan 334

5 fungsi auditor internal. Pengawas melakukan pemeriksaannya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan juga memiliki sifat yang jujur dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun (independen). Di pundak mereka terdapat beban yang besar yaitu mengawasi jalannya kegiatan koperasi secara keseluruhan serta mengawasi kinerja pengurus dan karyawan koperasi dalam melaksanakan kewajibannya. Pengawas adalah perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan rapat anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan, serta penyuluhan. Sebenarnya tugas dari pengawas bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota dan memperbaiki kesalahan yang terjadi sesuai dengan peraturan koperasi yang ditetapkan, sehingga tidak menyimpang dari apa yang telah disepakati bersama. Apabila menemukan kesalahan maka pengawas perlu mendiskusikannya bersama pengurus untuk mengambil tindakan. Pengawas memegang peranan penting dalam koperasi, berikut adalah aktivitas pemeriksaan/ pengawasan internal dan peran pengawas koperasi: 1. Compliance. Aktivitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-peraturan dan praktek usaha yang lazim serta undangundang dan peraturan pemerintah. 2. Verifikasi. Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan fisik koperasi. 3. Evaluasi. Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian internal yang ditetapkan koperasi dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya. 4. Merekomendasi. Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen atas bagian yang telah diawasi. Pengawas dipilih dari, dan, oleh anggota dalam rapat anggota. Bertanggung jawab kepada rapat anggota, tidak merangkap sebagai pengurus atau pelaksana usaha serta persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Untuk menjadi seorang pengawas 335

6 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas koperasi dibutuhkan kompetensi yang memadai seperti pengetahuan di bidang perkoperasian, teknik pengawasan dan keterampilan dalam menyusun laporan yang akan dipertanggungjawakan bersama saat rapat anggota. Berikut adalah beberapa hak dan kewajiban dari pengawas koperasi: 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. 2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi. 3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. 4. Memberikan koreksi, saran, teguran, dan peringatan kepada pengurus. 5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. Fungsi Pengawas Keseluruhan tujuan pemeriksaan dan pengawasan adalah untuk membantu segenap anggota dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberi mereka analisis, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Untuk mencapai keseluruhan tujuan ini, maka pengawas harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut: 1. Memeriksa tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usahausaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus. 2. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya. 3. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana/ pengurus terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. 4. Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggung jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian. 5. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan. 6. Menilai prestasi kerja para pengurus dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditetapkan. 7. Melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada rapat anggota. Fungsi pengawas koperasi adalah melaksanakan semua tugas dan kewajiban yang telah diberikan/ ditetapkan. Pengawas yang telah melaksanakan fungsinya berarti telah menjalankan peran sebagai seorang pengawas koperasi. Fungsi pengawas menunjukkan bahwa pengawas tidak mempunyai tugas untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari 336

7 sebagai pengurus karena adanya perbedaan fungsi pengawas dan pengurus dimana pengawas yang melakukan pemeriksaan dan melaporkan hasilnya dalam rapat anggota agar anggota-anggota yang mempunyai hak tertinggi dalam koperasi dapat mengetahui kemajuan-kemajuan atau kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan pengurus. Kompetensi Pengawas Kompetensi pengawas koperasi diartikan sebagai sebuah hubungan cara-cara setiap pengawas memanfaatkan pengetahuan, keahlian dan perilakunya dalam bekerja (Sawyer et. al., 2005). Seorang pengawas harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens, 2008). Kompetensi dapat diukur melalui beberapa indikator (Standar Kompetensi Auditor, BPKP: 2010), yaitu: 1. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan fakta, informasi dan keahlian yang diperoleh seseorang melalui pendidikan, baik secara teori maupun pemahaman praktis. Kompetensi dalam aspek pengetahuan merupakan pengetahuan di bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pengawas di semua tingkat atau jenjang jabatan. Perolehan pengetahuan melibatkan proses kognitif yang kompleks meliputi: persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan argumentasi. 2. Keterampilan/ Keahlian (Skill) Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas dengan baik atau lebih baik dari ratarata. Kompetensi dari aspek keterampilan/ keahlian merupakan keterampilan/ keahlian di bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pengawas di semua tingkatan atau jenjang jabatan. Keterampilan/ keahlian dari pengawas dapat ditingkatan melalui program pendidikan pelatihan yang diadakan. 3. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1994:15). Pengalaman kerja merupakan ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas sutau pekerjaan dan telah melaksanakan 337

8 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas pekerjaan tersebut dengan baik (Ranupandojo, 1994:71). Sistem Informasi Akuntansi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Sistem informasi adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi komputer untuk menyajikan informasi kepada para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan dan pengambilan keputusan (Mulyadi, 2001). Krismiaji (2002), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Adapun sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi (Wahyono, 2004). Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Terdapat 3 tujuan utama yang umum bagi semua sistem termasuk sistem informasi akuntansi (Hall, 2007), yaitu : 1. Mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan atau pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporanlaporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk tanggung jawab pengambilan keputusan. 3. Mendukung kegiatan informasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi ponsel informasi untuk membantu mereka melakukan 338

9 tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Terdapat 5 fungsi sistem informasi akuntansi (Wilkinson, 2000), yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan data. Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data ( data capture) menarik data kedalam sistem. Setelah ditangkap data biasanya dicatat kedalam formulirformulir pengajuan kredit/ formulir keanggotaan simpan pinjam yang dikenal sebagai dokumen sumber. Data juga bisa diabsahkan untuk menjamin kecermatan dan dikelompokkan agar bisa ditempatkan pada kategori yang telah ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau dipindahkan dari tempat penangkapan ketempat pemrosesan. 2. Pemrosesan data. Sebelum menjadi informasi yang berguna, data anggota yang telah dikumpulkan harus diproses terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap pembahasan data yang terkumpul bisa diikhtisarkan dengan menjumlahkan transaksi yang sejenis. Data bisa dialihkan ke dokumen atau media lain, data juga bisa ditumpuk dengan mengumpulkan transaksi serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan karena itu data bisa diciptakan. 3. Manajemen data. Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpanan data bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara yang relatif permanen atau bersifat sementara menunggu pemrosesan selanjutnya. Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar mencerminkan operasi, peristiwa, dan keputusan yang tersimpan untuk diproses lebih lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang berguna. Namun, masih ada koperasi yang menggunakan manajemen data tradisional, sehingga menimbulkan data yang berlebihan karna banyaknya duplikasi pada file-file data dan ketergantungan data pada program/ software, dengan demikian apabila terjadi perubahan susunan atau format data akan diperlukan perubahan semua 339

10 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas program yang terkait dengan data tersebut. 4. Pengembalian dan pengamanan data. Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebag`ainya. Untuk itu, satu tugas penting pada sistim informasi adalah melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan. 5. Pengadaan informasi. Tugas akhir dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang telah diproses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Dukungan Manajemen Puncak Manajemen puncak bertanggungjawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi (SI). Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan SI. 2. Kemampuan Teknik Personel Tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir secara langsung mempengaruhi kepuasan dalam sistem informasi berbasis komputer. Pengguna akhir maupun pengguna yang akan mengawasi sistem informasi harus memiliki kemampuan teknik personel mengenai sistem informasi agar dapat mengoperasikannya dan mengawasinya dengan baik, sehingga mempengaruhi efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi. 3. Program Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan dan pendidikan bagi pengguna sangat membantu untuk mendapatkan kemampuan dalam mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan 340

11 kesungguhan serta keterbatasan SI agar dapat mengelola SI dengan baik dan menghasilkan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja dari sistem informasi akuntansi. 4. Penggunaan Software dan Pengembangan Sistem Penggunaan software dalam arti lebih luas adalah software yang menghasilkan data yang akurat, tepat waktu, relevan dan mengakses data dengan cepat. Software yang mempunyai akses data yang cepat akan menghemat waktu dan lebih efisien. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tahapan perancangan, pelaksanaan sampai dengan pengoperasian dan perawatan. Setelah dipastikan sistem tersebut berjalan sebagaimana mestinya, selanjutnya agar hasil dari sistem dapat dipercaya oleh publik maka diperlukan pemeriksaan sistem. 5. Penggunaan Metode Kuantitatif Dengan menggunakan metode kuantitatif, informasi yang dihasilkan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh manajemen akan lebih terarah sehingga keputusan yang dibuat akan lebih efektif. 6. Ukuran Organisasi Ukuran organisasi berhubungan dengan keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi yang lebih besar. Jika sumber daya tidak memadai, maka akan memungkinkan perancang sistem tidak dapat mengikuti prosedur pengembangan normal dengan memadai, sehingga meningkatkan risiko kegagalan sistem. METODE Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian pengujian hipotesis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam yang memiliki pengawas dan sistem informasi akuntansi. Adapun objek penelitiannya adalah pengawas koperasi. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan alat/ instrumen berupa kuesioner. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, misalnya melalui 341

12 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas orang lain atau melihat dokumen, data sekunder peneliti peroleh melalui Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang. Definisi Operasional Variabel Penelitian Agar tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan judul skripsi ini dan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik agar tercipta kesatuan persepsi antara peneliti dan pembaca, maka peneliti merasa perlu untuk membahas beberapa definisi operasional, yaitu: 1. Pengawas adalah perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan rapat anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan, serta penyuluhan. Variabel independen penelitian ini adalah fungsi pengawas (X 1) dan kompetensi pengawas (X 2), dimana fungsi pengawas diukur dengan indikator tugas yang dijalankan pengawas seperti pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi, pelaporan hasil pengawasan, pemeriksaan tata kehidupan koperasi, pemberian informasi bagi manajemen dan penilai independen, sedangkan kompetensi pengawas diukur dengan indikator pengetahuan/ jenjang pendidikan, pelatihan profesional, keterampilan/ keahlian dan pengalaman kerja. 2. Efektivitas sistem informasi akuntansi di ukur dengan indikator yaitu karakteristik Sistem Informasi Akuntansi (SIA), tujuan SIA dan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tinjauan kepustakaan dan tinjauan lapangan. Tinjauan kepustakaan merupakan suatu teknik dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari literatur serta referensi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan kejelasan konsep untuk penyusunan penelitian. Tinjauan lapangan merupakan teknik yang digunakan dengan metode survey. Data diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara dan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada pengawas koperasi simpan pinjam. Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengunakan analisis regresi linear berganda. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program Statistical Package for the Social Science (SPSS). 342

13 Uji Kualitas Data Sebelum kuesioner penelitian disebarkan ke responden/ objek penelitian, sebelumnya instrument pernyataan dalam kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya, apakah data/ pernyataan instrument yang akan disebar sudah valid dan reliable atau belum dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif melihat gambaran secara umum dari data yang didapatkan. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi, diperlukan pengujian asumsi sebagai persyaratan dalam analisis agar data-data dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik atas model regresi berganda adalah uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas. PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menyatakan bahwa peran pengawas dalam hal ini fungsi pengawas dan kompetensi pengawas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis di tolak. Peran pengawas memiliki pengaruh yang sangat kecil dalam menunjang efektivitas sistem informasi akuntansi, hal ini disebabkan karena pengawas koperasi tidak menjalankan fungsi pengawasannya dengan rutin, dan hanya mengawasi operasional tahunan koperasi. 1. Pengaruh Fungsi Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Hasil pengujian terhadap hipotesis H 1 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,786 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Hasil uji t menunjukkan bahwa fungsi pengawas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, artinya fungsi pengawas tidak memiliki pengaruh yang berarti atau tidak banyak berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Fungsi pengawas koperasi dalam menunjang efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh sangat kecil, hal ini disebabkan karena masih banyak pengawas yang belum melakukan 343

14 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas pengawasan terhadap sistem informasi akuntansi agar sistem informasi yang dijalankan menjadi lebih efektif. Berdasarkan jawaban responden pada kuesioner yang berkaitan dengan fungsi pengawas, item pernyataan yang paling banyak memiliki skor terendah adalah item 2, 4, 5, 6, 7 dan 11. Item pernyataan 2 berkaitan dengan evaluasi kecukupan pengendalian yang efektif dimana pengawas masih jarang mengevaluasi/ menilai kecukupan proses pengendalian dalam koperasi, padahal sebuah koperasi harus membangun pengendalian yang efektif agar mendukung koperasi dalam mengelola risiko dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian koperasi diharapkan dapat memastikan informasi keuangan dan informasi operasional yang handal dan memiliki integritas, untuk menghasilkan informasi yang handal dan berintegritas tentunya dibutuhkan suatu sistem informasi yang efektif pula. Fungsi pengawas yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi dijelaskan pada item pernyataan nomor 4, 5, 6, 7 dan 11, kelima item pernyataan tersebut memiliki nilai terendah sehingga berdasarkan jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pengawas belum begitu berperan aktif dalam melakukan pengawasan sistem informasi akuntansi. 2. Pengaruh Kompetensi Pengawas Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Hasil pengujian terhadap hipotesis H 2 menunjukkan bahwa kompetensi pengawas berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Hasil uji t menunjukkan adanya hubungan positif dan pengaruh antara kompetensi dan efektivitas sistem informasi akuntansi. Jika kompetensi seorang pengawas meningkat maka akan memberikan kontribusi sebesar 34,1% pada efektivitas sistem informasi akuntansi. Secara teoritis, kompetensi merupakan faktor penunjang efektivitas sistem informasi akuntansi, namun akan lebih menunjang apabila kompetensi tersebut dimiliki oleh pengguna akhir yang menjalankan sistem dan pengawas yang akan mengawasi sistem tersebut. Suatu informasi yang berkualitas dihasilkan dengan dukungan pengguna yang kompeten terutama dalam penerapan sistem informasi akuntansi. 344

15 Pengawas harus memiliki kompetensi yang memadai dan kemampuan untuk melakukan review terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi. Seperti pada variabel fungsi pengawas item pernyataan 11, dapat dilihat bahwa pengawas tidak menjalankan fungsinya dalam melakukan review pelaksanaan sistem informasi. Kemampuan yang dimiliki pengawas untuk melakukan review sistem informasi masih kurang, sehingga pengetahuan dan keahlian dalam menggunakan komputer masih kurang. Berdasarkan masalah tersebut, pengawas membutuhkan pendidikan dan pelatihan komputer/ sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan pengawasan secara efektif yang memusatkan pada titik-titik penyimpangan yang paling sering terjadi dan menimbulkan akibat yang fatal terutama pada sistem informasi akuntansi. 3. Pengaruh Fungsi dan Kompetensi Pengawas (Peran Pengawas) Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Hasil uji F ini berarti terdapat pengaruh yang tidak signifikan/ pengaruh yang sangat kecil antara fungsi pengawas dan kompetensi pengawas terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Dengan demikian disimpulkan bahwa efektivitas sistem informasi dalam koperasi tidak dapat ditunjang hanya dengan melihat peran pengawas karena peran pengawas hanya berperan sebesar 10,3%, dimana pengawas lebih menekankan pengawasan pada hasil pengelolaan koperasi, kebijaksanaan dalam koperasi, memeriksa pengurus/ pelaksana dalam melakukan kebijakan, memeriksa aktiva perusahaan, dan menilai prestasi kerja pengurus. Kemudian sisanya 89,7%, sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh variabel lain yang lebih menunjang yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini seperti dukungan/ keterlibatan manajemen puncak, ukuran organisasi/ ukuran koperasi, keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, dan keberadaan dewan pengarah dalam koperasi untuk mengarahkan sistem informasi akuntansi menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara, efektivitas sistem informasi akuntansi juga didukung oleh penggunaan software/ jenis program sistem informasi dalam koperasi seperti program SIKopdit 345

16 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas dan program lainnya yang dirancang berdasarkan masalah, kebutuhan dan cost and benefit. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa fungsi pengawas berpengaruh sebesar 3,6% yang berarti memiliki pengaruh kecil terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, dengan kata lain hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. 2. Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa kompetensi pengawas berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi sebesar 34,1%, dengan kata lain hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. 3. Hasil analisis regresi berganda dengan uji F menunjukkan bahwa fungsi pengawas dan kompetensi pengawas (peran pengawas) secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 10,3% dan nilai signifikansi 0,084 yang berarti fungsi pengawas dan kompetensi pengawas (peran pengawas) berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak.saran Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengawas diharapkan melakukan pengawasan secara rutin setiap bulan dan mampu mengevaluasi pelaksanaan sistem informasi akuntansi agar dapat meningkatkan keefektivitasannya dalam menghasilkan informasi yang berkualitas sehingga mempermudah manajemen dalam pengambilan keputusan untuk tujuan koperasi kedepannya 2. Pengawas diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan keahliannya dalam mengoperasikan komputer/sistem informasi akuntansi, seperti mengikuti kegiatan Diklat yang diselenggarakan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dalam penelitian ini hanya terdiri dari 2 variabel yaitu Fungsi Pengawas dan Kompetensi Pengawas (Peran Pengawas), sedangkan masih banyak faktor lain/ variabel lain diluar model penelitian ini yang dapat diteliti pada penelitian selanjutnya. 346

17 DAFTAR PUSTAKA Abdul, Halim Auditing (Dasar- Dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1. Yogyakarta. Agoes, Sukrisno Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) Oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Badan Pusat Statistik Data Jumlah Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang. BPS. Bariyyah Pengaruh Auditor Internal Terhadap Efektivitas Manajemen Risiko Perusahaan. Jurnal Penelitian. Jakarta. Universitas Islam Negeri Jakarta. Baridwan, Zaki Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta. BPFB-Yogya. Boynton, W. C. Johnson Modern Auditing. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta. Erlangga. Ghazali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamid, Abdul Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Hall, James A Sistem Informasi Akuntansi. Buku 1. Jakarta. Penerbit Salemba Empat Information Technology Auditing and Assurance. Buku 1. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Indriyantoro, Nur dan Sutomo, Bambang Metodologi Penelitian Bisnis Krismiaji Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. Unit Penerbit Untuk Akuntansi dan Manajemen. Jakarta.dan Percetakan AMP YKPN. Mc. Leod, Jr Sistem Informasi Akuntansi. Jilid Pertama dan Kedua. Jakarta. Prehalindo. Mulyadi Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Nurbaedah Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Perusahaan Perbankan). Jurnal Penelitian. Jakarta. Program Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta. Rachmi Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Dinas Koperasi dan UKM. Jurnal Penelitian. Jakarta. Program Sarjana Universitas Mercu Buana. Santoso, Singgih Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta. PT. Elex Media Komputerindo. Sawyer, B. Lawrence Internal Auditing. Buku 1. Jakarta. Sedarmayanti Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung. Penerbit Mandar Maju. Siagian, Sondang P Filsafat Administrasi. Edisi Revisi. Penerbit Bumi Aksara. Subagyo, Ahmad Manajemen Koperasi Simpan Pinjam. Edisi Pertama. Jakarta. 347

18 Ulva, Arthana - Pengaruh Peran Pengawas Terhadap Efektivitas m Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. Alfabeta Metode Penelitian Statistik. Bandung. Alfabeta Wahyono, Teguh Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu. Walkinson, Joseph W Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi Revisi Kedua. Jakarta. Penerbit Erlangga. Windasari, Retno Pengaruh Audit Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Good Corporate Governance. Jurnal Penelitian. Bandung. Program Sarjana Universitas Pasundan. 348

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian Audit dan Auditor internal a. Pengertian Audit William C. Boynton (2006:5) menurut Report of the Committee on Basic Concepts of the American Accounting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014 1 ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PERENCANAAN PROYEK DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS ANGGARAN BIAYA PROYEK (Studi PT. Bangun Cahaya Gemilang Batam) DEWI KURNIASIH 070420103072 Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 28 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Moh. Nazir (2008;56), objek merupakan sesuatu yang dibicarakan dan yang dipikirkan sesuatu yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT Pirdaus Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor Judul : Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor pada Tingkat Pertimbangan Materialitas (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) Tahun 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO OLEH LUSIANA LAMUSU NIM 921409123 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAHAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KOTA SURAKARTA DAN JOGJAKARTA DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor 1. Pengertian Internal Audit Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit unit operasi perusahaan, jenis usaha,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu A. Pengertian Audit Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia yang semakin mengglobal telah mengubah iklim usaha dunia di berbagai negara, termasuk di

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam perkembangannya, penekanan dan mekanisme internal audit telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam perkembangannya, penekanan dan mekanisme internal audit telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangannya, penekanan dan mekanisme internal audit telah bergeser (berubah). Pada masa lalu fokus utama peran internal auditor adalah sebagai watchdog dalam

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENGATASI RISIKO PENJUALAN KREDIT

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENGATASI RISIKO PENJUALAN KREDIT PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENGATASI RISIKO PENJUALAN KREDIT Oleh: Christina Verawaty Situmorang, SE, M.Si Dosen UMI, Medan ABSTRAK Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peranan audit internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri semua operasi perusahaan tetapi jika perusahaan

Lebih terperinci

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya peningkatan dan perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor yang bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik) yang berada di wilayah Jakarta Barat. Lokasi ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Secara umum, auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan oleh setiap perusahaan walaupun pada kenyataannya sangat sulit diterapkan. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR KAP DI SURAKARTA DAN YOGYAKARTA) Diajukan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian. 1 2 Identifikasi Masalah.. 3 3 Maksud dan Tujuan Penelitian.. 4

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Fee audit,

Judul : Pengaruh Fee audit, Judul : Pengaruh Fee audit, Pengalaman Auditor dan Due Professional Care Pada Kualitas audit (Studi pada Kantor Akuntan Publik Di Bali) Nama : Ni Komang Sutrisni NIM : 0906305123 Abstrak Perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan

Lebih terperinci

Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia

Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERAFILIASI Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kegiatan usaha dan perdagangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Pupuk Kujang yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan audit internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini perlu melakukan peninjauan terhadap berbagai penelitian-penelitian terkait, yang pernah dilakukan sebelumnya guna mendapatkan referensi

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Gustina (2014) melakukan penelitian tentang sistem informasi akuntansi atas pengadaan dan penyaluran persediaan obat serta perlengkapan medis pada Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN 1. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN Tabel 5.1 Tabel Rata-Rata Persentase Hasil Pengolahan Data Keterangan Frekuensi Persentase(%) Jawaban Pelaksanaan Audit Planning the Audit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuki meneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste AUDIT OPERASIONAL TERHADAPA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TRIA DIPA MEDIKA Ridwan Zulpi Agha 1405010667 Rz.agha@student.gunadarma.ac.id Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha-usaha koperasi memiliki lingkup usaha yang bervariasi dari yang kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan alat-alat yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah beberapa KAP-KAP lokal yang berdomisili di Jakarta Barat. Jumlah KAP yang di jadikan sebagai tempat riset sebanyak empat KAP,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha dan keadaan ekonomi yang terus menerus mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha dan keadaan ekonomi yang terus menerus mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, dimana semakin pesatnya laju perkembangan dunia usaha dan keadaan ekonomi yang terus menerus mengalami perubahan secara dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA Fein Suwira A. Fenyta Dewi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Studi empiris pada BUMN

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) Ahmad Faishol Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH Halaman 1 dari 6 DITETAPKAN OLEH DEDY ROCHIMAT Direktur Utama DISETUJUI OLEH PULUNG PERANGINANGIN Komisaris Utama HARTOPO Komisaris Independen Halaman 2 dari 6 I. PENDAHULUAN Piagam Unit Audit Internal

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci