I. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat.
|
|
- Handoko Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat. Hingga saat ini belum ada komoditas yang mampu menggantikan peranan tebu sebagai salah satu penghasil kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin pesat mendorong meningkatnya permintaan gula dan akhirnya akan mendorong peningkatan industri gula nasional. Dalam upaya untuk meningkatkan produksi gula nasional, pemerintah telah melakukan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan cara meningkatkan luas areal lahan perkebunan tebu dari Ha pada tahun 2005 menjadi Ha pada tahun 2010 (BPS, 2010). Salah satu daerah yang menjadi sasaran perluasan areal pertanaman tebu adalah Provinsi Lampung. Budidaya tebu yang dilakukan di provinsi Lampung adalah budidaya lahan kering. Salah satu masalah pada budidaya tebu pada lahan kering adalah masalah gulma. Di lahan kering gulma dapat mempengaruhi perkembangan tanaman dari sejak tebu ditanam (Sasongko, 1988).
2 2 Keberadaan gulma pada pertanaman tebu memiliki dampak negatif bagi pertumbuhan tanaman tebu. Gulma akan menjadi pesaing utama tanaman tebu dalam memperoleh sarana tumbuh. Selain itu, keberadaan gulma akan mempersulit dalam pemeliharaan tebu serta menurunkan kualitas tebu. Kerugian yang ditimbulkan oleh keberadaan gulma pada pertanaman tebu yaitu dapat menurunkan bobot tebu berkisar 6-9% dan penurunan rendemen sebesar 0,09% (Kuntohartono, 1991). Prinsip utama dalam pengelolaan gulma pada pertanaman tebu adalah menekan populasi gulma sebelum merugikan pertanaman tebu. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam pengendalian gulma pada pertanaman tebu adalah dengan pengendalian kimiawi dengan menggunakan herbisida. Penggunaan herbisida dinilai lebih ekonomis karena biaya pengendalian yang lebih murah dibandingkan dengan metode lainnya. Selain itu keuntungan herbisida adalah mampu mengendalikan gulma tanpa menggangu tanaman pokok. Kombinasi atau pencampuran dua atau lebih jenis herbisida telah sangat berkembang dalam tiga dekade terakhir. Hal ini berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dengan kombinasi herbisida, antara lain : (1) Mengurangi biaya produksi dalam bentuk penghematan waktu dan tenaga, (2) Memperluas spektrum pengendalian dan pengaruhnya lebih lama, (3) Memperlambat timbulnya gulma yang resisten terhadap herbisida, dan (4) Mengurangi kemungkinan keracunan pada tanaman budidaya karena komponen dosis yang digunakan legih rendah daripada bila bahan tersebut diaplikasikan tunggal (Tjitrosoemito dan Burhan, 1995)
3 3 Herbisida metil metsulfuron merupakan herbisida selektif untuk mengendalikan gulma daun lebar, bersifat sistemik, diaplikasikan pratumbuh maupun purnatumbuh. Ageratum conyzoides, Borreria latifolia, Paspalum conjugatum, dan Synedrella nodiflora merupakan beberapa contoh gulma yang dapat dikendalikan dengan menggunakan herbisida berbahan aktif metil metsulfuron. Herbisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pra tumbuh ataupun pasca tumbuh awal (Wardjito, 2009). Dibandingkan dengan ametrin, diuron, dan 2,4-D, metil metsulfuron merupakan herbisida yang belum pernah digunakan pada perkebunan tebu. Ametrin dan diuron merupakan golongan herbisida yang mematikan gulma dengan cara menghambat fotosintesis. 2,4-D mematikan gulma dengan mempengaruhi keseimbangan hormon di dalam tumbuhan. Sedangkan metil metsulfuron bekerja dengan menghambat sisntesis lipid (Sriyani, 2011). Dengan mekanisme kerja yang berbeda metil metsulfuron dapat dijadikan pilihan untuk merotasi penggunaan herbisida pada pertanaman tebu. Oleh karena itu perlu diketahui efikasi metil metsulfuron terhadap gulma pada pertanaman tebu lahan kering. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka diperlukan penelitian untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah daya kendali herbisida metil metsulfuron dan campurannya dengan 2,4-D, ametrin, dan diuron terhadap gulma pada pertanaman tebu? 2. Apakah herbisida metil metsulfuron dan kombinasinya dengan 2,4-D, ametrin, atau diuron mempengaruhi pertumbuhan tanaman tebu?
4 4 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, penelitin ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui efikasi herbisida metil metsulfuron tunggal dan kombinasinya dengan 2,4-D, ametrin, dan diuron terhadap gulma pertanaman tebu. 2. Mengetahui pengaruh metil metsulfuron tunggal dan campurannya dengan 2,4-D, ametrin, atau diuron terhadap pertumbuhan tebu. 1.4 Landasan Teori Gulma merupakan tumbuhan yang merugikan kepentingan manusia. Kehilangan akhir yang diderita akibat berinteraksi dengan gulma merupakan refleksi akhir dari proses kompetisi yang terjadi sepanjang persaingan itu terjadi. Apabila kerugian akibat gulma diukur dengan penurunan jumlah atau mutu hasil, serta tambahan biaya, maka konsekuensi ekonomis kehilangan akan sangat besar (Sembodo, 2010). Menurut Tjitrosoedirdjo,dalam Indarto dan Sembodo (2002) penurunan hasil karena gulma pada pertanaman tebu dapat mencapai 53,7%. Pengendalian gulma secara kimiawi dengan menggunakan herbisida merupakan salah satu upaya untuk meniadakan atau mengurangi populasi gulma tanpa mengganggu tanaman. Pengendalian gulma merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman dan melemahkan daya saing gulma (Sukman dan Yakup, 1995). Secara umum sifat herbisida yang mematikan gulma adalah gabungan dari sifat toksisitas dan presistensi herbisida (Gressel and Segel,1992). Pencampuran dua jenis herbisida akan mengakibatkan terjadinya interaksi. Interaksi tersebut dapat
5 5 bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. (a) sinergis apabila aksi gabungan dari dua komponen dalam satu campuranlebih besar dari jumlah efek masing-masing apabila dipakai secara sendiri-sendiri, (b) aditif, apabila aksi gabungan itu sama dengan jumlah efek masing-masing komponen apabila dipakai sendiri-sendiri, dan (c) antagonis, apabila aksi gabungan itu lebih kecil dari jumlah masingmasing efek apabila dipakai sendiri-sendiri (Alif, 1997). Metil metsulfuron dapat meracuni tumbuhan dengan cara menghambat kinerja enzim ALS (acetolactate synthase) yang mensintesis asam amino leusin, isoleusin, dan valin. Ametrin dan diuron memilki mekanisme kerja menghambat fotosistem II untuk mematikan gulma. Sedangkan 2,4-D merupakan herbisida dari golongan fenoksi yang bekerja dengan menggangu keseimbangan hormon di dalam tumbuhan (Senseman, 2007). Metil metsulfuron telah digunakan di Indonesia sejak awal tahun 1990an. Herbisida metil metsulfuron digunakan sebagai herbisida pratumbuh pada pertanaman padi karna bersifat selektif untuk gulma daun lebar sehingga tidak meracuni tanaman padi (Rahayu, 1992). Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja pengendalian gulma secara kimiawi adalah dengan mengkombinasikan herbisida. Kombinasi herbisida diharapkan mampu menghasilkan sifat yang sinergis sehingga dapat lebih menguntungkan baik dari sisi ekonomi maupun ekologis. Kombinasi herbisida diharapkan mampu meningkatkan spektrum pengendalian gulma dan juga menggunakan dosis yang lebih rendah dibandingkan dengan aplikasi tunggalnya sehingga lebih
6 6 menguntungkan secara ekonomis. Kombinasi herbisida juga dapat memperlambat timbulnya gulma yang resisten terhadap suatu herbisida (Gressel and Segel, 1982). 1.5 Kerangka Pemikiran Salah satu tujuan pengendalian gulma adalah menciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi tanaman sehingga mampu berproduksi sesuai dengan potensial genetiknya. Keberadaan gulma pada pertanaman tebu dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar. Persaingan tanaman budidaya dengan gulma akan mengakibatkan tanaman tidak mampu tumbuh dengan optimal karena harus berkompetisi dengan gulma. Salah satu cara pengendalian gulma yang dinilai efektif dan efisien adalah dengan herbisida. Aplikasi herbisida yang berhasil dapat menyebabkan perubahan komposisi gulma. Perubahan komposisi ini diakibatkan oleh selektifitas herbisida yang digunakan hanya dapat mengendalikan gulma tertentu. Gulma yang menjadi sasaran akan terkendali tetapi biji-biji gulma dalam tanah yang tidak terkendali akan tumbuh sehingga mengganggu tanaman pokok. Selain itu gulma memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda-beda. Herbisida yang dikombinasikan memiliki keuntungan akan mengurangi kemungkinan keracunan pada tanaman karena dosis yang digunakan lebih rendah daripada herbisida yang diaplikasikan tunggal. Selain itu pencampuran herbisida
7 7 bertujuan untuk meningkatkan spektrum pengendalian dan juga menghindari resistensi jenis gulma tertentu yang dapat terjadi secara perlahan-lahan. Herbisida ametrin, diuron, dan 2,4-D merupakan herbisda pratumbuh yang sering digunakan untuk mengendalikan gulma pada pertanaman tebu sedangkan metil metsulfuron lebih sering digunakan untuk menekan populasi gulma pada lahan sawah. Ametrin dan diuron memiliki mekanisme kerja yang sama yaitu menghambat fotosisntesis pada fotosistem II sedangkan metil metsulfuron dapat bersifat toksik bagi tanaman karena menghambat sintesis asam amino. Metil metsulfuron diharapkan mampu menekan populasi gulma pada pertanaman tebu lahan kering. Herbisida metil metsulfuron yang relatif aman untuk tanaman padi juga diharapkan tidak meracuni tanaman tebu karena tebu masih termasuk ke dalam famili yang sama dengan padi. Dengan demikian metil metsulfuron dapat menjadi salah satu alternatif dalam merotasi herbisida pratumbuh bagi tanaman tebu. 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Herbisida metil metsulfuron mampu mengendalikan gulma daun lebar pada pertanaman tebu. 2. Pencampuran herbisida metil metsulfuron dengan 2,4-D, ametrin, dan diuron memiliki daya kendali yang lebih baik daripada aplikasi metil metsulfuron tunggal.
8 8 3. Kombinasi herbisida metil metsulfuron dengan dengan 2,4-D, ametrin, atau diuron tidak meracuni tanaman tebu.
I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman yang dibudidayakan secara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman yang dibudidayakan secara luas di Indonesia. Tebu sendiri adalah bahan baku dalam proses pembuatan gula. Dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di Indonesia. Peluang pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia sangat besar dikarenakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, pertama kali ada di Indonesia sebagai tanaman koleksi yang ditanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek yang cukup cerah. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting sebagai bahan pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan industri dan rumah
Lebih terperinciEFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH METIL METSULFURON TUNGGAL DAN KOMBINASINYA DENGAN 2,4-D, AMETRIN, ATAU DIURON TERHADAP GULMA PADA PERTANAMAN TEBU
EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH METIL METSULFURON TUNGGAL DAN KOMBINASINYA DENGAN 2,4-D, AMETRIN, ATAU DIURON TERHADAP GULMA PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Nico Alfredo, Nanik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia. Jagung berperan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras dan sebagai bahan pakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Selain sebagai pangan pokok dan sumber karbohidrat, jagung juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang dapat memenuhi kebutuhan akan minyak nabati. Tanaman lain yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan berumpun. Umur tanaman padi mulai dari benih sampai bisa dipanen kurang lebih 4 bulan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Berbagai kegunaan bawang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran dengan prospek yang cukup baik dalam pengembangan agribisnis di Indonesia. Komoditi ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan normalnya (Tjitrosoedirdjo dkk., 1984). Penggunaan herbisida
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Herbisida merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma karena dapat mematikan pertumbuhan atau menghambat pertumbuhan normalnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu Saccharum officinarum L. merupakan tanaman perkebunan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Tebu Tanaman tebu Saccharum officinarum L. merupakan tanaman perkebunan semusim sebagai salah satu penghasil gula. Tebu termasuk termasuk tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat konsumsinya cukup tinggi di kalangan masyarakat. Hampir pada setiap masakan, sayuran ini selalu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya. Kerugian yang disebabkan oleh kehadiran gulma
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tanaman Jagung Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber kalori yang relatif murah. Kebutuhan akan gula meningkat seiring dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Selain itu, gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil minyak masak, bahan industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunan kelapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma
TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma Masalah gulma timbul pada suatu jenis tumbuhan atau sekelompok tumbuhan mulai mengganggu aktifitas manusia baik kesehatannya maupun kesenangannya. Istilah gulma bukanlah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Penggunaan pestisida pada usaha pertanian khususnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di dunia, termasuk di Indonesia. Tanaman jagung selain digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah iklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Jarak Tanam Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi tanaman tersebut,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu menurut ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk famili rumput
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tanaman Tebu 2.1.1 Morfologi tanaman tebu Tanaman tebu menurut ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk famili rumput (graminae) dan golongan saccharae atau saccharum. Termasuk
Lebih terperinciAPLIKASI HERBISIDA 2,4-D DAN PENOXSULAM PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
APLIKASI HERBISIDA 2,4-D DAN PENOXSULAM PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) APPLICATION OF HERBICIDE 2,4-D AND PENOXSULAM ON GROWTH AND YIELD OF PADDY RICE (Oryza sativa L.)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena mempunyai kandungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciJurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays. L) PADA BERBAGAI PENGELOLAAN GULMA DI KABUPATEN DELI SERDANG Growth and Production of Maize (Zea mays L) in the Various of Weed Control in Distric Deli Serdang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, zaitun, dan sebagainya. Dewasa ini, komoditas
Lebih terperinciPENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH
PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH Uum Umiyati 1*, Ryan Widianto 2, Deden 3 1. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan jenis tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan padi. Tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Nama lain Gleichenia linearis adalah Dicranopteris linearis. Termasuk ke
TINJAUAN PUSTAKA Botani Pakis Kawat (Gleichenia linearis) Nama lain Gleichenia linearis adalah Dicranopteris linearis. Termasuk ke dalam suku Gleicheniaceae, dengan nama lokal pakis kawat dan sampilpil.
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2, Februari 2017: 191 197 ISSN: 2527-8452 191 PENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) THE EFFECT OF TIME
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ikan patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Klasifikasi ikan patin siam menurut Saanin, 1984 adalah sebagai berikut:
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Ikan patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Klasifikasi ikan patin siam menurut Saanin, 1984 adalah sebagai berikut: Filum Sub Filum Kelas Sub Kelas Ordo Sub Ordo Famili Genus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki seperti pada areal perkebunan yang terdapat di PT. Great Gian Pineapple. Gulma secara
Lebih terperinciEFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 214 ISSN 247-4624 EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL *SETIADI KURNIAWAN 1, YUYUN KURNIAWATI 1, DWI SANDRI
Lebih terperinciUji Efikasi Herbisida Pratumbuh untuk Pengendalian Gulma Pertanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)
Uji Efikasi Herbisida Pratumbuh untuk Pengendalian Gulma Pertanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Efficacy Trial of Pre Emergence Herbicides to Control Weeds in Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Plantation
Lebih terperinciUji Efektifitas Herbisida Atrazin, Mesotrion, dan Campuran Atrazin+Mesotrion terhadap Beberapa Jenis Gulma
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 15 (1): 15-23 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-5020 eissn Online 2047-1781 Uji Efektifitas Herbisida Atrazin, Mesotrion, dan Campuran Atrazin+Mesotrion terhadap
Lebih terperinciMENGENDALIKAN GULMA DAN BIJINYA
MENGENDALIKAN GULMA DAN BIJINYA METAFURON 20 WG merupakan herbisida pra dan purna tumbuh yang diformulasi dalam bentuk butiran halus yang mudah larut dalam air yang dapat mengendalikan gulma berdaun lebar,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan masalah Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan ubikayu bagi penduduk dunia, khususnya pada negara tropis setiap tahunnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Gulma pada Padi Sawah
TINJAUAN PUSTAKA Gulma pada Padi Sawah Gulma merupakan tanaman yang tumbuh bukan pada tempatnya, atau disebut juga tanaman atau tumbuhan yang manfaatnya lebih sedikit dibandingkan dengan kerugian yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah, mulai tanah bertekstur ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung berpasir), hingga bertekstur
Lebih terperinci1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunungjati Cirebon
SINERGISME CAMPURAN HERBISIDA KLOMAZON DAN METRIBUZIN TERHADAP GULMA Oleh Uum Umiyati 1) Abstrak Gulma merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya atau keberadaannya tidak dikehendaki. Munculnya suatu jenis
Lebih terperinciEfikasi Herbisida Metil Metsulfuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis guinensis Jacq.) yang Belum Menghasilkan (TBM)
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 15 (1): 1-7 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-5020 eissn Online 2047-1781 Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis
Lebih terperinciKAJIAN EFIKASI, EFISIENSI DAN PERKEMBANGAN GULMA JANGKA PENDEK DARI 3 HERBISIDA PADA KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN EFIKASI, EFISIENSI DAN PERKEMBANGAN GULMA JANGKA PENDEK DARI 3 HERBISIDA PADA KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU DR. IR. WAHYU WIBAWA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan
Lebih terperinciMETODELOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
III. METODELOGI PERCOBAAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciEFIKASI HERBISIDA PENOKSULAM TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA UMUM PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 16 Jurnal Agrotek Tropika 4(1):16-21, 2016 Vol. 4, No. 1: 16 21, Januari 2016 EFIKASI HERBISIDA PENOKSULAM TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA UMUM PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Jenis gulma yang tumbuh di suatu tempat berbeda-beda, tergantung faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Menurut Sastroutomo (1990), komunitas tumbuhan memperlihatkan adanya
Lebih terperinciSTUDI KEEFEKTIVAN HERBISIDA DIURON DAN AMETRIN UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.
STUDI KEEFEKTIVAN HERBISIDA DIURON DAN AMETRIN UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Oleh Vience Maria Fransisca Agustanti A 341010 PROGRAM STUDI AGRONOMI
Lebih terperinciEFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH DIURON PADA GULMA DI PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING. Skripsi. Oleh DANNY FHAISAL AKBAR
. EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH DIURON PADA GULMA DI PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Skripsi Oleh DANNY FHAISAL AKBAR FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gulma Gulma adalah tumbuh-tumbuhan (tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Suatu tumbuhan
Lebih terperinciPengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut
Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Penyusun E. Sutisna Noor Penyunting Arif Musaddad Ilustrasi T. Nizam Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Gulma Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Penggolongan gulma dapat dilakukan berdasarkan siklus hidup, habitat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional masih merupakan problema yang perlu diatasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertambahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu temasuk ke dalam famili Poaceae (graminae). Tebu merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi tentang Tanaman Tebu 2.1.1 Morfologi Tanaman Tebu Tanaman tebu temasuk ke dalam famili Poaceae (graminae). Tebu merupakan tanaman semusim yang berumur 1 tahun. Bagian
Lebih terperinciPENYIANGAN. Peserta diklat diharapkan mampu menyiang padi sawah dengan benar.
PENYIANGAN 1. DEFINISI Penyiangan adalah penghilangan rumput atau tanaman liar di sekitar tanaman yang sedang kita rawat. Rumput atau tanaman liar perlu dihilangkan karena menimbulkan penghalangan tumbuhnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Trachebionta, subdivisio spermatophyta, kelas Liliopsida, Sub kelas
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman E. indica di klasifikasikan dengan Kingdom Plantae, divisio Trachebionta, subdivisio spermatophyta, kelas Liliopsida, Sub kelas Commelinidae, Ordo Poales, Famili
Lebih terperinciIV. BASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%)
IV. BASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%) Hasil pengamatan terhadap kerapatan nisbi yang dihasilkan dari kesembilan perlakuan baik pra maupun pasca perlakuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk
Lebih terperinciEFIKASI KOMBINASI HERBISIDA PENOXSULAM DAN BUTACHLOR TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TANAM PINDAH.
EFIKASI KOMBINASI HERBISIDA PENOXSULAM DAN BUTACHLOR TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TANAM PINDAH (Skripsi) Oleh Tri Wahyuni Damayanti FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciPENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian
PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian 1014121192 LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan pertanian merupakan salah satu masalah lingkungan yang telah ada sejak berdirinya konsep Revolusi Hijau. Bahan kimia
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIVITAS PENCAMPURAN SURFAKTAN DENGAN HERBISmA UNTUK JALUR TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN
Bul. Agron. 27(1) 25-29 (1999) STUDI EFEKTIVITAS PENCAMPURAN SURFAKTAN DENGAN HERBISmA UNTUK JALUR TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN Study of the Effectiveness of Surfactant with Herbicide Mixing for Young
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan tanaman tebu PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang yang terletak di blok Cidangdeur, desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan potensial besar untuk usaha budidaya yang meliputi perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah seluas seluas 88.500
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam herbisida.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam herbisida. Senyawa aktif tersebut umum digunakan oleh para petani untuk mengendalikan gulma yang ada
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG
PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP.,MP. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung sebagai tanaman pangan di Indosesia, menduduki urutan kedua setelah padi. Namun Jagung mempunyai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Asystasia. Dalam dunia tumbuhan Asystasia intrusa (Forssk.) Blume termasuk ke
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Asystasia Dalam dunia tumbuhan Asystasia intrusa (Forssk.) Blume termasuk ke dalam famili Acanthaceae, genus Asystasia. Ada juga jenis yang lain yaitu Asystasia coromandeliana
Lebih terperinciPENGUJIAN EFIKASI HERBISIDA BERBAHAN AKTIF PIRAZOSULFURON ETIL 10% UNTUK PENYIANGAN PADA BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
PENGUJIAN EFIKASI HERBISIDA BERBAHAN AKTIF PIRAZOSULFURON ETIL 10% UNTUK PENYIANGAN PADA BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) THE TESTING EFFICATION OF HERBICIDE ACTIVE AGENT ETHYL PYRAZOSULFURON 10%
Lebih terperinci1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merrill) merupakan sumber protein terpenting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%, persentase tertinggi dari seluruh
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies Pangasius hypophthalmus yang hidup di perairan tropis Indo Pasifik.
Lebih terperinciDOSIS RENDAH, HASIL LEBIH BAIK
DOSIS RENDAH, HASIL LEBIH BAIK SPEEDUP 480 SL merupakan herbisida purna tumbuh yang diformulasi dalam bentuk larutan yang mudah larut dalam air yang dapat mengendalikan gulma berdaun sempit, berdaun lebar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
71 PENDAHULUAN Latar Belakang Sorgum manis [Sorghum bicolor (L.) Moench] merupakan salah satu tanaman pangan utama dunia. Hal ini ditunjukkan oleh data mengenai luas areal tanam, produksi dan kegunaan
Lebih terperinci(Tesis) Oleh: HERI HENDARTO
RESISTENSI GULMA Cyperus rotundus, Dactyloctenium aegyptium, Asystasia gangetica TERHADAP HERBISIDA BROMACIL DAN DIURON PADA PERKEBUNAN NANAS DI LAMPUNG TENGAH (Tesis) Oleh: HERI HENDARTO PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciRESPON DELAPAN JENIS GULMA INDIKATOR TERHADAP PEMBERIAN CAIRAN FERMENTASI PULP KAKAO
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 80 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):80-85, 2013 Vol. 1, No. 1: 80 85, Januari 2013 RESPON DELAPAN JENIS GULMA INDIKATOR TERHADAP PEMBERIAN CAIRAN FERMENTASI PULP KAKAO Aris
Lebih terperinciPERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK
PERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK Araz Meilin 1 ABSTRACT This research aims at identification of 1) weeds domination in palm oil plantation
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea. L) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah dibudidayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan sebagai bumbu masakan dan dapat dibuat olahan. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi masyarakat Indonesia setelah padi dan jagung. Kedelai memiliki kandungan protein yang cukup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Gulma Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki yakni tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara dengan basis sumberdaya agraris, Indonesia pernah menjadi salah satu produsen dan eksportir gula pasir yang terbesar di dunia pada decade 1930-40 an.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sering kali tumbuh pada tempat dimana menimbulkan kerugian pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gulma Para ahli Ekologi memberi batasan gulma sebagai tumbuhan yang mempunyai kemampuan khusus menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), tanaman tebu dapat diklasifikasikan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu 2.1.1 Botani tanaman tebu Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), tanaman tebu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Ordo Familia Genus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi dan gandum. Jagung sebagai salah satu tanaman yang memiliki sumber karbohidrat
Lebih terperinciPengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang ( Imperata cylindrica L.) pada Bobot Kering dan Persen Penutupan Gulma
Tamin: Pengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang (Imperata... Pengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang ( Imperata cylindrica L.) pada Bobot Kering dan Persen Penutupan Gulma (The Effect of Alang-alang [Imperata
Lebih terperinci