TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1957 di Hawaii terhadap herbisida 2,4-D, dan laporan tentang resisten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1957 di Hawaii terhadap herbisida 2,4-D, dan laporan tentang resisten"

Transkripsi

1 18 TINJAUAN PTAKA Sejarah Resisten Herbisida Kasus resisten pestisida sebenarnya telah terjadi dari tahun Lambatnya pemberitaan tentang penggunaan herbisida di lahan pertanian dan panjangnya siklus kehidupan tanaman menyebabkan kasus resisten herbisida tidak cepat ditangani. Resisten terhadap herbisida pertama kali dilaporkan pada awal tahun 1957 di Hawaii terhadap herbisida 2,4-D, dan laporan tentang resisten herbisida pertama kali dikonfirmasi adalah kasus resisten Senecio vulgaris terhadap herbisida triazine, dan dilaporkan pada tahun 1968 di Amerika (Santhakumar, 2002). Pengendalian gulma dengan herbisida dapat menimbulkan terbentuknya populasi gulma resisten atau toleran herbisida. Gulma resisten-herbisida muncul sudah ada sejak lama. Resistensi muncul telah ada setelah penemuan herbisida fenoksi 2,4-D. Populasi gulma resisten-herbisida adalah populasi yang mampu bertahan hidup normal pada dosis herbisida yang biasanya mematikan populasi tersebut. Populasi resisten terbentuk akibat adanya tekanan seleksi oleh penggunaan herbisida sejenis secara berulang-ulang dalam periode yang lama (Purba, 2009). Resistensi terhadap herbisida merupakan kemampuan suatu tumbuhan untuk bertahan hidup dan berkembang meskipun pada dosis herbisida yang umumnya mematikan spesies tersebut. Pada beberapa negara, biotip gulma yang resisten herbisida terus mengganggu aktifitas para petani. Biotip adalah populasi dengan spesies yang memiliki karakteristik yang luar biasa dari spesies pada

2 19 umumnya, karakteristik yang luar biasa itu dapat berupa ketahanan/resistensi spesies terhadap suatu herbisida. Munculnya resistensi herbisida pada suatu populasi merupakan suatu contoh terjadinya evolusi gulma yang sangat cepat (Hager dan Refsell, 2008). Evolusi Resisten Herbisida Resisten herbisida bukan karena lemahnya pengaruh herbisida. Terkadang gulma yang resisten dapat bertahan pada aplikasi herbisida berdosis tinggi daripada dosis yang direkomendasikan. Dengan memahami implikasi dan proses evolusi dari resisten herbisida, pengendalian gulma yang tepat dapat digunakan untuk meminimalisasi akibat dari gulma yang resisten terhadap herbisida dan menunda terjadinya peningkatan kasus resisten (Preston et al., 2008). Gulma yang resisten terhadap herbisida bukan suatu keunikan. Gulma resisten herbisida adalah suatu daya tahan genetik dari populasi gulma yang bertahan terhadap pemberian dosis herbisida yang dianjurkan untuk mengendalikan populasi gulma. Beberapa pengendalian dapat meningkatkan resitensi terhadap herbisida. Resisten dapat muncul karena penggunaan herbisida yang sama atau penggunaan herbisida yang memiliki mekanisme kerja yang sama secara berulang-ulang (Mathers, 2002). Untuk suatu biotip gulma yang digolongkan menjadi biotip resisten, seharusnya memiliki beberapa kriteria berikut : 1. Sesuai dengan definisi resisten menurut Weed Science Society of America (WSSA) dan sesuai dengan definisi dari suatu survey tentang gulma resisten terhadap herbisida. Menurut WSSA, pengertian dari resisten herbisida adalah kemampuan yang diturunkan suatu tumbuhan agar dapat bertahan hidup dan

3 20 berkembangbiak setelah pemberian dosis herbisida yang seharusnya mematikan tumbuhan tersebut. Dan menurut survey, resisten herbisida adalah berkembangnya kemampuan populasi gulma yang sensitif herbisida untuk bertahan terhadap suatu herbisida dan tetap hidup ketika herbisida tersebut digunakan pada dosis normal. 2. Data yang telah dikonfirmasi oleh ahlinya. Resistensi seharusnya dikonfirmasi oleh seorang ahli yang telah melakukan perbandingan antara tumbuhan resisten dan sensitif pada spesies yang sama berulang kali dan diuji secara ilmiah. 3. Resistensi telah terjadi secara turun-temurun. Pada beberapa kasus, para ahli gulma melakukan uji resistensi dengan memindahkan tumbuhan dari lapangan, lalu menanamnya kembali, dan melakukan percobaan dose response untuk tumbuhan tersebut. Ini merupakan uji cepat untuk menentukan pemeriksaan lanjutan, tetapi ini tidak berlaku untuk kasus resisten yang baru dikonfirmasi. 4. Pengaruh di lapangan. Penentuan hasil sebuah survey harus relevan dengan respon herbisida terhadap populasi gulma di lapangan. Jika tidak ada perbedaan dalam pengendalian gulma di lapangan dengan dosis yang dianjurkan, maka hal ini tidak termasuk kasus resisten. 5. Merupakan suatu gulma dan telah diidentifikasi bukan hasil dari seleksi buatan. Seleksi yang sengaja terjadi akibat resisten herbisida, termasuk tanaman resisten herbisida, tetapi tidak termasuk ke dalam survey. Dari beberapa kriteria diatas, penggolongan gulma resisten juga dapat dilihat dari perhitungan rasio resistensi (R/S) gulma resisten terhadap gulma

4 21 sensitif herbisida, yaitu nilai 1 atau 0 mengindikasikan tidak ada resistensi yang terjadi (sensitif), 4-10 tergolong resisten sedang, dan >10 termasuk resisten tingkat tinggi (Heap, 2005). Pada tabel 1 dapat dilihat beberapa kasus resisten rumput belulang yang tersebar di berbagai negara (berdasarkan data International Survey of Herbicide Resistance) Tabel 1. Rumput Belulang yang Resisten Terhadap Herbisida Secara Global. Negara Tahun Lokasi Bahan Aktif Lokasi Kerja Mikrotubulus 1973 Kapas Trifluralin (Carolina Utara) Inhibitor Kapas, Mikrotubulus 1974 Trifluralin (Carolina Selatan) Kedelai Inhibitor Mikrotubulus 1987 Kapas Trifuralin (Alabama) Inhibitor 1988 (Tennessee) (Arkansas) Costa Rica 1989 Kapas, Lap.Golf Pendimethalin Prodiamine Triflurani 1989 Kapas Trifluralin Daerah Industri Imazapyr Malaysia 1990 Sayur Fluazifop-P-butyl Propaquizafop Malaysia 1990 Sayur Parakuat Kapas, 1992 (Georgia) Lap.Golf Trifluralin Pendimethalin 1994 Kapas (Mississippi) Trifluralin (Florida) 1996 Tomat Parakuat Malaysia 1997 Kebun Buah Brazil 2003 Kedelai (Hawaii) 2003 Bolivia 2005 Tanah berumput Sawah, gandum Fluazifop-P-butyl Glifosat Cyhalofop-butyl Sethoxydim fenoxaprop-p-ethyl Metribuzin Clethodim cyhalofop-butyl haloxyfop-methyl Mikrotubulus Inhibitor Mikrotubulus Inhibitor ALS Inhibitor ACCase Inhibitor PSI Elektron Diverter Mikrotubulus Inhibitor Mikrotubulus Inhibitor PSI Elektron Diverter Multiple Resisten ACCase Inhibitor Glycine ACCase Inhibitor PS II Inhibitor ACCase Inhibitor

5 22 Colombia 2006 Kopi Glifosat EPSPS Inhibitor Malaysia 2009 Kelapa Glutamine Ammonium glufosinat sawit synthase inhibitor China Glifosat EPSPS Inhibitor China Parakuat PSI Elektron Diverter Mississippi 2010 Kapas Glifosat EPSPS Inhibitor (Tennessee) 2011 Kedelai Glifosat EPSPS Inhibitor Argentina 2012 kedelai Glifosat EPSPS Inhibitor Sumber : (Heap, 2014). Karakteristik Eleusine indica (L.) Gaertn Dalam dunia tumbuhan rumput belulang termasuk ke dalam kingdom : Plantae; divisio : Spermatophyta; subdivisio : Angiospermae; kelas : Monocotyledoneae; ordo : Poales; famili : Poaceae; genus : Eleusine. Deskripsinya yaitu merupakan rumput semusim berdaun pita, membentuk rumpun yang rapat agak melebar dan rendah. Perakarannya tidak dalam tetapi lebat dan kuat menjangkar tanah sehingga sukar untuk mencabutnya. Berkembang biak terutama dengan biji, bijinya banyak dan kecil serta mudah terbawa (Nasution, 1983). Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun dan tiap tanamannya dapat menghasilkan hingga biji tiap musimnya (Lee dan Ngim, 2000). Gambar 1. Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.)

6 23 Sumber : Breeden (2010). Eleusine indica (L.) Gaertn., atau dikenal dengan nama rumput belulang termasuk anggota famili Poaceae yang tergolong gulma yang cukup berpengaruh negatif terhadap tanaman (ganas), biasanya terdapat di lahan jagung, karet, dan kelapa sawit. Memiliki ciri-ciri yang paling mencolok, yaitu memiliki batang yang mendatar, dapat tumbuh dengan panjang mencapai 0,7 meter. Di beberapa negara telah dilaporkan bahwa terjadi peningkatan pada gulma ini yang resisten terhaadap herbisida, seperti di Malaysia terdapat beberapa biotip rumput belulang yang resisten terhadap glifosat dan di Brazil terdapat biotip rumput belulang yang resisten terhadap herbisida inhibitor ACCase (Steckel, 2010). Rumput belulang, berasal dari Afrika lalu menyebar ke daerah-daerah tropis, sub tropis, dan beberapa wilayah di dunia termasuk Afrika, Asia, Asia Tenggara, Australia, dan Amerika. Gulma ini dapat tumbuh dengan subur dengan cahaya matahari penuh dan juga dapat tumbuh di lahan marginal. Batang, daun, dan biji tumbuh mendatar di tanah yang berbentuk roset sehingga tidak dapat di siangi dengan mudah. Bunga memiliki 2-6 cabang dengan panjang 4-15 cm (Willcox, 2012). Rumput belulang adalah rumput menahun yang tangguh karena dapat tumbuh pada tanah lembab atau tidak terlalu kering dan terbuka atau sedikit ternaungi. Berkembang biak dengan biji, karena biji yang banyak, ringan, dan berukuran kecil sehingga mudah terbawa angin atau alat-alat pengolahan pertanian. Daerah penyebarannya meliputi m diatas permukaan laut. Pada perkebunan kelapa sawit, gulma ini dapat menimbulkan masalah pertumbuhan

7 24 pada TBM- 1. Gulma ini juga di jumpai pada tanah kosong, di pinggir jalan, di taman dan pekarangan rumah (Nasution, 1983). Karakteristik Herbisida yang Diuji Ametrin Nama umum : Ametrin Nama kimia : (2-ethylamino)-4-(isopropylamino)-6-(methythio)-s-triazine Rumus bangun : Ametrin adalah salah satu golongan dari herbisida triazine. Ametrin pertama kali terdaftar sebagai pengendali gulma berdaun lebar pada kebun tebu di tahun 1969, dan secara umum digunakan untuk mengendalikan gulma dilahan jagung. Pada akhir-akhir ini penggunaan ametrin semakin luas, yaitu digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan gulma semusim pada kebun pisang, anggur, jeruk, nenas, dan kentang (EPA, 2005). Triazin merupakan sebuah senyawa organik yang terdiri dari s-triazine cincin. Penggunaannya masih kontroversial karena kontaminasi yang luas dalam air minum dan asosiasi dengan cacat lahir dan masalah menstruasi pada saat dikonsumsi oleh manusia pada konsentrasi dibawah standart pemerintah.

8 25 Meskipun telah dilarang di Uni Eropa, herbisida ini masih banyak digunakan di dunia. Senyawa ini paling banyak digunakan dalam sistem konservasi tanah, yang dirancang untuk mencegah erosi tanah (Riadi, 2011). Tanaman dapat menyerap atrazine melalui akar dan dapat juga melalui daun. Pada saat diabsorbsi, senyawa ini berakumulasi dalam titik tumbuh dan pada daun muda dari tanaman, menghambat fotosintesis tanaman yang rentan terhadap herbisida ini dan pada tanaman yang resisten, senyawa ini dapat dimetabolis. Senyawa yang tergolong dalam triazine memiliki persistensi yang tinggi dalam tanah dan dapat bertahan selama 1 tahun baik dalam keadaan kering maupun lembab (Beyond pesticides, 2003). Ametrin menghambat fotosintesis, terutama dalam fotosistem II pada saat pecahnya air. Ternyata reaksi ini menimbulkan senyawa lain yang mematikan tumbuhan. Gejala yang ditimbulkan karena aplikasi herbisida ametrin adalah klorosis dan nekrosis pada daun. Gejala yang lain adalah menurunnya fiksasi CO2. Ametrin lebih banyak diserap oleh tanah dengan kandungan liat dan bahan organik yang tinggi (Tjitrosoedirdjo et al, 1984). Ametrin lebih banyak diserap melalui daun dari pada lewat akar. Ametrin yang diserap melalui akar akan ditranslokasikan ke jaringan tubuh gulma secara acropetal dan terakumulasi di daun. Ametrin bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis dengan jalan menghambat transfer elektron hasil fotolisis air pada reaksi Hill (Ashton et al, 1991). Diuron Nama umum Nama kimia : Diuron : 3-(3,4-dichlorophenyl)-1,1-dimethylurea

9 26 Rumus bangun : Diuron adalah salah satu herbisida yang termasuk golongan urea. Diuron pertama kali dikenalkan pada tahun 1966 di Amerika Serikat oleh E.I dupont de Nemours and company. Herbisida diuron digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman keras dan lahan kosong, total penggunaan diuron di Amerika antara 2-4 juta pound pertahun. Diuron membunuh tanaman dengan menghaambat fotosintesis, proses yang dilakukan oleh tanaman menggunakan cahaya, air, CO2 dari udara untuk membentuk glukosa dan selulosa, diuron menghambat transport elektron yang merupakan titik penting dalam proses ini (Cox, 2003). Diuron biasanya digunakan untuk mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit, contohnya Paspalum conjugatum, Ottochloa nodosa, Eleusine indica (rumput belulang), Asytasia intrusa dan Cleome rutidosperma (berdaun lebar), Desmodium triflorum dan Mimosa pudica (legume), Lygodium flexuosum dan Nephrolepis biserrata (paku-pakuan). Diuron berbentuk kristal tidak berbau yang 93 % murni bubuk, titik didih antara o C dan relatif stabil di lingkungan (Ramli et al., 2012). Diuron merupakan herbisida selektif untuk gulma berdaun lebar dan beberapa rumput tahunan. Herbisida ini termasuk dalam golongan urea dan dapat diabsorbsi melalui sistem perakaaran tanaman dan juga melalui daun dan batang. Residu herbisida dalam tanah bersifat racun untuk tanaman. Senyawa ini

10 27 digunakan dalam berbagai bidang pertanian, seperti pengendali gulma pada saluran irigasi dan pipa-pipa di areal industri. Diuron adalah penghambat yang kuat pada fotosintesis II melalui reaksi Hill. Reaksi Hill melibatkan transfer elektron dari air ke penerima elektron, yang memungkinkan penangkapan cahaya oleh klorofil a. Diuron menghambat transfer elektron dari air ke penerima elektron yang menghambat pembentukan ATP dan NADPH yang dibutuhkan oleh tanaman dalam berbagai reaksi biokimia (APVMA, 2011). Diuron lebih cepat diserap melalui akar tumbuhan dan dengan segera ditranslokasikan ke bagian atas tumbuhan (daun dan batang) melalui sistem simplastik. Ada dua hal yang menyebabkan diuron tetap berada di permukaan tanah dalam waktu yang relatif agak lama yaitu : (1) tidak mudah larut dalam air sehingga diuron mempunyai kemampuan untuk bertahan dari pencucian dan (2) tingkat absorbsi yang tinggi oleh koloid tanah. Toksisitas diuron sangat tinggi untuk kecambah tumbuhan pengganggu (Ashton et al.1982). Parakuat Nama umum Nama kimia : Parakuat : 1,1 - Dimethyl - 4,4 - bipyridinium dichloride Rumus bangun : Beberapa jenis herbisida yang banyak digunakan dilahan pertanian menggunakan bahan aktif parakuat yang digulungkan sebagai herbisida piridin yang bersifat kontak tak selektif dan dipergunakan secara purna tumbuh. Bahan

11 28 aaktif pada herbisida relatif stabil pada suhu, tekanan dan ph yang normal sehingga memungkinan untuk tinggal lebih lama di dalam tanah. Bahan aktif ini juga mudah larut dalam air sehingga memungkinkan untuk tercuci oleh air hujan atau air irigasi sehingga dapat mencemari lingkungan atau sistem perairan (Riadi, 2011). Parakuat terikat kuat pada partikel tanah dan cenderung bertahan dalam waktu yang lama dalam keadaan tidak aktif. Akan tetapi, ini dapat diserap kembali dan menjadi aktif, keberadaannya dalam tanah dapat mencapai 20 tahun. Parakuat diserap melalui daun yang merusak jaringan tanaman dengan mengganggu fotosintesis dan memecahkan membran sel, yang mengakibatkan keluarnya air sehingga daun menjadi kering. Bahan ini juga dapat ditranslokasikan alam tanaman dan memungkinkan meningkatnya residu (Watts, 2011). Parakuat merupakan herbisida yang merusak membran sel dengan membentuk radikal bebas sehingga menghalangi proses fotosintesis dalam menangkap cahaya sehingga tidak dapat memproduksi glukosa. Pada saat adanya cahaya, tanaman hijau menghasilkan glukosa dari karbondioksida dari air. Energi yang diperlukan dari karbon, hidrogen dan atom oksida untuk merombak kembali dan membentuk gula. Untuk memenuhi kebutuhan energi, elektron yang dipinjam klorofil dan digantikan oleh elektron yang dipisahkan dari air. Jika elektron klorofil tidak digantikan, klorofil akan dihancurkan dan sistem produksi makanan akan rusak. Tumbuhan secara perlahan akaan kelaparan dan mati karena kekurangan energi. Gejala yang diperlihatkan adalah daun kuning kecoklatan dan mati (klorosis) (Lingenfelter dan Hartwig, 2007).

12 29 Mekanisme Kerja Herbisida Mekanisme kerja menunjukan pengaruh herbisida terhadap tumbuhan. Herbisida bekerja dengan berbagai cara, jika kita mengerti mekanisme kerja herbisida kita mengetahui apa saja yang disebabkan oleh letal dosis maupun sub letal dosis. Mekanisme kerja antara herbisida sistemik dan kontak juga berbeda, herbisida sistemik ditranslokasikan ke dalam tumbuhan yang telah diserap melalui daun, batang, maupun akar. Dan herbisida yang tidak ditranslokasikan setelah masuk ke dalam tumbuhan disebut herbisida kontak (Baumann et al., 2009). Pada umumnya, herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti, pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang normal dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi substrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan (Riadi, 2011). Agar lebih efektif, herbisida harus 1) cukup kontak dengan tumbuhan; 2) diabsorbsi oleh tumbuhan; 3) bergerak di dalam tumbuhan menuju titik sasaran; 4) dan meracuni sasaran. Metode aplikasi, cara menggunakan herbisida pra tumbuh, pasca tumbuh, akan menentukan aapakah herbisida itu akan mengenai akar, pucuk, atau daun tumbuhan. Istilah mode of action menunjukkan urutan kejadian dari mulai absorbsi ke dalam tumbuhan hingga mematikan tumbuhan tersebut. Mekanisme kerja herbisida juga berpengaruh tehadap bagaimana cara aplikasi herbisida. Contohnya, herbisida kontak yang merusak membran sel, seperti acifluoren atau parakuat (Gunsolus dan Curran, 2007).

13 30 Gambaran Umum Gulma Resisten Herbisida Pada Perkebunan Kelapa Sawit Malaysia dan Indonesia menguasai produksi kelapa sawit di dunia, yaitu sebanyak 80 % dari produksi global. Kebayakan di Malaysia ada pemegang saham kecil dan berkembang yang menggunakan herbisida untuk mengendalikan gulma. Gulma adalah komponen terbesar pada sistem produksi kelapa sawit. Gulma gulma tersebut terdiri dari rumput, teki-tekian dan berdaun lebar yang sering muncul secara bergantian tergantung pada tingkat pertumbuhan tanaman yang menyediakan keadaan yang sesuai untuk pertumbuhan gulma. Naungan yang tersedia karena tajuk kelapa sawit mempengaruhi komposisi gulma secara alami dan spesies rumputan cenderung mendominasi di kelapa sawit (Mohamad et al., 2010). Gulma yang resisten terhadap herbisida sangat umum terjadi di alam. Hal ini juga terjadi pada pestisida lainnya, seperti serangga dan jamur resisten. Resisten meningkat saat pestisida yang sama digunakan berulang kali pada satu organisme. Ada beberapa faktor yang dapat mempercepat terbentuknya populasi gulma yang resisten, antara lain 1) hadirnya biotip resisten diantara populasi sensitif sehingga populasi resisten menjadi dominan, dan 2) Penerapan penanaman monokultur. Penggunaan herbisida yang sama atau herbisida pada tanaman yang sama, di lahan yang sama, dan untuk gulma yang sama selama bertahun-tahun akan meningkatkan berkembangnya gulma secara cepat. Contohnya di perkebunan tanaman tahunan (Ferrell et al., 2014). Pada prenursery, lahan harus diupayakan bebas gulma. gulma-gulma yang berada disekitar polybag dikendalikan secara manual denga cara mencabutnya dengan tanagan. Sedangkan gulma di sekitar polybag dibersihkan

14 31 dengan cara dikored atau dicangkul. Gulma diantara polybag dapat disemprot dengan diuron 2,0-2,5 kg/ha. Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), jika dibandingkan pengendalian manual, biaya pengendalian dengan herbisida kontak lebih rendah 13-21%, sedangkan dengan herbisida sistemik mampu menekan hingga lebih rendah 33 42%. Pengendalian gulma di Tanaman Menghasilkan (TM) dapat dilakukan dengan kombinasi glifosat dan metil-metsulfuron ( 2014). Manajemen Resisten Herbisida Dari data base internasional untuk resisten herbisida ( telah diaporkan lebih dari 310 biotip resisten dan 183 spesies gulma yang resisten. Manajemen resisten yang terbaik tentunya pencegahan, menggunakan startegi yang efektif dari segi teknik dan ekonomi. Pencegahan yang efektif adalah salah satu cara yang dapat mengurangi masalah tenakan seleksi (Palou et al., 2008). Beberapa tindakan pencegahan harus sesuai dengan keadaan untuk pencegahan atau manajemen resisten pada gulma termasuk rotasi herbisida, rotasi tanaman, rotasi cara pengendalian gulma (secara mekanis, penggunaan bioherbisida, tumbuhan penutup, dan menggunakan benih yang bersih), dan menurunkan tekanan seleksi. Menurunkan tekanan seleksi dengan aplikasi herbisida dosis rendah dapat mempermudah berkembangnya resisten non-target. Dosis sedang (menengah) seharusnya cukup untuk mengendalikan individu yang memiliki tingkat resistensi rendah. Hal ini juga penting untuk mengenal mekanisme kerja dan resistensi agar dapat memilih beberapa pilihan manajemen (Alla dan Hassan, 2008).

15 32 Para petani pasti mengharapkan keuntungan yang maksimal untuk pertaniannya. Masalahnya, resisten meningkat beberapa tahun setelah penggunaan bahan kimia, sedangkan biaya-biaya berbagai manajemen lain yang dibutuhkan sangat besar. Berdasarkan (Gorddard et al., 1995) hal tersebut, kita harus fokus pada situasi dimana penanaman dapat terus-menerus dilakukan dan penggunaan lahan menjadi lebih maksimal sebelum meningkatnya resisten terhadap herbisida. Beberapa pilihan manajemen tersebut adalah : 1. Menggunakan cara pengendalian gulma non-kimia 2. Menurunkan dosis herbisida yang diaplikasikan. 3. Tidak menggunakan herbisida selektif dan gulma dikendalikan dengan metode alternatif yang tidak meningkatkan level resisten gulma tersebut. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu untuk mencegah atau menunda gulma yang resisten terhadap herbisida agar tidak menjadi masalah ekonomi, yaitu : 1. Mengadakan rotasi tanaman. Melakukan rotasi tanaman berarti menggunakan berbagai herbisida dalam pengendalian gulma sehingga biotip resisten sulit untuk berkembang. 2. Melakukan pencampuran herbisida. Pencampuran beberapa herbisida dengan mekanisme kerja yang juga berbeda dapat membatasi pertumbuhan biotip resisten. 3. Menggunakan herbisida dengan tingkat residu yang rendah. (Ferrell et al., 2014)

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia tumbuhan E.indica termasuk ke dalam famili Poaceae,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia tumbuhan E.indica termasuk ke dalam famili Poaceae, 18 TINJAUAN PTAKA Karakteristik E. indica Dalam dunia tumbuhan E.indica termasuk ke dalam famili Poaceae, genus Eleusine. Deskripsinya yaitu merupakan rumput semusim berdaun pita, membentuk rumpun yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia tumbuhan rumput belulang termasuk ke dalam kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia tumbuhan rumput belulang termasuk ke dalam kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Eleusine indical. Gaertn Dalam dunia tumbuhan rumput belulang termasuk ke dalam kingdom : Plantae ; divisio : Spermatophyta ; subdivisio : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Trachebionta, subdivisio spermatophyta, kelas Liliopsida, Sub kelas

TINJAUAN PUSTAKA. Trachebionta, subdivisio spermatophyta, kelas Liliopsida, Sub kelas TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman E. indica di klasifikasikan dengan Kingdom Plantae, divisio Trachebionta, subdivisio spermatophyta, kelas Liliopsida, Sub kelas Commelinidae, Ordo Poales, Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. gulma yang mempunyai karakter khusus yang membuatnya mampu bertahan pada

TINJAUAN PUSTAKA. gulma yang mempunyai karakter khusus yang membuatnya mampu bertahan pada 19 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Gulma Resisten Herbisida Tidak semua gulma di lahan pertanian mempunyai susunan genetik yang sama. Keragaman genetik tersebut memungkinkan spesis gulma tertentu untuk bertahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma

TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma Masalah gulma timbul pada suatu jenis tumbuhan atau sekelompok tumbuhan mulai mengganggu aktifitas manusia baik kesehatannya maupun kesenangannya. Istilah gulma bukanlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting sebagai bahan pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan industri dan rumah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan jenis tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan padi. Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia

I. PENDAHULUAN. Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya. Kerugian yang disebabkan oleh kehadiran gulma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat. Hingga saat ini belum ada komoditas yang mampu menggantikan peranan tebu sebagai salah satu penghasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan berumpun. Umur tanaman padi mulai dari benih sampai bisa dipanen kurang lebih 4 bulan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil minyak masak, bahan industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunan kelapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek yang cukup cerah. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan normalnya (Tjitrosoedirdjo dkk., 1984). Penggunaan herbisida

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan normalnya (Tjitrosoedirdjo dkk., 1984). Penggunaan herbisida 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Herbisida merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma karena dapat mematikan pertumbuhan atau menghambat pertumbuhan normalnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, pertama kali ada di Indonesia sebagai tanaman koleksi yang ditanam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia. Jagung berperan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras dan sebagai bahan pakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Plantae; divisio : Spermatophyta; subdivisio : Angiospermae; kelas :

TINJAUAN PUSTAKA. Plantae; divisio : Spermatophyta; subdivisio : Angiospermae; kelas : 5 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Eleusine indica (L.) Gaertn Dalam dunia tumbuhan rumput belulang termasuk ke dalam kingdom : Plantae; divisio : Spermatophyta; subdivisio : Angiospermae; kelas : Monocotyledoneae;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Gulma Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Penggolongan gulma dapat dilakukan berdasarkan siklus hidup, habitat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat konsumsinya cukup tinggi di kalangan masyarakat. Hampir pada setiap masakan, sayuran ini selalu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi TINJAUAN PUSTAKA Sistem Jarak Tanam Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi tanaman tersebut,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang dapat memenuhi kebutuhan akan minyak nabati. Tanaman lain yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan sumber bahan pangan penting setelah beras. Peranan jagung tidak hanya sebagai bahan makanan pokok, namun juga merupakan bahan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL

EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 214 ISSN 247-4624 EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL *SETIADI KURNIAWAN 1, YUYUN KURNIAWATI 1, DWI SANDRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki

I. PENDAHULUAN. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki seperti pada areal perkebunan yang terdapat di PT. Great Gian Pineapple. Gulma secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Asystasia. Dalam dunia tumbuhan Asystasia intrusa (Forssk.) Blume termasuk ke

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Asystasia. Dalam dunia tumbuhan Asystasia intrusa (Forssk.) Blume termasuk ke TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Asystasia Dalam dunia tumbuhan Asystasia intrusa (Forssk.) Blume termasuk ke dalam famili Acanthaceae, genus Asystasia. Ada juga jenis yang lain yaitu Asystasia coromandeliana

Lebih terperinci

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Penyusun E. Sutisna Noor Penyunting Arif Musaddad Ilustrasi T. Nizam Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Gulma Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki yakni tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tanaman Jagung Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Biji kedelai digunakan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bioaktivator Menurut Wahyono (2010), bioaktivator adalah bahan aktif biologi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di dunia, termasuk di Indonesia. Tanaman jagung selain digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber kalori yang relatif murah. Kebutuhan akan gula meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. sumber kalori yang relatif murah. Kebutuhan akan gula meningkat seiring dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Selain itu, gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman yang dibudidayakan secara

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman yang dibudidayakan secara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman yang dibudidayakan secara luas di Indonesia. Tebu sendiri adalah bahan baku dalam proses pembuatan gula. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di Indonesia. Peluang pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia sangat besar dikarenakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah dan Pemanasan Global Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan untuk menyiapkan tempat persemaian, memberantas gulma, memperbaikai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian

PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian 1014121192 LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian dan Pemanasan Global Pemanasan global yang kini terjadi adalah akibat dari makin meningkatnya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, baik secara alami maupun secara buatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit menjadi pemimpin dalam penghasil minyak nabati dunia (2006), dengan produksi 37,1 juta ton dari buah kelapa sawit dan lebih dari 4,3 juta ton dari kernel

Lebih terperinci

Respons Dosis Biotip Rumput Belulang (Eleusine Indica L. Gaertn) Resisten-Glifosat Terhadap Glifosat, Parakuat Dan Indaziflam

Respons Dosis Biotip Rumput Belulang (Eleusine Indica L. Gaertn) Resisten-Glifosat Terhadap Glifosat, Parakuat Dan Indaziflam Respons Dosis Biotip Rumput Belulang (Eleusine Indica L. Gaertn) Resisten-Glifosat Terhadap Glifosat, Parakuat Dan Indaziflam Dose Response of Goosegrass (Eleusine indica L. Gaertn) Biotype Glyphosate-Resistance

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan

PENDAHULUAN. Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Nama lain Gleichenia linearis adalah Dicranopteris linearis. Termasuk ke

TINJAUAN PUSTAKA. Nama lain Gleichenia linearis adalah Dicranopteris linearis. Termasuk ke TINJAUAN PUSTAKA Botani Pakis Kawat (Gleichenia linearis) Nama lain Gleichenia linearis adalah Dicranopteris linearis. Termasuk ke dalam suku Gleicheniaceae, dengan nama lokal pakis kawat dan sampilpil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama menjadi bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Mula-mula manusia membunuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu menurut ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk famili rumput

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu menurut ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk famili rumput II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tanaman Tebu 2.1.1 Morfologi tanaman tebu Tanaman tebu menurut ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk famili rumput (graminae) dan golongan saccharae atau saccharum. Termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu Tebu termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae dan ordo Glumamaceae. Saccharum officinarum adalah jenis yang paling banyak dikembangkan dan dibudidayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu tantangan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia adalah ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional adalah masalah sensitif yang selalu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah iklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

RESPONS DOSIS BIOTIP Eleusine indica RESISTEN-GLIFOSAT TERHADAP GLIFOSAT, PARAKUAT, DAN GLUFOSINAT ABSTRACT

RESPONS DOSIS BIOTIP Eleusine indica RESISTEN-GLIFOSAT TERHADAP GLIFOSAT, PARAKUAT, DAN GLUFOSINAT ABSTRACT 109 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 RESPONS DOSIS BIOTIP Eleusine indica RESISTEN-GLIFOSAT TERHADAP GLIFOSAT, PARAKUAT, DAN GLUFOSINAT Lia Andayani Lubis 1*, Edison Purba 2,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Sorgum Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk ke dalam : Kingdom : Plantae Divisi Class Ordo Family Genus : Magnoliophyta : Liliopsida

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji), Subdivisi Angiospermae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan bahan pangan terpenting di Indonesia mengingat makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras. Sementara itu, areal pertanian

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, zaitun, dan sebagainya. Dewasa ini, komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional masih merupakan problema yang perlu diatasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertambahan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. utama dan gulma.herbisida pra tumbuh diaplikasikan segera setelah benih

TINJAUAN PUSTAKA. utama dan gulma.herbisida pra tumbuh diaplikasikan segera setelah benih TINJAUAN PUSTAKA Herbisida Pra Tumbuh Herbisida Pra Tumbuh Herbisida dapat diaplikasikan ke dalam beberapa kategori. Klasifikasi ini dapat didasarkan pada tipe gulma yang akan dikendalikan, waktu aplikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta Angiospermae : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Bawang Merah Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman yang berasal dari keluarga Liliaceae. Bawang merah tergolong tanaman semusim atau setahun yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis. BAB V FOTOSINTESIS A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami proses fotosintesis dan mampu menguraikan mekanisme terjadinya fotosintesis pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci