Jurnal Penyuluhan, September 2017 Vol. 13 No. 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Penyuluhan, September 2017 Vol. 13 No. 2"

Transkripsi

1 Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan Analysis of Field Extension Worker s Perfomance in the Program of Community Food Distribution Institution in Makarti Jaya District, Banyuasin Regency, South Sumatera Muhammad Arbi 1 1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya Abstract The Ministry of Agriculture implements the Program of Community Food Distribution Institutionto empower farmer groups in staple food distribution. The objectives of this research were : 1) to describe Agricultural Extension Worker s perfomance in Makarti Jaya District, Banyuasin Regency, 2) to measure Agricultural Extension Worker s performance in LDPM program, 3) to determine the level of success of LDPM, and 4) to analyze the relationship between the Agricultural Extension Worker s (PPL) perfomance and level of success of the LDPM.This study was conducted in Makarti Jaya District, Banyuasin Regency in March- Mei 2016, using a survey method and a disproportionate stratified random sampling method. Farmer samples taken were 45 farmers in 9 farmer groups. The data were processed in tabulation and analyzed by using Spearman correlation test. The study results showed that PPL perfomance in District of Makarti Jaya, Regency of Banyuasin was in a sufficient category with the average performance level of 71,43. PPL Performance in LDPM was in the medium category with the average score of 19,02. Meanwhile, the level of success in the LDPM program was in a high category with the average score of 21,58 (successful). The resulted Spearman correlation test showed there was arelationship between PPL performance and the level of success in LDPM programin Makarti Jaya District, Banyuasin Regency. Keyword: Performance, PPL, farmer groups, LDPM Abstrak Kementerian Pertanian melaksanakan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dalam rangka memberdayakan kelompok tani dalam distribusi makanan pokok di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menggambarkan kinerja Penyuluh Pertanian di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Kabupaten Banyuasin, 2) untuk mengukur kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program LDPM, 3) untuk mengukur tingkat keberhasilan LDPM, dan 4) untuk menganalisis hubungan antara dari kinerja PPL dengan tingkat keberhasilan LDPM. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin pada Maret - Mei Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel sebanyak 45 petani dari 9 kelompok tani dengan menggunakan teknik dispropotional random sampling. Data diolah dalam bentuk tabulasi dan diuji dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PPL di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin masuk dalam kategori cukup baik dengan skor 71,43. Kinerja PPL dalam melaksanakan program LDPM di daerah tersebut masuk dalam kategori sedang dengan jumlah skor 19,02, dan tingkat keberhasilan program LDPM di daerah tersebut masuk dalam kategori tinggi dengan skor 21,58 (berhasil). Hasil analisis Uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja PPL dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan program LDPM di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Kata Kunci: Kinerja, PPL, kelompok tani, LDPM Pendahuluan Dampak dari permasalahan petani, Poktan dan Gapoktan dalam mengolah, menyimpan dan memasarkan hasil produksinya dapat menyebabkan ketidakstabilan harga di wilayah sentra produksi pertanian pada saat terjadi panen raya, sehingga harga cenderung turun sampai tingkat yang kurang menguntungkan petani. Sebaliknya pada saat musim paceklik terjadi kekurangan pangan sehingga harga cenderung meningkat dan tetntunya akan 1 Korespondensi penulis arbiunsri@yahoo.com memberatkan konsumen. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) merupakan suatu lembaga yang dibentuk oleh pemerintah melalui program pemberdayaan Gapoktan yang diharapkan mampu mengembangkan unit usaha distribusi atau pengolahan hasil dan unit pengelola cadangan pangan, pengembangan agribisnis, dan meningkatkan nilai tambah produk petani. Gapoktan atau gabungan kelompok tani adalah organisasi yang memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah 125

2 terhadap petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Gapoktan menjadi gateway institutions yang menjadi penghubung petani satu desa dengan lembaga-lembaga diluarnya. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) menjadi faktor penentu keberhasilan suatu program, khususnya Program LDPM. Kinerja sama artinya dengan performance. Performance ialah hasil kerja atau prestasi kerja. Bagi seorang penyuluh pertanian, kinerja merupakan perwujudan diri atas sejauh mana tugas pokoknya dapat dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah ditetapkan. PPL sebagai pendamping dalam Program LDPM mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu dalam kegiatan penyuluhan dan evaluasi serta pelaporan terkait program tersebut sehingga tinggi rendahnya kinerja penyuluh pertanian akan berdampak pada tingkat keberhasilan program LDPM. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja PPL di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin, mengukur kinerja PPL dalam program LDPM, mengetahui tingkat keberhasilan program LDPM, serta menganalisis hubungan kinerja PPL terhadap tingkat keberhasilan program LDPM di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), ciri khas metode penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Metode ini digunakan karena jumlah populasi petani yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti secara langsung seluruh petani. Sampel yang dipilih untuk mewakili seluruh anggota populasi adalah petani yang tergabung dalam Gapoktan Sri Rejeki yang menjalankan program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga dapat menjelaskan bagaimana tingkat kinerja PPL dalam program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) serta bagaimana tingkat keberhasilan program tersebut berdasarkan penilaian petani. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproporsionate stratified random sampling dengan mengambil sebanyak 5 petani dari setiap kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Sri Rejeki yang mengikuti program LDPM (Tabel 1). Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian yang Tergabung dalam Gapoktan Sri Rejeki Kabupaten Banyuasin No. Kelompok Tani Populasi Sampel 1. Sadar jaya Sri Bangun Sri Makmur I Sri Makmur II Sri Rejeki II Sri Dadi I Tri Tnggal Sri Dadi II Sri Lestari 26 5 Jumlah Sumber : BP3K Makarti Jaya Data yang diperoleh di lapangan dari hasil wawancara langsung dari petani contoh diolah secara tabulasi dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara deskriptif yaitu dengan memaparkan hasil yang didapat dalam bentuk uraian yang sistematis pada pembahasan. Untuk mengukur kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan tingkat keberhasilan program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LPDM) dilakukan dengan metode skoring dan diuraikan secara deskriptif. Penentuan tingkat kinerja penyuluh pertanian dan tingkat keberhasilan program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LPDM) dengan kriteria, tinggi, sedang, rendah dapat dilihat dengan menggunakan interval kelas. Menjawab tujuan pertama penelitian yaitu mendeskripsikan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin dilakukan analisis deskriptif dan skoring. Pengukuran kinerja PPL berdasarkan Permentan No 91 Tahun 2013 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian yaitu dengan melihat bagaimana pelaksanaan kinerja penyuluh pertanian lapangan. Ada 3 indikator yang digunakan untuk melihat kinerja PPL yaitu Persiapan Penyuluhan Pertanian, Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, dan Evaluasi dan Pelaporan. Tiga indikator tersebut berisikan 16 pertanyaan. Setiap pertanyaan dinilai dengan menggunakan skala 1 sampai dengan

3 Skala 1 menunjukkan kinerja paling rendah dan skala 5 menunjukkan kinerja paling tinggi. Jumlah nilai pengukuran kinerja PPL disebut dengan Nilai Evaluasi Mandiri (NEM) yang merupakan ukuran prestasi kerja. Tata cara penghitungan kinerja PPL adalah sebagai berikut : di mana: NPK Total NEM : Nilai Prestasi Kerja / Kinerja PPL : Jumlah keseluruhan Nilai Evaluasi Mandiri Standar NPK PPL dinyatakan dalam angka dan sebutan, seperti yang tertuang pada Tabel 2 sebagai berikut; Menjawab tujuan kedua yaitu mengukur mengukur kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin dilakukan dengan metode skala Likert yang diukur melalui 2 indikator yaitu Kegiatan Penyuluhan/pendampingan dan Evaluasi dan Pelaporan. Setiap indikator tersebut diukur melalui 5 pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor 3 untuk kriteria tinggi, skor 2 untuk kriteria sedang dan skor 1 untuk kriteria rendah, sehingga total skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 10. Rumus yang dipakai untuk interval kelas adalah : NR PI di mana : NPK = (Total NEM)/80 x 100 Tabel 2. Tabel Standar NPK (Nilai Prestasi Kerja/ Kinerja) PPL No. Nilai Prestasi Kerja 1 > 91 Sangat Baik Baik Cukup Kurang 5 < 50 Buruk Sumber : Permentan No 91 Tahun 2013 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian = NST NSR = NR : JIK NR NST NSR PI JIK : Nilai Range : Nilai Skor Tertinggi : Nilai Skor Terendah : Panjang Interval : Jumlah Interval Kelas Perhitungan untuk membuat interval kelas total untuk setiap indikator adalah sebagai berikut : NST = (2 indikator x 5 pertanyaan x bobot pertanyaan 3) = 30 NSR = (2 indikator x 5 pertanyaan x bobot pertanyaan 1) = 10 = = 20 = 20 : 3 = 6,66 Perhitungan untuk membuat interval kelas untuk setiap indikator adalah sebagai berikut : NST = (5 pertanyaan x bobot pertanyaan 3) = 15 NSR = (5 pertanyaan x bobot pertanyaan 1) = 5 = 15-5 = 10 = 10 : 3 = 3,33 Perhitungan membuat interval kelas untuk setiap pertanyaan adalah sebagai berikut: NST = (1 pertanyaan x bobot pertanyaan 3) = 3 NSR = (1 pertanyaan x bobot pertanyaan 1) = 1 = 3-1 = 2 127

4 = 2 : 3 = 0,66 Menjawab tujuan ketiga yaitu untuk mengukur tingkat keberhasilan program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin juga dilakukan dengan metode skala Likert yang diukur melalui 3 indikator : hasil, manfaat dan dampak. Setiap indikator terdapat 3 pertanyaan sehingga total pertanyan berjumlah 9 pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor 3 untuk kriteria tinggi, skor 2 untuk kriteria sedang, dan skor 1 untuk kriteria rendah. Dengan demikian, total skor tertinggi tingkat persepsi petani terhadap tingkat keberhasilan program LDPM adalah 27 dan total skor terendah adalah 9. Rumus yang dipakai untuk membuat interval kelas adalah: NR PI = NST NSR = NR : JIK di mana : NR : Nilai Range NST : Nilai Skor Tertinggi NSR : Nilai Skor Terendah PI : Panjang Interval JIK : Jumlah Interval Kelas Perhitungan untuk membuat interval kelas total untuk setiap indikator adalah sebagai berikut : NST = (3 indikator x 3 pertanyaan x bobot pertanyaan 3) = 27 NSR = (3 indikator x 3 pertanyaan x bobot pertanyaan 1) = 9 = 27-9 = 18 = 18 : 3 = 6 Perhitungan untuk membuat interval kelas untuk indikator 1 adalah sebagai berikut : NST = (3 pertanyaan x bobot pertanyaan 3) = 9 NST = (3 pertanyaan x bobot pertanyaan 1) = 3 = 9 3 = 6 = 6 : 3 = 2 Perhitungan membuat interval kelas untuk setiap pertanyaan adalah sebagai berikut : NST = (1 pertanyaan x bobot pertanyaan 3) = 3 NST = (1 pertanyaan x bobot pertanyaan 1) = 1 = 3-1 = 2 = 2 : 3 = 0,66 Menjawab tujuan keempat yaitu menganalisis hubungan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan tingkat keberhasilan program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin, maka digunakan analisis korelasi rank Spearman dengan hipotesis sebagai berikut : Ho Ha : Tidak ada hubungan antara kedua variabel : Ada hubungan antara kedua variabel Kaidah dalam pengambilan keputusan: z hitung < z α (n) = Terima Ho z hitung z α (n) = Tolak Ho atau terima Ha di mana = 0,05 Hasil dan Pembahasan Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam Tupoksi Keberadaan petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) saat ini sangat dibutuhkan dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya dalam rangka turut menjaga stok kebutuhan pangan nasional. Kiprah seorang petugas penyuluh 128

5 pertanian dimulai dari awal melakukan kegiatan usahatani bahkan dimulai dari penentuan keputusan komoditi apa yang akan dibudidayakan atau yang layak dibudidayakan oleh petani. Kinerja Penyuluh PPL di Kecamatan Makarti Jaya dalam tupoksinya didasarkan pada Permentan No 91 Tahun 2013 yang terdiri dari 3 indikator diukur melalui 16 parameter yang dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan indikator pertama yaitu persiapan penyuluhan pertanian, PPL Kecamatan Makarti Jaya sudah dikategorikan cukup baik. Hal tersebut terbukti karena PPL sepenuhnya sudah membuat data potensi wilayah dan agroekosistem berupa adanya peta wilayah binaan, peta dan potensial wilayah binaan, adanya rencana jadwal kegiatan penyuluhan di masing-masing wilayah binaan. PPL juga selalu membuat RKTPP (Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian dan menyusun program pertanian secara bersama-sama. Selain hal tersebut PPL juga ikut berperan aktif berupa bimbingan dalam penyusunan RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok) kepada setiap kelompok tani yang berada dalam wilayah binaan PPL. Penyusunan RDKK dilaksanakan secara musyawarah oleh Pengurus kelompok tani, anggota, dan PPL sebagai pembimbing. RDKK yang biasa disusun secara bersama yaitu RDKK Pupuk Bersubsidi dan Bantuan Benih. Selain hal tersebut, PPL juga sangat berperan aktif dalam peningkatan kapasitas petani, peningkatan kelas kelompok tani, dan penumbuhan kelompok tani baru. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian, PPL di BP3K Kecamatan Makarti juga tergolong cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari hasil penilaian PPL sendiri. Dalam melaksanakan desminasi/penyebaran materi penyuluhan, sebenarnya PPL sudah menyebarkan materi. Desminasi/ penyebaran materi yang diberikan PPL berupa dan melaksanakan penerapan metode penyuluhan dalam bentuk kunjungan/tatap muka tetapi PPL sendiri mengakui bahwa PPL kurang responsif dalam menganalisis penerapan penyuluhan di lapangan. Kegiatan evaluasi dan pelaporan dalam kegiatan penyuluhan memang sudah dilaksanakan oleh PPL. Tetapi kegiatan evaluasi dan pelaporan yang melibatkan petani masih kurang intens. Evaluasi dan pelaporan yang melibatkan petani hanya dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada saat musim tanam dan pasca panen. Sebagaimana yang telah ditampilkan pada tabel di atas, bahwa tingkat kinerja PPL di Kecamatan Makarti Jaya berada pada kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya mengenai kinerja PPL dalam tugas dan fungsinya di Kecamatan Makarti Jaya dapat dilihat pada Tabel 3. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dalam Program LPDM diukur melalui 2 indikator berdasarkan penilaian dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sendiri dan penilaian petani yang mengikuti program LDPM tersebut. Indikator pengukuran terhadap kinerja PPL yaitu berdasarkan kegiatan penyuluhan dalam program LDPM serta pelaporan dan evaluasi dalam program LDPM (Tabel 4). Tabel 3. Pengukuran Rata-rata Kinerja PPL dalam Tupoksinya di Kecamatan Makarti Jaya No Persiapan Penyuluhan Pertanian Indikator Kinerja PPL Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Evaluasi Pelaporan Total NEM ,00 Cukup ,75 Cukup ,75 Cukup ,00 Cukup ,50 Baik ,00 Kurang ,00 Baik Total NPK Rerata 20 31,43 5,71 57,14 71,43 Cukup Tingkat Kinerja 129

6 Tabel 4. Penilaian Tingkat Kinerja PPL dalam Program LDPM menurut Penilaian PPL di Kabupaten Banyuasin Penilaian PPL Persepsi Petani No Indikator Skor Kriteria Skor Kriteria 1 Kegiatan Penyuluhan Pertanian 12 Tinggi 9,67 Sedang 2 Pelaporan Dan Evaluasi 11 Sedang 9,35 Sedang Total 23 Sedang 19,02 Sedang Berdasarkan penilaian PPL, tingkat kinerjanya dalam kegiatan penyuluhan pertanian berada pada kriteria sedang dengan total skor 12,00. Hal tersebut diukur dari lima pengukuran melalui indikator kegiatan penyuluhan pertanian. Pada kenyataannya, PPL mengakui bahwa sudah mengatur jadwal dan memberikan materi yang berhubungan dengan program LDPM seperti materi untuk peningkatan setiap unit usaha yang diusahakan oleh Gapoktan Sri Rejeki. Sementara materi yang diberikan PPL kepada petani berupa arahan kepada petani untuk menjual hasil pangannya ke lumbung LDPM sehingga akhirnya petani terbantu untuk memperoleh harga produksi yang lebih baik disaat panen raya. Pelaporan dan evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting dilihat dari segi manfaatnya yaitu sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/ kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelapporan dan evaluasi dapat digunakana untuk memperbaiki perencanaan program dan kinerja penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan, dan membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping program LDPM, penyuluh pertanian perlu dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja PPL. Penilaian tersebut bisa dilakukan melalui diri sendiri. Tetapi selain itu, PPL juga perlu diberi penilaian atas kinerjanya melalui orang-orang yang menjadi subjek kegiatan penyuluhannya. Orang-orang tersebut adalah petani. Pada tabel berikut dijelaskan bangaimana persepsi petani terhadap kinerja PPL dalam kegiatan penyuluhan pertanian untuk program LDPM. Dalam melakukan tugasnya sebagai pendampingan saat mengirim laporan dan pembuatan pembukuan, PPL hanya melakukan pendampingan kepada Gapoktan dan Kelompoktani saja serta hanya sedikit petani yang mengetahui pembukuan lumbung pangan LDPM secara jelas. Tetapi dalam kegiatan memfasilitasi proses pembelian maupun pembelian gabah dan beras, banyak petani yang mengakui bahwa PPL membantu/memfasilitas kegiatan tersebut. Biasanya, PPL menganjurkan petani untuk menjual beras/gabah ke lumbung pangan LDPM tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kinerja PPL dalam kegiatan penyuluhan program LDPM berdasarkan persepsi kelompok tani madya berada pada kriteria sedang dengan tingkat kinerja dalam kegiatan penyuluhan sebesar 8,93. Sementara berdasarkan hasil penelitian, tingkat kinerja PPL dalam kegiatan penyuluhan program LDPM berdasarkan persepsi kelompok tani lanjut berada pada kriteria sedang dengan tingkat kinerja dalam kegiatan penyuluhan sebesar 10,03. Tingkat kinerja PPL dalam evaluasi program LDPM berdasarkan kelompok tani madya berada pada kriteria sedang dengan skor 8,67 dan kelompok tani lanjut berada pada kriteria sedang dengan skor 9,70. Hasil penelitian di lapangan, dalam kegiatan evaluasi dan pelaporan, PPL melibatkan Gapoktan, Kelompok tani, dan petani. Hal ini dilakukan PPL karena PPL menyadari bahwa ketiga subjek tersebut merupakan Tabel 5. Penilaian Tingkat Kinerja PPL dalam Program LDPM menurut Penilaian Petani di Kabupaten Banyuasin No Indikator K.Tani Madya K. Tani Lanjut Skor Kriteria Skor Kriteria 1 Kegiatan Penyuluhan Pertanian 8,93 Sedang 10,03 Sedang 2 Pelaporan Dan Evaluasi 8,67 Sedang 9,70 Sedang Total 17,60 Sedang 19,73 Sedang 130

7 satu kesatuan yang utuh. Tingkat Keberhasilan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Untuk mengukur tingkat keberhasilan program LDPM ada 3 indikator yaitu : Hasil, Manfaat, dan Dampak. Tingkat keberhasilan program LDPM diukur menurut petani dan kelompok tani yang mengikuti program LDPM tersebut. Skor tingkat keberhasilan program LDPM dapat dilihat pada Tabel 6. Tingkat keberhasilan dinilai penting dalam program LDPM. Hal itu disebabkan karena tingkat keberhasilan merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat sampai sejauh mana program LDPM itu telah terlaksana. tingkat keberhasilan program LDPM sangat ditentukan oleh kerjasama setiap pihakpihak yang terlibat. Ketersediaan cadangan pangan di lumbung LDPM ini masih terus ada meski pada masa paceklik. Hal tersebut terbukti karena banyak petani contoh yang mengakui bahwa di gudang penyimpanan milik Gapoktan Sri Rejeki tersedia cadangan pangan dan banyaknya petani yang melakukan penjualan gabah/beras ke lumbung pangan LDPM. Sehingga indikator hasil dari keseluruhan pengukuran tersebut memiliki skor total 7,96 dengan kriteria tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran indikator manfaat untuk tingkat keberhasilan program ada tiga pengukuran yang dilakukan yaitu pengelolaan dana bansos, pengendalian harga gabah, dan akses pangan pada masa paceklik. Pada program LDPM di Kecamatan Makarti Jaya, pengelolaan dana bansos masih dikelola dengan baik oleh Gapoktan. Berdasarkan hasil pengukuran indikator dampak untuk tingkat keberhasilan program ada tiga pengukuran yang dilakukan yaitu terkendalinya harga pangan pada masa paceklik, terwujudnya ketahanan pangan, dan peningkatan pendapatan petani. Pada masa paceklik harga pangan di daerah Gapoktan Kecamatan Makarti Jaya masih terkendali. Selain petani masih banyak yang memiliki cadangan pangan pribadi yang disimpan di lumbung pangan LDPM, harga beras jika membeli di lumbung sendiri tidak terlalu mahal. Selisih harga pada masa paceklik sekitar Rp. 500,00 hingga Rp. 1000,00 / Kg. Hubungan Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Tingkat Keberhasilan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Dari penelitian yang telah dilaksanakan, kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan tingkat keberhasilan dalam program LDPM diolah dengan perhitungan skor. Hasil perhitungan skor tersebut lalu dibagi kedalam pembagian interval kelas, yang terdiri dari kriteria tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil perhitungan, hubungan kinerja Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) terhadap tingkat keberhasilan dalam program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) yang dianalisis dengan uji korelasi spearman dengan taraf nyata atau tingkat kepercayaan (α = 0,05). Pada hasil perhitungan, diperoleh rs sebesar 0,48 sehingga didapat nilai z sebesar 3,18 sedangkan z tabel sebesar 1,960 yang berarti bahwa kaidah keputusan yang diambil adalah tolak Ho. Artinya ada hubungan antara kinerja PPL dengan tingkat keberhasilan program LDPM di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kinerja PPL, maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan program LDPM tersebut. Dari penelitian yang telah dilaksanakan dan dilakukan analisis, dapat dilihat bahwa PPL telah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan penyuluhan serta evaluasi dan pelaporan pada program LDPM, tetapi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PPL masih kurang maksimal sehingga kinerjanya berada pada kriteria sedang. Hal ini dikarenakan PPL yang menjadi penyuluh pendamping Tabel 6. Tingkat Keberhasilan Program LDPM di Kabupaten Banyuasin No Pengukuran Skor Kriteria 1. Hasil 7,96 Tinggi 2. Manfaat 6,38 Sedang 3. Dampak 7,25 Tinggi Total 22,59 Tinggi 131

8 pada tahap penumbuhan dan pengembangan dipindahtugaskan ke desa lain sehingga digantikan oleh Kepala BP3K Kecamatan Makarti Jaya. Kinerja Kepala BP3K yang tugasnya sebagai penyuluh pendamping dalam program LDPM kurang maksimal. Selain tidak adanya surat kerja untuk melanjutkan pendampingan pada program LDPM, wilayah kerja Kepala BP3K yang juga luas menjadi faktor penyebab kinerja penyuluh pendamping pada kriteria sedang. Tetapi dalam hal ini, PPL tidak menutup mata akan program LDPM yang sedang dilaksanakan oleh Gapoktan Sri Rejeki. PPL masih memberikan bimbingan/pendampingan dan kegiatan evaluasi serta pelaporan meskipun hal tersebut dilakukan tidak dengan pelaksanaan yang intens. Sebaliknya tingkat keberhasilan program LDPM yang tinggi disebabkan karena baik Pengurus Lumbung LDPM dan petani saling bekerja sama untuk meningkatkan unit usaha yang mereka miliki. Pengurus lumbung LDPM sudah mandiri dalam mengurus setiap unit usaha yang dimiliki dan petani mendukung hal tersebut dengan selalu menjual gabah/beras ke lumbung LDPM. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin tergolong dalam kriteria cukup dengan rata-rata Nilai Prestasi Kerja (NPK) sebesar 71,43. Kinerja PPL dalam program LDPM berdasarkan persepsi petani yang diukur melalui 2 indikator yaitu kegiatan penyuluhan pertanian dan evaluasi dan pelaporan tergolong dalam kriteria sedang dengan skor rata-rata tingkat kinerja PPL sebesar 19,0. Tingkat keberhasilan program LDPM di Kecamatan Makarti Jaya tergolong dalam kriteria tinggi dengan skor rata-rata tingkat keberhasilan sebesar 21,58 dan terdapat hubungan antara kinerja PPL dalam program LDPM dengan tingkat keberhasilan program LDPM di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Daftar Pustaka Armstrong, M Performance Management. Terjemahan. Tony Setiawan. Tugu. Yogyakarta. Departemen Pertanian Pedoman Teknis Kegiatan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Tahun Departemen Pertanian, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. html, (Diakses 30 November 2015). Departemen Pertanian Pedoman Umum Kegiatan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Tahun Jahi, Amri dan Ani, Leilani Kinerja Penyuluh Pertanian di Beberapa Kabupaten, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. Vol. 2 No.2. Khudori. Political Will Pemerintah Dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Diversifikasi Pangan, Makalah disampaikan dalam Seminar Mewujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia Melalui Diversifikasi Pangan. UGM Yogyakarta. Lubis, Linda Jannahari Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Kabupaten Serdang Bedagai, Tesis S2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatara Utara, Medan. Maulid Sari, Awal. Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Bali Di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, Tesis S2. Universitas Udayana. Denpasar. Peraturan Pemerintah No Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun 1996 Sukmadinata, N. S, Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung. 132

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution

Lebih terperinci

FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS

FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh LINDA JANNAHARI LUBIS 097039009/MAG PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 341-352 ISSN 2302-1713 PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO Rusita Dewi Saputri,Sapja Anantanyu,

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT Febrian Husnuzhan 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi zhancrash@gmail.com Dedi Djuliansyah

Lebih terperinci

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOK/RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOK/RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK Partisipasi Anggota Kelompoktani dalam Penyusunan...(Suwiton M. Anis, Lukman Effendy dan Elih Juhdi Muslihat) PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOK/RENCANA DEFINITIF

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) Melfrianti Romauli *), Lily Fauzia **),

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR Ugik Romadi 1) dan Dika Lusianto 2) 1) Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP),

Lebih terperinci

Oleh. M. Fikri Akbar *) ABSTRACT

Oleh. M. Fikri Akbar *) ABSTRACT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Kasus Gapoktan Maju Bersama Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur) Oleh M. Fikri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014 KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok yang bersifat mendasar, sehingga memiliki sifat strategis dalam pembangunan baik tingkat wilayah maupun nasional. Untuk mewujudkan ketersediaan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT STUDI MENGENAI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) HORTIKULTURA KABUPATEN KARO (Studi Kasus : Desa Serdang dan Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo) Syafrizal Barus*), Meneth

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI WADAH KOPERASI UNTUK MENCAPAI KETAHANAN PANGAN. Menteri Pertanian RI Pada : Jakarta Food Security Summit (JFSS)

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI WADAH KOPERASI UNTUK MENCAPAI KETAHANAN PANGAN. Menteri Pertanian RI Pada : Jakarta Food Security Summit (JFSS) PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI WADAH KOPERASI UNTUK MENCAPAI KETAHANAN PANGAN Menteri Pertanian RI Pada : Jakarta Food Security Summit (JFSS) JAKARTA, 12 13 FEBRUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN KOPERASI UU

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN

DINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN DINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN Omega Runtunuwu *, B. F. J. Sondakh, B. Rorimpandey dan F.N. S. Oroh Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 Vol. 2 No.2 Hal : 93-97 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEBERDAYAAN ANGGOTA GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI DESA NAMBANGAN KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 2, MEI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 2, MEI 2016 DAMPAK BANTUAN SOSIAL PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT () TERHADAP KINERJA GAPOKTAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (The Impact of on The Performance of Gapoktan in Natar District

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU JURNAL Motivasi Pembudidaya Dalam Usaha Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Jorong Rambahan Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat OLEH RAFIKAH NIM:

Lebih terperinci

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY) AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) Reslila Sitopu *), Lily Fauzia **) dan Jufri **) *) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 9/Permentan/OT.40/9/03 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension PERSEPSI PENYULUH DAN PETANI TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA THE PERCEPTIONS AGRICULTURAL EXTENSION FIELD AND

Lebih terperinci

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT PEGUATA PERA LEMBAGA KELOMPOK TAI DALAM PEGEMBAGA USAHA TAI KOPI RAKYAT (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) Hesti Herminingsih Staf Pengajar pada Fakultas MIPA

Lebih terperinci

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI e-j. Agrotekbis 2 (5) : 505-509, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI The Role

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah beras. Hal ini karena beras

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah beras. Hal ini karena beras BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas tanaman pangan yang memiliki posisi paling penting dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah beras. Hal ini karena beras merupakan bahan makanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 1

Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 1 Partisipasi Petani dan Efektivitas Gapoktan dalam Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Farmers Participation and Gapoktan Effectiveness on

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK) MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan Judul : Evaluasi Pelaksanaan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Pada Gapoktan Di Kabupaten Tabanan : Studi Gapoktan Aseman III di Desa Megati. Nama : Gede Crisna Wijaya NIM : 1306105100

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG (Kasus: Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang) Rofiqoh Ahmad 1), Yusak Maryunianta

Lebih terperinci

Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK

Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN PADA USAHATANI PADI SAWAH LEBAK DENGAN SISTEM YARNEN DAN TUNAI DI KECAMATAN RAMBUTAN KABUPATEN BANYUASIN Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA (THE RELATIONSHIP

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Program Lumbung Pangan Masyarakat di Subak Seronggo Desa Pangkungkarung Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan

Evaluasi Penerapan Program Lumbung Pangan Masyarakat di Subak Seronggo Desa Pangkungkarung Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan Evaluasi Penerapan Program Lumbung Pangan Masyarakat di Subak Seronggo Desa Pangkungkarung Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan I GEDE DAKSA WISMAYA, I NYOMAN SUTJIPTA, WAYAN SUDARTA Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN : TINGKAT KEBERHASILAN SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI DI KABUPATEN TABANAN Dewa Nyoman Darmayasa, S.P.,M.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Abstrak Simantri atau lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK TANI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI DESA PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERAN KELOMPOK TANI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI DESA PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERAN KELOMPOK TANI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI DESA PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG I MADE BUDIARTA, ALIMUDIN LAAPO, ABDUL HAMID JURNAL PROGRAM STUDI STRATA SATU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN: KERAGAAN KOMUNIKASI DALAM DIFUSI MANAJEMEN USAHATANI PADI PESERTA SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) DI KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR Nukmal Hakim dan Selly Oktarina ) Staf Pengajar

Lebih terperinci

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian DINAMIKA ORGANISASI GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN(PUAP) Evri Ricky Rodesta Sianturi *), Meneth Ginting **), dan Rahmanta Ginting **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015 PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI DI KELURAHAN TUGUSARI KECAMATAN SUMBERJAYA KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Role of Farmers Group on the Income Improvement of Coffee Farmers in Tugusari

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 37 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP TINGKAT PRODUKSI PADI DI DESA BUKIT

Lebih terperinci

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA

Lebih terperinci

HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA DOMESTIK BERAS DAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA UTARA

HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA DOMESTIK BERAS DAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA UTARA HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA DOMESTIK BERAS DAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA UTARA MUHAMMAD AZHAR, TAVI SUPRIANA, DIANA CHALIL Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PROGRAMA PENYULUHAN DI DESA BUKIT BATU KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS

KAJIAN PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PROGRAMA PENYULUHAN DI DESA BUKIT BATU KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS KAJIAN PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PROGRAMA PENYULUHAN DI DESA BUKIT BATU KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS Syikhristani, Rosnita dan Shorea Khaswarina (syikhristani@yahoo.com 0813 6413 7471)

Lebih terperinci

Perilaku Petani dalam Usahatani Padi di Lahan Rawa Lebak

Perilaku Petani dalam Usahatani Padi di Lahan Rawa Lebak Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 011 ISBN 78-0-147-0- 115 Perilaku Petani dalam Usahatani Padi di Lahan Rawa Lebak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya. Badan Pusat Statistik (2009) melaporkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (PKP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (EFFECTIVENESS AND PARTICIPATION SOCIETY AGAINST THE URBAN POVERTY ERADICATION

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kepuasan pengguna yang menjadi tujuan dari perusahaan dituangkan dalam strategi dan rencana kerja yang diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran dan pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT (Kasus: Program PHT Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon) LUKI SANDI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode 46 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu

Lebih terperinci

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DESA RINGGIT KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Priyo Utomo, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 2 : (Juli 2017) ISSN

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 2 : (Juli 2017) ISSN HUBUNGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN KEBERHASILAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA Ismail Dali, Fietje S. Oley, Anneke K. Rintjap*, Judy M. Tumewu Fakultas

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi

Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi EDISON, SP KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN B. ACEH Disampaikan pada Pertemuan Penyuluh Pertanian se-kota Banda Aceh BPP Lueng Bata, 5 Maret 2015 Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif, III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif, yaitu salah satu metode penelitian dengan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI ORGANIK PESERTA SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU (Income and Walfare Level of Organic Rice Farmers

Lebih terperinci

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 39

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 39 Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 39 AGRISOCIONOMICS Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian ISSN 2580-0566 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics 2(1): 40-50,

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN Oleh : ALMIRA YUMNA DESTINANDA NIM : 23040113190056 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA USAHA PENGOLAHAN UBI MENJADI OPAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA USAHA PENGOLAHAN UBI MENJADI OPAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA USAHA PENGOLAHAN UBI MENJADI OPAK (Kasus: Desa Tuntungan I Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) Ulfi Widya Sari 1), Yusak Maryunianta 2), A.T.

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas

Lebih terperinci

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)

Lebih terperinci

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: (Print), ISSN: (Online, Vol. 5, No.2: Oktober 2016

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: (Print), ISSN: (Online,  Vol. 5, No.2: Oktober 2016 Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 5, No.2: 208-218 Oktober 2016 Kinerja Kelompok Tani dalam Program Lembaga Distribusi Pangan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA PALAS AJI KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (The Analysis

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN Oleh : KEPALA BADAN PPSDMP 1 DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN UU No. 16 Thn 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017 KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL 1 ( Post Harvest Enhance Technique of Shallot in Bantul Regency) Triyono 2

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL 1 ( Post Harvest Enhance Technique of Shallot in Bantul Regency) Triyono 2 TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL 1 ( Post Harvest Enhance Technique of Shallot in Bantul Regency) Triyono 2 ABSTRACT Post harvest is one of important process in agribusiness

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH BP3K DALAM BIDANG PETERNAKAN DI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

EVALUASI KINERJA PENYULUH BP3K DALAM BIDANG PETERNAKAN DI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA EVALUASI KINERJA PENYULUH BP3K DALAM BIDANG PETERNAKAN DI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Astrid F. Polohindang, B. F. J. Sondakh*, J. Lainawa, J. M. Tumewu Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS Indra Gunawan, Wasrob Nasruddin, dan Rudi Hartono Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

Lebih terperinci

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia paling utama, karena itu pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi individu. Pemenuhan pangan juga sangat penting sebagai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM 73 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM Efektivitas komunikasi dilihat dari tiga aspek meliputi tingkat pengetahuan, tingkat afektif dan tingkat pengetahuan. Melihat tingkat pengetahuan dengan cara memberi

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 3 No. 4, OKTOBER 2015

JIIA, VOLUME 3 No. 4, OKTOBER 2015 PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN PADI ORGANIK DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU (Farmers Perception On Performance Of Extension Workers In Organic Paddy Development

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR DI KABUPATEN DELI SERDANG DAN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR DI KABUPATEN DELI SERDANG DAN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR DI KABUPATEN DELI SERDANG DAN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI Oleh : HASANIA ISMA 060304045 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dina Dwirayani, Tety Suciati. Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati. korespondensi:

Dina Dwirayani, Tety Suciati. Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati.  korespondensi: TINGKAT PERSEPSI DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM LUMBUNG PANGAN DESA (SUATU KASUS DI DESA GEGESIK KIDUL DAN DESA BAYANGLANGU KIDUL KABUPATEN CIREBON) Dina Dwirayani,

Lebih terperinci

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic and Its Perception toward Artificial Insemination)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI Meidianta Ginting*), Thomson Sebayang**), Iskandarini**) *)Alumni Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI DESA JOHO KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**,

Lebih terperinci

dwijenagro Vol. 5 No. 2 ISSN :

dwijenagro Vol. 5 No. 2 ISSN : INTERAKSI PETANI DENGAN PENYULUH PERTANIAN DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM SIMANTRI Kasus pada Gapoktan Kerta Sari Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem Ni Made Widianti, S.P Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 7, Nomor 1, Juli 2016 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) PERAN PENYULUHAN DAN HUBUNGANNYA TERHADAP TINGKAT KEBERDAYAAN PETANI SAGU DI KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Eko Budi Hariyani, Totok Mardikanto, Hanifah Ihsaniyati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai 50 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan diidentifikasi.

Lebih terperinci