KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Go Green DJEBTKE 1

Transkripsi

1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI 1 1

2 FUEL GAS ELECTRICITY OUTLINE I. LATAR BELAKANG II. KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH III. POTENSI DAN IMPLEMENTASI IV. ATURAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK PLTSa V. TANTANGAN DAN UPAYA PEMERINTAH

3 FUEL GAS ELECTRICITY I. LATAR BELAKANG

4 BACKGROUND Komitmen mengurangi emisi hingga 29% di bawah BAU pada tahun 2030 Persoalan sampah merupakan permasalahan lingkungan yang menghasilkan gas methane (CH4) dan karbondioksida (CO2) Meningkatnya pertumbuhan penduduk meningkatkan volume sampah Sampah mempunyai potensi energi biomassa yang dapat dikonversi menjadi energi lain: salah satunya menjadi energi listrik KENAPA PLTSa? Dapat dikembangkan di seluruh wilayah tanah air Meningkatkan kebersihan dan kesehatan kota Terbatasnya daya tampung dan usia pakai TPA yang ada Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan meningkatkan ketersediaan pasokan listrik nasional 4

5 ISSUE PERCEPATAN PEMBANGUNAN PLTSa Meningkatnya volume sampah vs Terbatasnya daya tampung dan usia pakai TPA; Sampah menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan; Adanya kebutuhan pasokan energi bersih dan ramah lingkungan; Biaya investasi teknologi PLTSa yang relatif tinggi Diperlukan Intervensi Pemerintah melalui Program Percepatan Pembangunan PLTSa Membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan sampah Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Pengelolaan Sampah sesuai target Sustainable Development Goal dan Indonesia 1 st Nationally Determined Contributions; Faktor hygiene (vektor penyakit, dll) Gangguan lingkungan (bau, infiltrasi air tanah); Kebakaran tidak terkontrol mengakibatkan ancaman kesehatan Penurunan emisi gas rumah kaca akibat pertumbuhan ekonomi. Peningkatan jumlah energi bersih dalam energy mix & pelayanan tingkat kelistrikan dengan native energy menggunakan teknologi ramah lingkungan yang proven, mengurangi sampah dalam jumlah signifikan dalam waktu singkat. 5

6 FUEL GAS ELECTRICITY II. KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH Go G reen DJEBTKE

7 DASAR HUKUM PENGEMBANGAN PLTSa UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah PP 81/12 Tentang Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis Sampah RT Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional Peraturan Menteri ESDM No. 50 Tahun 2015 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik 7

8 HIERARKI PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BIAYA RENDAH PENCEGAHAN PENCEGAHAN REDUCE REDUCE REUSE REUSE RECYCLE RECYCLE ENERGY RECOVERY ENERGY RECOVERY PEMBUANGAN AKHIR KONVENSIONAL BIAYA TINGGI PEMBUANGAN AKHIR TREND MASA DEPAN Sumber : Rudden (2006), Trihadiningrum (2008)

9 FUEL GAS ELECTRICITY III. POTENSI DAN IMPLEMENTASI

10 POTENSI BIOMASSA UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK NO JENIS SUMBER SUMATERA KALIMANTAN JAMALI NTT - NTB SULAWESI MALUKU PAPUA TOTAL 1 KELAPA SAWIT 8,812 3, ,654 2 TEBU ,295 3 KARET 1, ,780 4 KELAPA SEKAM PADI 2, , , ,808 6 JAGUNG ,733 7 SINGKONG KAYU 1, ,335 9 KOTORAN SAPI SAMPAH KOTA , ,066 TOTAL 15,589 5,061 9, , ,654 % 47.7% 15.5% 28.2% 1.9% 5.9% 0.2% 0.5% 100.0% SUMBER: SURVEY KESDM POTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN SEGERA = MWe

11 POTENSI SAMPAH KOTA DI KOTA-KOTA BESAR INDONESIA No DISTRICT/REGION LANDFILL Volume (Ton/day) Electricity producaon generate from combusaon (MW) Electricity producaon from landfill gas harvesang(mw) 1 DKI Jakarta Bantargebang 7, Bekasi City Sumur Batu 1, Bekasi Region Burangkeng Batam City Telaga Punggur Semarang City JaIbarang Surabaya City Benowo 1, Tangerang City Rawa Kucing 1, Regional Bali Suwung 1, (Denpasar City and Badung Region) Regional Nambo 1, (Depok, Bogor City and Bogor Rgion) Makassar City Tamangapa 1, Bandung City SarimukI 1, Surakarta City Putri Cempo Malang City Supit Urang Regional DIY (Jogja, Sleman, Bantul) Piyungan Balikpapan Manggar Total Note *Electricity producaon using combusaon in incinerator with organic waste substance above 60% Sumber: Asosiasi Pengusaha Pembangkit Listrik Sampah Indonesia (APPLISINDO),

12 IMPLEMENTASI PLT SAMPAH KOTA Sekilas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo Kepemilikan Luas lahan Lokasi : Pemerintah Kota Surabaya : ± 37,4 Ha : Kelurahan Romo Kalisari, Kecamatan Benowo dan Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya Mulai beroperasi : tahun 2001 Pengelolaan : - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Surabaya 2001 s/d 2012 Mekanisme Kerjasama : - Kerjasama Pemerintah dan Swasta (PT. Sumber Organik) Oktober 2012 s/d Oktober 2032 (20 tahun). Built Operate and Transfer (BOT) Lingkup Kerjasama : 1. Pengembangan, pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset yang ada dan aset baru sebagai sistem tempat pemrosesan akhir (TPA) Benowo dalam bentuk Bangun Guna Serah, berupa : a. Pembangunan LFG Power Plant (1,65 MW) dan b. Gasifikasi Power Plant (8,31 MW) 2. Pengelolaan Sampah

13 FUEL GAS ELECTRICITY IV. ATURAN PEMBELIAN LISTRIK PLTSa

14 Permen ESDM No. 50/2017: Poin-poin Utama 14

15 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PLTSa BERDASARKAN PERMEN ESDM NO. 50/ PT PLN (Persero) diwajibkan membeli listrik yang bersumber dari energi terbarukan dengan mengacu pada Kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Ketenagalistrikan. 2. Pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Peersero) yang bersumber dari PLTSa dimaksudkan untuk membantu Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam mengatasi atau menangani persoalan sampah kota. 3. PLTSa dapat menggunakan cara pengumpulan dan pemanfaatan gas metana dengan teknologi sanitary landfill, anaerob digestion, atau yang sejenis dari hasil penimbunan sampah atau melalui pemanfaatan panas/termal dengan menggunakan teknologi thermochemical. 4. Harga pembelian oleh PT PLN (Persero) ditentukan berdasarkan harga patokan atau berdasarkan kesepakatan para pihak. 5. Harga patokan ditentukan berdasarkan harga BPP setempat dan rata-rata BPP Nasional pada tahun sebelumnya yang ditetapkan oleh Menteri ESDM berdasarkan usulan dari PT PLN (Persero). 6. Pembangunan jaringan tenaga listrik untuk evakuasi daya dari PLTSa ke titik sambung PT PLN (Persero) dapat dilakukan oleh pengembang berdasarkan mekanisme business to business 7. Pengembang PLTSa dapat diberikan fasilitas berupa insentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 15

16 HARGA PEMBELIAN TENAGA LISTRIK UNTUK PLTSa (Peraturan Menteri ESDM No. 50/2017) MSW Power Plant Pembangkit Mekanisme Pembelian BPP Setempat > Rata-rata BPP Nasional Tariff BPP Setempat Rata-rata BPP Nasional MSW (PLTSa) Penunjukkan Langsung (Berdasarkan Hasil Lelang oleh Pemda) Maximum 100% x BPP Setempay Kesepakatan Para Pihak (Termasuk Sumatera, Jawa & Bali)

17 HARGA PEMBELIAN TENAGA LISTRIK UNTUK PLTSa Rata-rata BPP Nasional Rata-rata BPP Nasional BPP 2016 (sen USD/kWh) (Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 1404K/20/MEM/2017)

18 FUEL GAS ELECTRICITY V. TANTANGAN DAN UPAYA PEMERINTAH

19 TANTANGAN PENGEMBANGAN PLTSA KeIdakseragaman pemberian 1pping-fee pada Iap daerah Kurangnya kesadaran dari Pemerintah Daerah dalam pemanfaatan sampah kota menjadi energi listrik, Pemerintah Daerah merupakan aktor utama dalam mengembangkan proyek-proyek Waste to Energy Adanya persepsi yang kurang tepat dari Pemda bahwa FiT mengganikan kewajiban Pemda untuk mengelola sampah di daerah melalui pembayaran biaya penglolaan sampah (1pping fee) Masih minimnya alokasi APBD untuk kebersihan dan pengelolaan sampah. Kebersihan dan pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas. Pemahaman mengenai mekanisme pembelian tenaga listrik masih kurang Kemampuan Pemda untuk menyusun dokumen pengadaan yang masih kurang dan belum adanya standar mekanisme pelelangan yang dilakukan Pemda untuk mendapatkan Pengelola Sampah Kota/Pengembang KarakterisIk sampah di Indonesia yang Idak homogen/belum dilakukan pemilahan serta memiliki kadar air yang Inggi sehingga membutuhkan proses dan biaya tambahan untuk pretreatment 19

20 UPAYA PEMERINTAH MENCIPTAKAN PASAR Pemerintah mewajibkan PT PLN untuk membeli listrik dari PLTSa IMPROVING RESEARCH AND DEVELOPMENT R&D on advanced biofuel / second generation of biofuel, e.g. bioavtur PENETAPAN HARGA Mengatur harga yang berasal terbarukan jual dari listrik energi PENYUSUNAN PANDUAN BAGI INVESTOR DAN PENGEMBANG PENYEDIAAN INSENTIF FISCAL INCENTIVES Bebas VAT (Value added Tax); Pengurangan pajak dan pembebasan bea masuk; NON FISCAL INCENTIVES Penyederhanaan Prosedur Perizinan. 20

21 DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JALAN PEGANGSAAN TIMUR NO. 1, MENTENG, JAKARTA Phone: Fax: ;